Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
-
Upload
gianbensonlufaig -
Category
Documents
-
view
93 -
download
1
Transcript of Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
1/22
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OKSIGEN
PENGERTIAN Merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dengan
menggunakan alat bantu oksigen.
Pemberian oksigen pada klien dapat melalui tiga cara, yaitu: kateter nasal,
kanula nasal dan masker oksigen.
ALAT DAN BAHAN Tabung oksigen atau outlet oksigen sentral dengan flowmeter dan
humidifier.
Kateter nasal, kanula nasal atau masker.
Vaselin / jely.
PROSEDUR A. Menggunakan kateter nasal
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Cuci tangan
Observasi humidifier dengan melihat jumlah air yang sdah disiapkan
sesuai level yang telah ditetapkan.
Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan,
kemudian observasi humidifier pada tabung air dengan menunjukkan
adanya gelembung air.
Atur posisi dengan semi fowler.
Ukur kateter nasal dimulai dari lubang telinga sampai ke hidung dan
berikan tanda.
Buka saluran udara dari flommeter oksigen.
Berikan minyak pelumas (vaselin/jely).
Masukkan ke dalam hidung sampai datas yang ditentukan.
Lalukan pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belum denganmenekan lidah pasien dengan menggunakan spatel (akan terlihat
posisinya di bawah uvula).
Fiksasi pada daerah hidung.
Periksa kateter nasal setiap 6 8 jam.
Kaji cuping hidung, septum, mukosa hidung serta periksa kecepatan
aliran oksigen, rute pemberian dan respon pasien.
Cuci tangan seterlah prosedur dilakukan.
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
2/22
B. Menggunakan kanula nasal
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Cuci tangan
Observasi humidifier dengan melihat jumlah air yang sudah
disiapkan sesuai level yang telah ditetapkan.
Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan,
kemudian observasi humidifier pada tabung air dengan menunjukkan
adanya gelembung air.
Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk
kenyamanan pasien.
Periksa kanula nasal setiap 6 8 jam.
Kaji cuping hidung, septum, mukosa hidung serta periksa kecepatan
aliran oksigen, rute pemberian dan respon pasien.
Cuci tangan seterlah prosedur dilakukan.
C. Menggunakan masker oksigen
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Cuci tangan
Atur posisi semi fowler.
Observasi humidifier dengan melihat jumlah air yang sudah
disiapkan sesuai level yang telah ditetapkan.
Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan,
kemudian observasi humidifier pada tabung air dengan menunjukkanadanya gelembung air.
Tempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung pasien dan atur
pengikat untuk kenyamanan pasien.
Periksa kanula nasal setiap 6 8 jam.
Kaji cuping hidung, septum, mukosa hidung serta periksa kecepatan
aliran oksigen, rute pemberian dan respon pasien.
Cuci tangan seterlah prosedur dilakukan.
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
3/22
STANDARD OPERASIONAL PROSEDURINFUS
PENGERTIAN Pemasangan infus untuk memberikan obat/cairan melalui parenteral
ALAT DAN BAHAN 1. Sarung tangan 1 pasang
2. Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip)
3. Cairan parenteral sesuai program
4. Jarum intra vena (ukuran sesuai)
5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
6. Desinfektan
7. Torniquet/manset
8. Perlak dan pengalas
9. Bengkok 1 buah10. Plester / hypafix
11. Kassa steril
12. Penunjuk waktu
PROSEDUR 1. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
1. Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
2. Menutup saluran infus (klem)
3. Menusukkan saluran infus dengan benar
4. Menggantung botol cairan pada standard infuse
5. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda6. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam slang
7. Mengatur posisi pasien dan pilih vena
8. Memasang perlak dan alasnya
9. Membebaskan daerah yang akan di insersi
10. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
11. Memakai hand schoen
12. Membersuhkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam
keluar)
13. Mempertahankan vena pada posisi stabil
14. Memegang IV cateter dengan sudut 300
15. Menusuk vena dengan lobang jarum menghadap keatas16. Memastikan IV cateter masik intra vena kemudian menarik Mandrin
+ 0,5 cm
17. Memasukkan IV cateter secara perlahan
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
4/22
18. Menarik mandrin dan menyambungkan dengan selang infuse
19. Melepaskan toniquet
20. Mengalirkan cairan infuse
21. Melakukan fiksasi IV cateter
22. Memberi desinfeksi daerah tusukan dan menutup dengan kassa
23. Mengatur tetesan sesuai program
4. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
5/22
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
INFUS
PENGERTIAN Pemasaangan infus merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan cairan danelektrolit yang dilakukan bagi klien yang memerlukan cairan melalui
intravena (infus).nutrisi bagi klien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi per oral atau adanya gangguan fungsi menelan,
Tindakan ini dilakukan dengan didahului pemasangan pipa lambung
ALAT DAN BAHAN Standar Infus.
