SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

30
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESEHATAN TERAPI CAIRAN DAN PENYEMBUHAN LUKA PADA COMBUSTIO (LUKA BAKAR) Disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok dalam Mata Kuliah KMB III yang diampu Oleh Sri Utami D., MNS. Disusun Oleh Kelompok 2 2A3: 1. Maria Tri Candra S (P 17420112101) 2. Nawang Pratwi Anitapa (P 17420112102) 3. Novalida Permata Putri (P 17420112103) 4. Novie Meirdhania (P 17420112104)

Transcript of SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

SATUAN ACARA PEMBELAJARANPENDIDIKAN KESEHATANTERAPI CAIRAN DAN PENYEMBUHAN LUKAPADA COMBUSTIO (LUKA BAKAR)

Disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok dalam Mata Kuliah KMB IIIyang diampu Oleh Sri Utami D., MNS.

Disusun Oleh Kelompok 2 2A3:1. Maria Tri Candra S(P 17420112101)2. Nawang Pratwi Anitapa(P 17420112102)3. Novalida Permata Putri(P 17420112103)4. Novie Meirdhania(P 17420112104)

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANGJURUSAN KEPERAWATANPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG2014

SATUAN ACARA PEMBELAJARANPENDIDIKAN KESEHATANTERAPI CAIRAN DAN PENYEMBUHAN LUKAPADA COMBUSTIO (LUKA BAKAR)A. Topik: Gangguan Degeneratif pada Sistem IntegumenB. Sub Topik: Terapi Cairan dan Penyembuhan Luka pada Combustio (Luka Bakar)Tujuan :1. Tujuan UmumSetelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang Terapi Cairan dan Penyembuhan Luka pada Combustio (Luka Bakar)Tujuan Khususa. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan pengertian Combustio (Luka Bakar)b. Pasien dan keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap Combustio (Luka Bakar)C. Sasaran : Tn. S dan keluargaD. Metoda pembelajaran : CTJ (Ceramah, Tanya Jawab). Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga. Keluarga dapat mengajukan pertanyaan setelah penyampain materi selesai.E. Media Pembelajaran : Lembar balikF. Kegiatan Belajar MengajarNoFaseKegiatan PenyuluhKegiatan PesertaWaktu

1Pra Interaksi1. Menyiapkan Satuan Acara Penyuluhan & bahan untuk lembar balik.2. Menentukan kontrak waktu & materi dengan pasien dan keluarga satu hari sebelum penyuluhan dilakukan-5 menit

2Kerja1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.2. Memperkenalkan diri3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan4. Menyebutkan materi yang akan diberikan.5. Menggali pengetahuan klien dan keluarga mengenai Combustio (Luka Bakar) dan perawatannya6. Menjelaskan tentang Combustio (Luka Bakar) dan perawatannya7. Memberi kesempatan kepada klien dan keluarga untuk mengajukan pertanyaan kemudian didiskusikan bersama & menjawab pertanyaan.8. Memberikan lembar balik materi Combustio (Luka Bakar)1. Menjawab salam

2. Mendengarkan

3. Memperhatikan

4. Memperhatikan

5. Memperhatikan

6. Memperhatikan

7. Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan.

-15 menit

3Evaluasi1. Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada klien dan keluarga yang dapat menjawab pertanyaan.1. Menjawab pertanyaan7 menit

4Terminasi1. Mengakhiri pertemuan & mengucapkan terimakasih atas partisipasi klien dan keluarga2. Mengucapkan salam penutup1. Mendengarkan

