SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG PISANG...
Transcript of SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG PISANG...
i
SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG PISANG
KEPOK (MUSA PARADISIACA FORMATYPICA)PADA
PEMBUATAN LAPIS LEGIT
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
TRI WIJIYANTI
NIM : 140309258694
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TATA BOGA
BALIKPAPAN
2017
ii
iii
iv
v
Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada
Ayahanda dan Ibunda tercinta
Busari dan Sarmiyati
Kedua Kakak ku tersayang
Wejiaty
Syarif wijiyono
Sahabat tercinta
Damayanti
Yang terkasih
Muhammad FazlurRahman
Teman terbaikku
Rizqa Nur Amalina,Uswatun Chasannah,Suciana Ramadhani
Team TA Squad
Tegar Mukti Wicaksono dan Deppangga
Dan semua teman Angkatan 2014 Tata Boga
vi
vii
ABSTRAK
Tri Wijiyanti. Substitusi Tepung Terigu Dengan Tepung Pisang Kepok (Musa
Paradisiaca Formatypica) Dalam Pembuatan Lapis Legit. Tugas Akhir,
Balikpapan, Program Studi Tata Boga. Politeknik Negeri Balikpapan, 2017.
Penelitian ini bertujuan yaitu 1) untuk mengetahui proses pembuatan
tepung pisang kepok, 2) untuk mengetahui proses pembuatan lapis legit dengan
menggunakan tepung pisang kepok sebagai pengganti tepung terigu, 3) untuk
mengetahui tingkat kesukaan terhadap lapis legit tepung pisang kepok sebagai
bahan pengganti tepung terigu, 4) untuk mengetahui kualitas lapis legit dari bahan
dasar tepung pisang kepok sebagai bahan pengganti tepung terigu dilihat dari
aspek aroma, rasa, tekstur, dan warna.
Penelitian yang penulis lakukan ada dua tahap penelitian. Tahap pertama
adalah penelitian pendahuluan dengan metode eksperimen. Tahap kedua adalah
penelitian lanjutan yang dilakukan dengan uji hedonik dan uji mutu hedonik.
Penelitian ini melibatkan 5 orang panelis terbatas yang menggunakan uji hedonik
dan uji mutu hedonik.
Berdasarkan hasil uji hedonik menunjukan bahwa rata-rata panelis
menyatakan sangat suka terhadap rasa, warna, tekstur, aroma dari lapis legit
tepung pisang kepok. Sedangkan untuk hasil uji mutu hedonik aroma, rasa,
tekstur, dan warna pada lapis legit rata – rata panelis menyatakan setuju terhadan
kualitas lapis legit menggunakan tepung pisang kepok.
Kata Kunci :Lapis Legit, Pisang kepok, Uji Hedonik, Uji Mutu Hedonik.
viii
ABSTRACT
Tri Wijiyanti. Substitution of Wheat Flour with Kepok Banana Flour on Spekkoek
Cake. Final Project, Balikpapan, Food and Baverage Department. Balikpapan
State Polytechnic, 2017.
The aims of this research were 1) to know the process of making bananas
kepok flour, 2) to know the process of making spekkoek with bananas kepok flour
as substitute of wheat flour, 3) for liking of spekkoek with bananas kepok flour as
substitute of wheat flour, 4) to know quality of spekkoek from basic bananas
kepok flour as ingredient substitute wheat flour seen from aspect smell, taste,
texture and taste.
The writer carried out two steps. The first step was preliminary research
with experimental method. The second step was advanced research with hedonic
test and hedonic quality test. This research involved five trained panelists use
hedonic test and hedonic quality test.
Based on the result of hedonic test showed that the average of panelists
presser to taste, color, texture, and smell of spekkoek cake from bananas kepok
flour. The result of the hedonic quality test for the smell, taste, texture and color
of spekkoek cake the flat rate the panelists said agree for the quality of spekkoek
cake use the bananas kepok flour.
Keywords : spekkoek cake,kepo banana , hedonic test, hedonic quality test.
ix
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
dengan judul “Subitusi Tepung Terigu Dengan Tepung Pisang Kepok (Musa
Paradisiaca Formatypica) Pasa Pemb uatan Lapis Legit”. Di dalam tulisan ini,
disajikan pokok-pokok bahasan meliputi cara pembuatan Lapis Legit dengan
bahan dasar tepung pisang.
Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih
yang setulus- tulusnya kepada :
1. Ramli, SE., M.M sebagai Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Yogiana Mulyani, MM.Par sebagai Ketua Jurusan Tata Boga
3. Tuatul Mahfud, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I
4. Dra.Nawang Retno, D.M.Si sebagai Dosen Pembimbing II
5. Seluruh staf dan karyawan jurusan Tata Boga.
6. Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan dorongan baik moral
maupun material serta doa.
7. Seluruh Teman-teman Tata Boga angkatan 2014 yang telah banyak
membantu.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini bukanlah karya yang
sempurna, dan masih banyak ditemui kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun.
Balikpapan, 14 Mei 2017
Tri Wijiyanti
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tepung terigu atau tepung gandum merupakan bahan dasar yang
banyak digunakan dalam pengolahan pembuatan kue. Tepung terigu
adalah produk setengah jadi yang dianjurkan karena lebih tahan lama
disimpan, mudah dicampur, diperkaya zat gizi (difortifikasi), dan lebih
cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis.
Permasalahannya adalah tepung terigu masih diimpor dari negara lain.
Alasan pemerintah melakukan impor terigu karena produksi dalam
negeri belum mencukupi kebutuhan terigu masyarakat Indonesia.
Berdasarkan catatan Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia
(Aptindo) konsumsi tepung terigu Nasional juga terus meningkat.
Konsumsi tepung terigu di dalam Negeri mencapai 1,22 juta ton pada
tahun 2012, naik 5,61% dibandingkan periode yang sama tahun 2011 yang
mencatat 1,15 juta ton. Oleh karena itu perlu diupayakan bahan subtitusi
tepung terigu yang dapat dibuat dari bahan yang diperoleh secara lokal.
Untuk membantu mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu, dan
menurunkan harga jualnya. Subtitusi tepung terigu diharapkan dapat
menjamin kesinambungan produksi. Indonesia memiliki banyak sumber
daya alam yang berpotensi sebagai penghasil tepung yang dapat
dikembangkan sebagai bahan kue seperti umbi-umbian, sagu, jagung, padi,
dan pisang.
Pisang merupakan buah yang banyak tumbuh di Indonesia.
Indonesia juga merupakan salah satu Negara sebagai produsen pisang
dunia. Indonesia telah memproduksi sebanyak 6,20% dari total produksi
dunia, 50% produksi pisang di Asia berasal dari Indonesia. Kalimantan
Timur mempunyai salah satu jenis pisang yang memiliki potensi yang
besar yaitu pisang (Musa sp). Buah pisang merupakan hasil pertanian dari
kelompok hortikultura dan termasuk salah satu tamaman pangan penting
2
2
di Indonesia. Produksi buah pisang rata- rata 25.216 ton per tahun dengan
areal 4.784 ha sebagaian besar adalah jenis pisang kepok (Musa Acumina x
Balbisiana Calla) (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kaltim,
2002). Sebagai komoditi hasil pertanian buah pisang merupakan produk
yang bersifat mudah rusak, dan tidak memiliki masa simpan yang tidak
bertahan lama, dan kurangnya pemanfaatan dari buah pisang ini membuat
komoditi ini memiliki nilai jual yang rendah bahkan tak berharga di
pasaran sehingga di perlukan penggunaan teknologi yang tepat untuk
mengolah buah pisang menjadi produk yang meningkatkan nilai tambah
dan daya tahannya. Produk olahan yang menggunakan teknologi sederhana
adalah tepung pisang. Dari tepung pisang inilah akan di hasilkan bebrapa
produk seperti aneka macam kue, cake, atau produk kue tradisional, salah
satunya lapis legit.
Lapis legit memiliki nama asli spekkoek dalam bahasa Belanda,
atau Thousand layer cake dalam bahasa Inggris. Kata spek sendiri
diartikan sebagai lapisan lemak babi. Dikatakan demikian karena lapisan
dalam lapis legit menyerupai lapisan lemak pada babi yang berlapis- lapis.
Perkembangan variasi kue ini banyak menawarkan berbagai inovasi mulai
dari warna, rasa, bentuk tanpa mengubah kenikmatan aslinya. Hal ini
karena rasa dari lapis legit yang khas dan proses pembuatannya yang unik
menciptakan kenikmatan tersendiri.
Penelitian ini diharapkan dapat mengganti bahan baku tepung
dalam pembuatan lapis legit dengan tepung pisang kepok. Disamping
bahannya mudah didapatkan pemanfaatan tepung pisang alam pembuatan
lapis legit ini akan menambah nilai tambah bagi komiditi pisang di
Kalimantan Timur, khususnya kota Balikpapan, dan penelitian ini di
harapkan dapat menambah variasi oleh- oleh khas dari Balikpapan
kedepannya. Akan tetapi penggantian tepung dalam pembuatan lapis legit
dengan menggunakan tepung pisang belum di ketahui. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui formulasi penambahan tepung
pisang dalam pembuatan lapis legit sehingga menghasilkan produk yang
3
3
dapat di jadikan buah tangan dari kota Balikpapan, mengingat produk ini
cukup diminati di masyarakat dan memiliki nilai jual cukup tinggi.
Berdasarkan penjelasan di atas diperlukan penelitian tentang
inovasi kue lapis legit dengan menggunakan komuditas lokal, salah
satunya adalah pisang kepok yang telah di olah menjadi tepung. Kemudian
setelah didapatkan inovasi produk tersebut akan dilakukan penilaian
organoleptik kue lapis legit dengan penggantian tepung terigu dengan
tepung pisang kepok. Adapun aspek yang dinilai adalah warna, aroma,
tekstur, dan rasa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana proses tepung pisang kepok ?
b. Bagaimana proses pembuatan lapis legit dengan menggunakan tepung
pisang kepok ?
c. Bagaimana tingkat kesukaan konsumen atau panelis terhadap lapis
legit tepung pisang kepok ?
d. Bagaimana kualitas lapis legit tepung pisang kepok berdasarkan aspek
warna, aroma, tekstur, dan rasa?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan mendapatkan hasil yang baik maka
penelitian ini dibatasi pada proses pembuatan tepung pisang kepok,proses
pengolahan lapis legit dengan menggunakan tepung pisang kepok, dan
penilaian organoleptik yang meliputi uji hedonik dan uji mutu hedonik
lapis legit dari bahan dasar tepung pisang kepok.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui proses pembuatan tepung pisang kepok.
4
4
b. Uuntuk mengetahui proses pembuatan lapis legit dengan menggunakan
tepung pisag kepok.
c. Untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadap lapis legit tepung pisang
kepok.
d. Untuk mengetahui kualitas lapis legit dari bahan dasar tepung pisang
kepok terigu dilihat dari aspek warna, aroma, tekstur, dan rasa.
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis dapat memberikan maanfaat bagi berbagai
pihak, antara lain :
1. Bagi penulis :
a. Dapat memberikan motivasi untuk lebih mengetahui hasil yang
diinginkan dari pembuatan lapis legit menggunakan tepung pisang
kepok sebagai bahan pengganti tepung terigu.
b. Dapat memperoleh pengalaman dari proses pembuatan lapis legit
dengan menggunakan tepung pisang sebaagai bahan pengganti
tepung terigu hingga hasil yang dicapai.
2. Bagi Akademik
a. Sebagai sumber referensi untuk menambah pengetahuan resep
pembuatan lapis legit dengan tepung pisang sebagai bahan
pengganti tepung terigu khususnya di bidang akademik tata boga.
b. Memenuhi syarat dalam menyelesaikan tugas akhir pada mata
kuliah metodologi penelitian
3. Bagi Masyarakat
a. Untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat
tentang tepung pisang yang dapat dijadikan alternatif sebgai
pengganti tepung terigu dalam pembuatan lapis legit.
b. Masyarakat dapat mengetahui bahwa tepung pisang mempunyai
nilai daya guna yang tinggi.
5
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pisang
a. Sejarah pisang
Menurut Rahman dan Kabir Pisang adalah buah yang
banyak tumbuh di daerah tropis. Dari tempat asalnya di daerah
pacific bagian barat, tanaman pisang menyebar ke India sekitar
tahun 600 SM dan kemudian menyebar keseluruh dunia bagian
tropis. Tanaman ini merupakan tanaman budidaya tertua di dunia.
Bahkan menyebar ke pulau-pulau pasifik dan ke pantai barat
Afrika pada awal 200-300 SM (Zafar dan Akter, 2011).
b. Pengertian pisang
Menurut Nazaruddin (1993), Pisang adalah nama umum
yang di berikan pada tumbuhan ternak raksasa berdaun besar
memanjang dari suku Musacea. Beberapa jenisnya (Musa
acuminate, M.balbisiana, dan M. paradisiaca) menghasilkan buah
konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan
dengan kelompok- kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir.
Hamper semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika
matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah,
hijau, ungu, atau bahkan hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan
merupakan sumber energy (karbohidrat) dan mineral, terutama
kalium.
c. Klasifikasi pisang
Menurut Pranitasari (2011), Tanaman pisang (Musa
paradisiacal) adalah tanaman bebrbentuk terna raksasa dengan
batang semu yang permukaannya terlihat bekas pelepah daun.
