STUDI PEMBERIAN AIR IRIGASI SEBAGAI USAHA...
-
Upload
truongtruc -
Category
Documents
-
view
240 -
download
3
Transcript of STUDI PEMBERIAN AIR IRIGASI SEBAGAI USAHA...
STUDI PEMBERIAN AIR IRIGASI SEBAGAI USAHA MENGHEMAT
PENGGUNAAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI KEDUNGKANDANG DI
KOTA DAN KABUPATEN MALANG
Gauri Asih Kartika, Rini wahyu Sayekti, Linda Prasetyorini
Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 – Telp (0341) 567886
Email: [email protected]
ABSTRAK
Kebutuhan air merupakan faktor penting dalam penyusunan rencana tata tanam dan
pemberian air irigasi. Namun penggunaan air irigasi dirasa masih kurang efektif dan
efisien. Hal ini dapat dilihat ketika terjadi kekurangan air pada musim kemarau.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan air irigasi di Daerah Irigasi
Kedungkandang Malang yang meliputi evaluasi pemberian air irigasi dengan pola tanam
eksisting, penyusunan rencana pola tanam yang baru dengan meningkatkan intensitas
tanam secara optimal yang kemudian dihitung kebutuhan air dan cara pembagian airnya.
Pada kajian ini penulis menggunakan dua metode pemberian air yaitu metode
penggenangan terus menerus dan metode pemberian air secara terputus-putus yakni SRI
(System of Rice Intensification).
Pada kondisi eksisting dengan pembagian air secara terus menerus masih terjadi
rotasi pemberian air. Pola rencana tata tanam baru meningkatkan intensitas dari 260,16 %
menjadi 300% dengan peningkatan intensitas tanam padi sebesar 49,66% pada Musim
Hujan dan Kemarau I serta 57,23% pada Musim Kemarau II. Penghematan air irigasi
terhadap kondisi eksisting dengan menggunakan metode SRI apabila dibandingkan dengan
Metode FPR-LPR (evaluasi kondisi eksisting) sebesar 81,09%.
Kata Kunci : Kebutuhan air irigasi, penghematan pemberian air irigasi, SRI.
ABSTRACT
The water needs is an important factor in preparing the planting layout plan and
the provision of irrigation water. However, the use of irrigation water nowadays is still not
effective and efficient. This can be seen when there is a shortage of water in the dry season.
The aim of this study is to evaluate the needs for irrigation water in one of Malang
irrigation area named Kedungkandang which includes an evaluation of the provision of
irrigation water to the existing cropping pattern, planning new cropping patterns to
increase cropping intensity optimally then calculated water needs and how to distribute the
water. Two methods are used in this study, the continuous flooding and SRI method
(System of Rice Intensification).
In the existing conditions with continuous water distribution still occur rotational
water distribution. New cropping pattern layout plan increases the intensity of 260.16% to
300% with increased paddy cropping intensity by 49.66% in the rainy season and Dry I
and 57.23% in the Dry Season II. Water-saving irrigation on existing conditions by using
the SRI method when compared with FPR-LPR Method (evaluation of existing conditions)
amounted to 81.09%.
Key words: the water needs, provision of irrigation water saving, SRI
PENDAHULUAN
Dalam praktik budidaya padi
sawah selama ini, kondisi ketersediaan
air beragam variasi mulai dari selalu
tersedia, tersedia cukup pada musim
tertentu, dan terbatas sepanjang musim.
Pada setiap kondisi ketersediaan air
tersebut, terdapat masing-masing cara
pemberian dan pembagian air yang
menyesuaikan dengan ketersediaan air
(Purba, 2011:145).
Perancangan irigasi disusun
terutama berdasarkan kondisi-kondisi
meteorologi di daerah bersangkutan dan
kadar air yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman (Sosrodarsono,
1976:216 dalam Dinas Pekerjaan Umum
Pengairan, 2009:II-4).
