Resume

44
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di antara tiga lempeng utama di dunia yaitu lempeng Australia, Eurasia dan Pasifik. Letak geografis seperti itu di Indonesia sering terjadi gempa bumi, aktivitas magmatisme, vulkanisme dan proses-proses geologi lainnya. Hal tersebut menyebabkan Indonesia sering terjadi bencana alam yang tidak sedikit merugikan secara materi dan moril bagi rakyatnya, akan tetapi di sisi lain hal tersebut perlu disyukuri karena dengan aktivitas tektonik tersebut Indonesia memiliki endapan bahan galian yang memiliki nilai ekonomis yang akan dapat dimaanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Menyikapi kondisi geologi yang ada di Indonesia pemahaman mengenai endapan bahan galian, keterbentukannya dan keterdapatannya merupakan hal yang mendasari dalam pengelompokan jenis endapan bahan galian berdasarkan komoditi ekonomisnya. Pengelompokan juga menjadi aspek yang perlu dipahami dalam menentukan tahapan-tahapan kegiatan eksplorasi dalam rangka studi mula jadinya suatu endapan bahan galian, mencari keterdapatan endapan bahan galian dan memperhitungkan jumlah cadangan yang ekonomis untuk ditambang. 1

description

Tugas deui

Transcript of Resume

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangIndonesia merupakan negara yang terletak di antara tiga lempeng utama di dunia yaitu lempeng Australia, Eurasia dan Pasifik. Letak geografis seperti itu di Indonesia sering terjadi gempa bumi, aktivitas magmatisme, vulkanisme dan proses-proses geologi lainnya. Hal tersebut menyebabkan Indonesia sering terjadi bencana alam yang tidak sedikit merugikan secara materi dan moril bagi rakyatnya, akan tetapi di sisi lain hal tersebut perlu disyukuri karena dengan aktivitas tektonik tersebut Indonesia memiliki endapan bahan galian yang memiliki nilai ekonomis yang akan dapat dimaanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Menyikapi kondisi geologi yang ada di Indonesia pemahaman mengenai endapan bahan galian, keterbentukannya dan keterdapatannya merupakan hal yang mendasari dalam pengelompokan jenis endapan bahan galian berdasarkan komoditi ekonomisnya. Pengelompokan juga menjadi aspek yang perlu dipahami dalam menentukan tahapan-tahapan kegiatan eksplorasi dalam rangka studi mula jadinya suatu endapan bahan galian, mencari keterdapatan endapan bahan galian dan memperhitungkan jumlah cadangan yang ekonomis untuk ditambang.

1.2Maksud dan Tujuan 1.2.1MaksudMaksud dari praktikum Jenis, Tipe dan Bentuk Endapan Bahan Galian Di Indonesia adalah untuk mempelajari dan memahami definisi dari endapan bahan galian, tipe dan jenis endapan bahan galian di Indonesia dan bentuk tubuh dari endapan bahan galian.

1.2.2Tujuan1.Untuk dapat memahami dan mempelajari jenis, tipe dan bentuk endapan bahan galian. 2.Untuk dapat mempelajari dan pendeskripsian mineral sehingga dapat menentukan jenis, tipe dan bentuk tubuh dari mineral tersebut.3.Untuk dapat melakukan analisa perbandingan beberapa proses keterbentukan dari suatu mineral.

BAB IILANDASAN TEORI

2.1Definisi Endapan Bahan GalianEndapan bahan galian merupakan hasil dari suatu aktivitas magmatisme serta proses-proses geologi yang bekerja di dalam kerak bumi selama jutaan tahun, akibat dari proses-proses tersebut materi-materi berharga pada kerak bumi mengendap secara alamiah dan dapat dimanfatkan secara ekonomis.

2.2Proses Terbentuknya Endapan Bahan GalianAda empat jenis proses pengendapan endapan bahan galian yaitu :2.1.1.Endapan PrimerEndapan primer adalah endapan yang terbentuk akibat kontak langsung dengan aktivitas magma. Ada 5 jenis endapan primer yaitu :1. Endapan Konsentrasi MagmatisEndapan konsentrasi magmatisme merupakan endapan produk magmatis yang terkristalisasi langsung dari magma akibat adanya reaksi antara fluida pembawa bijih dengan batuan induknya. Sebenarnya endapan ini adalah batuan beku intrusif dalam dan intermediet-basa itu sendiri dengan komposisi batuan yang mengandung unsur-unsur mineral logam yang ekonomis.

