SISTEM INFORMASI PARIWISATA BUDAYA DI DINAS PARIWISATA .../Sistem... · perpustakaan.uns.ac.id...
Transcript of SISTEM INFORMASI PARIWISATA BUDAYA DI DINAS PARIWISATA .../Sistem... · perpustakaan.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SISTEM INFORMASI PARIWISATA BUDAYA
DI DINAS PARIWISATA SURAKARTA
SKRIPSI
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada
Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh:
AJI ENDRA KUSUMA
D 1107506
PROGRAM S1 ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii��
PERSETUJUAN
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pembimbing Skripsi
Drs. Susartono, SU
NIP. 194607141979031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii��
PENGESAHAN
Telah disetujui dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
1. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si. NIP. 195909071987021001 Ketua �
2. Rino A. Nugroho, S.Sos, M.T.I NIP. 198005032005011003 Sekretaris
3. Drs. Susartono, SU. NIP. 194607141979031001 Penguji
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universits Sebelas Maret Surakarta
Drs. H. Supriyadi SN, SU.
NIP. 195301281981031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv��
MOTTO
“Sesungguhnya beserta kesusahan ada kemudahan, maka apabila kamu telah “Sesungguhnya beserta kesusahan ada kemudahan, maka apabila kamu telah “Sesungguhnya beserta kesusahan ada kemudahan, maka apabila kamu telah “Sesungguhnya beserta kesusahan ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari suatu urusan, kepada Tuhanmulahselesai dari suatu urusan, kepada Tuhanmulahselesai dari suatu urusan, kepada Tuhanmulahselesai dari suatu urusan, kepada Tuhanmulah kamu kembalikamu kembalikamu kembalikamu kembali””””
(Q.S. Al-Insyirah : 6-8)
“Dirimu akan dipandang sebagai seorang yang hidup, jika hidupmu diisi dengan Dirimu akan dipandang sebagai seorang yang hidup, jika hidupmu diisi dengan Dirimu akan dipandang sebagai seorang yang hidup, jika hidupmu diisi dengan Dirimu akan dipandang sebagai seorang yang hidup, jika hidupmu diisi dengan
kesungguhan kerja, dan dirimu tidak mau diseret olehkesungguhan kerja, dan dirimu tidak mau diseret olehkesungguhan kerja, dan dirimu tidak mau diseret olehkesungguhan kerja, dan dirimu tidak mau diseret oleh kemalasankemalasankemalasankemalasan””””
(Muhammad SAW)
“Belajarlah dari hari kemarin, hiduplah untuk hari ini, “Belajarlah dari hari kemarin, hiduplah untuk hari ini, “Belajarlah dari hari kemarin, hiduplah untuk hari ini, “Belajarlah dari hari kemarin, hiduplah untuk hari ini,
dan berharaplah untuk dan berharaplah untuk dan berharaplah untuk dan berharaplah untuk esok hariesok hariesok hariesok hari””””
(Albert Einstein)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v��
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
Kedua Orang TuakuKedua Orang TuakuKedua Orang TuakuKedua Orang Tuaku tertertertersayangsayangsayangsayang, Terima kasih atas kasih
sayang sepanjang masa yang telah kalian berikan
kepadaku dengan tulus dan ikhlas.
Adikku yang kusayangiAdikku yang kusayangiAdikku yang kusayangiAdikku yang kusayangi, Terima kasih buat semangat dan
dukungan kepada kakakmu ini.
Insyaallah berguna dan bermanfaat.
Tika Arum PratiwiTika Arum PratiwiTika Arum PratiwiTika Arum Pratiwi, Terima kasih buat inspirasi, semangat
dan dukungannya. Ayooo…semangat…!! Kita lulus
bareng..
Cah Kost ArifahCah Kost ArifahCah Kost ArifahCah Kost Arifah, Matur nuwun sanget nggih…!!!
Akhirnya selesai juga skripsiku ini.
Pembaca Pembaca Pembaca Pembaca yang budiman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi��
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Sistem Informasi Pariwisata Budaya di
Dinas Pariwisata Surakarta”.
Penyusunan skripsi ini dilaksanakan untuk melengkapi tugas-tugas sebagai
syarat guna memperoleh gelar sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Dalam proses penulisan skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, arahan dan petunjuk dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Drs. Susartono, SU selaku pembimbing yang telah membantu dan
mengarahkan serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Rino A.Nugroho, S.Sos, M.TI selaku pembimbing akademis dan
sekaligus sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Non
Reguler.
3. Bapak Drs. Supriyadi, SN, SU selaku Dekan FISIP UNS.
4. Bapak Drs. Purnomo Subagyo selaku kepala Dinas Pariwisata Surakarta,
yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan
penelitian.
5. Bapak Drs. Mufti Raharja selaku Kepala Bidang Seni, Budaya, Sejarah
dan Purbakala Dinas Pariwisata kota Surakarta yang berkenan meluangkan
waktunya memberikan informasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Ibu Ina selaku staf Dinas Pariwisata kota Surakarta yang telah memberikan
arahan dan penjelasan mengenai kegiatan wisata budaya Surakarta yang
diperlukan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii��
7. Bapak dan Ibu pegawai Dinas Pariwisata kota Surakarta yang telah
berkenan memberikan informasi dan data guna melengkapi penelitian ini.
8. Wisatawan domestik dan mancanegara pengunjung obyek wisata budaya
Surakarta yang telah meluangkan waktunya memberikan informasi yang
diperlukan.
9. Sahabat-sahabat terbaikku (Widhi, Dedy, Reta, Lilik, Esty, Vicky), Terima
kasih atas support yang luar biasa kepada penulis. Luv u all..
10. Teman-teman terbaikku anak-anak Arifah (Fariz, Jana, Tian, Nevir,
Firman, Qomar, Rifky, Sofyan, Sigit, Ridwan, Gepeng), terima kasih
banyak atas dukungan, semangat, dan canda tawa yang telah kalian
berikan kepadaku selama ini dalam penyusunan skripsi ini.
11. Anak-anak kost Wahyu Jaya (Galih, Darwin, Lutfi, Hamzah, Tino, Topek,
Hafid, Eky, Erfan, Gery, Haris, Hendri) Thanks for all. Luv u full..
12. Dora Wahyu Permata, I can feel u, if u were not with me.
13. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Terima kasih untuk semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan
mendukung hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis dengan
besar hati menerima kritik dan saran yang membangun, sehingga dapat
kesempurnaan dari tulisan ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, Mei 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii��
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL………………………………………………………………………i
PENGESAHAN…………………………………………………………….ii
PERSETUJUAN……………………………………………………………iii
MOTTO……………………………………………………………………..iv
PERSEMBAHAN…………………………………………………………..v
KATA PENGANTAR……………………………………………………...vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………….viii
DAFTAR TABEL………………………………………………………….x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….xi
ABSTRAK…………………………………………………………………..xii
ABSTRAC…………………………………………………………………..xiii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………...1
B. Perumusan Masalah…………………………………………………..11
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………..11
D. Tinjauan Pustaka……………………………………………………..12
E. Kerangka Pemikiran………………………………………………….24
F. Definisi Konseptual………………………………………………….26
G. Metode Penelitian……………………………………………………27
BAB II DESKRIPSI LOKASI…………………………………………….35
A. Sejarah Berdirinya Dinas Pariwisata Kota Surakarta………………..35
B. Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kota Surakarta……………………..37
C. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata…………....37
D. Susunan Organisasi Dinas Pariwisata Kota Surakarta………………39
E. Tata Kerja Dinas Pariwisata Kota Surakarta………………………...43
F. Kepegawaian Dinas Pariwisata Kota Surakarta……………………..44
G. Potensi Budaya dan Pariwisata Kota Surakarata……………………46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix��
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…….....................55
A. Output Sistem Informasi Pariwisata Budaya…………………………55
B. Respon Masyarakat Terhadap Sistem Informasi Pariwisata Budaya…72
C. Data Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Budaya……………………..78
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………85
A. Kesimpulan…………………………………………………………….85
B. Saran…………………………………………………………………...91
DAFTAR PUSATAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x��
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Dinas Pariwisata kota Surakarta
berdasarkan Status dan Tingkat Pendidikan…………………….43
Tabel 2.2 Pegawai Dinas Pariwisata berdasarkan Golongan………………44
Tabel 3.1 Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke ODTW…………..…….76
Tabel 3.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan 5 tahun terakhir…………………77
Tabel 3.3 Data Kunjungan Wisatawan tahun 2009………………….……..78
Tabel 3.4 Jumlah Kunjungan Wisatawan melalui ODTW dan TIC……..…80
Tabel 3.5 Jumlah Kunjungan Wisatawan melalui ODTW dan TIC……..…81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi��
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Sistem……………………………………….……….12
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran…………………………………………….25
Gambar 1.3 Teknik Analisa Data…………………………………………….32
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Surakarta……..….39
Gambar 3.1 Halaman Muka Website Dinas Pariwisata……………..……….69
Gambar 3.2 Halaman Muka website www.wisatasolo.com............................70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii��
ABSTRAK
Aji Endra Kusuma, D1107506, Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata Surakarta, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, 93 Halaman. Salah satu badan yang berwenang dan bertugas serta berfungsi untuk menangani masalah wisata budaya adalah Dinas Pariwisata yang bertugas untuk pengendalian dan pengembangan aset wisata, seni dan kebudayaan dan pemasaran wisata. Khususnya Dinas Pariwisata Surakarta dalam rangka pemasaran wisata budaya melalui Sistem Informasi Pariwisata Budaya. Kota Surakarta mempunyai potensi yang besar untuk mengembangkan wisata budaya, terutama yang terkait dengan Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Kelebihan lainnya dari Kota Surakarta yang dapat memberikan peluang besar bagi berkembangnya kepariwisataan, antara lain : banyaknya obyek dan daya tarik wisata di Surakarta, banyaknya lembaga pendidikan pariwisata, seni dan budaya, tersedianya sarana dan prasarana pariwisata serta mempunyai aksesbilitas yang tinggi. Adapun rumusan masalah adalah apa sajakah bentuk Output dari Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata kota Surakarta serta apakah sistem informasi pariwisata budaya di Dinas Pariwisata Surakarta sudah memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti bermaksud untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis untuk mempermudah pemahaman dan penarikan kesimpulan. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang secara tidak langsung untuk mendukung data primer. Sumber data diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling dimana sampel yang diambil berdasarkan pertimbangan tertentu. Analisis data menggunakan analisa model interaktif, dengan tiga alur meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk menjamin validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata Surakarta memiliki output yaitu : 1. Pamflet/brosur. 2. Leaflet. 3. Baliho. 4. Media Cetak dan Elektronik. 5. TIC. Berdasarkan tanggapan para wisatawan, Sistem Informasi pariwisata kota Surakarta sudah memberikan informasi, tetapi masih perlu perbaikan dalam penyajian dan kelengkapan informasi sehingga bisa memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada wisatawan. Sistem informasi pariwisata budaya di dinas pariwisata Surakarta pada tahun 2009 berhasil menarik wisatawan sebanyak 26.047 wisatawan asing dan 1.054.283 wisatawan domestik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii��
ABSTRACT
Aji Endra Kusuma, D1107506, Cultural Tourism Information System in Surakarta Tourism Department, Thesis, State Administration Department, Faculty of Social and Politics Science, Sebelas Maret University Surakarta, 2010, 93 pages. Tourism department is one of department who has responsibility, duty and function to handle tourism issues, control and develop tourism asset, culture and tourism marketing. Especially Tourism Department of Surakarta in its effort to introduce their cultural tourism trough Cultural Tourism Information System has a great potential to develop their culture, especially Keraton Kasunanan and Pura Mangkunegaran. The other plus values for Surakarta with its ability to develop culture are: they have a big number of tourism objects, education institutions, art and culture, availability of tourism facilities and good accessibility.
Problem formulation in this research is “What is the shape of the output from this Cultural Tourism Information System of Tourism Department of Surakarta” and “Is this department able to provide complete information to the tourist.” This research is a descriptive qualitative research, where researcher attempt to describe existing phenomena through systematic analysis and fact presentation to simplify the understanding and conclusion making. Data source in this research are primary data and secondary data that indirectly support the primary data. Data are collected from interviews, observation and documentation. Data collection technique in this research is purposive sampling, where sample are obtained from certain consideration. Interactive model is the model used to analyze data that consist of three plot, they are data reduction, data presentation and data analysis. For data validity, researcher use data triangulation technique.
Based on data analysis, Cultural Tourism Information System from Tourism Department of Surakarta is doing well. This can be concluded from the output, they are Pamphlet/ brochure, leaflet, billboard, electronic and printed media and TIC. Based on reaction from tourist, Tourism Information System of Surakarta provides information nicely, but it still needs some maintenance in data completeness and presentation resulting in clear and complete information for the tourist. At 2009, Cultural Tourism Information System of Surakarta was able to attract 1.054.283 domestic tourists and 26.047 foreign tourists.
�
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era tahun 80-an, sebagai negara yang sedang membangun, semula
Indonesia sangat mengandalkan sektor minyak dan gas bumi sebagai sumber
penerimaan utama pembiyaan pembangunan. Sehubungan dengan semakin
merosotnya perdagangan dari sektor minyak dan gas bumi di dunia Internasional
pada era 90-an yang mengakibatkan tidak seimbangnya antara penerimaan dengan
tuntutan dana yang dibutuhkan dalam pembangunan, maka diperlukan usaha
untuk menopang pembangunan dari sektor lain. Sebagai alternatif yang diambil
adalah dengan meningkatkan pendapatan dari sektor nonmigas yang mempunyai
prospek yang cerah dan diharapkan mampu mendatangkan penerimaan yang
besar.
Pariwisata merupakan salah satu kegiatan industri pelayanan dan jasa yang
menjadi andalan Indonesia dalam rangka meningkatkan pemasukan devisa Negara
disektor nonmigas. Pilihan untuk mengembangkan industri pariwisata di
Indonesia berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain seperti, Pertama,
Pemerintah tidak dapat mengandalkan sepenuhnya cadangan sumber minyak dan
gas bumi untuk membiayai pembangunan Negara. Hal ini disebabkan sumber
minyak dan gas bumi tidak bisa dieksploitasi terus-menerus tanpa adanya
alternatif sumber devisa lainnya. Selain itu harga minyak dan gas bumi di pasaran
internasional tidak menentu, yang pada gilirannya kurang menguntungkan
dibandingkan dengan nilai penyediaan cadangan minyak dan gas bumi Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
yang semakin menipis disamping tidak banyak menambah pemasukan devisa
Negara akibat biaya produksi yang lebih mahal.
Alasan Kedua, pengembangan industri pariwisata di Indonesia mempunyai
masa depan yang cerah, mengingat banyak potensi obyek wisata alam dan budaya
yang menarik dan pantas untuk dijual di pasaran internasional.
Alasan Ketiga, dalam upaya pengembangan industri pariwisata. Dalam hal ini
industri pariwisata tidak perlu mendatangkan mesin-mesin atau teknologi canggih
lainnya sebagai penunjang. Disamping itu produksi pariwisata tidak perlu
didistribusikan dengan alat angkut yang memerlukan pembiyaan untuk sarana
serta prasarana transportasi dan komunikasi. Industri pariwisata hanya
membutuhkan promosi untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas daya tarik
produk dan potensi apa yang terkandung di dalamnya.
Industri pariwisata dirasa cocok dengan kondisi keuangan atau pendanaan
Indonesia, karena dengan biaya relatif kecil dapat menyerap dana sebesar-
besarnya dari wisatawan. Sudah merupakan kenyataan bahwa para wisatawan
yang datang ke obyek-obyek wisata bukan sebaliknya. Disamping itu personil-
personil yang mendukung suatu kegiatan pariwisata relatif tidak harus memiliki
pendidikan ketrampilan dan keahlian khusus dibidang kepariwisataan seperti
halnya ahli-ahli mesin dan mekanik dalam industri pertambangan.
Pengembangan sektor pariwisata di Indonesia juga berdasarkan
pertimbangan lain, yaitu melihat animo masyarakat di Negara-negara maju di
Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Australia yang memiliki ekonomi relatif
tinggi serta amat ketat dalam memanfaatkan waktu luang. Tidak dapat disangkal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
bahwa semakin menurun waktu kerja di Negara-negara tersebut semakin mungkin
bagi penduduknya memanfaatkan waktu luang untuk melakukan perjalanan
wisata. Hal inilah yang mendorong meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara
datang ke daerah-daerah tujuan wisata dunia termasuk ke Indonesia. Selain itu,
adanya perkembangan baru (trend) di kalangan penduduk Negara-negara itu untuk
melihat dari dekat hal-hal yang masih dianggap asli. Hal ini hanya mungkin
diperoleh dengan melaksanakan perjalanan ke Negara-negara berkembang, seperti
Indonesia, yang dianggap wilayahnya belum banyak kena polusi industri,
keanekaragaman corak budayanya yang masih asli serta lingkungan alamnya yang
belum banyak tersentuh tangan manusia.
Sektor pariwisata mempunyai andil yang tidak kecil dalam perekonomiaan
dan mempunyai potensi yang sangat besar dalam mengeruk devisa. Dari tahun ke
tahun sektor ini terus berkembang, baik dalam jumlah wisatawan, dolar yang
tersedot maupun ragam pariwisata yang dipromosikan.