Perlunya diadakan irigasi adalah
untuk mendapatkan penyebaran kelem-
baban yang dibutuhkan tanaman selama
masa pertumbuhan. Fungsi lain dari
irigasi adalah (Harfandi, et al., 2002:26) :
1. Menambah air ke tanah untuk
memberikan kelembaban yang mutlak
diperlukan dalam pertumbuhan.
2. Mencegah kerusakan tanaman karena
keadaan musim kering yang pendek.
3. Mendinginkan suhu tanah dan
atmosfer yang menyebabkan keadaan
lingkungan sesuai untuk pertumbuhan
tanaman.
4. Mencuci garam-garam.
5. Mempermudah pengolahan tanah.
Daerah Irigasi Kedungkandang
yang berada di Kota dan Kabupaten
Malang memiliki luas baku sawah seluas
5.169 Ha. Sumber air untuk Daerah
Irigasi (DI.) Kedungkandang dipasok dari
Bendung Kedungkandang yang berada di
Kelurahan Polehan Kecamatan Kedung-
kandang di Kota Malang. DI. Kedung-
kandang merupakan daerah irigasi yang
terletak pada Daerah Pengaliran Sungai
Amprong, dengan luas pengaliran seluas
94,91 km2.
Petani di DI. Kedungkandang
menanam padi tiga kali musim tanam
yaitu Musim Hujan (MH), Musim
Kemarau I (MK I) dan Musim Kemarau
II (MKII) kemudian Palawija dan Tebu.
Cara pemberian air untuk pemeliharaan
tanaman padi yaitu dengan penggenangan
secara terus-menerus dengan tinggi
kedalaman air 5-7 cm.
METODE
Lokasi Penelitian
Lokasi studi berada pada di Kota dan
Kabupaten Malang memiliki luas baku
sawah seluas 5.169 Ha. Sumber air untuk
Daerah Irigasi (DI.) Kedungkandang
dipasok dari Bendung Kedungkandang
yang berada di Kelurahan Polehan
Kecamatan Kedungkandang di Kota
Malang. DI Kedungkandang merupakan
daerah irigasi yang terletak pada Daerah
Pengaliran Sungai Amprong, dengan luas
pengaliran seluas 94,91 km2.
Gambar 1. Lokasi Daerah Irigasi
Kedungkandang Malang
Sumber: Dinas Pengairan Kabupaten Malang
Langkah - langkah Pengerjaan Studi
Langkah–langkah studi disusun
secara sistematis sehingga mempermudah
dalam penyelesaiannya. Langkah – lang-
kah studi yang dilakukan adalah:
1. Perhitungan debit andalan
Kemungkinan terpenuhi ditetap-
kan 80%, kemungkinan bahwa
debit sungai lebih rendah dari
debit andalan 20% (KP 01-
Jaringan Irigasi, 1986:82).
Data debit yang digunakan adalah
debit sungai tahun 2006 – 2015.
Perhitungan debit andalan ini
dengan menggunakan metode
bulan dasar perencanaan (basic
month).
2. Perhitungan kebutuhan dan
pemberian air kondisi eksisting
Perhitungan kebutuhan dan
pemberian air kondisi eksisting di
wilayah studi dilakukan dengan
menggunakan metode faktor
palawija relatif (FPR) berdasarkan
pola tanam eksisting. Untuk
menyusun neraca air (water
balance) dibutuhkan data
kebutuh-an air irigasi dan
ketersediaan air di intake (Huda,
2012).
3. Pengaturan pemberian air secara
terputus – putus
Perhitungan pemberian irigasi
secara terputus-putus sesuai de-
ngan pola tata tanam yang sudah
terjadi.
4. Perencanaan dan Pemberian Air
Irigasi Rencana
a. Perhitungan kebutuhan dan
pemberian air di wilayah studi
dilakukan dengan mengguna-
kan metode faktor palawija
relatif (FPR) berdasarkan pola
tanam rencana.
