GAMBARAN PERSONAL HIGIENE DAN FASILITAS SANITASI …repository.unmuhpnk.ac.id/955/1/I-V-VI.pdf ·...
Transcript of GAMBARAN PERSONAL HIGIENE DAN FASILITAS SANITASI …repository.unmuhpnk.ac.id/955/1/I-V-VI.pdf ·...
GAMBARAN PERSONAL HIGIENE DAN FASILITAS
SANITASI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA
LIDAH BUAYA SIANTAN HULU PONTIANAK
UTARA KALIMANTAN BARAT
SKRIPSI
Oleh :
TRI NURMALASARY
NIM : 111510437
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2018
i
GAMBARAN PERSONAL HIGIENE DAN FASILITAS
SANITASI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA
LIDAH BUAYA SIANTAN HULU PONTIANAK
UTARA KALIMANTAN BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menjadi
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh :
TRI NURMALASARY
NIM : 111510437
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak
Dan Diterima Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Pada tanggal Februari 2018
Dewan Penguji :
1. Rochmawati, SKM, M.Kes : ...........................
2. Selviana, SKM, M.PH : ...........................
3. Nurul Amaliyah, SKM, M.Sc : ...........................
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
DEKAN
Indah Budiastutik, SKM., M.Kes
iii
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM)
Peminatan Kesehatan Lingkungan
OLEH :
TRI NURMALASARY
111510437
Pontianak, 20 Februari 2018
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Rochmawati, SKM, M.Kes Selviana, SKM, M.PH
NIDN.1112077901 NIDN.1122028801
iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:
GAMBARAN PERSONAL HIGIENE DAN FASILITAS SANITASI PADA
INDUSTRI RUMAH TANGGA LIDAH BUAYA SIANTAN HULU
PONTIANAK UTARA KALIMANTAN BARAT
Yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan program studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Jenjang Pendidikan Strata 1 bukan merupakan
tiruan atau duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai
untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pontianak maupun di Perguruan Tinggi atau Intansi
manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana
mestinya.
Pontianak, Februari 2018
Penulis
TRI NURMALASARY
NPM: 111510437
v
BIODATA PENULIS
Nama : Tri Nurmalasary
Tempat, Tanggal Lahir : Pontianak,7 November 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Orang Tua
Bapak : Effendi sary
Ibu : Laila Rusmini
Alamat : Jl. Parit pangeran,Kel. Siantan Hulu,
: Kec. Pontianak Utara, Kota Pontianak
Jenjang Pendidikan
SD (1999-2005) : SD 16 pontianak
SMP (2005-2008) : SMP 20 pontianak
SMA (2008-2011) : SMA Mujahidin pontianak
Perguruan Tinggi (2011-2016) : Program studi kesehatan masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pontianak
Peminatan : Kesehatan Lingkungan
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah Melimpahkan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal skripsi yang berjudul
“GAMBARAN PERSONAL HIGIENE DAN FASILITAS SANITASI PADA
INDUSTRI RUMAH TANGGA LIDAH BUAYA SIANTAN HULU
PONTIANAK UTARA KALIMANTAN BARAT” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam rangkaian kegiatan
penyusunan proposal skripsi ini, tidak dapat melaksanakan sesuai rencana apabila
tidak didukung dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang tiada terhingga kepada Ibu Rochmawati,SKM,M.Kes selaku
pembimbing utama dan Ibu Selviana, SKM,M.PH selaku pembimbing pendamping
yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan penuh kesabaran memberikan
pengarahan serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada
Kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Dr H. Helman Fachri, SE., MM selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Pontianak.
2. Ibu Dr. Linda Suwarni, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pontianak.
3. Bapak Abduh Ridha, SKM., M.Ph selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat.
4. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah membantu
kelancaran penyelesaian pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.
5. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan doa dengan tulus dan
tak henti-hentinya memberikan semangat, inspirasi serta menemani dalam setiap
langkah perjuangan.
vii
6. Rekan-rekan satu angkatan di prodi Kesehatan Masyarakat, yang telah banyak
mengisi waktu bersama dengan penuh keakraban selama menjalani proses
belajar di program studi ini, serta telah banyak membantu penulis selama masa
pendidikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, mengingat kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT serta masih
terbatasnya pengetahuan maupun pengalaman. Untuk itu, penulis mengarapkan
saran dan kritik dari berbagai pihak agar skripsi ini dapat mendekati kesempurnaan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum wr. wb
Pontianak, Februari 2018
Peneliti
viii
Abstrak
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
SKRIPSI, Februari 2018
TRI NURMALASARY
GAMBARAN PERSONAL HIGIENE DAN FASILITAS SANITASI PADA
INDUSTRI RUMAH TANGGA LIDAH BUAYA SIANTAN HULU
PONTIANAK UTARA KALIMANTAN BARAT
xi+ 39 halaman + 10 tabel +2 gambar +5 lampiran
Foodborne diseases dapat di sebabkan kurangnya pemahaman higiene
sanitasi penjamah makanan dalam pengolahan makanan.Studi pendahuluan pada
IRT Lidah Buaya Siantan Hulu Pontianak,sekitar 50% pekerja tidak menggunakan
pakaian kerja khusus dan tidak menggunakan alat bantu atau sarung tangan ketika
bersentuhan dengan makanan jadi.Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran
personal higiene dan fasilitas sanitasi pada industri rumah tangga lidah buaya
Siantan Hulu pontianak Utara Kalimantan Barat .
Desain penelitian deskriptif observasional jumlah sampel 32 pekerja teknik
pengumpulan data dengan wawancara dan observasi analisis data menggunakan
analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan 84,4% pekerja tidak mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih sebelum bekerja.96,9 % kuku pekerja bersih,96,9% pakaian
pekerja tidak bersih , 87,5% memakai penutup kepala ,100% tidak menggunakan
pentup mulut.Kualitas air bersih secara fisik memenuhi syarat,pengelolaan sampah
,keberadaan vektor dan pengelolaan limbah tidak memenuhi syarat.
Disarankan agar pekerja untuk memperhatikan praktik higiene dan pemilik
usaha memperhatikan higiene dan sanitasi tempat usaha.
Kata kunci : personal higiene, kualitas air bersih, pengelolaan sampah,
keberadaan vektor, pengelolaan limbah
Daftar Pustaka : 29 (2003-2016)
ix
ABSTRACT
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
THESIS, Februari 2018
TRI NURMALASARY
THE DESCRIPTION OF PERSONAL HYGIENE AND SANITATION IN ALOE
VERA HOME INDUSTRIES IN SIANTAN HULU, NORTH PONTIANAK,
WEST KALIMANTAN
xi+ 39 pages + 10 tables +2 figures +5 appendixes
Foodborne illness occurs as the person handling the food has transmitted to the
virus to the food through improper food handling or poor sanitation. A preliminary
study conducted to an aloe vera home industry showed 50% of the workers did not
use proper work wear when handling the food. This study aims to describe the
personal hygiene and sanitation in aloe vera home industries in Siantan Hulu, North
Pontianak, West Kalimantan. This study used a descriptive observational design.
