Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
Transcript of Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
1/45
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Kesehatan Masyarakat merupakan blok ke-20 pada semester 7
dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario Dr.
Patuh yang membahas tentang Traumatologi.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini.
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan
metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
4
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
2/45
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Hj. Hasmaenah, SpM
Moderator : Anovy Rarum
Sekretaris Meja : Fery Mayasari
Sekretaris Papan : Wieke Anggraini
Waktu : Selasa, 11 Oktober 2011
Kamis, 13 Oktober 2011
Rule tutorial : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam
2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman
3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat
4.Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan
2.2 Skenario Kasus
Tn. Budi, 30 tahun, pegawai PLN, tersengat Listrik dan jatuh dari tiang
listrik pada saat memperbaiki trafo PLN. Ia dibawa ke UGD RSUD type D
dalam keadaan tidak sadar.
Pemeriksaan primer ( primary survey) menunjukan tanda-tanda :
- Tanda Vital :
Pasien tidak sadar, tidak merespon bila ditanya, saat dirangsang
nyeri pada kukunya : ia menarik lengannya (flexi), matanya
membuka sebentar dan tidak mengeluarkan suara apa-apa.
Tekanan darah 100/70 mmhg, Nadi 114x/menit, temp axila
35,8C, RR 32x/menit
- Pemeriksaan Kepala :
Tidak terdapat jejas dan benjolan dibagian kepala
5
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
3/45
Mata : terdapat raccoon eyes di mata kanan
Telinga dan Hidung ; keluar darah bercampur cairan bening
Mulut : mengeluarkan suara ngorok (snoring)
- Pemeriksaan Leher : dalam batas normal, vena jugularis datar (tidak
distensi)
- Pemeriksaan thorak :
Inspeksi : tidak ada jejas,tampak sesak nafas, frekuensi
32x/menit, gerak nafas simetris
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada, stem
premitus tidak bisa dinilai
Perkusi : sonor kanan dan kiri
Auskultasi : suara paru vesikuler, suara jantung jelas tapi
ireguler
- Pemeriksaan Abdomen : dalam batas normal
- Pemeriksaan Ekstremitas :
Ujung tangan dan kaki pucat dan dingin, tampak 2 luka bakar
listrik di telapak tangan kiri dan paha kanan.
-Data Tambahan :
Foto thoraks AP : dalam batas normal
Foto servikal lateral : dalam batas normal
Foto pelvis : dalam batas normal
6
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
4/45
Pada saat dipasang kateter urin : keluar urin berwarna merah muda
sebanyak 100cc
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum :
Boy tertidur namun langsung membuka mata dila dipanggil, mampu
menggerakkan tangan sesuai perintah. Ia merasa bingung bila ditanya,
namun kata-katanya terdengar jelas dan bisa dimengerti.
Tanda Vital :
Terlihat sesak nafas hebat (40x/mnt), HR : 128x/mnt, Temp : 36.6 C, TD :
90/60 mmHg
Kepala : dalam batas normal
Leher : terlihat trakea bergeser ke kiri, vena jugularis distensi, lainnya
dalam batas normal
Thorax :
a. Inspeksi :
- RR : 40x/mnt, retraksi interkostal dan supraklavikula, gerak nafas
asimetris kanan teritinggal
- Tampak luka tusuk pada toraks kanan di linea aksilaris posterior,
setinggi ICS-8.
b. Auskultasi
- Bising nafas : toraks kanan vesikuler menjauh. Toraks kiri :
vesikuler normal
- Bunyi jantung : terdengar jelas, frekuensi 128x/mnt
c. Palspasi
- Nyeri tekan sekitar luka tusuk,tidak ada krepitasi
- Stem fremitus tidak dapat diperiksa karena boy panik
Abdomen
a. Inspeksi : tampak lebam di abdomen kanan atas, perut sedikit cembung
dan tegang
b. Auskultasi : bising usus 1-2x/mnt
c. Palpasi : Nyeri tekan (+) di abdomen kanan atas
7
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
5/45
Urogenitalia : dalam batas normal
Ekstrimitas Atas
a. Lengan atas kanan tampak deformitas dan kebiruan. Bila digerakkan Boy
menjerit kesakitan
b. Ekstremitas kiri dalam batas normal
Ekstremitas Bawah : dalam batas normal
2.3 Seven Jump Steps
2.3.1 Klarifikasi Istilah
a.Tidak Sadar : Hilangannya kesadaran sementara waktu
yang disebabkan oleh ischemic serebral
b.Tersengat listrik : Trauma elektrik
c.Rangsang nyeri : Pemeriksaan pada titik rangsang nyeri
untuk mengetahui kesadaran
d.Racoon eyes : Gambaran seperti mata panda akibat
adanya Basal Skull Fractur
e.Primary survey : Tatalaksana awal untuk pertolongan
pertama berupa Airway, Breathing dan
Circulation
f. Sonor : Bunyi normal paru pada saat perkusi
g.Suara Paru Vesikuler : Suara normal paru pada saat auskultasi
dimana ekspirasi lebih panjang dari
inspirasi
h.Luka bakar : Trauma kulita akibat suhu panas yang
berlebihan
8
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
6/45
i. Stem fremitus : Pemeriksaan untuk menentukan
kesimetrisan getaran bunyi suara yang
dihantarkan ke dinding dada
h.Krepitasi : Bunyi yang diakibatkan adanya
pergesekkan 2 tulang
i. Suara jantung jelas tapi irreguler : suara jantung terdengar tapi tidak beraturan
j. Sesak napas : Kesulitan saat ekspirasi maupun inspirasi
k. RSUD tipe D : Puskesmas perawatan, menerima rujukan
dari puskesmas, memiliki dokter umum dan
gigi
2.3.2 Identifikasi Masalah
1. Tn.Budi 30thn, pegawai PLN, tersengat listrik dan jatuh dari tiang
listrik dan dibawa ke UGD RSUD tipe D dalam kondisi tidak sadar.
