Responsi Kasus 2

11
RESPONSI KASUS KONJUNGTIVITIS DisusunOleh: Tito Wiga Tri 10700 Ninis Fajeriyah 10700244 Andreas Drajat P. 10700 Pembimbing: dr. Dini Irawati Sp.M

description

rx

Transcript of Responsi Kasus 2

Page 1: Responsi Kasus 2

RESPONSI KASUS

KONJUNGTIVITIS

DisusunOleh:Tito Wiga Tri 10700

Ninis Fajeriyah 10700244

Andreas Drajat P. 10700

Pembimbing:

dr. Dini Irawati Sp.M

SMF ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK

2015

Page 2: Responsi Kasus 2

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. Arina Zulfatun Ni’mah

Umur : 5 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Belum menikah

Alamat : Ds. Blimbing, Kec. Tanjung Anom Kab. Nganjuk

Pekerjaan : Pelajar

Suku : Jawa

Agama : Islam

Tanggal pemeriksaan : 5 Maret 2016.

II. ANAMNESA

A. Keluhan Utama

Kedua mata terasa gatal

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poli Mata RSUD Nganjuk dengan keluhan kedua mata terasa

gatal. Kedua mata terasa gatal sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya kedua mata

pasien mblobok dan dikucek-kucek sehingga keluar darah encer. Sebelumnya

pasien batuk dan pilek dan disertai demam 3 hari yang lalu. Mata pasien berair

saat terkena cahaya. Mata pasien terasa nyeri. Nyeri dirasakan terus-menerus.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sakit mata sebelumnya disangkal pasien. Riwayat keluhan serupa

disangkal. Diabetes mellitus disangkal. Hipertensi disangal.

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti ini.

Page 3: Responsi Kasus 2

E. Riwayat Pengobatan

Pasien sudah berobat ke dokter dan mendapatkan obat batu dan pilek, serta tetes

mata gentamycin. Namun keluhan tidak berkurang.

F. Riwayat Sosial

Pasien sebagai siswa TK A dan disekolah pasien ada teman yang sakit seperti

ini.

G. Riwayat Trauma

Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami trauma di mata.

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

GCS : 4-5-6

Vital Sign

Tekanan Darah : tidak dilakukan

Nadi : 90 x/menit

Respiratory rate : 20 x/menit

Suhu : Tidak dilakukan

Kepala Leher : A(-) /I(-) /C(-) /D(-)

Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thorax : Cor = S1S2 tunggal regular, murmur(-), gallop(-)

Pulmo = Vesikular +/+, wheezing -/-, Rhonkhi -/-

Abdomen :Flat, BU (+) N, meteorismus (-)

Ektremitas : akral hangat (+), oedem (-)

Page 4: Responsi Kasus 2

B. Status Lokalis / Oftalmologis

No Pemeriksaan OD OSGambar Mata

1. Visus 6/9 6/9

2. Pinhole Tidak dilakukan Tidak dilakukan

3. Lapang pandangan

4. Pasangan Bola Mata Sejajar Sejajar

5. Kedudukan Bola Mata - Eksoftalmus - Enoftalmus

(-)(-)

(-)(-)

6. Gerakan Bola Mata Bebas Bebas

7. Air Mata (+) (+)

8. Palpebra Superior - Oedem - Ptosis - Merah - Tumor - Sikatrik - Trikiasis - Lagoftalmos - Blefarospasme

(+)(-)(+)(-)(-)(-)(-)(-)(-)

(+)(-)(+)(-)(-)(-)(-)(-)(+)

Palpebra Inferior - Oedem - Merah - Radang

(+)(+)(-)(-)

(+)(+)(-)(-)

Page 5: Responsi Kasus 2

- Tumor - Sikarik - Trikiasis - Madarosis

(-)(-)(-)

(-)(-)(-)

9.. Konjungtiva Palpebra

Konjungtiva Bulbi

Konjungtiva Fornix

Hiperemi (+)Spasme (+)

PCI (-), CI (-)Sekret (+)

Kemosis (-)Hiperemi (+)

Hiperemi (+)

Hiperemi (+)

PCI (-), CI (-)Sekret (+)

Kemosis (-)Hiperemi (+)

Hiperemi (+)