The sample was 32 aloe vera workers. The data collection techniques interviews
and observation. The data, then, analyzed using univariate analysis. The results
showed that 84.4% of workers did not wash their hands with soap and clean water
before working. 96.9% of workers’ nails were clean, 96.9% of workers wore
unclean clothes during working, 87.5% of workers wore head coverings, and 100%
of workers did not use mouthpieces. In addition, the quality of clean water has met
the health requirements, but the waste management, and the existence of vectors
were still poor.
From the findings, the aloe vera workers are encouraged to maintain hygiene
practices, and the owners of the industry needs to pay attention to the hygiene and
sanitation of the workplace. .
Keywords: personal hygiene, clean water quality, waste management, existence of
vectors, waste management
References : 29 (2003-2016)
x
D A F T A R I S I
Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................................................iv
BIODATA..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
ABSTRAK………………………………………………………………………viii
DAFTAR ISI......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang..............................................................................1
I.2 Rumusan Masalah.........................................................................6
I.3 Tujuan Penelitian..........................................................................6
I.4 Manfaat Penelitin..........................................................................7
I.5 Keaslian Penelitian.......................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Higiene dan Sanitasi Makanan...................................................10
II.2 Pengertian Sanitasi Makanan. ....................................................12
II.3 Lidah Buaya ............ ...................................................................22
II.4 Kerangka Teori...........................................................................24
BAB III KERANGKA KONSEP
III.1 Kerangka Konsep ......................................................................25
III.2 Variabel Penelitian ....................................................................25
III.3 Definisi Operasional................................................................. 26
BAB IV METODE PENELITIAN
IV.1 Desain Penelitian .....................................................................28
IV.2 Waktu dan Tempat Penelitian..................................................28
IV.3 Populasi dan Sampel................................................................ 28
IV.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...............................29
IV.5 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data...................................30
IV.6 Teknik Analisa Data….............................................................31
BAB V HASIL - PEMBAHASAN
V.I Hasil
V.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...........................................32
V.1.3 Karakteristik Responden.............................................................33
V.1.4 Analisa Univariat.......................................................................34
xi
V.2 PEMBAHASAN
V.2.1 Gambaran Personal Higiene.......................................................38
V.2.2 Gambaran Air Bersih...................................................................40
V.2.3 Gambaran Pengelolaan Sampah..................................................41
V.2.4 Gambaran Keberadaan Vektor....................................................43
V.2.5 Gambaran Pengelolaan Limbah...................................................44
V.3 Keterbatasan Penelitian.........................................................................45
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
VI.I Kesimpulan...........................................................................................46
VI.2 Saran....................................................................................................46
VI.2.1 Bagi Pekerja.................................................................................46
VI.2.2 Bagi Pemilik.................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................48
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL Halaman
I.1 Keaslian Penelitian...........................................................................................7
III.1 Definisi Operasional...................................................................................... 26
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Kerangka Teori Penelitian ......... ...............................................24
Gambar III.1 Kerangka Konsep Penelitian .......... ...........................................25
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Penelitian
Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Intrumen Penelitian
Lampiran 4 : Dokumentasi
xv
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(Informed Consent)
Judul Penelitian : GAMBARAN PERSONAL HIGIENE DAN FASILITAS
SANITASI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA LIDAH
BUAYA SIANTAN HULU PONTIANAK UTARA
KALIMANTAN BARAT
Peneliti : Tri Nurmalasary
Setelah mendapatkan penjelasan yang diberikan oleh peneliti, Saya bersedia untuk
ikut berpartisipasi sebagai responden peneliti yang berjudul “GAMBARAN
PERSONAL HIGIENE DAN FASILITAS SANITASI PADA INDUSTRI
RUMAH TANGGA LIDAH BUAYA SIANTAN HULU PONTIANAK UTARA
KALIMANTAN BARAT”.
Saya mengerti bahwa peneliti tidak akan memberikan akibat negatif terhadap
saya, bahkan peneliti akan memberikan masukan bagi saya dan dapat digunakan
sebagai sarana untuk memotivasi saya. Dengan demikian saya menyatakan ikut
berperan serta dalam penelitian ini.
Pontianak, Desember 2017
Reponden,
(………………………)
Tanda Tangan dan Nama
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting.
Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap kualitas makanan
yang akan dikonsumsi semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan
sekedar mengatasi rasa lapar, namun juga untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
yang terkandung dalam makanan tersebut.
Dalam penentuan jenis makanan, harus lebih selektif. Salah satu jenis
pertimbangan yang digunakan sebagai dasar pemilihan adalah faktor keamanan
makanan. Produsen dan pihak-pihak yang terkait dengan proses produksi dan
penyajian makanan perlu memahami cara menghasilkan makanan yang aman
untuk dikonsumsi.
Sanitasi merupakan bagian penting dalam proses pengolahan makanan yang
harus dilaksanakan dengan baik. Higiene sanitasi makanan didefiniskan sebagai
upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang dan makanan yang
dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan keracunan
makanan. Sanitasi dalam proses pengolahan pangan dilakukan sejak proses
penanganan bahan mentah sampai produk makanan siap dikonsumsi. Sanitasi
meliputi pengawasan mutu bahan makanan mentah, penyimpanan bahan, suplai
air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan dari lingkungan, peralatan dan
pekerja (Sri Mulyanti, 2012).
2
Permasalahan higiene sanitasi yang buruk dalam dunia industri makanan di
Indonesia merupakan salah satu bentuk kelemahan tenaga kerja dalam
menangani pekerjaan dan ternyata merupakan masalah yang sangat
memprihatinkan serta menjadi penyebab utama terjadinya kasus keracunan
makanan. Adapun tujuan yang sebenarnya dari upaya higiene sanitasi makanan
yaitu menjamin keamanan dan kebersihan makanan; mencegah penularan wabah
penyakit; mencegah beredarnya produk makanan yang merugikan masyarakat;
dan mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan (Masdarini,
2011).
Makanan yang aman adalah yang tidak tercemar, tidak mengandung
mikroorganisme atau bakteri dan bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan
tata cara yang benar sehingga sifat dan zat gizinya tidak rusak serta tidak
bertentangan dengan kesehatan manusia (Dainur, 2013).
Pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan memegang peran penting
dalam pembentukan senyawa yang memproduksi bau tidak enak dan
menyebabkan makanan menjadi tidak layak makan. Beberapa mikroorganisme
yang mengkontaminasi makanan dapat menimbulkan keracunan bagi yang
mengonsumsinya (Astawan, 2010).