LPR
QFPR
Dengan :
FPR = Faktor Palawija Relatif
(ltr/det/ha.pol)
Q = Debit yang mengalir di
sungai (ltr/det)
LPR = Luas Palawija Relatif
(ha.pol)
b. Perhitungan kebutuhan dan
pemberian air di wilayah studi
dilakukan dengan mengguna-
kan metode System of Rice
Intensification (SRI) berda-
sarkan pola tanam rencana.
c. Perhitungan kebutuhan dan
pemberian air di wilayah studi
dilakukan dengan mengguna-
kan metode gabungan antara
faktor palawija relatif (FPR)
dan metode System of Rice
Intensification (SRI) berda-
sarkan pola tanam rencana.
Mulai
Data curah hujan
Data debit di intake
Data tanam dan luasan
Skema jaringan irigasi
Evaluasi kondisi eksisting
Debit AndalanKebutuhan Air
Tanaman
Intensitas tanam eksisting
Kebutuhan air eksisting Neraca Air
Ketersediaan Air ≥ Kebutuhan Air
Pembahasan hasil
YaTidak
Pengaturan pemberian Air
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 2. Diagram Alir Penyelesaian Studi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Debit Andalan
Hasil perhitungan debit andalan
menggunakan metode bulan dasar
perencanaan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1. Perhitungan Debit Andalan
Debit
(m3/det) I II III I II III I II III
Qmin 3.51 4.01 5.32 5.55 6.53 7.52 8.26 4.92 10.44
Qmaks 15.34 22.23 17.88 17.37 17.36 16.36 18.11 18.26 18.11
Qandalan 7.44 7.71 9.18 9.72 9.33 9.86 10.55 9.53 11.12
Januari Februari Maret
Debit
(m3/det) I II III I II III I II III
Qmin 8.26 4.92 10.44 4.43 4.86 7.98 7.20 7.08 5.54
Qmaks 18.11 18.26 18.11 16.44 16.40 16.68 16.23 14.10 19.70
Qandalan 10.55 9.53 11.12 9.43 9.33 9.55 8.86 7.85 6.90
Mei JuniApril
Debit
(m3/det) I II III I II III I II III
Qmin 4.48 3.94 3.43 3.14 2.82 2.58 2.76 2.84 2.36
Qmaks 11.42 8.31 11.22 8.38 13.58 10.08 12.38 21.71 8.32
Qandalan 4.91 4.63 4.01 3.86 3.88 3.57 3.44 3.41 3.10
Juli Agustus September
Debit
(m3/det) I II III I II III I II III
Qmin 2.61 2.34 2.78 2.64 3.89 3.81 3.84 4.30 9.73
Qmaks 10.13 6.83 10.33 14.29 12.85 13.59 12.84 14.15 25.33
Qandalan 3.27 3.10 3.38 3.25 5.02 6.18 5.77 7.35 11.50
Oktober November Desember
Evaluasi Kebutuhan Air Eksisting
Besarnya kebutuhan air irigasi tergantung
pada pola tanam dan jenis tanaman yang
ditanam. Pola tanam yang diterapkan
oleh petani di Daerah Irigasi
Kedungkandang adalah Padi+ Palawija
+Tebu – Padi + Palawija + Tebu – Padi +
Palawija + Tebu. Awal tanam untuk pola
tanam yang diterapkan adalah pada bulan
Oktober.