Pariwisata Indonesia mempunyai keistimewaan tersendiri dibanding dengan
sektor lain karena obyek wisata tersebar hampir di setiap pelosok kepulauan
Indonesia sehingga dari sektor ini akan diperoleh peningkatan penerimaan devisa
sebanyak mungkin, oleh karena itu, saat Pemerintah menaruh perhatiaan yang
besar untuk meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan sumber potensi
kepariwisataan nasional sehingga menjadi kegiatan ekonomi yang dapat
diandalkan.
Sektor pariwisata diarahkan agar dapat memantapkan sumbangan
ekonomisnya pada pendapatan nasional maupun sarana promosi Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
ditengah masyarakat internasional. Hal ini senada dengan pendapat Yoeti A. Oka,
bahwa pada dasarnya tujuan kebanyakan negara mengembangkan industri
pariwisata dinegaranya ialah untuk meningkatkan penghasilan devisa negaranya
(1980 :22). Disamping itu, tujuan yang lebih jauh ialah guna memperoleh nilai-
nilai ekonomis yang positif. Dengan demikian, pariwisata diharapkan berfungsi
sebagai katalisator dalam pembangunan perekonomian.
Pariwisata melibatkan kegiatan perjalanan wisatawan dari suatu tempat ke
tempat lain di dalam suatu negara ataupun antar negara dan mempunyai implikasi
ekonomi, baik bagi daerah asal maupun daerah tujuan wisata serta mempengaruhi
pola pikir dan tata pergaulan masyarakat di daerah yang dikunjungi. Kegiatan
tersebut mendorong berkembangnya kegiatan pada sektor-sektor terkait, seperti
perhotelan, restoran, jasa perjalanan, perdagangan industri kecil serta jasa-jasa
lainnya yang secara berantai akan meningkatkan kesempatan kerja, mendukung
upaya pemerataan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan
pendapatan regional maupun nasional. Selain itu pariwisata diharapkan mampu
mendorong berkembangnya kegiatan budaya dan menghidupkan pasar-pasar bagi
para perajin, seniman dan kebudayaan.
Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beraneka ragam dengan
keindahan-keindahan khas masing-masing daerahnya. Kekayaan seni dan budaya
bangsa telah sejak berabad-abad memukau masyarakat luar negeri yang ingin
berkunjung ke Indonesia. Akan tetapi agar segala potensi untuk pariwisata dapat
menghasilkan kemampuan pariwisata yang konkrit, maka diperlukan pendekatan
dan penanganan tersendiri. Oleh karena itu sangat penting untuk melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
pembangunan kepariwisataan sehingga kegiatan pariwisata menjadi sektor
ekonomi yang efektif.
Pembangunan kepariwisataan di Indonesia pada hakekatnya merupakan
upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan obyek dan daya tarik pariwisata,
yang antara lain berwujud kekayaan alam, seperti keragaman flora dan fauna,
kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan sejarah purbakala. Upaya
tersebut juga menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya menjunjung tinggi kebudayaan serta melestarikan lingkungan.
Pernyataan ini sejalan dengan Kebijakan Pemerintah dalam Garis-Garis Besar
Haluan Negara Tahun 1999, mengenai arah kebijakan dalam bidang sosial dan
budaya tentang Kebudayaan, Kesenian, dan Pariwisata. Pertama, melestarikan
apresiasi nilai kesenian dan kebudayaan tradisional serta menggalakkan dan
memberdayakan sentra-sentra kesenian untuk merangsang berkembangnya
kesenian nasional yang lebih kreatif dan inovatif, sehingga menumbuhkan rasa
kebanggaan nasional. Kedua, menjadikan keseniaan dan kebudayaan tradisional
Indonesia sebagai wahana bagi perkembangan pariwisata nasional dan
mempromosikannya ke luar negeri secara konsisten sehingga dapat menjadi
wahana persahabatan antar bangsa. Ketiga, mengembangkan pariwisata melalui
pendekatan sistem yang utuh dan terpadu bersifat interdisipliner dan partisipatoris
dengan menggunakan kriteria ekonomis, teknis, ergonomis, sosial budaya, hemat
energi, melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan.
Dengan demikian untuk mengembangkan usaha pariwisata yang merupakan
faktor potensial didalam pembangunan secara menyeluruh dan merata, perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
adanya pengembangan yang lebih terarah dan terpadu. Maka untuk meningkatkan
peranan pariwisata, terutama sebagai sumber penerimaan devisa dan dalam rangka
mendorong pembangunan daerah, Pemerintah Pusat harus memberikan
keleluasaan kepada Pemerintah Daerah untuk menggali potensi kepariwisataan
daerahnya masing-masing. Bagi daerah yang mempunyai potensi kepariwisataan
maka ini merupakan sumber penerimaan potensial yang dapat membantu didalam
membiayai pembangunan daerahnya sendiri.
Sementara itu, dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah, maka menjadi tantangan bagi daerah-daerah untuk
memaksimalkan potensinya guna menyongsong otonomi daerah yang lebih luas
dan nyata. Apalagi didalam pasal 13 (1) UU No. 32 Tahun 2004 tersebut
dinyatakan bahwa daerah yang tidak mampu menyelenggarakan otonomi daerah
dapat dihapus dan/atau digabung dengan daerah lain.
Demikian halnya dengan Kota Surakarta, dalam menyongsong pelaksanaan
otonomi daerah merupakan tantangan yang sangat berat, mengingat kondisi
geografis yang relatif terbatas dan tidak punya kekayaan sumber daya alam yang
dapat diandalkan. Maka salah satu alternatif yang dipilih untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah dan sedang giat-giatnya dilaksanakan adalah sektor
pariwisata.
Kota Surakarta mempunyai potensi yang besar untuk mengembangkan wisata
budaya, terutama yang terkait dengan Keraton Kasunanan dan Pura
Mangkunegaran. Pengembangan wisata budaya tersebut dengan memperhatikan
beberapa pertimbangan. Pertama, dalam rangka “nguri-uri dan memetri” piwulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
luhur Sri Susuhunan Pakubuwono dan pujangganya, tidak saja mengandung
ajaran kepemimpinan, teologi dan nilai-nilai luhur dan moral yang tinggi, tetapi
juga mampu berpikir jauh kedepan. Kesemuanya itu merupakan sumber potensi
kultural dan spiritual yang tak ternilai harganya dan sumber yang tidak akan ada
habis-habisnya bagi pengembangan budaya bangsa. Keraton Surakarta dengan
berbagai kelengkapannya, sungguh merupakan daya tarik yang mengagumkan
bagi wisatawan dalam dan luar negeri. Untuk itu, persyaratan agar Keraton
Surakarta dikembangkan menjadi pusat pengembangan budaya telah dipenuhi
dengan berbagai karya budaya yang dihasilkan dalam bentuk koleksi karya –
karya sastra, seni budaya, ukir –ukiran, tosan aji yang besar jumlah dan
macamnya serta benda –benda bersejarah dalam kaitannya dengan tumbuh dan
kembangnya Keraton Surakarta.
Kedua, sumber potensi kultural dan spiritual yang bersifat konstruktif bagi
pembinaan pendidikan, kebudayaan, pembangunan mental yang bersendikan cinta
tanah air, watak dan sifat kesatria, keprajuritan, kepahlawanan terkandung dalam
berbagai buku dan naskah yang tersimpan dalam Perpustakaan Reksa Pustaka
Mangkunegaran, hampir dua ribu judul telah dimikro film, Serat Tripama,
Wredatama, Nayokoworo dan karya seni lainnya yang merupakan identitas yang
sangat menonjol dari Mangkunegaran. Disamping itu juga koleksi benda – benda
arkeologi seni ukir sungguh sangat menarik dan tidak ternilai harganya.
Sedangkan Pura Mangkunegaran sangat menarik bagi para wisatawan, baik dari
segi arsitektur maupun dari segi karya budayanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Selain itu, pertunjukan telah digelar dalam waktu singkat, padat dan penuh
variasi. Misalnya, pagelaran wayang kulit, yang semula memiliki dimensi religius
mistis telah disajikan secara estetik komersial, yang menarik wisatawan untuk
menikmatinya. (Bambang Indrayanto, Skripsi, 2001 : 7)
Kelebihan lainnya dari Kota Surakarta yang dapat memberikan peluang besar
bagi berkembangnya kepariwisataan, antara lain : banyaknya obyek dan daya tarik
wisata di Surakarta, banyaknya lembaga pendidikan pariwisata, seni dan budaya,
tersedianya sarana dan prasarana pariwisata serta mempunyai aksesbilitas yang
tinggi.
Namun banyak obyek pariwisata di kota Surakarta kurang diminati oleh
pengunjung, hal ini disebabkan karena kurangnya informasi pariwisata kepada
pengunjung sehingga terjadi sepi pengunjung di beberapa obyek pariwisata di
kota Surakarta.
Selain memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, ada beberapa faktor yang
sangat mendukung berkembangnya kepariwisataan di Surakarta, antara lain :
keberadaan Bandara Internasional Adi Sumarmo, Surakarta sebagai simpul
kawasan JogloSemar (Jogja,Solo,Semarang), tersedianya jaringan internet
sehingga dapat memudahkan pengunjung mengakses sistem informasi pariwisata
kota Surakarta. (Bambang Indrayanto, Skripsi, 2001 : 9)
Dari berbagai uraian tersebut jelas kiranya bagaimana usaha-usaha pelestarian
dan pengembangan budaya dan potensi pariwisata dapat terpadu dengan
kepariwisataan sehingga diharapkan Kota Surakarta mempunyai daya tarik yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
lebih besar dan mempunyai keunggulan kompetitif serta khas bagi wisatawan
nusantara dan mancanegara.
Oleh karena itu, dalam mewujudkan Kota Surakarta sebagai Kota tujuan
wisata budaya, maka Dinas Pariwisata sebagai unsur Pelaksanaan Pemerintah
Daerah dibidang pariwisata sangat memegang peranan penting untuk mewujudkan
tujuan tersebut. Selain itu secara eksplisit disebutkan bahwa visi dan misi Dinas
Pariwisata adalah mewujudkan Kota Surakarta sebagai Kota Budaya dan
Pariwisata.
Surakarta memiliki banyak obyek wisata yang memiliki potensi dan daya
tarik yang masih belum di kelola secara optimal tetapi mempunyai prospek pasar
skala nasional dan internasional. Obyek wisata budaya di kota Surakarta adalah
Pura mangkunegaran, Keraton Kasunanan, Museum Radya Pustaka,
THR.Sriwedari, dll. Obyek wisata di kota Surakarta yang memiliki potensi dan
prospek pasar dalam menarik banyak pengunjung adalah Pura Mangkunegaran
dan Kraton Kasunanan Surakarta. Kedua obyek wisata budaya tersebut paling
diminati oleh wisatawan asing dan domestik. Oleh karena itulah, Dinas
Pariwisata Surakarta mengembangkan potensi pariwisata melalui sistem informasi
pariwisata yang baik untuk menarik lebih banyak minat wisatawan untuk
berkunjung.
Sistem Informasi adalah Sebuah sistem mulai dari pengumpulan data,
pemrosesan data, sampai pada penyajian data mengenai informasi tentang
pariwisata. Pariwisata adalah keseluruhan (gejala) dan hubungan-hubungan yang
ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia diluar tempat tinggalnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dengan maksud bukan untuk tinggal menetap (di tempat yang disinggahinya) dan
tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah.
(http://www.skripsi-tesis.com/07/05/pengembangan-program-promosi-pariwisata-
di-kabupaten-berau-pdf-doc.htm).
Sistem Informasi pariwisata kota Surakarta memiliki output dalam bentuk
internet, leaflet, baliho, media cetak dan elektronik dan lain-lain. Wisatawan dapat
dengan mudah mengetahui obyek-obyek wisata yang ada di kota Surakarta. Kota
Surakarta juga memiliki TIC (Tourism Information Centre) yang berguna untuk
memberikan informasi pariwisata kota Surakarta kepada wisatawan atau
pengunjung.
Obyek wisata yang banyak dan dinamis memerlukan sistem pengelolaan yang
baik. Kendala-kendala seperti masalah biaya, sosial budaya dan keamanan patut
diperhatikan, harus diseimbangkan dengan keuntungan yang bisa didapat.
Keuntungan yang didapat antara lain dengan kemudahan akses dari luar akan
meningkatkan jumlah wisatawan dan sistem informasi yang baik akan
meningkatkan ketepatan pengambilan keputusan. Dengan demikian, ketersediaan
suatu sistem informasi, baik untuk pengelola pariwisata dan juga sistem
penyebarluasan informasi pariwisata akan sangat dibutuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang ada dalam
penelitian ini adalah :
1. Apa sajakah bentuk Output dari Sistem Informasi Pariwisata Budaya di
Dinas Pariwisata kota Surakarta?
2. Apakah sistem informasi pariwisata budaya di Dinas Pariwisata Surakarta
sudah memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yang dapat penulis kelompokkan
menjadi tiga, yaitu tujuan operasional, tujuan fungsional, dan tujuan yang bersifat
individual.
1. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui apa sajakah output dari sistem informasi pariwisata
budaya di dinas pariwisata Surakarta dan apakah sistem informasi
pariwisata di dinas pariwisata Surakarta sudah memberikan informasi yang
lengkap kepada wisatawan.
2. Tujuan Fungsional
Sebagai bahan yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pertimbangan
bagi instansi yang bersangkutan atau pihak lain bila memerlukan
khususnya yang menyangkut masalah tersebut.
3. Tujuan Individual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ilmu
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
D. Tinjauan Pustaka
Sistem Informasi Pariwisata.
Dari judul yang dikemukakan diatas berikut ini akan penulis uraikan batasan
dan pengertian dari istilah-istilah yang membentuk variabel diatas:
a. Sistem Informasi
Sistem dapat dijelaskan dengan sederhana sebagai :
“Seperangkat elemen yang digabung satu dengan yang lainnya untuk
tujuan bersama.”
(Robert G. Murdick/Joel E. Ross/James R. Claggett,1986:6)
Menurut The Liang Gie, sistem adalah :
“Suatu rangkaian prosedur yang telah merupakan suatu kebutuhan
untuk melaksanakan suatu fungsi”
(The Liang Gie dalam Moekijat,1986:4)
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah
kumpulan dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling
berhubungan dan ditujukan untuk mencapai maksud / tujuan tertentu.
Seperti yang dijelaskan oleh Raymond McLeod, bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
“Semua sistem tidak memiliki kombinasi elemen-elemen yang sama,
tetapi suatu susunan dasar yang sama.”
(Raymond McLeod,1995:14)
Seperti yang dijelaskan dalam gambar berikut ini :
Gambar 1.1
Kerangka Sistem
Tujuan
Mekanisme
Pengendalian
Input Transformasi Output
Keterangan gambar :
Sumber daya input diubah manjadi sumber daya output. Sumber daya
mengalir dari elemen input, melalui elemen transformasi kepada elemen
output. Suatu mekanisme kontrol memantau proses transformasi untuk
meyakinkan bahwa sistem tersebut memenuhi tujuannya.
Dalam pemahaman sistem informasi didalamnya tercakup pula
pemahaman informasi. Secara konsepsional ada perbedaan yang prinsipil
antara yang disebut data dan informasi. Oleh karena itu akan dikemukakan
terlebih dahulu pengertian data dimana informasi itu sendiri berasal dari
data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Data didefinisikan secara umum sebagai:
“Fakta-fakta dan angka-angka yang secara relatif tidak berarti bagi
pemakai”
(Raymond McLeod, 1995:18)
Menurut The Liang Gie, data atau bahan keterangan adalah :
“Hal, peristiwa, atau kenyataan lainnya apapun yang mengandung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan keputusan atau penetapan keputusan. Data adalah ibarat bahan mentah yang melalui pengolahan tertentu lalu menjadi keterangan(informasi)”. (The Liang Gie dalam Moekijat, 1986:5)
Sedangkan data menurut Robert J.Murdick/ Joel E.Ross/ James
R.Claggett adalah :
“Fakta dan angka yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan dan biasanya berbentuk catatan historis yang di catat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Sebaliknya, informasi terdiri dari data yang telah diambil kembali, diolah atau sebaliknya, digunakan untuk tujuan informatif atau kesimpulan, argumentasi, atau sebagai dasar untuk peramalan atau pengambilan keputusan.” (1986:6)
Dari penjelasan diatas maka jelaslah bahwa data merupakan sumber
bagi informasi atau bahan baku informasi, yang memerlukan pengolahan
sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Seperti yang dijelaskan oleh John Burch and Gary Grudnitski dalam
bukunya Information System, Theory and Practice :
“Information is data that have been put into a meaningfull and usefull context and communicated to a recipient who uses it to make a decision.” (Informasi adalah data yang telah dimasukkan ke dalam konteks yang berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada penerima yang menggunakannya untuk membuat keputusan). (1989:3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Gordon B. davis, Bahwa informasi adalah :
“Information is data that has been processed into a form that is meaningfull to the recipient and is of real or perceived value in current or prospective decisions.” (Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang). (Gordon B. Davis dalam Moekijat, 1986:5)
Maka jelaslah bahwa dalam pengambilan keputusan bagi seorang
pemimpin sangat diperlukan informasi dimana informasi itu sendiri
berasal dari data yang sudah diolah.
Setelah mengetahui batasan-batasan tentang sistem dan informasi,
maka lebih lanjut akan dikemukakan pula pengertian sistem informasi
sebagai sebuah variabel.