Makanan dapat menjadi media perantara bagi suatu penyakit. Terjadinya
penyakit akibat makanan yang terkontaminasi disebut penyakit bawaan makanan
atau foodborne diseases yang disebabkan karena kurangnya pemahaman
higiene-sanitasi penjamah (tenaga pengolah) makanan dalam pengolahan
makanan (Susanna, dkk, 2013).
3
Keracunan makanan dapat disebabkan karena makan makanan yang tidak
sehat atau tidak higienis dan merupakan sebagai salah satu resiko higiene, yang
terjadi akibat tidak ditaatinya prosedur higiene saat mengolah dan menyiapkan
makanan (Sumiati, 2013). Insiden keracunan pangan di Indonesia pada tahun
2016 sebesar 26% dari 132 kejadian luar biasa penyakit dan keracunan pangan.
Artinya ada sekitar 34 kasus keracunan pangan di Indonesia. Untuk mengatasi
masalah tersebut, sistem pengawasan pangan yang terintegrasi sangat diperlukan
untuk memberikan perlindungan konsumen dan memastikan pangan selama
produksi distribusi dan lainnya sesuai dengan syarat mutu pangan (Imran, 2017).
Di kalimantan Barat, angka keracunan makanan, menurut hasil surveilans
dari BPOM RI tahun 2011 disebutkan bahwa angka kesakitan pada kasus KLB
keracunan pangan sebanyak 46 (0,25%) kasus yang terpapar dan 43 (0,62%)
korban yang sakit/dirawat (BPOM RI, 2011). Di Pontianak, berdasarkan data
BPOM Kota Pontianak melaporkan kasus keracunan dari rumah sakit di Provinsi
Kalimantan Barat pada tahun 2012 sebanyak 14 kasus keracunan makanan, pada
tahun 2013 sebanyak 3 kasus keracunan makanan, dan pada tahun 2014 tercatat
sebanyak 6 kasus keracunan makanan (BPOM Pontianak, 2014).
Menurut Gea (2009) sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara
memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya. Misalnya
menyediakan air yang bersih untuk keperluan cuci tangan, menyediakan tempat
sampah untuk mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Agustina, dkk (2010) bahwa
sebagian besar (86,9%) responden tidak mencuci tangan saat hendak menjamah
4
makanan. Penjamah makanan dapat menjadi sumber pencemaran terhadap
makanan, terutama apabila penjamah makanan sedang menderita penyakit atau
karier.
Soedarmadji (2013) mengemukakan bahwa angka statistik tahun 2013
menunjukkan lebih dari 60% penyakit bawaan makanan atau foodborne diseases
disebabkan karena kurangnya pemahaman higiene sanitasi penjamah (tenaga
pengolah) makanan dalam pengolahan makanan. Maka, sanitasi dan higiene
makanan sangat diperlukan untuk menjaga kebersihan dan mencegah kerusakan
dan keracunan makanan. Sanitasi higiene yang diterapkan oleh penjamah
makanan mulai dari pemilihan bahan, pengolahan hingga makanan tersebut
sampai ke tangan konsumen akan meminimalisir terjadinya kerusakan dan
keracunan makanan yang dapat menimbulkan kerugian bagi konsumen maupun
pihak pengelola jasa pelayanan makanan dan minuman.
Lidah buaya merupakan makanan yang tidak asing bagi masyarakat
Indonesia. Saat ini lidah buaya banyak di cari sebagai konsumsi sehari-hari
karena memiliki kandungan zat yang berguna bagi manusia. Lidah buaya juga
dapat dijadikan menjadi beberapa olahan makanan seperti dodol, jelly, kerupuk,
selai, coklat, stick, nastar, bakso, aneka kue basah, minuman seperti teh dan
berbagai kerajinan dari kulit lidah buaya.
Proses pembuatan lidah buaya dengan beberapa tahapan seperti pencucian,
pengupasan, pengekstrakan, pengentalan, pembekuan, pengeringan,
penggilingan dan pengemasan. Semua proses pembuatan lidah buaya dilakukan
dengan bersih dan menggunakan mesin, sehingga harus memperhatikan higiene-
5
sanitasi makanan guna menghindari terjadinya kasus keracunan makanan
(Wardhanu, 2009).
Pangan yang aman dan bermutu merupakan hak asasi setiap manusia, tidak
terkecuali pangan yang dihasilkan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP).
Berdasarkan surat keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) tentang Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk Industri Rumah
Tangga (CPPB-IRT) perusahaan Lidah Buaya I Sun Vera memiliki PIRT No.
206617101066.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Purnawijayanti (2007)
dinyatakan bahwa 80-85% keracunan makanan di Indonesia disebabkan oleh
faktor manusia. Unsur-unsur yang menyebabkannya antara lain: (1) kurangnya
pengetahuan para penjamah (tenaga pengolah); (2) kurangnya keterampilan
tenaga pengolah; dan (3) motivasi kerja yang menurun.
Menurut penelitian Agustin (2012) yang menyatakan bahwa keracunan
makanan bisa disebabkan oleh mikroba patogen ataupun bahan kimia berbahaya.
Semua jenis keracunan makanan di Indonesia lebih dari 90% disebabkan oleh
kontaminasi mikroba yang berasal dari peralatan, bahan makanan, tubuh
manusia, air, tanah, dan udara. Sisanya kurang dari 10% disebabkan oleh bahan
kimia baik berasal dari alam ataupun bahan kontaminasi lingkungan seperti
pepstisida dan logam berat.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti pada 10 pekerja di
perusahaan lidah buaya di jalan Budi Utomo, peneliti melihat masih banyaknya
pekerja yang tidak menggunakan air mengalir untuk mencuci peralatan
6
pengolahan (20%). Para pekerja banyak juga yang tidak menggunakan
perlengkapan seperti celemek, sarung tangan dan penutup kepala (50%). Selain
itu tempat sampah yang tidak tertutup.
Dari uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis ingin
mengetahui bagaimana “Gambaran Personal Higiene Dan Fasilitas Sanitasi Pada
Industri Rumah Tangga Lidah Buaya Siantan Hulu Pontianak Utara Kalimantan
Barat”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran personal higiene dan fasilitas
sanitasi pada industri rumah tangga lidah buaya Siantan Hulu Pontianak Utara
Kalimantan Barat?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui aspek personal higiene dan fasilitas sanitasi pada industri rumah
tangga lidah buaya Siantan Hulu Pontianak Utara Kalimantan Barat
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran personal higiene pada pekerja IRT lidah buaya Siantan
Hulu Pontianak Utara Kalimantan Barat
2. Mengetahui gambaran kualitas air bersih pada IRT lidah buaya Siantan Hulu
Pontianak Utara Kalimantan Barat
7
3. Mengetahui gambaran pengelolaan sampah pada IRT lidah buaya Siantan Hulu
Pontianak Utara Kalimantan Barat
4. Mengetahui gambaran keberadaan vektor pada IRT lidah buaya Siantan Hulu
Pontianak Utara Kalimantan Barat
5. Mengetahui gambaran pengelolaan limbah pada IRT lidah buaya Siantan Hulu
Pontianak Utara Kalimantan Barat
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang bagaimana personal
Higiene dan fasilitas Sanitasi pada olahan Lidah Buaya
2. Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak
Sebagai tambahan literatur kepustakaan yang dapat menjadi suatu bacaan
bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pontianak
3. Bagi Pusat Pengolahan Lidah Buaya
Sebagai bahan evaluasi tentang personal higiene dan fasilitas sanitasi pada
olahan untuk menanggulangi terjadinya makanan yang tidak sehat saat
pengolahan lidah buaya berlangsung.