2. Pemeriksaan primary survey:
Tanda Vital:
Tidak sadar, tidak merespon bila ditanya, Rangsang nyeri pada
kuku, ia menarik
Lengannya fleksi, matanya membuka sebentar, tidak
mengeluarkan suara.
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 114 x/menit
Temp : 35,8C
RR : 32x/menit
3. Kepala:
Mata : Racoon eyes dextra
9
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
7/45
Telinga dan hidung : Keluar darah campur cairan bening.
Mulut : Snoring
4. Thorax:
Inspeksi : Sesak napas, frekuensi: 32x/menit
Auskultasi : suara jantung jelas tapi irreguler
5. Extremitas:
Ujung tangan dan kaki pucat, dingin
Tampak 2 luka bakar listrik di telapak tangan kiri dan paha
kanan.
6. Data tambahan:
Kateter urin : Keluar urin bewarna merah muda sebanyak
100cc
2.3.3 Analisis Masalah
1. Tn.Budi 30thn, pegawai PLN, tersengat listrik dan jatuh dari
tiang listrik dan dibawa ke UGD RSUD tipe D dalam kondisi tidak
sadar.
a. Bagaimana anatomi pada kasus?
b. Apa jenis trauma yang terjadi pada kasus?
c. Bagaimana biomekanika pada trauma?
d. Apa dampak tersengat listrik dan jatuh pada kasus?
e. Bagaimana hubungan tersengat listrik dan jatuh dengan
keadaan tidak sadar pada pasien?
f. Bagaimana tindakan yang harus dilakukan pada kasus ini di
UGD?
2. Pemeriksaan primary survey:
Tanda Vital:
10
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
8/45
Tidak sadar, tidak merespon bila ditanya, Rangsang nyeri pada
kuku, ia menarik
Lengannya fleksi, matanya membuka sebentar, tidak
mengeluarkan suara. TD : 100/70 mmHg
Nadi : 114 x/menit
Temp : 35,8C
RR : 32x/menit
a. Bagaimana interpretasi dari tanda-tanda vital?
b. Bagaimana mekanisme dari tanda-tanda vital?
c. Apa kesimpulan dari hasil pemeriksaan tanda vital?
d. Bagaimana pemeriksaan kesadaran?
e. Bagaimana dampak dari penurunan kesadaran?
3. Kepala:
Mata : Racoon eyes dextra
Telinga dan hidung : Keluar darah campur cairan bening.
Mulut : Snoring
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan kepala?
b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan kepala?
4. Thorax:
Inspeksi : Sesak napas, frekuensi: 32x/menit
Auskultasi : suara jantung jelas tapi irreguler
11
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
9/45
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan thorax?
b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan thorax?
5. Extremitas:
Ujung tangan dan kaki pucat, dingin
Tampak 2 luka bakar listrik di telapak tangan kiri dan paha
kanan.
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan extremitas?
b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan extremitas?
c. Apa makna dari luka bakar di telapak tangan kiri dan paha
kanan?
6. Data tambahan:
Kateter urin : Keluar urin bewarna merah muda sebanyak
100cc
a.Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan kateter urine?
b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan kateter urine?
c. Apa makna dari hasil pemeriksaan primary survey?
7. Bagaimana penegakkan diagnosis?
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang?
9. Bagaimana diagnosis kerja?
12
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
10/45
10.Bagaimana tatalaksana pada kasus?
11.Bagaimana prognosis?
12.Bagaimana komplikasi?
13.Bagaimana preventif dan promotif pada kasus?
14. Berapa kompetensi dokter umum?
15. Bagaimana pandangan Islam?
2.3.4 Hipotesis
Tn. Budi 30 tahun mengalami gangguan airway, luka bakar, cidera
kepala berat, myoglobinuria, disebabkan tersengat listrik dan jatuh dari
ketinggian.
2.3.5 Kerangka Konsep
2.3.6 Sintesis
13
Gangguan
airway
Obstruksi
jalan napas
Myonecrosis
Lidah jatuhkebalakang
Tonus otot
lidah
Penurunan
kesadaran
Ciderakepala
Luka Bakar
Jatuh dari
ketinggian
Tersengat
listrik
Myoglobin
bebas dalam
darah
Myoglobin
uria
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
11/45
1. Tn.Budi 30thn, pegawai PLN, tersengat listrik dan jatuh
dari tiang listrik dan dibawa ke RSUD dalam kondisi tidak
sadar.
a. Bagaimana anatomi pada kasus?
