Resume Buku : EMPAT KULIAH AGAMA ISLAM Pada Perguruan Tinggi Karya PROF. DR. H.M. Rasjidi
Click here to load reader
-
Upload
agus-abdurrachman-widodo -
Category
Education
-
view
134 -
download
11
Transcript of Resume Buku : EMPAT KULIAH AGAMA ISLAM Pada Perguruan Tinggi Karya PROF. DR. H.M. Rasjidi
RESUME BUKU
EMPAT KULIAH AGAMA ISLAM Pada Perguruan Tinggi
Karya PROF. DR. H.M. Rasjidi
Tugas Mata Kuliah:
Pendidikan Agama Islam
Oleh
Nama : Agus Hafidz Abdurrachman Widodo
NIM : 14532222
Fakultas Teknologi Informatika
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
2014
FASAL I
APAKAH AGAMA MASIH DIPERLUKAN ?
Sejak 2300 tahun yang lalu dari sejarah filsafat Yunani s.d. zaman modern ini, telah terjadi
banyak hal yang menjauhkan manusia dari agama.
Kemajuan pengetahuan di abad 16 dan 17, mendorong beberapa ahli ilmu pengetahuan
menafsirkan keadaan alam dan kejadian-kejadian didalamnya secara mekanis dengan daya alam
itu sendiri sehingga tidak memerlukan adanya Tuhan.
Beberapa ahli ilmu pengetahuan dengan aliran “empiricism” (segala sesuatu pengetahuan
didasarkan pada panca indra), diantaranya:
a. Thomas Hobbes (1588-1679)
Dasar ilmu pengetahuan “mechanistic materialsm” yang ada dalam alam adalah materi
yang bergabung dan berpisah secara mekanis, tidak perlu adanya Zat Yang Maha Kuasa.
b. John Lock (1632-1704)
Mengatakan, pikiran manusia merupakan tabula rasa (papan tulis kosong) dan
pengetahuan yang mengisi berasal dari kesan yang diperoleh dari panca indra.
c. David Hume (1711-1776)
Dianggap sebagai puncak penjelmaan “empiricism” masa sebelumnya, serta mengandung
dasar untuk aliran “positivistic naturalism”
Pokok pemikirannya adalah kita tidak berhak mengatakan sesuatu hal, jika hal tersebut tidak
dibuktikan dengan panca indra dan sesungguhnya tidak ada yang dinamakan sebab. Kata sebab
muncul karena kita menyaksikan secara berulang-ulang suatu kejadian yang disusul dengan
kejadian berikutnya.
Pada abad 18, filsafat Perancis banyak dipengaruhi oleh filsafat Inggris, seperti:
FONTENELLE (1657-1757)
MONTESQUIEU (1689-1757)
VOLTAIRE (1694-1778)
CONDILLAC (1715-1780)
Mereka cenderung “deism” (percaya kepada zat Maha Agung, tetapi tidak mempunyai
kekuasaan terhadap alam).
Filosof Perancis abad 18 yang beraliran “atheism” (mengingkari adanya Tuhan), antara lain:
LA METTRIE (1709-1751)
D’HOLBACH (1723-1789)
CABANIS (1757-1804)
Dari gambaran tersebut pada abad 17 dan 18 yang menjadi sekuler barat tentang manusia dan
alam, yang dapat disimpulkan dalam 3 (tiga) unsur:
a. Kepercayaan penuh kepada metode ilmu pengetahuan
b. Hilangnya kepercayaan kepada agama
c. Makin bertambahnya paham materialism, yaitu pendapat yang mengatakan bahwa yang
ada hanya benda (materie), karena dapat disadari dengan panca indra.
Ketiga unsur tersebut mendorong timbulnya aliran positivism di abad 19.
- Filosof aliran positivism abad 19, August Comte (1795-1857) dengan bukunya “Cours
De La Philosophie Positive” dalam 6 jilid tahun 1842.
- 1843, buku “The Essence of Christianity” oleh Feurbach.
- Karl Marx dengan bukunya “Historical Materialism”
- Darwin (1809-1882) tentang evolusi
- Huxley (1825-1895) dan Spencer (1820-1903)
Filosof-filosof tersebut berpengaruh terhadap perkembangan positive naturalism di abad
19.
