Skripsi Viral - Fillis Dilen Panorama, akhir 5
Transcript of Skripsi Viral - Fillis Dilen Panorama, akhir 5
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di kehidupan modern ini, manusia tidak bisa lepas dari berbagai
peralatan komunikasi yang serba canggih, yang digunakan untuk
menghubungkan diri dengan komunitas maya internet, maupun untuk
berkomunikasi antara satu individu dengan individu lainnya. Hal yang tak
terpisahkan dari kehidupan modern ini adalah saling berbagi informasi (online
content) melalui media digital. Seperti yang terlihat dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mark plus insight berikut ini:1
1 http:// Markplus.co.id/insight‐Netizen‐Survey‐2012 di akses 15 Mei 2013
1
2
Gambar 1.1
Pertumbuhan Jumlah Pengguna Internet Indonesia
Gambar pertama mengungkapkan bahwa pengguna internet di
Indonesia sudah mencapai 61,08 juta orang, naik dari tahun 2011 yang
berjumlah 55 juta orang. Jumlah pengguna internet tahun 2010 sendiri
menurut survei ini adalah 42.2 juta orang, dari total populasi Indonesia jumlah
ini menggambarkan penetrasi internet yang mencapai 23.5%. Selain jumlah
pengguna internet, survei ini juga mengungkapkan bahwa 40% dari pengguna
internet atau sebesar 24.2 juta orang mengakses internet lebih dari 3 jam
setiap hari. Untuk usia, mayoritas penguna internet di Indonesia ada dalam
rentang umur 15-35 tahun, 58 juta orang (95%) mengakses internet dari
3
notebook, netbook, tablet dan perangkat seluler.2 Survei juga mengungkapkan
beberapa informasi yang berhubungan dengan e-commerce, seperti ada 3.7
juta orang yang pernah melakukan transaksi e-commerce, budget rata-rata
pembelian online adalah Rp 150 ribu lalu ada 56,4% dari pengguna internet
ini merupakan pengguna internet yang rela berjam-jam mengakses internet
untuk mencari informasi dan penawaran atas kebutuhan mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Allsop, Bassett, dan Hoskins
menunjukkan bahwa 59% masyarakat secara teratur melakukan penyebaran
konten secara online.3 Fenomena ini dikenal sebagai transmisi sosial, dan
memberikan dampak terhadap konsumen dan citra merk. Pengelolaan konten
online yang baik akan berimbas pada peningkatan citra merk sebuah produk
atau jasa. Maicih (krupuk pedas dari Bandung) adalah salah satu contoh
fenomena merk lokal yang berhasil meningkatkan citra merk nya dengan
menggunakan konten online. Atau seperti fenomena Jokowi – Ahok pada
pemilihan gubenur Jakarta yang lalu, sedikitnya ada dua momen kampanye
kreatif pasangan Jokowi-Ahok yang berefek viral yaitu (1) Baju Kotak-kotak
Sebuah kampanye out of the box. Tidak ada yang mengira, sebuah baju,
kotak-kotak lagi, dapat menjadi simbol kampanye yang unik dan
mengejutkan. Baju ini laris manis di pasaran. Masyarakat dengan sukarela
2 http://trenologi.com/201211135749/pengguna-internet-di-indonesia-61-juta-orang-242-juta-orang-akses-internet-3-jam-lebih-setiap-hari diunduh 8 Agustus 2013 3 Allsop, Dee T, Bryce R. Basset and James A. Hoskins. Word Of Mouth. Research: Principles and Applications. Journal of Advertising 2007. p 4
4
mengeluarkan uang untuk membelinya. Bukan dengan disebar gratis, seperti
umumnya kampanye yang kita lihat. Di media sosial pun, terdapat berbagai
gambar plesetan tentang baju kotak-kotak ini yang kian mempopulerkan sosok
Jokowi. (2) Video Program Jokowi untuk Jakarta Baru, dan Lahirnya video
parodi yang diakses hampir 1 juta orang tepatnya 929,162 orang yang telah
berkunjung melihat klipnya. Lagu What makes you beautiful-nya One
Direction yang diplesetkan kreatif mampu menarik simpati hanya dalam
waktu kurang dari satu bulan. Lirik yang mengena dan lagu yang populer
menjadi modal yang cukup untuk melahirkan efek viral.
Namun apabila tidak dikelola dengan baik, penyebaran informasi
secara online juga dapat menghempaskan citra merk sebuah produk atau jasa
bahkan sebuah institusi seperti yang terjadi pada kasus meledaknya beberapa
produk Iphone 5 yang kini marak diberitakan di berbagai situs dan juga
melalui jaring social dan blackberry messenger.
Penelitian-penelitian awal mengenai transmisi sosial yang telah
dilakukan oleh Asch; Katz dan Lazarsfeld , menunjukkan bahwa komunikasi
interpersonal mempengaruhi sikap dan dan pengambilan keputusan, dan pada
akhirnya mempengaruhi pembelian sebuah produk dan meningkatkan
penjualan .4
4 Chevalier, J.A., Mayzlin, D.: The Effect of Word of Mouth on Sales: Online Book Reviews,. Journal of Marketing Research 2006. p5
5
Penelitian Berger dan Milkman membuktikan yang sebaliknya, bahwa
emosi dan valensi konten membangkitkan viralitas, dan viralitas ini juga
dimediasi oleh tingkat arousal.5
Wojnicki dan Godes menyebutkan bahwa alasan individu untuk
menyebarkan sebuah konten adalah untuk membantu orang lain dan
meningkatkan citra diri, sehingga konten yang disebarkan biasanya
mengandung informasi positif.6 Konten ini memiliki nilai pertukaran sosial,
dan penyebar juga konten mengharapkan menerima penyebaran konten dari
orang lain.7
Heath, Bell, dan Sternberg menyebutkan bahwa selain faktor valensi,
viralitas sebuah konten juga disebabkan oleh aspek emosi. Intensi untuk
menceritakan sebuah pengalaman akan meningkat, pada saat pengalaman
tersebut sangat memuaskan atau sangat tidak memuaskan. 8 Beberapa
penelitian lain yang dilakukan oleh Peters dan Kashima membuktikan bahwa
5 Jonah Berger and Katherine L. MiLKMan*. Why are certain pieces of online ... What Makes online Content Viral? © 2011, American Marketing Association. p3 6 Wojnicki, A. and Godes, B. “Word-of-Mouth as Self-Enhancement” in Journal of Marketing Research Online Articles. 2008. p4 7 Georg Kirchsteiger & Ernst Fehr & Arno Riedl, "Gift exchange and reciprocity in competitive experimental markets," ULB Institutional Repository. 2013. p6 8 Eath, C., Bell, C., & Sternberg, E.. Emotional selection in memes: The case of urban legends. Journal of Personality & Social Psychology. 2001. p 3
6
perilaku penyebaran konten ini dilandasi untuk memberikan rasa terhadap
pengalaman, mengurangi ketidaksenangan, atau memperkuat ikatan sosial.9
Smith dan Ellsworth menggaris bawahi bahwa transmisi sosial dari
konten emosional tidak hanya disebabkan oleh valensi dari konten tersebut,
melainkan juga perbedaan tingkat emosi yang dibangkitkan.10 Barret dan
Russell menyebutkan bahwa walaupun marah, gelisah, dan sedih merupakan
emosi yang negatif, tetapi ketiga jenis emosi tersebut memiliki tingkat arousal
yang berbeda, dimana gelisah dan marah memiliki tingkat arousal tinggi
(aktivasi), sedangkan sedih memiliki tingkat arousal rendah (deaktivasi).11
Viralitas sebuah konten dapat diperkuat oleh valensi konten (positif)
yang membangkitkan emosi (aktivasi), dan meningkatkan tingkat arousal
individu. Tetapi efek viral tersebut dapat berkurang dan menjadi lemah pada
saat individu memiliki kebutuhan untuk merasa unik dan berbeda dengan
orang lain disekitarnya. Individu yang terikat dengan dimensi kebutuhan
untuk merasa berbeda memiliki kecenderungan untuk tidak melakukan
penyebaran informasi.12
9 Peters, Kim, and Yoshihisa Kashima, "From Social Talk to Social Action: Shaping the Social Triad With Emotion Sharing", Journal of Personality. 2007. p 21 10 Smith, N.C. ‘Corporate Social Responsibility: Whether or How?’, California Management Review,45(4), 2003. p 52–76
11 Barrett, L. F., & Russell, J. A. Independence and bipolarity in the structure of current affect. Journal of Personality and Social Psychology. 1998. p 32 12 Cheema, Amar and Andrew M. Kaikati, “The Effect of Need for Uniqueness on Word of Mouth,” Journal of Marketing Research. 2010. p34
7
Teori optimal independent Brewer menyatakan bahwa manusia
memiliki dua kebutuhan yang saling bertentangan, yaitu kebutuhan untuk
merasa sama dengan orang lain (asimilasi dan similarity), dan kebutuhan
untuk merasa berbeda dan istimewa dibandingkan orang lain.13
Singelis menggunakan manipulasi self construal dalam mengaktifkan
dimensi kebutuhan untuk merasa berbeda, dengan melakukan priming
independent. Sedangkan priming interdependent digunakan untuk
mengaktifkan dimensi kebutuhan untuk merasa sama dengan lingkungannya.
Independent self construal akan menyebabkan individu merasa unik, dan
interdependent self construal akan membuat individu menjadi bagian dengan
orang-orang disekitarnya.14
Penelitian lanjutan ini hendak menyelidiki pengaruh dimensi
kebutuhan untuk merasa unik (independent) dalam melemahkan efek viral,
dan bagaimana amussment sebuah konten mempengaruhi efek viral. Sehingga
penulis memutuskan untuk mengambil judul “ PENGARUH KEUNIKAN
KONSUMEN DALAM MERESPON SEBUAH KONTEN VIRAL”.
13 Brewer, M. B. The social self: On being the same and different at the same time. Journal of Personality and Social Psychology. 1991. p26 14 Singelis, T. M. The measurement of independent and interdependent self -construals. Journal of Personality and Social Psychology. 1994. p 31
8
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini akan meneliti masalah-masalah sebagai berikut:
a. Apakah pengaruh kondisi amusement rendah, pada efek viral diantara
individu yang memiliki perbedaan?
b. Apakah pengaruh dimensi kebutuhan yang tinggi untuk merasa unik pada
efek viral sebuah konten?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui pengaruh kondisi amusement rendah, pada efek viral
diantara individu yang memiliki perbedaan
b. Mengetahui pengaruh dimensi kebutuhan yang tinggi untuk merasa unik
pada efek viral sebuah konten
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
diantaranya yaitu:
9
a. Bagi peneliti agar mampu mengembangkan pola berpikir untuk study
eksperimental dan lebih memahami tentang efek self construal dan
amussment terhadap viral dalam komunikasi dan pemasaran
b. Bagi akademisi untuk menambah wawasan study eksperimental dan lebih
memahami tentang efek viral dalam komunikasi dan pemasaran
E. Sistimatika Penulisan
Agar skripsi ini dapat memberikan gambaran dan analisis dengan jelas,
dalam penyusunannya penulis mengelompokkan menjadi 6 (enam) bab,
dengan sistimatika penulisan skripsi sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Akan diuraikan tentang latar belakang masalah yang menjadi dasar
pemikiran atau latar belakang penelitian ini untuk selanjutnya disusun
rumusan masalah dan diuraikan tentang tujuan serta kegunaan
penelitian, kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dalam
perumusan hipotesis dan analisis penelitian ini. Setelah itu diuraikan
dan digambarkan kerangka pemikiran dari penelitian.
10
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Akan diuraikan mengenai variable penelitian dan definisi operasional,
penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data, kerangka berfikir dan hipotesis serta metode
analisis yang digunakan dalam menganalisis data yang telah diperoleh.
BAB IV: GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Akan diuraikan mengenai gambaran umum responden dan sekilas
perusahaan-perusahaan yang menerbitkan iklan dan iklan yang diteliti
BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Akan diuraikan tentang jalannya penelitian, hasil uji ANOVA dan
pembahasan yang akan membahas hasil penelitian dan dibandingkan
dengan teori yang ada.
BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN
Akan berisi simpulan hasil penelitian dan saran-saran yang berguna
bagi perusahaan sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Beberapa ahli menguraikan berbagai pengertian komunikasi, diantaranya
adalah Samovar, dkk yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses
dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka
dengan orang lain melalui penggunaan simbol.15 Bagi Everett M. Rogers,
komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka. Sedangkan menurut Joseph A. Devito, komunikasi adalah kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan
menerima pesan yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan dalam suatu
konteks yang menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik.16
Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau
lebih. Richard dan Yoshida mengatakan bahwa komunikasi terjadi jika
setidaknya suatu sumber membangkitkan respons pada penerima melalui
penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal
ataupun nonverbal, tanpa harus memastikan terlebih dahulu bahwa kedua
15 Samovar, Larry A. dkk, Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika. 2010. p. 18 16 Effendy, Onong Uchjana. Teori dan Praktik Ilmu Komunikasi. Rosdakarya. Bandung. 2006. p.5
11
12
pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem simbol yang sama.17 Simbol
atau lambang adalah sesuatu yang mewakili sesuatu lainnya berdasarkan
kesepakatan bersama. Atau seperti yang dikatakan Geert Hofstede, simbol
adalah kata, jargon, isyarat, gambar, gaya, atau objek (simbol status) yang
mengandung suatu makna tertentu yang hanya dikenali oleh mereka yang
menganut suatu budaya.18
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak peduli dimana berada, manusia selalu
berinteraksi dengan orang-orang tertentu yang berasal dari kelompok, ras,
etnik, atau budaya lain. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang
yang berbeda kebudayaan merupakan pengalaman baru yang selalu dihadapi.
Esensi komunikasi itu sendiri terletak pada proses, yakni suatu aktivitas yang
melayani hubungan antara pengirim dan penerima pesan melampaui ruang
dan waktu. Komunikasi merupakan pusat dari seluruh sikap, perilaku, dan
tindakan yang terampil dari manusia. Manusia tidak bisa dikatakan
berinteraksi sosial kalau dia tidak berkomunikasi dengan cara atau melalui
pertukaran informasi, ide-ide, gagasan, maksud serta emosi yang dinyatakan
dalam simbol-simbol dengan orang lain.19
17 Deddy, Mulyana. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Gramedia. Widiasarana Indonesia. Jakarta 2004. p3 18 ibid 19 Liliweri, Alo. Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 2003. p5
13
2. Prinsip Komunikasi
Menurut Samovar, dkk, ada enam prinsip komunikasi, yaitu.20
a. Komunikasi merupakan proses dinamis. Dinamis menandakan aktivitas
yang sedang dan terus berlangsung; tidak statis. Komunikasi itu seperti
gambar hidup, bukan hasil jepretan. Kata atau tindakan tidak membeku
ketika individu berkomunikasi, namun selalu berganti dengan kata atau
tindakan yang lain. Proses dinamis mengandung arti bahwa pengiriman dan
penerimaan pesan melibatkan sejumlah variabel penting yang bekerja
dalam waktu yang bersamaan. Kedua belah pihak yang terlibat sama-sama
melihat, mendengar atau tersenyum dalam waktu yang sama. Konsep
“proses” dalam kata dinamis juga berarti bahwa seseorang dengan orang
lain merupakan bagian dari suatu proses dinamis komunikasi. Seseorang
dipengaruhi oleh pesan orang lain dan sebagai akibatnya seseorang tersebut
berubah; pesan seseorang itu juga mengubah orang lain. Dapat dikatakan
bahwa seseorang mengalami perubahan fisik dan psikologis tiada akhir
hingga ia meninggal.
b. Komunikasi merupakan simbol. Simbol merupakan ekspresi yang
mewakili atau menandakan sesuatu hal yang lain. Salah satu karakteristik
simbol adalah bahwa simbol tidak mempunyai hubungan langsung dengan
apa yang diwakilinya, sehingga dapat berubah-ubah. Manusia
menggunakan simbol bukan hanya dalam berinteraksi. Penyimbolan 20 Samovar. Op cit. p 54
14
memungkinkan suatu budaya disampaikan dari generasi ke generasi.