Menurut The Liang Gie, Sistem informasi didefinisikan sebagai :
“Rangkaian tata cara, pola kerja dan tata tertib yang menangani sebagai suatu kebulatan yang lengkap keterangan-keterangan sejak pengumpulan melalui penggunaan dan penyampaiannya sampai penyingkirannya untuk membantu tercapainya tujuan dari suatu organisasi”. (The Liang Gie dalam Moekijat, 1986:10)
Gordon B. Davis dalam bukunya Pengantar Sistem Informasi
Manajemen mendefinisikan sebagai :
“Sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi (1995:3)
Sedangkan menurut Buch and Strater, sistem informasi dirumuskan
sebagai :
“Kumpulan bagian-bagian yang formal dan sistematis yang melaksanakan operasi pengolahan data untuk : a). Memenuhi persyaratan pengolahan data yang legal dan transasional, b).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Memberikan informasi kepada manajemen untuk mendukung kegiatan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan, dan c). Memberikan bermacam-macam laporan seperti yang diperlukan oleh pihak-pihak luar”. (Buch and Strater dalam Moekijat, 1986:10)
Dari penjelasan yang diuraikan diatas, maka dalam sistem informasi
terkandung pengertian tentang suatu kegiatan yang dilakukan yang
meliputi hal-hal berikut :
− Suatu sistem atau metode pengolahan data.
− Menyajikan informasi secara cepat dan tepat.
− Digunakan bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.
b. Pariwisata
Pengertian pariwisata adalah :
Menurut Dr. Salah Wahab dalam tourism manajemen, pengertian
pariwisata sebagai berikut :
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang kompleks, ia juga meliputi industri-industri klasik yang sebenarnya seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata. (Nyoman S.Pendit, 1986:29)
Sedangkan menurut E. Guyer Freuler merumuskan pariwisata dengan
member batasan bahwa pariwisata dalam artian modern ialah fenomena
dari jaman sekarang yang didasarkan akan kesehatan dan pergantian hawa,
penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam
dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai
bangsa dan klas masyarakat manusia sebagai hasil dari perkembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
niaga, industri, perdagangan, serta penyempurnaan dari alat-alat
pengangkutan. (Yoeti A.Oka, 1987:105)
Menurut Jurnal Internasional oleh Stephan Faßbender (JR), Anton
Schautzer (OeNB) dari Institute for Technology and Regional Policy
Austrian National Bank, memberi definisi tentang pariwisata sebagai
berikut :
“Tourists (guests) are defined as holidaymakers, business travellers, visitors to health resorts and other such persons who stay overnight in an accommodation enterprise either for money or for free and for not longer than two months (in accordance with the Registration Act).”. (Turis didefinisikan sebagai orang yang sedang berlibur, pelaku bisnis yang sedang bepergian, pengunjung fasilitas kesehatan dan orang lain yang tingggal lebih dari satu malam malalui sebuah perusahaan akomodasi baik yang berbayar mauoun gratis dan tidak lebih dari dua bulan (sesuai dengan undang2 registrasi). (Stephan Faßbender (JR), Anton Schautzer (OeNB) http://nyx.at/kwf/_uploads/_page/355_picture1.pdf)
Sedangkan Yoeti A.Oka memberi batasan pariwisata sebagai berikut :
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. (1987:109)
Berangkat dari pengertian tersebut maka perjalanan yang
dikategorikan sebagai kegiatan wisata dapat dirumuskan sebagai berikut :
“…Perjalanan dan persinggahan yang dilakukan oleh manusia di luar tempat tinggalnya untuk berbagai maksud dan tujuan, tetapi bukan untuk tinggal menetap ditempat yang dikunjungi atai disinggahi, atau untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dengan mendapatkan upah.”
Dari definisi-definisi diatas dapat diketahui tentang motif-motif yang
mendorong seseorang untuk mengadakan perjalanan wisata. Motif tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
sangat bervariasi dan mempunyai pengaruh menentukan pada daerah
tujuan wisata yang akan dikunjungi. Karena suatu daerah pada umumnya
dapat menyajikan berbagai macam atraksi wisata. Oleh karena itu, sangat
menarik mempelajari dan membahas jenis pariwisata mana yang sekiranya
mempunyai kesempatan baik untuk dikembangkan di daerah tersebut. Hal
ini juga akan berpengaruh pada fasilitas yang perlu dipersiapkan dalam
pembangunan maupun program-program promosi. Menurut Nyoman
S.Pendit (1986:36) jenis pariwisata dapat dibedakan menjadi 14 macam,
salah satunya adalah wisata budaya.
“Wisata Budaya adalah perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan mengadakan kunjungan / peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka.” (Nyoman S.Pendit, 1986:36)
c. Sistem Informasi Pariwisata
Sistem informasi pariwisata dapat diartikan sebagai:
Sebuah sistem mulai dari pengumpulan data pemrosesan data sampai
pada penyajian data mengenai informasi tentang pariwisata. Sistem
informasi pariwisata memberikan informasi kepada wisatawan yang
membutuhkan data tentang tempat tujuan wisata yang mereka inginkan.
Sistem informasi pariwisata memuat data-data pariwisata secara
lengkap dan mudah diakses oleh para wisatawan. Sistem informasi
pariwisata menyediakan data base yang lengkap dan akurat dibidang
pariwisata dan kebudayaan yang berbasis teknologi informasi. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
adanya sistem informasi pariwisata budaya diharapkan para wisatawan
bisa mendapatkan informasi tentang pariwisata budaya yang selengkap-
lengkapnya.
Menurut Omur Esen, Ismail Bulent Gundogdu and Fatih Sari dalam
jurnal internasional yang berjudul The Establishment of a Tourism
Information System by Theory of Constraint (TOC). Mengatakan bahwa :
“Tourism Information System (TIS) is one of the fields of the Geographic Information System (GIS) useful for the tourism organization. This system is used for the management of tourism activities and decision-making for the future. TIS are, as its name implies, one of the application fields of GIS. Generally, tourist regions are facing more management service problems in high season because of increasing populations. Sometimes it doubles or, occasionally, increases tenfold. In this situation, the first aim of TIS is constitution of effective management services. The first duty of the TIS is serving knowledge to tourists on time and impressively. So, if tourists went to anywhere, they could get required data about the environment quickly and correct (Erdogan & Tiryakioglu, 2006). (Sistem Informasi Pariwisata (TIS) adalah salah satu bagian dari sistem informasi geografis (GIS) yang digunakan oleh organisasi pariwisata. Sistem ini digunakan untuk mengatur kegiatan pariwisata dan pembuatan keputusan pada masa yang akan datang. Tugas utama dari TIS adalah memberikan informasi pada turis secara aktual dan menarik. Jadi, jika turis bepergian ke suatu tempat, mereka bisa mendapatkan data yang mereka butuhkan tentang tempat tujuannnya dengan cepat dan tepat (Erdogan & Tiryakioglu, 2006). (Menurut Omur Esen, Ismail Bulent Gundogdu and Fatih Sari http://www.fig.net/pub/fig2008/papers/ts07i/ts07i_02_esen_etal_2917.pdf)
d. Kota Pariwisata
Menurut dinas pariwisata, Kota pariwisata adalah kota yang menjadi
daerah tujuan wisata. Kota pariwisata dimaksudkan sebagai kota yang
menjadi daerah tujuan suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
dalam rangka untuk menikmati suatu perjalanan memenuhi keinginan
yang beraneka ragam.
Sebagai kota yang menjadi tujuan pariwisata maka kota pariwisata
mempunyai obyek pariwisata. Obyek pariwisata merupakan perwujudan
dari penciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serat sejarah bangsadan
tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi
wisatawan. (PP No.24 Tahun 1979).
Setiap obyek pariwisata sebetulnya ada berbagai unsur yang saling
bergantung. Unsur – unsur tersebut diperlukan agar para wisatawan dapat
menikmati suatu perjalanan yang memuaskan, yaitu liburan mereka.
Menurut James S. Spillane SJ (1994 : 63), suatu obyek pariwisata atau
destination meliputi lima unsur yang penting, yaitu :
1) Attractions
Merupakan hal yang menarik perhatian para wisatawan. Attractions
dapat digolongkan menjadi dua jenis yakni site attractions dam event
attractions. Site attractions adalah attractions agak permanen dengan
lokasi yang tetap, sedangkan event attractions adalah attractions yang
berlaku sementara dan lokasinya dapat diubah atau dipindah mudah.
Para wisatawan biasanya tertarik pada suatu lokasi karena memiliki
ciri khas, antara lain : keindahan alam, iklim atau cuaca, kebudayaan,
sejarah, ethnicity (sifat kesukuan) dan accessibility (kemampuan atau
kemudahan berjalan ke tempat tertentu).
2) Facilities
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Yaitu fasilitas yang dibutuhkan wisatawan untuk melayani mereka
selama perjalanan. Fasilitas cenderung mendukung bukan mendorong
pertumbuhan dan cenderung berkembang pada saat yang sama atau
sesudah attractions berkembang. Penyediaan fasilitas untuk wisatawan
antara lain : penginapan, makanan dan minuman, souvenir atau toko
duty-free, laundry, pemandu, daerah festival dan fasilitas rekreasi
untuk kegiatan.
3) Infrastuktur
Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di atas tanah
dari suatu wilayah atau daerah. Hal ini termasuk : sistem pengairan,
jaringan komunikasi, fasilitas kesehatan, terminal-terminal
pengangkutan, sumber listrik dan energi, sistem pembuangan kotoran /
air, jalan-jalan atau jalan raya dan sistem keamanan.
4) Transportations
Transportasi meliputi fasilitas pengengkutan yang digunakan oleh
wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan.
5) Hospitality
Yaitu keramah-tamahan atau kesediaan untuk menerima tamu.
Wisatawan yang berada dalam lingkungan yang tidak mereka kenal
menginginkan keramahtamahan atau kesediaan masyarakat untuk
menerima sebagai tamu sehingga mereka merasa aman dan tenang.
Sedangkan menurut Nyoman S Pendit (1986 : 65) ada tiga kebutuhan
utama yang harus dipenuhi oleh suatu daerah untuk menjadi tujuan wisata:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
1) Memiliki atraksi atau obyek menarik.
Atraksi atau obyek menarik yang dimaksudkan adalah sesuatu
mungkin dihubungkan dengan keindahan alam, kebudayaan,
perkembangan ekonomi, politik, lalu lintas, kegiatan olahraga dan
sebagainya tergantung kepada kekayaan suatu daerah dalam soal
pemilikan atraksi atau obyek ini.
2) Mudah dicapai dengan alat-alat kendaraan.
Suatu daerah tujuan wisata, selain terdapat obyek yang menarik juga
mempunyai kriteria mudah dicapai dengan alat-alat kendaraan. Alat-
alat kendaraan tersebut dapat berupa angkutan darat, laut dan udara.
3) Menyediakan tempat untuk tinggal sementara.
Suatu daerah tujuan wisata tentunya menyediakan tempat untuk tinggal
sementara bagi wisatawan, karena perjalanan yang mereka lakukan
tentunya tidak kurang dari satu hari. Tempat yang nyaman untuk
tinggal sementara merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Tempat tersebut dapat berupa hotel, motel, homestay atau yang lain.
Daerah tujuan wisata idealnya benar-benar memberikan atraksi
beraneka ragam, baik yang dimiliki alam sekitar sebagai obyek tidak
bergerak maupun yang merupakan manifestasi budaya khas bersifat daerah
atau nasional sebagai obyek bergerak, serta dapat memperlihatkan
kegiatan kehidupan rakyat disekitarnya, tambahan pula memiliki situasi
hubungan lalu lintas baik yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas
kepariwisataan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
e. Kota Budaya dan Pariwisata.
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka pengertian Kota Budaya
dan Pariwisata adalah kota yang menjadi pusat pengembangan kebudayaan
dan menjadi daerah tujuan wisata. Maka Kota Budaya dan Pariwisata
mempunyai unsur budaya yang meliputi terpeliharanya tradisi atau adat
istiadat, upacara keagamaan dan kesenian daerah, selain itu mempunyai
unsur pariwisata yang meliputi terdapat atraksi atau obyek menarik,
mudah dicapai dengan alat-alat kendaraan dan menyediakan tempat
tinggal untuk sementara.
Peningkatan promosi dan pemasaran pariwisata dapat dilakukan dengan
pembuatan leaflet, brosur, dan promotions kits. Keikutsertaan pada pameran Nusa
Dua di Bali, Pasar wisata di jakarta, pembuatan website dan pembuatan event seni
budaya dan pariwisata. Pembuatan leaflet ini untuk promosi Kraton Kasunanan
Surakarta,Pura Mangkunegaran Surakarta dan Solo Guide Map. (Bambang
Indrayanto, Skripsi, 2001 : 129)
Pada pameran wisata di Bali, Dinas Pariwisata diberikan kesempatan untuk
memperkenalkan daya tarik wisata budaya di Kota Surakarta dengan menempati
stand yang disediakan panitia. Dalam kesempatan tersebut Dinas Pariwisata
memberikan pelayanan informasi tentang daya tarik wisata di Kota Surakarta dan
penyebaran brosur, leaflet, folder dan seminar kits kepada pengunjung pameran,
sedangkan di Jakarta Dinas Pariwisata hanya menitipkan leaflet, brosur dan
promotions kits pada Dinas Pariwisata Daerah Tingkat I Jawa Tengah untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
disebarkan kepada pengunjung pameran. (Bambang Indrayanto, Skripsi, 2001 :
91)
Pelaksanaan penyebaran media promosi tersebut dilakukan sepanjang tahun.
Dengan adanya media promosi tersebut diharapkan Kota Surakarta menjadi lebih
terkenal sebagai Kota Budaya dan Kota Pariwisata di Indonesia, sehingga banyak
wisatawan tertarik untuk mengunjungi Kota Surakarta.
E. Kerangka Pemikiran
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa Dinas Pariwisata Surakarta bertanggung
jawab terhadap Sistem informasi pariwisata kota Surakarta. Oleh karena itu Dinas
Pariwisata Surakarta harus dapat memasarkan pariwisata kota Surakarta melalui
sistem informasi pariwisata kepada masyarakat dengan sebaik mungkin.
Sistem informasi pariwisata ini diharapkan dapat mempromosikan potensi
wisata kota Surakarta khususnya wisata budaya kepada seluruh masyarakat
Indonesia maupun kepada wisatawan mancanegara. Sistem informasi pariwisata
sendiri dapat berupa pamflet, leaflet, baliho, media cetak dan media elektronik,
Tourism Information Centre, dan buku-buku panduan wisata di Surakarta, bahkan
bisa diakses melalui internet, karena wisatawan biasanya melihat pamflet, leaflet,
baliho, media cetak dan media elektronik sebelum berkunjung ke obyek wisata di
kota Surakarta. Dinas pariwisata Surakarta sendiri telah bekerja sama dengan
beberapa pihak dalam mempromosikan potensi pariwisata kota Surakarta melalui
sistem informasi pariwisata. Contohnya Dinas Pariwisata bekerja sama dengan
beberapa media cetak, stasiun radio, stasiun tv swasta dan beberapa pihak seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dengan bandara internasional Adi Soemarmo dan stasiun kereta api Balapan untuk
menempatkan counter Tourism Information Centre guna memberi kemudahan
bagi para wisatawan yang berasal dari luar kota Surakarta memperoleh informasi
tentang pariwisata Surakarta.
Obyek wisata yang paling banyak di kunjungi adalah Keraton
Mangkunegaran dan Keraton Kasunanan karena Kota Surakarta sudah terkenal
dengan wisata budayanya karena wisata budaya menjadi salah satu andalan
pariwisata di kota Surakarta.
Namun banyak obyek pariwisata di kota Surakarta kurang diminati oleh
wisatawan, hal ini disebabkan karena kurangnya informasi pariwisata kepada
wisatawan sehingga terjadi sepi pengunjung di beberapa obyek pariwisata di kota
Surakarta.
Masyarakat yang akan mengunjungi tempat wisata di kota Surakarta
memerlukan sebuah bentuk informasi yang lengkap dan mudah. Yaitu bentuk
sistem informasi yang memberikan kemudahan bagi para masyarakat mengenai
informasi tempat – tempat pariwisata. Sistem informasi pariwisata sangat
diperlukan agar dapat memberikan kemudahan para wisatawan.
Selain kepada wisatawan tersebut, sistem informasi pariwisata sangat
diperlukan bagi pihak dinas pariwisata beserta aparatnya untuk mengambil
langkah – langkah operasional maupun pengambilan keputusan strategis dalam
melihat kondisi pasar. Hal ini berguna juga untuk tetap menjaga agar pariwisata
kota Surakarta tetap ramai dikunjungi wisatawan dari tahun ke tahun semakin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
meningkat pengunjungnya juga untuk tetap melestarikan kebudayaan bangsa
melalui pariwisata.
Berikut adalah Model Gambar Kerangka Pemikiran Tersebut :
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran
FEEDBACK
F. Definisi Konseptual.
Dalam penelitian ini, penulis memberikan definisi konseptual dengan maksud
untuk memberi batasan mengenai konsep yang digunakan dan bertujuan agar
OUTPUT : Bentuk output dari sistem informasi pariwisata budaya yang di cari dalam penelitian ini.
PROSES : Menarik lebih banyak wisatawan asing dan domestik agar berkunjung ke kota Surakarta.