Sesuai filsafat August Comte, cara berpikir manusia melalui 3 tingkatan yang disebut “La Loi
Des Trois Etats” :
a. Berpikir secara ketuhanan, dinamakan “Etat Theologique”, tingkatan Theologi.
b. “Etat Metaphisique”, tingkatan Metafisik.
c. “Etat Positive”, tingkatan Positif.
A. TINGKATAN THEOLOGI
Dalam tingkatan ini, manusia belum berpikir tentang sebab musabab kejadian-kejadian
alam, segala sesuatu diserahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kekuatan yang tak
dapat dilihat, atau benda lainnya.
B. TINGKATAN METAFISIK
Pada tingkatan ini, manusia berpikir pada tingkatan metafisik dengan tujuan
mempengaruhi kekuataan gaib agar bersikap baik terhadap manusia.
Beberapa contoh manusia berpikir pada tingkatan metafisik, seperti kebiasaan yang dilakukan
masyarakat Indonesia, antara lain:
1. Acara Tingkeban (wanita hamil 7 bulan) dengan mandi air dari 7 sumur/sumber, dengan
maksud kandungan selamat.
2. Sesajian yang diletakkan dibawah tempat tidur bayi yang baru dilahirkan selama 5
minggu dengan tujuan menjauhkan segala penyakit dan gangguan roh jahat.
3. Selamatan “Selapanan” setelah bayi berumur 35 hari.
4. Penanaman kepala kerbau sebelum pembangunan gedung baru.
5. Acara selamatan sebelum penanaman padi, agar tanaman terhindar dari hama dan
memberikan hasil pada saat panen nanti.
C. TINGKATAN POSITIF
Dalam tingkatan ini, manusia mendapatkan pengetahuan yang cukup untuk menguasai
alam. Jika pada tingkatan pertama (Theologi) manusia selalu takut dan khawatir dan
tingkatan kedua (Metafisik), manusia berusaha mempengaruhi kekuatan alam, walau
kadang berhasil kadang tidak.
Dalam tingkatan Positif, manusia telah banyak memahami alam, tentang peraturan dan
hukumnya, sehingga akhirnya kekuatan alam dapat ditundukkan dan dimanfaatkan untuk
keperluan manusia, walau belum seluruhnya.
Bebearapa contoh manusia di tingkat positif, antara lain:
1. Di negara maju seperti Eropa dan Amerika, gedung pencakar langit dibangun tanpa
penanaman kepala kerbau dan gedung bertahan berpuluh-puluh tahun bahkan
beberapa generasi.
2. Penanaman padi di Amerika Utara menggunakan areal luas, dengan menggunakan
traktor. Penyebaran benih dengan menggunakan pesawat kecil, demikian juga dalam
penyemprotan anti-hama. Panen menggunakan mesin-mesin khusus dan dengan
teknin ini hasil gandum dan padi melebihi kebutuhan penduduk Amerika Utara.
3. Penaklukan alam di negara bagian California-Amerika Serikat.
Daerah tersebut dahulu adalah daerah yang kering dan tandus. Sepanjang
perbatasannya dengan Nevada disebelah tenggara sungai Colorado yang letaknya
lebih rendah daripada dataran kering tersebut kemudian dibangun pompa besar yang
menyedot air sungai dan dialirkan keseluruh daerah tandus. Yang pada akhirnya
California menjadi gudang buah-buahan seperti apel, jeruk, anggur, arbei, peer,
semangka, dll. Yang jumlahnya melebihi kebutuhan dalam negeri.
Pengikut Marxisme mengatakan, bahwa hal itu membuktikan bahwa yang perlu bukan member
interpretasi tentang alam, tetapi merubah alam sehingga dapat dimanfaatkan manusia.
Dari beberapa contoh diatas, sepintas teori August Comte dengan 3 tingkatan terasa benar.
Manusia memerlukan Tuhan pada tingkatan pertama (Theologi). Pada tingkatan positif, manusia
tidak lagi memerlukan Tuhan. Sekarang ini, zaman teknologi manusia cukup hidup dengan akal
dan teknologinya dan tidak memerlukan Tuhan.
