Sanitasi Industri

12
SANITASI INDUSTRI Konsep Sanitasi Industri Guna tercipta keadaan yang bersih, sehat, maupun nyaman di lingkungan industri. Tidak ditemukan adanya cemaran di lingkungan industri tersebut, baik cemaran fisik, kimia, maupun mikrobiologi. Melindungi tenaga kerja atau para pekerja terhadap bahaya yang dapat timbul sehingga kesehatan dan keselamatan kerja dapat terpenuhi. Batasan Sanitasi industri adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memelihara, meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan industri, termasuk cara-cara pengendalian dan pemeliharaan faktor-faktor lingkungan kerja, serta pengendalian terhadap penyebaran penyakit menular sehingga kegiatan industri tidak memberikan dampak buruk terhadap tenaga kerja dan masyarakat umum disekitar industri. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sanitasi industri: 1. Sanitasi Makanan a. Manfaat

Transcript of Sanitasi Industri

Page 1: Sanitasi Industri

SANITASI INDUSTRI

Konsep Sanitasi Industri

Guna tercipta keadaan yang bersih, sehat, maupun nyaman di lingkungan

industri.

Tidak ditemukan adanya cemaran di lingkungan industri tersebut, baik cemaran

fisik, kimia, maupun mikrobiologi.

Melindungi tenaga kerja atau para pekerja terhadap bahaya yang dapat timbul

sehingga kesehatan dan keselamatan kerja dapat terpenuhi.

Batasan

Sanitasi industri adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memelihara,

meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan industri, termasuk cara-cara

pengendalian dan pemeliharaan faktor-faktor lingkungan kerja, serta pengendalian

terhadap penyebaran penyakit menular sehingga kegiatan industri tidak

memberikan dampak buruk terhadap tenaga kerja dan masyarakat umum disekitar

industri.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sanitasi industri:

1. Sanitasi Makanan

a. Manfaat

Bagi konsumen yaitu terhindar dari penyakit atau kecelakaan karena

keracunan makanan.

Bagi produsen yaitu meningkatkan mutu dan umur simpan produk,

mengurangi komplain dari konsumen, dan mengurangi biaya recall.

b. Tujuan

Untuk menghilangkan kontaminan dari makanan dan mesin pengolahan

makanan serta mencegah kontaminasi kembali.

Page 2: Sanitasi Industri

Menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari

penyakit dan mengurangi kerusakan atau pemborosan makanan.

c. Kriteria makanan yang baik

Berada dalam derajat kematangan.

Bebas dari pencemaran.

Bebas dari perubahan fisik, kimia yg tdk dikehendaki, aktivitas mikroba,

hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan karena pemasakan dan

pengeringan.

Bebas dari mikroorganisme dan parasit yg menimbulkan penyakit yang

dihantarkan oleh makanan.

d. Ruang lingkup

Ruang makan (luas tempat, peralatan, nyaman, sarana cuci tangan,

musik).

Dapur (letak, tidak berhubungan dengan tempat kerja, konstruksi).

Masakan (kebutuhan kalori, cita rasa, status gizi).

Cara penyajian (jalur pelayanan, penyajian, peralatan).

Petugas sanitasi dan pengelola makanan (sehat, penyuluhan gizi,

kebersihan, sanitasi lingkungan).

2. Air Bersih

a. Persyaratan

Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan

fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktif sesuai dengan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku.

b. Tata cara

1. Pengertian

Air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari

dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat

diminum apabila dimasak.

Page 3: Sanitasi Industri

2. Tata cara pelaksanaan

Tersedia air bersih untuk karyawan dengan kapasitas minimal

60L/orang/hari

Air bersih untuk keperluan perkantoran dapat diperoleh dari

Perusahaan Air Minum, sumber air tanah atau sumber lain yang telah

diolah sehingga memenuhi persyaratan kesehatan.

Tersedia air bersih untuk kebutuhan karyawan sesuai dengan

persyaratan kesehatan.