INPUT : Banyaknya obyek wisata di kota Surakarta yang sepi pengunjung dan kurang diminati para wisatawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
tidak terjadi perbedaan pemahaman antara penulis dan pembaca. Adapun batasan
atau konsep yang penulis gunakan yaitu :
1. Sistem informasi pariwisata adalah Sebuah sistem mulai dari pengumpulan
data pemrosesan data sampai pada penyajian data mengenai informasi
tentang pariwisata. Sistem Informasi Pariwisata digunakan untuk mengatur
kegiatan pariwisata dan pembuatan keputusan pada masa yang akan
datang. Tugas utama dari sistem informasi pariwisata adalah memberikan
informasi pada turis secara aktual dan menarik. Jadi, jika turis bepergian
ke suatu tempat, mereka bisa mendapatkan data yang mereka butuhkan
tentang tempat tujuannnya dengan cepat dan tepat.
2. Kota budaya dan Pariwisata adalah kota yang menjadi pusat
pengembangan kebudayaan dan menjadi daerah tujuan wisata.
G. Metode Penelitian.
1. Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Kota Surakarta dan di Kantor Dinas Pariwisata
kota Surakarta. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena Dinas
Pariwisata merupakan instansi Pemerintah yang mempunyai kedudukan
sebagai unsur Pelaksanaan Pemerintah Daerah dibidang Pariwisata. Di kota
Surakarta banyak terdapat atraksi budaya dan obyek wisata yang menarik bagi
wisatawan.
2. Jenis Penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif
kualitatif. Jenis penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang bersifat
menerangkan, menggambarkan sifat, gejala atau frekuensi hubungan tertentu
yang sedang berlangsung dan menganalisa serta menginterpretasikan data-data
dari fenomena yang ada.
Menurut Bogman dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
(Lexy J. Moleong, 1995 : 3)
Menurut HB Sutopo, pengertian metode deskriptif adalah sebagai berikut:
Data yang dikumpulkan berujud kata-kata dalam kalimat atau gambar yang mempunyai arti lebih dari sekedar angka atau jumlah. Berisi catatan-catatan yang menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung penyajian. Dalam mencari berbagai pengertian, penelitian kualitatif tidak memotong halaman-halaman ceritera dan data lain dengan semua kekayaan wataknya yang penuh nuansa, sedekat mungkin dengan bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat. (1998 : 10)
Dalam penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan The case study
approach (pendekatan studi kasus) yaitu, meneliti dinas, organisasi, orang
atau kelompok daripada meneliti variabel. Tujuan dari pendekatan ini adalah
menyediakan definisi mengenai organisasi. Dengan kata lain, deskripsinya
berfungsi sebagai contoh dari kelompok yang serupa.
(David E. McNabb,2002 : 278)
Dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif maka dapat diperoleh
gambaran yang tepat dan utuh tentang realitas sosial sebagaimana adanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3. Sumber Data.
a. Data Primer.
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari para informan melalui
wawancara dengan pihak yang berkompeten. Adapun sumber data
primer penelitian ini adalah :
1) Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta.
2) Kasi Bidang Pelestrian, Promosi dan Kerjasama Dinas Pariwisata
Kota Surakarta.
3) Kasi Bidang Sarana Pariwisata dinas pariwisata kota Surakarta.
4) Wisatawan pengguna obyek wisata budaya kota Surakarta pada
saat penelitian berlangsung.
b. Data Sekunder.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi sumber data yang
secara tidak langsung memberi keterangan maupun data yang ikut
mendukung data primer. Data sekunder tersebut terdiri dari :
1) Laporan Tahunan Dinas Pariwisata Kota Surakarta.
2) Peraturan perundang-undangan, Keputusan Menteri, Instruksi
Menteri dan Perda yang terkait dengan Dinas Pariwisata.
3) Buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Sumber data sekunder ini berfungsi untuk melengkapi dan
sekaligus mempermudah dalam menganalisa variabel penelitian serta
untuk memperkuat kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
4. Teknik Penarikan Sampel.
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling dimana peneliti cenderung memilih informan yang
dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap
dan mengetahui masalahnya secara mendalam. (H.B. Sutopo, 2002 : 56).
Sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu
berdasarkan tujuan penelitian. Maka peneliti menentukan sampel seperti yang
dijelaskan pada sumber data primer diatas, karena mengingat sampel tersebut
mengetahui permasalahan yang berhubungan dengan penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data.
a. Wawancara (Interview).
Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan
wawancara, yang dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan
dalam bentuk wawancara mendalam dengan cara mengajukan
pertanyaan langsung kepada informan. Disini peneliti menggunakan
pedoman wawancara sebagai kegiatan bertanya lebih terarah.
b. Observasi.
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian untuk
mengamati berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi.
c. Dokumentasi.
Yaitu teknik pengumpulan data dengan melihat dan mencatat data
yang terkait dengan tujuan penelitian. Peneliti mempelajari dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
mengutip data-data yang diperoleh dari Kantor Dinas Pariwisata Kota
Surakarta maupun buku-buku literatur.
6. Validitas Data.
Dalam menentukan keabsahan data atau validitas data, peneliti
menggunakan teknik pemeriksaan trianggulasi yaitu teknik pemeriksaan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan yang
lain untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada 4
macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan
penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. (H.B. Sutopo, 2002 : 78)
Dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
Hal ini menurut Lexy J. Moleong (2000 : 178) dapat dicapai dengan
langkah, sebagai berikut :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Memba ndingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang
pemerintahan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Berdasarkan langkah diatas maka dalam penelitian ini pengumpulan data
dilakukan dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data
hasil wawancara dari berbagai sumber yang berbeda yang tersedia. Dengan
demikian data yang satu akan dikontrol oleh data yang lain dari sumber yang
berbeda.
7. Teknik Analisa Data.
Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisa
secara kualitatif dengan menggunakan model analisis interaktif. Dimana
analisa data disajikan berdasarkan konsep tertentu dalam kerangka teori yang
telah diuraikan sebelumnya. Data yang diperoleh dalam obyek penelitian ini
ditemukan, diolah dan dikonfirmasikan dengan opini dari responden yang
berkompeten yang sedang diamati. Berdasarkan paparan tersebut kemudian
ditarik kesimpulan dan saran. Selain itu juga bermanfaat untuk memecahkan
masalah-masalah yang telah disebutkan dalam rumusan masalah.
Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat model analisa yang
meliputi : reduksi data, Sajian data, dan penarikan simpulan. Untuk jelasnya
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 1.3
Teknik Analisa Data
(H.B. Sutopo, 2002 : 96)
a. Reduksi Data
Merupakan bagian dari proses analisis yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting
dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan kesimpulan
akhir dapat dilakukan.
b. Sajian Data
Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, yang memungkinkan
kesimpulan riset dapat dilakukan. Sajian data harus mengacu pada
rumusan masalah sehingga dapat menjawab permasalahan-permasalahan
yang akan diteliti.
Pengumpulan Data
Reduksi Data Sajian Data
Penarikan Simpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
c. Penarikan Simpulan dan Verifikasi
Dari awal pengumpulan data, peneliti harus sudah memahami apa arti
dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan-
peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan dan konfigurasi yang
mungkin, arahan, sebab-akibat dan berbagai proporsi, kesimpulan perlu
diverifikasi agar penelitian yang dilakukan benar dan bisa dipertahankan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35 �
BAB II
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah berdirinya Dinas Pariwisata Kota Surakarta
Kota Surakarta merupakan daerah bekas kerajaan yang terdiri atas Kerajaan
Kasunanan dan Mangkunegaran, sehingga banyak peninggalan sejarah dan obyek-
obyek wisata lain. Untuk melestarikan peninggalan sejarah dan obyek-obyek
wisata lain, Pemda dalam Rencana Induk Kota (RUK) masterplan 20tahun Kodya
Dati II Surakarta ditetapkan Perda No.5 tahun 1975 dan disahkan dengan
Keputusan Mendagri No. 412/1997, Kota Surakarta diarahkan sebagai Kota
Budaya dan Pariwisata.
Dalam rangka pengelolaan peninggalan sejarah dan obyek-obyek wisata di
Kota Surakarta, Dinas Pariwisata dengan keputusan Walikotamadya Dati II
tanggal 31 Maret 1976 No. 439/Kep. I/KP-76, yang untuk pengembangannya telah
disempurnakan dengan keputusan Walikotamadya Dati II tanggal 31 Agustus
1980 No. 061.1/129/I/1980.
Selanjutnya,dalam rangka persiapan penyerahan sebagian urusan Pemda
Daerah Tingkat I Jawa Tengah dalam bidang Pariwisata kepada Pemda Dati II
berdasarkan Surat Gubernur kepala Dati I Jawa Tengah tanggal 9 Juli 1982 No.
556/13306 telah disempurnakan lagi pembentukan, susunan organisasi dan tata
kerja Dinas Pariwisata Kodya Dati II Surakarta yang telah dituangkan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36��
Keputusan Walikotamadya Dati II Surakarta tanggal 22 Januari 1983 No.
061.1/8/I/1983.
Guna memberikan suatu landasan bagi Pemda dalam mengelola urusan
kepariwisataan, berdasarkan Perda Dati I Jawa Tengah No. 7/1984 tentang
penyerahan sebagian urusan Pemda Dati I Jawa Tengah dalam bidang
kepariwisataan dimaksud pada sidang pleno DPRD Kodya Dati II Surakarta
tanggal 17 September 1986 yang meliputi urusan–urusan obyek wisata, pariwisata
khusus, rumah makan,penginapan remaja, rekreasi, hiburan umum, serta promosi
pariwisata.
Sebagai realisasi dari penerimaan penyerahan urusan Pemda Dati I Jawa
Tengah di atas, maka dalam rangka meningkatkan kelancaran dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan
berhasil guna, khususnya bidang pariwisata dipandang perlu meninjau dan
menetapkan kembali pembentukan, susunan dan tata kerja Dinas Pariwisata
Kodya Dati II Surakarta.
Untuk dimaksud diatas, maka sesuai dengan pasal 49 UU No. 5 Tahun 1974
jelas Keputusan Mendagri No. 363/1977 dan Keputusan Daerah Tingkat I Jawa
Tengah No. 556/83 perlu penetapan pembentukan, susunan organisasi dan tata
kerja Dinas Pariwisata Kodya Dati II Surakarta dengan perda No. 2/1987 yang
ditinjau kembali dengan Perda No. 2/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Pariwisata Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37��
B. Visi dan Misi Dinas Pariwisata
1. Visi Dinas Pariwisata
Terwujudnya Kota Surakarta sebagai kota tujuan wisata berbasis budaya.
2. Misi Dinas Pariwisata
a. Mendorong pelestarian dan pengembangan obyek dan daya tarik wisata
unggulan.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia bidang pariwisata dan
budaya serta memberdayakan masyarakat dan dunia usaha yang
berdaya saing global.
c. Menyediakan data base yang lengkap dan akurat dibidang pariwisata
dan kebudayaan yang berbasis teknologi informasi.
d. Meningkatkan kerjasama/kemitraan antar daerah dan antar pelaku
wisata dalam pengelolaan obyek dan daya tarik serta promosi
pariwisata.
C. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata Kota Surakarta
1. Kedudukan Dinas Pariwisata
Dinas Pariwisata adalah unsur pelaksanaan pemerintahan daerah bidang
pariwisata yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah
dan bertanggungjawab kepada Walikota.
2. Tugas Pokok Dinas Pariwisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38��
Dinas pariwisata mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah bidang pariwisata, seni, sejarah, kebudayaan dan
purbakala.
3. Fungsi Dinas Pariwisata.
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, dinas pariwisata mempunyai
fungsi :
a. Penyelenggaraan kesekretariatan daerah.
b. Penyusunan rencana program, pengendalaian, evaluasi dan
pelaporan.
c. Penyelenggaraan dan pembinaan usaha akomodasi wisata, rekreasi
dan hiburan umum.
d. Pembinaan dan pengembangan kesenian, bahasa dan budaya.
e. Pelestarian nilai-nilai sejarah dan kepurbakalaan.
f. Pembinaan pelaku wisata.
g. Pengendalian dan pengembangan aset wisata, seni dan kebudayaan.
h. Pemasaran wisata.
i. Penyelenggaraan sosialisasi.
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
k. Pembinaan jabatan fungsional.
l. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39��
D. Susunan Organisasi Dinas Pariwisata Kota Surakarta.
Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 16 Tahun 2008 tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Surakarta, Dinas Pariwisata Kota Surakarta mempunyai
susunan organisasi sebagai berikut :
1. Kepala Dinas.
2. Sekretariat.
3. Bidang Sarana Wisata.
4. Bidang Seni, Budaya, Sejarah, dan Purbakala.
5. Bidang Pelestarian, Promosi dan Kerjasama.
6. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
Susunan organisasi tersebut dapat digambarkan dalam suatu bagan
struktur organisasi sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40��
Gambar 2.1
Bagan Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kota Surakarta.
�
�
�
�
�
� �
�
�
�
�
�
� �
�
�
� �
�
Sumber : Dinas Pariwisata
SEKRETARIAT
KEPALA
SUBBAGIAN
KEUANGAN
���������� �
�������� ��������
��� ���� ��� �
SUB BAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG SARANA WISATA
SEKSI AKOMODASI WISATA
BIDANG SENI, BUDAYA, SEJARAH DAN PURBAKALA
SEKSI SENI DAN BUDAYA
SEKSI SEJARAH DAN
PURBAKALA
UPTD
SEKSI KERJASAMA
SEKSI PROMOSI DAN INFORMASI WISATA
SEKSI PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN
ASET WISATA
BIDANG WISATA
SEKSI REKREASI DAN HIBURAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41��
Berdasarkan struktur organisasi yang telah dibuat, dapat dijabarkan tugas dan
wewenang masing-masing:
1. Kepala Dinas.
Kepala Dinas memimpin penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas
Pariwisata.
2. Sekretariat.
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas
secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang
Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian.
Sekretariat, membawahkan :
a. Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan.
b. Subbagian Keuangan.
c. Subbagian Umum dan kepegawaian.
3. Bidang Sarana Wisata.
Bidang Sarana Wisata mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
akomodasi wisata dan rekreasi dan hiburan umum.
Bidang sarana wisata, membawahkan :
a. Seksi Akomodasi Wisata.
b. Seksi Rekreasi dan Hiburan Umum.
4. Bidang Seni, Budaya, Sejarah, dan Purbakala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42��
Bidang Seni, Budaya, Sejarah, dan Purbakala mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang seni, budaya, sejarah, dan purbakala.
Bidang Seni, Budaya, Sejarah, dan Purbakala, membawahkan :
a. Seksi Seni dan Budaya.
b. Seksi Sejarah dan Purbakala.
5. Bidang Pelestarian, Promosi, dan Kerjasama.
Bidang Pelestarian, Promosi, dan Kerjasama mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pelestarian dan pengembangan asset, promosi dan
informasi dan kerjasama.
Bidang Pelestarian, Promosi, dan Kerjasama, membawahkan :
a. Seksi Pelestarian dan Pengembangan Aset.
b. Seksi Promosi dan Informasi.
c. Seksi kerjasama.
6. Kelompok Jabatan Fungsional.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan jabatan
fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43��
E. Tata Kerja Dinas Pariwisata Kota Surakarta.
1. Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, dan Kepala Seksi
dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan kebijakan yang ditetapkan oleh Walikota.
2. Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, dan Kepala Seksi
dalam melaksanakan tugasnya memperhatikan prinsip-prinsip manajemen
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring,
evaluasi dan pelaporan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
3. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang,
Kepala Subbagian, Kepala Seksi, dan Pejabat Fungsional wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi secara vertikal maupun
horizontal baik kedalam maupun antar satuan organisasi dalam lingkungan
Pemerintahan Daerah serta instansi lain sesuai dengan tugas pokoknya
masing-masing.
4. a). Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, dan Kepala
Seksi bertanggung jawab dalam memimpin, mengkoordinasikan dan
memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahannya masing-masing.
b). Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, dan Kepala
Seksi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung
jawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan tepat pada
waktunya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44��
c). Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan
laporan dapat disampaikan kepada satuan organisasi lain di lingkungan Dinas
yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
d). Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala
Bidang, Kepala Subbagian, dan Kepala Seksi dari bawahan wajib diolah dan
dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan dijadikan
bahan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.
5. Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Unit Pelaksana Teknis dan Pejabat
Fungsional menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas dan berdasarkan hal
tersebut Sekretaris menyusun laporan berkala Kepala Dinas kepada Walikota
melalui Sekda.
F. Kepegawaian Dinas Pariwisata Kota Surakarta berdasarkan Status,
Tingkat Pendidikan dan Golongan.
Di bawah ini adalah tabel jumlah pegawai Dinas Pariwisata Kota
Surakarta berdasarkan Status dan Tingkat Pendidikan.
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Dinas Pariwisata Kota Surakarta Berdasarkan Status dan
Tingkat Pendidikan.
No Tingkat Pendidikan Status Jumlah PNS CPNS Honorer
1 S2 3 - - 3 2 S1 35 3 1 39 3 D3/Sarjana Muda 3 - - 3 4 SMA 30 9 6 45 5 SMP 3 - 1 4 6 SD 7 1 15 23
JUMLAH 81 13 23 117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45��
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pegawai di Dinas Pariwisata
Kota Surakarta mayoritas adalah lulusan S1 dan SMA yaitu sebanyak 35orang
dan 30 orang dimana status mereka adalah PNS. Lulusan S2 ada 3 orang dan
sudah berstatus PNS, sedangkan untuk lulusan D3/ Sarjana Muda dan SMP
masing-masing ada 3 orang yang sudah berstatus PNS dan 1orang dari lulusan
SMP yang masih berstatus pegawai honorer. Pegawai honorer paling banyak
adalah lulusan SD yaitu sebanyak 15orang.