6
6
Tumbuhan ini tidak memiliki cabang, berbatang basaha, dan tidak
mengandung lignin. Batang tumbuhan ini diselubungi oleh pelepah
daunnya. Tumbuhan ini berasal dari daerah Asia Tenggara.
Tumbuhan ini dapat berbuah dan menghasilkan buah yang kita
kenal yaitu pisang. Tumbuhan ini memiliki banyak ragam jenis,
seperti M.cavendshii, M.sinensis, M.paradisiaca normalis ,
M.brachycarpa. untuk hasil buah pisang pertama, yaitu pisang
yang dapat dimakan setelah masak terlebih dahulu seperti halnya
pisang ambon, pisang susu, dan juga pisang raja. Sedangkan yang
kedua adalah layaknya pisang yang kita ketahui pada umumnya,
dapat dimakan tanpa perlu di masak. Sedangkan yang terakhir
adalah tumbuhan pisang yang hanya dimanfaatkan dedaunannya
seperti pisang kelutuk dan batu. Berikut adalah klasifikasi dan
morfologi ( ciri fisik ) pisang secara lengkap :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)
Super Divisi : spermatophyte (Menghasilkan Biji)
Devisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
Kelas : Liliopsida (tumbuhan monokotil)
Sub kelas : Cammelinidae
Ordo : Zingiberales
Family : Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa Paradisiaca
d. Jenis-jenis pisang
Rismunandar (1989), terdapat tiga jenis golongan pisang dan
jenis-jenis pisang dari tiap golongan, antara lain sebagai berikut :
7
7
1. Pisang Mas (Musa Acuminate col)
Merupakan jenis pisang yang dituai dari pokok pisang-
pisang mas biasanya di tanam bagi mendapatkan buahnya.
Nama sains pokok pisang mas ialah musa acuminate col.
Gambar 2.1.Pisang Mas
Sumber : Andi (2014)
2. Pisang seribu (Mussa Chiliocarpa)
Buah langkah yang berasal dari kaledonia baru yang tandan
pisangnya bisa mencapai 2 meter dan mampu menghasilkan
ribuan buah pisang.
Gambar 2.2. Pisang Seribu
Sumber : Andi (2014)
3. Pisang Ambon ( Musa Paradisiaca)
Salah satu jenis buah pisang yang dagingnya tebal,
berwarrna putih kekuning-kuningan, kulitnya kehijau- hijauan
sampai kuning.
8
8
Gambar 2.3. Pisang Ambon
Sumber : Andi (2014)
4. Pisang Cavendish
Pisang ini memiliki karakter rasa yang unik. Karena rasa
asam yang tidak dominan dalam rasa manisnya. Warna
dagingnya putih kekuningan.
Gambar 2.4. Pisang Cavendish
Sumber : Andi (2014)
5. Pisang raja
Pisang raja merupakan salah satu buah tropical yang
banyak skali tumbuh di daerah Asia Tenggara termasuk
Indonesia dan Malaysia. Buah yang satu ini cukup popular
karena rasanya yang tergolong sangat manis bila dibandingkan
dengan pisang lainnya.
Gambar 2.5. Pisang Raja
Sumber : Andi (2014)
9
9
6. Pisang susu
Pisang susu mengandung asam folat sehingga sangat bagus
di konsumsi untuk ibu hamil. Karena pisang susu juga
mengandung kalori yang cukup tinggi.
Gambar 2.6. Pisang Susu
Sumber : Andi (2014)
7. Pisang kepok ( Musa Parasidiaca Formatypica )
Bentuk buah pisang kepok agak gepeng dan bergesi.
Ukuran buahnya kecil, panjangnya 10-12 cm dan beratnya 80-
120 gr. Kulit buahnya sangat tebal dengan warna kuning
kehijauan dan kadang bernoda cokelat.
Gambar 2.7. Pisang Kepok
Sumber : Andi (2014)
e. Kandungan Gizi Pisang Kepok
Menurut Wijaya (2013), pisang merupakan buah dengan
sumber gizi yang hamper sempurna karena pisang mengandung
nutrisi enam yaitu: air, gula, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Dan berkat tingginya nilai gizi yang dikandungnya, maka ia telah
menjadi makanan penting ( pokok) bagibanyak orang, konon buah
ini berasal dari asia tenggara kemudian buah ini menyebar ke
benua bagian barat. Dan perlu diketahui bahwa Indonesia
10
10
merupakan Negara penghasil pisang terbanyak, yaitu pada urutan
ke empat di dunia. Dalam pisang terkandung banyak serat dan
beberapa vitamin seperti :
Tabel 2.1 Kandungan Zat Nutrisi pada pisang kepok dalam per
100gr :
No Kandungan Pisang Kepok Berat Satuan
1 Gula 25% Kal
2 Protein 2% Gr
3 Lemak & minyak 1% Gr
4 Serat Selulosa 1% Gr
5 Kalsium 100 Mg
6 Fosfor 100 Mg
7 Besi 100 Gr
8 Vitamin A 300 Mg
9 Vitamin B1,B2,B6,B12 100 Mg
10 Air 68% IU
Sumber : Wijaya (2013)
f. Manfaat Pisang Kepok
Menurut Wijaya (2013), pisang ( Musa Paradisiaca) buah yang
satu ini sangat popular di Indonesia terutama di daerah Kalimantan,
selain karna mudah di dapat, murah, buah ini juga banyak
kandungan vitaminnya. Pisang (Banana) adalah pohon jenis terna
(pohon dengan batang yang lunak dan tidak berkayu ) dari suku
Musaceae dengan batang yang kuat. dan daun- daun yang besar
memanjang dan berwarna hijau tua. Buah pohon ini nampak dalam
bentuk sisir- sisir, yang setiapsisirnya berisi 10 sampai 20 pisang,
dan dalam buahnya tidak terdapat biji. Berikut adalah manfaat lain
dari Pisang Kepok (Wijaya, 2013) :
11
11
a. Meningkatkan kekebalan tubuh: Vitamin A,C,dan B6 yang
terkandung dalam pisang dapat meningkatkan kekebalan tubuh
dan melawan infeksi.
b. Obat hipertensi (tekanan darah tinggi): kandungan kalium
membantu mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga tekanan darah terkendali. Kandungan seratnya yang
mampu mengikat lemaknya dapat mencegah terbentuknya plak
yang berdampak naiknya tekanan darah.
c. Mencegah penyakit jantung : Vitamin C dan flavonoit pada
pisang yang bersifat antioksidan mencegah oksidasi lemak
penyebab penyakit jantung. Kaliumnya murupakan tonik yang
baik bagi jantung. Serat pektinya ikut berpengaruh dalam
membantu menurunkan kolestrol.
d. Kesehatan janin: ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi
pisang karena kandungan asam folatnya mudah diserap janin.
e. Mengatasi Anemia (kurang darah) : buah ini juga mengandung
zat besi. Dua buah pisang setiap hari, cukup membuat penderita
anemia terselamatkan.
f. Mengatasi gangguan pencernaan : pisang memiliki khasiat
antasida serta mudah dicerna sehingga baik dikonsumsi oleh
penderita gangguan asam lambung. Penelitian di Inggris
terhadap hewan coba, hewan yang diberi makan pisang,
dinding lambungnya menjadi lebih kuat. Untuk itu pilihlah
pisang yang manis seperti pisang raja. Serat pada pisang
melancarkan buang air besar. Vitamin B6- nya membantu
meredakan gejala diare.
g. Menurunkan berat badan: karbohidrat kompleks tidak
menaikan kadar glukosa dengan drastis, juga rendah lemak
sehingga aman untuk peserta program penurunan berat badan.
Asalkan pisang tidak diolah dalam bentuk banana milk shake,
12
12
pisang goreng, atau kolak. Serat pada pisang juga menurunkan
berat badan karena melancarkan proses metabolisme.
g. Teknik pembuatan Tepung Pisang Kepok
Menurut Ananymous pada dasarnya semua jenis pisang dapat
diolah menjadi tepung pisang. Tepung pisang yang terbuat dari
pisang kepok sangat baik hasilnya, warna tepungnya putih dan
menarik (Palupi, 2012). Dalam penelitian ini pisang yang
digunakan adalah jenis pisang kepok yang diolah menjadi tepung
terlebih dahulu sebelum di olah menjadi Lapis Legit. Cara
pembuatannya adalah sebagai berikut : pisang yang tua tapi masih
mangkal di iris tipis- tipis lalu direndam di dalam air yang telah
dilarutkan sodium metabisulfat, selama ± 15 menit. Perendaman
akan menghilangkan seluruh getah pada pisang yang telah di iris-
iris tipis tadi, karena getah yang masih terkandung dalam pisang
dapat menurunkan kualitas dari tepung pisang. Selanjutnya pisang
yang telah direndam kemudian ditiriskan dan dijemur hingga
kering, untuk pengeringan manual atau dengan panas matahari bisa
membutuhkan waktu ± 2 hari penjemuran ( kadar air tinggal 14 %).
Kemudian irisan pisang yang telah kering lalu ditumbuk atau di
giling hingga halus dan kemudian diayak, Suhartono Arifin (2011).
2. Lapis Legit
a. Sejarah Lapis Legit
Menurut Aaron Guing (2014), sejarah lapis legit ini dimulai
dari masa penjajahan Belanda terhadap Indonesia. Kue yang
sebenarnya buat oleh seorang warga Belanda ini secara cerdik
diubah oleh masyarakat Indonesia sebagai kue yang digemari
banyak orang. Dengan digunakannya bahan- bahan local dan
disuaikan dengan selera Indonesia, akhirnya lapis legit ini menjadi
13
13
faforit di Indonesia. Seiring dengan perkembangan waktu lapis
legit ini kemudian sah menjadi milik Indonesia setelah adanya
pendeleklarasian terhadap kue tersebut.kue yang kini menjadi
makanan khas dari Indonesia ini tidak bisa lagi di klaim oleh
negara lain. Mengenai rasanya, tentu semua orang setuju bahwa
lapis legit ini sngan enak dan lezat. Rahasianya mengapa kue lapis
legit ini sangat enak, terletak di teksturnya yang lembut dan manis
serta memiliki banyak lapisan seperti dalam sejarah, nama asli dari
kue ini ialah spekkoek yang artinya kue seribu lapis. Kata spek
memiliki arti lapisan lemak babi. Namun jangan kawatir, kata spek
ini juga memiliki arti kue yang berlapis-lapis dan menyerupai
lemak babi yang memiliki lapisan- lapisan. Bahan dan proses
pembuatan lapis legit sendiri juga cukup unik. Banyaknya bahn
yang digunakan seperti telur dan mentega serta perlunya
keterampilan dan kesabaran tingkat tinggi dalam setiap lapisan
yang di panggang menjadi rahasia kelezatan lapis legit. Kue lapis
legit ini juga menyimpan cerita menarik dalam jumlah lapisanya.
Pada jaman dahulu, dierlukan keterampilan ekstra.jumlah lapisan
minimal untuk membuat kue lapis legit yang sempurna adalah 18
lapisan. Untungnya dengan perkembangan teknologi, perralatan
yang ada bisa memudahkan proses pembuatan kue ini. Dengan
banyaknya lapisan yang menuntut kesabaran, tak heran jika harga
sebuah lapis legit ini cukup mahal.
Sebagai mana namanya, lapis legit ini merupakan salah satu
jenis kue yang terdiri dari beberapa lapisan yang dipadupadankan
dalam satu makanan. Yang paling umum warna yang digunakan
dalam pembuatan lapis legit ini adalah warna kuning kecoklatan
dan warna coklat atau hitam. Paduan ini menghasilkan warna yang
menarik, dimana kue nya tampak seperti terdiri dari banyak lapisan
yang tipis dengan warna yang bergantian yang membuat tampilan
dari kue ini menjadi menarik dan sangat menggoda.
14
14
Pembuatan adonana lapis legit yaitu dengan cara butter type
cake yaitu dengan mengosok margarine atau mentega dikocok
bersama gula hingga gulanya larut. Pengocokan tidak boleh terlalu
lama. Kemudian memasukan kocokan telur dan bahan lainnya
dalam adonan mentega. Untuk membuat lapisannya, harus dibuat
lapisan demi lapisan dengan meratakan sedikit adonan pada
Loyang, dan dimatangkan dengan cara dipanggang sebentar hingga
lapisannya set, lalu dilakukan hingga adonannya habis
b. Variasi Bentuk Lapis Legit
Banyak variasi lapis legit yang dapat kita temui saat ini, mulai
dari bentuk,rupa, warna maupun rasa. Kue lapis ini diciptakan
sebagai upaya untuk mempertahankan keberadaan kue yang
menjadi kuliner budaya Indonesia. Beberapa macam dan variasikue
lapis legit dapat ditemukan seperti kue lapis legitnkhas Pontianak
yang memiliki tekstur lembut dan kental dengan rasa susu yang
manis. Ada pula kue lapis legit khas imlek yaitu lapis legit prunes
dengan potongan- potongan buah prunes di dalamnya. Belum lagi
kue lapis legit khas Surabaya yang asangat manis dengan lapisan-
lapisan berwarna coklat dan bercita rasa original seperti kue lapis
legit khas Belanda. Bentuk lapisan –lapisan dan rasa kue lapis legit
di setiap daerah memiliki perbedaan dan khas masing- masing. Ada
lapis legit yang sangat tipis ada pula yang tebal, ada kue lapis legit
yang basah dan ada juga yang kering, dan ada pula kue lapis legit
yang memadupadankan warna dalam penampilannya yang
biasanya setiap warna dalam masingg- masing lapisan lapis legit
memiliki rasa tersendiri misalnya warna hijau sebagai rasa pandan,
coklat itu coklat, kuning/coklat muda rasa original dan lainnya.
