S K R I P S I OPTIMASI PEMBERIAN KEONG MAS PADA PAKAN ...
Transcript of S K R I P S I OPTIMASI PEMBERIAN KEONG MAS PADA PAKAN ...
S K R I P S I
OPTIMASI PEMBERIAN KEONG MAS PADA PAKAN UNTUK
PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH IKAN GABUS (Channa striata)
SAIFUL 10594 0733 12
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
Optimasi Pemberian Keong Mas Pada Pakan Untuk Pertumbuhan Dan Sintasan Benih Ikan Gabus (channa striata)
SKRIPSI
SAIFUL
(105 94 0733 12)
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi
Budidaya Perairan
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Optimasi Pemberian Keong Mas Pada Pakan Untuk Pertumbuhan
Dan Sintasan benih Ikan Gabus (Channa striata)
Nama : Saiful
Nim : 10594 073312
Jurusan : Budidaya Perairan
Fakultas : Pertanian
Makassar, 5 Oktober 2016
TelahDiperiksadanDisetujui
KomisiPembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Ir. Andi Khaeriyah,M.pd Murni,S.Pi., M.Si NIDN :0926036803 NIDN : 0903037306
DiketahuiOleh : Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Prodi Budidaya Perairan, Ir. H. SalehMolla, MM Murni, S.Pi.,M.Si NIDN : 0931126113 NIDN : 0903037306
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Optimasi Pemberian Keong Mas Pada Pakan Untuk Pertumbuhan
dan Sintasan BenihI kan Gabus (channa striata)
Nama : Saiful
Nim : 10594 073312
Jurusan : BudidayaPerairan
Fakultas : Pertanian
SUSUNAN KOMISI PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd (.............................) Ketua Sidang
2. Murni, S.Pi., M.Si (..............................) Sekretaris 3. H. Burhanuddin,S.Pi, M.Si (..............................) Anggota 4. Dr. Abdul Haris Sambu, S.Pi.,M.Si (............................. ) Anggota
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Optimasi Pemberian Keong Mas Pada Pakan Untuk Pertumbuhan
Dan Sintasan Ikan Gabus ( Channa Striata) adalah benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri yang belum diajukan oleh siapapun, bukan merupakan
pengambil alihan tulisan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun.
Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan mau pun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebut kedalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Makassar, September 2016
Penulis, Saiful 10594073312
ABSRTAK
Saiful.105 94 0733 12. Optimasi Pemberian keong mas pada pakan Untuk Pertumbuhan Dan Sintasan benih Ikan Gabus (Channa Striata) Dibimbing oleh ANDI KHAERIYAH dan MURNI.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pertumbuhan dans intasan ikangabus dengan cara diberikan pakan berupa keong mas (pomacea canalicul) sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi kepada paraa pembudiday aikan gabus tentang manfaat keong mas sebagai pakan tambahan terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan gabus (channa striata)
Metode penelitian yang digunakan adalah benih ikan gabus yang berukuran 4 cm.Wadah penelitian yang digunakan adalah aquarium berkapasitas 50 liter airsebanyak 12 buah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan sehingga berjumlah 12 unit.Perlakuan Perlakuan A :0% tepung keong mas, 100% tepung ikan,Perlakua B: 25% tepung keong mas, 75% tepung ikan, Perlakuan C : 50% tepung keong mas, 50% tepung ikan, Perlakuan D: 75% tepung keong mas, 25% tepung ikan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Penambahan campuran keong mas pada pakan benih ikan gabus memberikan pertumbuhan yang baik bagi benih ikan gabus. Pertumbuhan mutlak terbesar dicapai pada perlakuan C 50% yakni sebesar 4.44 gr di ikuti oleh perlakuan B 25% sebesar 4.00 gr. Perlakuan terendah ketiga terdapat pada perlakuan D 75% yaitu 3.63 gr , dan Pertumbuhan mutlak terkecil terjadi pada perlakuan A (kontrol) sebesar 3.37 gr.
Hasil analisis varians menunjukkan bahwa penambahan keong mas sebagai bahan baku pakan ikan gabus berpengaruh nyata (p<0,05) pada setiap perlakuan. Hasil Uji lanjut dengan metode LSD menunjukan pada perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B dan C tapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan D. Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan dengan perlakuan A tapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan C dan D. Perlakuan C berbeda nyata dengan perlakuan A dan D, tapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan B, sedangkan perlakuan D berbeda nyata dengan perlakuan C tapi tidak berbeda nyata denganperlakuan A dan B. Kata kunci :Keong Mas, Pakan, Pertumbuhan, Sintasan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
baik, guna memenuhi salah satu syarat studi pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih
kepada ibu Ir. Andi Khariyah., M.Pd selaku pembimbing I dan ibu Murni S.Pi
M.Si selaku pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk
membimbing dan mengarahkan penulis pada penyusunans skripsi. Ucapan yang
sama disampaikan kepada :
1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE, MM selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Ir H. Muh Saleh Molla. MM selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Ibu Murni S.Pi M.Si selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan Universitas
Muhammadiyah Makassar
4. Ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing dan Seluruh staf dosen
pengajar dan staf administrasi Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar, yang telah banyak memberikan pelayanan
selama penulis mengikuti kegiatan perkuliahan sampai pada penyelesaian
studi
5. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi angkatan 012, thusma, ria, asdi,
pardi, jefry, dedy, serta teman-teman yang lain yang penulis tidak sempat
sebutkan satu persatu
Ucapan terimakasih pula penulis sampaikan terkhusus buat Ayahanda dan
Ibunda yang tercinta serta saudaraku, yang telah tulus memberikan dorongan
spiritual dan materi dalam penyelesaian pendidikan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk
pengembangan ilmu perikanan dimasa yang akan datang.
Makassar, 5 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vii
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Gabus 3
2.1.1.Klasifikasi Ikan Gabus 3
2.1.2. Makanan dan Kebiasaan makan 4
2.2 Klasifikasi dan Morfologi Keong Mas 5
2.2.1. Klasifikasi Keong Mas 5
2.2.2. Morfologi Keong Mas 6
2.2.3. Tepung Keong Mas 6
2.2.4 Kualitas Air 9
2.3 Kandungan Senyawa yang Dibutuhkan Ikan Gabus 9
2.3.1 Protein 9
2.3.2 Karbohidrat 9
2.3.3 Mineral 11
2.3.4 Vitamin 11
2.4 Pertumbuhan 12
2.5 Sintasan 12
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat 14
3.2 Alat dan Bahan 14
3.3 Formulasi Pakan 15
3.4 Prosedur Penelitian 15
3.4.1 Perisapan Wadah Penelitian 15
3.4.2 Persiapan Media Pemeliharaan 16
3.4.3 Persiapan Hewan Uji 16
3.4.4 Pemeliharaan Ikan 16
3.5 Perlakuan dan Rancangan Percobaan 17
3.6 Peubah yang Diamati 17
3.6.1 Pertumbuhan Mutlak 17
3.6.2 Pertumbuhan Harian 18
3.6.3 Sintasan 18
3.7 Pengukuran Kualitas 19
3.8 Analisis Data 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pertumbuhan Mutlak 20
4.2 Laju Pertumbuhan Harian 24
4.3 Sintasan Benih Ikan Gabus 26
4.4 Pengamatan Kualitas Air 29
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan 31
5.2 Saran 31
DAFTAR PUSTAKA 32
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Kandungan Miniral Keong Mas 7
2. Komposisi asam amino (% dalam pakan ) tepung ikan dan keong mas 9
3. Alat dan Bahan yang Digunakan 14
4. Formulasi Pakan Uji yang Digunakan 15
5. Rata-rata pertumbuhan berat (gr) mutlak benih ikan gabus yang diberi
perlakuan Keong Mas selama penelitian 20
6. Komposisi Kimia Keong Mas 21
7. Laju Petumbuhan Harian Benih Ikan Gabus Selama Penelitian 24
8. Hasil Pengamatan Sintasan Benih Ikan Gabus Selama Penelitian 26
9. Hasil Pengamatan Kualitas Air Selama Penelitian 29
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Morfologi Ikan Gabus 3
2. Morfologi Keong Mas 6
3. Rata-rata Pertumbuhan Mutlak Benih Ikan Gabus 21
4. Rata-rata Pertumbuhan Harian Benih Ikan Gabus 24
5. Sintasan Benih Ikan Gabus Selama Penelitian 27
6. Foto-Foto Penelitian 40
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu komoditas air tawar
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Menurut Muflikhah et al. (2008) di tahun
2008 harga ikan gabus di Sumatera Selatan mencapai Rp. 30.000 - 80.000 per kg
sedangkan menurut Kordi (2011) harga ikan gabus segar di Kalimatan Rp. 8.000 -
25.000 per kg. Tahun 2013 hargaikan gabus dipasar mencapai Rp 30.000 – 60.000
per kg. Masyarakat Sumatera Selatan, memanfaatkan ikan gabus sebagai bahan
baku hasil olahan seperti pembuatan pempek, laksan, tekwan dan model. Menurut
Warta Perikanan, (2010) sebagian besar pasokan ikan gabus yang ada di pasaran
berasal dari hasil tangkapan dari perairan umum.
Berdasarkan data statistik, pada tahun 2008 yang tertangkap ikan gabus di
perairan umum sebesar 29.842 ton atau turun 1,5% dibandingkan tahun 2007
yaitu sebesar 30.300 ton (Warta Perikanan, 2010). Hal tersebut dapat menjadi
salah satu indikator terjadinya penurunan populasi ikan gabus di alam. Oleh
karena itu perlu dilakukan kegiatan budidaya ikan gabus untuk mencegah
kepunahan ikan gabus di alam.
Namun demikian Penerapan pemberian pakan buatan untuk budidaya ikan
gabus masih menjadi salah satu kendala dalam budidaya ikan gabus. Tingginya
harga pakan disebabkan oleh mahalnya bahan baku yang digunakan terutama
tepung ikan juga menjadi kendala. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif bahan
pakan dengan harga relatif murah, mudah didapat, dan mengandung nutrisi yang
baik, untuk mengurangi penggunaan tepung ikan.Salah satu bahan yang dapat
digunakan adalah keong mas.
Keong mas merupakan hama bagi tanaman padi, tetapi mengandung
protein yang tinggi yang hampir setara dengan kandungan protein tepung ikan.
Menurut Suktikno (2011) keong mas mempunyai kandungan protein sekitar
57,67% sedangkan ikan mempunyai kandungan protein berkisar antara 60-70%.
Dengan demikian tepung keong mas dapat dijadikan sebagai alternatif bahan
pakan untuk mengurangi atau menggantikan tepung ikan dalam formulasi pakan.
Menurut Muflikhah et al. (2008) bahwa benih ikan gabus dengan berat
awal 22 – 23 g yang dipelihara selama 6 minggu dengan pemberian pakan
campuran (pasta) 25% ikan rucah, 25% keong mas dan 50% dedak, memberikan
respon pertumbuhan yang terbaik yaitu pertambahan berat 56,94 g/ind, sintasan
sebesar 90,8%.Penelitian ini dilakukan untuk melihat penggunaan tepung keong
mas pada pakan terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan dan efisiensi pakan
benih ikan gabus.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian ini bertujuan untuk mentukan pertumbuhan dan sintasan ikan gabus
dengan cara diberikan pakan berupa keong mas (P. Canaliculata), sedangkan
kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi kepada para
pembudidaya ikan gabus tentang manfaat keong mas sebagai pakan tambahan
terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan gabus ( channa striata).
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Gabus (Channa stiata)
2.1.1. Klasifikasi Ikan Gabus
Klasifikasi ikan gabus adalah (Saanim, 1984), sebagai berikut :
Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata Kelas : Pisces Sub Kelas : Teleostei Ordo : Labirynthici Sub Ordo : Channoidei Family : Ophiocephaloidae Species : Channa striata
Gambar 1. Morfologi Ikan Gabus (http://ilmuikan.com/morfologi-ikan-gabus/)
Ikan gabus merupakan ikan air tawar yang cukup besar, dapat tumbuh
hingga mencapai panjang 1 m. Berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular
(sehingga dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh
bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali. Sirip punggung memanjang dan
sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh (dari kepala hingga ke ekor)
berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai
dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang
agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya.Mulut besar,
dengan gigi-gigi besar dan tajam. (Kottelat et al, 1993) menyatakan bahwa ikan
gabus padas isi badannya mempunyai pita warna berbentuk “<”, mengarah
kedepan bagian atas umumnya tidak jelas pada jenis dewasa. Tidak ada gigi
berbentuk taring pada vomer dan palatine. Ikan Gabus (Channastriata).
Ada dua varietas ikan gabus yaitu yang cepat tumbuh dan lambat
tumbuh.Gabus yang cepat tumbuh umumnya hidup di sekitar danau, mempunyai
warna sisik punggung abu-abu muda, bagian dada berwarna keperak-perakan.
Pada umur yang sama, panjang total dan lebar badannyalebih besar dari varietas
yang lambat tumbuh.
Ikan gabus yang matang telur memijah pada tepi perairan yang
banyak terdapat tanaman air. Telur-telurter sebut kemudian dibuahi dan
warnanya berubah menjadi kuning terang berbentuk bulat transparan,
mengapung dan tidak melekat satu dengan yang lainnya. 1 – 2 hari setelah
dibuahi, telur yang baik akan berubah dari kuning menjadi kehitam-hitaman,
sedangkan yang rusak berwarna kuning keruh.
2.1.2. Makanan dan Kebiasaan Makan
Ikan gabus biasa didapati di danaurawa, sungai, dan saluran-saluran air
hingga ke sawah-sawah. Ikan ini memangsa aneka ikan kecil-kecil, serangga, dan
berbagai hewan air lain termasuk berudu, dan kodok.
Seringkali ikan gabus terbawa banjir ke pari-parit di sekitar rumah, atau
memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa
ikan-ikan peliharaan di sana. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini
akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di
dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali
ditemui ‘berjalan’ di daratan, khususnya di malam hari di musim kemarau,
mencari tempat lain yang masih berair. Fenomena ini adalah karena gabus
memiliki kemampuan bernapas langsung dari udara, dengan menggunakan
semacam organ labirin (seperti pada ikan lele atau betok) namun lebih primitif.
Pada musim kawin, ikan jantan dan betina bekerjasama menyiapkan
sarang di antara tumbuhan dekat tepi air.Anak-anak ikan berwarna hingga merah
bergaris hitam, berenang dalam kelompok yang bergerak bersama-sama kian
kemari untuk mencari makanan. Kelompok muda ini dijagai oleh induknya.
2.2 Klasifikasi dan Morfologi Keong Mas
2.2.1 Klasifikasi Keong Mas
Adapun klasifikasi dari Keong mas ( P. Canaliculata ) sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Gantropoda
Ordo : Pulmolata
Familia : Ampullaridae
Genus :Pomacea
Pesies :Pamacea canalicula L.
Sumber data : Balai Informasi Pertanian, 1990/1991
Gambar 2. Keong Mas ( P. Canaliculata )
2.2.2. Morfologi Keong Mas ( P. Canaliculata )
Keong mas ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan keong sawah
yang disebut dengan gondang. Namun, memiliki perbedaan dibagian cangkang
keong mas berwarna kekuningan keemasan hingga kecoklatan transparan dan juga
cangkang lebih tipis. Keong mas ini memiliki daging bewarna krim keputihan
hingga kemerah emasan atau orange kekuningan dengan ukuran lebih dari 10 cm
dan cangkang memiliki daimeter berkisar 4-5 cm. Keong ini juga bertelur
ditempat yang kering 10-13 cm dari permukaan air, bentuk telur memanjang
dengan warna meeah jambu. Panjang telur ini 3 cm lebih dengan lebar 1-3 cm
dengan ukuran mencapai 2.0 mm dan berat 4,5 – 7,7 mg
2.2.3. Tepung Keong mas
Adelina (1999) dan beor (2008) menyatakan bahwa penelitian bahan baku
merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena akan menentukan kualitas
dari pakan yang akan dibuat. Bahan baku yang digunakan sebaiknya bergizi
tinggi. Tidak mengandung racun, mudah didapat dan tersedia dalam jumlah yang
cukup, tidak berupa makanan pokok manusia sehingga tdk perlu bersaing
mendapatkannya, mudah diolah dan harganya relative murah. Selanjutnya
dikatakan bahwa bahan baku yang berasal dari hewani mempunyai kualitas lebih
baik daripada bahan nabati. Hal ini disebabkan karena protein yang dikandung
bahan hewan lebih tinggi, mempunyai asam-asam amoni esensial lebih lengkap
dan lebih mudah dicerna karena tidak mempunyai dinding sel. Keong mas
merupakan bahan hewani yang dapat dijadikan sebagai pakan ikan.
Keong mas (P.canaliculata) adalah siput sawah dengan warna cangkang
keemasan yang dianggap sebagai slah satu hanma dalam produksi padi. Keong
mas disebut hama karna menjadi pemakan tanaman padi menyebabkan tanaman
padi mati. Keong mas memiliki karakteristik khus yang dapat digunakan untuk
membedakan keong-keong jenis lain yang hidup pada habitat yang sama. Keong
mas dewasa memiliki cangklang berwarna coklat dan daging berwarna putih
kremhingga kemerah-merahan. Kandungan kimia keong mas dapat dilihat pada
tabel 1
Tabel 1. Komposisi Kimia Keong Mas
No. Komposisi Nutrien 1. Kalori 24 kkl 2. Protein 58.0 gr 3. Lemak 4.0 gr 4. Besi 0.7 mg 5. Kalsium 15 mg 6. Posfor 100 mg 7. BDD 80% 8. Vitamin A 100 si 9. Vitamin B1 0.10 mg
10. Air 24 g Sumber Informasi Gizi: Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Table 2.kandungan mineral keong mas
Komposisi
mineral makro
Kadar (bk)
(mg/100g)
Komposisi
mineral makro
Kadar (bk)
(mg/100g)
Kalsium 7593,81 Besi 44,16
Natrium 620,84 Seng 20,57
Kalium 824,84 Selenium Tidak terdeteksi
Fosfor 1454,32 Tembaga Tidak terdeteksi
Magnesium 232,05
Percobaan penggantian tepung ikan dengan tepung keong mas dalam
pakan lobster air tawar telah dilakukan oleh junaidi (2011).Hasilnya menunjukan
bahwa penggunaan 50% tepung keong mas dan 50% tepung ikan mampu
mendukung pertumbuhan lobster air tawar. Tepung keong mas dapat digunakan
hingga 30% dalam formulasi pakan ikan kerapu macan (https://www.rca-
prpb.com). Keong mas juga telah dicobakan didalam pakan ikan mas (Utomo et
al,2004 dan ikan lele dumbo( Hidayat, 2013 ). Hasil penelitian menunjukan
bahwa penggunaan keong mas dapat menggantikan tepung ikan sampai 50% dan
menghasilkan pertumbuhan ikan yang baik. Penggunaan tepung keong mas
sebagai subtitusi tepun ikan pada pakan ikan buang (Mystusnemurus) telah di
cobakan Farida (2007). Hasilnya menunjukan bahwa komposisi 50% tepung
bekicot dan 50% tepung ikan menghasilkan pertumbuhan terbaik yaitu 4,15% dan
efesiensi pakan 46,79%
Table 3.komposisi asam amino (% dalam pakan ) tepung ikan dan keong mas
Asam amino Esensial Tepung 1) Keong Mas 2)
Isoleusin 6,8 2,76 Leusin 8,3 7,10 Lisin 8,8 9,60 Metionin 3,0 2,20 Agrini 6,7 6,89 Phenlalanin 4,5 3,13 Histidin 2,7 1,14 Treonin 4,8 4,30 Triptopan 3,9 4,88 Valin 1,0 3,14
Keteranagan :1). Sitompul ( 2004 ), 2). Solikhati ( 1999 ).
2.2.4. Kualitas Air
Air harus diganti dengan jumlah yang cukup agar kualitas air tetap berada
pada kondisi optimum untuk budidaya. Bila di dasar kolam menumpuk kotoran
ikan dan sisa pakan maka harus segera dibersihkan dengan pipa goyang yang
dihubungkan kedasar kolam dengan peralon 4 inci.Pada budidaya dikolam terpal,
pembersihan sisa pakan dan kotoran dilakukan dengan mengalirkan air bagian
bawah dengan sistim gravitasi melalui selang.
2.3. Kandungan yang dibutuhkan ikan gabus
2.3.1. protein
Protein merupakan makro nutrien yang sangat dibutuhkan oleh ikan selain
karbohidrat dan lemak untuk mendukung pertumbuhan. Tinggirendahnya kadar Pr
otein dalam pakan akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan efisiensi pakan y
ang dikonsumsi oleh ikan. Pakan yang mengandung protein teralu rendah atau terl
alu tinggi selain dapat mengurangi pertumbuhan ikan Juga akan menyebabkan
pakan dakefisien sehingga dapat meningkatkan biaya produksi yang berasal dari p
akan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,semakin tinggi kadar prot
ein pakan sampai batas tertentu menghasilkan pertumbuhan dan efisiensi pakan ya
ng semakin tinggi.
2.3.2 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu sumber energi untuk ikan. Fungsih
utama karbohidrat adalah menyediakan energi untuk proses kehidupan normal,
sumber karbohidrat yang berkualitas sebagai energi non protein, sehingga akan
sedikit protein yang digunakan sebagai sumber energi dan sebaliknya akan
digunakan untuk pertumbuhannya. Selain itu menurut Craig dan Helfrich (2002),
bahwa meskipun bahan non protein, karbohidrat dalam pakan dapat mengurangi
biaya produksi pakan selain itu dapat berfungsi sebagai binder dan meningkatkan
konfersi pakan. (Afrianto dan Liviawaty, 2005).
Ikan umumnya lebih evisien dalam mencerna dan memanfaatkan protein
dan lemak, tapi dalam memanfaatkan karbohidrat sangat bervariasi tergantung
pada kompleksitas karbohidrat (Yamamoto et al., 2001) menurut Mokoginta et al.,
(1999), bahwa hal tersebut disebabkan karena aktifitas enzim amylase yang
berbeda untuk setiap spesiaes ikaan, dan biasanya ikan karnivora lebih terbatas
dalam memanfaatakan karbohidrat daripada ikan omnivor dan herbivor.
Ikan gabus termasuk ikan karnivora sehingga kebutuhan akan karbohidrat
tidak perluh dalam jumlah yang banyak, hal tersebut disebabkan karena ikan
karnivora tidak mampu memanfaatkan karbohidrat kompleks dalam pakan.
Furuichi (1988), menyatakan bahwa ikan karnivora dapat memanfaatkan
karbohidrat optimum pada kadar 10-20% dalam pakanya dan ikan omnivor
optimum pada kadar 30-40% dalam pakanya.
Ikan gabus membutuhkan karbohidrat dalam jumlah yang relatif sedikit
dalam pakannya jika dibandingkan dengan kebutuhan protein. Kecernaan
karbohidrat pada ikan gabus menurun ketika kadar karbohidrat dalam pakan
meningkat. Secara umum kandungan karbohidrat dalam pakan buatan ikan gabus
berkisar antara 20-40% .
2.3.3. Mineral
Mineral adalah bahan organik yang dibutuhkan oleh ikan untuk
pembentukan jaringan tubuh, proses metabolisme, dan mempertahankan
keseimbangan osmotic antara cairan tubuh dan lingkungannya.
Ikan gabus membutuhkan mineral dalam pakan untuk kelancaran proses
kehidupan dan pertumbuhan. Kekurangan mineral dalam pakan akan
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan. Ikan gabus yang diberikan pakan yang
miskin mineral menghasilkan pertumbuhan yang lambat, terganggu kemampuan
berenang, mortalitas yang tinggi . Gejala tersebut tetap muncul hingga kadar
mineral campuran dalam pakan mencapai 1%. Mineral yang dibutuhkan ikan
gabus antara lain Ca, Mg, dan beberapa unsur mikro seperti Cu, I, Fe, Mn dan
Zn.ikan gabus membutuhkan kalsium 2.700 mg/kg, magnesium 400 mg/kg, fosfor
2.500-3.200 mg/kg, besi 17 mg/kg dan mineral mix 2% dalam pakan .
2.3.4. vitamin
Seperti halnya mineral, vitamin sangat dibutuhkan ikan utuk proses
metabolisme dan pembentukan jaringan tubuh. Kebutuhan vitamin ikan berbeda-
beda tergantung pada spesies ikan, ukuran, laju pertumbuhan (growth rate), ikan
channel catfish membutuhkan vitamin dan lingkungan (Lovel, 1989).
Apabila ikan kekurangan vitamin, maka gejalanya adalah nafsu makan
hilang, kecepatan tumbuh berkurang, warna abnormal, keseimbangan hilang,
gelisah, hati berlemah, mudah terserang bakteri, pertumbuhan sirip kurang
sempurna, pembentukan lendir terganggu dll. Agar ikan tetap sehat, suplai vitamin
harus kontinyu, tapi kebutuhan akan vitamin dipengaruhi oleh ukuran ikan, umur,
kondisi lingkungan dan suhu air.
2.4 pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran baik panjang, berat atau volume
dalam jangka waktu tertentu.Pertumbuhan ini secara fisik diekspresikan dengan
adanya perubahan jumlah atau ukuran sel penyusun jaringan tubuh pada periode
waktu tertentu. Sedangkan secara energetik, pertumbuhan diekspresikan dengan
adanya perubahan kandungan total energi tubuh pada periode waktu tertentu
(Gusrina, 2008). Pertumbuhan terjadi apabila ada kelebihan energi bebas setelah
energi yang tersedia dipakan untuk metabolisme standar, energi untuk proses
pencernaan dan energi untuk aktivitas.
Makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan.Makanan berfungsi sebagai zat pembangun tubuh, sumber energi
dan bahan pengganti sel-sel tubuh yang rusak.Menurut Effendie (1979)
pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diantaranya
keturunan, seks, umur, dan faktor dari luar diantaranya lingkungan perairan,
pakan, penyakit dan parasit.Pertumbuhan dipengaruhi juga oleh ruang gerak
(Brown, 1957).
2.5 Sintasan
Sintasan adalah presentase jumlah ikan yang hidup dalam kurun waktu
tertentu (Effendie, 1979). Sintasan organisme dipengaruhi oleh padat penebaran
dan faktor lainnya seperti, umur, pH, suhu dan kandungan amoniak Mayunar dan
S. Redjeki, (1990), bahwa faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan adalah tersedianya jenis makanan serta adanya
lingkungan yang baik seperti oksigen, amoniak, karbondioksida, nitrat, hidrogen
sulfida dan ion hidrogen. Menurut Krebs (1972), sintasan yang dicapai suatu
populasi merupakan gambaran hal interaksi dari daya dukung lingkungan dengan
respon populasi.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian initelah dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2016, di
Dinas perikanan kelautan dan peternakan pada UPTD BBI (Balai Benih Ikan)
Bantimurung Kabupaten Maros Sulawesi Selatan.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan selama penelitian disajikan pada table.1
Tabel 1.Alat dan Bahan yang digunakan yaitu:
Nama Alat dan Bahan Kegunaan
Stoples berkapasitas 20 L wadah penelitian
Perlengkapan Aerasi Mensuplai oksigen kemedia
PH Meter Mengukur PH
Ember Menampung air media
Thermometer Mengukur Suhu
Gelas ukur 1 L Untuk mengukur jumlah air
Timbangan Menimbang ikan, bahan baku dan
pakan
Mistar untuk mengukur panjang ikan
ikan gabus Ikan uji
tepung keong mas pakan uji
3.3 Formulasi pakan
Formulasi pakan uji yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada
table 2
Tabel 2. Formulasi pakan uji yang digunakan antara lain:
No Bahan Baku Perlakuan A B C D
1 Tepung ikan 51 16,75 25,5 34,25
2 Tepung keong mas - 34,25 25,5 16,75
3 Tepunng jagung 6 6 6 6
4
5
6
7
8
9
10
Tepung kedelai
Tepung kepala udang
Tepung tapioka
Dedak halus
Minyak ikan
Vitamin dan minera mix
CMC
16
6
5
5
4
2
5
16
6
5
5
4
2
5
16
6
5
5
4
2
5
16
6
5
5
4
2
5
3.4. Prosedur penelitian
Presedur yang dilakukan selama penelitian meliputi persiapan wadah
penelitian, persiapan media pemeliharaan, dan persiapan hewan uji.
3.4.1persiapan wadah penelitian
Wadah penelitian yang digunakan adalah galon dengan ukururan kapasitas
20 liter air, tapi hanya diisi air 10 liter, 2 liter air per ekor.Sebelum digunakan
wadah terlebih dahulu dicuci dengan menggunakan air deterjen dan dibilas
dengan bersih wadah yang telah dicuci kemudian diteriskan dibawah sinar
matahari.Siapnya wadah penelitian ditandai dengan keringnya wadah tersebut.
3.4.2 Persiapan Media Penelitian
Media penelitian yang digunakan adalah air yang dipompa menggunakan
sumur bor. Air ditampung dengan menggunakan ember untuk mempermudah
menghitung jumlah air yang digunakan pada masing-masing wadah
penelitian.Setiap wadah diisi air sebanyak 10 liter dan setiap wadah juga
dilengkapai aerasi untuk mensuploi oksigen ke masing-masing media penelitian.
3.4.3 Persiapan Hewan Uji
Hewan uji yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan
gabus yang berukuran 4 cm. Ikan gabus yang akan digunakan terlebih dilakukan
aklimatisasi selama 7 hari. Setelah ikan dapat beradaptasi dengan lingkungan dan
pakan yang di berikan, selanjutnya ikan di puasakan selama 12 jam.
3.4.4 Pemeliharaan Ikan
Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan sesuai dengan perlakuan dengan
frekuensi 3 kali sehari (pukul 08.00, 12.00, dan 16.00) secara at
satiation.Pemeliharaan dilakukan selama 40 hari.Penimbangan bobot tubuh ikan
dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan untuk mendapatkan nilai
pertumbuhan ikan selama penelitian.
3.5. Perlakuan dan rancangan percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan sehingga berjumlah 12 unit (Gasper,
1991).
Perlakuan A : 0% tepung keong mas, 100% tepung ikan
Perlakuan B : 25% tepung keong mas, 75% tepung ikan
Perlakuan C : 50% tepung keong mas, 50% tepung ikan
Perlakuan D : 75% tepung keong mas, 25% tepung ikan
Penempatan setiap wadah penelitian dilakukan secara acak (Gazper, 1991)
seperti yang terlihat pada gambar 3 dibawah ini:
3.6. Peubah yang diamati
3.6.1. Pertumbuhan
Pertumbuhan bobot benih diukur dengan menggunakan timbangan elektrik
dengan ketelitian 0,01 gram. Untuk menghitung laju pertumbuhan mutlak
dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Zonneveld, dkk
(1991) yaitu :
A2
A3
C1 D2
A1 B1
B2
C2
D1 B3
C3 D3
W = Wt-W0
Dimana :
W = pertumbuhan mutlak
Wt= bobot individu rata-rata pada akhir penelitian (gr)
Wo= bobot individu rata-rata ikan awal peneletian (gr)
3.6.2. Laju pertumbuhan ikan gabus.
untuk menghitung laju pertumbuhan harian menggunakan rumus yang
yang dilakukan oleh Zonneveld, dkk (1991), yaitu :
SGR= 푥100%
Dimana :
SGR = pertumbuhan bobot individu rata-rata relative (%)
Wt = Bobot individu rata-rata ikan pada akhir penelitian (gr)
WO = Bobot individu rata-rata pada awal penelitian (gr)
t = Lama pemeliharaan (hari)
3.6.3Sintasan (SR)
Tingkat kelangsungan hidup dihitung berdsarkan persamaan
(Efendie,1997):
푆푅 =푁푡푁표 푥100%
Keterangan:
SR=kelangsungan hidup ikan
Nt= Jumlah ikan pada ahir pemeliharaan
N0= jumlah ikan pada awal pemeliharaan
3.7. Kualitas air
Selama penelitian berlangsung dilakukan pengukuran beberapa parameter
kualitas air. Adapun paremeter yang akan diukur adalah, suhu (0C) pH, oksigen
terlatur (ppm), dan ammonia (ppm).
3.8 Analisi Data
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pakan dengan pemberian protein
dengan dosis berbeda, terhadap pertumbuhan dan sintasan benih ikan gabus pada
setiap perlakuan, maka dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji
ANOVA dengan bantuan program SPSS 16.0. Pada penelitian ini menggunakan
uji lanjut Least Significant Differences (LSD)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pertumbuhan Mutlak
Hasil pengukuran pertumbuhan rata-rata berat tubuh benih Ikan gabus
yang diukur setiap perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4.Rata-rata pertumbuhan berat (gr) mutlak benih ikan gabus yang diberi perlakuan Keong Mas selama penelitian.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
A (Kontrol) 3.39 3.34 3.39 10.12 3.37 B (25%) 4.25 4.33 3.41 11.99 4.00 C (50%) 4.46 4.39 4.47 13.32 4.44 D (75%) 3.66 3.67 3.57 10.9 3.63
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pemanfaatan pakan keong
mas dapat meningkatkan pertumbuhan benih ikan gabus. Pertumbuhan mutlak
benih ikan gabus dapat dilihat pada table 4. Pertumbuhan mutlak terbesar dicapai
pada perlakuan C 50% yakni sebesar 4.44 gr diikuti oleh perlakuan B 25% sebesar
4.00 gr. Perlakuan terendah ketiga terdapat pada perlakuan D 75% yaitu 3.63 gr ,
dan Pertumbuhan mutlak terkecil terjadi pada perlakuan A (kontrol) sebesar 3.37
gr.
Hasil analisis varians pada lampiran 1 menunjukkan bahwa penambahan
keong mas sebagai bahan baku pakan ikan gabus berpengaruh nyata (p<0,05)
pada setiap perlakuan. Hasil Uji lanjut dengan metode LSD menunjukan pada
perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B dan C tapi tidak berbeda nyata
dengan perlakuan D. Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan dengan
perlakuan A tapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan C dan D. Perlakuan C
berbeda nyata dengan perlakuan A dan D, tapi tidak berbeda nyata dengan
perlakuan B, sedangkan perlakuan D berbeda nyata dengan perlakuan C tapi tidak
berbeda nyata dengan perlakuan A dan B. Pertumbuhan mutlak dari setiap
perlakuan selama masa pemeliharaan 35 hari (4 minggu) dapat dilihat pada
Gambar 4.
Gambar 4.Rata-rata pertumbuhanmutlak benih ikan gabus dari setiap
perlakuan.
Tingginya pertumbuhan mutlak pada perlakuan C dengan penambahan
tepung keong mas 50% dengan berat rata-rata 4.44 gr dibandingakan perlakuan
lain disebabkan tercukupinya jumlah nutrisi yang terdapat pada pakan dengan
kadar protein dan lemak. Kandungan nutrisi yang dimiliki pakan sudah mampu
memenuhi kebutuhan dasar benih ikan gabusdan pemeliharaan membran sel tubuh
sehingga dapat memacu pertumbuhan benih dengan baik.Hal ini sesuai dengan
pendapatCowey dan Sargent dalam Ningrum Suhenda dan Evi Tahapari (1997),
pemanfaatan protein untuk membentuk jaringan juga dipengaruhi oleh kandungan
energy dalam pakan semakin baik kandungan energy dalam pakan semakin baik
pula pemanfaatan protein dalam pembentukan jaringan dan pertumbuhan.
0.000.501.001.502.002.503.003.504.004.505.00
Kontrol 25% 50% 75%
Perlakuan
Perlakuan
Perlakuan B dengan penambahan tepung keong mas 25% memperoleh
pertumbuhan mutlak terendah kedua 3.63gr. Pertumbuhan pada perlakuan B lebih
tinggi dibandingankan perlakuan D tetapi lebih rendah dari perlakuan C, hal ini
disebabkan rendahnya kandungan nutrisi keong mas yang diberikan pada pakan
ikan yang diberikan belum dapat mencukupi kebutuhan energi ikan untuk tumbuh.
Menurut Setiawati (2004) keseimbangan komponen asam amino dan protein
dalam pakan merupakan faktor utama dalam mempengaruhi pertumbuhan dan
kesehatan ikan.Diduga komponen asam amino dan protein dalam pakan yang
digunakan pada penelitian ini belum sesuai dengan komponen asam amino dan
protein pada tubuh ikan gabus sehingga menghasilkan rerata pertumbuhan
panjang dan berat yang sedikit.Paiko et al. 2010 menyatakan bahwa komponen
protein dalam pakan beserta rasio energi pakan juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan gabus.
Perlakuan Ddengan penambahan tepung keong mas 75% memperoleh
pertumbuhan mutlak terendah ketiga 4.00gr, hal ini disebabkan tingginya nilai
protein yang terkandung dalam pakan ikan.Menurut Helver (1980), bahwa
kelebihan protein dalam pakan dapat mengurangi pertumbuhan, jika terlalu
banyak suplai protein di pakan, hanya sebagian dari protein yang dimanfaatkan
untuk pertumbuhan dan selebihnya akan dirombak menjadi energi. Protein pada
pakan yang lebih tinggi dari kebutuhan protein yang dibutuhkan membuat ikan
tidak mampu mencerna dengan baik, sehingga nutrisi tidak dapat termanfaatkan
dengan baik (Pillay, 1980).
