Susu
-
Upload
deborarikaangelita -
Category
Documents
-
view
31 -
download
0
Transcript of Susu
KERUSAKAN BAHAN PANGAN
PADA SUSU
MAKALAH PENGANTAR TEKNOLOGI PANGAN
Disusun oleh:
Michael Heryanto (13.70.0004)
Yonathalia Putri Arumi (13.70.0008)
Ong, Cindy Corazon (13.70.0028)
Debora Rika Angelita (13.70.0041)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATASEMARANG
2013
1. PENDAHULUAN
Dewasa ini di negara-negara yang sudah maju maupun di negara-negara yang
sedang berkembang (termasuk di Indonesia), sapi perah merupakan sumber utama
penghasil susu yang mempunyai nilai gizi tinggi. Walaupun ada pula susu yang dihasilkan
oleh ternak lain misalnya kerbau, kambing, kuda dan domba, akan tetapi penggunaannya
dimasyarakat tidaklah sepopuler susu sapi perah. Setiap peternak sapi perah senantiasa
mengupayakan agar susu yang diproduksi sapi-sapi perah yang dipeliharanya dapat
dimanfaatkan seutuhnya tanpa ada yang mengalami kerusakan ataupun terbuang percuma.
Upaya yang dilakukan tidak hanya tertuju pada kebersihannya, tetapi juga terhadap
kualitasnya. Walaupun kondisi susu masih segar dan berasal dari sapi sehat tetapi tidak
menjamin aman dikonsumsi. Susu mudah terkontaminasi oleh bakteri patogen dari
lingkungan, peralatan perah, atau dari sapi. Namun demikian, susu yang telah mengalami
pasteurisasi, sterilisasi atau pemanasan pada suhu tinggi merupakan susu yang aman untuk
dikonsumsi. Mikroba yang mencemari susu tumbuh dengan baik bila lingkungan sekitarnya
mendukung seperti keadaan anaerob, suhu dan kelembaban tinggi dan kandungan laktosa
yang tinggi.
1.1. TINJAUAN PUSTAKA
1.1.1. Pengertian Susu
Susu merupakan bahan makanan yang bernilai
gizi tinggi yang diperoleh dari hasil pemerahan hewan
seperti sapi, kerbau, kuda, kambing dan unta.
Komponen penting dalam air susu adalah protein,
lemak, vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim dan
beberapa jenis mikroba yang bermanfaat bagi kesehatan
sebagai probiotik. Komposisi susu sapi sangat beragam
tergantung pada beberapa faktor antara lain bangsa sapi,
2
tingkat laktasi, pakan, interval pemerahan, suhu dan umur sapi. Angka rata-rata komposisi
untuk semua
Kondisi dan jenis sapi perah adalah 87,1% kadar air, 3,9% lemak, 3,4% protein, 4,8%
laktosa, 0,72% abu dan beberapa vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E
dan K.
Susu harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kebersihan, karena susu
merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Susu juga mudah rusak bila
penanganannya kurang baik, sehingga mempunyai masa simpan relatif singkat. Untuk
menangani kelebihan produksi susu, langkah yang paling tepat adalah dengan
mengawetkan susu untuk memperpanjang masa simpan melalui proses pengolahan.
Walaupun kondisi susu masih segar dan berasal dari sapi yang sehat tetapi tidak
menjamin aman dikonsumsi. Susu mudah terkontaminasi oleh bakteri pathogen dari
lingkungan, peralatan perah, atau dari sapi. Namun demikian susu yang telah mengalami
pasteurisasi, sterilisasi, atau pemanasan pada suhu yang tinggi merupakan susu yang aman
untuk dikonsumsi. Mikroba yang mencemari susu tumbuh dengan baik bila lingkungan
sekitarnya mendukung seperti keadaan anaerob, suhu dan kelembaban yang tinggi dengan
kandungan laktosa yang tinggi.
Beberapa kersakan susu akibat aktifitas mikroba antara lain : (i) pengasaman dan
penggumpalan susu karena proses fermentasi laktosa menjadi asam laktat sehingga PH
turun dan terjadi penggumpalan kasein; (ii) berlendir seperti tali yang disebabkan
pengentalan dan pembentukan lendir akibat pengeluaran cairan ekstraseluler seperti kapsul
dan getah oleh beberapa jenis bakteri pembusuk; dan (iii) penggumpalan susu tanpa
penurunan PH karena aktifitas bakteri seperti Bacillus cereus penghasil enzim yang dapat
mencerna lapisan tipis fosfolipid disekitar butir-butir gumapalan susu dan menyatu
membentuk gumpalan yang timbul ke permukaan susu. Penggumpalan susu merupakan
sifat yang paling khas akibat kegiatan enzim atau penambahan asam.
