Sanitasi Industri
-
Upload
shinta-umi-agustina -
Category
Documents
-
view
47 -
download
8
Transcript of Sanitasi Industri
![Page 1: Sanitasi Industri](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082418/55cf9b0a550346d033a47ed9/html5/thumbnails/1.jpg)
SANITASI INDUSTRI
Konsep Sanitasi Industri
Guna tercipta keadaan yang bersih, sehat, maupun nyaman di lingkungan
industri.
Tidak ditemukan adanya cemaran di lingkungan industri tersebut, baik cemaran
fisik, kimia, maupun mikrobiologi.
Melindungi tenaga kerja atau para pekerja terhadap bahaya yang dapat timbul
sehingga kesehatan dan keselamatan kerja dapat terpenuhi.
Batasan
Sanitasi industri adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memelihara,
meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan industri, termasuk cara-cara
pengendalian dan pemeliharaan faktor-faktor lingkungan kerja, serta pengendalian
terhadap penyebaran penyakit menular sehingga kegiatan industri tidak
memberikan dampak buruk terhadap tenaga kerja dan masyarakat umum disekitar
industri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sanitasi industri:
1. Sanitasi Makanan
a. Manfaat
Bagi konsumen yaitu terhindar dari penyakit atau kecelakaan karena
keracunan makanan.
Bagi produsen yaitu meningkatkan mutu dan umur simpan produk,
mengurangi komplain dari konsumen, dan mengurangi biaya recall.
b. Tujuan
Untuk menghilangkan kontaminan dari makanan dan mesin pengolahan
makanan serta mencegah kontaminasi kembali.
![Page 2: Sanitasi Industri](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082418/55cf9b0a550346d033a47ed9/html5/thumbnails/2.jpg)
Menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari
penyakit dan mengurangi kerusakan atau pemborosan makanan.
c. Kriteria makanan yang baik
Berada dalam derajat kematangan.
Bebas dari pencemaran.
Bebas dari perubahan fisik, kimia yg tdk dikehendaki, aktivitas mikroba,
hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan karena pemasakan dan
pengeringan.
Bebas dari mikroorganisme dan parasit yg menimbulkan penyakit yang
dihantarkan oleh makanan.
d. Ruang lingkup
Ruang makan (luas tempat, peralatan, nyaman, sarana cuci tangan,
musik).
Dapur (letak, tidak berhubungan dengan tempat kerja, konstruksi).
Masakan (kebutuhan kalori, cita rasa, status gizi).
Cara penyajian (jalur pelayanan, penyajian, peralatan).
Petugas sanitasi dan pengelola makanan (sehat, penyuluhan gizi,
kebersihan, sanitasi lingkungan).
2. Air Bersih
a. Persyaratan
Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan
fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktif sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Tata cara
1. Pengertian
Air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari
dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat
diminum apabila dimasak.
![Page 3: Sanitasi Industri](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082418/55cf9b0a550346d033a47ed9/html5/thumbnails/3.jpg)
2. Tata cara pelaksanaan
Tersedia air bersih untuk karyawan dengan kapasitas minimal
60L/orang/hari
Air bersih untuk keperluan perkantoran dapat diperoleh dari
Perusahaan Air Minum, sumber air tanah atau sumber lain yang telah
diolah sehingga memenuhi persyaratan kesehatan.
Tersedia air bersih untuk kebutuhan karyawan sesuai dengan
persyaratan kesehatan.
Distribusi air bersih untuk perkantoran harus menggunakan sistem
perpipaan.
Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas dari
pencemaran fisik, kimia dan bakteriologis.
Dilakukan pengambilan sampel air bersih pada sumber, bak
penampungan dan pada kran terjauh untuk diperiksakan di
laboratorium minimal 2 kali setahun, yaitu musim kemarau dan
musim hujan.
c. Penyediaan air bersih ditempat kerja
Penyediaan air untuk keperluan produksi, berdasarkan kebutuhan untuk
bahan baku:
- Tidak perlu pengolahan (untuk bahan baku setemgah jadi atau barang
non konsumsi, misalnya pupuk).
