Tentang madu.pdf

17
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Madu Madu merupakan cairan kental seperti sirup bewarna cokelat kuning muda sampai cokelat merah yang dikumpulkan dalam indung madu oleh lebah Apis mellifera. Konstituen dari madu adalah campuran dekstrosa dan fruktosa dengan jumlah yang sama dan dikenal sebagai gula invert 50-90% dari gula yang tidak terinversi dan air. Madu biasa dipalsukan dengan gula invert buatan, sukrosa, dan glukosa cair perdagangan. Madu dapat pula dipalsukan dengan cara pemberian suatu asupan kepada lebah berupa larutan gula sukrosa yang bukan berasal dari nektar (Gunawan, 2004). Rasa manis madu alami sesungguhnya memang melebihi manisnya gula karena kadar atau tingkat kemanisannya itu sedikitnya bias mencapai 1 ½ kali dari rasa gula putih/pasir. Namun, walaupun begitu rasa manis madu alami disebut tidak memiliki efek-efek buruk seperti halnya yang terkandung didalam gula putih, karena kandungan senyawa utamanya seperti yang telah disebutkan, adalah karbohidrat (79,8%), dan air (17%). Menurut hasil pengkajian dari para ahli, lebih dari 180 macam senyawa atau unsur dan zat nutrisi yang ada, terkandung di dalam madu alami. Dan jenis gula atau karbohidrat yang terdapat di dalam madu alami yakni fruktosa, yang memiliki kadar yang tertinggi, yaitu sedikitnya bias mencapai 38,5 gram per 100 gram madu alami. Sementara untuk kadar glukosa, maltosa, dan sukrosanya rendah. Fruktosa atau yang sering disebut Levulosa merupakan gula murni atau alami yang berasal dari saripati buah-buahan. Sedangkan sukrosa merupakan gula hasil olahan manusia yang bahan bakunya berasal dari batang pohon tebu. Oleh karena itu, sehingga dikenal sebagai Universitas Sumatera Utara

Transcript of Tentang madu.pdf

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengertian Madu

    Madu merupakan cairan kental seperti sirup bewarna cokelat kuning muda sampai

    cokelat merah yang dikumpulkan dalam indung madu oleh lebah Apis mellifera.

    Konstituen dari madu adalah campuran dekstrosa dan fruktosa dengan jumlah yang

    sama dan dikenal sebagai gula invert 50-90% dari gula yang tidak terinversi dan air.

    Madu biasa dipalsukan dengan gula invert buatan, sukrosa, dan glukosa cair

    perdagangan. Madu dapat pula dipalsukan dengan cara pemberian suatu asupan

    kepada lebah berupa larutan gula sukrosa yang bukan berasal dari nektar (Gunawan,

    2004).

    Rasa manis madu alami sesungguhnya memang melebihi manisnya gula

    karena kadar atau tingkat kemanisannya itu sedikitnya bias mencapai 1 kali dari

    rasa gula putih/pasir. Namun, walaupun begitu rasa manis madu alami disebut tidak

    memiliki efek-efek buruk seperti halnya yang terkandung didalam gula putih, karena

    kandungan senyawa utamanya seperti yang telah disebutkan, adalah karbohidrat

    (79,8%), dan air (17%).

    Menurut hasil pengkajian dari para ahli, lebih dari 180 macam senyawa atau

    unsur dan zat nutrisi yang ada, terkandung di dalam madu alami. Dan jenis gula atau

    karbohidrat yang terdapat di dalam madu alami yakni fruktosa, yang memiliki kadar

    yang tertinggi, yaitu sedikitnya bias mencapai 38,5 gram per 100 gram madu alami.

    Sementara untuk kadar glukosa, maltosa, dan sukrosanya rendah. Fruktosa atau yang

    sering disebut Levulosa merupakan gula murni atau alami yang berasal dari saripati

    buah-buahan. Sedangkan sukrosa merupakan gula hasil olahan manusia yang bahan

    bakunya berasal dari batang pohon tebu. Oleh karena itu, sehingga dikenal sebagai

    Universitas Sumatera Utara

  • sumber energi yang akan cepat pula tercena dan diserap serta bermanfaat sekali untuk

    memulihkan kelelahan setelah melakukan berbagai aktivitas berat lainnya.

