SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI...

161
DESI HARNETI PUTRI HUSPA SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI GENUS AGLAIA UNPAD PRESS

Transcript of SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI...

Page 1: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

DESI HARNETI PUTRI HUSPA

SENYAWA ANTIKANKER

DAN INSEKTISIDA

DARI GENUS AGLAIA

UNPAD PRESS

Page 2: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

-i-

SENYAWA ANTIKANKER

DAN INSEKTISIDA

DARI GENUS AGLAIA

Page 3: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

-ii-

Page 4: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

-iii-

DESI HARNETI PUTRI HUSPA

SENYAWA ANTIKANKER

DAN INSEKTISIDA

DARI GENUS AGLAIA

UNPAD PRESS

Page 5: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

-iv-

TIM PENGARAH

Ganjar Kurnia

Mahfud Arifin, Engkus Kuswarno

Memed Sueb

TIM EDITOR

Wilson Nadeak (Koordinator), Tuhpawana P. Sendjaja

Fatimah Djajasudarma, Benito A. Kurnani

Denie Heriyadi, Wahya, Cece Sobarna

Dian Indira

Judul : Senyawa Antikanker dan Insektisida

dari Genus Aglaia

Penulis : Desi Harneti Putri Huspa

UNPAD PRESS

Copyright © 2009

ISBN 978-979-3985-55-8

Page 6: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

-v-

PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur selalu

terpanjatkan hanya untuk Allah SWT sehingga penyusun

dapat menyelesaikan draft buku ini.

Buku ini berjudul “Senyawa Antikanker dan

Insektisida dari Genus Aglaia” yang diajukan sebagai

salah satu pertanggungjawaban penerima Hibah

Penelitian Mahasiswa Doktor Tahun 2009 (SK Rektor

Nomor 1607/H6.1/KEP/HK/2009) di Program Doktor

Pascasarjana FMIPA Universitas Padjadjaran.

Pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan

terima kasih kepada:

Prof. Dr. Roekmiati Tjokronegoro, Ir.,

Prof. Dr. Anas Subarnas, M.Sc.

dan

Dr. Unang Suptaman

selaku Tim Promotor, yang telah meluangkan waktu,

tenaga dan pikirannya untuk membimbing penyusun

dalam penyusunan buku ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa

penyusunan buku ini jauh dari kata sempurna karena

keterbatasan ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang

penyusun miliki. Masukan dan kritik yang membangun

sangat penyusun harapkan demi kemajuan penyusun

khususnya dan kita semua pada umumnya.

Akhir kata, semoga penyusunan karya tulis ini

dapat bermanfaat bagi kita semua dan selanjutnya dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, Desember 2009

Penyusun

Page 7: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

-vi-

Page 8: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

-vii-

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I SEL KANKER MERUSAK ALAT

TUBUH

1

BAB II TINJAUAN UMUM 5

Kanker dan Sel Tumor 5

Tinjauan Tumbuhan Meliaceae dan

Aglaia

24

Kandungan Kimia pada Tumbuhan

Aglaia

32

Senyawa Aktif Sitotoksik dari

Tumbuhan Aglaia

40

BAB III

SENYAWA ANTIKANKER

TURUNAN

1H-SIKLOPENTA[b]BENZOFURAN

DARI TANAMAN Aglaia elliptica

47

Aglaia elliptica 47

Mekanisme sitotoksik pada tanaman

Aglaia elliptica

50

BAB IV AKTIVITAS ANTIKANKER

SENYAWA ODORIN DAN

ODORINOL DARI TUMBUHAN

AGLAIA ODORATA

59

Aglaia odorata 59

Taksonomi Aglaia odorata 60

Page 9: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

-viii-

Halaman

Kandungan kimia tumbuhan Aglaia

odorata

61

Bahan-bahan dan metode penelitian 64

BAB V SENYAWA SITOTOKSIK DARI

KULIT BATANG Aglaia crassinervia

77

Aglaia crassinervia 77

Taksonomi Aglaia crassinervia 78

Eksperimen 79

Kandungan kimia tumbuhan Aglaia

crassinervia

81

Evaluasi Aktivitas Biologis 97

BAB VI AKTIVITAS INSEKTISIDA

SENYAWA FLAVAGLIN DARI

KULIT BATANG AGLAIA EDULIS

TERHADAP LARVA SPODOPTERA

LITTORALIS

103

Aglaia edulis 103

Spodoptera littoralis 107

Bahan dan Metode 112

Hasil dan Pembahasan 114

DAFTAR PUSTAKA 131

INDEKS 141

Page 10: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

-ix-

GLOSARI

Alkaloid : Senyawa dalam arti luas bersifat basa,

mengandung unsur nitrogen heterosiklik,

berstruktur molekul komplek, mempunyai

aktifitas farmakologi.

Antikanker : Zat yang dapat menghambat atau membunuh

sel kanker

DNA : Deoxyribonucleic acid. Asam nukleat yang

terdapat dalam inti sel, yaitu di dalam

kromosom.

Glukosa : Suatu jenis monosakarida golongan heksosa

dengan satu gugus aldehid. Perbedaan

galaktosa dengan glukosa ada pada letak

gugus –OH di atom C no. 4.

IC50 : Inhibition Consentration 50%. Konsentrasi

yang dapat menghambat pertumbuhan sel

sebanyak 50%.

Kanker : atau karsinoma adalah pembentukan

jaringan baru yang abnormal dan bersifat

ganas (maligne).

Lemak : Ester dari gliserol dan asam-asam lemak

Leukemia : Kanker darah

Mutasi : Kesalahan dalam replikasi, sehingga

mengakibatkan kerusakan DNA secara

permanen.

ppm : Part per million, bagian per juta

Page 11: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

-x-

Proliferasi Suatu kelompok sel yang tiba – tiba menjadi

liar dan memperbanyak diri secara pesat dan

terus menerus.

RNA : Ribonucleic acid. Asam nukleat yang

terdapat di luar inti sel, yaitu di dalam

sitoplasma.

Sel kanker : adalah kumpulan sel yang secara genetik

menghancurkan sel inang dan berkembang

menjadi sel yang tidak normal.

Sitotoksik : Racun sel

Steroid : Senyawa lipid yang bukan golongan ester

dengan struktur dasar yang terdiri dari 17

atom karbon yang berbentuk 4 cincin.

Triterpen : Terpena dengan jumlah atom kurang lebih

30. Terdiri dari gabungan ekor-kepala unit

isoprena. Secara biosintesis diturunkan dari

hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Toksisitas : Daya racun

Page 12: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

-xi-

Page 13: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

(1)

BAB I

SEL KANKER MERUSAK ALAT TUBUH

MENURUT Organisasi Kesehatan Dunia, WHO,

setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah

6,25 juta orang. Dalam 10 tahun mendatang diperkirakan

9 juta orang akan meninggal setiap tahun akibat kanker.

Dua pertiga dari penderita kanker di dunia akan berada di

negara-negara yang sedang berkembang.

Sel kanker adalah kumpulan sel yang secara genetik

menghancurkan sel inang dan berkembang menjadi sel

yang tidak normal. Penyebab terjadinya sel kanker

karena beberapa sel tidak dapat merespons mekanisme

regulasi kerja sel. Konsekuensinya sel tersebut akan terus

berkembang karena akan mengambil nutrien dari sel

normal (McKee and McKee, 1999). Sel kanker dapat membuat anak sebar (metastasis)

ke bagian alat tubuh lain yang jauh dari tempat asalnya

melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening dan

tumbuh kanker baru di tempat lain. Penyusupan sel

kanker ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat

merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut

menjadi terganggu. Kanker dapat menimpa semua orang

pada semua bagian tubuh dan pada semua golongan

Page 14: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

2 Desi Harneti P.H.

umur. Kanker dapat timbul pada pria, wanita maupun

anak-anak. Walaupun kanker dapat timbul pada anak-

anak, tetapi lebih sering timbul pada orang dewasa,

terutama pada orang yang berusia 40 tahun ke atas. Ini

disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dan proses

menua atau kemunduran pertumbuhan sel.

Akhir-akhir ini kemoterapi menjadi salah satu

terobosan dalam pengendalian kanker. Meskipun

penemuan dan pemakaian kemoterapi menunjang hasil

yang bagus, tetapi toksisitas dan efek sampingnya sangat

besar (Siswandono, 1993). Bahan-bahan alam

mempunyai prospek sebagai penghambat pertumbuhan

sel kanker. Distribusi aktivitas antikanker sangat luas

dalam tumbuh-tumbuhan. Pendekatan yang sering

dilakukan dalam mencari zat kandungan yang berkhasiat

sebagai antikanker dari tanaman ialah dengan

kemotaksonomi tanaman, yakni tanaman yang termasuk

dalam takson tertentu dan mempunyai kemiripan tanda-

tanda anatomi, histologi, morfologi dan kemiripan dalam

zat kandungannya. Farnsworth melaporkan bahwa 400

spesies tanaman dalam genus 97 famili mempunyai

aktivitas sebagai penghambat tumor (Farnsworth, 196).

Berbagai zat kandungan yang berkhasiat sebagai

antikanker dan beberapa tanaman telah berhasil diisolasi

oleh Mc Laughlin et al, di mana pencarian senyawa

bioaktif tersebut dilakukan setelah dalam praskrining

aktivitas terhadap ekstrak tanaman menunjukkan hasil

positif atau aktif.

Indonesia adalah negara kedua di dunia yang

memiliki keanekaragaman hayati terbanyak termasuk

tumbuhan Meliaceae yang hanya tumbuh di daerah

Page 15: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Sel Kanker Merusak Alat Tubuh 3

tropis. Aglaia adalah genus terbesar dari keluarga

Meliaceae, yang terdiri dari kurang lebih 130 spesies

yang tersebar terutama di daerah Indo-Malaysian, Cina

Selatan dan Kepulauan Pasifik. Aglaia adalah salah satu

genus dari keluarga Meliaceae yang sangat potensil

sebagai sumber senyawa antikanker turunan rokaglat,

bisamida dan triterpenoid. Senyawa rokaglaol dan

aglaiaglabretol B yang diisolasi dari Aglaia crassinervia

teruji bersifat antikanker (Su, 2006). Lima senyawa

turunan lignan benzofuran yang berhasil diisolasi dari A.

elliptica terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel

kanker manusia (Lee, 1998). Janprasert et al. (1993)

berhasil mengidentifikasi senyawa aktif yang bersifat

antikanker dari ranting A. odorata sebagai rokaglamida.

Sampai tahun 2001, para ilmuwan telah berhasil

mengisolasi sebanyak 52 senyawa turunan rokaglamida.

Aktivitas ekstrak bagian tanaman Aglaia selain dapat

bersifat sebagai insektisidal dapat juga bersifat sebagai

antimakan dan antikanker (Proksch et al.,2001).

Aglafolin (metil rokaglat) yang diisolasi dari A.

elliptifolia Merr. dapat menghambat pertumbuhan sel

kanker (Ko et al.,1992). Aglaiastatin dan rokaglaol,

menunjukkan dapat mengurangi jumlah sel kanker

dengan cara menghambat sintesis proteinnya. Perusahaan

obat Australia Cerylid Biosciences menyatakan bahwa

senyawa yang terdapat pada tanaman A.lepthantha dapat

membunuh 20 jenis sel kanker termasuk sel kanker yang

menyebabkan kanker otak, payudara dan melanoma .

Kandungan senyawa yang sama juga terdapat pada A.

silvestris (Ohse et al.,1996).

Sampai akhir tahun 2006, lebih 30 spesies Aglaia

telah dilaporkan kandungan kimianya. Kandungan utama

Page 16: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

4 Desi Harneti P.H.

metabolit sekunder dari genus ini adalah

benzo[b]oxepines, bisamid, siklopenta[b]benzofuran,

siklopenta[b]benzopiran, lignan, steroid pregnan.

Senyawa-senyawa turunan siklopenta[b]benzofuran

(turunan rokaglat) telah dilaporkan secara signifikan

dapat menghambat sel kanker manusia (Su, 2006; Lee ,

1998).

Page 17: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

(5)

BAB II

TINJAUAN UMUM

Kanker dan Sel Tumor

KANKER atau karsinoma adalah pembentukan

jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas

(maligne). Suatu kelompok sel yang tiba – tiba menjadi

liar dan memperbanyak diri secara pesat dan terus

menerus (proliferasi). Kanker terbentuk karena adanya

mutasi pada biosintesis sel, yaitu kekeliruan urutan DNA

karena terpotong, tersubstitusi atau ada pengaturan

kembali, adanya adisi dan integrasi bahan genetik virus

ke dalam gen serta adanya perubahan ekspresi genetik.

Sel–sel kanker ini dapat menginfiltrasi jaringan

sekitarnya dan memusnahkannya. Kanker primer sering

kali menyebarkan sel–selnya melalui saluran darah dan

limfe ke tempat lain di tubuh (metastase), untuk

selanjutnya berkembang menjadi kanker sekunder.

Gejala – gejala umum utama adalah nyeri yang sangat

hebat, penurunan berat badan secara tiba- tiba, kepenatan

total (cachexia), dan berkeringat di malam hari (Tjay &

Rahardja, 2002).

Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk

Page 18: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

6 Desi Harneti P.H.

massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa

"ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak bersifat

kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang

jaringan lainnya ataupun bermetastasis (Anonim, 2007).

Tumor dibagi dalam dua golongan, yaitu tumor

jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum

untuk semua jenis tumor ganas. Sel tumor pada tumor

jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada

umumnya tidak cepat membesar. Sel kanker mendesak

jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga

terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan

jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena

bersimpai, maka pada umumnya tumor jinak mudah

dikeluarkan dengan cara operasi.

Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh

cepat, sehingga tumor ganas pada umumnya cepat

menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke

jaringan sehat sekitarnya, sehingga dapat digambarkan

seperti kepiting dengan kaki-kakinya mencengkeram alat

tubuh yang terkena. Di samping itu sel kanker dapat

membuat anak sebar (metastasis) ke bagian alat tubuh

lain yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh

darah dan pembuluh getah bening dan kanker baru

tumbuh di tempat lain. Penyusupan sel kanker ke

jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat merusak alat

tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut menjadi

terganggu.

Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai

dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan

kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

biologis lainnya,baik dengan tempat yang jauh (meta -

Page 19: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 7

tesis). Pertumbuhan tempat yang jauh (metatesis).

Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan

kerusakan DNA, adanya kerusakan DNA akan

menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol

pembelahan sel.

Gambar 2.1 Perkembangan sel tumor

menjadi sel kanker (Siswandono dan

Soekardjo, 1995).

Beberapa buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk

mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi

tersebut dapat diakibatkan oleh zat kimia maupun fisik

yang disebut karsinogen.

Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda,

bergantung pada lokasinya dan karakter dari keganasan

dan apakah ada metatesis. Sebuah diagnosis yang

menentukan biasanya membutuhkan pemeriksaan

mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi.

Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan

operasi,kemoterapi dan radiasi. Bila tak terawat,

kebanyakan kanker menyebabkan kematian. Kanker

adalah salah satu penyebab utama kematian di negara

berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan

Page 20: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

8 Desi Harneti P.H.

disembuhkan. Kanker dikenali karena tanda atau gejala

tampak melalui “screening”. Kanker secara genetik

menghancurkan pertumbuhan sel otonom. Beberapa sel

tidak mampu merespons terhadap regulasi normal yang

menjaga koordinasi antarsel dalam organisme

multiselular.

Gambar 2.2 Proses terjadinya kanker (Siswandono

dan Soekardjo, 1995).

Page 21: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 9

Konsekuensinya, sel abnormal tersebut akan mengambil

nutrien dari sel tetangga dan akhirnya berkumpul di

sekitar jaringan yang sehat. Karena sel tersebut sudah

rusak maka sel yang abnormal akan membentuk benign

atau malignant (Siswandono dan Soekardjo, 1995).

Kanker benign tumbuh secara pelahan dan terbatas

hanya di lokasi tertentu, tidak diikuti pertumbuhan

kanker dan jarang sekali menyebabkan kematian.

Sedangkan kanker malignant biasanya fatal karena akan

mengalami metastasis (sel kanker bermigrasi melalui

aliran darah atau jaringan limfa menuju lokasi yang jauh

dalam tubuh). Ketika tumor malignant muncul, mereka

mengganggu sel normal dan dapat menyebabkan

penderita meninggal (McKee and McKee, 1999).

Dalam darah dapat dibedakan antara orang yang

terkena kanker dan yang normal. Perbedaan tersebut

dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Sel darah orang terkena

kanker

Sel darah orang normal

Gambar 2.3 Perbedaan sel darah terkena kanker dan

normal (Anonim, 2007).

Page 22: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

10 Desi Harneti P.H.

Klasifikasi dari Kanker

Kanker diklasifikasikan berdasarkan pengaruh

jaringan. Jenis tumor kanker yang paling banyak adalah

karsinoma (tumor yang berasal dari sel jaringan epitel

seperti kulit, berbagai kelenjar, dan organ-organ lainnya).

Pada leukemia, leukosit pada sumsum tulang belakang

diproduksi secara berlebihan. Sama halnya dengan

produksi limfosit berlebih pada limfa dan pertumbuhan

tidak terkontrol pada limfoma. Tumor yang muncul pada

jaringan konektif disebut sarkoma. Meskipun memiliki

perbedaan jaringan yang diinfeksi, mereka memiliki

karakteristik umum yang sama sebagai berikut:

1. Sifat jaringan sel

Ketika tumbuh dalam jaringan, banyak sel

kekurangan kontak inhibisi sehingga sel tersebut

tumbuh dalam densitas tinggi dalam massa yang tidak

teratur (sel normal hanya tumbuh satu lapis dalam

sel). Berbeda dengan sel normal, sel kanker tumbuh

dan berkumpul serta cenderung tidak bergantung pada

faktor tumbuh dan sel tidak membutuhkan pengikatan

pada permukaan padat. Sel normal hanya mengalami

penggabungan sel dalam jumlah terbatas sedangkan

sel kanker tumbuh tidak terbatas.

2. Asal

Beberapa tumor berasal dari satu sel yang rusak. Sel

dapat dikatakan sebagai klon yang diturunkan dari sel

yang telah mengalami perubahan secara turun temurun.

Perusakan genetik meliputi mutasi delesi, insersi dan

penataan ulang kromosom. Beberapa perubahan dalam

Page 23: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 11

kehilangan atau perubahan fungsi molekul terlibat dalam

pertumbuhan atau perkembangan sel. Tumor tumbuh

dalam waktu yang lama dan melibatkan berbagai tipe

kerusakan genetik (McKee and McKee, 1999).

Proses transformasi sel normal menjadi sel

malignant melalui tiga tahap, yaitu inisiasi, promosi dan

progresi. Selama proses inisiasi pada karsinogenesis,

perubahan permanen dalam genom sel menghasilkan

pertumbuhan yang melewati tetangganya. Banyak proses

inisiasi suatu mutasi memengaruhi protooncogenes atau

gen pencegah tumor. Kode protooncogenes untuk

berbagai faktor pertumbuhan, reseptor faktor

pertumbuhan, enzim atau faktor transkripsi yang

mempromosikan pertumbuhan sel dan penggabungan sel.

Versi termutasi dari protooncogenes yang

mempromosikan pertumbuhan sel abnormal disebut

oncogenes. Karena gen penyupresi tumor mencegah

karsinogenesis, maka apabila gen tersebut hilang akan

memfasilitasi pertumbuhan sel tumor. Contoh gen

penyupresi tumor adalah Rb dan p53. fungsi gen

penyupresi tumor tidak diketahui secara pasti tetapi dapat

dilihat bahwa p53 mengkode protein 21 kD yang

menghambat enzim Cdk pada mekanisme perbaikan

DNA. Kerusakan protooncogenes dan gen penyupresi

tumor disebabkan oleh:

1. Zat Kimia

Kanker yang disebabkan oleh bahan kimia

disebut mutagenik, yang mengubah struktur DNA.

Beberapa karsinogen yang mengandung nitrogen

adalah elektrofil yang berkeaktifan tinggi dan

menyerang gugus kaya elektron di DNA. Karsinogen

Page 24: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

12 Desi Harneti P.H.

yang lain seperti benzo[a]pirena adalah prokarsinogen

yang diubah menjadi karsinogen aktif dengan lebih

dari satu reaksi yang dikatalisis enzim.

2. Radiasi

Beberapa radiasi bersifat karsinogen yang

menyebabkan pemutusan rantai DNA, pembentukan

dimer pirimidin dan penghilangan basa purin dan

pirimidin.

3. Virus

Virus berperan dalam proses transformasi

melalui beberapa cara. Beberapa membawa oncogenes

ke sel inang. Virus dapat memengaruhi ekspresi

protooncogenes selular melalui insersi mutagenesis,

proses acak dimana genom insersi virus meng-

inaktivasi sisi regulator atau mengubah deret

pengkode protooncogenes (McKee and McKee,

1999).

4. Penyinaran yang berlebihan

Sinar ultra violet yang berasal dari matahari

dapat menimbulkan kanker kulit. Sinar radioaktif dan

sinar X yang berlebihan dapat menimbulkan kanker

kulit dan leukimia.

5. Hormon

Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar

tubuh yang fungsinya adalah mengatur kegiatan alat-

alat tubuh dan selaput tertentu. Pada beberapa

penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu

Page 25: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 13

secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan

terjadinya beberapa jenis kanker seperti payudara,

rahim, indung telur dan prostat (kelenjar kelamin

pria).

6. Rangsangan fisik berulang

Gesekan atau benturan pada salah satu bagian

tubuh yang berulang dalam waktu yang lama

merupakan rangsangan yang dapat mengakibatkan

terjadinya kanker pada bagian tubuh tersebut, karena

luka atau cedera pada tempat tersebut tidak sempat

sembuh dengan sempurna.

Obat antikanker

Obat antikanker adalah senyawa kemoterapetik yang

digunakan untuk pengobatan tumor yang membahayakan

kehidupan (kanker). Obat antikanker disebut juga obat

sitotoksik, sitostatik atau senyawa antineoplasma. Tujuan

utama kemoterapi ini adalah merusak secara selektif sel

tumor yang berbahaya tanpa mengganggu sel normal

(Siswandono dan Soekardjo, 1995).

Pengobatan kanker dapat dilakukan dengan cara:

1. Pembedahan, terutama untuk tumor padat terlokali

sasi seperti karsinoma pada payudara dan kolorektal.

2. Radiasi digunakan untuk pengobatan tambahan

sesudah pembedahan dan untuk pengobatan tumor

seperti seminoma testikular dan karsinoma nasofa-

ring.

3. Pemberian kemoterapi untuk pengobatan tumor yang

tidak terlokalisasi seperti leukemia, koriokarsinoma,

multiple mieloma, penyakit Hodgkin, limfoma

Page 26: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

14 Desi Harneti P.H.

Burkitt dan digunakan untuk pengobatan tambahan

seusai pembedahan.

4. Endokrinoterapi merupakan bagian dari kemoterapi

yaitu penggunaan hormon untuk pengobatan tumor

pada organ yang proliferasinya tergantung pada

hormon seperti karsinoma payudara dan prostate.

5. Imunoterapi, masih dalam penelitian dan berperan

penting pada pencegahan mikrometastatis

(Siswandono dan Soekardjo, 1995).

Obat antikanker dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:

1. Senyawa Pengalkilasi

Senyawa pengalkilasi adalah DNA, RNA dan

enzim-enzim tertentu. Senyawa ini digunakan pada

pengobatan kanker pada jaringan limfoid dan sistem

retikuloendotel seperti limfosarkoma dan penyakit

Hodgkin, leukemia limfositik dan mieloma. Efek

sampingnya adalah dapat merusak sumsum tulang,

menyebabkan leukosprenia dan trombositopenia serta

menekan kekebalan.

Cara kerja senyawa ini adalah dengan membentuk

senyawa kationik antara yang tidak stabil yang diikuti

pemecahan cincin membentuk ion karbonium reaktif. Ion

tersebut bereaksi, melalui reaksi alkilasi membentuk

ikatan kovalen dengan gugus-gugus elektron donor

seperti karboksilat, amin, fosfat dan tiol pada asam

amino, asam nukleat dan protein yang dibutuhkan pada

biosintesis sel. Reaksi ini membentuk cross-linking yang

memisahkan rangkaian DNA dan mencegah mitosis.

Akibatnya proses pembentukan sel terganggu dan terjadi

Page 27: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 15

hambatan pertumbuhan sel kanker.

