Resume Agama
-
Upload
jae-hacuculaiy-samore -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
description
Transcript of Resume Agama
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Garis Besar Isi Buku
Garis besar isi buku ini adalah menerangkan tentang apa makna, tujuan, dan
metode memahami Islam, apa itu manusia, agama, dan Islam, makna dari
keimanan dan ketakwaan, penjelasan Alquran, Hadis, Ijtihad, Ibadah, Syariah,
Fikih, dan hukum Islam, bagaimana membangun keluarga Islami, mengetahui
makanan dan minuman yang halal dan haram dalam Islam, menerangkan konsep
dasar ekonomi dan dan transaksi dalam sistem muamalah Islam, menjelaskan
tentang etos kerja dan entrepreneurship, akhlak dan tasawuf, Dakwah dan Amar
Ma’ruf Nahyi Munkar, serta mengetahui tentang Islam dan isu-isu
kontemporernya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan resume ini yaitu:
1. Apa saja isi buku Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup?
2. Apa saja keunggulan buku tersebut?
3. Apa saja kelemahan buku tersebut?
1.3 Tujuan
Tujuan umum penulisan resume ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata
kuliah Pendidikan Agama Islam, dan tujuan khususnya adalah agar pembaca
mengetahui secara umum isi dari buku “Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup”,
dan lebih mendalami ajaran Agama Islam.
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 1
BAB 2
RESUME
2.1 Bab 1 Makna, Tujuan, dan Memahami Islam
Secara lughawi atau etimologis, kata “Islam” berasal dari tiga akar kata,
yaitu: Aslama, artinya berserah diri atau tunduk patuh: Salam, artinya damai atau
kedamaian: Salamah, artinya keselamatan.
Melihat akar katanya, kata “Islam” mengandung makna-makna berikut:
1. Berserah diri atau tundun patuh pada aturan-aturan hidup yang ditetapkan
oleh Allah SWT;
2. Menciptakan rasa damai dalam hidup, yakni kedamaian jiwa atau ruh.
3. Menempuh jalan yang selamat, yakni mengamalkan aturan-aturan hidup yang
ditetapkan oleh Allah SWT, agar mencapai keselamatan di dunia dan di
akhirat serta terbebas dari kesengsaraan abadi.
Adapun secara istilah atau etimologis, “Islam” adalah agama yang diturunkan
oleh Allah swt. Kepada umat manusia melalui penutup para Nabi (Nabi
Muhammad saw.)
Tujuan Syari’ah Islam
1. Menjaga dan Memelihara Agama
a. Perlunya mlahirkan ulama
b. Membudayakan gerakan belajar agama
c. Perlunya menguasai ilmu-ilmu dasar islam
d. Ilmu yang fardu’ain
e. Melaksanakan kewajiban agama
2. Menjaga dan Memelihara Jiwa
3. Menjaga dan Memelihara Akal
4. Menjaga dan Memelihara Harta
5. Menjaga dan Memelihara Kehormatan
Adapun metode-metode untuk memahami misi dan tujuan diturunkannya
syari’ah Islam, antara lain:
1. Metode Disiplin Ilmu dan Kajian Isi
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 2
Di Indonesia dikenal luas bahwa ajaran Islam terdiri atas tiga disiplin, yaitu:
‘aqidah, syari’ah, dan akhlaq. Metodologi yang digunakan biasanya bersifat
doktriner.
2. Metode Kajian Al-qur’an dan Sejarah Islam
a. Metode kajian teks secara integral
Alquran memiliki sistematika yang sangat berbeda dengan sistematika
penulisan buku yang pernah dikembangkan oleh manusia. Alquran diturunkan
berangsur-angsur selama 23 tahun. Selama itu Alquran diturunkan sesuai
dengan kebutuhan dan permasalahan yang sedang berkembang. Tak jarang ayat
Alquran turun merupakan respon terhadap pertanyaan atau kejadian yang
muncul pada saat itu.
b. Metode kajian fenomena alam
Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang langsung mengangkat
fenomena alam yang sulit bahkan tidak mungkin dipahami jika tidak dibantu
dengan kajian kealaman.
3. Metode Tipologi
Metode ini dikembangkan oleh Ali Syari’ati untuk memahami tipe, profil,
watak, dan misi agama Islam.Metode ini sangat tepat untuk para pemula. Adapun
ciri-ciri metode tipologi yaitu bersifat mengidentifikasi lima aspek agama dan
membandingkan kelima aspek tersebut dengan aspek yang sama dalam agama
lain. Adapun langkah-langkah menoperasionalkan metode tipologi, antara lain
sebagai berikut:
a. Menjelaskan tipe, konsep, keistimewaan, dan ciri-ciri Allah di dalam Islam
b. Menelaah kitab suci
c. Menelaah kepribadian Nabi dalam dimensi-dimensi kemanusiaan dan
kenabiannya
d. Memeriksa situasi kedatangan Rasul
e. Mengkaji kepribadian individu-individu pilihan yang dilahirkan setiap agama
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 3
2.2 Bab 2 Manusia, Agama, dan Islam
Rasa kebertuhanan adalah perasaan pada diri seseorang yang menimbulkan
keyakinan akan adanya sesuatu yang maha kuasa di luar dirinya yang menentukan
segala nasib yang ada. Perasaan ini mendorongnya pada keyakinan akan adanya
Tuhan atau sesuatu yang perlu dipertuhankan yang menentukan segala gerak
kehidupan di alam ini.
Keyakinan akan adanya Tuhan dicapai oleh manusia melalui tiga pendekatan,
yaitu:
1. Material experience of humanity yaitu argumen membuktikan adanya Tuhan
melalui kajian terhadap fenomena alam semesta.
2. Inner experience of humanity yaitu argumen membuktikan adanya Tuhan
melalui kesadaran bathiniyyah dirinya.
3. Spiritual experience of humanity yaitu argumen membuktikan Tuhan
didasarkan pada wahyu yang diturunkan oleh Tuhan melalui Rasul-Nya.
Agama adalah suatu sistem ajaran tentang Tuhan, dimana penganut-
penganutnya melakukan tindakan-tindakan ritual, moral, atau sosial atas dasar
aturan-aturan-Nya. Oleh karena itu, umumnya suatu agama mencakup aspek-
aspek, yaitu aspek kredial, aspek ritual, aspek moral, dan aspek sosial.
Islam adalah suatu sistem ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah swt.
diturunkan kepada umat manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi
Muhammad saw., sebagai agama yang datang dari Allah yang menciptakan
manusia sudah tentu ajaran Islam akan selaras dengan fitrah manusia. Dengan
arahan ajaran Islam, fitrah kemanusiaan akan membawa manusia kearah kebaikan
dan keselamatan baik bagi dirinya maupun orang lain.Untuk membimbing
manusia dalam meniti dan menata kehidupan, Allah menurunkan agama Islam
sebagai pedoman yang harus dijadikan referensi dalam menetapkan setiap
keputusan, dengan jaminan ia akan terbebas dari segala kebingungan dan
kesesatan.