Set infus.
Cairan sesuai program medik
Jarum infus dengan ukuran yang sesuai.
Pengalas.
Torniket.
Kapas alkohol.Plester.
Gunting.
Kasa steril
Betadine
Sarung tangan
PROSEDUR
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Cuci tangan
Hubungkan cairan dan infus set dengan mnusukkan ke bagian
karet atau akses selang ke botol infus.
Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga
terisi sebagian dan buka klem selang hingga cairan memenuhi selang
dan udara selang keluar.
Letakkan pengalas di bawah tempat (vena) yang akan dilakukan
penginfusan.
Lakukan pembendungan dengan torniket (karet pembendung) 10 12 cmdiatas tempat penusukan dan anurkan pasien untuk
menggemgam dengan gerakan sirkular (bila sadar).
Gunakan sarung tangan steril.
Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari
dibagian bawah vena dan posisi jarum (abocath) mengarah ke atas.
Perhatikan keluarnya darah melalui jaru (abocath/surflo) maka
tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tusukan ke
dalam vena.
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
6/22
Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan/dikeluarkan, tahan
bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar
darah tidak keluar. Kemudian bagian infus
dihubungkan/disambungkan dengan selang infus.
Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis
yang diberikan.
Lakukan fiksasi dengan kasa steril.
Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran
jarum.
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
Catat jenis cairan, letak infus, kecepatan aliran, ukuran dan tipe
jarum infus.
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
7/22
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
NGT
PENGERTIAN Melakukan pemasangan selang (tube) dari rongga hidung ke lambung
(gaster)
ALAT DAN BAHAN Selang NGT no.14/16 (untuk anak-anak lebih kecil ukurannya)
Jelly
Spatel lidah
Handscoen steril
Senter
Spuit/alat suntik ukuran 50cc
Plester
Stetoskop
Handuk
Tissue
bengkok
PROSEDUR Mendekatkan alat ke samping klien
Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
Membantu klien pada posisi fowler/semi fowler
Mencuci tangan
Periksa kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernapas melalui satu
lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubanghidung yang lain, bersihkan mucus dan sekresi dari hidung dengan
kassa/lidi kapas. Periksa adakah infeksi
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
8/22
Memasang handuk diatas dada klien
Buka kemasan steril NGT dan taruh dalam bak instrumen steril
Memakai sarung tangan
Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan caramenempatkan ujung selang dari hidung klien ke ujung telinga atas
lalu dilanjutkan sampai processus xipodeus
Beri tanda pada selang yang telah diukur dengan plester
Beri jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm dari ujung selang
tersebut
Meminta klien untuk rileks dan bernapas normal. Masukkan
selang perlahan sepanjang 5-10cm. Meminta klien untuk
menundukkan kepala (fleksi) sambil menelan.
Masukkan selang sampai batas yang ditandai
Jangan memasukkan selang secara paksa bila ada tahanan
a. jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu ulangi lagi.
Anjurkan klien untuk tarik napas dalam
b. jika tetap ada tahanan, menarik selang perlahan-lahan dan
masukkan ke hidung yang lain kemudian masukkan
kembali secara perlahan
c. jika klien terlihat akan muntah, menarik tube dan
menginspeksi tenggorokan lalu melanjutkan
memasukkan selang secara bertahap.
Mengecek kepatenan
a. Masukkan ujung pipa sampai dengan terendam dalam
mangkok berisi air, klem dibuka jika ternyata sonde
masuk dalam lambung maka ditandai dengan tidakadanyagelembung udara yang keluar
b. Masukkan udara denga spuit 2-3 cc ke dalam lambung
sambil mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar
bunyi kemudian udara dikeluarkan kembali dengan
menarik spuit
Pasang spuit/corong pada pangkal pipa apabila sudah yakin pipa
masuk lambung
Memfiksasi selang pada hidung dengan plester
Membantu klien mengatur posisi yang nyaman
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
9/22
Merapikan dan membereskan alat
Melepas sarung tangan
Mencuci tangan
Mengevaluasi respon klien
Pendokumentasian tindakan dan hasil.