Sedangkan komposisi pegawai dinas pariwisata kota Surakarta
berdasarkan golongan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2
Pegawai Dinas Pariwisata Kota Surakarta Berdasarkan Golongan.
No Golongan Jumlah
1 Golongan IV 5 2 Golongan III 42 3 Golongan II 41 4 Golongan I 6 5 Honorer 23
Jumlah 117
Dari tabel diatas diketahui bahwa pegawai Dinas Pariwisata kota
Surakarta bervariasi dari golongan I, II, III, dan IV. Golongan III adalah yang
paling banyak. Dan ada 23orang Honorer, mereka adalah pegawai yang
bekerja dilapangan bertugas mengurus obyek wisata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46��
G. Potensi Budaya dan Pariwisata kota Surakarta
Sebagai pusat kebudayaan jawa, Surakarta tidak terlepas dari pengaruh
Keraton Surakarta. Keraton Surakarta didirikan oleh Paku Buwono II pada tahun
1745. Sebelumnya ibu kota Keraton Surakarta berada di Kartasura, kira-kira 12km
arah barat Surakarta.
Di Keraton Surakarta terdapat Art Gallery yang menyimpan benda-benda
kuno yang bersejarah, antara lain : Kereta Kencana, Keris, Wayang Kulit,
Dandang/alat untuk menanak nasi dan lain-lain.
Sedangkan di depan Keraton Surakarta berdiri sebuah bangunan yang
bernama “Panggung Sanggabuwana” yang sering disebut sebagai tempat bertemu
Raja dengan Kanjeng Ratu Kidul, penguasa laut selatan. Panggung tersebut
merupakan bangunan kuno dan megah yang ada di Pulau Jawa.
Selain Keraton Surakarta, berdiri pula Pura Mangkunegaran, yang didirikan
oleh Raden Mas Said pada tahun 1757 sebagai tempat tinggal Pangeran
Mangkunegara.
Pura Mangkunegaran menyimpan koleksi yang tak ternilai harganya, sebagian
besar dari zaman Majapahit (1293-1478) dan Mataram (1586-1755) masa
kekaisaran, tarian topeng klasik, wayang orang, pakaian, wayang kulit dan wayang
kayu, patung-patung keagamaan, perhiasan dan benda-benda antik serta pusaka-
pusaka lainnya.
Pura Mangkunegaran terdiri atas dua bangunan utama : Pendapa (Balairung
Istana, tempat menerima tamu) dan Dalem (Balairung Utama) yang dikelilingi
tempat tinggal keluarga Raja. Bagian timur disebut Balai Peni tempat tinggal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47��
putra/pangeran. Bagian barat dinamakan Bale Warni tempat tinggal para putri. Di
dalam Pura Mangkunegaran juga terdapat Perpustakaan Reksopustoko, berisi
naskah-naskah keagamaan dan filsafat yang jarang ditemui, ditulis dalam gaya
tulisan Jawa Kuno.
Dengan keberadaan Keraton tersebut, maka kota Surakarta tidak terlepas dari
upacara-upacara adat tradisional, antara lain :
1. Sekaten
Sekaten adalah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sekaten
dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan dan penjualan souvenir dan kerajinan
tangan. Pengunjung juga dapat menyaksikan pameran benda-benda pusaka
Keraton di Pagelaran Keraton Solo. Puncak dari perayaan Sekaten adalah
keluarnya gunungan dari Keraton Solo menuju Masjid Agung.
2. Grebeg syawal
Menandai berakhirnya bulan puasa, Keraton Kasunanan Solo menggelar ritual
Grebeg Syawal di halaman Masjid Agung. Dua buah Gunungan yang disebut
Gunungan Estri dan Gunungan Jaler dikirab dari dalam Keraton menuju
halaman Masjid. Sejumlah Prajurit Keraton seperti Prajurit Tamtama,
Sorogeni, Prawiro Anom, Joyosuro dan Panyutirto mengawali perjalanan
Gunungan yang diusung melewati Bangsal Sitihinggil menuju halaman Masjid
Agung Solo. Setelah didoakan, Gunungan yang diisi berbagai macam hasil
bumi dan segala macam makanan tradisional itu kemudian menjadi rebutan
warga yang tekun mengikuti prosesi. Mereka percaya bahwa mereka akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48��
mendapat berkah dari Keraton ketika berhasil memperoleh bagian dari
Gunungan itu.
3. Grebeg Besar/Idul Adha
Sebuah upacara tahunan untuk memperingati perjalanan haji ke Mekkah, juga
disebut Idul Adha. Perayaan ini diselenggarakan di depan Masjid Agung Solo.
Puncak perayaan adalah saat Hajad Dalem Gunungan dibawa dalam prosesi
dari Keraton Solo menuju Masjid Agung, jam 10.00WIB.
4. Grebeg Pasa
Pada Grebeg Pasa, ada prosesi membawa Gunungan dari Keraton ke Masjid
Agung. Tata caranya adalah Abdi Dalem “Pareden” atau Gunungan satu rakit
(dua buah) diarak menuju Masjid Agung Keraton oleh para Abdi dalem dan
empat peleton prajurit Keraton. Setelah selesai didoakan di Masjid, Gunungan
dibagikan kepada masyarakat.
5. Grebeg Mulud
Diselenggarakan pada tahun Dal (8 tahun sekali). Grebeg dilaksanakan pada
hari Jumat Kliwon. Selanjutnya pada hari Minggu Pahing 00.00 WIB. ISKS
Pakoeboewono dan GK Ratu Alit akan berada di pawon (dapur) Gondorasan
untuk “adang” atau menanak nasi.
6. Ruwatan
Prosesi ruwatan umumnya dilakukan oleh Dalang dan dibantu oleh para ahli
kebatinan, merupakan salah satu laku tirakatan masyarakat Jawa. Ruwatan
tidak ada hubungannya dengan agama dan murni merupakan warisan budaya
masyarakat Jawa yang pantas dilestarikan. Ada dua macam jenis ruwatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49��
yaitu “Sarirahayu”, yaitu ruwatan untuk menghilangkan “sukerta” (kesialan
diri) dan “Bumirahayu” untuk menghilangkan “sukerta” bumi atau tempat
tinggal.
7. Kirab Pusaka Keraton
Kirab pusaka merupakan upacara tradisional yang diselenggarakan oleh
Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran untuk merayakan Tahun Baru
Jawa yaitu 1 Asyura. Prosesi ini memamerkan pusaka-pusaka dari Keraton
yang dibawa Abdi Dalem yang berpakaian Jawa Adat Keraton. Upacara ini
dimulai pukul 19.00 WIB sampai tengah malam. Dalam rangka memeriahkan
1 Asyura pengunjung juga dapat menyaksikan pameran pusaka koleksi
museum seluruh Indonesia di Pagelaran Surakarta.
8. Jumenengan KGPAA Mangkunegaran
Jumenengan adalah acara ritual yang diselenggarakan oleh KGPAA
Mangkunegaran untuk memperingati hari naik tahtanya. Dalam acara tersebut
dimeriahkan dengan Pagelaran Tari.
9. Tinggalan Dalem Jumenengan Paku Buwono
Merupakan upacara adat untuk memperingati Hari Naik Tahta Paku Buwono,
sekaligus acara Wisana Suntono dan Abdi Dalem. Pada upacara tersebut
dilengkapi dengan tarian “Beksan Bedoyo Ketawang” dan dimeriahkan
dengan Pameran Kerajinan Festival Seni dan Budaya serta Pasar Malam.
10. Sesaji Mahesa Lawung
Merupakan acara ritual yang diselenggarakan oleh kerabat Keraton Surakarta
di Hutan Krendhowahono kurang lebih 7km arah utara kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50��
Upacara ini untuk menyampaikan sesaji kepada Bethari Durga agar menjaga
keselamatan Keraton dan segenap warga masyarakat. Upacara diawali dari
Dalem Agung Purbosuyoso Bangsal Gondorasan menuju Sitihinggil untuk
mengadakan persiapan upacara sebelum diberangkatkan menuju Hutan
Krendowahono.
11. Kirab Budaya Hari Jadi Kota Surakarta
Diselenggarakan oleh Pemkot Surakarta menyambut hari jadi Kota Surakarta
dan dimeriahkan dengan pameran, pentas kesenian, sarasehan, dan city tour.
Disamping kaya akan budayanya, kota Surakarta juga menyimpan obyek
wisata yang memikat para wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Obyek wisata tersebut antara lain :
1. Museum Radya Pustaka
Museum ini dibangun pada tanggal 28 Oktober 1890 oleh Kanjeng Adipati
Sosrodiningrat IV, Pepatih Dalem pada masa pemerintahan Paku Buwono IX
dan Paku Buwono X.
Koleksi museum ini terdiri dari beragam benda bersejarah bernilai tinggi
seperti keris, gamelan, patung-patung batu dan perunggu, wayang kulit,
keramik, dan lain-lain. Di museum ini juga terdapat perpustakaan yang
menyimpan literatur yang ditulis pada era Jawa Kuno dan kolonial Belanda.
2. Wayang Orang Sriwedari
Wayang orang muncul di abad XVIII diilhami drama yang telah berkembang
di Eropa, diciptakan oleh KGPAA Mangkunegoro I di Solo. Pada saat Paku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51��
Buwono X membangun Taman Sriwedari sebagai taman hiburan untuk umum
dan meresmikannya di tahun 1899, diadakan pertunjukan wayang orang yang
kemudian tetap hidup sampai saat ini. Wayang Orang Sriwedari telah berjasa
besar dalam melestarikan kebudayaan bangsa, yaitu seni wayang orang, seni
tari, seni busana, seni suara serta seni karawitan.
3. Wayang Kulit
Tokoh-tokoh wayang kulit berasal dari kisah klasik Ramayana dan
Mahabarata yang mencerminkan kehidupan manusia. Kemampuan dalang
yang paling berperan, terutama ketika memainkan penokohan wayang di balik
tabir yang memunculkan baying-bayang wayang, kemudian diiringi dengan
musik gamelan Jawa. Balutan suara sinden semakin menyempurnakan
pertunjukan. Pengaturan seperti ini menghasilkan sebuah pertunjukan
mahakarya seni.
4. Ketoprak Balekambang
Ketoprak balekambang sudah ada sejak tahun 1950. Tapi gedungnya baru
dibangun tahun 1977. Dulu pertunjukan ini dinamakan “Tobong” atau
panggung darurat karena tempatnya selalu berpindah-pindah. Pada tahun 1989
diputuskan untuk mengadakan pertunjukan tetap di sebuah gedung tak
terpakai. Ketoprak Humor Srimulat juga lahir disini, termasuk pelawak-
pelawak terkenal seperti Gepeng, Timbul, Basuki dan masih banyak lagi.
Ketoprak merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan daerah yang
menyajikan sandiwara dengan memberikan nuansa nilai-nilai historis,
patriotis, eksotis dan humoris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52��
5. Taman Wisata Budaya Sriwedari
Pakubuwono X pada mulanya membuat Taman Sriwedari sebagai tempat
rekreasi dan peristirahatan bagi keluarga Kerajaan, terinspirasi mitos tentang
keberadaan sebuah taman di surga. Pada awalnya, taman ini terletak disebuah
lokasi yang dinamakan Kebon Rojo atau Taman Raja. Saat ini, taman rekreasi
ini mempunyai fasilitas hiburan baik untuk anak kecil maupun dewasa,
restoran-restoran kecil, dan stan penjualan souvenir. Di dalam komplek taman
ini juga terdapat sebuah atraksi yang terkenal yaitu Wayang Orang. Atraksi ini
digelar tiap malam, menampilkan penari wayang orang dan penyanyinya.
6. Taman Balekambang
Taman Balekambang dulu bernama Partinah Bosch, dibangun oleh kerabat
Mangkunegara. Kemudian dinamakan Balekambang karena di taman tersebut
terdapat sebuah kolam ikan dan kolam renang yang ditengahnya terdapat
rumah istirahat yang sangat indah. Di samping tempat ini terdapat Gedung
Kesenian Ketoprak Balekambang dan kafe yang dikelola seniman muda solo.
Perpaduan antara kesenian tradisional dan modern dalam suatu tempat, sebuah
keunikan tersendiri.
7. Pasar Triwindu / Windujenar (Benda Antik)
Terletak di jantung kota Surakarta, tepatnya di depan Pura Mangkunegaran.
Sebelumnya terkenal sebagai pasar barang bekas, di pasar ini bisa ditemukan
benda-benda kuno dan antik seperti keris, arca batu, arca perunggu, fosil,
lampu gantung dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53��
Program-program Dinas Pariwisata tentang penyebaran Leaflet, Brosur
dan lain-lain.
1. Penyebaran leaflet melalui Torism Information Centre (TIC).
Penyebaran leaflet melalui TIC dilakukan di tiga tempat, yaitu TIC di
kantor Dinas Pariwisata, TIC di Bandara Internasional Adi Soemarmo dan
TIC di Stasiun Balapan. Penyebaran leaflet ini tidak dilakukan dengan
memberikan kepada masyarakat melainkan masyarakat yang meminta ke
TIC di tiga tempat tersebut. Ini dikarenakan keterbatasan pencetakan
leaflet.
2. Penyebaran leaflet melalui Hotel-hotel dan Restoran-restoran.
Dalam hal ini dinas pariwisata hanya memberikan 5 paket leaflet kepada
setiap hotel dan restoran. Hotel dan restoran dapat menggandakan leaflet
tersebut tetapi dengan biaya sendiri.
3. Penyebaran leaflet melalui Pameran Pariwisata.
Penyebaran leaflet melalui pameran ini tidak hanya pameran pariwisata di
dalam negeri saja, tetapi juga pameran pariwisata di luar negeri yang
diikuti oleh Dinas Pariwisata. Dinas Pariwisata memberi porsi penyebaran
leaflet paling banyak di pameran pariwisata ini, karena dinilai sangat bagus
sebagai promosi pariwisata Kota Surakarta kepada pengunjung pameran
pariwisata yang berasal dari luar Kota Surakarta dan wisatawan
mancanegara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54��
Dinas Pariwisata kota Surakarta tiap tahun mendapat anggaran dana dari
Pemkot Kota Surakarta untuk mencetak leaflet, brosur dan lain-lain sebanyak
15ribu. Hal ini dirasakan masih sangat kurang sekali karena Walikota
menginginkan leaflet, brosur dan lain-lain dicetak sebanyak 15juta lembar.
Karena keterbatasan dana dari Pemkot maka Dinas Pariwisata sampai tahun
2009 ini hanya bisa mencetak sebanyak 15ribu lembar saja dalam setahun.
Dan penerbitan leaflet ini dilakukan tiga kali dalam setahun, setiap 4bulan
sekali masing – masing 3ribu lembar dan pada 4bulan terakhir leaflet dicetak
lebih banyak dari bulan-bulan sebelumya. Ini untuk mengantisipasi kehabisan
leaflet karena keterbatasan pencetakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55��
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Bentuk Output Sistem Informasi Pariwisata Budaya Dinas Pariwisata
kota Surakarta.
Sebuah instansi publik harus senantiasa memberikan pelayanan yang baik
kepada masyarakat yang membutuhkannya. Apa yang menjadi kepentingan
masyarakat harus selalu diutamakan. Pihak instansi yang bersangkutan seharusnya
bisa membantu kebutuhan publik.
Dan untuk memberikan kebutuhan publik akan informasi pariwisata budaya,
Dinas Pariwisata Kota Surakarta menyediakan sistem informasi pariwisata budaya
untuk masyarakat dan wisatawan yang mengunjungi Kota Surakarta dan sistem
informasi pariwisata budaya ini juga sebagai sarana promosi wisata budaya kota
Surakarta baik dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam mewujudkan Kota Surakarta sebagai Kota Budaya dan Pariwisata,
Dinas Pariwisata mempunyai peranan yang penting untuk mencapai tujuan
tersebut. Hal ini mengingat Dinas Pariwisata merupakan unsur Pemerintah Daerah
yang berfungsi sebagai pelaksanaan di bidang pariwisata.
Dinas Pariwisata dalam menjalankan fungsinya berdasarkan pada Peraturan
Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 7 tahun 1984 tentang penyerahan sebagian
urusan Pemerintahan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah dalam bidang
kepariwisataan kepada Daerah Tingkat II. Kemudian ditindaklanjuti dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56��
Peraturan Daerah No. 7 tahun 1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pariwisata Kota Surakarta.
Untuk memberikan informasi pariwisata budaya, Dinas Pariwisata Kota
Surakarta menggunakan sistem informasi pariwisata sebagai sarananya. Sistem
informasi pariwisata sendiri dapat berupa pamflet, leaflet, baliho, media cetak dan
media elektronik, Tourism Information Centre, dan buku-buku panduan wisata di
Surakarta, bahkan bisa diakses melalui internet. Wisatawan biasanya melihat
pamflet, leaflet, baliho, media cetak dan media elektronik sebelum berkunjung ke
obyek wisata di Kota Surakarta.
Masyarakat yang akan mengunjungi tempat wisata di Kota Surakarta
memerlukan sebuah bentuk informasi yang lengkap dan mudah. Yaitu bentuk
sistem informasi yang memberikan kemudahan bagi para wisatawan mengenai
informasi tempat – tempat pariwisata. Sistem informasi pariwisata sangat
diperlukan agar dapat memberikan kemudahan para wisatawan.
Sistem informasi pariwisata budaya Dinas Pariwisata Kota Surakarta
memiliki output antara lain :
1) Pamflet / Brosur
Brosur, pamflet, atau buklet adalah terbitan tidak berkala yang dapat
terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan
lain, dan selesai dalam sekali terbit.