10. Kornea - Warna - Ukuran - Infiltrat - Corpus Alienum - Panus - Sikatrik - Tes Sensibilitas - Oedema Kornea - Fluoresin test

- Islet of Fuch

jernih12 mm

(-)(-)(-)(-)(+)(-)

Tidak dilakukan

(-)

jernih12 mm

(-)(-)(-)(-)(+)(-)

Tidak dilakukan

(-)

11. Sklera - Ikterik - Hiperemi

(-)(+)

(-)(+)

12. Bilik Mata Depan - Flare - Hipopion - Hifema - Kedalaman

(-)(-)(-)

Dalam

(-)(-)(-)

Dalam

13. Iris - Warna - Sinekia - Rubeosis - Atropi - Heterokromia

hitam(-)(-)(-)(-)

hitam(-)(-)(-)(-)

14. Pupil

Page 6: Responsi Kasus 2

- Bentuk - Ukuran

Bulat3 mm

Bulat3 mm

15. Refleks Cahaya - Direct - Indirect

++

++

16. Lensa - Warna - Kekeruhan

JernihKeruh jernih

PutihKeruh jernih

17. TIO PalpasiTonometer Schiotz

Tidak dilakukanTidak dilakukan

Tidak dilakukanTidak dilakukan

18. PW/PS Baik/Baik Baik/Baik

19 Ophtalmoskop Tidak dilakukan Tidak dilakukan

IV. RESUME

A. Anamnesa

Pasien datang ke Poli Mata RSUD Nganjuk dengan keluhan kedua mata terasa

gatal. Kedua mata terasa gatal sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya kedua mata

pasien mblobok dan dikucek-kucek sehingga keluar darah encer. Sebelumnya

pasien batuk dan pilek dan disertai demam 3 hari yang lalu. Mata pasien berair

saat terkena cahaya. Mata pasien terasa nyeri. Nyeri dirasakan terus-menerus.

Status Lokalis

No Pemeriksaan OD OS1. Gambar Mata

2. Air Mata (+) (+)

3. Palpebra Superior - Oedem - Ptosis

(+)(-)

(+)(-)

Page 7: Responsi Kasus 2

- Merah - Tumor - Sikatrik - Trikiasis - Lagoftalmos - Blefarospasme

(+)(-)(-)(-)(-)(-)(-)

(+)(-)(-)(-)(-)(-)(+)

4. Palpebra Inferior - Oedem - Merah - Radang - Tumor - Sikarik - Trikiasis - Madarosis

(+)(+)(-)(-)(-)(-)(-)

(+)(+)(-)(-)(-)(-)(-)

5. Konjungtiva Palpebra

Konjungtiva Bulbi

Konjungtiva Fornix

Hiperemi (+)Spasme (+)

PCI (-), CI (-)Sekret (+)

Kemosis (-)Hiperemi (+)

Hiperemi (+)

Hiperemi (+)

PCI (-), CI (-)Sekret (+)

Kemosis (-)Hiperemi (+)

Hiperemi (+)

6. Sklera - Ikterik - Hiperemi

(-)(+)

(-)(+)

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium yaitu dengan :

- Hapusan langsung : untuk mengetahui jenis kuman dengan pengecatan gram

VI. DIAGNOSA BANDING

ODS konjungtivitis

Page 8: Responsi Kasus 2

VII. DIAGNOSA KERJA

ODS konjungtivitis

VIII. TERAPI

Medikamentosa

Floxacyn eye drop 4x I ODS

Syrup cefadroxil 2xcth II

Edukasi

1. Menjelaskan kepada pasien jangan memegang atau menggosok mata yang

meradang.

2. Menjelaskan kepada pasien untuk mencuci tangan dengan handuk atau kain

yang bersih

3. Menganjurkan kepada pasien untuk menggunakan obat teratur sesuai

petunjuk dokter

4. Memberitahukan kepada pasien tentang waktu pengobatan.

5. Menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada mata yang sakit

6. Kontrol 1 minggu lagi

IX. PROGNOSIS

ad visam :OS dubia ad bonam

ad sanam : OS dubia ad bonam

ad cosmetica : OS dubia ad bonam

ad vitam : OS dubia ad bonam

Page 9: Responsi Kasus 2