Distribusi air bersih untuk perkantoran harus menggunakan sistem

perpipaan.

Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas dari

pencemaran fisik, kimia dan bakteriologis.

Dilakukan pengambilan sampel air bersih pada sumber, bak

penampungan dan pada kran terjauh untuk diperiksakan di

laboratorium minimal 2 kali setahun, yaitu musim kemarau dan

musim hujan.

c. Penyediaan air bersih ditempat kerja

Penyediaan air untuk keperluan produksi, berdasarkan kebutuhan untuk

bahan baku:

- Tidak perlu pengolahan (untuk bahan baku setemgah jadi atau barang

non konsumsi, misalnya pupuk).

- Perlu desinfektan (jika bahan baku air masih tercemar dan untuk

bahan baku air minum kran).

- Perlu pengolahan (jika air yang tersedia untuk bahan baku tidak

memenuhi syarat).

- Pengolahan lengkap (bahan baku produksi makanan)

- Pengolahan spesifik (industri air minum)

Kualitas air: biologi, fisik, kimia dan radioaktif

Page 4: Sanitasi Industri

3. Pencegahan dan Pembasmian Vektor dan Rodent

Perpindahan bibit penyakit ke dalam tubuh manusia melalui kulit dan

mukosa.

Serangga dan lalat sering berkembang biak dalam sampah, genangan air dan

tempat kotor lain yang tidak memenuhi persyaratan sanitasi.

Integrated Pest Management (IPM) atau Pengendalian

Hama Terpadu (PHT):

- Konsep Pengendalian Hama Terpadu adalah mengintegrasikan cara-cara

pengendalian yang potensial secara efektif, ekonomis dan ekologis untuk

menekan populasi serangga hama mapun serangga sebagai vektor

penyakit pada aras yang dapat ditoleransi.

- Penggunaan pestisida adalah pilihan terakhir.

- Konsep ini lahir sebagai jalan keluar dari jebakan penggunaan pestisida

yang berlebihan selama lebih dari 80 tahun di lahan pertanian.

- Dapat diterapkan pada jenis serangga vektor sebagai penyakit.

Hama permukiman merupakan organisme yang tidak diinginkan, yang

berada pada tempat yang salah, yang dinilai mengancam, mengganggu,

membahayakan kesehatan manusia, merusak properties dan estetika.

Vektor penyakit

a. Serangga penular penyakit

- Indeks lalat: maksimal 8 ekor/fly grill (100 cm x 100 cm) dalam

pengukuran selama 30 menit.

- Indeks kecoa: maksimal 2 ekor/plate (20 x 20 cm) dalam pengukuran

selama 24 jam.

- Indeks nyamuk Aedes aegypti : container indeks tidak melebihi 5%.

b. Usaha pengendalian

- Pengendalian secara fisika

1. Konstruksi bangunan tidak memungkinkan masuk dan berkembang

biaknya vektor dan reservoir penyakit kedalam ruang kerja dengan

memasang alat yang dapat mencegah masuknya serangga dan tikus.

Page 5: Sanitasi Industri

2. Menjaga kebersihan lingkungan sehingga tidak terjadi penumpukan

sampah dan sisa makanan.

3. Pengaturan peralatan dan arsip secara teratur dan rapi.

4. Meniadakan tempat perindukan serangga dan tikus.

- Pengendalian secara kimia yaitu dengan melakukan penyemprotan,

pengasapan, memasang umpan, membubuhkan abate pada tempat

penampungan air bersih.

- Pengendalian pejamu dengan listrik frekuensi tinggi.

- Cara mekanik dengan memasang perangkap.

4. Pengelolaan Limbah

Sisa atau hasil buangan produksi yang berupa zat cair dan diolah melalui

IPAL.

Jika hasil analisis menunjukkan bahwa limbah tersebut beracun berdasarkan

baku mutu, harus dikirim ke pusat pengolahan limbah cair.

Jika sesuai baku mutu dapat digunakan untuk internal production

consumption atau dibuang ke lingkungan dengan ijin BAPPEDAL.

