Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

23
TEORI-TEORI INTELEGENSI 1. FRANK S FREEMAN An aptitude is a combination characteristics indicative an individual’s capacity to acquire (with training) some specific knowledge, skill, or set of organized responses, such as the ability to speak a language, to become a musician, to do mechanical work (1976). Kecerdasan merupakan : 1. Kemampuan adaptasi atau penyesuaian, yakni kemampuan seseorang untuk menyesuaikan dengan alam sekitar. 2. Kemampuan belajar, the ability to learn "Intelligence is the learning ability". 3. Kemampuan berpikir abstrak 2. FLYNN Menurut James R. Flynn yang dikutip oleh Lawrence (1998) mengungkapkan bahwa angka IQ telah meningkat lebih dari dua puluh poin sejak pertama kali digunakan pada awal abad ini. Hal ini dimungkinkan disebabkan oleh perubahan sikap orang tua dalam membesarkan anak setelah Perang Dunia II. Sejak abad kesembilan belas, sesaat setelah revolusi industri, beberapa ahli psikometri dan pengguna tes menengarai adanya peningkatan skor IQ populasi per tahun. Hal yang menarik adalah peningkatan ini ternyata terjadi secara relatif konstan, yaitu 3 poin per dekade. Kendati telah diketahui sejak lama, 1

Transcript of Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

Page 1: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

TEORI-TEORI INTELEGENSI

1. FRANK S FREEMAN

An aptitude is a combination characteristics indicative an individual’s

capacity to acquire (with training) some specific knowledge, skill, or set of

organized responses, such as the ability to speak a language, to become a

musician, to do mechanical work (1976).

Kecerdasan merupakan :

1. Kemampuan adaptasi atau penyesuaian, yakni kemampuan seseorang untuk

menyesuaikan dengan alam sekitar.

2. Kemampuan belajar, the ability to learn "Intelligence is the learning ability".

3. Kemampuan berpikir abstrak

2. FLYNN

Menurut James R. Flynn yang dikutip oleh Lawrence (1998)

mengungkapkan bahwa angka IQ telah meningkat lebih dari dua puluh poin

sejak pertama kali digunakan pada awal abad ini. Hal ini dimungkinkan

disebabkan oleh perubahan sikap orang tua dalam membesarkan anak

setelah Perang Dunia II.

Sejak abad kesembilan belas, sesaat setelah revolusi industri,

beberapa ahli psikometri dan pengguna tes menengarai adanya peningkatan

skor IQ populasi per tahun. Hal yang menarik adalah peningkatan ini ternyata

terjadi secara relatif konstan, yaitu 3 poin per dekade. Kendati telah

diketahui sejak lama, James R. Flynn adalah orang pertama yang

mengungkapkan hal ini secara sistematis, oleh karena itu fenomena ini

akhirnya dikenal dengan nama flynn effect sebagai penghargaan terhadap

nama penemunya (Board of Scientific Affairs of the American Psychological

Association, 1995; Plucker, 2003).

1

Page 2: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

Flynn effect ditemui pada semua Negara industri, negara yang paling

sering melakukan pengukuran IQ sejak pertama kali dilakukan pengukuran

secara masal pada awal 1900an. Peningkatan ini sangat aneh dan

memancing diskusi karena kenaikan skor sebesar 5 sampai 6 poin per

dekade hanya terjadi pada alat tes IQ yang hanya mengukur aspek pattern

recognition dan spatial visualization (fluid intelligence, misalnya tes Raven

Progressive Matrix), namun tidak terjadi peningkatan skor pada aspek

vocabulary, general information dan arithmetic. Pada alat tes IQ seperti

Stanford Binet dan Wechsler yang mengukur aspek crystallized dan fluid

intelligence sekaligus, kenaikan skor berkisar setengahnya, yaitu 3 poin per

decade (Plucker, 2003).

Faktor-faktor yang (Diduga) Menyebabkan

Terjadinya Flynn Effect

Sampai saat ini, penyebab terjadinya flynn effect masih belum diketahui.