Dalam zaman yang tidak menentu seperti sekarang ini, banyak orang bingung. Pada tingkatan
positif sekarang banyak orang hidup dalam tingkatan Theologi (menurut August Comte) dan
tingkatan metafisik.
Hal itu dapat dilihat dimana pada 1 Muharam yang oleh orang-orang Jawa disebut bulan Suro,
DPR mengadakan sedekah bumi, dengan permohonan agar kita dapat hidup dengan tentram.
Kondisi tidak menentu diperparah dengan pelaksanaan hukum dapat dipengaruhi oleh hal-hal
lain diluar hukum, dimana persamaan perorangan terhadap hukum tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Dalam keadaan seperti itu, banyak orang pergi ke dukun, ke tempat-tempat keramat,. Ada yang
cari jimat penolak bala, dll.
Dari kondisi diatas menunjukkan bahwa kita yang sudah pada tingkatan positif dan zaman
teknologi, masih banyak orang yang hidup dalam tingkatan Theologi dan Metafisik.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan:
a. Teori August Comte tentang 3 tingkatan itu tidak benar. Ketiga tingkatan bukan tingkatan
evolusi, tetapi merupakan jenis mental manusia, dimana ketiganya terdapat bersama-
sama dalam kehidupan manusia saat ini.
b. Disamping teori 3 tingkatan itu, ada 3 macam pola pikir manusia, sehingga akan kita
dapatkan kasus-kasus perorangan yang hidup dalam 2 atau 3 tingkatan sekaligus.
Satu hal yang dapat diterima dari teori August Comte yaitu teknologi merupakan satu aspek yang
penting dalam pembangunan negara. Akan tetapi apakah dengan kemajuan teknologi manusia
tidak memerlukan agama ?
Beberapa contoh:
1. Di Rusia, Communisme atau Marxisme Leninisme sangat dominan mengagungkan
teknologi yang disebut scientism. Sikap pemerintah Rusia memberikan kebebasan anti-
agama. Regime Communist lebih dari 60 tahun mengatakan bahwa di Rusia sudah tidak
ada agama.
Walaupun sudah 60 tahun lebih regime Communist mengatakan tidak ada agama di
Rusia, akan tetapi banyak gereja yang masih didatangi. Di Uzbekistan (daerah Islam),
Islam mulai berkembang lagi.
Disamping gejala bahwa agama tetap ada dalam tingkatan positif, justru di Eropa Utara
terjadi gejala “Dechristianisasi” yang artinya proses meninggalkan agama Kristen.
Gejala diatas seakan menguatkan teori August Comte, bahwa agama tidak diperlukan lagi
pada tingkatan positif.
Gejala yang dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Permulaan abad 18, Voltaire (1694-1778) seorang penulis dari Perancis yang dalam
tulisannya banyak menentang hal-hal yang berkaitan dengan agama Kristen.
Agama Kristen sesungguhnya merupakan reformasi dari agama Yahudi. Kitab suci
agama Kristen disebut “Bibel” terdiri dari Perjanjian Lama (Old Testament) yaitu
kitab orang Yahudi dan Perjanjian Baru, khusus kitab suci orang Kristen. Perjanjian
Baru dapat berdiri sendiri.
2. Dalam Perjanjian Lama disebutkan bahwa orang Yahudi adalah bangsa yang dipilih
oleh Tuhan, demikian juga yang dikatakan dalam Al Qur’an. Voltaire mengira bahwa
disebutnya Yahudi sebagai umat terpilih adalah Constatasi yang berlaku sampai
sekarang. Dan mengatakan bahwa anggapan itu bohong.
3. Voltaire mengatakan bahwa isi Bibel banyak yang bertentangan satu dengan yang
lainnya, contoh:
a. Nabi Musa menceritakan dirinya dengan kata “Dia”
b. Nabi Musa mengatakan is menulis dari seberang sungai Yordan, padahal dalam
sejarah Nabi Musa tidak pernah menyeberangi sungai Yordan.
c. Nabi Musa menceritakan meninggalnya.
4. Voltaire mengatakan, “Trinitas” dalam Perjanjian Baru tidak pernah diterangkan
dalam Perjanjian Lama.