8
1.5 Keasilan penelitian
Beberapa penelitian terdahulu yang membedakan penelitian ini dengan
penelitian-penelitian yang sebelumnya adalah sebagai berikut:
Tabel I.1
Keaslian Penelitian
No Nama
(Tahun)
Judul
Penelitian Metode Variabel Hasil Perbedaan
1 Trika
Yunita
Kusumawati
dan Ririh
Yudhastuti
(2009)
Higiene dan
Sanitasi
Makanan
Nasi Krawu
Di
Kecamatan
Gresik
Kabupaten
Gresik
Cross
Sectional
- Higiene
penjamah
makanan
- Sanitasi
sarana
- Sanitasi
prasarana
- Sanitasi
makanan
higiene penjamah makanan
belum memenuhi syarat
kesehatan (25%), sanitasi
sarana telah memenuhi
syarat kesehatan (75%),
sanitasi prasarana telah
memenuhi syarat kesehatan
(84,4%), sanitasi makanan
telah memenuhi syarat
kesehatan (75%).
- Pada penelitian
ini adalah untuk
mempelajari
higiene dan
sanitasi
makanan nasi
krawu
- Merupakan
penelitian
observasional
2 Surya
Dharma dan
Gunawan
(2004)
Higiene dan
Sanitasi
Makanan
Jajanan
Simpang
Selayang
Kelurahan
Simpang
Selayang
Cross
Sectional
- Higiene
personal
- Pencucian
peralatan
- Penyediaa
n air
bersih
- Penangan
an limbah
Belum seluruh pedagang
memenuhi semua aspek
persyaratan higiene yang
ditetapkan, seperti
pemakaian tutup kepala
baru sebesar 14,3% (2
orang), Tidak ada pedagang
yang memakai celemek saat
menangani makanan, alasan
kurang begitu perlu sebesar
42,9% (6 orang), alasan lain
yaitu kurang nyaman/risih
karena tidak biasa sebesar
57,1% (8 orang). Pedagang
yang memakai tutup kepala
saat menangani makanan
hanya 2 orang (14,3%),
yang lainnya tidak memakai
tutup kepala dengan alasan
kurang begitu perlu
sebanyak 6 orang, alasan
lain adalah tidak
biasa/kurang nyaman
sebanyak 6 orang. Pedagang
- Pada penelitiaan
ini adalah
mempelajari
higiene dan
sanitasi pada
makanan
jajanan di tepi
jalan
- Terdapat
variabel
pendidikan yang
mempengaruhi
9
selalu mencuci tangan
sebelum menjamah
makanan sebesar 64,3% (9
orang), yang lain hanya
kadang-kadang saja yaitu
sebesar 5,7% (5 orang).
Pedagang tidak menangani
makanan saat batuk/pilek
sebesar 50% (7 orang), dan
yang lain tetap menangani
makanan dengan alasan jika
batuk/pileknya ringan dan
hanya pusing sedikit saja.
32
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan penelitian yang berkaitan
dengan gambaran personal higiene dan fasilitas sanitasi pada industri rumah tangga
lidah buaya di Siantan Hulu Pontianak Utara Kalimantan Barat
V.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Industri rumah tangga lidah buaya IsunVera di Siantan Hulu Pontianak Utara
Kalimantan Barat di jalan 28 oktober Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan Pontianak
Utara Kalimantan barat .
Industri rumah tangga lidah buaya IsunVera berdiri cukup lama dari tahun
2004 dan saat ini memiliki pekerja 32 orang .Industri rumah tangga lidah buaya ini
bergerak di bidang makanan .
Industri rumah tangga lidah buaya ini mempunyai visi dan misi adalah
menjadikan perusahaan terdepan produktif dan kompetitif di indonesia dalam bidang
pengolahan makanan lokal dengan berkualitas internasional ,menjadi pusat pelatihan
/magang bagi masyarakat.menciptakan produk unggulan lokal yang siap bersaing
dalam pasar global,ikut berperan aktif dalam meningkatkan membangun
perekonomian bangsa.
33
V.1.3 Karakteristik Responden (pekerja IRT Lidah Buaya)
1.Umur Responden
Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi sampel berdasarkan
umur responden dapat di lihat pada tabel V.1 Berikut Ini :
Tabel V .1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di IRT Lidah
Buaya
No Umur UUU Umur Frekuensi (f) Presentase (%)
1 20-35 Tahun 29 90,6%
2 >35 Tahun 3 9,4%
Total 32 100,0
Sumber Data Primer 2017
Di ketahui bahwa tabel V.1 sebagian besar atau 90,6% umur
responden adalah 20-35 tahun.
2. Pendidikan Responden
Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi sampel berdasarkan
pendidikan responden dapat di lihat pada tabel V.2 Berikut Ini :
Tabel V .2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tingkat pendidikan Di IRT Lidah
Buaya
Sumber Data primer 2017
No T Tingkat Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%) 1 SD 11 34, 4
2 SMP 18 56,3
3 SMA 3 9,4
Total 32 100,0
34
Di ketahui bahwa tabel V.2 sebagian besar atau 56,3% tingkat pendidikan
responden adalah SMP.
V.1.4 Analisa Univariat
1.Kebiasaan Mencuci Tangan
Distribusi frekuensi berdasarkan mencuci tangan responden dapat di
lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel V.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mencuci Tangan
Di IRT Lidah Buaya
Sumber Data Primer 2017
Di ketahui bahwa tabel V.3 sebagian besar atau 84,4% responden tidak
mencuci tangan dengan sabun dan air bersih ketika akan berkerja.
2. Kebersihan kuku
Distribusi frekuensi berdasarkan kebersihan kuku responden dapat
di lihat pada tabel di bawah ini :
No T Kebi Kebiasaan Mencuci Tangan
Frekuensi ( f) Presentase (%)
1 Tidak 27 84,4
2 Ya 5 15,6
Total 32 100,0
35
Tabel V.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebersihan Kuku Kepala Di IRT
Lidah Buaya
Sumber Data Primer 2017
Di ketahui bahwa tabel V.4 Sebagian besar atau 96,9% kuku responden
pendek ,tidak kotor dalam keadaan bersih.