Bagaimanapun juga, sampai saat ini, ada beberapa hipotesis utama yang

dilontarkan sehubungan dengan penyebab terjadinya flynn effect (Board of

Scientific Affairs of the American Psychological Association, 1995; Plucker,

2003), yaitu:

1. Hipotesis pertama, perbedaan budaya antar-generasi. Kehidupan sehari-

hari yang makin kompleks (sebagaimana diungkapkan Kohn & Schooler

pada tahun 1973), perubahan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi diduga menimbulkan kekompleksan berpikir yang

akhirnya didugamenyebabkan terjadinya peningkatan skor IQ.

2. Hipotesis kedua diungkapkan oleh Lynn pada tahun 1990. Lynn

menunjukkan bahwa peningkatan skor IQ terjadi bersamaan dengan

peningkatan gizi masyarakat yang terlihat dari peningkatan rata-rata

tinggi badan, yang pada gilirannya sangat memungkinkan diikuti oleh

perkembangan ukuran otak. Hal senada juga pernah diungkap oleh

Flynn. Flynn juga pernah menduga bahwa perbaikan gizi yang ditandai

dengan perkembangan tinggi badan berkaitan dengan peningkatan skor

IQ. Dugaan ini ditinggalkan karena flynn effect tetap terjadi pada

2

Page 3: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

masyarakat yang sedang kekurangan gizi, asalkan tidak berada pada

tahap yang serius. Selain itu, ketika peningkatan tinggi badan terhenti,

flynn effect tetap berlangsung terus secara stabil.

3. Hipotesis ketiga mengulas definisi kecerdasan. Flynn sendiri meyakini

bahwa kecerdasan yang sebenarnya (the true intelligence) tidak

mungkin berkembang sebagaimana ditunjukkan oleh data yang ada.

Apabila hal ini memang terjadi (masyarakat memang semakin genius

masyarakat pasti tidak akan mengalami kembali masa renaissance

kebudayaan (Flynn, 1987, p.187, sitat dalam Board of Scientific Affairs of

the American Psychological Association, 1995). Oleh karena itu, Flynn

menduga bahwa yang mengalami peningkatan bukanlah kecerdasan itu

sendiri, melainkan hanya bagian kecil, yaitu kemampuan penyelesaian

masalah yang bersifat abstrak (abstract problem solving ability).

4. Hipotesis keempat memunculkan aspek test sophistication sebagai

penyebab. Peningkatan penguasaan teknik-teknik pengerjaan tes diduga

terkait dengan Flynn effect. Ternyata, lagi-lagi, hipotesis ini gugur

karena Raven menemukan bahwa peserta tes tetap bersungguh-

sungguh dalam pengerjaan tes.

5. Hipotesis berikutnya adalah pendidikan. Perlu diingat bahwa flynn effect

terjadi pada aspek-aspek yang tidak terkait dengan materi pelajaran di

sekolah. Justru ratarata pada aspek-aspek tersebut terkesan sama,

bahkan terkadang berkurang. Hal terpenting adalah, kesadaran dan

pengakuan bahwa peningkatan skor IQ menunjukkan bahwa peserta tes

telah mempelajari teknik-teknik penyelesaian tes dengan lebih baik. Di

sisi lain, tindakan terburu-buru meyakini bahwa flynn effect disebabkan

oleh peningkatan keterampilan bersekolah adalah sesuatu yang

mengada-ada dan tidak beralasan.

6. Hipotesis keenam menyatakan bahwa peningkatan kadar testosteron

sebagai akibat kinerja hormon DHEA dan melatonin. Sayangnya, tidak

banyak literature yang menanggapi hipotesis ini, sehingga tingkat

kebenarannya menjadi dipertanyakan. Jadi, pada akhirnya misteri

seputar penyebab terjadinya Flynn Effect belum terpecahkan.

Tempat-tempat Ditemukannya Flynn Effect

3

Page 4: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

Berdasarkan penelitian Flynn pada tahun 1994, flynn effect sekurang-

kurangnya telah ditemui pada 21 negara, yaitu Amerika Serikat, Australia,

Austria, Belanda, Belgia, Brasil, Cina, Denmark, Inggris, Irlandia Utara, Israel,

Jepang, Jerman Barat, Jerman Timur, Kanada, Norwegia, Prancis, Selandia

Baru, Swedia, dan Swiss (Plucker, 2003).

Perlu diingat bahwa flynn effect terjadi pada aspek-aspek yang tidak

terkait dengan materi pelajaran di sekolah. Justru ratarata pada aspek-aspek

tersebut terkesan sama, bahkan terkadang berkurang.