Pada Perlakuan A (kontrol) memperoleh pertumbuhan mutlak terendah
dari keempat perlakuan, hal ini disebabkan kurangnya nutrisi yang terdapat pada
pakan ikan tanpa tambahan tepung keong mas, Pakan yang tidak diberikan keong
mas membuat nafsu makan pada ikan juga tidak meningkat. Anggorodi (1990),
menyatakan kandungan nutrien ransum yang relatif sama menyebabkan tidak
adanya perbedaan konsumsi ransum. Ditambahkan oleh pendapat Kamal (1994),
bahwa banyaknya pakan yang dikonsumsi akan mempengaruhi besarnya nutrien
lain yang dikonsumsi. Konsumsi pakan yang relatif sama akan menyebabkan
kandungan protein yang masuk kedalam tubuh relatif sama. Rendahnya nafsu
makan pada ikan serta tidak adanya penambahan nutrisi dan suplement
menyebabkan laju pertumbuhan pada perlakuan A lebih rendah daripada
perlakuan lainnya.
4.2 Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian benih ikan gabus setiap perlakuan selama
penelitian dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Laju Petumbuhan Harian Benih Ikan Gabus Selama Penelitian
Perlakuan Ulangan
jumlah Rataan 1 2 3
A 0.0968 0.0954 0.0968 0.2890 0.0963 B 0.1214 0.1237 0.1260 0.3711 0.1237 C 0.1274 0.1254 0.1277 0.3805 0.1268 D 0.1045 0.1048 0.1020 0.3113 0.1037
Berdasarkan hasil pengukuran panjang harian benih ikan gabus yang
disajikan pada tabel 5 terlihat rata-rata pertumbuhan harian tertinggi terdapat pada
perlakuan C 50% yaitu gr, disusul perlakuan B 25% yaitu gr, kemudian
perlakuan D 75% yaitu gr, dan terendah pada perlakuan A (kontrol) yaitu gr.
Laju pertumbuhan harian pada benih ikan gabus selama penelitian juga disajikan
pada Gambar 5.
Gambar 5.Rata-rata pertumbuhan harian benih ikan gabus pada setiap
Perlakuan
Pada Gambar 5, terlihat bahwa laju pertumbuhan bobot harian benih ikan
gabus pada semua perlakuan menunjukkan peningkatan yang berbeda setiap
minggu. Perbedaan tersebut disebabkan oleh kandungan pada pakan yang
diberikan dan perbedaan dosis keong mas yang diberikan berpengaruh pula pada
peningkatan jumlah protein pakan serta senyawa yang dikandung.
Tingginya laju pertumbuhan harian pada perlakuan C (50% keong mas)
dibandingkan perlakuan lain disebabkan oleh kandungan protein pakan serta
keong mas sudah optimaldan lebih efektif sehingga berpengaruh pada peningkatan
laju pertumbuhan.Hal ini sesuai pendapat Arofah (1991) dalam prihadi (2007),
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah kandungan protein dalam pakan,
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
0 7 14 21 28 35
Perlakuan A
Perlakuan B
Perlakuan C
Perlakuan D
sebab protein berfungsih membentuk jaringan baru untuk pertumbuhan dan
menggantikan jaringan yang rusak.
Pemberian pakan dengan konsentrasi yang berbeda akan mempengaruhi
pertumbuhan ikan. Pada perlakuan B 25% keong mas) dan perlakuan D (75%
keong mas) memperoleh pertumbuhan terendah, hal tersebut dipengaruhi oleh
kandungan protein yang terdapat pada pakan. Kekurangan dan kelebihan protein
pada pakan akan mengganggu proses pertumbuhan ikan (Winarno, 1986).
Menurut khans et al, (1993) dalam kordi, (2009) kekurangan protein berpengaruh
negative terhadap konsumsi pakan, konsekuensinya terjadi penurunan
pertumbuhan bobot, sedangkan kelebihan protein dan lemak dapat menimbulkan
penimbunan lemak, nafsu makan ikan berkurang.
Laju pertumbuhan pada perlakuan A (kontrol) merupakan yang terendah
dari semua perlakuan. Rendahnya pertumbuhan mutlak pada perlakuan A
dikarenakan pertumbuhan ikan hanya tergantung pada kandungan nutrisi pakan
yang diberikan. Pakan yang di berikan tidak mengandung senyawa yang dapat
meningkatkan nafsu makan seperti yang terdapat pada keong mas.Walaupun
kandungan nutrisi pakan yang diberikan sudah dapat memenuhi kebutuhan ikan
untuk tubuh, namun menurunya nafsu makan akibat lingkungan baru
menyebabkan pertumbuhan ikan juga jadi menurun.
4.3 Sintasan Benih Ikan Gabus
Kelangsungan hidup atau sintasan adalah perbandingan jumlah ikan yang
hidup pada akhir suatu periode dengan jumlah ikan hidup pada awal periode
(Effendi, 1979).Sintasan benih ikan Gabus setelah penelitian pada setiap
perlakuan disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Pengamatan Sintasan Benih Ikan Gabus Selama Penelitian
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
A (kontrol) 80 70 80 230 76.67
B (25%) 90 80 100 270 90
C (50%) 90 100 90 280 93.33
D (75%) 80 80 90 250 83.33
Sumber: Hasil Pengamatan 2016
Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa pemberian keong mas pada pakan ikan
gabus masih diatas rata-rata 50%. Perlakuan dengan sintasan tertinggi terdapat
pada perlakuan C 93.33%, disusul perlakuan B 90%, Perlakuan D 83.33%
sedangkan sintasan terendah terdapat pada perlakuan A yaitu 76.67%.
Hasil analisis varians (Lampiran ) menujukkan bahwa perlakuan dengan
penambahan campuran keong mas pada pakan ikan gabus berpengaruh nyata
(p<0,05) pada setiap perlakuan. Hasil uji lanjut dengan metode LSD menunjukan
bahwa perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B dan C tapi tidak berbeda
nyata dengan perlakuan D. Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan A tapi
tidak berbeda nyata dengan perlakuan C dan D. perlakuan C berbeda nyata dengan
perlakuan A tapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan B dan D. Sedangkan
Perlakuan D tidak berbeda nyata dengan perlakuan A, B dan C. Sintasan benih
ikan gabus dapat pula dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Sintasan Benih Ikan Gabus Selama Penelitian
Selama penelitian ditemukan benih ikan gabus yang mengalami kematian
terdapat pada semua perlakuan hal ini didugapakan yang digunakan pada
penelitian ini masih membutuhkan bahan baku hewani lainnya selain tepung
keong mas.
Pada perlakuan C (50% keong mas) memperoleh sintasan 93.33%, hal ini
menunjukan bahwa kandungan protein yang terdapat pada pakan keong mas
mampu ditolerir oleh ikan mas. Protein merupakan zat gizi yang sangat diperlukan
oleh ikan untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan jaringan, dan penggantian
tubuh yang rusak (Suprayudi et al, 2013). Hal yang sama juga dikemukakan oleh
Watanabe (1988) menyatakan bahwa protein pakan yang dapat diubah menjadi
daging tergantung pada jumlah dan kualitas asam amino esensialnya, protein akan
0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00
100.00
Kontrol 25% 50% 75%
Perlakuan
Perlakuan
digunakan sebagai sumber energi, mengganti sel yang rusak dan dan memacu
pertumbuhan ikan sehingga memperoleh sintasan yang baik.
Pada perlakuan B dengan pemberian 25% keong mas diperoleh sintasan
90%. Hasil tersebut masih lebih baik bila dibandingkan dengan perlakuan D 75%
keong mas yang memperoleh sintasan 83.33%. Perbedaan tersebut dipengaruhi
oleh kandungan senyawa dan nutrisi yang dikandungan pada pakan yang
diberikan.