Sumber : Bahan Ajar Mata Kuliah Ganesa Bahan GalianGambar 2.1Endapan Primer

2.Endapan Metasomatis KontakEndapan yang terbentuk secara metasomatisme kontak merupakan hasil intrusi magma bersuhu 5000 10000 C yang menerobos batuan samping disekitarnya sehingga terjadi penambahan unsur dari magma akibat kontak tersebut.

Sumber : Bahan Ajar Mata Kuliah Ganesa Bahan GalianGambar 2.2Endapan Metasomatis Kontak3.Endapan HidrotermalEndapan hidrotermal terbentuk dari larutan magma sisa bersuhu 500 5000 C yang mengalami ubahan epigenik dan kaya akan mineral logam berharga atau bisa dikatakan juga sebaga produk akhir dari proses difrensiasi magma. Dalam proses perjalanannya menuju permukaan melalui rekahan batuan larutan hidrotermal akan mengendapkan unsur-unsur yang dibawanya menjadi cavity filling deposits dan replacement deposite. Pengendapan larutan hidrotermal biasanya dikontrol oleh faktor faktor geologi seperti : Sifat-sifat kimia dan fisika dari batuan asal. Struktur batuan asal Intrusi. Kedalaman formasi. Penggantian ukuran butir

Sumber : Bahan Ajar Mata Kuliah Ganesa Bahan GalianGambar 2.3Endapan Hidrotermal4.Endapan Vulkanis Endapan Vulkanis merupakan endapan yang terbentuk akibat aktivitas vulkanisme antara lain aliran lava, bahan-bahan valatil dan sumber sumber air panas.

Sumber : Bahan Ajar Mata Kuliah Ganesa Bahan GalianGambar 2.4Endapan Vulkanis5.Endapan PegmatisEndapan Pegmatisme adalah endapan yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Kristalisasi dari suatu magma menyebabkan perubahan konsentrasi dari bahan-bahan uap.

2.2.2Endapan SekunderEndapan sekunder adalah endapan yang terbentuk dari proses pelapukan-transportasi-terendapkan-terkompaksi-terdiagenesa yang merupakan proses kimia, sedangkan proses fisika adalah gabungan dari keduanya. Pada umumnya proses pelapukan pada endapan sekunder dapat dibagi menjadi dua antara lain :1. Pelapukan Mekanis Pelapukan mekanis akan menghasilkan endapan placer, tetapi tidak menghasilkan mineral-mineral baru.2. Pelapukan kimiaPelapukan kimia akan menghasilkan mineral-mineral baru yang berasal dari aktivitas kimiawi terhadap endapan-endapan mineral yang belum tersingkap, endapan-endapan mineral dengan kadar logam yang rendah dan gangue mineral.Endapan sekunder dapat digolongkan menjadi dua yaitu : 1.Endapan Konsentrasi ResiduKonsentrasi residu merupakan hasil dari pengumpulan daripada mineral-mineral berharga setelah mineral-mineral pengotor pada endapan bijih terbawa/larut selama proses pelapukan. 2. Endapan Konsentrasi MekanisMerupakan endapan yang terbentuk akibat dari pelepasan mineral-mineral stabil dari matriksnya.

NodulEndapan LautEndapan RawaEndapan ReplcamentAluviumKoloviumLateritMineralisasi Primer Sumber : Bahan Ajar Mata Kuliah Ganesa Bahan GalianGambar 2.5Endapan Sekunder3.Endapan Sedimenter Endapan sedimenter merupakan endapan yang tidak hanya membentuk batuan-batuan sedimen saja tetapi juga bisa membentuk endapan-endapan bijih yang ekonomis, misalnya endapan-endapan magan, tembaga, fosfat, batubara, oil shale, karbonat dan lain-lain. Endapan ini biasanya terdiri dari bahan-bahan anorganik maupun organic dan batuan asalnya adalah batuan-batuan lain yang sudah mengalami disintegrasi. Pembentukan endapan-endapan sedimen terdiri dari : Bahan-bahan yang diendapkan dari batuan lain. Pengumpulan bahan-bahan tersebut oleh larutan atau proses-proses lain. Transportasi ketempat pengendapan. Deposisi bahan-bahan tersebut dicekungan.4.Endapan MetamorfismeEndapan metamorfisme merupakan endapan yang terbentuk akibat pengaruh dari suhu dan tekanan dimana mineral-mineral yang sudah ada sebelumnya terubahkan menjadi sususnan mineral baru,

Sumber : Bahan Ajar Mata Kuliah Ganesa Bahan GalianGambar 2.6Endapan Metamorfisme2.3Bentuk Endapan Bahan Galian2.3.1Isometri Isometrik merupakan bentuk tubuh endapan bahan galian atau mineral yang memiliki ukuran panjang, lebar dan ketebalan yang relatif sama. Contoh bahan galian Cu-Au porfiri, Cu-Mo porfiri dan granit.