STANDARD OPERASIONAL PROSEDURINJEKSI (INTRA VENA)
PENGERTIAN Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat kedalam pembuluh
darah vena
Injeksi intravena diberikan jika diperlukan reaksi obat yang cepat
Sudut penyuntikan 15o-30 o kemudian sejajar dengan vena
Tempat penyuntikan pada vena yang terlebih dahulu dicari vena bagian
distal kemudian ke bagian proksimal
ALAT DAN BAHAN Spuit dengan jarum no.22-25
Kapas alkohol
Obat dari ampul atau vial
Sarung tangan bersih
Catatan pengobatan
Tourniquet
Bak injeksi
Bengkok
Perlak
PROSEDUR Tutup tirai atau pintu
Cuci tangan
Ambil obat sesuai dosis
Pakai sarung tangan
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
10/22
Posisikan pasien nyaman dan rileks
Tentukan vena yang akan ditusuk ( vena basilika dan vena
chefalika), syarat
vena: tidak bercabang, bukan bekas tusukan, kulit tidak berbulu.
Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
Bila vena sudah ditemukan ( misal vena basilika) atur lengan lurus
dan pasang
tourniquet sampai vena benar-benar dapat dilihat dan diraba
Siapkan spuit yang sudah berisi obat, bila masih terdapat udara
dalam spuit, maka udara harus dikeluarkan
Bila klien terpasang veinflon, bersihkan port penyuntikan yang
mengarah ke
aliran iv yang utama dengan kapas alkohol.
Buka aliran port i.v tersebut dan buka jarum spuit kemudian
masukkan spuit
tanpa jarum ke dalam veinflon dan suntikkan obat.
Tusukkan jarum ke dalam vena dengan posisi jarum sejajar dengan
vena dengan
sudut 15-30
Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger spuit. Bila darah
sudah terhisap
lepaskan tourniquet dan dorong obat pelan-pelan ke dalam vena
Setelah obat masuk vena, segera tarik spuit, usap dengan kapas
alkohol dengan
sedikit menekan
Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia
(sampah medis
untuk benda tajam)
Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
Lepas sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat
pasien, tepat
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
11/22
waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
INJEKSI INTRA MUSCULAR
PENGERTIAN Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat pada jaringan otot
Vaskularisasi pada otot lebih baik daripada subcutan sehingga
absorbsi pada jaringan otot akan lebih cepat. Absorbsi obat cair pada
IM akan terjadi sekitar 10-30 menit, sedangkan secara SC bisa
mencapai hingga 30 menit.
Jarum yang digunakan adalah nomor 21-23, sedangkan untuk klien
kurus digunakan ukuran jarum lebih kecil dan pendek.
Sudut penyuntikan 90o dengan melewati lapisan SC hingga masuk ke
lapisan otot dalam
Injeksi IM lebih toleran terhadap jumlah volume lebih banyak
daripada secara SC sehingga bisa disuntikkan obat 4 cc atau lebih
Jika memberikan obat yang dapat mengiritasi, gunakan teknik Z-
track saat menyuntik yaitu dengan cara menghisapkan 0,5 ml udara
ke dalam spuit untuk membentuk sumbatan udara. Tarik kulit
dibawahnya dan jaringan subkutan 2,5 cm-3,5 cm ke arah lateral ke
samping. Tahan bagian belakang kulit dan suntikan jarum dengan
cepat.