Sifat-sifat fisiokimia susu adalah kerapatan susu antara 1,0260 – 1,0320 pada suhu
20o C, PH susu segar berkisar antara 6,6 – 6,7, warna normal susu putij kebiru-biruan
sampai kuning kecokelatan, cita rasa susu menyenangkan dan agak manis berasal dari
laktosa, sedangkan rasa asin berasal dari klorida.
3
1.1.2. KERUSAKAN SUSU
Beberapa kerusakan susu akibat aktivitas mikroba antara lain:
(i) pengasaman dan penggumpalan susu karena proses fermentasi laktosa menjadi
asam laktat sehingga pH turun dan terjadi penggumpalan kasein;
(ii) berlendir seperti tali yang disebabkan pengentalan dan pembentukan lendir
akibat pengeluaran cairan ekstraseluler seperti kapsul dan getah oleh beberapa
jenis bakteri pembusuk; dan
(iii) penggumpalan susu tanpa penurunan pH karena aktivitas bakteri seperti Bacillus
cereus penghasil enzim yang dapat mencerna lapisan tipis fosfolipid di sekitar
butir-butir gumpalan susu dan menyatu membentuk gumpalan yang timbul ke
permukaan susu. Penggumpalan susu merupakan sifat yang paling khas akibat
kegiatan enzim atau penambahan asam. Sifat-sifat fisikokimia susu adalah
kerapatan susu antara 1,0260-1,0320 pada suhu 20oC, pH susu segar berkisar
antara 6,6-6,7, warna normal susu putih kebiru biruan sampai kuning
kecoklatan, cita rasa susu menyenangkan dan agak manis berasal dari laktosa,
sedangkan rasa asin berasal dari klorida.
Bakteri pencemar dalam susu dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bakteri
patogen dan bakteri pembusuk. Bakteri pembusuk seperti Micrococcus sp., Pseudomonas
sp., dan Bacillus sp. akan menguraikan protein menjadi asam amino dan merombak lemak
dengan enzim lipase sehingga susu menjadi asam dan berlendir. Beberapa Bacillus sp. yang
mencemari susu antara lain adalah B. cereus, B. subtilis, dan B. licheniformis. Bakteri
patogen yang sering mencemari susu salah satunya adalah E. coli. Pada manusia, E. coli
yang menyebabkan diare.
4
1.1.3. JENIS MIKROBA PADA SUSU
2. Staphylococcus aureus
Salah satu bakteri penyebab keracunansetelah
minum susu adalah S. aureus. Dibeberapa negara di
Eropa, seperti Norwegia, S. aureus merupakan salah
satu bakteri penyebab keracunan setelah minum
susu(Jorgensen et al. 2005). Sumber- sumber S.
aureuster dapat di sekitar kita, yaitu bagian
permukaan kulit, mukosa mulut,hidung, dan kulit
kepala. Pemeriksaan S.aureus dapat menggunakan
metod isolasi dilanjutkan uji koaglutinasi plasma kelinci (AOAC 1996).
3. Salmonella sp
Salmonella sp. merupakan bakteri berbahaya yang
dikeluarkan dari saluran pencernaan hewan dan
manusia bersama dengan feses. Salmonella
enteritidis merupakan salah satu serotipe yang
sering mengontaminasi susu di samping Salmonella
typhimurium (Sarati 1999).Berdasarkan SNI 01-
6366-2000, pemeriksaan Salmonella sp.dilakukan
secara kualitatif dan harus negatif. Salah satu
metode untuk pemeriksaan Salmonella sp.adalah
metode AOAC (1996)
4. Escherichia coli
E. coli termasuk bakteri berbahaya karena dapat
menyebabkan diare. Salah satu syarat E. coli dalam
SNI 01-6366-2000 harus negatif. Pemeriksaan E.
coli dapat menggunakan metode AOAC
(1996),sedangkan untuk strain E. coli O157:H7
mengikuti Robert et al.(1995)
5
1.1. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian diambil secara literature review yang berarti analisa
kritis dari penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau berupa
pertanyaan terhadap suatu bagian dari keilmuan.Literature Review yang membantu
dalam menyusun kerangka berfikir yang sesuai dengan teori, temuan, maupun hasil
penelitian sebelumnya dalam menyelesaikan rumusan masalah pada penelitian
yang dibuat (Yudi Agusta PhD, 2007)
6
2. PEMBAHASAN
Untuk menanggulangi susu agar tidak mudah rusak dan mempunyai umur simpan
yang panjang, susu dapat diolah menjadi berbagai produk yang digemar. Pencegahan
kerusakan pada susu dapat dilakukan dengan cara mengendalikan bakteri yang terdapat
pada susu antara lain dengan pasteurisasi dan UHT serta dengan dilakukannya pengolahan
agar masa simpan menjadi lebih panjang.