    Madu alami juga banyak mengandung enzim, yaitu molekul protein yang

    sangat komplek yang dihasilkan oleh sel hidup dan berfungsi sebagai katalisator,

    yakni : zat pengubah kecepatan reaksi dalam proses kimia yang terjadi di dalam tubuh

    setiap makhluk hidup. (Purbajaya, J.R.2007).

    Lebah madu menghasilkan madu yang dibuat dari nektar sewaktu musim

    tumbuhan berbunga. Sewaktu nektar dikumpulkan oleh pekerja dari bunga, bahan

    tersebut masih mengandung air tinggi (80%) dan juga sukrosa tinggi. Setelah lebah

    mengubah nectar menjadi madu, kandungan air jadi rendah dan sukrosa diubah

    menjadi fruktosa dan glukosa. (Sihombing, 1997).

    Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta

    sejumlah mineral seperti Magnesium, Kalium, Potasium, Sodium, Klorin, Sulfur,

    Besi, dan Fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang

    komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari yang

    dikonsumsi lebah. Disamping itu, didalam madu terdapat pula tembaga, yodium dan

    seng dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis hormon. (Sarwono, 2001).

    Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa lebah memilih bunga penghasil

    madu, pertama dari warna dan kedua dari bau bunga. Madu dibuat oleh lebah dari

    nektar bunga. Lebah mengisapnya dari bunga dan membawanya ke sarangnya. Setiap

    lebah pekerja menumpuk nektar yang dikumpulkannya dalam suatu kantong khusus

    didalam tubuh yang disebut perut madu. Setelah lebah mendepositkan nektar dalam

    sarang, dibiarkan sebagian besar airnya menguap sehingga cairan semakin kental

    (nektar dapat mengandung sekitar 70% air sewaktu dipungut, lebah pekerja

    mengipasnya dengan sayap sehingga dapat menurunkan kadar air hingga 17%).

    (Sihombing, 1997).

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2. Penggolongan Madu

    Madu berdasarkan asal nektarnya dapat digolongkan menjadi tiga bahagian yaitu :

    1. Madu Flora adalah madu yang dihasilkan dari nektar bunga. Yang berasal dari

    satu jenis bunga disebut madu monoflora, yang berasal dari aneka ragam

    bunga disebut madu poliflora. Madu polyfloral dihasilkan dari beberapa jenis

    tanaman dari nektar bunga.

    2. Madu Ekstraflora adalah madu yang dihasilkan dari nektar diluar bunga seperti

    daun, cabang atau batang tanaman.

    3. Madu Embun adalah madu yang dihasilkan dai cairan hasil suksesi serangga

    yang meletakkan gulanya pada tanaman, kemudian dikumpulkan oleh lebah

    madu dan disimpan dalam sarang madu.

    Sedangkan madu berdasarkan proses pengambilannya menurut Sarwono

    (2001) dapat digolongkan menjadi dua bahagian yaitu :

    1. Madu Ekstraksi (Extracted Honey)

    Diperoleh dari sarang yang tidak rusak dengan cara memusingkan atau

    memutarnya memakai alat ekstarktor.

    2. Madu Paksa (Strained Honey)

    Diperoleh dengan merusak sarang lebah lewat pengepresan, penekanan atau

    lewat cara lainnya.

    2.3. Proses Pembuatan Madu

    Madu secara umum didefenisikan sebagi zat cair yang kental, manis, yang dibuat oleh

    lebah dengan jalan proses peragian dari nektar bunga atau cairan manis yang

    dihasilkan bagian-bagian lain selain bunga. Nektar adalah zat yang sangat kompleks

    yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar nektarifer dalam bentuk larutan gula dengan

    konsentrasi yang bervariasi berkisar antara 5-70%, konsentrasi ini dipengaruhi oleh

    kelembaban udara, tanah, jenis tanaman dan lain-lain. Dalam proses pengolahan

    nektar menjadi madu, pada hakekatnya terdiri dari dua proses yaitu :

    Universitas Sumatera Utara

  • 1. Proses Kimia, dimana dalam proses ini terjadi reaksi yang disebut invertase

    dimana cairan manis nektar dirobah menjadi gula yang lebih sederhana

    strukturnya. Invertase ini berlangsung secara katalitik dengan bantuan enzim

    yang terdapat dalam nektar dan didalam air ludah lebah sendiri.

    2. Proses Fisika, dimana dalam proses ini terjadi pengurangan kadar air dalam

    nektar yang telah mengalami invertase, untuk proses ini mengalami dua

    tahapan yaitu :

    a. Tahap pertama adalah membiarkan nektar yang telah mengalami invertase

    kena udara sehingga sebagian airnya menguap. Pada saat ini, enzim

    ditambahlan pula kepada nektar sehingga disamping proses penguapan,

    berlangsung pula proses invertase. Tahap pertama ini dikenal pula sebagai

    manipulasi nektar terhadap lebah.

    b. Tahap kedua adalah penguapan sisa kelebihan air dengan pengipasan sayap

    oleh semua lebah didalam stup. Tahap kedua ini dilakukan setelah nektar

    disimpan dalam sel-sel madu. Proses ini dihentikan setelah kadar air

    tinggal lebih kurang 20%. Kemudian lebah menutup sel-sel yang sudah

    penuh madu dengan selapis malam.

    2.4. Komposisi Madu

    Zat-zat yang terkandung dalam madu sangatlah kompleks dan kini telah diketahui

    tidak kurang dari 181 macam zat yang terkandung dalam madu. Dari jumlah tersebut

    karbohidrat merupakan komponen terbesar yang terkandung dalam madu, yaitu

    berkisar lebih dari 75%. Jenis karbohidrat yang paling dominan dalam hampir semua

    madu adalah dari golongan monosakarida yang biasanya terdiri levulosa dan

    dekstrosa. Levulosa dan dekstrosa mencakup 85%-90% dari total karbohidrat yang

    terdapat dalam madu, sisanya terdiri dari disakarida dan oligosakarida (Sihombing,D.

    1997).

    Universitas Sumatera Utara

  • Komposisi terbesar kedua setelah karbohidrat adalah air. Jumlahnya biasanya

    berkisar dari 15%-25%. Bervariasinya kadar air dalam madu disebabkan oleh

    beberapa hal, diantaranya kelembapan udara, jenis nektar, proses produksi dan

    penyimpanan (Suranto, 2007). Selain dua komponen diatas, madu juga mengandung

    banyak mineral baik yang bersifat esensial maupun non esensial. Tabel 2.1 berikut

    merupakan komposisi kimia dari madu per 100 gram. (http://www.glory-

    honey.com/komposisimadu.htm)

    Tabel 2.1 Komposisi Kimia Madu Per 100 Gram

    Komposisi Jumlah

    Kalori 328 kal

    Kadar air 17,2 g

    Protein 0,5 g

    Karbohidrat 82,4 g

    Abu 0,2 g

    Tembaga 4,4 - 9,2 mg

    Fosfor 1,9 - 6,3 mg

    Besi 0,06 - 1,5 mg

    Mangan 0,02 - 0,4 mg

    Magnesium 1,2 - 3,5 mg

    Thiamin 0,1 mg

    Riboflavin 0,02 mg

    Niasin 0,20 g

    Lemak 0,1 g

    pH 3,9

    Asam 43,1 mg

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.4.1. Vitamin Dalam Madu

    Sekitar tahun 1920 hingga 1930 hanya sedikit macam vitamin yang diketahui dalam

    madu. Namun sejak 1930 penelitian dengan cara mikrobiologis terus dilakukan dan

    kini menggunakan uji mikrokimiawi semakin banyak macam vitamin diketemukan

    dalam madu, meskipun hanya sedikit terdapat dan mungkin kurang dapat diandalkan

    sebagai sumber pokok kebutuhan vitamin pada manusia.

    Beberapa vitamin larut-air terdapat dalam madu (tabel 2-5) antara lain tiamin

    (B1), riboflavin (B2), piridoksin (B6), asam pantotenat, niasin, dan asam askorbat;

    namun vitamin-vitamin lain seperti biotin, asam folat, kholin dan asetil kholin terdapat

    juga dalam madu. Vitamin larut-lemak seperti vitamin K yang ekivalen dengan 25 g

    menadion per 100 g madu juga ditemukan. Crane, 1975.