- Perlu desinfektan (jika bahan baku air masih tercemar dan untuk
bahan baku air minum kran).
- Perlu pengolahan (jika air yang tersedia untuk bahan baku tidak
memenuhi syarat).
- Pengolahan lengkap (bahan baku produksi makanan)
- Pengolahan spesifik (industri air minum)
Kualitas air: biologi, fisik, kimia dan radioaktif
![Page 4: Sanitasi Industri](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082418/55cf9b0a550346d033a47ed9/html5/thumbnails/4.jpg)
3. Pencegahan dan Pembasmian Vektor dan Rodent
Perpindahan bibit penyakit ke dalam tubuh manusia melalui kulit dan
mukosa.
Serangga dan lalat sering berkembang biak dalam sampah, genangan air dan
tempat kotor lain yang tidak memenuhi persyaratan sanitasi.
Integrated Pest Management (IPM) atau Pengendalian
Hama Terpadu (PHT):
- Konsep Pengendalian Hama Terpadu adalah mengintegrasikan cara-cara
pengendalian yang potensial secara efektif, ekonomis dan ekologis untuk
menekan populasi serangga hama mapun serangga sebagai vektor
penyakit pada aras yang dapat ditoleransi.
- Penggunaan pestisida adalah pilihan terakhir.
- Konsep ini lahir sebagai jalan keluar dari jebakan penggunaan pestisida
yang berlebihan selama lebih dari 80 tahun di lahan pertanian.
- Dapat diterapkan pada jenis serangga vektor sebagai penyakit.
Hama permukiman merupakan organisme yang tidak diinginkan, yang
berada pada tempat yang salah, yang dinilai mengancam, mengganggu,
membahayakan kesehatan manusia, merusak properties dan estetika.
Vektor penyakit
a. Serangga penular penyakit
- Indeks lalat: maksimal 8 ekor/fly grill (100 cm x 100 cm) dalam
pengukuran selama 30 menit.
- Indeks kecoa: maksimal 2 ekor/plate (20 x 20 cm) dalam pengukuran
selama 24 jam.
- Indeks nyamuk Aedes aegypti : container indeks tidak melebihi 5%.
b. Usaha pengendalian
- Pengendalian secara fisika
1. Konstruksi bangunan tidak memungkinkan masuk dan berkembang
biaknya vektor dan reservoir penyakit kedalam ruang kerja dengan
memasang alat yang dapat mencegah masuknya serangga dan tikus.
![Page 5: Sanitasi Industri](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082418/55cf9b0a550346d033a47ed9/html5/thumbnails/5.jpg)
2. Menjaga kebersihan lingkungan sehingga tidak terjadi penumpukan
sampah dan sisa makanan.
3. Pengaturan peralatan dan arsip secara teratur dan rapi.
4. Meniadakan tempat perindukan serangga dan tikus.
- Pengendalian secara kimia yaitu dengan melakukan penyemprotan,
pengasapan, memasang umpan, membubuhkan abate pada tempat
penampungan air bersih.
- Pengendalian pejamu dengan listrik frekuensi tinggi.
- Cara mekanik dengan memasang perangkap.
4. Pengelolaan Limbah
Sisa atau hasil buangan produksi yang berupa zat cair dan diolah melalui
IPAL.
Jika hasil analisis menunjukkan bahwa limbah tersebut beracun berdasarkan
baku mutu, harus dikirim ke pusat pengolahan limbah cair.
Jika sesuai baku mutu dapat digunakan untuk internal production
consumption atau dibuang ke lingkungan dengan ijin BAPPEDAL.
Pembuangan limbah rumah tangga dan industri:
- Ada pemisahan sesuai dengan jenisnya.
- Limbah cair harus terlebih dahulu diolah dalam Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL).
- Limbah berupa benda tajam diberi tanda sendiri.
