Suara Napas Normal
-
Upload
nur-rahmah-kurnianti -
Category
Documents
-
view
150 -
download
0
Transcript of Suara Napas Normal
Tugas Mandiri
Nama : Nur Rahmah Kurnianti
NPM : 61111020
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Tahun 2013
SUARA NAPAS NORMAL
Pada toraks normal, dapat di dengar empat jenis suara napas :
1. Vesikuler normal
Bunyi yang relatif lembut, bernada rendah, kadang kala dideskripsikan
sebagai bunyi helaan napas atau desiran lembut. Bunyi pernapasan ini
timbul karena penyebaran bunyi melalui glottis ke pangkal bronchus, dan
ke alveoli. suara ini terdengar pada sebagian besar bagian perifer paru-
paru. Fase inspirasi jelas lebih panjang dibandingkan fase ekspirasi,
perbandingan sekitar 3:1. Ekspirasi jauh lebih tenang dibandingkan
inspirasi, dan biasanya hampir tak terdengar. Tidak terdapat penghentian
diantara inspirasi dan ekspirasi.
2. Bronkial
Suara dengan karakteristik keras dan bernada tinggi ini menyerupai suara
udara yang bertiup melewati suatu pipa kosong. Fase ekspirasinya lebih
keras dan panjang dibandingkan fase inspirasinya. Normalnya, ini hanya
terdengar diatas manubrium sterni, suara bronkial memiliki ciri lain, yakni
terdapat penghentian nyata diantara fase inspirasi dan ekspirasinya.
Patologis : Timbulnya suara bronkial didaerah perifer paru-paru dapat
berarti terdapatnya keadaan abnormal transmisi bunyi akibat konsolidasi
jaringan paru-paru, misalnya pada pneumonia. Serta dalam keadaan
abnormal didapatkan pada : cavernae kecil, infiltrate, atelektasis kompresi.
3. Bronkovesikuler
Bronkovesikuler adalah gabungan suara bronkial dan vesikular. Fase
inspirasi maupun ekspirasinya hamper sama panjang (perbandingannya
1:1). Dalam keadaan normal terdengar di dua tempat:
a. Di anterior, dekat bronkus utama pada sela iga pertama dan kedua, dan
b. Di posterior, antara kedua skapula (interskapulae). Bila terdengar
didaerah lain, mungkin berarti konsolidasi paru-paru atau kelainan
abnormal lainnya.
Patologis : suara ini dapat terdengar dalam keadaan abnormal contohnya
penyakit paru dengan infiltrate seperti bronkopneumonia dan tuberkolosis
paru.
4. Trakea
Suara ini, biasanya tidak didengar dalam auskultasi, terdapatnya dibagian
trakea diluar rongga toraks. Bunyinya sangat keras, nadanya sangat tinggi,
berkualitas kosong dan kasar. Fase ekspirasinya agak lebih panjang
daripada fase inspirasinya.
A. lokasi suara napas di dinding depan thoraks, B. lokasi suara napas di dinding
toraks belakang
SUARA NAPAS ABNORMAL
Banyak suara yang jelas terbentuk akibat penyakit paru. Secara kasar suara-suara
ini bagi dalam dua golongan besar :
1. Bunyi-bunyi tambahan seperti ronki basah (crackles), bunyi mengi (wheeze) ,
bunyi gesekan pleura (pleural friction rub); hippocrates succusion.
2. Suara yang disebarkan secara abnormal seperti amphorik, egofoni, whispered
pektoriloquy, bronkofoni, pernapasan bronkial dan suara napas yang melemah
abnormal.
SUARA – SUARA TAMBAHAN
1. Ronki (Rales)
2.
a) Ronki kering
Ronki kering disebabkan lewatnya udara melalui penyempitan saluran
napas, inflamasi atau spasme saluran napas. Ronki kering lebih dominan
pada fase ekspirasi terdengar squeking atau grouning. Pada saluran yang
lebih besar adalah deep tone grouning (sonorous) dan pada saluran yang
lebih kecil terdengar squeking dan whistling. Ronki kering dengan
berbagai kualitas frekuensi pitchnya di sebut musical rales
Patologis : asma bronkial dan bronkitis
b) Ronki basah (crackles)
Ronki basah adalah suara nonmusik yang pendek dan meledak-ledak
seperti bunyi gelembung udara yang melewati cairan (gurgling atau
bubling). Ronki basah disebabkan oleh adanya eksudat atau cairan dalam
bronkiolus atau alveoli dan bisa juga pada bronkus dan trakea. Selain
klasifikasi kasar dan halus, Ronki basah dapat pula dibagi berdasarkan
kuantitasnya (sedikit dan banyaknya) atau waktunya (inspirasi atau
ekspirasi dan dini atau lambat).
Berdasarkan kuantitas terdiri dari :
a. Ronki basah halus (fine crackles)
Di deskripsikan seperti bunyi gesekan rambut antara jari telunjuk
dengan empu jari
b. Ronki basah sedang (medium crackles)
c. Ronki basah kasar (course crackles)
Biasanya berasal dari cairan yang berada di bronkus besar atau
trakea
d. Ronki basah nyaring
Ronki basah nyaring contohnya pada infiltrat paru dan ronki basah
tak nyaring misalnya pada pembendungan paru
Berdasarkan waktu atau menurut siklus respirasi :
1. Early inspiratory crackles (ronki basah inspiratori dini) khas pada
penderita obstruksi saluran napas yang berat seperti bronkitis
kronis, asma dan emfisema.