Perhitungan rata-rata kebutuhan air ek-
sisting ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 2. Rata-Rata Kebutuhan Air Eksisting
Rata-rata Rerata Debit Rata-rata Keb. Air Rerata
Luas (Ha) LPR lt/dt lt/dt/Ha Per Hari Per 10 Hari lt/dt Dalam Satu Periode Tanam
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
Pembibitan 29.90 598.00 324.30 10.85 47.23 472.34 Pembibitan (lt/dt/Ha)
Garap Tanah 265.04 1590.23 858.53 3.24 14.17 141.70 9.699
Tanam Padi 1525.87 6103.47 3314.71 2.17 9.45 94.47
Palawija 444.35 444.35 239.67 0.54 2.36 23.62 Garap Tanah (lt/dt/Ha)
Tebu muda 1006.79 1510.19 855.90 0.85 3.54 35.43 2.910
Tebu tua 699.80 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Pembibitan 31.14 622.73 312.07 10.02 41.21 412.13 Tanam Padi (lt/dt/Ha)
Garap Tanah 379.29 2275.75 1062.05 2.80 12.36 123.64 1.940
Tanam Padi 2116.15 8464.61 3737.45 1.77 8.24 82.43
Palawija 273.83 273.83 153.78 0.56 2.06 20.61 Palawija (lt/dt/Ha)
Tebu muda 442.35 448.10 251.94 0.57 2.48 24.76 0.485
Tebu tua 839.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Pembibitan 19.25 385.00 160.00 8.31 37.25 372.49 Tanam Padi (lt/dt/Ha)
Garap Tanah 379.11 2274.67 960.31 2.53 11.17 111.75 0.631
Tanam Padi 2138.38 8553.50 3461.75 1.62 7.45 74.50
Palawija 583.71 583.71 245.51 0.42 1.86 18.62 Palawija (lt/dt/Ha)
Tebu muda 1154.63 1284.94 594.10 0.51 2.24 22.42 0.637
Tebu tua 480.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sumber : Hasil Analisa
Keterangan :
[1] : Musim Tanam [5] : Rata-rata Keb.air [9] : Debit Intake Rata-rata
[2] : Penanaman dalam 1 Periode [6] : Rata-rata Keb.air tiap Ha [10] : [9] / total [4]
[3] : Rata-rata Luas Tanam [7] : Rata-rata Tinggi Genangan [11] : rerata keb. air dalam satu tahun
[4] : Rata-rata Nilai LPR [8] : [7] x 10 hari
5421.67MK II
MK I
FPR
MH5593.13
Musim
5517.29
0.55
0.46
0.41
UraianKeb.Air Rata-rata Rerata Tinggi Genangan (mm)
Sumber: Hasil Analisa
Dari hasil evaluasi kebutuhan air
selama kurun waktu 2 tahun terakhir (2014-
2015) maka didapatkan nilai FPR Daerah
Irigasi Kedungkandang yaitu sebagai berikut:
Tabel 3. Nilai FPR Daerah Irigasi Ke-
dungkandang dengan Jenis Tanah
Alluvial
Pembagian Golongan
Pembagian blok golongan didasarkan kondisi
topografi dan Bangunan Bagi agar
memudahkan dalam pembagian dan
pemberian air irigasi. Pembagian golongan
berdasarkan hasil rapat keputusan bersama
antara petugas dari Dinas Pengairan (Juru
Pengairan, Juru Pintu) dan Himpunan Petani
Pemakai Air (HIPPA). Pembagian blok
golongan pada Daerah Irigasi (D.I)
Kedungkandang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. Pembagian Blok Golongan pada Daerah Irigasi Kedungkandang
Pedoman
FPR (l/det) ha. palawija
Air
kurang Air cukup
Air
memadai
Pemberian Air <0,18 0,18 – 0,36 >0,36
Musim Hujan 0,55
Musim Kemarau I 0,46
Musim Kemarau II 0,41
Giliran Perlu Mungkin Tidak
Golongan Saluran Lokasi Kejuron Baku Sawah (Ha)
I
B.IK.2.Ka Buring 4
B.IK.3. Ka Ki Buring 102
B.IK.3. Ka Ka Buring 50
B.IK.4. Ka 1 Te Tangkil 29
B.IK.4. Ka Ka Tangkil 80
BA.2.Ka Ki Buring 53
BA.2.Ka Te Buring 28
BA.2.Ka Ka Buring 31
BA.3.Ka Buring 20
BA.4.Ka Ki Buring 26
BA.4.Ka Ka Buring 48
BA.5.Ki Buring 44
BA.5.Ka Buring 72
B.IK.4.Ka Ki Tangkil 78
B.IK.4.Ka 2 Te Tangkil 140
B.IK.4.Ki 1 Tangkil 54
B.IK.4.Ka 2 Tangkil 2
B.IK.5.Ka Tangkil 87
B.IK.6.Ka 1 Ka Tangkil 173
B.IK.6.Ka 1 Ki Tangkil 16
B.IK.6.Ka 2 Ki Tangkil 71
B.IK.7. Ka Tangkil 12
Sumber: UPT PSAWS BANGO GEDANGAN MALANG
B.IK.8 Ka Bululawang 61
B.IK.10 Ka Bululawang 61
B.IK.11 Ki Bululawang 133
B.IK.12 Ki Bululawang 17
II
B.IK.13 Blambangan 179
B.IK.13 A Ka Blambangan 201
B.IK.13 A Ki Blambangan 191
B.IK.14 Ka Blambangan 31
B.IK.15 Ka Blambangan 50
B.IK.16 Ka Blambangan 49
B.GR.1 Ki Ketawang 102
B.GR.2 Ki Ketawang 102
B.GR.3 Ka Ketawang 63
B.GL.1 Ki Ganjaran 75
B.GL.2 Ki Ganjaran 133
B.GL.3 Ki Ganjaran 141
B.GL.4 Ki Ganjaran 99
B.GL.5 Ka Ganjaran 113
B.GL.6. Ka Ketawang 140
B.GL.7 Ka Ketawang 151
B.GL.8 Ka Ketawang 146
B.GL.8 Ki Ketawang 69
B.GL.9 Ka Ketawang 16
B.GL.9 Ki Ketawang 57
III
B.IK.18 Ka Ketawang 95
B.IK.18 Ki Ketawang 200
B.IK.19 Ka Ketawang 72
B.IK.20 Ka Banjar Rejo 181
B.IK.21 a Banjar Rejo 48
B.IK.21 b Banjar Rejo 218
B.IK.21 c Banjar Rejo 94
B.IK.22 Ka Banjar Rejo 74
B.IK.23 a Ki Brongkal 118
B.IK.23 b Ka Brongkal 175
B.IK.23 c Ka Brongkal 73
B.IK.23 c Te Brongkal 118
B.IK.23 c Ki Brongkal 103
Rencana Pemberian Air Irigasi
Metode Konvensional
Fase Kegiatan Tanaman Padi
a. Persemaian selama ± 30 hari dengan
perbandingan 5% luas lahan = 0,05
b. Pengolahan tanah selama ± 30 hari
dengan perbandingan 95% luas la-
han = 0,95
c. Pemeliharaan tanaman ± 90 hari
dengan perbandingan 100% luas
lahan = 1
Kebutuhan air dihitung dengan Metode
FPR-LPR
Satuan Pengali/Kelipatan Palawija Relatif
a. Persemaian = 20 ha.pol
b. Pengolahan = 6 ha.pol
c. Pemeliharaan = 4 ha.pol
d. Palawija = 1 ha.pol
e. Tebu = 1,5 ha.pol
Dengan nilai FPR sebagai berikut:
a. MH = 0,55 lt/detik/ha.pol
b. MK I = 0,46 lt/detik/ha.pol
c. MK II = 0,41 lt/detik/ha.pol
Metode SRI (System of Rice Intensifi-
cation)
a. Persemaian dilakukan dengan
penggunaan wadah berupa kotak/
besek. Untuk lahan seluas satu hektar
dibutuhkan wadah persemaian dengan
ukuran 20 cm x 20 cm sebanyak 500
buah. Pemberian air diasumsikan
genagna setinggi 0,5 cm (kondisi
macak-macak).
b. Pengolahan lahan pada metode SRI
lahan diolah seperti tanam biasa
(dibajak, digaru kemudian diratakan),
tetapi pada saat digaru (pengolahan
tanah kedua) dilakukan penaburan
pupuk organik. Pada studi ini
diberikan genangan setinggi 10
mm/hari.
c. Pemeliharaan fase vegetatif, tinggi
genangan 2 cm selama 8 hari.
d. Pemeliharaan fase generatif, tinggi
genangan 2 cm selama 10 hari.