5. Voltaire juga mengatakan bahwa gereja Katolik bukan penjelmaan dari ajaran Bibel.
Tulisan-tulisan Voltaire berakibat orang tidak suka kepada agama Kristen. Segala sesuatunya
berubah, yang dahulu dilarang dan dirasakan bertentangan dengan moral, sekarang dianggap
wajar dan semua orang melakukan. Akibatnya masyarakat menjadi penuh pertentangan antar
golongan dan antar perorangan.
Orang di barat mulai mencari kembali suatu pegangan untuk hidup mereka. Tujuan dan
pegangan hidup yang dicari itu sesungguhnya adalah agama, yang akan memberi petunjuk apa
yang harus dia usahakan untuk memperolehnya dan bagaimana caranya.
Kesimpulan akhir dari “APAKAH AGAMA MASIH DIPERLUKAN ?”, diberikan jawaban
bahwa “AGAMA TETAP DIPERLUKAN”. Tanpa ada agama, segala kemajuan manusia baik
dari segi pikiran teknologi akan membinasakan manusia.
FASAL II
APAKAH SEMUA AGAMA ITU SAMA ?
Banyak pendapat yang tersebar, bahwa semua agama itu sama dan tujuan agama itu sama, yaitu
mendorong manusia untuk melakukan yang baik dan menghindari kejahatan, serta berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Hanya caranya berlainan.
Hal tersebut juga dikemukakan oleh mantan presiden Soekarno pada kuliah umum di Universitas
Indonesia tahun 1955.
Dalam kuliah umum tersebut, Soekarno memberikan contoh 4 orang buta dan seekor gajah, yang
tentunya persepsi masing-masing orang buta perihal gajah akan berlainan.
Dari contoh tersebut lebih lanjut Soekarno mengatakan, demikian juga dengan agama yang ada
di Indonesia. Karena manusia itu kecil, ia tidak dapat mengetahui secara menyeluruh, yang dapat
dilihat dan dipahami hanya sebagian dari beberapa segi wujud ala mini.
Gambaran lain bahwa agama itu semua sama, antara lain dari:
1. Prof. Glassenah
Dengan bukunya yang berjudul “Les Cinq Grandes Religions Du Monde” (Lima Agama
Besar Di Dunia)
2. Dr. J. Verruyl
Pada hal 12-18 dalam bukunya yang berjudul “Nathan Der Weise” yang menceritakan
hikayat “Tri Kalpika” (tiga buah cincin), dimana Sultan Saladin bertanya kepada seorang
Yahudi, yaitu Nathan yang bijaksana dengan pertanyaan “Agama manakah yang terbaik
menurut pikirannya, agama Yahudi, Islam atau Kristen?”
Inti dari cerita Nathan sebagai gambaran kepada Sultan Saladin bahwa agama tidak dapat
dibedakan, demikian pula dasarnya, karena semua berdasar sejarah, baik yang tertulis
maupun adat-istiadat. Dan hendaklah masing-masing saling menyayangi, berbuat
kebaikan kepada sesama, berhati sabar dan berbakti kepada Allah.
Jika kita menengok sejarah, akan kita dapatkan peperangan yang terus-menerus antar agama.
Diantara peperangan tersebut, yang sempat terkenal dan sempat lama adalah Perang Salib (The
Crusades).
Perang Salib berlangsung dari abad 11-13 dalam 8 gelombang:
1. Gelombang I (1096-1099), atas anjuran Paus Urbain II.
2. Gelombang II (1147-1149), atas anjuran dan dipimpin St. Bernard, Conrad IV
dan Louis VII (Raja Perancis).
3. Gelombang III (1189-1192), atas anjuran Guielame (Uskup Tyi).
4. Gelombang IV (1202-1204), dipimpin oleh Paus Boniface II.
5. Gelombang V (1209-1221), dipimpin Raja Yerusalem dan Raja Houporia.
6. Gelombang VI (1228-1229), dipimpin oleh Frederick II, Raja Muda Yerusalem.
7. Gelombang VII (1248-1254), dipimpin oleh Louis IX, Raja Perancis.
8. Gelombang VIII (1270), dimpimpin oleh Louis IX dan meninggal di Tunisia pada
saat kota-kota di Pakistan direbut kaum Muslimin.