    Sedangkan enzim penting yang terdapat dalam madu adalah enzim

    diastase,invertase, glukosa oksidase, peroksidase dan lipase. Enzim diastase adalah

    enzim yang mengubah karbohidrat komplek (polisakarida) menjadi karbohidrat yang

    sederhana (monosakarida). Enzim invertase adalah enzim yang memecah molekul

    sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Sedangkan enzim oksidase adalah enzim yang

    membantu oksidasi glukosa menjadi asam peroksida. Enzim peroksidase melakukan

    proses oksidasi metabolisme. Semua zat tersebut berguna untuk proses metabolism

    tubuh (Suranto, 2004).

    Asam utama yang terdapat dalam madu adalah asam glutamat. Sedangkan

    asam organik yang terdapat dalam madu adalah asam asetat, asam butirat, format,

    suksinat, glikolat, malat, proglutamat, sitrat dan piruvat. Dalam madu juga terdapat

    hormone gonadotropin yang merangsang alat reproduksi lebah ratu dan membantu

    dalam proses pematangan telur (Suranto, 2004).

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.5. Kualitas Madu

    Kualitas madu ditentukan oleh beberapa hal diantaranya waktu pemanenan madu,

    kadar air, warna madu, rasa dan aroma madu. Waktu pemanenan madu harus

    dilakukan pada saat yang tepat, yaitu ketika madu telah matang dan sel-sel madu

    mulai ditutup oleh lebah. Selain itu, kadar air yang terkandung dalam madu juga

    sangat berpengaruh terhadap kualitas madu. Madu yang baik adalah madu yang

    mengandung kadar air sekitar 17-21 persen (Sihombing, 1997).

    Warna merupakan salah satu kriteria dari mutu madu. Biasanya warna madu

    cenderung akan mengikuti tanaman penghasil nektarnya, misalnya madu yang berasal

    dari tanaman lobak akan berwarna putih seperti air, madu yang berasal dari tanaman

    akasia dan apel akan berwarna kuning terang, sedangkan madu yang berasal dari

    tanaman lime akan berwarna hijau terang. Selain itu, untuk madu yang telah disimpan

    dalam jangka waktu yang relatif lama maka akan cenderung mengalami perubahan

    warna menjadi lebih tua (Jarvis,2007).

    Untuk cita rasa madu ditentukan oleh zat yang terdapat dalam madu

    diantaranya glukosa, alkaloid, gula, asam glukonat dan prolin. Rasa dan aroma madu

    yang paling enak adalah ketika madu baru dipanen dari sarangnya. Sesudah itu,

    senyawa-senyawa yang terdapat dalam madu sedikit demi sedikit akan menguap. Hal

    ini disebabkan senyawa yang terdapat dalam madu bersifat volatil (mudah menguap).

    Karena itu, untuk menjaga kualitas madu cara memanen dan menyimpan madu perlu

    diperhatikan (Suranto, 2004).

    Di Indonesia, untuk kualitas madu sudah ditentukan berdasarkan Standar

    Nasional Indonesia (SNI) Nomor 01-3545-1994 seperti yang tercantum pada Tabel

    2.2. Dimana standar tersebut merupakan kriteria dari mutu madu yang telah ditetapkan

    oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan merupakan hasil revisi dari SNI tentang

    syarat mutu madu tahun 1992.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.2. Syarat Mutu Madu

    No Jenis Uji Satuan Persyaratan

    1 Aktivitas enzim diastase DN min. 3

    2 Hidroksimetilfurfural mg/kg maks.40

    3 Air % maks.22

    4 Gula reduksi (dihitung sebagai glukosa) %, b/b min.60

    5 Sukrosa %, b/b maks.10

    6 Keasaman ml NaOH maks.40

    1 N / kg

    7 Padatan yang tak larut dalam air %, b/b maks. 0,5

    8 Abu %, b/b maks. 0,5

    9 Cemaran logam

    - Timbal (Pb) mg/kg maks. 1,0

    - Tembaga (Cu) mg/kg maks. 5,0

    10 Cemaran Arsen mg/kg maks. 0,5

    2.6. Warna Madu

    Zat penyebab warna madu sebagian besar belum diketahui, namun ada yang menduga

    terdiri dari fraksi yang larut air dan larut lemak.Pada madu yang berwana cerah warna

    oleh zat larut air lebih sedikit dari yang larut lemak. Ada juga yang menduga oleh

    berbagai senyawa polifenol, terutama pada madu berwarna pekat. Oksidasi yang

    berlangsung akan zat-zat ini akan semakin menimbulkan warna.

    Warna yang timbul pada madu yang tersimpan lama disebakan oleh kombinasi

    beberapa faktor, misalnya gabungan tannat dan polifenol lain-lain dengan zat besi dari

    kemasan atau alat pengolah, reaksi dari gula tereduksi dengan senyawa mengandung

    nitrogen amino (asam amino, polipeptida,protein), ketidakstabilan fruktosa dalam

    Universitas Sumatera Utara

  • larutan asam (karamelisasi). Madu cerah hamper tak mengandung tirosin dan tritofan,

    sedang pada madu berwarna pekat hal sebaliknya yang terdapat. (Suranto, 2004).

    2.7. Faktor Faktor Penentu Kualitas Madu

    1. Glukosa

    Gula utama dari nektar adalah sukrosa, selama proses gula akan dihancurkan

    oleh enzim invertase. Selama proses pematangan, gula nektar akan dipecah oleh

    aktifitas enzim invertase menjadi bentuk gula sederhana yaitu glukosa dan fruktosa.

    Secara simultan dengan hancurnya sukrosa, gula baru terbentuk (fruktosa dan

    glukosa), jenis gula ini tidak terdapat pada nektar. (Sumoprastowo,1993).

    2. Kadar Air

    Banyaknya air dalam madu menentukan keawetan madu. Madu yang

    mempunyai kadar air yang tinggi akan mudah berfermentasi. Fermentasi terjadi

    karena jamur yang terdapat dalam madu. Jamur ini tumbuh aktif jika kadar air dalam

    madu tinggi. Kandungan air dalam madu dapat diukur dengan suatu alat yang

    dinamakan hydrometer yang dilengkapi dengan termometer. Selain itu pengukuran air

    juga dapat menggunakan alat yang dinamakan refractometer. Misalnya kadar air 17,4

    % refracto indeksnya sebesar 1,493 pada 20o C.

    3. Keasaman

    Dalam kandungan madu terdapat sejumlah asam organik yang memainkan

    peranan penting dalam proses metabolisme tubuh. Jenis-jenis asam tersebut adalah

    asam format, asam asetat, asam sitrat, asam laktat, asam butirat, asam oksalat, dan

    asam suksinat. (Al Jamili.S.,2004).

    4. Padatan Tak Larut

    Bagian yang tidak dapat larut dalam air adalah zat-zat kotoran seperti pasir-

    pasir, potongan-potongan daun, serangga dan lain-lain.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5. Warna, Aroma dan Rasa

    Warna madu tergantung dari jenis tanaman asal dan sifat tanah, tetapi

    tingkatan pemanasan juga mempengaruhi warna. Pemanasan madu yang lama akan

    mempertua warna. Panas yang tinggi akan membentuk kerak gula yang bewarna

    coklat yang memberikan bau gosong pada madu.

    Aroma madu ada hubungannya dengan warnanya. Makin gelap warnanya,

    aromanya makin keras atau tajam. Tetapi aroma mudah menguap. Oleh karena itu

    madu harus dirawat dan ditutup rapat. Pemanasan menghilangkan sebagian dari aroma

    sedang aroma telah mulai berkurang sepanjang proses ekstraksi. Paling baik madu

    jangan dipanasi agar tidak banyak kehilangan aromanya (Sumoprastowo, 1993)

    Warna dan rasa adalah yang paling penting dalam pemasaran madu dan dapat

    rusak selama pengolahan. Pemanasan madu harus tepat agar jangan merusak madu.

    Madu yang berlebihan dipanasi warnanya makin gelap dan rasanya zaperti zat

    terbakar. Pemanasan yang berlebihan juga dapat menghilangkan aroma (Sihombing,

    D.T.H.1997).

    6. Enzim Dalam Madu

    Dua enzim yang mencolok dalam madu yakni enzim diastase dan invertase.