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 4
2.3 Bab 3 Keimanan dan Ketakwaan
Allah menjelaskan tentang iman dan takwa sebagaimana tertera pada QS Al-
Anfal yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal (2). (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang
menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka (3). Itulah
orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.Mereka akan memperoleh
beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat)
yang mulia (4)”.(QS Al-Anfaal, 8: 2-4)
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah,
dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan
(kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar
beriman.Mereka memperoleh ampunan dan rizki (nikmat) yang mulia”.(QS Al-
Anfaal, 8: 74)
Allah menjelaskan mengenai pahala bagi orang-orang yang beriman
sebagaimana tertera pada QS Al-Baqoroh ayat 277 dan 62 yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya.Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati”.(QS Al-Baqarah, 2: 277)
Berdasarkan ayat-ayat tersebut, jelaslah bahwa orang yang beriman adalah
orang yang memiliki keyakinan yang kokoh dan mendalam akan ke-Maha
Agungan dan ke-Maha Kuasaan Allah sebagai pencipta, pengatur, pemberi rizqi
serta menghidupkan dan mematikan, sehingga apabila disebut asma-Nya
bergetarlah hatinya, kemudian apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambah
yakinlah kepada-Nya. Perintah ini dilakukan karena yakin akan janji Allah yang
memberinya pahala di sisi-Nya berupa kemuliaan, rizqi yang mulia dan ampunan
Allah yang tiada ternilai harganya yang akan membawanya hidup dalam
kesenangan kekal selamanya.
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 5
Orang yang beriman dalam kehidupannya akan menampilkan perilaku sebagai
berikut:
1. Bersungguh-sungguh untuk melaksanakan aturan Allah dan berperang untuk
mempertahankan agama Allah
2. Menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi dalam kehidupannya dengan
menggunakan hukum Allah dan sunnah Rasulullah
3. Ridho atas segala musibah yang menimpanya
4. Sangat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya
5. Mencintai sesama Muslim
6. Rajin dan sungguh-sungguh dalam segala usahanya
7. Berbudi pekerti yang baik
8. Mencegah dan menghindarkan diri dari segala perbuatan yang buruk, baik pada
dirinya maupun pada keluarga dan masyarakat
9. Selalu membantu orang miskin dan anak yatim
Sifat taqwa dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori atau indikator
ketakwaan, yaitu:
1. Iman kepada Allah, para malaikat Allah, kitab-kitab Allah dan para Nabi Allah
2. Mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui mengorbankan harta
karena ingn mendapatkan ridho Allah
3. Mendirikan shalat dan menunaikan zakat
4. Menyempurnakan janjinya apabila ia berjanji
5. Bersabar pada waktu mendapat musibah dan tantangan
Adapun bentuk implementasi keimanan dan ketaqwaan seseorang dalam
kehidupan pribadi, keluarga dan bermasyarakat, diantaranya:
1. Berbakti kepada Orang tua
2. Menyayangi keluarga
3. Tolong menolong dalam kebaikan terhadap teman, karib kerabat, tetangga,
mencintai dan membenci sesama manusia karena Allah, dan berteman pun
karena Allah.
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 6
2.4 Bab 4 Alquran: Sumber Ajaran Islam Pertama
Al-Quran berasal dari kata qara’a artinya membaca. Disebut Alquran karena ia
harus menjadi bacaan umat islam sepanjang hayat. Alquran adalah kitab suci umat
Islam yang merupakan kumpulan firman Allah yang diterima oleh Nabi
Muhammad saw. secara lafadz dan makna dengan perantaraan Malaikat Jibril
dalam bahasa Arab. Lafadznya yang berbahasa Arab itu dimasukkan oleh Allah
melalui perantaraan malaikat Jibril ke dalam dada Nabi Muhammad, kemudian
beliau membacanya dan terus menyampaikannya kepada umatnya.
Nama-nama lain Al-Quran, antara lain:
1. Al-Kitab artinya kumpulan yang tertulis.
2. Al-Furqon artinya yang membedakan.
3. Al-Nur artinya cahaya.
4. Al-syifa’artinya obat penyembuh.
5. Adz-Dzikr artinya ingat
Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. secara berangsur-angsur
selama 23 tahun, 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Ayat-ayat Alquran
yang diturunkan di Mekah disebut ayat Makkiyyah dan ayat-ayat yang diturunkan
di Madinah disebut ayat Madaniyyah.
Hikmah diturunkannya Al-Quran secara berangsur-angsur, yaitu:
1. Lebih Mudah dimengerti dan dilaksanakan
2. Memudahkan penghafalan
3. Disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi sehingga lebih
mengesankan dan berpengaruh di dalam hati
4. Di antara ayat-ayat Al-Quran tersebut ada yang berlaku sementara dan perlu
dibatalkan hukumnya dan diganti dengan ayat pengganti yang sesuai dengan
kemaslahatan yang datang kemudian.
Adapun pokok-pokok isi Alquran, yaitu Aqidah, ibadah, mu’amalah, akhlaq,
hukum, kisah umat-umat terdahulu, dan dasar-dasar ilmu pengetahuan alam
semesta.
Fungsi Alquran, di antaranya:
1. Sebagai petunjuk
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 7
2. Sebagai sumber pokok ajaran Islam
3. Sebagai peringatan.
2.5 Bab 5 Hadist: Sumber Ajaran Islam Kedua
As-Sunnah secara lughawi (menurut bahasa) artinya kebiasaan atau tradisi.
Sedangkan menurut istilah ilmu hadits adalah segala apa yang dilakukan oleh
Nabi Muhammad saw., baik berupa perkataan (qauly), perbuatan( fi’ly), atau
berupa pembiaran (taqriry) atas perbuatan sahabat. Adapun yang disebut taqriry
adalah apa yang dilakukan salah seorang sahabat di hadapan Nabi Muhammad
saw. kemudian Nabi membiarkannya dan tidak melarang perbuatan tersebut.
Hadits secara lughawi (menurut bahasa) artinya baru atau kabar. Sedangkan
menurut istilah atau ilmu hadits adalah segala apa yang diberitakan oleh Nabi
Muhammad saw., baik berupa perkataan (qauly), perbuatan (fi’ly), pembiaran
(taqriry), atau sifat-sifat nabi. Pengertian ini hampir sama dengan sunnah, bedanya
kalau As-Sunnah adalah apa yang dilakukan oleh Nabi saw. sendiri, sedangkan
hadits merupakan berita oleh orang ke orang tentang apa yang datang dari Nabi
saw., baik berupa perkataan, perbuatan, pembiaran atau sifat-sifat Nabi saw.
sendiri. Adapun yang disebut sifat-sifat Nabi saw. dalam hadits itu adalah
perkataan sahabat mengenai sifat-sifat Nabi saw. termasuk ciri-ciri fisiknya.
As-Sunnah terbagi ke dalam 3 jenis, yaitu:
1. Sunnah Qauliyyah (Perkataan)
2. Sunnah Fi’liyyah (Perbuatan)
3. Sunnah Taqriyyah (Pembiaran)
Hadits terbagi ke dalam 3 macam, yaitu:
1. Hadits Qauli
2. Hadits Fi’li
3. Hadits taqri
Ilmu hadits adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk yang berkaitan dengan
cara pemindahan hadits dari Nabi Muhammad saw., dari para sahabat atau dari
para tabi’in (orang-orang yang hidup semasa para sahabat) dengan cara
mengetahui para periwayat hadits (rawi) dari sudut kredibilitas intelektual (dhabt)
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 8
dan kredibilitas kepribadian (‘adalah), dan keadaan sanadnya, yaitu rangkaian
dari satu rawi ke rawi lainnya, apakah tersambung atau terputus.
Hadits-hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah saw. Tersebut derajatnya
berbeda-beda dilihat dari validitasnya (keshahihan) yang tergantung pada kualitas
sanad, perawi, dan matan. Secara umum tingkatan hadits terbagi dalam 3
tingkatan, yaitu:
1. Hadits Shahih, dengan kriteria:
a. Berkesinambungan rawi-rawinya: Diterima dari rawi yang ‘adil, memiliki
sifat ‘adalah yaitu kredibilitas pribadi seperti: Muslim, dewasa, sehat akal,
dan tak pernah berbuat dosa, dan dlâbith, memiliki kredibilitas intelektual,
yaitu: kuat hafalannya, cermat, baik tangkapannya dan tidak pelupa, oleh
perawi yang ‘adil dan dlabith juga.
b. Tidak cacat
c. Tidak bertentangan dengan riwayat yang lebih kuat lainnya
Berdasarkan jumlah perawinya, hadits shâhîh dibagi menjadi 3 jenis, yaitu
Hadits Muttawatir, Hadits Masyhur, dan Hadits Ahad.
2. Hadits Hasan
Yaitu hadits yang sanadnya berkesinambungan tanpa putus, disampaikan oleh
perawi yang ‘adil, tetapi kurang kedlâbitan (kekuatan hafalan) nya, terbebas dari
cacat dan tidak bertentangan dengan riwayat yang lebih kuat.
3. Hadits Dha’if
Yaitu hadits yang tidak memenuhi criteria hadits shahih dan hadits hasan, baik
dalam sanad, ataupun para rawinya, atau mengandung cacat dan bertentangan
dengan riwayat yang lebih kuat.
2.6 Bab 6 Ijtihad: Sumber Pengembangan Hukum Islam
Ijtihad berasal dari kata ijtahada artinya berusaha bersungguh-sungguh atau
mengerahkan segala kemampuan. Ijtihad secara istilah didefinisikan para ahli
Ushul Fikih, sebagai usaha mujtahid (orang yang berijtihad) dengan segenap
kesungguhan untuk mendapatkan ketentuan hukum suatu masalah dengan
menggunakan metodologi yang benar.
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 9
Menuruti ahli Ushul Fikih, ijtihad bukanlah dilakukan oleh sembarang orang,
melainkan oleh orang yang memiliki otoritas untuk melakukan ijtihad, yaitu
mujtahid.Para mujtahid pun harus melakukan ijtihadnya dengan penuh
kesungguhan dan dalam bidang yang sangat dikuasainya, disertai metodologi
yang benar. Sumber hukumnya adalah: Pertama, ayat-ayat Al-Quran, Kedua,
hadits-hadits Nabi saw. yang telah melalui seleksi yang ketat tentang
keshâhîhannya, dan Ketiga, ijma’ para sahabat Nabi saw. Bagaimanakah
metodologinya? Para Imam mujtahid mutlak (yaitu Imam Jafar, Imam Hanafi,
Imam Maliki, Imam Syafi’I dan Imam Hambali) merumuskannya dengan
langkah-langkah yang gamblang, tapi ketat. Metode yang dimaksud terutama:
qiyas (Empat Mazhab), istihsân (Imam Hanafi), mashalih Mursalah (Imam
Maliki), dan Istidlal (Imam Syafi’i).
Bentuk Dan Metodologi Ijtihad :
1. Ijma’
Ijma’ yaitu kesepakatan di antara para mujtahid pada masa tertentu atas
hukum bagi suatu kasus tertentu.Ijma’ yang dihasilkan haruslah didasarkan pada
Al-Quran dan Hadits yang diterima.Ijma’ ada yang merupakan kesepakatan para
sahabat Nabi saw. Yang disebut dengan Ijma’ Shâhabat, dan dianggap sebagai
sumber hukum Islam ketiga setelah Al-Quran dan As-Sunnah.
2. Qiyas
Qiyas secara bahasa artinya analogi, sedangkan menurut istilah Ushul Fikih
adalah menetapkan suatu hukum baru yang belum ada nash-nya dengan hukum
yang sudah ada nash-nya karena adanya persamaan ‘illat hukum (maksud dan
tujuan hukum) dari kedua peristiwa itu.
3. Istihsan
Istihsân merupakan perluasan dari qiyas.Adapun yang dimaksud dengan
istihsan adalah meninggalkan qiyas jalli (qiyas nyata) untuk menjalankan qiyas
khafi (qiyas samar-samar), atau meninggalkan hukum kulli (hukum umum) untuk
menjalankan hukum istisna’i (pengecualian), disebabkan ada dalil logika yang
mebenarkannya. Istihsan juga menetapkan suatu hukum yang berlainan dengan
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 10
hasil qiyas karena pertimbangan kepentingan dan kemaslahatan umat untuk
menghindarkan terjadinya kesulitan dan kedzaliman.
4. Massalih al-Mursalah
Mashalih al-Mursalah ialah suatu kemaslahatan yang tidak ditetapkan oleh
syara’ dan tidak ada pula nash atau dalil syara’nya, baik yang memerintahkan
maupun yang melarang. Mashalih al-Mursalah mirip dengan istihsan, yakni
mencari kemaslahatan.Bedanya, jika istihsan mengambil qiyas khafi dari qiyas
jalli, maka Mashalih al-Mursalah menetapkan suatu hukum yang tidak
diperintahkan ataupun dilarang oleh syara’. Metode ini dikembangkan oleh Imam
Maliki.
5. ‘Urf atau Adat Kebiasaan
‘Urf merupakan adat kebiasaan masyarakat baik berupa perkataan atau
perbuatan yang baik, yang karenanya dapat dibenarkan oleh syara’. Oleh karena
itu, dalam menetapkan adat kebiasaan sebagai dasar penetapan hukum secara
Islami, maka adat tersebut harus memenuhi syarat –syarat berikut:
a. Berlaku secara umum di masyarakat atau kelompok tertentu
b. Adat itu sudah ada pada saat terjadinya suatu perkara hukum
c. Tidak bertentangan dengan dalil syara’ dan prinsip hukum Islam.
2.7 Bab 7 Syariah, Fikih, danHukum Islam
Syari’ah berasal dari kata syarî’ah, yang secara bahasa artinya jalan menuju
mata air.Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Sehingga syari’ah
merupakan jalan menuju sesuatu yang benar-benar merupakan sumber kehidupan.
Dalam istilah Islam, syari’ah berarti jalan besar untuk kehidupan yang baik, yakni
nilai-nilai agama yang dapat member petunjuk bagi setiap manusia.
Pada perkembangan selanjutnya, istilah syari’ah kemudian mengalami reduksi
dan hanya berkaitan dengan perilaku manusia, namun masih tetap sebagai sesuatu
yang dating dari Allah swt., sehingga subjeknya tetap Allah. Pembuat syari’ah
disebut Syari’, yaitu Allah swt. Adapun orang yang mencoba memahaminya
disebut sebagai fâqih atau lebuh tepatnya disebut mujtahid.
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 11
Dalam sejarah, istilah fikih mengalami perkembangan sebanyak 3 fase.
Pertama, istilah fikih berarti paham (fahm). Oleh karena itu, fikih identik dengan
ra’y (pendapat pribadi fuqaha atau ahli fikih), sedangkan ilmu identik dengan
riwayah (periwayatan). Kedua, fikih mengacu pada pemikiran tentang agama atau
pengetahuan agama secara umum, yang meliputi: ilmu kalam, tasawuf, dan
lainnya, tidak hanya pengetahuan yang berkaitan dengan hokum atau ilmu fikih
saja. Pada fase ini muncul satu buku yang berjudul Al-Fiqh Al-Akbar karya Imam
Abu Hanifah yang isinya bukan tentang hokum atau fikih dalam pengertian yang
sekarang, tetapi berisi tentang teologi.Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa
meskipun fikih mencakup aspek-aspek selain hokum syari’at, ada cirri utama yang
tetap menunjukkan karakter utamanya, yaitu berupa intelektualitas atau hasil
pemikiran. Ketiga, fikih berarti suatu jenis disiplin ilmu dari ilmu-ilmu keislaman.