2. Antimetabolit

Senyawa antimetabolit adalah senyawa yang

menghambat jalur metabolik yang penting untuk

kehidupan dan reproduksi sel kanker, melalui

penghambatan folat, purin, pirimidin dan asam amino

serta jalur nukleosida, yang diperlukan untuk sintesis

DNA. Struktur antimetabolit berhubungan erat dengan

struktur metabolit normal dan bersifat antagonis.

Antimetabolit berdasarkan sifat antagonisnya dibagi

menjadi empat kelompok, yaitu:

a. Antagonis pirimidin

Antagonis pirimidin, biasanya berupa praobat, pada

in vivo mengalami anabolisme menjadi senyawa aktif

yang dapat memengaruhi sintesis DNA pada fasa awal

dan menyebabkan kekosongan asam timidilat sehingga

sel mati.

b. Antagonis purin

Pada umumnya antagonis purin merupakan pra-obat

dan aktif setelah mengalami anabolisme menjadi

nukleotida atau turunan difosfat atau trifosfat.

c. Antagonis folat

Antagonis folat bekerja dengan menghambat secara

kompetitif enzim dihidrofolat reduktase, yang

mengatalisis reduksi asam dihidrofolat menjadi asam

tetrahidrofolat. Antagonis folat mengikat enzim tersebut

secara kuat dan menyebabkan hambatan tak terpulihkan

semu, yang didasarkan pada protonasi cincin diamino

pirimidin pada pH fisiologis.

Page 28: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

16 Desi Harneti P.H.

d. Antagonis asam amino

Sel tumor membutuhkan asam amino glutamin dan

asam glutamat untuk proses kehidupannya. Sehingga

untuk menghambat pertumbuhannya, antagonis asam

amino glutamin bekerja dengan menghambat proses

metabolik yang membutuhkan glutamin sebagai kofaktor.

Aktivitas antikanker disebabkan oleh kemampuan

menghambat fosforibosil formilglisinamidin sintetase,

yang mengatalisis formilglisinamida ribonukleotida

menjadi formilglisinamidin ribonukleotida.

3. Antikanker produk alam

Antikanker produk alam adalah senyawa yang

dihasilkan dari produk alam dan berkhasiat sebagai

antikanker. Antikanker produk alam dibagi menjadi 3

kelompok yaitu antibiotika antikanker, antikanker produk

tanaman, dan antikanker produk hewan.

a. Antibiotika antikanker

Pada umumnya antibiotika antikanker sukar

diabsorpsi pada saluran pencernaan sehingga diberikan

melalui parenteral. Contoh antibiotika antikanker adalah

sebagai berikut:

- Daktinomisin, daktinomisin mempunyai gugus

kromofor aktinosin (3-fenoksazon-1,9-dikarbok

silat) yang dapat menginterkalasi, melalui inter-

aksi alih muatan, gugus guanin dari pasangan

guanin-sitosin dobel heliks DNA. Dua cincin

lakton peptida daktinomisin dapat menduduki

celah kecil pada dobel heliks DNA dan

berinteraksi dengan dua gugus amino dari guanin

melalui ikatan hidrogen khas. Kompleks antibio-

Page 29: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 17

tika DNA cukup stabil dan menghambat secara

selektif sintesis DNA- dependent RNA. Pada kadar

tinggi daktinomisin dapat menghambat sintesis

ADN.

O

N

CH3 CH3

NH2

O

C C

L-Thr

O O

D-Val

L-Pro

Sar

L-Me-Val

L-Thr

D-Val

L-Pro

Sar

L-Me-Val

OO

Gambar 2.4 Struktur daktiomisin

(Siswandono dan Soekardjo, 1995).

- Turunan antrasiklin, seperti doksorubisin,

epirubisin, idarubisin dan daunorubisin. Bekerja

sebagai antikanker dengan menghambat proses

replikasi dan transkripsi DNA. Bagian struktur

yang terlibat pada mekanisme kerja tingkat

molekul adalah cincin B dan C, sebagai

interkalator, cincin A dan gugus gula amino.

Antibiotika tersebut mengikat dobel heliks DNA

secara kuat dengan menginterkalasi gugus

kromofor planar (pada cincin B dan C) pada dua

pasang basa. Turunan antrasiklin bekerja secara

tidak khas pada siklus kehidupan sel.

- Pilkamisin, mekanisme kerjanya dengan meng

hambat DNA-dependent RNA nukleotidiltrans-

Page 30: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

18 Desi Harneti P.H.

OCH3 O OH

COCH2-R

OHO

OH

O

O

NH2OH

CH3

ferase sehingga menghambat sintesis DNA dan

RNA. Pilkamisin mengikat secara khas gugus

guanin pada dobel heliks DNA, dan tidak

menginterkalasi pasangan basa DNA. Untuk

mengikat DNA, gugus kromofor antibiotika ini

harus dalam bentuk kompleks dengan logam

divalen (Mg dan Ca).

R : H daunorubisin

R : OH doksorubisin

Gambar 2.5 Struktur turunan antrasiklin

(daunorubisin dan doksorubisin) (Siswandono dan

Soekardjo, 1995).

- Bleomisin (Bleocin), Bleomisin bekerja sebagai

antikanker setelah mengalami aktivasi in vivo,

yaitu untuk membentuk kompleks ion fero,

kemudian melepaskan radikal hidroksil dan

superoksida yang sangat reaktif. Gugus bitiazol

Page 31: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 19

dan bleomisin menginterkalasi sebagian DNA dan

radikal berinteraksi dengan dobel heliks DNA,

memecah ikatan fosfodiester sehingga sel kanker

mengalami kematian.

O

HO

HO

H3C

OO

H3C

HO

O

O

O

H3C

OH OH

O

OH

CH3

OH

OCH3

O

O

CH3

OH

O

O

O

OH CH3

OH

H3C

CH3

OH

Gambar 2.6 Struktur pilkamisin

(Siswandono dan Soekardjo, 1995).

b. Antikanker produk tanaman

Alkaloid vinca seperti vinblastin dan vinkristin,

diisolasi dari tanaman Vinca rosea Linn.

Mekanisme kerjanya sebagai antikanker adalah

dengan mengikat tubuli dan menghambat

pembentukan komponen mikrotubuli pada

kumparan mitosis sehingga metafase berhenti.

Alkalod vinca bekerja secara khas pada fase M.

Vinkristin mempunyai aktivitas lebih besar

dibanding vinblastin karena mempunyai

Page 32: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

20 Desi Harneti P.H.

kemampuan penetrasi ke dalam sel kanker yang

lebih baik.

CONH2

HN

NH2

NH2

NN

CH3 HN

O

O

NH

HO

CH3

O

HO

HN

CH3

N N

S

O

H2N

CH3 O

S

N

C R

O

O

NH

N

O

O

O

OHCH2OH

OH

CH2OH

OH

OH O

CONH2

R

OH

NH(CH2)3-S+(CH3)2

CNH(CH2)4NH NH

NH2

: Asam Bleomisina

: Bleomisin A2

: Bleomisin B2

Gambar 2.7 Struktur bleomisin

(Siswandono dan Soekardjo, 1995).

Gambar 2.8 Struktur vinblastin dan vinkristin

(Siswandono dan Soekardjo, 1995).

Page 33: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 21

- Podophyllotoksin, seperti etopoksida berasal dari

tanaman Phodophyllum peltatum, dapat

menghentikan pertumbuhan sel kanker pada fase

S dan G2.

O

OO

O

O

O

O

O

OCH3

OH

H3CO

OH

H

H3C

HO

Gambar 2.9 Struktur etopoksida

(Siswandono dan Soekardjo, 1995).

- Paklitaksel (Taxol), digunakan untuk pengobatan

karsinoma ovarium yang telah metastasis dan

kanker payudara.

Hubungan struktur-aktivitas paklitaksel dijelaskan

sebagai berikut :

1) Posisi 3 dan 10 dalam bentuk

teresterifikasi. Hidrolisis ester pada C-3

menyebabkan senyawa kehilangan

aktivitas.

2) Modifikasi struktur dapat dilakukan pada

gugus OH pada C-2’ dan C-7, pada

umumnya dilakukan dengan menambah-

kan gugus yang mudah larut dalam air

(hidrofil), untuk meningkatkan kelarutan

Page 34: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

22 Desi Harneti P.H.

senyawa dalam air, karena paklitaksel

mempunyai kelarutan yang sangat rendah.

CONHHC C

H

OH

C

O

O

CH3

CH3

CH3

OOC

O

O

O C

O

CH3

O

CH3

H3C

C

HO

O

OH

2'3'3

10 7

13

Gambar 2.10 Struktur paklitaksel

(Siswandono dan Soekardjo, 1995).

c. Antikanker produk hewan

Contoh senyawa ini antara lain antineoplaston,

interferon α-2a (Roferon-A), interferon α-2b (Intron-

A) dan avaron. Mekanismenya belum diketahui

secara pasti, tetapi dari hasil percobaan in vitro

Roferon-A menunjukkan aktivitas proliferasi pada

bermacam sel tumor manusia dan digunakan pada

pengobatan hairly cells leukemia.

4. Imunomodulator

Zat – zat ini juga dinamakan Biological Response

Modifiers (BRM) yang memiliki kemampuan untuk

memengaruhi secara positif reaksi biologis dari

Page 35: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 23

tubuh terhadap sel tumor. Fungsi sistem imun dapat

distimulasi dengan baik (imunostimulator) maupun

disupresi olehnya (imunosupresor). Sebagai

contoh, seperti interferon α-2a, interferon α-2b,

antineolplaston, dan avaron.

Gambar 2.11 Tempat Kerja beberapa Obat

Antikanker (Siswandono dan Soekardjo, 1995).

5. Hormon

Beberapa neoplasma dapat dikontrol dengan baik

oleh hormon seks seperti androgen, progestin dan

estrogen serta hormon adrenokortikoid. Dalam proses

penghambatan penyebarannya, androgen digunakan

untuk karsinoma payudara, estrogen untuk karsinoma

payudara dan prostat serta progestin untuk karsinoma

uterus adrenokortikoid untuk leukemia akut, leukemia

limfositik dan limfoma, sedangkan antisetrogen untuk

pengobatan kanker payudara. Mekanisme kerja hormon

terhadap sel kanker adalah dengan mengikat secara khas

reseptor-reseptor pada sitoplasma dan mengubah struktur

Page 36: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

24 Desi Harneti P.H.

suatu reseptor. Bentuk kompleks hormon-reseptor ini

kemudian menuju inti, berinteraksi dengan sisi akseptor

dan memengaruhi proses transkripsi.

Mekanisme yang lain, seperti yang terjadi pada

glukokortikoid adalah dengan memengaruhi jaringan

limfatik sehingga mencegah pengambilalihan glukosa

pada sintesis protein. Antiandrogen seperti tamoksifen

dapat memblok pengambilalihan estradiol dengan cara

berkompetisi dengan estradiol pada reseptor estrogen dari

sel kanker payudara.

6. Golongan Lain

Contoh senyawa ini antara lain mitotan, 1-asparagin,

sisplatinum, hidroksiurea, mitoksantron dan asam

klodronat (Siswandono dan Soekardjo, 1995).

Tinjauan Tumbuhan Meliaceae dan Aglaia

Tumbuhan keluarga Meliaceae adalah tumbuhan

kayu yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis, terdiri

dari 51 genus, kurang dari 550 spesies. Tumbuhan ini

hidup di hutan beriklim tropis dan subtropis di wilayah

Asia Tenggara, Australia Utara dan Kepulauan Pasifik.

Beberapa genus yang tumbuh di Indonesia di antaranya

adalah: Cedrela, Toona, Xylocarpus, Melia, Sandoricum,

Dysoxylum, Lansium, Amoora dan Aglaia.

Taksonomi tumbuhan ini adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Orde : Sapindales

Keluarga : Meliaceae

Page 37: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 25

Tumbuhan keluarga Meliaceae ini telah

dilaporkan mengandung banyak senyawa aktif baik yang

berkaitan dalam bidang pertanian maupun kesehatan,

seperti:

- Insektisidal, antifeedant, pengatur tumbuh, repellent,

larvasida, antelmintik.

- Antimalaria, antiviral, antioksidan, antikanker,

antibakteri, antijamur, dan antiinflamasi (Nugroho et

al., 1999; Omar et al., 2003; Nakatani et al., 2004).

Beberapa contoh senyawa aktif yang telah

diisolasi dari tumbuhan yang termasuk keluarga

Meliaceae adalah azadirachtin yang diperoleh dari

Azadirachta indica adalah insektisida alami yang

terkenal dan sudah dipasarkan sebagai insektisida botani

di Amerika Serikat dan India. Akar Lansium domesticum

var duku mengandung triterpenoid lansiolida yang

memiliki aktivitas antimalaria baik secara in vitro

maupun secara in vivo (Omar et al., 2003 dan Bray et al.,

1990).

Aglaia adalah genus terbesar pada keluarga

Meliaceae yang terdiri dari 130 spesies. Daerah

penyebaran tanaman ini meliputi India, Cina bagian

selatan, Asia Tenggara, Australia bagian utara dan

kepulauan di Samudera Pasifik. Di Indonesia tumbuhan

ini dapat ditemui di pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa,

Sulawesi, Bali dan Flores. Sebagian tumbuhan genus ini

merupakan semak-semak, perdu, dan tumbuhan berkayu.

Tanaman dari genus Aglaia telah banyak digunakan oleh

masyarakat sejak dulu sebagai bahan bangunan dan

sumber obat tradisional (Heyne,1987). Genus ini

merupakan genus terbesar dalam famili Meliaceae, yang

terdiri dari 130 jenis tumbuhan (Inada et al., 2001).

Page 38: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

26 Desi Harneti P.H.

Beberapa spesies dari Aglaia yang berasal dari

Indonesia tertera pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Nama tumbuhan Aglaia Indonesia beserta

daerah asalnya (Pannell, C.M.,1992).

NO. NAMA SPESIES DAERAH ASAL

1. Aglaia acida Jawa

2. Aglaia andamanica Kepulauan Andaman

3. Aglaia angustifolia Sumatera

4. Aglaia argentea Jawa

5. Aglaia aspera Jawa

6. Aglaia baramensis Kalimantan

7. Aglaia barbatula Jawa

8. Aglaia beccarii Kalimantan

9. Aglaia borneensis Kalimantan

10. Aglaia canariifolia Sulawesi

11. Aglaia celebica Sulawesi

12. Aglaia chartacea Sumatera

13. Aglaia clementis Kalimantan

14. Aglaia confertiflora Kalimantan

15. Aglaia coriacea Kalimantan

Page 39: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 27

NO. NAMA SPESIES DAERAH ASAL

16. Aglaia cuspidella Kalimantan

17. Aglaia densisquama Kalimantan

18. Aglaia dipenhorstii Sumatera

19. Aglaia discolor Kalimantan

20. Aglaia dyeri Sulawesi

21 Aglaia dysoxylifolia Sulawesi

22 Aglaia elmeri Kalimantan

23 Aglaia euryphylla Jawa

24 Aglaia eusiderexylon Jawa

25 Aglaia forstenii Ambon

26 Aglaia foveolata Malaysia, Kalimantan,

Sumatera

27 Aglaia fraseri Kalimantan

28 Aglaia fusca Kep. Andaman

29 Aglaia grandis Kalimantan

30 Aglaia havilandii Kalimantan

31 Aglaia hemslevi Sulawesi

32 Aglaia heptandra Jawa

33 Aglaia heterobotrys Sumatera

34 Aglaia heterophylla Kalimantan

35 Aglaia hubertii Kalimantan

36 Aglaia hypoleuca Sumatera

Page 40: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

28 Desi Harneti P.H.

NO. NAMA SPESIES DAERAH ASAL

37 Aglaia ignea Sumatera

38 Aglaia insignis Kalimantan

39 Aglaia javanica Sulawesi

40 Aglaia kabaensis Sumatera

41 Aglaia khasiana Indonesia

42 Aglaia latifolia Jawa

43 Aglaia laxiflora Kalimantan

44 Aglaia leptantha Sumatera

45 Aglaia littoralis Indonesia

46 Aglaia

longepetiolulata

Sumatera

47 Aglaia longivolia Jawa

48 Aglaia magnifoliola Sunda

49 Aglaia maiae Indonesia

50 Aglaia matthewsii Kalimantan

51 Aglaia megistocarpa Kalimnatan

52 Aglaia menadonensis Sulawesi

53 Aglaia minahassae Sulawesi

54 Aglaia minutiflora Indonesia

55 Aglaia monozyga Kalimantan

Page 41: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 29

NO. NAMA SPESIES DAERAH ASAL

56 Aglaia Montana Jawa

57 Aglaia motleyana Kalimanatan

58 Aglaia moultonii Kalimantan

59 Aglaia mucronulata Jawa

60 Aglaia neotenica Kalimantan

61 Aglaia ochneocarpa Sumatera

62 Aglaia odoardoi Kalimantan

63 Aglaia oligocarpa Sumatera

64 Aglaia oligophylla Sumatera

65 Aglaia palembanica Kalimantan

66 Aglaia pamattonis Kalimantan

67 Aglaia paniculata Indonesia

68 Aglaia pedicellaris Indonesia

69 Aglaia perviridis Indonesia

70 Aglaia poliphylla Jawa

71 Aglaia pycnocarpa Sumatera

72 Aglaia pyricarpa Sumatera

73 Aglaia pyrrholepsis Jawa

74 Aglaia racemosa Kalimantan

75 Aglaia ramotricha Kalimantan

76 Aglaia reinwardtii Sulawesi

Page 42: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

30 Desi Harneti P.H.

NO. NAMA SPESIES DAERAH ASAL

77 Aglaia rivularis Kalimantan

78 Aglaia rufa Sumatera

79 Aglaia sclerocarpa Sulawesi

80 Aglaia shawiana Kalimantan

81 Aglaia simplex Kalimnatan

82 Aglaia smithii Sulawesi

83 Aglaia splendens Jawa

84 Aglaia stapfii Sulawesi

85 Aglaia sterculiodes Kalimantan

86 Aglaia

submonophylla

Kalimantan

87 Aglaia subsessillis Kalimantan

88 Aglaia sulingi Jawa

89 Aglaia teysmanniana Sumatera

90 Aglaia tomentosa Indonesia

91 Aglaia trichostemon Kalimantan

92 Aglaia trimera Kalimantan

93 Aglaia tripelata Kalimantan

94 Aglaia undulate Indonesia

95 Aglaia unifoliata Kalimnatan

Page 43: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 31

Beberapa spesies dari genus ini seperti A.

odorata, oleh masyarakat digunakan sebagai obat

tradisional, diantaranya penguat hati, demam, obat batuk,

inflamasi dan infeksi. Di Vietnam, bunga dari tanaman

Aglaia yang harum, digunakan untuk membuat teh wangi

atau disimpan di lemari untuk mengusir ngengat. Di

Indonesia bunga A. odorata digunakan sebagai repelen

serangga (Proksch, 2001).

Janpraset et al. (1993) berhasil mengidentifikasi

senyawa aktif yang bersifat insektisida dari ranting

Aglaia odorata (Meliaceae) sebagai rokaglamida. Senya-

wa aktif utama yang bersifat insektisida ini termasuk

dalam golongan benzofuran. Pada daun A. odorata selain

rokaglamida juga ditemukan dan tiga senyawa turunan-

nya, yaitu desmetilrokaglamida, metil rokaglat, dan

rokaglaol (Ishibashi et al., 1993). Rokaglamida juga telah

diisolasi dari empat spesies Aglaia lain, yaitu dari akar

dan batang A. elliptifolia (Wu et al., 1997), ranting A.

duppereana (Nugroho et al., 1997), dan buah A. elliptica

serta daun A. harmsiana. Kelompok senyawa triterpenoid

dan steroid juga ditemukan pada tumbuhan A. grandis.

Aktivitas ekstrak bagian tumbuhan Aglaia selain dapat

bersifat sebagai insektisida dapat juga bersifat sebagai

antimakan dan antikanker (Inada et al., 2000).

NO. NAMA SPESIES DAERAH ASAL

96 Aglaia waliishii Indonesia

97 Aglaia winckelii Jawa

98 Aglaia zollingeri Jawa

Page 44: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

32 Desi Harneti P.H.

Kandungan Kimia Pada Tumbuhan Aglaia

Kandungan senyawa kimia yang ada dalam

tumbuhan Aglaia telah banyak diteliti, namun masih

banyak pula spesies Aglaia yang belum diketahui

kandungan senyawanya termasuk A.smithii. Tumbuhan

Aglaia mengandung minyak atsiri, alkaloid, saponin,

flavonoid, tanin (Mabberley et al., 1995), lignan (Wu, et

al., 1997), aminopirolidin, odorin, dan 5’-epiodorin dan

odorinol (Nugroho et al., 1999). Serta senyawa-senyawa

turunan siklopenta[bc]benzopiran (thapsakin, aglain, dan

aglaforbesin) dan turunan benzo[b]oksepin (forbaglin dan

thapoksepin) (Bacher et al.,1999). Selain senyawa-

senyawa tersebut di atas, tanaman Aglaia mengandung

sejumlah senyawa aktif insektisidal turunan dari

benzofuran yang termasuk ke dalam rokaglamida.

Kelompok senyawa triterpenoid dan steroid juga

ditemukan pada beberapa spesies Aglaia, seperti

sikloartan dan sterol (Mabberley et al., 1995).

Secara fitokimia, tumbuhan Aglaia merupakan

penghasil senyawa dengan kerangka yang unik yaitu

kerangka siklopenta[b]benzofuran salah satunya

kelompok senyawa rokaglamida. Rokaglamida termasuk

ke dalam kelompok senyawa turunan benzofuran.

Rangka dari rokaglamida tersusun dari prekursor awal

berupa flavonoid dan amida asam sinamat. Rokaglamida

dan turunannya memiliki sifat insektisidal alami yang

sangat kuat (Nugroho et al., 1999). Rangka benzofuran

yang terdapat didalam struktur rokaglamida merupakan

penyebab utama kuatnya aktivitas sifat insektisidal

tersebut (Cui et al.,1997).

Beberapa diantara senyawa rokaglamida yang di-

Page 45: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 33

O

Gambar 2.12. Kerangka benzofuran

isolasi dan dikarakterisasi diantaranya adalah C-3’-

hidroksirokaglamida (1), C-1-O-asetil- 3’

hidroksirokaglamida (2), C-3’-metoksirokaglamida (3),

C-3’-metoksirokaglaol (4), turunan C-3’-hidroksi dari

demetilrokaglamida (5), turunan C-3’-hidroksi dari metil

rokaglat (6), C-3’-hidroksidimetilrokaglamida (7), C-1-

oksim (8) (Nugroho et al., 1999), rokaglaol (9), metil

rokaglat (10), demetilrokaglamida (Ishibashi et al.,1993)

(11), C-1-O-asetil-3' hidroksidemetil rokaglamida (12),

dan C-1-O-asetil-3'-hidroksimetilrokaglat (13) (Janpraset

et al.,1993).

Senyawa kelompok bisamida adalah salah satu

kelompok senyawa yang menjadi ciri khas tumbuhan

Aglaia, dan membantu dalam menentukan

kemotaksonomi tumbuhan tersebut. Senyawa bisamida

yang diisolasi dari A. edulis, A. grandis, dan A.

testicularis adalah aglaiadulin (14), aglaiathiodulin (15)

dan aglaiadthiodulin (16) (Brader, 1988).

Senyawa golongan damaran dan limonoid yang

berhasil diisolasi dari A. elaeodeae adalah 20S,24S-

epoksi-25-hidroksidamaran-3-on (17), 20S,24S-epoksi-

25-hidroksimetildamaran-3-on (18) dan 6a,11b-

diasetoksigedunin (19) (Fuzzati, 1996).

Page 46: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

34 Desi Harneti P.H.

O

OH R1

H3CO

OCH3

OCH3

1

2

33a4a5

6

7 8

8a8b

1'

2'

3'

4'

5'

6'

1"2"

3"

4"

5"

6"

4

R3

R2

Gambar 2.13 Struktur senyawa aktif turunan rokaglamida

yang terkandung dalam tanaman Aglaia

odorata (Janpraset et al.,1993).

R1 R2 R3

(1) -OH -CON(CH3)2 -OH

(2) -OCOCH3 -CON(CH3)2 -OH

(3) -OH -CON(CH3)2 -OCH3

(4) -OH -H -OCH3

(5) -OH -CONHCH3 -OH

(6) -OH -COOCH3 -OH

(7) -OH -CONH3 -OH

(8) =NOH -COOCH3 -OCH3

(9) -OH - -

(10) -OH -COOCH3 -

(11) -OH -CONHCH3 -H

(12) -OCOCH3 -CONHCH3 -OH

(13) -OCOOCH3 -COOCH3 -OH

Page 47: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 35

N

N

O

O

H

H

12

3

4

5

6

7

8

1

2

3

4

5

6

7

8

1'2'

3'

4'

5'6'

(14)

N

N

O

O

H

H

12

3

4

5

6

7

8

1''

2''1'

2'

3'

4'

5'6'

SCH3

(15)

N

N

O

O

H

H

1''2''

1''

2''1'

2'

3'

4'

5'6'

SCH3

H3CS

3''

3''

(16)

Gambar 2.14 Senyawa bisamida yang diisolasi dari

Aglaia edulis, A. grandis, dan A.

testicularis (Brader, 1988).