2. Menjawab salam3 menit

G. Waktu Pelaksanaan : Selasa, 7 Maret 2014, Pukul : 15.00WIBH. Materi1. Pengertian luka bakar2. Etiologi terjadinya luka bakar3. Tahap penyembuhan luka bakar4. Penanganan luka bakar5. Pengelolaan luka bakar dengan terapi cairan6. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan7. Hal-hal yang harus diperhatikan, yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada penderita luka bakar8. Komplikasi perawatan tidak berlanjutI. Metoda EvaluasiTes Lisan : di akhir ceramahJ. Alat Evaluasi1. Evaluasi Struktura. Kesiapan materib. Kesiapan SAPc. Kesiapan media : lembar balikd. Klien hadir ditempat penyuluhane. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Tn. D yang beralamat Jl. Tirto Usodo Barat No. 12 Semarang2. Evaluasi Prosesa. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.b. Klien antusias terhadap materi penyuluhanc. Klien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benard. Suasana penyuluhan tertibe. Klien tidak meninggalkan tempat penyuluhan dan fokus terhadap materi3. Evaluasi HasilKlien dan keluarga dapat :a. Menjelaskan Pengertian luka bakarb. Menjelaskan Etiologi terjadinya luka bakarc. Menjelaskan Tahap penyembuhan luka bakard. Menjelaskan Penanganan luka bakare. Menjelaskan Pengelolaan luka bakar dengan terapi cairanf. Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi penyembuhang. Menjelaskan Hal-hal yang harus diperhatikan, yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada penderita luka bakarh. Menjelaskan Komplikasi perawatan tidak berlanjut

Daftar PustakaArif Muttaqin. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta. Salemba Medika

http://bedahumum.wordpress.com/2008/12/06/perawatan-luka-bakar/

DR. Sunita Almatsia, M.SC. 2004. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama

Pierce A. Grace & Neil R. Borley. 2006. At Glace Ilmu Bedah. Surabaya. Erlangga

R. Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta. EGC

Lampiran MateriTERAPI CAIRAN DAN PENYEMBUHAN LUKAPADA COMBUSTIO (LUKA BAKAR)

A. PengertianLuka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation) . Menurut Arif Mutaqqin (2011) Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk luka-luka lainnya karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (escar) yang tetap berada pada tempatnya untuk jangka waktu yang lama. Menurut Sunita Almatsia, (2004) Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh yang disebabkan oleh suhu tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme. Sedangkan menurut Pierce dan Neil, (2006) Luka bakar merupakan respon kulit dan jaringan subkutan terhadap trauma suhu atau termal.Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa luka bakar merupakan respon kulit terhadap suatu rangsangan dari luar berupa suhu panas yang mengakibatkan kerusakan jaringan dan sitem metabolisme tubuh.