Pengertian fikih seperti ini namp[ak dalam definisi fikih yang dikemukakan oleh
Imam Syafi’I, yaitu ilmu tentang hukum syari’at yang bersifat perbuatan yang
diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.
Perbedaan antara Hukum Islam dan Hukum Umum, di antaranya:
1. Hukum umum semata-mata berdasarkan atas pertimbangan manusia,
sedangkan dalam hokum Islam pertimbangan akal manusia didasarkan pada
wahyu, yaitu Al-Quran dan Hadits.
2. Cakupan hokum Islam sangat luas, mencakup semua perbuatan manusia. Hal
itu berbeda dengan hokum umum yang tidak mencakup hubungan antara
manusia dngan Tuhannya.
3. Hukum Islam ada bukan hanya untuk memperhatikan kehidupan dunia saja,
tetapi juga kehidupan akhirat. Sedangkan hokum umum tidak memperhatikan
kehidupan setelah mati, karena masalah ini termasuk masalah pribadi,
hubungan khusus antara dirinya dengan Tuhan.
4. Hukum Islam erat kaitannya dengan akhlak. Hukum Islam dengan
keragamannya sarat dengan nilai-nilai akhlak mulia.
5. Hukum Islam menyeimbangkan kepentingan individu dan masyarakat serta
Negara.
Sebab-sebab terjadinya perbedaan pendapat para ulama fiqih:
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 12
1. Beragamnya arti dalam lafaz-lafaz bahasa Arab
2. Perbedaan dalam masalah Hadis
3. Perbedaan dalam masalah penggunaan metode penggalian hukum
4. Perbedaan cara penyelesaian ketika terjadi pertentangan dalil.
Al-qawa’id al-fiqhiyah adalah kaidah-kaidah yang menghimpun hukum-
hukum yang mirip berdasarkan satu qiyas yang menghimpun hukum-hukum
tersebut. Kaidah yang disepekati para ulama hanya berjumlah lima, yang
kemudian dikenal dengan kaidah dasar umum. Dari masing-masing kaidah yang
lima ini terdapat banyak kaidah lain sebagai cabang dari masing-masing kaidah.
Kelima dasar kaidah tersebut adalah :
1. Al-umur bi Maqasidiha (segala urusan disertai dengan tujuannya)
2. La dlarara wa la dlirara (tidak membuat dan menimbulkan kemudaratan)
3. Al-yaqin la yuzalu bi al-syakk (keyakinan tidak lenyap dengan keraguan)
4. Al-masyaqqah tajlibu al-taisir (kesulitan membolehkan kemudahan)
5. Al-‘adah muhakkamah (kebiasaan dijadikan rujukan hukum).
2.8 Bab 8 Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam
Kata Ibadah berasal dari bahasa Arab, yaitu ‘ibadah, yang secara etimologi
artinya menyembah atau menghamba. Sedangkan secara istilah, ibadah adalah
penghambaan seorang manusia kepada Allah swt. untuk dapat mendekatkan diri
kepada-Nya sebagai realisasi dari pelaksanaan tugas hidup selaku makhluk yang
diciptakan Allah.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah mempunyai kewajiban beribadah
kepada Allah, sebagaimana dijelaskan oleh Allah swt. Dalam firman-Nya. “Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku”.
Adapun bentuk-bentuk peribadatan formal atau khusus (ibadah mahdhah),
seperti:
1. Shalat: Sendi dan Induk Ibadah
Shalat menurut bahasa berarti do’a atau rahmat. Sedangkan menurut istilah
syara’, shalat berarti perbuatan khusus seorang Muslim yang berisi bacaan-
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 13
bacaan dan gerakan-gerakan di mulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam
dengan memenuhi syarat-syarat tertentu.
2. Shaum: Ibadah yang Melibatkan Hawa Nafsu
Shaum menurut bahasa artinya menahan diri dari segala sesuatu. Sedangkan
menurut istilah, shaum adalah menahan diri dari sesuatu yang
membatalkannya, seperti makan, minum, bersetubuh dan juga dari hawa nafsu
yang dapat mengurangi nilai shaum tersebut seperti berkata dan berbuat yang
keji dan kotor mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan disertai
niat dan syarat-syarat tertentu.
3. Zakat: Wujud Ibadah Sosial
Zakat secara bahasa berasal dari kata “zaka” yang berarti mensucikan. Secara
istilah syara’, Sayid Sabiq mengartikan zakat sebagai nama atau sebutan dari
sesuatu hak Allah yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Sedangkan
menurut Sulaiman Rasyid, zakat yaitu kadar harta tertentu yang diberikan
kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Jadi zakat adalah
ialah sebagian kepada orang yang berhak menerimanya sesuai dengan
ketentuan.
4. Haji: Puncak Ibadah dan Pengorbanan Lahir dan Batin
Haji secara bahasa artinya menyengaja sesuatu. Sedangkan secara istilah
syara’, haji ialah menyengaja mengunjungi Ka’bah untuk melakukan beberapa
amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu.
2.9 Bab 9 Membangun Keluarga Islami
Kalau kita ingin membangun kehidupan yang kokoh di masyarakat, mesti
memulainya dari keluarga, karena keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat.
Sebuah keluarga akan kokoh bila dibentuk atas dasar pernikahan yang sah,
melalui keluarga cinta dan kasih sayang bisa dipupuk dan dibina, anak-anak
(keturunan) juga dapa dilindungi dari ketidakpastian masa depannya. Untuk
membangun sebuah keluarga yang Islami, harus dimulai sejak pesiapan
penikahan, pelaksanaan pernikahan, sampai pada bagaimana seharusnya suami
dan istri membina keluarga setelah akad nikah dilangsungkan.
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 14
Rasulullah saw bersabda: “Wanita itu dinikahi karena empat hal: Karena
hartanya, karena kecantikannya, karena keturunannya, karena agamanya.
Utamakanlah karena agamanya niscaya kamu akan selamat”. (HR. Bukhori
Muslim)
Pernikahan akan dipandang sah apabila memenuhi ketentuan-ketentuan
berikut:
1. Adanya pasangan yang akan dinikahkan, yaitu laki-laki Muslim dan
perempuan Muslimah yang sudah siap lahir batin untuk menikah
2. Wali, yaitu orang yang bertanggungjawab menikahkan calon pasangan suami
istri
3. Dua orang saksi yang adil
4. Ijab – Qabul
5. Mahar
Agar keluarga harmonis, sejahtera lahir dan batin perlu dilakukan pembinaan.
Dalam hubungan ini, seorang suami harus tahu dan melaksanakan kewajiban pada
istrinya, begitupun sebaliknya, seorang istri harus tahu dan melaksanakan
kewajiban pada suaminya. Bahkan sebagai orang tua, suami istri itu pun harus
tahu dan melaksanakan kewajiban pada anak-anaknya, begitupun anak harus tahu
dan melaksanakan kewajiban pada orang tuanya.
Kewajiban-kewajiban dalam keluarga :
1. Kewajiban suami dalam keluarga
Suami adalah pemimpin dalam keluarga disebabkan Allah telah memberikan
kelebihan (kekuatan) kepada mereka atas kaum perempuan (QS An-Nisaa’, 34).