Tirucallane (20) adalah suatu senyawa

triterpenoid yang berasal dari Aglaia leucophylla

(Benosman, 1994). Senyawa golongan triterpenoid

yang berhasil diisolasi dari A. foveolata adalah 3-

epiokotillol (21), asam soreat (22), foveolin A (R = H)

(23) , dimalol (R = CH3) (24) (Roux, 1998).

Page 48: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

36 Desi Harneti P.H.

O

H

H

OH

O

H

O

H

H

O

H

HO

(17) (18)

O

COOCH3

COOCH3

H3COOC

OO

O

O

(19)

Gambar 2.15 Senyawa golongan damaran dan

limonoid yang berhasil diisolasidari A. elaeodeae

(Fuzzati, 1996).

Senyawa kelompok pregnan dan triterpenoid

hidroperoksida telah berhasil diisolasi dari daun Aglaia

grandis adalah 2β,3β-dihidroksi-5α-pregnan-16-on (25)

dan dua senyawa triterpenoid hidroperoksida sikloartan

Page 49: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 37

(26) dan (27) (Inada, 1997).

O

OCH3

(20)

O

O

H

H

H

OH

O

OH

H

H

H

HOOC

(21) (22)

Senyawa kelompok sterol yang terdapat pada

spesies A. rubiginosa (22R,25)-epoksi-kolest-7-ene-

3β,4β-diol (28) dan kolest-5-ene-3β,4β,22(R)-triol (29),

stigmast-5-ene-3β,7α-diol (30), dan stigmasterol (31).

(Weber et al., 1999).

Page 50: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

38 Desi Harneti P.H.

O

OH

H

H

H

ROOC

OH (23-24)

H

H

HO

HO

O

(25)

OOH

H

HO

(26)

Page 51: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 39

H

HO

OOH

(27)

O

HO

OH

(28)

HO

OH

OH

(29)

HO OH

(30)

HO

(31)

Page 52: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

40 Desi Harneti P.H.

Senyawa Aktif Sitotoksik dari Tumbuhan Aglaia

Saat ini, senyawa bahan alam telah memegang

peranan penting dalam kemoterapi kanker. Lebih dari 60

% obat-obatan kanker diperoleh dari bahan alam. Taxol,

kamptotecin, podofilotoksin, vinblastin, dan vinkristin

adalah senyawa bahan alam yang telah digunakan

sebagai obat yang teruji dapat menghambat mekanisme

pertumbuhan sel tumor. Pencarian senyawa bahan alam

yang dapat digunakan sebagai obat antikanker harus

terus dilakukan untuk mendapatkan obat dengan hasil

klinis yang lebih baik (Lee, 1998).

Beberapa senyawa turunan rokaglat telah berhasil

diisolasi dari tumbuhan Aglaia yang memiliki potensi

antikanker karena bersifat sitotoksik. Rokaglaol (32)

yang berhasil diisolasi dari akar A. crassinervia memiliki

aktivitas sitotoksik yang lebih besar daripada paclitaxel

dan kamptothecin (Su, 2006).

O

MeO

OMeMeO

OH OH

(32)

Page 53: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 41

Aglafolin (metil rokaglat) (33) diisolasi dari A.

elliptifolia dapat menghambat pertumbuhan sel kanker

(Ko et al.,1992). Selain itu lima senyawa turunan

rokaglat lainnya (34-38) telah berhasil pula diisolasi dari

A. elliptica dan menunjukkan aktivitas dapat

menghambat pertumbuhan sel kanker manusia (Lee,

1998).

Asam rokaglat (39), elliptifolin (40), dan elliptiol

(41), yang diisolasi dari daun A. elliptifolia bersifat

sitotoksik terhadap sel tumor P-388, masing-masing

dengan harga ED50 = 0,0012; 3,41 dan 3,62 µg/mL

(Wang, 2000). Elliptifolin dan elliptiol adalah dua

senyawa yang termasuk kelompok diamida.

O

HOO

OCH3

OCH3

H3CO

OCH3

HO

(33)

Senyawa pada tanaman A. lepthantha dapat

membunuh 20 jenis sel kanker. Kandungan senyawa

yang sama juga terdapat pada A. silvestris. Beberapa

bagian tumbuhan A. elaeagnoidea var. Beddomei, akar

Page 54: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

42 Desi Harneti P.H.

dan kulit batang tumbuhan A. elliptifolia, daun dan

ranting A. odorata, dan A. odoratissima telah dilaporkan

memiliki aktivitas in vivo terhadap sel tumor P-388

leukemia.

O

R1

OCH3

H3CO

HOR2

R3

O O

(34-38)

R1 R2 R3 - OH H COOCH3

- OH H H

- =O H

- OCOHO H

- COOCH3

O

HOO

OH

OCH3

H3CO

OCH3

HO

(39)

Page 55: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 43

O

OH

O

NN

O

MeO

OMe

OMe

OH

(40)

O

NHHN

O

OH

(41)

Senyawa turunan diamida yaitu odorinol (42)

yang bersifat antileukemia yang diujikan secara in vivo

terhadap mencit, berhasil diisolasi dari daun A.odorata

(Hayashi, 1981).

Selain itu, aktivitas sitotoksik juga terdapat pada

ekstrak daun A. formosana terhadap sel tumor kolon,

payudara, dan sel leukemia P-388 (King et al,1982). Pada

Page 56: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

44 Desi Harneti P.H.

O

N

HN

OOH

H

(42)

tahun 1993 berhasil diisolasi dari ekstrak kloroform daun

A. formosana senyawa dehidroodorin (43 ) yang aktif

terhadap sel leukemia P-388 dengan nilai ED50= 3,86

µg/mL (Duh, 1993). Senyawa-senyawa dari kelompok

triterpen yang bersifat sitotoksik pun telah berhasil

diisolasi dari A. argantea yaitu argenteanon A (44), B

(45), dan argenteanol (46) ketiganya bersifat sitotoksik

terhadap sel KB (sel kanker nasofaring) (Omobuwajo,

1995).

O

NH

HN

O

(43)

Page 57: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Tinjauan Umum 45

R

OH

H

HOOH

H

H

H

H

O

O

HO

H

H

H

H

OHH

(45) R = O

(46) R = H dan -OH

Masih dari spesies yang sama, sembilan senyawa

triterpenoid dengan kerangka 3,4-sekoapotirukalan (47) –

(54) yang bersifat sitotoksik terhadap sel KB telah berhasil

diisolasi (Mohammad, 1999).

(44)

Page 58: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

46 Desi Harneti P.H.

COOCH3

O

OH

H

OR1

H H

H

COOCH3

O

OH

H

OR1

H H

HR2O

(47) R1 = a (50) R1 = c, R2 = a

(48) R1 = b (51) R1 = c, R2 = b

(49) R1 = c (52) R1 = b, R2 = a

(53) R1 = R2 = a

(54) R1 = R2 = c

O

OH

O

OH

H

H3C CH3

O

HO

( a ) ( b ) ( c )

Page 59: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.
Page 60: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

(47)

BAB III

SENYAWA ANTIKANKER TURUNAN

1H-SIKLOPENTA[b]BENZOFURAN

DARI TANAMAN Aglaia elliptica

Aglaia elliptica

LEE dan kawan-kawan (1998), meneliti

kandungan senyawa antikanker dari Aglaia eliptica. Latar

belakang, metode dan hasil penelitian Lee, dilaporkan

pada bagian ini.

Beberapa bagian tanaman Aglaia dapat digunakan

seperti kayu, buah, dan bunga sebagai kebutuhan di

bidang medis maupun pertanian. Kandungan senyawa

yang terdapat dalam tanaman ini juga memiliki berbagai

aktivitas biologis, yaitu sebagai insektisidal dan

antikanker. Beberapa bagian tanaman A. elaeagnoidea

var. Beddomei, akar dan kulit batang tanaman A.

elliptifolia, daun dan ranting A. odorata, dan A.

odoratissima telah dilaporkan memiliki aktivitas in vivo

pada sel tumor P-388 leukemia. Selain itu, aktivitas

sitotoksik juga terdapat pada ekstrak daun A. formosana

dalam sel tumor kolon, payudara, dan sel leukemia (King

et al,1982).

Aglaia elliptica merupakan salah satu spesies

Page 61: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

48 Desi Harneti P.H.

yang sangat berpotensi untuk mendapatkan senyawa

antikanker. Dalam penelitian Cui et al pada tahun 1997,

Aglaia elliptica yang berasal dari Thailand, telah

ditemukan lima senyawa baru yang sangat berpotensi

terhadap sel tumor. Lima senyawa baru tersebut memiliki

kerangka induk yang sama yaitu siklopenta[b]benzofu-

ran. Kerangka induk ini juga terdapat pada spesies Aglaia

yang lainnya. Lima senyawa turunan siklopenta[b]benzo-

furan (1-5) tersebut adalah senyawa 1 (metil rokaglat), 2

(4’-demetoksi-3’,4’-metilendioksi-metil rokaglat) dan 5

(1-O-formil-4’-demetoksi-3’,4’-metilendioksi-metil roka-

glat).

1 (metil rokaglate)

Gambar 3.1 Struktur senyawa turunansiklopenta[b]ben

zofuran yang didapat dari Aglaia elliptica

(Lee et al, 1998).

Page 62: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Antikanker Turunan … 49

Senyawa 1 – 2 dan 4 – 5 diperoleh dari batang Aglaia

elliptica, sedangkan senyawa 1 – 3 diperoleh dari

buahnya.

Gambar 3.2 Tanaman Aglaia elliptica.

Taksonomi dari Aglaia elliptica adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Page 63: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

50 Desi Harneti P.H.

Ordo : Sapindales

Keluarga : Meliaceae

Marga : Aglaia

Jenis : Aglaia elliptica

Mekanisme sitotoksik pada tanaman Aglaia elliptica

Daya hambat senyawa 1-5 pada kultur sel kanker

manusia

Daya hambat lima senyawa turunan

siklopenta[b]benzofuran yang ditemukan pada batang

dan daun Aglaia elliptica dapat diketahui dengan cara

menghitung nilai IC50 kelima senyawa tersebut dengan

menggunakan sel kanker manusia, di antaranya Sel HT-

1080 (human fibrosarcoma), KB (human nasopharyng-

eal carcinoma), A431 (human epidermoid carcinoma),

LNCaP (hormone-dependent prostate cancer), ZR-75-1

(hormone-dependent breast cancer), U373 (human

glioblastoma), BC1 (human breast cancer), Lu1 (human

lung cancer), Mel2 (human melanoma), dan Col2

(human colon cancer). Semua sel di kultur pada suhu

37oC dalam 100% kelembaban dengan 5% CO2 atmosfer

di udara, kecuali sel melanoma yang tetap pada 37oC

dalam wadah kultur jaringan tertutup. Dari hasil

penelitian didapat nilai IC50 senyawa 1, 2 – 5 memiliki

rentang antara 1 – 30 ng/mL. Sedangkan senyawa 3 dan 4

memiliki nilai IC50 di atas 60 ng/mL (Lee et al.,1998).

Berdasarkan data dalam Tabel 3.1, kelima senyawa

tersebut memberikan aktivitas yang cukup baik, namun

yang paling berpotensi sebagai antikanker adalah

senyawa 1, 2, dan 5. Senyawa 1, 2, dan 5 memiliki nilai

IC50 di bawah 30 ng/mL. Kelima senyawa tersebut

memiliki struktur kerangka induk yang sama, yaitu

Page 64: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Antikanker Turunan … 51

siklopenta[b]benzofuran, namun rantai sampingnya saja

yang berbeda. Hal ini menyebabkan aktivitas.

Tabel 3.1 Daya hambat (nilai IC50) senyawa 1 – 5 dari

tanaman Aglaia elliptica dalam kultur sel kan-

ker manusia (Lee et al, 1998).

Senya

wa BC1

HT-

1080

Lu1 Mel2 Col2 KB KB-IV A43

1

LNCa

p ZR-75

U3

73

1 10.0 9.0 6.0 30.0 9.0 9.0 30.0 20.0 20.0 3.0 3.0

2 0.9 10.0

5.0 60.0 10.0 6.0 20.0 10.0 2.0 2.0 0.8

3 200.0 - 70.0

- 70.0 90.0 100.0 - - 86.0 -

4 1400.

0 -

100.0

- 200.

0 200.0 300.0 - 70.0 - -

5 3.0 3.0 1.0 1.0 2.0 30.0 10.0 3.0 30.0 120.0 3.0

tingkat toksisitas yang cukup rendah (IC50 > 60 ng/mL),

karena adanya pengaruh gugus fungsi yang terletak pada

posisi C-1 dan C-2. Pada senyawa 4 , pergantian gugus

hidroksil (-OH) atau gugus formal (-OCHO) dengan

gugus keton ( C=O ) akan menyebabkan potensial daya

hambat pertumbuhan sel kanker akan berkurang.

Pengaruh penambahan senyawa 2 pada pembelahan sel

kanker Lu1

Sel Lu1 dilapiskan dengan densitas 5 x 105 sel per 25 cm

2

pada labu kultur, lalu diinkubasi selama 24 jam.

Kemudian ditambahkan 25 dan 50 ng/mL senyawa 2

selama interval waktu (8, 16, 24, 32, 48, 56, dan 72 jam),

jumlah sel dihitung. Viabilitas sel dapat diketahui oleh

Page 65: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

52 Desi Harneti P.H.

Gambar 3.3 Hubungan struktur dan aktivitas antikanker

senyawa 3-4 yang diisolasi dari tanaman

Aglaia elliptica (Lee et al, 1998).

adanya pewarna tripan biru. Pembelahan sel yang terjadi

dibandingkan dengan kontrol. Semua perlakuan

dilakukan secara triplo. Dalam Gambar 3.4 dapat dilihat

bahwa dengan adanya penambahan senyawa 2 pada

kultur sel Lu1, jumlah sel yang membelah akan

berkurang. Sedangkan pengaruh adanya senyawa 2 dalam

proliferasi sel dan viabilitas sel Lu1 dapat dilihat pada

Gambar 3.5.

Page 66: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Antikanker Turunan … 53

Gambar 3.4 Fotomikrograf sel yang diperlakukan dengan

senyawa 2. (A) tanpa adanya penambahan

senyawa 2, (B) dengan adanya penambahan

senyawa 2 (25 ng/mL) selama 32 jam

(pembesaran 100x) (Lee et al, 1998).

Pengaruh penambahan senyawa 2 pada siklus sel kanker

Lu1

Senyawa 2 yang dihasilkan dari tanaman Aglaia

elliptica diperlakukan terhadap sel Lu1 selama periode

Page 67: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

54 Desi Harneti P.H.

Waktu (jam)

Gambar 3.5 Pengaruh penambahan senyawa 2 pada

proliferasi sel dan viabilitas sel Lu1. (●)

hanya pelarut DMSO, (▲) 25 ng/mL

senyawa 2, (◊) 50 ng/mL senyawa 2 (Lee et

al, 1998).

waktu (8, 16, 24, 32, 48, 56, dan 72 jam). Untuk

mengetahui jumlah sel yang terdistribusi dalam proses

siklus selnya, digunakan metode aliran sitometri (flow

cytometry). Sebanyak 50 ng/mL senyawa 2 yang

Via

bil

itas

sel

(%

) Ju

mla

h s

el (

x 1

0-6

)

Page 68: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Antikanker Turunan … 55

ditambahkan, terjadi akumulasi sel pada fase G1/G0

dalam siklus sel.

Setelah 24 jam = Kontrol : 41 G1/G0, 37 S, 22% G2/M

Hasil : 74 G1/G0, 11 S, 15% G2/M

Setelah 32 jam = Kontrol : 52 G1/G0, 33 S, 15% G2/M Hasil : 75 G1/G0, 9 S, 16% G2/M

Setelah 48 jam = Kontrol : 61 G1/G0, 25 S, 142% G2/M

Hasil : 65 G1/G0, 16 S, 19% G2/M

Periode waktu yang selanjutnya menghasilkan data yang

tidak jauh berbeda dengan pada jam ke-48, pada periode

ini tidak terjadi perubahan yang signifikan.

Pada interval waktu 24 dan 32 jam terjadi suatu

akumulasi jumlah sel kanker pada fase G1. G1 adalah fase

dimana terjadi sintesis RNA pada sel kanker. Namun

karena keberadaan senyawa 2, RNA yang telah terbentuk

tidak dapat membentuk DNA-nya, sehingga sel tidak

akan menuju ke fase S (replikasi DNA). Hal ini

menyebabkan sel hanya akan terakumulasi pada fase G1

dan G0 (fase istirahat). Senyawa 2 dapat menghambat

terjadinya proses replikasi DNA (S) dan mengganggu

terjadinya siklus pembelahan sel kanker. Dari data

penelitian, sel akan terakumulasi pada fase G1/G0,

sedangkan jumlah sel pada fase S dan G2/M lebih kecil

bila dibandingkan dengan kontrol.

Aktivitas antikanker menggunakan bioindikator tikus

putih

Untuk mengetahui aktivitas antitumor pada

senyawa 2, dilakukan penelitian dengan menggunakan

Page 69: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

56 Desi Harneti P.H.

bioindikator tikus putih betina. Kultur sel BC1 (1 x 106

sel) disuntikkan ke dalam bagian kanan dorsal pada tikus

putih betina yang berusia 4 – 6 minggu. Pada hari ke-3

senyawa 2 (10 mg/kg berat badan, yang dilarutkan dalam

40% DMSO) disuntikkan pada tikus putih tersebut.

Pemberian senyawa 2 dilakukan 3 kali dalam seminggu

selama 7 minggu. Untuk analisis, berat badan tikus putih

dan volume tumor ditimbang setiap harinya. Ternyata

semua tikus mati pada hari ke-33, ketika volume tumor

pada tikus kontrol mencapai 1,3 cm3.

Hari setelah penyuntikan sel BC1

Gambar 3.6 Pengaruh penambahan senyawa 2 pada

pertumbuhan tumor tikus putih betina yang

telah diberikan sel tumor BC1. (●) kontrol

dan (□) penambahan senyawa 2 (Lee et al,

1998).

Seperti yang terlihat pada Gambar 3.6, dengan adanya

penambahan senyawa 2 pada sel tumor BC1 dalam tikus

putih akan mengakibatkan volume tumor berkurang

sejalan dengan periode waktu. Hal ini disebabkan

Vo

lum

e tu

mo

r (c

m3)

Page 70: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Antikanker Turunan … 57

pertumbuhan sel BC1 terhambat sehingga proses

pembelahannya pun akan berlangsung lama.

Pembelahan sel tumor dapat terjadi karena adanya

replikasi DNA dan sintesis RNA secara cepat. Oleh

karena itu, untuk menghambat atau menghentikan proses

penggandaan DNA, harus menggunakan suatu senyawa

atau agen yang dapat menghambat proses biosintesis

DNA, RNA, atau proteinnya. Pada umumnya mekanisme

kerja senyawa antikanker secara demikian, yaitu dengan

menghambat proses biosintesis proteinnya. Seperti

halnya senyawa pengalkilasi yang bersifat antikanker.

Senyawa ini memiliki ion karbonium yang reaktif,

sehingga dapat membentuk ikatan melintang dengan

DNA dan dapat menghambat terjadinya pembelahan sel

(Tjay & Rahardja,2002). Untuk senyawa antikanker

bahan alam, biasanya mekanisme kerja antikanker adalah

dengan menghambat sintesis protein dalam mikrotubuli.

Pada senyawa 2 yang diperoleh dari tanaman Aglaia

elliptica, aktivitas antikanker disebabkan oleh adanya

pengaruh gugus fungsi yang ada pada kerangka senyawa

tersebut.

Page 71: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

58 Desi Harneti P.H.

Page 72: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

(59)

BAB IV

AKTIVITAS ANTIKANKER SENYAWA

ODORIN DAN ODORINOL DARI

TUMBUHAN AGLAIA ODORATA

Aglaia odorata

AGLAIA odorata berasal dari marga Aglaia.

Suatu marga tumbuhan dengan anggota lebih dari 100

jenis tumbuhan. Tanaman ini dibiakkan dengan cara

pencangkokan. Tanaman ini banyak digunakan sebagai

pagar hidup, karena bentuknya yang indah dan kecepatan

tumbuhnya yang lambat (Heyne,1987).

Inada dan kawan-kawan (2001), meneliti kandungan

senyawa antikanker dari Aglaia odorata. Latar belakang,

metode dan hasil penelitian Inada dan kawan-kawan,

dilaporkan pada bagian ini.

Tumbuhan perdu ini dapat tumbuh dengan tinggi

2-5 m. Memiliki batang berkayu, bercabang banyak, dan

tangkai berbintik-bintik kelenjar berwarna hitam.

Memiliki daun majemuk, menyirip dan ganjil yang

tumbuh berseling. Dengan anak daun berjumlah 3-5 cm.

Anak daunnya bertangkai pendek, berbentuk bundar

seperti telur sungsang. memiliki panjang 3-6 cm dan

lebar 1-3,5 cm. Berujung runcing, berpangkal meruncing,

Page 73: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

60 Desi Harneti P.H.

bertepi rata dan permukaannya licin mengilap, terutama

daun muda (Anonymous, 2005). Rebusan daunnya terasa

pahit tanpa pedas, jika diminum berkhasiat untuk

menstruasi yang terlalu keras dan penyakit kelamin.

Bunganya kecil, dalam helaian rapat, panjangnya

5-16 cm, warna kuning, dan harum. Bunga ini sering

dicampurkan kedalam daun the untuk mengharumkan-

nya. Seringkali pula digunakan untuk mengharumkan

pakaian. Selain itu, dicampurkan dalam ramuan parem

dan dijual kering. Bila air rebusan bunga ini diminum

akan menghasilkan daya menyejukkan (Heyne,1987).

Buah dari tanaman ini berbentuk kecil-kecil

seperti buah buni. Berbentuk bulat lonjong dengan warna

merah dan panjang 6-7 mm. Memiliki 1-3 ruang di dalam

buah dan jumlah biji 1 sampai dengan 3 (Anonymous,

2005).

Daun dan bunga Aglaia odorata L (Meliaceae) di

Cina digunakan sebagai obat herbal untuk mengatasi

memar, sakit kepala, batuk, dll. Bunganya biasa

digunakan untuk memberi wewangian pada teh dengan

catatan tergantung pada wangi teh itu sendiri. Dari

tanaman ini aminopirolidin-diamida, odorin dan odorinol

(= 2-hydroxyodorine), dan kandungan lainnya telah

diisolasi. Sebagai tambahan, aktivitas antileukimia dari

odorinol terhadap sel leukemia limfosit P-388 dari tikus

telah dilaporkan (Inada et.al., 2001).

Taksonomi Aglaia odorata

Menurut Tjitrosoepomo (2002) taksonomi

tumbuhan Aglaia odorata adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Page 74: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Antikanker Senyawa … 61

Kelas : Dycotiledoneae

Subkelas : Dyalipetalae

Ordo : Rutales

Keluarga : Meliaceae

Genus : Aglaia

Jenis : Aglaia odorata

Kandungan kimia tumbuhan Aglaia odorata

Tumbuhan Aglaia odorata memiliki berbagai

macam kandungan diantaranya minyak asiri, alkaloid,

saponin, flavonoid, terpenoid, triterpenoid, alkaloid,

tanin (Mabberley et al., 1995), arilpropanoid, dimer

arilpropanoid (lignan) (Wu, et al., 1997), asam

sinamat, dan odorin (Nugroho et al., 1999).

Tapsakin-A (turunan forbaglin) (Proksch et al.,

2001) kelompok senyawa dengan kerangka siklopenta -

[bc]benzopiran (aglain, dan aglaforbesin serta

turunannya), dan kelompok senyawa dengan kerangka

Gambar 4.1 Aglaia odorata.

Page 75: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

62 Desi Harneti P.H.

benzo[b]oksepin (forbaglin serta turunannya). Selain

senyawa-senyawa tersebut di atas, tanaman ini mengan-

dung sejumlah senyawa aktif antikanker berkerangka

siklopentatetra[b]hidrobenzofuran yaitu rokaglamida (1)

(Mabberley et al., 1995).