Jawab:
Kepala
1. Kulit kepala (Scalp) terdiri atas lima lapis, berupa:
Kulit, dengan ciri tebal, berambut, dan mengandung banyak kelenjar
sebacea
Jaringan ikat di bawah kulit yang merupakan jaringan lemak fibrosa.
Pada lapisan ini banyak terdapat vena dan cabang-cabang arteri carotis
interna dan External
Aponeurosis, merupakan lembaran tendo yang tipis, dengan pinggir
lateralnya melekat pada fascia temporalis
Jaringan ikat longgar, yang menghubungkan aponeurosis dengan
pericranium. Jaringan ikat longgar ini juga mengandung beberapa
arteri kecil dan beberapa vv
Emissaria yang menghubungkan vena superfisial kulit dengan vv
diploicae pada tulang tengkorak
Pericranium, merupakan periosteum yang menutui permukaan luar
tengkorak
2. Tengkorak
Cranium terdiri dari calvaria dan basis cranii.
Cranium terdiri dari 1 Os frontale, 2 os parietale, 1 Os occipitale, 2 Os
temporale, 1 Os sphenidale, 1 Os ethmoidale
Basis cranii terbagi dalam 3 fossa yaitu fossa cranii anterior, media,
dan posterior.
14
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
12/45
Fossa cranii anterior, menampung lobus frontalis cerebri. Fossa cranii
media, bagian yang dibentuk oleh ossis sphenoidalis. Fossa cranii
posterior, dibentuk oleh os occipitale dan temporalis.
Facial bone terdiri dari 2 Os zygomaticum, 2 maxilla, 2 Os nasale, 2
Os lacrimale, 1 vomer, 2 Os palatinum, 2 concha nasalis inferior, 1
mandibula
3. Otak
Cerebrum, terdiri atas hemisfer kanan dan kiri yang dipisahkan oleh
falks serebri,yaitu lipatan dura meter dari sisi inferior sinus sagitalis
superior.
15
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
13/45
Lobus frontalis berkaitan dgn fungsi emosi,fungsi motorik dan
pada sisi dominan mengandungi pusat ekspresi bicara(area
bicara motorik)
Lobus parietal berhubungan dengan fungsi sendorik dan
orientasi ruang.
Lobus temporalis mengatur fungsi memori
Lobus oksipitalis bertanggungjwab dalam proses penglihatan
Cerebelum, bertanggungjawab dalam fungsi koordinasi dan
keseimbangan, terletak dalam fosa posterior, berhubungan dengan
medulla spinalis, batang otak dan juga kedua hemisfer cerebri
Brain stem, terdiri dari:
Mesensefalon(midbrain) dan pons berisi system aktivasi
retikuler yang berfungsi dalam kesedaran dan kewaspadaan.
Pada medulla oblongata terdapat pusat kardioarespiratorik,
yang terus memanjang sampai medulla dibawahnya
4. Meningen
Merupakan pembungkus otak dan medula spinalis yang terdiri dari :
Duramater, terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan endosteal yang melekat
erat pada tulang-tulang basis cranii dan lapisan meningeal yang
merupakan memrana fibrosa yang membungkus saraf otak saat
melewati foramina di basis cranii, terdapat a. Carotis interna, a.
Maxillaris, a. Pharyngeus ascendens, a. Occipitalis, dan a. Vertebralis.
Arachoideamater, merupakan membran impermeable yang terletakantara piamater dan duramater.
Piamater, merupakan membrana vaskular yang dengan erat
membungkus otak. Arteri-arteri yang masuk ke dalam substansi otak
juga diliputi oleh piamater
Falx cerebri
5. Cairan Serebrospinal (CSS)
16
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
14/45
Cairan serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh plexus khoroideus
dengan kecepatan produksi sebanyak 20 ml/jam. CSS mengalir dari dari
ventrikel lateral melalui foramen monro menuju ventrikel III, akuaduktus
darisylvius menuju ventrikel IV. CSS akan direabsorbsi ke dalam sirkulasi
vena melalui granulasio arakhnoid yang terdapat pada sinus sagitalis
superior. Adanya darah dalam CSS dapat menyumbat granulasio arakhnoid
sehingga mengganggu penyerapan CSS dan menyebabkan kenaikan
takanan intrakranial. Angka rata-rata pada kelompok populasi dewasa
volume CSS sekitar 150 ml dan dihasilkan sekitar 500 ml CSS per hari.
6. Tentorium
Tentorium serebeli membagi rongga tengkorak menjadi ruang
supratentorial (terdiri dari fosa kranii anterior dan fosa kranii media) dan
ruang infratentorial (berisi fosa kranii posterior).
7. Perdarahan Otak
Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri
vertebralis. Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan inferior
otak dan membentuk circulus Willisi. Vena-vena otak tidak mempunyai
jaringan otot didalam dindingnya yang sangat tipis dan tidak mempunyai
17
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
15/45
katup. Vena tersebut keluar dari otak dan bermuara ke dalam sinus venosus
cranialis.
18
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
16/45
Pada Kasus
19
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
17/45
Ketika dasar tengkorak retak, gangguan dura dapat memungkinkan CSF
bocor ke dalam sinus atau foramen yang dekat dengan cedera.