B. EtiologiBerbagai faktor dapat menjadi penyebab luka bakar. Beratnya luka bakar juga dipengaruhi oleh cara dan lamanya kontak dengan sumber panas (misal suhu benda yang membakar, jenis pakaian yang terbakar, sumber panas : api, air panas dan minyak panas), listrik, zat kimia, radiasi, kondisi ruangan saat terjadi kebakaran dan ruangan yang tertutup.Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi :1. Luka Bakar Termal Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.2. Luka Bakar Kimia Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.3. Luka Bakar Elektrik Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh. 4. Luka Bakar Radiasi Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.5. Faktor ResikoData yang berhasil dikumpulkan oleh Natinal Burn Information Exchange menyatakan 75 % semua kasus injuri luka bakar, terjadi didalam lingkungan rumah. Klien dengan usia lebih dari 70 tahun beresiko tinggi untuk terjadinya luka bakar. C. Tahap penyembuhan luka1. Fase InflamasiFase inflamasi adalah adanya respons vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Pada awal fase ini, kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot) dan juga mengeluarkan substansi vasokonstriksi yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler vasokonstriksi, selanjutnya terjadi penempelan endotel yang yang akan menutup pembuluh darah.Periode ini hanya berlangsung 5-10 menit, dan setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler stimulasi saraf sensoris (local sensoris nerve ending), local reflex action, dan adanya substansi vasodilator: histamin, serotonin dan sitokins. Histamin kecuali menyebabkan vasodilatasi juga mengakibatkan meningkatnya permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi edema jaringan dan keadaan lokal lingkungan tersebut asidosis.Eksudasi ini jugamengakibatkan migrasi sel lekosit (terutama netrofil) ke ekstra vaskuler. Fungsi netrofil adalah melakukan fagositosis benda asing dan bakteri di daerah luka selama 3 hari dan kemudian akan digantikan oleh sel makrofag yang berperan lebih besar jika dibanding dengan netrofil pada proses penyembuhan luka. Fungsi makrofag disamping fagositosis adalah:a. Sintesa kolagenb. Pembentukan jaringan granulasi bersama-sama dengan fibroblasc. Memproduksi growth factor yang berperan pada re-epitelisasid. Pembentukan pembuluh kapiler baru atau angiogenesisDengan berhasilnya dicapai luka yang bersih, tidak terdapat infeksi atau kuman serta terbentuknya makrofag dan fibroblas, keadaan ini dapat dipakai sebagai pedoman/parameter bahwa fase inflamasi ditandai dengan adanya: eritema, hangat pada kulit, edema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.2. Fase ProliferasiProses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan, yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan.Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjaid luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan profeoglycans) yang berperan dalam membangun (rekonstruksi) jaringan baru. Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membnetuk cikal bakal jaringan baru (connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannnya subtrat oleh fibroblast, memberikan tanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai satu kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka.Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam di dalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan granulasi, sedangkan proses proliferasi fibroblas dengan aktifitas sintetiknya disebut fibroblasia. Respons yang dilakukan fibroblas terhadap proses fibroplasia adalah:a. Proliferasib. Migrasic. Deposit jaringan matriksd. Kontraksi lukaAngiogenesis suatu proses pembentukan pembuluh kapiler baru didalam luka, mempunyai arti penting pada tahap proleferaswi proses penyembuhan luka. Kegagalan vaskuler akibat penyakit (diabetes), pengobatan (radiasi) atau obat (preparat steroid) mengakibatkan lambatnya proses sembuh karena terbentuknya ulkus yang kronis. Jaringan vaskuler yang melakukan invasi kedalam luka merupakan suatu respons untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup di daerah luka karena biasanya pada daerah luka terdapat keadaan hipoksik dan turunnya tekanan oksigen. Pada fase ini fibroplasia dan angiogenesis merupakan proses terintegrasi dan dipengaruhi oleh substansi yang dikeluarkan oleh platelet dan makrofag (grwth factors).Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblas mengeluarkan keratinocyte growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel epidermal. Keratinisasi akan dimulai dari pinggir luka dan akhirnya membentuk barrier yang menutupi permukaan luka. Dengan sintesa kolagen oleh fibroblas, pembentukan lapisan dermis ini akan disempurnakan kualitasnya dengan mengatur keseimbangan jaringan granulasi dan dermis. Untuk membantu jaringan baru tersebut menutup luka, fibroblas akan merubah strukturnya menjadi myofibroblast yang mempunyai kapasitas melakukan kontraksi pada jaringan. Fungsi kontraksi akan lebih menonjol pada luka dengan defek luas dibandingkan dengan defek luka minimal.Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth factor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.3. Fase MaturasiFase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan. . Tujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan garunalasi, warna kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan. Sintesa kolagen yang telah dimulai sejak fase proliferasi akan dilanjutkan pada fase maturasi. Kecuali pembentukan kolagen juga akan terjadi pemecahan kolagen oleh enzim kolagenase. Kolagen muda ( gelatinous collagen) yang terbentuk pada fase proliferasi akan berubah menjadi kolagen yang lebih matang, yaitu lebih kuat dan struktur yang lebih baik (proses re-modelling).Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka.Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan ajringan kulit mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktivitas yang normal. Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung dari kondisi biologik masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, disertai dengan penyakit sistemik (diabetes melitus).