Sumber : Bahan Ajar Mata Kuliah Ganesa Bahan GalianFoto 2.1Bentuh Bahan Galian Isometris2.3.2 LapisanLapisan adalah merupakan hasil dari proses sedimentasi yang menghasilkan bidang-bidang batas satuan sedimen.yang biasanya memiliki ciri seperti berupa ketebalan yang berlapis tipis, sedang dan tebal. Lapisan biasanya dijumpai pada batubara, lempung, pasir, lanau dan lain-lain..

Sumber : Bahan Ajar Mata Kuliah Ganesa Bahan GalianFoto 2.2Lapisan Batubara2.3.3UratUrat (Vein) merupakan rekahan pada batuan yang mengalami proses mineralisasi, sehingga rekahan tersebuit terisi oleh mineral-mineral tersebut. berikut adalah contoh dari vein :1. Fissure Vein Fissure vein merupakan tubuh bijih yang berbentuk tabular2.Ladder VeinLadder vein adalah vein yang pendek dan merupakan cabang dari dike.3. Chambered VeinChambered vein adalah vein yang berbentuk irregular dan terbreksiasi terutama pada hanging wall-nya.4. Sheeled VeinSheeled Vein adalah vein yang berbentuk rapat dan pararel.5. Linked VeinLinked Vein adalah vein yang pararel dan berhubungan dengan diagonal veinlets.

Sumber : Bahan Ajar Mata Kuliah Ganesa Bahan GalianFoto 2.3Vein2.3.4 LensaLensa adalah bentuk tubuh bahan galian atau mineral pada bahan galian yang terbentuk pada proses penerobosan magma dengan batuan sampingnya. Bentuk tubuh lensa ini biasanya memiliki bentuk seperti lensa-lensa pada suatu massa batuan dengan warna yang berbeda. Bentuk lensa ini biasanya terdapat pada endapan bahan galian bertipe skarn.2.3.5 Kantong (Pocket)Kantong (pocket) merupakan bentuk tubuh dari endapan bahan galian yang berkaitan erat dengan peristiwa tektonik dan aktivitas magmatisme yang menerobos massa batuan tuannya sehingga membentuk seperti kantong-kaontong mineralisasi, Pada kantong mineral ini juga sering terjadinya proses rekristalisasi dan alterasi.

2.4Penggolongan Bahan Galian Di IndonesiaMenurut UU No. 11 Tahun 1967 yang berisi tentang ketentuan-ketentuan pokok pertambangan jenis endapan bahan galian dibagi menjadi tiga jenis/golongan yaitu :1. Bahan galian golongan A, yaitu merupakan bahan galian yang dapat digunakan untuk kepentingan perekonomian negara maupun pertahanan negara. Contoh bahan galian golongan A yaitu minyak bumi, radium, batubara dan uranium.2. Bahan galian golongan B, yaitu bahan galian yang menyangkut kepentingan rakyat Indonesia dan mampu meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia. Contoh bahan galian jenis B yaitu besi, emas, platina, arsen dan perak.3. Bahan galian golongan C, yaitu bahan galian industry. Contoh bahan galian golongan C yaitu batu andesit, gamping, granit, dolomite dan kalsit.Semenjak berlakunya UU No. 4 Tahun 2009 terjadi perubahan penggolongan bahan galian sebagai berikut :1. Bahan Galian LogamBahan galian logam merupakan bahan galian yang apabila diolah dengan teknologi yang tepat akan dapat diambil dan dimanfaatkan bijih logamnya, yaitu timah, emas, perak, besi, tembaga dan lain-lain.2. Bahan Galian IndustriBahan galian industri merupakan bahan galian yang sepenuhnya dimanfaatkan untuk kebutuhan industri, yaitu batu gamping, batu andesit, dolomite, gipsum, halite, talk, kaolin dan tras.3. Bahan Galian EnergiBahan galian energi merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk kebutuhan energi seperti pembangkit listrik, bahan bakar motor maupun mobil dan lain-lain, yaitu minyak bumi, gas dan batubara.

BAB IIITUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas 1.Mendeskripsikan 10 buah mineral berdasarkan sifat fisiknya serta menentukan bentu tubuh, tipe dan sebaran masing-masing dari jenis endapan bahan galian tersebut.