Pola Tanam
Untuk mengetahui tingkat peng-
hematan yang terjadi pada pola tanam
kondisi eksisting dan rencana, maka
dilakukan perhitungan dengan meng-
gunakan 3 (tiga) alternatif dalam pem-
berian air irigasi pada Daerah Irigasi
Kedungkandang.
1. Alternatif pertama menggunakan
sistem pemberian air konvensional
yakni penggenangan terus-menerus.
2. Alternatif kedua dengan metode SRI
(System of Rice Intensi-fication).
3. Alternatif kedua dengan pengga-
bungan metode SRI (golongan I) dan
metode konvensional (pada
golongan II dan III) dengan
membagi luas tanamnya.
Penghematan pada alternatif II
dan III kaitannya dengan pemberian air
metode SRI, maka penghematan yang
terjadi merupakan akibat dari pemberian
air metode SRI pada tanaman padi
sehingga pada studi ini konsentrasi
penghematan dilakukan pada tanaman
padi dengan meningkatkan jumlah
intensitas tanam padi pada Daerah Irigasi
Kedungkandang.
Tabel 5. Pola Tanam Kondisi Eksisting
Musim Jenis
Tanam Tanaman Ha % I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III
Padi 2070 40.05 PL PL PL
PL PL PL Padi
PL PL PL
Palawija dll 629 12.17 Palawija
Tebu 2206 42.68 Tebu
Padi 2089 40.41 PL PL PL
PL PL PL Padi
PL PL PL
Palawija dll 411 7.95 Palawija
Tebu 2206 42.68 Tebu
Padi 1626 31.46 PL PL PL
PL PL PL Padi
PL PL PL
Palawija dll 396 7.66 Palawija
Tebu 1815 35.11 Tebu
Jun Jul Agt SepJan Feb Mar Apr MeiOkt Nov
Luas Tanam 5169 Ha
Rencana Des
MK I
MK II
MH
Sumber: Hasil Analisa
Tabel 6. Pola Tanam Rencana
Musim Jenis
Tanam Tanaman Ha % I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III
Padi 2567 49.66 PL PL PL
PL PL PL Padi
PL PL PL
Palawija dll 395.9 7.66 Palawija
Tebu 2206 42.68 Tebu
Padi 2567 49.66 PL PL PL
PL PL PL Padi
PL PL PL
Palawija dll 395.9 7.66 Palawija
Tebu 2206 42.68 Tebu
Padi 2958 57.23 PL PL PL
PL PL PL Padi
PL PL PL
Palawija dll 395.9 7.66 Palawija
Tebu 1815 35.11 Tebu
Sep
Luas Tanam 5169 Ha
MH
MK I
MK II
Mar Apr Mei Jun Jul AgtRencana Okt Nov Des Jan Feb
Sumber: Hasil Analisa
Tabel 7. Rekapitulasi Kebutuhan Air Irigasi dengan 3 (Tiga) Alternatif
Metode LPR-FPR Metode SRI Metode SRI + Metode Konvensional Metode LPR-FPR Metode SRI Metode SRI + Metode Konvensional
Pola Tanam Eksisting Pola Tanam Eksisting Pola Tanam Eksisting Pola Tanam Rencana Pola Tanam Rencana Pola Tanam Rencana
lt/dt lt/dt lt/dt lt/dt lt/dt lt/dt lt/dt
I 3268 2843.867 271.041 2106.195 5052.089 767.570 3820.348
II 3100 2805.766 231.654 2056.958 5013.994 680.411 3723.341
III 3376 3480.137 388.153 2221.861 5863.280 777.048 3895.882
I 3252 4495.414 874.158 3072.313 6899.408 1225.971 4695.718