Pakan yang kandungan proteinnya kurang akan menyebabkan ikan
menggunakan sebagian protein sebagai sumber energi untuk keperluan
metabolismenya sehingga bagian protein untuk pertumbuhan menjadi berkurang,
sedangkan protein yang berlebihan akan menyebabkan ikan mengalamai
dideaminasi dan tidak dibutuhkan oleh ikan. Energi dalam pakan terlalu tinggi
akan menurunkan konsumsi pakan selanjutnya asupan nutrient menjadi pakan
sehingga ikan sulit untuk bertahan hidup. Hal ini sesuai dengan pendapat Lovell
(1989) menyatakan bahwa semakin banyak energi yang dibutuhkan oleh ikan
maka akan berpengaruh terhadap asupan nutrisi dan mempengaruhi pertumbuhan
dan kelangsungan hidup ikan.Suwirya et al., (2008), bahwa protein dibutuhkan
ikan untuk meningkatkan metabolisme, daya tahan terhadap perubahan
lingkungan dan penyakit.
Pada perrlakuan A (kontrol) memperoleh sintasan 76.67%, hal ini
dikarenakan pakan yang diberikan pada benih ikan gabus tanpa penambahan
keong mas. Pakan yang diberikan campuran keong mas membuat nafsu makan
ikan menjadi berkurang sehingga sintasan ikan menjadi berkurang, terjadinya
mortalitas pada benih Ikan Gabus diduga dari faktor alam dan jenis pakan yang
diberikan kurang disukai oleh benih Ikan Gabusserta mengalami stress yang
terjadi pada benih Ikan Gabus.
4.4 Pengamatan Kualitas Air
Faktor lain yang mempunyai peranan penting dalam menunjang
pertumbuhan dan sintasan ikan uji selama penelitian adalah kualitas air. Hasil
pengukuran beberapa parameter kualitas air dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Pengamatan Kualitas Air Selama Penelitian
Parameter Perlakuan
A B C D
Suhu (°C) 26.4 30.6 31.6 27.8
pH
DO
6
1.94
7
2.55
7
2.28
6
3.51
Sumber:Hasil Pengkuran Kualitas Air 2016
Pada Tabel 6, menunjukkan bahwa kisaran suhu yang diperoleh selama
penelitian yaituberkisar antara 26.4– 31.60C. Menurut Kordi (2011), suhu optimal
yang baik bagus bagi pertumbuhan ikan 25 – 320C. gabusikan gabus mampu hidup
pada perairan yang bersuhu >240C, sedangkan jika suhu perairan < 240C ikan gabus
masih tetap bertahan hidup, namun nafsu makan mulai menurun dan dapat
menimbulkan kegiatan bakteri diperairan. suhu memegang peranan penting sebagai
factor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan organisme air tawar dan
berhubungan erat dengan laju metabolisme untuk pernafasan dan reproduksi
(Effendi,2003, dalamAlmaniar., 2011).
Nilai pH selama penelitian berkisar antara 6-7, sementara menurut Kordi
(2011), pH yang baik untuk pemeliharaan benih ikan gabus adalah 6,5-9. Apabila pH
kurang dari kisaran optimal maka pertumbuhan ikan terhambat dan ikan sangat
sensitive terhadap bakteri dan parasit. Sedangkan jika pH lebih dari kisaran optimal
maka pertumbuhan ikan terhambat. Namun pada kondisi yang kurang optimal, suatu
jenis ikan akan mencapai ukuran yang lebih kecil dibandingkan pada kondisi optimal
(Effendi, 2003, dalam Almaniar., 2011).
Kandungan oksigen terlarut selama penelitian berkisar antara 1.94-3.51
mg/lt. Menurut Pescod (1973) dalam Suhaili Asmawi (1983) agar ikan dapat
hidup maka perairan harus mengandung sekurang-kurangnya 1 mg/lt.
selanjutnyamenurut Jangkaru dan Djajadiredja (1976),oksigen terlarut optimal
untuk kehidupan ikan adalah 5mg/lt dan akan lebih baik jika mencapai 7 mg/lt.
Menurut Kordi (2011), ikan gabus mampu hidup pada perairan yang minim oksigen
yang mencapai kurang dari 2 mg.L1, karena ikan gabus mampu mengambil oksigen
langsung dari udara dengan menyembulkan mulut ke permukaan air yang merupakan
alat pernafasan tambahan yaitu divertikula.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan:
1. Penambahan campuran keong mas pada pakan benih ikan gabus
memberikan pertumbuhan yang baik bagi benih ikan gabus.
2. Pada perlakuan C dengan dosis keong mas 50% memperoleh
pertumbuhan yang tertinggi dari perlakuan lainnya.
3. Hasil pengamatan sintasan yang diberikan penambahan campuran
keong mas pada pakan ikan benih ikan gabus rata-rata di atas 50%.
4. Tepung keong mas dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pengganti
pembuat pakan tepung ikan.Benih ikan gabus dapat beradaptasi dengan
pakan buatan yang diberikan.
5.2 Saran
Disarankan dalam penambahan keong maspada pakan, perlu memperhatikan
dosis agar hasil yang diperoleh bisa lebih baik lagi. Menjaga kualitas air agar
selama penelitian atau pemeliharaan masih dalam keadaan yang layak untuk
menunjang pertumbuhan dan sintasan benih ikan budidaya.
DAFTAR PUSTAKA
Adelina.1999.pengaruh pakan dengan kadar protein dan rasio energy protein berbeda terhadap pertumbuhan bennih ikan bawal air tawar (cholossomma
macropomum). Tesis.program pascasarjana, institute pertanian bogor. 75 hal.
Arockiaraj, A.J, M. Muruganandam,K.Marimuthu,M.A.Haniffa, 1999. Utilization Of Carbohydratesaa Dietary Energy Source by Striped Murrel Channa striatus(Bloch)Fingerlings. Journal Acta Zoologica Taiwanica.10(2):103-111
Afrianto,E.dan Liviawaty,E,2005.pakan ikan:pembuatan,penyimpanan,pengujian,pengembangan.penerbit kanisius.148.hal
Almaniar, S. 2011. Kelangsungan hidupdan pertumbuhan benih ikan gabus(Channa striata) pada pemeliharaandengan padat tebar yang berbeda.Skripsi.Fakultas Pertanian Program Studi Budidaya Perairan UniversitasSriwijaya.
Brown, M. E. 1957. The Physiology of Fishes Volume I, Metabolism. Academic Press Inc. Florida.
Craig,S.& Helfrich,L.A.2002.Understanding fish nutritition feeds and feeding.http://www.ext.vt.edu/Pubs/fisheries/420-256/420-256.html#L4.
Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta. 163 hlm.
Furuichi,M.1988.Dietary requirement,in:watanabe,T(Ed)fish nutrition and mariculture.JICA Kanagawa internasional fisheries training center,tokyo,p,8-78
Gasper, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan Untuk Ilmu-Ilmu Pertanian, Ilmu-Ilmu Teknik Biologi, Armico, Jakarta.
Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Hidayat. 2013. Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan Dan Efisiensi Pakan Ikan Gabus (Channa striata) Yang Diberi Pakan Berbahan Baku Tepung Keong Mas (Pomacea sp).
Huisman, E,A. 1987. The Principles of Fish Culture Production.Department of Aquaculture.Wageningen University.Netherland.
Krebs CS. 1972. Ecology.The Experimental Analysis of Distribution and Abudance. New York: Harpers and Row Publishers.
Kottelat, M., et al.1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition Limited. Munich. Germany. 293 hal.
Kordi, K. M.G.H. 2011.Panduan Lengkap Bisnis dan Budidaya Ikan Gabus. Lily Publisher. Yogyakarta.
Lovell,T.1988.Nutrirtion and feeding of fish.auburn univercity.published by van Nostrad Academy of sciences washington DC.260 pp.
