STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

76
SINTESIS MEMBRAN NANOFIBER DARI SAMPAH STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR TUGAS AKHIR WAHYU KUMALASARI 11116012 PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN SAINS INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA LAMPUNG SELATAN 2020

Transcript of STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

Page 1: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

SINTESIS MEMBRAN NANOFIBER DARI SAMPAH

STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN

MINYAK DAN AIR

TUGAS AKHIR

WAHYU KUMALASARI

11116012

PROGRAM STUDI FISIKA

JURUSAN SAINS

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPUNG SELATAN

2020

Page 2: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

SINTESIS MEMBRAN NANOFIBER DARI SAMPAH

STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN

MINYAK DAN AIR

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

WAHYU KUMALASARI

11116012

PROGRAM STUDI FISIKA

JURUSAN SAINS

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPUNG SELATAN

2020

Page 3: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan judul “Sintesis Membran Nanofiber dari Sampah Styrofoam

untuk Aplikasi Pemisahan Minyak dan Air” adalah benar dibuat oleh saya sendiri

dan belum pernah dibuat dan diserahkan sebelumnya, baik sebagian ataupun

seluruhnya, baik oleh saya ataupun orang lain, baik di Institut Teknologi Sumatera

maupun di Institusi pendidikan lainnya.

Lampung Selatan, 08 September 2020

Penulis,

Wahyu Kumalasari

NIM.11116012

Diperiksa dan disetujui oleh,

Pembimbing Tanda tangan

Dr. Abdul Rajak, M.Si

NIP. 198902052015041003 ......................

Penguji Tanda tangan

1. Deska Lismawenning P, S.Si., M.Sc

NRK. 1990121620161016 ......................

2. Harlina Ardiyanti, S.Si., M.Sc

NRK. 1989101920172051 ......................

Disahkan oleh,

Koordinator Program Studi Fisika

Jurusan Sains

Institut Teknologi Sumatera

Dr. Eng Alamta Singarimbun

NIP. 196002211990011001

Page 4: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip

maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.

Nama : Wahyu Kumalasari

NIM : 11116012

Tanda Tangan :

Tanggal : 08 September 2020

Page 5: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Institut Teknologi Sumatera, saya yang bertanda

tangan di bawah ini :

Nama : Wahyu Kumalasari

NIM : 11116012

Program Studi : Fisika

Jurusan : Sains

Jenis karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Institut Teknologi Sumatera Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive

Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Sintesis Membran Nanofiber dari Sampah Styrofoam untuk Aplikasi

Pemisahan Minyak dan Air

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Institut Teknologi Sumatera berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Lampung Selatan

Pada Tanggal : 08 September 2020

Yang menyatakan (Wahyu Kumalasari)

Page 6: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

v

SINTESIS MEMBRAN NANOFIBER DARI SAMPAH STYROFOAM

UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR

Wahyu kumalasari (11116012)

Pembimbing : Dr. Abdul Rajak, M.Si

ABSTRAK

Sebagian besar pencemaran laut berasal dari kebocoran penambangan minyak bumi

di lepas pantai dan tumpahan pada proses pengisian bahan bakar kapal. Salah satu

upaya yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan material

yang memiliki sifat oleofilik (menyerap minyak). Sifat oleofilik ini umumnya

dimiliki oleh material yang bersifat hidrofobik. Styrofoam merupakan salah satu

material yang memiliki kedua sifat ini. Parameter larutan yang digunakan pada

pembuatan membran nanofiber dari sampah styrofoam yaitu dengan variasi

konsentrasi 15 ; 17,5 ; 20 ; 22,5 ; dan 25%, dengan parameter proses elektrospinnig

yang digunakan yaitu variasi tegangan, laju alir, jarak jarum terhadap kolektor, dan

waktu pemintalan. Hasil penelitian diperoleh bahwa diameter serat semakin besar

seiring bertambahnya konsentrasi pada styrofoam dengan diameter rata-rata yang

diperoleh 1 - 2,4µm. Pada sudut kontak yang dihasilkan membran nanofiber

bersifat hidrofobik dan oleofilik dengan sudut kontak pada air 90 - 138° sedangkan

pada minyak 0°, sehingga membran nanofiber dapat digunakan sebagai media

pemisahan antara minyak dan air, hal ini terbukti pada saat pengukuran penyaringan

campuran minyak dan air dengan 2 variasi yaitu pertama variasi konsentrasi, kedua

variasi flowrate dengan besar volume larutan yang keluar 2-14cm3 pada variasi

konsentrasi dan 2-16cm3 pada variasi flowrate.

Kata kunci: pencemaran laut, nanofiber, sampah styrofoam, oleofilik.

Page 7: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

vi

SYNTHESIS OF NANOFIBER MEMBRANES FROM STYROFOAM

WASTE FOR OIL AND WATER SEPARATION APPLICATIONS

Wahyu Kumalasari (11116012)

Supervisor : Dr. Abdul Rajak, M.Si

ABSTRACT

The most of the marine pollution comes from offshore oil mining leaks and spills

in the ship refueling process. One of the efforts offered in this research is to use a

material that has oleophilic properties. This a oleophilic property is generally

owned by materials that are a hydrophobic. The styrofoam is a material that has

these two properties. The solution parameters used in the manufacture of nanofiber

membranes from a styrofoam waste are with variations in the concentration of 15;

17,5 ; 20 ; 22,5 ; and 25%, with the electrospinning process parameters is used the

variation of voltage, flow rate, needle to collector distance, and spinning time. The

results showed that the fiber diameter was getting bigger as the concentration of a

styrofoam increased with an average diameter of 1 - 2,4 µm. At the contact angle,

the nanofiber membrane become hydrophobic and oleophilic with a contact angle

of 90 - 138° for water, while at 0° for oil, so that the nanofiber membrane can be

used as a separation medium between oil and water, this is evident when measuring

the filtering of a mixture of oil and water with 2 variations, such as the concentration

variation and the second the flowrate variation with the large volume of the solution

that comes out 2 - 14cm3 at various concentrations and 2 - 16cm3 in flowrate

variation.

Key words: marine pollution, nanofiber, styrofoam waste, oleophilic.

Page 8: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

vii

MOTTO

“Jangan pergi mengikuti kemana jalan akan berujung. Buat jalanmu sendiri dan

tinggalkanlah jejak”

“Pendidikan adalah kemampuan untuk mendengarkan segala sesuau tanpa

membuatmu kehilangan temperamen atau rasa percaya diri.”

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau

telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang

lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap” (QS. Al-Insyirah, 6-8).

Page 9: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

viii

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan tugas akhir ini untuk Allah SWT sebagai kesungguhanku

menuntut ilmu dan orang-orang tersayang atas kasih sayang yang berlimpah”

“ Teristimewa kepada keluargaku, bapak Ponidi, mama Siswati, abang Wahyu

danang prasetyo, dan kakak Rizky atika serta sahabat, dan teman-teman yang

membantu dalam menyelesaikan perjuangan ini. Aku Wahyu kumalasari selaku

anak dan adik bagi keluargaku, dan seorang sahabat bagi sahabat-sahabatku

memohon maaf dengan setulus hati atas sikap dan perkataan yang telah

menyakiti kalian selama ini. Terima kasih atas didikian, pengertian, usaha, dan

dukungan penuh kalian untukku selama ini.”

Page 10: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Sintesis

Membran Nanofiber dari Sampah Styrofoam untuk Aplikasi Pemisahan Minyak

dan Air”. Penulisan tugas akhir ini dilakukan untuk memenuhi syarat memperoleh

gelar Sarjana dari program studi Fisika, Jurusan Sains, Institut Teknologi Sumatera.

Banyak pihak yang telah membantu dalam menyelasaikan Tugas Akhir ini, maka

izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih serta penghormatan kepada:

1. Bapak Dr. Eng. Alamta Singarimbun M.Si. selaku Ketua Program Studi

Fisika ITERA.

2. Keluarga besar penulis, Bapak, Mama, Abang, serta Kakak yang selalu

memberikan semangat dan kepercayaan atas apa yang sedang penulis

perjuangkan.

3. Bapak Dr. Abdul Rajak, M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah

memberikan arahan, motivasi, fasilitas dan semangat kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

4. Laboratorium fisika material Institut Teknologi Sumatera,

Laboratorium biologi Institut Teknologi Sumatera sebagai lembaga

yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

5. Ibu Deska Lismawenning Puspitarum, S.Si. M.Sc. dan Ibu Harlina

Ardiyanti, S.Si., M.Sc selaku dosen penguji, yang telah memberikan

masukan, saran, dan kritik yang sangat bermanfaat untuk laporan

penelitian yang lebih baik.

6. Segenap dosen Fisika ITERA, terima kasih atas motivasi dan

pembelajaran serta ilmu yang sangat bermanfaat baik selama masa

perkuliahan hingga penulisan tugas akhir ini.

7. Chalpin, leny, kak anggi, rama, nanda, ahyar, dan yessica selaku teman

sebimbingan dan seperjuangan. Terima kasih atas semangat, dukungan,

dan kerjasamanya selama pengerjaan tugas akhir ini.

Page 11: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

x

8. Retno kumalasari, kakak Shella dan Ricky cahya pratama atas

dukungan, waktu luang dan semangat yang selalu diberikan dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Team jombie’16 yang selalu memberikan fasilitas, dukungan dan

semangat kepada penulis dan teman-teman kosan rempong (adet, naini,

resty) yang membantu bertukar cerita dalam masalah apapun.

10. Keluarga Physma, HIMAFI ITERA, PERSITERA, dan keluarga KKN

Sumber Agung Pesisir Barat 2019, terima kasih atas kekeluargaan yang

terbangun selama ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam

penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis mohon kepada semua pihak

untuk memberikan masukan serta saran dalam meningkatkan kualitas

dan memberikan bekal bagi penulis di masa yang akan datang.

Lampung Selatan, 08 September 2020

Penulis,

Wahyu Kumalasari

Page 12: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

MOTTO................................................................................................................vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................................. 3

1.4 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 3

1.5 Metodologi ......................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5

2.1 Campuran Minyak dengan Air Laut dan Upaya Mengatasinya ................... 5

2.2 Styrofoam ........................................................................................................... 7

2.3 Nanofiber ............................................................................................................ 8

2.4 Electrospinning .................................................................................................. 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 12

3.1 Gambaran Umum Penelitian .......................................................................... 12

Page 13: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

xii

3.2 Tahapan Penelitian .......................................................................................... 12

3.3 Alat dan Bahan ................................................................................................ 14

3.4 Sistem Electrospinning ................................................................................... 17

3.5 Prosedur Pembuatan Nanofiber Styrofoam .................................................. 19

3.6 Karakterisasi Larutan dan Lembaran Nanofiber Styrofoam ....................... 22

3.6.1 Karakterisasi Larutan ....................................................................... 22

3.6.2 Karakterisasi Lembaran Nanofiber .................................................. 23

3.7 Pengujian Kinerja Penyaringan ..................................................................... 25

3.7.1 Pengukuran fluks .............................................................................. 25

3.8 Tempat Penelitian ............................................................................................ 27

3.9 Jadwal Penelitian ............................................................................................. 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 29

4.1 Sifat Fisis Larutan ........................................................................................... 29

4.2 Pengaruh Parameter Elektrospinning Terhadap Diameter Serat ................ 30

4.2.1 Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Diameter Serat ................ 30