Dengan kelebihan itulah, maka kepada suami dibebankan tugas yang harus
dilaksanakan, antara lain:
a. Menggauli istri dengan sopan (QS An-Nisaa’, 19)
b. Memberikan nafkah batin
c. Memberikan nafkah lahir
2. Kewajiban istri dalam keluarga
a. Patuh kepada suami, selama perintah suami tidak bertentangan dengan
ajaran Islam (QS An-Nisaa’: 34)
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 15
b. Melayani kebutuhan biologis suami
c. Berterima kasih atas pemberian suami
3. Kewajiban orang tua pada anak
Di antara tugas orang tua adalah mengembangkan fitrah (potensi) yang telah
dimiliki anak agar tumbuh dan berkembang. Untuk itu maka orang tua punya
sejumlah kewajiban yakni:
a. Mencukupi kebutuhan anak akan makanan, pakaian dan tempat tidur yang
layak sesuai dengan kadar kemampuannya.
b. Menjaga keselamatan anak, sejak dalam kandungan (rahim) ibunya sampai
beranjak dewasa.
c. Mendidik anak baik secara langsung maupun memasukkannya ke dalam salah
satu lembaga pendidikan agar kelak menjadi anak yang shaleh dan sekaligus
memiliki keterampilan sebagai bekal hidupnya di masa yang akan datang
d. Selalu berdo’a untuk kebaikan anak-anak
e. Menikahkan jika sudah dewasa.
4. Kewajiban anak pada orang tua
Orang tua adalah orang yang paling besar jasanya kepada kita. Keduanya telah
menanggung kesulitan dalam memelihara dan merawat kita, sejak dalam
kandungan sampai kita lahir dan menjadi dewasa. Sebagai timbal balik, Islam
mengajarkan tuintunan bagaimana seharusnya seorang anak berbakti pada orang
tua, yakni:
a. Mematuhi perintah orang tua, kecuali dalam hal maksiat
b. Berbuat baik pada keduanya
c. Berkata dengan lemah lembut kepada keduanya
d. Merendahkan diri di hadapan keduanya
e. Berterima kasih kepadanya
f. Memohon rahmat dan maghfirah untuk keduanya
g. Setelah mereka wafat. Shalatkan jenazahnya, memohonkan rahmat dan
ampunan untuk keduanya, menyempurnakan janjinya, menghormati
sahabatnya, dan terus menjalin kekeluargaan yang pernah dibina oleh
keduanya.
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 16
2.10 Bab 10 Makanan dan Minuman dalam Islam
Halal adalah sesuatu yang tidak menimbulkan kerugian dan Allah swt.
memberikan kewenangan untuk melakukannya. Sedangkan haram adalah sesuatu
yang secara tegas dilarang oleh Allah swt. untuk dikerjakan dan pelakunya
diancam siksa dan hukuman secara permanen di akhirat bahkan terkadang
ditambah dengan sangsi di dunia. Di antara perkara yang halal dan haram tersebut
ada perkara yang syubhat, yaitu sesuatu yang dilarang oleh Allah swt. dengan
tidak permanen, tidak memberikan dampak yang merugikan dan pelakunya tidak
diancam dengan hukuman. Walaupun tingkat larangan Allah swt. terhadap
perkara yang syubhat terbilang lebih rendah dibandingkan yang haram, namun
jika dianggap enteng atau disepelekan, justru akan membawa pelakunya kepada
keharaman.
Hal-hal yang diharamkan dalam hadis nabi Muhammad Saw.
1. Bangkai
Bangkai adalah hewan-hewan yang asalnya halal secara syar’i untuk dimakan,
tetapi kemudian mati sebelum disembelih atau tidak disebut nama Allah atasnya.
Walaupun bangkai haram, tetapi ada beberapa bangkai yang dikecualikan, yaitu
bangkai ikan dan belalang. Islam memberikan pengecualian secara global
terhadap ikan dan binatang air lainnya [QS. Al Maidah: 96].
2. Darah
Maksud darah disini adalah darah yang mengalir [QS. Al An’am: 145]. Sama
dengan bangkai, ada darah yang dikecualikan yaitu limpa dan hati, sabda
Rasulullah saw.:”Telah dihalalkan bagi kita dua bangkai dan dua darah. Adapun
dua bangkai adalah bangkai ikan dan belalang, sedang dua darah adalah hati
dan limpa”. Menurut Ibnu Taimiyah termasuk dalam kategori darah yang
dibolehkan adalah sisa darah yang menempel pada daging dan tidak satu pun yang
mengharamkannya.
3. Babi
Babi adalah hewan jenis ungulata yang bermuncung panjang dan berhidung
leper. Dalam bahasa Arab dikatakan sebagai khinzir. Babi termasuk jenis hewan
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 17
omnivora bahkan lebih dari omnivora, karena babi memakan segala makanan
apapun yang ada dihadapannya. Prof. Dr. Abdul Basith menyatakan:
“Babi adalah hewan yang sangat kotor, dia biasanya memakan segala sesuatu
yang diberikan kepadanya, baik kotoran maupun bangkai bahkan kotorannya
sendiri atau kotoran manusia akan dia makan. Babi memiliki tabiat malas, tidak
suka cahaya matahari, tidak suka berjalan-jalan, sangat suka makan dan tidur,
memiliki sifat paling tamak. Semakin bertambah usia, babi akan semakin bodoh
dan malas, tidak memiliki kehendak berjuang bahkan untuk membela diri sendiri
saja enggan”.
4. Binatang yang disembelih atas nama selain Allah
Pengharaman makanan jenis ini bukan sebatas pada aspek fisik hewan tersebut
tetapi ada unsur ruhiyah yaitu penyembahan kepada selain Allah.
5. Arak
Hanya ada satu kelompok minuman yang diharamkan, yaitu khamr. Secara
bahasa khamr berarti menutup. Khamr dapat menutup akal, maksudnya peminum
khamr akan mengalami kehilangan akal sehat. Karenanya, makanan dan minuman
yang dapat menyebabkan tertutupnya akal dinamai juga khamr. Yang dimaksud
dengan khamr disini adalah setiap minuman yang memabukkan sebagaimana
sabda Rasulullah saw.:”Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap khamr
itu diharamkan” (HR. Ahmad).
2.11 Bab 11 Konsep Dasar Ekonomi dan Transaksi dalam Sistem Muamalah
Islam
Mu’amalah adalah ajaran Islam yang menyangkut aturan-aturan dalam menata
hubungan antar sesama manusia agar tecipta keadilan dan kedamaian dalam
kebersamaan hidup manusia. Aspek mu’amalah ini merupakan bagian yang
prinsipal dalam Islam karena dengannyalah kehidupan bersama manusia ditata
agar tidak terjadi persengketaan dalam mengadakan kontak sosial antara satu
pihak dengan pihak lainnya di masyarakat.
Konsep Dasar Mu’amalah dalam Islam dibangun atas suatu asumsi tentang
fungsi manusia menurut ajaran Islam sebagai khalifah di muka bumi, yang
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 18
bertugas menata kehidupan sebaik mungkin sehingga tercipta kedamaian dalam
hidup di tengah perkembangan budaya manusia yang dinamis.
Dalam membentuk sistem perekonomian, Islam telah menetapkan prinsip-
prinsip yang mesti di jadikan acuan dalam melaksanakannya. Prinsip-prinsip
tersebut adalah:
1. Harta yang baik merupakan tulang punggung kehidupan, wajib dicari, dikelola,
dan diinvestasikan secara baik
2. Setiap orang yang mampu dan punya potensi untuk bekerja, mesti bekerja dan
mencari penghasilan
3. Sumber-sumber alami perlu dicari dan segala materi dan energi yang ada wajib
dimanfaatkan
4. Sumber-sumber pemasukan tidak boleh diperoleh dari usaha yang tidak baik
5. Kegiatan ekonomi harus mendekatkan jarak antara berbagai lapisan masyarakat
yang berbeda-beda, baik pada golongan kaya raya maupun golongan fakir
6. Perlu ada jaminan sosial bagi setiap warga dan perlindungan atas kehidupan
dan ada usaha untuk memberikan kesenangan dan ketenangan bagi mereka
7. Mendorong pengeluaran dan infak dalam kebajikan, membangun solidaritas
antar warga, dan mewajibkan kerjasama atas dasar kebajikan dan takwa
8. Harta ditetapkan sebagai barang terhormat, pemilikan pribadi dihormati selama
pengguaannya tidak melanggar kepentingan umum
9. Sistem transaksi material disusun berdasarkan aturan yang adil, yaitu
mengontrol pihak yang kuat dan melindungi pihak yang lemah
10. Negara bertanggungjawab melindungi berjalannya sistem perekonomian
Islam mengakui pemilikan harta pribadi, baik laki-laki maupun perempuan,
anak-anak maupun orang dewasa. Oleh karena itu, Islam memberikan hak kepada
pemiliknya untuk menjaga dan mempertahankannya dari perampasan secara tidak
sah, dan tidak seorang pun berhak mengambilnya tanpa kerelaannya.Mengikuti
hak pemilikan adalah hak pengelolaan, penggunaan, dan pengembangan harta
oleh pemiliknya dengan syarat dilakukan dengan cara-cara yang baik dan halal
serta sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama.
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 19
Islam melarang pemilikan harta yang diperoleh melalui usaha yang tidak
memberikan kemaslahatan pada umum atau yang menimbulkan kerusakan dan
kebinasaan, seperti:
1. Riba
2. Pencurian, perampokan, korupsi, mengambil hak milik orang lain, mengambil
milik umum yang bukan haknya
3. Perdagangan-perdagangan barang yang merusak kesehatan dan kewarasan
pikiran dan barang-barang yang diharamkan agama, seperti minuman yang
memabukkan
4. Bisnis judi, hiburan maksiat, pelacuran, dan segala yang meruntuhkan moral
dan budi
5. Penyuapan dan pemberian komisi-komisi yang dapat menghancurkan nilai hak
dan kesanggupan
6. Perdagangan secara licik dalam bentuk:
a. Ihtikar (menimbun barang)
b. Manipulasi (ghasy)
c. Bersumpah atas barang dagangan, agar pembeli percaya dan setuju atas
penawarannya
d. Iklan yang menipu dan promosi yang tidak jujur
Transaksi dalam kegiatan ekonomi dapat berupa:
1. Transaksi jual beli
Ketentuan dalam transaksi jual beli:
a. Bila transaksi sudah dilakukan dengan seseorang, maka orang lain tidak boleh
mengintervensi dan melakukan transaksi kedua
b. Mempertimbangkan pilihan dibolehkan dengan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan
c. Transaksi dagang hanya boleh dilakukan untuk barang yang sudah ada dan
dapat dikenali segala identitasnya
d. Tidak diperbolehkan bersumpah dalam transaksi dagang
e. Dalam transaksi jual beli dianjurkan ada saksi
2. Transaksi utang piutang
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 20
Beberapa petunjuk Islam tentang utang piutang:
a. Mengutangkan (memberi pinjaman) kepada orang lain adalah merupakan
suatu kebajikan
b. Transaksi utang piutang hendaklah dicatat dan dipersaksikan dengan dua
orang saksi yang adil
c. Tidak boleh mencari keuntungan dari utang
d. Orang yang mengutang dianjurkan untuk memberikan kelebihan pembayaran
utang secara sukarela
3. Transaksi sewa menyewa
4. Transaksi upah mengupah, dan sebagainya.
2.12 Bab 12 Etos Kerja dan Entrepreneurship
Kebahagiaan merupakan tujuan hidup seseorang. Dan orang Islam meletakkan
kebahagiaannya dalam bingkai keridhoan Allah Swt. Jika dalam perjalanan hidup
kita dapat mencapai apa yang diinginkan sejalan dengan keridhoan Allah Swt,
maka kita sudah mendapat kebahagiaan.
Ada banyak jalan bagi seseorang untuk memperoleh rizki. Ada orang yang
memperoleh rizki karena adanya warisan. Ada juga orang yang memperoleh rizki
dari hadiah, pemberian orang undian, berdagang, bertani, bekerja, berwirausaha,
dll. Dari macam-macam jalan untuk memperoleh rizki itu, semuanya dapat
dikelompokkan menjadi dua saja, yaitu: Pertama, Pemberian pihak lain. Kedua,
Berusaha atau bekerja.
Rizki dari pemberian orang lain, dapat terjadi karena hubungan kekeluargaan,
perkawinan atau karena hubungan persahabatan. Pemberian yang timbul karena
kekeluargaan dapat berupa warisan atau shadaqah, karena hubungan perkawinan
dapat berupa nafkah, warisan, atau hibah.Bentuk yang kedua dalam memperoleh
rizki adalah dengan cara bekerja dan berusaha untuk mengeksploitasi sumber-
sumber alam secara langsung berupa barang atau jasa. Keutamaan dan pentingnya
bekerja dan berusaha sebagai jalan untuk mendapatkan rizki ditegaskan kembali
oleh Rasulullah saw. Dalam haditsnya: “Tidak seorang pun memakan satu
makanan yang lebih baik dari pada yang dia makan dari hasil kerja tangannya, dan
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 21
sesungguhnya Nabi Allah, Daud itu makan dari hasil kerja tangannya”. (HR.
Bukhari)
Dari ayat-ayat dan hadits tersebut di atas, jelas bagi kita bahwa jalan yang
utama untuk memperoleh rizki dari Allah adalah dengan bekerja dan berusaha.
Usaha memperoleh rizki dengan meminta-minta tidak dikehendaki di dalam
islam.Mencari dan menjemput rizki merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam,
Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kalian
berusaha. Maka oleh sebab itu hendaklah kalian berusaha”. (HR. Tabrani)
Tidak dapat disangkal bahwa setiap usaha pada dasarnya mencari untung atau
laba, tetapi bagi seorang pengusaha Muslim keuntungan materi bukanlah sebagai
tujuan akhir. Keuntungan atau laba yang diperolehnya akan dijadikan sebagai
sarana untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah swt.
Adapun manfaat dan hikmah yang diperoleh dari berusaha, di antaranya:
1. Membina ketentraman dan kebahagiaan
2. Memenuhi nafkah keluarga
3. Memenuhi hajat masyarakat
4. Sarana ibadah
5. Shadaqah
6. Menolak kemunkaran
Buchari Alma (2005:4) menemukan beberapa keuntungan yang akan
diperoleh dengan berwirausaha dan beberapa kelemahannya, yaitu:
1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri
2. Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi
seseorang secara penuh
3. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal
4. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit
5. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos
Adapun kelemahan-kelemahannya, yaitu:
1. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko
2. Bekerja keras dan jam kerjanya panjang
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 22
3. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil, sebab dia
harus berhemat
4. Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus dia buat
walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.
Sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh
karyawan sesuai dengan etika wirausaha adalah:
1. Jujur dalam bertindak dan bersikap
2. Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas
3. Selalu murah senyum
4. Lemah lembut dan ramah-tamah
5. Sopan santun dan hormat
6. Selalu ceria dan pandai bergaul
7. Fleksibel dan memiliki rasa tanggung jawab
8. Serius dan suka menolong pelanggan
9. Rasa memiliki perusahaan yang tinggi.
2.13 Bab 13 Akhlak dan Tasawuf
Akhlak berkaitan dengan ajaran bagaimana seharusnya seorang (manusia)
bertindak sehingga ia dapat mengukur dan diukur moralitasnya. Dengan begitu ia
dapat ditentukan, apakah ia bermoral atau tidak bermoral, berdasarkan kaidah-
kaidah moral yang telah ditetapkan Islam.Dengan ajaran akhlak, manusia, baik
sebagai pribadi-pribadi atau secara bersama-sama, dibersihkan jiwanya,
ditingkatkan derajat moral kemanusiaannya, dan dijauhkan dari dorongan-
dorongan dan kecenderungan-kecenderungan untuk melakukan tindakan yang
mungkin dapat merugikan dirinya sendiri, atau orang lain, yang akhirnya
merugikan kemanusiaan itu sendiri.Iman yang terbesit dalam hati dan pelaksanaan
ketentuan syari’ah tidak ada maknanya dan nilai praktisnya apabila efeknya tidak
tampak dalam bentuk perilaku yang baik dan terpuji.
Akhlak sebagai ajaran tentang moral dalam Islam mencakup dimensi yang
sangat luas, meliputi seluruh aspek hubungan yang terjalin pada manusia,
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 23
termasuk pada dirinya sendiri dan kepada Allah juga dengan alam sekitarnya.
Oleh karena itu, norma-norma yang Islami meliputi:
a. Akhlak terhadap Allah
b. Akhlak pada diri sendiri
c. Akhlak terhadap sesama manusia
d. Akhlak terhadap lingkungan alam
Tasawuf adalah suatu cabang dari ilmu ke-Islaman yang lebih menekankan
pada tujuan pembersihan diri melalui penerapan ajaran-ajaran akhlak secara
sistematis dan peresapan nilai-nilai agama secara bathiniyah. Ajaran-ajaran
tasawuf mengambil sumber dari ayat-ayat suci Al-Quran; perikehidupan, perilaku,
dan perkataan Rasulullah saw.
Tashawwuf secara historis berkaitan dengan zuhud (zuhd, asketisme), secara
leksis berkaitan dengan kata shûf, dan secara semantik berkaitan dengan
tazkiyatun-nafs (penyucian diri dan akhlak). Ada empat akar kata yang diberikan
terhadap kata tashawwuf, di antaranya:
1. Diambil dari kata bahasa Arab shafa atau shafwun, yang berarti bersih.
2. Diturunkan dari istilah Ahlus-Shuffah (Penghuni Serambi), yaitu mereka yang
tinggal di masjid Nabi saw. Selama beliau masih hidup.
3. Akar kata dari as-shuf artinya bulu domba, karena mengenakan pakaian bulu
domba merupakan kebiasaan orang-orang shaleh di Kuffah.
4. berakar dari kata shuffatul-kaffa artinya sepon halus, yang menunjuk kepada
kaum Sufi yang hatinya begitu halus karena kebersihannya.
Di dalam ilmu tasawuf dikenal jenjang-jenjangyang harus ditempuh oleh para
salik (murid tasawuf) untuk mencapai ma’rifat.
Yang termasuk ke dalam Maqamat, yaitu:
1. Taubat (proses menjauhkan diri dari dosa-dosa)
2. Zuhud (penjauhan diri dari kesenangan duniawi)
3. Wara’ (penjauhan diri dari hal-hal yang tidak jelas halal haramnya)
4. Faqar (tidak menuntut lebih dari apa yang diperlukan)
5. Shabr (tahan uji dalam segala urusan)
6. Ridha (rela atas segala keputusan Allah swt.)
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 24
7. Tawakkal (penyerahan hasil usaha kepada keputusan Allah swt.)
Yang termasuk ke dalam Ahwal, yaitu:
1. Muraqabah (rasa kedekatan)
2. Mahabbah (rasa kecintaan)
3. Khauf (rasa takut dan khawatir)
4. Raja (rasa penuh harap)
5. Syauq (rasa kerinduan)
6. Ins (rasa kelembutan, keakraban)
7. Thuma’niinah (rasa ketentraman dan ketenangan jiwa)
8. Musyaahadah (rasa penyaksian)
9. Yaqin (rasa kepastian), dan seterusnya.
2.14 Bab 14 Dakwah dan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar
Pengertian dakwah menurut bahasa berarti memanggil, menanamkan,
mengundang, menyeru, mengajak, mendo’akan yang terkandung di dalamnya,
artinya menyampaikan sesuatu kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan pengertian dakwah menurut istilah secara umum adalah suatu ilmu
pengetahuan yang berisikan cara-cara, tuntunan, bagaimana seharusnya menarik
perhatian manusia untuk menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat dan
pekerjaan tertentu.
Adapun tujuan dakwah ialah:
1. Menurut M. Natsir :
a. Memanggil kita kepada syari’at, untuk memecahkan persoalan hidup
b. Memanggil kita pada fungsi hidup kita sebagai hamba Allah
c. Memanggil kita pada tujuan jhidup yang hakiki, yakni menyembah Allah
2. Menurut pendapat Rafiuddin, tujuan dakwah adalah: mengajak manusia ke
jalan Allah, jalan yang benar, mempengaruhi cara berpikir manusia, cara
bersikap, berbicara, dan bertindak agar sesuai dengan prinsip-prinsip Islam
3. Menurut Barmawie Umari, tujuan dakwah adalah untuk memenuhi perintah
Allah dalam firman-Nya:
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 25
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik”. (QS. Ali Imran: 110)
Islam memiliki cita-cita sosial yang sangat indah, memiliki visi, misi, dan
strategi perubahan yang jelas. Konsep umatan wasatha [QS.2:43] menempatkan
komunitas muslim pada posisi moderasi dan berfungsi teladan dan patron
(syuhada) bagi yang lain sebagai konsekuensi dari kebenaran dan keadilan yang
diaktualisasikannya.Cita-cita kemuliaan Islam dan umatnya bukan untuk
ditunggu, melainkan harus diupayakan dan diperjuangkan dengan sungguh-
sungguh. Islam tidak mungkin bekerja sendiri dalam diri manusia. Dan di antara
strategi penting untuk mengawal dan menegakkan kemuliaan hidup muslim
adalah Amar Ma’ruf Nahyi Munkar. Itulah sebabnya Al-Ghazali mengatakan
bahwa Amar Ma’ruf dan Nahyi Munkar merupakan puncak kepentingan dalam
Islam, untuk itulah para Rasul diutus.
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa melihat kemunkaran hendaklah ia
merubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan
jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya, dan tindakan itu merupakan
selemah-lemah iman”. Hadits ini langsung menetapkan adanya tiga tingkat
strategi pencegahan kemunkaran, yaitu:
1. Dengan tangan yang dapat diartikan kekuasaan atau kewenangan.
2. Dengan lisan, yakni segala bentuk ucapan atau tulisan yang berupa ajakan atau
nasehat.