Berikut adalah variasi bentuk dari kue lapis legit:
1. Lapis tikar
15
15
Lapis legit yang satu ini memiliki corak khas layaknya
tikar. Selain itu tersedia warna coklat ada pula lapis legit tikar
warna hijau dengan rasa pandan.
Gambar 2.8. Lapis Legit Tikar
Sumber : Lanny Soechan(2005)
2. Lapis legit gulung
Lapis legit jenis ini berbeda dengan lapis legit pada
umumnya. Kue lapis legit ini disajikan dalam bentuk yaitu
digulung. Bila diisi dengan isian seperti buah prunes, lembaran
keju dan lainnya atau diisi lapis legit bentuk lain
Gambar 2.9. Lapis Legit Gulung
Sumber : Lanny Soechan(2005)
3. Lapis legit bilik
Lapis legit ini menampilkan susunan lapis yang sebagian
diberi beberapa warna kemudian disusun vertical dan
horizontal di bagian tengahnya, diapit oleh susunan kue lapis
legit paa umumnya sehingga terlihat seperti bilik- bilik.
Gambar 2.10. Lapis Legit Bilik
Sumber : Lanny Soechan(2005)
16
16
4. Lapis legit Moscovis
Lapis legit dengan campuran buah ceri segar dan dried fruit
mix didalam lapisan kuenya. Idenya diambil dari “muscovite”,
kue spons (sponge cake ) yang disemprot kirch sampai kuyub,
lalu ditaburi manisan buah.
Gambar 2.11. Lapis Legit moscovis
Sumber : Doddy Pamudji (2010)
5. Lapis legit segitiga
Potongan lapis legit yang dipotong menjadi bentuk segi tiga
dibalut dengan satu lembar kue lapis sehingga tersaji dengan
rapi dan indah.
Gambar 2.12. Lapis Legit Segi tiga
Sumber : Lanny Soechan(2005)
6. Lapis legit dengan aneka isi atau topping
Variasi aneka rasa lapis legit yang diberi buah prunes/
lembaran irisan almond/dodol durian dan lainnya pada
beberapa lapisan lapis legit untuk memberikan rasa dan
menambahkan cita rasanya.
17
17
Gambar 2.13. Lapis Legit Topping
Sumber : Doddy Pamudji (2010)
c. Kandungan Gizi Lapis Legit
Kue lapis legit ini merupakan makanan camilan yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kue lapis legit
mengandung 511 kalori dalam per 1 ons, selain itu lapis legit
memiliki kandungan lemak sebesar 41.39 g, protein sebesar 6.28 g,
karbohidrat sebesar 31.07 g, sodium sebesar 212 mg, san kalium
sebesar 103 mg (Hartati, 2015).
3. Resep Acuan
Resep acuan yang digunakan penulis dalam penelitian pembuatan
kue lapis legit berbahan dasar tepung pisang yaitu berdasarkan pada
resep lapis legit (Hadi Tuwendi, 2011).
Bahan :
700 gr butter
900 gr Kuning telur ( kurang lebih 60 kuning telur)
430 gr gula halus
50 gr susu bubuk
60 gr tepung terigu
45 gr susu kental manis
10 gr spekoek
1 gr garam
4. Bahan Pembuatan Lapis Legit
a. Lemak
Lemak yang digunakan untuk lapis legit yaitu butter.
Fungsi lemak disini untuk menjaga kue agar tetap tahan lama,
menambah nilai gizi, member aroma pada kue dan membuat kue
18
18
terasa empuk. Tentu juga menimbulkan rasa enak. Lemak juga
membantu menahan cairan dalam kue yang telah jadi.
b. Telur
Telur dan tepung membentuk suatu kerangka pada kue.
Telur juga akan memberikan aroma,rasa dan warna pada kue. Telur
juga dapat melembabkan kue. Sebelum digunakan telur harus
dikocok terlebih dahulu sampai kaku dan mengembang. Lecithin
pada kuning telur mempunyai daya pengemulsi, sedangkan lutein
dapat memberi warna pada akhir produk.
c. Gula
Gula memberikan rasa manis serta warna kecoklatan pada
kue karena efek karamelisasi. Gula yang bisa digunakan dalam
pembuatan kue Lapis legit adalah gula pasir, gula kastor, dan gula
halus.
Gula halus atau gula bubuk atau sering disebut juga tepung
gula adalah gula yang telah melalui proses penghalusan sehingga
terbentuk bubuk atau tepung gula. Karna sifatnya halus, gula
bubuk ini baik digunakan dalam membuat krim untuk cake dan
taburan pada kue. Ada beberapa jenis gula bubuk yang
mengandung pati jagung sehingga tidak mudah menggumpal.
d. Susu
Bila susu yang digunakan sebagai susu padat kering maka
kue yang mempunyai susunan yang lengkap. Laktosa guls susu
menghasilkan warna kerak. Susu padat membangkitkan rasa
(aroma) dan merupakan bahan penambah cairan yang baik.
e. Tepung
Tepung terigu merupakan tepung yang dihasilkan dari
penggilingan gandum. Tepung terigu memiliki karakteristik yang
berbeda dengan tepung lainnya yaitu memiliki gluttrn didalamnya.
Gluten merupakan protein yang tidak larut dalam air.
19
19
Fungsi utama teoung pada bembuatan kue yaitu sebagai
kerang kue. Biasanya tepung yang digunakan yaitu tepunf terigu.
Penggunaan tepung lain dalam adonan kue dapat dilakukan apabila
kita mengetahui sifat tepung itu. Untuk hasil yang baik tepung
dapat disangrai terlebih dahulu.
f. Spekoek
Bumbu spekkoek merupakan campuran dari bebrapa jenis
rempah yaitu Kayu manis bubuk, cengkih bubuk, bunga pala
bubuk,dan kapilaga bubuk. campuran keempat jenis bahan ini
menghasilkan aroma yang harum dan sangat khas.
g. Garam
Garam adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa
asin. biasanya yang tersedia adalah Natrium Klorida (NaCl) yang
dihasilkan oleh air laut. garam dalam bentuk alaminya adalah
mineral Kristal yang dikenal sebagai batu garam atau halite. garam
berfungsi sebagai penambah rasa gurih dalam pembuatan kue.
namun penambahan garam yang digunakan tidaklah banyak.
karena penggunaan garam yang berlebihan akan membuat kue
gagal mengembang dan menciptakan rasa yang asin.
5. Uji Organoleptik
a. Definisi Uji Organoleptik
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan
cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat
utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk.
Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam
penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan
indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari
produk (Susiwi, 2009).
20
20
b. Syarat Uji Organoleptik
Syarat agar dapat disebut uji organoleptik adalah sebagai
berikut:
1. Ada contoh yang diuji yaitu benda perangsang.
2. Ada panelis sebagai pemroses respon.
c. Tujuan Uji Organoleptik
Tujuan diadakannya uji organoleptik terkait langsung
dengan selera. Setiap orang di setiap daerah yang memiliki
kecenderungan selera tertentu sehingga produk yang akan
dipasarkan harus disesuaikan dengan selera masyarakat setempat.
Selain itu disesuaikan pula dengan target konsumen, apakah anak –
anak atau orang dewasa. Tujuan organoleptik adalah untuk :
1. Pengembangan produk dan perluasan pasar.
2. Pengawasan mutu, meliputi bahan mentah, produk, dan
komoditas.
3. Perbaikan produk.
4. Membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing.
5. Evaluasi penggunaan bahan, formulasi, dan peralatan baru.
d. Hal – Hal yang Tercakup dalam Pengujian Organoleptik
1. Panelis
Untuk penilaian mutu atau analisa sifat – sifat sensorik
suatu komoditi panel bertindak sebagai instrumen atau alat.
Panel adalah suatu atau sekelompok orang yang bertugas untuk
menilai sifat atau mutu benda berdasarkan kesan yang
subyektif. Jadi penilaian makanan secara panel adalah
berdasarkan kesan subyektif dari para panelis dengan prosedur
sensorik tertentu yang harus diturti.
Dalam penilaian organoleptik dikenal beberapa macam
panel. Penggunaan panel-panel ini dapat tergantung dari
tujuannya. Ada 6 macam panel yang biasa digunakan, yaitu :
21
21
1. Pencicip perorangan (individual expert).
Panel perseorangan adalah orang yang sangat ahli
dengan kepekaan spesifik yang sangat tinggi yangdiperoleh
karena bakat atau latihan-latihan yang sangat intensif. Panel
perseorangan sangatmengenal sifat, peranan dan cara
pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai
metode-metode analisis organoleptik dengan sangat baik.
Keuntungan menggunakan panelis ini adalahkepekaan
tinggi, bias dapat dihindari, penilaian efisien dan tidak
cepat fatik. Panel perseoranganbiasanya digunakan untuk
mendeteksi jangan yang tidak terlalu banyak dan
mengenalipenyebabnya. Keputusan sepenuhnya ada pada
seorang.
2. Panel pencicip terbatas (small exepert).
Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang
mempunyai kepekaan tinggi sehingga bias lebih di
hindari.Panelis ini mengenal dengan baik faktor-faktor
dalam penilaian organoleptik dan mengetahui
carapengolahan dan pengaruh bahan baku terhadap hasil
akhir. Keputusan diambil berdiskusi diantaraanggota-
anggotanya.
3. Panel terlatih (trained panel).
Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang
mempunyai kepekaan cukup baik. Untuk menjadi
terlatihperlu didahului dengan seleksi dan latihan-latihan.
Panelis ini dapat menilai beberapa rangsangansehingga
tidak terlampau spesifik. Keputusan diambil setelah data
dianalisis secara bersama.
22
22
4. Panel tak terlatih (untrained panel).
Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang
dapat dipilih berdasarkan jenis suku-suku bangsa, tingkat
sosial dan pendidikan. Panel tidak terlatih hanya
diperbolehkan menilai alat organoleptik yang sederhana
seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam .
untuk itu panel tidak terlatih biasanya dari orang dewasa
dengan komposisi panelis pria sama dengan panelis wanita.
5. Panel agak terlatih.
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang
sebelumya dilatih untuk mengetahui sifat-sifat tertentu..
panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan terbatas
dengan menguji datanya terlebihdahulu. Sedangkan data
yang sangat menyimpang boleh tidak digunakan dalam
keputusannya.
6. Panel konsumen (consumer panel).
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang
yang tergantung pada target pemasaran komoditi. Panel ini
mempunyai sifat yang sangat umum dan dapat ditentukan
berdasarkan perorangan ataukelompok tertentu.
Dalam penilaian organoleptik seorang panelis
membutuhkan indra yang berguna dalam menilai sifat indrawi
suatu produk yaitu:
1. Penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap, ukuran
dan bentuk, volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar
dan diameter serta bentuk bahan.
23
23
2. Indra peraba yang berkaitan dengan stuktur, tekstur dan
konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen
penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat
diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan
konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus.
3. Indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sebagai
suatu indikator terjadinya kerusakan pada produk, misalnya
ada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah
mengalami keruskan.
4. Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa, maka rasa manis
dapat dengan mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin
pada ujung dan pinggir lidah, rasa asam pada pinggir lidah
dan rasa pahit pada bagian belakang lidah (Funna, 2013).
2. Laboratorium Penilaian Organoleptik
Laboratorium penilaian organoleptik adalah suatu
laboratorium yang menggunkan manusia sebagai alat pengukur
berdasarkan kemampuan penginderaannya. Laboratorium ini
perlu persyarataan tertentu agar diperoleh reaksi kejiwaan yang
jujur dan murni tanpa pengaruh faktor – faktor lain.
a. Unsur–Unsur Penting dalam Laboratorium Penilaian
Organoleptik adalah sebagai berikut :
1. Suasana: meliputi kebersihan, ketenangan,
menyenangkan, kerapihan, teratur serta cara penyajian
estetis.
2. Ruang : meliputi ruang penyiapan sampel atau dapur,
ruang pencicipan, ruang tunggu para panelis dan ruang
pertemuan para panelis.
3. Peralatan dan Sarana : meliputi alat penyiapan sampel,
alat penyajian sampel, dan alat komunikasi (sistem
lampu, format isian, format instruksi, alat tulis).
24
24
b. Persyaratan Laboratorium Penilaian Organoleptik
Untuk menjamin suasana tenang seperti tersebut diatas
diperlukan persyaratan-persyaratan khusus didalam
laboratorium :
1. Isolasi : agar tenang maka laboratorium harus terpisah
dari ruang lain atau kegiatan lain, pengadaan suasana
santai diruang tunggu, dan tiap anggota perlu bilik
pencicip tersendiri.
2. Kedap suara : bilik pencicip harus kedap suara,
laboratorium harus dibangun jauh dari keramaian.
3. Kadar bau : ruang penilaian harus bebas bau – bauan
asing dari luar (bebas bau parfum/rokok panelis), jauh
dari pembuangan kotoran dan ruang pengolahan.
4. Suhu dan Kelembaban : suhu ruang harus dibuat tetap
seperti suhu kamar (20-250C) dan kelembaban diatur
sekitar 60%.
