Ske a Xxi Tutorial 5 ttrial b

download Ske a Xxi Tutorial 5 ttrial b

of 29

description

sken aa

Transcript of Ske a Xxi Tutorial 5 ttrial b

Tutorial 5 Blok 21 FK UMP 08

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangBlok Kedokteran Keluarga adalah blok kedua puluh satu pada semester 7 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan kasus mengenai Dokter Bintang sudah mantap pikirannya akan membuka Praktek Dokter Keluarga Mandiri (PDKM) di Kabupaten Serasan dengan tujuan mengabdi sebagai dokter keluarga di sana. Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Puskesmas menerima dengan baik namun belum memahami konsep dokter keluarga dalam SKN.1.2. Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini sebagai berikut.1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Data TutorialLaporan Tutorial 5Skenario ATutor: dr. Hj. Siti Hildani Thaib, M. KesModerator: Wendy ArdiansyahSekretaris meja: EghaSekretaris Papan: Rizky Amelia SusantiWaktu: Selasa, 29 November 2011

Kamis, 1 Desember 2011Rule tutorial: 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam;

2. tidak boleh membawa makanan dan minuman;

3.angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat; dan

4.izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan.2.2. Skenario ADokter Bintang sudah mantap pikirannya akan membuka Praktek Dokter Keluarga Mandiri (PDKM) di Kabupaten Serasan dengan tujuan mengabdi sebagai dokter keluarga di sana. Pihak Dinas Kesehatan kabupaten maupun Puskesmas menerima dengan baik namun belum memahami konsep dokter keluarga dalam SKN dan menyadari bahwa untuk melaksanakan pendekatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang dilakukan di Puskesmas cukup berat mengingat banyaknya penduduk yang harus dilayani.Untuk pelaksanaan UKP di wilayah Puskesmas Sibuk dr. Makmur telah menjalankan praktik di poli Puskesmas, bahkan sore harinya sampai jauh malam menjalankan praktik dokter umum, sehingga masuk kerja kesiangan.Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Puskesmas, meminta penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu dokter keluarga dan apa bedanya dengan dokter umum, serta prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga yang sekarang sedang dijalankan di Indonesia, serta seperti apa profil/peran dokter keluarga itu sendiri, pola pikir dan pola tindaknya. Dokter Bintang juga menjelaskan bahwa dokter keluarga melaksanakan kedokteran komunitas sehingga kesehatan sekelompok masyarakat dapat terpelihara/terjamin kesehatannya.

Setelah dr. Bintang mulai menjalankan praktik sebagai dokter keluarga, dia menerima seorang laki-laki berusia 45 tahun dengan keluhan batuh berdahak lebih dari 2 minggu, sebelumnya klien tersebut pernah berobat ke dokter praktik lain dan belum pernah diperiksa dahak, namun diminta untuk di foto thorax. Dokter Bintang sebagai dokter keluarga berpikir bahwa diagnosis dan pengobatan Tb paru terdahulu belum sesuai dengan standar WHO. Untuk mendiagnosis penyakit ini, dia meminta kliennya untuk memeriksakan dahaknya SPS (Sewaktu, Pagi, dan Sewaktu) ke laboratorium Puskesmas RPM atau laboratorium kesehatan swasta dan diberi resep antibiotika serta obat batuk, dua hari kemudian diperoleh hasilnya yaitu dua sediaan positif.2.3. Seven Jam Step2.3.1. Klarifikasi Istilah1. Dokter Keluarga Mandiri

Dokter yang berprofesi khusus sebagai Dokter Praktik Umum yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama (pelayanan kesehatan primer) dengan menerapkan prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga.2. Upaya Kesehatan Masyarakat

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.

3. Upaya Kesehatan Perorangan

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.

4. Sistem Kesehatan Nasional

Suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.

5. Puskesmas

Unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

6. Dokter Umum

Tenaga medis yang diperkenankan untuk melakukan praktek medis tanpa harus spesifik memiliki spesialisasi tertentu, sehingga dapat memeriksa masalah-masalah kesehatan pasien secara umum untuk segala usia.

7. Batuk Berdahak

Reflek fisiologis tubuh untuk mengeluarkan benda asing yan disertai pengeluaran lendir/sputum sebagai mengeluarkan benda asing.8. Pengobatan Standar WHO

Pengobatan yang biasanya diberikan kepada orang dengan kondisi tertentu sesuai petunjuk WHO.

9. Tuberkulosis Paru

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis.10. Resep

Suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk sediaan tertentu dan menyerahkannya kepada penderita.

11. Antibiotik

Substansi kimiawi yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme, yang mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain.

12. Laboratorium PRM

Laboratorium pembantu puskesmas yang menyediakan pemeriksaan dan ahli mikrokopis.13. Obat batuk antitusif

Senyawa obat yang bekerja dengan menekan saraf pusat batuk.