3. Dengan hati. Orang yang tidak mampu mencegahnya dengan tindakan dan
ucapan, tidak berarti ia hanya diam, memejamkan mata dan menutup telinga.
Sebab, jika hanya demikian, walaupun hatinya benar-benar mengingkarinya,
sikap itu tidak memiliki pengaruh apa-apa. Bahkan jika pengingkaran itu hanya
terkubur dalam hatinya, tidak ada sikap konkrit yang memperlihatkan suasana
batinnya, maka sama saja dengan membiarkan atau merestui kemunkaran
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 26
tersebut. Seyogyanya pengingkaran hati tersebut dapat dibaca melalui sikap
yang nyata.
Sementara untuk mengenal kebaikan, Islam memasukkan jihad sebagai salah
satu ajarannya dan sebagai perisai kebaikan, bahkan Islam menyuruh manusia
untuk memperjuangkan kebenaran hingga kekuatan kebatilan hancur terkalahkan
(QS Al-Anbiya, 18). Kebenaran akan selamanya berhadapan dengan kebatilan,
bahkan Imam Ali as. mengingatkan bahwa kekuatan kebenaran yang tidak
terorganisir dan tersistematis akan dengan mudah dikalahkan oleh kekuatan
kebatilan yang terorganisir dan sistematis.
Jihad harus membuahkan terpeliharanya jiwa, terwujudnya kemanusiaan yang
adil dan beradab, menebarnya senyum, dan terhapusnya air mata, serta
pemerataan kesejahteraan. Bumi adalah gelanggang perjuangan (jihad), karena itu
jihad akan terus berlanjut hingga hari kiamat. Al-Quran meperkenalkan lima
macam jihad, yaitu:
1. Jihad dengan harta (amwal)
2. Jihad dengan fisik(nafs dalam arti diri)
3. Jihad dengan nyawa atau jiwa (nafs dalam arti nyawa atau jiwa)
4. Jihad dengan totalitas manusia (pengertian nafs yang mencakup nyawa, emosi,
pengetahuan, tenaga, pikiran)
5. Jihad dengan apapun sesuai bentuk serangan lawan.
2.15 Bab 15 Islam dan Isu-Isu Kontemporer
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu demos dan kratos
yang secara kasar dapat diterjemahkan sebagai kekuasaan rakyat. Berdasarkan
definisinya, istilah ini bermakna bahwa kewenangan melegislasi hukum dan
aturan terletak di tangan rakyat. Dengan kata lain, rakyat adalah pemegang
kedaulatan. Demokrasi adalah sistem yang menempatkan kedudukan manusia
pada tempat yang menjadi hak Allah. Manusia yang lemah, penuh kontadiksi dan
terbatas diberi kekuasaan untuk menetukan mana yang benar dan mana yang
salah. Maka, ketika membuat hukum dan aturan yang mengikat seluruh anggota
masyarakat, mereka hanya mengikuti keinginan dan kehendak rakyat, serta tidak
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 27
akan pernah bisa menyingkirkan berbagai prasangka, kekeliruan, dan kebodohan
mereka.
Demokrasi lahir dilatarbelakangi oleh keberadaan para penguasa di Eropa
yang mengklaim bahwa seorang penguasa adalah wakil Tuhan di bumi dan berhak
memerintah rakyat berdasarkan kekuasaan-Nya. Mereka beranggapan bahwa
Tuhan telah memberi mereka kewenangan untuk membuat hukum sekaligus
menerapkannya. Dengan kata lain, seorang penguasa dianggap memiliki
kewenangan mutlak untuk memerintah rakyat dengan peraturan yang dibuatnya
sendiri, karena kekuasaan mereka berpijak pada kekuasaan yang bersumber dari
Tuhan, bukan dari rakyat. Akibatnya, mereka secara leluasa menzalimi dan
menguasai rakyat-sebagaimana halnya pemilik budak secara leluasa menguasai
budaknya-atas nama anggapan yang mereka dakwakan.
Islam memandang kaum perempuan sebagai suatu kemuliaan yang harus
dipelihara dan diperlakukan dengan penuh penghormatan. Islam menegaskan
bahwa Allah swt. menciptakan laki-laki dan perempuan semata-mata agar mereka
beribadah kepada-Nya. Di mata Allah, tidak ada perbedaan antara kaum laki-laki
dan perempuan dari sudut pandang kedudukannya, kecuali dalam hal
ketakwaannya.Oleh sebab itu, tidak ada ruang bagi istilah “kesetaraan” dalam
syari’at Islam. Kesetaraan bukan merupakan suatu masalah yang mesti dibahas.
Namun, kesetaraan antara kaum laki-laki dan perempuan merupakan suatu
masalah bagi masyarakat Barat, karena peradaban Barat memandang bahwa kaum
laki-laki lebih unggul ketimbang kaum perempuan.
Ketika masyarakat Eropa tengah mengalami masa-masa kegelapan, dimana
terjadi berbagai bentuk penindasan dan ketidakadilan terhadap kaum perempuan,
tetapi Islam memberikan kepada kaum perempuan hak untuk mendapatkan harta
warisan, hak untuk bekerja, hak memiliki harta pribadi, hak pilih dalam pemilu,
hak ikut serta dalam kehidupan umum, hak menjadi anggota majelis syura, hak
untuk belajar dan menjadi orang yang terpelajar, dan hak-hak lainnya. Hak-hak ini
sudah diberikan oleh Islam sejak lebih dari 1400 tahun yang lalu, tanpa harus ada
tuntutan dari gerakan-gerakan perempuan atau pihak-pihak lainnya.
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 28
BAB 3
ANALISIS DAN KOMENTAR
Pendidikan selain sebagai media pembelajaran juga memiliki implikasi
sebagai agen sosialisasi nilai-nilai atau fenomena-fenomena yang ada dalam
masyarakat. Salah satu media untuk belajar adalah buku. Buku mempunyai
implikasi psikologis yang besar bagi peserta didik sehingga penting diketahui
nilai-nilai gender yang termuat. Dalam penulisan buku ini, penulis menyertakan
dalil-dalil kontekstual yang bersumber dari Alquran dan Hadis dan ini merupakan
salah satu kelebihan buku karya tim dosen Pendidikan Agama Islam. Kekurangan
buku ini hanya ada dalam cara penulisan yang kurang sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan dalam Bahasa Indonesia. Secara umum buku ini sangat bagus dan
mendidik.
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 29
BAB 4
KESIMPULAN
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah kepada manusia melalui
Rasul-Nya. Isinya menjelaskan tentang hukum yang mengatur hubungan manusia
dengan Allah sebagai Tuhannya, hubungan manusia dengan manusia, dan
hubungan manusia dengan alam semesta. Dengan agama inilah Allah menutup
agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-
hambaNya. Dengan Agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas
mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka peluk.
Oleh sebab itu, tidaka ada satu agama pun yang diterima selain Islam.
Islam adalah agama yang kekal abadi. Agama yang memiliki konsep yang tak
akan pernah mengalami perubahan sedikitpun. Artinya, Agama Islam yang
berabad-abad lalu adalah Agama Islam yang ada berabad-abad yang akan datang.
Karena itu, konsep akidah yang ada dalam Islam dahulu dengan yang sekarang
dan yang akan datang tetaplah sama. Yaitu, sama-sama menyatakan bahwa tiada
tuhan selain Allah Swt.
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 30
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam. 2009. Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup.
Value Press: Bandung.
Alifah Ulfah/1005151/Pendidikan Teknologi Agroindustri/UPI Page 31