Mayunar dan S. Redjeki.1990. Pengaruh Pergantian Air Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Kerapu Macan. Jurnal Penelitian Budidaya Pantai, 6(1): 9-13.
Muflikhah, N., S. Makmur, dan N.K. Suryati. 2008. Gabus. Badan Riset Perikanan dan Ilmu Kelautan. Departemen Budidaya Perairan. Bogor.
Mokoginta,I.,D.S,Moeljoharjo,T.Takeuchi,K,sumawidjaya dan D.fardiaz,1995.kebutuhan asam lemak esesnsial untuk perkenbangan induk ikan lele,(Clarias Batracus lin).jurnal.ilmu-ilmu perairan dan perikanan indonesia
Nazir, M.2002. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.
Ricker, W.E. 1979. Growth rates and model. Dalam M.E. Brown (Ed.). The physology of fishes.Vol. 1. Academic Press, New York. 66 hal.
Suktikno. E. 2011. Pembuatan pakan buatan ikan bandeng.Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara.
Saanin, H., 1984. Taksonomi Dan Identifikasi Ikan Jilid I Dan Ii. Bina Cipta, Bandung. 508 Hlm.
Watanabe, T., 1988.Fish Nutritionand Mariculture.Departmetof Aquatic Biosciences.Tokyo University ofFisheries.JICA. 233p.
Warta Perikanan. 2010. Potensi Tersembunyi : wild fresh water fish. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Yammamoto,I.,Konishi,K.,Shima,I.,Huruita,H.,Suzuki,N.& labata,M.2001.Influence of dietary fat and carbohidrate levels on growth and body composition of Rainbow trout Onchoryncus mykiss under self-feeding condition.fisheriaes science,67:221-227
http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-ikan-gabus/
Lampiran 1. Data Mentah Pertumbuhan Mutlak Benih Ikan Gabus
Perlakuan Ulangan Berat Awal (gr)
Berat Akhir (gr)
Berat Mutlak (gr)
A A1 1.02 4.41 3.39
Kontrol A2 1.04 4.38 3.34 A3 1.04 4.43 3.39
rata-rata 1.03 4.45 3.37
B 25% B1 1.05 5.30 4.25 B2 1.03 5.36 4.33 B3 1.04 5.45 4.41
rata-rata 1.04 5.37 4.00
C 50% C1 1.04 5.50 4.46 C2 1.04 5.43 4.39 C3 1.03 5.50 4.47
rata-rata 1.04 5.48 4.44
D 75% D1 1.03 4.69 3.66 D2 1.03 4.70 3.67 D3 1.03 4.60 3.57
rata-rata 1.03 4.66 3.63
Lampiran 2.
Descriptives PM
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound
Upper Bound
1 3 3.3733 .02887 .01667 3.3016 3.4450 3.34 3.39
2 3 3.9967 .50964 .29424 2.7306 5.2627 3.41 4.33 3 3 4.4400 .04359 .02517 4.3317 4.5483 4.39 4.47 4 3 3.6333 .05508 .03180 3.4965 3.7701 3.57 3.67 Total 12 3.8608 .47299 .13654 3.5603 4.1614 3.34 4.47
Lampiran 3. Hasil Analisis Varians Pertumbuhan Mutlak Benih Ikan Gabus ANOVA
PM
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. Between Groups
(Combined) 1.930 3 .643 9.692 .005
Linear Term
Contrast .224 1 .224 3.382 .103 Deviation 1.705 2 .853 12.847 .003
Within Groups .531 8 .066
Total 2.461 11
Lampiran 4. Hasil Uji Lanjut LSD Pertumbuhan Mutlak Benih Ikan Gabus Multiple Comparisons
Dependent Variable: PM LSD
(I) Perlakuan
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
A B -.62333* .21036 .018 -1.1084 -.1382
C -1.06667* .21036 .001 -1.5518 -.5816
D -.26000 .21036 .252 -.7451 .2251
B A .62333* .21036 .018 .1382 1.1084 C -.44333 .21036 .068 -.9284 .0418 D .36333 .21036 .122 -.1218 .8484
C A 1.06667* .21036 .001 .5816 1.5518 B .44333 .21036 .068 -.0418 .9284 D .80667* .21036 .005 .3216 1.2918
D A .26000 .21036 .252 -.2251 .7451
B -.36333 .21036 .122 -.8484 .1218
C -.80667* .21036 .005 -1.2918 -.3216
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 5. Data Mentah Sintasan Benih Ikan Gabus
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
A 80 70 80 230 76.67
B 90 80 100 270 90
C 90 100 90 280 93.33
D 80 80 90 250 83.33
Lampiran 6. Descriptives
Sintasan
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound
Upper Bound
1 3 76.6667 5.77350 3.33333 62.3245 91.0088 70.00 80.00
2 3 90.0000 10.00000 5.77350 65.1586 114.8414 80.00 100.00 3 3 93.3333 5.77350 3.33333 78.9912 107.6755 90.00 100.00
4 3 83.3333 5.77350 3.33333 68.9912 97.6755 80.00 90.00 Total 12 85.8333 9.00337 2.59905 80.1129 91.5538 70.00 100.00
Lampiran 7. Hasil Analisis Varians Sintasan Benih Ikan Gabus ANOVA
Sintasan
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. Between Groups
(Combined) 491.667 3 163.889 3.278 .080
Linear Term
Contrast 81.667 1 81.667 1.633 .237 Deviation 410.000 2 205.000 4.100 .059
Within Groups 400.000 8 50.000 Total 891.667 11
Lampiran 8.. Hasil Uji Lanjut LSD Sintasan Benih Ikan Gabus Multiple Comparisons
Dependent Variable: Sintasan LSD
(I) Perlakuan
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
A B -13.33333* 5.77350 .050 -26.6471 -.0196
C -16.66667* 5.77350 .020 -29.9804 -3.3529 D -6.66667 5.77350 .282 -19.9804 6.6471
B A 13.33333* 5.77350 .050 .0196 26.6471 C -3.33333 5.77350 .580 -16.6471 9.9804 D 6.66667 5.77350 .282 -6.6471 19.9804
C A 16.66667* 5.77350 .020 3.3529 29.9804
B 3.33333 5.77350 .580 -9.9804 16.6471 D 10.00000 5.77350 .122 -3.3137 23.3137
D A 6.66667 5.77350 .282 -6.6471 19.9804
B -6.66667 5.77350 .282 -19.9804 6.6471
C -10.00000 5.77350 .122 -23.3137 3.3137
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 9. Foto kegiatan selama penelitian
1. Keong mas
2. Pembuatan tepung keong mas
3. Pencampuran bahan pakan
4. Pemberian pakan
5. Pengukuran panjang ikan
RIWAYAT HIDUP
Penulis, Lahir di palakka Pada Tanggal 6 juli 1994.
Anak pertama dari tiga bersaudara terlahir dari keluarga
yang sederhana hasil buah cinta kasih dari Ayahanda
Baharuddin dan ibunda Nurlela. PadaTahun 1999
penulis mulai menginjakkan kaki pada dunia
pendidikan SD NEGRI 280 Palakka, Kecamatan
kahu, Kabupaten Bone, selesai Pada Tahun 2005. Padat ahun yang sama Penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 kahu Kabupaten Bone. Selesai pada
tahun 2008, tahun yang sama penulis melanjutkan kejenjang berikutnya yaitu
SMA Negeri 1 kahuka bupaten Bone dan lulus Pada tahun 2011 . Pada tahun
2012, penulis berhasil diterima pada Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar. Tugas akhir di perguruan tinggi
di selesikan dengan skripsi yang berjudul “OPTIMASI PEMBERIAN KEONG
MAS PADA PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH
IKAN GABUS ( Channa Striata)”