Flynn Effect

Sekalipun telah muncul sekitar 20 tahun yang lalu, tidak semua orang

berpendapat sama tentang keberadaan flynn effect. Ada 3 pendapat yang

dilematis seputar keberadaan flynn effect (Neisser, 1999), yaitu:

1. Flynn effect sepenuhnya benar. Pendapat pertama memunculkan pemikiran

bahwa flynn effect memang nyata dan benar-benar terjadi. Golongan ini

meyakini bahwa IQ, yang sampai sekarang dianggap sebagai simbol

kecerdasan, pada tingkat populasi mengalami peningkatan. Problem yang

muncul adalah pendapat ini menyatakan bahwa masyarakat awam yang kita

temui sehari-hari di pasar, kantor, dan tempattempat lain pasti lebih cerdas

daripada tokoh-tokoh intelektual di masa lalu, seperti Albert Einstein, Isaac

Newton, John Stuart Mill, dan Sir Francis Galton (paling tidak pada aspek

kemampuan berpikir abstrak). Mengapa, karena setiap dekade terjadi

kenaikan skor IQ populasi sebesar 3 poin, berarti dalam 500 tahun telah

terjadi kenaikan skor IQ sebesar 150 poin, orang-orang yang dulu dianggap

jenius, sekarang bisa-bisa dianggap dungu dan bodoh. Apakah benar

demikian? Cara termudah untuk membuktikan hal ini adalah dengan

membandingkan kecepatan perkembangan anak (kognitif dan bahasa) antar-

dekade.

2. Flynn effect sebagian benar, sebagian artefak (buatan). Pendapat ini

terdengar lebih masuk akal, flynn effect tidak sepenuhnya terjadi secara

otomatis, sebagian terjadi karena kesengajaaan (buatan/usaha manusia).

Satu-satunya masalah adalah pendapat ini sepertinya dilontarkan secara

4

Page 5: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

asal-asalan, tanpa dasar pemikiran yang jelas. Alasannya adalah peningkatan

skor IQ hanya terjadi pada aspek fluid intelligence, namun tidak ditemui pada

aspek crystallized intelligence. Apakah para ahli perkembangan dan

pendidikan anak memang hanya berniat meningkatkan fluid intelligence?

Flynn effect sama sekali salah, sepenuhnya adalah artefak. Adalah sesuatu

yang aneh tetapi nyata, bahwa Flynn sendiri berada pada posisi ini. Ia

berpendapat bahwa tidaklah mungkin kecerdasan manusia, yang

sebenarnya, mengalami peningkatan sedemikian rupa. Menurutnya, kenaikan

hanya terjadi pada aspek penyelesaian masalah yang bersifat abstrak.

Manusia yang hidup berabad-abad yang lalu tetap. sepintar dan secerdas

manusia sekarang, hanya saja mereka tidak memperoleh skor IQ yang sama

baik dengan manusia sekarang. Masalah utama dengan pendapat ini adalah

sampai sekarang masih belum diketahui cara untuk meningkatkan skor IQ

secara permanen. Proyek-proyek yang pernah dicobakan untuk

meningkatkan skor IQ sesaat setelah dilahirkan, seperti Abecdarian dan

Milwaukee tidak memberikan hasil yang memuaskan. Untuk meraih

peningkatan skor sebanyak 5 poin saja sudah merupakan sesuatu yang

meragukan. Apabila demikian, bagaimana mungkin kita berpendapat bahwa

flynn effect muncul karena kesengajaan. Peningkatan skor IQ yang drastik

tentu menjadi suatu fenomena yang menyenangkan. Itu menandakan bahwa

kita dapat menghasilkan anak-anak yang supercerdas. Sayangnya belum ada

penjelasan yang memadai seputar penyebab terjadinya flynn effect,

sehingga perjalanan mencari kebenaran flynn effect sepertinya masih jauh

dari berakhir. Selain pendapat-pendapat dilematis di atas, sebenarnya ada

beberapa alasan mengapa flynn effect perlu dibicarakan dan diteliti lebih

lanjut. Pertama, flynn effect merupakan suatu penemuan monumental.