Limbah
Limbah padat
a. Limbah padat yang dapat dimanfaatkan kembali dengan pengolahan
daur ulang dan pemanfaatan sebagian (reuse, recycling, recovery) agar
dipisahkan dengan limbah padat yang non B.
b. Limbah B3 dikelola di tempat pengolahan limbah B3 sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
c. Limbah radioaktif dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
![Page 6: Sanitasi Industri](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082418/55cf9b0a550346d033a47ed9/html5/thumbnails/6.jpg)
Limbah cair
a. Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup,limbah cair dapat
mengalir dengan lancar dan tidak menimbulkan bau.
b. Semua limbah cair harus dilakukan pengolahan fisik, kimia, atau
biologis sesuai kebutuhan.
Delapan Kunci Dalam SSOP
1. Keamanan air
Pemurnian air: penyaringan, penghilangan padatan tersuspensi dengan
koagulan, desinfeksi, pelunakan air dengan soda lemon atau ionisasi.
2. Sanitasi
Berisi prosedur pembersihan dan sanitasi alat, frekuensi pembersihan dan
petugas yang bertanggung jawab.
3. Kontaminasi silang
Pencegahan kontaminasi silang dari barang yang tidak saniter terhadap produk.
4. Sanitasi karyawan
Meliputi fasilitas cuci tangan, sanitasi tangan dan toilet yang digunakan,
mencakup prosedur, penjadwalan, petugan pembersihan dan jenis pembersihan,
pemantauan dilakukan supervisor dan didokumentasikan.
5. Pencegahan pencampuran bahan beracun
Pencegahan terhadap pencemaran yang disebabkan oleh pelumas, bahan bakar,
pestisida, bahan pembersih, bahan pencuci hama, kondensasi dan bahan
kontaminasi kimiawi, fisik dan biologis.
6. Pelabelan dan penyimpanan
Tata cara dan jenis pelabelan yang diterapkan pada bahan kimia yang
digunakan, baik untuk produksi maupun pembersihan, fumigasi, desinfeksi dan
sebagainya. Pelabelan dan penyimpanan dapat digolongkan berdasarkan jenis
bahan.
7. Kesehatan karyawan
Pengendalian kondisi kesehatan karyawan dapat mengakibatkan kontaminasi
mikrobiologi pada pangan, bahan kemasan pangan dan permukaan peralatan
![Page 7: Sanitasi Industri](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082418/55cf9b0a550346d033a47ed9/html5/thumbnails/7.jpg)
yang dipakai langsung untuk pangan. Ketentuan bagi karyawan yang sakit,
jadwal pemeriksaan kesehatan rutin, imunisasi dan pengujian penyakit-
penyakit tertentu.
8. Pengawasan binatang pengganggu (pest control)
Menghindarkan unit-unit dalam industri dai binatang pengganggu.
Toilet
Persyaratan:
1. Toilet karyawan wanita terpisah dengan toilet untuk karyawan pria.
2. Setiap industri harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan
peturasan minimal seperti pada tabel-tabel berikut:
Untuk karyawan pria
NoJumlah
karyawan
Jumlah
kamar
mandi
Jumlah
jamban
Jumlah
peturasan
Jumlah
wastafel
1 s/d 25 1 2 2 2
2 26-50 2 3 3 3
3 51-100 3 5 5 5
Setiap penambahan 40-100 karyawan harus ditambah satu kamar mandi,
satu jamban, dan satu peturasan
![Page 8: Sanitasi Industri](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022082418/55cf9b0a550346d033a47ed9/html5/thumbnails/8.jpg)
Untuk karyawan wanita
NoJumlah
karyawan
Jumlah kamar
mandiJumlah jamban
Jumlah
wastafel
1 s/d 20 1 1 2
2 21-40 2 2 3
3 41-70 3 3 5
4 71-100 4 4 6
5 101-140 5 5 7
6 141-180 6 6 8
Setiap penambahan 4-100 harus ditambah satu kamar mandi, satu jamban
dan satu peturasan