4.2.2 Pengaruh Tegangan Terhadap Diameter Serat ................................. 35

4.2.3 Pengaruh Laju Alir Terhadap Diameter Serat .................................. 37

4.2.4 Pengaruh Jarak Terhadap Diameter Serat ........................................ 39

4.3 Pengukuran Ketebalan dan Basic Weight ..................................................... 41

4.4 Pengujian Sudut Kontak Terhadap Air dan Minyak.................................... 42

4.5 Pengujian Kinerja Penyaringan ...................................................................... 43

4.5.1 Pengukuran fluks terhadap minyak murni........................................ 43

4.5.2 Pengaruh variasi konsentrasi terhadap campuran air dan minyak ... 46

4.5.3 Pengaruh variasi flowrate terhadap campuran air dan minyak ...... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 49

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 49

5.2 Saran ................................................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51

LAMPIRAN ......................................................................................................... 55

Page 14: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alat dan Bahan yang digunakan pada saat penelitan ............................ 14

Tabel 3.2 Parameter larutan .................................................................................. 20

Tabel 3.3 Parameter proses electrospinning ......................................................... 21

Tabel 3.4 Kategori sifat material berdasarkan sudut kontaknya terhadap air dan

minyak ................................................................................................ 24

Tabel 3.5 Kegiatan Penelitian ............................................................................... 27

Tabel 3.6 Jadwal Penelitian................................................................................... 27

Tabel 4.1 Konversi dari volume ke tekanan.......................................................... 44

Tabel 4. 2 Kemiringan hubungan antara tekanan terhadap fluks...........................46

Page 15: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pantai yang tercemar oleh tumpahan minyak ..................................... 6

Gambar 2.2 Sampah styrofoam yang melimpah ..................................................... 8

Gambar 2.3 Perbandingan antara nanofiber dan sehelai rambut manusia .............. 9

Gambar 2.4 Skema sederhana proses electrospinning ......................................... 10

Gambar 3.1 Diagram tahapan penelitian. .............................................................. 13

Gambar 3.2 Peralatan electrospinning Nachriebe 650 .......................................... 17

Gambar 3.3 Viscometer Ostwald untuk mengukur viskositas larutan .................. 23

Gambar 3.4 Pengukuran sudut kontak .................................................................. 25

Gambar 3.5 a). Alat sederhana pengukuran fluks, b). skema pengukuran fluks... 26

Gambar 3.6 a). Pengisian minyak dan air pada jarum suntik, b). skema alat

penyaringan campuran minyak dan air. ............................................. 27

Gambar 4.2 Distribusi normal diameter serat pengaruh dari konsentrasi, a).17,5 ;

b). 20; c). 22,5; dan d). 25% ............................................................... 31

Gambar 4.4 Distribusi normal diameter serat variasi konsentrasi dengan SEM, a).

15 ; b). 17,5 ; c). 20 ; d). 22,5 ; dan e). 25% ...................................... 33

Gambar 4.5 Perbandingan pengaruh konsentrasi terhadap diameter serat dengan

karakterisasi mikroskop optik dan SEM. ........................................... 34

Gambar 4. 6 Distribusi normal diameter serat pengaruh dari tegangan, a). 11 ; b).

12 ; c) 14 ; d). 15 kv ........................................................................... 36

Gambar 4. 7 Grafik hubungan pengaruh tegangan terhadap diameter serat. ........ 37

Gambar 4. 8 Distribusi normal diameter serat pengaruh dari laju alir, a). 1 ; b). 3;

c). 5 ; d). 9 ; e). 11 µL/menit .............................................................. 38

Gambar 4. 9 Grafik hubungan pengaruh laju alir terhadap diameter serat. .......... 39

Gambar 4. 10 Distribusi normal diameter serat pengaruh dari jarak, a). 7 ; b). 10 ;

c). 13 ; d). 16 ; e). 19cm. .................................................................... 40

Page 16: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

xv

Gambar 4. 11 Grafik pengaruh jarak terhadap diameter serat. ............................. 41

Gambar 4. 12 Hubungan variasi konsentrasi terhadap ketebalan dan basic

weight ................................................................................................. 42

Gambar 4. 14 Hubungan tekanan terhadap fluks pada a). mineral oil, b).minyak

pertalite, c). minyak solar ................................................................... 45

Gambar 4.15 Hubungan antara konsentrasi terhadap volume larutan yang

keluar ................................................................................................ .47

Gambar 4. 16 Hubungan flowrate terhadap volume larutan yang keluar. ............ 48

Page 17: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Minyak dan gas bumi (migas) sampai saat ini masih merupakan sumber energi yang

menjadi pilihan utama untuk digunakan manusia pada berbagai kebutuhan industri,

transportasi dan rumah tangga. Salah satu potensi terbesar keberadaan sumber daya

alam tersebut adalah di lepas pantai atau di tengah laut [1]. Sampai saat ini proses

penambangan minyak bumi di laut selalu dihadapkan pada permasalahan

pencemaran ekosistem laut. Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah

laut yang sangat luas, sehingga pencemaran laut akibat proses penambangan

minyak bumi memiliki potensi yang tinggi. Pencemaran laut dapat didefinisikan

sebagai masuknya bahan kimia, partikel, industri, pertanian, dan limbah perumahan

ke dalam lautan yang berdampak besar pada kehidupan organisme laut [2].

Sebagian besar pencemaran laut berasal dari kebocoran penambangan minyak bumi

di lepas pantai maupun tumpahan pada proses pengangkutan hasil penambangan.

Pada tahun 2015 Indonesia dikejutkan dengan peristiwa tumpahan minyak yang

menggenangi wilayah perairan Indonesia di sebelah barat daya, tepatnya perbatasan

Indonesia dengan Singapura di wilayah Selat Malaka. Tumpahan minyak yang

disebabkan oleh tabrakan yang terjadi antara kapal MT Alyarmouk dari Libya

dengan kapal MV Sinar Kapuas yang merupakan milik pemerintahan Singapura.

Akibat dari tabrakan ini, tumpahan minyak yang disebabkan oleh kapal tersebut

mencemari laut. Tumpahan minyak tidak hanya mencemari laut Singapura namun

Indonesia pun mendapat imbas dari peristiwa tersebut. Pulau Bintan adalah salah

satu pulau terluas dan merupakan pulau yang paling terancam. Tumpahan minyak

ini dikhawatirkan akan menimbulkan efek rusaknya ekosistem laut yang berada di

sekitaran pulau Bintan [3].

Penanganan yang umumnya dilakukan untuk mengatasi tumpahan minyak di lepas

pantai adalah secara fisika, kimia dan secara biologi [1]. Penanganan ini dilakukan

untuk mengurangi dampak buruk minyak terhadap ekosistem laut. Namun, sampai

Page 18: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

2

saat ini metode yang dilakukan tersebut belum optimal dapat memisahkan atau

mengambil kembali minyak yang tumpah akibat beberapa faktor seperti cuaca,

ombak dan pasang surut air laut. Akibatnya, pencemaran minyak terhadap

ekosistem laut tidak bisa dihindari.

Salah satu cara yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah dengan cara menyerap

minyak dengan material yang memiliki sifat oleofilik. Sifat oleofilik merupakan

sifat material yang memiliki kemampuan menyerap (absorb) minyak yang sangat

baik, umumnya material yang memiliki sifat ini juga memiliki sifat hidrofobik

(tidak suka air) seperti karet dan bahan plastik polystyrene [4,5]. Styrofoam

merupakan salah satu jenis material polystyrene yang dilaporkan oleh beberapa

peneliti memiliki sifat hidrofobik bahkan super-hidrofobik [5–8]. Maka dari itu

styrofoam akan digunakan dalam penelitian ini. Sampah styrofoam dibuat menjadi

membran nanofiber agar memiliki struktur pori yang baik dan untuk meningkatkan

kemampuan penyerapan minyak.

Pada penelitian ini, metode eksperimen yang dilakukan yaitu dengan cara

melewatkan campuran air laut dan minyak melalui membran nanofiber styrofoam

yang sudah dibuat melalui teknik electrospinning, karena sifat styrofoam yang

menolak air (hidrofobik) dan menyerap minyak (oleofilik) maka air laut akan

tertahan dan minyak akan lolos melalui filter styrofoam.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pembuatan membran nanofiber dari sampah styrofoam untuk

aplikasi pemisah air dan minyak.

2. Bagaimana mengetahui jenis minyak apa saja yang dapat terserap oleh

membran nanofiber styrofoam

3. Bagaimana pengaruh sifat fisis membran nanofiber styrofoam dan

pengaruhnya terhadap efisiensi penyerapan minyak.

Page 19: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

3

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan membran nanofiber dari sampah styrofoam untuk aplikasi

pemisahan air dan minyak.

2. Mengetahui jenis minyak apa saja yang dapat terserap oleh nanofiber

styrofoam.

3. Mempelajari sifat fisis nanofiber styrofoam dan pengaruhnya terhadap

efisiensi penyerapan minyak.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat begitu luasnya cakupan penelitian yang dapat dilakukan, maka ruang

lingkup penelitian ini sebagai berikut:

1. Bahan dasar polimer yang digunakan dalam penilitian ini yaitu styrofoam

yang merupakan salah satu jenis plastik polystyrene.

2. Bahan pelarut yang digunakan adalah D-Limonen dan dimethylformamide

(DMF).

3. Sintesis membran nanofiber menggunakan metode electrospinning.

4. Karakterisasi yang dilakukan meliputi: uji viskositas, pengujian morfologi

dan diameter serat, dan uji kinerja penyaringan.

1.5 Metodologi

Metodologi penelitian terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya sebagai

berikut:

1. Studi literatur

Metode ini dilakukan dengan mencari dan memahami teori yang berkaitan

dengan judul penelitian melalui referensi-referensi yang relevan, jurnal,

dan publikasi.

2. Perancangan penelitian

Perancangan penelitian dilakukan dengan luaran skema pelaksanaan

penelitian, penentuan alat dan bahan, dan pertimbangan variasi parameter

untuk pengujian dan eksperimen.

Page 20: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

4

3. Eksperimen dan Pengujian

Eksperimen dilakukan sesuai parameter pengujian dan batasan masalah

yang telah ditentukan di awal serta data yang dibutuhkan.

4. Analisis dan Kesimpulan

Seluruh data yang diperoleh dari hasil eksperimen berupa karakterisasi

maupun data yang ada selanjutnya akan diolah dan dianalisis untuk

mendapatkan kesimpulan akhir pada penelitian ini.

5. Penyusunan laporan

Hasil eksperimen dan analisis akan ditulis dalam bentuk laporan.

1.6 Sistematika penulisan

Penulisan tugas akhir ini terdiri atas lima bab utama yaitu pendahuluan, tinjauan

pustaka, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran.

Agar lebih mempermudah pemahaman dan pembacaan, maka laporan tugas akhir

ini disusun menjadi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

ruang lingkup, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang konsep yang mendasari penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini terdiri dari diagram alir penelitian, lagkah-langkah dalam melakukan

penelitian, serta alat dan bahan yang digunakan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini terdiri dari hasil dan pembahasan dengan penyajian data karakterisasi

dan analisis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini terdiiri dari kesimpulan dan saran dari peneliti yang telah dilakukan.

Pada bagian akhir berisikan saran dan lampiran-lampiran selama penelitian.