2.3.2. Identifikasi Masalah1. Dinas Kesehatan Kabupaten maupun puskesma menerima dengan baik namun belum memahami konsep dokter keluarga dalam SKN dan menyadari bahwa untuk melaksanakan pendekatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang dilakukan di Puskesmas cukup berat mengingat banyaknya penduduk yang harus dilayani. 2. Untuk pelaksanaan UKP di wilayah Puskesmas Sibuk dr. Makmur telah menjalankan praktik di poli Puskesmas, bahkan sore harinya sampai jauh malam menjalankan praktik dokter umum, sehingga masuk kerja kesiangan.3. Dinas kesehatan kabupaten maupun Puskesmas, meminta penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu dokter keluarga dan apa bedanya dengan dokter umum, serta prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga yang sekarang sedang dijalankan di Indonesia, serta seperti apa profil/peran dokter keluarga itu sendiri, pola pikir dan pola tindaknya. Dokter Bintang juga menjelaskan bahwa dokter keluarga melaksanakan kedokteran komunitas sehingga kesehatan sekelompok masyarakat dapat terpelihara/terjamin kesehatannya.

4. dr. Bintang mulai menjalankan praktik sebagai dokter keluarga, dia menerima seorang laki-laki berusia 45 tahun dengan keluhan batuh berdahak lebih dari 2 minggu, sebelumnya klien tersebut pernah berobat ke dokter praktik lain dan belum pernah diperiksa dahak, namun diminta untuk di foto thorax.

5. Untuk mendiagnosis penyakit ini, dia meminta kliennya untuk memeriksakan dahaknya SPS (Sewaktu, Pagi, dan Sewaktu) ke laboratorium Puskesmas RPM atau laboratorium kesehatan swasta dan diberi resep antibiotika serta obat batuk, dua hari kemudian diperoleh hasilnya yaitu dua sediaan positif.

2.3.3. Analisis Masalah1. Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Puskesmas menerima dengan baik namun belum memahami konsep dokter keluarga dalam SKN dan menyadari bahwa untuk melaksanakan pendekatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang dilakukan di Puskesmas cukup berat mengingat banyaknya penduduk yang harus dilayani. a. Apa definisi dokter keluarga?

b. Bagaimana konsep dokter keluarga dalam Sistem Kesehatan Nasional?

c. Apa yang dimaksud UKM?

d. Apa yang dimaksud UKP?

2. Untuk pelaksanaan UKP di wilayah Puskesmas Sibuk dr. Makmur telah menjalankan praktik di poli Puskesmas, bahkan sore harinya sampai jauh malam menjalankan praktik dokter umum, sehingga masuk kerja kesiangan.a. Apa perbedaan Praktek Dokter Umum (PDU) dan Praktek Dokter Keluarga?

b. Bagaimana jaminan mutu terhadap klien dokter keluarga?

3. Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Puskesmas, meminta penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu dokter keluarga dan apa bedanya dengan dokter umum, serta prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga yang sekarang sedang dijalankan di Indonesia, serta seperti apa profil/peran dokter keluarga itu sendiri, pola pikir dan pola tindaknya. Dokter Bintang juga menjelaskan bahwa dokter keluarga melaksanakan kedokteran komunitas sehingga kesehatan sekelompok masyarakat dapat terpelihara/terjamin kesehatannya.a. Bagaimana prinsip-prinsip pelayanan kedokteran keluarga?

b. Bagaimana profil atau peran dokter keluarga?

c. Bagaimana pola pikir dan pola tindak dokter keluarga?

d. Apa yang dimaksud kedokteran komunitas?

4. dr. Bintang mulai menjalankan praktik sebagai dokter keluarga, dia menerima seorang laki-laki berusia 45 tahun dengan keluhan batuh berdahak lebih dari 2 minggu, sebelumnya klien tersebut pernah berobat ke dokter praktik lain dan belum pernah diperiksa dahak, namun diminta untuk di foto thoraxa. Bagaimana penegakan diagnosis Tb paru?

b. Bagaimana pengobatan Tb paru menurut standar WHO?

c. Apa yang dimaksud strategi DOTS untuk Tb paru?

5. Untuk mendiagnosis penyakit ini, dia meminta kliennya untuk memeriksakan dahaknya SPS (Sewaktu, Pagi, dan Sewaktu) ke laboratorium Puskesmas RPM atau laboratorium kesehatan swasta dan diberi resep antibiotika serta obat batuk, dua hari kemudian diperoleh hasilnya yaitu dua sediaan positif.a. Apakah pemeriksaan dahak SPS sudah sesuai dengan indikasi?

b. Apa yang dimaksud Lab. Puskesmas PRM?2.3.4. Kerangka Konsep

2.3.5. Hipotesis

dr. Bintang yakin dapat menjalankan praktik dokter keluarga mandiri sehingga terjaminnya mutu kesehatan sekelompok klien sebab dr. Bintang telah menjalankan prinsip, peran, pola pikir, dan tindak seorang dokter keluarga. 2.3.6. Learning Issue

Pokok BahasanWhat I KnowWhat I Dont Know (Learning Issue)What I Have to ProffHow I Will Learn

Kedokteran KeluargaDokter Bintang sudah mantap pikirannya akan membuka praktek dokter keluarga mandiri di kabupaten Serasan.