ALAT DAN BAHAN Spuit dengan jarum no.22-25
Jarum ukuran diameter 20-30
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
12/22
Kapas alkohol
Obat dari ampul atau vial (0.5 mL)
Sarung tangan bersih
Catatan pengobatan
Bak injeksi
Bengkok
Perlak
PROSEDUR Tutup tirai atau pintu
Cuci tangan
Ambil obat sesuai dosis
Pakai sarung tangan
Kaji Area penyuntikan: tidak ada lesi, tidak terdapat infeksi, tidak
terdapat penonjolan tulang, tidak terdapat saraf dan pembuluh darah
Posisikan pasien nyaman dan rileks disesuaikan dengan area
penyuntikan yang akan digunakan:
o
Ventro gluteal: posisi tengkurap atau miring dengan lutut fleksio Vastus lateralis: posisi flat, supine dengan lutut sedikit fleksi
o Dorso gluteal: posisi prone dengan lutut fleksi
o Deltoid: posisi duduk atau berbaring dengan lengan fleksi, rileks atau
diletakkan diatas abdomen
Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
Lakukan Z-track dengan tangan tidak dominan
Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan
mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm
Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup spuit
dan pegang spuit pada tangan dominan (antara ibu jari dan telunjuk)
Injeksikan jarum dengan sudut 90 (vastus latralis jarum masuk
dengan kedalaman 1,5-2,5 cm; ventro gluteal jarum masuk dengan
kedalaman: 1,25- 2,5 cm; dorso gluteal jarum masuk dengan
kedalaman: 1,25-3,75 cm; deltoid jarum masuk dengan kedalaman:
1,25-2,5 cm)
Setelah jarum masuk ke dalam otot, pindahkan tangan non dominan
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
13/22
kebawah spuit ( untuk memfiksasi agar posisi jarum tidak bergerak)
dan tangan dominan pindah ke bagian pengokang spuit untuk siap
mengaspirasi
Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk pembuluh
darah, jika tidak terdapat darah injeksikan obat tersebut dengan
kecepatan 10 detik/mL. Jika terdapat darah segera cabut spuit dan
ganti pada posisi penyuntikan lainnya
Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan
Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia
(sampah medis untuk benda tajam)
Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
Lepas sarung tangan masukkan kedalam larutan klorin dan cuci
tangan
Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat
pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
14/22
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
INJEKSI SUB CUTAN
PENGERTIAN Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat pada jaringan di
bawah kulit
Pada sub cutan terdapat sedikit sirkulasi darah sehingga obat akan
diabsorbsi secara lambat (tidak secspat jika diberikan secara IM)
Obat yang diberikan secara SC biasanya bersifat isotonic, noniritatif,
larut dalam air, dan dapat ditoleransi hingga 0,5-1 cc
Contoh obat yang diberikan secara SC adalah: insulin, TT (tetanus
toxoid), epineprin, obat-obat alergi dan heparin (dapat diabsorbsi
dengan baik melalui SC dan IM)
Lokasi penyuntikan SC: deltoid, abdomen, paha, area scapula, ventral
gluteal
Lokasi penyuntikan harus tidak terdapat lesi, tidak ada infeksi, bukan
pada penonjolan tulang dan jaringan dibawahnya tidak terdapat syaraf
dan pembuluh darah
Sudut penyuntikan 45o. Untuk klien yang gemuk bisa dengan sudut
90o. Pada klien yang kurus sebaiknya di abdomen bagian atas
ALAT DAN BAHAN Spuit dengan jarum no.22-25
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
15/22
Kapas alkohol
Obat dari ampul atau vial (0.5 mL)
Sarung tangan bersih
Catatan pengobatan
Bak injeksi
Bengkok
Perlak
PROSEDUR Tutup tirai atau pintu
Cuci tangan
Ambil obat sesuai dosis
Pilih tempat penyuntikan : deltoid, abdomen di tempat yang tidak ada
lesi, tidak terdapat infeksi, tidak terdapat penonjolan tulang, tidak
terdapat saraf dan pembuluh darah
Posisikan pasien nyaman dan rileks
Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
Pakai sarung tangan
Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan
mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali
arah proksimal ke distal
Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup spuit
dan pegang spuit pada tangan dominan ( antara ibu jari dan telunjuk)
Dengan tangan non dominan cubit area deltoid
Injeksikan obat dengan sudut 45-90
Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk pembuluh
darah, jika tidak terdapat darah injeksikan obat tersebut. Jika terdapat
darah segera cabut spuit dan ganti pada posisi penyuntikan lainnya
Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan
Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman
Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia
(sampah medis untuk benda tajam)
Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
16/22
Lepas sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat
pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)
STANDARD OPERASIONAL PROSEDURINJEKSI INTRA DERMAL / INTRA CUTAN
PENGERTIAN Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat dibawah permukaan
kulit antebrachii bagian dalam
Digunakan untuk skin test atau tes tuberculin
Intradermal memiliki sirkulasi darah yang minimal dan obat obat akan
diabsorbsi secara perlahan (sangat lambat). Bermanfaat untuk skin tes
karena beberapa klien akan mengalami reaksi anafilaktik jika obat
masuk kedalam tubuh secara cepat
Menggunakan jarum ukuran kecil (1/4-1/2 inci) atau jarum khusus tes
tuberculin
Sudut penyuntikan 5-15o
Tempat penyuntikan: permukaan kulit yang terang, sedikit rambut,
tidak ada lesi dan oedem
Jumlah cairan yang disuntikkan 0,01-0,1 cc
Contoh: 1 gram ampicillin diencerkan 5 cc aquades. Ambil larutan