5. Cahaya : cahaya dalam ruang tidak terlalu kuat dan
tidak terlalu redup.
c. Bilik Pencicip (Booth)
Bilik pencicip terdapat dalam ruang pencicipan, bilik
ini berupa sekatan – sekatan dengan ukuran panjang 60-
80cm dan lebar 50 – 60 cm. Bilik pencicip berupa bilik
yang tersolir dan cukup untuk duduk satu orang panelis.
Hal ini dimaksudkan agar tiap panelis dapat melakukan
penilaian secara individual. Setiap bilik pencicip dilengkapi
dengan :
1. Jendela (untuk memasukkan sampel yang diuji).
2. Meja (untuk menulis / mencatat kesan, tempat
meletakkan sampel, gelas air kumur).
3. Kursi bundar.
25
25
4. Kran pipa air, penampung air buangan.
d. Dapur Penyiapan Sampel
Dapur penyiapan sampel harus terpisah tetapi tidak
terlalu jauh dari ruang pencicipan. Bau – bauan dari dapur
tidak boleh mencemari ruang pencicipan. Kebersihan
penyiapan sampel tidak boleh terlihat atau terdengar panelis
diruang pencicipan.
3. Metode Pengujian Organoleptik
Pengujian organoleptik mempunyai bermacam – macam
cara. Salah satunya adalah :
1. Uji Penerimaan
Uji penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan
suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan
oramg menyenangi. Jika pada uji pembedaan panelis
menggemukakan kesan akan adanya perbedaan tanpa
disertai senang atau tidak, maka pada uji penerimaan,
panelis mengemukakan tanggapan pribadi yaitu kesan yang
berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan senang atau
tidaknya terhadap sifat sensorik atau kualitas yang dinilai.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai macam – macam uji
penerimaan sebagai berikut :
a. Uji kesukaan
Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Dalam uji
hedonik, panelis diminta untuk menyatakan tentang
kesukaan atau ketidaksukaan. Tingkat – tingkat
kesukaaan ini disebut skala hedonik. Skala hedonik
dapat direntangkan atau diciutkan menurut skala yang
dikehendakinnya
26
26
b. Uji Mutu Hedonik
Berbeda dengan uji kesukaan, uji mutu hedonik
tidak menyatakan suka atau tidak suka, melainkan
menyatakan kesan tentang baik atau buruk. Kesan baik
– buruk ini disebut kesan mutu hedonik. Kesan mutu
hedonik lebih spesifik daripada sekedar kesan suka
atau tidak suka. Rentangkan skala hedonik berkisar
dari ekstrim baik sampai ke ekstrim jelek.
4. Pengujian Deskripsi
Pada uji – uji sebelumnya, penilaian sensorik
didasarkan pada sifat sensorik. Penilaian ini juga disebut
penilaian satu dimensi. Mutu suatu komoditi pada umumnya
ditentukan oleh beberapa sifat sensorik. Pengujian deskripsi
merupakan penilain sensorik yang berdasarkan sifat – sifat
sensorik yang lebih kompleks, meliputi banyak sifat sensorik
5. Beberapa Masalah yang Memerlukan Pemecahan Segi
Organoleptik
a. Pengembangan Produk
Suatu produk baru yang maupun yang tiruan
(imitasi) secara umum perlu diketahui aseptabilitasnya.
Untuk itu dapat dilakukan uji hedonik dan uji pembedaan.
b. Perbaikan Produk
Perbaikan produk dapat dikur secara obyektif
maupun subyektif atau secara organoleptik. Dalam uji ini
perlu diketahui : apakah produk baru atau lama.
c. Penyesuaian Proses
Termasuk dalam penyesuaian proses ialah
penggunaan alat baru, pemakaian bahan baru dan perbaikan
proses. Tujuannya untuk efisiensi atau menekan biaya
27
27
pengolahan tanpa mempengaruhi mutu. Jadi uji yang
digunakan adalah uji pembedaan, uji skalar ataupun uji
hedonik.
d. Mempertahankan Mutu
Masalah yang sangat penting dalam industri adalah
mempertahankan mutu dan keseragaman mutu. Agar hal
tersebut dapat dicapai maka perlu diperhatikan pengadaan
bahan mentah, pengolahan/ produksi dan pemasaran. Uji
yang digunakan adalah : Uji pembedaan, uji skalar ataupun
uji hedonik.
e. Uji Simpan
Selama penyimpanan atau pemasaran produk akan
mengalami penurunan mutu akan perlu dilakukan
pengujian. Hasil uji ini sekaligus dapat menetapkan umur
simpan. Uji yang dilakukan adalah uji pembedaan, uji
skalar, uji hedonik, dan uji diskripsi.
f. Pengkelasan Mutu
pengkelasan mutu perlu dilakukan sortasi yang teliti
menurut kriteria baku dan spesifikasi baku yang ditetapkan.
Uji yang dipakai adalah uji skalar.
g. Pemilihan Produk atau Bahan Terbaik
perusahaan perlu memilih salah satu atau lebih
bahan sejenis (varietas tertentu) Untuk keperluan suatu
proses, maka uji yang dilakukan meliputi uji pembedaan,
uji penjenjangan, uji skalar dan uji diskrpsi.
h. Uji Pemasaran
Uji pemasaran tidak dilakukan didalam
laboratorium melainkan di tempat umm, di pasar atau di
toko. Untuk itu digunakan uji pembedaan sederhana dan uji
hedonik.
28
28
i. Kesukaan Konsumen
Diantara beberapa produk yang sama, ingin
diketahui produk mana yang paling disukai. Uji
organoleptik yang digunakan adalah uji hedonik.
j. Seleksi Panelis
Uji organoleptik yang banyak digunakan untuk
memilih anggota sampel adalah uji pembedaan, uji skalar
dan diskripsi.
B. Hasil Penelitian Yang Releven
Terdapat beberapa penelitian sejenis tentang olahan dari pisang yang
pernah dilakukan diantara lain :
1. Menuru Suhartono Arifin (2011) dalam Penelitian Tepung Pisang
Kepok, studi pembuatan roti dengan judul subtitusi Tepung Pisang
Kepok ( Musa Paradisiaca Formatypica). Dalam skripsi S1 Jurusan
Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hassanudin
Makkasar Tahun 2011. Menyatakan bahwa proses pembuatan roti
dengan menggunakan variasi perlakuan yang terbaik pada peneitian
pendahuluan dengan perendaman 0,3% baik Nacl maupun asan sitrat
kemudian setiap perlakuan ditambahkan ragi 0,7%, susu bbuk 12,5 g,
gula pasir 8,45g, bread improved 0,5g, telur ayam 1 butir, Air mineral
dingin 150 ml, margarine 15 gr,garam 3,35 g dan perbandingan
pengunaan tepung pisang dengan tepung terigu. Kemudian dilanjutkan
dengan analisa, daya kembang, kadar air, kadar abu dan uji
organoleptik terrhadap warna, tekstur, aroma, dan rasa, mendapatkan
Roti yang baik dengan warna kuning kecoklatan, teksur yang lembut,
aroma pisang yang kuat, dan rasa pisang yang mendominan.
2. Menurut Nurhamidah Rangkuti (2015) dalam Penelitian tepung pisang
kepok, yang berjudul “Pengaruh Subtitusi Pisang Kepok Terhadap
Kualitas Cookies”. Dalam skripsi S1 jurusan kesejahteraan keluarga
29
29
fakultas teknik universitas Negeri Padang tahun 2015. Menyatakan
bahwa pengaruh subtitusiTepung Pisang Kepok sebanyak 15%,30 %,
45% dari tepung terigu yang digunakan terhadap kualitas warna kuning
kecoklatan, bentuk seragam, bentuk rapi, bentuk bulan sabit, aroma
harum pisang kepok, tekstur rapuh, rasa manis, dan rasa pisang kepok.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni dengan metode rancangan
acaklengkap menggunakan tiga kali pengulangan dengan 30 0rang
panelishasil penelitian menunjukan bahwa subtitusi tepung pisang
kepok berpengaruh terhadap warna kecoklatan ,bentuk rapi, bentuk
bulat sabit, aroma harum pisang kepok, tekstur rapuh, dan rasa pisang
kepok yaitu pada umumnya nilai terbaik terdapat pada perlakuan 45%
(X3) dari pada perlakuan lainnya,
3. Menurut Devika Sandra (2015) dalam penelitian tentang Lapis Legit
dengan judul “Penambahan Buah Lai (Durio Kutejensis) dalam
Pembuatan Lapis Legit”. Dalam prnrlitian ini peneliti menggunakan
buah Lai dalam pembuatan kue Lapis Legit dengan menggunakan
butter method/ pound method yang sama dengan method pembuatan
Lapis Legit Tepung Pisang. Menghasilkan lapis legit dengan kualitas
yang lembut dan lembab serta warna yang sangat menarik yaitu orange
4. Menurut Abdul Aziz (2016) dalam peneliian tentang tepung pisang
yang berjudu “Subtitusi Tepung Terigu dengan Tepung Pisang Kepok
(Musa Paradisiaca Formatypica) pada Pembuatan Choux Pastry”.
Menyatakan dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan Tepung
Pisang Kepok dalam metode pembuatan Choux Pastry karena pisang
kepok memiliki kandungan pati yang sangat tinggi, dan dilakukan Uji
Pembedaan yang penulis simpulkan dari Choux pastry tepung terigu
dan tepung pisang kepok menyatakan bahwa proses pembuatan Choux
pastry tepung terigu lebih baik dari pada Choux pastry tepung pisang
kepok.
30
30
C. Kerangka Berfikir
Dalam pembuatan Tugas Akhir (TA) ini penulis mengangkat judul
“Subtitusi tepung pisang kepok sebagai pengganti tepung terigu pada
pembuatan Lapis Legit”.
Penulis melakukan penelitian dengan membuat Lapis Legit
berbahan dasar tepung pisang kepok karena pisang kepok merupakan
komoditas yang melimpah di Kalimantan. Selain itu pisang kepok
memiliki karakteristik tinggi karbohidrat dan protein sedang. Sesuai
dengan tepung terigu yang digunakan dalam pembuatan kue lapis legit.
Tepung yang cocok di pakai dalam pembuatan lapis legit yaitu tepung
rotein sedang, sehingga tepung pisang kepok dapat dipakai sebagai
pengganti tepung terigu dalam pembuatan lapis legit.
Penulis melakukan beberapa kali eksperimen pembuatan tepung
pisang kepok hingga menemukan tepung dengan kualitas yang baik. dan
Penulis mengambil acuan resep basic lapis legit dalam pembuatan lapis legit
tepung pisang kepok, sehingga penulis mengetahui cara pembuatan lapis legit
pada umumnya untuk menghasilkan formula resep yang diinginkan untuk
mengetahui proses pembuatan lapis legit tepung pisang kepok. Kemudian
penulis membuat Lapis legit dengan bahan dasar pisang kepok. Lalu
melakukan uji hedonic dan uji mutu hedonik. Sehingga penulis dapat
mengetahui tingkat kesukaan dan mutu kualitas dari Lapis legit yang
dihasilkan.
31
31
Maka dibuatlah alur kerangka berfikir seperti :
Gambar 2.14 . Alur Kerangka Berfikir
Sumber : Penulis, 2017
Subtitusi tepung pisang kepok sebagai pengganti tepung
terigu dalam pembuatan lapis legit
Proses pembuatan tepung pisang
kepok
Teori dan analisiis resep
Memperoleh formula
resep yang diinginkan
Mengetahui proses pembuatan
lapis legit tepung pisang kepok
Lapis legit tepung pisang
kepok
Uji kesukaan produk oleh
panelis
Uji mutu kualitas produk oleh
panelis
Mengetahui tingkat
kesukaan dan mutu
kualitas
32
32
BAB III
METEDEOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Tata Boga. Dalam penelitian
ini terbagi dua tahap penelitian yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian
lanjutan.
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menguji standar resep
Lapis Legit dengan mengganti tepung terigu dengan tepung pisang
kepok. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen merupakan kondisi yang ada dimanipulasi oleh peneliti
sesuai dengan kebutuhan peneliti.
2. Penelitian Lanjutan
Penelitian lanjutan bertujuan untuk mengetahui tingkat
kesukaan panelis dan mutu terhadap produk Lapis Legit dengan
menggunakan tepung pisang kepok. Adapun jenis penelitiannya adalah
penelitian organoleptik. penelitian organoleptik merupakan pengujian
yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan
sebagai kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda
karena adanya rangsangan yang akan diterima alat indra yang berasal
dari benda tersebut. Metode pengujian organoleptik yang digunakan
adalah uji penerimaan melalui uji hedonik.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Waktu penelitian pendahuluan akan dimulai dari bulan Mei 2017.
Tempat penelitian dilakukan di Politeknik Negeri Balikpapan Km. 08,
Kecamatan Balikpapan Utara, Kalimantan Timur.
33
33
2. Penelitian Lanjutan
Waktu penelitian lanjutan akan dimulai dari bulan Juni 2017. Tempat
penelitian dilaksanakan kitchen Pastry Hotel Le Grandeur dan Hotel
Grand Jahtra Balikpapan.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Adapun populasi dan sampel yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2013) menyatakan bahwa populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini terbagi dua yaitu:
a. Populasi Penelitian Pendahuluan
Populasi dalam penelitian tahap ini adalah pisang kepok yang ada di
kota Balikpapan
b. Populasi Penelitian Lanjutan
Populasi dalam penelitian tahap ini adalah karyawan yang bekerja
di bagian Patry Hotel.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013) menyatakan bahwa sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu.