Untuk pelaksanaan UKP di wilayah puskesmas sibuk Dr makmur telah menjalankan praktik di poli puskesmas, bahkan sore harinya sampai jauh malam menjalankan praktik dokter umum, sehingga masuk kerja kesiangan.

1. UKM dan UKP

2. Dokter Keluarga

3. PDKM

4. Puskesmas PRM

5. SKN

6. TB

Pelaksanaan UKM dan UKP belum berjalan baik dan dokter puskesmas sibuk sehingga kesehatan sekelompok masyarakat tidak terjamin dan terpelihara.

Text Book, Pakar, Lain (internet)

2.3.7. Sintesis

1. Dinas Kesehatan kabupaten maupun puskesma menerima dengan baik namun belum memahami konsep dokter keluarga dalam SKN dan menyadari bahwa untuk melaksanakan pendekatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang dilakukan di Puskesmas cukup berat mengingat banyaknya penduduk yang harus dilayani. a. Apa definisi dokter keluarga?Jawab:

Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (IDI, 1982).

b. Bagaimana konsep dokter keluarga dalam Sistem Kesehatan Nasional?

Jawab:

Konsep dokter keluarga dalam Sistem Kesehatan Nasional sebagai berikut.1. Institusi pelayanan tingkat primer dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama; dan2. institusi yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran keluarga paripurna di wilayah kerjanya.

c. Apa yang dimaksud Upaya Kesehatan Masyarakat?

Jawab:Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. UKM mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan) dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan (SKN, 2004).

UKM dibagi menjadi 3 strata sebagai berikut (SKN, 2004).

1. UKM strata pertama

UKM tingkat dasar yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat, ujung tombak berupa Puskesmas yang didukng secara lintas sektoral dan didirikan sekurang-kurangnya satu di setiap kecamatan, yang bertanggung jawab atas masalah kesehatan di wilayah kerjanya. Tiga fungsi Puskesmas, yaitu 1) pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan, 2) pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan 3) pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar. Sekurang-kurangnya ada enam jenis pelayanan dasar di Puskesmas berupa, promosi kesehatan; kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana; perbaikan gizi; kesehatan lingkungan; pemberantasan penyakit menular; dan pengobatan dasar. Peran masyarakat dan swasta dengan upaya upaya kesehatan bersama masyarakat yang bersumber masyarakat (UKBM) berupa Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Pos Upaya Kesehatan kerja, dan Dokter Kecil dalam Upaya Kesehatan Sekolah (UKS).

2. UKM strata kedua

UKM tingkat lanjutan, yaitu mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepaa masyarakat, dengan penanggung jawab berupa Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang didukung secara lintas sektoral, yang mempunyai dua fungsi, yaitu manajerial dan teknis kesehatan. Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan di kabupaten/kota. Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan pelayanan kesehatan masyrakat tingkat kanjutan dalam rangka melayani kebutuhan rujukan Puskesmas. Unit pelaksana teknis berupa unit pencegahan dan pemberantasan penyakit, promosi kesehatan, pelayanan kefarmasian, kesehatan lingkungan, perbaikan gizi dan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana. Rujukan kesehatan dibedakan menjadi tiga aspek berupa rujukan teknologi, rujukan sarana dan rujukan operasional.

3. UKM strata ketiga

UKM tingkat unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik yang ditujukan kepada masyarakat, dengan penanggung jawab berupa Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan yang didukung secara lintas sektoral, yang mempunyai dua fungsi yaitu fungsi manajerial dan fungsi teknis kesehatan. Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan di provinsi/nasional. Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat unggulan, yakni dalam rangka melayani kebutuhan rujukan dari kabupaten/kota dan provinsi. Dalam melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan perlu didukung oleh berbagai pusat unggulan yang dikelola oleh sektor kesehatan dan sektor pembangunan lainnya. Contoh pusat unggulan yang dimaksud adalah Institut Gizi Nasional, Institut Penyakit Infeksi Nasional, Institut Kesehatan Jiwa Nasional, Institut Ketergantungan Obat Nasional, Institut Promosi Kesehatan Nasional, Institut Kesehatan Kerja Nasional, dan Pusat Laboratorium Nasional, Institut Survailans dan Teknologi Penyakit dan Kesehatan Lingkungan serta berbagai pusat unggulan lainnya. Pusat unggulan ini di samping menyelenggarakan pelayanan langsung juga membantu Dinas Kesehatan dalam bentuk pelayanan rujukan kesehatan.

d. Apa yang dimaksud Upaya Kesehatan Perorangan?

Jawab:Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. UKP mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Dalam UKP juga termasuk pengobatan tradisional dan alternatif serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika (SKN, 2004).UKP dibagi menjadi tiga strata sebagai berikut (SKN, 2004).1. UKP Strata Pertama

UKP tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada perorangan. Penyelenggara UKP strata pertama adalah pemerintah, masyarakat dan swasta yang diwujudkan melalui berbagai bentuk pelayanan profesional, seperti praktik bidan, praktik perawat, praktik dokter, praktik dokter gigi, poliklinik, balai pengobatan, praktik dokter/klinik 24 jam, praktik bersama dan rumah bersalin. UKP strata pertama oleh pemerintah juga diselenggarakan oleh Puskesmas. Dengan demikian Puskesmas memiliki dua fungsi pelayanan yakni pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan. Untuk meningkatkan cakupan, Puskesmas dilengkapi dengan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Pondok Bersalin Desa dan Pos Obat Desa. Pondok Bersalin Desa dan Pos Obat Desa termasuk dalam sarana kesehatan bersumber masyarakat. Dalam UKP strata pertama juga termasuk pelayanan pengobatan tradisional dan alternatif, serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika. Pelayanan pengobatan tradisional dan alternatif yang diselenggarakan adalah yang secara ilmiah telah terbukti keamanan dan khasiatnya. UKP strata pertama didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti toko obat dan apotek (dengan kewajiban menyediakan obat esensial generik), laboratorium klinik dan optik. Untuk menjamin dan meningkatkan mutu UKP strata pertama perlu dilakukan berbagai program kendali mutu baik yang bersifat prospektif meliputi lisensi, sertifikasi dan akreditasi, maupun yang bersifat konkuren ataupun retrospektif seperti gugus kendali mutu. Untuk masa mendatang, apabila sistem jaminan kesehatan nasional telah berkembang, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan UKP strata pertama melalui Puskesmas. Penyelenggaraan UKP strata pertama akan diserahkan kepada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep dokter keluarga, kecuali di daerah yang sangat terpencil masih dipadukan dengan pelayanan Puskesmas.

2. UKP Strata Kedua

UKP tingkat lanjutan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepada perorangan. Penyelenggara UKP strata kedua adalah pemerintah, masyarakat dan swasta yang diwujudkan dalam bentuk praktik dokter spesialis, praktik dokter gigi spesialis, klinik spesialis, balai pengobatan penyakit paru-paru (BP4), balai kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai kesehatan jiwa masyarakat (BKJM), rumah sakit kelas C dan B non pendidikan milik pemerintah (termasuk TNI/POLRI dan BUMN) dan rumah sakit swasta. Berbagai sarana pelayanan ini disamping memberikan pelayanan langsung juga membantu sarana UKP strata pertama dalam bentuk pelayanan rujukan medik. Yang dimaksud dengan pelayanan rujukan medik adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit yang dilakukan secara timbal balik baik secara vertikal, maupun horizontal. Rujukan medik terdiri dari tiga aspek yakni, rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan serta rujukan bahan-bahan pemeriksaan laboratorium. UKP strata kedua ini juga didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti apotek, laboratorium klinik dan optik. Untuk meningkatkan mutu perlu dilakukan berbagai bentuk program kendali mutu.

3. UKP Strata Ketiga

UKP tingkat unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik yang ditujukan kepada perorangan. Penyelenggara UKP strata ketiga adalah pemerintah, masyarakat dan swasta yang diwujudkan dalam bentuk praktik dokter spesialis konsultan, praktik dokter gigi spesialis konsultan, klinik spesialis konsultan, rumah sakit kelas B pendidikan dan kelas A milik pemerintah (termasuk TNI/POLRI dan BUMN) serta rumah sakit khusus dan rumah sakit swasta. Berbagai sarana pelayanan ini di samping memberikan pelayanan langsung juga membantu sarana UKP strata kedua dalam bentuk pelayanan rujukan medik. Seperti UKP strata kedua, UKP strata ketiga ini juga didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti apotek, laboratorium klinik dan optik. Untuk menghadapi persaingan global, UKP strata ketiga perlu dilengkapi dengan beberapa pusat pelayanan unggulan nasional, seperti pusat unggulan jantung nasional, pusat unggulan kanker nasional, pusat penanggulangan stroke nasional, dan sebagainya. Untuk meningkatkan mutu perlu dilakukan berbagai bentuk program kendali mutu.

2. Untuk pelaksanaan UKP di wilayah puskesmas sibuk dr. Makmur telah menjalankan praktik di poli puskesmas, bahkan sore harinya sampai jauh malam menjalankan praktik dokter umum, sehingga masuk kerja kesiangan.a. Apa perbedaan Praktek Dokter Umum (PDU) dan Praktek Dokter Keluarga?

Jawab: Perbedaan praktek dokter umum dengan praktek dokter keluarga antara lain.Prinsip dasarPraktek Dokter KeluargaPraktek Dokter Umum

Layanan dari pertama YaYa

Layanan berkesinambungan dan jangka panjang YaSporadik

Layanan bersifat personalYaTidak

Layanan komprehensif Ya, Lebih banyak promotif dan preventifYa, lebih banyak kuratif

Mengutamakan pencegahan YaTerbatas

Koordinasi YaTidak

Kolaborasi YaTidak

Berorientasi pada keluarga YaTidak

Berorientasi pada komunitasYaYa

(Soetono, dkk., 2009)

b. Bagaimana jaminan mutu terhadap klien dokter keluarga?

Jawab:Untuk menjamin mutu dokter keluarga maka dokter keluarga memiliki standar pelayanan antara lain:

1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of Clinical Care).a. Standar pelayanan paripurnaAdalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna, yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan proteksi khusus, pemulihan kesehatan, pencegahan kecacatan, dan rehabilitasi setelah sakit dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan medikolegal etika kedokteran.

b. Standar pelayanan medis.

Adalah pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis. Adapun pelayanan medis yang dilakukan meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis dan diagnosis banding, prognosis, konseling, konsultasi, rujukan, tindak lanjut, tindakan, pengobatan rasional, dan pembinaan keluarga.

c. Standar pelayanan menyeluruh.

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien adalah manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial, dan spiritual, serta berkehidupan ditengah lingkungan fisik dan sosialnya. Selain itu, pasien juga dipandang sebagai bagian dari keluarga dan lingkungannya dan pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya.

d. Standar pelayanan terpadu.

Pelayanan yang ada bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik formal maupun informal.

e. Standar pelayanan bersinambung.

Merupakan pelayanan yang bersinambung, yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efisien, proaktif dan terus-menerus demi kesehatan pasien. Selain itu rekam medis yang ada juga harus bersinambungan, serta adanya pendampingan saat melakukan konsultasi atau rujukan.

2. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of Behaviour in Practice).

a. Standar perilaku terhadap pasien.Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya. Adapun bentuk pelayanan yang diberikan antara lain informasi memperoleh pelayanan, waktu konsultassi yang cukup, informasi medis yang jelas, komunikasi efektif, dan menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter.

b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik.Seorang dokter keluarga mampu bertindak sebagai pemimpin manajemen untuk mengelola klinik secara profesional, mampu bekerja dalam tim, dan pemimpin klinik.

c. Standar perilaku dengan sejawat.

Dokter keluarga yang baik harus mampu menghormati dan menghargai pengetahuan, keterampilan, dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga hubungan baik secara profesional.

d. Standar pengembangan ilmu dan keterampilan praktik.

Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah guna memelihara dan menambah keterampilan praktik serta meluaskan wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain mengikuti kegiatan ilmiah, program jaga mutu, partisipasi dalam kegiatan pendidikan, penelitian dalam praktik, serta penulisan ilmiah.

e. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan.

Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartsipasi aktif dalam segala kegiatan peningkatan kesehatan disekitarnya dan siap memberikan pendapatnya pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya. Adapun kegiatannya antara lain menjadi anggota perkumpulan sosial, partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat, serta partisipasi dalam penanggulangan bencana di sekitarnya.

3. Standar Pengelolaan Praktik (Standards of Practice Management).

a. Standar sumber daya manusia.

Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat petugas kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau pelatihannya seperti perawat, bidan, dan administrator klinik.

b. Standar manajemen keuangan.

Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan profesional antara lain dengan pencatatan keuangan, dan jenis sistem pembiayaan praktik.

c. Standar manajemen klinik.

Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang disebut klinik dengan manajemen yang profesional yaitu dengan pembagian kerja, program pelatihan, program kesehatan dan keselamtan kerja, serta pembahasan administrasi klinik.

4. Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities).

a. Standar fasilitas praktik.

Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar. Adapun standar fasilitas praktik antara lain yang menunjang kesehatan dan keamanan pasien, dokter, serta pegawai, kerahasiaan dan privasi, bangunan dan interior yang dirancang sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis, alat komunikasi, serta papan nama.

b. Standar peralatan klinik.

Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik sebagai penyedia layanan strata pertama. Selain itu juga harus ada peralatan penunjang medis dan non medis.

c. Standar proses-proses penunjang praktik.Antara lain pengelolaan rekam medis, pengelolaan rantai dingin, pengelolaan pencegahan infeksi, pengelolaan limbah, pengelolaan air bersih, dan pengelolaan obat.

3. Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Puskesmas, meminta penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu dokter keluarga dan apa bedanya dengan dokter umum, serta prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga yang sekarang sedang dijalanka di Indonesia, serta seperti apa profil/peran dokter keluarga itu sendiri, pola pikir dan pola tindaknya. Dokter Bintang juga menjelaskan bahwa dokter keluarga melaksanakan kedokteran komunitas sehingga kesehatan sekelompok masyarakat dapat terpelihara/terjamin kesehatannya.a. Bagaimana prinsip-prinsip pelayanan kedokteran keluarga?

Jawab:

Prinsip-prinsip pelayanan kedokteran keluarga antar lain:

1. Pelayanan yang holistic dan komprehensif

2. Pelayanan yang kontinu

3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya

6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggal

7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum

8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu

9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan

b. Bagaimana profil atau peran dokter keluarga?

Jawab:

1. Care providerMerawat pasien secara holistic dengan memandang sebagai individu dan status keluarga dan masyarakat, dan memberikan pelayanan yang komprehensif dan berkelanjutan2. Decision makerPembuat keputusan yang ilmiah mengenai perawatan, tindakan, dan penggunaan teknologi dengan mempetimbangkan keinginan klien, nilai etik, dan efisiensi biaya serta tindakan terbaik untuk klien3. CommunicatorKemampuan promosi kesehatan dengan penjelasan yang efektif sehingga mampu merangsang individu atau masyarakat untuk menjaga kesehatan

4. Community leader Mendapatkan kepercayaan dari orang-orang sekitar tempat dokter keluarga bekerja, mampu mengajak masyarakat untuk malakukan tindakan promotif dan preventif di lingkungannya.5. Manager Mampu menjalin hubungan yg harmonis baik di luar atau dengan segala aspek kesehatan dalam rangka memudahkan pelayanan kesehatan klien.c. Bagaimana pola pikir dan pola tindak dokter keluarga?

Jawab:

Dokter keluarga memiliki pola pikir dan pola tindak sebagai berikut:

1. Assessment Penilaian profil kesehatan pribadi (assessment), penilaian komprehensif terhadap faktor risiko dan kondisi kesehatan dengan tujuan memperoleh profil kesehatan pribadi mitranya.2. Targeting

Penyusunan program kesehatan spesifik (targeting), dapat mempelajari masalah kesehatan yang dimiliki sehingga dapat menyusun program kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik setiap mitra.3. Intervention Intervensi proaktif (intervention), diajak mengikuti program pemeliharaan keseahtan yang spesifik dengan kebutuhan sehingga diharapkan mitra yang sehat tetap sehat, dengan faktor risiko dapat menurunkan kemungkinan jatuh sakit, dan yang sakit dapat segera pulih, dicegah terjadi komplikasi, dan diupayakan agar kecacatan seminimal mungkin serta bila perlu dirujuk.4. MonitoringSetelah pelaksanaan program dan hasilnya dipantau dan dievaluasi terus serta dijadikan masukan untuk meningkatkan kualitas program dan memotivasi mitranya.d. Apa yang dimaksud kedokteran komunitas?

Jawab:Kedokteran komunitas (community medicine) adalah cabang kedokteran yang memusatkan perhatian kepada kesehatan anggota-anggota komunitas, dengan menekankan diagnosis dini penyakit, memperhatikan faktor-faktor yang membahayakan (hazard) kesehatan yang berasal dari lingkungan dan pekerjaan, serta pencegahan penyakit pada komunitas (The Free Dictionary, 2010). Kedokteran komunitas memberikan perhatian tidak hanya kepada anggota komunitas yang sakit tetapi juga anggota komunitas yang sehat. Sebab tujuan utama kedokteran komunitas adalah mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan anggota-anggota komunitas. Karena menekankan upaya pencegahan penyakit,maka kedokteran komunitas kadang-kadang disebut juga kedokteran pencegahan (preventive medicine). Kedokteran komunitas memberikan pelayanan komprehensif dari preventif, promotif, kuratif hingga rehabilitatif. 4. dr. Bintang mulai menjalankan praktik sebagai dokter keluarga, dia menerima seorang laki-laki berusia 45 tahun dengan keluhan batuh berdahak lebih dari 2 minggu, sebelumnya klien tersebut pernah berobat ke dokter praktik lain dan belum pernah diperiksa dahak, namun diminta untuk di foto thoraxa. Bagaimana penegakan diagnosis Tb paru?

Jawab: Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan fisik/jasmani, pemeriksaan bakteriologik, radiologik dan pemeriksaan penunjang lainnyaGejala klinikGejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala respiratorik (gejala lokal sesuai organ yang terlibat)1. Gejala respiratorika. Batuk 2 minggub. Batuk darahc. Sesak napasd. Nyeri dadaGejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang pasien terdiagnosis pada saat medical check up. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka pasien mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.

2. Gejala sistemik

a. Demam

b. Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun.

3. Gejala tuberkulosis ekstra paruGejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas & kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.

Pemeriksaan FisikPada pemeriksaan fisik kelainan yang akan dijumpai tergantung dari organ yang terlibat. Pada tuberkulosis paru, kelainan yang didapat tergantung luas kelainan struktur paru. Pada permulaan (awal) perkembangan penyakit umumnya tidak (atau sulit sekali) menemukan kelainan. Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior terutama daerah apeks dan segmen posterior (S1 & S2) , serta daerah apeks lobus inferior (S6). Pada pemeriksaan jasmani dapat ditemukan antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma & mediastinum. Pada pleuritis tuberkulosa, kelainan pemeriksaan fisik tergantung dari banyaknya cairan di rongga pleura. Pada perkusi ditemukan pekak, pada auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan. Pada limfadenitis tuberkulosa, terlihat pembesaran kelenjar getah bening, tersering di daerah leher (pikirkan kemungkinan metastasis tumor), kadang-kadang di daerah ketiak.

Gambar paru: apeks lobus superior dan apeks lobus inferior

Pemeriksaan Bakteriologik

1. Bahan pemeriksasanPemeriksaan bakteriologik untuk menemukan kuman tuberkulosis mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologik ini dapat berasal dari dahak, cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, faeces dan jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH)

2. Cara pengumpulan dan pengiriman bahanCara pengambilan dahak 3 kali (SPS).a. Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)b. Pagi ( keesokan harinya )c. Sewaktu / spot ( pada saat mengantarkan dahak pagi)atau setiap pagi 3 hari berturut-turut.