N

H

NH

O OH

Odorinol (turunan odorin)

O

O

OH

H3CO

H3CO

OCH3

OH

Turunan flavonoid

Gambar 4.2 Struktur turunan odorinol (turunan odorin)

dan turunan flavonoid (Nugroho et al.,

1999).

O

H3CO

OCH3

OH

OCH3

OH

O

N(CH3)2

Gambar 4.3 Rokaglamida

Beberapa turunan rokaglamida yang telah berhasil

diisolasi dan dikaraktersasi yang berasal dari tumbuhan

Aglaia odorata di antaranya adalah didesmetilrokaglami-

Page 76: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Antikanker Senyawa … 63

O

H

NN

OCH3

H3COOH

OCH3

H

OHO

Tapsakin-A-10-O-asetat (turunan aglain)

O

H

NN

H3COOH H

O

O

O

O

O

O O

OCH3

H3CO

CH3

CH3

Tapoksepin-A (turunan forbaglin)

Gambar 4.4 Struktur Tapsakin-A-10-O-asetat (turunan

aglain) dan Tapoksepin) (Inada et.al., 2001).

da (2), C-3’-hidroksirokaglamida (3), dan C-1-O-asetil-

3’-hidroksirokaglamida (4) (Proksch et al., 2001).

Struktur dari ketiga senyawa tersebut dapat dilihat pada

Gambar 4.5.

3O

H3CO

OCH3

OH

OCH3

R1

R2

R3

23a

8b8a 1

5

6

7 8

2'

5'

6'

5"

4"

3"

Struktur turunan rokaglamida (1-4)

R1 R2R3

2 OH CONH2 H

3 OH CON(CH3)2 OCH3

4 OCOCH3 OH

4

3'

4'

1"2"

6" CON(CH3)

Gambar 4.5 Struktur beberapa turunan rokaglamida

yang terkandung dalam tumbuhan

Aglaia odorata (Cui et al., 1997; Proksch

et al., 2001).

Page 77: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

64 Desi Harneti P.H.

Bahan-bahan dan metode penelitian

Bahan kimia

Bahan kimia DMBA dan TPA dari nacalitesque

(Kyoto,jepang), NOR-1 dan peroksi nitrit didapat dari

dojindo laboratories (Kumamoto, Jepang).

Hewan

Hewan specific pathogen-free female ICR-(6-

week-Old) /ICR-fatogen spesifik (usia 6 minggu) dan

SENCAR-mice (usia 6 minggu) didapat dari Japan SLC

ink Shizouka, Jepang. Hewan ini ditempatkan 5 ekor

dalam satu kandang polikarbonat pada suhu antara 24 ±

2oC dan diberikan makan, dan air adlibitum.

Isolasi Odorin dan Odorinol dari Aglaia odorata.

Daun Aglaia odorata (700 gram) diambil pada

bulan Januari 1993 di Kebun Raya Bogor (Bogor, Indo-

nesia). Fraksi etil asetat sebanyak 47,6 gram yang berasal

dari 78,0 gram ekstrak MeOH diisolasi sehingga

dihasilkan senyawa aminopirolidin-diamida, odorin (160

mg) dan odorinol (230mg) dengan kemurnian 99,9%.

Pengujian tahap dua karsinogenesis kulit tikus oleh

DMBA/TPA

Hewan (female ICR-mice berumur 6 minggu)

dipisahkan ke dalam 3 kelompok percobaan yang terdiri

dari 15 tikus pada setiap kelompoknya. Ekor dari setiap

tikus dicukur dengan menggunakan pisau bedah. Pada

ekornya ditambahkan DMBA (100µg, 390nmol) dalam

aseton (0,1 mL) Untuk kelompok yang pertama

(kelompok kontrol positif) satu minggu setelah diaktifkan

dengan DMBA, tikus-tikus kemudian diberi TPA (1µg,

1,7nmol) pada aseton (1mL) dua kali dalam seminggu.

Page 78: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Antikanker Senyawa … 65

Kelompok kedua dan ketiga mendapat penambahan dari

odorin (85nmol) pada aseton (0,1mL) dan odorinol

(85nmol) pada aseton 1 jam sebelum perlakuan pokok

masing-masing, secara berurutan. Pengaruh dari

pertumbuhan papiloma dilihat setiap minggu selama 20

minggu; persentase tikus-tikus mengalami penghambatan

papiloma dan jumlah papiloma rata-rata per tikus dicatat.

Perbedaan dalam papiloma tikus antara kontrol dan

eksperimen dianalisis dengan cara student’s t-test pada

20 minggu setelah promosi (Inada et.al., 2001)

Pengujian tahap dua karsinogenesis kulit tikus oleh

NOR-1/TPA

Hewan (female SENCAR-mice berumur 6

minggu) dipisahkan kedalam 3 kelompok percobaan

yang terdiri dari 15 tikus pada setiap kelompoknya. Ekor

dari setiap tikus dicukur dengan menggunakan pisau

bedah, dan tikus-tikus yang memiliki sifat karsinogenik

diaktifkan dengan NOR-1 (90µg, 390 nmol) dalam

aseton (0,1 mL). Untuk kelompok yang pertama

(kelompok kontrol +) satu minggu setelah diaktifkan

dengan NOR-1, tikus-tikus kemudian diberi TPA (1µg,

1,7nmol) pada aseton (1mL) dua kali dalam seminggu.

Untuk kelompok kedua, TPA ditabahkan dengan odorin

(0,0025%, 2,5 mg/100 ml air minum) dan kelompok

ketiga, TPA ditambahkan odorinol (0,0025%, 2,5 mg/100

ml air minum) diberikan melalui mulut satu minggu

sebelum dan sesudah tahap inisiasi dengan NOR-1.

Penambahan TPA, TPA dan odorin serta TPA dan

odorinol dilakukan selama 20 minggu, secara berurutan;

persentase tikus-tikus yang mengalami penghambatan

papiloma dan jumlah papiloma rata-rata per tikus dicatat.

Perbedaan dalam papiloma tikus antara kontrol dan

Page 79: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

66 Desi Harneti P.H.

eksperimen dianalisis dengan cara student’s t-test pada

20 minggu setelah promosi (Inada et.al., 2001)

Pengujian tahap dua karsinogenesis kulit tikus oleh

Peroksinitrit/TPA

Hewan (female SENCAR-mice berumur 6

minggu) dipisahkan ke dalam 3 kelompok percobaan

yang terdiri dari 15 tikus pada setiap kelompoknya. Ekor

dari setiap tikus dicukur dengan menggunakan pisau

bedah, dan tikus-tikus yang memiliki sifat karsinogenik

diaktifkan dengan peroksinitrit (33,1µg, 390 nmol dalam

1mM NaOH) dalam aseton (0,1 mL). Untuk kelompok

yang pertama (kelompok kontrol positif), satu minggu

setelah diaktifkan dengan peroksinitrit, tikus-tikus

kemudian diberi TPA (1µg, 1,7nmol) pada aseton (1mL)

dua kali dalam seminggu. Untuk kelompok kedua, odorin

(0,0025%, 2,5 mg/100 ml air minum) dan kelompok

ketiga, odorinol (0,0025%, 2,5 mg/100 ml air minum)

diberikan melalui mulut dari satu minggu sebelum dan

satu minggu sesudah tahap inisiasi dengan peroksinitrit.

Penambahan TPA, TPA dan odorin serta TPA dan

odorinol dilakukan selama 20 minggu, secara berurutan.

Pengaruh dari pertumbuhan papiloma dilihat setiap

minggu selama 20 minggu; persentase tikus-tikus yang

menghambat papiloma dan jumlah papiloma rata-rata per

tikus dicatat. Perbedaan dalam papiloma tikus antara

kontrol dan eksperimen dianalisis dengan cara student’s

t-test pada 20 minggu setelah promosi (Inada et al.,

2001).

Aktivitas odorin dan odorinol sebagai antikanker

Pada percobaan yang dilakukan oleh Inada et.al

untuk pengujian senyawa yang menghambat pertumbu-

Page 80: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Antikanker Senyawa … 67

han papiloma pada tikus digunakan tiga perbandingan

perlakuan pada tikus. Papiloma sendiri merupakan salah

satu jenis kanker kulit di mana tempat terjadinya yaitu

pada permukaan kulit. Pada percobaan tersebut

digunakan SENCAR-mice sebagai objek penelitian.

SENCAR-mice atau dengan kata lain Sensitive

Carsinogenesis-mice merupakan tikus yang memiliki

sensitivitas tinggi terhadap zat-zat karsinogen. Tikus

tersebut sangat rentan terkena kanker jika ada pengaruh

dari zat-zat karsinogen.

Tikus yang digunakan dalam percobaan dibagi ke

dalam 3 kelompok dengan masing-masing kelompok

terdiri dari 15 ekor tikus.Untuk perlakuan pertama,

digunakan DMBA atau 7,12-dimethyl benz[a]anthracene

sebagai zat karsinogen untuk mengaktifkan sifat

karsinogenik tikus. Seperti telah disebutkan sebelumnya,

untuk memasukan DMBA ini ekor tikus sebelumnya

dicukur dengan menggunakan pisau bedah. Pencukuran

ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengaktifan sel

kanker oleh DMBA karena apabila masih terdapat bulu

dikhawatirkan DMBA ini tidak langsung masuk ke dalam

kulit tikus.

Untuk kelompok pertama, setelah sel

karsinogenik tikus diaktifkan dengan DMBA dan

mengalami tahap inisiasi yaitu selama 1 minggu,

kemudian ditambahkan dengan TPA (12-O-

tetradecanoylphorbol-13-acetate) pada aseton dua kali

dalam seminggu. Kelompok pertama ini dikenal sebagai

kontrol positif. Sedangkan untuk kelompok kedua dan

ketiga ditambahkan odorin dan odorinol pada TPA satu

jam sebelum perlakuan pokok masing-masing. Persen

penghambatan papiloma dan jumlah rata-rata papiloma

yang terbentuk dicatat selama 20 minggu dan perbedaan

Page 81: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

68 Desi Harneti P.H.

antara kontrol positif, kelompok kedua dan kelompok

ketiga dianalisis dengan menggunakan student’s t-test

pada 20 minggu setelah promosi.

Dari hasil analisis tersebut diperoleh grafik sebagai

berikut :

( grup 1), DMBA (390 nmol)+TPA (1,7 nmol); (grup 2),

DMBA (390 nmol)+Odorin (85 nmol)+TPA(1,7 nmol); (grup 3),

DMBA (390 nmol)+odorinol (85 nmol)+TPA (1,7 nmol). Dalam 20

minggu promosi, Odorin dan Odorinol berbeda dari kontrol (p<0,01)

dalam hubungannya dengan papilomas per tikus (n=15).

Gambar. 4.6 Efek penghambatan odorin dan odorinol

dalam karsinogenesis kulit tikus dengan

menggunakan DMBA dan TPA (Inada, et

al, 2001)

Page 82: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Antikanker Senyawa … 69

Seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.6, odorin

dan odorinol menghambat dengan baik pembentukan

papiloma pada kulit tikus dan menunjukkan efek

penghambatan yang signifikan terhadap pertumbuhan sel

kanker yang dihasilkan oleh DMBA dan TPA.

Gambar 4.6 A menunjukkan persen papiloma

pada 20 minggu masa promosi. Pada Gambar 4.6 A ini

dapat dilihat perbedaan yang sangat signifikan antara

kontrol positif dengan perlakuan tambahan menggunakan

odorin dan odorinol. Sampai dengan minggu ke-5

ketiganya masih belum menunjukkan pembentukan

papiloma dan pada minggu ke-6 perbedaan terlihat lebih

jelas dimana kontrol positif menunjukkan pembentukan

papiloma sebanyak 30% sedangkan penambahan odorin

dan odorinol masih belum menunjukkan pembentukan

papiloma. Untuk penambahan odorin papiloma terbentuk

sebanyak 10% pada minggu ke-8, sedangkan kontrol

positif pada minggu ke-7 menunjukkan pembentukan

papiloma sebanyak 80%. Untuk penambahan odorinol

hasilnya lebih baik dibandingkan penambahan odorin

karena pada penambahan odorinol papiloma terbentuk

sebanyak 5% pada minggu ke-9 dan pada minggu ke-7

masih belum menunjukkan pembentukan papiloma.

Kontrol positif menunjukkan hasil 100% untuk

pembentukan papiloma pada minggu ke-9 sedangkan

untuk penambahan odorin sampai pada minggu kelima

belas pun jumlah papiloma yang terbentuk kurang dari

70% dan pada minggu ke 20, 93,3% papiloma terbentuk.

Sama halnya seperti odorin, odorinol dapat menghambat

pertumbuhan sel kanker. Hal ini dapat dilihat pada

minggu keenam belas dengan jumlah papiloma yang

terbentuk dibawah 70% sedangkan pada kontrol positif

jumlah papilomanya sudah 100%.

Page 83: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

70 Desi Harneti P.H.

Sama halnya seperti pada grafik 4.6 A pada grafik

4.6 B menunjukkan adanya penghambatan dengan

penambahan odorin dan odorinol. Pada grafik 4.6 B

dapat dilihat banyaknya papiloma yang terbentuk (jumlah

papiloma) pada sel karsinogenik tikus selama 20 minggu

masa promosi. Untuk kontrol positif setelah 10, 15 dan

20 minggu promosi terbentuk 3,9 ; 8,1 dan 8,8 papiloma.

Jumlah papiloma tersebut dapat dilihat pada masing-

masing kulit tikus yang kemudian dibagi dengan jumlah

tikus tiap kelompok. Dengan waktu yang sama untuk

penambahan odorin pada DMBA dan TPA papiloma

yang terbentuk adalah 0,5 ; 2,8 dan 4,3 papiloma.

Sedangkan untuk penambahan odorinol hasilnya lebih

baik dibandingkan penambahan odorin yaitu

menghasilkan papiloma 0,3 ; 2,6 dan 3,6 disetiap tikus

dengan waktu yang sama secara berurutan. Penambahan

odorin dan odorinol ini tidak mengurangi laju dari

pembentukan papiloma tikus melainkan hanya

mengurangi jumlah rata-rata papiloma papiloma setiap

tikus.

Selanjutnya yaitu dengan menggunakan donor

NO seperti NOR-1 ((±)-(E)-Methyl-2-[(E)-Hidroxy

Amino]-5-nitro-6-methoxy-3-hexenamide) dan peroksi-

nitrit sebagai tahap awal untuk mengaktifkan sifat

karsinogenik tikus. Sama halnya seperti percobaan di

atas, digunakan juga TPA sebagai promotor untuk

pengaktifan sel karsinogenik. Seperti telah diketahui

bersama bahwa kelebihan produksi dari NO

mengakibatkan terjadinya kerusakan gen, sel dan

jaringan sehingga akibatnya NO menjadi penyebab kuat

terjadinya mutagen dan karsinogenesis. Efek

penghambatan odorin dan odorinol dengan

menggunakan NOR-1 dan peroksinitrit diperiksa dengan

Page 84: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Antikanker Senyawa … 71

menggunakan metode oral administration. Hasilnya

kedua senyawa tersebut menghambat pembentukan

papiloma dan menunjukkan efek penghambatan. Hal

tersebut dapat dilihat pada grafik 4.7A dan B.

Pada grafik 4.7 A kelompok kontrol positif, yang

mendapat perlakuan dengan NOR-1 dan TPA menunjuk-

kan pembentukan papiloma sebanyak 100% pada minggu

ke 11. yang diperlakukan dengan NOR-1, TPA dan

odorin menunjukkan efek penghambatan karena pada

minggu ke-10 papiloma yang terbentuk kurang lebih

sebanyak 30% , pada minggu ke-11 papiloma yang ter-

bentuk kurang dari 40%, pada minggu ke-15 kurang dari

70% dan pada minggu ke-20 papiloma yang terbentuk

85%. Sedangkan untuk penambahan odorinol pada NOR-

1 dan TPA efek penghambatan jumlah papiloma yang

terbentuk lebih baik lagi karena dalam minggu ke-10

hanya membentuk papiloma kurang dari 30%, pada

minggu ke 15 menunjukkan 60% dan pada minggu ke-20

menunjukkan 80% pembentukan papiloma.

Untuk grafik 4.7 B tidak jauh berbeda dari grafik

4.7 A, di sini dapat dilihat untuk kontrol positif,

terbentuk papiloma rata-rata sebanyak 6,1 dan 8,1 setelah

15 dan 20 minggu masa promosi. Senyawa odorin

menunjukkan aktivitas penghambatan dengan

terbentuknya papiloma yang lebih sedikit yaitu sebanyak

2,9 dan 3,9 setelah 15 dan 20 minggu masa promosi.

Dalam kelompok yang diperlakukan dengan

odorinol, terbentuk kurang dari 2,6 dan 3,3 (60%

pengurangan bila dibandingkan dengan kelompok

kontrol) di setiap tikus setelah 15 dan 20 minggu masa

promosi. Pada percobaan ini, secara statistik tidak ada

perbedaan signifikan yang ditemukan antara masing-

masing kelompok dan peningkatan berat badan dari

Page 85: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

72 Desi Harneti P.H.

( grup 1), NOR-1 (390 nmol)+TPA (1,7 nmol); (grup 2),

NOR-1 (390 nmol)+0,0025% Odorin (2 minggu)+TPA(1,7 nmol);

(grup 3), NOR-1 (390 nmol)+0,0025% Odorinol (2

minggu)+TPA (1,7 nmol). Dalam 20 minggu promosi, Odorin dan

Odorinol berbeda dari kontrol (p<0,01) dalam hubungannya dengan

papiloma per tikus (n=15)

Gambar 4.7 Efek penghambatan odorin dan odorinol

dalam karsinogenesis kulit tikus dengan

menggunakan NOR-1 dan TPA (Inada et al,

2001).

Page 86: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Antikanker Senyawa … 73

tikus-tikus tidak berpengaruh dengan perlakuan kedua

senyawa.

Gambar 4.8 A dan B menunjukkan efek pengham

batan dari odorin dan odoridol dalam tahap dua karsino-

genesis kulit menggunakan peroksinitrit sebagai tahap

awal dengan cara pemberian makan lewat mulut. Kedua

senyawa tersebut memperlambat pembentukan papiloma

dan menunjukkan efek penghambatan (Inada et al, 2001).

Pada kelompok kontrol positif yaitu yang

mendapat perlakuan dengan peroksinitrit dan TPA, 100%

pembentukan papiloma terjadi pada minggu ke-10. Tikus

yang diperlakukan dengan peroksinitrit, TPA dan odorin

menunjukkan persen pembentukan papiloma lebih sdikit

dibandingkan dengan kontrol positif. Pada minggu ke-10,

15 dan 20 papiloma yang terbentuk sebesar 32%, 55%

dan 93,3%. Sedangkan untuk tikus yang diperlakukan

dengan peroksinitrit, TPA dan odorinol memerlukan

waktu 10 minggu untuk menunjukkan kurang dari 30%

pembentukan, 15 minggu untuk menunjukkan 60% dan

20 minggu untuk menunjukkan 86,7% pembentukan

papiloma dan odorinol mengurangi jumlah rata-rata

papiloma per tikus (pengurangan sekitar 46% pada 20

minggu dibandingkan dengan kelompok kontrol positif).

Sedangkan untuk grafik 4.8 B kontrol positif

menunjukkan pembentukan rata-rata papiloma setiap

tikus sebanyak 3,2 dan 7,5 papiloma setelah 15 dan 20

minggu masa promosi. Untuk tikus dengan penambahan

odorin pembentukan rata-rata papiloma setiap tikus untuk

waktu promosi 15 dan 20 minggu adalah sebanyak 1,9

dan 3,5 papiloma. Untuk penambahan odorinol menun-

jukkan pembentukan rata-rata papiloma setiap tikus

adalah 0,8 dan 2,5 setelah 15 dan 20 minggu masa

promosi. Dengan ini dapat diketahui bahwa odorin me-

Page 87: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

74 Desi Harneti P.H.

( grup 1), Peroksinitrit (390 nmol)+TPA (1,7 nmol); (grup 2),

Peroksinitrit (390 nmol)+0,0025% Odorin (2 minggu)+TPA(1,7

nmol); (grup 3), Peroksinitrit (390 nmol)+0,0025% Odorinol (2

minggu)+TPA (1,7 nmol). Dalam 20 minggu promosi, Odorin dan

Odorinol berbeda dari kontrol (p<0,01) dalam hubungannya dengan

papiloma per tikus (n=15).

Gambar 4.8 Efek penghambatan odorin dan odorinol

dalam karsinogenesis kulit tikus dengan

menggunakan Peroksinitrit dan TPA (Inada

et al, 2001).

Page 88: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Antikanker Senyawa … 75

ngurangi pembentukan papiloma sebanyak 3,5 papiloma

dan odorinol sebanyak 4,5 papiloma untuk setiap tikus.

Dari hasil tes tahap dua karsinogenesis ini, dapat

ditarik kesimpulan bahwa odorin dan odoridol bersama

dengan aktivitas antileukimia langsung dari odorinol

menunjukkan bahwa senyawa ini mungkin akan menjadi

senyawa antikarsinogen berharga dalam karsinogen

kimiawi. Penyelidikan secara mendalam tentang

mekanisme penghambatan senyawa ini dalam senyawa

karsinogen sedang diteliti.

Page 89: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

76 Desi Harneti P.H.

Page 90: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

(77)

BAB V

SENYAWA SITOTOKSIK DARI KULIT

BATANG Aglaia crassinervia

Aglaia crassinervia

AGLAIA crassinervia adalah salah satu spesies

tumbuhan dalam keluarga Meliaceae. Tumbuhan ini

ditemukan di Brunei Darussalam, India (Kepulauan

Nikobar), Indonesia (Kalimantan, Sumatera), Malaysia

(Peninsular Malaysia, Sabah, Sarawak), Myanmar,

Filipina dan Thailand. Nama lain tumbuhan ini adalah

Aglaia cinerea King, Aglaia pyricarpa Baker.f.,

Chisocheton sumatranus Baker.f. Nama lokal tumbuhan

ini di Kalimantan yaitu Lansat-lansat, Lantupak, Segara,

Sigirah.

Su, dan kawan-kawan (2006), meneliti kandungan

senyawa racun sel (sitotoksik) dari Aglaia odorata.

Latar belakang, metode dan hasil penelitian Su dan

kawan-kawan, dilaporkan pada bagian ini.

Tumbuhan ini berupa pohon kanopi pertengahan

tingginya 31 m dan diameternya 49 cm. Stipules absen.

Daun-daun beragam, campuran, lapisan lebar, berbulu di

bawah. Bunga-bunganya kira-kira berdiameter 1 mm,

berwarna kuning, terletak di dalam panikel besar. Buah-

Page 91: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

78 Desi Harneti P.H.

buahnya berdiameter kira-kira 24 mm, berwarna krem

kecokelatan, kapsul gemuk. Benihnya berwarna

transparan merah kecokelatan.

Ekologi tumbuhan ini terletak di dalam hutan

campuran dipterocarp tak terganggu pada ketinggian 800

m. Di atas lereng bukit dan punggung bukit, tetapi juga

umumnya sepanjang sungai dan alirannya. Di atas tanah

liat sampai lahan berpasir. Di dalam hutan sekunder yang

pada umumnya menyajikan sisa pra-disturbansi.

Pengrusakan habitat adalah suatu ancaman bagi spesies

ini.

Taksonomi Aglaia crassinervia

Kerajaan : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Sub Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Keluarga : Meliaceae

Genus : Aglaia

Spesies : Aglaia crassinervia

Gambar 5.1 Aglaia crassinervia (Panell, 1992)

Page 92: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Sitotoksik dari Kulit … 79

Eksperimen

Bahan Tumbuhan

Kulit batang (850 g) Aglaia crassinervia

dikumpulkan di Pulau Lombok, Indonesia, pada Oktober

2001, dan diidentifikasi oleh Soedarsono Riswan. Suatu

spesimen voucher (nomor koleksi SR-040) telah

disimpan di Herbarium Bogoriense, Indonesia Institute of

Science, Bogor, Indonesia.