    Konsep enzim yang lama menggolongkan enzim amylase menjadi dua kelompok

    yakni -amilase (amiloklastik atau amilitik) yang menceraikan rantai pati secara acak menjadi dekstrin dan menghasilkan hanya sedikit gula tereduksi. Kelompok kedua, -amilase (sakharogenik) yang memutuskan gula tereduksi maltosa dari ujung rantai

    pati. Derajat keasaman (pH) optimum bagi -amilase berkisar antara 5,0 pada suhu 22-300C sampai 5,3 pada suhu 45-500C, sedang untuk -amilase adalah 5,3. Laporan terbanyak akan pH optimum bagi diastase madu adalah 5,3. Pemanasan maupun

    penyimpanan lama terhadap madu mengakibatkan inaktivasi enzim madu dan data

    kinetik enzim madu telah diketahui sehingga waktu paruh hidupnya (half-life) dapat

    diketahui.

    Universitas Sumatera Utara

  • Lebah madu tidak dapat memanfaatkan pati mentah atau dimasak atau dektrin.

    Sumber diastase dalam madu adalah lebah madu sendiri, meski ada juga yang

    menduga nektar sebagai sebagian sumbernya. Enzim invertase (sukrase, sakharase)

    berperan mengubah nektar menjadi madu; lebah madu menambah invertase ke nectar

    dan aktivitas invertase berlanjut juga dalam madu yang diekstraksi.

    Ada dua tipe invertase umum dikenal dalam madu, fruktoinvertase dan

    glukoinvertase, dan substrat bagi invertase adalah sukrosa yang dihidrolisis menjadi

    glukosa dan fruktosa. Hidrolisis ini berlanjut dan karena bereaksi atas sukrosa hingga

    terbentuk pelbagai oligosakharida. Salah satu oligosakharida pokok adalah

    trisakharida baru yakni -maltosyl--fruktoside (juga dikenal dengan nama frukromaltosa, gluko-sukrosa,erlosa). Melezitosa yang telah lama diketahui terdapat

    dalam manna dan honeydew adalah juga produk hidrolisis sukrosa oleh enzim lebah

    madu.

    2.8. Manfaat Madu

    Al-Quran dalam surat An Nahl : (68) Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah

    Buatlah sarang sarang di bukit-bukit, di pohon pohon kayu, dan di tempat yang

    dibikin manusia.(69) Dan Kemudian makanlah dari tiap tiap (macam) buah-buahan

    dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu

    keluar minuman (madu) yang bermacam macam warnanya, di dalamnya terdapat obat

    yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar

    benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang orang yang memikirkan.

    Dari kutipan surat diatas diketahui bahwa madu memiliki manfaat bagi

    kesehatan manusia, berikut beberapa manfaat dari madu yaitu :

    1. Madu mudah dicerna, karena molekul gula pada madu dapat berubah menjadi

    gula lain (misalnya fruktosa menjadi glukosa), madu mudah dicerna oleh perut

    yang paling sensitif sekalipun, walau memiliki kandungan asam yang tinggi.

    Madu membantu ginjal dan usus untuk berfungsi lebih baik.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. Madu bersifat rendah kalori, dimana diketahui kualitas madu lain adalah jika

    dibandingkan dengan jumlah gula yang sama, kandungan kalori madu 40%

    lebih rendah. Walau memberi energi yang besar, madu tidak menambah berat

    badan.

    3. Madu dapat membantu pembentukan darah, dimana madu menyediakan

    banyak energi yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan darah. Lebih jauh

    lagi, ia membantu pembersihan darah. Madu berpengaruh positif dalam

    mengatur dan membantu peredaran darah. Madu juga berfungsi sebagai

    pelindung terhadap masalah pembuluh kapiler dan arteriosklerosis.

    (www.madupropolis.com)

    4. Madu dapat mengobati luka bakar, dimana madu telah dimanfaatkan untuk

    manahan luka-luka bakar yang terjadi pada kulit. Jika diusapkan pada daerah

    yang terbakar, madu akan mengurangi rasa sakit yang menyengat dan

    mencegah pembentukan lepuhan (Jarvis.D.C., 2002)

    5. Madu dapat menguatkan otot jantung (cardiotonic), dimana dalam kitab dan

    ensiklopedia medis, Ibnu Sina menyebutkan bahwa madu dan buah Delima

    dapat memberikan energi dan vitalis untuk menguatkan otot jantung. Unsur

    glucose pada madu dapat meluaskan pembuluh arteri yang berfungsi

    mentransfer makanan otot jantung, yang merupakan pendorong dan penolong

    otot jantung dalam menjalankan fungsinya.