Gudykunst dan Kim mengatakan bahwa suatu simbol menjadi simbol
ketika sejumlah orang sepakat menjadikannya suatu simbol.
c. Komunikasi merupakan kontekstual. Komunikasi dikatakan kontekstual
karena komunikasi terjadi pada situasi atau sistem tertentu yang
mempengaruhi apa dan bagaimana kita berkomunikasi dan apa arti dari
pesan yang kita bawa. Seperti yang dikemukakan oleh Littlejohn,
“komunikasi selalu terjadi dalam konteks dan sifat komunikasi sangat
bergantung pada konteks ini.” Hal ini berarti bahwa tempat dan lingkungan
menolong seseorang untuk menentukan kata serta tindakan yang dia
hasilkan dan mengartikan simbol yang dihasilkan orang lain. Pakaian,
bahasa, perilaku menyentuh, dan lainnya diadaptasikan dalam konteks.
d. Komunikasi merupakan refleksi diri. Refleksi diri menyatakan bahwa
manusia mempunyai kemampuan untuk memikirkan diri sendiri, teman
mereka berkomunikasi, pesan-pesan mereka, dan akibat potensial dari
pesan tersebut (terjadi dalam waktu yang sama). Manusia adalah satu-
satunya spesies yang dapat berada dalam posisi yang sama di waktu yang
bersamaan pula. Ciri ini mengizinkan seseorang untuk memonitor
tindakannya dan membuat beberapa penyesuaian penting ketika hal itu
dibutuhkan.
e. Kita belajar untuk berkomunikasi. Kemampuan seseorang berkomunikasi
merupakan hubungan yang saling mempengaruhi antara apa yang ada
15
dalam dirinya dan apa yang ia pelajari tentang komunikasi selama hidup.
Seseorang dapat menerima satu fakta secara bergantian dan otaknya
menyimpan fakta tersebut. Seseorang itu mungkin punya masalah
mengingat, tetapi sebenarnya informasi itu tetap ada disana. Tidak semua
orang memiliki pengalaman yang sama dan apa yang seseorang ketahui
belum tentu diketahui orang lain. Seseorang dapat belajar banyak hal dari
orang lain. Kemampuan suatu budaya terhadap suatu hal dapat dibagikan
kepada budaya yang kurang informasi akan hal tersebut. Intinya tiap
budaya akan semakin baik jika saling berbagi satu sama lain.
f. Komunikasi memiliki konsekuensi. Inti dari prinsip ini adalah bahwa
kegiatan mengirim dan menerima simbol mempengaruhi semua orang yang
terlibat di dalamnya. Respons seseorang terhadap suatu pesan berbeda, baik
dari segi cara maupun jenisnya. Hal ini mungkin membantu seseorang
untuk mencoba menggambarkan respons potensial yang ia miliki dalam
suatu rangkaian kesatuan. Di akhir setiap rangkaian ini terdapat respons
terhadap pesan yang jelas dan mudah dimengerti. Salah satu implikasi
penting dari prinsip ini adalah pengaruh potensial yang seseorang miliki
atas orang lain. Apa yang seseorang katakan pasti berpengaruh pada orang
lain: bagaimana mereka memandang diri mereka sendiri, bagaimana
mereka berpikir tentang diri mereka sendiri, dan bagaimana mereka
berpikir tentang orang lain.
16
B. Definisi konsep diri
Konsep diri adalah organisasi dari persepsi-persepsi diri. Organisasi dari
bagaimana kita mengenal, menerima dan mengenal diri kita sendiri. Suatu
deskripsi tentang siapa kita, mulai dari identitas fisik, sifat hingga prinsip.
Berpikir mengenai bagaimana mempersepsi diri adalah bagaimana seseorang
memberi gambaran mengenai sesuatu pada dirinya. Selanjutnya label akan
sesuatu dalam diri tersebut digunakan sekaligus untuk mendeskripsikan karakter
dirinya. Sebagai contoh, seseorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah
seorang yang humoris. Deskripsi ini berimplikasi bahwa: (1) orang tersebut
memiliki atribut sebagai seorang yang humoris dalam dirinya, yang boleh jadi
merupakan kemampuan ataupun ketertarikan terhadap segala hal yang berbau
humor, (2) semua tindakan, pikiran dan perasaan orang tersebut mempunyai
hubungan yang dekat dengan atribut tersebut, bahwa orang tersebut selama ini
dalam setiap perilakunya selalu tampak humoris, (3) tindakan, perasaan dan
pikiran orang tersebut di masa yang akan datang akan dikontrol oleh atributnya
tersebut, bahwa orang tersebut dalam perilakunya di esok hari akan selalu
menyesuaikan dengan atributnya tersebut.
Asumsi-asumsi akan pentingnya konsep diri berakar dari pemikiran
individualistik barat. Dalam masyarakat barat, diri dilihat sebagai sejumlah atribut
internal yang meliputi kebutuhan, kemampuan, motif, dan prinsip-prinsip. Konsep
17
diri adalah inti dari keberadaan (existence) dan secara naluriah tanpa disadari
mempengaruhi setiap pikiran, perasaan dan perilaku individu tersebut.21
a. Diri individual
Diri individual adalah diri yang fokus pada atribut internal yang sifatnya
personal; kemampuan individual, inteligensi, sifat kepribadian dan pilihan-
pilihan individual. Diri adalah terpisah dari orang lain dan lingkungan.
Budaya dengan diri individual mendesain dan mengadakan seleksi
sepanjang sejarahnya untuk mendorong kemandirian sertiap anggotanya.
Mereka didorong untuk membangun konsep akan diri yang terpisah dari
orang lain, termasuk dalam kerangka tujuan keberhasilan yang cenderung
lebih mengarah pada tujuan diri individu.
Dalam kerangka budaya ini, nilai akan kesuksesan dan perasaan akan
harga diri megambil bentuk khas individualisme. Keberhasilan individu
adalah berkat kerja keras dari individu tersebut.
Diri individual adalah terbatas dan terpisah dari ornag lain. Informasi
relevan akan diri yang paling penting adalah atribut-atribut yang diyakini
stabil, konstan, personal dan instrinsik dalam diri.
21 http://www.e-jurnal.com/kepribadian-self-dalam-psikologi-lintas-budaya diunduh 23 Mei 2013
18
b. Diri kolektif
Budaya yang menekankan nilai diri kolektif sangat khas dengan ciri
perasaan akan keterkaitan antar manusia satu sama lain, bahkan antar dirinya
sebagai mikro kosmos dengan lingkungan di luar dirinya sebagai makro
kosmos. Tugas utama normative pada budaya ini adalah bagaimana individu
memenuhi dan memelihara keterikatannya dengan individu lain. Individu
diminta untuk menyesuaikan diri dengan orang lain atau kelompok dimana
mereka bergabung. Tugas normative sepanjang sejarah budaya adalah
mendorong saling ketergantungan satu sama lain. Karenanya, diri lebih focus
pada atribut eksternal termasuk kebutuhan dan harapan-harapannya.
Dalam konstruk diri kolektif ini, nilai keberhasilan dan harga diri adalah
apabila individu tersebut mampu memenuhi kebutuhan komunitas dan
menjadi bagian penting dalam hubungan dengan komunitas. Individu fokus
pada status keterikatan mereka (interdependent), dan penghargaan serta
tanggung jawab sosialnya. Aspek terpenting dalam pengalaman kesadaran
adalah saling terhubung antar personal.
Dapat dilihat bahwa diri (self) tidak terbatas, fleksibel, dan bertempat
pada konteks, serta saling overlapping antara diri dengan individu-individu
lain khususnya yang dekat atau relevan. Dalam budaya diri kolektif ini,
informasi mengenai diri yang terpenring adalah aspek-aspek diri dalam
hubungan.
19
C. Kepribadian
Kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa inggris, yaitu personality.
Kata personality sendiri berasal dari bahasa latin pesona, yang berarti topeng
yang digunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Pada
saat pertunjukan para aktor tidak menampilkan kepribadian yang sesungguhnya
menyembunyikan kepribadiaannya yang asli, dan menampilkan dirinya sesuai
dari topeng yang digunakannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kata kepribadian digunakan untuk
menggambarkan (1) identitas diri, jati diri seseorang, seperti: “Saya seorang yang
pandai bergaul dengan siapa saja”, atau “Saya seorang pendiam”, (2) kesan
seseorang tentang diri anda atau orang lain, seperti “Dia agresif”, atau “Dia
jujur”, dan (3) fungsi-fungsi kepribadian yang sehat atau bermasalah, seperti:
“Dia baik”, atau “Dia pendendam”. Beberapa istilah dalam teori psikologi
kepribadian diberi makna yang berbeda-beda. Istilah yang berdekatan maknanya
antara lain:
a. Personality (kepribadian): penggambaran tingkah laku secara deskriptif tanpa
memberi nilai (devaluative).
b. Character (karakter): penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai
(benar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit.
c. Dispotition (watak): karakter yang telah lama dimiliki dan sampai sekarang
belum berubah.
20
d. Temperamen (temperamen): kepribadian yang berkaitan erat dengan
determinan biologik atau fisiologik, disposisi hereditas.
e. Traits (sifat): respon yang senada (sama) terhadap sekelompok stimuli yang
mirip, berlangsung dalam kurun waktu yang (relatif) lama.
f. Type–attribute (ciri): mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimuli yang
lebih terbatas.
g. Habit: kebiasaan respon yang sama cenderung berulang untuk stimulus yang
sama pula.
Untuk memperoleh pemahaman tentang kepribadian, berikut dikemukakan
beberapa pengertian dari para ahli.
1. Hall dan Lindzey mengemukakan bahwa secara populer, kepribadian dapat
diartikan sebagai (1) keterampilan atau kecakapan sosial (social skill), dan (2)
kesan yang paling menonjol, yang ditunjukkan oleh seseorang terhadap orang
lain (seperti orang yang dikesani sebagai agresif, atau pendiam).
2. Woodworth mengemukakan bahwa kepribadian merupakan “kualitas tingkah
laku total individu”.
3. Stern mengemukakan bahwa kepribadian adalah kehidupan seseorang secara
keseluruhan, individual, unik, usaha mencapai tujuan, kemampuannya
bertahan dan membuka diri, kemampuan memperoleh pengalaman.
4. Guilford mengemukakan bahwa kepribadian adalah pola trait-trait yang unik
dari seseorang.
21
5. Pervin mengemukakan kepribadian adalah seluruh karakteristik seseorang
atau sifat umum banyak orang yang mengakibatkan pola yang menetap dalam
merespon suatu situasi.
6. Maddy atau Burt mengemukakan bahwa kepribadian adalah seperangkat
karakteristik dan kecenderungan yang stabil yang menentukan keumuman dan
perbedaan tingkah laku psikologik (berpikir, perasaan, dan perbuatan) dari
seseorang dalam waktu yang panjang dan tidak dapat difahami secara
sederhana sebagai hasil dari tekanan sosial dan tekanan biologik saat itu.
7. Dashiell mengartikannya sebagai “gambaran total tentang tingkah laku
individu yang terorganisasi”.
8. Allport mengemukakan lima tipe definisi kepribadian sebagai berikut:
a) Rag-Bag (omnibus), yang merumuskan kepribadiannya dengan cara
enumerasi (menjumlahkan). Contohnya definisi dari Morton Prince, yaitu
“kepribadian merupakan sejumlah disposisi biologis, impuls-impuls,
kecenderungan-kecenderungan, dan insting-insting bawaan, dan disposisi
lain yang diperoleh melalui pengalaman.
b) Integratif dan Konfiguratif, yang menekankan kepada organisasi ciri-ciri
pribadi, seperti definisi dari Warren dan Carmichaeles “kepribadian
sebagai organisasi tentang pribadi manusia atau individu pada setiap tahap
perkembangan”.
22
c) Hirarchis, seperti yang dikemukakan oleh Wlliam James, yaitu kepribadian
itu dinyatakan dalam empat pribadi (selves): material self, social self,
spiritual self, dan puriego atau self of self.
d) Adjustment, seperti definisi dari Kempfis, yaitu sebagai “integrasi dari
sistem kebiasaan individu dalam menyesuaikan dirinya dalam
lingkungannya”.
e) Independent (Uniqueness), seperti yang dikemukakan oleh Shoen, yaitu
“sistem disposisi dan kebiasaan yang membedakan antara individu yang
satu dengan yang lainnya dalam satu kelompok yang sama.
Selanjutnya Allport mengemukakan pendapatnya sendiri tentang pengertian
kepribadian ini, yaitu “Personality is the dinamic organization within the
individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustment
to his environtment”. Maksudnya adalah “kepribadian merupakan organisasi
yang dinamis dalam individu tentang sistem psikofisik yang menentukan
penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungannya”.
Pengertian tersebut dapat diartikan sebagai berikut :
1. Dynamic, merujuk kepada perubahan kualitas perilaku (karakteristik) individu,
dari waktu ke waktu, atau dari situasi ke situasi.
2. Organization, yang menekankan permulaan bagian-bagian struktur
kepribadian yang independen, yang masing-masing bagian tersebut
mempunyai hubungan khusus satu sama lainnya. Ini menunjukkan bahwa
kepribadian itu bukan kumpulan sifat-sifat, dalam arti satu sifat ditambah
23
dengan yang lainnya, melainkan keterkaitan antara sifat-sifat tersebut, yang
satu sama lainnya saling berhubungan atau berinterelasi.
3. Psychophysical Systems, yang terdiri atas kebiasaan, sikap, emosi, motif,
keyakinan, yang kesemuanya merupakan aspek psikis, tetapi mempunyai
dasar fisik dalam diri individu, seperti: syaraf, kelenjar, atau tubuh individu
secara keseluruhan. Sistem psikofisik ini meskipun mempunyai fondasi
pembawaan, namun dalam perkembangannya lebih dipengaruhi oleh hasil
belajar, atau diperoleh melalui pengalaman.
4. Determine, yang menunjuk pada peranan motivasional sistem psikofisik.
Dalam diri individu, sistem ini mendasari kegiatan-kegiatan yang khas, yang
mempengaruhi bentuk-bentuk. Sikap, keyakinan, kebiasaan, atau elemen-
elemen sistem psikofisik lainnya muncul melalui sistem stimulus, baik dari
lingkungan, maupun dari dalam diri individu sendiri.
5. Unique, yang menunjuk pada keunikan atau keragaman tingkah laku individu
sebagai ekspresi dari pola sistem psikofisiknya. Dalam proses penyesuaian
diri terhadap lingkungan, tidak ada reaksi atau respon yang sama dari dua
orang, meskipun kembar identik
D. Viral Marketing
Viral Marketing adalah suatu teknik pemasaran dengan memanfaatkan
jaringan sosial untuk mencapai suatu tujuan pemasaran tertentu yang dilakukan
24
melalui proses komunikasi yang secara berantai memperbanyak diri. Konsep
kerjanya yang mirip dengan perkembangbiakan virus, yaitu memperbanyak diri
sendiri, membuat konsep ini disebut Viral Marketing. Viral Marketing dapat
berupa pemasaran dari mulut ke mulut yang diperkuat dengan aktivitas
pemasaran dan efek dari jaringan sosial.
Menurut Ferrel, Hartline dan Lucas adalah An electronic form of word of
mouth communication. Yang dapat diartikan sebagai suatu bentuk elektronik dari
komunikasi dari mulut ke mulut.22
Menurut Armstrong dan Kotler Viral Marketing adalah:
Viral marketing is the Internet version of word-of-mouth marketing, that involves creating an E-Mail message or other marketing event that is so infectious that customers will want to pass it along to their friend 23.
Kurang lebih dapat diartikan sebagai versi internet dari penggunaan
pemasaran dari mulut ke mulut, yang sangat berhubungan dengan menciptakan
E-Mail atau acara pemasaran yang sangat menular sehingga pelanggan mau
menyampaikannya kepada teman mereka.
Menurut Turban Viral Marketing.24
22 Ferrell, Michael, D.,Hartline, and George, Lucas, H. Marketing Strategy,. 2th edition, Thomson Learning, South Western 2004. p 106 23 Kotler, Philip & Armstrong, Gary, Principles of Marketing, Tenth Edition, Pearson Prentice Hall , New Jersey 2004, p 56 24 Turban, E.,et all. Electronic Commerce: A Managerial Perspective. Pearson Prentice 2004. p 193
25
Viral marketing is Word-of-mouth marketing by which customer promote a
product or service by telling other about it. Yang dapat diartikan dengan Viral
Marketing adalah pemasaran dari mulut ke mulut dimana pelanggan
mempromosikan sebuah produk atau jasa dengan cara menceritakan kepada
orang lain.
