Skrining

18
Skrining Fitokimia Canthium parviflorum

description

Skrining Fitokimia Canthium parviflorum

Transcript of Skrining

Skrining Fitokimia Canthium parviflorum

PENDAHULUAN

• Ekstrak tumbuhan dan senyawa yang berasal dari tanaman digunakan sebagai obat sejak zaman dahulu.

• Nilai obat dari tanaman terletak pada beberapa zat kimia yang menghasilkan aksi fisiologis tertentu pada tubuh manusia.

• Konstituen bioaktif alkaloid, tanin dan flavonoid.

PENDAHULUAN

• Canthium parviflorum semak dengan cabang berduri yang tersebar di seluruh India pada hutan belukar dan dataran kering.

PENDAHULUAN

• Daunnya sederhana, kecil, durinya berlawanan dengan stipula interpetiolar dan duri terdapat pada bagian ketiak daun.

• Famili Rubiaceae. • Daun dan akar merupakan astringent,

termogenik, diuretik, obat penurun panas, sembelit, obat cacing serta tonik.

TUJUAN PENELITIAN

Meskipun sudah diketahui pentingnya pengobatan dari tanaman ini, namun dasar fitokimianya belum diketahui. Oleh karena itu, penyelidikan ini dilakukan untuk mengetahui kandungan fitokimia yang terdapat pada biji dan kalus daun tanaman ini.

PEMBUATAN EKSTRAK BIJI

Biji segar dari tanaman dewasa (biji yang diambil adalah yang berwarna kering untuk memastikan bahwa biji tersebut kering) keringkan serbukkan ekstraksi dengan pelarut heksana, kloroform, etil asetat dan metanol melalui metode soxhlet.

PEMBUATAN KALUS DAUNEksplan daun dipotong (1 cm) dicuci dengan deterjen cair dan Bavistin (1% b/v) selama 3 menit klorida merkuri (0,1% b/v) selama 1 menit 70% etanol air suling steril sebanyak 5 kali dalam kondisi aseptik di dalam labu steril diinokulasi pada media Murashige dan Skoog yang telah ditambahkan dengan 2,0 mg/l 2,4-D untuk induksi kalus 30-40 hari kalus tua dikumpulkan disubkultur pada media segar dengan kombinasi zat pengatur tumbuh yang sama (dua kali dalam empat minggu) kultur diinkubasi pada 24±2º C.

2,0 mg/l 2, 4 - D Subkultur 2,0 mg/l 2, 4 - D setelah 2

minggu

EKSTRAKSI KALUS DAUN

• Setelah 6-8 minggu kalus dikumpulkan dikeringkan dengan oven pada 40 ± 1º C selama 5 jam dihomogenkan sampai menjadi serbuk halus disimpan dalam botol kedap udara.

• 25 g serbuk kalus daun diekstraksi dengan 150 ml pelarut heksana, kloroform, etil asetat dan metanol selama 24 jam dengan menggunakan peralatan Soxhlet evaporasi selama 30 menit untuk menghasilkan ekstrak kering.

SKRINING FITOKIMIASkrining fitokimia yang dilakukan antara lain:•Alkaloid

Deteksi alkaloid dilakukan dengan mengekstraksi 1 g serbuk sampel dengan 5 ml metanol dan 5 ml HCl 2N, dan kemudian direaksikan filtrat dengan pereaksi Meyer dan pereaksi Wagner. Sampel disimpan dan hasil positif ditandai dengan terjadinya kekeruhan atau pengendapan.•Flavonoid

Sekitar 0,2 g ekstrak tanaman dilarutkan dalam NaOH encer dan ditambahkan HCl. Larutan kuning yang berubah tidak berwarna menunjukkan adanya flavonoid.•Saponin

Sekitar 0,2 g ekstrak tanaman diambil dan ditambahkan 5 ml air suling dan kemudian direbus. Buih yang stabil menunjukkan adanya saponin

SKRINING FITOKIMIA• Phlobatannin

Sekitar 0,5 g ekstrak tanaman dilarutkan dalam air suling dan disaring. Filtrat direbus dengan 2% larutan HCl. Endapan berwarna merah menunjukkan adanya phlobatanins.

• Steroid (Reaksi Libermann-Burchard)200 mg bahan tanaman ditambahkan dalam 10 ml kloroform dan disaring. 200 ml asetat anhidrida ditambahkan ke dalam 2 ml filtrat dengan 2 ml H2SO4. Perubahan warna dari ungu menjadi biru atau hijau pada beberapa sampel menunjukkan adanya steroid.

• Terpenoid (Metode Salkowski)Sekitar 0,5 g ekstrak ditambahkan dalam 2 ml kloroform dan

ditambahkan H2SO4 dengan hati-hati untuk membentuk lapisan. Warna coklat kemerahan yang terbentuk dipermukaan menunjukkan hasil positif untuk kehadiran terpenoid.

SKRINING FITOKIMIA• TaninSejumlah kecil ekstrak dicampur dengan air suling dan dipanaskan

pada waterbath. Disaring dan ditambahkan Ferri klorida ke filtrat. Sebuah warna hijau tua menunjukkan adanya tanin.

• Anthraquinone (Uji Borntrager ') Sekitar 0,5 g ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi kering dan

ditambahkan 5 ml kloroform dan dikocok selama 5 menit. Ekstrak disaring dan filtrat dikocok dengan volume yang sama dari larutan amonia 10%. Warna violet muda atau warna merah di lapisan ammonical menunjukkan adanya anthraquinone.

• KuinonSekitar 0,5 g ekstrak tanaman diambil dan ditambahkan 1 ml H2SO4.

Pembentukan warna merah menunjukkan adanya kuinon.

SKRINING FITOKIMIA• GomEkstrak dicampur dengan air, zat yang memberikan

penebalan menunjukkan adanya gom.• MinyakSejumlah kecil serbuk/ekstrak ditekan antara kertas

saring. Pembentukan titik minyak menunjukkan adanya fixed oil dan lemak.

• FenolUntuk 1 ml ekstrak, 2 ml air suling ditambahkan diikuti

oleh 1-4 tetes besi klorida cair 1%. Terjadinya warna biru atau hijau menunjukkan adanya fenol.

HASIL

PEMBAHASAN

Ekstrak biji Canthium parviflorum mengandung :1.Flavonoid dan gom pada tiga pelarut kecuali ekstrak metanol.2.Terpenoid dalam keempat pelarut3.Fenol dalam ekstrak kloroform saja4.Saponin dalam ekstrak etil asetat dan metanol5.Kuinon yang terdapat dalam ekstrak kloroform dan etil asetat. 6.Phlobatannins, antrakuinon, alkaloid, steroid dan tanin tidak terdeteksi.

PEMBAHASAN

Ekstrak kalus daun dari Canthium parviflorum mengandung:•Terpenoid dan saponin dalam semua empat pelarut. •Tanin dalam ekstrak heksana saja.•Steroid dalam ekstrak heksana dan metanol. •Gom dalam ekstrak kloroform dan metanol.•Kuinon dalam ekstrak metanol saja. •Tidak ada sumber flavonoid, phlobatannins, antrakuinon, fenol, alkaloid, dan minyak di ekstrak.

KESIMPULAN

Seluruh ekstrak tanaman Canthium parviflorum menunjukkan keberadaan fitokimia seperti alkaloid, minyak, flavonoid, gom, fenol, saponin, steroid, tanin dan terpenoid. Penelitian ini menunjukkan bahwa fitokimia yang diekstrak sangat bermanfaat.