II 5023 4274.205 1451.246 4301.194 5699.252 1837.636 5837.918
III 6177 6989.352 1562.172 5350.678 8603.319 1951.625 6732.438
I 5775 6619.139 1201.475 5122.125 8190.402 1542.765 6460.239
II 7349 5992.421 867.033 4492.415 7503.647 1136.276 5796.598
III 11498 6367.077 861.689 4748.931 7399.293 1091.915 5563.533
I 7439 6486.694 999.139 4862.785 7444.787 1203.856 5592.691
II 7706 6669.454 1043.758 5039.783 7627.548 1211.847 5759.117
III 9180 6669.454 1029.556 5039.783 7627.548 1171.589 5759.117
I 9723 6543.069 1009.486 4932.424 7547.990 1145.593 5691.536
II 9326 6556.708 952.633 4942.039 7556.576 1083.477 5671.261
III 9861 6715.533 1081.342 5149.775 7759.489 1240.541 5915.268
I 10555 6952.777 1537.976 5408.004 8148.340 1776.591 6324.663
II 9532 7179.245 2091.485 5474.724 8511.741 2488.454 6558.582
III 11123 7732.890 2181.138 6063.440 9095.784 2720.746 7247.640
I 9431 7338.886 1742.573 5713.408 8601.490 2382.158 6866.935
II 9334 6661.287 1249.978 5283.563 7784.491 1921.054 6354.388
III 9551 5859.037 1029.861 4475.497 6784.791 1682.225 5316.572
I 8861 5598.496 1015.829 4209.140 6464.627 1590.257 4958.292
II 7851 5598.496 995.680 4203.325 6464.627 1458.207 4920.177
III 6904 5598.496 981.347 4203.325 6464.627 1364.272 4920.177
I 4914 5580.443 966.078 4194.171 6447.235 1315.371 4911.358
II 4628 5363.091 859.313 4074.832 6231.478 1175.506 4759.379
III 5370 3820.261 804.535 3912.399 4438.952 1188.554 4713.486
I 4914 3354.736 934.768 3710.268 4359.191 1560.406 5011.695
II 4628 3338.600 1207.061 3709.795 5142.361 2202.585 5897.697
III 4014 3563.416 1212.535 3769.022 6165.786 2390.384 6694.217
I 3861 3582.773 875.349 3629.762 6396.992 1996.913 6705.489
II 3884 3789.059 493.714 3057.997 6758.666 1464.164 5651.717
III 3566 3427.192 322.383 2691.603 5644.594 1188.958 4493.724
I 3445 2859.657 322.092 2137.649 5067.878 1121.663 3938.969
II 3414 2859.657 298.933 2115.015 5067.878 942.300 3829.166
III 3101 2859.657 303.663 2115.015 5067.878 891.858 3829.166
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Bulan Periode Q Andalan
Oktober
November
Desember
Kebutuhan Air Irigasi
Sumber: Hasil Analisa
Berdasarkan hasil rekapitulasi
kebutuhan air irigasi dan dibandingkan
dengan debit yang tersedia, Metode SRI
dengan 2 pola tanam yang berbeda
memiliki tingkat efisiensi paling tinggi
jika dibandingkan dengan Metode
Konvensional dan Metode Gabungan.
Selisih total kebutuhan air Metode
SRI terhadap Metode Konvensional pada
pola tanam rencana disebutkan bahwa
adanya penghematan air sebesar
188007,281lt/detik.