3. Kebersihan pakaian kerja
Distribusi frekuensi berdasarkan kebersihan pakaian kerja dapat di lihat pada
tabel di bawah ini
Tabel V.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebersihan pakaian kerja Di
IRT Lidah Buaya
SumberData Primer 2017
Di ketahui bahwa tabel V.5 sebagian besar atau 96,9 % pakaian kerja
responden dalam keadaan tidak bersih.
4. Penggunaan penutup kepala
Distribusi frekuensi berdasarkan penggunaan penutup kepala dapat di
lihat pada tabel di bawah ini :
No Ke Kebersihan kuku
Frekuensi (f) Presentase (%)
1 Tidak 1 31,1
2 Ya 31 96,9
Total 32 100,0
No Kebersihan Pakaian Kerja
Frekuensi (f) Presentase (%)
1 Tidak 31 96,9
2 Ya 1 3,1
Total 32 100,0
36
Tabel V.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Penutup Kepala Di
IRT Lidah Buaya
SumberData Primer 2017
Di ketahui bahwa tabel V.6 sebagian besar atau 87,5% responden
menggunakan pentup kepala saat berkerja.
5.Penggunaan penutup mulut
Distribusi frekuensi berdasarkan penggunaan penutup mulut dapat di lihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel V.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Penutup Mulut Di
IRT Lidah Buaya
Sumber Data primer 2017
Di ketahui bahwa tabel V.7 sebagian besar atau 100% responden tidak
menggunakan penutup mulut saat bekerja.
No Penggunaan
penutup kepala
Frekuensi (f) Presentase (%)
1 Tidak 4 12,5
2 Ya 28 87,5
Total 32 100,0
No Penggunaan penutup mulut
Frekuensi (f) Presentase (%)
1 Tidak 32 100,0
2 Ya 0 0
Total 32 100,0
37
Tabel V.8
Hasil observasi sanitasi Di IRT
NO Pertanyaan Jawaban
Memenuhi
Syarat
Tidak
Memenuhi
Syarat 1. Air Bersih yaitu tidak berbau
,berasa dan tidak keruh √
2 Penglolaan sampah terpisah antara
sampah basah dan kering, tertutup
dan mudah di bersihkan
.Penyimpanan sampah tidak boleh
lebih dari 24 jam
√
3. Ada vektor di tempat pengelolaan
lidah buaya (lalat ,kecoa ,rodent)
√
4. Pengelolaan limbah mengalir
dengan lancar dan salurannya
tertutup
√
Sumber Data primer 2017
Berdasarkan tabel di atas bahwa hasil di IRT Lidah Buaya di siantan hulu
memenuhi syarat karena airnya tidak berbau tidak berasa dan tidak keruh, sedangkan
pengelolaan sampahnya tidak memenuhi syarat karena sampah yang basah dan
kering tidak di pisahkan ,tempat sampah tidak terrtutup,sulit dibersihkan
.Keberadaan vektor tidak memenuhi syarat karena di temukan keberadaan lalat pada
saat penelitian .pengelolaan limbah tidak memenuhi syarat karena saluran tidak
tertutup dan tidak mengalir dengan lancar.
38
V.2 Pembahasan
V.2.1 Gambaran Personal Higiene Para Pekerja IRT Lidah Buaya
Personal hygiene atau perawatan diri/kebersihan diri merupakan perawatan
diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis. Hasil diperoleh dari 32 para pekerja menunjukkan 84,4%
responden tidak mencuci tangan dengan sabun dan air bersih ketika akan bekerja,
96,9% responden memiliki kuku pendek, tidak kotor saat bekerja, 96,9% pakaian
responden tidak dalam keadaan bersih saat bekerja, 87,5% responden menggunakan
penutup kepala saat bekerja, 100% responden tidak menggunakan penutup mulut saat
bekerja.
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam
mempertahankan perawatan diri karena kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui
kuku yang bermanfaat mencegah infeksi dari rasa nyaman pekerjaan. Perawatan
memotong kuku jari tangan dan jari kaki untuk mencegah masuknya mikroorganisme
kedalam kuku yang panjang, dan bau kaki dan cedera pada jaringan lunak sering kali
klien tidak menyadari masalah pada kuku tangan dan kaki sampai terjadi nyeri atau
rasa tak nyaman.
Sebagian besar personal higiene di Industri Rumah Tangga Lidah Buaya di
Siantan Hulu tidak memenuhi syarat sebesar 51%. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Luh Masdarini (2011) tentang pemahaman higiene perorangan
39
dengan menggunakan formula persentase yang menunjukkan bahwa pemahaman
higiene adalah tidak baik dengan persentase 69,88%.
Hygiene personal adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang
masa hidup dan untuk mempromosikan kesehatan dan efisiensi melalui usaha
masyarakat yang terorganisir untuk sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit
infeksi, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian
pelayanan kedokteran dan perawatan untuk diagnosis dini (Notoadmodjo, 2003).
Secara garis besar higiene perorangan antara lain: menjaga kebersihan diri sendiri,
menjaga kesehatan dengan cara pengaturan waktu kerja dan istirahat serta rekreasi
atau olahraga, mencegah perilaku-perilaku yang membantu pencemaran makanan,
hubungan baik antara manusia khususnya dalam bidang bisnis makanan agar
dihindarkan adanya cara-cara persaingan yang tidak sehat (Sucipto, 2015).
Personal higiene responden tergolong tidak baik, sehingga harus ditingkatkan
kebersihan dirinya dari kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih ketika
bekerja, pakaian kerja harus dalam keadaan bersih, penggunaan penutup kepala saat
bekerja dan menggunakan penutup mulut saat bekerja.
Salah satu hal yang menjadi penilaian adalah masalah mencuci tangan. Kebiasaan
mencuci tangan ini seharusnya dapat mengurangi potensi penyebab penyakit akibat
bahan kimia yang menempel setelah bekerja, namun pada kenyataannya potensi
untuk terkena penyakit itu tetap ada. Kesalahan dalam melakukan cuci tangan dapat
40
menjadi salah satu penyebabnya. Misalnya kurang bersih dalam mencuci tangan,
sehingga masih terdapat sisa bahan kimia yang menempel pada permukaan kulit
pekerja (WHO, 2005).
Penggunaan APD adalah salah satu cara yang efektif untuk menghindarkan pekerja
dari kontak langsung dengan bahan kimia. Namun berdasarkan hasil analisis terlihat
bahwa perkerja yang menggunakan APD (penutup mulut) dengan baik masih lebih
sedikit dibandingkan dengan yang kurang baik dalam memakai APD (penutup
kepala). Hal ini menunjukkan bahwa perilaku penggunaan APD oleh pekerja masih
kurang baik. Masih banyak pekerja yang melepas APD ketika sedang bekerja. Jika
hal ini dilakukan maka kulit menjadi tidak terlindungi dan bahan kimia menjadi lebih
mudah kontak dengan kulit. Melihat fenomena ini, maka perlu adanya suatu usaha
promosi yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk meningkatakan kesadaran
pekerja dalam menggunakan APD (Nill, 2009).