Pendarahan dari sekitar pembuluh darah juga dapat memasukkan saluran
ini. Gejala patah tulang tengkorak basal termasuk kebocoran CSF atau
perdarahan ke dalam sinus dan saluran dan / atau cedera pada saraf yang
berdekatan. Tabel berikut merangkum tanda-tanda dan gejala.
Fossa Foramen
Structures
Contained in
Foramen
Function Signs/symptoms
Anterior
Fossa
cribifor
m plate
CN I CN I -
olfactor
y
(ipsilateral
sense of
smell)
anosmia (loss
of smell)
epistaxis (nose
bleed)
rhinorrhea (CSF
from nose)
optic
foramen
CN II
(optic
nerve)
ophtha
lmic
artery
retinal
artery
CN II -
optic
(vision)
visual loss or
impairment
impaired
pupillary light
response (CN II
carries the light
message to the
CN III)
periorbital
hemorrhage
(raccoon eyes)
subconjunctival
20
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
18/45
hemorrhage
superior
orbital
fissure
CN III
CN IV
CN V1
CN VI
CN III -
oculomo
tor
(ipsilateral up
and
down
eye
movem
ent,
eyelid
opening
,
pupillar
y
constric
tion)
CN IV -
trochlea
r
(contra
lateral
downwa
rd and
medial
eye
movem
ent)
CN V1 -
1st or
ophthal
mic
division
of the
trigemi
nal
nerve
[V]
(ipsilate
ral
impaired or
dysconjugate
eye movement
ipsilateral
ptosis (eyelid
droop)
ipsilateral
pupillary
dilation and
loss of reaction
loss ofsensation to
forehead,
cornea or nare
(loss of corneal
reflex or nasal
tickle response)
21
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
19/45
sensatio
n of the
cornea,
nare
and
forehea
d)
CN VI -
abduce
ns
(ipsilate
ral
movem
ent of
the eye
in the
tempera
l or
lateral
directio
n)
Middle
Fossa
foramen
rotundum
CN V2 CN V2 -
2nd ormaxillar
y
division
of the
trigemi
nal
nerve
[CN V]
(ipsilate
ral
sensatio
n of the
maxillar
y region
of the
face)
loss of
sensation tothe mid face
foramen
ovale
CN V3 CN V3 -
3rd or
mandib
loss of
sensation to
22
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
20/45
ular
division
of the
trigemi
nal
nerve
[CN V]
(ipsilate
ral
sensatio
n of the
mandib
ular
region
of the
face)
the mid face
ipsilateral
weakness of
masticator
muscles
foramen
lacerum
interna
l
carotid
artery
sympa
thetic
plexus
supply
of blood
to
anterior
and
middle
cerebral
cortexand
ophthal
mic
artery
cerebral cortex
injury (upper
motor neuron
injury with
contra lateral
loss of motor
function to
face, upperand/or lower
extremity;
ipsilateral
blindness)
foramen
spinosu
m
middle
menin
geal
artery
and
vein
blood
supply
to
tempora
l lobe
temporal lobe
injury (impaired
hearing,
comprehension,
memory or
seizure activity)
epidural
hematoma
internal
acoustic
meatus
CN VII
CN VIII
CN VII -
facial
nerve -
ipsilateral facial
weakness
23
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
21/45
labyrin
thine
artery
internal
auditor
y
artery
(ipsilate
ral
facial
movem
ent,
lacrimat
ion,
salivati
on,
taste to
anterior
2/3 of
tongue,
sensatio
n
around
ear)
CN VIII -
vestibul
ocochle
ar nerve
(hearin
g,
balance
)
blood
supply
to
labyrint
h
ipsilateral
inability to
close the eye
ipsilateral dry
eye
mouth dryness
hemotympaniu
m (blood in the
ear canal)
tinnitus
hearing loss
Posterio
r Fossa
jugular
foramen
jugular
vein
sigmoi
d sinus
CN IX
CN X
CN XI
drainag
e of
blood
from
brain
CN IX -
glossop
harynge
al nerve
(stimula
echymosis
behind the ear
(battles sign)
loss of gag
reflex
bradycardias
inability to
rotate neck
24
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
22/45
tes
parotid
gland,
sensatio
n to
pharynx
, soft
palate,
posterio
r third
of
tongue,
auditory
tube,
tympani
c cavity
and
carotid
sinus)
CN X -
vagal
nerve
(muscle
s of soft
palate
and
pharynx
,
parasy
mpathe
tic
control
of heart
and
smooth
muscles
)
CN XI -
accesso
ry
(movem
25
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
23/45
ent of
neck
and
shoulde
rs)
hypoglo
ssal
canal
CN XII CN XII -
hypoglo
ssal
nerve
(movem
ent of
tongue)
inability to
move tongue
foramen
magnu
m
medull
a
oblong
ata
menin
ges
verteb
ral
arterie
s
menin
geal
branch
es of
verteb
ral
arterie
s
spinal
roots
of CN
XI
medulla
-
respirat
ions,
blood
pressur
e
vertebr
al
arteries
-
brainste
m,
occipital
lobe
and
cerebell
um
bradypnea,
respiratory
irregularity
hypertension
and
bradycardia
cerebellar
infarction
(impaired
balance or fine
motor
coordination)
occipital lobe
injury (loss of
vision in the
contra lateral
visual field of
both eye - e.g.
right occipital
lobe injury can
cause loss of
visual in the
left field of the
right and the
left eyes)
26
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
24/45
Kulit
Tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu :
1. Lapisan epidermis atau kutikel
Terdiri atas :
27
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
25/45
Stratum korneum (lapisan tanduk)
Merupakan lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis
sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah
menjadi keratin (zat tanduk)
Stratum lusidum
Terdapat di bawah stratum korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng
tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut
eleidin.
