TAK pada lansia
-
Upload
faris-andrianto -
Category
Education
-
view
1.706 -
download
1
description
Transcript of TAK pada lansia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah
mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi,
perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di
bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan
penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya penduduk
yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat. Sehingga istilah
baby boom pada masa lalu berganti menjadi “ledakan penduduk usia lanjut”
(Nugroho:2000).
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam hubungan
interpersonal, karena setiap individu akan bertingkah laku sesuai dengan konsep
dirinya. Hal ini berarti bahwa, apabila konsep diri seseorang positif, maka individu
akan cenderung mengembangkan sikap-sikap postitif dalam dirinya sendiri. seperti
rasa percaya diri yang baik serta kemampuan untuk melihat dan menilai diri sendiri
secara positif. Sebaliknya bila individu memiliki konsep diri yang negatif, maka
individu tersebut cenderung akan mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah
diri, merasa ragu, dan kurang percaya diri. Individu dengan konsep diri yang negatif
akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosial. Sehingga
akan ada perbedaan karakteristik pada individu dengan konsep diri yang positif dan
negative dalam mengaktualisasikan dirinya terhapap lingkungan dan kehidupan
sekitarnya.
Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa populasi penduduk lansia di
Indonesia pada tahun 2008 sebesar 8,55 % dari keseluruhan jumlah penduduk. Di
Kalimantan Barat jumlah penduduk berdasarkan data Statistik tahun 2012 tercatat
jumlah lansia sebanyak 264.362 yang terdiri dari jumlah lansia Perempuan sebanyak
132.346 dan jumlah lansia laki-laki sebanyak 132.016 dari jumlah penduduk Kalbar
yang berjumlah 4.550.295 jiwa.
Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal
tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama di negara-
negara maju umur harapan hidup telah bertambah panjang sehingga warga-warga
yang berusia lebih dari 65 tahun juga bertambah. Adanya peningkatan jumlah
penduduk usia lanjut tersebut menyebabkan perlunya perhatian pada para lansia agar
lansia tidak hanya berumur panjang tetapi juga dapat menikmati masa tuanya dengan
bahagia serta meningkatkan kualitas hidup mereka.
Tanda-tanda masa tua disertai dengan adanya kemunduran-kemunduran
kemampuan kerja panca indera, kemunduran kemampuan berpikir, gangguan fungsi
alat-alat tubuh, perubahan psikologi serta adanya berbagai penyakit. Dengan
banyaknya perubahan yang terjadi pada lansia banyak pula masalah kesehatan yang
dihadapi.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan bahwa jumlah lansia di Panti Werdha
Mulia Darma sebanyak 90 orang.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, kelompok tertarik untuk memberikan
terapi aktifitas kelompok pencitraan diri pada lansia.
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum :
Klien mampu mengembangkan citra diri positif dalam dirinya
b. Tujuan Khusus :
- Klien mampu mengeksplorasi kemampuan/kelebihan diri
- Klien mampu mengeksplorasi kekurangan diri
- Klien mampu memandang realitas kelemahan dan kelebihan diri
- Klien mampu mengembangkan konsep positif melalui kemampuan diri
BAB II
KONSEP TEORI
A. Pengertian
Terapy Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang diberikan
kelompok klien dengan maksud memberi terapy bagi anggotanya. Dimana
berkesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan respon social.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu bentuk kegiatan terapi
psikologik yang dilakukan dalam sebuah aktivitas dan diselenggarakan secara kolektif
dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi
optimal pasien. Dalam kegiatan aktivitas kelompok; tujuan ditetapkan berdasarkan
akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta dan sedikit
banyak dapat diatasi dengan pendekatan terapi aktivitas kolektif.
Pemahaman akan jati diri pada seorang pasien akan sangat menentukan
penentuan terhadap citra diri positif pasien. Pengembangan dan eksplorasi mendalam
terhadap kekuatan dan kelemahan diri akan sangat penting artinya dalam pencapaian
pemahaman obyektif terhadap realitas diri dan sekaligus modal dasar pembangunan
citra diri untuk kemudian mengembangkan peran diri.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka Terapi aktivitas kelompok ini bertujuan untuk
mengembangkan citra diri positif melalui eksplorasi kekuatan dan kelemahan diri.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Klien mampu mengembangkan citra diri positif dalam dirinya
Tujuan Khusus :
Klien mampu mengeksplorasi kemampuan/kelebihan diri
Klien mampu mengeksplorasi kekurangan diri
Klien mampu memandang realitas kelemahan dan kelebihan diri
Klien mampu mengembangkan konsep positif melalui kemampuan diri
C. Prinsip-prinsip memilih peserta terapi aktivitas kelompok
Prinsip memilih pasien untuk terapi aktifitas kelompok adalah homogenitas, yang
dijabarkan antara lain :
1. Gejala sama
Misal terapi aktifitas kelompok khusus untuk pasien depresi, khusus untuk pasien
halusinasi dan lain sebagainya. Setiap terapi aktifitas kelompok memiliki tujuan
spesifik bagi anggotanya, bisa untuk sosialisasi, kerjasama ataupun
mengungkapkan isi halusinasi. Setiap tujuan spesifik tersebut akan dapat dicapai
bila pasien memiliki masalah atau gejala yang sama, sehingga mereka dapat
bekerjasama atau berbagi dalam proses terapi.
2. Kategori sama
Dalam artian pasien memiliki nilai skor hampir sama dari hasil kategorisasi.