Kesimpulannya akan diberikan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus respresentatif (mewakili).
34
34
a. Sampel Penelitian Pendahuluan
Sampel dalam penelitian tahap ini adalah pisang kepok yang
diambil di Pasar Pandansari sebanyak 2 sisir kemudian, akan
diproduksi menjadi tepung pisang kepok.
b. Sampel Penelitian Lanjutan
Panelis yang digunakan dalam penelitian lanjutan adalah panelis
terbatas (small exepert). yang berjumlah 5 panelis. Panelis tersebut
diambil dari karyawan pastry hotel Le Grandeur sebanyak 3 orang
dan karyawan pastry hotel Grand Jatra sebanyak 2 orang .
3. Teknik Sampling
a. Teknik Pengambilan Sampel Pendahuluan
Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random
sampling. Teknik simple random sampling menurut Kerlingger
(2006:188) adalah metode penarikan dari sebuah populasi dengan
cara tertentu sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang
yang sama.
Teknik pengambilan sampel ini dengan cara membeli pisang
kepok dengan kualitas yang baik untuk dijadikan tepung pisang
kepok. Lalu dijadikan sebagai bahan pengganti tepung terigu dalam
pembuatan Lapis Legit.
b. Teknik Pengambilan Sampel Lanjutan
Untuk penelitian lanjutan, pengujian lanjutan ini,
menggunakan metode teknik sampling Nonprobilitas yaitu teknik
purposive sampling dimana peneliti secara senagaja menentukan
panelis yang akan menguji hasil produk. Adapun panelis yang akan
digunakan dalam penelitian adalah panelis terbatas yakni, 5 orang.
Selanjutnya dilanjutkan dengan melakukan uji hedonik dan mutu
hedonik untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap hasil
produk lapis legit.
35
35
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen uji hedonik
sebagai pengumpulan data yang di jabarkan sebagai berikut:
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu sebagai berikut :
a. Eksperimen
Suatu teknik mengumpulkan data pada penelitian
pendahuluan dengan melakukan beberapa percobaan untuk
mendapatkan formula Lapis Legit yang tepat untuk menghasilkan
suatu produk yang layak yang selanjutnya disebarkan kepada
penulis untuk mengetahui tingat kesukaan.
b. Studi Kepustakaan
Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan yaitu
buku referensi yang digunakan dalam membuat tinjauan pustaka
mengenai pokok pembahasan yang akan disajikan pada penulisan
laporan usulan penelitian dan mencari sumber serta data
pendukung lainnya dari internet, jurnal, artikel, dan buku resep
Lapis Legit.
c. Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh melalui gambar-gambar maupun
foto-foto yang penulis ambil sendiri dalam pembuatan produk lapis
legit agar pembaca dapat mengetahui bahan apa saja yang
digunakan dalam penelitian ini dan mengetahui proses pembuatan
lapis legit dengan menggunakan tepung pisang kepok.
d. Kuesioner
Quesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan secara tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
(Sugiyono, 2005:162).
36
36
Quesioner yang penulis lakukan yaitu memberikan
pertanyaan-pertanyaan dengan opsi jawaban yang tersedia tentang
produk berupa lembaran dengan tujuan untuk mendapatkan hasil
uji hedonic dan uji mutu hedonik yang dibutuhkan.
2. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi (Hasan, 2002), Instrument pengumpulan
data adalah alat atau suatu fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar perkerjannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik. dalam artian harus lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah untuk diolah
Instrumen penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya
terima konsumen terhadap sifat organoleptik yang meliputi aspek
warna, rasa, aroma dan tekstur dengan menggunakan lembar uji
penilaian. Uji organoleptik biasanya meliputi 3 aspek yakni, warna,
rasa, dan tekstur. Dalam penelitian yang penulis lakukan yaitu
menggunakan uji organoleptik terhadap penggantian tepung terigu
dengan tepung pisang kepok dalam pembuatan kue lapis legit yang
dilihat dari ketiga aspek tersebut. Berikut adalah kerangka penilaian
hedonik dan hedonik pada angket uji organoleptik
37
37
Tabel 3.2 Skala Hedonik dan Skala Numerik
Aspek
Penilaian
Skala Hedonik Skala
Numerik
Penilaian
sampel
Warna Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
Aroma Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
Tekstur Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
Rasa Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
38
38
Tabel 3.3 Skala Hedonik dan Skala Numerik
Aspek
penelitian
Skala
Mutu hedonik
Skala
angka
Penilaian
sampel
Warna
Sangat menarik 5
Menarik 4
Agak menarik 3
Tidak menarik 2
Sangat tidak menarik 1
Aroma
Sangat beraroma pisang 5
Beraroma pisang 4
Agak beraroma pisang 3
Tidak beraroma pisang 2
Sangat tidak beraroma
pisang
1
Rasa
Sangat gurih, sangat
terasa pisang
5
Gurih, terasa pisang 4
Agak gurih, agak terasa
pisang
3
Tidak gurih, tidak terasa
pisang
2
Sangat tidak gurih, dan
sangat tidak terasa pisang
1
Tekstur
Sangat lembut 5
Lembut 4
Agak lembut 3
Tidak lembut 2
Sangat tidak lembut 1
39
39
E. Teknik Analisa Data
Data dari penilitian akan dianalisa penulis secara deskriptif.
Menurut Sugiyono (2012), menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi.
Data yang terkumpul dari hasil uji hedonik dianalisis secara
statistika deskriptif dengan melihat tingkat kesukaan konsumen dan mutu
produk terhadap lapis legit dengan menggunakan tepung pisang kepok.
Maka dengan penelitian ini untuk mengetahui daya terima konsumen
terhadap kue lapis legit yang akan di uji hedonik dan uji mutu hedonik
yang meliputi aspek warna, rasa, dan tekstur. dengan menggunakan
SPSS20 for windows untuk melihat tingkat kesukaan konsumen dan mutu
produk terhadap lapis legit dengan menggunakan tepung pisang kepok.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah beberapa tahapan yang akan digunakan
dalam mencari data-data untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian.
Untuk membuat lapis legit yang berkualitas baik memang didukur oleh
beberapa hal. Diantaranya adalah resep yang tepat, pemilihan bahan yang
bagus, penimbangan bahan yang pas, tektsur adonan yang baik dan teknik
mengovenan yang tepat.
1. Penelitian Pendahuluan
Dalam proses penelitian pendahuluan dari lapis legit dengan
menggunakan tepung pisang kepok prosedur penelitian sebagai
berikut:
40
40
Gambar 3.15 Diagram Alur
Pembuatan Tepung Pisang Kepok
Pengukusan dan pengirisan pisang
kepok
Perendaman irisan dengan laruran
air garam
Pencucian pisang dengan air
mengalir
Penjemuran pisang kepok
Proses penggilingan pisang kepok
Proses pengayakan pisang kepok
Pemilihan pisang kepok yang
baik
Tepung pisang kepok
41
41
Gambar 3.16 Diagram Alur Pengolahan Lapis Legit
dengan Tepung Pisang Kepok
a) Bahan yang Digunakan Dalam Penelitian
Bahan yang penulis gunakan dalam pembuatan lapis legit dengan
menggunakan tepung pisang kepok adalah sebagai berikut :
Proses pembuatan adonan lapis
legit
Pencampuran tepung pisang
dalam adonan lapis legit
Proses pemanggangan adonan
lapis legit
Pendinginan lapis legit
Menyiapkan bahan lapis
legit
Pemotongan lapis legit
42
42
1. Tepung pisang kepok
Tepung yang digunakan adalah tepung yang terbuat
dari pisang kepok yang diolah menjadi tepung yang
kemudian menjadi subtitusi dari tepung terigu.
2. Gula halus
Gula jenis ini dapat diperoleh dipasar dalam berbagai
tingkat, tergantung proses pengayakan oleh pabrik
(Suhardjito,2005)
3. Susu bubuk
Susu bubuk yang digunakan adalh susu bubuk khusus
untuk membuat kue.
4. Telur
Telur yang digunakan adalah telur ayam, dan hanya
kuning telur nya saja yang digunakan.
5. Lemak
Lemak yang dipakai untuk membuat kue lapis legit
ini adalah lemak nabati dan hewani yaitu margarine dan
mentega.
6. Perasa vanili
Perasa vanili digunakan untuk memperkuat aroma
dari kue lapis legit tepung pisang kepok.
b) Peralatan yang Digunakan Dalam Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian pada proses
pembuatan lapis legit dengan menggunakan tepung pisang kepok
antara lain yaitu :
1. Oven Listrik
Peralatan utama dalam membuat Lapis Legit yang
digunakan untuk memanggang adonan kue tersebut. Oven
yang digunakan harus memiliki api atas untuk
memanggang lapis legitnya. Api bawah digunakan setelah
semua lapisan selesai dibuat.
43
43
2. Mixer Listrik
Mixer yang digunakan adalah mixer listrik untuk
mengocok dan mencampur adonan mentega dan adonan
telur.
3. Baskom
Wadah besar berdinding tinggi yang diunakan untuk
mengocok dan mencampur adonan.
4. Blender
Blender yang digunakan adalah blender listrik yang
digunakan unuk menghaluskan tepung pisang.
5. Sendok
Sendok digunakan untuk meratakan adonan lapis
legit dalam Loyang.
6. Ayakan tepung
Alat yang digunakan untuk mengayak tepung dan
susu bubuk.
7. Loyang
Wadah untuk memanggang adonan yang telah
tercampur dan kemudian di panggang.
8. Parchment Paper
Kertas anti lengket digunakan untuk menjadi alas
adonan kue Lapis Legit di dalam Loyang agar tidak
lengket.
9. Timbangan
Digunakan untuk mengukur jemlah berat dari bahan-
bahan yang akan di pakai dalam pembuatan kue Lapis Legit
secara akurat
10. Mangkok
Untuk meletakan bahan- bahan yang telah ditimbang.
44
44
11. Smoother
Smoother adalah alat penekan untuk setiap lapisan
kue Lapis Legit agar permukaan yang dihasilkan rata.
12. Kuas
Digunakan untuk mengoleskan mentega pada
permukaan Loyang agar lapis legit tidak lengket sewaktu
dikeluarkan dari Loyang
13. Spatula
Sendok lentur dari plastic, diunakan untuk
mengaduk adonan telur secara lebih menyeluruh.
2. Penelitian Lanjutan
Dalam proses penelitian lanjutan dari lapis legit dengan
menggunakan tepung pisang kepok, penulis melakukan penelitian
lanjutan dengan alur sebagai berikut:
a) Persiapan diri.
b) Menyiapkan produk dan lembar kuesioner.
c) Melakukan uji organoleptik(uji hedonic dan uji mutu hedonic)
terhadap tingkat kesukaan dari segi warna, aroma, rasa, dan
tekstur.
d) Mengolah data dari hasil tingkat kesukaan.
e) Menyiapkan hasil pengolahan data
45
45
Gambar 3.17 Alur Lanjutan Penelitian
Persiapan diri
Persiapan produk & lembar kuesioner
uji hedonik
Melakukan uji organoleptik terhadap
tingkat kesukaan produk dari segi
aroma, rasa, tekstur dan rasa
Mengolah data hasil dari uji tingkat
kesukaan
Menyimpulkan hasil pengolahan data
uji tingkat kesukaan
46
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Pada penelitian pendahuluan penulis melakukan penelitian
eksperimen untuk menguji resep acuan lapis legit. Selanjutnya dari resep
acuan tersebut akan dilakukan eksperimen untuk mendapatkan formula
resep dengan subtitusi tepung pisang kepok yang akan diuji organoleptik
pada penelitian lanjutan.
a. Eksperimen Pertama
Eksperimen ini dilakukan pada tanggal 28 Mei 2017, diawali
dengan pembuatan tepung pisang kepok terlebih dahulu dengan cara
pertama pilih pisang kepok yang baik sebanyak 2 sisir, lalu dikupas
kulitnya dan dicuci bersih. Setelah itu pisang kepok diiris tipis-tipis dan
dicuci lagi. Kemudian pisang kepok yang telah diiris tipis-tipis tadi
direndam dengan larutan air garam selama ± 1 jam untuk
menghilangkan getah yang terdapat pada pisang kepok yang akan
berpengaruh terhadap rasa yang bila tidak dihilangkan akan
menimulkan rasa pahit. Setelah direndam pisang kepok dicuci bersih
dengan air mengalir. Kemudian pisang kepok ditiriskan lalu dilakukan
proses pengeringan dengan cara dijemur pada sinar matahari langsung
selama 2-3 hari. Lalu pisang kepok yang telah dikeringkan tadi
dihaluskan menggunakan blender, kemudian diayak untuk
mendapatkan tekstur yang halus. Tepung yang dihasilkan sebanyak 450
gr dengan warna putih agak busam dan bertekstur halus. Berikut adalah
gambar dari proses pembuatan tepung pisang kepok yang digunakan
dalam pembuatan lapis legit tepung pisang kepok sebagai berikut :
47
47
Gambar 4.18. pisang kepok Gambar 4.19. pisang setelah
sebelum dikupas dikupas kulitnya
Gambar 4.20. perendaman pisang Gambar 4.21. irisan pisang
Kepok dalam larutan air garam kepok setelah kering
Gambar 2.22 proses penghalusan Gambar 4.23 pengayakan
tepung pisang kepok tepung pisang kepok
Gambar 4.24 tepung pisang kepok
Siap pakai
48
48
Setelah tepung pisang kepok selesai dibuat peneliti mulai
membuat lapis legit dengan substitusi tepung terigu dengan tepung
pisang kepok dengan komposisi bahan seperti yang tertera pada table
4.4 yaitu Resep lapis legit dengan subtitusi tepung terigu dengan tepung
pisang kepok sebagai berikut:
Tabel 4.4 Resep lapis legit dengan substitusi tepung terigu dengan
tepung pisang kepok
Eksperimen I
Bahan Jumlah
Bahan I
Kuning telur
Gula halus
Emulsifier
Bahan II
Margarine
Mentega
Susu kental
Bahan III
Tepung pisang
Susu bubuk
100 gr
125 gr
10 gr
50 gr
50 gr
5 gr
40 gr
5 gr
Cara Membuat
1. Pertama kocok Bahan I sampai mengembang kemudian
tambahkan susu kental.