Pengertian Viral Marketing menurut Arifin adalah suatu program yang
dirancang seperti virus dan berjangkit dari satu orang ke orang lainnya secara
cepat dan luas. 25 Sedangkan pengertian Viral Marketing menurut Wiranaga
merupakan perkembangan dari sistem direct selling dengan cara memberikan
imbalan yang khusus dengan bentuk menyerupai Network Marketing atau multi
level marketing. Yang membedakan antara Viral Marketing dengan Multi Level
Marketing terletak pada variabel produk, perusahaan, harga, sistem bonus, iuran,
target belanja dan berbagai syarat lainnya.26
Viral marketing saat ini adalah promosi dari mulut ke mulut dalam format
elektronik. Dimana viral marketing adalah strategi marketing yang berkaitan
dengan menciptakan pesan online yang original dan cukup menghibur yang
mendorong consumer untuk menyampaikan pesan itu ke konsumen lainnya,
menyebarkan pesan didalam web seperti virus secara gratis tanpa membebani si
pengiklan.
25 Arifin, Anwar. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar Ringkas. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2003. P 153 26 http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/viral-pemasaran-definisi-kriteria
26
Viral marketing secara umum sangat bergantung pada teknologi internet,
dimana konsumen sangat memahami penggunaan internet dan menggunakan
internet sebagai sarana berkomunikasi sehari-hari.
Viral marketing dan viral advertising mengacu pada teknik-teknik
marketing yang menggunakan social networks yang sudah ada untuk
meningkatan brand awareness melalui proses self-replicating viral processes
dimana penyebarannya dapat dianalogikan seperti pola penyebaran virus biologis
maupun virus komputer. Sehingga viral marketing dapat disebut juga fenomena
marketing yang memfasilitasi dan mendorong masyarakat untuk menyebarkan
pesan-pesan marketing secara sukarela.
Kriteria pendukung yang harus diperhatikan dalam Viral marketing
menurut Wiranaga adalah sebagai berikut:27
1. Produknya berkualitas dan memang diperlukan oleh konsumen, bukan produk
yang mengada-ada, atau terlalu asing bagi konsumen, apalagi yang masih
kontroversial.
2. Harga produk bersaing dengan merek lain di toko atau di supermarket pada
umumnya.
3. Program yang ditawarkan kepada konsumen bersifat sederhana dan mudah
dimengerti.
27 Wiraniaga, Loc cit p 56
27
4. Memberikan bonus minimal enam level, agar bisa mendapatkan bonus yang
berarti.
5. Bonus bersifat residual, bukan hanya satu kali saja tapi berkelanjutan sesuai
dengan penghasilan perusahaan penyelenggara program.
6. Tidak ada target menjual atau target point apapun, apalagi target penjualan
downline.
7. Tidak ada syarat jumlah downline ataupun jabatan downline.
8. Tidak ada syarat pembayaran kepersertaan, biaya pendaftaran, atau syarat
iuran apapun.
9. Tidak ada diwajibkan ikut seminar atau pelatihan tertentu dalam bentuk
apapun.
10. Syarat belanja sesuai dengan kebutuhan wajar sebagai konsumen.
11. Pengorbanan maksimal anda hanyalah mengganti merek dari yang biasa ke
merek yang memberikan program
Viral Marketing merupakan sesuatu teknik pemasaran yang berusaha
membuat seseorang secara sukarela menyampaikan pesan pemasaran ke
sesamanya. Viral Marketing, Word of Mouth Mrketing, Buzz Marketing atau
apapun istilahnya, mungkin merupakan salah satu pemasaran yang paling efektif.
Dalam Viral Marketing pelanggan yang merasa puas melakukan upaya
pemasaran. Sebagai akibatnya, upaya dan biaya pemasaran yang dikeluarkan
oleh perusahaan menjadi minimal. Pemasaran dari mulut ke mulut dapat terjadi
28
dengan sendirinya tanpa sengaja. Namun semua pembicaraan tersebut selalu aka
nada sumbernya, ada yang memperkuat sehingga komunikasi dapat menybar
dengan cepat. Pemasar dapat berperan sebagai sumber. Selain itu pemasar juga
dapat menjadi pemacu tersebarnya komunikasi dari mulut ke mulut tersebut.
1. Mengapa diperlukan Viral Marketing?
Dalam kegiatan pemasaran dikenal isilah Marketing Mix yang
terdiri dari 4P : Product, Price, Promotion dan Place. Semua kegiatan
strategi pemasaran baik pada produk, harga, tempat dan promosi
dilakukan untuk mencapai satu tujuan utama yaitu : Pembelian oleh
konsumen. Organisasi melakukan berbagai macem kegiatan komunikasi
penjualan yang baik dengan menggunakan tenaga penjualan (personal
sales) yang didukung oleh berbagai macam sales material, iklan
(advertising) di berbagai media cetak dan elekronik, telemarketing
dengan mengunakan telepon, kegiatan penjualan langsung (direct
marketing) baik dengan pengiriman brosur, fax, e-mail dan berbagai
kegiatan komunikasi pemasaran lainnya semata-mata untuk mencapai
tujuan utama : membuat konsumen membeli produknya.
Pada kenyataannya, seseorang membeli sesuatu produk belum tentu
karena pengaruh dari kegiatan pemasaran itu. Sering sekali terjadi, orang
membeli karena mereka mendengar ‘berita positif’ dari sumber lain
independen. Orang lain yang dipercaya akan menjadi referensi bagi
29
konsumen pada saat konsumen tadi melakukan pengambilan keputusan
pembelian.
2. Komponen dalam Viral Marketing
a. Konsumen
Konsumen saling terhubung satu dengan lainnya dakan suatu
jaringan hubungan interpersonal. Anggota keluarga dan kerabat saling
berinteraksi secara teratur. Kontak juga terjadi dengan rekan kerja secara
regular pula.
Interaksi – interaksi ini mempunyai suatu pola. Ada 2 komptwon
yang membentuk pola interaksi ini, yaitu frekuensi dan interaksi.
Frekuensi adalah seberapa sering interaksi itu terjadi antar konsumen.
Sedangkan kekuatan menunjukan level keterikatan dalam interaksi
tersebut. Level kerterikatan ini bisa terlihat dari keakraban, ke intiman,
dan sebagainya. Makin akrab pembicaraan antar konsumen, makin erat
hubungan di antara mereka.
Melalui ikatan-ikatan inilah, informasi mengenai produk, layanan,
dan bisnis mengalir dalam suatu jaringan konsumen. Dengan demikian,
terjadilah pemasaran dari mulut ke mulut.
b. Buzz
Sebenarnya, konsumen bukan satu-satunya faktor yang
menentukan. Untuk dapat berhasil maka diperlukan topic yang hangat,
menarik, dan unik untuk dibicarakan dengan konsumen lain. Tanpa topic
30
yang menarik ini, pemasaran tidak akan memperbanyak diri dengan
sendirinya. Topik yang menarik seperti gossip, berita terkini terbukti
membuat orang ramai membicarakannya dengan sukarela. Bahan/ topic
pembicaraan ini dikenal dengan istilah Buzz.
Para marketer harus menemukan bahan pembicaraan yang menarik
bagi para konsumen.
c. Kondisi yang mendukung
Ada 2 faktor psikologi pendukung yang membuat konsumen
terdorong untuk membicarakan suatu produk secara positif :
1) Peer Pressure
Peer Pressure adalah pengaruh dari kelompok sebaya, sejenis (peer
group) agar seseorang mengubah prilaku, kebiasaan dan nilai dirinya
agar dapat diterima dalam kelompok tersebut. Peer preesure
memberikan tekanan pada seseorang untuk mengikuti kelompoknya,
baik dia sebenarnya menginginkannya atau tidak. Peer pressure
membuat orang melakukan sesuatu yang biasanya tidak ia lakukan
2) Prestise
Prestise atau kebanggaan pada dasarnya merupakan kebutuhan semua
orang. Semua orang ingin dipandang dan dihormati oleh orang
sekitarnya. Orang melakukan berbagai cara untuk membuat dirinya
lebih terpandang, mulai dari membeli barang - barang mewah, tampil
di muka umum, berderma dan salah satunya dengan menunjukan
31
pengetahuan dan kepandaian yang dimilikinya. Salah satu bentuk dari
kegiatan itu adalah menceritakan kepada orang lain mengenai produk
yang dikenalnya. Seseorang yang menceritakan sebuah produk
berteknologi seperti komputer kepada orang lain, merasa bangga jika
produk yang diceritakan dan direkomendasikan tersebut kemudian
dipakai oleh orang lain.
E. Kelebihan dan Kelemahan Viral Marketing
Kelebihan utama viral marketing menurut Richardson:28
1. Internet telah menyatukan jutaan orang didunia cukup hanya dengan menekan
tombol.
2. Cepatnya penyebaran informasi melalui internet tidak bisa dibandingkan
dengan sarana informasi lainnya. Pengaruh internet sangat unik. Hanya
dalam hitungan detik,
3. Kekuatan viral marketing membuat biaya yang dikeluarkan untuk
menyebarkan informasi itu sangat kecil. Misalnya Hotmail yang hanya
mengandalkan modal sebesar $500.000 bisa menarik lebih dari 10 juta
pengguna alamat hotmail dalam satu tahun. Setiap pengguna hanya
menyisihkan uang dibawah 5 sen.
28 Matthew Richardson and Pedro Domingos . 2002. Mining Knowledge-Sharing Sites for Viral Marketing Department of Computer Science and Engineering University of Washington
32
4. Viral marketing mempunyai korelasi dengan merk yang sudah terkenal,
penggunaan website dan kesetiaan pelanggan. Hal ini disebabkan oleh
proses referal yang terdapat pada hubungan yang berlandaskan atas rasa
percaya.
5. Viral marketing memberikan kredibilitas instan pada perusahaan atau produk
dan pengguna jasa marketing yang paling ramah melalui pengiriman pesan.
6. Viral marketing bisa diukur, menawarkan kesempatan pada marketer untuk
melacak dan menganalisa keefektifan kampanye yang sudah dilakukan.
Sedangkan Kelemahan viral marketing:29
1. Ketergantungan pada triggers (pemicu utama viral marketing yang dapat
terdiri dari berbagai media). Tanpa pemicu yang mampu menarik minat
konsumen, pesan yang disebarkan tidak akan melalui proses replikasi dan
akan mati.
2. Sangat susah untuk dikontrol, dengan proses replikasi yang cepat dan
penyebaran yang luas, menyebabkan perusahaan atau ahli pemasaran
kehilangan kontrol akan isi pesan yang disampaikan.
F. Perkembangan Viral Marketing
Istilah viral marketing sudah dikemukakan oleh dosen Harvard Business
School Jeffrey Rayport dalam artikelnya yang berjudul ”The Virus of Marketing
29 Matthew Richardson and Pedro Domingos . 2002 ibid
33
di majalah Fast Company pada tahun 1996. Sebagai sebuah model atau cara,
pemasaran viral dilakukan kemudian dan dikembangkan oleh Steve Juvertson dan
Tim Draper dari perusahaan modal ventura Draper Fisher Juvertson pada tahun
1996. Pada saat itu mereka menggunakan strategi pemasaran yang mereka
kembangkan terhadap layanan e-mail gratis Hotmail, dimana setiap e-mail berasal
dari akun Hotmail yang ditambahkan dengan tag line ”Get your private, free e-
mail from Hotmail at http://www.hotmail.com. Hasilnya luar biasa karena dengan
investasi sebesar US$ 500.000 mereka berhasil mendapatkan 12 juta pelanggan
selama 2 tahun. Mereka mendefinisikan cara yang mereka lakukan secara
sederhana yaitu ”network-enhanced word of mouth” yang terjemahannya kira-kira
”jaringan-yang mempertinggi pemasaran dari mulut ke mulut”. Tim Draper dan
Steve Juvertson dapat melakukan hal itu karena Hotmail sebagai salah satu
penyedia jasa layanan e-mail gratis pertama di dunia didirikan oleh Shabeer
Bathia dan Jack Smith namun didanai oleh perusahaan modal ventura Draper
Fisher Juvertson. Hotmail sendiri sudah dijual ke Microsoft pada tahun 1997
seharga US$ 400 juta yang kemudian dikenal dengan nama MSN Hotmail.
Istilah viral digunakan utuk menggambarkan penyebaran pesan yang sangat
cepat dan luas seperti virus pada komputer tetapi pemasaran viral tidak boleh
disamakan dengan virus komputer yang merusak perangkat lunak komputer.
Swanepoel et.al mengutip pendapat Porter dan Golan yang menyatakan bahwa
penyebaran viral dapat dibandingkan dengan analogi sekali bersin dimana setiap
kali bersin akan melepaskan kurang lebih 2 juta partikel. Berkaitan dengan
34
analogi ”bersin”, jumlah individu yang terhubung dengan jaringan informasi
secara mudah dan instan akan diperkuat oleh penggunaan teknologi interaktif
seperti e-mail, blog, situs obrolan, buletin online dan situs jejaring social.30 Datta
et.al menyatakan bahwa dalam model viral, seseorang menginfeksi beberapa
orang dengan sebuah tawaran dan kemudian orang tersebut akan menyebarkannya
kepada pihak lain atau teman, sampai semua lingkungan virtual dapat terekspos.31
Terminologi pemasaran viral juga sering dikaitkan bahkan dipersamakan
dengan istilah lain. Cruz dan Fill mengutip beberapa istilah yang dikemukakan
oleh beberapa orang antara lain menurut Blattberg dan Deighton yaitu interactive
marketing, Goldenberg et.al menamakan sebagai internet word of mouth dan
word of mouse, Kaikati dan Kaikati menamakan stealth marketing, De Bruyn dan
Lilien menamakan sebagai referral marketing. dan Thomas mencoba
menggabungkan semua ide-ide tersebut dengan terminologi buzz marketing.32
Dalam Swanepoel et.al , mendefinisikan buzz marketing sebagai penguatan
usaha-usaha pemasaran oleh pihak ketiga melalui pengaruh mereka yang dapat
bersifat pasif ataupun aktif. Sedangkan istilah word of mouse karena kekuatan
dibalik konsep pemasaran viral terletak pada pengaruh kekuatan komunikasi dari
mulut ke mulut diantara individu-individu yang menggunakan media elektronik.33
30 Swanepoel, Celeste et.al. Virally inspired: A review of the theory of viral stealth marketing Australasian Marketing Journal, Volume 17, Iss.1. 2009. p 3 31 Datta, Palto R.et.al. Viral Marketing: New Form of Word-of-Mouth through Internet. The Business Review, Cambridge, Voume 3, No. 2 2005. p 72 32 Danilo Cruz, Chris Fill, (2008) "Evaluating viral Marketing: isolating the key criteria", Journal of Marketing Intelligence & Planning, Vol. 26 Iss: 7, pp.743 - 758. 33 Swanepoel, Celeste et.al. 2009 op cit. p 3
35
Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi formal dari pemasaran viral
yang dapat menggambarkan apa yang sudah dijelaskan sebelumnya. Datta
mengutip pendapat Robin Cleland menyatakan
”viral marketing refers to marketing techniques that seek to exploit pre-existing social networks to produce exptwonsial increases in brand awareness, through processes similar to the spread of an epidemic. An epidemic is a widespread disease that affects many individuals in a population. An epidemic may be local and can be global. On the internet, viral marketing is a marketing technique that induces web sites or users to pass on a marketing message to other sites or users, creating a potentially exptwontial growth (like a virus) in the message’s visibility and effect.34
Beberapa pakar mengatakan bahwa pemasaran viral adalah model
pemasaran dari mulut ke mulut (word-of-mouth/WOM) dengan media Internet.
Ferguson mengatakan bahwa hasil yang diinginkan dari pemasaran viral adalah
pemasaran WOM, yaitu dimana seseorang mengatakan kepada orang lain tentang
sebuah video yang bagus di YouTube ataupun sebuah aplikasi di Facebook35.
Istilah WOM yang paling awal dikemukakan oleh Arndt yang mengkarakterisasi
WOM sebagai oral, komunikasi dari seseorang dengan orang lain antara si
penerima dan komunikator dimana si penerima merasakan sebagai sesuatu yang
bukan komersial, berkaitan dengan merek, produk ataupun jasa. Yang
membedakan WOM dan pemasaran viral adalah media yang digunakan dimana
pemasaran viral menggunakan media elektronik dan WOM menggunakan media
langsung antar orang. Shukla mengutip dari Juvertson mengatakan, apabila
34 Datta, Palto R.et.al. 2005 op cit. p 72 35 Rick Ferguson, "Word of mouth and viral Marketing: taking the temperature of the hottest trends in marketing", Journal of Consumer Marketing 2008. p 34
36
digunakan secara offline maka itu disebut WOM dan apabila digunakan secara
online maka itulah yang disebut pemasaran viral.36
Sedangkan persamaannya adalah penyebaran pesan dari satu individu ke
individu lainnya. Melalui internet diharapkan penyebarannya berlangsung cepat
dan masif. Jadi tidak heran kalau situs-situs jejaring sosial menjadi target dari
para pemasar untuk mempromosikan tentang apapun secara umum dan produk
atau jasa khususnya dalam bidang bisnis.