Stratum granulosum (lapisan keratohialin)
Merupakan bagian dengan 2-3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma
berbutir-butir kasar yang terdiri atas keratohialin dan terdapat inti di
antaranya.
Stratum spinosum / stratum malpighi / prickle cell layer / lapisan
akanta
Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya
berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena
banyak mengandung glikogen dengan inti terletak di tengah-tengah. Sel-
sel ini makin ke permukaan makin gepeng bentuknya. Di antaranya
terdapat jembatan antar sel (intercelluler bridge) yang terdiri dari
protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar jembatan-
jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus
Bizzozero, terdapat pula sel sel Langerhans.
Stratum Basale
Terdiri dari sel-sel berbentuk kubus / kolumnar yang tersusun vertikal pada
perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Lapisan ini
berfungsi reproduktif dengan adanya mitosis. Terdapat pula sel pembentuk
melanin (melanosit) yang merupakan sel-sel berwarna muda dengan
sitoplasma basofilik dan inti gelap dan mengandung butir pigmen
(melanosomes)
2. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)
Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen
selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian :
Pars papilare
28
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
26/45
Bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan
pembuluh darah.
Pars retikulare
Bagian dibawahnya yang menonjol ke arah subkutan. Terdiri atas serabut-
serabut penunjang yaitu serabut kolagen, elastin, dan retikulin.
3. Lapisan subkutis (hipodermis)
Kelanjutan dermis dan terdiri atas jaringan ikat longggar berisi sel-sel lemak di
dalamnya. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan
getah bening. Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus yaitu pleksus
superfisial (di bagian atas dermis) dan pleksus profunda (di subkutis). Pleksus
di dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus di
subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan anstomosis, di bagian ini
pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah
terdapat saluran getah bening.
Adenksa Kulit :
- Kelenjar kulit
Terdapat di bagian dermis terdiri atas kelenjar keringat (glandula sudorifera)
dan kelenjar palit (glandula sebasea). Kelenjar keringat terdiri dari kelenjar
ekrin dan apokrin.
- Kuku
- Rambut
b. Apa jenis trauma yang terjadi pada kasus?
Jawab:
a. Trauma Listrik
b. Trauma fisik (tumpul)
c. Bagaimana biomekanika pada trauma?
Jawab:
29
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
27/45
Biomekanika trauma kepala
Terjatuh menyebabkan trauma karena adanya perubahan kecepatan yang
tiba-tiba atau deselerasi. Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan
kepada tubuh manusia , maka beratnya trauma merupakan hasil dari
interaksi antara faktor-faktor fisik dari kekuatan tersebut dan jaringan
tubuh. Beratnya trauma yang terjadi berhubungan dengan kemampuan
obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan tubuh. Pada tempat benturan
akan terjadi perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh yang akan
menimbulkan disrupsi jaringan. Karakteristik permukaan yang
menghentikan gerak tubuh juga penting, permukaan yang keras,
menambah beratnya deselerasi dan akan menimbulka trauma yang lebih
berat.
Trauma juga bergantung pada elastisitas dan viskositas dari jaringan
tubuh. Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada
keadaan sebelum benturan . viskositas adalah kemampuan jaringan untuk
menjaga bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi tubuh
menahan benturan tergantung pada ke dua keadaan diatas, berat trauma
yang terjadi , tergantung seberapa jauh gaya yang ada, akan dapatmelewati ketahanan jaringan. Karenanya berat ringannya trauma akan
ditentukan oleh :
kinematik dari deselerasi vertikal,
viskoelastsitas jaringan
karakteristik fisik dari permukaan benturan
posisi dari tubuh relatif terhadap permukaan benturan.
Pada kasus, korban jatuh dari tiang listrik , kepala langsung membentur ke
tanah/aspal. Beberapa penelitian mengamati compleks kepala-leher
terhadap ruda paksa dari arah superior inferior. Secara umum,
menunjukkan bahwa lokasi skull fraktur merupakan hasil rudapaksa
langsung. Para peneliti menguji 19 cadaver dalam posisi supine dan hanya
mampu menghasilkan BSF tunggal. Fraktur basis cranii membutuhkan
30
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
28/45
durasi rendah (3ms), energi tinggi (33J) ruda paksa dengan kekuatan
benturan dari 17 kN pada kecepatan ruda paksa 9m/s
d. Apa dampak tersengat listrik dan jatuh?
Jawab:
a. Luka bakar
b. Terjatuh Trauma (Tumpul, tajam)
c. Kerusakan fungsi organ-organ vital.
d. Kematian
e. Bagaimana hubungan tersengat listrik dan jatuh dengan kondisi tidak
sadar pada pasien?