    6. Madu dapat mencegah insomnia (susah tidur). Dimana Dokter yang berasal

    dari Rusia telah menganjurkan untuk mengkonsumsi satu sendok sedang madu

    diwaktu pagi bagi penderita susah tidur, agar bisa cepat tidur diwaktu malam

    hari. Namun pada kondisi susah tidur yang parah dianjurkan untuk

    mengkonsumsi dua sendok kecil madu sebelum tidur. Sementara itu, para

    dokter Inggris berpendapat bahwa madu mengandung zat tidur yang tiada

    bandingannya, dan dapat menolak stres dan penyakit sering tersentak dari

    tidur. mengkonsumsi dua sendok kecil madu sebelum tidur. Sementara itu,

    para dokter Inggris berpendapat bahwa madu mengandung zat tidur yang tiada

    bandingannya, dan dapat menolak stres dan penyakit sering tersentak dari

    tidur.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7. Madu dapat meredakan batuk dan menghilangkan dahak, dimana dengan sebiji

    lemon direbus dalam air yang dipanaskan dengan api yang tenang selama 10

    menit, sehingga kulit lemon menjadi lembut. Setelah diangkat, lemon tadi

    dibelah dua dan diperas. Air perasaan ditaruh ke dalam gelas dan ditambahkan

    2 sendok glyserin dan diaduk hingga rata. Lalu ditambahkan madu hingga

    memenuhi gelas. Kondisi batuk parah yang tidak mempan diobati dengan

    berbagai obat dapat disembuhkan dengan madu.

    8. Madu dapat mengobati sakit kepala dan sakit kepala sebelah. Dimana ada jenis

    sakit kepala yang parah yaitu jenis tertentu dari sakit kepala sebelah dan rasa

    sakitnya dapat dikurangi dengan mengkonsumsi madu, baik disuntikkan

    maupun diminum. (Al Jamili.S., 2004)

    9. Madu debagai sumber energy, dimana madu terdiri dari 38% fruktosa dan 31%

    glukosa, yang mudah diubah menjadi energi oleh tubuh. Madu merupakan

    campuran antara fruktosa-glukosa yang alami, dengan kandungan

    oligosakarida, protein, vitamin dan mineral, yang dapat membantu

    meningkatkan performa atlit, seperti yang dihasilkan oleh minuman yang biasa

    dikonsumsi oleh atlit.

    10. Madu sebagai antioksidan. Untuk kandungan antioksidan di dalam madu

    berasal dari berbagai nutrisi yang terkandung seperti vitamin C, asam organik,

    enzim, fenol dan flavonoid.Menggunakan madu sebagai pengganti pemanis

    dapat mengoptimalkan fungsi antioksidan dalam tubuh.

    11. Madu berguna sebagai obat kecantikan. Untuk masker madu dapat membuat

    kulit kuat dan lembut. Masker madu yang tipis yang dioleskan pada seluruh

    permukaan kulit muka dapat berupa madu asli saja atau campuran madu

    dengan kuning telur. Masker madu lebih efektif daripada krem dan salep,

    sebab madu tidak saja melembutkan kulit tetapi juga memberi makan kulit.

    Karena madu bersifat hygroskopis maka sekresi kulit terhisap, sekaligus madu

    sebagai desinfekstan. Dengan demikian kulit muka tetap terjamin keawetan

    dan kesegarannya, halus, lembut, dan bebas dari keriput dan benjolan yang

    merusak keindahan wajah.

    Universitas Sumatera Utara

  • Kesimpulan dari bermacam-macam khasiat madu tersebut di atas

    menunjukkan bahwasanya madu merupakan suatu obat yang dapat menyembuhkan

    bermacam-macam penyakit (Sumoprastowo dan Suprapto,1993).

    2.9. Karbohidrat

    1. Glukosa

    Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena

    mempunyai sifat dapat memutar cahaya bidang terpolarisasi kearah kanan. Di alam,

    glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa dihasilkan

    dari reaksi antara karbohidrat dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil

    dalam daun. Proses ini disebut fotosintesis dan glukosa yang terbentuk terus

    digunakan utnuk pembentukan amilum dan selulosa (Poedjiadi, 1994).

    Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena

    mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan. Dalam alam

    glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar

    matahari dan klorofil dalam daun. Proses ini disebut fotosintesis dan glukosa yang

    terbentuk terus digunakan untuk pembentukan amilum atau selulosa. (Poedjiadi, 1994)

    D-glukosa -D-glukosa -D-glukosa

    Gambar 2.1 Struktur Dari Glukosa

    Pati merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari monosakarida yang

    berikatan melalui ikatan oksigen. Monomer dari pati yaitu glukosa yang berikatan

    Universitas Sumatera Utara

  • dengan ikatan yaitu (1,4)-glikosidik, yaitu ikatan kimia yang menggabungkan dua molekul monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pati merupakan

    zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri dari

    dua komponen utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Polimer linier dari D-glukosa

    membentuk amilosa dengan (1,4)-glukosa. Sedangkan polimer amilopektin adalah - (1,4)-glukosida dan membentuk cabang pada ikatan (1,6) glukosida. (http://eckonopianto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

    Gambar 2.2 Struktur dari Pati

    Hidrolisis pati dapat dilakukan oleh asam atau enzim. Jika pati dipanaskan

    dengan asam akan terurai menjadi molekul-molekul yang lebih kecil secara

    berurutan, dan hasil akhirnya adalah glukosa.

    (C6H10O5)n + nH2O nC6H12O6

    Pati air glukosa

    Ada beberapa tingkatan dalam reaksi diatas. Molekul-molekul pati mula-mula

    pecah menjadi unit-unit rantaian glukosa yang lebih pendek yang disebut dextrin.

    Dextrin ini dipecah lebih jauh menjadi maltose (dua unit glukosa) dan akhirnya

    maltose pecah menjadi glukosa. (Murdijati Gardjito, 1992)

    pati dextrin maltose glukosa

    2. Fruktosa

    Madu lebah selain glukosa juga mengandung fruktosa. Fruktosa adalah suatu

    ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan

    karenanya disebut levulosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai

    rasa manis. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis daripada glukosa, juga lebih manis

    Universitas Sumatera Utara

  • daripada gula tebu dan sukrosa. Fruktosa berikatan dengan glukosa membentuk

    sukrosa, yaitu gula yang biasa digunakan sehari-hari sebagai pemanis, dan berasal dari

    tebu dan atau bit (Poedjiadi, 1994).

    Gambar 2.3 Struktur Fruktosa

    3. Sukrosa

    Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu

    maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain,

    misalnya dalam buah nenas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan

    terpecah dan menghasilkan campuran glukosa dan fruktosa yang disebut gula invert.

    Madu lebah sebagian besar terdiri atas gula invert ini dan dengan demikian madu

    mempunyai rasa lebih manis daripada gula (Poedjiadi, 1994).

    Gambar 2.4 Struktur sukrosa

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.10. pH meter

    Instrumen pH meter adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk menentukan

    pH atau tingkat keasaman/kebasaan dari suatu larutan. Tingkat keasaman/kebasaan

    dari suatu zat,ditentukan berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dan ion

    hodroksida dalam larutan. Keuntungan dari penggunaan pH meter dalam menentukan

    tingkat keasaman suatu senyawa adalah pemakaiannya bisa berulang-ulang, dan nilai

    pH terukur relatif cukup akurat.

    Instrumen yang digunakan dalam pH meter dapat bersifat analog maupun

    digital. Sebagaimana alat yang lain, untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik,

    maka diperlukan perawatan dan kalibrasi pH meter. Pada penggunaan pHmeter,

    kalibrasi alat harus diperhatikan sebelum dilakukan pengukuran.

    http://images.agungrahmatgunawan.multiply.multiplycontent.com

    2.11. Viskosimeter Ostwald Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan alir cairan.

    Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju alir yang melalui tabung berbentuk

    silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan

    baik dalam cairan maupun gas. Pada viskosimeter Ostwald, yang diukur adalah waktu

    yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler

    dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. (Bird,T.1993)

    Universitas Sumatera Utara