3.2PembahasanPendeskripsian terhadap kenampakan fisik dari suatu endapan bahan galian yang terdiri dari beberapa mineral penyusunnya merupakan cara yang sederhana namun efektif dalam rangka menentukan keterbentukannya, keterdapatannya, bentuk tubuhnya dan tipe sebaranya. Pendeskripsian juga membantu dalam menentukan pola dan metode sampling yang sesuai dengan kenampakan dari endapan bahan galian, tidak sebatas hanya dalam kegiatan pemercontoh saja tetapi mempermudah ke tahapan selanjutnya yaitu merupakan tahapan analisis kimia laboratorium dalam menentukan kadar dari mineral yang dianggap ekonomis untuk di tambang. Melihat hal tersebut maka dalam segala kegiatan pendeskripsian suatu sample harus dilakukan sebaik dan sedetail penting karena pendeskripsian sample berperan penting dalam segala aspek kegiatan eksplorasi.

2

1. LE/01/05/03/2015No sample : LE/01/05/03/2015 Lokasi : Laboratorium Eksplorasi

No Mineral1234

WarnaBlackWhite

KilapLogamKaca

Kekerasan2.5 5.57

KemagnetanDiamagnetikDiamagnetik

PecahanMenyeratConcoidal

BelahanSangat nyataSempurna

GoresHitamPutih

%95 %5 %

Nama MineralGalena (Pbs)Kuarsa(SiO2 )

NoBentuk TubuhTipe dan Sebaran BijihKeterangan

1LensaMetasomatik Kontak & MassiveMerupakan hasil intrusi magma yang menerobos batuan samping sehingga terjadi proses keterbentukan mineral logam.

Foto

Sketsa

Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015

2. LE/02/05/03/2015No sample : LE/02/05/03/15 Lokasi : Laboratorium Eksplorasi

No Mineral1234

WarnaGoldLight PinkWhite

KilapLogamNon LogamKaca

Kekerasan5.567

KemagnetanDiamagnetkDiamagnetikDiamagnet-ik

PecahanBergerigiConcoidalConcoidal

BelahanTidak SempurnaSempu-rnaSempurna

GoresHitamPutihPutih

%15 %50 %

Nama MineralPirit (FeS2)Ortoklas (KAlS3O8)Kuarsa (SiO2)

NoBentuk TubuhTipe dan Sebaran BijihKeterangan

1IsometrisHidrotermal & Tidak merataMineral Sulfida dapat terbentuk saat magma yang mengandung konsentrasi logam-logam tersebut mengalami pengkristalan kembali

Foto

Sketsa

Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015 3. LE/03/05/03/2015No sample : LE/03/05/03/15 Lokasi : Laboratorium Eksplorasi

No Mineral1234

WarnaLight PinkWhite AzureBlack

KilapNon LogamKacaNon logamNon Logam

Kekerasan676 - 6.52.5

KemagnetanDiamagnetkDiamagnetikDiamagnetikDiamagnetik

PecahanConcoidalConcoidalCondoidalConcoidal

BelahanSempurnaSempurnaSempurnaSempurna

GoresPutihPutih PutihHitam

%95 %3 %1 %1 %

Nama MineralOrtoklas (KAl3O8)Kuarsa (SiO2)Plagioklas (NaAlSi3O8)Biotit(K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(OH)

NoTipe dan Sebaran BijihKeterangan

1IsometrikMagmatisme & BerserakMerupakan hasil intrusi magma yang menerobos batuan samping sehingga terjadi proses keterbentukan mineral logam.

Foto

Sketsa

Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015

4. LE/04/05/03/2015No sample : LE/04/05/03/15 Lokasi : Laboratorium Eksplorasi

No Mineral1234

WarnaAzure

KilapNon logam

Kekerasan6 - 6.5

KemagnetanDiamagnetik

PecahanCondoidal

BelahanSempurna

GoresPutih

%25 %

Nama MineralPlagioklas (NaAlSi3O8)

NoTipe dan Sebaran BijihKeterangan

1VeinHidrotermal & Tidak merataEndapan tipe hidrotermal ini terbentuk saat magma yang mengandung konsentrasi mineral tersebut mengalami pengkristalan kembali

FotoSkesa

Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015

5. LE/05/05/03/2015No sample : LE/05/05/03/15 Lokasi : Laboratorium Eksplorasi

No Mineral1234

WarnaGoldWhite

KilapLogamKaca

Kekerasan5.57

KemagnetanDiamagnetikDiamagnetik

PecahanBergerigiConcoidal

BelahanTidak sempurnaSempurna

GoresHitamPutih

%97 %3 %

Nama MineralPirit (FeS2)Kursa (SiO2)

NoTipe dan Sebaran BijihKeterangan

1IsometrikHidritermal & Massive Endapan sulfida dapat terbentuk saat magma mengandung konsentrasi logam-logam tersebut dan mengalami pengkristalan kembali

FotoSkesa

Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015

6. LE/06/05/03/2015No sample : LE/06/05/03/15 Lokasi : Laboratorium Eksplorasi

No Mineral1234

WarnaGoldDark KhaikiWhite

KilapLogamLogamKaca

Kekerasan5.547

KemagnetanDiamagnetikDiamagnetikDiamagnetik

PecahanBergerigiCondoidalConcoidal

Belahan Tidak sempurnaTidak jelasSempurna

GoresHitamHitamPutih

%45 %55 %10 %

Nama MineralPirit (FeS2)Kalkopirit (CuFeS2)Kuarsa (SiO2)

NoTipe dan Sebaran BijihKeterangan

1IsometrikHidrotermal (porfiri) & BerserakEndapan sulfida dapat terbentuk saat magma mengandung konsentrasi logam-logam tersebut dan mengalami pengkristalan kembali

FotoSkesa

Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015

7. LE/07/05/03/2015No sample : LE/07/05/03/15 Lokasi : Laboratorium Eksplorasi

No Mineral1234

WarnaDark KhaikiLight Pink

KilapLogamNon Logam

Kekerasan46

KemagnetanDiamagnetikDiamagnetk

PecahanCondoidalConcoidal

BelahanTidak jelasSempurna

GoresHitamPutih

%25 %75 %

Nama MineralKalkopirit (CuFeS2)Ortoklas (KAl3O8)

NoTipe dan Sebaran BijihKeterangan

1IsometrikHidrotermal & BerserakEndapan sulfide dapat terbentuk saat magma mengandung konsentrasi logam-logam tersebut dan mengalami pengkristalan kembali

FotoSkesa

Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015

8. LE/08/05/03/2015No sample : LE/08/05/03/15 Lokasi : Laboratorium Eksplorasi

No Mineral1234

WarnaDark KhaikiBlack

KilapLogamKaca

Kekerasan42.5

KemagnetanDiamagnetikDiamagnetik

PecahanCondoidalConcoidal

BelahanTidak jelasSempurna

GoresHitamHitam

%15 %85 %

Nama MineralKalkopirit (CuFeS2)Biotit (K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(OH)

NoTipe dan Sebaran BijihKeterangan

1VeinHidrotermal & BerserakMineral yang terbentuk saat magma mengandung konsentrasi logam-logam & mengalami pengkristalan

FotoSkesa

Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015

9. LE/09/05/03/2015No sample : LE/09/05/03/15 Lokasi : Laboratorium Eksplorasi

No Mineral1234

WarnaBlackBlackWhite

KilapLogamKacaKaca

Kekerasan52.57

KemagnetanParamagnetikDiamagnetikDiamagnetik

PecahanTidak beraturanConcoidalConcoidal

BelahanTidak sempurnaSempurnaSempurna

GoresHitamHitamPutih

%90 %2 %10 %

Nama MineralMagnetit (Fe3O4)Biotit (K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(OH)Kuarsa (SiO2)

NoTipe dan Sebaran BijihKeterangan

1IsometrisMagmatisme & MassiveEndapan yang terbentuk dari produk magmatis yang mengalami proses pengkristalan

FotoSkesa

Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015

10. LE/10/05/03/2015No sample : LE/10/05/03/15 Lokasi : Laboratorium Eksplorasi

No Mineral1234

WarnaDark KhaikiWhiteBlack

KilapLogamKacaKaca

Kekerasan476

KemagnetanDiamagnetikDiamagnetikDiamagnetik

PecahanCondoidalConcoidalTidak merata

BelahanTidak jelasSempurnaTidak jelas

GoresHitamPutihHitam

%25 %10 %50 %

Nama MineralKalkopirit (CuFeS2)Kuarsa (SiO2)Piroksesn (Ca, Mg, Fe)Si2O6

NoTipe dan Sebaran BijihKeterangan

1IsometrisMagmatisme & BerserakMagmatisme merupakan endapan dari produk magmatis yang mengalami proses kristalisasi akibat reaksi antara fluida pembawa bijih dengan batuan induknya

FotoSkesa

Sumber : Hasil Pendeskripsian Endapan Bahan Galian, Laboratorium Eksplorasi 04 Maret 2015BAB IV ANALISA

Kegiatan praktikum Jenis, Tipe dan Bentuk Endapan Bahan Galian Di Indonesia ada beberapa analisa yang berdasarkan pada sample berikut :1.LE/01/05/03/2015Sample LE/01/05/03/2015 memiliki ciri warna batuannya hitam, ciri berupa batuan dengan sebaran mineralnya yang massive dan berwarna hitam, bentuk tubuh mineralnya lensa dan mineral yang terdapat pada batuannya berupa mineral galena dan mineral kuarsa, maka dapat di indikasikan mineral-mineral tersebut bertipe metasomatik kontak. 2.LE/03/05/03/2015Sample LE/03/05/03/2015 memiliki ciri warna batuan terang, memiliki sebaran mineralnya terserak, bentuk tubuh mineralnya isometrik dan mineral yang terdapat pada batuannya berupa mineral ortoklas, plagioklas, kuarsa dan biotit, maka dapat di indikasikan mineral-mineral tersebut bertipe magmatisme.3LE/04/05/03/2015Sample LE/04/05/03/2015 memiliki ciri warna batuan gelap, terdapat bekas rekahan-rekahan pada batuannya, sebaran mineralnya tidak merata, memiliki bentuh tubuh vein dan mineral yang terdapat pada batuannya yaitu mineral plagioklas, maka dapat diindikasikan mineral-mineral tersebut bertipe hidrotermal. Dengan hasil perbandingan sample diatas maka dapat dilakukan beberapa analisa yaitu : 1. Pada sample batuan LE/01/05/03/2015 yang diindikasikan sebagai mineral yang terbentuk secara metasomatik kontak di dasari pada pertama adanya mineral kuarsa, karena adanya mineral ikutannya berupa mineral kuarsa berupa ciri dari proses metasomatik kontak yang terjadi pada suhu 5700 C, bentuk tubuh yang seperti lensa hal tersebut dikarenakan adanya kontak metamorfisme pada tubuh batuan beku intrusif yang saling berasosiasi dengan tubuh batuan intrusif lainnya seperti asosiasi antara sill dan lacolith karena pengaruh tekanan dan suhu selama proses metasomatik kontak tersebut lapisan batuan diatasnya terangkat sehingga membentuk tubuh mineral menyerupai lensa. Adanya mineral galena yang tersebut dikarenakan magma yang mengandung mineral-mineral logam yang menerobos batuan sampingnya sehingga terjadi penambahan unsur belerang (Sulfur), karena pada proses metasomatik kontak tersebut sering terjadi penambahan unsur. 2. Pada sample batuan LE/03/03/03/2015 yang diindikasikan sebagai mineral yang terbentuk secara magmatisme didasari pertama mineral-mineral utama seperti ortoklas, plagioklas, kuarsa dan biotite masih terlihat jelas hal tersebut di karenakan pada proses keterbentukan mineral bertipe magmatisme merupakan produk langsung dari magma yang mengalami proses kristalisasi yang sempurna sehingga besar butir mineral-mineral utamanya terlihat jelas. Indikasi selanjutnya adalah warna batuan yang terang semakin memperkuat asumsi bahwa mineral tersebut bertipe magmatisme karena proses magmatisme hanya terjadi pada batuan beku intrusif asam-intermediet.3.Pada sample batuan LE/04/03/03/2015 yang diindikasikan sebagai mineral yang terbentuk secara hidrotermal didasari pertama pada batuannya terdapat banyak rekahan-rekahan yang terisi oleh larutan sisa magma yang berupa mineral plagioklas. Selanjutnya yang menyakinkan bahwa mineral ini terbentuk secara hidrotermal yaitu pada proses hidrotermal sering terjadi penambahan unsir Na, dimana pada mineral plagioklas terdapat unsur Na.

BAB VKESIMPULAN

Pembelajaran dan pemahaman mengenai jenis, bentuk dan tipe endapan bahan galian sangat penting bagi mahasiswa teknik pertambangan, karena dengan pemahaman teori tersebut akan meningkatkan kemampuan dalam kegiatan eksplorasi yang bertujuan untuk mendapatkan endapan bahan galian yang ekonomi untuk ditambang. Untuk mendapatkan bahan galian ada hal yang perlu dipahami yaitu :1.Pemahaman mengenai proses keterbentukan endapan bahan galian merupakan hal yang pernting, karena hal tersebut dapat membantu dalam menentukan mutu dari endapan bahan galian tersebut serta mineral logam maupun non logam yang ekonomis untuk ditambang.2.Pemahaman mengenai tipe dan bentuk tubuh dari endapan bahan galian juga akan sangat berpengaruh dalam menentukan metode eksplorasi dan pola sampling yang sesuai dengan kondisi dari endapan bahan galian tersebut dalam penentuan nilai kadar dari suatu bahan galian dan perhitungan cadangan yang tepat. 3.Secara langsung memahami kondisi endapan bahan galian yang meliputi aspek proses keterbentukannya, jenisnya dan bentuk tubuh bahan galian meningkatkan pengambilan data selama eksplorasi yang berguna dalam perencanaan tambang yakni permodelan geologi yang nantinya akan menentukan metode penambangan yang sesuai dengan kondisi endapan bahan galian tersebut. Untuk menjelaskan lebih lanjut point dua yang disesuaikan dengan kegiatan praktikum Jenis, Tipe dan Bentuk Endapan Bahan Galian Di Indonesia yaitu :1.LE/01/05/03/2015Dengan indikasi yang mendekati dengan ciri-ciri umum dari endapan tipe metasomatik kontak, yaitu terdapatnya mineral sulfida yang diikuti oleh mineral kuarsa dan bentuk tubuh yang seperti lensa akibat dari asosiasi tubuh batuan beku. Melihat sifat dari mineral galena maka metode grab sampling ini untuk merepresentasikan keadaan pemineralan yang nampak dan channel sampling pada pembuatan parit uji dan sumur uji. Karena sifat dari mineral galena yang memiliki variabilitas yang rendah maka pola eksplorasi pola segitiga cocok untuk dilakukan.2.LE/01/05/03/2015Dengan indikasi yang mendekati dengan ciri-ciri umum dari endapan tipe magmatisme yaitu masih terdapatnya mineral-mineal dasar yang jelas dan besarnya butir mineral-mineral utama terlihat jelas. Metode sampling yang sesuai adalah core sampling untuk keterdapatan mineral pada daerah dalam dan jika nampak dipermukaan pola sampling yang sesuai adalah channel sampling dengan metode eksplorasi rhomboid dimana mineral-mineral pada jenis ini memiliki variabilitas yang rendah.3.LE/04/03/03/2015 Sample batuan LE/04/03/03/2015 yang diindikasikan sebagai mineral yang terbentuk secara hidrotermal didasari pertama pada batuannya terdapat banyak rekahan-rekahan yang terisi oleh larutan sisa magma yang berupa mineral plagioklas. Biasanya yang berasosiasi dengan mineral-mineral yang memiliki variablitias dan terletak pada kontur yang bergelombang maka pola eksplorasi rhomboid karena sesuai dari sifat tipe mineral tersebut.