V.2.2 Gambaran Air Bersih Para Pekerja IRT Lidah Buaya
Hasil analisis diperoleh bahwa kondisi sanitasi di Industri Rumah Tangga Lidah
Buaya pada kualitas air bersih memenuhi syarat karena tidak berbau, tidak berasa dan
tidak keruh.
Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi
perikehidupan di bumi.Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapatberlangsung.
Oleh karena itu penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia
41
untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan
kesejahteraan manusia (Notoatmodjo, 2011).
Sumber air yang banyak digunakan oleh masyarakat umumnya adalah air
sumur.Pada kenyataannnya, sumber air yang dipergunakan masih ada yang belum
memenuhi persyaratan dan perlu diolah terlebih dahulu. Pengolahan air dapat dibagi
dua cara, yaitu secara alamiah dan secara buatan dengan menggunakan proses
penyaringan dan memakai zat kimia (Notoatmodjo, 2011).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Surya Dharma dan
Gunawan (2003), tentang higiene dan sanitasi makanan jajanan di Simpang Selayang
Kelurahan Simpang Selayang, bahwa sebagian besar (57,1%) memakai air bersih
yang sumbernya dari sumur. Penampungan air bersih para pedagang seluruhnya
mempunyai tutup. Seluruh pedagang menyatakan air bersih, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak berasa.
Untuk menunjang penyediaan air bersih, sumber air bersih, tempat penampungan
dan keadaan air secara fisik harus memenuhi syarat. Menurut Asep (2016), air bersih
dikatakan memenuhi syarat fisik jika tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Warna air dapat terjadi karena adanya bahan-bahan terlarut. Air berbau juga bisa
disebabkan adanya bahan-bahan kimia, plankton, bahan organik dan mikroorganisme
anaerobik yang ada dalam air.
42
Oleh karena itu, agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut
hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya-
tidaknya diusahakan mendekati persyaratan fisik (tidak berwarna, tidak keruh, tidak
berasa, dan tidak berbau).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa cara penyediaan air bersih para pekerja IRT
Lidah Buaya I Sun Vera sudah memenuhi syarat kesehatan.
V.2.3 Gambaran Pengelolaan Sampah Para Pekerja IRT Lidah Buaya
Hasil analisis diperoleh bahwa kondisi sanitasi di Industri Rumah Tangga Lidah
Buaya berdasarkan pengelolaan sampah tidak memenuhi syarat secara tempat
pemisahan sampah basah dan sampah kering yang tidak terpisah penyimpanannya,
tidak tertutup, sulit dibersihkan.
Para ahli kesehatan masyarakat menyebutkan sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi ataupun sesuatu yang dibuang yang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya1.Pengelolaan sampah
meliputi penyimpanan, pengumpulan dan pemusnahan sampah yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan
lingkungan hidup (Notoatmodjo, 2011).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, bahwa banyak responden yang
mengatakan sampah dalam tempat pembuangannya tidak dibedakan sampah kering
43
dan basah, tetapi sampah yang tertumpuk dibuang langsung diangkut oleh truk
pengangkut sampah, sehingga hal tersebut tidak mengundang bibit penyakit.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Trika dan Ririh
(2009) tentang higiene dan sanitasi makanan bahwa diseluruh lokasi industri terdapat
tempat sampah. Tempat sampah berupa ember, keranjang plastik, maupun tempat
sampah permanen, tetapi tidak didukung oleh kebersihan tempat sampah tersebut.
Tempat sampah tersebut dibiarkan terbuka,tidak memisahkan sampah kering dan
basah, serta terlihat kotor karena tidak dibersihkan.
Namun pada penelitian yang dilakukan Merisya (2014) pada proses pengelolaan
sampah di industri tersebut tempat sampah tidak memiliki tutup dan masih ada
sampah organik yang tercampur sampah anorganik, hal ini terjadi karena tidak
adanya tempat pemisah antara sampah organik dan anorganik. Selain itu pada proses
pemusnahan sampah di lakukan dengan cara di bakar sehingga dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan dan mengganggu kesehatan pegawai pabrik.
Lokasi pengelolaan sampah yang berdekatan dengan sumber pencemaran sangat
rentan sekali terkontaminasinya makanan tersebut dengan zat-zat membahayakan
yang berasal dari lingkungan sekitar dan memengaruhi menurunnya kualitas makanan
yang dihasilkan.
44
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menyediakan tempat yang baik bagi
vektor-vektor penyakit yaitu serangga dan binatang-binatang pengerat untuk mencari
makan dan berkembang biak dengan cepat sehingga dapat menimbulkan penyakit.
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat menggangu estetika serta kesegaran
udara lingkungan masyarakat akibat gas-gas tertentu yang dihasilkan dari proses
pembusukan sampah oleh mikroorganisme. Debu-debu yang berterbangan dapat
menggangu mata serta pernafasan. Bila terjadi proses pembakaran dari sampah maka
asapnya dapat menggangu pernafasan, penglihatan dan penurunan kualitas udara
karena ada asap di udara. Pembuangan sampah ke saluran-saluran air akan
menyebabkan estetika yang terganggu, menyebabkan pendangkalan saluran serta
mengurangi kemampuan daya aliran saluran, dapat menyebabkan banjir apabila
sampah dibuang ke saluran yang daya serap alirannya sudah menurun. Pembuangan
sampah ke selokan, akan menyebabkan terjadinya pengotoran badan air.
V.2.4 Gambaran Keberadaan Vektor Lidah Buaya
Hasil analisis diperoleh bahwa kondisi sanitasi di Industri Rumah Tangga Lidah
Buaya pada keberadaan vektor tidak memenuihi syarat karena masih terdapat
beberapa vektor di Industri tersebut.
Upaya pengendalian hama, serangga, tikus dan rayap baik di lingkungan
perumahan, di kantor, rumah sakit, restoran, swalayan, museum, hotel maupun di
lingkungan Industrial telah dilakukan dalam kurun waktu yang cukup lama.
45
Pengendalian hama yang dilakukan selama ini lebih banyak dilakukan dengan
mengandalkan penggunaan pestisida dan rodentisida saja, sangat jarang pengendalian
dilakukan secara komprehensive, yang melibatkan semua aspek yang mempengaruhi
keberadaan atau tempat yang biasanya di tempati oleh hama tersebut.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisna dan Retno (2008)
tentang Higiene dan Sanitasi Nasi Tempe Penyet Pedagang Kaki Lima, bahwa pada
umumnya pedagang menggunakan kantong plastik sebagai tempat sampah. Mereka
tidak memeriksa apakah kantong plastk tersebut berlubang atau tidak, sehingga
sampah ataupun air tercecer keluar sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap dan
mengundang vektor datang.
Lalat merupakan salah satu vektor/perantara yang dapat menularkan kuman dan
bakteri sehingga memerlukan pengawasan dan pengendalian yang intensif. Terdapat
beberapa cara pengawasan terhadap vektor lalat antara lain: a) menjaga kebersihan;
menggunakan tempat sampah tertutup dan mencegah timbulnya bau yang
mengundang lalat; c) menangkap lalat dewasa dengan menggunakan alat penangkap
lalat dewasa.
V.2.5 Gambaran Pengelolaan Limbah IRT Lidah Buaya
Dimulai dengan makin maraknya industri besar yang berdiri serta kehidupan
masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya.Mulailah
timbultumpukan limbah yang tidak di buang sebagaimana mestinya.Hal ini berakibat
46
pada kehidupan manusia di bumi yang menjadi tidak sehat sehingga menurunkan
kualitas kehidupan terutama pada lingkungan sekitar.
Limbah Industri yang berbentuk cair dapat berasal dari pabrik yang biasanya
banyak menggunakan air pada poses produksinya. Selain itu limbah cair juga dapat
berasal dari bahan baku yang mengandung air sehingga di dalam proses
pengolahannya air harus dibuang. Limbah cair yang dikeluaran masing – masing
industri tergantung pada banyak produk yang dihasilkan serta jenis pengolahannya.
Hasil analisis diperoleh bahwa kondisi sanitasi di Industri Rumah Tangga Lidah
Buaya pada pengelolaan limbah tidak memenuhi syarat karena saluran limbah tidak
tertutup dan air limbah tidak mengalir dengan lancar. Limbah di Industri Rumah
Tangga Lidah Buaya di Siantan Hulu perlu di tangani dengan cara-cara yang baik
agar tidak menimbulkan pencemaran.
Diketahui sebagian besar pekerja membuang limbah cair ke saluran terbuka.
Seluruh pekerja menyatakan air limbah tidak mengalir dengan lancar.Limbah adalah
bahan/barang sisa/bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya
sudah berubah dari aslinya.
Limbah rumah tangga merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari kegiatan rumah
tangga. Contoh limbah rumah tangga adalah sampah, baik organik maupun
anorganik, detergen, kotoran, dan asap hasil pembakaran. Limbah yang paling banyak
dihasilkan industri rumah tangga adalah sampah. Masalah sampah ini cukup sulit
47
untuk diselesaikan karena belum ada alat yang canggih dan ramah lingkungan
(Adelia, 2014).
Sanitasi lingkungan Industri Rumah Tangga Lidah Buaya I Sun Vera perlu
mendapat perhatian karena keadaan lingkungan yang kotor dan tidak baik
penataannya akan mengurangi minat konsumen untuk membeli demikian menurut
penelitian Vitri, dkk (2013).
Sistem pembuangan limbah sebaiknya terbuat dari saluran dengan bahan kedap
air, tidak merupakan sumber pencemaran, misalnya memakai saluran tertutup, septick
tank dan saluran air limbah dari dapur harus dilengkapi dengan perangkap lemak.
V.3 Keterbatasan Penelitian
1. Adapun keterbatasan penelitian atau hambatan-hambatan dalam penelitian ini
adalah:
a. Kondisi air bersih tidak mengukur parameter tidak secara jelas, hanya menilai tidak
berbau, tidak berasa dan tidak keruh
b. Tidak melakukan penilaian pada proses olahan lidah buaya
48
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan pada Bab V, maka
peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Responden di IRT Lidah Buaya kecamatan Pontianak Utara sebagian
besar atau 84,4% tidak mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
ketika akan bekerja
2. Responden di IRT Lidah Buaya kecamatan Pontianak Utara sebagian
besar atau 96,9% kuku pendek, kuku tidak kotor dalam keadaan bersih
3. Responden di IRT Lidah Buaya kecamatan Pontianak Utara sebagian
besar atau 96,9% pakaian kerja dalam keadaan tidak bersih
4. Responden di IRT Lidah Buaya kecamatan Pontianak Utara sebagian
besar atau 87,5% menggunakan penutup kepala saat bekerja
5. Responden di IRT Lidah Buaya kecamatan Pontianak Utara sebagian
besar atau 100,0% menggunakan penutup mulut saat bekerja
VI.2 Saran
VI.2.1 Bagi Pekerja
1. Diharapkan para pekerja IRT Lidah Buaya memperhatikan kebersihan
diri (personal higiene) sebelum mengolah makanan. seperti mencuci
tangan, kebersihan pakaian, penggunaan penutup kepala
49
VI.2.2 Bagi Pemilik
1. Menyediakan pakaian kerja yang lengkap seperti penutup kepala,
masker dan lain-lain
2. Menyediakan fasilitas tempat cuci tangan
3. Pengelolaan sampah yang baik yaitu tempat terpisah antara sampah
basah dan kering, memiliki tutup serta mudah dibersihkan
4. Tersedia saluran pengelolaan limbah yang lancar dan tertutup
5. Kondisi bangunan harus tidak mudah untuk masuknya vektor dan
disediakan alat pengendalian vektor
VI.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian disarankan pada
peneliti selanjutnya untuk mengukur kualitas fisik, kimia, dan biologis
pada olahan lidah buaya.
50
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Febria, Ridnit Pambayun dan Fatmalina Febry. 2010. Higiene Dan Sanitasi
Pada Pedagang Makanan Jajanan Tradisional Di Lingkungan Sekolah Dasar Di
Kelurahan Demang Lebar Daun Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
01 (01) : 59
Agustina, T. 2005. Pentingnya Higiene Penjamah Makanan Tradisional. Semarang:
Prosiding Seminar Nasional Membangun Citra Pangan Tradisional
Asokawati, Rifhandita, Indra Chahaya dan Surya Dharma. 2015. Gambaran Higiene
Sanitasi Penyelenggaraan Makanan Dan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli
Pada Peralatan Makan Di Lingkungan Kantin USU Tahun 2015. Program
Sarjana IKM FKM USU
Astawan,A, 2010. Waspadai Bakteri Pada Makanan. Diakses Maret
2017.http://regional.kompas.com
BPOM Pontianak. 2012. Laporan Kasus Keracunan Dari Rumah Sakit Provinsi
Kalimantan Barat. Pontianak
---------. 2013. Laporan Kasus Keracunan Dari Rumah Sakit Provinsi Kalimantan
Barat. Pontianak
---------. 2014. Data Kasus Keracunan Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak.
Dharma, Surya. 2003. Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan Di Simpang Selayang
Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Sumatera Utara.
FKM USU
Djarismawati. 2008. Pengetahuan dan Perilaku Penjamah Tentang Sanitasi
Pengolahan Makanan Pada Instalasi Gizi Rumah Sakit Di Jakarta. Jurnal Sains
& Teknologi, (Online) Vol. XIV No. 2, (http://www.Jakarta.ac.id diakses 4
Januari 2017).
Furnawanthi, Irni. 2003. Khasiat & Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib. Jakarta:
AgroMedia Pustaka
Imran. 2017. 34 Kasus Keracunan Pangan Terjadi di RI Sepanjang 2016. Jakarta :
BPOM
Kurnia Hindriyarin. 2010.Modul Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3) Dan Hygiene
Sanitasi. SMK Negeri 1 Nglegok Blitar
Masdarini, Luh dan Mazarina Devi. 2011. Pemahaman, Sikap dan Unjuk Kerja Higiene
Sanitasi Siswa Dalam Pengolahan dan Penyajian Makanan di SMK Bidang
Keahlian Tata Boga. Jurnal teknologi dan kejuruan (Vol. 34 Nomor2). Hlmn
165-178
Mundiatun dan Daryanto. 2010. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Gaya
Media
51
Narida, Adelia. 2014. Perilaku Sanitasi, Higiene, Dan Keselamatan Kerja (K3) Dalam
Praktik Masakan Indonesia Siswa Program Keahlian Tata Boga SMK Negeri 6
Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013-2014. Skripsi. Yogyakarta: Fak. Teknik UN.
Yogyakarta (tidak dipublikasikan)
Purnawijayanti, Hiasinta A. 2001. Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja Dalam
Pengolahan Makanan. Yogyakarta: 2001
Purnawijayanti. 2007. Hygiene Penjamah Makanan Untuk Keamanan Pangan.
Yogyakarta: Laporan Penelitian Lemlit Universitas Gajah Mada.
Puspitasari, Rini, Sunyoto dan Muchson Arrosyid. 2011. Uji Efektifitas Ekstrak Lidah
Buaya (Aloe Vera L.) Terhadap Penyembuhan Luka Sayat Pada Mencit Jantan (
Mus Muscullus ) Galur Swiis. Cerata Journal Of Pharmacy Science
Rahayu, Nunik Agustin. 2013. Studi Deskriptif Karakteristik Higiene dan Sanitasi Pada
Alat Pengolah Makanan Gado-Gado di Lingkungan Pasar Johar Kota Semarang
Tahun 2012. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri
Semarang. [serial online] ]disitasi pada tanggal 1 juni 2016] Diakses dari URL:
http://lib.unnes.ac.id/18797/1/6450408102.pdf
Saefullah, Asep Ahmad. 2016. Tahun 2016, Terjadi Dua Peristiwa Keracunan
Makanan di Kabupaten Kubu Raya. Kubu Raya
Saifuddin Azwar. (2002). Sikap manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :
PustakaPelajar
Sumiati, Tuti. 2013. Sanitasi, Higiene Dan Keselamatan Kerja Bidang Makanan 2.
Depok: Kemendikbud
Soedarmadji, S. 2013. Resiko Bahaya dalam Keamanan Pangan dan Faktor
Penyebabnya. Jakarta: WKNPG V, LIPPI.
Soedirman dan Suma’mur Prawirakusumah. 2014. Kesehatan Kerja Dalam Perspektif
Hiperkes & Keselamatan Kerja. Jakarta: Erlangga
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung:Alfabeta
Sunani. 2004. Company Profile I Sun Vera Pusat Pengolahan Lidah Buaya. Pontianak
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. 2007. Modul Keamanan Kesehatandan
Keselamatan Kerja SMK. Jakarta: Depdikbud
Syahputra, Ari. 2008. Studi Pembuatan Tepung Lidah Buaya. Skripsi. Sumatera Utara :
Prodi Pascasarjana – USU
Vitria., Elnovriza, Deni., Azrimaidaliza. 2013. Hubungan Hygiene Sanitasi dan Cara
Pengolahan Mie Ayam dengan Angka Kuman di Kota Padang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol.7 No.2
52
Wardhanu, 2009. Potensi Lidah Buaya Pontianak (Aloevera Chinensis,Linn) Sebagai
Bahan Baku Industri Berbasis Sumber Daya Lokal. Malang : Pascasarjana –
Universitas Brawijaya
Widayana, I Gede dan I Gede Wiratmaja. 2014. Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Singaraja: Graha Ilmu
53
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(Informed Consent)
Judul Penelitian : GAMBARAN PERSONAL HIGIENE DAN FASILITAS
SANITASI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA
LIDAH BUAYA SIANTAN HULU PONTIANAK
UTARA KALIMANTAN BARAT
Peneliti : Tri Nurmalasary
Setelah mendapatkan penjelasan yang diberikan oleh peneliti, Saya bersedia untuk
ikut berpartisipasi sebagai responden peneliti yang berjudul “GAMBARAN
PERSONAL HIGIENE DAN FASILITAS SANITASI PADA INDUSTRI
RUMAH TANGGA LIDAH BUAYA SIANTAN HULU PONTIANAK UTARA
KALIMANTAN BARAT”.
Saya mengerti bahwa peneliti tidak akan memberikan akibat negatif terhadap
saya, bahkan peneliti akan memberikan masukan bagi saya dan dapat digunakan
sebagai sarana untuk memotivasi saya. Dengan demikian saya menyatakan ikut
berperan serta dalam penelitian ini.
Pontianak, Desember 2017
Reponden,
(………………………)
Tanda Tangan dan Nama
54
LEMBAR PERTANYAAN/KUESIONER
GAMBARAN PERSONAL HIGIENE DAN FASILITAS SANITASI
PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA LIDAH BUAYA I SUN VERA
SIANTAN HULU PONTIANAK UTARA KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2017
No. Responden : Alamat :
Tanggal Wawancara : Umur Responden :
Nama Responden : Tingkat Pendidikan :
LEMBAR OBSERVASI PERSONAL HIGIENE
Variabel Komponen Penilaian Baik Tidak
Personal Higiene 1. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih ketika
akan bekerja
2. Kuku pendek dan tidak kotor
3. Kuku ada kutek
4. Pakaian kerja dalam keadaan bersih
5. Menggunakan penutup kepala saat bekerja
6. Menggunakan penutup mulut saat bekerja
Total
LEMBAR OBSERVASI SANITASI LINGKUNGAN
No Sanitasi Ya Tidak
1 Air bersih:
a. Tidak berbau,tidak berasa
b. Bersih dan tidak keruh
2 Pengelolaan sampah
a. Tempat sampah terpisah antara basah dan kering
b. Tertutup
c. Mudah dibersihkan
d. Sampah tidak boleh lebih dari 24 jam
3 Keberadaan vektor
a. Ada vektor di tempat pengolahan lidah buaya (lalat, kecoa, rodent)
4 Pengelolaan limbah:
a. Air limbah mengalir dengan lancar
b. Saluran tertutup
Total
55
DOKUMENTASI
56