G. Studi Berger dan Milkman
Studi Berger dan Milkman memiliki tiga obyektif, yaitu: (1) menguji
hubungan kausal langsung yang diakibatkan oleh emosi tertentu, (2) menguji
mekanisme dibelakang efek tersebut, yaitu: apakah arousal disebabkan oleh
konten, dan (3) menguji apakah temuan dapat digeneralisasi untuk konten
pemasaran lainnya.37
Penelitian dilakukan dengan desain between subject (amusement: tinggi vs
rendah), dengan menggunakan 49 partisipan. Manipulasi amusement diberikan
dengan menggunakan iklan produk babi, dimana pada manipulasi amusement
rendah menggunakan seorang petani sebagai figur iklan, sedangkan pada
amusement tinggi menggunakan figur rabbi Yahudi (babi merupakan makanan
36 Shukla, Timira. Factors Affecting Internet Marketing Campaigns with Reference to Viral and Permission Marketing. The IUP Journal of Management Research, Vol. IX No. 1. 2010. p 42 37 Berger Milkman 2011 op cit p 34
37
haram bagi umat Yahudi). Setelah manipulasi dilakukan, partisipan diberikan dua
buah pertanyaan (dependent variable), yang berisi kemungkinan melakukan
sharing dan tingkat arousal yang dihasilkan oleh iklan (manipulasi) tersebut.
Hasil dari studi memberikan tiga bukti, yaitu: (1) pada kondisi amusement
tinggi, partisipan memiliki kemungkinan tinggi untuk melakukan sharing, (2)
kondisi amusement tinggi membangkitkan arousal lebih besar, dan (3) arousal
memediasi efek dari kondisi amusement untuk sharing.
Hasil studi dari Berger dan Milkman menunjukkan bahwa konten online
yang membangkitkan arousal akan memiliki peluang lebih tinggi untuk tersebar.
Fenomena di Indonesia juga menunjukkan hal yang demikian, hal ini terlihat dari
video seorang polisi yang meminta suap dari seorang wisatawan di Bali yang
dalam waktu singkat telah dilihat oleh 2 juta orang. Viral yang tinggi ini
disebabkan oleh konten dari video tersebut membangkitkan arousal yang tercipta
melalui kontradiksi yang ditampilkannya. Kontradiksi ini terlihat dari sorang
polisi yang justru meminta uang berdamai dan uangnya malah digunakan
membeli bir dan diminum saat jam bertugas.
Study Berger dan Milkman (2011) menyisakan beberapa pertanyaan,
yaitu: (1) apakah manipulasi amusement pada penelitian original dapat
dimodivikasi untuk menguji generalisasinya, (2) apakah sebuah konten akan
38
memberikan efek viral yang sama terhadap setiap individu, (3) Adakah sebuah
kondisi yang menyebabkan efek viral dari sebuah konten menjadi lemah.
Sesuai dengan teori optimal independent, manusia memiliki dua kebutuhan
fundamental yang saling bertolak belakang, yaitu: kebutuhan untuk sama dengan
lainnya (assimilation), dan kebutuhan untuk berbeda (unik) dengan yang lainnya.
Follow up study ini hendak menguji efek viral dari sebuah konten kontradiksi
yang membangkitkan arousal tinggi (amusement) terhadap individu yang
memiliki dimensi kebutuhan berbeda, yaitu: kebutuhan asimilasi dan kebutuhan
untuk terlihat unik.
Untuk menguji generalisasi dari penelitian ini, maka manipulasi konten
yang membangkitkan amusement akan dimodivikasi. Penelitian original Berger
dan Milkman menggunakan cerita pendek “iklan sosis babi” yang diadaptasi dari
McGraw dan warren, sedangkan penelitian lanjutan menggunakan gambar. Pada
kondisi manipulasi amusement tinggi, partisipan diberikan gambar (kontradiksi),
seorang habib mencium pendeta. Sedangkan pada manipulasi amusement rendah,
digunakan gambar romantis suami istri.38
38 Berger & Milkman 2011, ibid p 35
39
H. Studi Terdahulu
James R. Situmorang dalam penelitiannya menyampaikan bahwa Viral
marketing adalah bentuk yang sangat kuat dan efektif dari internet marketing. Itu
adalah bentuk baru dari kata-kata melalui internet. Pada viral marketing,
seseorang memberikan pesan pemasaran kepada orang lain dan sebagainya. Viral
marketing menyatakan bahwa pesan dapat dengan cepat disebarkan dari
konsumen ke konsumen yang mengarah ke skala besar penerimaan pasar.
Analogi virus yang digunakan untuk menggambarkan eksptwonsial difusi
informasi di lingkungan elektronik dengan konotasi negatif virus penyebaran
virus informasi dapat dibandingkan dengan analogi bersin, yang biasanya
melepaskan sekitar 2 juta partikel.39
Abed Abedniya dalam penelitiannya menyampaikan bahwa Internet dan
World Wide Web telah menjadi dua komponen kunci dalam organisasi berbasis
teknologi saat ini. Internet menjadi lebih dan lebih populer, sehingga membuat
dampak besar pada masyarakat. Web telah menjadi bagian integral dari sejumlah
besar orang. Jaringan sosial adalah situs yang memungkinkan pengguna untuk
berkomunikasi, berbagi pengetahuan tentang minat yang sama, mendiskusikan
topik favorit, review dan produk / jasa tingkat, dll website telah menjadi sumber
yang kuat dalam membentuk masyarakat pendapat pada hampir setiap aspek
39 James R. Situmorang., Pemasaran Viral ( Viral Marketing). Jurnal Manajemen Pemasaran. FISIP-Unpar. 2010. p 42
40
perdagangan. Pemasar ditantang dengan mengidentifikasi individu sehingga
berpengaruh dalam jaringan sosial.40
Dalam serangkaian percobaan, Katherine White dan Jennifer J. Argo
memeriksa implikasi dari satu kepemilikan yang menirukan oleh konsumen lain.
Hasil menunjukkan bahwa ketika kekhawatiran kekhasan yang meningkat,
tanggapan disosiasi menjadi lebih besar (yaitu, niat pembuangan kepemilikan,
perilaku recustomization, dan pertukaran perilaku) muncul dalam menanggapi
untuk berbeda lainnya. Efek ini didorong oleh ancaman terhadap kekhasan.
Akhirnya efek ini diatasi ketika kepemilikan ditiru adalah nonsymbolic di alam
dan ketika tingkat usaha rendah yang diberikan untuk awalnya mendapatkan
kepemilikan.
40 Abed Abedniya. The Impact of Social Networking Websites to Facilitate the Effectiveness of Viral Marketing. International Journal of Advanced Computer Science and Applications, Vol. 1, No.6, December 2010. p21
41
I. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Dari gambar diatas terlihat bahwa perusahaan dalam memasarkan produknya
menggunakan advertising atau iklan dimana setiap iklan tentunya memiliki
tingkat amusment yang berbeda yaitu amusment tinggi dan amusment rendah.
Konten
Amusment Tinggi
Amusment Rendah
Viral Marketing
Self Construal
Advertising
Uji ANOVA
Kesimpulan
42
Dalam penelitian ini ingin dilihat bagaimana efek viral yang diperoleh pada
amusment tinggi dan amusment rendah jika masuk variable moderasi yaitu self
contrual.
Untuk melihat efek viral tersebut maka digunakan ANOVA untuk
mengetahuinya, kesimpulan dari penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan
bagi pembuat advertising / iklan, agar mendapat efek viral yang diinginkan
dengan amusment tertentu berdasarkan target sasaran audience.
J. Hipotesis dan Rationale
Arousal menjadi mediasi antara kondisi amusement dan sharing, sehingga
sebuah konten datar (amusement rendah) yang tidak meningkatkan arousal
individu, pada akhirnya tidak meningkatkan intensi penyebaran suatu konten.41
Oleh karena itu, diajukan hipotesis:
H1: Pada kondisi amusement rendah, efek viral tidak memiliki
perbedaan diantara individu yang memiliki perbedaan
41 Jonah Berger and Katherine L. MiLKMan What Makes online Content Viral? Journal of American Marketing Association. 2011. p 24
43
Kebutuhan Individu yang memiliki dimensi kebutuhan untuk merasa unik
(independent) akan cenderung mengurangi aktivitas komunikasi dari mulut ke
mulut42, dan menghindari penggunaan produk yang disukai oleh banyak orang.43
Individu menyebarkan (sharing) sebuah konten adalah untuk tujuan
presentasi diri, tetapi konten online merupakan informasi yang dikonsumsi secara
umum, sehingga kemungkinan konten tersebut menjadi viral akan melemah saat
individu (independent) menyadari bahwa tindakan menyebarkan konten tersebut
tidak merepresentasikan keunikan dirinya.44 Oleh karena itu peneliti mengajukan
hipotesis:
H2: Efek viral sebuah konten akan melemah saat individu memiliki
dimensi kebutuhan yang tinggi untuk merasa unik.
42 Cheema, Amar and Andrew M. Kaikati “The Effect of Need for Uniqueness on Word of Mouth,”. Journal of Marketing Research. 2010, p 31 43 Jonah Berger, Chip Heath, Where Consumers Diverge from Others: Identity-Signaling and Product Domains. Journal of Consumer Research. 2007 p 23 44 Wojnicki, A. and Godes, B. “Word-of-Mouth as Self-Enhancement” in Journal of Marketing Research. 2008. p 8
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Teknik UPI. YAI Jl Salemba Raya no 9,
Salemba, Jakarta Pusat
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada 26 July 2013
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
data primer dan data sekunder, yaitu :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau yang pertama
yaitu orang yang dijadikan obyek penelitian atau sebagai sarana untuk
mendapatkan informasi maupun data Data yang digunakan adalah data primer
yang berasal dari hasil penelitian lapangan yang berupa angket
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat oleh penulis melalui pihak-pihak
dan yang berkaitan dengan wawancara dan penelitian dari study
44
45
keperpustakaan, arsip, catatan, internet, online, dan referensi lain yang
berguna dalam penelitian ini
C. Populasi dan Sample
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan unsure baik orang, benda, yang
mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan ditetapkan untuk menjadi
obyek suatu penelitian. 45 Populasi penelitian yang digunakan adalah
mahasiswa UPI YAI yang berjumlah kurang lebih 30 ribu orang
2. Sample
Pada penelitian ini ditentukan jumlah sampel yang akan diambil sehjumlah
120 orang responden dimana pemilihan sampel dengan menggunakan
Purposive Sampling , dengan kriteria sebagai berikut :
a. Mahasiswa Teknik UPI YAI
b. Masih aktif kuliah
c. Memiliki alat komunikasi yang dapat memforward gambar
d. wanita dan pria yang berumur 18 – 40
e. Bisa menggunakan internet
45Hasyim & Rina Anindita, Prisip-prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran, Edisi Pertama, Jakarta; UIEU University Press, 2009,P. 173
46
D. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal yang bertujuan untuk
menentukan hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu atau lebih
variable bebas atau dengan melakukan pengendalian terhadap variable
penghubung lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian kausal ini adalah
eksperimen atau percobaan.
Partisipan dan desain. Follow up study ini menggunakan between subject
design 2 (independent : independent vs interdependent) x 2(amusement: tinggi vs
rendah), sedangkan partisipan yang digunakan adalah mahasiswa S1 Fakultas
Tekni UPI YAI dengan imbalan sebesar Rp 20.000,-.
E. Variabel dan Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi independent dan
dependent variable. Namun demikian dalam desain eksperimen tidak menutup
kemungkinan adanya extraneous variable yang perlu dikendalikan sumbernya.
1. Independent variable
Terdapat satu variable independent yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu amussment yang terbagi menjadi amussment tinggi dan
amussment rendah
47
2. Variabel Moderasi
Dalam penelitian ini kebutuhan untuk merasa unik (independent)
menjadi variable moderasi. Konsep ini merujuk pada bagaimana seseorang
berperilaku dalam kondisi yang berbeda-beda. Independent yang tinggi
terjadi apabila orang yang bersangkutan mereaksi secara khusus pada suatu
peristiwa. Sedangkan independent rendah apabila seseorang merespon sama
terhadap stimulus yang berbeda.
3. Dependent variable
Dependent variable dalam penelitian ini adalah Viral Marketing,
merupakan teknik pemasaran yang berusaha membuat seseorang secara
sukarela menyampaikan pesan pemasaran ke sesamanya. Dalam hal ini viral
yang digunakan adalah dua buah gambar yaitu iklan united color of Benetton
dan iklan pria dan wanita yang berciuman.
Kemudian diberikan satu pertanyaan yang menggambarkan viral
secara langsung tiga pertanyaan tidak langsung sebagai proxi viral.
Pertanyaan ini adalah prioritas penyebaran iklan, perasaan saat melihat iklan
tersebut dan berapa banyak orang yang akan di kirimkan iklan tersebut.
Sehingga akan didapatkan empat pertanyaan sebagai berikut:
48
1. Menurut anda gambar tersebut
Sangat tidak lucu sekali Sangat lucu sekali
Sangat tidak menghibur sekali Sangat
menghibur sekali
2. Seberapa besar kemungkinan anda untuk berbagai konten (gambar) tersebut
dengan orang lain
sangat tidak mungkin menyebarkan sangat
mungkin menyebarkan
3. Bagaimana perasaan anda saat ini?
Sangat pasif sekali Sangat aktif sekali
Sangat murung sekali Sangat
bersemangat sekali
Sangat tidak bergairah sekali Sangat
bergairah sekali
4. Kepada siapa anda akan menyebarkan gambar ini ?
Keluarga
Teman dekat
Teman- teman
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
F. Studi Pendahuluan
Pretest. Priming yang akan digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu
diuji, untuk melihat efektivitasnya sebagai alat untuk melakukan manipulasi. 20
partisipan direkrut untuk menguji priming independent,
Peserta diminta untuk membaca dan membayangkan sebuah skenario yang
menggambarkan kondisi saat akan jalan-jalan menelusuri kota dan tujuan
pertama adalah ke Pondok Indah Mall. Karena hari sudah siang kemudian
langsung menuju food court untuk makan siang. Setelah makan siang,
Melanjutkan perjalanan menuju ancol dan berhenti sejenak untuk melihat Monas,
salah satu tempat yang menjadi kebanggaan Indonesia. Kemudian memotret
suasana menarik dengan latar belakang Monas. Setelah selesai berfoto kemudian
meneruskan perjalanan menuju Ancol dengan menggunakan bus Transjakarta.
Karena banyaknya jumlah penumpang menunggu cukup lama di shelter tersebut.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya bus datang dan kita naik kedalamnya.
Sesampainya ke ancol memutuskan untuk langsung menuju dufan. Puas bermain
di dufan kemudian melanjutkan pergi ke pantai untuk makan malam. Tak terasa
sudah pukul sepuluh malam kita memutuskan untuk segera pulang. Secara
khusus, peserta diminta untuk sejauh mana mereka merasa "unik, istimewa dan
berbeda" dari orang lain pada skala 7-point (1 p sama sekali tidak mungkin, 7 p
sangat mungkin).
49
50
Dari hasil uji ini akan diketahui apakah priming yang diberikan sudah tepat
atau belum. Setelah diketahui dengan pasti bahwa priming yang diberikan telah
tepat maka penelitian dapat dilanjutkan ke penelitian inti.
Prosedur. Pada penelitian inti ini 120 orang calon responden dikumpulkan,
selanjutnya dilakukan randomisasi, 120 partisipan kemudian dibagi menjadi
empat kelompok (dapat dilihat pada Tabel 1), dan masing-masing kelompok akan
mendapatkan manipulasi, yaitu nature of the mimicker dan amusement.