TUGASTAHAPAN EKSPLORASI MENURUT SNI - 13-4726-1998

Tahapan eksplorasi pada dilakukan dalam empat tahap, kegiatan eksplorasi dimulai dari kegiatan survei tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci. Tujuan dari keempat tahapan eksplorasi ini bertujuan untuk mencari keterdapatan jenis pemineralan, mendapatkan gambaran sebaran endapan bahan galian berharga, memperkirakan kemenerusan dari suatu endapan bahan galian, mendapatkan gambaran bentuk tubuh dan dimensi dari tubuh endapan bahan galian, mengestimasi kuantitas dan kualitas suatu endapan bahan galian dan mengestimasi jumlah cadangannya secara ekonomis. Berikut adalah keempat tahapan eksplorasi yaitu :1. Survey TinjauSurvey tinjau merupakan bagian dari kegiatan eksplorasi yang bertujuan untuk mencari wilayah secara regional yang berpotensi memiliki keterbentukan dan keterdapatan mineral/endapan bahan galian berdasarkan sifat anomali dari suatu endapan bahan galian, dalam tahapan survey tinjau ini dihasilkan output berupa penentuan aspek kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pasca tambang. Output yang dihasilkan dari kegian survey tinjau merupakan hasil dari kegiatan pemetaan geologi dan pemotretan udara.2.Prospeksi Prospeksi merupakan tahapan eksplorasi dengan cara mempersempit luas daerah yang mengandung endapan bahan galian yang berpotensi memiliki nilai ekonomis. Tahapan dari kegiatan prospeksi ini adalah adalah pemetaan geologi dalam skala kecil untuk memastikan keberadaan singkapan dan metode yang eksplorasi tidak langsung seperti studi geokimia, geofisika. Output kegiatan prospeksi ini berupa penentuan tititk paritan, sumur uji, dan penentuan metode serta pola sampling yang sesuai dalam rangka memperhitungkan estimasi kuatitas jumlah cadangan awal.3.Eksplorasi UmumEksplorasi umum merupakan tahapan awal dalam deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metode yang digunakan termasuk pemetaan geologi, pemercontoh dengan jarak yang lebar, membuat parit dan sumur uji dan kegiatan pemboran dalam rangka mengevaluasi perhitungan estimasi kuantitas dan kualitas cadangan pada tahapan prospeksi untuk meningkatkan nilai keyakinan. Ada beberapa tahapan tahapan yaitu mulai dari pemetaan topografi skala 1 : 50.000 1 : 25.000, selanjutnya jika daerah tersebut sudah memiliki peta geologi maka akan ditunjukan langsung untuk mencari tanda-tanda endapan bahan galian yang dicari. Selain mencari singkapan batuan pembawa bahan galian yang perlu diperhatikan juga adalah perubahan batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen, gejala geologi seperti sesar, kekar dan lipatan. Hal-hal yang penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter. Data-data yang telah diplot kedalam peta kemudian digabungkan dan dibuat penampang tegak atau model penyebaran. Dengan model geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang metode dan pola pengambilan contoh dengan cara acak, pembuatan sumur uji, puritan dan jika diperlukan dapat dilakukan kegiatan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta. Output yang dihasilkan dari kegiatan survey tinjaun ini adalah : Mendapatkan gambaran geologi suatu endapan bahan galian berdasarkan indikasi jenis, sebaran, ukuran dan bentuk. Mendapatkan data berupa kadar awal Gambaran cadangan geologi yang mendekati keadaan sebenarnya.4.Eksplorasi RinciEksplorasi rinci merupakan kegiatan untuk mendeliniasi secara rinci untuk menggambarkan bentuk 3 dimensi endapan bahan galian yang telah ditemukan pada tahapan sebelumnya dari kegiatan metode dan pola sampling, paritan, sumur uji dan kegiatan pemboran. Koreksi dari data yang didapatkan adalah sebesar < 20 % dengan demikian rencana tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat diminimalkan. Output yang dihasilkan yaitu dimensi lebar, panjang dan tebal endapan bahan galian yang yang berguna dalam rencana produksi dan pemilihan alat yang tepat.5.Laporan EksplorasiLaporan eksplorasi yaitu berisi mengenai segala tahapan teknis dari segala kegiatan eksplorasi dan tercakup informasi-informasi geologi. Berikut adalah sistematika laporan eksplorasi : PendahuluanBerisi maksud dan tujuan LokasiDimana batas-batas daerah, sungai, bukit dan letak daerah penyelidikan eksplorasi. Owner RightsHak milik tanah di atas permukaan untuk pembayaran ganti rugi. Physical Features Keadaan jalan untuk transportasi. Keadaan topografi dan geomorfologi. Iklim. Persedian air. Perkayuan. Keadaan buruh. Geologi Geologi regional. Geologi lokal Penyebaran jenis batuan Struktur Peta geologi. Metode Penyelidikan Yang DipakaiUntuk pemboran inti : Drilling log Kedalaman Orientasi lubang bor. Ketebalan endapan Hasil core recovery. Peta Eksplorasi Berskala 1 : 5000 Sampai 1 : 200Penyebaran kadar bijih dan batas-batas endapan bijih dip dan strike dari endapan, patahan dan lipatan Pengolahan dan Interprestasi Data Tabulasi data dari hasil analisa Interpretasi data. MinaralisasiGanesa endapan, alterasi batuan samping, zona pemineralan, komposisi mineral, tekstur bijih dan paragenesa berdasarkan hasil analisa mikroskopis bijih dan petrografi Jumlah Klasifikasi CadanganTidak semua sumber daya mineral dapat diklasifikasikan sebagai cadangan. Untuk beralih dari tahapan eksplorasi ke tahapan development dibutuhkan derajat ketelitian tertentu. Development Biaya (Cost & Valuation) Kesimpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA

Guntoro, Dono, 2014, Bahan Kuliah Metode Dan Pola Sampling Teknik Pemercontoh 2014, Bandung, Prodi Teknik Pertambangan Unisba, Fakultas Teknik, Universitas Bandung.Muhammad ,Fachrie, Pembagian Endapan Bahan Galian Di Indonesia Berdasarkan Tipe Dan Bentuk Pengendapan http://www.academia.edu/6171894/PEMBAGIAN_ENDAPAN_BAHAN_GALIAN_DI_INDONESIA_BERDASARKAN_TIPE_DAN_BENTUK_PENGENDAPAN. Diakses 04 Maret 2015 Jam 16.17 WIB (word, online).Nasrudin, Dudi, 2014, Bahan Kuliah Ganesa Bahan Galian 2014, Bandung, Prodi Teknik Pertambangan Unisba, Fakultas Teknik, Universitas Bandung.Vihel, Desember 2012, Tahapan-tahapan Kegiatan Usaha Pertambangan, http://kumpulaninfotambang.blogspot.com/2011/12/tahapan-tahapan-kegiatan-usaha.html. Diakses 04 Maret 2015 Jam 18.25 WIB (word, online).

LAMPIRAN