Ekstraksi dan isolasi

Kulit batang yang telah dikeringkan dan digiling

(850 g) diekstraksi menggunakan MeOH (3x3 L) pada

suhu kamar, masing-masing 2 hari. Setelah penyaringan

dan penguapan pelarut di bawah tekanan yang dikurangi,

gabungan ekstak metanol kasar disuspensikan dalam H20

(700 mL), kemudian dipartisi, secara bergiliran, dengan

petroleum eter (3x500 mL), CHCl3 (3x500 mL), dan

EtOAc (3x500 mL), untuk menghasilkan ekstrak kering

petroleum eter (5,2 g), CHCl3 (20,0 g), EtOAc (1,5 g),

dan larut-H20 (kira-kira 14,6 g). Ekstrak larut-CHCl3

ditemukan aktif dalam sel Lu1 dengan nilai ED50 0,29

µg/mL. Ekstrak ini kemudian dikromatografi kolom

dengan Si gel (7x40 cm, 460 g 230-400 mesh), dan di

elusi dengan CHCl3-MeOH bergradien (50:1 sampai 2:1),

menghasilkan tujuh fraksi (F01-F07). Fraksi-fraksi ini di

evaluasi kembali dalam sel Lu1 dan nilai ED50 (µg/mL)

berturut-turut 1,6, 0,19, 1,4, 1,7, 16,4, >20 dan >20.

Fraksi F01 dan F02 digabungkan dan dikromato-

grafi pada kolom Si gel (5,5x40 cm) dan dielusi dengan

petroleum eter-aseton (12:1 sampai 1:1), untuk

menghasilkan 7 subfraksi (F0101-F0107). Fraksi F0102

dimurnikan dengan kolom kromatografi Si gel (4,0x40

cm) menggunakan CHCl3-aseton (60:1 sampai 10:1)

Page 93: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

80 Desi Harneti P.H.

sebagai pelarut, untuk menghasilkan campuran β-

sitosterol dan stigmasterol (250 mg), dan campuran

cabraleadiol dan epiokotillol (125 mg), berdasarkan

kepolarannya. Integrasi 1H NMR menduga bahwa rasio

β-sitosterol dan stigmasterol sekitar 3:2, sedangkan rasio

cabraleadiol dan epiokotillol sekitar 1:1. Dua campuran

bahan alam ini tidak dapat dipisahkan oleh HPLC dan

tidak diteliti lebih lanjut. Senyawa 5 (520 mg) didapatkan

sebagai bubuk amorf putih dari larutan CHCl3-aseton

(kira-kira 12:1) dari F0103. Subfraksi F0104 di

kromatografi pada kolom Si gel (3,8x45 cm) dan dielusi

dengan CHCl3-aseton (30:1 sampai 10:1), menghasilkan

tambahan jumlah senyawa 5 (6 mg) dan campuran

senyawa 4 & 5 (58 mg). Campuran ini kemudian

dimurnikan dengan KLT preparatif (Si gel Merck 60Å,

20x20 cm, 500 µm), dikembangkan dengan CHCl3-

MeOH (40:1), untuk menghasilkan senyawa 5 (Rf = 0,62

; 9,0 mg) dan epi-isomernya, senyawa 4 (Rf = 0,60 ; 15,2

mg). Subfraksi F0105 dimurnikan pada kolom Sephadex

LH-20 (3,5x45 cm) dan di elusi dengan MeOH untuk

memberikan 4 subfraksi selanjutnya (F010501-F010504).

Aglaiaglabretol B (2) 85 mg, didapatkan sebagai suatu

bubuk amorf putih dari larutan n-heksana-EtOAc (kira-

kira 1:1) dari F010502. Fraksi F010503 dimurnikan pada

suatu kolom Si gel (4,0x30 cm) dan dielusi dengan

CHCl3-MeOH (100:1), untuk menghasilkan aglaiaglabre-

tol A (1), 78 mg. Fraksi F010504 di kromatografi pada

kolom Si Gel (4,0x30 cm) dan di elusi dengan CHCl3-

MeOH (80:1 sampai 60:1), menghasilkan suatu

campuran (18 mg) dan 2β,3β-dihidroksi-5α-pregn-

17(20)-(E)-en-16-on (20 mg), berdasarkan kepolarannya.

Campuran ini kemudian dimurnikan dengan KLTP (Si

gel Merck 60Å, 20x20 cm, 1000 µm), dikembangkan

Page 94: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Sitotoksik dari Kulit … 81

dengan CHCl3-aseton (5:2), untuk menghasilkan

senyawa 6 (Rf = 0,56 ; 10,0 mg).

Dua fraksi aktif lainnya dari kromatografi kolom

awal, F03 dan F04, digabungkan dan di fraksionasi pada

suatu kolom Si gel (4,0x40 cm) menggunakan petroleum

eter-aseton (8:1 sampai 1:1) sebagai eluat, dan

menghasilkan 6 subfraksi (F0301-F0306). Fraksi F0302

dimurnikan pada suatu kolom Si gel (4,0x30 cm) dan di

elusi dengan CHCl3-MeOH (100:1), untuk memberikan

jumlah tambahan Aglaiaglabretol A (1) 13,5 mg dan

skopoletin (15 mg). Fraksi F0304 dimurnikan pada

kolom Sephadex LH-20 (3,5x45 cm) dan di elusi dengan

CHCl3-MeOH (1:1), untuk memberikan 5 subfraksi

selanjutnya (F030401-F030405). Aglaiaglabretol C (3)

38 mg didapatkan sebagai suatu bubuk amorf putih dari

larutan n-heksana-EtOAc (kira-kira 1:2) dari F030402.

Kandungan kimia tumbuhan Aglaia crassinervia

Bagian larut-kloroform dari ekstrak metanol kulit

batang Aglaia crassinervia Kurz. ex Hiern ditemukan

menunjukkan aktivitas sitotoksik melawan beberapa sel

kanker manusia. Belum ada studi fitokimia atau biologis

yang telah dilaporkan dari tumbuhan ini sebelumnya.

Fraksionasi yang dipandu bioassay dari ekstrak

ini menggunakan sel Lu1 (kanker paru manusia) untuk

memantau hasil fraksionasi dalam isolasi tiga glabretal

baru tipe triterpenoid, aglaiaglabretol A–C (1–3), seperti

halnya sembilan senyawa yang telah diketahui. Di antara

isolat-isolat ini, siklopenta[b]benzofuran yang telah

diketahui, rokaglaol (6), ditemukan sangat tinggi sitotok-

siknya dan dapat dibandingkan dalam potensinya pada

kontrol positif, paklitaksel dan kampotekin.

Page 95: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

82 Desi Harneti P.H.

Aglaiaglabretol A (1)

Aglaiaglabretol A (1) diperoleh sebagai kristal

jarum yang tidak berwarna, titik lelehnya 185-187 0C.

Rumus molekul C30H48O5 diberikan pada Aglaiaglabretol

A (1) berdasarkan pada HRESIMS (m/z nya 511,3383).

Gambar 5.2. Struktur Aglaiaglabretol A (1) (Su et al,

2006).

Spektrum 1H NMR dari senyawa 1 (dalam CDCl3,

Tabel 1) menunjukkkan karakteristik sinyal untuk enam

singlet dari gugus metil tersier (CH3-19, 26, 27, 28, 29,

dan 30), lima metin teroksigenasi dan proton metilen (H-

7, H2-21, H-23, dan H-24), dan sejumlah proton overlap

untuk alifatik metin dan metilen. Dan lagi, dua proton

dari suatu metilen alifatik (ditetapkan dengan korelasi 1H-

1H COSY dan HMQC) diamati dalam suatu daerah

relatif high-field pada δH 0,69 (1H, br d, J = 4,3 Hz,

H=18a) dan 0,48 (1H, d, J = 4,6 Hz, H=18b). Konsisten

dengan penentuan rumus molekul, 30 sinyal karbon

Page 96: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Sitotoksik dari Kulit … 83

dimunculkan dalam spektrum 13

C NMR (dalam CDCl3,

Tabel 1) dari senyawa 1.

Data spektroskopik NMR DEPT135 menunjukkan bahwa

30 karbon dalam molekul senyawa 1 terdiri dari 6 gugus

metil, 10 metilen, 7 metin, dan 7 karbon kuarterner, yang

konsisten dengan analisis data spektroskopik 1H NMR.

Semua keterangan yang dijelaskan di atas, digabung

dengan pertimbangan kemotaksonomi genus Aglaia, di

duga bahwa senyawa 1 adalah suatu triterpen.

Berdasarkan pada pengamatan pergeseran kimia 13

C

NMR, jelas terlihat satu keton jenuh (δC 218,1, C-3), satu

karbon metilen teroksigenasi (δC 70,7, C-21), tiga karbon

metin teroksigenasi (δC 64,8, C-23; 74,0, C-7; 86,6, C-

24), dan satu karbon kuarterner teroksigenasi (δC 74,1, C-

25) terdapat dalam molekul senyawa 1. Dalam spektrum

HMBC senyawa ini, korelasi di amati dari kedua sinyal

proton CH3-28 dan CH3-29 ke C-3, C4, dan C-5, dari

CH3-19 ke C-1, C-5, C-9, dan C-10, dari CH3-30 ke C-7,

C-8, C-9, dan C-14, dan dari H-7 ke C-5, C-9, dan CH3-

30. Korelasi ini digunakan untuk menentukan bahwa 4

dari 6 gugus metil berada dalam cincin A dan B dari

molekul senyawa 1. Sebagian struktur ini mirip dengan

kebanyakan triterpenoid pada umumnya (Connolly &

Hill, 2005).

Pada interpretasi selanjutnya dari spektrum

HMBC senyawa 1, korelasi dari khususnya proton

metilen high-field pada δH 0,69 (H-18a) dan 0,48 (H-18b)

ke C-8, C-12, C-13, C-14, C-15, dan C-17 di amati.

Korelasi ini, dalam gabungannya dengan pergeseran

kimia H-18a, H-18b, dan C-18, dan konstanta kopling

antara H-18a dan H-18b (Ferguson et al., 1973;

Kashiwada et al., 1992), menduga keberadaan suatu

gugus metilen siklopropil dalam molekul senyawa 1 yang

Page 97: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

84 Desi Harneti P.H.

Tabel 5.1. Data Spektroskopik NMR dari Senyawa 1a (Su

et al, 2006).

a TMS digunakan sebagai standar dalam; pergeseran kimia

ditunjukkan dalam skala δ dengan harga J (Hz) dalam tanda

Position Dalam CDCl3 (300/75 MHz) Dalam piridin-d5 (360/90 MHz)

δH δC δH δC

1 1,80-1,92,m; 1,48, m 39,4 t 1,69-1,73, m; 1,37, m 39,8 t

2 2,47, m 33,9 t 2,50, m 34,2 t

3 218,1

s

216,7

s

4 46,7 s 47,0 s

5 2,11, m 45,3 d 2,40-2,46, m 45,7 d

6 1,67, br dd (7,0, 2,1) 25,4 t 1,69-1,73, m 27,0 t

7 3,83, br s 74,0 d 3,96, br s 73,6 d

8 37,3 sb 37,8 sb

9 1,26-1,35, m 43,0 d 1,50-1,55, m 43,4 d

10 36,6 s 36,9 s

11 1,26-1,35, m 17,2 t 1,30, m; 1,14, m 17,7 t

12 1,80-1,92, m 28,14

tc

2,17, m; 1,69-1,73, m 28,8 tc

13 28,5 s 28,4 s

14 38,5 sb 39,0 sb

15 1,80-1,92, m; 1,53, m 26,1 t 1,80-1,91, m; 1,69-

1,73, m

26,4 t

16 2,05, m; 0,90, m 28,08

tc

1,80-1,91, m; 0,86, m 28,7 tc

17 2,22, br q (7,8) 45,8 d 2,40-2,46, m 46,5 d

18 0,69, br d (4,3); 0,48,

d (4,6)

14,3 t 0,98, d (5,2); 0,59, d

(5,3)

15,4 t

19 0,95, s 16,0 q 0,90, s 16,0 q

20 1,55, m 40,4 d 1,50-1,55, m 41,1 d

21 4,09, br d (10,6) 4,29, br d (11,6)

3,42, br d (10,6) 70,7 t 3,56, dd (11,5, 2,4) 71,2 t

22 2,00, m; 1,52, m 36,4 t 2,26, m;1,80-1,91, m 37,5 t

23 3,83, m 64,8 d 4,34, m 65,2 d

24 2,90, d (9,1) 86,6 d 3,37, d (9,2) 87,8 s

25 74,1 s 73,5, s

26 1,31, s 28,5 q 1,66, s 24,9 q

27 1,29, s 24,0 q 1,65, s 29,2 q

28 1,03, s 20,9 q 1,08, s 21,2 q

29 1,09, s 26,7 q 1,18, s 26,8 q

30 1,09, s 19,9 q 1,02, s 20,3 q

OH-7 2,57, br s 4,67, br s

OH-23 3,66, br s 6,34, br s

OH-25 3,05, br s 6,53, br s

Page 98: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Sitotoksik dari Kulit … 85

kurung. Penetapan berdasarkan pada spektra 1H-

1H COSY,

HMQC, dan HMBC. b,c

Penetapan dapat dipertukarkan dalam kolom yang sama.

berlokasi antara C-13 dan C-14. Oleh karena itu,

senyawa 1 ditetapkan sebagai suatu triterpen tipe

glabretal (Ferguson et al., 1973). Pada umumnya,

triterpenoid yang memiliki suatu gugus metilen

siklopropil yang di isolasi dari spesies Aglaia adalah tipe

sikloartan (Inada et al., 1997; Weber et al., 2000), di

mana gugus metilen siklopropilnya antara C-9 dan C-10.

Keberadaan suatu cincin tetrahidropiran pada rantai

samping ditentukan berdasarkan interpretasi yang di

amati dari korelasi spektra 1H-

1H COSY, HMQC, dan

HMBC senyawa 1.

Seperti ditunjukkan dalam Tabel 1, beberapa

sinyal tumpang tindih di senyawa 1 dalam CDCl3

dipisahkan menggunakan piridin-d5. Contohnya, sinyal

CH3-29 dan CH3-30 senyawa 1 tumpang tindih pada δH

1,09 dalam spektrum 1H NMR yang dicatat di CDCl3 saat

dua resonansi ini jelas dipisahkan pada δH 1,18 dan 1,02

dalam piridin-d5. Pada interpretasi spektra NOESY

senyawa 1 yang diperoleh baik dalam CDCl3 dan piridin-

d5, korelasi diamati dari H-5 ke H-9 dan CH3-29, dari H-

7 ke CH3-30, dan dari H-9 ke H-18a. Hal ini diduga

bahwa H-5, H-9, dan gugus metilen siklopropil berada di

sisi yang sama dari molekul senyawa 1. Konfigurasi

relatif H-20, H-23, dan H-24 dari cincin tetrahidropiran

dalam rantai samping ditentukan sebagai α, β, dan α,

berturut-turut, berdasarkan pengamatan korelasi NOESY

baik dari H-20 dan H-24 ke H-21α, dan dari H-23 ke

CH3-26 dan CH3-27.

Bagaimanapun, stereokimia relatif cincin tetra hi-

dropiran dari rantai samping dan kerangka cincin senya -

Page 99: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

86 Desi Harneti P.H.

Gambar 5.3. Penggambaran ORTEP dari

Aglaiaglabretol A (1) (Su et al, 2006).

wa 1 sulit untuk dilihat, sejak ikatan C-17/C-20 memiliki

rotasi bebas. Maka, analisis difraksi sinar-X kristal

tunggal (Gambar 5.3) dilakukan untuk menegaskan

struktur dan untuk menetapkan stereokimia relatif

keseluruhan molekul senyawa 1. Parameter Flack dari -

0,03 (19) ditentukan untuk struktur sinar-X ini dan

membolehkan penetapan stereokimia absolut dari

Aglaiaglabretol A (1) (Gambar 5.3). Penetapan ini

konsisten dengan penentuan 23R dengan analisis data

spektoskopik 1H NMR dari 1R dan 1S (Tabel 2) yang

didapatkan menggunakan metode ester Mosher yang

sesuai (Su et al., 2002).

Page 100: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Sitotoksik dari Kulit … 87

Tabel 5.2. Data spektoskopik 1H NMR pilihan dari

turunan ester (R)- dan (S)- MTPA (1r dan

1s) dari senyawa 1a (Su et al, 2006).

Posisi δR δS δS- δR

7 3,945, br s 3,946, br s +0,001

18 0,932b 0,975, d (5,4) +0,043

0,539, d (5,3) 0,602, d (5,4) +0,063

20 1,836, m 1,875, m +0,036

21 4,112, dd (11,0, 6,2) 4,155, dd (11,1, 5,3) +0,033

3,788, dd (11,1, 5,0) 3,786, dd (11,0, 4,3) -0,002

22 2,213, m 2,292, m +0,079

1,844, m 1,880, m +0,036

23 5,965, m 5,906, m -0,059

24 3,628, d (5,4) 3,537, d (6,2) -0,091 a Spektra diperoleh dalam piridin-d5 pada 360 MHz dari reaksi

tabung NMR secara langsung; pergeseran kimia ditunjukkan

dalam skala δ dengan harga J (Hz) dalam tanda kurung. Penetapan

berdasarkan pada pengamatan korelasi 1H-

1H COSY.

b Tumpang tindih dengan sinyal CH3-30.

Aglaiaglabretol B (2)

Aglaiaglabretol B (2) didapatkan sebagai bubuk

amorf putih, titik leleh 132-135 0C, menunjukkan puncak

ion molekul tersodiasi pada m/z 593,3802 dalam

HRESIMS, menunjukkan rumus molekul C35H54O6.

Gambar 5.4 Struktur Aglaiaglabretol B (2) (Su et al,

2006).

Page 101: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

88 Desi Harneti P.H.

Kedua data 1H dan

13C NMR (Tabel 5.3) senyawa

2 sangat mirip dengan senyawa 1, dan diduga bahwa

senyawa 2 adalah triterpen glabretal juga (Ferguson et

al., 1973). Ketika dibandingkan dengan senyawa 1,

spektra 1H dan

13C NMR senyawa 2 menunjukkan tipikal

sinyal untuk suatu substituen tigloiloksi pada δH 6,83

(1H, dq, J=7,1, 1,3 Hz, H-3’), 1,83 (3H, br s, H-5’), dan

1,78 (3H, d, J=7,1 Hz, H-4’), dan δC 167,79 (s, C-1’),

136,48 (d, C-3’), 129,27 (s, C-2’), 14,31 (q, C-4’), dan

12,09 (q, C-5’) (Ferguson et al., 1973; El Sayed et al.,

1995).

Dalam spektrum HMBC senyawa 2, kedua sinyal

proton CH3-28 dan CH3-29 dikorelasikan dengan sinyal

karbon pada δC 80,71 (d, C-3), menunjukkan keberadaan

suatu metin teroksigenasi pada C-3 dalam molekul

senyawa 2 sebagai pengganti gugus keton pada posisi

yang sama di senyawa 1. Pada interpretasi selanjutnya

dari spektrum HMBC senyawa 2, suatu korelasi dari H-3

ke karbon karbonil dari gugus tigloiloksi pada δC 167,79

(s, C-1’) di amati. Korelasi ini digunakan untuk

menentukan bahwa gugus tigloiloksi berada pada C-3

dalam senyawa 2. Spektrum 13

C NMR senyawa ini

menunjukkan karakteristik sinyal untuk suatu gugus

hemiasetal pada δC 98,25 (d, C-21) dan suatu gugus

epoksi trisubstitusi pada δC 67,66 (d, C-24) dan 58,05 (s,

C-25). Berdasarkan pada interpretasi dari korelasi yang

diamati dalam spektra 1H-

1H COSY, HMQC, dan

HMBC, rantai samping senyawa 2 ditetapkan memiliki

cincin tetrahidrofuran yang mengandung suatu gugus

hemiasetal pada C-21. Dengan cara yang sama seperti

untuk analog yang dilaporkan sebelumnya (Ferguson et

al., 1973; Arruda et al., 1994; Mulholland et al., 1996),

aglaiaglabretol B (2) diisolasi sebagai suatu campuran

Page 102: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Sitotoksik dari Kulit … 89

epimer. Rasio epimer mayor dan minor sekitar 5:2. Data

NMR untuk kedua epimer ditunjukkan dalam Tabel 3.

Tabel 5.3. Data spektroskopik NMR dari Senyawa 2a (Su

et al, 2006).

Posisi Isomer mayor Isomer minor

δH δC δH δC

1 1,53-1,75, m; 1,03-

1,09, m

38,27 t 1,53-1,75, m; 1,03-1,09,

m

38,17 t

2 1,69-1,75, m; 1,53-

1,67, m

23,51 t 1,69-1,75, m; 1,53-1,67,

m

23,51 t

3 4,56, dd (11,4, 4,5) 80,71 d 4,56, dd (11,4, 4,5) 80,66 d

4 37,58 sb 37,58 sb

5 1,53-1,67, m 46,09 d 1,53-1,67, m 46,16 d

6 1,69-1,75, m; 1,53-

1,67, m

24,20 t 1,69-1,75, m; 1,53-1,67,

m

24,20 t

7 3,76, br s 74,39 d 3,76, br s 74,25 d

8 38,86 s 38,91 s

9 1,21-1,36, m 44,17 d 1,21-1,36, m 43,99 d

10 37,18 sb 37,25 sb

11 1,21-1,36, m 16,37 t 1,21-1,36, m 16,22 t

12 1,53-2,15, m 27,51 tc 1,53-2,15, m 25,94 tc

13 28,99 s 28,58 s

14 36,88 s 36,01 s

15 1,53-2,15, m 25,29 tc 1,53-2,15, m 25,29 tc

16 1,53-1,75, m; 0,84-

0,91, m

26,34 tc 1,41, m; 0,94, m 25,98 tc

17 2,21, br q (7,6) 44,83 d 2,05, m 48,22 d

18 0,67, br d (4,0); 0,48,

d (4,2)

13,77 t 0,75, br d (4,2); 0,50, d

(4,4)

13,59 t

19 0,91, s 15,97 q 0,90, s 15,85 q

20 1,85-1,91, m 49,35 d 2,08-2,18, m 50,66 d

21 5,43, m 98,25 d 5,43, m 102,16

d

22 1,90-2,01, m; 1,66-

1,74, m

30,83 t 2,03-2,11, m;1,38-1,42,

m

32,82 t

23 3,88, ddd (7,4, 7,4,

7,2)

78,43 d 3,95, m 77,34 d

24 2,84, d (7,5) 67,66 d 2,70, d (7,6) 65,35 d

25 58,05 s 57,25, s

26 1,30, s 25,03 q 1,35, s 24,94 q

27 1,31, s 19,21 q 1,31, s 19,42 q

28 0,90, s 16,88 q 0,90, s 16,88 q

29 0,88, s 27,82 q 0,88, s 27,82 q

30 1,04, s 19,53 q 1,03, s 19,47 q

OH-7 2,52, br s 2,46, br s

Page 103: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

90 Desi Harneti P.H.

a Spektra

1H dan

13C diperoleh dalam CDCl3 pada 500 dan 125 MHz,

berturut-turut; TMS digunakan sebagai standar dalam; pergeseran

kimia ditunjukkan dalam skala δ dengan harga J (Hz) dalam tanda

kurung. Penetapan berdasarkan pada spektra 1H-

1H COSY,

HMQC, dan HMBC. b,c

Penetapan dapat dipertukarkan dalam kolom yang sama.

Jika perbedaan antara epimer mayor dan minor

yang dihasilkan dari konfigurasi gugus hidroksil

hemiasetal, konstanta kopling dari H-20α/H-21α dan H-

20α/H-21β harus secara umum berubah, saat pola

pemisahan H-23 dari dua epimer mirip. Bagaimanapun,

sinyal H-21 dari dua epimer tumpang tindih pada δH 5,43

dalam spektrum 1H NMR senyawa 2, sejak dua proton

hemiasetal ini hampir seluruh pergeseran kimianya sama

dalam CDCl3. Oleh karena itu, beberapa perbedaan

dalam konstanta kopling H-20α/H-21α dan H-20α/H-21β

dari dua epimer ini tidak jelas. Dengan kata lain, baik

pergeseran kimia dan pola pemisahan dari H-23 dalam

epimer ini secara jelas berbeda (Tabel 5.3).

Berdasarkan pengamatan spektroskopik ini, ada

juga kemungkinan gagasan bahwa konfigurasi relatif dari

C-23 dapat dibedakan dalam epimer ini, walaupun

kemungkinan besar pada karbon hemiasetal dari titik

kestabilan kimia. Oleh karena itu, aglaiaglabretol B (2) di

asetilasi menggunakan asetat anhidrid dan piridin.

OH-

21

3,06, br s 3,02, br s

1’ 167,79 s 167,79

s

2’ 129,27 s 129,27

s

3’ 6,83, dq (7,1, 1,3) 136,48

d

6,83, dq (7,1, 1,7) 136,48

d

4’ 1,78, d (7,1) 14,31 q 1,78, d (7,1) 14,31 q

5’ 1,83, br s 12,09 q 1,83, s 12,09 q

Page 104: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Sitotoksik dari Kulit … 91

Gambar 5.5. 7,21-diasetat (2b dan 2d), 21-monoasetat

(2a dan 2c), dan 7,21-dehidroaglaiagla-bretol

B (2e) (Su et al, 2006).