D. Penanganan luka bakar1. Jika masih ada api yang masih terdapat di baju, jangan disiram dengan air, karena hanya akan memperbesar api itu sendiri. Cepat lakukan stop drop roll, yaitu berhenti dan bergulinglah sampai api yang masih ada di baju padam. Atau selimuti dengan kain dari serat alami (karung misalnya) pada tubuh penderita yang masih terbakar tersebut.2. Usahakan sebisa mungkin melepas pakaian yang terbakar atau terkena air panas, kecuali jika pakaian tersebut lengket dan tidak bisa dilepas. Hal ini berguna untuk sesegera mungkin mengakhiri kontak dengan bahan yang panas.3. Sirami bagian tubuh yang terbakar dengan air mengalir atau rendam dalam air biasa (bukan air es karena hanya akan memperluas dan memperdalam luka bakar). Ini harus dilakukan pada jam pertama terkena luka bakar. Lakukan selama minimal 15 menit. Hal ini penting karena proses koagulasi protein pada jaringan yang terkena panas tetap terjadi sehingga kerusakan jaringan dapat tetap meluas. Di samping itu air dingin ini juga bisa berfungsi sebagai pereda nyeri sementara. Jika bagian tubuh yang terkena luka bakar tidak dapat disiram atau direndam, kompres dengan air dingin (ingat bukan air es) dengan kain handuk pada daerah tersebut. Ganti air kompresan beberapa menit sekali sampai terasa dingin.4. Oleskan luka bakar dengan krim yang mengandung antibiotik perak sulfadiazin (misal dermazin cr, burnazin cr) pada daerah yang terkena luka bakar. Antibiotika sangat perlu agar luka bakar tidak berkembang menjadi infeksi yang akan semakin memperberat kondisi luka bakar tersebut. Tidak ada salahnya krim ini menjadi salah satu jenis yang wajib ada di kotak P3K kita.5. Karena pada luka bakar banyak terjadi penguapan dari jaringan yang terkena luka bakar tersebut, berikan penderita banyak minum. Pada bayi yang masih menyusui, berikan ASI lebih sering dari biasanya.6. Setelah 24 jam, basuhlah daerah yang terbakar dengan lembut menggunakan sabun dan air bersih. Usahakan daerah luka tetap kering dan tertutup setelah dibersihkan untuk mencegah infeksi.7. Makanlah makanan yang banyak mengandung protein, seperti telur, daging, ikan untuk mempercepat proses regenerasi jaringan yang terkena luka bakar tersebut. Di samping itu, makanlah makanan yang banyak mengandung vitamin C. Vitamin ini akan membantu mempercepat proses penyembuhan luka. Selain itu, banyaklah mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan E. Vitamin E akan mempercepat penyembuhan dan mencegah pembentukan jaringan parut. Vitamin C, A, dan E banyak terdapat pada buah dan sayur.

E. Pengelolaan luka bakar dengan terapi cairanPrioritas pengelolaan penderita luka bakar secara umum perlu dierhatikan seperti pengelolaan penderita trauma pada umumnya yaitu, Airway, Breathing, dan Circulation.1. Terapi CairanOrang dewasa dengan luka bakar tingkat II-III 20 % atau lebih sudah ada indikasi untuk pemberian infus karena kemungkinan timbulnya syok. Sedangkan pada orang tua dan anak-anak batasnya 15%. Formula yang dipakai untuk pemberian cairan adalah formula menurut Baxter. Formula Baxter terhitung dari saat kejadian maka (orang dewasa):i. 8 jam pertama (4cc x KgBB x % luas luka bakar) Ringer Laktatj. 16 jam berikutnya (4cc x KgBB x % luas luka bakar) Ringer Laktat ditambah 500-1000cc koloid.Modifikasi Formula Baxter untuk anak-anak adalah:a. Replacement : 2cc/ KgBB/ % luas luka bakarb. Kebutuhan faali :Umur sampai 1 tahun 100cc/ KgBBUmur 1-5 tahun 75cc/ KgBBUmur 5-15 tahun 50cc/ Kg BB________+Total CairanSesuai dengan anjiuran Moncrief maka 17/20 bagian dari total cairan diberikan dalam bentuk larutan Ringer Laktat dan 3/20 bagian diberikan dalam bentuk koloid. Ringer lakatat dan koloid diberikan bersama dalam botol yang sama. Dalam 8 jam pertama diberikan jumlah total ciran dan dalam 16 jam berikutrnya diberikan jumlah total cairan.Formula tersebut hanyalah suatu pedoman, suatu estimasi yang kasar. Jangan sekali kali fanatik terhadap formula tersebut melainkan selalu dikoreksi melalui tanda-tanda klinis penderita dan laboratorium apakah cairan yang diberikan sudah memadai.Terapi cairan lebih diindikasikan pada luka bakar derajat 2 dan 3 dengan luas >25%, atau pasien tidak dapat minum. Terapi cairan dapat dihentikan bila masukkan oral dapat menggantikan parenteral. Dua cara yang lazim digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan pada penderita luka bakar, yaitu :a. Cara Evans. Untuk menghitung jumlah cairan pada hari pertama hitunglah :1) Berat badan (kg) x % luka bakar x 1cc NaCl (1)2) Berat badan (kg) x % luka bakar x 1cc larutan koloid (2)3) 2000 cc glukosa 5% (3) Separuh dari jumlah (1), (2) dan (3) diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan cairan setengah dari hari pertama. Pada hari ketiga berikan cairan setengah dari hari kedua. Sebagai monitoring pemberian cairan lakukan penghitungan diuresis.b. Cara Baxter. Merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak dipakai. Jumlah cairan hari pertama dihitung dengan rumus = %luka bakar x BB (kg) x 4cc. Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam selanjutnya. Hari pertama diberikan larutan ringer laktat karena terjadi hipotermi. Untuk hari kedua di berikan setengah dari jumlah hari pertama.

F. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan1. Mobilisasi, adalah pergerakan tubuh yang dilakukan saat ada luka bakar. Manfaatnya :a) Mencegah komplikasi seperti kekakuan pada daerah sendib) Peredaran darah menjadi lancarc) Meningkatkan kekuatan otot dan jaringan lainnyad) Luka cepat sembuhPelaksanaan: Dilakukan sesering mungkin tiap hari. Caranyaa) Dilakukan secara bertahap sesuai kemampuanb) Latihan menggerakkan kaki, tangan dan tungkai serta daerah persendian sesuai kemampuan2. Makanan, makanan untuk mempercepat penyembuhan luka terdiri dari makanan 4 sehat 5 sempurna, yaitu :a. Nasi sebagai sumber tenaga / kalorib. Lauk pauk sebagai sumber pembangun terdiri dari 2 macam, yaitu :Hewani : Telur, ikan, ayam, daging dllTumbuhan : Tahu, tempe dllc. Sayur Mayur merupakan sumber vitamin yang baik yang berwarna kuning atau hijaud. Susu : Sehari 2 X 1 gelasDiet TKTP artinya Tinggi Kalori Tinggi ProteinPasien tidak boleh Tarak kecuali pada pasien dengan penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis, sakit ginjal, dll3. Kebersihan Lukaa. Selama luka masih ditutup oleh kassa, tangan pasien tidak boleh menyentuh luka bakarb. Jika tampak darah merembes, segera lapor petugas kesehatanc. Perawatan luka bakar dilakukan oleh petugas rumah sakit4. Kebersihan diria. Selama luka masih ditutup oleh kassa, tangan pasien tidak boleh menyentuh luka bakarb. Jika tampak luka berwarna merah, bengkak, panas, dan nyeri segera lapor petugas kesehatanc. Dirumah sakit luka bakar dirawat setiap hari oleh petugas rumah sakit dan bila sudah pulang harus control ke poli atau petugas kesehatan karena luka harus dalam keadaan steril5. IstirahatIstirahat yang cukup sehari sekitar 8 jam

G. Hal-hal yang harus diperhatikan1. Jangan mengoleskan odol, kecap, mentega pada daerah yang terkena luka bakar. Bahan ini hanya akan menyebabkan infeksi pada luka bakar dan bahkan memperlama proses penyembuhannya2. Menutup luka bakar dengan menggunakan putih telur akan mencegah luka bakar menjadi kering.3. Jangan memecah bula/lepuhan. Memecah bula hanya akan membuat infeksi pada luka bakar. Jika bula terlanjur pecah, bersihkan dan sementara tutup dengan kasa steril.4. Jangan menekuk daerah yang terkena luka bakar, terutama pada daerah persendian karena akan menyebabkan kontraktur/pemendekan yang akan menyusahkan proses penyembuhannya.5. Cepat berikan penanganan medis kepada penderita jika mengalami luka bakar berat atau luas. Kemungkinan penderita memerlukan oksigen jika mengalami udem/pembengkakan laring, atau perlu cairan infus karena luasnya luka bakar sehingga penguapan yang terjadi juga masif atau perlu diberikan antibiotik masif atau injeksi anti tetanus.

H. Yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada penderita1. Hal yang boleh diberikana. Cairan susuSusu merupakan cairan yang paling bagus untuk mengompress luka bakar kecil. Rendam daerah luka dengan susu selama 15 menit atau lebih. Bila anda kesulitan merendam, anda bisa menggunakan handuk yang telah dibasahi susu untuk menutup daerah yang terbakar. Lemak yang terdapat dalam susu akan menyejukan daerah yang terbakar dan mempercepat penyembuhan.b. Lidah buaya akan mempercepat proses penyembuhan. Dua atau tiga hari setelah terluka, anda dapat membubuhi daerah luka dengan cairan dari daun lidah buaya. Kesejukan dari cairan itu akan membantu meredakan nyeri. Gunakan empat sampai 5 kali sehari tanpa ditutup dengan perban.c. Kentang juga bisa dipakai untuk pertolongan luka bakar. Irislah kentang lalu tutup daerah yang terbakar menggunakan irisan tersebut. Zat tepung pada kentang akan menetralisir luka bakar, rasa nyeri dan mencegah pembentukan jaringan parut.d. Madu yang digunakan untuk menutup luka akan menyejukan luka, meredakan nyeri dan mempercepat penyembuhan. Madu juga akan mencegah infeksi kuman serta melindungi daerah luka.e. Minyak lavender akan meredakan rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan serta mencegah jaringan parut. Pertama tama, bersihkan daerah luka dengan air dan sabun. Campur minyak lavender dengan minyak zaitun dengan perbandingan 1 : 3. Selanjutnya tutuplah daerah luka dengan campuran tadi.2. Hal yang tidak boleh dilakukana. Jangan sekali-kali mengobati luka bakar dengan mempergunakan mentega, minyak, garam, kecap, air kapur dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut bisa mengakibatkan infeksi. Yang paling tepat, luka bakar ringan dan sedang ditolong dengan cara menyiram atau merendamnya dalam air dingin.b. Jangan memecahkan gelembung kulit yang timbul akibat luka bakar. Ini pun untuk mencegah terjadinya infeksi. c. Jangan membalut luka dengan kapas absorbent karena akan melekat pada luka. Untuk luka bakar ringan dan sedang, tutup luka dengan balutan kering.

I. Komplikasi1. InfeksiInfeksi merupakan masalah utama. Bila infeksi berat, maka penderita dapat mengalami sepsis. Berikan antibiotika berspektrum luas, bila perlu dalam bentuk kombinasi. Kortikosteroid jangan diberikan karena bersifat imunosupresif (menekan daya tahan), kecuali pada keadaan tertentu, misalnya pda edema larings berat demi kepentingan penyelamatan jiwa penderita.2. Curlings ulcer (ulkus Curling)Ini merupakan komplikasi serius, biasanya muncul pada hari ke 510. Terjadi ulkus pada duodenum atau lambung, kadang-kadang dijumpai hematemesis. Antasida harus diberikan secara rutin pada penderita luka bakar sedang hingga berat. Pada endoskopi 75% penderita luka bakar menunjukkan ulkus di duodenum.3. Gangguan Jalan NafasPaling dini muncul dibandingkan komplikasi lainnya, muncul pada hari pertama. Terjadi karena inhalasi, aspirasi, edema paru dan infeksi. Penanganan dengan jalan membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen, trakeostomi, pemberian kortikosteroid dosis tinggi dan antibiotika.4. KonvulsiKomplikasi yang sering terjadi pada anak-anak adalah konvulsi. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia, infeksi, obat-obatan (penisilin, aminofilin, difenhidramin) dan 33% oleh sebab yang tak diketahui.5. KontrakturMerupakan gangguan fungsi pergerakan6. Ganguan Kosmetik akibat jaringan parut