Jawab:
Trauma listrikelektron mengalir secara abnormal melewati tubuhdepolarisasi
otot dan sarafinisiasi aliran listrik abnormal pada tubuh respon tubuh
otaksinkoppasien terjatuh dari ketinggiantrauma pada kepalagangguan
sirkulasi di otak pasien tidak sadar.
f. Bagaimana tindakan yang harus dilakukan pada kasus ini di UGD?
Jawab:
Airway Bebaskan jalan nafas dengan
memeriksa mulut, kemudian pasang
Endotracheal tube
Breathing Pemberian oksigen yang adequat
Circulation Pertahankan TD>90 mmHg, beri
31
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
29/45
cairan IV.RL
Disability Vital sign, GCS, pupil, refleks
patologis, luka-luka, anamnesa
2. Pemeriksaan primary survey:
Tanda Vital:
Tidak sadar, tidak merespon bila ditanya, Rangsang nyeri
pada kuku, ia menarik Lengannya fleksi, matanya membuka sebentar, tidak
mengeluarkan suara.
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 114 x/menit
Temp : 35,8C
RR: 32x/menit
a. Bagaimana interpretasi dari tanda-tanda vital?
Jawab:
Tanda Vital:
Tidak sadar, tidak merespon bila ditanya, Rangsang nyeri pada
kuku, ia menarik Lengannya fleksi, matanya membuka
sebentar, tidak mengeluarkan suara
Interpretasi:
Respon membuka mata : 2
Respon motorik : 3
Respon verbal : 1
Total GCS : 6
32
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
30/45
Pasien mengalami penurunan kesadaran pada tingkat supor-
coma
Pada pasien ini juga terjadi cidera kepala berat.
TD : 100/70 mmHg
Interpretasi:
Normal : sistolik (110-130mmHg),
diastolik(70-90mmHg)
Pasien belum mengalami hipotensi hasil pemeriksaan ini masih
dalam batas normal
Nadi : 114 x/menit
Interpretasi:
Normal : 60x-100x/menit
Pasien mengalami takikardi
Temp : 35,8C
Interpretasi:
Normal : 36,5C-37,2C
Pasien mengalami Hipotermi
RR : frekuensi: 32x/menit
Interpretasi:
Normal : 16x-24x/menit
Pasien mengalami Tachipneu
b. Bagaimana mekanisme dari tanda-tanda vital pada kasus?
Jawab:
33
Trauma
listrik
Elektron
men alir
Depolarisasi
otot dan saraf
ota
k
sinkop
Inisiasi aliran
listrik
Gang.irama antun
Jantun
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
31/45
c. Bagaimana pemeriksaan kesadaran?
Jawab:
Pemeriksaan kesadaran dengan menggunakan Glasgow Comma
Scale
34
Trauma
capitis
terjatu
h
Benturanada
Perdaraha
n
Volumecairan
CO
Takipne
u
Oksigenisa
si
otak
Penuruna
n
takikar
di
Hipotermi
Sirkulasi
perifer
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
32/45
Setelah dilakukan perhitungan jumlah total nilai kesadaran, maka
dilakukan interpretasi hasil penjumlahannya untuk mengetahui
tingkat penurunan kesadran pasien.
e. Bagaimana dampak dari penurunan kesadaran pada kasus?
Jawab:
Adanya penurunan kesadaran pada kasus bila tidak ditangani
dengan tepat dan cepat dapat terjadi kerusakan pada otak yang
irreversibel dan menyebabkan kematian.
3. Kepala:
Mata : Racoon eyes dextra
Telinga dan hidung : Keluar darah campur cairan
bening.
35
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
33/45
Mulut : Snoring
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan kepala?
Jawab:
Mata : Racoon eyes dextra
Interpretasi : abnormal
Adanya perdarahan periorbital disebabkan adanya fraktur dari
basal kranium pada fossa anterior
Telinga dan hidung : Keluar darah campur cairan bening.
Interpretasi : abnormal
Pada telinga terjadinya fraktur pada basal kranium pada fossa
medial
Pada hidung terjadinya fraktur pada basal kranium pada fossa
anterior
Mulut : Snoring
Interpretasi : abnormal
Adanya gangguan airway, obstruksi jalan napas.
b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan kepala?
Jawab:
36
Fraktur basal
Foramen
internal
Penuruna
n
Oksige
nisasi
ke
Volume
cairan
Perdaraha
nTrauma
Fossa
media Foramen
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
34/45
4. Thorax
Inspeksi : Sesak napas, frekuensi: 32x/menit
Auskultasi: suara jantung jelas tapi irreguler
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan thorax?
Jawab:
Inspeksi : Sesak napas, frekuensi: 32x/menit
Interpretasi:
Sesak napas : abnormal
Adanya kesulitan dalam bernapas(ekspirasi dan inspirasi)
Frekuensi napas 32x/mnt : abnormal
Pasien mengalami tachipneu
Auskultasi : suara jantung jelas tapi irreguler
Interpretasi:
Pasien mengalami arritmia(gangguan irama jantung) karena
adanya kontraksi jantung yang abnormal.
b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan thorax?