Tahun 1517, timbul pemberontakan agama Protestan yang dipimpin oleh Martin Luther (1483-
1546). Pemberontakan Belanda terhadap Spanyol (1568-1648) yang dipimpin oleh William of
Orange. Perang saudara di Perancis (1515-1547), Francois I, Raja Perancis berpendirian bahwa
dalam negaranya hanya ada satu raja.
Tahun 1562 terjadi peperangan antara golongan Bourbon yang beragama Protestan dan golongan
Guidei yang beragama Katolik. Peperangan berlangsung dalam 8 pertempuran.
Pada masa tersebut, Catherine de Medici, Ratu dari Perancis yang terlibat pembantaian 10.000
orang Protestan Perancis pada tanggal 24 Agustus 1572.
Tahun 1589 terjadi perang antara Perancis (Henry IV) dan Spanyol (Raja Philips II). Perancis
dengan agama Protestan dan Spanyol dengan agama Katolik, peperangan dimenangkan oleh
pihak Perancis yang dibantu oleh Inggris. Perjanjian perdamaian ditanda tangani tahun 1598
yang dikenal dengan Perjanjian Vervinis. Raja Henry IV mengeluarkan dekrit “The Edict of
Nantes” yang berisi kebebasan beragama di Perancis, yaitu agama Protestan dan Katolik.
Tahun 1531 pengikut Luther bersatu dalam League of Schmalkalden yang akhirnya pecah perang
saudara dari tahun 1546-1556 yang diakhiri dengan Perjanjian Perdamaian di Augsburg yang
berisi:
1. Setiap pangeran berhak memiliki agama Katolik atau agama Luther.
2. Memberi hak kepada orang-orang Protestan untuk menguasai gereja yang telah diambil
alih sejak tahun 1552.
3. Tidak membenarkan munculnya sekte/aliran lain selain Lutherian.
4. Mewajibkan uskup dan penganut Katolik harus menyerahkan hak milik mereka (gereja),
jika mereka mengikuti agama Luther.
Kelemahan Perjanjian Augsburg:
1. Pengambil alihan tanah dan gereja Katolik oleh pengikut agama Luther.
2. Hanya mengalami agama Katolik dan Luther.
Dari beberapa uraian diatas, dapat diasumsikan bahwa:
1. Peperangan yang terjadi disebabkan oleh agama.
2. Harta benda gereja.
3. Politik.
Perang antar agama selama 30 tahun diawali dengan terbentuknya Liga Para Pangeran Protestan
(Protestant League) di tahun 1608 kemudian di tahun 1609 pembentukan Catholic League.
Perang sesungguhnya mulai berkobar di Eropa Timur 1618, yang berakhir dengan Perjanjian
Westphalia yang ditanda tangani bulan Oktober 1648 yang berisi:
- Mengakui kemerdekaan Swiss dan Belanda
- Mengakui agama Kalvinis
- Menetapkan bekas tanah-tanah bekas milik gereja tetap berada dibawah kekuasaan orang
yang menguasainya pada tahun 1624, baik itu pengikut agama Katolik maupun agama
Protestan.
Setelah hidup lama dalam permusuhan dan peperangan agama, manusia belajar bertoleransi
khususnya semenjak Dekrit Nautes dan Perjanjian Westphalia.
Dokumen Vatikan II dengan judul “Religions Freedom” mengartikan: Dalam menyebarkan
agama harus dihindari paksaan atau cara yang tak layak dan hina, khususnya dalam menghadapi
golongan tak terpelajar. Tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran hak orang lain.
FASAL III
PENGELOMPOKKAN AGAMA-AGAMA DI DUNIA
Beberapa definisi mengenai agama, antara lain:
1. Emilie Durkheim, sarjana Perancis yang mengarang buku “Les Formes Element Aires De
La Vie Religiuse” (Bentuk-bentuk Elementer dalam Kehidupan Beragama), mencoba
memberi definisi agama:
“Seluruh bagian yang saling terkait antara akidah dan ibadat dan semua dihubungkan
dengan hal-hal yang suci dan mengikat pengikutnya dalam suatu masyarakat yang
disebut GEREJA”.
2. Buku sosiologi karangan Osburn dan Nimhoff dari The Florida State University, dengan
definisinya: Agama adalah suatu pola akidah-akidah, sikap emosional, praktek-praktek
yang dipakai sekelompok manusia untuk memecahkan masalah dalam kata “Ultimate”
yang mengandung:
a. Unsur kepercayaan
b. Unsur emosi
c. Unsur sosial
d. Unsur mutlak
A. KELOMPOK-KELOMPOK AGAMA
1. PAUL TILLICH, ahli theology Kristen menyatakan bahwa “agama adalah persoalan yang
mutlak perlu’.
2. STEPHEN NEIL, dalam bukunya History of Christian Missions, bahwa agama Kristen adalah
agama yang tertinggi.
3. ERNST TROELTSCH, agama diibaratkan sebagai piramida ;
a. alas piramida, agama primitive
b. lapisan kedua, agama taurat (yahudi, islam)
c. lapisan berikutnya, agama kelepasan (hindu, budha)
d. puncak adalah agama Kristen
4. Pengelompokkan agama :
a. Natural religions
Agama alamiyah, agama yang timbul diantara mereka dimana mereka hidup.
b.Revealed religions
Agama yang diwahyukan atau agama samawi, yaitu agama yang diturunkan Allah agar
menjadi petunjuk bagi manusia dan ada 3 agama : yahudi, nasrani dan islam.
Adapun agama diluar ketiga agama tersebut disebut agama alamiyah.
B. AGAMA-AGAMA ALAMIYAH
1. Zaman weda (Kitab Weda) tahun 500 SM, dibagi dalam 3 periode :
a. zaman weda purba 1500 – 1000 SM, bangsa aria yang menguasai daerah utara
b. zaman Brahman 1000 – 750 SM, zaman berkuasanya pemuka/kepala agama & terbitnya
kitab-kitab baru.
c. zaman Upanishad 750 -500 SM, filsafat hindu mulai berkembang dan pada zaman ini
muncul konsep ;
@ brahman : sebab adanya dunia
@ atman : pusat segala fungsi jasmani & ronahi
@ karma : perbuatan dan balasan
@ samsara : berulangnya kelahiran manusia
@ moksa : kelepasan
2. Zaman agama Budha, mulai 500 – 300 SM yang menyebabkan agama Hindu mengalami
perubahan.
Dengan latar belakang filsafat SANKHYA :
@ kebenaran 1 (dukha) : mendapatkan segala penderitaan karena kelahiran, usia lanjut, penyakit,
mati, kelahiran baru dan seterusnya.
@ kebenaran 2 (tanha) ; adalah sebab penderitaan
@ kebenaran 3 : menekan, menghilangkan keinginan sama sekali.
3. Zaman agama Hindu, mulai 300 SM – sekarang.
a. terbentuk Trimurti ;
@ brahma : dewa yang menciptakan alam, digambarkan sebagai patung yang memiliki 4
kepala
@ wisnu : dewa yang memelihara, mempunyai 4 tangan
@ siwa : dewa yang merusak, sebagai Batar Guru dan juga sebagai Lingga.
b. Muncul 2 epik (syair kepahlawanan) ;
@ Ramayana yang ditulis oleh Walmiki dan bagaimana orang harus bersikap terhadap orang tua,
sesama dan bawahannya, juga bagaimana raja harus memerintah atas kerajaannya dan bagaimana
masyarakat dapat hidup dalam kesejahteraan dan kerukunan.
@ Mahabharata, ditulis Wyasa dan kitab ini sudah dikenal pada saat agama Budha muncul dan
kitab ini terdiri dari 18 bagian yang menceritakan peperangan antara Kurawa dan pandawa.
@ Bhagawadgita, berarti nyanyian Tuhan, kitab ini bagian dari kitab Mahabharata di bagian ke
6. Isi pokok kitab ini adalah pembicaraan Kresna dengan Arjuna pada permulaan perang
Bharatayudha.