Kedua, hal ini memberikan wacana baru seputar peran lingkungan dan

keturunan terhadap skor IQ dan kecerdasan. Mengapa? Karena sampai

sekarang belum ada teknik yang dapat meningkatkan inteligensi secara

signifikan, padahal flynn effect menunjukkan adanya peningkatan skor IQ

secara konstan sebesar 3 poin per dekade. Ketiga, diperlukannya

pertimbangan baru dalam mengategorikan skor IQ masyarakat. Pengabaian

terhadap dampak-dampak flynn effect dapat membuat individu yang

5

Page 6: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

seharusnya tergolong memerlukan penanganan khusus menjadi terabaikan,

karena dianggap tergolong individu normal.

3. BALDWIN

Intelegensi adalah daya atau kemampuan untuk memahami (Azwar:

2008). Menurut fenomena yang dikenal sebagai efek Baldwin, karakteristik

yang dipelajari atau berkembang pada masa hidup menjadi tersandi secara

bertahap dalam genome dalam banyak generasi, karena organisme dengan

predisposisi lebih kuat untuk mendapatkan sifat memiliki keuntungan

selektif. Sepanjang generasi, jumlah paparan lingkungan yang diperlukan

untuk mengembangkan sifat menurun, dan akhirnya tidak ada paparan

lingkungan yang diperlukan – sifat ini tersandi secara genetis.

Sebuah contoh efek Baldwin adalah perkembangan kalus pada keel

dan strerna dari burung unta. Kalus dapat pada awalnya berkembang

sebagai respon pada abrasi dimana keel dan sterna menyentuh tanah saat

duduk. Seleksi alam lalu memilih individu yang dapat mengembangkan kalus

lebih cepat, hingga perkembangan kalus menjadi terpicu dalam janin dan

dapat terjadi tanpa rangsangan lingkungan. Paper PNAS menjelajahi akibat

dari mekanisme evolusi yang sama dapat secara genetik mengasimilasi sifat

dari bahasa _ sebuah teori yang telah diterima luas oleh mereka yang

percaya pada adanya gen bahasa.

Studi ini memodelkan cara dimana gen menyandikan sifat spesifik

bahasa yang dapat berevolusi bersama dengan bahasa itu sendiri. Kunci

penemuannya adalah kalau gen bahasa dapat berevolusi bersama hanya

dalam lingkungan linguistik yang sangat stabil; sebuah lingkungan linguistik

yang berubah dengan cepat tidak akan memberikan target stabil untuk

seleksi alam. Maka, biologi tidak dapat berevolusi bersama dengan sifat

bahasa yang bermula sebagai kesepakatan budaya belajar, karena

kesepakatan budaya berubah jauh lebih cepat dari gen.

6

Page 7: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

4. V.A.C. HENMON

Menurut nya Intelegensi inteligensi terdiri atas dua macam faktor, yaitu :

a. Kemampuan untuk memperoleh pengetahuan

b. Pengetahuan yang telah diperoleh

5. DAVID WECHSLER

He defined intelligence as the aggregate, or global capacity to act

purposefully, to think rationally, and to deal effectively with his environment

which included the idea that intelligence is not a single capacity but a

multifaceted aggregate. http://www.whonamedit.com/doctor.cfm/767.html

(Inteligensi adalah kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk

bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta menghadapi

lingkungannya dengan efektif)

6. ALFRED BINET & THEODORE SIMON

Menurut Binet, Intelegensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik

yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang,

bersifat monogetik, yaitu berkembang dari satu faktor satuan atau umum.

Jadi untuk melihat apakah seseorang cukup intelijen atu tidak dapat diamati

dari cara kemampuannya untuk melakukan sustu tindakan dan

kemampuannya untuk mengubah arah tindakannya itu apabila perlu.

(Azwar :2008)

Inteligensi mempunyai 3 aspek kemampuan (dalam Sobur: 2003), yaitu:

a. Direction, yaitu kemampuan untuk memusatkan pada suatu masalah

yang harus dipecahkan.

b. Adagtation, yaitu kemapuan untuk menhdagakan adaptasi trgadapa

masalah yang dihadapinya atau fleskdibel dalam menghadapi

masalah.

7

Page 8: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

c. Criticism. Yaitu kemampuan untuk mengkritik baik terhdap masalah

yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri.

7. H.H. GODDARD

Mendefinisikan inteligensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman

seseorang untuk menyelesaikan masalah – masalah yang langsung dihadapi

dan untuk mengantisipasi masalah – masalah yang akan dating (dalam Azwar

: 2008).

8. HOWARD GARDNER

Mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan yang memungkinkan

individu memecahkan Masalah. Teorina disebut teory multiple Inteligence.

dalam teorinya ia mengemukakan sedikitnya ada tujuh jenis inteligensi yang

dimiliki manusia secara alami, diantaranya :

a. Inteligensi bahasa (verbal or linguistic intelligence) yaitu kemampuan

memanipulasi kata – kata didalam bentuk lisan atau tulisan. Misalnya

membuat puisi

b. Inteligensi matematika-logika (mathematical-logical) yaitu kemampuan

memanipulasi system-sistemangka dan konsep-konsep menurut logika.

Misalkan para ilmuwan bidang fisika, matematika

c. Inteligensi ruang (spatial intelligence) adalah kemampuan untuk melihat

dan memanipulasi pola-pola dan rancangan. Contohnya pelaut, insinyur

dan dokter bedah

d. Inteligensi musik (musical intelligence)adalah kemampuan memahami

dan memanipulasi konsep-konsep musik. Contohnya intonasi, irama,

harmoni

e. Inteligensi gerak-tubuh(bodily-kinesthetic intelligence)yakni kemampuan

untuk menggunakan tubuh dan gerak. Misalkan penari, atlet

8

Page 9: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

f. Inteligensi intrapersonal yaitu kemampuan untuk memahami perasaan –

perasaan sendiri, refleksi, pengetahuan batin, dan filosofinya,contohnya

ahli sufi dan agamawan

http://97inc.site50.net/1_2_Artikel.html

9. GEORGE D. STODDARD

Mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan manusia untuk

menyelesaikan masalah yang bercirikan :

a. mengandung kesukaran

b. kompleks, yaitu mampu menyerap kemampuan baru yang sudah

dimiliki untuk menghadapi masalah

c. abstrak, yakni mengandung simbol – simbol yang memerlukan analisis

dan interpretasi

d. ekonomis, yaitu proses mental yang efisien dari penggunaan waktu

e. diarahkan pada suatu tujuan

f. memilik nilai-nilai sosial dan

g. berasal dari sumbernya, yaitu pola fikir yang membangkitkan

kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru dan lain.

10. CHARLES SPEARMAN

Menurut Spearmen, intelegensi mengandung dua komponen kualitatif

yang penting. Yaitu :

a. Education of relation (edukasi relasi), yaitu kemampuan untuk

menemukan suatu hubungan dasar yang berlaku diantara dua hal. Misal

menghubungkan hubungan yang terdapat dalam dua kata “panjang-

pendek”

b. Education of correlates (edukasi korelasi) yaitu kemampuan untuk

menerapkan gubungan dasar yangtelah ditemukan dalam proses edukasi

relasi sebelumnya kedaan situasi baru. Misalnya, bila telah diketahui

9

Page 10: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

bahwa hubungan “panjang” dan “pendek” dalam situasi pertanyaan

seperti “baik-….. ” tentu dapat dilakukan.

Dalam istilah modern apa ya dikonsepkan oleh Spearmen itu dapat

disebut sebagai proses encoding , prosespenyimpulan (inference) dan

aplikasi. Inilah proses penalaran yang dengan mengunakan analogi yang

menurut Spearmen merupakan salah satu indikator faktor g yang terbaik.

Disamping itu, Spearmen mengemukakan lima prinsip kuantitatif dalam

kognisi yaitu:

a. Energi mental. Setiap fikiran cenderung untuk menjaga total output

kognitif stimultannya dalam kuantitas yang tetap walau bagaimanapun

kualitatifnya.

b. Retentivity (kekuatan menyimpan). Terjadninya peristiwa kognitif

menimbulkan kecenderungan untuk terulang kembali.

c. Kelelahan. Terjadinya peristiwa kognitif menimbulkan kecenderungan

untuk melawan terulangnya peristiwa tersebut.

d. Kontrol konatif. Intensotas kognisi dapat dikendalikan oleh konasi

(motivasi)

e. Potensi Primordial. Setiap manifestasi dari keempat prinsif kuantitatif

terdahulu akan ditimbun diatas potensi awal indiviu yang bervariasi.

