Skenario I

2
Skenario I Menabrak Jembatan Seorang laki-laki diantar polisi ke IGD RS Daerah. Pasien tersebut tidak sada kecelakaan lalu lintas, naik sepeda motor menabrak jembatan. Saat ti muntah-muntah dan kejang, keluar darah dari mulut, hidung, dan telin suara gurgling dan snooring . Perawat melaporkan tekanan darah110/80mmHg, nadi108 kali/menit, respirasi 24 kali/menit. Tampak luka terbuka di paha kan angulasi , dan perdarahan aktif. Dokter IGD melakukan primary survey . Airway (A) : didapatkan gurgling, snooring , tampak darah di oropharnyx. Dokt melakukan pembebasan jalan napas dengan cara suction (gurgling) dengan kanul yang rigid , chin lift atau jaw trust manuver (untuk menghilangkan snooring) karena pasien koma dan pemasangan intubasi endotrakeal dilanjutkan oksigenasi 10 liter/menit, dan memasang collar brace. Breathing (B) : RR 24 kali/menit. Thorax : jejas ekskoriasi pada hemithorax sinistra, pengembangan hemithorax sinistra tertinggal, perkusi hemithorax sinistra auskultasi suara vesikuler menurun pada hemithorax sinistra. Dokter mere pemeriksaan foto thorax (pada adjust primary survey ) Circulation (C) : Nadi cepat 108 kali/menit, Tekanan darah 110/ akral hangat , dokter melakukan infus RL dengan IV Cath no.16 20 tetes pemasangan kateter urine. Disability (D) : GCS 8, pupil anisokor dekstra < sinistra 3/5 mm, refleks hemiparese dekstra. Dokter melakukan pemberian manitol bolus 200 cc IV dan merencanakan pemeriksaan CT scan kepala dengan mempertimbangkan rujukan RS dengan fasilitas bedah syaraf. Environment (E) : Semua pakaian dibuka untuk menilai apakah ada yang sifatnya life threathing. Setelah itupasien diselimuti untuk mencegah hipotermia. Adjust Primary Survey: Dokter melakukan pemeriksaan foto cervical lateral cross table , foto thorax AP dan foto pelvis AP. Hasil pemeriksaan foto thorax didapatkan hematothorax kiri , pelvis dan cervical dalam batasan normal. Secondary Survey: Kepala : hematom temporoparietal sinistra Ø 8 cm Wajah : oedem periorbita dekstra/sinistra, bloody rhinorhoea dekstra/sin othorhoea sinistra, halo test +, floating maxilla +, malokusi gigi, defo mandibula Leher tidak didapatkan kelainan Thorax: didapatkan hematothorax Dokter melakukan pemeriksaan chest tube, abdomen dan pelvis tidak didapa kelainan Ekstremitas : vulnus appertum femur dekstra sepanjang 3 cm, nampak angul perdarahan aktif, fat globul +, oedem, krepitasi + Dokter melakukan bebat tekan realignment femur dan imobilisasi, pasien d untuk dirujuk ke Trauma Center

Transcript of Skenario I

Skenario I Menabrak Jembatan Seorang laki-laki diantar polisi ke IGD RS Daerah. Pasien tersebut tidak sadar mengalami kecelakaan lalu lintas, naik sepeda motor menabrak jembatan. Saat tiba di IGD penderita muntah-muntah dan kejang, keluar darah dari mulut, hidung, dan telinga disertai suara gurgling dan snooring. Perawat melaporkan tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 108 kali/menit, respirasi 24 kali/menit. Tampak luka terbuka di paha kanan sepanjang 3 cm, angulasi, dan perdarahan aktif. Dokter IGD melakukan primary survey.

Airway (A) : didapatkan gurgling, snooring, tampak darah di oropharnyx. Dokter melakukan pembebasan jalan napas dengan cara suction (gurgling) dengan kanul yang rigid, chin lift atau jaw trust manuver (untuk menghilangkan snooring) karena pasien koma dan pemasangan intubasi endotrakeal dilanjutkan oksigenasi 10 liter/menit, dan memasang collar brace. Breathing (B) : RR 24 kali/menit. Thorax : jejas ekskoriasi pada hemithorax sinistra, pengembangan hemithorax sinistra tertinggal, perkusi hemithorax sinistra meredup, auskultasi suara vesikuler menurun pada hemithorax sinistra. Dokter merencanakan pemeriksaan foto thorax (pada adjust primary survey) Circulation (C) : Nadi cepat 108 kali/menit, Tekanan darah 110/80 mmHg, akral hangat, dokter melakukan infus RL dengan IV Cath no.16 20 tetes/menit dan pemasangan kateter urine. Disability (D) : GCS 8, pupil anisokor dekstra < sinistra 3/5 mm, refleks cahaya +/+ hemiparese dekstra. Dokter melakukan pemberian manitol bolus 200 cc IV dan merencanakan pemeriksaan CT scan kepala dengan mempertimbangkan rujukan ke RS dengan fasilitas bedah syaraf. Environment (E) : Semua pakaian dibuka untuk menilai apakah ada kelainan lain yang sifatnya life threathing. Setelah itu pasien diselimuti untuk mencegah hipotermia.

Adjust Primary Survey: Dokter melakukan pemeriksaan foto cervical lateral cross table, foto thorax AP dan foto pelvis AP. Hasil pemeriksaan foto thorax didapatkan hematothorax kiri, pelvis dan cervical dalam batasan normal. Secondary Survey:

Kepala : hematom temporoparietal sinistra 8 cm Wajah : oedem periorbita dekstra/sinistra, bloody rhinorhoea dekstra/sinistra, bloody othorhoea sinistra, halo test +, floating maxilla +, malokusi gigi, deformitas mandibula Leher tidak didapatkan kelainan Thorax: didapatkan hematothorax Dokter melakukan pemeriksaan chest tube, abdomen dan pelvis tidak didapatkan kelainan Ekstremitas : vulnus appertum femur dekstra sepanjang 3 cm, nampak angulasi, perdarahan aktif, fat globul +, oedem, krepitasi + Dokter melakukan bebat tekan realignment femur dan imobilisasi, pasien disiapkan untuk dirujuk ke Trauma Center

1. Gurgling : adalah suara abnormal pada pernafasan dengan karakteristik suara sepertiberkumur, di temukan jika terdapat cairan pada saluran pernafasan.

2. Mendengkur (snoring) :adalah suara bising yang disebabkan oleh aliran udara melaluisumbatan parsial saluran nafas pada bagian belakang hidung dan mulut yang terjadi saat tidur. Sumbatan terjadi akibat kegagalan otot-otot dilator saluran nafas atas melakukan stabilisasi jalan nafas pada saat tidur.

3. PRIMARY SURVEY : Adalah pemeriksaan cepat untuk menentukan kondisi mengancam nyawa. Hal ini untuk membuat keputusan kondisi kritis, tindakan, dan kecepatan transpor. Untuk pemeriksaan yang harus diingat dalam melakukan Primary Survey : Lihat situasi keseluruhan korban pada waktu mendekati korban. a. Airway dengan kontrol C Spine dan tingkat kesadaran awal. b. Breathing dan Ventilasi c. Circulation dengan kontrol perdarahan d. Dissability : status Neurologis e. Exposure/Environmental control : buka baju penderita tetapi cegah hipotermi. 4. Suction : adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai kateterpenghisap melalui nasotrakeal tube (NTT), orotraceal tube (OTT), traceostomy tube (TT) pada saluran pernafasa bagian atas. Bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum, merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru.