Sistem Politik Islam
-
Upload
yusuf-habibi -
Category
Documents
-
view
75 -
download
2
description
Transcript of Sistem Politik Islam
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdulillahirabbil’alamin puja dan puji syukur kehadiratAllah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayahnya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan sebaik-
baiknya.
Shalawat dan salam kami panjatkan kepada junjungan Nabi Besar kita Nabi Muhammad yang telah
membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang.
Tersusunlah sudah tugas rangkuman dan presentase kelompok dengan judul “SISTEM POLITIK
ISLAM”. Dengan ini semoga bermanfaat sebagai pengetahuan tentang sisi dari politik islam bagi kami
sendiri maupun orang lain.
Apabila ada kesalahan dalam penyebutan nama,penyusunan kata,pengetikan maupun kesalahan
sejarahnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Atas kritik dan saran yang membangun, kami
ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
PENDAHULUAN Kegiatan Rasulullah yang menunjukkan bahwa beliau memiliki kekuasaan politik yang pertama
di Madinah yaitu pada saat nabi dan para sahabat hijrah ke madinah,kegiatan yang beliau lakukan
adalah mempersatukan seluruh penduduk madinah dalam satu sistem sosial-politik dibawah kekuasaan
beliau yang dikenal denag Perjanjian Madinah untuk menciptakan sistem kehidupan yang stabil dan
harmonis melalui perjanjian yang telah disepakati tanpa paksaan.
Setelah madinah,nabi juga menjalin kesepakatan dengan penguaa mekah agar tidak terjadi
perselisihan di antara kedua kekuasaan tersebut walaupun pada akhirnya penguasa Mekah mengingkari
perjanjian tersebut sehingga memicu perang Badar,Uhud,dan lain-lain.
KELOMPOK 4 BAB 9
Aplistyajun, Irwansyah
Luinambi Vesiano, Yusuf Habibi
- -
TIGA ALIRAN TENTANG
SISTEM POLITIK DALAM ISLAM 1. Pendapat pertama menyatakan bahwa islam adalah suatu agama yang serba lengkap. Di
dalamnya terdaat pula antara lain sistem ketatanegaraan atau politik,dalam bahasa lain sistem
politik atau disebut juga fiqih siasah merupakan bagian intergral dari ajaran islam.
Kelompok ini berpendapat bahwa sistem ketatanegaraan yang harus diteladani adalah sistem
yang telah dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW dan oleh para khulafah Al-Rasyidin yaitu
sistem khalifah.
2. Ke dua,kelompok yang berpendirian bahwa islam adalah agama dalam pengertian Barat. Artinya
agama tidak ada urusannya dengan kenegaraan. Menurut aliran ini Nabi Muhammad SAW
hanyalah seorang rasul yang bertugas menyampaikan risalah Tuhan kepada segenap alam. Nabi
tidak bertugas untuk mendirikan dan memimpin suatu negara.
3. Aliran ke tiga menolak bahwa islam adala agama yang serba lengkap yang terdapat didalamnya
segala sistem kehidupan termasuk sistem ketatanegaraan,tetapi juga menolak bawa islam
sebagaimana pandangan Barat yang hanya mengatur hubungan manusia dengan tuhan. Aliran
ini berpendirian bahwa pada islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan,tetapi terdapat
seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara.
SEJARAH POLITIK ISLAM
SETELAH WAFATNYA NABI MUHAMMAD SAW Sejarah membuktikan bahwa Nabi kecuali sebagai Rasul,meminjam istilah Harun Nasution,kepala
agama, juga beliau adalah kepala negara. Nabi menguasai suatu wilayah yaitu Yastrib yang kemudian
menjadi Madinah Al-Munawarah sebagai wilayah kekuasaan nabi sekaligus menjadi pusat
pemerintahannya dengan piagam madinah sebagai aturan dasar kenegaraannya.
Sepeninggalan nabi kedudukan kepala negara beliau digantikan olah Abu Bakar yang disebut
“Khalifah”,beliau dipilih dari hasil kesepakatan tokoh-tokoh sahabat dan sistem pemerintahannya
disebut “Khilafah”. Sistem khilafah ini berlanjut hingga kekuasaan khalifah terakhir.
Ali “karrama Allahu Wajhahu”. Sistem setelahnya mengambil bentuk kerajaan,didalam sistem kerajaan
rajanya bukan dipilih secara demokratis melainkan secara turun temurun. Sistem kerajaan ini
berlangsung hingga akhir abad ketujuh belas,saat turi mengalami kekalahan dari bangsa Eropa.
Akhir abad tujuh belas hampir semua negara islam masuk dalam perangkat penjajahan Barat. Awal abad
sembilan belas negara-negara islam mulai melepaskan diri satu persatu dari kolonialisme Barat. Sistem
pemerintahan bagi negara-negara yang baru melepaskan diri dari kolonialisme berbeda-beda,ada yang
menjadi kerajaan,keemiran,kesultanan,presidensial kabinet dan parlementer kabinet.
PANDANGAN ISLAM TERHADAP
LEMBAGA- LEMBAGA POLITIK YANG
BERKEMBANG SAAT INI Menurut Harun Nasution,khalifah (pemerintahan) yang timbul sesudah wafatnya Nabi
Muhammad tidak mempunyai bentuk kerajaan,tetapi lebih dekat merupakan republik,dalam
arti kepala negara dipilih dan tidak mempunyai sifat turun temurun.
Menurut Ibnu Khaldun secara pragmatis menganggap tidak ada perbedaan prinsipil antara
sistem khalifah dengan sistem kerajaan.
Al –Mawardi dalam bukunya Al-Ahkam Al-Sulthaniyyah menyatakan bahwa kekhalifahan
maupun kerajaan adala khalifah Allah diantara manusia bagi pelaksanaan segala peraturan
diantar manusia. Menurutnya Allah adalah penguasa yang absolut bagi alam semesta dan
merupakan pokok wewenang bagi negara.
Ali Abd Al-Raziq berpendapat bahwa sistem pemerintahan tidak disinggung-singgung oleh Al-
Qur’an dan Al-Sunnah.
SYARAT IDEAL
MENJADI SEORANG KHALIFAH Memiliki Keadilan
Punya cukup ilmu bagi penafsiran dan pelaksanaan hukum
Berwatak taat
Memiliki keberanian untuk memimpin perang
Sehat fisik
Keturunan Quraisy yakni pasukan nabi,dsb.
Soal corak dan bentuk agama bukanlah soal agama,tetapi soal duniawi dan diserahkan kepada akal
manusia untuk menentukannya. Oleh karena itu Mustafa Kamal pada tahun 1942 M menghapuskan
khalifah dari sistem kerajaan Usmani.
Menurut Rasyid Ridha khalifah adalah sistem pemerintahan yang harus dipertahankan didunia islam
untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan umat islam.
OBYEK PEMBAHASAN
SISTEM POLITIK ISLAM 1. Siasah “Dusturiyyah”
Dalam fiqih moderen juga disebut Hukum Tata Negara. Siasah ini membahas tentang :
a. Persoalan imamah,hak dan kewajibannya
b. Persoalan rakyat,status,hak,dan kewajibannya
c. Persoalan bai’at
d. Persoalan waliyyul’ahdi
e. Persoalan perwakilan
f. Persoalan ahl al-halli wa al-‘aqdi
g. Wizarah dan pembagiannya
2. Siasah ”Dauliyah”
Biasa disebut Hukum Internasional dalam Islam. Pembahasan siasah dauliyah dalam islam
berorientasi pada permasalahan :
a. Damai adalah asas hubungan internasional
b. Memperlakukan tawanan perang secara manusiawi
c. Kewajiban suatu negara terhadap negara lain
d. Perjanjian internasional
e. Perjanjian ada yang selamanya dan sementara
f. Perjanjian terbuka dan tertutup
g. Menaati perjanjian
h. Siasah dauliyyah dan orang asing
3. Siasah “Maaliyyah”
Siasah maaliyyah yaitu hukum yang mengatur tentang pemasukan,pengelolaan dan pengeluaran
uang milik negara. Pembahasan siasah ini adalah :
a. Prinsip-prinsip kepemilikan harta
b. Tanggung jawab sosial yang kokoh,tanggung jawab terhadap diri sendiri,
keluarga,masyarakat,dan sebaliknya
c. Zakat : zakat hasil bumi,emas perak,ternak,dan zakat fitrah
d. Harta karun
e. Pajak
f. Harta peninggalan bagi orang yang tidak meninggalkan ahli waris
g. Jizyah
h. Ghanimah dan fa’i
i. Bea cukai barang import
j. Eksploitasi sumber daya alam yang berwawasan lingkungan
Islam sebagai sebuah agama yang mencangkup
persoalan spiritual dan politik telah
memberikan kostribusi yang cukup signifikan
terhadap kehiduan politik di indonesia. Pertama
ditandai dengan munculnya partai-partai yang
berasakan islam sertai partai nasionalis yang
berbasis umat islam.
Ke dua ditandai dengan siap pro aktifnya tokoh-
tokoh politik islam dan umat islam terhadap
keutuhan negara.
Kata “Kuntowijoyo” islam telah menyumbang
banyak pada Indonesia, islam membentuk “civic
culture” ( budaya bernegara ), ”national
solidarity”,ideologi jihad,dan kontrol sosial.
Sumbangan besar islam berujung pada
keutuhan negara dan terwujudnya persatuan
dan kesatuan.
Pancasila bukan merupan sesuatu yang ber-
tentangan dengan islam, karena nilai nilai yang
terdapat pada pancasila juga merupakan bagian
dari nilai-nilai yang terdapat pada Al-Qur’an.
Dalam sejarah juga terbukti bahwa demi
keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa umat
islam rela menghilangkan tujuh kata dari sila ke
satu dari pancasila, yaitu “ kewajiban
melaksanakan syariat bagi para pemeluknya”.
Pancasila juga berfungsi sebagai nuktah-nuktah
kesepakatan antara berbagai golongan untuk
mewujudkan kesatuan politik bersama demi
kejayaan bangsa indonesia.
Agama islam mengandung ajaran tentang nilai-nilai dasar sistem politik islam dalam Al-Qur’an,yaitu :