3. Cara pemeriksaan dahak dan bahan lain.

Pemeriksaan bakteriologik dari spesimen dahak dan bahan lain (cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar /BAL, urin, faeces dan jaringan biopsi, termasuk BJH) dapat dilakukan dengan cara :a. mikroskopik; danb. biakan.Pemeriksaan mikroskopik1. Mikroskopik biasa : pewarnaan Ziehl-Nielsen

2. Mikroskopik fluoresens: pewarnaan auramin-rhodamin (khususnya untuk screening)lnterpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3 kali pemeriksaan ialah bila :

a. kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif BTA positif;b. 1 kali positif, 2 kali negatif ulang BTA 3 kali kecuali bila ada foto toraks, kemudian;c. bila 1 kali positif, 2 kali negatif BTA positif; dand. bila 3 kali negatif BTA negatif.Pemeriksaan Radiologik

Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi: foto lateral, top-lordotik, oblik, CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-macam bentuk (multiform).Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif.1. Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah2. Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular3. Bayangan bercak milier4. Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif.1. Fibrotik2. Kalsifikasi3. Schwarte atau penebalan pleuraPemeriksaan khususSalah satu masalah dalam mendiagnosis pasti tuberkulosis adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pembiakan kuman tuberkulosis secara konvensional. Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik yang lebih baru yang dapat mengidentifikasi kuman tuberkulosis secara lebih cepat.

1. Pemeriksaan BACTEC

Dasar teknik pemeriksaan biakan dengan BACTEC ini adalah metode radiometrik. M tuberculosis memetabolisme asam lemak yang kemudian menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth indexnya oleh mesin ini. Sistem ini dapat menjadi salah satu alternatif pemeriksaan biakan secara cepat untuk membantu menegakkan diagnosis dan melakukan uji kepekaan.

2. Polymerase chain reaction (PCR):

Pemeriksaan PCR adalah teknologi canggih yang dapat mendeteksi DNA, termasuk DNA M.tuberculosis. Salah satu masalah dalam pelaksanaan teknik ini adalah kemungkinan kontaminasi. Cara pemeriksaan ini telah cukup banyak dipakai, kendati masih memerlukan ketelitian dalam pelaksanaannya. Hasil pemeriksaan PCR dapat membantu untuk menegakkan diagnosis sepanjang pemeriksaan tersebut dikerjakan dengan cara yang benar dan sesuai standar internasional. Apabila hasil pemeriksaan PCR positif sedangkan data lain tidak ada yang menunjang kearah diagnosis TB, maka hasil tersebut tidak dapat dipakai sebagai pegangan untuk diagnosis TB Pada pemeriksaan deteksi M.tb tersebut diatas, bahan / spesimen pemeriksaan dapat berasal dari paru maupun ekstra paru sesuai dengan organ yang terlibat.

Pemeriksaan lain

1. Analisis Cairan Pleura

Pemeriksaan analisis cairan pleura & uji Rivalta cairan pleura perlu dilakukan pada pasien efusi pleura untuk membantu menegakkan diagnosis. Interpretasi hasil analisis yang mendukung diagnosis tuberkulosis adalah uji Rivalta positif dan kesan cairan eksudat, serta pada analisis cairan pleura terdapat sel limfosit dominan dan glukosa rendah

2. Pemeriksaan histopatologi jaringan

Pemeriksaan histopatologi dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis TB. Pemeriksaan yang dilakukan ialah pemeriksaan histologi. Bahan jaringan dapat diperoleh melalui biopsi atau otopsi sebagai berikut.a. Biopsi aspirasi dengan jarum halus (BJH) kelenjar getah bening (KGB)

b. Biopsi pleura (melalui torakoskopi atau dengan jarum abram, Cope dan Veen Silverman)

c. Biopsi jaringan paru (trans bronchial lung biopsy/TBLB) dengan bronkoskopi, trans thoracal biopsy/TTB, biopsy paru terbuka).

d. Otopsi

Pada pemeriksaan biopsi sebaiknya diambil 2 sediaan, satu sediaan dimasukkan ke dalam larutan salin dan dikirim ke laboratorium mikrobiologi untuk dikultur serta sediaan yang kedua difiksasi untuk pemeriksaan histologi.

3. Pemeriksaan darah

Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan indikator yang spesifik untuk tuberkulosis. Laju endap darah (LED) jam pertama dan kedua dapat digunakan sebagai indikator penyembuhan pasien. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi laju endap darah yang normal tidak menyingkirkan tuberkulosis. Limfosit pun kurang spesifik.

4. Uji tuberkulin

Uji tuberkulin yang positif menunjukkan adanya infeksi tuberkulosis. Di Indonesia dengan prevalensi tuberculosis yang tinggi, uji tuberkulin sebagai alat bantu diagnostik penyakit kurang berarti pada orang dewasa. Uji ini akan mempunyai makna bila didapatkan konversi, bula atau apabila kepositifan dari uji yang didapat besar sekali. Pada malnutrisi dan infeksi HIV uji tuberkulin dapat memberikan hasil negatif.

b. Bagaimana pengobatan Tb paru menurut standar WHO?

Jawab:Dosis obat tuberkulosis kombinasi 4 obat berdasarkan rentang yang telah ditetapkan sesuai standar WHO yang merupakan dosis yang efektif atau masih termasuk dalam batas dosis terapi dan non toksik (PDPI, 2002).