Dari uraian mengenai agama Hindu, dapat diambil kesimpulan :
@ mengenai ketuhanan
Agama Hindu diawal mengajarkan adanya dewa yang banyak (politheisme0, tetapi ada
dewa tertinggi, yaitu Brahman (henotheisme). Agama Hindu adalah proses, maka dewa
tertinggai digambarkan sebagai asal segala kejadian.
@mengenai kejadian alam
Pada jamam Upanishad, muncul anggapan bahwa dunia terjadi karena emanasi atau faidh
dari Brahman.
@ mengenai manusia
Manusia juga berasal dari emanasi Tuhan, bahwa dalam manusia terdapat Tuhan, hidupnya,
nafasnya dan anggota badannya merupakan tempat kekuatan ilahi.
@ mengenai sikap manusia terhadap Tuhan.
D. PERBEDAAN AGAMA HINDU & BUDHA
Perbedaan antara kedua agama tersebut terletak dalam interprestasi tentang “Aku’ (self). Budha
berpendapat bahwa manusia terdiri dari 5 unsur skandha (kekuatan hidup) ;
@badan & rasa (body & senses)
@ perasaan (feeling & sensations)
@ paham tentang rasa (sense perceptions)
@ kemauan & mental (volition & mental faculties)
@ akal (reason or consciousness)
E. MAHAYANA & HINAYANA
@ Mahayana adalah jalan untuk menyelamatkan manusia
@ Hinayana, hanya menitikberatkan pada kehidupan beragama.
F. AGAMA KONG HU CU
Pada pemerintahan dinasti CHOU (1122 – 221 SM), kebuayaan cina berkembang dan terdapat 2
kata yang cukup penting :
@ Yang, artinya kekuatan yang aktif, hangat, terang & lelaki
@ Yin, yang pasif, dingin & gelap tetapi subur (perempuan)
Pada abad 551 SM ajaran Kong Hu Cu lahir, yang mnekankan apa yang dinamakan Filia Piety
(hormat anak kepada orang tua) baik selama mereka masih hidup maupun sesudah mereka
meninggal.
FASAL IV
AGAMA ISLAM ADALAH AGAMA SAMAWI TERAKHIR
Yang disebut agama samawi adalah agama Yahudi, Nasrani dan Islam. Prof. Archie J.
Bahm dalam bukunya menamakan ketiga tersebut sebagai “Religions of Western Civilisation”,
yaitu agama-agama kebudayaan barat. Walaupun pengelompokkan itu memerlukan diskusi,
namun setidak-tidaknya Prof. Bahm melihat tiga agama itu sebagai satu kelompok juga, berbeda
dengan orang-orang misionaris yang menggolongkan agama Kristen dalam kelompok agama
kelepasan bersama dengan agama-agama Hindu dan Budha, dan menggolongkan agama Islam
dan Yahudi sebagai agama Taurat (lihat pasal III).
Secara ilmiah sejarah keagamaan samawi sampai sekarang ini baru dapat diungkapkan
dari zaman Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, yang hidup pada sekitar tahun 1900 SM. Pada
permulaannya ia hidup di Ur dekat muara sungai Efrat, kemudian pindah ke Haran di sebelah
udik, dan akhirnya mengembara mengikuti pantai Laut Tengah sampai Mesir, menggembala
kambing, mencari tempat yang ada air dan rumputnya. Ketika kembali ke Kan’an (sekarang
Palestina), ia membawa seorang sahaya dari Mesir. Oleh karena istrinya, Sarah, mandul, maka
sahayanya, Hajar, dikawininya, dan dari perkawinan ini lahirlah Ismail, yang kemudian
menurunkan suku yang melahirkan Nabi Muhammad s.a.w. Baru ketika Sarah berusia 100 tahun,
ia mengandung dan lahirlah putra Ibrahim yang kedua, yaitu Ishak. Ishak ini kemudian
melahirkan Ya’kub yang disebut juga Israil. Ya’kub mempunyai 12 orang anak, diantaranya
Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya dan kemudian di Mesir dibeli oleh Raja Mesir dan
lama-kelamaan menjadi Menteri dalam pemerintahan Fir’aun (Raja) Mesir yang bernama
Ramses II.
Makin lama keturunan Israil di Mesir makin banyak, dan karena Fir’aun ingin
mendirikan piramida-piramida besar, maka orang-orang Israil itu diperbudak dan disuruh kerja-
paksa.