11. EDWARD LEE THORNDIKE

Intelegesi adalah kemampuan individu untuk memberikan respon yang

tepat terhadap stimulus yang diterimanya. Ia mengkalsifikasikan intelegensi

kedalam tiga bentuk kemampuan yaitu

a. Kemampuan abstrak. Yaitu kemampuan untuk bekerja dengan

menggunakan gagasan dan simbol-simbol.

b. Kemampuan mekanik, yaitu kemampua untuk bekerja dengna

menggunakan alat-alat mekanis dan kemampuan untuk melakukan

pekerjaan yang memerlukan aktivitas indera gerak (sensory motor)

c. Kemampuan social yaitu kemampuan untuk menghadapi orang disekitar

diri sendiri dengan cara-cara yang efektif.

10

Page 11: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

Thorndike percaya bahwa tingkat intelegensi tergantung pada

banyaknya neural connection atau ikatan syaraf antara rangkain stimuluis

dan respon dikarenakan adanya penguatan (reinforcement) yang dialami

seseorang.

12. J.P. GUILFORD

Mengembangkan teori mengenai structur intellect (SI). Dalam model

struktur ini, Guilford berusahamenyertkan kategorisasi perbedaan individual

diberbagaifaktor kemampua mental dalam usahanya memahamai dan

menggambarkan proses-proses mental yang mendasari pernedaanindividual

tersebut.

Model SI dilustrasikan oleh Guiford dlam bentuk kubus atau kotakyang

berdimensi tigayang masing-masing mewakili satu klasifikasi faktor

intelektual yang bersesuaian satu sama lain. Tiap dimensi menggambarkan

jenis keunikan tersendiri dalam aktifitas mental atau pikiran (operation), isi

informasi (content), dan hasil informasi (product). Penjelasannya adalah

sebagai berikut :

a. Content (isi informasi)

Visual yaitu informasi – informasi yang muncul secara langsung dari

stimulasi yang diterina oleh mata.

Auditory yakni informasi – informasi yang muncul secara langsung dari

stimulasi yang diterina oleh system pendengaran (telinga)

Simbolic yaitu iem – item informasi yang tersusun urut bersamaan dengan

iem – iet yang lain. Misalnya sederet angka, huruf abjad dan kombinasinya

Sematic biasanya berhubungan dengan makna atau arti tetapi tidak

melekat pada symbol – symbol kata

Behavioral yakni item informasi mengenai keadaan mental dan perilaku

individuuang dipindahkan melaluyi tindakan dan bahasa tubuh.

b. Operation (aktivitas pikiran atau mental)

11

Page 12: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

Cognition yaitu aktivitas mencari, menemukan, mengetahui dan

memahami informasi. Misalnya mengetahui makna kata “adil” atau

“krisis”

c. Product (bentuk informasi yang dihasilkan)

Unit yaitu suatu kesatuan yang memiliki suatu keunuikan didalam

kombinasi sifat dan atributnya, contoh bunyi musik,cetakan kata. Class

yakni sebuah konsep dibalik sekumpulan obyek yang serupa. Misalkan

bilangan genap dan ganjil. Relation yakni hubungan antara dua item.

Contoh dua orang yang memiliki huruf depan berurutan, Abi kawin

dengan Ani. Sistem yakni tiga item atau lebih berhubungan dalam suatu

susunan totalitas. Transformation yaitu setiap perubahan atau pergantian

item informasi. Implication yakni item informasi diusulkan oleh item

informasi yang sudah ada. Misalkan melihat 4X5 dan berpikir 20.

(http://97inc.site50.net/1_2_Artikel.html)

13. THURSTONE

Intelegensi merupakan sejumlah kemampuan mental primer.