Pasien yang dapat diikutkan dalam terapi aktifitas kelompok adalah pasien akut
skor rendah sampai pasien tahap promotion. Bila dalam satu terapi pasien
memiliki skor yang hampir sama maka tujuan terapi akan lebih mudah tercapai.
3. Jenis kelamin sama
Pengalaman terapi aktifitas kelompok yang dilakukan pada pasien dengan gejala
sama, biasanya laki-laki akan lebih mendominasi dari pada perempuan. Maka
lebih baik dibedakan.
4. Kelompok umur hampir sama
Tingkat perkembangan yang sama akan memudahkan interaksi antar pasien.
5. Jumlah efektif 7-10 orang per-kelompok terapi
Terlalu banyak peserta maka tujuan terapi akan sulit tercapai karena akan terlalu
ramai dan kurang perhatian terapis pada pasien. Bila terlalu sedikitpun, terapi
akan terasa sepi interaksi dan tujuanya sulit tercapai.
D. Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok Bagi Lansia
1. Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan di hargai eksistensinya oleh
anggota kelompok yang lain
2. Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain serta merubah
perilaku yang destrkutif dan maladaptif
3. Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling mambantu satu sama lain
unutk menemukan cara menyelesaikan masalah
E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Terapi Aktivitas Kelompok
1. Memperkenalkan diri
2. Tujuan kegiatan
3. Jenis kegiatan
4. Contoh kegiatan
5. Kontrak
6. Aturan main disepakati
7. Evaluasi
8. Reward jangan berlebihan
BAB III
PROPOSAL KEGIATAN
A. Kriteria Klien
1. Berusia 60 – 80 tahun
2. Lansia di wisma 1 dan 6 Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Darma
B. Persiapan
1. Persiapan Media
Speaker
Name tag
2. Setting
a. Klien dan terapis berdiri bersama dalam satu lingkaran.
b. Ruangan yang nyaman dan tenang.
Keterangan :
L : Leader
Co : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
K : Klien
Petunjuk
Klien duduk melingkar bersama perawat.
3. Peran dan Fungsi terapis
a. Leader
Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
Menyampaikan Tata tertib TAK
Menutup acara TAK
b. Co Leader
Membuka acara
Mendampingi Leader
Mengambil alih posisi Leader jika Leader blocking
Menyerahkan kembali posisi kepada leader
Menyampaikan tujuan TAK
c. Fasilitator
Ikut serta dalam kegiatan kelompok
Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya terapi.
d. Observer
Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)
Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.
4. Metode TAK
a. Dinamika Kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Terapi Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : Jum`at, 4 April 2014
Waktu : Pukul 09.00 – 09.30 WIB
Tempat : Wisma 6
6. Nama klien
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 7 (tujuh) orang. Adapun nama-nama
klien yang akan mengikuti TAK yaitu :
a. Ny. H
b. Ny.
c. Ny.
d. Ny.
e. Ny.
f. Ny.
g. Ny.
7. Susunan Pelaksana
Susunan TAKS sebagai berikut :
Leader : Gana Arga yuda
Co. Leader : Faris Andrianto
Fasilitator 1 : Hekky Barbara
Fasilitator 2 : Iskandar
Fasilitator 3 : Eli Susan tari
Observer : Siti Masitah
8. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
Membuat kontrak dengan klien tentang TAK
Membuat alat dan tempat bersama
b. Orientasi
Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
c. Evaluasi /validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan masalah yang di rasakan
Menanyakan perasaan TAK yang lalu
d. Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan
Menjelaskan aturan berikut :
1) Jika ada klien yang meninggal kan kelompok , harus meminta izin
kepada terapis.
2) Lama kegiatan 30 menit.
3) Setiap klien yang mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
e. Tahap kerja
1) Pemimpin Acara menjelaskan tujuan kegiatan dan setting acara yang
akan dilakukan
2) Pemimpin acara membuat kontrak dengan peserta
3) Pemimpin acara memimpin acara perkenalan
4) Pemimpin acara memulai acara dengan membagi lembaran kertas dan
pensil; peserta diharapkan menuliskan kekuatan dan kelemahan dirinya
5) Peserta diharapkan mampu menyebutkan hal-hal yang telah
ditulis/merefleksikan kekuatan dan kelebihan dirinya apabila
mendapatkan giliran
6) Peserta diharapkan dapat memperagakan salah satu kelebihan didepan
orang lain
7) Peserta dan perawat membuat konsensus/kesepahaman akan
pentingnya kelebihan dan kelemahan diri
8) Berikan pujian atau penghargaan atas kemampuan klien memberi
pendapat.
f. Tahap terminasi
1) Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tindaklanjut
Menganjurkan klien melatih melihat gambar ( di TV. Koran , majalah
, album) dengan mendiskusikannya dengan orang lain.
Membuat jadwal melihat gambar.
g. Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Evaluasi Hasil ditentukan berdasarkan kriteria :
Respon fisik dan verbal yang ditunjukkan oleh klien yang menjadi
peserta TAK
Penilaian ulang respon klien akan penilaian diri dua jam setelah
kegiatan oleh observer dan fasilitator
LEMBAR PENILAIAN
Kriteria Penilaian NAMA KLIEN
Memperkenalkan
diri
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Mengikuti
kegiatan sampai
selesai
TOTAL
Ket :
- Masing – masing kriteria penilaian berjumlah 20
- Untuk kriteria penilaian gambar, jika klien hanya mampu menyebutkan nama gambar
skor nya 10, jika klien mampu menyebutkan gambar dan pendapat mengenai gambar
tersebut skor menjadi 20