Empat produk asetilasi, dua 7,21-diasetat (2b dan

2d) dan dua 21-monoasetat (2a dan 2c), dihasilkan.

Konstanta kopling antara H-20 dan H-21 dalam semua

produk asetilasi (2a-2d) sangat dekat, antara 2,7-3,2 Hz.

Hasil ini masih belum menunjukkan apakah bagian

epimerik dalam Aglaiaglabretol B (2) pada C-21 atau C-

Page 105: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

92 Desi Harneti P.H.

23. Sebab itu, Aglaiaglabretol B (2) di oksidasi

menggunakan CrO3, membawa hanya pada satu produk

oksidasi, 7,21-dehidroaglaiaglabretol B (2e), yang

menetapkan bahwa epimer dalam Aglaiaglabretol B (2)

ada pada C-21. Berdasarkan hasil transformasi kimia

yang dijelaskan di atas, seperti halnya pola pemisahan

dan konstanta kopling H-21 dan H-23 dari senyawa 2

(Tabel 3) dan 2a-2d, dapat disimpulkan bahwa cincin

tetrahidrofuran memiliki perbedaan konformasi ketika

OH-21 atau AcO-21 adalah orientaasi α- atau β- (Gambar

3.6)

Gambar 5.6. Kemungkinan konformasi dari cincin

tetrahidrofuran dalam aglaiaglabretol B (2)

ketika H-20 dan H-21 adalah trans (A) dan cis

(B), berturut-turut (Su et al, 2006).

Dengan cara yang sama seperti untuk

aglaiaglabretol A (1), H-17 dan H-20 dari semua triterpen

glabretal yang dilaporkan sebelumnya (Ferguson et al.,

1973; Kashiwada et al., 1992; Miller et al., 1995;

Harding et al., 2001) telah ditetapkan sebagai β dan α,

berturut-turut. Informasi ini, digabung dengan

pengamatan korelasi NOESY dari H-20 ke H-23,

ditentukan bahwa baik H-20 dan H-23 dari senyawa 2

adalah orientasi α. Atas dasar biogenesis, stereokimia

relatif dari C-24 senyawa 2 ditetapkan sebagai R, yang

Page 106: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Sitotoksik dari Kulit … 93

sama seperti pada senyawa 1. Pergeseran kimia karbon

hemiasetal (C-21) dari triterpen glabretal ada dalam

daerah lebih up-field ketika gugus OH-21 atau AcO-21

memiliki orientasi β (Harding et al., 2001). Proton H-21

dari 2a dan 2b, dan dari 2c dan 2d, ditentukan sebagai α

dan β, berturut-turut, berdasarkan perbandingan

pergeseran kimia C-21 dari produk asetilasi ini. (Harding

et al., 2001).

Aglaiaglabretol C (3)

Gambar 5.7. Struktur Aglaiaglabretol C (3) (Su et al,

2006).

Kedua data 1H dan

13C NMR dari aglaiaglabretol

C (3) (tabel 4) sangat mirip dengan senyawa 2. Korelasi

yang diamati dalam spektra 2D NMR 1H-

1H COSY,

HMQC, HMBC, dan NOESY juga menduga keberadaan

suatu gugus β-tigloiloksi pada C-3 dan suatu gugus α-

hidroksi pada C-7 dalam molekul senyawa 3, sama

seperti pada senyawa 2. Pergeseran kimia dari C-24 (δC

67,66) dan C-25 (δC 58,05) dari senyawa 2 diamati dalam

daerah downfield (δC 74,80 dan 73,74) dalam spektrum 13

C NMR senyawa 3. Hal ini menunjukkan bahwa suatu

gugus fungsional 24,25-dihidroksi dalam 3 telah

menggantikan gugus 24,25-epoksi dalam senyawa 2.

HRESIMS (m/z 611,3903) digunakan untuk

menunjukkan rumus molekul senyawa 3 sebagai

Page 107: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

94 Desi Harneti P.H.

C35H56O7, satu unit H2O lebih banyak daripada senyawa

2. Aglaiaglabretol C (3) juga diisolasi sebagai suatu

campuran epimer, dan rasio isomer mayor dan minor

sekitar 5:1. Hanya data 1H dan

13C NMR dari epimer

mayor yang ditunjukkan dalam Tabel 5.4. karena korelasi

2D NMR yang diamati untuk isomer tidak cukup jelas

untuk melengkapi penentuan yang akan di buat. Dalam

cara yang sama seperti penentuan senyawa 2 yang

dijelaskan di atas, stereokimia relatif dari C-20, C-23,

sdan C-24 dari senyawa 3 ditetapkan sebagai S, R, dan S,

berturut-turut.

Tabel 5.4. Data spektroskopik NMR dari Senyawa 3a

(Su et al, 2006).

Posisi Senyawa 3 (360/90 MHz)

δH δC

1 1,51-1,74, m; 1,02-1,06, m 38,25 t

2 1,51-1,74, m 23,45 t

3 4,49-4,58, m 80,72 d

4 37,53 sb

5 1,51-1,74, m 46,03 d

6 1,51-1,74, m 24,12 t

7 3,77, br s 74,35 d

8 38,84 sb

9 1,21-1,32, m 44,07 d

10 36,92 sb

11 1,21-1,32, m 16,30 t

12 1,86-2,00, m; 1,51-1,74, m 26,25 tb

13 28,84 s

14 37,11 sb

15 1,51-1,74, m; 1,21-1,32, m 25,67 tb

16 1,21-1,32, m; 0,84-0,91, m 27,46 t

17 2,19, m 44,91 d

18 0,67, br d (3,9); 0,47, d (4,5) 13,73 t

19 0,90, s 15,97 q

20 1,86-2,00, m 48,61 d

Page 108: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Sitotoksik dari Kulit … 95

21 5,36, br s 97,29 d

22 1,86-2,00, m; 1,81, m 29,44 t

23 4,49-4,58, m 78,75 d

24 3,14, d (7,6) 74,80 d

25 73,74 s

26 1,26, s 26,72 q

27 1,30, s 26,78 q

28 0,90, s 16,86 q

29 0,88, s 27,80 q

30 1,03, s 19,51 q

OH-7 2,55, br sb

OH-21 5,08, br sb

1’ 167,88 s

2’ 129,16 s

3’ 6,83, dq (7,1, 1,2) 136,66 d

4’ 1,79, d (7,1) 14,36 q

5’ 1,83, s 12,09 q

a Spektra

1H dan

13C diperoleh dalam CDCl3 pada 360 dan 90 MHz,

berturut-turut; TMS digunakan sebagai standar dalam; pergeseran

kimia ditunjukkan dalam skala δ dengan harga J (Hz) dalam tanda

kurung. Penetapan berdasarkan pada spektra 1H-

1H COSY,

HMQC, dan HMBC. b

Penetapan dapat dipertukarkan dalam kolom yang sama.

Senyawa yang telah di ketahui yang di isolasi dari kulit

batang Aglaia crassinervia

Gambar 5.8. Struktur 3-epicabraleahidroksilakton (4)

dan cabraleahidroksilakton (5) (Su et al,

2006).

Page 109: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

96 Desi Harneti P.H.

Senyawa 4 dan 5 menunjukkan spektra 1H dan

13C NMR yang mirip, dan memiliki rumus molekul yang

sama, C27H44O3, yang dibentuk untuk kedua senyawa

tersebut berdasarkan data HREIMS-nya. Perbedaan

pergeseran kimia NMR di antara dua senyawa ini jelas

terlihat pada proton dan karbon dari cincin A, terutama

pola pemisahan pada H-3. Interpretasi pengamatan

korelasi NMR 2D menunjukkan bahwa senyawa 4 dan 5

mempunyai struktur kasar yang sama sebagai tipe

dammaran nortriterpenoid tertentu. Sinyal H-3 diamati

sebagai dobel doblet pada δH 3,20 (J=10,9, 5,2 Hz) dan

suatu singlet lebar pada δH 3,39 dalam spektra 1H NMR

dari senyawa 4 dan 5, berturut-turut. Hal ini diduga

bahwa senyawa 4 dan 5 adalah epimer pada C-3, yang

telah ditegaskan oleh korelasi spektroskopik NOESY-

nya. Senyawa 4, 3-epi-cabraleahidroksilakton, dilaporkan

baru-baru ini sebagai suatu bahan alam baru dari minyak

benih Camellia japonica, rupanya setelah hidrolisis dari

asetatnya yang dimurnikan dari fraksi terasetilasi

(Akihisa et al., 2004). Senyawa 5, cabraleahidroksilak -

ton, di isolasi sebagai satu dari komponen utama dalam

penelitian ini. Senyawa ini telah dilaporkan sebelumnya

dari Cabralea polytricha (Cascon & Brown, 1972).

Gambar 5.9. Rokaglaol (6) (Su et al, 2006).

Page 110: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Sitotoksik dari Kulit … 97

Senyawa lain yang telah diketahui yang

didapatkan dalam penelitian ini adalah rokaglaol (6)

(Ishibashi et al., 1993), cabraleadiol (Hisham et al.,

1996), 2β,3β-dihidroksi-5α-pregn-17(20)-(E)-en-16-on

(Inada et al., 1997), epiokotillol (Mohamad et al., 1999),

skopoletin (Lee et al., 2001), dan campuran β-sitosterol

(Kojima et al., 1990) dan stigmasterol (Kojima et al.,

1990), diidentifikasi dengan membandingkan data fisik

dan spektroskopik ([α]D, 1H NMR,

13C NMR, DEPT,

NMR 2D, dan MS) dengan harga yang telah

dipublikasikan.

Evaluasi Aktivitas Biologis

Semua isolat dan hasil transformasi kimia yang

didapatkan dalam penelitian ini dievaluasi aktivitas

sitotoksiknya terhadap beberapa sel kanker manusia.

Tabel 5.5. Aktivitas sitotoksik dari senyawa 2, 2c,

2d, 3 dan 6a (Su et al, 2006).

Senyawa

Sel kankerb

Lu1 LNCaP MCF-7 HUVEC

2 2,6 0,5 1,7 3,4

2c 6,2 3,8 2,5 8,7

2d 13,9 9,0 12,1 16,3

3 3,6 4,7 3,1 6,8

6 0,006 0,01 0,004 3,3

Paklitakselc 0,002 0,004 0,0006 0,09

Kampotekinc 0,01 0,01 0,01 0,09

a Semua isolat lain dan produk transformasi kimia yang didapatkan

dalam penelitian ini tidak aktif (ED50 > 5 µg/mL).

Page 111: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

98 Desi Harneti P.H. b

Hasil ditunjukkan sebagai harga ED50 (µg/mL). Kunci untuk sel

kanker yang digunakan : Lu1, kanker paru-paru manusia; LNCaP,

kanker prostat manusia bergantung hormon; MCF-7, kanker

payudara manusia; HUVEC, sel endothelial pembuluh darah pusat

manusia. c Digunakan sebagai kontrol positif.

Di antara 12 isolat ini, dua triterpen glabretal

baru, aglaiaglabretol B (2) dan C (3), dan turunan

rokaglate yang telah diketahui, rokaglaol (6), ditemukan

aktif, sedangkan semua senyawa lainnya tidak aktif

(ED50 > 5µg/mL). Seperti ditunjukkan dalam Tabel 5,

rokaglaol (6) menunjukkan potensi sitotoksik. Harga

ED50 dari rokaglaol (6), melawan sel kanker manusia

yang digunakan (Lu1, LNCaP, dan MCF-7)

dibandingkan terhadap kontrol positif, paklitaksel

(Taxol®) dan kampotekin. Lebih lanjut, rokaglaol (6)

ditemukan secara selektif (>330) aktif melawan ketiga sel

kanker, saat dibandingkan dengan sel HUVEC non-tumor

(tabel 5). Kuantitas terbatas dari senyawa 6 yang di

isolasi tidak memungkinkan uji biologis tambahan untuk

dilakukan sebagai bagian dari penelitian ini.

Seperti dijelaskan di atas dalam penggambaran

elusidasi struktur dan analisis konfirmasi dari

aglaiaglabretol B (2), dengan maksud untuk menegaskan

struktur dan menganalisis konfirmasi dari cincin

tetrahidrofuran, senyawa ini diasetilasi dan dioksidasi.

Menariknya, dua dari empat produk asetilasi yang

didapatkan, 2c dan 2d, di mana OAc-nya orientasi α,

ditemukan aktif atau secara garis besar aktif. Secara

berlawanan, dua epimer lainnya, 2a dan 2b, tidak aktif.

Produk oksidasi 2e juga tidak aktif melawan sel kanker

yang digunakan.

Aglaiaglabretol B (2) menunjukkan aktivitas

penghambatan yang dapat dilihat hanya untuk sel kanker

Page 112: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Sitotoksik dari Kulit … 99

payudara manusia (MCF-7) di antara tiga tipe sel yang

digunakan (kanker paru-paru manusia Lu1; kanker

prostat manusia bergantung hormon, LNCaP; dan MCF-

7) (gambar 3.10). Pada dosis 6,25, 12,5, dan 25 mg/kg

berat badan, aglaiaglabretol B (2) menunjukkan

penghambatan 37,4%, 41,2%, dan 66,2 %, berturut-turut,

dalam pertumbuhan sel MCF-7 yang diimplantasikan

dalam kompartemen intraperitoneal (ip). Bagaimanapun,

pada dosis 50 mg/kg berat badan, dua tikus mati dalam

kaitannya dengan toksisitas senyawa ini. Berlawanan

dengan itu, tidak ada efek penghambatan signifikan yang

diamati dalam kompartemen subcutaneous (sc) dari tikus

menggunakan sel MCF-7 dengan senyawa 2. Juga pada

dosis ini (6,25, 12,5, 25, dan 50 mg/kg berat badan),

tidak ada efek penghambatan signifikan yang diamati

baik pada kompartemen ip atau sc dari tikus untuk dua

tipe sel lain yang digunakan, Lu1 dan LNCaP.

Page 113: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

100 Desi Harneti P.H.

Gambar 5.10. Efek dari aglaiaglabretol B (2) pada

pertumbuhan sel LNCaP, Lu1, dan MCF-7

yang diimplantasikan pada kompartemen

i.p (kolom padat) dan s.c (kolom terbuka)

dari NCr nu/nu tikus. Hewan ini mendapat

perlakukan dengan PBS (kontrol) atau

dosis yang diindikasikan dari aglaiaglabre

tol B (2) sehari sekali dengan suntikan

intraperitoneal dari hari ke-3 sampai 6

Page 114: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Senyawa Sitotoksik dari Kulit … 101

setelah implantasi. Pada hari ke-7, tikus

dikorbankan, dan seratnya diambil

kembali dan dianalisis. Hasil ditunjukkan

sebagai persentasi rata-rata dari pertumbu-

han sel relatif pada kontrol. Perubahan

dalam berat badan tikus pada akhir

eksperimen di catat pada bagian bawah

gambar. *Bagian yang mendapat

perlakuan secara signifikan berbeda dari

bagian kontrol (p < 0,01); ***Bagian yang

mendapat perlakuan secara signifikan

berbeda dari bagian kontrol (p < 0,0001)

menggunakan tes t Student’s , dengan n =

6 untuk bagian kontrol dan n = 3 untuk

bagian yang mendapat perlakuan.

Page 115: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

102 Desi Harneti P.H.

Page 116: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

(103)

BAB VI

AKTIVITAS INSEKTISIDA SENYAWA

FLAVAGLIN DARI KULIT BATANG

AGLAIA EDULIS TERHADAP LARVA

SPODOPTERA LITTORALIS

Aglaia edulis

BACHER dan kawan-kawan (1999) , meneliti

kandungan senyawa insektisal dari spesies Aglaia edulis.

Pada bagian ini akan dilaporkan latar belakang, metode

hasil penelitian dari Bacher dan kawan-kawan. A. edulis

adalah salah satu spesies dari keluarga Meliaceae.

Habitat alami dari Aglaia edulis tersebar dan jumlahnya

hanya sedikit. Ditemukan di hutan hijau primer sepanjang

pesisir pantai pada batu pasir atau tanah liat berpasir,

tanaman ini juga dapat ditemukan di hutan sekunder

India bagian barat, Bhutan, Cina bagian selatan, Hainan,

Vietnam, Kamboja, jazirah Burma (Myanmar), jazirah

Thailand, Pulau Nikobar, jazirah Malaysia, Sumatra,

Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Halmahera

dan Filipina.

Aglaia edulis memiliki nama umum sebagai

berikut :

- Filipina : curran kaniue (Tagalog)

- Indonesia : langsatan (Jawa)

- Thailand : kholaen (prachuap khiri khan)

Page 117: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

104 Desi Harneti P.H.

Pada umumnya pohon ini berukuran kecil hingga

sedang, dengan tinggi mencapai 20 m, tinggi penopang

sampai 1.5 m, permukaan batang berwarna cokelat

kemerahan, cokelat kekuningan atau hijau keabuan, jika

mengelupas akan terlihat warna cokelat jingga di dalam

batangnya, batang bagian dalam berwarna merah muda

atau cokelat. Lembaran daun berjumlah 5-9(-11), tumbuh

berseling, dengan tulang daun sekunder berjumlah 5-16

pasang, pada umumnya memiliki banyak lubang pada

kedua bagian permukaannya. Jumlah mahkota bunga 5,

daun bunga 5-7, dan kepala putik 5.

Biji dari Aglaia edulis aman untuk dimakan.

Lapisan tertentu dari kayu dapat dijadikan obat untuk

diare. Kayu dari tanaman ini biasa dimanfaatkan untuk

pembuatan perahu, pembangunan jembatan dan rumah,

tetapi jumlahnya terbatas.

Taksonomi Aglaia edulis

Menurut Pannel (1992) taksonomi dari tanaman

Aglaia edulis adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Orde : Sapindales

Keluarga : Meliaceae

Genus : Aglaia

Spesies : Aglaia edulis

Kandungan Kimia dari Aglaia edulis

Genus Aglaia secara fitokimia merupakan

penghasil senyawa dengan kerangka yang unik yaitu

kerangka siklopentatetrahidrobenzofuran. Salah satunya

kelompok senyawa rokaglamida. Rokaglamida dan

Page 118: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Insektisida Flavaglin … 105

turunannya memiliki sifat insektisidal alami yang sangat

kuat (Nugroho et al., 1998).

Kandungan utama metabolit sekunder dari Aglaia

edulis adalah kelompok senyawa benzo[b]oxepines,

siklopenta[b]benzofuran, siklopenta[bc]benzopiran, dan

golongan bisamida (Kim et al., 2005 ; Bacher et al.,

1999; Saifah et al., 1999).

Dari bagian daun A. edulis telah diisolasi tiga

senyawa kelompok bisamida, yaitu aglaiduline,

aglaithioduline dan aglaidithioduline. Struktur dari ketiga

senyawa-senyawa tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 6.1 Aglaiduline

Gambar 6.2 Aglaithioduline

Gambar 6.3 Aglaidithioduline

Page 119: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

106 Desi Harneti P.H.

Ketiga senyawa di atas menunjukkan hasil negatif untuk

aktivitas antiviral terhadap virus herpes simpleks (Saifah

et al., 1999).

Dari batang Aglaia edulis Kim et al (2005)

berhasil mengisolasi dua senyawa turunan benzo[b] -

oxepines, Edulisone A dan B.

Gambar 6.4 Edulisone A (1)

Edulisone B (2)

Aktivitas sitotoksik dari kedua senyawa di atas diujikan

terhadap sel kanker manusia, tetapi keduanya tidak

menunjukkan aktivitas yang berarti.

Selain senyawa di atas, ada beberapa senyawa

golongan alkaloid yang berhasil diisolasi dari tanaman

Aglaia edulis :

Gambar 6.5 Edulimida

Page 120: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Insektisida Flavaglin … 107

Gambar 6.6 1,4-Butanediamine,

9CI;N,N'Bis(phenylacetyl)

Spodoptera littoralis

Spodoptera littoralis adalah suatu hama yang

tersebar secara luas di Asia dan Pasifik. Penyebaran

hama ini dikendalikan dengan baik secara biologis, tetapi

kadang penyebaran terjadi akibat adanya angin puyuh

atau tersebar dari dalam area terisolasi yang baru saja

dibersihkan. Akibatnya Spodoptera littoralis mempunyai

suatu cakupan tuan rumah yang luas.

Ngengat atau ulat daun oriental Spodoptera

littoralis adalah salah satu spesies dari keluarga

Noctuidae yang merupakan hama bagi tanaman

pertanian. Spodoptera littoralis ini juga dikenal sebagai

klaster ulat bulu, ulat daun kapas, ulat pemotong

tembakau, dan ulat tentara tropis. Di Indonesia

Spodoptera litura dikenal dengan sebutan Ulat Grayak.

Morfologi /Bioekologi Spodoptera littoralis

Telur Spodoptera littoralis berbentuk hampir

bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadang

Page 121: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

108 Desi Harneti P.H.

tersusun 2 lapis), warna cokelat kekuning-kuningan,

berkelompok (masing-masing berisi 25 – 500 butir) yang

bentuknya bermacam-macam pada daun atau bagian

tanaman lainnya, tertutup bulu seperti beludru.

Gambar 6.7 Telur Spodoptera littoralis

Larva mempunyai warna yang bervariasi,

mempunyai kalung / bulan sabit warna hitam pada

segmen abdomen keempat dan kesepuluh. Pada sisi

lateral dan dorsal terdapat garis kuning. Ulat yang baru

menetas berwarna hijau muda, bagian sisi cokelat tua

atau hitam kecokelatan dan hidup berkelompok.

Larva menyebar dengan menggunakan benang

sutera dari mulutnya. Ulat menyerang tanaman pada

malam hari, dan pada siang hari bersembunyi dalam

tanah (tempat yang lembab). Biasanya ulat berpindah ke

tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar.

Warna dan perilaku ulat instar terakhir mirip ulat tanah,

perbedaannya hanya pada tanda bulan sabit, berwarna

hijau gelap dengan garis punggung warna gelap

memanjang. Umur 2 minggu panjang ulat sekitar 5 cm.

Pupa, ulat berkepompong dalam tanah,

membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon) berwana

cokelat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm.

Page 122: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Insektisida Flavaglin … 109

(a) (b) (c)

Gambar 6.8 (a) larva instar 1&2, (b) larva instar 3, (c)

larva instar terakhir

Gambar 6.9 Pupa Spodoptera littoralis

Ngengat dengan sayap bagian depan berwarna

cokelat atau keperak-perakan, sayap belakang berwarna

keputihan dengan bercak hitam. Malam hari ngengat

dapat terbang sejauh 5 kilometer.

Siklus hidup berkisar antara 30 – 60 hari (lama

stadium telur 2 – 4 hari, larva yang terdiri dari 5 instar :

20 – 46 hari, pupa 8 – 11 hari). Seekor ngengat betina

dapat meletakkan telur 2.000 – 3.000 telur.

Page 123: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

110 Desi Harneti P.H.

Gambar 6.10 Ngengat Spodoptera littoralis

Taksonomi Spodoptera littoralis

Taksonomi Spodoptera litura adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthtropoda

Kelas : Insekta

Orde : Lepidoptera

Famili : Noctuidae

Genus : Spodoptera

Spesies : Spodoptera littoralis

Tanaman Inang

Hama ini bersifat polifag, selain tomat hama ini

juga menyerang kubis, cabai, buncis, bawang merah,

terung, kentang, kangkung, bayam, padi, jagung, tebu,

jeruk, pisang, tembakau, kacang-kacangan, tanaman hias,

gulma Limnocharis sp., Passiflora foetida, Ageratum sp.,

Cleome sp., dan Trema sp.

Gejala Serangan

Larva yang masih kecil merusak daun dengan

meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas,

transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja.

Larva instar lanjut merusak tulang daun. Gejala

Page 124: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Insektisida Flavaglin … 111

serangan pada buah ditandai dengan timbulnya

lubang tidak beraturan pada buah tomat. Biasanya

larva berada di permukaan bawah daun, menyerang

secara serentak berkelompok. Serangan berat

menyebabkan tanaman gundul karena daun dan buah

habis dimakan ulat, umumnya terjadi pada musim

kemarau.