BBFase intensifFase lanjutan

2 bulan4 bulanAtau 6 bulan

HarianHarian3x/minggu

RHZE

150/75/400/275RHZ

150/75/400RHZ

150/150/500RH

150/75RH

150/150EH

400/150

30-37222221,5

38-54333332

55-70444443

>71555553

Tabel dosis obat antituberkulosis kombinasi dosis tetapObat anti tuberkulosis (OAT) yang dipakai (PDPI, 2002).1. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan sebagai berikut.

a. Rimfampisin

b. Isonniazid (INH)

c. Pirazinamid

d. Streptomisin

e. Etambutol

2.Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)

a. kanamisin

b. amikasin

c. kuinolon

d. obat lain : makrolid, amoksilin, asam klavulanatc. Apa yang dimaksud strategi DOTS untuk Tb paru?Jawab:

Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1996 dan telah diimplementasikan secara meluas dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Sampai dengan tahun 2001, 98% dari populasi penduduk dapat mengakses pelayanan DOTS di puskesmas. Strategi ini diartikan sebagai "pengawasan langsung menelan obat jangka pendek oleh pengawas pengobatan" setiap hari.Indonesia adalah negara high burden, dan sedang memperluas strategi DOTS dengan cepat, karenanya baseline drug susceptibility data (DST) akan menjadi alat pemantau dan indikator program yang amat penting. Berdasarkan data dari beberapa wilayah, identifikasi dan pengobatan TBC melalui Rumah Sakit mencapai 20-50% dari kasus BTA positif, dan lebih banyak lagi untuk kasus BTA negatif. Jika tidak bekerja sama dengan Puskesmas, maka banyak pasien yang didiagnosis oleh RS memiliki risiko tinggi dalam kegagalan pengobatan, dan mungkin menimbulkan kekebalan obat.5. Untuk mendiagnosis penyakit ini, dia meminta kliennya untuk memeriksakan dahaknya SPS (Sewaktu, Pagi, dan Sewaktu) ke laboratorium Puskesmas RPM atau laboratorium kesehatan swasta dan diberi resep antibiotika serta obat batuk, dua hari kemudian diperoleh hasilnya yaitu dua sediaan positif.a. Apa yang dimaksud Lab. Puskesmas PRM?Jawab: Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM)/ Puskesmas Pelaksana Mandiri (PPM) dan UPK setara PRM/PPMa. FungsiLaboratorium rujukan dan atau pelaksana pemeriksaan mikroskopis dahak untuk tuberkulosis.b. PeranMemastikan semua tersangka pasien dan pasien TB dalam pengobatan diperiksa dahaknya sampai diperoleh hasil.c. Tugas1. PPM: Mengambil dahak tersangka pasien TB untuk keperluan diagnosis dan follow up, sampai diperoleh hasil.2. PRM : Menerima rujukan pemeriksaan sediaan dahak dari PS. Mengambil dahak tersangka pasien TB yang berasal dari PRM setempat untuk keperluan diagnosis dan follow up, sampai diperoleh hasil.d. Tanggung jawabMemastikan semua kegiatan laboratorium TB berjalan sesuai prosedur tetap, termasuk mutu kegiatan dan kelangsungan sarana yang diperlukan.

b. Bagaimana peran dokter keluarga jika mendapatkan pasien TB dalam suatu lingkungan/ keluarga?

Jawab:

1. Meminta keluarga pasien untuk memeriksakan diri karena curiga sudah tertular Tb.2. Jika positif Tb maka obati pasien tersebut3. Follow upBAB III

KESIMPULAN

Untuk menjalankan praktik dokter keluarga mandiri yang mempunyai jaminan mutu yang baik harus menjalankan prinsip, peran, pola pikir, dan tindak seorang dokter keluarga. dr. Bintang sudah menjalankan praktik dokter keluarga yang mempunyai jaminan mutu yang baik tetapi belum melaksanakan dengan seutuhnya.DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Sistem Kesehatan Nasional: Subsistem Pelayanan Kesehatan. Depkes RI, Jakarta, Indonesia, hal. 13-16.

____________________________________. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Depkes RI, Jakarta, Indonesia.

Gan, Goh Lee. 2004. A Primer on Family Medicine Practice: Vision of Family Medicine Oriented Primary Care. Singapore International Foundation, Singapore, Singapore, hal. 24-28.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2002. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis danPenatalaksanaan di Indonesia. PDPI, Jakarta. Indonesia.Prasetyawati, Arsita Eka. 2010. Kedokteran Keluarga: Kedokteran Keluarga dan Wawasan. Rineka Cipta, Jakarta, Indonesia, hal. 1-36.

______________________. 2010. Kedokteran Keluarga: Dokter Keluarga dalam Sistem Kesehatan Nasional. Rineka Cipta, Jakarta, Indonesia, hal. 37-66.

Soetono, Gatot, dkk. 2009. Membangun Praktik Dokter Keluarga. IDI, Jakarta, Indonesia, hal. 11-24.

Skenario Adr. BintangPage 1