Tabel 3.1: Jumlah respondent pada masing-masing sel
Self Construal Manipulasi
Independent interdependent)
High A (30) B (30) Amusement
Low C (30) D (30)
Sumber : Penulis
Penelitian dilakukan di dalam kelas, dimana terdapat satu orang instruktur
yang bertugas untuk melakukan manipulasi. Sebelum manipulasi dilakukan,
instruktur membacakan cover story, yaitu: “kami sedang melakukan sebuah
penelitian mengenai obyek visual”, teman-teman sekalian diminta untuk
membantu dengan menjawab pertanyaan penelitian dengan baik”
Selanjutnya, masing-masing kelompok akan mendapatkan manipulasi
independent dimana kelompok A dan C mendapatkan priming independent, dan
51
kelompok B dan D mendapatkan priming interdependent. Mereka akan diberikan
narasi sebagai berikut Peserta diminta untuk membaca dan membayangkan
sebuah skenario yang menggambarkan kondisi saat akan jalan-jalan menelusuri
kota dan tujuan pertama adalah ke Pondok Indah Mall. Karena hari sudah siang
kemudian langsung menuju food court untuk makan siang. Setelah makan siang,
melanjutkan perjalanan menuju ancol dan berhenti sejenak untuk melihat Monas,
salah satu tempat yang menjadi kebanggaan Indtwosia. Kemudian memotret
suasana menarik dengan latar belakang Monas. Setelah selesai berfoto kemudian
meneruskan perjalanan menuju ancol dengan menggunakan bus transjakarta.
Karena banyaknya jumlah penumpang menunggu cukup lama di shelter tersebut.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya bus datang dan kita naik kedalamnya.
Sesampainya ke ancol memutuskan untuk langsung menuju dufan. Puas bermain
di dufan kemudian melanjutkan pergi ke pantai untuk makan malam. Tak terasa
sudah pukul sepuluh malam kita memutuskan untuk segera pulang.
Kelompok yang diberikan priming independent akan menggunakan kata aku
sedangkan kelompok yang mendapatkan priming interdependent akan
menggunakan kata kita, (7 point skala likert, 1 = sangat tidak suka, dan 7 =
sangat suka) untuk manipulation check, yaitu: (1) anda adalah orang yang unik,
(2) anda adalah orang yang istimewa, dan (3) anda adalah orang yang berbeda
dibandingkan orang lain.
52
Selanjutnya, instruktur melakukan manipulasi amusement. Pada kelompok
manipulasi amusement tinggi (A dan B), diberikan sebuah gambar yang
mengilustrasikan dua kepala negara (pria) berciuman. Sedangkan kelompok
manipulasi amusement rendah (C dan D), diberikan gambar yang berisi seorang
pria dan wanita berciuman.
Setelah mengamati gambar selama 1 menit, semua partisipan kemudian
diminta untuk menjawab pertanyaan (7 point skala likert, 1 = sangat tidak setuju,
dan 7 = sangat setuju) sebagai manipulation check, yaitu: gambar yang anda lihat
lucu dan menghibur
Tahapan terakhir, partisipan diminta untuk mengisi lembaran untuk
mengukur dependent variable, untuk mengukur intensi penyebaran (Berger dan
Milkman), dan tingkat arousal yang diadaptasi dari Berger. Secara ringkas,
tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1:
53
Sumber : Penulis Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
Tahap Penelitian
Rekrutmen Calon Partisipan
Memenuhi kriteria partisipan
bersedia menjadi partisipan
Randomisasi
Ya Tidak Tidak diikutkan dalam treatment penelitian
Independent
Interdependent
amusment amusment
independent interdependent low
Viral Marketing
High
Manipulasi Self construal
54
Dari gambar diatas terlihat tahapan penelitian yang dilakukan pertama
kali adalah merekrut calon partisipan, jika partisipan memenuhi syarat
memiliki handphone yang mampu membagikan gambar dan terkoneksi
internet serta berusia antara 18 – 40 tahun dan bersedia menjadi partisipan
maka selanjutnya masuk dalam tahap randomnisasi. Dalam penelitian ini
diusahakan respondennya sehomogen mungkin agar mengurangi factor-faktor
eksternal seperti budaya, pola pikir, dan lain-lain
Tahap randomnisasi dilakukan dengan cara mempersilahkan ke 120
orang responden mengambil gulungan kertas, dimana dalam gulungan kertas
ini berisi nomer ruangan yang akan ditempati oleh para responden.
Ruangan akan terbagi menjadi empat dimana pada masing-masing
ruangan akan diberikan stimulus berupa self construal dan amusement. Pada
ruang pertama diberikan stimulus independent dan kemudian diberikan
amusement tinggi. Pada ruang kedua diberikan stimulus independent dan
kemudian diberikan amusement rendah. Pada ruang ketiga diberikan stimulus
interdependent dan kemudian diberikan amusement tinggi. Dan terakhir pada
ruang keempat diberikan stimulus interdependent dan kemudian diberikan
amusement rendah.
Setelah stimulus lengkap diberikan baru partisipan diukur tingkat
viralitasnya untuk mengetahui bagaimana tingkat viral mereka setelah
diberikan stimulus.
55
G. Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan tipe
desain between subjects yaitu menggunakan subyek/kelompok yang berbeda
untuk setiap perlakuan/perlakuan yang diberikan oleh peneliti. Desain
eksperimen yang digunakan adalah desain anova (analysis of variance) dua-
jalan (two-way), yaitu desain eksperimen yang memiliki satu variabel
independen, namun variasinya lebih dari dua macam46. Keunggulan desain
anova adalah desain ini dapat digunakan dalam penelitian eksperimen yang
hanya terdiri dari satu variabel independen yaitu efek viral seperti yang
terdapat dalam penelitian ini.
Pada desain eksperimen anova, variasi-variasi dari variabel independen
akan dibandingkan dalam waktu yang bersamaan, dan kemungkinan terjadi
kesalahan level of significance akan sangat kecil dikarenakan hanya
melakukan satu kali pengujian statistik. Untuk lebih jelasnya, desain
eksperimen akan digambarkan pada gambar di bawah ini:
46 Seniati, A.N.L. Pengaruh masa kerja, trait kepribadian, kepuasan kerja, dan iklim psikologis terhadap komitmen dosen pada Universitas Indonesia. Disertasi (tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia 2002. p 152
56
Desain Eksperimen :
R1 Xi O1
R2 Xii O2
R3 Xiii O3
R4 Xiv O4
Keterangan:
1. R1 : Randomisasi bagi kelompok 1 (kelompok dengan perlakuan berupa
amusement tinggi dan dimensi interdependent
2. R2 : Randomisasi bagi kelompok 2 (kelompok dengan perlakuan berupa
amusement tinggi dan independent
3. R3 : Randomisasi bagi kelompok 3 (kelompok dengan perlakuan berupa
amusement rendah dan interdependent
4. R4 : Randomisasi bagi kelompok 4 (kelompok dengan perlakuan berupa
amusement rendah dan independent
5. Xi : Manipulasi dengan pemberian perlakuan berupa amusement tinggi
dan dimensi interdependent
6. Xii : Manipulasi dengan pemberian perlakuan berupa amusement tinggi
dan independent
7. Xiii : Manipulasi dengan pemberian perlakuan berupa amusement rendah
dan dimensi interdependent
8. XiV : Manipulasi dengan pemberian perlakuan berupa amusement rendah
dan independent
57
9. O1 : Pengukuran terhadap kelompok 1
10. O2 : Pengukuran terhadap kelompok 2
11. O3 : Pengukuran terhadap kelompok 3
12. O4 : Pengukuran terhadap kelompok 4
Kontrol yang diberikan oleh peneliti dalam penelitian eksperimen ini
berupa randomisasi atau random assignment yang mengelompokkan secara
acak subyek penelitian ke dalam masing-masing kelompok perlakuan.
Randomisasi ini dilakukan dengan tujuan agar setiap kelompok perlakuan
dapat diasumsikan setara secara intelegensi, jenis kelamin, pendidikan, dan
pengalaman kerja sebelum manipulasi dilakukan oleh peneliti. Hal ini penting
dilakukan agar peneliti dapat memastikan perbedaan hasil dari masing-
masing kelompok disebabkan oleh manipulasi dan bukan disebabkan oleh
variabel di luar penelitian (variabel sekunder).
Alat analisis yang digunakan dalam adalah two way ANOVA. Hal ini
karena two way ANOVA digunakan untuk menguji pengaruh self construal
terhadap viral marketing dengan variabel moderasi amusment. ANOVA atau
analysis of varian merupakan salah satu teknik analisis multivariate yang
berfungsi untuk membedakan rerata lebih dari dua kelompok data dengan cara
membandingkan variansinya. 47 Analisis varian banyak dipergunakan pada
penelitian yang banyak melibatkan pengujian komparatif yaitu menguji
47 Ghozali Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro, 2009. p 78
58
variabel terikat dengan cara membandingkannya pada kelompok sampel
independen yang diamati. Two-Way Anova disebut juga dengan Anova Dua
Arah atau Analisis Varian 2 Faktor. Anova Dua Arah faktor variabel bebasnya
berjumlah dua dan variabel tergantungnya satu. 48 Anova dua arah
membandingkan perbedaan rata-rata antara kelompok yang telah dibagi pada
dua variabel independen (disebut faktor). Penelitian harus memiliki dua
variabel independen berskala data kategorik dan satu variabel terikat berskala
data kuantitatif atau numerik (interval atau rasio).
Untuk melakukan uji Anova, harus dipenuhi beberapa asumsi, yaitu:
a. Sampel berasal dari kelompok yang independen
b. Varian antar kelompok harus homogen
c. Nilai Residual berdistribusi normal
Berikut adalah persamaan regresinya : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X1X2 + e
Dimana :
Y = Dependen Variabel
α = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien
X1 = Independen Variabel 1
X2 = Independen Variabel 2
e = Error
48 Sawono Jonathan, Model-Model Linier dan NON-LINIER dalam IBM SPSS 21, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, 2012.
59
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBYEK YANG AKAN DITELITI
A. Era Digital Marketing
Tahun 2000 hingga 2005, internet terus mengalami perkembangan, Google
sebagai mesin pencari mulai disukai banyak orang, karena fungsinya yang sangat
berguna. Aplikasi teknologi wireless untuk perang juga mulai dikomersilkan.
Buktinya pada masa itu mulai bermunculan laptop dengan fitur bluetooth dan wi-
fi. Aktivitas marketing secara online mulai marak. Website portal berita dan
informasi mulai menjual ‘kapling-kapling’ banner-nya untuk logo dan promosi
perusahaan. Tarif pay-per-click (PPC) sangat disukai karena selain lebih murah,
setiap perusahaan tidak perlu bayar ke penyedia layanan itu jika ternyata tidak
ada orang yang akses ke link web-nya.
Tahun 2005-2010 perkembangan social networking, seperti Facebook
berhasil mengubah tatanan digital marketing yang ada. Melalui Facebook, semua
orang yang sudah lama tidak jumpa, bisa ketemu, ngobrol, dan berhubungan
dengan jarak yang lebih dekat. Akhirnya tablet PC yang hadir pada tahun 2010-
an seperti iPad, Galaxy Tab, dll mampu menjadi benang merah yang
menghubungkan perkembangan teknologi sejak tahun 1900 hingga sekarang.
Mengapa demikian? Dengan menggunakan tablet PC, kita dapat telepon,
mendengar radio, melihat TV, video, browsing website, mengirimkan email,
59
60
SMS, MMS, mengirimkan data via bluetooth, koneksi wi-fi, melakukan social
networking, main game, dan banyak lagi
Belanja iklan global di tahun 2012 ini, menurut perkiraan Zenith
Optimedia, mencapai US$495 miliar. Dari total belanja iklan ini, TV
mendapatkan porsi 40,4%, koran 18,7%, majalah 8,9%, radio 7%, billboard dan
media luar ruang lainnya sebesar 6,9%, bioskop 0,5%, dan internet mendapatkan
porsi sebesar 17,6%. Untuk tahun-tahun selanjutnya, porsi internet akan semakin
meningkat dan media lainnya akan semakin menurun.
Iklan internet sebanyak 17,6% atau senilai US$85 miliar. Dari nilai ini,
sebesar hampir 50% diambil oleh perusahaan search engine, terutama Google.
Setelah itu, iklan banner dan display sebesar 25%, video atau rich media sebesar
10%, dan sisanya adalah iklan digital dalam bentuk klasifikasi atau direktori,
mobile, dan email. pendapatan dari berbagai media digital di Indonesia, terutama
portal berita di Indonesia, seperti detik.com, kompas.com, kaskus.com,
vivanews.com, dan portal-portal lainnya. Iklan di berbagai media digital seperti
Facebook, Google Adwords, LinkedIn. Pada tahun 2013, diperkirakan akan
bertumbuh minimal 30%. Pertumbuhan terutama melalui iklan paid search di
search engine, video atau rich media dan iklan di ponsel. Porsi iklan display atau
banner akan semakin mengecil, mengikuti apa yang terjadi di negara-negara
maju. Pada tahun 2015, diduga, iklan di media digital akan bisa mencapai 5%
61
hingga 6%, dan setelah itu akan melaju lebih kencang lagi. Total pertumbuhan
belanja iklan nasional setelah itu tidak akan tinggi lagi.49
Perusahaan-perusahaan akan memiliki media sendiri. They have their own
media! Mereka memiliki website, Facebook, Twitter, atau akun di YouTube.
Bahkan, mereka kemudian harus meningkatkan menjadi earned media dimana
konsumen mereka yang kemudian akan men-generate konten. Inilah bagian dari
proses viralisasi media sosial; repost, retweet, hastag, komunitas, dan lain-lain
yang mendorong terjadinya user generated content.
Pada tahun 2011, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai
55,23 juta, meningkat dari 42,16 juta orang di tahun 2010. Itu artinya,
seperempat penduduk Indonesia sudah kenal internet. Di sisi lain, media online
makin menjadi industri yang gerakannya tak terbendung. Trans Corp
mengakusisi 100 persen saham portal berita Detikcom. Group Lippo menamai
grup medianya dengan BeritaSatu, yang diambil dari nama sebuah situs yang
juga baru diakuisisinya. Dan grup usaha Djarum kini memiliki Kaskus. Pelan
namun pasti, dinamika industri bertemu dengan pola perubahan masyakarat
dalam mengakses informasi: dari konvensional ke digital. Masyarakat makin
tergantung dengan media baru dalam berintekasi. Termasuk mencari informasi
dengan mengakses portal berita yang terus berkembang pesat seperti Detikcom,
VIVAnews, Kompas.com, Okezone, Beritasatu, Kapanlagi, dan lainnya. 29 juta
orang kini telah terkoneksi dengan mobil internet untuk berinteraksi dan 49http://pemasaran.co.id/belanja-iklan-media-digital-di-indonesia diunduh 22 Agustus 2013
62
mengakses informasi. Tak heran bila di ranah sosial media, orang Indonesia
termasuk teraktif: berada di urutan kedua dunia dalam facebook (40,5 juta akun)
dan urutan ketiga “tercerewet” di twitter (12%). Berdasarkan survei Inside
Facebook yang dilakukan eMarketer.Com, pernah pada suatu ketika, jumlah
pengguna Facebook di Indonesia naik 1.431.160 akun dalam sebulan. Tingginya
animo terhadap media sosial memacu keingintahuan mereka terhadap informasi
atau pemberitaan yang disajikan media massa. Sebab, index berita di kanal-kanal
informasi lebih sering dikunjungi melalui penyebaran di social media, daripada
kunjungan khusus ke situs yang bersangkutan.50
Pembahasan gambaran umum objek yang diteliti akan dilakukan per studi,
dimana masing-masing akan dibahas mengenai pembagian responden dalam
kelompok, proses randomnisasi, dan analisa profil demografik responden secara
keseluruhan.
B. Proses Rekruitment
Proses rekrutmen ini dibutuhkan untuk screening calon responden, dimana
satu minggu sebelumnya para mahasiswa YAI fakultas teknik telah diberitahukan
mengenai penelitian ini, dan dibuka pendaftaran bagi mereka yang berminat
untuk mengikuti penelitian ini. Peneliti yang dibantu oleh tujuh orang recruiter
mencari 120 orang responden yang bersedia menjadi responden penelitian utama.
50 http://swaramanadonews.com diakses 22 Agustus 2013
63
Pada hari rabu tanggal 17 Juli 2013 pukul 13.00, para partisipan
berkumpul di lantai 8 fakultas teknik UPI YAI. Setelah terkumpul 120 orang
responden, kemudian masing-masing responden diminta untuk mengambil
gulungan kertas yang berisi nomor 1 – 4. Setelah masing-masing partisipan
mengambil no tersebut kemudian mereka diarahkan masuk ke ruang kelas yang
sesuai (ada 4 ruangan yang disediakan).
Masing-masing ruangan yang digunakan memiliki kapasitas 30 orang,
karena sedang masa ujian akhir maka masing-masing ruangan tersebut telah
diatur dengan jumlah bangku sebanyak 30 buah.