Page 21: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Campuran Minyak dengan Air Laut dan Upaya Mengatasinya

Minyak adalah istilah umum yang digunakan untuk menyatakan produk petroleum

yang komposisi utamanya terdiri dari hidrokarbon. Minyak bumi merupakan

campuran yang sangat kompleks dari hidrokarbon-hidrokarbon organik (sel-sel

jaringan hewan dan tumbuhan) yang tertimbun selama jutaan tahun yang lalu di

dalam tanah baik di daerah daratan maupun di daerah lepas pantai [9]. Minyak

mentah (crude oil) yang baru keluar dari sumur eksplorasi mengandung bermacam-

macam zat kimia yang berbeda baik dalam bentuk gas, cair maupun padatan. Lebih

dari separuh (50-98%) dari zat-zat tersebut merupakan hidrokarbon. Senyawa

utama yang terkandung di dalam minyak bumi adalah alifatik, alisiklik dan

aromatik [10]. Senyawa alifatik merupakan suatu senyawa yang mempunyai rantai

karbon terbuka, contoh dari senyawa alifatik yaitu etana dan asetilen. Senyawa

alisiklik merupakan senyawa siklik yang mempunyai sifat-sifat seperti senyawa

alifatik, dimana siklik yaitu senyawa karbon yang mempunyai rantai karbon

tertutup. Contoh dari senyawa alisiklik yaitu siklopropona. Sedangkan senyawa

aromatik merupakan suatu senyawa siklik yang tersusun oleh beberapa atom karbon

membentuk segi lima, segi enam secara beraturan dan mempunyai ikatan rangkap

yang terkonjugasi [32]. Komponen hidrokarbon aromatik jumlahnya relatif kecil

dibandingkan dengan komponen hidrokarbon lainnya yaitu berkisar 2–4 %.

Komponen hidrokarbon aromatik yang paling sederhana adalah benzen. Polutan

yang berasal dari minyak bumi (petroleum hydrocarbon) tersebut telah memperoleh

perhatian yang sangat besar secara internasional, politik dan keilmuan apabila

mencemari perairan. Hal ini disebabkan karena pengaruh minyak terhadap

ekosistem perairan mampu menurunkan kualitas air laut [9].

Pada tanggal 12 Juli 2019, di Indonesia telah terjadi tumpahan minyak di daerah

Laut Karawang. Direktur Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan

Lingkungan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Karliansyah

menyebut setidaknya 12 desa di Karawang dan Bekasi serta tujuh pulau di

Page 22: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

6

Kepulauan Seribu terkena dampak tumpahan minyak Pertamina. Tumpahan

minyak ini dikabarkan karena bocornya sumur minyak YYA-1 Blok Offshore North

West Java (ONWJ) lepas pantai karawang. Tindakan saat ini yang telah dilakukan

pertamina yaitu telah menangkap setidaknya 4000 barrel tumpahan minyak dengan

menggunakan jala dan oil boom sepanjang 500 meter yang dipasang dari anjungan.

Untuk tindakan selanjutnya pihak pertamina perlu melakukan pengeboran sumur

bantuan hingga kedalaman 2.700 meter atau mendekati sumur YYA-1 yang bocor.

Untuk saat ini proses pengeboran sudah mencapai kedalaman 1.400 meter, hingga

pada saat ini semburan minyak dari sumur YYA-1 yang awalnya menyembur

sangat kuat sudah sedikit berkurang. Estimasi pengeboran sumur bantuan ini akan

selesai pada akhir bulan September 2019 [11].

Gambar 2.1 Pantai yang tercemar oleh tumpahan minyak [12].

Secara umum untuk mengatasi tumpahannya minyak di lepas pantai ini dapat

dilakukan dengan berbagai cara diantaranya [1]:

1. Penanganan secara fisika

Penanganan secara fisika adalah penanggulangan oil spill dengan menggunakan

peralatan mekanik, merupakan perlakuan pertama dengan cara melokalisasi

tumpahan minyak menggunakan pelampung pembatas (oil booms) yang

kemudian akan ditransfer dengan perangkat pemompa (oil skimmers) ke sebuah

fasilitas penerima "reservoar" baik dalam bentuk tangki ataupun balon. Salah

satu kelemahan dari metoda ini adalah hanya dapat dipakai secara efektif di

Page 23: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

7

perairan yang memiliki hidrodinamika air yang rendah (arus, pasang-surut,

ombak, dan sebagainya) dan cuaca yang tidak ekstrim. Aplikasi metode ini juga

sulit dilakukan di pelabuhan karena dapat mengganggu aktivitas keluar dan

masuk kapal-kapal dari dan menuju pelabuhan.

2. Penanganan secara kimia

Pada awalnya penggunaan metode ini kurang dikehendaki, aplikasinya untuk

menangani tumpahan minyak Torrey Canyon di perairan Inggris tahun 1967

dianggap menimbulkan kerusakan lingkungan terutama dikarenakan

menggunakan bahan kimia dispersan yang bersifat racun. Untungnya dalam

kurun waktu lebih dari 30 tahun, pengembangan riset agen dispersan

menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan, salah satu contoh dari

dispersan ini adalah corexit 9500 yang diproduksi oleh Exxon Energy Chemical

yang sukses diaplikasikan untuk membersihkan tumpahan minyak dari tabrakan

kapal tanker Evoikos dan Orapin Global di Selat Malaka.

3. Penanganan secara biologi

Merupakan penanganan dengan melakukan bioremediasi yaitu sebagai proses

penguraian limbah organik atau anorganik polutan secara biologi dalam kondisi

terkendali dengan tujuan mengontrol, mereduksi atau bahkan mereduksi bahan

pencemar dari lingkungan. Kelebihan teknologi ini ditinjau dari aspek

komersial adalah relatif lebih ramah lingkungan, biaya penanganan yang relatif

lebih murah dan bersifat fleksibel. Teknik pengolahan limbah jenis B3 dengan

bioremediasi ini umumnya menggunakan mikroorganisme (khamir, fungi, dan

bakteri) sebagai agen bioremediator.

2.2 Styrofoam

Styrofoam merupakan suatu polimer yang terkomposisi dari polystyrene (PS).

Styrofoam adalah salah satu produk polimer plastik yang sangat susah untuk terurai.

Styrofoam pada umumnya digunakan untuk pembungkusan bahan-bahan seperti

barang elektronik rumah tangga dan juga kerajinan tangan, dekorasi dan lain-lain.

Styrofoam dihasilkan dari beads polystyrene yang sangat kecil dengan berat

molekulnya antara 160.000 sampai 260.000 gr/mol dan terdiri dari 4% sampai 7%

blowing agents, biasanya pentana atau butana [6,13]. Banyak industri

Page 24: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

8

menggunakan styrofoam karena memiliki kelebihan antara lain: memiliki bobot

yang ringan, mudah dibentuk, bahan insulator yang baik dan harga yang murah.

Namun, karena styrofoam bersifat sekali pakai, setelah digunakan kebanyakan

styrofoam menjadi tidak termanfaatkan lagi, sehingga menjadi sampah seperti pada

gambar 2.2.

Gambar 2.2 Sampah styrofoam yang melimpah [14].

2.3 Nanofiber

Nanofiber atau nanoserat didefinisikan sebagai serat yang mempunyai diameter

puluhan nanometer hingga mikrometer, Gambar 2.3 meng-ilustrasikan seberapa

kecil ukuran nanofiber. Nanofiber mempunyai sifat yang khas, yaitu sangat kuat,

rasio permukaan terhadap volume yang besar dan porous (berpori). Sifat-sifat

tersebut membuat nanofiber menjadi bahan yang sangat menjanjikan untuk

dimanfaatkan pada berbagai bidang industri, seperti industri komposit, otomotif,

pulp dan kertas, elektronik, tekstil, optik, pertanian, kosmetik, kesehatan,

kedokteran, olahraga, farmasi, dan lain sebagainya. Sifat dari nanofiber yang lain

permukaannya lebih fleksibel dan memiliki kekuatan yang tinggi [15].

Page 25: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

9

Gambar 2.3 Perbandingan antara nanofiber dan sehelai rambut manusia [16].

2.4 Electrospinning

Pemintalan elektrik atau electrospinning merupakan salah satu teknik untuk

memproduksi membran nanofiber. Electrospinning adalah salah satu metoda untuk

membuat serat (fiber) dengan diameter 10 nm – 10 μm. Nanofiber hasil

electrospinning memiliki karakteristik yang menarik dan unik, seperti luas

permukaan yang lebih besar dari volume atau massanya, memiliki sifat kimiawi,

konduktivitas, dan sifat optik tertentu [17]. Teknik electrospinning merupakan

proses yang sederhana dalam menghasilkan nanofiber. Keunggulan lain dari teknik

ini adalah dapat menghasilkan nanofiber dengan diameter dan morfologi yang

dapat dikontrol.

Prinsip kerja dasar teknik electrospinning adalah menghasilkan serat dengan cara

pemberian tegangan pada suatu larutan polimer yang dilewatkan pada medan listrik

tinggi. Akibatnya, larutan menjadi bermuatan tinggi dan cenderung mencari tempat

yang memiliki muatan lebih rendah, sebuah kolektor serat yang terhubung pada

ground ditempatkan beberapa sentimeter dari larutan yang bermuatan untuk

menarik larutan sehingga dapat berubah fasa dari cairan menjadi fasa padatan

(serat). Larutan polimer tersebut ditempatkan pada sebuah jarum suntik (needle)

yang kemudian larutan tersebut didorong dengan laju alir tertentu. Skema sederhana

proses electrospinning dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut.

Page 26: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

10

Gambar 2.4 Skema sederhana proses electrospinning.

Dalam proses electrospinning, gaya elektrostatik yang timbul dari tegangan tinggi

yang diberikan ke larutan melalui jarum memainkan peranan yang sangat penting.

Larutan polimer yang digerakkan oleh pompa pendorong jarum suntik (syringe

pump) dengan laju aliran tertentu akan diberi tegangan yang tinggi dan menciptakan

medan listrik antara larutan dan kolektor yang biasanya sebagai ground. Pada ujung

jarum, larutan keluar sebagai bentuk kerucut, hal ini disebabkan oleh adanya gaya

yang berlawanan dengan gaya listrik yaitu gaya tegangan permukaan. Bentuk ini

dikenal sebagai "cone jet" atau biasa disebut kerucut jet. Kerucut jet memainkan

peranan penting selama proses electrospinning, beberapa studi mengamati bentuk

kerucut jet sebagai fungsi arus listrik, tegangan dan laju aliran larutan [18–20]. Pada

ujung kerucut jet, terjadi transisi dari wujud cairan ke padat (serat). Semakin besar

tegangan yang diberikan pada larutan polimer menyebabkan muatan yang terdapat

pada permukaan larutan semakin besar, sehingga menyebabkan gaya elektrostatik

juga semakin besar. Dimana gaya elektrostatik dipengaruhi oleh gaya Coulomb

dengan persamaan sebagai berikut:

1. 2

2

q qF k

r

(2.1)

Dengan :

F = gaya Coulomb (N)

k = konstanta gaya Coulomb (k = 9 x 109 Nm2/C2)

Page 27: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

11

q1 = muatan listrik 1 (C)

q2 = muatan listrik 2 (C)

r = jarak kedua muatan (m)

Pada proses electrospinning untu q1 adalah muatan pada ujung jarum, dan q2 adalah

muatan pada kolektor drum, sedangkan untuk r adalah jarak antara jarum dan

kolektor drum.

Proses electrospinning sangat dipengaruhi oleh banyak parameter. Parameter

tersebut adalah (a) parameter larutan polimer, diantaranya berat molekul polimer,

kekentalan larutan, tegangan permukaan, dan konduktivitas larutan, (b) parameter

proses, diantaranya tegangan, laju alir, bentuk kolektor, diameter jarum, jarak

antara ujung jarum dan kolektor, (c) parameter lingkungan sekitar, yaitu

kelembaban, suhu dan tekanan udara [17].

Page 28: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Penelitian

Berdasarkan paparan latar belakang yang telah diuraikan pada Bab 1, penelitian

tugas akhir ini bertujuan untuk mengatasi tumpahan minyak di laut dengan metode

pemisahan melalui proses penyaringan menggunakan membran nanofiber.

Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium yang meliputi: sintesis membran

nanofiber menggunakan teknik electrospinning serta optimasi beberapa

parameternya dan pengujian kinerja penyaringan campuran minyak dan air.