Pembuangan limbah rumah tangga dan industri:

- Ada pemisahan sesuai dengan jenisnya.

- Limbah cair harus terlebih dahulu diolah dalam Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL).

- Limbah berupa benda tajam diberi tanda sendiri.

Limbah

Limbah padat

a. Limbah padat yang dapat dimanfaatkan kembali dengan pengolahan

daur ulang dan pemanfaatan sebagian (reuse, recycling, recovery) agar

dipisahkan dengan limbah padat yang non B.

b. Limbah B3 dikelola di tempat pengolahan limbah B3 sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

c. Limbah radioaktif dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 6: Sanitasi Industri

Limbah cair

a. Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup,limbah cair dapat

mengalir dengan lancar dan tidak menimbulkan bau.

b. Semua limbah cair harus dilakukan pengolahan fisik, kimia, atau

biologis sesuai kebutuhan.

Delapan Kunci Dalam SSOP

1. Keamanan air

Pemurnian air: penyaringan, penghilangan padatan tersuspensi dengan

koagulan, desinfeksi, pelunakan air dengan soda lemon atau ionisasi.

2. Sanitasi

Berisi prosedur pembersihan dan sanitasi alat, frekuensi pembersihan dan

petugas yang bertanggung jawab.

3. Kontaminasi silang

Pencegahan kontaminasi silang dari barang yang tidak saniter terhadap produk.

4. Sanitasi karyawan

Meliputi fasilitas cuci tangan, sanitasi tangan dan toilet yang digunakan,

mencakup prosedur, penjadwalan, petugan pembersihan dan jenis pembersihan,

pemantauan dilakukan supervisor dan didokumentasikan.

5. Pencegahan pencampuran bahan beracun

Pencegahan terhadap pencemaran yang disebabkan oleh pelumas, bahan bakar,

pestisida, bahan pembersih, bahan pencuci hama, kondensasi dan bahan

kontaminasi kimiawi, fisik dan biologis.

6. Pelabelan dan penyimpanan

Tata cara dan jenis pelabelan yang diterapkan pada bahan kimia yang

digunakan, baik untuk produksi maupun pembersihan, fumigasi, desinfeksi dan

sebagainya. Pelabelan dan penyimpanan dapat digolongkan berdasarkan jenis

bahan.

7. Kesehatan karyawan

Pengendalian kondisi kesehatan karyawan dapat mengakibatkan kontaminasi

mikrobiologi pada pangan, bahan kemasan pangan dan permukaan peralatan

Page 7: Sanitasi Industri

yang dipakai langsung untuk pangan. Ketentuan bagi karyawan yang sakit,

jadwal pemeriksaan kesehatan rutin, imunisasi dan pengujian penyakit-

penyakit tertentu.

8. Pengawasan binatang pengganggu (pest control)

Menghindarkan unit-unit dalam industri dai binatang pengganggu.

Toilet

Persyaratan:

1. Toilet karyawan wanita terpisah dengan toilet untuk karyawan pria.

2. Setiap industri harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan

peturasan minimal seperti pada tabel-tabel berikut:

Untuk karyawan pria

NoJumlah

karyawan

Jumlah

kamar

mandi

Jumlah

jamban

Jumlah

peturasan

Jumlah

wastafel

1 s/d 25 1 2 2 2

2 26-50 2 3 3 3

3 51-100 3 5 5 5

Setiap penambahan 40-100 karyawan harus ditambah satu kamar mandi,

satu jamban, dan satu peturasan

Page 8: Sanitasi Industri

Untuk karyawan wanita

NoJumlah

karyawan

Jumlah kamar

mandiJumlah jamban

Jumlah

wastafel

1 s/d 20 1 1 2

2 21-40 2 2 3

3 41-70 3 3 5

4 71-100 4 4 6

5 101-140 5 5 7

6 141-180 6 6 8

Setiap penambahan 4-100 harus ditambah satu kamar mandi, satu jamban

dan satu peturasan