2. Kocok Bahan II sampai mengembang, lalu campurkan adonan
I sedikit demi sedikit aduk menggunakan spatula.
3. Masukan Bahan III kedalam adonan kemudian aduk pelan
menggunakan spatula.
4. Setelah tercampur semua bahan lalu mulailah mengoven
adonan dengan suhu 175C. dengan takaran 2 sendok makan
adonan setiap layernya. Kerjakan hingga adonan habis. Lalu
oven kembali dengan api bawah dengan suhu 175C.
Hasil yang diperoleh dari penelitian pertama dari aspek warna
yaitu coklat kekuningan, lapis legit kurang matang merata, dari aspek
tekstur yang dihasilkan kurang lembut atau bantat, aroma lapis legit
juga beraroma pisang agak terasa dan untuk aspek rasa kurang terasa
pisang. Dari penelitian pertama ini penulis mendapatkan hasil yang
kurang memuaskan produk yang dihasilkan masih jauh dari kata
sempurna, oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis memodifikasi
resep acuan yang digunakan dalam penelitian pertama dengan cara
49
49
mengurangi jumlah tepung yang digunakan dari 40 gr menjadi 20 gr
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Gambar 4.25 Lapis legit eksperimen pertama
b. Eksperimen Kedua
Eksperimen kedua ini dilakukan pada tanggal 1 juni 2017
dengan menggunakan resep yang telah dimodifikasi sesuai dengan
formula pertama tetapi dengan mengurangi jumlah tepung dari 40 gr
menjadi 20 gr seperti yang tertera pada table 4.5 yaitu Resep lapis legit
dengan subtitusi tepung terigu dengan tepung pisang kepok sebagai
berikut :
50
50
Tabel 4.5 Resep lapis legit dengan substitusi tepung terigu dengan
tepung pisang kepok
Eksperimen II
Bahan Jumlah
Bahan I
Kuning telur
Gula halus
Emulsifier
Bahan II
Margarine
Mentega
Susu kental
Bahan III
Tepung pisang
Susu bubuk
100 gr
125 gr
10 gr
50 gr
50 gr
5 gr
20 gr
5 gr
Cara Membuat
1. Pertama kocok Bahan I sampai mengembang kemudian
tambahkan susu kental.
2. Kocok Bahan II sampai mengembang, lalu campurkan
adonan I sedikit demi sedikit aduk menggunakan spatula.
3. Masukan Bahan III kedalam adonan kemudian aduk pelan
menggunakan spatula.
4. Setelah tercampur semua bahan lalu mulailah mengoven
adonan dengan suhu 175C. dengan takaran 2 sendok makan adonan setiap layernya. Kerjakan hingga adonan
habis. Lalu oven kembali dengan api bawah dengan suhu
175C.
Hasil dari eksperimen kedua dari aspek warna kuning agak
kusam,lapis legit matang merata, dari aspek tekstur yang dihasilkan
lembut dan namun sedikit berongga , aroma pisang terasa dan
untuk aspek rasa pisang terasa. Dalam penelitian kedua penulis
mendapatkan hasil yang lumayan bagus namun masih ada
kekurangan yaitu pada tekstur yang sedikit berongga yang
dikarenakan proses pengocokan bahan I yaitu kuning telur dan gula
halus terlalu over mix sehingga berpengaruh terhadap tekstur lapis
legit. Untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna penulis harus
memperhatikan proses pengolahan lapis legit dengan hati- hati.
51
51
Gambar 4.26 Lapis legit eksperimen kedua
c. Eksperimen Ketiga
Eksperimen ketiga ini dilakukan pada tanggal 28 juni 2017
dengan menggunakan resep yang sama dengan eksperimen kedua
seperti yang tertera pada table 4.6 Resep lapis legit dengan subtitusi
tepung terigu dengan tepung pisang kepok yaitu:
Tabel 4.6 Resep lapis legit dengan substitusi tepung terigu dengan
tepung pisang kepok
Eksperimen III Bahan Jumlah
Bahan I
Kuning telur
Gula halus
Emulsifier
Bahan II
Margarine
Mentega
Susu kental
Bahan III
Tepung pisang
Susu bubuk
100 gr
125 gr
10 gr
50 gr
50 gr
5 gr
20 gr
5 gr
Cara Membuat
1. Pertama kocok Bahan I sampai mengembang kemudian
tambahkan susu kental.
2. Kocok Bahan II sampai mengembang, lalu campurkan adonan I
sedikit demi sedikit aduk menggunakan spatula.
3. Masukan Bahan III kedalam adonan kemudian aduk pelan
menggunakan spatula.
4. Setelah tercampur semua bahan lalu mulailah mengoven adonan
dengan suhu 175C. dengan takaran 2 sendok makan adonan
setiap layernya. Kerjakan hingga adonan habis. Lalu oven
kembali dengan api bawah dengan suhu 175C.
52
52
Setelah melalui beberapa kali eksperimen dengan terus
memperbaiki kesalahan yang terjadi selama melakukan eksoerimen
dalam penelitian ketiga ini penulis sangat berhati-hati dan lebih
memperhatiakan proses pengolahan lapis legit yang benar, maka
dalam peksperimen ketiga ini penulis mendapatkan hasil yang
sempurna yaitu dari aspek warna kuning kecoklatan, lapis legit
juga matang merata, dari aspek tekstur yang dihasilakan sangat
lembut, aroma lapis legit juga beraroma pisang dan sangat terasa
dan untuk aspek rasa pisang sangat terasa. Dengan demikian
penulis akhirnya mendapatkan resep acuan yang baik dengan hasil
yang memuaskan yang tentunya resep ini dapat menjadi resep
acuan yang dapat digunakan untuk hasil yang berkelanjutan.
Gambar 4.27 Lapis legit eksperimen ketiga
Gambar 4.28 Lapis legit siap
sebar ke panelis
53
53
2. Penelitian Lanjutan
A. Uji Hedonik
1. Uji Hedonik aroma pada lapis legit dengan substitusi tepung terigu
dengan tepung pisang kepok.
Berdasarkan uji hedonik terhadap aroma sampel lapis legit
dengan substitusi tepung terigu dengan tepung pisang kepok tidak
seorang pun menyatakan sangat tidak suka, maupun tidak suka.
Terdapat 4 panelis menyatakanm suka dengan presentase 80%, 1
panelis menyatakan sangat suka dengan presentase 20%, 0 panelis
yang menyatakan agak suka dengan persentase 0%, 0 panelis yang
menyatakan tidak suka dengan persentase 0% dan 0 panelis yang
menyatakan sangat tidak suka dengan persentase 0% terhadap
produk Lapis legit dengan substitusi tepung terigu dengan tepung
pisang kepok tersebut. Berikut tabel 4.7 nilai uji hedonik terhadap
aroma lapis legit tepung pisang kepok, yaitu :
Tabel 4.7 Nilai Uji Hedonik Aroma
Lapis legit tepung pisang kepok
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata-rata pada aroma lapis legit, dengan
menggunakan tepung pisang kepok di dapatkan nilai rata-rata yaitu
4.20. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa panelis
menyatan suka pada aroma produk lapis legit dengan menggunakan
tepung pisang kepok.
54
54
Tabel 4.8 Nilai Statistik Uji Hedonik Aroma
Lapis legit tepung pisang kepok
N Valid 5
Missing 0
Mean 4.20
Median 4.00
Mode 4
Std. Deviation .447
Variance .200
Range 1
Minimum 4
Maximum 5
Sum 21
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
2. Uji Hedonik Rasa Lapis Legit Tepung Pisang Kepok
Berdasarkan uji hedonik terhadap rasa lapis legit tepung
pisang kepok tidak seorang pun menyatakan sangat tidak suka.
Terdapat 2 panelis menyatakan suka dengan presentase 40%, 3
panelis menyatakan sangat suka dengan presentase 60%, 0 panelis
menyatakan agak sukadengan persentase 0%, 0 panelis menyatakan
tidak suka dengan persentase 0%, dan 0 panelis menyatakan sangat
tidak suka dengan persentase 0% terhadap produk lapis legit tepung
pisang kepok tersebut. Berikut tabel 4.9 nilai uji hedonik terhadap
rasa pada produk lapis legit tepung pisang kepok , yaitu :
Tabel 4.9 Nilai Uji Hedonik Rasa
Lapis legit tepung pisang kepok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
4 2 40.0 40.0 40.0
5 3 60.0 60.0 100.0
Total 5 100.0 100.0
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata-rata pada rasa lapis legit, dengan
menggunakan tepung pisang kepok di dapatkan nilai rata-rata yaitu
55
55
4.60. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa panelis
menyatan suka pada rasa produk lapis legit dengan menggunakan
tepung pisang kepok.
Tabel 4.10 Nilai Statistik Uji Hedonik Rasa
Lapis legit tepung pisang kepok
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
3. Uji Hedonik Tekstur Lapis Legit Tepung Pisang Kepok
Berdasarkan uji hedonik terhadap tekstur pada lapis legit
tepung pisang kepok tidak seorang pun menyatakan sangat tidak
suka. Terdapat 5 panelis menyatakan sangat suka dengan presentase
100%, 0 panelis yang meyatakan suka dengan persentase 0%, 0
panelis yang menyatakan agak suka dengan persentase 0%, 0 panelis
yang menyatakan tidak suka dengan persentase 0%, dan 0 panelis
yang menyatakan sangat tidak suka dengan persentase 0 % terhadap
produk lapis legit tepung pisang kepok tersebut. Berikut tabel 4.11
nilai uji hedonik terhadap tekstur pada produk lapis legit tepung
pisang kepok, yaitu :
N Valid 5
Missing 0
Mean 4.60
Median 5.00
Mode 5
Std. Deviation .548
Variance .300
Range 1
Minimum 4
Maximum 5
Sum 23
56
56
Tabel 4.11 Nilai Uji Hedonik Tekstur
Lapis legit tepung pisang kepok
Frequency Percent Valid Percent Cumulativ
e Percent
Valid 5 5 100.0 100.0 100.0
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata-rata pada tekstur lapis legit, dengan
menggunakan tepung pisang kepok di dapatkan nilai rata-rata yaitu
5.00. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa panelis
menyatan sangat suka pada tekstur produk lapis legit dengan
menggunakan tepung pisang kepok.
Tabel 4.12 Nilai Statistik Uji Hedonik Tekstur
Lapis legit tepung pisang kepok
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
4. Uji Hedonik Warna Lapis Legit dengan Tepung Pisang Kepok
Berdasarkan uji hedonik terhadap warna pada lapis legit
tepung pisang kepok tidak seorang pun menyatakan sangat tidak
suka. Terdapat 3 panelis menyatakan suka dengan presentase 60%, 2
panelis menyatakan sangat suka dengan persentase 40% , 0 panelis
yang menyatakan agak suka dengan persentase 0%, 0 panelis
N Valid 5
Missing 0
Mean 5.00
Median 5.00
Mode 5
Std. Deviation .000
Variance .000
Range 0
Minimum 5
Maximum 5
Sum 25
57
57
menyatakan tidak suka dengan persentase 0%, dan 0 panelis yang
menyatakan sangat tidak suka dengan persentase 0% terhadap
produk lapis legit tepung pisang kepok tersebut. Berikut tabel 4.13
nilai uji hedonik terhadap tekstur pada produk lapis legit tepung
pisang kepok, yaitu :
Tabel 4.13 Nilai Uji Hedonik Warna
Lapis legit tepung pisang kepok
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
4 3 60.0 60.0 60.0
5 2 40.0 40.0 100.0
Total 5 100.0 100.0
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata-rata pada warna lapis legit, dengan
menggunakan tepung pisang kepok di dapatkan nilai rata-rata yaitu
4.40. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa panelis
menyatan suka pada warna produk lapis legit dengan menggunakan
tepung pisang kepok.