Sampah styrofoam digunakan sebagai bahan dasar polimer dalam pembuatan

membran nanofiber karena telah diketahui bersifat menyerap minyak (oleofilik)

dan menolak air (hidrofobik) [5]. Sampel campuran air dan minyak diperoleh dari

pencampuran air laut dengan berbagi macam jenis minyak yang berasal dari minyak

bumi seperti mineral oil, minyak pertalite, dan minyak solar (diessel oil).

3.2 Tahapan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

merupakan penelitian yang menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Penelitian ini

memerlukan variabel yang jelas, pengukuran yang cermat serta tahapan-tahapan

yang telah direncanakan sejak awal [21]. Secara umum penelitian ini terbagi

menjadi empat tahapan, yaitu: 1) Studi literatur, 2) eksperimen, 3) pengolahan dan

analisis data, dan 4) penulisan tugas akhir. Gambaran setiap tahapan penelitian ini

disajikan pada gambar 3.1.

Page 29: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

13

Gambar 3.1 Diagram tahapan penelitian.

Page 30: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

14

3.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Alat dan Bahan yang digunakan pada saat penelitan

No Nama Alat dan Bahan Gambar Alat dan Bahan

Bahan

1. Sampah styrofoam

2. N,N Dimethylformamide

(DMF)

3. D-Limonene

Peralatan

1. Pengaduk Magnet

Page 31: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

15

No Nama Alat dan Bahan Gambar Alat dan Bahan

2. Gelas Beaker

3. Pipet Tetes

4. Spatula

5. Botol Vial

6. Pinset

7. Timbangan

Page 32: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

16

No Nama Alat dan Bahan Gambar Alat dan Bahan

9.

Suntikan (syringe)

Volume syringe : 10

mL

Diameter jarum : 0,8

mm (21G)

10. Mineral oil

11. Minyak Solar

12. Minyak Pertalite

13. Viskometer Ostwald

14. Mikrometer Digital

Page 33: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

17

No Nama Alat dan Bahan Gambar Alat dan Bahan

15. Alat sederhana

pengukuran fluks

16.

Alat sederhana pengujian

filter campuran minyak

dan air

3.4 Sistem Electrospinning

Pada gambar 3.2 menunjukkan satu set peralatan electrospinning (Nachriebe 650)

yang digunakan untuk menghasilkan lembaran membran nanofiber. Komponen

utama dari peralatan ini terdiri dari: 1) power suplai tegangan tinggi, 2) syringe

pump, 3) kamera, 4) LCD monitor, 5) drum kolektor, 6) sensor kelembaban dan

7) tabung silika gel.

Gambar 3.2 Peralatan electrospinning Nachriebe 650.

Page 34: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

18

Keterangan :

1. Power suplai tegangan tinggi

Berfungsi sebagai pensuplai tegangan tinggi yang diberikan pada jarum, agar

larutan menjadi bermuatan dan tertarik ke arah ground sehingga memungkinkan

terbentuknya serat. Dapat dioperasikan hingga 20 kV DC dengan stabil. Selain

pengaturan besar tegangan yang digunakan, di dalamnya juga terdapat

pengaturan laju alir syringe pump dan pengaturan kelembaban udara dalam

chamber pada nilai diinginkan yang ditampilkan dalam satu LCD.

2. Syringe pump

Syringe pump digunakan sebagai pendorong larutan dengan laju alir tertentu

yang dapat diatur, alat ini sudah terkalibrasi, dan flowrate dapat dioperasikan

dengan satuan ml/menit ; ml/jam ; µl/menit dan µl/jam.

3. Kamera

Cone jet adalah istilah dalam electrospinning, yaitu bentuk kerucut dalam ujung

jarum yang menandakan terbentuknya serat pada larutan (Gambar 3.3). Untuk

mengamati ini, harus menggunakan kamera dengan perbesaran yang tinggi.

Dalam sistem ini terdapat kamera dengan perbesaran 30 x yang berfungsi untuk

mengamati bentuk cone jet ini setiap saat. Serat yang berkualitas baik

ditunjukkan dengan kestabilan bentuk kerucut ini (tidak putus-putus). Karena

itu monitoring bentuk kerucut ini setiap waktu sangat diperlukan.

4. LCD monitor

LCD monitor ini berfungsi untuk menampilkan tampilan gambar yang

ditangkap oleh kamera. Monitor ini memiliki ukuran sebesar 7 inch.

5. Drum kolektor

Kolektor digunakan sebagai penampung serat, jenis kolektor yang digunakan

berbentuk silinder (drum) berbahan alumunium dengan diameter 5,5 cm dan

panjang 12 cm yang dapat berputar. Selain dapat berputar, kolektor ini juga

Page 35: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

19

dapat bergerak ke kanan-kiri (dilihat dari depan) yang dapat diatur

kecepatannya untuk mengumpulkan serat dengan ketebalan yang seragam.

6. Sensor kelembaban

Dalam proses electrospinning, parameter lingkungan seperti kelembaban udara

sangat menentukan dalam pembentukan serat. Kelembaban relatif udara yang

baik dalam proses electrospinning berkisar antara 30-65% bergantung pada

jenis polimer yang digunakan. Oleh karena itu diperlukan sistem yang dapat

mengontrol kelembaban udara. Pada sistem electrospinning yang digunakan,

dilengkapi sistem pengaturan kelembaban udara yang dapat diatur pada nilai

yang dibutuhkan. Penurunan kelembaban menggunakan material silika gel,

dengan sirkulasi udara yang diatur melalui sebuah pompa yang akan mati secara

otomatis apabila sudah mencapai nilai kelembaban yang diset.

7. Tabung silika gel

Silika gel adalah material yang dapat menyerap uap air yang terdapat di udara.

Silika gel akan berubah warna dari biru menjadi pudar atau kemerahan apabila

sudah digunakan, apabila kondisi ini sudah terjadi, maka silika gel harus segera

diganti dengan yang baru, silika gel yang sudah pudar bisa digunakan kembali

dengan cara dipanaskan sampai kembali warnanya menjadi biru.

3.5 Prosedur Pembuatan Nanofiber Styrofoam

Untuk mempelajari pengaruh beberapa parameter pada electrospinning terhadap

morfologi, diameter serat dan kinerja penyaringan, maka dilakukan beberapa

variasi yang meliputi:

1. Parameter larutan

Pembuatan nanofiber diawali dengan membuat larutan styrofoam. Larutan dibuat

dengan cara melarutkan sampah styrofoam yang sebelumnya telah dibersihkan dan

dipotong kecil-kecil pada campuran pelarut DMF dan D-limonen. Diameter serat

dari hasil electrospinning dapat divariasikan dengan cara memvariasikan parameter

larutan yang terdiri dari viskositas dan tegangan permukaan larutan [19,22,23].

Page 36: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

20

Parameter-parameter tersebut dapat divariasikan melalui konsentrasi larutan. Selain

itu Rajak dkk [8] juga menjelaskan bahwa viskositas dan tegangan permukaan dapat

divariasikan melalui variasi perbandingan pelarut, diperoleh dari hasil penelitian

Rajak dkk bahwa perbandingan pelarut yang terbaik adalah 1:1 yang akan

digunakan dalam penelitian ini. Tabel 3.2 menunjukkan variasi konsentrasi larutan

styrofoam yang akan dibuat untuk memperoleh variasi morfologi dan diameter

serat.

Tabel 3.2 Parameter larutan

Konsentrasi

Larutan Styrofoam

Massa sampah

Styrofoam

Massa Pelarut

DMF D-limonen

1 : 1

15 % 1,5 gram 4,25 gram 4,25 gram

17,5 % 1,75 gram 4,125 gram 4,125 gram

20 % 2 gram 4 gram 4 gram

22,5 % 2,25 gram 3,875 gram 3,875 gram

25 % 2,5 gram 3,75 gram 3,75 gram

2. Parameter proses

Parameter proses electrospinning yang meliputi tegangan, laju alir dan waktu

pemintalan juga memiliki pengaruh besar terhadap morfologi dan diameter serat

yang dihasilkan [8,18,20]. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan

beberapa variasi dari parameter tersebut yang ditunjukkan pada Tabel 3.3. Khusus

parameter waktu pemintalan pada proses electrospinning, dilakukan untuk

menghasilkan ketebalan serat yang bervariasi, dimana secara teori ketebalan

lembaran serat meningkat secara linear dengan waktu pemintalan [24].

Page 37: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

21

Tabel 3.3 Parameter proses electrospinning

Parameter Variasi Parameter yang dijaga tetap

Tegangan

(kV)

Konsentrasi

Larutan

styrofoam

Laju alir

Jarak

jarum

terhadap

kolektor

Waktu

pemintalan

9

10

11

12

13

14

15

20 % 7

µL/menit 10 cm 3 menit

Laju Alir

(µL/menit)

Konsentrasi

Larutan

styrofoam

Tegangan

Jarak

jarum

terhadap

kolektor

Waktu

pemintalan

1

3

5

7

9

11

13

20 % 12 kV 10 cm 3 menit

Konsentrasi

Larutan

styrofoam

Tegangan Laju alir Waktu

pemintalan

Jarak jarum

terhadap

kolektor

(cm)

7

10

13

16

19

20 % 12 kV 7

µL/menit 3 menit

Konsentrasi

Larutan

styrofoam

Tegangan Laju alir Jarak

jarum

terhadap

kolektor

Waktu

Pemintalan

(menit)

30

60

90

120

150

180

210

20 % 12 kV 7

µL/menit 10 cm

Page 38: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

22

3.6 Karakterisasi Larutan dan Lembaran Nanofiber Styrofoam

Untuk mempelajari pengaruh parameter fisis larutan terhadap morfologi dan

diameter serat yang dihasilkan serta pengaruh diameter serat terhadap kinerja

penyaringan minyak, maka diperlukan beberapa karakterisasi pada larutan dan

lembaran nanofiber seperti yang dideskripsikan sebagai berikut.

3.6.1 Karakterisasi Larutan

Larutan yang telah homogen kemudian dikarakterisasi sifat fisisnya yang meliputi

viskositas dan tegangan permukaan. Viskositas diukur dengan menggunakan

viskometer Ostwald. Metode pengukuran dengan viskometer ini memanfaatkan dua

buah tabung kaca berhubungan yang berbeda diameter seperti tampak pada Gambar

3.4 viskositas dari larutan ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan

bagi cairan tersebut untuk melewati antara 2 tanda (A dan B). Waktu alir dari cairan

yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang

viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk melewati 2 tanda tersebut.

Sebelum mengukur viskositas cairan, maka perlu dilakukan pengukuran terhadap

massa jenis cairan (ρ) dengan cara mengukur massa menggunakan neraca dan

mengukur volume larutan menggunakan sebuah piknometer. Disamping itu,

pengukuran waktu jatuhnya cairan pembanding (air) dari titik A ke B (to) juga perlu

dilakukan terlebih dahulu. Perhitungan viskositas zat cair yang diukur ditunjukkan

pada persamaan berikut :

.

.o

o o

t

t

(3.1)

Dengan :

: viskositas cairan yang diukur (cP)

o : viskositas cairan pembanding (air) (0,82 cP pada suhu 25ºC )

t : waktu jatuh cairan yang diukur dari titik A ke B (detik)

ot : waktu jatuh cairan pembanding (air) dari titik A ke B (detik)

: massa jenis cairan yang diukur (kg/m3)

o : massa jenis cairan pembanding (air) (1000 kg/m3)

Page 39: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

23

Gambar 3.3 Viscometer Ostwald untuk mengukur viskositas larutan

3.6.2 Karakterisasi Lembaran Nanofiber

Setelah proses electrospinning lembaran membran nanofiber styrofoam dengan

dimensi 12 x 18 cm diperoleh, selanjutnya akan dilakukan beberapa karakterisasi

meliputi: morfologi dan diameter serat, ketebalan, uji penyaringan serat dan uji

sudut kontak.