Pengendalian

a). Kultur teknis

- Sanitasi lahan dari gulma,

- Pengolahan tanah yang intensif.

b). Pengendalian fisik / mekanis

- Pembutitan, mengumpulkan larva atau pupa

dan bagian tanaman yang terserang kemudian

memusnahkannya,

- Penggunaan perangkap feromonoid seks

untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektare

atau 2 buah per 500 m2 dipasang di tengah

pertanaman sejak tanaman berumur 2

minggu.

c). Pengendalian hayati

Pemanfaatan musuh alami seperti :

patogen Sl-NPV (Spodoptera litura – Nuclear

Polyhedrosis Virus), cendawan Cordisep,

nematoda Steinernema sp., predator Sycanus sp.,

Andrallus spinideus, Selonepnis geminada,

parasitoid Apanteles sp., Telenomus spodopterae,

Microplistis similis, dan Peribeae sp.

d). Pengendalian kimiawi

Dalam hal cara lain tidak dapat menekan

populasi hama, digunakan insektisida yang

efektif, terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian.

Page 125: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

112 Desi Harneti P.H.

apabila berdasarkan hasil pengamatan tanaman

contoh, intensitas serangan mencapai lebih atau

sama dengan 12,5 % per tanaman contoh.

Bahan dan Metode

Bahan Tumbuhan

Kulit Batang Aglaia edulis diperoleh dari

Thailand barat daya, dekat air terjun Khao Lan, Thap

Sakae, Prachuap Khiri Khan. Kode spesimen (HG 515),

disimpan di herbarium Institut Pertanian Universitas

Vienna (WU).

Alat

Peralatan yang digunakan antara lain:

Spektrometer resonansi magnet inti Bruker, AM 400

WB dan DPX 250. Spektrometer massa Finnigan MAT

900 S. Spektrofotometer Inframerah Perkin-Elmer 16 PC

FT-IR. Spektrofotometer UV Hewlett-Packard, 8452

Diode Array. Rotasi optik Perkin Elmer Polarimeter 241.

HPLC Hewlett-Packard 1090 II, UV dengan detektor

diode array dideteksi pada panjang gelombang 230 nm,

Kolom berukuran 250 x 4mm, Hipersil BDS C-18.5 mm,

menggunakan pelarut metanol (bergradien 60±100%)

dalam larutan buffer (0.0015 M o-asam fosphorat, 0.0015

M tetrabutilammonium hidroksida pH 3), dengan laju alir

1ml/menit.

Ekstraksi dan Isolasi

Sebanyak 263 gram kulit batang Aglaia edulis

yang sudah kering digiling dan diekstraksi dengan pelarut

metanol pada suhu ruangan selama 3 hari, kemudian

disaring dan diuapkan. Fraksi kloroform dari larutan

diuapkan hingga kering di bawah tekanan (berat fraksi

Page 126: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Insektisida Flavaglin … 113

sebesar 2400mg) dan dilanjutkan ke tahap pemisahan

kromatografi kolom (Merck silica gel 60,35-70 mesh)

dengan pelarut heksan, etil asetat dan metanol. Fraksi

tersebut dielusi dengan etil asetat p.a dan kemudian

dipisahkan dengan MPLC 30% (v/v) etil asetat dalam

heksan (kolom berukuran 400 x 38 mm, Merck

LiChroprep silica 60, 225-40 mm, detector UV, 254 nm)

dilanjutkan dengan KLT preparatif (Merck silica gel 60,

F254) dengan metanol 4% dalam kloroform, dihasilkan

24 mg aglaroksin- A(1), 3 mg Pannelin(2), 2 mg

isothapsakin-B (4), 5 mg homothapsakin-A (5), 22 mg

thapsakin-A 10-O-asetat (6), 4 mg thapsakon-A (7) dan 9

mg thapsakon-B (8). Pemurnian dilakukan berulang

dengan MPLC dengan 50% (v/v) etil asetat dalam

heksan( kolom berukuran 400 x 38 mm, Merck

LiChropep silika gel 60, 25-40mm, detektor UV 254 nm)

dihasilkan 41 mg thapoksepin-A (9), 7 mg

homothapoksepin-A (10), 5 mg thapoksepin-B (11) sama

seperti thapsakin-B yang murni (3), yang akhirnya

dimurnikan dengan metode KLT preparatif (dengan fase

gerak CH2CL2-Et2O-MeOH, 70:27:3) hingga menghasil-

kan 6 mg senyawa murni.

Uji Hayati Serangga

Larva S. littoralis diperoleh dari suatu koloni

laboratorium, dan dibesarkan pada suatu medium kacang

berdasarkan diet (asupan) yang disesuaikan (Srivastava

& Proksch, 1991). Uji hayati dengan pemberian makanan

kepada larva segar (n = 20) dimana sampel tersebut

dicampurkan ke dalam diet (asupan) yang disesuaikan

dengan beberapa variasi konsentrasi (0.05 sampai 50

g/g fr. wt) yang dilarutkan ke dalam pelarut Me2CO. Setelah 5 hari (cawan lembab, 29

oC) tingkat ketahanan

Page 127: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

114 Desi Harneti P.H.

larva dan tingkat pertumbuhan larva diamati dan

dibandingkan dengan suatu kontrol yang hanya berupa

pelarut. Rokaglamida, aglafolin dan rokaglaol (yang

diisolasi dari akar A.odorata Lour yang diperoleh dari Ko

Samet, Thailand bagian tenggara, HG 501), dan

azadirachtin (>96%) dari Roth (Karlsruhe, Jerman)

digunakan sebagai pembanding. Kemudian dari kurva

respons serangga terhadap dosis tiap percobaan (dilaku -

kan 3x) kita mendapat harga LC50 dan EC50 dengan

menghitung analisis probit-log.

Hasil dan Pembahasan

Dengan menggunakan metode analisis HPLC UV

dengan diode array, dari ekstrak kasar akar A. Edulis

ditemukan 3 senyawa dalam jumlah besar, dan 8 senyawa

minor lainnya, yang diisolasi dengan MPLC preparatif.

Berdasarkan karakterisitik spektrum UV,

senyawa-senyawa tersebut memiliki 3 tipe yang berbeda,

yaitu :

1. Senyawa yang telah diketahui sebelumnya yang

memiliki λmax 298 nm (Brader et al., 1998) untuk

senyawa 2-6.

2. Spektrum yang hampir serupa, dengan sedikit

pergeseran ke arah λmax 304 nm untuk senyawa

7 dan 8.

3. Spektrum yang berbeda, dengan λmax 280 nm dan

2 karakteristik bahu pada 335 dan 297 nm untuk

senyawa 9-11.

Page 128: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Insektisida Flavaglin … 115

Gambar 6.11 Struktur senyawa 1-8 (Bacher et al,

1999)

Page 129: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

116 Desi Harneti P.H.

Tabel 6.1 Data 1H NMR untuk senyawa 3-11 (Bacher et

al, 1999)

32

Page 130: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Insektisida Flavaglin … 117

Tabel 6.2 Data 13

C NMR untuk senyawa 3-11

(Bacher et al, 1999)

33

Page 131: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

118 Desi Harneti P.H.

Spektrum inframerah untuk senyawa 3-11

ditunjukkan oleh pita tajam pada 3430 hingga 3436 cm-1

(CHCl3 atau CCl4) yang mengindikasikan adanya fibrasi

N-H pada amida sekunder. Pita yang khas pada 1754

hingga 1760 cm-1

(CHCl3 atau CCl4) dan 1216 hingga

1223 cm-1

(CCl4) pada senyawa mayor 6 dan 9

mengindikasikan adanya gugus ester pada posisi C-10,

sedangkan gugus okso yang berada pada posisi yang

sama pada senyawa 7 dan 8, menghasilkan sinyal yang

lemah pada 1746 cm-1

. Dalam persetujuan dengan hak

paten terbaru (Ciba-Geigy, 1996), dari data 1H dan

13C

NMR diketahui bahwa senyawa 1 adalah aglaroksin A

yang merupakan turunan dari siklopenta[b]benzofuran,

pada cincin A terdapat gugus metoksi dan metilendioksi,

dan dimetil amida sederhana pada posisi 2. Dan dari data 1H dan

13C NMR, berdasarkan C,H-COSY, diketahui

bahwa senyawa 2 adalah pannelin (Brader et al., 1998).

Senyawa 3-6 menunjukkan adanya hubungan

dekat antara karakteristik 1H dan

13C NMR: resonansi

khas untuk 6-metoksi-7,8-metilendioksi yang tersubtitusi

pada cincin A, subtitusi para- pada cincin B (Ar’) dan

fenil pada cincin C (Ar”), telah digambarkan pada

senyawa pannelin (2), mereka memiliki amida yang

terhubung dari gugus karboksilat dari rangka flavaglin ke

turunan putresin 2-aminopirolidin yang terhubung kem-

bali dengan asam 2-metilpropanoat (senyawa 3,4 dan 6)

atau dengan asam 2-metilbutanoat (senyawa 5). Hubu-

ngan selanjutnya adalah dengan bisamida odorin, pem-

bentuk piriferin, keduanya mengandung asam sinamat

sebagai pengganti asam jenis flavaglin yang telah

beberapa kali ditemukan pada tanaman spesies Aglaia.

Senyawa 3-6 memiliki rangka siklopenta[bc]benzopiran

(2,5-metano-1-benzooksepin), hal ini diketahui dari data

Page 132: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Insektisida Flavaglin … 119

1H dan

13C NMR dan juga menggunakan teknik 2

dimensi, terutama NOESY dan HMBC. Flavaglin tipe ini

telah digambarkan untuk senyawa aglain A, B dan C dari

A. Argentea Blume (Dumontet et al., 1996).

Bagaimanapun, turunannya memperlihatkan bahwa tidak

ada gugus metilendioksi pada cincin A, dan mereka

terhubung dengan odorine-like bisamida. Dalam kasus ini

struktur bisamida piriferine-like jauh lebih besar.

Siklopenta[bc]benzopiran dan siklopenta[b]ben-

zofuran memiliki struktur yang berhubungan dekat:

pembentuknya mungkin dikonversi menjadi bentuk

selanjutnya dengan pembukaan ikatan 5-5a dan

penutupan 5a-10. Hal tersebut kemungkinan terjadi

melalui penataulangan ion karbenium setelah kehilangan

gugus OH pada posisi 10. Model dreiding menunjukkan,

bahwa saat penataulangan terjadi, konfigurasi pada C-2

kuartener (posisi 4 dalam penomoran siklopenta[b]benzo-

furan) mengalami perubahan dalam kedua struktur. Hal

ini penting, karena konfigurasi absolut dari siklopenta[b]

benzofuran flavaglin telah diketahui dari sintesis

enansioselektif rokaglamida. Jika sistem siklopenta[bc]-

benzopiran terhubung dengan topologi dari sistem

siklopenta[b]benzofuran, jembatan C-10 antara C-2 dan

C-5 dari cincin oksa-siklohepten mengarah ke atas. Seba-

gai konsekuensi, subtituen 2-(p-metoksifenil) dan 5 gu-

gus OH- harus menghadap ke bawah (posisi α). Subtitu-

en pada C-3 dan C-4 dengan berbagai macam posisi α

atau β sekarang bisa berkorelasi dengan konfigurasi

absolut dari subtituen ujung depan jembatan. Dalam kata

lain, dari data NMR, konfigurasi relatif dapat diperoleh,

konfigurasi absolut (yang terlihat dalam formula

struktural) diperoleh dari konfigurasi absolut siklopenta-

[b]benzofuran flavaglin yang telah diketahui.

Page 133: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

120 Desi Harneti P.H.

Resonansi 1H dan

13C NMR ditentukan dengan

korelasi 2 dimensi(C,H-COSY, H,H-COSY HMBC, dan

NOESY) dan terdata dalam Tabel 3.1 dan 3.2. Konfigu-

rasi relatif dari variasi posisi C-3 (cincin fenil), C-4

(amida), C-10 (OH atau OAc), dan diastereomer labil C-

13 (antara 2 atom N) ditentukan dengan NOESY. Dalam

kasus senyawa nomor 3 (campuran A:B = 5:3), signal

NOESY 3-H/2’6’-H, 2”6”-H, dan 10-OH mengindikasi-

kan posisi 3β untuk proton pada C-3 dan penataulangan

endo dari 10-OH relatif menjadi 3β-H. Signal 4-H/2”6”-

H, 13-H, 5-OH, NH untuk senyawa 3A dapat ditukar

dengan 4α-H dan konfigurasi 13 S pada C-13. Orientasi

spesial dari rantai samping bisamida dapat digunakan

untuk membedakan konfigurasi 13 S dan 13 R dengan

signal NOESY: hanya konfigurasi 13 S yang menggam-

barkan signal 13-H/4-H dan 20,21-H3/2”6”-H.

Komponen inti 3A menunjukkan signal 13-H/4-H, 14-H,

15-H, NH dan 20,21-H3/19-H, NH, 2”6”-H. Untuk

komponen minor 3B tidak ada signal 13-H/4-H dan

20,21-H3/2”6”-H yang teramati. Senyawa 3A dan 3B

menjadi campuran epimerik dengan konfigurasi 13 S

(3A) dan 13 R (3B).

Senyawa 4 berbeda dengan senyawa 3 dengan

perubahan konfigurasi dari gugus OH pada jembatan C-

10. Hal ini dapat disimpulkan dari signal 3-H/10-H dapat

membuktikan 3β-H dengan hubungan endo untuk 10-H

(atau ekso- untuk 10-OH). Signal yang kuat dari 4-

H/2”6”-H mengindikasikan konfigurasi 13 S (semua pun-

cak silang NOESY senyawa 3 dan 4 secara virtual adalah

sama). Tidak berbeda dengan senyawa 3,4 dan 6,

senyawa 5 memiliki tipe rantai samping odorin dan

berbeda dari aglain C, hanya dengan adanya kehadiran

gugus metilendioksi pada cincin A. Semua data 1H dan

Page 134: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Insektisida Flavaglin … 121

13C NMR dari senyawa 5 serupa dengan aglain C. Signal

H-3/2’6’-H, 2”6”-H dan H-4/13-H, 2”6”-H, 10-OH

membuktikan bahwa struktur digambarkan dalam

dugaan formula dengan pola substitusi 3α-H dan 4β-H.

Konfigurasi 13 S mengikuti hubungan NOESY 4-H/13-H

dan ini mengindikasikan signal NOESY 21-H3 / 2”6”-H

(dibandingkan dengan Dumontet et al., 1996). Perubahan

dari konfigurasi relatif C-3 dan C-4 tercerminkan pada

nilai konstan kopling J(3,4) sebesar 6.0 Hz pada

senyawa 3 dan 5.1 Hz pada senyawa 4 (kedua 3β, 4α),

tetapi bernilai 10.0 Hz pada senyawa 5 (3α, 4β).Harga

konstan kopling J(3,4) = 9.6 Hz untuk asetat pada

senyawa 6 menyiratkan konfigurasi 3α-H dan 4β-H yang

mengikuti signal NOESY yang diharapkan. Ketertarikan

khusus ada untuk hubungan NOESY antara gugus 10-

asetat dan C-3 pada cincin fenil tidak tersubstitusi. Signal

10-asetil/2”6”-H dan 2”6”-H/3-H, 4-H, 10-asetil, 20-H3,

21-H3 membuktikan adanya posisi endo dari 10-

OCOCH3 dan konfigurasi 13 S yang memungkinkan

pendekatan gugus 20,21-dimetil pada cincin fenil tidak

tersubstitusi (proton 4-H dan13-H yang berdekatan

menunjukkan hubungan yang diharapkan dari signal 4-

H/13-H).

Untuk senyawa 7 dan 8, spektrum 1H NMR

jembatan metin proton C-10 (H, OH) hilang. Sejak

munculnya resonansi keto pada spektrum 13C NMR,

10-OH telah dioksidasi menjadi karbonil keto. Data

HMBC dan NOESY menunjukkan adanya resonansi dan

penentuan konfigurasi rantai samping 13 S. Bagaimana-

pun, konfigurasi relatif dari C-3 dan C-4 tidak dapat

diperoleh dari data ini, karena ketiadaan proton pada

jembatan C-10 tidak dapat memperlihatkan korelasi

NOESY dengan orientasi proton β pada C-3 dan C-4.

Page 135: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

122 Desi Harneti P.H.

Masalah ini dapat diselesaikan dengan baik dengan

menggunakan Eu(fod)3 sebagai reagen penggeser.

Meskipun senyawa 7 dan 8 polifungsional, hampir semua

koordinasi terjadi pada gugus fungsi 10-keto. Eter

menunjukkan kordinasi konstan yang sangat kecil, begitu

juga dengan amida, dan alkohol tersier yang biasanya

menunjukkan sedikit koordinasi untuk reagen penggeser

lantanida dibandingkan dengan keton. Jika diasumsikan

bahwa lanthanida induced shifts (LIS) untuk 3-H dan 4-

H disebabkan karena koordinasi pada C-10 keto karbonil,

hasil LIS memungkinkan interpretasi secara langsung.

Proton 4-H pada senyawa 7 menunjukkan harga LIS

yang lebih besar daripada 3-H (4-H 0.43 ppm, 3-H 0.27

ppm), untuk senyawa 8 didapat hasil yang bertolak-

belakang (4-H 0.34 ppm, 3-H 0.67 ppm), ini hanya dapat

dipertukarkan dengan konfigurasi 3α-H, 4β-H pada

senyawa 7 dan konfigurasi 3β-H, 4α-H pada senyawa 8

karena harga LIS yang lebih besar adalah salah satu

kemungkinan untuk posisi β menghadap ke arah keto

karbonil yang juga dalam posisi β. Dalam konteks ini,

proton 3-H dan 4-H adalah yang paling penting. Melihat

nilai LIS untuk senyawa 8, didapat fakta yang lebih

lanjut, untuk beberapa alasan sterik, koordinasi yang

pantas dipertimbangkan mengambil tempat di posisi 15

karbonil amida. Hal ini mengindikasikan bahwa

tingginya nilai LIS untuk 13-H, 19-H, dan untuk kedua

gugus metil (20- dan 21-CH3) dari senyawa 8.

Bagaimanapun, ukuran koordinasi independen kedua

sangat jauh dari proton 3-H dan 4-H dan harus

mempunyai pengaruh kecil pada harga LIS proton

terhadap kompleksasi utama pada karbonil keto 10.

Data 1H dan

13C NMR dari senyawa 9-11

menunjukkan banyak karakteristik senyawa kelompok

Page 136: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Insektisida Flavaglin … 123

flavaglin 1-8, contohnya: substitusi metilendioksi-

metoksi pada cincin aromatik A, substitusi para-metoksi

pada cincin B (Ar’), cincin fenil sederhana cincin C

(Ar”), dan pasangan metin (3-H, 4-H), berkopling dengan

sesamanya.

Gambar 6.12 Struktur senyawa 9-11 (Bacher et al, 1999)

Senyawa 9-11 menunjukkan karakteristik sinyal

tipe piriferin, di mana senyawa 10 terkarakterisasi adanya

rantai samping analog odorin turunan bisamida. Diban-

dingkan dengan keton pada senyawa 7 dan 8, pada

senyawa ini karbonil dari keto hilang, bagaimanapun,

tipe resonansi baru untuk gugus –COOCH3 muncul pada

spektrum 1H dan

13C NMR (karbonil ester dan gugus es-

ter OCH3; bandingkan dengan tabel 3.1, 3.2 dan data IR).

Hal ini merekomendasikan sebuah struktur yang mung-

kin turunan dari siklopenta[bc]benzopiran tipe flavaglin

dengan pembukaan oksidatif pada jembatan 2,5-metano.

Dua turunan yang serupa, yaitu forbaglin A dan B, yang

Page 137: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

124 Desi Harneti P.H.

telah dilaporkan sebelumnya oleh Dumontet et al (1996),

berbeda hanya pada konfigurasi C-13 (berturut-turut

epimer 13 R dan 13 S). Dalam kasus ini, senyawa 9 dan

11 diperoleh sebagai campuran epimer, dan epimer 13 S

memiliki jumlah yang lebih besar. Dengan berdasarkan

konfigurasi absolut siklopenta[b]benzofuran flavaglin

yang telah diketahui, dan konfigurasi relatif yang

diperoleh dari kristalografi sinar-X, konfigurasi absolut

pada C-13 ditentukan sebagai 13 R untuk forbaglin A

(Dumontet et al., 1996). Satu karakteristik dari epimer 13

R yaitu 19-H3 dari odorin untuk cincin fenil (Ar”) tidak

tersubstitusi, adalah pendekatan paling baik yang

ditunjukkan pada spektrum NOESY sebagai forbaglin A.

Dari kasus komponen minor piriferin diperoleh senyawa

9B dan 11B, efek yang serupa dipelajari untuk 19-H/20-

H3 dari rantai samping dan cincin Ar”. Kedudukan 13 S

untuk epimer A dan 13 R untuk epimer B didukung oleh

adanya perbedaan karakteristik 13

C NMR untuk kedua

bentuk. Terutama pergeseran C-14 dan C-15 untuk

semua flavaglin oksepin, cocok untuk membedakan

konfigurasi 13 S dan 13 R; C-14: 33.6-34.4 (13 S), 30.8-

31.7 (13 R); C-15: 21.2-21.8 (13 S), 0, 23.0-23.7 (13

R),semua data dibandingkan dengan tabel 3.2 senyawa 3-

11. Dengan pengecualian dari cincin A (dan piriferin

yang didapat dari rantai samping senyawa 9), resonansi 13

C NMR untuk konfigurasi 13 S senyawa 9A, 10 dan

forbaglin B secara virtual adalah sama (hal ini juga benar

untuk senyawa 9B dan forbaglin A). Konfigurasi relatif

pada posisi 3 dan 4 adalah identik untuk senyawa 9, 10,

dan untuk semua forbaglin (3α-H dan 4β-H).

Senyawa 11 (13 S/13 R A/B) terbukti berisomer

dengan senyawa 9 (A/B). Hal ini diindikasikan dari berat

molekul yang identik dan spektroskopi massa tanpa ada

Page 138: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Insektisida Flavaglin … 125

perbedaan yang besar antara senyawa 9 dan 11. Data 13

C

NMR senyawa 11 A/B dan 9 A/B berbeda sedikit tetapi

cukup signifikan. Pada spektrum 1H NMR terutama pada

pergeseran kimia proton 3-H dan 4-H ditunjukkan adanya

perbedaan nilai pergeseran kimia yang menghasilkan

kesimpulan bahwa substitusi rantai samping dari gugus

fenil Ar” dan bisamida mungkin berbeda pada senyawa 9

dan 11. Dengan prinsip, bahwa beberapa hubungan

isomerik adalah mungkin pada posisi C-3 dan C-4,

epimer dengan mengubah konfigurasi dari substituen,

diastereomer dengan mengubah kedua konfigurasi (3β-H

dan 4α-H seperti pada senyawa 3,4 dan 8), atau isomer

konstitusional dengan menukar substituen 3-bisamida, 4-

fenil, seperti yang tekah dijelaskan untuk aglaforbesin A

dan B (Dumontet et al., 1996). Buruknya, tidak ada bukti

dari NOESY atau HMBC yang mungkin untuk membuk-

tikan struktur isomerik secara langsung dan dengan cara

yang berdiri sendiri. Bagaimanapun dari semua data

NMR senyawa flavaglin, hanya perubahan konfigurasi

dari C-3 dan C-4 yang menghasilkan diastereomer 3β-H

dan 4α-H yang dapat dipertukarkan dengan data dari

senyawa 11. Dari semua senyawa flavaglin yang telah

diketahui saat ini (termasuk siklopenta[b]benzofuran),

proton benzilik ditemukan pada pergeseran kimia yang

lebih besar daripada proton metin pada atom karbon

yang mengandung rantai samping amida. Dalam kasus

senyawa 11 A/B proton berada pada δ 5.30/5.28. Dalam

semua kasus diukur untuk flavaglin tipe benzoksepin

dengan cincin fenil pada posisi 3, proton metin benzilik

menunjukkan hubungan NOESY dengan kedua cincin

aromatik B dan C (Ar’ dan Ar”). Puncak silang dari

NOESY ini tidak mungkin untuk cincin fenil tidak

tersubstitusi pada posisi C-4 (bandingkan dengan 4-fenil-

Page 139: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

126 Desi Harneti P.H.

3-bisamida yang mensubstitusi aglaforbesin). Untuk

kasus senyawa 11 A/B puncak NOESY dari 3-H benzilik

dengan 2’6’ dan 2”6” membuktikan posisi 3 untuk

substituen fenil dan posisi 4 untuk substituen bisamida.

Nilai konstan kopling J(3,4) yang hanya berbeda sedikit

dalam senyawa 9 dan 11 adalah karakteristik untuk

penataan transoid proton 3-H dan 4-H. Kemungkinan

isomerik yang tertinggal adalah struktur diastereomer

dengan konfigurasi 3β-H dan 4α-H untuk senyawa 11

dibandingkan dengan 3α-H dan 4β-H pada senyawa 9.