Brosur atau pamflet memuat informasi atau penjelasan tentang suatu
produk, layanan, fasilitas umum, profil perusahaan, sekolah, atau
dimaksudkan sebagai sarana beriklan. Informasi dalam brosur ditulis dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57��
bahasa yang ringkas, dan dimaksudkan mudah dipahami dalam waktu
singkat. Brosur / pamflet dinas pariwisata juga didesain agar menarik
perhatian, dan dicetak di atas kertas yang baik dalam usaha membangun citra
yang baik terhadap layanan dan dapat memberikan informasi yang jelas
tentang pariwisata Surakarta kepada wisatawan.
2) Leaflet
Leaflet atau lembaran selebaran dipergunakan untuk member informasi
tambahan yang sifatnya segera dan masih hangat (up to date) kepada
masyarakat dan wisatawan yang berada dimana saja. Leaflet yang dibuat oleh
Dinas Pariwisata memuat informasi tentang obyek-obyek wisata dan atraksi-
atraksi wisata di kota Surakarta yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan,
antara lain :
a) Leaflet Kraton Kasunanan Surakarta.
Leaflet ini dibuat dengan ukuran kertas 31,5 x 21,5 cm, dilipat menjadi
tiga bagian yang sama dan dicetak diatas kertas berwarna biru muda.
Pada leaflet ini dijelaskan deskripsi Kraton Kasunanan Surakarta yang
ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta dilengkapi
dengan peta dan foto-foto yang menarik. Leaflet ini dibuat melalui
kerjasama dengan pihak Kraton Kasunanan Surakarta, yang dicetak ± 15
ribu lembar. Penyebaran leaflet ini dilakukan secara langsung maupun
diselipkan dalam promotion kits.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58��
b) Leaflet Pura Mangkunegaran.
Leaflet ini dibuat dengan ukuran kertas 31,5 x 21,5 cm, dilipat menjadi
tiga bagian yang sama dan dicetak diatas kertas berwarna hijau muda.
Pada leaflet ini dijelaskan deskripsi Pura Mangkunegaran yang ditulis
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta dilengkapi dengan foto-
fotonya. Leaflet ini dibuat melalui kerjasama dengan pihak Pura
Mangkunegaran, yang dicetak ± 15 ribu lembar. Penyebaran leaflet ini
dilakukan secara langsung maupun diselipkan dalam promotion kits.
c) Leaflet Solo Guide Map.
Leaflet ini dibuat dengan ukuran kertas 31,5 x 21,5 cm, dilipat menjadi
tiga bagian yang sama dan dicetak diatas kertas berwarna coklat muda.
Pada leaflet ini digambar Peta Kota Surakarta dilengkapi keterangan
tentang lokasi-lokasi wisata yang dapat dikunjungi wisatawan. Leaflet
ini dicetak ± 15 ribu lembar dan penyebaranya dengan diselipkan pada
folder atau promotions kits.
d) Leaflet Pasar Antik Triwindu (Windu Jenar).
Leaflet ini dibuat dengan ukuran kertas 31,5 x 21,5 cm, dilipat menjadi
tiga bagian yang sama dan dicetak diatas kertas berwarna coklat tua.
Pada leaflet ini dijelaskan tentang deskripsi Pasar Antik Triwindu
beserta peta letak Pasar Antik Triwindu dan foto-fotonya. Dalam leaflet
ini juga terdapat alamat-alamat toko barang antik di wilayah Surakarta.
Leaflet ini dicetak ± 15 ribu lembar dan penyebaranya dengan diselipkan
pada folder atau promotions kits.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59��
e) Leaflet Museum Radya Pustaka.
Leaflet ini dibuat dengan ukuran kertas 31,5 x 21,5 cm, dilipat menjadi
tiga bagian yang sama dan dicetak diatas kertas berwarna merah tua.
Pada leaflet ini dijelaskan tentang deskripsi Museum Radya Pustaka dan
terdapat pula peta lokasi Museum Radya Pustaka. Dalam leaflet ini
dilengkapi foto-foto yang menarik. Leaflet ini dicetak ± 15 ribu lembar
dan penyebaranya dengan diselipkan pada folder atau promotions kits.
f) Leaflet Wayang Orang Sriwedari.
Leaflet ini dibuat dengan ukuran kertas 31,5 x 21,5 cm, dilipat menjadi
tiga bagian yang sama dan dicetak diatas kertas berwarna abu-abu. Pada
leaflet ini berisi tentang deskripsi tentang Wayang Orang Sriwedari.
Dalam leaflet ini terdapat pula foto-foto yang menarik dan jam
pertunjukan Wayang Orang Sriwedari. Leaflet ini dicetak ± 15 ribu
lembar dan penyebaranya dengan diselipkan pada folder atau promotions
kits.
Selain leaflet-leaflet diatas, Dinas Pariwisata juga menerbitkan leaflet
khusus terutama bila ada event pariwisata dan budaya di kota Surakarta.
Leaflet tersebut hanya memuat informasi seputar event yang akan diadakan
tersebut. Leaflet khusus ini tidak dicetak sebanyak leaflet biasanya, hanya
sebatas untuk kebutuhan pelaksanaan event tersebut. Di kota Surakarta setiap
tahunnya banyak diadakan event pagelaran seni dan budaya, untuk menarik
minat wisatawan untuk mengunjungi kota Surakarta dan memeriahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60��
pelaksanaan event seni dan budaya maka diterbitkanlah leaflet khusus
tersebut.
Dinas Pariwisata Kota Surakarta dalam waktu dekat ini akan melakukan
promosi pariwisata di Singapura. Maka untuk mendukung program tersebut,
Dinas Pariwisata Kota Surakarta akan menerbitkan leaflet khusus hanya untuk
promosi di Singapura. Hal ini dilakukan karena untuk menyesuaikan dengan
kondisi di Singapura, agar mudah dipahami oleh wisatawan Singapura.
Leaflet ini nantinya akan memuat semua tujuan wisata di kota Surakarta,
sarana transportasi untuk menuju lokasi wisata dari bandara internasional Adi
Soemarmo, hotel dan tempat penginapan beserta tarifnya, dan informasi
penting lainnya. Bisa dikatakan bila wisatawan asal Singapura memegang
leaflet ini, maka tidak akan tersesat di Kota Surakarta.
Menurut Ibu Ina, staf bidang Promosi dan Informasi Dinas Pariwisata,
beliau mengatakan :
“Dalam waktu dekat ini Dinas Pariwisata Surakarta akan mengadakan promosi di Singapura. Leaflet yang akan digunakan sebagai alat promosi juga dibuat khusus. Hal ini sesuai permintaan Kedutaan Besar RI di Singapura agar mudah dipahami masyarakat Singapura”. (Wawancara 14 Januari 2010).
Program-program Dinas Pariwisata tentang penyebaran Leaflet, Brosur
dan lain-lain.
a) Penyebaran leaflet melalui Tourism Information Centre (TIC).
Penyebaran leaflet melalui TIC dilakukan di tiga tempat, yaitu TIC di
kantor Dinas Pariwisata, TIC di Bandara Internasional Adi Soemarmo dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61��
TIC di Stasiun Balapan. Penyebaran leaflet ini tidak dilakukan dengan
memberikan kepada masyarakat melainkan masyarakat yang meminta ke
TIC di tiga tempat tersebut. Ini dikarenakan keterbatasan pencetakan
leaflet.
b) Penyebaran leaflet melalui Hotel-hotel dan Restoran-restoran.
Dalam hal ini dinas pariwisata hanya memberikan 5 paket leaflet kepada
setiap hotel dan restoran. Hotel dan restoran dapat menggandakan leaflet
tersebut tetapi dengan biaya sendiri.
c) Penyebaran leaflet melalui Pameran Pariwisata.
Penyebaran leaflet melalui pameran ini tidak hanya pameran pariwisata di
dalam negeri saja, tetapi juga pameran pariwisata di luar negeri yang
diikuti oleh Dinas Pariwisata. Dinas Pariwisata memberi porsi penyebaran
leaflet paling banyak di pameran pariwisata ini, karena dinilai sangat
bagus sebagai promosi pariwisata Kota Surakarta kepada pengunjung
pameran pariwisata yang berasal dari luar Kota Surakarta dan wisatawan
mancanegara.
Dinas Pariwisata Kota Surakarta tiap tahun mendapat anggaran dana dari
Pemkot Kota Surakarta untuk mencetak leaflet, brosur dan lain-lain sebanyak
15ribu. Hal ini sirasakan masih sangat kurang sekali karena Walikota
menginginkan leaflet, brosur dan lain-lain dicetak sebanyak 15juta lembar.
Karena keterbatasan dana dari Pemkot maka Dinas Pariwisata sampai tahun
2009 ini hanya bisa mencetak sebanyak 15ribu lembar saja dalam setahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62��
Dan penerbitan leaflet ini dilakukan tiga kali dalam setahun, setiap 4bulan
sekali masing – masing 3ribu lembar dan pada 4bulan terakhir leaflet dicetak
lebih banyak dari bulan-bulan sebelumya. Ini untuk mengantisipasi kehabisan
leaflet karena keterbatasan pencetakan.
3) Pembuatan Folder.
Folder merupakan alat promosi yang paling banyak dipergunakan dalam
media publikasi pariwisata. Hampir tidak ada terkecualinya orang
mempergunakan folder ini sebagai media publikasi dalam bidang pariwisata.
Demikian pula Dinas Pariwisata, dalam melakukan promosi obyek wisata
budaya di Kota Surakarta juga menggunakan media ini. Pembuatan folder
tidak mudah, karena apa yang harus dimasukkan didalamnya tidak terbatas,
sedangkan luas dan tempat yang tersedia dalam suatu folder sangat terbatas.
Dalam folder tidak boleh memuat hal-hal yang berlebihan, tidak bertele-tele,
berkualitas serba baik, menarik, mengandung kebenaran obyektif dan bersih
dalam wajah.
Dalam pembuatan folder, Dinas pariwisata menyajikan folder yang
ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Folder tersebut dibuat
dengan ukuran kertas 52,5 x 21,5 cm yang dicetak diatas kertas warna merah
untuk folder dalam bahasa Inggris dan warna kuning untuk folder dalam
bahasa Indonesia. Pada foder tersebut dijelaskan tentang deskripsi obyek
wisata Kota Surakarta yang dilengkapi dengan foto masing-masing obyek
wisata. Selain itu, juga dilengkapi dengan alamat-alamat penting, misalnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63��
money changer, kantor pos, kantor telekomunikasi, kantor polisi, kantor
imigrasi dan rumah sakit.
Selain itu juga dibuat folder “Solo Guide Map”. Folder ini dibuat dengan
ukuran kertas 43,5 x 21,5 cm yang dicetak diatas kertas warna putih. Folder
ini berisi peta Kota Surakarta dengan keterangan obyek-obyek wisata dan
sarana-sarana wisata (hotel dan travel agent) beserta masing-masing obyek
wisata. Dilengkapi juga dengan peta Kota Surakarta dan sekitarnya yang
menyajikan obyek wisata yang tersedia.
4) Pembuatan Promotions Kits.
Bila dibandingkan dengan folder, promotion kits mempunyai isi yang
lebih banyak dan terperinci. Promotion kits disebarkan secara lebih terbatas
daripada folder karena harganya lebih mahal. Promotion kits mengandung
lebih banyak informasi tentang fasilitas dan pelayanan serta berisi petunjuk-
petunjuk. Promotion kits dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan
pembacanya tentang bidang dan kegiatan kepariwisataan di kota Surakarta.
Promotion kits yang dibuat oleh dinas pariwisata kota Surakarta
berukuran 20 x 11 cm setebal 83 halaman. Promotion kits berisi tentang
obyek wisata dan even-even budaya di kota Surakarta dan sekitarnya. Selain
itu memuat juga data mengenai hotel, rumah makan, pusat perbelanjaan,
transportasi, fasilitas umum, pusat seni dan kerajinan, pelayanan umum dan
informasi lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64��
Dalam pembuatan leaflet, folder dan promotion kits dinas pariwisata
melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait yang bergerak dalam bidang
kepariwisataan. Dinas pariwisata menghubungi pihak terkait untuk memperoleh
deskripsi dari obyek wisata yang dipromosikan, demikian pula instansi yang
bersangkutan diharapkan ikut berpartisipasi dalam pembuatannya. Sedangkan
penyebaran leaflet, folder dan promotion kits dilakukan melalui beberapa cara,
antara lain :
a) Disediakan di Kantor Dinas Pariwisata Kota Surakarta, cara ini
diperuntukkan bagi para wisatawan yang ingin mengetahui obyek-
obyek wisata di kota Surakarta yang dapat dikunjungi.
b) Disebarkan melalui pameran yang diikuti oleh Dinas Pariwisata baik di
Kota Surakarta maupun kota lain seperti pameran di Jakarta dan Bali.
c) Disebarkan melalui kantor Dinas Pariwisata di Kota lain di Indonesia
yang mempunyai potensi wisata menarik wisatawan, seperti Dinas
Pariwisata di Bali, Jakarta, Yogyakarta, Sulawesi dan lain-lain.
d) Disebarkan melalui PHRI dan ASITA di seluruh Indonesia.
e) Disebarkan kepada Kantor-kantor Pariwisata di Negara lain maupun
kantor kedutaan dimana wisatawan di Negara tersebut banyak tertarik
obyek wisata di Indonesia, seperti Belanda, Jepang, Jerman, Perancis.
Australia dan Amerika Serikat yang dikirim melalui pos atau dititipkan
kepada pejabat Pemerintah Daerah yang melakukan kunjungan kerja ke
luar negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65��
Penyebaran publikasi tersebut sebagaimana diungkapkan oleh kepala seksi
pemasaran dinas pariwisata sebagai berikut :
“Penyebaran alat-alat promosi, seperti leaflet, folder dan promotion kits disebarkan ke seluruh Indonesia dan di beberapa Negara lain. Di Indonesia melalui Dinas Pariwisata sedangkan di Negara lain melalui kantor-kantor pariwisata Negara yang bersangkutan, yang dikirimkan melalui pos atau dititipkan melalui pejabat Pemerintah Daerah yang melakukan kunjungan ke luar negeri.” (Wawancara dengan Drs. Mufti Raharja, 12 Januari 2010).
Pelaksanaan penyebaran media promosi dalam sistem informasi pariwisata
dilakukan sepanjang tahun. Dengan adanya media promosi tersebut diharapkan
Kota Surakarta menjadi lebih terkenal sebagai Kota Budaya dan Pariwisata di
Indonesia, sehingga banyak wisatawan yang tertarik mengunjungi Kota Surakarta.
5) Baliho.
Penerbitan baliho ini melekat pada suatu event seni dan budaya di
Surakarta. Baliho ini hanya dicetak bila akan diadakan sebuah event seni dan
budaya di Kota Surakarta. Dalam penerbitan baliho ini, Dinas Pariwisata
bekerja sama dengan Depkominfo Surakarta dan Pemkot Surakarta. Karena
Depkominfo Surakarta adalah yang mengelola tempat pemasangan baliho
milik Pemkot Surakarta. Dinas Pariwisata disini hanya berperan sebagai
penyelenggara event dan untuk pembuatan dan pemasangan baliho dilakukan
oleh Depkominfo Surakarta.
6) Media Cetak dan Elektronik.
Selain menggunakan leaflet, folder, promotion kits dan baliho, Dinas
Pariwisata juga menggunakan media cetak dan elektronik untuk mengadakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66��
promosi pariwisata, yaitu melalui iklan di koran, siaran radio, maupun siaran
televisi.
Radio Republik Indonesia (RRI) programa satu Surakarta dan radio-radio
swasta di Kota Surakarta memberikan kesempatan kepada Dinas Pariwisata
untuk menyiarkan kegiatan kepariwisataan setiap sebulan sekali. Dalam
siaran radio tersebut isinya antara lain tentang kegiatan kepariwisataan di
Kota Surakarta dan aneka kegiatan budaya dan pariwisata di Kota Surakarta.
Sedangkan dari Dinas Pariwisata, siaran kepariwisataan yang
diselenggarakan diakuinya dilakukan secara rutin sebulan sekali. (Wawancara
dengan Bapak Mufti Raharja, 18 Januari 2010).
Dengan adanya siaran radio yang menyajikan informasi pariwisata maka
masyarakat yang mendengarkan radio dapat mengetahui kegiatan pariwsata,
sehingga mereka mempunyai rasa tertarik untuk menikmati atau melihat
kegiatan tersebut dan bahkan ikut serta dalam kegiatan yang akan
diselenggarakan. Selain itu radio merupakan media elektronik yang banyak
dimiliki masyarakat, hal ini berarti peluang yang bagus untuk mengadakan
promosi pariwisata di kota Surakarta.
Untuk siaran televisi, Dinas Pariwisata hanya sebagai pemberi ijin siaran
dan menunjukan obyek wisata mana saja yang bagus untuk siaran televisi.
Sekarang ini sedang marak acara-acara di televisi swasta yang melakukan
pembuatan sinetron yang mengambil lokasi syuting yang berlatar belakang
obyek wisata budaya di Kota Surakarta. Hal ini sangat membantu sekali bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67��
Dinas Pariwisata untuk memperkenalkan obyek wisata di Kota Surakarta
kepada seluruh pemirsa televisi di Indonesia bahkan di luar negeri.