1. Pengukuran morfologi dan diameter serat

Morfologi dan diameter serat dapat dilihat dengan menggunakan peralatan

berupa mikroskop. Mikroskop secara umum terbagi menjadi dua, yaitu

mikroskop yang berbasis optik dan elektron. Mikroskop optik memiliki

keterbatasan, yaitu hanya dapat melihat benda atau sampel dengan perbesaran

umumnya hanya sampai 1.000 kali, sehingga hanya dapat melihat serat yang

berukuran di atas 1 µm. Sedangkan mikroskop yang berbasis elektron atau SEM

(scanning electron microscopy) dapat melihat benda berukuran di bawah 1 µm

sampai sekitar 100an nm.

Namun demikian mikroskop optik tetap digunakan dalam penelitian ini untuk

melihat serat yang berukuran diatas 1 µm. Sedangkan yang berukuran dibawah

1 µm pengukuran dilakukan menggunakan SEM. Pengujian SEM dilakukan di

A

B

Page 40: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

24

laboratorium Basic Science A (BSC-A) FMIPA ITB menggunakan instrumen

SEM yaitu JEOL, tipe JSM-6510LA yang dilengkapi dengan vakum rendah,

perbesaran maksimal 300.000 kali, dan tegangan maksimal sebesar 30 kV.

2. Pengukuran ketebalan dan Basic weight

Ketebalan serat diukur menggunakan mikrometer digital dengan ketelitian

pengukuran sebesar 0,001 mm atau 1 µm. Sedangkan basic weight dihitung

dengan menggunakan rumus :

mW

A (3.2)

Dengan :

W = basic weight (gr/cm2)

m = massa serat membran nanofiber (gr)

A = luas membran nanofiber (cm2)

3. Uji Sudut Kontak Terhadap Air dan Minyak

Untuk mengetahui suatu bahan material bersifat hidrofobik (tidak suka air) atau

hidrofilik (suka air) dan oleofobik (tidak suka minyak) atau oleofilik (suka

minyak), maka diperlukan pengukuran sudut kontak air terhadap permukaan

tersebut. Kriteria hidrofobik dan oleofilik ditunjukkan oleh sudut kontak yang

terbentuk, dimana terbagi menjadi lima kategori yang ditunjukkan pada tabel

3.4 [25].

Tabel 3.4 Kategori sifat material berdasarkan sudut kontaknya terhadap air dan

minyak.

Sudut Kontak (°) Terhadap Air Terhadap Minyak

0 Super Hidrofilik Super oleofilik

0 – 90 Hidrofilik Oleofilik

90 – 120 Hidrofobik Oleofobik

120 – 150 Ultra hidrofobik Ultra oleofobik

>150 Super hidrofobik Super oleofobik

Page 41: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

25

Sudut kontak dari permukaan nanofiber diukur dengan perkiraan satu tetes air

dengan menggunakan suntikan. Sebuah kamera yang dilengkapi dengan lensa

digunakan untuk menangkap gambar bentuk tetesan yang terbentuk pada

permukaan nanofiber. Gambar yang tertangkap kemudian diolah melalui citra

digital untuk memperoleh sudut kontak yang terbentuk. Gambar 3.4 menyajikan

prinsip pengukuran sudut kontak dan beberapa contoh hasil pengukurannya.

Gambar 3.4 Pengukuran sudut kontak [26].

3.7 Pengujian Kinerja Penyaringan

Pengujian kinerja penyaringan membran dilakukan dengan mengukur dua

parameter yakni fluks dan efisiensi penyaringan [27].

3.7.1 Pengukuran fluks

Fluks adalah kemampuan membran dalam melewatkan sejumlah cairan dalam

volume per satuan luas dan waktu [24,28]. Fluks diekspresikan pada persamaan

berikut [24,28] :

A.

VJ

t (3.3)

dengan J adalah nilai fluks (Lm-2jam-1), V adalah volume cairan (Liter), A adalah

luas permukaan membran (m2), dan t adalah waktu (jam).

Nilai fluks menunjukkan kecepatan alir permeat (hasil penyaringan) saat melewati

membran yang sangat tergantung pada jumlah dan ukuran pori-pori membran [27].

Dalam pengukuran fluks ini, dilakukan dengan cara melewatkan minyak tanpa

Page 42: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

26

campuran air, dengan waktu dan volume minyak yang ditentukan. Waktu yang

digunakan yaitu selama 20 detik, dan variasi volume yang digunakan yaitu 10, 20,

30, 40, dan 50 mL. Media filter yang ideal seharusnya memiliki nilai fluks yang

cukup tinggi, hal ini berarti bahwa resistansi filter rendah [27–29].

(a). (b).

Gambar 3.5 a). Alat sederhana pengukuran fluks, b). skema pengukuran

fluks.

3.7.2 Pengukuran campuran air dan minyak

Penyaringan campuran air dan minyak dilakukan dengan menggunakan alat jarum

suntik yang dirangkai sedemikian rupa seperti pada gambar 3.6 (b). Terdapat 2

variasi pada pengukuran ini yaitu variasi konsentrasi dan variasi flowrate. Untuk

variasi konsentrasi yang digunakan yaitu sebesar 15 ; 17,5 ; 20 ; 22,5 ; 25% dan

flowrate sebesar 0,3 ; 0,5 ; 0,7 ; 0,9 ; dan 1,1 mL/menit. Prosedur yang dilakukan

pada saat pengukuran penyaringan campuran minyak dan air dengan menggunakan

alat bantu syringe pump. Waktu dan laju alir yang digunakan tetap yaitu, waktu

selama 2 menit dan laju alir yang digunakan yaitu sebesar 0,7 mL/menit untuk

variasi konsentrasi. Untuk variasi flowrate yang dijaga tetap yaitu konsentrasi

sebesar 20% dan waktu selama 2 menit. Hasil yang diperoleh pada pengukuran ini

yaitu pengaruh konsentrasi dan flowrate terhadap volume larutan yang keluar (cm3).

Page 43: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

27

(a) (b)

Gambar 3.6 a). Pengisian minyak dan air pada jarum suntik, b). skema alat

penyaringan campuran minyak dan air.

3.8 Tempat Penelitian

Adapun kegiatan penelitian beserta tempat penelitian yang dilakukan, yaitu:

Tabel 3.5 Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Penelitian Tempat Penelitian

1 Pembuatan Larutan Laboratorium Fisika Material ITERA

2 Uji Viskositas Laboratorium Fisika Material ITERA

3 Pembuatan Serat Dengan

Electrospinning Laboratorium Fisika Material ITERA

4 Uji Mikroskop Optik Laboratorium Biologi ITERA

5 Uji Kinerja Penyaringan

Minyak Laboratorium Fisika Material ITERA

6 Uji sudut kontak Laboratorium Fisika Material ITERA

7 Uji SEM Laboratorium FMIPA ITB

3.9 Jadwal Penelitian

Tahap penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2020 dan selesai pada bulan

Agustus 2020. Secara detail jadwal dari rencana penelitian ini ditampilkan pada

tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6 Jadwal Penelitian

No. Jenis Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust

1 Persiapan

Studi literatur

Page 44: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

28

No. Jenis Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust

Pengadaan dan pengumpulan bahan-

bahan sampah styrofoam

Pembersihan dan pemotongan

limbah

Persiapan peralatan eksperimen dan

bahan pendukung

2 Eksperimen

Pembuatan larutan styrofoam dan

optimasinya serta pengukuran sifat

fisisnya

Proses pembuatan nanofiber dengan

teknik electrospinning dan

optimasinya

Karakterisasi membran nanofiber

Pengujian fluks

3 Pengolahan data

Pengolahan data distribusi diameter

serat dan keseragamannya

Analisis data hasil karakterisasi

4 Penulisan Tugas Akhir

Page 45: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini telah dihasilkan sampel membran nanofiber dengan metode

elektrospinning. Larutan dan membran nanofiber dikarakterisasi untuk

mempelajari pengaruh parameter fisis larutan terhadap morfologi dan diameter

serat yang dihasilkan serta pengaruh diameter serat terhadap kinerja penyaringan

minyak. Karakterisasi sifat fisis larutan dilakukan dengan mengukur viskositas

larutan. Karakterisasi morfologi dan diameter serat dilakukan dengan karakterisasi

mikroskop dan SEM. Pengukuran ketebalan dilakukan dengan menggunakan

mikrometer digital, pengujian kinerja penyaringan dengan menggunakan alat

sederhana yang terbuat dari wadah suntikan yang dihubungkan dengan selang kecil

dan dilakukan pendorongan dengan syringe pump dan untuk pengukuran fluks juga

dilakukan dengan menggunakan alat sederhana yang terbuat dari botol minuman

bekas lalu dihubungkan dengan selang kecil.

4.1 Sifat Fisis Larutan

Larutan yang telah homogen kemudian dikarakterisasi sifat fisisnya yaitu pada

viskositas (kekentalan larutan). Viskositas larutan diukur dengan menggunakan

viskometer Ostwald. Pada gambar 4.1 memperlihatkan pengaruh konsentrasi

terhadap viskositas. Dimana semakin besar konsentrasi maka nilai viskositasnya

semakin naik. Hal ini merujuk pada sifat larutan, dimana semakin besar konsentrasi

larutan maka larutan yang dihasilkan akan semakin kental. Jika semakin kental

larutan maka diameter yang dihasilkan akan semakin besar [33].

Garis fitting yang terdapat pada gambar 4.1 untuk melihat pola yang diperoleh dari

data hubungan pengaruh tegangan terhadap diameter serat. Pada variabel yang

terdapat pada grafik yaitu y = 51,31 x + 682,1 menunjukkan regresi linier yaitu

sebuah pendekatan untuk memodelkan hubungan antara variabel terikat y. Untuk

kecocokan model dapat dilihat dari R2 , semakin besar nilainya hingga mendekati 1

maka semakin baik kecocokan modelnya [36].

Page 46: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

30

Gambar 4. 1 Hubungan konsentrasi terhadap viskositas.

4.2 Pengaruh Parameter Elektrospinning Terhadap Diameter Serat

Untuk pengukuran diameter serat menggunakan mikroskop, serat dipintal diatas

kaca preparat dengan waktu 3 menit, agar dapat terlihat bentuk serat pada

mikroskop tersebut. Hasil dari pengukuran ini berupa gambar serat yang ditangkap

dari mikroskop menggunakan aplikasi S-EYE.

4.2.1 Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Diameter Serat

Dalam penelitian ini terdapat 5 konsentrasi larutan yang digunakan, yaitu 15 ; 17,5

; 20 ; 22,5 ; dan 25%. Dalam kelima konsentrasi ini diperoleh data diameter rata-

rata serat, standar deviasi dan koefisian variasi. Semakin besar konsentrasi maka

diameter rata-rata serat semakin besar juga [33].

Pada gambar 4.2 menyajikan hasil dari citra mikroskop optik dan distrisbusi normal

pengaruh konsentrasi larutan terhadap diameter serat dengan perbesaran 1000x.

Hasil dari citra mikroskop tersebut kemudian diukur diameter seratnya dan nilai

Page 47: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

31

koefisien variasi. Koefisien variasi atau coefficient of variation (CV) ini gunanya

untuk melihat keseragaman dari diameter serat pada setiap konsentrasi. Dimana jika

CV yang didapat lebih besar atau sama dengan 0,3 maka dapat dikatakan bahwa

diameter serat tersebut tidak seragam, sedangkan jika CV < 0,3 maka dapat

dikatakan bahwa diameter serat seragam [34]. Distribusi normal diperoleh dari

hubungan antara diameter serat dan frekuensi serat. Nilai CV yang diperoleh pada

pengaruh konsentrasi terhadap diameter serat yaitu < 0,3 hal ini menunjukkan

bahwa pengaruh konsentrasi terhadap diameter serat menghasilkan yang seragam.