Setelah partisipan masuk ruangan dan duduk dengan rapi, kemudian
booklet dibagikan dalam keadaan tertelungkup, setelah itu instruktur menjelaskan
apa saja yang harus dilakukan oleh para partisipan, setelah penjelasan diulang
sebanyak 2 kali, partisipan dipersilahkan bertanya jika ada hal-hal yang kurang
jelas. Setelah tidak ada pertanyaan, partisipan dipersilahkan untuk membuka
booklet dan mengerjakannya.
C. Profil Responden
Pada bagian ini dilakukan pemaparan profil responden untuk memberikan
karakteristik dari responden dalam hal umur, jenis kelamin dan pekerjaannya.
Profil responden ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemahaman
tentang hasil penelitian.
64
Berdasarkan dari gender pria lebih banyak dari wanita dan dari segi usia
sebagaian besar responden dalam studi ini berusia muda yaitu 65% berusia
kurang dari 30 tahun dan 35% nya berusia diatas 30 tahun. Sementara dari segi
pekerjaan 50 % responden hanya sebagai mahasiswa dan sisanya selain sebagai
mahasiswa mereka juga bekerja pada suatu perusahaan. Secara lebih lengkapnya
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1: Gambaran Jenis Kelamin Responden Kategori Jumlah Persentase
Pria 94 orang 78,3%
Wanita 26 orang 21,7%
Jumlah 120 100%
Sumber: data diolah
Dari tabel diatas terlihat bahwa hampi 2/3 responden terdiri dari pria, ini
terjadi karena penelitian dilakukan pada fakultas Teknik, dimana
kebanyakan mahasiswanya adalah pria.
2. Umur
Dari segi umur hasil profil respondennya adalah sebagai berikut:
65
Tabel 4.2 : Gambaran Umur Responden Kategori Jumlah Persentase
18 – 21 33orang 27,5%
22 - 25 27 orang 22,5%
26 – 29 18 orang 15 %
≥ 30 42 orang 35 %
Jumlah 120 100%
Sumber: data diolah
Terlihat bahwa distribusi umur tersebar hampir merata dimana yang
terbanyak adalah responden yang berusia diatas 30 tahun, responden yang
berusia diatas 30 tahun kebanyakan adalah mereka yang mengambil kuliah
malam dan telah bekerja, sehingga masuk kuliahnya pun telat.
Sementara mereka yang berusia antara 18 – 21 tahun biasanya adalah
mereka yang langsung melanjutkan kuliah selepas masa SMU.
3. Pekerjaan
Untuk pekerjaan, responden diminta untuk mengisi kolom jenis
pekerjaan sesuai dengan pekerjaan mereka. Dari isian tersebut maka
kemudian deskripsi untuk pekerjaan ini terbagi menjadi empat kategori yaitu
mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri dan wiraswasta. Adapun
hasilnya dapat dilihat berikut ini:
66
Tabel 4.3: Gambaran Pekerjaan Responden Keterangan Jumlah Persentase
Mahasiswa 58 orang 27,5%
Pegawai swasta 29 orang 22,5%
Pegawai negeri 3 orang 15 %
Wiraswasta 30 orang 35 %
Jumlah 120 100%
Sumber: data diolah
Dari table diatas diketahui bahwa sebagian responden tidak bekerja dan
50% nya lagi bekerja, pekerjaan merekapun beragam, mulai dari pegawai
swasta, pegawai negeri hingga memiliki usaha sendiri. Namun yang patut
dicermati dari 50% responden yang memiliki pekerjaan ternyata separuhnya
memiliki usaha sendiri mulai dari bengkel, toko kecil-kecilan hingga servis
handphone.
Dalam penelitian ini selain mengetahui profil responden keseluruhan,
yang lebih penting adalah mengetahui profil responden untuk masing-
masing kelompok sel. Profil ini untuk menggambarkan tingkat homogenitas
profil demografik antar kelompok sel. Berikut adalah profil responden pada
setiap kelompok sel
67
Tabel 4.4 Profil Responden Pada Setiap Kelompok Sel Kategori IH IL DH DL
Jenis Kelamin
Pria 24 orang 26 orang 21 orang 23 orang
Wanita 6 orang 4 orang 9 orang 7 orang
Usia
18 – 21 13orang 8 orang 9 orang 10 orang
22 - 25 7 orang 6 orang 8 orang 6 orang
26 – 29 1 orang 9 orang 3 orang 5 orang
≥ 30 9 orang 7 orang 10 orang 9 orang
Pekerjaan
Mahasiswa 8 orang 18 orang 15 orang 17 orang
Pegawai
swasta
11 orang 8 orang 9 orang 1 orang
Pegawai negeri 1 orang - 2 orang -
Wiraswasta 10 orang 4 orang 4 orang 12 orang
Sumber : data diolah
Terlihat dari setiap sel walaupun profil demografik tidak sama pada
setiap selnya namun profil tersebar, sehingga diharapkan tidak ada bias dari
hasil penelitian yang diakibatkan karena perbedaan profil responden pada
setiap kelompok.
68
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Manipulation Check
Sebelum penelitian dilakukan, penulis melakukan manipulation cek,
dimana tujuan dari diadakan manipulasi ini adalah untuk mengetahui dengan
pasti bahwa manipulasi yang akan dilakukan pada penelitian berjalan dengan
baik.
Manipulation check diukur dengan meminta peserta manipulation check
yang berjumlah 20 orang dan dibagi kedalam dua kelompok (masing-masing
kelompok berisi 10 orang), untuk membaca dan membayangkan sebuah
skenario yang menggambarkan kondisi saat akan jalan-jalan menelusuri kota
dan tujuan pertama adalah ke Pondok Indah Mall. Karena hari sudah siang
kemudian langsung menuju food court untuk makan siang. Setelah makan
siang, melanjutkan perjalanan menuju ancol dan berhenti sejenak untuk
melihat Monas, salah satu tempat yang menjadi kebanggaan Indonesia.
Kemudian memotret suasana menarik dengan latar belakang Monas. Setelah
selesai berfoto kemudian meneruskan perjalanan menuju ancol dengan
menggunakan bus transjakarta. Karena banyaknya jumlah penumpang
menunggu cukup lama di shelter tersebut. Setelah menunggu cukup lama
akhirnya bus datang dan kita naik kedalamnya. Sesampainya ke ancol
memutuskan untuk langsung menuju dufan. Puas bermain di dufan kemudian
67
69
melanjutkan pergi ke pantai untuk makan malam. Tak terasa sudah pukul
sepuluh malam kita memutuskan untuk segera pulang. Secara khusus, peserta
diminta untuk sejauh mana mereka merasa "unik, istimewa dan berbeda" dari
orang lain pada skala 7-point (1 p sama sekali tidak mungkin, 7 p sangat
mungkin).
Narasi tersebut diatas akan dibagikan ke dua kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri dari 10 orang partisipan. Kelompok pertama akan
diberikan narasi yang menekankan ke kata “aku” sementara pada kelompok
kedua kata “aku” diganti dengan kata “kita”
Pada kelompok yang diberikan narasi dengan kata “aku” diharapkan
menjadi merasa independent dan memperoleh nilai yang lebih besar
dibandingkan dengan kelompok kedua yang diberikan narasi dengan kata
“kita”.
Hasil dari nilai rata-rata dari manipulation check pada kedua kelompok
tersebut adalah sebagai berikut:
70
Tabel 5.1 : Nilai Mean manipulation check pada masing-masing priming
Independent Interdependent unik istimewa berbeda unik istimewa berbeda
Responden 1 5 6 6 Responden 1 3 2 3
Responden 2 6 5 6 Responden 2 2 3 3
Responden 3 6 6 7 Responden 3 1 4 3
Responden 4 7 7 6 Responden 4 4 4 1
Responden 5 6 6 6 Responden 5 3 3 3
Responden 6 5 6 6 Responden 6 4 3 2
Responden 7 6 7 5 Responden 7 3 4 2
Responden 8 6 7 5 Responden 8 2 3 1
Responden 9 7 6 6 Responden 9 3 4 2
Responden 10
7 7 6 Responden 10
4 4 1
Mean 6.1 6.3 5.9 Mean 2.9 3.4 2.1
Sumber : data diolah
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa narasi yang dibuat mampu
mengarahkan responden sesuai priming (independent atau interdependent).
Dari data terlihat bahwa nilai rata rata untuk kelompok independent jauh lebih
besar dibandingkan nilai rata – rata dari kelompok interdependent.
71
B. Analisis Deskriptif
Untuk memperkuat uji t sample independen maka sebelum dilakukan
pengujian hipotesa, perlu untuk dipaparkan terlebih dahulu analisa deskripsi
tentang perbandingan nilai mean pada setiap kelompok.
Tabel 5.2 : Perbandingan Means Untuk Setiap Kelompok Sel
self Amusement Mean Std.
Deviation N
High 2.0780 .50267 30
Low 5.3720 .24626 30
independent
Total 3.7250 1.70663 60
High 2.4943 .28863 30
Low 5.3887 .25986 30
interdependent
Total 3.9415 1.48456 60
High 2.2862 .45740 60
Low 5.3803 .25114 60
Total
Total 3.8333 1.59643 120
Sumber : pengolahan data
Berdasarkan informasi pada table tersebut diatas, dapat digambarkan
pada kelompok independent dengan amusement tinggi memiliki nilai viral
lebih kecil dibandingkan dengan kelompok interdependent. Sedangkan untuk
amusement rendah, viral tidak berbeda jauh antara kelompok independent
72
dengan kelompok interdependent. Sehingga hipotesis yang menyatakan Pada
kondisi amusement rendah, efek viral tidak memiliki perbedaan diantara
individu yang memiliki perbedaan terbukti, dimana nilai mean antara
kelompok independent dengan amusment rendah dan kelompok
interdependent dengan amusment rendah tidak terlalu berbeda jauh.
Hal tersebut menggambarkan bahwa untuk amusment rendah dalam
penelitian ini adalah gambar seorang pria dan wanita yang berciuman tidak
memberikan efek viral yang berbeda jauh antara kelompok independent dan
interdependent.
C. Hasil Uji Two Way Anova
Berdasarkan hasil uji Two Way Anova pada saat penelitian dengan
120 partisipan, maka didapat :
Tabel 5.3 : Output Faktor antar Subyek Hasil Uji Two Way Anova Variabel Keterangan Jumlah
1.00 Amusment tinggi 30Independent 2.00 Amusment rendah 301.00 Amusment tinggi 30Interdependent 2.00 Amusment rendah 30
Sumber : Pengolahan Data
Dari table di atas terlihat terdapat beberapa faktor yang dijadikan
sebagai variabel bebas / predictor, faktor-faktor tersebut adalah :
73
• Independen : kelompok ini terbagi dua yaitu mereka yang mendapatkan
amusment tinggi dan amusment rendah.
• Interdependent : kelompok ini terbagi dua yaitu mereka yang
mendapatkan amusment tinggi dan amusment rendah.
Pada tabel ini terlihat ringkasan mengenai jumlah (n) yaitu masing-masing 30
yang dianalisis pada variabel independent dan interdependent dengan jumlah
seluruhnya 120.
Tabel 5.4 : Output Pengujian Levene untuk Kesamaan Varian Kesalahan
F df1 df2 Sig.
7.329 3 116 .100
Sumber: pengolahan data
Pengujian Levene dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi asumsi
homogenitas data. Maka dilakukan hipotesis :
• H0 : Varian kesalahan pada kedua independen variabel sama
• H1 : Varian kesalahan pada kedua independen variabel tidak sama
Kriteria pengujian hipotesis :
• Jika sig. < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
• Jika sig. > 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
Maka :
Nilai sig. sebagaimana tertera dalam keluaran di atas ialah sebesar 0.100 >
0.05, oleh karena itu H0 diterima. Artinya varian kesalahan pada kedua
74
independen variabel adalah sama. Dengan demikian persyaratan sudah
dipenuhi.
Data-data dalam penelitian ini perlu diuji homogenitasnya karna dalam
penelitian laboratories dibutuhkan data yang bersifat homogen atau seragam,
selain itu untuk perhitungan ANOVA salah satu syarat yang harus terpenuhi
adalah data bersifat homogen.
Tabel 5.5 : Output Model Hasil Uji Two Way Anova
Dependent Variable:viral
Source Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 289.820a 3 96.607 832.529 .000
Intercept 1763.257 1 1763.257 1.520E4 .000
self * amusement 1.198 1 1.198 10.324 .002
Self 1.406 1 1.406 12.118 .001
Amusement 287.216 1 287.216 2.475E3 .000
Error 13.461 116 .116
Total 2066.538 120
Corrected Total 303.281 119
a. R Squared = .956 (Adjusted R Squared = .954)
Sumber: pengolahan data
75
Dari Tabel 5.5 diketahui bahwa terdapat interaction effect antara Tingkat
Amusment dan self construal (F = 10,324 df = 1 dan nilai Sig. = 0,02).
Interaction effect ini menunjukkan bahwa self construal memoderasi
hubungan amusment terhadap Viral marketing.
Dari tabel di atas, nilai-nilai yang bisa diinterpretasikan adalah sebagai
berikut:
1. Corrected Model: Pengaruh Semua Variabel independen (self construal,
dan Interaksi amusment atau "self*amusment") secara bersama-sama
terhadap variabel dependen (viral marketing). Apabila Signifikansi (Sig.)
< 0,05 (Alfa) = Dari tabel di atas diketahui nilai signifikannya 0,002
berarti model valid. Artinya model yang digunakan dalam penelitian ini
sudah baik dan mewakili apa yang ingin diteliti atau dengan kata lain
bahwa benar ada pengaruh self construal dan interaksi amusment terhadap
viral marketing.
2. Intercept: Intercept merupakan nilai perubahan variabel dependen tanpa
perlu dipengaruhi keberadaan variabel independen, artinya tanpa ada
pengaruh variabel independen, variabel dependen dapat berubah
nilainya. Apabila Signifikansi (Sig.) < 0,05 (Alfa) = Signifikan. Dari tabel
di atas diketahui nilai signifikannya 0,000 berarti intercept signifikan. Ini
berarti walaupun tanpa pengaruh dari self construal nilai viral marketing
dapat berubah-ubah nilainya, dan ini menunjukkan bahwa viral marketing
76
tidak hanya dipengaruhi oleh self construal saja tetapi masih ada variable
lain yang mempengaruhinya.
3. Self construal : Pengaruh self construal terhadap nilai Deviasi di dalam
model. Apabila Signifikansi (Sig.) <0,05 (Alfa)= Signifikan. Dari tabel di
atas diketahui nilai signifikannya 0,001 berarti self construal
berpengaruh signifikan. Atau dengan kata lain dalam penelitian ini self
construal memberikan pengaruh terhadap viral marketing
4. Amusment: Pengaruh amusment terhadap nilai viral di dalam
model. Apabila Signifikansi (Sig.) < 0,05 (Alfa) = Signifikan. Dari tabel
di atas diketahui nilai signifikannya 0,000 berarti amusment berpengaruh
signifikan. Atau dengan kata lain amusment mampu memberikan
perubahan pada pengaruh self construal terhadap viral marketing
5. self*amusment: Pengaruh self*amusment terhadap nilai deviasi di dalam
model. Apabila Signifikansi (Sig.) <0,05 (Alfa) = Signifikan. Dari tabel di
atas diketahui nilai signifikannya 0,000 berarti self*amusment
berpengaruh signifikan. Artinya dalam model ini interaksi yang terjadi
antara self construal dan Amusment secara signifikan mempengaruhi viral
marketing
6. Error: Nilai Error model menunjukkan tingkat kesalahan yang terjadi
dalam perhitungan, dimana semakin kecil nilai error maka model semakin
baik.
77
7. R Squared: Nilai determinasi berganda semua variabel independen dengan
dependen. Dari hasil perhitungan di atas 0,956 di mana mendekati 1,
berarti korelasi kuat. Atau dengan kata lain terdapat hubungan yang sangat
erat antara Amusment sebagai variable independent, self construal sebagai
variable moderasi dengan viral marketing sebagai variable dependent
D. Analisis Regresi
Masih dari table 5.4 maka dapat diperoleh persamaan regresi yang akan
menerangkan interaksi antar variable yang diteliti. Berikut adalah persamaan
regresinya :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X1X2 + e
Y = 832,529 + 12,118 self + 2475 amusment +10,324 self x amusment +
15.200
Dari persamaan regresi tersebut diatas diketahui:
1. Bahwa viral marketing akan bernilai sebesar 832.529 jika tidak ada
pengaruh dari self construal dan amusment serta interaksi keduanya.
2. Viral marketing akan bertambah nilainya sebesar 12.118 jika ada kenaikan
dari self construal sebesar satu satuan
3. Viral marketing akan bertambah nilainya sebesar 2475 jika ada kenaikan
amusment sebesar satu satuan
78
4. Viral marketing akan bertambah nilainya sebesar 10.324 jika ada kenaikan
dari interaksi antara self construal dan amusment sebesar satu satuan
E. Output Profile Plots
Sumber : Pengolahan Data
Gambar 5.1 Output Profile Plots Hasil Uji Two Way Anova
Diagram Plot di atas menunjukkan bahwa :
1. Informasi amusment high dalam unit independent (titik A) memiliki
pengaruh lebih rendah terhadap viral marketing dibanding dengan
amusment dalam unit interdependent (titik B).
A
B
C D
interdependent
79
2. Informasi amusment low dalam unit independent (titik C) memiliki
pengaruh hampir sama terhadap viral marketing dibanding dengan
amusment dalam unit interdependent (titik D).
Dengan demikian dari gambar profile plot diatas maka kita dapat
menjawab hipotesis pertama yaitu: “Pada kondisi amusement rendah, efek
viral tidak memiliki perbedaan diantara individu yang memiliki perbedaan”
Dari gambar terlihat bahwa titik C dan D berada pada posisi yang sejajar,
sehingga pada amusment rendah baik responden independent ataupun
interdependent memberikan respon yang hampir sama terhadap viral
marketing. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jonah
Berger and Katherine L. Milkman yang menunjukkan hasil bahwa sebuah
konten datar (amusement rendah) tidak meningkatkan arousal individu,
sehingga pada akhirnya tidak meningkatkan intensi penyebaran suatu konten
secara signifikan
Masih dari gambar profile plot diatas maka kita dapat menjawab
hipotesis kedua yaitu: “Efek Viral sebuah konten akan melemah saat individu
memiliki dimensi kebutuhan yang tinggi untuk merasa unik”. Responden
independent yang mendapatkan amusment tinggi akan memberikan respon
viral marketing yang lebih rendah dibandingkan dengan respondent
interdependent yang mendapatkan amusment tinggi, hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Cheema, Amar and Andrew M. Kaikati yang
menemukan individu menyebarkan (sharing) sebuah konten adalah untuk
80
tujuan presentasi diri, tetapi konten online merupakan informasi yang
dikonsumsi secara umum, sehingga kemungkinan konten tersebut menjadi
viral akan melemah saat individu (independent) menyadari bahwa tindakan
menyebarkan konten tersebut tidak merepresentasikan keunikan dirinya.
Untuk memperjelas hasil dari bahasan dan untuk menjawab hipotesa,
maka dapat dilihat pada gambar 5.2 :
Sumber : Penulis
Gambar 5.2
Hasil Model Observasi
Dari gambar terlihat bahwa IH < DH < IL = DL ini berarti mereka
yang independent dan mendapatkan amusment high nilai viralnya lebih kecil
dari mereka yang interdependent dan memperoleh amusment high, sementara
81
nilai viral pada kelompok yang memperoleh amusment high (independent dan
interdependent) nilai viralnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan
kelompok yang memperoleh amusment low. Pada kelompok yang
memperoleh amusment low nilai viralnya tidak jauh berbeda (hampir sama)
baik pada mereka yang independent maupun interdependent.
Lebih rendahnya nilai viral pada kelompok amusment tinggi
dibandingkan dengan kelompok amusment rendah ini mungkin terjadi karena
content gambar yang diberikan pada amusment tinggi sangat kontradiktif dan
cendrung berlawanan dengan budaya Indonesia
F. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, terdapat dua hipotesis yang diuji, dan berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Penulis :
Tabel 5.6: Pengujian Hubungan Model Struktural
Hipotesis Pernyataan hipotesis Keterangan
H1 Pada kondisi amusement rendah, efek viral tidak memiliki perbedaan diantara individu yang memiliki perbedaan.
Data mendukung hipotesis
H2 Efek Viral sebuah konten akan melemah saat individu memiliki dimensi kebutuhan yang tinggi untuk merasa unik.
Data mendukung hipotesis
Sumber : Penulis
82
Dari Tabel 5.6 yang menggambarkan uji signifikasi, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Untuk Hipotesis pertama dari hasil penelitian diketahui pada kondisi
amusement rendah, efek viral tidak memiliki perbedaan diantara kelompok
independent dan interdependent, terbukti dimana nilai mean antara kelompok
independent dengan amusement rendah dan kelompok interdependent dengan
amusment rendah tidak berbeda jauh. Hal tersebut juga terlihat dari hasil
gambar 5.1 pada Output Profile Plots Hasil Uji Two Way Anova yang
menunjukkan titik C dan D berada pada posisi yang sejajar, sehingga pada
amusment rendah baik responden independent ataupun interdependent
memberikan respon yang hampir sama terhadap viral marketing. Hasil ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jonah Berger and Katherine L.
Milkman yang menunjukkan hasil bahwa sebuah konten datar (amusement
rendah) tidak meningkatkan intensi penyebaran suatu konten pada salah satu
kelompok.
2. Untuk Hipotesis kedua dari hasil penelitian diketahui efek viral sebuah konten
akan melemah saat individu memiliki dimensi kebutuhan yang tinggi untuk
merasa unik (Independent), dengan kata lain pada kelompok independent bila
mereka mendapatkan amusement tinggi maka akan cenderung tidak melakukan
tindakan viral, sedangkan pada kelompok interdependent yang terjadi adalah
sebaliknya. Responden independent yang mendapatkan amusment tinggi akan
83
memberikan respon viral marketing yang lebih rendah dibandingkan dengan
respondent interdependent yang mendapatkan amusment tinggi, hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheema, Amar and Andrew M. Kaikati
yang menemukan individu menyebarkan (sharing) sebuah konten adalah untuk
tujuan presentasi diri, tetapi konten online merupakan informasi yang
dikonsumsi secara umum, sehingga kemungkinan konten tersebut menjadi viral
akan melemah saat individu (independent) menyadari bahwa tindakan
menyebarkan konten tersebut tidak merepresentasikan keunikan dirinya.
84
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang dilakukan peneliti dengan mengadakan
penelitian terhadap 120 responden dengan beberapa pengujian data, maka
dapat penulis simpulkan, sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada kondisi amusement rendah, efek
viral pada kelompok interdependent dan kelompok independent tidak
berbeda secara signifikan, karena pada saat amussment rendah maka
keinginan respon orang independent dan interdependent untuk
menyebarkan konten tersebut tidak berbeda jauh, karena amusment rendah
dianggap oleh orang independent tidak akan mengganggu eksistensi
dirinya..
2. Saat seseorang memiliki dimensi kebutuhan yang tinggi untuk merasa unik
maka akan melemahkan efek viral dari sebuah konten Amusment tinggi,
karena bagi mereka yang independen mereka akan berusaha menjaga
bahwa apa yang mereka miliki atau ketahui tidak dimiliki atau diketahui
oleh banyak orang. Responden independent yang mendapatkan amusment
tinggi akan memberikan respon viral marketing yang lebih rendah
84
85
dibandingkan dengan respondent interdependent yang mendapatkan
amusment tinggi, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Cheema, Amar and Andrew M. Kaikati yang menemukan individu
menyebarkan (sharing) sebuah konten adalah untuk tujuan presentasi diri,
tetapi konten online merupakan informasi yang dikonsumsi secara umum,
sehingga kemungkinan konten tersebut menjadi viral akan melemah saat
individu (independent) menyadari bahwa tindakan menyebarkan konten
tersebut tidak merepresentasikan keunikan dirinya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis ingin
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Pada penelitian selanjutnya dapat digunakan model amussment yang
lain seperti tayangan audio atau visual.
2. Untuk meningkatkan efek viral maka harus diketahui dengan jelas
target market yang akan dituju sehingga model amussmentnya juga
akan tepat.
3. Memasukkan variable demografi sebagai variable moderasi, sehingga
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari konten viral yang akan diuji
sehingga dapat semakin mendekati target yang diinginkan oleh peneliti
selanjutnya.
86
DAFTAR PUSTAKA Abedniya. Abed.. The Impact of Social Networking Websites to Facilitate the
Effectiveness of Viral Marketing. International Journal of Advanced Computer Science and Applications, Vol. 1, No.6, December, 2010
Alo Liliweri. Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta, 2003. Amar Cheema, and Andrew M. Kaikati,. “The Effect of Need for Uniqueness on
Word of Mouth,” Journal of Marketing Research, 2010 Arifin, Anwar. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar Ringkas. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta, 2003. A Wojnicki and Godes, B. “Word-of-Mouth as Self-Enhancement” in Journal of
Marketing Research Online Articles, 2008. Barrett, LF, & Russell, J. A. Independence and bipolarity in the structure of current
affect. Journal of Personality and Social Psychology, 1998. Berger Jonah, Chip Heath, Where Consumers Diverge from Others: Identity-
Signaling and Product Domains. Journal of Consumer Research,2007. Berger Jonah and Katherine L. MiLKMan. Why are certain pieces of online ... What
Makes online Content Viral? ©. Journal of American Marketing Association, 2011.
Berger Jonah and Katherine L. MiLKMan.. What Makes online Content Viral?
Juornal of American Marketing Association. 2011 Cheema, Amar and Andrew M. Kaikati. “The Effect of Need for Uniqueness on
Word of Mouth,”. Journal of Marketing Research, 2010. Chevalier, J.A., Mayzlin, D. The Effect of Word of Mouth on Sales: Online Book
Reviews,. Journal of Marketing Research. 2006.
87
Cruz Danilo, Chris Fill, "Evaluating viral Marketing: isolating the key criteria", Journal of Marketing Intelligence & Planning, Vol. 26 Iss: 7, 2008.
Datta, Palto R.et.al. Viral Marketing: New Form of Word-of-Mouth through Internet.
The Business Review, Cambridge, Voume 3, No. 2, 2005. Deddy, Mulyana. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Gramedia. Widiasarana
Indonesia. Jakarta, 2004. Dee T Allsop, , Bryce R. Basset and James A. Hoskins. Word Of Mouth. Research:
Principles and Applications. Journal of Advertising, 2007. Eath, C, Bell, C, & Sternberg E. Emotional selection in memes: The case of urban
legends. Journal of Personality & Social Psychology, 2001 Effendy, Onong Uchjana. Teori dan Praktik Ilmu Komunikasi. Rosdakarya.
Bandung, 2006. Ferguson Rick, "Word of mouth and viral Marketing: taking the temperature of the
hottest trends in marketing", Journal of Consumer Marketing, 2008. Ferrell, Michael, D.,Hartline, and George, Lucas, H. Marketing Strategy,. 2th edition,
Thomson Learning, South Western, 2004. Ghozali Imam.. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi
Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro, 2009 Jonathan Sawono, Model-Model Linier dan NON-LINIER dalam IBM SPSS 21,
Penerbit PT. Elex Media Komputindo, 2012. Kotler, Philip & Armstrong, Gary. Principles of Marketing, Tenth Edition, Pearson
Prentice Hall , New Jersey, 2004. Kirchsteiger Georg & Ernst Fehr & Arno Riedl. "Gift exchange and reciprocity in
competitive experimental markets," ULB Institutional Repository, 2013.
88
M.B Brewer. The social self: On being the same and different at the same time. Journal of Personality and Social Psychology, 1991.
Peters, Kim, and Yoshihisa Kashima, "From Social Talk to Social Action: Shaping
the Social Triad With Emotion Sharing", Journal of Personality, 2007. Richardson Matthew and Pedro Domingos . Mining Knowledge-Sharing Sites for
Viral Marketing. Department of Computer Science and Engineering University of Washington, 2002.
R. James Situmorang. Marketing Viral (Viral Marketing). Jurnal Manajemen
Marketing. FISIP-Unpar, 2010. Samovar, Larry A. dkk, Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Humanika Salemba.
2010. Smith, N.C. ‘Corporate Social Responsibility: Whether or How?’, California
Management Review,45(4), 2003. Singelis, The measurement of independent and interdependent self -construals.
Journal of Personality and Social Psychology, 1994. Swanepoel, Celeste et.al. Virally inspired: A review of the theory of viral stealth
marketing. Australasian Marketing Journal, Volume 17, Iss.1, 2009. Turban, E.,et all. 2004. Electronic Commerce: A Managerial Perspective. Pearson
Prentice Seniati, A.N.L. Pengaruh masa kerja, trait kepribadian, kepuasan kerja, dan iklim
psikologis terhadap komitmen dosen pada Universitas Indonesia. Disertasi (tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002.
Shukla, Timira..Factors Affecting Internet Marketing Campaigns with Reference to
Viral and Permission Marketing. The IUP Journal of Management Research, Vol. IX No.1, 2010.
89
Wojnicki, A. and Godes, B. “Word-of-Mouth as Self-Enhancement” in Journal of Marketing Research, 2008.
http://www.pemasaran.co.id/belanja-iklan-media-digital-di-indonesia diunduh 22
Agustus 2013 http://www.swaramanadonews.com diakses 22 Agustus 2013 www.trenologi.com/201211135749/pengguna-internet-di-indonesia-61-juta-orang-
242-juta orang-akses-internet-3-jam-lebih-setiap-hari diunduh 8 Agustus 2013 http://www.e-jurnal.com/kepribadian-self-dalam-psikologi-lintas-budaya diunduh 23
Mei 2013 http://www.jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/viral-pemasaran-definisi-kriteria
diunduh 25 Mei 2013
90
LAMPIRAN
91
IH
SEBUAH PENELITIAN MENGENAI VERBAL DAN VISUAL
92
Bagian 1
Bacalah cerita pendek di bawah ini secara teliti dan seksama. Ulangi membaca cerita tersebut sebanyak minimal 5 kali. Setelah anda benar-benar memahami isi cerita tersebut barulah anda dapat meneruskan ke halaman selanjutnya
Hari ini Aku akan jalan-jalan menelusuri kota dan tujuan pertama adalah ke Pondok Indah Mall. Karena hari sudah siang aku kemudian langsung menuju food court untuk makan siang. Setelah makan siang, aku melanjutkan perjalanan menuju ancol dan berhenti sejenak untuk melihat Monas, salah satu tempat yang menjadi kebanggaan Indonesia. Aku kemudian memotret suasana menarik dengan latar belakang Monas. Setelah selesai berfoto aku kemudian meneruskan perjalanan menuju ancol dengan menggunakan bus transjakarta. Karena banyaknya jumlah penumpang aku menunggu cukup lama di shelter tersebut. Setelah menunggu cukup lama akhirnya bus datang dan aku naik kedalamnya. Sesampainya ke ancol aku memutuskan untuk langsung menuju dufan. Puas bermain di dufan kemudian aku melanjutkan pergi ke pantai untuk makan malam. Tak terasa sudah pukul sepuluh malam aku memutuskan untuk segera pulang
93
Kemudian jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini. Jawablah sesuai dengan perasaan anda. Tandai (X) kolom angka yang mewakili perasaan anda
1. Seberapa besar anda merasa sebagai individu yang unik?
sangat tidak unik sekali sangat unik sekali
2. Seberapa besar anda merasa istimewa ?
sangat tidak istimewa sekali sangat istimewa sekali
3. Seberapa besar anda merasa berbeda dari orang lain?
sangat tidak berbeda sekali sangat berbeda sekali
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
94
Bagian 2
Amati gambar dibawah ini selama 1 menit.
95
Kemudian jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini. Jawablah sesuai dengan perasaan anda.
1.Menurut anda gambar tersebut
Sangat tidak lucu sekali Sangat lucu sekali
Sangat tidak menghibur sekali Sangat menghibur sekali
2.Seberapa besar kemungkinan anda untuk berbagai konten (gambar) tersebut
dengan orang lain
sangat tidak mungkin menyebarkan sangat mungkin
menyebarkan
3.Bagaimana perasaan anda saat ini?
Sangat pasif sekali Sangat aktif sekali
Sangat murung sekali Sangat bersemangat sekali
Sangat tidak bergairah sekali Sangat bergairah sekali
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
4.Kepada siapa anda akan menyebarkan gambar ini ?
Keluarga
Teman dekat
Teman- teman
Seluruh kontak dalam telephone saya
97
Kuisioner
Kuesioner ini dirancang untuk menyelidiki fenomena viral marketing. Hasilnya akan digunakan hanya untuk tujuan resmi universitas dan hasil akan dirahasiakan.