Tabel 4.14 Nilai Statistik Uji Hedonik Warna
Lapis Legit Pisang Kepok
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
N Valid 5
Missing 0
Mean 4.40
Median 4.00
Mode 4
Std. Deviation .548
Variance .300
Range 1
Minimum 4
Maximum 5
Sum 22
58
58
B. Uji Mutu Hedonik.
1. Uji Mutu Hedonik Aroma Lapis Legit dengan Tepung Pisang
Kepok
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap aroma pada lapis
legit tepung pisang kepok tidak seorang pun menyatakan sangat
tidak berbau pisang. Terdapat 4 panelis menyatakan berbau
pisang dengan presentase 80%, 1 panelis menyatakan sangat
berbau pisang dengan persentase 20%, 0 panelis menyatakan agak
berbau pisang dengan persentase 0%, 0 panelis menyatakan sangat
tidak berbau pisang dengan persentase 0%, 0 panelis menyatakan
sangat tidak berbau pisang dengan persentase 0% terhadap produk
lapis legit tepung pisang kepok tersebut. Berikut tabel 4.15 nilai uji
mutu hedonik terhadap aroma pada produk lapis legit tepung
pisang kepok, yaitu::
Tabel 4.15 Nilai Uji Mutu Hedonik Aroma
Lapis legit tepung pisang kepok
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata-rata pada mutu atau kualitas aroma
lapis legit, dengan menggunakan tepung pisang kepok di dapatkan
nilai rata-rata yaitu 4.20. Berdasarkan nilai tersebut dapat
disimpulkan bahwa panelis menyatakan produk lapis legit tepung
pisang kepok berbau pisang.
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
4 4 80.0 80.0 80.0
5 1 20.0 20.0 100.0
Total 5 100.0 100.0
59
59
Tabel 4.16 Nilai Statistik Uji Mutu Hedonik Aroma
Lapis Legit Pisang Kepok
N Valid 5
Missing 0
Mean 4.20
Median 4.00
Mode 4
Std. Deviation .447
Variance .200
Range 1
Minimum 4
Maximum 5
Sum 21
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
2. Uji Mutu Hedonik Rasa Lapis Legit dengan Tepung Pisang Kepok
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap rasa pada lapis
legit tepung pisang kepok tidak seorang pun menyatakan bahwa
lapis legit tepung pisang kepok sangat tidak gurih dan sangat tidak
terasa pisang.. Terdapat 5 panelis menyatakan gurih, dan terasa
pisang dengan presentase 100%, 0 panelis menatakan sangat gurih,
dan sangat terasa pisang dengan persentase 0%, 0 panelis
menyatakan agak gurih, dan agak terasa pisang dengan persentase
0 %, 0 panelis yang menyatakan tidak gurih, dan tidak terasa
pisang dengan persentase 0%, dan 0 panelis yang menyatakan
sangat tidak gurih, dan sangat tidak terasa pisang dengan
persentase 0% terhadap produk lapis legit tepung pisang kepok
tersebut. Berikut tabel 4.17 nilai uji mutu hedonik terhadap rasa
pada produk lapis legit tepung pisang kepok, yaitu :
Tabel 4.17 Nilai Uji Mutu Hedonik Rasa
Lapis legit tepung pisang kepok
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 4 5 100.0 100.0 100.0
60
60
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata-rata pada mutu atau kualitas rasa
lapis legit, dengan menggunakan tepung pisang kepok di dapatkan
nilai rata-rata yaitu 4.00. Berdasarkan nilai tersebut dapat
disimpulkan bahwa panelis menyatakan produk lapis legit dengan
menggunakan tepung pisang kepok terasa pisang.
Tabel 4.18 Nilai Statistik Uji Mutu Hedonik Rasa
Lapis Legit Pisang Kepok
N Valid 5
Missing 0
Mean 4.00
Median 4.00
Mode 4
Std. Deviation .000
Variance .000
Range 0
Minimum 4
Maximum 4
Sum 20
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
3. Uji Mutu Hedonik Tekstur Lapis Legit dengan Tepung Pisang
Kepok
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap tekstur pada
lapis legit tepung pisang kepok tidak seorang pun menyatakan
bahwa lapis legit tepung pisang kepok sangat tidak lembut.
Terdapat 2 panelis menyatakan lembut dengan presentase
40%, dan 3 panelis menyatakan sangat lembut dengan
persentase 60%, 0 panelis menyatakan agak lembut dengan
persentase 0%, 0 panelis menyatakan tidak lembut dengan
persentase 0%, dan 0 panelis menyatakan sangat tidak lembut
dengan persentase 0% terhadap produk lapis legit tepung
pisang kepok tersebut. Berikut tabel 4.19 nilai uji mutu
61
61
hedonik terhadap tekstur pada produk lapis legit tepung pisang
kepok, yaitu :
Tabel 4.19 Nilai Uji Mutu Hedonik Tekstur
Lapis legit tepung pisang kepok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
4 2 40.0 40.0 40.0
5 3 60.0 60.0 100.0
Total 5 100.0 100.0
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata-rata pada mutu atau kualitas tekstur
lapis legit, dengan menggunakan tepung pisang kepok di dapatkan
nilai rata-rata yaitu 4.60. Berdasarkan nilai tersebut dapat
disimpulkan bahwa panelis menyatakan produk lapis legit dengan
menggunakan tepung pisang kepok sangat lembut.
Tabel 4.20 Nilai Statistik Uji Mutu Hedonik Tekstur
Lapis Legit Pisang Kepok
N Valid 5
Missing 0
Mean 4.60
Median 5.00
Mode 5
Std. Deviation .548
Variance .300
Range 1
Minimum 4
Maximum 5
Sum 23
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
4. Uji Mutu Hedonik Warna Lapis Legit dengan Tepung Pisang
Kepok
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap warna pada lapis
legit tepung pisang kepok tidak seorang pun menyatakan bahwa
warna lapis legit tepung pisang kepok sangat tidak menarik.
62
62
Terdapat 3 panelis menyatakan menarik dengan presentase 60%,
dan 2 panelis menyatakan sangat menarik dengan persentase 40%,
0 panelis menyatakan agak menarik dengan persentase 0%, 0
panelis yang menyatakan tidak menarik dengan persentase 0%,
dan 0 panelis yang menyatakan sangat tidak menarik dengan
persentase 0% terhadap produk lapis legit tepung pisang kepok
tersebut. Berikut tabel 4.21 nilai uji mutu hedonik terhadap warna
pada produk lapis legit tepung pisang kepok, yaitu
Tabel 4.21 Nilai Uji Mutu Hedonik Warna
Lapis legit tepung pisang kepok
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
4 3 60.0 60.0 60.0
5 2 40.0 40.0 100.0
Total 5 100.0 100.0
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata-rata pada mutu atau kualitas warna
lapis legit, dengan menggunakan tepung pisang kepok di dapatkan
nilai rata-rata yaitu 4.40. Berdasarkan nilai tersebut dapat
disimpulkan bahwa panelis menyatakan warna dari produk lapis
legit dengan menggunakan tepung pisang kepok menarik.
Tabel 4.22 Nilai Statistik Uji Mutu Hedonik Warna
Lapis Legit Pisang Kepok
N Valid 5
Missing 0
Mean 4.40
Median 4.00
Mode 4
Std. Deviation .548
Variance .300
Range 1
Minimum 4
Maximum 5
Sum 22
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
63
63
B. Pembahasan
Penelitian kali ini, penulis membuat lapis legit dengan mengganti
tepung terigu dalam pembuatan lapis legit dengan menggunakan tepung pisang
kepok. Tepung pisang kepok dibuat terlebih dahulu melalui proses pengupasan,
pengirisan, perendaman, pengeringan/penjemuran di bawah sinar matahari
langsung, lalu dihaluskan dengan cara di blender dan diayak menggunakan
saringan agar menghasilkan tekstur tepung yang lembut.
Eksperimen pertama dengan komposisi tepung pisang kepok 40 gr
membuktikan bahwa penulis belum mendapatkan hasil produk yang sesuai
dengan kriteria. Hasil yang diperoleh dari penelitian pertama dari aspek warna
yaitu coklat kusam, lapis legit tidak matang merata, dari aspek tekstur yang
dihasilkan padat atau bantat, aroma lapis legit juga beraroma pisang.
Eksperimen pertama ini membuktikan bahwa tepung pisang kepok lebih berat
dibandingkan dengan tepung terigu sehinnga dalam eksperimen selanjutnya
penulis mengurangi penggunaan tepung pada resep acuan dari 40 gr menjadi
20 gr untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
Eksperimen kedua penulis menggunakan tepung pisang sebesar 20 gr
dari eksperimen kedua ini hasil yang didapatkan dari aspek warna kuning agak
kecoklatan, lapis legit juga matang merata, dari aspek tekstur yang dihasilkan
lembut namun agak berongga , aroma pisang juga terasa dan untuk aspek rasa
terasa pisang. Berdasarkan hasil tersebut produk yang dihasilkan pada
eksperimen kedua ini belum mencapai hasil yang maksimal hal tersebut
dikarenakan tekstur dari lapis legit yang berongga yang disebabkan kesalahan
yang di lakukan penulis dalam proses pengolahan lapis legit.
Eksperimen ketiga penulis masih menggunakan resep yang sama pada
eksperimen kedua namun penulis lebih memperhatikan kembali proses
pengolahan yang baik, Hasil dari eksperimen ketiga dari aspek warna kuning
lebih kecoklatan, lapis legit matang merata, dari aspek tekstur yang dihasilakan
sangat lembut dan tidak berongga, aroma lapis legit juga beraroma sangat
terasa pisang dan untuk aspek rasa pisang sangat terasa, pada eksperimen
ketiga ini penulis telah mendapatkan hasil yang baik dan resep yang digunakan
64
64
pada eksperimen ini dapat digunakan sebagai resep acuan yang akan disebar ke
panelis.
Uji hedonik merupakan suatu uji organoleptik yaitu suatu kegiatan
pengujian yang dilakukan oleh beberapa panelis yang mana panelis memiliki
tujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan dan ketidaksukaan suatu produk
tertentu, pada penelitian ini penulis ingin memastikan apakah terdapat
pengaruh pada penambahan tepung pisang kepok terhadap warna, tekstur,
aroma dan rasa pada pembuatan lapis legit. Penulis mengambil 5 orang panelis
terbatas dengan kriteria memiliki tingkat kepekaan yang tinggi, mengerti dan
memahami bidangnya, mengetahui pengolahan bahan yang akan dinilai.
Penulis mengolah data menggunakan aplikasi SPSS Windows 20 untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul, serta mengetahui perbedaan dari aspek aroma, rasa,
tekstur dan warna pada penambahan tepung pisang kepok dalam pembuatan
lapis legit.
Berdasarkan uji hedonik terhadap aroma, rasa, tekstur, dan warna pada
sampel yang sudah disebar kepada 5 panelis terbatas bahwa sampel lapis legit
dengan menggunakan tepung pisang kepok mendapatkan nilai rata-rata
terhadap aspek aroma sebesar 4.20 menyatakan bahwa panelis menyukai aroma
pisang yang terdapat pada produk lapis legit tepung pisang kepok, dari aspek,
dan aspek rasa sebesar 4.60 menyatakan bahwa panelis sangat menyukai rasa
pisang yang terdapat pada produk lapis legit dengan menggunakan tepung
pisang kepok, aspek tekstur sebesar 5.00 yang menyatakan bahwa panelis
sangat menyukai tekstur dari produk lapis legit menggunakan tepung pisang
kepok, dan dari aspek warna sebesar 4.00 yang menyatakan panelis menyukai
warna dari produk lapis legit dengan menggunakan tepung pisang kepok. Rata
– rata panelis menyukai aroma, rasa, tekstur, dan warna pada produk lapis legit
menggunakan tepung pisang kepok. Hal ini dikarenakan adanya penambahan
tepung pisang kepok sebagai pengganti tepung terigu dalam pembuatan lapis
legit yang berpengaruh terhadap aroma, rasa, tekstur, dan warna pada aroma
lapis legit.
65
65
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap aroma, rasa, tekstur, dan warna
yang sudah disebar kepada 5 orang panelis terbatas dapat disimpulkan bahwa
sampel lapis legit dengan menggunakan tepung pisang kepok mendapatkan
nilai rata-rata terhadap aspek aroma sebesar 4.20 menyatakan bahwa aroma
dari lapis legit menggunakan tepung pisang kepok beraroma pisang,hal ini
disebabkan karena dalam pembuatan lapis legit ini penulis menggunakan
tepung pisang dengan kualitas yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat
Anonim (2012), bahwa cirri tepung pisang yang baik memiliki rasa dan aroma
yang khas.
Berdasarkan penilaian uji mutu hedonik dari aspek rasa sebesar 4.00
yang menyatakan bahwa rasa dari lapis legit menggunakan tepung pisang
kepok terasa pisang. Hal ini dipengaruhi oleh bahan dasar penambahan tepung
pisang kepok yang mempengaruhi rasa cake yang dihasilkan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Murtiningsih (1990), bahwa tepung pisang mempunyai rasa
yang khas sehingga dapat digunakan pada penggolahan berbagai jenis makanan
yang menggunakan tepung didalamnya.
Berdasarkan penilaian uji mutu hedonik dilihat dari aspek tekstur
mendapatkan nilai sebesar 4.60 yang menyatakan bahwa tekstur pada lapis
legit menggunakan tepug pisang kepok sangat lembut. Hal ini dikarenakan
tepung pisang kepok memiliki ukuran yang sama dengan ukuran tepung terigu
yang digunakan dalam pembuatan lapis legit yaitu 80 mesh dan ukuran tepung
dalam pembuatan lapis legit berpengaruh terhadap tekstur produk. Hal ini
sesuai dengan pendapat Indriyani (2007), bahwa ukuran partikel tepung terigu
dalam pembuatan cake yaitu berkisar 80 mesh sampai dengan 100 mesh dan
hal tersebut akan mempengaruhi tekstur dari produk tersebut, smakin besar
ukurran partikel tepung digunakan maka akan smakin lembut tekstur yang
didapatkan.