Tabel 8. Rekapitulasi Penghematan dan Peningkatan DI Kedungkandang
Metode LPR-FPR Metode SRI Metode SRI
(Evaluasi Kondisi Eksisting) (Pola Tanam Eksisting) (Pola Tanam Rencana)
Evaluasi Penghematan Penghematan
7732.890 2181.138 2720.746
186426.442 35250.824 52890.746
81.09% 71.63%
111.92% 111.92% 156.55%
260.17% 260.17% 300.00%
44.63%
Penghematan Air Irigasi Terhadap
Kondisi Eksisting
Keterangan
Posisi
Kebutuhan Air Irigasi Maksimal (lt/dt)
Total Kebutuhan Air Irigasi (lt/dt)
Intensitas Tanam Padi
Total Intensitas Tanam
Peningkatan Intensitas Tanam Padi
Terhadap Kondisi Eksisting
Sumber: Hasil Analisa
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dari studi
ini maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, diantaranya adalah:
1. Berdasarkan hasil perhitungan
analisa kondisi eksisting, Daerah
Irigasi Kedungkandang mengalami
penurun-an jumlah kebutuhan air
irigasi dari tahun 2014 ke 2015 yakni
sebesar 626,67 liter/detik sehingga
berdam-pak pada berkurangnya
jumlah kejadian rotasi pemberian air
irigasi pada DI Kedungkandang.
2. Rencana tata tanam di Daerah Irigasi
Kedungkandang adalah meningkat-
kan intensitas tanam padi dengan
mempertimbangkan pola tanam yang
sesuai dengan kebiasaan petani
Padi+Palawija+Tebu – Padi + Pala-
wija +Tebu - Padi+Palawija+Tebu.
Dari hasil pembahasan besarnya
intensitas tanam meningkat dari
260,16 % menjadi 300% dengan
peningkatan intensitas tanam padi
sebesar 49,66% pada Musim Hujan
dan Kemarau I serta 57,23% pada
Musim Kemarau II.
3. Sistem pemberian dan pembagian air
pada Daerah Irigasi Kedungkandang
apabila menggunakan Metode SRI,
baik dalam pola tanam eksisting
maupun pola tanam rencana,
kebutuhan airnya dapat terpenuhi
sehingga tidak terjadi rotasi
sepanjang tahun.
4. Penghematan air dapat dilakukan
dengan kondisi intensitas tanam
sama dengan kondisi eksisting.
Penghe-matan air irigasi terhadap
kondisi eksisting dengan
menggunakan metode SRI apabila
dibandingkan dengan Metode FPR-
LPR (evaluasi kondisi eksisting)
sebesar 81,09%.
Saran
Untuk meningkatkan hasil
produksi padi dan penggunaan air secara
efisien dan efektif maka penanaman padi
menggunakan metode SRI (System of
Rice Intensification) merupakan solusi
yang tepat yang dapat diterapkan oleh
para petani. Selain memerlukan tenaga
petani yang trampil, perlu adanya
perhatian khusus dari pemerintah
setempat seperti pengenalan penanaman
padi metode SRI dan apabila
menggunakan metode penggenangan
terus-menerus, petani perlu diberi
pengertian tentang sistem rotasi secara
gilir golongan agar tidak terjadi
perselisihan antar petani setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum. 1986.
Kriteria Perencanaan Jaringan
Irigasi 01 Jaringan Irigasi.
Jakarta: Departemen Pertanian.
Dinas Pekerjaan Umum Pengairan. 2009.
Alokasi Air DAS Amprong.
Malang: Dinas Pekerjaan Umum
Pengairan Provinsi Jawa Timur.
Harfandi, Zamri, Aldil. 2008. Tata Cara
Menentukan Kapasitas Pompa
Sentrifugal untuk Mengairi Areal
Persawahan. Jurnal R & B.
Volume 2 No 1 Maret 2002: 46.
Huda, Nurul. 2012. Kajian Sisitem
Pemberian Air Irigasi Sebagai
Dasar Penyusunan Jadwal Rotasi
Pada Daerah Irigasi Tumpang
Kabupaten Malang. Skripsi tidak
dipublikasikan. Malang: Univer-
sitas Brawijaya.
Purba, John Hardy.2011. Kebutuhan dan
Cara Pemberian Air Irigasi untuk
Tanaman Padi Sawah (Oryza
sativa L.).Widyatech Jurnal Sains
& Teknologi. Vol. 10 N0. 3 April
2011: 145-153.