1. Apakah Anda memiliki akses rutin ke Internet?
Ya
Tidak
2. Di mana Anda memiliki akses ke Internet?
Rumah
kantor
Lainnya (jelaskan)
3. berapa sering anda mengecek email anda?
sebulan sekali
seminggu sekali
lebih dari sekali dalam seminggu
sekali dalam sehari
lebih dari satu kali dalam satu hari 4. Berapa sering anda menerima email ini?
lelucon Tips Video lucu/menarik
Iklan lucu/menarik
Setiap hari 1 x
Lebih dari 1 x setiap hari
Setiap minggu
Setiap bulan
Beberapa bulan sekali
98
lelucon Tips Video lucu/menarik
Iklan lucu/menarik
Tidak pernah
5. Silakan menilai seberapa sering Anda mengirim ulang ke orang lain email semacam ini pada skala 1-6 dimana 1 berarti "tidak pernah" dan 6 berarti "Selalu”
1 tidak pernah 2 3 4 5 6
selalu
Lelucon
Tips
Video lucu/menarik
Iklan lucu/menarik 6. Silakan peringkat dalam urutan kepentingan dari siapa yang lebih mungkin untuk anda kirimkan ulang email diatas. Tempatkan "1" di samping opsi yang paling mungkin, "2" ke opsi yang paling mungkin berikutnya, dan seterusnya
Teman Teman kampus Teman kerja / kantor Orang yang tidak saya kenal 7. Silakan peringkat dalam urutan kepentingan macam email apa yang lebih mungkin untuk anda teruskan ke orang lain. Tempatkan "1" di samping opsi yang paling mungkin, "2" ke opsi yang paling mungkin berikutnya, dan seterusnya.
Lucu Penting Menghibur Berguna Menarik
99
8. adakah jenis email lain yang ingin anda terima?
100
Jenis kelamin anda:
Pria
Wanita 2. Umur anda:
18-21
22-25
26-30
30- 40 3. Apa pekerjaan anda?
TERIMA KASIH UNTUK PARTISIPASINYA
101
IL
SEBUAH PENELITIAN MENGENAI VERBAL DAN VISUAL
102
Bagian 1
Bacalah cerita pendek di bawah ini secara teliti dan seksama. Ulangi membaca cerita tersebut sebanyak minimal 5 kali. Setelah anda benar-benar memahami isi cerita tersebut barulah anda dapat meneruskan ke halaman selanjutnya
Hari ini Aku akan jalan-jalan menelusuri kota dan tujuan pertama adalah ke Pondok Indah Mall. Karena hari sudah siang aku kemudian langsung menuju food court untuk makan siang. Setelah makan siang, aku melanjutkan perjalanan menuju ancol dan berhenti sejenak untuk melihat Monas, salah satu tempat yang menjadi kebanggaan Indonesia. Aku kemudian memotret suasana menarik dengan latar belakang Monas. Setelah selesai berfoto aku kemudian meneruskan perjalanan menuju ancol dengan menggunakan bus transjakarta. Karena banyaknya jumlah penumpang aku menunggu cukup lama di shelter tersebut. Setelah menunggu cukup lama akhirnya bus datang dan aku naik kedalamnya. Sesampainya ke ancol aku memutuskan untuk langsung menuju dufan. Puas bermain di dufan kemudian aku melanjutkan pergi ke pantai untuk makan malam. Tak terasa sudah pukul sepuluh malam aku memutuskan untuk segera pulang
103
Kemudian jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini. Jawablah sesuai dengan perasaan anda. Tandai (X) kolom angka yang mewakili perasaan anda
1.Seberapa besar anda merasa sebagai individu yang unik?
sangat tidak unik sekali sangat unik sekali
2.Seberapa besar anda merasa istimewa ?
sangat tidak istimewa sekali sangat istimewa sekali
3.Seberapa besar anda merasa berbeda dari orang lain?
sangat tidak berbeda sekali sangat berbeda sekali
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
104
Bagian 2
Amati gambar dibawah ini selama 1 menit.
105
Kemudian jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini. Jawablah sesuai dengan perasaan anda.
1.Menurut anda gambar tersebut
Sangat tid lucu sekali Sangat lucu sekali
Sangat tidak menghibur sekali Sangat menghibur sekali
2. Seberapa besar kemungkinan anda untuk berbagai konten (gambar) tersebut
dengan orang lain
sangat tidak mungkin menyebarkan sangat mungkin
menyebarkan
3.Bagaimana perasaan anda saat ini?
Sangat pasif sekali Sangat aktif sekali
Sangat murung sekali Sangat bersemangat sekali
Sangat tidak bergairah sekali Sangat bergairah sekali
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
4.Kepada siapa anda akan menyebarkan gambar ini ?
Keluarga
Teman dekat
Teman- teman
Seluruh kontak dalam telephone saya
107
Kuisioner
Kuesioner ini dirancang untuk menyelidiki fenomena viral marketing. Hasilnya akan digunakan hanya untuk tujuan resmi universitas dan hasil akan dirahasiakan.
1. Apakah Anda memiliki akses rutin ke Internet?
Ya
Tidak
2. Di mana Anda memiliki akses ke Internet?
Rumah
kantor
Lainnya (jelaskan)
3. berapa sering anda mengecek email anda?
sebulan sekali
seminggu sekali
lebih dari sekali dalam seminggu
sekali dalam sehari
lebih dari satu kali dalam satu hari 4. Berapa sering anda menerima email ini?
lelucon Tips Video lucu/menarik
Iklan lucu/menarik
Setiap hari 1 x
Lebih dari 1 x setiap hari
Setiap minggu
Setiap bulan
Beberapa bulan sekali
108
lelucon Tips Video lucu/menarik
Iklan lucu/menarik
Tidak pernah
5. Silakan menilai seberapa sering Anda mengirim ulang ke orang lain email semacam ini pada skala 1-6 dimana 1 berarti "tidak pernah" dan 6 berarti "Selalu”
1 tidak pernah 2 3 4 5 6
selalu
Lelucon
Tips
Video lucu/menarik
Iklan lucu/menarik 6. Silakan peringkat dalam urutan kepentingan dari siapa yang lebih mungkin untuk anda kirimkan ulang email diatas. Tempatkan "1" di samping opsi yang paling mungkin, "2" ke opsi yang paling mungkin berikutnya, dan seterusnya
Teman Teman kampus Teman kerja / kantor Orang yang tidak saya kenal 7. Silakan peringkat dalam urutan kepentingan macam email apa yang lebih mungkin untuk anda teruskan ke orang lain. Tempatkan "1" di samping opsi yang paling mungkin, "2" ke opsi yang paling mungkin berikutnya, dan seterusnya.
Lucu Penting Menghibur Berguna
109
Menarik 8. adakah jenis email lain yang ingin anda terima?
110
1. Jenis kelamin anda:
Pria
Wanita 2. Umur anda:
18-21
22-25
26-30
30- 40 3. Apa pekerjaan anda?
TERIMA KASIH UNTUK PARTISIPASINYA
111
DH
SEBUAH PENELITIAN MENGENAI VERBAL DAN VISUAL
112
Bagian 1
Bacalah cerita pendek di bawah ini secara teliti dan seksama. Ulangi membaca cerita tersebut sebanyak minimal 5 kali. Setelah anda benar-benar memahami isi cerita tersebut barulah anda dapat meneruskan ke halaman selanjutnya
Hari ini Kita akan jalan-jalan menelusuri kota dan tujuan pertama adalah ke Pondok Indah Mall. Karena hari sudah siang kita kemudian langsung menuju food court untuk makan siang. Setelah makan siang, kita melanjutkan perjalanan menuju ancol dan berhenti sejenak untuk melihat Monas, salah satu tempat yang menjadi kebanggaan Indonesia. Kita kemudian memotret suasana menarik dengan latar belakang Monas. Setelah selesai berfoto kita kemudian meneruskan perjalanan menuju ancol dengan menggunakan bus transjakarta. Karena banyaknya jumlah penumpang kita menunggu cukup lama di shelter tersebut. Setelah menunggu cukup lama akhirnya bus datang dan kita naik kedalamnya. Sesampainya ke ancol kita memutuskan untuk langsung menuju dufan. Puas bermain di dufan kemudian kita melanjutkan pergi ke pantai untuk makan malam. Tak terasa sudah pukul sepuluh malam kita memutuskan untuk segera pulang
113
Kemudian jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini. Jawablah sesuai dengan perasaan anda. Tandai (X) kolom angka yang mewakili perasaan anda
a. Seberapa besar anda merasa sebagai individu yang unik?
sangat tidak unik sekali sangat unik sekali
b. seberapa besar anda merasa istimewa ?
sangat tidak istimewa sekali sangat istimewa sekali
c. Seberapa besar anda merasa berbeda dari orang lain?
sangat tidak berbeda sekali sangat berbeda sekali
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
114
Bagian 2
Amati gambar dibawah ini selama 1 menit.
115
Kemudian jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini. Jawablah sesuai dengan perasaan anda.
1.Menurut anda gambar tersebut
Sangat tidak lucu sekali Sangat lucu sekali
Sangat tidak menghibur sekali Sangat menghibur sekali
2.Seberapa besar kemungkinan anda untuk berbagai konten (gambar) tersebut dengan
orang lain
sangat tidak mungkin menyebarkan sangat mungkin
menyebarkan
3.Bagaimana perasaan anda saat ini?
Sangat pasif sekali Sangat aktif sekali
Sangat murung sekali Sangat bersemangat sekali
Sangat tidak bergairah sekali Sangat bergairah sekali
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
4.Kepada siapa anda akan menyebarkan gambar ini ?
Keluarga
Teman dekat
Teman- teman
Seluruh kontak dalam telephone saya
117
Kuisioner
Kuesioner ini dirancang untuk menyelidiki fenomena viral marketing. Hasilnya akan digunakan hanya untuk tujuan resmi universitas dan hasil akan dirahasiakan.
1. Apakah Anda memiliki akses rutin ke Internet?
Ya
Tidak
2. Di mana Anda memiliki akses ke Internet?
Rumah
kantor
Lainnya (jelaskan)
3. berapa sering anda mengecek email anda?
sebulan sekali
seminggu sekali
lebih dari sekali dalam seminggu
sekali dalam sehari
lebih dari satu kali dalam satu hari 4. Berapa sering anda menerima email ini?
lelucon Tips Video lucu/menarik
Iklan lucu/menarik
Setiap hari 1 x
Lebih dari 1 x setiap hari
Setiap minggu
Setiap bulan
Beberapa bulan sekali
118
lelucon Tips Video lucu/menarik
Iklan lucu/menarik
Tidak pernah
5. Silakan menilai seberapa sering Anda mengirim ulang ke orang lain email semacam ini pada skala 1-6 dimana 1 berarti "tidak pernah" dan 6 berarti "Selalu”
1 tidak pernah 2 3 4 5 6
selalu
Lelucon
Tips
Video lucu/menarik
Iklan lucu/menarik 6. Silakan peringkat dalam urutan kepentingan dari siapa yang lebih mungkin untuk anda kirimkan ulang email diatas. Tempatkan "1" di samping opsi yang paling mungkin, "2" ke opsi yang paling mungkin berikutnya, dan seterusnya
Teman Teman kampus Teman kerja / kantor Orang yang tidak saya kenal 7. Silakan peringkat dalam urutan kepentingan macam email apa yang lebih mungkin untuk anda teruskan ke orang lain. Tempatkan "1" di samping opsi yang paling mungkin, "2" ke opsi yang paling mungkin berikutnya, dan seterusnya.
Lucu Penting Menghibur Berguna Menarik
119
8. adakah jenis email lain yang ingin anda terima?
120
1. Jenis kelamin anda:
Pria
Wanita 2. Umur anda:
18-21
22-25
26-30
30- 40 3. Apa pekerjaan anda?
TERIMA KASIH UNTUK PARTISIPASINYA
121
DL
SEBUAH PENELITIAN MENGENAI VERBAL DAN VISUAL
122
Bagian 1
Bacalah cerita pendek di bawah ini secara teliti dan seksama. Ulangi membaca cerita tersebut sebanyak minimal 5 kali. Setelah anda benar-benar memahami isi cerita tersebut barulah anda dapat meneruskan ke halaman selanjutnya
Hari ini Kita akan jalan-jalan menelusuri kota dan tujuan pertama adalah ke Pondok Indah Mall. Karena hari sudah siang kita kemudian langsung menuju food court untuk makan siang. Setelah makan siang, kita melanjutkan perjalanan menuju ancol dan berhenti sejenak untuk melihat Monas, salah satu tempat yang menjadi kebanggaan Indonesia. Kita kemudian memotret suasana menarik dengan latar belakang Monas. Setelah selesai berfoto kita kemudian meneruskan perjalanan menuju ancol dengan menggunakan bus transjakarta. Karena banyaknya jumlah penumpang kita menunggu cukup lama di shelter tersebut. Setelah menunggu cukup lama akhirnya bus datang dan kita naik kedalamnya. Sesampainya ke ancol kita memutuskan untuk langsung menuju dufan. Puas bermain di dufan kemudian kita melanjutkan pergi ke pantai untuk makan malam. Tak terasa sudah pukul sepuluh malam kita memutuskan untuk segera pulang
123
Kemudian jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini. Jawablah sesuai dengan perasaan anda. Tandai (X) kolom angka yang mewakili perasaan anda
1.Seberapa besar anda merasa sebagai individu yang unik?
sangat tidak unik sekali sangat unik sekali
2.Seberapa besar anda merasa istimewa ?
sangat tidak istimewa sekali sangat istimewa sekali
3.Seberapa besar anda merasa berbeda dari orang lain?
sangat tidak berbeda sekali sangat berbeda sekali
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
124
Bagian 2
Amati gambar dibawah ini selama 1 menit.
125
Kemudian jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini. Jawablah sesuai dengan perasaan anda.
1.Menurut anda gambar tersebut
Sangat tidak lucu sekali Sangat lucu sekali
Sangat tidak menghibur sekali Sangat menghibur sekali
2.Seberapa besar kemungkinan anda untuk berbagai konten (gambar) tersebut
dengan orang lain
sangat tidak mungkin menyebarkan sangat mungkin
menyebarkan
3.Bagaimana perasaan anda saat ini?
Sangat pasif sekali Sangat aktif sekali
Sangat murung sekali Sangat bersemangat sekali
Sangat tidak bergairah sekali Sangat bergairah sekali
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
4.Kepada siapa anda akan menyebarkan gambar ini ?
Keluarga
Teman dekat
Teman- teman
Seluruh kontak dalam telephone saya
Kuisioner
Kuesioner ini dirancang untuk menyelidiki fenomena viral marketing. Hasilnya akan digunakan hanya untuk tujuan resmi universitas dan hasil akan dirahasiakan.
1. Apakah Anda memiliki akses rutin ke Internet?
Ya
Tidak
2. Di mana Anda memiliki akses ke Internet?
Rumah
kantor
Lainnya (jelaskan)
3. berapa sering anda mengecek email anda?
sebulan sekali
seminggu sekali
lebih dari sekali dalam seminggu
sekali dalam sehari
lebih dari satu kali dalam satu hari 4. Berapa sering anda menerima email ini?
lelucon Tips Video lucu/menarik
Iklan lucu/menarik
Setiap hari 1 x
Lebih dari 1 x setiap hari
Setiap minggu
Setiap bulan
Beberapa bulan sekali
lelucon Tips Video lucu/menarik
Iklan lucu/menarik
Tidak pernah
5. Silakan menilai seberapa sering Anda mengirim ulang ke orang lain email semacam ini pada skala 1-6 dimana 1 berarti "tidak pernah" dan 6 berarti "Selalu”
1 tidak pernah 2 3 4 5 6
selalu
Lelucon
Tips
Video lucu/menarik
Iklan lucu/menarik 6. Silakan peringkat dalam urutan kepentingan dari siapa yang lebih mungkin untuk anda kirimkan ulang email diatas. Tempatkan "1" di samping opsi yang paling mungkin, "2" ke opsi yang paling mungkin berikutnya, dan seterusnya
Teman Teman kampus Teman kerja / kantor Orang yang tidak saya kenal 7. Silakan peringkat dalam urutan kepentingan macam email apa yang lebih mungkin untuk anda teruskan ke orang lain. Tempatkan "1" di samping opsi yang paling mungkin, "2" ke opsi yang paling mungkin berikutnya, dan seterusnya.
Lucu Penting Menghibur Berguna
Menarik 8. adakah jenis email lain yang ingin anda terima?
1. Jenis kelamin anda:
Pria
Wanita 2. Umur anda:
18-21
22-25
26-30
30- 40 3. Apa pekerjaan anda?
TERIMA KASIH UNTUK PARTISIPASINYA