Gambar 4. 2 Distribusi normal diameter serat pengaruh dari konsentrasi, a).17,5 ;

b). 20; c). 22,5; dan d). 25%

Page 48: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

32

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh P. Sorlier dkk [33] untuk pengaruh

konsentrasi larutan terhadap diameter serat yaitu dimana semakin tinggi konsentrasi

maka diameter serat yang dihasilkan akan semakin tinggi juga. Namun pada gambar

4.3 diameter serat yang dihasilkan pada konsentrasi 15 dan 17,5% tidak mengalami

kenaikan yang signifikan, bahkan mendekati konstan. Hal ini terjadi dikarenakan

rendahnya konduktivitas pada larutan. Konduktivitas larutan merupakan ukuran

seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Jika konduktivitas larutan

rendah maka serat tidak akan terbentuk [35].

Garis fitting yang terdapat pada gambar 4.3 dengan regresi linier y = 0,1x + 0,51,

dan R2 sebesar 0,8687, dengan ini menandakan bahwa hampir didapatkan pola yang

linier pada grafik pengaruh konsentrasi larutan terhadap diameter serat [36].

Gambar 4. 3 Grafik pengaruh konsentrasi larutan terhadap diameter serat.

Pada gambar 4.4 menyajikan gambar hasil karakterisasi SEM, dimana untuk

seratnya terlihat lebih jelas dan teratur dibandingkan dengan hasil karakterisasi

mikroskop. Nilai CV yang diperoleh pada pengaruh konsentrasi terhadap diameter

serat yaitu < 0,3 hal ini menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi terhadap

diameter serat menghasilkan yang seragam.

Page 49: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

33

Gambar 4.4 Distribusi normal diameter serat variasi konsentrasi dengan SEM, a).

15 ; b). 17,5 ; c). 20 ; d). 22,5 ; dan e). 25%

Page 50: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

34

Pada gambar 4.5 menyajikan grafik perbandingan dari data hasil mikroskop optik

dan SEM. Hasil dari karakterisasi SEM menunjukkan nilai yang lebih kecil

dibandingkan dengan hasil dari karakterisasi mikroskop, hal ini terjadi karena

kemampuan alat yang berbeda pada SEM menggunakan elektron sedangkan

mikroskop hanya menggunakan cahaya tampak. Dimana elektron memiliki

ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan cahaya tampak [36]. Pada gambar 4.5

kemiringan garis fitting pada mikroskop yaitu 0,1 dan pada SEM 0,11. Dimana

kemiringan garis fitting pada SEM lebih besar dibandingkan dengan mikroskop,

karena pada karakterisasi SEM lebih teliti dibandingkan dengan mikroskop.

Gambar 4.5 Perbandingan pengaruh konsentrasi terhadap diameter serat dengan

karakterisasi mikroskop optik dan SEM.

Page 51: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

35

4.2.2 Pengaruh Tegangan Terhadap Diameter Serat

Dalam penelitian ini variasi tegangan yang digunakan adalah 9, 10, 11, 12, 13, 14,

dan 15kV. Dengan parameter yang dijaga tetap yaitu konsentrasi 20%, laju alir

7µL/menit, jarak jarum terhadap kolektor 10cm, dan waktu pemintalan selama 3

menit. Untuk diameter serat yang dihasilkan, semakin tinggi tegangan maka

diameter seratnya semakin kecil. Semakin besar tegangan yang diberikan maka

akan menyebabkan jumlah muatan yang mendesak jet untuk bergerak lebih cepat

dan lebih banyak volume dari larutan yang terbentuk pada jarum, sehingga hal ini

akan meningkatkan regangan pada larutan akibat gaya Coulomb yang besar. Karena

regangan dan percepatan yang terjadi, keduanya berpengaruh pada hasil serat yang

terbentuk [35].

Pada gambar 4.6 menyajikan hasil dari citra mikroskop optik dan distrisbusi normal

pengaruh tegangan terhadap diameter serat. Distribusi normal yang diperoleh dari

hubungan antara diameter serat dan frekuensi. Untuk nilai CV yang diperoleh yaitu

< 0,3 hal ini menunjukkan bahwa pengaruh tegangan terhadap diameter serat

menghasilkan serat yang seragam.

Page 52: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

36

Gambar 4. 6 Distribusi normal diameter serat pengaruh dari tegangan, a). 11 ; b).

12 ; c) 14 ; d). 15 kv

Pada gambar 4.7 menyajikan hubungan pengaruh tegangan terhadap diameter serat,

dimana semakin besar tegangan maka diameter serat yang dihasilkan semakin kecil.

Perubahan yang terjadi karena adanya tegangan tinggi yang diberikan pada ujung

jarum, sehingga larutan yang keluar dari ujung jarum akan cenderung bergerak

kemuatan yang lebih rendah yaitu pada drum kolektor. Hal ini menunjukkan bahwa

variasi tegangan pada proses elektrospinning berpengaruh dalam diameter serat

yang dihasilkan [33]. Garis fitting pada grambar 4.7 untuk melihat pola yang

diperoleh dari data hubungan pengaruh tegangan terhadap diameter serat. Pada

variabel yang terdapat pada grafik yaitu y = -0,007x – 2,86 menunjukkan regresi

linier yaitu sebuah pendekatan untuk memodelkan hubungan antara variabel terikat

Page 53: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

37

y. Untuk kecocokan model dapat dilihat dari R2 semakin besar nilainya hingga

mendekati 1 maka semakin baik kecocokan modelnya [36].

Gambar 4. 7 Grafik hubungan pengaruh tegangan terhadap diameter serat.

4.2.3 Pengaruh Laju Alir Terhadap Diameter Serat

Untuk pengaruh laju alir terhadap diameter serat dimana laju alir dibuat sebanyak

7 variasi yaitu 1 , 3 , 5 , 7 , 9 , 11 , dan 13 µL/menit. Dalam variasi laju alir, untuk

tegangan, jarak, dan waktu dibuat tetap atau konstan. Untuk tegangan sebesar 12kV,

jarak sejauh 10cm, dan waktu selama 3 menit. Sehingga didapatlah hasil sampel

berupa serat nanofiber. Kemudian dari hasil sampel tersebut dikarakterisasi dengan

menggunakan mikoskop trinokuler untuk diolah kembali menggunakan software

imageMIF. Semakin tinggi laju alir, maka diameter serat yang didapat semakin

besar pula [33]. Pada gambar 4.8 menyajikan distribusi normal dan koefisien variasi

dari pengaruh laju alir terhadap diameter serat. Diameter serat terhadap frekuensi

yang paling tinggi yaitu pada laju alir 11 µL/menit, untuk CV < 0,3 maka pada

pengaruh laju alir terhadap diameter serat memiliki serat yang seragam.

Page 54: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

38

Gambar 4. 8 Distribusi normal diameter serat pengaruh dari laju alir, a). 1 ; b). 3;

c). 5 ; d). 9 ; e). 11 µL/menit

Grafik pada gambar 4.9 merupakan data yang diplot dengan menggunakan software

origin. Adapun garis fitting yang terdapat pada grafik tersebut menunjukkan nilai

linierisasi. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa untuk nilai pada variasi laju alir

mempunyai diameter serat sebesar 1,4 - 2,2 µm. Dari hasil tersebut untuk nilai

diameter rata-rata serat terhadap laju alir mengalami kenaikan. Hal ini dapat

dikatakan bahwa penelitian sesuai dengan teori [30].

Page 55: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

39

Gambar 4. 9 Grafik hubungan pengaruh laju alir terhadap diameter serat.

4.2.4 Pengaruh Jarak Terhadap Diameter Serat

Pada gambar 4.10 menyajikan distribusi normal dan koefisien variasi dari pengaruh

jarak terhadap diameter serat. Diameter serat terhadap frekuensi yang paling tinggi

yaitu pada jarak 10 dan 19 cm dengan frekuensi 17,5, untuk CV < 0,3 maka pada

pengaruh laju alir terhadap diameter serat memiliki serat yang seragam.

Page 56: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

40

Gambar 4. 10 Distribusi normal diameter serat pengaruh dari jarak, a). 7 ;

b). 10 ; c). 13 ; d). 16 ; e). 19cm.

Pengaruh jarak jarum dan kolektor terhadap diameter serat pada gambar 4.11

menunjukkan kenaikan nilai. Dimana semakin jauh jarak maka diameter serat yang

dihasilkan semakin tinggi [31]. Namun pada gambar 4.11 belum didapatkannya

Page 57: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

41

hasil yang linier, hal ini diketahui dari nilai R2 yang diperoleh dari garis fitting. R2

merupakan variabel yang menunjukkan kelinieran antara data jika R2 mendekati 1

maka data yang diperoleh linier. Dimana linier menunjukkan hubungan yang

berbanding lurus antara data 1 dengan data yang lainnya [36] .

Gambar 4. 11 Grafik pengaruh jarak terhadap diameter serat.

4.3 Pengukuran Ketebalan dan Basic Weight

Karakterisasi membran nanofiber juga dilakukan pada pengukuran ketebalan dan

basic weight dengan memvariasikan parameter konsentrasi. Dimana basic weight

diperoleh dari nilai massa per luas pada nanofiber. Gambar 4.12 merupakan grafik

hubungan antara variasi konsentrasi terhadap ketebalan serat rata-rata dengan

waktu pemintalan serat selama 2 jam, tegangan 12 kV, laju alir 15µL/menit, dan

jarak jarum terhadap kolektor drum sejauh 10cm. Dalam grafik tersebut dapat

dilihat bahwa kenaikan konsentrasi berpengaruh terhadap basic weight dan

ketebalan membran nanofiber, dimana semakin tinggi konsentrasi maka ketebalan

dan basic weight semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh sifat fisis dari larutan

tersebut, sehingga membuat kenaikan pada ketebalan membran nanofiber [31].

Page 58: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

42

Gambar 4. 12 Hubungan variasi konsentrasi terhadap ketebalan dan basic weight.

4.4 Pengujian Sudut Kontak Terhadap Air dan Minyak

Sudut kontak dari permukaan nanofiber diukur dengan meneteskan satu tetes air

dengan menggunakan suntikan. Sebuah kamera yang dilengkapi dengan lensa

digunakan untuk menangkap gambar bentuk tetesan yang terbentuk pada

permukaan nanofiber. Gambar 4.13 menampilkan sudut kontak air dan minyak dari

permukaan membran nanofiber. Peningkatan konsentrasi terhadap pengukuran

sudut kontak air dan minyak sangat berpengaruh. Semakin tinggi konsentrasi maka

akan semakin menurun sudut kontak pada air.

Semakin tinggi konsentrasi maka diameter serat yang dihasilkan akan semakin

halus, begitu juga sebaliknya semakin rendah konsentrasi maka diameter serat yang

dihasilkan akan semakin kasar. Jika membran nanofiber yang dihasilkan semakin

kasar maka sudut kontak yang dihasilkan akan semakin besar [8]. Pada gambar 4.13

menunjukkan hubungan konsentrasi terhadap sudut kontak, dimana semakin besar

konsentrasi sudut kontak yang dihasilkan akan semakin kecil. Pada pengukuran

sudut kontak tersebut dapat diketahui bahwa styrofoam mempunyai sifat yang

hidrofobik dan ultra hidrofobik dengan nilai sudut kontak yang didapat sebesar 90

- 135°, hal ini memenuhi syarat untuk sifat hidrofobik yaitu mempunyai nilai > 90°.