Kemampuan mental dapat dikelompoklkna kedalam enam faktor, dan bahwa

intelegensi dapat diukur denan melihat sampel perilaku seseoang dalam

keenam bidang tersebut. Suatu perilaku inteligen menurut mereka adalah

gasil dari bekerjanya kemampouan mental tetentu yang menjadi dasar

performansi dalam tugas tertentu pula. Keenam faktor tersebut yaitu :

a. Verbal, yaitu pemahaman akan hubungan kata, kosakta, dan

pengguasaan komunikasi lisan

b. Number, yaitu kcermatan dan kecepatan dalam menggunakan fungsi-

fungsi gitung dasar

c. Spatial yaitu kemampuan untuk mengenali berbagai hubungan dalam

bentuk visual

12

Page 13: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

d. Word fluency yaitu kemampuan untuk mencerna dengna cepat kata

tertentu.

e. Memory. Yaitu kemmpuan mengingat gambar, pesan, angka, kata dan

betuk pola

f. Reasoning. Yaitu kemampuan untuk mengambil kesimpulan dari beberapa

contoh, aturan, atau perinsip. Dapat juga diartikan sebagai kemampuan

pemecagan masalah.

Dalam buku lain primary abilities (kemampuan dasar) tu terdiri dari 7 faktor,

satu lagi adalah faktor Space, yaitu kecakapan tilikan ruang, sesuai denga

bentuk gubungan formal seperti menggmabr design from memory (sobur :

2003)

14. VERNON

Vernon mengemukakan model hierarki dalam menjelaskan teori

intelegensinya. Vernon menempatkan satu faktor umum dipuncak

hierarkinya. Dibawahnya kemudian terdapat faktor intelegensi yang utama

(mayor), yaitu Verbal educational (v: ed) dan practical mechanical (k:m).

Masing-masing kelompok mayor itu terbagi dalam beberapa faktor kelompok

minor yang terpecah lagi menjadi bermacam-macam faktor spesifik pada

tingkat hierarki yang paling rendah.

Mengenai faktor sfesifik sendiri, Vernon sendiri berpendapat bahwa

sebenarnya faktor-faktor spesifik itu tidak banyak memiliki nilai praktis,

dikarenakan kurang jelasnya relevasinya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh

karena itu menuriut Vernon, lebih baik membicarakan faktor-faktor umum

dikarenakan faktor itulah yang berkorelasi lebih konsisten dan substansial

dengan maslah kehidupan sehari-hari.

Gamabar Model Teori Hierarki Vernon

13

g

Page 14: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

15. CATTELL

Raymon Cattel dkk., mengklasifikasikan inteligensi ke dalam dua

kategori, yaitu:

a. "Fluid intelligence", yaitu tipe kemampuan analisis kognitif yang relatif

tidak dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebelumnya (biologis), dan

b. "Crystallized intelligence", yaitu keterampilan-keterampilan atau

kemampuan nalar/berpikir yang dipengaruhi oleh pengalaman belajar

sebelumnya. (http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/teori-intelegensi)

Inteligensi Crystallized dapat dipandang sebagi endapan pengalaman

yang terjadi sewaktu inteligensi fluid bercampur denga apa yang dapat

disebut intelegensi budaya. Inteligensi Crystallized akan meningkat kadarnya

dalam diri seseorang seiring dengan bertambahnya pengalaman. Pada sisi

lain, Intelegensi fluid lebih merupakan kemampuan bawaan yang diperoleh

sejak kelahiran dan lepas dari pengaruh pendidikan. Intelegensi fluid

cenderung tidak berubah setelah usia 14 tahun atau 15 tahun, sedangkan

Inteligensi Crystallized masih terus berkembang sampai usia 30-40 tahun

bahkan lebih.

16. JEAN PIAGET

14

V: ed K: mFaktor Mayor

Faktor Minor

Faktor Spesifik

Page 15: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri

dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori

perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif

yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai

hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya.

Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi

(menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan

akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk

menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus

akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang.

Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun

pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal

tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek

dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin

dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri

anak dengan lingkungannya.

Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan

lingkungan. Dengan berinteraksi tersebut, seseorang akan memperoleh

skema. Skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam

menginterpretasi dan memahami dunia. Skema juga menggambarkan

tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam memahami

atau mengetahui sesuatu. Sehingga dalam pandangan Piaget, skema

mencakup baik kategori pengetahuan maupun proses perolehan

pengetahuan tersebut. Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi

lingkungan, informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi,

menambah, atau mengganti skema yang sebelumnya ada. Sebagai contoh,

seorang anak mungkin memiliki skema tentang sejenis binatang, misalnya

dengan burung. Bila pengalaman awal anak berkaitan dengan burung kenari,

anak kemungkinan beranggapan bahwa semua burung adalah kecil,

berwarna kuning, dan mencicit. Suatu saat, mungkin anak melihat seekor

burung unta. Anak akan perlu memodifikasi skema yang ia miliki sebelumnya

tentang burung untuk memasukkan jenis burung yang baru ini.

15

Page 16: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

Piaget menyatakan bahwa di dalam diri individu terjadi adaptasi

terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan

akomodasi.

Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan

persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang

sudah ada dalam pikirannya; proses menambahkan informasi baru ke dalam

skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan

cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar

bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya. Asimilasi

dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan

mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah

ada. Proses asimilasi ini berjalan terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan

perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi

adalah salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan

mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru perngertian orang itu

berkembang. Dalam contoh di atas, melihat burung kenari dan memberinya

label “burung” adalah contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung

si anak.

Akomodasi, dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru

seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan

skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bias jadi sama sekali

tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang

akan mengadakan akomodasi. Akomodasi terjadi untuk membentuk skema

baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema

yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Bagi Piaget adaptasi

merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Bila dalam

proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap

lingkungannya maka terjadilah ketidaksetimbangan (disequilibrium). Akibat

ketidaksetimbangan itu maka tercapailah akomodasi dan struktur kognitif

yang ada yang akan mengalami atau munculnya struktur yang baru.

Pertumbuhan intelektual ini merupakan proses terus menerus tentang

keadaan ketidaksetimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium-

16

Page 17: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

equilibrium). Tetapi bila terjadi keseimbangan maka individu akan berada

pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya.

Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan

pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang

tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula

terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas,

melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang burung sebelum

memberinya label “burung” adalah contoh mengakomodasi binatang itu

pada skema burung si anak.

Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang

berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap

di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia

ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara

struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan

selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan

menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.

Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena

menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif

mengkonstruksi pengetahuannya.

Menurut Piaget, intelegensi itu sendiri terdiri dari tiga aspek, yaitu :

a. Isi ; disebut juga content, yaitu pola tingkah laku spesifik tatkala individu

menghadapi sesuatu masalah

b. Struktur ; disebut juga scheme seperti yang dikemukakan diatas

c. Fungsi ; disebut fungtion, yaitu yang berhubungan dengan cara seseorang

mencapai kemajuan intelektul.

Fungsi itu sendiri terdiri dari dua macam fungsi invariant, yaitu organisasi

dan adaptasi.

17

Page 18: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

1) Organisasi ; berupa kecakapan seseorang dalam menyusun proses-proses

fisik dan psikis dalam bentuk system-sistem yang koheren.

2) Adaptasi ; yaitu penyesuaian diri individu terhadap lingkungannya.

http://wangmuba.com/2009/04/14/filsafat-ilmu-dan-teori-perkembangan-kognitif-

piaget/

17. AMTHAUER

Amthauer (Polhaupessy, 1993 ; 3 - 4) berpendapat bahwa inteligensi

merupakan suatu kesatuan dari seluruh kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang. Inteligensi ditanggapi sebagai sesuatu struktur tersendiri, di

dalam keseluruhan struktur kepribadian seorang manusia. Amthauer

menjelaskan bahwa inteligensi seseorang dapat dilihat melalui prestasi yang

dicapainya. (http://cikdion.blogspot.com/)

Sumber Bacaan :

Azwar, Saifuddin. 2008. Pengantar Psikologi Intelegensi (cetakan VI).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sia Tjundjing.“Genius Hari Ini, Dungu Esok Hari? Studi Awal Flynn Effect di

Sidoarjo”. INSAN Vol. 8 No. 3, Desember 2006

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: CV

Pustaka Setia

http://97inc.site50.net/1_2_Artikel.html

http://cikdion.blogspot.com/

http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/teori-intelegensi

18

Page 19: Teori Inteligensi _kelas a _WiLDAN

http://sekarpsikologi.blogspot.com/2009/03/tes-bakat-aptitude-tes-pengertian-

tes.html

http://sayapbarat.wordpress.com/2009/02/22/bahasa-dikendalikan-oleh-budaya-

bukan-biologi/

http://wangmuba.com/2009/04/14/filsafat-ilmu-dan-teori-perkembangan-kognitif-piaget/

http://www.whonamedit.com/doctor.cfm/767.html

19