Jawab:
37
Tonus
otot lidah
Obstruk
si
snoringRuptura.opthalm
ic,
Fossa
anterioCiribifor
m plate
Ruptur
a.internal Epistaks
is,Hemothy
mpanium
Ruptur
M.Tymph Racoo
n eyes
Traumalistrik
Elektronmengalir
Depolarisasiotot dan saraf
Inisiasi aliranlistrik
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
35/45
5. Extremitas:
Ujung tangan dan kaki pucat, dingin
Tampak 2 luka bakar listrik di telapak tangan kiri dan
paha kanan.
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan extremitas?
Jawab:
Ujung tangan dan kaki pucat, dingin
Interpretasi : abnormal
Adanya gangguan sirkulasi yang menyebabkan aliran darah ke
perifer yang tidak adequat
Tampak 2 luka bakar listrik di telapak tangan kiri dan paha
kanan.
Interpretasi : abnormal
Adanya trauma listrik yang menyebabkan nekrosis pada
jaringan kulit
b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan extremitas?
38
Jantun
g
Gang.iram
a jantung
CO
Penurunan
kesadaran
Tonus otot
lidahSnoring
Suara
jantung
jelas tapi
Obstruksi
airwa
Lidah jatuh
kebelakan
Oksigenisas
Sesak
Tachipneu
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
36/45
Jawab:
c. Apa makna dari luka bakar di telapak tangan kiri dan paha
kanan?
Jawab:
Pada saat pertama kali yang tersengat oleh listrik itu adalah
telapak tangan, dimana epidermis pada telapak tangan lebih tebal
sehingga muatan listrik yang dapat masuk jauh lebih besar dan
didukung oleh keadaan tubuh manusia yang selalu dalam keadaan
basah. Setelah melalui tangan yang sedang memegang suatu
konduktor beraliran listrik kemudian arus mengalir mencari rute
terpendek menuju konduktor netral berupa tanah melalui kaki.
Pada jalur obliq ini besar kemungkinan mengganggu proses
kelistrikan jantung.
Tedeschi et.al. menggambarkan bbp variasi aliran arus listrik yg
masuk kedalam tubuh korban:
39
Trauma
listrik
Elektron
mengalir
Depolarisasi
otot dan saraf
Inisiasi aliran
listrik
Produksilistrik >>> di
Kulit terbakar Nekrosis seldan jaringan
Perdarahan
dan arritmia
Gang.
sirkulasi
combustio
Akral dingin
dan pucat
Perifer
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
37/45
6. Data tambahan:
Kateter urin : Keluar urin bewarna merah muda
sebanyak 100cc
a.Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan kateter urine?
Jawab:
Kateter urin : Keluar urin bewarna merah muda sebanyak
100cc
Interpretasi : abnormal
Pada pasien mengalami myoglobinuria akibat myogblobin
bebas dalam darah.
b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan kateter urine?
Jawab:
40
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
38/45
7. Bagaimana penegakkan diagnosis?
Jawab:
Anamnesis:
Tn. Budi, 30 tahun, pegawai PLN, tersengat Listrik dan jatuh daritiang listrik pada saat memperbaiki trafo PLN.
Pemeriksaan primer ( primary survey) menunjukan tanda-tanda :
- Tanda Vital :
Pasien tidak sadar, tidak merespon bila ditanya, saat dirangsang
nyeri pada kukunya : ia menarik lengannya (flexi), matanya
membuka sebentar dan tidak mengeluarkan suara apa-apa.
Tekanan darah 100/70 mmhg, Nadi 114x/menit, temp axila
35,8C, RR 32x/menit
Pemeriksaan fisik:
- Pemeriksaan Kepala :
Tidak terdapat jejas dan benjolan dibagian kepala
Mata : terdapat raccoon eyes di mata kanan
Telinga dan Hidung ; keluar darah bercampur cairan bening
Mulut : mengeluarkan suara ngorok (snoring)
- Pemeriksaan Leher : dalam batas normal, vena jugularis datar (tidak
distensi)
- Pemeriksaan thorak :
41
Trauma
listrik
Nekrosis
sel dan
jaringan
Myonecrosi
s
Miyoglobin
bebas
Urine
merah
myoglobinur
ia
Nephrotoks
ik
Gangguan
filtrasi
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
39/45
Inspeksi : tidak ada jejas,tampak sesak nafas, frekuensi
32x/menit, gerak nafas simetris
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada, stem
premitus tidak bisa dinilai
Perkusi : sonor kanan dan kiri
Auskultasi : suara paru vesikuler, suara jantung jelas tapi
ireguler
- Pemeriksaan Abdomen : dalam batas normal
- Pemeriksaan Ekstremitas :
Ujung tangan dan kaki pucat dan dingin, tampak 2 luka bakar
listrik di telapak tangan kiri dan paha kanan.
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang?
Jawab:
1. CT-Scan atau MRI
2. EKG
9. Bagaimana diagnosis kerja?
Jawab:
Pasien mengalami:
1. Gangguan airway
2. Luka bakar
3. Cidera kepala berat
4. Myoglobinuria
42
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
40/45
10.Bagaimana tatalaksana pada kasus?