Page 59: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

43

Pada gambar 4.13 menyajikan juga sudut kontak pada minyak, gambar tersebut

terlihat bahwa permukaan membran nanofiber menyerap minyak secara

keseluruhan sehingga mempunyai sudut kontak sebesar 0°, dengan hal ini dapatkan

dikatakan bahwa styrofoam mempunyai sifat oleofilik.

Gambar 4. 13 Uji sudut kontak konsentrasi terhadap air dan minyak.

4.5 Pengujian Kinerja Penyaringan

Pengujian kinerja penyaringan membran nanofiber dilakukan dengan mengukur

fluks pada saat larutan minyak murni dan larutan campuran minyak dan air.

4.5.1 Pengukuran Fluks Terhadap Minyak Murni

Pada pengukuran fluks terhadap minyak murni dapat dilakukan dengan menyiapkan

membran nanofiber yang sudah dipintal selama 2 jam, dengan konsentrasi 20%,

dan perbandingan volume sebesar 10, 20, 30, 40, dan 50ml. Terdapat tiga variasi

minyak yang digunakan yaitu, mineral oil, solar, dan pertalite. Volume yang keluar

melalui membran nanofiber pada saat pengukuran fluks dihitung dalam waktu 20

detik. Pada tabel 4.1 menyajikan hasil konversi nilai tekanan pada setiap minyak

Page 60: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

44

dan volume yang diberikan. Tekanan dari masing-masing volume larutan dihitung

dengan menggunakan persamaan tekanan yaitu gaya (F) per luas (A). Untuk nilai

gaya (F) diperoleh dari massa minyak dikalikan dengan gravitasi. Sedangkan pada

massa diperoleh dari massa jenis (ρ) dari masing-masing minyak dikalikan dengan

volume minyak. Semakin besar volume minyak yang diberikan, maka volume

minyak yang keluar melalui membran nanofiber semakin banyak. Hal ini terjadi

karena tekanan yang diberikan semakin besar juga. Begitu juga dengan fluks,

semakin besar nilai tekanan maka nilai fluks yang didapat akan semakin besar juga

[38]. Adapun persamaan konversi dari volume ke tekanan dituliskan sebagai

berikut:

.F m gP

A A (4.1)

.v.gP

A

(4.2)

Dengan :

P = tekanan (Pa)

F = gaya (N)

A = luas membran (m2)

m = massa minyak (kg)

ρ = massa jenis minyak (kg/m3)

v = volume minyak (m3)

g = gaya gravitasi (9,8 m/s2)

Tabel 4.1 Konversi dari volume ke tekanan

Volume Tekanan (Pa)

Mineral oil Minyak pertalite Minyak solar

10 136,999 119,874 140,424

20 273,998 239,749 280,848

30 410,998 359,623 421,273

40 547,997 479,498 561,697

50 684,997 599,372 702,122

Page 61: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

45

Pada gambar 4.14 menyajikan hasil dari hubungan tekanan terhadap fluk pada

mineral oil, pertalite dan solar. Pada mineral oil mempunyai fluks yang lebih besar

dibandingkan dengan pertalite dan solar. Hal ini terjadi karena pertalite mudah

menguap pada suhu ruang, sedangkan pada solar mengandung sulfur yang tinggi

sehingga pada saat pengujian fluks hasil yang didapat lebih rendah.

(a)

(b) (c)

Gambar 4. 14 Hubungan tekanan terhadap fluks pada a). mineral oil, b). minyak

pertalite, c). minyak solar

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari ketiga grafik minyak tersebut memiliki

sebuah kemiringan garis fitting yang berbeda. Kemiringan garis fitting berpengaruh

terhadap hubungan antara tekanan dan fluks. Semakin miring garis fitting maka

perubahan tekanan terhadap fluks semakin signifikan akibatnya pengaruh tekanan

terhadap fluks semakin besar. Pada tabel 4.2 mineral oil mempunyai nilai

kemiringan garis fitting yang besar, mineral oil merupakan minyak murni tanpa

Page 62: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

46

campuran apapun, beda halnya dengan pertalite dan solar, maka dari itu dalam

pengujian tekanan terhadap fluks kemiringan pada mineral oil lebih signifikan

dibandingkan dengan pertalite dan solar.

Tabel 4. 2 Kemiringan hubungan antara tekanan terhadap fluks.

Minyak Kemiringan garis

fitting

Solar 2,01E-4

Mineral oil 1,98

Pertalite 2,75E-4

4.5.2 Pengaruh Variasi Konsentrasi Terhadap Campuran Air dan Minyak

Konsentrasi yang dipakai pada pengujian ini yaitu 15 ; 17,5 ; 20 ; 22,5 ; dan 25%

dengan waktu yang digunakan selama 2 menit, dan laju alir 0,7 mL/menit. Dari

pengukuran yang dilakukan didapatlah hasil dari masing-masing campuran minyak,

yang telah disajikan pada gambar 4.15.

Pengujian filter penyaringan minyak dan air menghasilkan grafik hubungan

konsentrasi terhadap volume larutan yang keluar. Pada grafik dihasilkan bahwa

semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka volume larutan yang keluar

semakin sedikit. Belum adanya teori pada pengujian penyaringan campuran minyak

dan air dengan variasi konsentrasi. Dengan hasil yang seperti ini bahwa kenaikan

konsentrasi pada membran nanofiber sangat berpengaruh atas volume larutan yang

keluar. Semakin tinggi konsentrasi maka membran nanofiber akan semakin banyak

menyerap larutan terlebih dahulu sebelum mengeluarkannya [37].

Garis fitting yang terdapat pada gambar 4.15 dengan R2 yang dimiliki dari masing-

masing minyak mendekati 1, maka dari itu pada grafik tersebut memiliki pola yang

linier, artinya hubungan antara konsentrasi berbanding lurus dengan volume larutan

yang keluar [36].

Page 63: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

47

Gambar 4.15 Hubungan antara konsentrasi terhadap volume larutan yang keluar.

4.5.3 Pengaruh Variasi Flowrate Terhadap Campuran Air dan Minyak

Selain variasi konsentrasi, variasi flowrate juga digunakan dalam pengukuran uji

filtrasi campuran minyak dan air. Gunanya untuk mengetahui seberapa banyak

volume larutan yang keluar pada waktu yang ditentukan dengan flowrate yang

divariasikan. Dari hasil tersebut disajikan dengan sebuah grafik pada gambar 4.16.

Variasi flowrate yang diberikan yaitu, 0,3 ; 0,5 ; 0,7 ; 0,9 ; dan 1,1 mL/menit dengan

konsentrasi dan waktu tetap yaitu pada konsentrasi 20% dan waktu yang diberikan

yaitu selama 2 menit. Dengan pemberian variasi tersebut didapatlah hasil, semakin

tinggi flowrate yang diberikan volume larutan yang keluar akan semakin tinggi

juga. Semakin tinggi flowrate maka dorongan yang diberikan pada suntikan akan

semakin cepat, sehingga akan membuat pengeluaran larutan lebih cepat juga dan

menghasilkan volume yang semakin banyak dengan pertambahan flowrate tersebut

[37].

Kemiringan hubungan variasi flowrate terhadap volume larutan yang keluar yaitu

pada pertalite kemiringan yang didapat lebih signifikan yaitu pada y = 14,9x + 2,14,

untuk R2 sama.

Page 64: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

48

Gambar 4. 16 Hubungan flowrate terhadap volume larutan yang keluar.

Page 65: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian ini telah berhasil disintesis membran nanofiber dari sampah

styrofoam untuk aplikasi pemisahan minyak dan air dengan kesimpulan sebagai

berikut:

1. Membran nanofiber dari sampah styrofoam untuk aplikasi pemisahan

minyak dan air menggunakan metode elektrospinning telah berhasil

dilakukan yaitu dengan variasi konsentrasi 15 ; 17,5; 20; 22,5 ; dan 25% .

2. Karakterisasi, pengukuran dan pengujian yang telah dilakukan, dapat

diketahui jenis minyak solar, pertalite dan mineral oil dapat terserap oleh

membran nanofiber. Hal ini dapat dilihat dari pengujian kinerja peyaringan

campuran minyak dan air dengan 2 variasi yaitu variasi konsentrasi dan

variasi flowrate dengan besar volume larutan yang keluar 2 - 14 cm3 pada

variasi konsentrasi dan 2-16 cm3 pada variasi flowrate. Dengan sudut kontak

membran nanofiber terhadap minyak 0°.

3. Dengan melakukan karakterisasi larutan dan lembaran nanofiber styrofoam

dapat mempelajari pengaruh parameter fisis larutan terhadap morfologi dan

diameter serat yang dihasilkan. Hal ini dapat ditunjukkan pada pengaruh

konsentrasi larutan terhadap viskositas dan terhadap diameter serat, dimana

dengan variasi konsentrasi 15 ; 17,5 ; 20 ; 22,5 ; dan 25% menghasilkan

viskositas sebesar 98, 193, 316, 524, dan 651 cP dan untuk diameter rata-

rata serat sebesar 1-2,4 µm. Hal ini terjadi berpengaruh dari sifat fisis

larutan, semakin kental larutan maka akan menghasilkan diameter serat

yang semakin halus. Dimana jika membran nanofiber semakin halus maka

akan menghasilkan diameter serat yang besar [30].

Page 66: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

50

5.2 Saran

Untuk menyempurnakan tugas akhir ini, maka penulis menyarankan agar dapat

melakukan pengukuran efesiensi penyaringan atau rejeksi agar dapat

mengetahui kemampuan membran dalam menahan komponen tertentu dalam

cairan.

Page 67: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

51

DAFTAR PUSTAKA

[1] S. Sulistyono, Dampak Tumpahan Minyak (Oil Spill) di Perairan Laut pada

Kegiatan Industri Migas dan Metode Penanggulangannya, Swara Patra. 3

(2013).

[2] N.P.S. Meinarni, Dampak pencemaran lingkungan laut terhadap Indonesia

akibat tumpahan minyak Montara di Laut Timor, J. Komun. Huk. 2 (2016).

[3] M. Rivani Gunawan, Kasus Tumpahan Minyak Indonesia-Singapura dalam

Hukum Internasional, (2017).

https://www.kompasiana.com/gunawan1412/5910180152f9fd7d5f93257a

kasus-tumpahan-minyak-indonesiasingapura-dalam-hukum-

internasional?page=all.

[4] N. Natalina, A. Atmono, A. Puspitasari, Penurunan Kadar Minyak Pelumas

Pada Limbah Cair Bengkel dengan Menggunakan Limbah Lateks Karet, J.

Rekayasa Teknol. Dan Sains. 2 (2018).

[5] M.W. Lee, S. An, S.S. Latthe, C. Lee, S. Hong, S.S. Yoon, Electrospun

polystyrene nanofiber membrane with superhydrophobicity and

superoleophilicity for selective separation of water and low viscous oil,

ACS Appl. Mater. Interfaces. (2013). doi:10.1021/am404156k.

[6] C. Shin, G.G. Chase, Nanofibers from recycle waste expanded polystyrene

using natural solvent, Polym. Bull. 55 (2005).

[7] M. Kang, R. Jung, H.S. Kim, H.J. Jin, Preparation of superhydrophobic

polystyrene membranes by electrospinning, Colloids Surfaces A

Physicochem. Eng. Asp. (2008).

[8] A. Rajak, D.A. Hapidin, F. Iskandar, M.M. Munir, K. Khairurrijal,

Controlled Morphology of Electrospun Nanofibers from Waste Expanded

Polystyrene for Aerosol Filtration, Nanotechnology. 30, 425602 (2019).

[9] Mukhtasor, Pencemaran Pesisir dan Laut, PT. Pradnya Paramita., Jakarta,

2007.

[10] Supriharyono, Pelestarian dan pengelolaan sumber daya alam di wilayah

pesisir tropis, Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Page 68: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

52

[11] B. News, Atasi tumpahan minyak di laut Karawang, Pertamina janjikan

akhir September rampung, (2019).