a. Pasteurisasi
Kasus keracunan setelah minum susu perlu diwaspadai dan diperlukan tindakan
pencegahan. Pasteurisasi merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk
mematikan bakteri patogen. Namun, melalui pasteurisasi, bakteri yang berspora
masih tahan hidup sehingga susu pasteurisasi hanya memiliki masa kedaluwarsa
sekitar satu minggu. Pasteurisasi tidak mengubah komposisi susu sehingga
komposisinya masih setara susu segar. Pasteurisasi umumnya dilakukan pada suhu
72OC selama 15 detik.
b. Pendinginan
Pendinginan susu bertujuan untuk menahan mikroba perusak susu agar
janganberkembang, sehingga susu tidak mengalami kerusakan dalam waktu yang
relatif singkat. Pendinginan susu dapat dilakukan dengan memasukkan susu ke
dalam cooling unit, lemari es ataupun freezer. Cara pendinginan susu dapat pula
dilakukan secara sederhana, yakni meletakkan milk can ataupun wadah susu lainnya
dalam air yang dingin danmengalir terus. Cara sederhana ini biasanya dilakukan di
daerah -daerah pegununganyang berhawa sejuk.
c. Pemanasan
Pemanasan susu ataupun pemasakan susu dimaksudkan untuk membunuhmikroba
perusak susu dan membunuh kuman -kuman yang terdapat pada susu yang dapat
membahayakan kesehatan manusia. Pemasakan susu dilakukan sampai mendidih
dan kemudian disimpan pada tempat yang aman dan bersih. Pemanasan susu harus
7
dilakukan secara hati - hati agar tidak hangus, sebaiknya olesi terlebih dahulu
tempat atau wadah susu dengan mentega agar susu yang dimasak tidak hangus.
d. Ultra high temperature (UHT)
Susu yang melalui proses UHT akan memiliki masa kedaluwarsa lebih panjang
dibandingkan dengan susu pasteurisasi. Susu dengan proses UHT akan steril karena
bakteri pembusuk, patogen, dan berspora akan mati sehingga susu aman
dikonsumsi. Kasus keracunan setelah minum susu yang disebabkan oleh S. aureus
terjadi karena kontaminasi selama penyimpanan maupun proses produksi.
e. Pengolahan Susu
Susu segar dapat diolah menjadi berbagai produk yang cukup digemari serta
memiliki daya simpan produk yang relatif lama. Produk-produk olahan berbasis
susu yang sudah dikenal dalam industri pengolahan susu adalah susu homogenisasi,
susu skim dan krim, mentega, susu kental manis, susu bubuk, yoghurt, kefir, susu
pasteurisasi atau sterilisasi, keju, es krim, karamel atau kembang gula :
1). Kembang Gula atau Karamel.
Kembang Gula atau Karamel dapat dibuat dari susu
segar ataupun dari susu yang bare mulai pecan.
Caranya mudah dan peralat an yang digunakan sangat
sederhana.
2). Yoghurt.
Yoghurt adalah susu yang diasamkan melalui
fermentasi dengan menggunakan biakan starter,
yakni pupukan murni Lactobacillus Bulgariens dan
Streptococcus Thermophilus. Starter dapat dibuat
sendiri ataupun dibeli pada perusahaan -perusahaan
pembuatnya. Yoghurt yang dibuat di pasaran ada
yang masih asli dan ada pula yang sudah ditambah
dengan strawbery, coklat, vanili ataupun jeruk.
8
3). Kefir.
Kefir juga merupakan susu asam seperti
yoghurt, namun rasanya lebih segar karena
selain asam juga sedikit terasa alkohol dan
soda. Pembuatan kefir lebih mudah
dibandingkan dengan pembuatan yoghurt.
Kefir dibuat dengan menggunakan butir -
butir kefir yang berwarna putih untuk
fermentasinya. Butir -butir kefir tersebut men
gandung beberapa macam mikro organisme
dan yang terpenting adalah Streptococcus lactis,lactobacillus dan jenis ragi
yang memfenmentasikan lactosa.Disamping bentuk-bentuk pengolahan susu
yang diutarakan diatas, masih ada lagi bentuk pengolahan susu lainnya
seperti dodol susu, krupuk susu, ice cream, susu kental manis, mentega dan
yakult.
9
3. DAFTAR PUSTAKA
Saleh, Eniza. (2004). Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak Teknologi dari
Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Sumatera utara.
Usmiati, Sri & Abubakar. (2009). Pengolahan Susu. Usmiati, Sri & Abubakar dari Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. (1997-1998). Pasca Panen Susu dari
Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, Jakarta.
10