Siaran televisi sangat membantu sekali dalam promosi pariwisata di
Surakarta, hal ini dikarenakan hampir semua masyarakat mempunyai televisi.
Ini merupakan peluang bagus untuk dapat menarik wisatawan untuk datang
ke kota Surakarta.
Dinas Pariwisata juga melakukan promosi melalui media cetak. Dinas
pariwisata melakukan pemasangan iklan di media cetak untuk menarik minat
wisatawan untuk berkunjung ke Surakarta. Contohnya, Dinas Pariwisata
memasang iklan untuk dua halaman penuh di harian Solo Pos untuk Calender
of Event 2010. Dan setiap akan diadakan event-event kebudayaan di
Surakarta, Dinas Pariwisata akan memasang iklan di media cetak sebagai
sarana promosi untuk menarik wisatawan untuk meramaikan event-event
kebudayaan tersebut.
7) TIC (Tourism Information Centre).
Di kota Surakarta terdapat 3 counter TIC (Tourism Information Centre)
yang masing-masing terletak di Bandara Adi Soemarmo Solo, Stasiun
Balapan, dan di kantor Dinas Pariwisata Surakarta di Jalan Slamet Riyadi
Surakarta.
a) TIC di Bandara Adi Soemarmo.
TIC di Bandara Adi Soemarmo ini merupakan hasil kerjasama
Dinas Pariwisata kota Surakarta dengan Dinas Seni Budaya dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68��
Pariwisata propinsi Jawa Tengah dan pihak Bandara Adi Soemarmo.
Pihak bandara Adi Soemarmo hanya menyediakan tempat untuk
counter TIC, sedangkan masalah kelengkapan TIC seperti
perlengkapan ruangan, listrik dan lain-lain disediakan oleh Dinas Seni
Budaya dan Pariwisata propinsi Jawa Tengah. Dinas Pariwisata kota
Surakarta hanya bertugas untuk mengelola TIC saja. Untuk pegawai
yang bertugas di TIC, Dinas Pariwisata kota Surakarta mengambil
dari pegawai HPI (Himpunan Pemandu Indonesia) Surakarta. Hal ini
senada yang diungkapkan oleh Ibu Ina, staf Dinas Pariwisata yang
menangani TIC di Surakarta sebagai berikut :
“Dinas Pariwisata Surakarta hanya sebagai pengelola saja, masalah kelengkapan TIC itu menjadi tanggungan Dinas Seni Budaya dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah. Dan untuk semua pegawai TIC kita mengambil dari HPI”. (wawancara 14 Januari 2010).
Hanya di TIC Bandara Adi Soemarmo ini yang menjadi
tanggungan Dinas Seni Budaya dan Pariwisata propinsi Jawa Tengah,
karena di wilayah propinsi Jawa Tengah hanya terdapat dua bandara
saja yaitu Bandara Ahmad Yani di Semarang dan Bandara Adi
Soemarmo di Surakarta.
b) TIC di Stasiun Balapan.
TIC Stasiun Balapan ini murni dibiayai dan dikelola oleh Dinas
Pariwisata kota Surakarta bekerja sama dengan pihak Stasiun
Balapan. Pihak Stasiun Balapan disini hanya menyediakan ruangan
saja dan untuk kelengkapan dan fasilitas menjadi tanggungan pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69��
Dinas Pariwisata kota Surakarta. Dinas Pariwisata kota Surakarta
hanya bertugas untuk mengelola TIC saja. Untuk pegawai yang
bertugas di TIC, Dinas Pariwisata kota Surakarta mengambil dari
pegawai HPI (Himpunan Pemandu Indonesia) Surakarta.
c) TIC di Jalan Slamet Riyadi Surakarta.
TIC ini berada satu gedung dengan Dinas Pariwisata kota
Surakarta. TIC ini dikelola langsung oleh Dinas Pariwisata sendiri,
tetapi pegawai yang bertugas di TIC, Dinas Pariwisata tetap memakai
pegawai dari HPI (Himpunan Pemandu Indonesia) Surakarta bukan
dari pegawai dinas pariwisata sendiri. Hal ini dikarenakan pegawai
HPI (Himpunan Pemandu Indonesia) Surakarta lebih mengenal
obyek-obyek wisata di Surakarta dan sekitarnya. Sedangkan Dinas
Pariwisata hanya sebagai pengelola saja.
Perkembangan ilmu dan teknologi membawa dampak yang bagus bagi
sistem informasi pariwisata budaya di kota Surakarta. Dengan adanya internet
maka cara ini merupakan media komunikasi yang efektif dan efisien dalam
memperoleh dan mempublikasikan informasi. Melalui internet, atraksi
pariwisata di kota Surakarta dapat dilihat di layar monitor. Karena dinas
pariwisata sejak tahun 1998 telah membuat situs internet yang menyajikan
atraksi pariwisata di kota Surakarta. Alamat situs tersebut di :
www.solotouroff.go.id Pembuatan situs tersebut menghabiskan biaya sebesar
Rp. 10.000.000,- yang dilakukan kerjasama dengan pihak Timlo2000 (Tim
Solo) sebagai provider dan pihak Telkomsel. Untuk menjaga agar data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70��
ditampilkan tetap dalam keadaan baik, Dinas Pariwisata melakukan
pemeliharaan dengan melakukan kontrol setiap sebulan sekali. Selain itu, bila
perlu dilakukan penambahan data-data yang diperlukan demi kesempurnaan
situs tersebut.
Tetapi pada tahun 2003 situs internet Dinas Pariwisata mengalami
perubahan dari www.solotouroff.go.id menjadi www.visitsolo.go.id hal ini
dilakukan karena seiring perkembangan jaman dan juga agar mudah diingat
dan dicari di internet. Situs internet Dinas Pariwisata Kota Surakarta di
alamat www.visitsolo.go.id dibuat selengkap dan seatraktif mungkin. Ini
dilakukan agar masyarakat pengunjung situs tersebut lebih mudah dan cepat
untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Berikut ini adalah contoh
halaman muka dari website www.surakarta.go.id sebagai berikut :
Gambar 3.1
Halaman Muka Website Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Surakarta
(Sumber : www.surakarta.go.id)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71��
Gambar 3.2
Halaman muka website www.wisatasolo.com
(Sumber : www.wisatasolo.com)
Pada tahun 2009 ini, Dinas Pariwisata mengajukan anggaran dana
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Surakarta untuk mengubah lagi alamat
website Dinas Pariwisata kota Surakarta. Tetapi anggaran dana tersebut
belum mendapat persetujuan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Surakarta.
Alamat website Dinas Pariwisata yang baru ini nantinya akan memuat
informasi lebih lengkap dan detail sehingga para pengunjung alamat website
tersebut dapat memperoleh informasi yang jelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72��
B. Respon masyarakat terhadap Sistem Informasi Pariwisata Budaya kota
Surakarta.
Dalam Sistem Informasi Pariwisata, Dinas Pariwisata harus tanggap
terhadap kebutuhan wisatawan. Dinas Pariwisata telah menyediakan sarana
promosi berupa : Pamflet, Leaflet, Baliho, Media Cetak dan Elektronik, Buku
Panduan Wisata, dan Tourism Information Centre (TIC). Sarana promosi
tersebut merupakan sarana penunjang untuk meningkatkan dan menarik
minat wisatawan berkunjung ke kota Surakarta.
Berikut ini adalah respon para wisatawan saat ditanya bagaimana mereka
mengetahui wisata budaya kota Surakarta.
Darwin W. wisatawan asal Klaten mengatakan :
“Saya mengetahui info tentang budaya Surakarta media massa dan referensi dari teman serta kabar yang beredar di masyarakat. Mengenai wisata yang berupa tempat/ obyek yang berada di wilayah kota Surakarta dan sekitarnya banyak yang saya ketahui melalui browsing di dunia maya/ web (www.surakarta.go.id) memberikan tambahan wawasan kepada saya tentang obyek wisata budaya Surakarta.” (Wawancara tanggal 21 maret 2010)
Farizka febrianto wisatawan asal Pacitan mengungkapkan :
“Saya dapat info dari media massa, diantaranya Koran dan televisi. Tapi hampir sebagian besar saya peroleh info dari teman dan masyarakat.” (Wawancara tanggal 21 maret 2010). Kresna wisatawan asal Jakarta mengungkapkan : “Saya mengetahui tentang obyek wisata budaya di Solo dari Koran-koran dan televisi serta dari pembicaraan orang-orang yang sudah pernah berkunjung ke Solo. Saya juga mendapat tambahan informasi pariwisata kota Solo dari Leaflet yang saya dapatkan dari TIC bandara Adi Soemarmo.” (Wawancara tanggal 19 april 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73��
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa para wisatawan
mengetahui informasi obyek wisata budaya kota Surakarta melalui salah satu
sarana promosi yang ada di Dinas Pariwisata kota Surakarta. Sarana tersebut
adalah media massa (cetak dan elektronik).
Obyek wisata budaya di kota Surakarta bermacam-macam, diantaranya
adalah Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran yang paling banyak
dikunjungi wisatawan.
Bapak Mufti Raharja, pegawai Dinas Pariwisata mengungkapkan :
“Memang selama ini para wisatawan banyak mendapat informasi mengenai wisata budaya Surakarta melalui media massa dan informasi dari mulut ke mulut oleh masyarakat. Selain itu, sekarang kan jamannya internet, kita akan lebih banyak memberikan informasi wisata budaya melalui website Dinas Pariwisata kota Surakarta” (Wawancara tanggal 24 maret 2010).
Tanggapan para wisatawan mengenai ketertarikan mereka terhadap
obyek wisata budaya di kota Surakarta adalah sebagai berikut :
Widhi wisatawan asal Magetan Jawa Timur menjawab :
“Saya tertarik dengan obyek wisata di Surakarta jarena sebagian besar obyek wisatanya sarat dengan sejarah dan masih murni akan nilai-nilai kebudayaannya. Disamping itu masyarakatnya juga ramah-ramah dan tempat wisatanya juga nyaman.” (Wawancara tanggal 28 maret 2010).
Hamzah wisatawan asal Pemalang menjawab :
“Ketertarikan saya terhadap obyek wisata di Surakarta karena saya mendengar bahwa lingkungan daripada tempat wisata di kota Surakarta cukup higienis dan dipenuhi ketata kramaan.” (Wawancara tanggal 21 maret 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74��
Mr.William wisatawan asal USA mengatakan : “I knew tourism object in Solo from internet. I’m interested with its culture and foods. Solo has beautiful culture and delicious foods. It also has many beautiful places to be visited, such as Mangkunegaran Palace, klewer market, triwindu market, etc”. (saya mengetahui obyek wisata d solo dari internet. Saya tertarik dengan kebudayaan dan makanannya. Solo punya kebudayaan yang indah dan makanan yang lezat. Solo juga mempunyai banyak tempat yang indah untuk dikunjungi seperti Pura Mangkunegaran,Pasar klewer,pasar triwindu.) (Wawancara tanggal 19 april 2010).
Manfaat dari sistem informasi pariwisata budaya Dinas Pariwisata kota
Surakarta adalah memberikan informasi yang dibutuhkan para wisatawan
yang berkunjung ke kota Surakarta tentang pariwisata kota Surakarta dan
menyediakan data base yang lengkap dan akurat dibidang pariwisata dan
kebudayaan yang berbasis teknologi informasi. Dengan adanya sistem
informasi pariwisata budaya diharapkan para wisatawan bisa mendapatkan
informasi tentang pariwisata budaya yang selengkap-lengkapnya.
Penulis menanyakan apakah sistem informasi pariwisata yang ada di
dinas pariwisata kota Surakarta sudah memberikan informasi tentang
pariwisata budaya yang lengkap kepada para wisatawan yang berkunjung ke
kota Surakarta. Berikut ini adalah kutipan hasil wawancara dengan beberapa
wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta :
Darwin W. wisatawan asal Klaten mengatakan :
“Menurut saya informasi yang diberikan sudah memadai, tetapi perlu beberapa perkembangan. Promosi dan pemasaran wisata perlu dibuat professional untuk lebih menjadikan wisata solo menjadi brand awareness bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Sistem informasi pariwisata perlu pembenahan kearah profesionalitas, bila perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75��
kerjasama dengan pihak swasta untuk membangun sistem kerja obyek-obyek pariwisata.” (Wawancara tanggal 21 maret 2010) Bp.Widanarko wisatawan asal Surabaya mengatakan :
“Bagi saya sistem informasi pariwisata sudah cukup bagus untuk saya mengerti,selain banyak di informasikan lewat surat kabar juga banyak diadakan event-event yang bertempat di lokasi wisata kota solo.” (Wawancara tanggal 19 april 2010) Widhi wisatawan asal Magetan Jawa Timur mengatakan :
“Sebenarnya informasinya sudah cukup lengkap. Hanya saja content dan pengemasannya kurang menarik (Buku dan Leaflet). Untuk peta wisata yang ada ditempat-tempat umum sudah terlalu lama sehingga kurang jelas dibaca. Harapan saya semoga contentnya bisa dikemas lebih menarik bagi wisatawan dalam kota maupun luar kota.” (Wawancara tanggal 28 maret 2010). Hamzah wisatawan asal Pemalang mengungkapkan :
“Sistem informasi pariwisata kota Surakarta masih belum memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan, karena saya melihat tidak ada informasi yang terdeskripsi dengan baik sehingga para wisatawan kurang tahu betul akan kemahsyuran wisata budaya di kota Surakarta. Saya melihat banyak potensi-potensi yang bisa dikembangkan dari pariwisata kota Surakarta, sehingga sistem informasi pariwisata itu sendiri dapat tersampaikan kepada masyarakat dengan cermat dan menarik antusiasme wisatawan untuk berkunjung.” (wawancara tanggal 21 maret 2010). Mr.William wisatawan asal USA mengatakan : “Tourism information centre has given me informations about Solo completely. It releases interesting brochures.” (TIC sudah memberikan informasi yang lengkap tentang Solo. TIC menerbitkan brosur yang sangat menarik.) (wawancara tanggal 19 april 2010).
Berdasarkan tanggapan para wisatawan, sistem informasi pariwisata kota
Surakarta sudah cukup bagus dalam memberikan informasi, tetapi masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76��
perlu perbaikan dalam penyajian dan kelengkapan informasi sehingga bisa
memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada wisatawan.
Dinas Pariwisata Surakarta tetap terus berupaya agar dapat menarik
minat wisatawan supaya berkunjung ke kota Surakarta. Dinas pariwisata kota
Surakarta memasarkan wisata budaya Surakarta salah satunya melalui sistem
informasi pariwisata guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari
tahun ke tahun.
Dari banyaknya jumlah leaflet yang diterbitkan setiap tahunnya
dirasakan kurang bila dibandingkan banyaknya wisatawan yang berkunjung
ke kota Surakarta yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan
jumlah wisatawan tidak diimbangi dengan jumlah pencetakan leaflet yang
dari tahun 2007 sampai 2009 hanya mencetak leaflet sebanyak 15ribu lembar
setiap tahunnya. Dari banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung ke
Surakarta pada tahun 2008 yaitu sebanyak 1.042.862 dan mengalami
kenaikan sebesar 3,5 % pada tahun 2009 yaitu sebanyak 1.080.330 dengan
jumlah leaflet yang hanya 15ribu lembar dirasakan sangat kurang sekali
dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang datang ke kota Surakarta.
Walikota Surakarta menginginkan leaflet, brosur dan lain-lain dicetak
sebanyak 15juta lembar. Karena keterbatasan dana dari Pemkot maka Dinas
Pariwisata sampai tahun 2009 ini hanya bisa mencetak sebanyak 15ribu
lembar saja dalam setahun. Dan penerbitan leaflet ini dilakukan tiga kali
dalam setahun, setiap 4bulan sekali masing – masing 3ribu lembar dan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77��
4bulan terakhir leaflet dicetak lebih banyak dari bulan-bulan sebelumya. Ini
untuk mengantisipasi kehabisan leaflet karena keterbatasan pencetakan.
Berikut ini adalah tabel data jumlah kunjungan wisatawan ke Obyek dan
daya tarik wisata kota Surakarta dalam 5 tahun terakhir :
Tabel 3.1
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek dan Daya Tarik Wisata Kota
Surakarta 5 Tahun Terakhir.
Tahun Wisatawan Mancanegara (WISMAN)
Wisatawan Nusantara (WISNUS)
JUMLAH WISMAN &
WISNUS
Prosentase Progress
2005
2006
2007
2008
2009
9.649
10.626
11.922
13.859
26.047
760.095
904.984
960.652
1.029.003
1.054.283
769.744
915.610
972.547
1.042.862
1.080.330
Naik 19 %
Naik 5,85 %
Naik 7,2 %
Naik 3,5 %
Sumber : Dinas Pariwisata kota Surakarta.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah
wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta terus mengalami peningkatan.
Hal ini seharusnya diimbangi dengan jumlah leaflet yang dicetak agar
seimbang dengan wisatawan yang berkunjung. Tetapi karena keterbatasan
dana dari pemkot Surakarta penambahan jumlah leaflet belum dapat
dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78��
C. Data jumlah pengunjung Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya kota
Surakarta.
Dinas Pariwisata Surakarta tetap terus berupaya agar dapat menarik
minat wisatawan supaya berkunjung ke kota Surakarta. Dinas pariwisata kota
Surakarta memasarkan wisata budaya Surakarta salah satunya melalui sistem
informasi pariwisata guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari
tahun ke tahun.