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49312436.

[12] B. Susilo, Zat Cair yang Cemari Pantai Melawai Jenis Minyak Mentah

Kategori Sangat Berat, (2018).

https://kaltim.tribunnews.com/2018/07/30/zat-cair-yang-cemari-pantai-

melawai-jenis-minyak-mentah-kategori-sangat-berat.

[13] T. Maharana, Y.S. Negi, B. Mohanty, Recycling of polystyrene, Polym.

Plast. Technol. Eng. 46 (2007) 729–736.

[14] I. Nasution, 590.000 Ton Sampah Masuk ke Laut Indonesia Per Tahun,

Styrofoam Mendominasi, (2019).

https://www.inews.id/news/nasional/590000-ton-sampah-masuk-ke-laut-

indonesia-per-tahun-styrofoam-mendominasi.

[15] Z.-M. Huang, Y.-Z. Zhang, M. Kotaki, S. Ramakrishna, A review on

polymer nanofibers by electrospinning and their applications in

nanocomposites, Compos. Sci. Technol. 63 (2003) 2223–2253.

[16] K.S. Lee, B.S. Lee, Y.H. Park, Y.C. Park, Y.M. Kim, S.H. Jeong, S.D. Kim,

Dyeing properties of nylon 66 nano fiber with high molecular mass acid

dyes, Fibers Polym. 6 (2005) 35–41.

[17] S. Ramakrishna, K. Fujihara, W.-E. Teo, T.-C. Lim, Z. Ma, An introduction

to electrospinning and nanofibers, World Scientific, 2005.

[18] A. Suhendi, M.M. Munir, A.B. Suryamas, A.B.D. Nandiyanto, T. Ogi, K.

Okuyama, Control of cone-jet geometry during electrospray by an electric

current, in: Adv. Powder Technol., 2013: pp. 532–536.

[19] M.M. Munir, A.B. Suryamas, F. Iskandar, K. Okuyama, Scaling law on

particle-to-fiber formation during electrospinning, Polymer, 50 (2009).

[20] M.M. Munir, F. Iskandar, Khairurrijal, K. Okuyama, A constant-current

electrospinning system for production of high quality nanofibers, Rev. Sci.

Instrum. 79 (2008).

[21] A. Jaedun, Metodologi Penelitian Eksperimen, Fak. Tek. UNY. (2011).

[22] S.L. Shenoy, W.D. Bates, H.L. Frisch, G.E. Wnek, Role of chain

entanglements on fiber formation during electrospinning of polymer

Page 69: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

53

solutions: Good solvent, non-specific polymer-polymer interaction limit,

Polymer. 46 (2005).

[23] M.G. McKee, G.L. Wilkes, R.H. Colby, T.E. Long, Correlations of solution

rheology with electrospun fiber formation of linear and branched polyesters,

Macromolecules. 37 (2004) 1760–1767.

[24] D. Chen, L. Yang, W. Yu, M. Wu, W. Wang, H. Wang, Micro-

electromechanical acoustic resonator coated with polyethyleneimine

nanofibers for the detection of formaldehyde vapor, Micromachines. 9

(2018) 62.

[25] W.W.-F. Leung, C.-H. Hung, P.-T. Yuen, Effect of face velocity, nanofiber

packing density and thickness on filtration performance of filters with

nanofibers coated on a substrate, Sep. Purif. Technol. 71 (2010).

[26] J. Matulevicius, L. Kliucininkas, D. Martuzevicius, E. Krugly, M.

Tichonovas, J. Baltrusaitis, Design and characterization of electrospun

polyamide nanofiber media for air filtration applications, J. Nanomater.

(2014).

[27] N. Nuraje, W.S. Khan, Y. Lei, M. Ceylan, R. Asmatulu, Superhydrophobic

electrospun nanofibers, J. Mater. Chem. A. 1 (2013) 1929–1946.

[28] P.S. Brown, B. Bhushan, Durable, superoleophobic polymer--nanoparticle

composite surfaces with re-entrant geometry via solvent-induced phase

transformation, Sci. Rep. 6 (2016) 21048.

[29] M. Mulder, Basic principles of membrane tehnology, Kluwer Academic

Publisher, London, 1996.

[30] A. Sawitri, M.M. Munir, D. Edikresnha, A. Sandi, A. Fauzi, A. Rajak, D.

Natalia, K. Khairurrijal, An Investigation on bilayer structures of

electrospun polyacrylonitrile nanofibrous membrane and cellulose

membrane used as filtration media for apple juice clarification, Mater. Res.

Express. 5 (2018) 54003.

[31] S. Subramanian, R. Seeram, New directions in nanofiltration applications—

Are nanofibers the right materials as membranes in desalination?,

Desalination. 308 (2013) 198–208.

Page 70: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

54

[32] Budimarwanti, C, Penggolongan Senyawa Organik Dan Dasar-Dasar

Reaksi Organik, 2012.

[33] P. Sorlier, polymers : last achievement and prospect. (2007). doi :

10.1142/5894.

[34] Matulevicius, L. Kliucininkas, T. Parasauskan, D. Buivydien, D.

Martuzevisiu, The comparative study of aerosol filtration by electrospun

polyamide, polyvinyl acetat, polyacry lonitrile and cellulose acetat

nanofiber media. (2016). Doi : 10.1016/J. Jaerocsi. 2015.10.006.

[35] M. Marno, E. Widianto, J. Sumarjo, A. Santoso, INVOTEK: Jurnal Inovasi

Vokasional dan Teknologi. (2018). Doi : 10.24036/invotek.v18i2.394

[36] Interpolasi, Curve-fitting, Pengantar; Regresi Linier; Regresi Polinomial;

Regresi Linier Berganda Interpolasi Linier; Interpolasi Kuadrat; Interpolasi

Polinomial Newton & Lagrange. (2007)

https://diyarkholisoh.files.wordpress.com/2008/12/curve-fitting-dan-

interpolasi-doc-dy.pdf

[37] Lee, Min Wook An, Seongpil Latthe, Sanjay S. Lee, Changmin Hong,

Seungkwan Yoon, Sam S, electrospun Polystyrene Nanofiber Membrane

with Superhydrophobicity and Superoleophilicity for Selective Separation

of Water and Low Viscous Oil. (2013). Doi: 10.1021/am404156k.

[38] A. Fauzi, D. Hapidin, M. Munir, cellulose membran and characterization as

potential water filtration media. (2020). Doi : 10.1039/d0ra01077d.

Page 71: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

55

LAMPIRAN

a. Pengaruh Jarak Terhadap Diameter Serat

No Jarak (cm)

Diameter Rata-

rata Standar Deviasi

Koefisien

Vasiasi

1 7 1,29 0,33 0,259

2 10 1,59 0,20 0,129

3 13 1,61 0,17 0,11

4 16 1,69 0,21 0,12

5 19 2,263 0,35 0,15

b. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Diameter Serat

No Konsentrasi Diameter Rata-rata

Standar

Deviasi Koefisien Vasiasi

1 15 1,11 0,13 0,11

2 17,5 1,12 0,14 0,12

3 20 1,598 0,16 0,10

4 22,5 1,93 0,25 0,13

5 25 2,03 0,23 0,11

c. Pengaruh Laju alir Terhadap Diameter Serat

No Laju Alir Diameter Rata-rata SD

Koefisien

Vasiasi

1 1 1,43 0,23 0,16

2 3 1,82 0,21 0,11

3 5 1,83 0,28 0,15

4 7 1,87 0,33 0,17

5 9 1,91 0,27 0,14

6 11 2,15 0,41 0,19

7 13 2,27 0,35 0,15

Page 72: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

56

d. Pengaruh Tegangan Terhadap Diameter Serat

No Tegangan Diameter Rata-rata SD Koefisien Vasiasi

1 9 2,27 0,45 0,20

2 10 2,16 0,290 0,13

3 11 2,07 0,29 0,139

4 12 1,93 0,25 0,131

5 13 1,86 0,248 0,133

6 14 1,867 0,24 0,131

7 15 1,79 0,189 0,105

Pengukuran Fluks pada Minyak Murni

a. Pengukuran Fluks pada Mineral oil

Tekanan (Pa) Fluks Lm^-2jam^-1 Standar Deviasi

136,999 0,093 0,0028

273,998 0,127 0,0028

410,998 0,152 0,0028

547,9978 0,176 0,0028

684,9973 0,212 0,213

b. Pengukuran Fluks pada Pertalite

Tekanan (Pa) Fluks Lm^-2jam^-1 Standar Deviasi

119,874 0,1003 0,0028

239,749 0,127 0,0028

359,623 0,155 0,0097

479,498 0,189 0,0048

599,372 0,238 0,0048

c. Pengukuran Fluks pada Solar

Tekanan (Pa) Fluks Lm^-2jam^-1 Standar Deviasi

140,424 0,066 0,0074

280,848 0,095 0,0028

421,273 0,12 0,0028

561,697 0,15 0,0028

702,122 0,17 0,0048

Page 73: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

57

Data Perbandingan Mikroskop dan SEM

Konsentrasi Diametr mikroskop SD Diameter SEM SD CV

15 1,111 0,131 0,883 0,149 0,169

17,5 1,120 0,144 0,919 0,258 0,281

20 1,598 0,163 1,297 0,130 0,100

22,5 1,935 0,254 1,906 0,405 0,212

25 2,036 0,238 2,105 0,272 0,129

Pengukuran Penyaringan Campuran Minyak Dan Air

Pengukuran variasi Flowrate terhadap campuran air dan

minyak.

a. Mineral oil

Flowrate Volume larutan yang keluar

(cm3)

Standar

Devasi

0,3 2,259 0,610

0,5 3,541 0,563

0,7 4,904 0,611

0,9 6,25 0,625

1,1 7,740 0,639

b. Pertalite

Flowrate Volume larutan yang keluar

(cm3)

Standar

Devasi

0,3 2,095 0,786

0,5 6,1545 1,224

0,7 8,285 0,936

0,9 11,167 0,903

1,1 14,257 0,6

Page 74: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

58

c. Solar

Flowrate Volume larutan yang keluar

(cm3)

Standar

Devasi

0,3 4,965 0,910

0,5 6,735 0,860

0,7 8,516 0,883

0,9 10,264 0,767

1,1 11,894 0,907

Pengukuran variasi konsentrasi terhadap

campuran air dan minyak.

a. Mineral oil

Konsentrasi Volume larutan yang

keluar (cm3)

Standar

Deviasi

15 8,554 0,458

17,5 6,025 0,291

20 3,301 0,696

22,5 2,229 0,477

25 1,45 0,452

b. Pertalite

Konsentrasi Volume larutan yang keluar

(cm3)

Standar

Deviasi

15 12,561 0,879

17,5 10,052 0,700

20 7,628 0,500

22,5 5,480 0,651

25 2,623 0,637

Page 75: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

59

c. Solar

Konsentrasi Volume larutan yang keluar

(cm3)

Standar

Deviasi

15 7,142 0,175

17,5 5,873 0,214

20 4,967 0,376

22,5 3,5407 0,141

25 1,914 0,719

Proses uji filtrasi serat

a. Gambar alat pengujian filtrasi campuran air dan minyak

b. Alat sederhana dalam pengujian filtrasi serat

Page 76: STYROFOAM UNTUK APLIKASI PEMISAHAN MINYAK DAN AIR …

60

c. Contoh pengisian campuran minyak dan air

Pengukuran Fluks

Pengukuran fluks dilakukan dengan alat sederhana dengan menggunakan botol

bekas dan selang kecil yang telah dirangkai terlebih dahulu.

Pengukuran Sudut kontak

Tampak dalam dan tampak luar alat pengukuran sudut kontak