Jawab:
a. Primary Survey
1. Airway : perhatikan jalan napas dan pertahankan
2. Breathing : intubasi endotrakeal dengan ventilasi O2 100%
3. Circulation : Terapi cairan RL IV diguyur untuk resusitasi
b. Reevaluasi neurologi : GCS + refleks pupil
c. Trauma Capitis
- memperbaiki TD sistol dengan resusitasi hingga > 100 mmHg
- jika TD sistol tidak bisa > 100 mmHg, resusitasi dilakukan agresif
- jika tidak ada perubahan segera rujuk ke RSUD Tipe A atau B dengan
permintaan CT-Scan, EKG, dan konsul ke dokter Sp.BS
b. Luka Bakar Listrik
Luka bakar, dapat diberikan terapi cairan hari pertama merupakan jumlah
dari:
- Plasma pengganti = bb x %lb x 1ml
- Elektrolit/RL = bb x %lb x 1ml
- Glukosa 5% : NaCL 0,9% 3:1 = insensible water loss (IWL) 2000ml.
Hari berikutnya :
- Plasma dan elektrolit masing-masing setengah dari hari pertama.
-IWL tetap diberikan sama banyaknya
Obat topikal yang diberikan harus bersifat antiseptik sepeti salep asam borat,cream
Savlon,Betadine, larutan AgNo3 %, sulfadiazin.
11.Bagaimana prognosis?
43
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
41/45
Jawab:
Quo ad Vitam : Dubia
Quo ad Fungsionam : Dubia
12.Bagaimana komplikasi?
Jawab:
a. Trauma akibat arus listrik Luka bakar
Asidosis metabolik
Gagal ginjal akut
Cardiac arrest
Kematian
b. Fraktur basis cranii
Diseksi, Pseudoaneurisma, Trombosis a. Carotis Gangguan pendengaran
Parese N. VII perifer
Hematom epidural
Hematom subdural
Perdarahan intraserebral
Kerusakan neurologis
Sindrom pasca trauma
Kematian
c. Gangguan konduksi jantung
Disritmia
13.Bagaimana preventif dan promotif pada kasus?
Jawab:
a. Preventif
44
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
42/45
- Menjalankan kerja sesuai dengan prosedur operational yang ada, yaitu
memutus arus listrik yang ada sebelum dilakukan perbaikan trafo.
- Menggunakan peralatan untuk keselamatan kerja seperti Sepatu, Sarung
Tangan, Baju, Helm, dan Safety Belt sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
b. Promotif
- memberikan penyuluhan berkala mengenai K3 (Keselamatan Kesehatan
Kerja)
- memberikan penyuluhan mengenai management emergency kepada orang
awam
- memberikan penyuluhan mengenai bahayanya trauma capitis dan luka bakar
listrik.
14. Berapa kompetensi dokter umum?
Jawab:
3B
Kompetensi 3B : Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter
(misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapatmemutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang
relevan (kasus gawat darurat).
15. Bagaimana pandangan Islam?
Jawab:
45
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
43/45
Islam memerintahkan kita melakukan sesuatu kerja dengan cara yang
sebaik-baiknya dengan mengutamakan menjaga keselamatan dan kesehatan. Ini
menepati firman Allah dalam Surah Al Baqarah ayat 195 berbunyi:
Artinya: dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi keselamatan bagi
pemeluknya. Islam dalam Al quran dan hadist melarang umat untuk membuat
kerusakan jangankan kerusakan itu terjadi pada lingkungan, terhadap diri sendiri
saja Allah melarangnya.
46
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
44/45
DAFTAR PUSTAKA
American Chollage of Surgeon Committe on Trauma. 2004. Advance Trauma
Life Support for Doctors.
Purwadianto, Agus dan Budi Sampurna. 2010.Kedaruratan Medik. Jakarta Barat :
Binarupa Aksara
Panitia Lulusan Dokter Universitas Indonesia. 1979.Pedoman Penatalaksanaan
Praktis Kedaruratan Medik. Jakarta.
Bagian Kedokteran Forensik. 1997.Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Pertama.
Cetakan Pertama. Fakultas Kedokteran Universtas Indonesia.
Ganong. 2003.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 20th ed. Jakarta: EGC
Guyton. 2008.Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC
Price & Wilson. 1995.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit 4th ed.
Jakarta: EGC
Snell. 2008.Neuroanatomi Klinik. Jakarta
Alfin Said K, on Riview Article Basilar Skull Fracture (BSF) / fraktur Basis
Cranii. Aviable at published online : alfinzone.wordpress.com last
update 11 oktober 2011
Djoko, Widayat dan Djoko Widodo.Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 Edisi IV.
Jakarta: FKUI
Bresler, Michael Jay dan George L. Sternbach. 2007.Manual Kedokteran
Darurat. Jakarta : EGC
Lumbantobing, S.M., Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental, Jakarta:
Balai Penerbit FKUI, 2008, 7-10.
47
-
7/28/2019 Skenario Blok 20 B Multiple Trauma
45/45
Putz, R., R. Pabst (ed.); Suyono, Y. Joko (terj.); Sobotta : Atlas Anatomi Manusia,
Ed. 22, Jilid 2, Jakarta: EGC, 2007, 52 54