Setiap tahunnya jumlah kunjungan wisatawan ke kota Surakarta terus
mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dari data jumlah kunjungan
wisatawan ke Surakarta melalui obyek daya tarik wisata (ODTW) selama 5
tahun terakhir.
Tabel 3.2
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek dan Daya Tarik Wisata Kota
Surakarta 5 Tahun Terakhir.
Tahun Wisatawan Mancanegara (WISMAN)
Wisatawan Nusantara (WISNUS)
JUMLAH WISMAN &
WISNUS
Prosentase Progress
2005
2006
2007
2008
2009
9.649
10.626
11.922
13.859
26.047
760.095
904.984
960.652
1.029.003
1.054.283
769.744
915.610
972.547
1.042.862
1.080.330
Naik 19 %
Naik 5,85 %
Naik 7,2 %
Naik 3,5 %
Sumber : Dinas Pariwisata kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79��
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah
wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta terus mengalami peningkatan.
Ini dapat dilihat dari data kunjungan wisatawan selama 5 tahun terakhir. Dari
peningkatan jumlah wisatawan yang datang setiap tahunnya menunjukan
bahwa sistem informasi pariwisata budaya Dinas Pariwisata Surakarta
berperan besar dalam menarik wisatawan untuk mengunjungi wisata budaya
kota Surakarta.
Banyaknya event-event wisata yang diadakan oleh Dinas Pariwisata
setiap tahun juga berdampak meningkatnya jumlah wisatawan ke Surakarta
terutama wisatawan mancanegara. Dinas pariwisata Surakarta bisa dikatakan
sukses menarik minat wisatawan mancanegara agar mengunjungi obyek-
obyek wisata budaya yang ada di kota Surakarta.
Berikut ini adalah data jumlah wisatawan nusantara dan mancanegara
pada obyek dan daya tarik wisata kota Surakarta pada tahun 2009 :
Tabel 3.3
Data Jumlah Wisatawan Nusantara dan Mancanegara pada Obyek dan Daya
Tarik Wisata kota Surakarta pada tahun 2009
Nomor Obyek & Daya Tarik Wisata
Wisatawan Nusantara (WISNUS)
Wisatawan Mancanegara (WISMAN)
TOTAL JUMLAH
1
2
3
4
Kraton Surakarta
Pura Mangkunegaran
THR Sriwedari
M. Radya Pustaka
123.867
36.104
403.107
9.191
5.205
15.791
76
1.360
129.072
51.895
403.183
10.551
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80��
5 Museum Batik 30.238 801 31.039
JUMLAH 602.507 23.233 625.740
Sumber : Dinas Pariwisata kota Surakarta.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa obyek wisata budaya di kota
Surakarta yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dan
wisatawan nusantara adalah THR Sriwedari, sedangkan Kraton Surakarta
menduduki terbanyak kedua obyek wisata yang paling banyak dikunjungi
wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Museum Batik adalah
obyek wisata budaya yang paling sedikit dikunjungi wisatawan.
Obyek wisata budaya di kota Surakarta yang paling banyak dikunjungi
wisatawan mancanegara selama tahun 2009 adalah Pura Mangkunegaran,
sedangkan obyek wisata budaya yang paling banyak dikunjungi wisatawan
nusantara selama tahun 2009 adalah THR Sriwedari. Wisatawan
mancanegara paling sedikit mengunjungi THR Sriwedari yaitu hanya 76
orang dalam setahun pada tahun 2009, Obyek wisata yang paling sedikit
mendapat kunjungan wisatawan nusantara adalah Museum Radya Pustaka
yaitu sebanyak 9.191 orang dalam tahun 2009.
Menurut tabel diatas wisatawan mancanegara datang ke Surakarta lebih
banyak untuk mengunjungi Pura Mangkunegaran daripada Kraton Surakarta,
sedangkan wisatawan nusantara lebih tertarik mengunjungi Kraton Surakarta
daripada Pura Mangkunegaran. Kedua obyek wisata budaya tersebut lebih
banyak menarik minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung daripada
obyek wisata budaya yang lain yang ada di kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
�
81�
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82��
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83��
Menurut tabel diatas pada bulan agustus kota Surakarta paling banyak
mendapat kunjungan wisatawan asing. Sedangkan wisatawan domestik
paling banyak berkunjung ke Surakarta pada bulan maret. Ini dikarenakan
bersamaan dengan musim liburan anak sekolah. Hal ini berbanding terbalik
dengan jumlah kunjungan wisatawan asing yang berkunjung pada bulan
maret tahun 2009 adalah bulan yang mendapat kunjungan paling sedikit pada
tahun 2009.
Menurut data diatas pada bulan Maret adalah bulan yang mendapat
kunjungan wisatawan asing dan wisatawan domestik selama tahun 2009.
Sedangkan pada bulan Nopember adalah bulan yang mendapat kunjungan
wisatawan asing dan domestik selama 2009.
Ada hal menarik dari data diatas, selama tahun 2009 wisatawan domestik
tidak ada yang mengunjungi TIC (Tourism Information Centre). Hal ini
dikarenakan karena wisatawan domestik mengetahui obyek wisata budaya
dari mulut ke mulut atau dari iklan di media cetak maupun elektronik. TIC
(Tourism Information Centre) pada tahun 2009 hanya dikunjungi oleh
wisatawan asing, karena wisatawan asing banyak mendapat informasi tentang
pariwisata budaya yang ada di kota Surakarta melalui TIC (Tourism
Information Centre) yang ada di kota Surakarta.
Dari tabel-tabel diatas ada perbedaan dalam penyebutan wisatawan baik
itu wisatawan asing dan wisatawan domestik yaitu untuk wisatawan asing
ada yang memakai wisatawan asing dan wasatawan mancanegara, begitu juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84��
dengan wisatawan domestik yaitu wisatawan domestik dan wisatawan
nusantara. Untuk itu diharapkan dinas pariwisata memakai salah satu
penyebutan saja, agar tidak membingungkan pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
�
�
85
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada
bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem Informasi
Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata Surakarta sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan wisatawan akan informasi pariwisata budaya di kota
Surakarta dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Pariwisata Budaya di
Dinas Pariwisata Surakarta memiliki output yaitu : 1. Pamflet/brosur. 2.
Leaflet. 3. Baliho. 4. Media Cetak dan Elektronik. 5. TIC..
1. Bentuk output sistem informasi pariwisata budaya Dinas Pariwisata
Surakarta.
a) Pamflet / Brosur.
Brosur, pamflet, atau buklet adalah terbitan tidak berkala yang
dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait
dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit.
Brosur atau pamflet memuat informasi atau penjelasan tentang
suatu produk, layanan, fasilitas umum, profil perusahaan, sekolah, atau
dimaksudkan sebagai sarana beriklan. Informasi dalam brosur ditulis
dalam bahasa yang ringkas, dan dimaksudkan mudah dipahami dalam
waktu singkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86 �
b) Leaflet.
Leaflet atau lembaran selebaran dipergunakan untuk member
informasi tambahan yang sifatnya segera dan masih hangat (up to date)
kepada masyarakat dan wisatawan yang berada dimana saja. Leaflet
yang dibuat oleh Dinas Pariwisata memuat informasi tentang obyek-
obyek wisata dan atraksi-atraksi wisata di kota Surakarta yang dapat
dikunjungi oleh para wisatawan.
c) Baliho.
Penerbitan baliho ini melekat pada suatu event seni dan budaya di
Surakarta. Baliho ini hanya dicetak bila akan diadakan sebuah event
seni dan budaya di Kota Surakarta. Dalam penerbitan baliho ini, Dinas
Pariwisata bekerja sama dengan Depkominfo Surakarta dan Pemkot
Surakarta. Karena Depkominfo Surakarta adalah yang mengelola
tempat pemasangan baliho milik Pemkot Surakarta. Dinas Pariwisata
disini hanya berperan sebagai penyelenggara event dan untuk
pembuatan dan pemasangan baliho dilakukan oleh Depkominfo
Surakarta.
d) Media Cetak dan Elektronik.
Selain menggunakan leaflet, folder, promotion kits dan baliho,
Dinas Pariwisata juga menggunakan media cetak dan elektronik untuk
mengadakan promosi pariwisata, yaitu melalui iklan di koran, siaran
radio, maupun siaran televisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87 �
Radio Republik Indonesia (RRI) programa satu Surakarta dan
radio-radio swasta di Kota Surakarta memberikan kesempatan kepada
Dinas Pariwisata untuk menyiarkan kegiatan kepariwisataan setiap
sebulan sekali.
Untuk siaran televisi, Dinas Pariwisata hanya sebagai pemberi ijin
siaran dan menunjukan obyek wisata mana saja yang bagus untuk
siaran televisi. Sekarang ini sedang marak acara-acara di televisi
swasta yang melakukan pembuatan sinetron yang mengambil lokasi
syuting yang berlatar belakang obyek wisata budaya di Kota Surakarta.
Hal ini sangat membantu sekali bagi Dinas Pariwisata untuk
memperkenalkan obyek wisata di Kota Surakarta kepada seluruh
pemirsa televisi di Indonesia bahkan di luar negeri.
e) Internet.
Dengan adanya internet maka cara ini merupakan media
komunikasi yang efektif dan efisien dalam memperoleh dan
mempublikasikan informasi. Melalui internet, atraksi pariwisata di
kota Surakarta dapat dilihat di layar monitor. Karena Dinas Pariwisata
sejak tahun 1998 telah membuat situs internet yang menyajikan atraksi
pariwisata di kota Surakarta.
Alamat website Dinas Pariwisata ini nantinya akan memuat
informasi lebih lengkap dan detail sehingga para pengunjung alamat
website tersebut dapat memperoleh informasi yang jelas. Semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88 �
informasi pariwisata budaya kota Surakarta dapat diakses melalui situs
www.surakarta.go.id dan www.wisatasolo.com
f) TIC (Tourism Information Centre).
Di kota Surakarta terdapat 3 counter TIC (Tourism Information
Centre) yang masing-masing terletak di Bandara Adi Soemarmo Solo,
Stasiun Balapan, dan di kantor Dinas Pariwisata Surakarta di Jalan
Slamet Riyadi Surakarta.
� TIC di Bandara Adi Soemarmo.
TIC di Bandara Adi Soemarmo ini merupakan hasil kerjasama
Dinas Pariwisata kota Surakarta dengan Dinas Seni Budaya dan
Pariwisata propinsi Jawa Tengah dan pihak Bandara Adi
Soemarmo. Pihak bandara Adi Soemarmo hanya menyediakan
tempat untuk counter TIC, sedangkan masalah kelengkapan TIC
seperti perlengkapan ruangan, listrik dan lain-lain disediakan oleh
Dinas Seni Budaya dan Pariwisata propinsi Jawa Tengah.
� TIC di Stasiun Balapan.
TIC Stasiun Balapan ini murni dibiayai dan dikelola oleh
Dinas Pariwisata kota Surakarta bekerja sama dengan pihak
Stasiun Balapan. Pihak Stasiun Balapan disini hanya menyediakan
ruangan saja dan untuk kelengkapan dan fasilitas menjadi
tanggungan pihak Dinas Pariwisata kota Surakarta.
� TIC di Jalan Slamet Riyadi Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89 �
TIC ini berada satu gedung dengan Dinas Pariwisata kota
Surakarta. TIC ini dikelola langsung oleh Dinas Pariwisata sendiri,
tetapi pegawai yang bertugas di TIC, Dinas Pariwisata tetap
memakai pegawai dari HPI (Himpunan Pemandu Indonesia)
Surakarta bukan dari pegawai Dinas Pariwisata sendiri.
2. Respon masyarakat terhadap Sistem Informasi Pariwisata Budaya
kota Surakarta.
Dinas Pariwisata telah menyediakan sarana promosi berupa : Pamflet,
Leaflet, Baliho, Media Cetak dan Elektronik, Buku Panduan Wisata, dan
Tourism Information Centre (TIC). Sarana promosi tersebut merupakan
sarana penunjang untuk meningkatkan dan menarik minat wisatawan
berkunjung ke kota Surakarta.
Berdasarkan tanggapan para wisatawan, sistem informasi
pariwisata kota Surakarta sudah cukup bagus dalam memberikan
informasi, tetapi masih perlu perbaikan dalam penyajian dan kelengkapan
informasi sehingga bisa memberikan informasi yang lengkap dan jelas
kepada wisatawan.
Manfaat dari sistem informasi pariwisata budaya Dinas Pariwisata
kota Surakarta adalah memberikan informasi yang dibutuhkan para
wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta tentang pariwisata kota
Surakarta dan menyediakan data base yang lengkap dan akurat dibidang
pariwisata dan kebudayaan yang berbasis teknologi informasi. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90 �
adanya sistem informasi pariwisata budaya diharapkan para wisatawan
bisa mendapatkan informasi tentang pariwisata budaya yang selengkap-
lengkapnya.
Dari banyaknya jumlah leaflet yang diterbitkan setiap tahunnya dirasakan
kurang bila dibandingkan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kota
Surakarta yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Walikota Surakarta menginginkan leaflet, brosur dan lain-lain dicetak
sebanyak 15juta lembar. Karena keterbatasan dana dari Pemkot maka Dinas
Pariwisata sampai tahun 2009 ini hanya bisa mencetak sebanyak 15ribu
lembar saja dalam setahun. Dan penerbitan leaflet ini dilakukan tiga kali
dalam setahun, setiap 4bulan sekali masing – masing 3ribu lembar dan pada
4bulan terakhir leaflet dicetak lebih banyak dari bulan-bulan sebelumya. Ini
untuk mengantisipasi kehabisan leaflet karena keterbatasan pencetakan.
Obyek wisata budaya di kota Surakarta yang paling banyak dikunjungi
wisatawan mancanegara selama tahun 2009 adalah Pura Mangkunegaran,
sedangkan obyek wisata budaya yang paling banyak dikunjungi wisatawan
nusantara selama tahun 2009 adalah THR Sriwedari.
Menurut data dari Dinas Pariwisata kota Surakarta wisatawan
mancanegara datang ke Surakarta lebih banyak untuk mengunjungi Keraton
Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Wisatawan Mancanegara datang ke
Surakarta lebih banyak untuk mengunjungi Pura Mangkunegaran daripada
Kraton Surakarta, sedangkan wisatawan nusantara lebih tertarik mengunjungi
Kraton Surakarta daripada Pura Mangkunegaran. Kedua obyek wisata budaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91 �
tersebut lebih banyak menarik minat wisatawan mancanegara untuk
berkunjung daripada obyek wisata budaya yang lain yang ada di kota
Surakarta.
B. SARAN.
Dinas pariwisata kota Surakarta adalah instansi yang bertanggung jawab
terhadap system informasi pariwisata budaya kota Surakarta. Dengan sistem
informasi pariwisata tersebut diharapkan dinas pariwisata mampu menarik
minat wisatawan agar mengunjungi obyek wisata yang ada di kota Surakarta.
Selain itu dengan sistem informasi pariwisata dinas pariwisata dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan para wisatawan yang berkunjung ke
kota Surakarta tentang pariwisata kota Surakarta dan menyediakan data base
yang lengkap dan akurat dibidang pariwisata dan kebudayaan yang berbasis
teknologi informasi. Dengan adanya sistem informasi pariwisata budaya
diharapkan para wisatawan bisa mendapatkan informasi tentang pariwisata
budaya yang selengkap-lengkapnya.
Menurut penulis langkah-langkah untuk menarik minat wisatawan agar
berkunjung ke Surakarta adalah :
1. Dinas Pariwisata kota Surakarta harus lebih mengoptimalkan sistem
informasi pariwisata terutama dalam memasarkan obyek wisata kota
Surakarta. Karena kota Surakarta identik dengan wisata budayanya
dengan adanya Kraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Dinas
pariwisata diharapkan melalui system informasi pariwisata kota
Surakarta mampu menarik wisatawan agar berkunjung ke Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92 �
2. Output sistem informasi pariwisata misalnya leaflet, pamflet dan
sebagainya harus diperbanyak lagi jumlah pencetakannya agar sesuai
dengan jumlah wisatawan yang berkunjung setiap tahunnya. Karena
jumlah leaflet yang diterbitkan dirasakan kurang sekali bila
dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang berkunjung setiap
tahunnya. Leaflet juga harus dibuat semenarik mungkin dan juga
memuat informasi lebih detail agar wisatawan mudah memahami.
3. Dinas Pariwisata harusnya lebih giat melakukan promosi wisata
melalui media cetak dan elektronik. Promosi pariwisata tidak hanya
dilakukakan bila diadakan event-event kebudayaan saja. Dinas
Pariwisata juga harus lebih gencar melakukan promosi melalui
website/internet agar lebih banyak menarik minat wisatawan
mancanegara berkunjung ke kota Surakarta.
4. Dinas pariwisata harusnya mempunyai counter-counter khusus untuk
penyebaran leaflet di luar kota Surakarta. Khususnya diluar negeri,
karena selama ini penyebaran leaflet untuk diluar negeri hanya
dititipkan pada pejabat pemerintahan kota Surakarta yang melakukan
kunjungan kerja ke luar negeri.
5. Dinas Pariwisata diharapkan memakai satu sebutan saja untuk
penyebutan wisatawan asing dan wisatawan domestik dalam data-data
jumlah kunjungan wisatawan, hal ini untuk tidak membingungkan para
pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93 �
6. Dinas Pariwisata kota Surakarta harus lebih giat mempromosikan
Kraton Kasunanan kepada wisatawan asing. Hal ini dikarenakan
wisatawan asing lebih tertarik mengunjungi Pura Mangkunegaran
daripada Keraton Kasunanan.