2. Late / pan - inspiratory crackles (ronki basah inspirasi lambat)
merupakan tanda khas penyakit paru restriktif, seperti fibrosis
interstitial, asbestosis, pneumonia, kongesti paru pada gagal
jantung, sarkoidosis paru, skleroderma dan rematoid paru
Patologis : Timbul dalam keadaan atelectasis, fibrosis, peradangan, edema
paru, granuloma, bronkospasme, emfisema ,pneumonia dan tumor
3. Mengi (wheeze)
Mengi (bronkus) merupakan suara musik paru. Musikal ini ditentukan oleh
spektrum frekuensi yang menyebabkann suara tersebut. Frekuensi dasar atau
terendah menentukan nada not yang terbentuk. Mengi dapat dibagi dalam
klasifikasi nada tinggi (high pitched) atau rendah (low pitched), inspirasi atau
ekspirasi, panjang atau pendek dan tunggal atau ganda. Mengi disebut
monofonik bila terdiri dari nada tunggal atau terdiri dari beberapa nada yang
mulai dan berakhir pada saat yang berbeda. Sedang mengi yang polifonik
terdiri dari beberapa nada tidak harmonis yang dimulai dan berakhir simultan,
seperti paduan nada. Mengi berasal dari bronki dan bronkiolus kecil oleh
osilasi kontiniu dari dinding jalan napas yang menyempit dan cenderung lebih
keras pada ekspirasi, penyempitan jalan napas terjadi bila tekanan paru lebih
tinggi.
Patologis : keadaan mengi khas pada asma dimana sekresi berlebihan,
konstriksi otot polos dan edema mukosa, wheezing yang tidak berubah dengan
batuk menunjukkan bronkus yang tersumbat sebagian oleh benda asing atau
tumor dan mengi juga terjadi pada pasien dengan bronchitis menahun
3. Pleural Friction Rub
Pleural Friction Rub adalah suara yang terdengar berkeretak (cracking) dan
bergesek (grating) yang timbul karena pergesekan pleura visceralis dan pleura
parietalis selama pernapasan. Lokasi yang sering terjadi pleura friction adalah
pada bagian bawah dari axila namun dapat juga terjadi di daerah lain pada
lapangan paru. Pada keadaan normal pleura tidak menimbulkan suara saat
bergesekan selama pernapasan.
Patologis : Suara ini di temukan pada keadaan emboli paru, peradangan tempat
adanya infark paru, pleuritides virus dan imun, pneumonia yang telah
mencapai pleura, pleuritis fibrinosa, adanya endapan fibrin dan metastases
pleura pada karsinoma/neoplasma
4. Hippocrates succusion
Hippocrates succusion adalah suara cairan pada hidropneumotoraks yang
terdengar bila si pasien digoyang-goyangkan.
Patologis : di temukan pada pasien hidropneumothoraks
5. Amphorik
Suara pernapasan amphorik dijumpai jika terdapat kavitas besar yang letaknya
perifer dan berhubungan terbuka dengan bronkus, terdengar seperti tiupan
dalam botol kosong.
6. Stridor
Stridor terutama sekali merupakan suara musik keras, terbanyak terdapat pada
saat inspirasi dan terdengar sangat jelas pada jarak jauh dari penderita. Stridor
umumnya terjadi pada saluran napas sentral, sedang mengi pada saluran napas
yang lebih perifer. Suara stridor hampir sama dengan mengi sehingga harus
dapat dibedakan antara keduanya, pada stridor suara mengi terdengar di trakea
dan umumnya dijumpai ketika inspirasi sedangkan mengi dapat dijumpai
ketika inspirasi dan ekspirasi.
Patologis : Pada orang dewasa, keadaan ini mengarahkan kepada dugaan
adanya edema laring, kelumpuhan pita suara, tumor laring, stenosis laring
yang biasanya disebabkan oleh tindakan trakeostomi atau dapat juga akibat
pipa endotrakeal
7. Egofoni
Egofoni ( yang dalam bahasa Yunani artinya suara kambing ) merupakan
bicara hidung atau mengembik yang disalurkan melewati jaringan paru yang
padat (misalnya pneumonia). Pasien disuruh mengucapkan ”ii” kemudian kita
mendengarkan melalui stetoskop pada daerah yang sakit ”ee” seperti suara
embikan.
Patologis : kompresif aktelektasis
8. Bronkofoni
Fremitus vokal yang terdengar lebih kuat dan lebih jelas dari normal karena
suara yang dihantarkan lebih baik melalui bronkus yang terbuka dan
dikelilingi jaringan paru yang mengalami konsolidasi (arless) . Pada saat
penderita berbicara, fremitus vokal yang terdengar seakan-akan langsung
keluar dari dada penderita
Patologis : bronkoponi (+) terdapat pemadatan pada parenkim paru , misal
pada infiltrat dan aktelektasis kompresif
9. Whispered pectoriloquy
Suruh pasien untuk membisikkan ”66”, sementara stetoskop diletakkan pada
daerah yang dicurigai. Interpretasi : suara yang dibisikkan biasanya tidak
terdengar ; kala suara kata yang dibisikkan jelas terdengar dan dapat dipahami,
daerah tersebut mengalami konsolidasi.
DAFTAR PUSTAKA
Swartz Mark H.1995.Buku Ajar Diagnostik Fisik ; Jakarta ; Penerbit Buku Kedokteran EGC
Willms J, Schneidermn. 2005. Buku Fisik diagnostic. Jakarta;Penerbit Buku Kedokteran EGC
Lehrer S. Memahami Bunyi Paru dalam Praktik Sehari-hari : Tanggerang Binarupa Aksara Publisher.