Dukungan lebih lanjut bahwa 11 adalah bukan isomer

konstitusional dari senyawa 9 adalah puncak silang 10-

OCH3/2”6” untuk senyawa 9 dan 11, yang mengindikasi-

kan adanya hubungan antara – COOCH3 dan gugus fenil

pada C-3. Pada intinya, hal yang harus digaris bawahi

dari semua ini adalah bahwa semua flavaglin benzokse-

pin dalam penelitian ini mengisolasi turunan 3α-H, 4β-H

dalam jumlah lebih banyak daripada diastereomer 3β-H,

4α-H (senyawa 5 dan 6 bertentangan dengan senyawa 3

dan 4, dan pasangan diastereomer 7/8 dan 9/11).

Terbentuknya flavaglin siklopenta[b]benzofuran

(senyawa 1,2) dengan benzo[bc]piran tersubstitusi (se-

nyawa 3-8), dan turunan benzoksepin (9-11) dari A.

edulis menghasilkan suatu pola biogenetik umum.

Biogenetik ini didukung oleh laporan sebelumnya dari A.

argentea dan A. Forbesii, di mana flavaglin dari ketiga

tipe struktur menunjukkan pola substitusi umum dari

cincin aromatik yang diperoleh dari A.edulis mengalami

dimetoksilasi cincin. Dalam jalur biosintetik inti

flavonoid akan bergabung dengan asam sinamat untuk

membentuk rangka siklopentabenzo[bc]piran. Transfor-

masi dari rangka siklopentabenzo[bc]piran menjadi siklo-

Page 140: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Insektisida Flavaglin … 127

penta[b]benzofuran dapat dijelaskan dengan pembukaan

ikatan 5a dan penutupan 10-5a, di mana benzo[b]oksepin

dapat diperoleh dari oksidasi pemaksapisahan dari

jembatan 2,5-metanol dengan 5-10 (Gambar 6.13).

Gambar 6.13 Hubungan biosintetik antara rangka

Flavaglin (Bacher et al, 1999)

Seperti dari laporan sebelumnya, 2 flavaglin dengan

rangka benzofuran yaitu aglaroksin A (senyawa 1) dan

pannelin (senyawa 2) (Brader et al., 1998), diketahui

memiliki sifat racun serangga yang sangat signifikan

terhadap larva S. littoralis. Sebaliknya turunan

benzopiran (senyawa 6) dan turunan benzoksepin

(senyawa 9) tidak menunjukkan efek yang signifikan

(tabel 3.3). Turunan benzofuran yang sudah tidak asing

Page 141: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

128 Desi Harneti P.H.

lagi yaitu rokaglamida, aglafolin dan rokaglaol yang

diisolasi dari akar tanaman A.odorata Lour dijadikan

perbandingan untuk nilai LC50 dan EC50. Dan senyawa

limonoid azadirachtin dijadikan sebagai kontrol positif.

Seperti yang dapat kita lihat pada Tabel 3.3, tingkat keta-

hanan dan perhambatan pertumbuhan dari senyawa

turunan benzofuran serupa dengan rokaglamida sebagai

Senyawa

Tingkat

ketahanan

LC50 (95%

FLa) g/g

fr.wt

Perhambatan

pertumbuhan

EC50 (95% FLb)

g/g fr.wt

Aglaroksin A (1)

Pannelin (2)

Thapsakin-A 10-O-

asetat (6)

Thapoksepin-A (9)

Rokaglamida

Aglafolin

Rolaglaol

Azadirachtin

(2.2-5.2)

2.1 (1.2-

4.3)

>50

>50

1.1 (0.8-

2.6)

2.9 (2.6-

3.1)

>20

6.1 (4.1-

11.0)

0.21 (0.19-0.22)

0.24 (0.20-0.29)

>50

>50

0.14 (0.12-0.17)

0.25 (0.19-0.31)

3.40 (2.08-5.95)

0.11 (0.05-0.17)

Tabel 6.3 Nilai LC50 dan EC50 dari flavaglin dan

azadirachtin terhadap larva neonatus

Spodoptera littoralis (Bacher et al,

1999).

Page 142: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Aktivitas Insektisida Flavaglin … 129

alarva neonatus S.littoralis dalam medium kacang (n=20)

diberikan artificial diet (3.8 g) yang dicampurkan

dengan beberapa konsentrasi sampel, setelah 5 hari

tingkat ketahanan dan pertumbuhannya ditentukan secara

triplo dan dibandingkan dengan kontrol. LC50 dan EC50

ditentukan dengan analisis probit-log bbatas fidusial

senyawa yang paling aktif, dan rokaglaol sebagai

senyawa turunan yang paling tidak aktif. Dengan

rocaglaol sebagai pengecualian, dapat kita simpulkan

bahwa semua turunan benzofuran memiliki tingkat

toksisitas terhadap serangga yang lebih tinggi daripada

azadirachtin.

Page 143: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

130 Desi Harneti P.H.

Page 144: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

(131)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S.A. 2002. Peranan Kimia Bahan Alam dalam

Tanaman Berkhasiat Obat. Makalah Pembicara

Tamu Universitas Katholik Widya Mandala.

Anonim, 2006, Heart of Borneo: Sumber kekayaan

medis yang belum terungkap, diakses melalui :

http://www.wwf.or.id. [23-6-2006]

Anonim. 2003. Apa yang Harus Anda Ketahui Tentang

Kanker. http:// www. Indosiar. com/

Anonim. 2007.Kanker.http://www.wikipedia.com/kanker

Anonymous. 2005. Tanaman Obat Indonesia. Dalam

http://www.ppipteknet.co.id

Anonymous. 2006. Artemia salina-Sea monkey-

Anatomy-Taxonomy. Dalam

http://www.captain.at/artemiasalina-anatomy.htm

Bacher, M., O. Hofer., G. Brader., S. Vajrodaya., and H.

Greger. 1999. Thapsakins: possible biogenetic

intermediates towards insecticidal cyclopenta [b]

benzofurans from Aglaia edulis. Phytochemistry.

52, 253-263.

Benosman, A., Richomme, P., Sevenet, T., Perromat, G.,

Hadi, A.H.A., Bruneton, J., 1995. Tirucallane

triterpenes from the stem bark of Aglaia

leucophylla, Phytochemistry, 40(5), 1485-1487.

Brader, G., S. Vajrodaya., H. Greger., M. Bacher., H.

Kalchhauser., and O. Hofer. 1998. Bisamides,

lignans, triterpenes, and insecticidal cyclopenta

[b] benzofurans from Aglaia species. Journal

Natural Product. 61, 1482-1490.

Page 145: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

132 Desi Harneti P.H.

Bray, D.H., D.C. Warhurst., J.D. Conolly., M.J. O’Neil.,

and J.D. Philipson. 1990. Plants as Source of

Antimalarial Drug. Pt. 7 activity of some species

Meliaceae plants and their constituent limoids.

Phytother. Res. 4, 29-35.

Chaidir., J. Hiort., B.W. Nugroho., F.I. Bohnenstengel.,

V. Wray., L. Witte., P.D. Hung., L.C. Kiet., W.

Sumaryono., and P. Proksch. 1999. New

insecticidal rocaglamide derivatives from

flowers of Aglaia duperreana. Phytochemistry 52,

837-842.

Christy, W. W. 2007. Plant Sterols and Related Lipids:

Structure, Occurrence, Biochemistry and Analysis.

Scottish Crop Research Institute. Scotland.

Cui, B., H. Chai., T. Santisuk., V. Reutrakul., N.

Farnsworth., G.A. Cordell., J.M. Pezzuto., and A.D.

Kinghorn. 1997. Novel cytotoxic 1H-

cyclopenta[b] benzofuran lignans from Aglaia

elliptica. Tetrahedron. 53, 17625-17632.

Djisbar, A., WAhyuni, S., dan Martono, B. 1999.

Koleksi Beberapa tanaman insektisida nabati

di BALITTRO. Pemanfaatan Insektisida Nabati.

Vol VI, 2, 10-15.

Dumontet, V., Thoison, O., Omobuwajo, O.R., Martin,

M. T., Perromat, G., Chiaroni, A., Riche, C., Pais,

M., & Sévenet, T. 1996. New Nitrogenous ang

aromatic derivates from A. Argentea and A.

forbesii.Tetrahedron, 52,6931-6942.

Fuzzati, N., W. Dyatmiko., A. Rahman., F. Achmad.,

and K. Hostettmann. 1996. Triterpenoid, lignans,

and a benzofuran derivative from te bark of

Aglaia elaeagnoidea. Phytochemitry. 42(5), 1395-

1398.

Page 146: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Daftar Pustaka 133

Guerrero, R.O. 2004. Bioactivities of latexes from

selected tropical plants. Plant Med. 9, 1-5.

Güssregen, B., M. Fuhr, B.W. Nugroho.,V. Wray, L.

Witte., and Proksch, P. (1997). J. of Bioscience

(Zeitschrift fur Naturforschung). 52C, 339-344.

Hakim, E.H. , 2002, Bioassay Sebagai Salah Satu

Tekhnik yang Dikembangkan dalam Kimia

Bahan Alam, Makalah Pembicara Tamu

Universitas Katholik Widya Mandala.

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia Cara Modern

Menganalisa Tumbuhan, Terbitan Kedua,

Bandung, ITB

Hayes, W.S. 1982. Pesticides Studied in Man.

Baltimore. William & Wilkiens.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia,

diterjemahkan oleh Badan Litbang Kehutanan

Jakarta. Koprasi Karyawan Departemen

Kehutanan. Jakarta.

Inada, A., H. Murata., Y. Inatomi., D. Darnaedi., and T.

Nakanishi. 1997. Pregnanes and triterpenoid

hydroperoxides from the leaves of Aglaia

grandis. Phytochemistry. 45(6), 1225-1228.

Inada, A., H. Nishino., M. Kuchide., J. Takayashu., T.

Mukainaka., Y. Nobukuni., M. Okuda., H.

Tokuda. 2001. Cancer Chemopreventive

Activity of Odorine and Odorinol from Aglaia

odorata. Biol. Pharm. Bull.24(11). 1282-1285.

Inada, A., K. Shono., H. Murata., Y. Inatomi., D.

Darnaedi., and T. Nakanishi. 2000. Three

putrescine bisamides from the leaves of

Aglaia grandis Phytochemistry. 53, 1091-1095.

Page 147: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

134 Desi Harneti P.H.

Ishibashi, F., C. Satasook., M.B. Isman., and G.H.N

Towers. 1993. Insecticidal 1H-

cyclopentatetrahydro[b]benzofurans from

Aglaia odorata. Phytochemistry. 32, 307-310.

Janpraset, J., C. Satasook, P. Sukumalanad, D.E.

Champagne, M.B. Isman, P. Wiriachitra, and

G.H. Neiltowers.1992. Rocaglamide, A Natur

Benzofuran Insectiside from Aglaia odorata. Phytochem. 32, 67-69.

Katrin, E. 1997. Uji Bioaktifitas Sari Etanol beberapa

Tanaman Terhadap Sel Leukimia L 1210,

Cermin Dunia Kedokteran, 120. 1997. 40-44.

Khaomek, M., P. 2003. Chemical constituens of

Erythrina fusca and Erythrina suberosa stem

bark and their biological activities.

Pharmaceutical and natural products. ISBN :

974-17-51095.

Kim, S., B, Su., S, Riswan., L.B.S, Kardono., O.J,

Afriastini.,J.C Gallucci., H, Chai., N.R

Farnsworth., G.A Codell., S.M Swanson.,& D,

Kinghorn. 2005. Edulisones A and B, two

epimeric benzo[b]oxepine derivates from the

bark of Aglaia edulis. Tetrahedron, 46, 9021-

9024.

King, M.L., C.C. Chiang., H.C. Ling., E. Fujita., M.

Ochiai., and A.T. McPhail .1982. X-Ray

crystal structure of rocaglamide, a novel

antileukemic 1H-cyclopenta[b]benzofuran

from Aglaia elliptifolia. Journal of the Chemical

Society. 1150-1151.

Ko, F.N., T.S. Wu., M.J. Liou., T.F. Huang., and C.M.

Teng. 1992. PAF antagonism in vitro and in vivo

Page 148: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Daftar Pustaka 135

by aglafoline from Aglaia elliptifolia .European Journal of Pharmacology. 218, 129-135.

Kraus, W., Kypeke, K., Bokel, M., Griminger, W.,

Shawitsky, G., 1982, Surenolactone, a

noveltetranortriterpenoid A/B-dilactone from

Toona sureni (Meliaceae). Liebigs Ann. Chem. 1.

87-98.

Krishnaraju, A.V., T.V.N. Rao., D. Sundararaju., M.

Vanisree., H.S. Tsay., and G.V. Subbaraju. 2005.

Assessment of Bioactivity of Indian Medicinal

Plants Using Brine Shrimp (Artemia salina)

Lethality Assay. International Journal of Applied

Science and Engineering. 32.125-134

Lee, K. L., Cui, B., Mehta., R.R., Kinghorn, D., Pezzuto,

J.M. 1998. Cytostatic mechanism and antitumor

potential of novel 1H-cyclopenta[b]benzofuran

lignans isolated from Aglaia elliptica, Chemico-

Biological Interaction.115. 1998. 215-228.

Lenny, S. 2006. Senyawa Steroida dan Terpenoida.

Karya Ilmiah Departemen Kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara. Medan.

Mabberly, D.J., C.M. Pannel, and A.M. sing.1995.

Meliceae. Flora Malesiana. 12, 1-407.

McKee, T., McKee, R.J. 1999. Biochemistry: An

Introduction. Second Edition. McGraw-Hill

Companies. Boston

Meyer, B. N., N.R. Ferrigni., J.E. Putnam., L.B.

Jacobson., D.E. Nichols., and J.L. McLaughlin.

1982. Brine shrimp: a convenient general

bioassay for active plant constituents. Planta

Medica. 45, 31-34.

Page 149: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

136 Desi Harneti P.H.

Nakatani, M., Abdelgalell, S.A.M., Saad. M.M.G.,

Huang, R.C., Doe, N., Iwagawa, T., 2004.

Phragmalin limonoids from Chukrasia

tabularis. Phytochemistry. 65. 2833-2841.

Nihal, A., and Mukhtar, H., 1999, “Green tea

Polyphenols and Cancer: Biologic

Mechanisms and Practical Implications”’

Nutrition Review, 1999 , 57 (3) : 67-78

Nugroho, B.W., B. Gussregen, V. Wray, G. Bringmann,

and P. Proksch. 1997. Insectisidal

Rocacgalamide Derivatives from Aglaia

eliptica and A. harmsiana. Phytochem. 45, 1579-

1585

Nugroho, B.W., R.A. Edrada, V. Wray, G. Bringmann,

M. Gehling and P. Proksch. 1999. An

Insectisidal Rocaglamide Derivative and

Related Compounds from Aglaia odorata.

Phytochem. 51, 367-376.

Nugroho, B.W., R.A. Edrada., B. Gussregen., V. Wray.,

L. Witte., and P. Proksch .1997. Insecticidal

rocaglamide derivatives from Aglaia

duppereana. Phytochemisty. 44,1455-1461.

Ohse, T., S. Ohba., T. Yamamoto., T. Koyano., K.

Umezawa. 1996. Cylopentabenzofuran lignan

protein synthesis inhibitors from Aglaia

odorata. Journal of Natural Products. 59, 650-

652.

Oka, I.N. 1994. Penggunaan Permasalahan serta

Prospek Insektisida Nabati dalam

Pengendalian Hama Terpadu. Bogor : Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.

Pannell, C.M. 1992. A Taxonomic Monograph of the

genus Aglaia Lour. (Meliaceae). Kew Bulletin

Page 150: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Daftar Pustaka 137

Additional Series XVI. Royal Botanic Gardens.

London.

Pinder, A. R. 1960. The Chemistry Of The Terpenes.

Chapman and Hall Ltd. London. pp. 326-365.

Proksch, P., R. Edrada., R. Ebel., F.I Bohnenstengel., and

B.W. Nugroho. 2001. Chemistry and biological

activity of rocaglamide derivates and related

compounds in Aglaia species (Meliaceae).

Current Organic Chemistry. 5, 923-938.

Roux, D., T. Martin., T. Adeline., T. Sevenet., H. Hadi.,

and M. Pais. 1998. Foveolins A dan B,

dammarane triterpenes from Aglaia foveolata.

Phytochemistry. 49(6), 1745-1748.

Ruslan, K., S. Soetarno, dan S. Sastrodihardjo. 1989.

Fitokimia : Insektisida dari produk alami. Pusat antar Universitas Bidang Ilmu Hayati, ITB

Bandung.

S. Omar, J. Zhang, et al. 2003. Traditionally-used

antimalarials from Meliaceae. Curr Top Med

Chem., 2003, 3(2), 133-139.

Saifah, E., R. Suttisri., S. Shamsub., T. Pengsuparp., and

V. Lipipun. 1999. Bisamides from Aglaia edulis.

Phytochemistry. 52, 1085-1088.

Sastrodihardjo, S dan S. Sastrowiyono. 1983. Kembali

Mencari Bahan Aktif Pestisida dari Bahan

Alam Tumbuhan. Media Pestisida. B. 25-26.

Sastrohamidjojo, H. 1995. Sintesis Bahan Alam. Edisi

pertama. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta.

Schmutterer, H. 1990. Properties and potential of

natural pesticides from the neem tree

Page 151: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

138 Desi Harneti P.H.

Azadirachta indica. Ann. Rev. Entomol.35 :

1271-1297.

Schmutterer, H. & R. P. Singh. 1995. List of insect pest

susceptible to neem products. In H.

Schmutterer (ed.), The Neem Tree- Source of

Unique Natural products for Integrated Pest

Management, Medicine, Industry and Other

Purposes. VCH, Weinheim, New York, Basel,

Cambridge, Tokyo.

Schoonhoven, L.M. 1982. Biological aspects of

antifeedants. Ent.Exp & Appl. 31 : 57-69.

Siswandono, dan Soekardjo, B. 1995. Kimia Medisinal.

University Airlangga Press. Surabaya.

Steven, M.C., 1993, Bioactive Natural Product :

Detection, Isolation, and Structural

Determination, CRC Press.

Su, B.N., Chai, H., Mi, Q., Riswan,S., Kardono,

L.B.S.,Afriastini, J.J., Santarsiero,B.D., Mesecar,

A.D., Farnsworth, N.R., Cordell, G.A., Swanson,

S.M., Kinghorn, A.D. 2006. Activity-guided

isolation of cytotoxic constituents from the

bark of Aglaia crassinervia collected in

Indonesia. Bioorganic and Medicinal Chemistry.

14, 2006, 960-972.

Syarif, A., dkk. 2004. Farmakologi dan Terapi. Bagian

Farmakologi. Fakultas Kedokteran. Universitas

Indonesia. Jakarta.

Tsao, R., Coats J.R. 1995. Starting From Nature to

Make better Insecticides. American Chemical

Society. Chemtech. hal 23-28.

Weber, S., J. Puripattanavong., V. Brecht., and A.W.

Frahm. 1999. Phytochemical Investigation of

Page 152: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Daftar Pustaka 139

Aglaia rubiginosa. Journal Natural Product. 63,

636-642.

Wood, D.L., R.M. Silverstain., and M. Nakajima. 1970.

Control of Insects Behaviour by Natural

Product. Academic Press. New York.

Wu, T.S., M.J. Liou., C.S. Kuoh., C.M. Teng., T. Nagao.,

and K.H. Lee. 1997. Cytotoxic and antiplatelet

aggregation principles from Aglaia elliptifolia.

Journal Natural Product. 60, 606–608.

Page 153: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

140 Desi Harneti P.H.

Page 154: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Daftar Pustaka 141

Page 155: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

142 Desi Harneti P.H.

Page 156: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

(141)

INDEKS

A

A.lepthantha, 3

Aglaia, 2, 3

aglaiaglabretol B, 3

Aglaiastatin, 3

antikanker, 2, 3

Aglaia elliptica, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 58, 61

antikanker, 49, 50, 54, 55, 59, 61

Aglaia odorata, 61, 62, 63, 65, 66, 67

antileukimia, 62

Aglaia cinerea, 81

Aglaia crassinervia, 81, 82, 83, 85, 101

Aglaia pyricarpa, 81

Aglaiaglabretol A, 85, 86, 87, 91

Aglaiaglabretol C, 85, 98, 99

Aglaia edulis, 107, 108, 109, 110, 111, 116, 117

Aglaidithioduline, 109, 110

Aglaiduline,, 109

Aglaithioduline, 109, 110

B

bisamida, 3

benzo[b]oksepin, 64

biosintesis, 61

benzo[b]oxepines, 109, 110

bisamida, 109, 123, 125, 128, 130

Page 157: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

144 Desi Harneti P.H.

D

dammaran, 101

DNA, 5, 7, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20.58, 61

DMBA, 66, 67, 70, 72, 73, 74

E

epimer, 94, 95, 97, 99, 101, 104

epiokotillol, 84, 102

Edulisone A dan B, 110

F

flavaglin, 123, 124, 128, 129, 130, 132, 133

H

hormone-dependent breast cancer, 53

hormone-dependent prostate cancer, 53

human epidermoid carcinoma), 53

human fibrosarcoma, 53

human melanoma, 53

human nasopharyngeal, 53

I

insektisidal, 49

K

kanker, 1, 2, 3, 4,5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 20,

21, 22, 23, 25, 41, 42, 44, 45

karsinogen, 7, 12, 13,68, 69, 70, 74, 75

kemoterapi, 9, 14, 15, 41

Page 158: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Indeks 143

L

Lansat-lansat, 81

Lantupak,, 81

M

Meliaceae, 2

metastasis, 6, 9, 22

metil rokaglat, 50

O

odorin, 62, 64, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 77, 78,

80, 81

odorinol, 62, 64, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 77, 78,

80, 81, 82

P

paklitaksel, 86, 104

P-388, 62

papiloma, 68, 69, 70, 71, 73, 74, 75, 77, 78, 79, 80, 81

peroksinitrit, 69, 74, 79, 80

piriferin, 123, 128

R

rokaglaol, 3, 86, 102, 103

rokaglat, 3, 4

rokaglamida, 64, 65, 66

RNA,, 61

rokaglamida., 109, 124

Page 159: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

144 Desi Harneti P.H.

S

sel Lu1, 83, 86

siklopenta[b]benzofuran, 3

siklopenta[bc]benzopiran, 64

siklopentatetra[b]hidrobenzofuran, 64

skopoletin, 85, 102

siklopenta[b]benzofuran, 50, 51, 53, 54

siklopenta[bc]benzopiran, 109, 124, 129

Siklopenta[bc]benzopiran, 124

siklopentatetrahidrobenzofuran, 109

Spodoptera littoralis, 107, 111, 112, 114, 115

T

tetrahidrofuran, 93, 97, 104

triterpenoid, 3

tumor, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 24, 41, 43, 45

Tapsakin-A, 64, 65

tikus putih betina, 59, 60

tumor, 49, 50, 59, 60, 61

TPA, 66, 67, 68, 69, 70, 72, 73, 74, 75, 77, 80

Page 160: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.

Sekilas Tentang Penulis

Pengajaran :

Pernah mengajar di Bimbingan Belajar Sony Sugema

College (1996-1998). Sejak tahun 1998 sampai sekarang,

mengajar di UNPAD dalam matakuliah : Kimia Dasar,

Kimia Organik, Kimia Bahan Alam dan Elusidasi

Struktur Senyawa Organik. Membimbing skripsi S-1.

Penelitian :

Pada tahun 1996, meneliti sintesis senyawa organik

bahan alam. Sejak tahun 2003 sampai sekarang meneliti

kandungan senyawa aktif dari tumbuhan Indonesia genus

Aglaia dan Toona.

Publikasi :

Seminar Nasional dan Internasional dan Laporan Riset.

Penulis adalah anak ke-9 dari pasangan Hoesbir Hoesein

dan Alinah Nurdin. Pada tahun 1999, menikah dengan

Urip Muryanto, S.Si., dan sekarang telah dikarunia satu

orang putri dan dua orang putra.

UNPAD PRESS ISBN 978-979-3985-55-8

Desi Harneti Putri Huspa, MSi.

Pendidikan :

1985 : SD ST. Agustinus Bandung

1988 : SMPN 2 Bandung

1991 : SMAN 2 Bandung

1996 : Sarjana Kimia Unpad (Cumlaude)

2001-2003 : Magister Kimia Organik ITB

(Cum Laude)

Page 161: SENYAWA ANTIKANKER DAN INSEKTISIDA DARI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/1-senyawa... · Secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 alisiklik, yaitu skualena.