Nabi Musa a.s. pada saat itu mampu memimpin dan membebaskan Bani Israil keluar dari
kekuasaan Fir’aun, membawa mereka kearah Tursina (sebelah timur Terusan Suez sekarang)
dalam tujuan kembali ke Kan’an (Palestina). Untuk percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak
mudah. Selama di Tursina banyak yang tergoda menyembah dewa-dewa dan menyembah anak
lembu yang mereka buat dari emas. Nabi Musa tidak sampai umur mempimpin bangsa Yahudi
memasuki Palestina, merebut tanah-tanah dari bangsa Kan’an. Setelah mereka merebut daerah
Kan’an (Palestina), mereka bercocok-tanam disana dan mengikuti orang-orang yang menyembah
dewa-dewa bernama Ba’al.
Kemudian muncullah dari lingkungan mereka Nabi Ilyas (dalam Injil disebut Eliyah)
yang membawa orang Yahudi kembali kepada Tuhan, yaitu dengan membuktikan bahwa dewa-
dewa orang Kan’an serta pemimpin-pemimpin agama mereka itu tidak benar. Bangsa Yahudi di
Palestina berkembang dan pemimpin mereka mendirikan kerajaan. Nabi Soleman dan Nabi Daud
adalah Raja-raja Bani Israil pada zaman keemasan mereka. Hikayat keduanya banyak termuat
dalam Al-Qur’an.
AGAMA NASRANI
Dalam suasana meraja-lelanya kaum Sadducess, khususnya para ahli agama yang
memaksakan hukum kepada orang lain, tetapi mereka sendiri kurang iman kepada agama,
muncullah Nabi Isa, anak Siti Maryam. Ia adalah seorang Yahudi dari Nasirah (Nasareth), oleh
karena itu agama yang dibawa olehnya dinamakan agama Nasrani.
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Nabi Zakaria yang sudah lanjut usianya memohon
kepada Tuhan agar dikaruniai anak dan permohonan itupun dikabulkan dan akhirnya lahirlah
Yahya. Zakaria ini adalah paman Siti Maryam ibu dari Nabi Isa, dan yang memeliharanya.
Ketika Nabi Isa sudah berumur 30 tahunan, ia berjumpa dengan Yahya, yang kemudian
membaptiskannya secara kaum Essenes. Ia mengatakan bahwa Isa jauh lebih utama daripadanya.
Kehidupan Nabi Isa tidak banyak yang tahu sampai umurnya 30 tahun, sebab keempat
Injil hanya memberitakan kejadian-kejadian selama kira-kira 3 tahun. Sejarah lahirnya tidak
diketahui dengan pasti, menurut Marcello Craveri , dalam bukunya “The Life of Jesus”, halaman
37, maka sampai abad 4 lahir Nabi Isa diperingati tanggal 28 Maret, 18 April atau 29 Mei,
menurut kepercayaan masing-masing. Kemudian diperbaharui menjadi 6 Januari, dengan
dihitung 30 kebelakang dari tanggal penyaliban. Akan tetapi di Eropa Barat orang menyesuaikan
hari lahir Nabi Isa jatuh pada tanggal 25 Desember, yang semula merupakan Dies Natalis Solis
Invicti (hari lahir matahari yang jaya).
SEJARAH AGAMA NASRANI
Setelah Nabi Isa tidak ada lagi (menurut Injil mati disalib dan hidup lagi di langit,
menurut Islam tidak disalib dan telah wafat) para pengikutnya dipimpin oleh dua belas sahabat
Nabi Isa, yang dalam Al-Qur’an dinamakan Hawari.
Orang yang berjasa besar kepada agama Kristen adalah Paulus. Ia seorang Yahudi dari
Tarsus (daerah Turki) dan sebelumnya bernama Saul. Ia aktif dalam menganiaya umat Kristen,
tetapi dalam perjalanannya antara Damaskus dan Jerusalem ia merasa melihat Nabi Isa yang
memarahinya, mulai saat itu dia menjadi pemimpin Kristen yang besar, mempropagandakan
agama Kristen kepada orang-orang Yahudi di perantauan.