Berdasarkan penilaian uji mutu hedoni dilihat dari aspek warna sebesar
4.40 yang menyatakan bahwa warna produk lapis legit menggunakan tepung
pisang kepok menarik, hal ini disebabkan karna warna lapis legit yang
kecoklatan yang dihasilkan oleh tepung pisang kepok yang berwarna
66
66
kecoklatan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Purnomo, 2012) yang menyatakan
bahwa pada dasarnya warna tepung pisang kepok sebelum diolah yaitu kuning
kecoklatan sehingga akan berpengaruh terhadap warna produk yang dihasilkan.
keseluruhan nilai rata-rata yang didapatkan dari uji mutu hedonik
terhadap aroma, rasa, teksttur, dan warna pada lapis legit dengan menggunakan
tepung pisang kepok yaitu sebesar 4.30, Dilihat dari hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa mutu tepung pisang kepok yang dijadikan lapis legit memiliki
penilaian mutu yang baik.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian tugas akhir ini penulis memiliki keterbatasan penelitian
yaitu :
1. Kurangnya ketersediaan buku atau referensi yang terkait dengan lapis legit.
2. Dalam penelitian ini pada pembuatan produk membutuhkan waktu yang
cukup lama dikarenakan pembuatan tepung pisang kepok terlebih dahulu
lalu kemudian membuat lapis legit. Pembuatan tepung dengan cara di jemur
di bawah sinar matahari, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama
dan kendala terhadap cuaca yang tak menentu.
3. Sering mendapatkan kendala dalam mencari teori atau sumber informasi
dari internet karena banyaknya sumber yang kurang jelas sehingga tidak
bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
4. Keterbatasan waktu pada penelitian yang berdampak pada hasil penelitian
yang masih jauh dari sempurna, namun dalam hal ini produk yang
dihasilkan sesuai dan layak diterima oleh masyarakat.
67
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan melalui beberapa tahapan
penelitian seperti mengumpulkan data – data, menyebarkan angket, mengolah
data, dan menganalisa data, penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tepung pisang kepok jenis musa paradisiaca formatypica dapat digunakan
sebagai bahan pengganti tepung terigu dalam pembuatan lapis legit karna
pisang kepok memiliki kandungan pati yang sangat tinggi.
2. Proses pembuatan lapis legit tepung pisang kepok yaitu langkah pertama
dengan cara membuat tepung pisang kepok terlebih dahulu setalah itu
kocok telur dan gula halus dan di wadah terpisah kocok mentega dan susu
kental manis sampai mengembang lalucampukan kedua adonan dan
masukan tepung pisang kepok bersama dengan susu bubuk dan paneli
kemudian di aduk sampai menyatu menggunakan spatula, tuangkan
adonan sebanyak 2 sendok kedalam Loyang dan oven sampai adonan
matang, dan ulangi sampai adonan habis, oven dengan api atas dengan
suhu 175C, setelah matang biarkan sampai dingin kemudian potong untuk
merapihkan pinggirannya, lalu kemas dengan rapih.
3. Dari hasil penyebaran angket ke 5 panelis dan berdasarkan hasil uji
organoleptik yaitu uji hedonik dan uji mutu hedonik menunjukkan bahwa
dalam penilaian yang didapat melalui uji hedonik yaitu nilai mean pada
aspek rasa didapatkan bahwa panelis sangat suka yaitu 4,60 terhadap
pengunaan tepung pisang kepok jenis musa paradisiaca formatypica
dalam pembuatan lapis legit. Pada aspek tekstur nilai mean yang
didapatkan 5,00 yaitu bahwa panelis sangat suka terhadap penggunaan
tepung pisang kepok pada pembuatan lapis legit. Dari aspek warna
didapatkan nilai mean yaitu 4,00 yang menyatakan bahwa panelis suka
terhadap warna dari lapis legit menggunakan tepung pisang kepok, dan
68
68
dari aspek aroma didapatkan nilai mean 4,20 yang menyatakan bahwa
panelis menyukai aroma pisang pada produk lapis legit tepung pisang
kepok. Berdasarkan perhitungan nilai total tingkat kesukaan dari aspek
rasa, tekstur, dan warna didapatkan panelis menyukai lapis legit tepung
pisang kepok jenis musa paradisiaca formatypica.
4. Berdasarkan dari hasil penyebaran angket ke 5 panelis terbatas dan penulis
menyimpulkan bahwa dilihat dari hasil uji mutu hedonik menunjukkan
bahwa dalam penilaian yang didapat melalui uji mutu hedonik yaitu nilai
mean pada aspek rasa didapatkan bahwa gurih terasa pisang yaitu 4,00
terhadap pengunaan tepung pisang kepok jenis musa paradisiaca
formatypica dalam pembuatan lapis legit. Pada aspek tekstur nilai mean
yang didapatkan 4,60 yaitu panelis menyatakan bahwa lapis legit tepung
pisang kepok memiliki tekstur yang sangat lembut. Dari aspek warna
didapatkan nilai mean yaitu 4,40 yaitu panelis menyatakan bahwa lapis
legit tepung pisang kepok memiliki warna yang menarik, dan dari aspek
aroma didapatkan nilai mean 4,20 yaitu panelis menyatakan bahwa lapis
legit tepung pisang kepok memiliki aroma pisang yang terasa. Berdasarkan
perhitungan nilai total tingkat kualitas dari aspek rasa, tekstur, dan warna
didapatkan panelis setuju terhadap mutu atau kualitas dari lapis legit
tepung pisang kepok jenis musa paradisiaca formatypica.
B. Saran
Peneliti menyimpulkan hasil penelitian diatas sebagai berikut :
1. Kepada peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini :
Perlunya diadakan uji kelayakan produk untuk menjamin mutu kesehatan
dan kualitas produk lapis legit dengan penggunaan tepung pisang kepok
jenis musa paradisiaca formatypica.
2. Kepada akademik yang ingin membagikan pengetahuan tentang produk lapis
legit tepung pisang kepok yaitu :
69
69
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan baru bagi semester
berikutnya tentang bagaimana proses pengolahan produk lapis legit
tepung pisang kepok.
b. Perlunya motivasi yang lebih kepada mahasiswa semester akhir
Politeknik Negeri Balikpapan agar mahasiswa lebih giat dalam
mengerjakan Tugas Akhir.
3. Kepada masyarakat yang ingin mencoba membuat produk penggunaan
tepung pisang kepok jenis musa paradisiaca formatypicayaitu :
a. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai masa penyimpanan
produk dengan penggunaan tepung pisang kepok jenis musa paradisiaca
formatypica.
b. Perlunya pengembangan dari segi bentuk yang lebih menarik agar dapat
diproduksi lebih lanjut.
70
70
DAFTAR PUSTAKA
Andy. (2014). Gambar-Gambar Pisang.Diambil tanggal 15 april 2017, dari http://
www.andy.my.id/2014/05/inilah-bentuk-dan-jenis-pisang.html
Ardy, wahyu. (2014). Jenis Pisang dan manfaat pisang.https://ardiwahyu144.
wordpress.com/category/jenis-pisang/
Abdul Aziz. (2016). Studi kasus: Subtitusi Tepung Terigu dengan Tepung Pisang
Kepok dalam Pembuatan Choux Pastry. Tugas Akhir Diploma, tidak
diterbitkan, Politeknik Negeri Balikpapan.
Devika Sandra. (2015). Studi kasus: Penambahan Buah Elai dalam Pembuatan
Kue Lapis Legit. Tugas Akhir Diploma, tidak diterbitkan, Politeknik
Negeri Balikpapan.
Hartati. (2015). Isi Kandungan Gizi Kue Lapis Legit- Komposisi Nutrisi Bahan
Makanan. Diakses tanggal 11 April 2017 di
http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-kue-lapis-legit-
komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html
Haryani, pulu. (2015). Primarasa : Olahan Lezat tepung khusus Jakarta: PT.Gaya
Favorit Press. 48 hlm ; 14,5 x 24 cm. ISBN 978-979-515-619-2.
Hasan, M.I. (2010). Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Nazaruddin, (1993). Komoditi Ekspor Pertanian. Jakarta: Penebar Swadaya.
Palupi. (2012) Pengaruh Jenis Pisang Dan Bahan Perendam
Terhadap Karakteristik Tepung Pisang (Musa Spp)
(Effect for Varieties of Matured Banana and Soaking Agent to
Characterization of Banana Flour). Jurnal Teknologi Pangan Vol.4 No.1
November2012, diambil pada tanggal 1 Agustus 2017, dari http://jurnal.
Akfarsam. Ac. Id./indeks.php/jim_akfarsam/article/download/57/55.
Pranitasari, Novi. (2011). Klasifikasi Tumbuhan Berbiji. Diambil tanggal 5 April
2017, dari http://novi-biologi.com/2011/08. html
Rismunandar, (1987). Bertanam Pisang. Bandung: Penerbit C.V. SINAR BARU.
Satuhu S, Supriyadi. (2002). A.Pisang Budidaya, Pengolahan, dan Prospek
Pasar.Jakarta : Penebar Swadaya; 2002. Hlm 1-41, 116-124.
71
71
Sugiyono. (2012), Metodelogi Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta,.
Syafitri, Ajeng. (2014). Asal Usul Buah Pisang. Diambil pada tanggal 10 april
2016,19.15. dari http://www.ajengsyafitri.byethost14.com/banana. html
Tuwendi, Hadi. (2011). Resep Lapis Legit (premium). Diakses tanggal 11 April
2017, dari di http://nanikitchen.com/2011/11/lapis-legit-hadi-tuwendi-
premium.html
Winarno, F. G. (2002). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Zafar & Akter. (2011) Musa paradisiaca L. and Musa sapientum L. : A
Phytochemical and Pharmacological Review. Journal of Applied
Pharmaceutical Science 01 (05); 2011: 14-20
72
ANGKET UJI HEDONIK “SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN
TEPUNG PISANG KEPPOK DALAM PEMBUATAN KUE LAPIS LEGIT”
Nama Produk :
Nama Panelis :
Tanggal Pengisian :
Pengujian Ke :
Di hadapan saudara tersedia sampel kue lapis legit dari bahan dasar tepung
pisang. Kami memohon kesediaan saudara untuk memberikan penilaian
kesukaan pada kue lapis legit tersebut yang meliputi aspek warna,
tekstur,aroma, dan rasa.
Berilah tanda ( ) pada skala penelitian ini yang sesuai dengan selera saudara
untuk setiap sampel dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
No.
Aspek
Skala
Nilai
Penilaian
Sampel
1.
Warna
Sangatsuka 5
Suka 4
Agaksuka 3
Tidaksuka 2
Sangattidaksuka 1
2.
Aroma
Sangatsuka 5
Suka 4
Agaksuka 3
Tidaksuka 2
Sangattidaksuka 1
3.
Rasa
Sangatsuka 5
Suka 4
Agaksuka 3
Tidaksuka 2
Sangattidaksuka 1
4.
Tekstur
Sangatsuka 5
Suka 4
Agaksuka 3
Tidaksuka 2
Sangattidaksuka 1
LAMPIRAN 1
73
ANGKET UJI MUTU HEDONIK “SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU
DENGAN TEPUNG PISANG KEPPOK DALAM PEMBUATAN KUE
LAPIS LEGIT”
Nama Produk :
Nama Panelis :
Tanggal Pengisian :
Pengujian Ke :
Di hadapan saudara tersedia sampel kue lapis legit dari bahan dasar tepung
pisang. Kami memohon kesediaan saudara untuk memberikan penilaian
kesukaan pada kue lapis legit tersebut yang meliputi aspek warna, tekstur,
aroma, dan rasa.
Berilah tanda ( ) pada skala penelitian ini yang sesuai dengan selera saudara
untuk setiap sampel dengan kriteria penilaian sebagai berikut
No.
Aspek
Skala
Nilai
Penilaian
Sampel
1.
Warna
Sangatmenarik 5
Menarik 4
Agakmenarik 3
Tidakmenarik 2
Sangattidakmenarik 1
2.
Aroma
Sangatberbaupisang 5
Berbaupisang 4
Agakberbaupisang 3
Tidakberbaupisang 2
Sangattidakberbaupisang 1
3.
Rasa
SangatGurih, SangatTerasaPisang 5
Gurih, TerasaPisang 4
AgakGurih, AgakTerasapisang 3
TidakGurih, TidakTerasaPisang 2
SangatTidakGurih,
SangatTidakTerasaPisang
1
4.
Tekstur
Sangatlembut 5
Lembut 4
Agaklembut 3
Tidaklembut 2
Sangattidaklembut 1
LAMPIRAN 2
74
CURICULUM VITAE
Nama : Tri Wijiyanti
Tempat, Tanggal Lahir : Balikpapan, 27 April 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Nama Ayah : Busari
Nama Ibu : Sarmiati
Alamat : Jl. Sultan Hassanudin RT.24 No.49 Kel. Baru Ulu
Kec. Balikpapan Barat
Nomor Telp/HP : 085251816711
Email : [email protected]
Latar Belakang Pendidikan
1. SD Negeri 001 Balikpapan Barat, Alumni 2008
2. SMP Negeri 4 Balikpapan Barat, Alumni 2011
3. SMA Negeri 8 Mangrove Balikpapan, Alumni2014
Dengan demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Balikpapan,28 Juli 2017
Tri Wijiyanti