tersebut 0,1 cc kemudian diencerkan himgga 1 cc. Masukkan obat
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
17/22
secara intradermal/intracutan 0,01-0,1 cc
ALAT DAN BAHAN Spuit dengan jarum no.22-25
Kapas alkohol
Obat dari ampul atau vial (untuk usia 1
tahun:0.10 mL)
Sarung tangan bersih
Catatan pengobatan
Pensil kulit
Bak injeksi
Bengkok
Perlak
PROSEDUR Tutup tirai atau pintu
Cuci tangan
Ambil obat sesuai dosis
Pilih tempat penyuntikan ( permukaan kulit yang terang, sedikit
rambut, tidak ada lesi atau udem ) 3-4 jari dibawah ante kubital
Posisikan pasien nyaman dengan siku ekstensi dan letakkan lengan
diatas permukaan yang rata
Pakai sarung tangan
Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan
mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm atau swab satu kali
arah proksimal ke distal
Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup spuit
dan pegang spuit pada tangan dominan ( antara ibu jari dan telunjuk )
Dengan tangan non dominan regangkan permukaan kulit
Injeksikan obat dengan sudut 5-15, jarum masuk 3 mm. Masuknya
jarum bisa tampak dari permukaan kulit
Hasil yang tepat adalah terdapat undulasi pada tempat penyuntikan
Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol tetapi tidak boleh ditekan
Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman, berikan tanda pada kulit
dengan menggunakan pensil. Anjurkan klien untuk tidak membasuh
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
18/22
tempat penyuntikan tersebut
Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia
(sampah medis untuk benda tajam)
Lepas sarung tangan dan cucu tangan
Evaluasi : hasil tes positif jika terdapat kemerahan, bengkak .
Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat
pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
SUCTION / PENGHISAPAN LENDIR
PENGERTIAN Melakukan tindakan penghisapan lendir di jalan nafas
ALAT DAN BAHAN Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya
NaCl atau air matang
Canule suction
Perlak dan pengalas
Mesin suction
Kertas tissue
PROSEDUR Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap Orientasi
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
19/22
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap Kerja
1. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit Ekstensi
2. Memberikan Oksigen 2 5 menit
3. Meletakkan pengalas di bawah dagu pasien
4. Memakai sarung tangan
5. Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
6. Memasukkan kanul section dengan hati-hati (hidung 5 cm, mulut10 cm)
7. Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar
perlahan sambil memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik untuk
dewasa)
8. Membilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
9. Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
10. Mengobservasi keadaan umum pasien dan status
pernafasannya
11. Mengobservasi secret tentang warna, baud an volumenya
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
2. Merapikan pasien dan lingkungan
3. Berpamitan dengan pasien
4. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
INHALASI DENGAN NEBULIZER
PENGERTIAN Suatu tindakan atau terapi untuk pembersihan atau pemeliharaan sistem
pernafasan.
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
20/22
ALAT DAN BAHAN Nebulizer 1 set.
Obat untuk terapi aerosol dan pengencernya bila diperlukan.
Stetoskop.
Tissue.
Nierbeken/bengkok.
Suction (kalau perlu).
PROSEDUR Mencuci tangan.
Memasang sampiran.
Memakai handscoen bersih.
Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat nebulizer).
Menghubungkan nebulizer dengan listrik
Menyalakan mesin nebulizer (tekanpower on) dan mengecekout
flow apakah timbul uap atau embun.
Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi hidung dan mulut(posisi) yang tepat.
Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas dalam, tahan
sebentar, lalu ekspirasi.
Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien, tanda-tanda vital,
dan melakukan auskultasi paru secara berkala selama prosedur.
Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan batuk efektif
untuk mengeluarkan sekret.
Perhatian :
1. Tetap mendampingi klien selama prosedur (tidak meninggalkan
klien).2. Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi efek samping obat.
3. Tempatkan alat nebulizer pada posisi yang aman (jangan sampai
jatuh).
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
PENERIMAAN PASIEN BARU
PENGERTIAN Menerima pasien yang baru masuk Rumah Sakit untuk dirawat sesuai
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
21/22
yang berlaku.
Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
ALAT DAN BAHAN
PROSEDUR Persiapan :
- Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.
- Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum penderita
dibaringkan.
- Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese dan pemeriksaan
fisik.
- Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan.
- Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di
Rumah Sakit serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada.
- Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan catatan
perawatan pasien.
- Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera dilakukan.
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
PENGERTIAN
-
7/15/2019 Standard Operasional Prosedur Ruang Mirah
22/22
ALAT DAN BAHAN
PROSEDUR
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
PENGERTIAN
ALAT DAN BAHAN
PROSEDUR
http://uzanxwsdcito.blogspot.com/2012/03/sop-pemasangan-infus.html