reprat tehate

18
TUGAS PRESENTASI KASUS TRAUMA AURICULAR Tutor: dr. Susiana Chandrawati, Sp. KO Kelompok H. 1: Siti Nuriken G1A010090 Vici Muhammad Akbar G1A010091 Ulfah Izdihar G1A010092 Putri Hayuningtyas G1A010093 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN

description

refrat tht ( telnga hidung tenggorokan ) universitas jenderal soedirman

Transcript of reprat tehate

Page 1: reprat tehate

TUGAS PRESENTASI KASUS

TRAUMA AURICULAR

Tutor: dr. Susiana Chandrawati, Sp. KO

Kelompok H. 1:

Siti Nuriken G1A010090

Vici Muhammad Akbar G1A010091

Ulfah Izdihar G1A010092

Putri Hayuningtyas G1A010093

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

2013

Page 2: reprat tehate

I. PENDAHULUAN

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk

keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,

telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi,

dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor

yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan mengirimkannya

berupa impuls ke otak untuk diolah. Telinga mempunyai reseptor khusus untuk

mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga

manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar

berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari

telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima

rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah (Soepardi,

2000).

Trauma telinga adalah kompleks, sebagai agen berbahaya yang berbeda dapat

mempengaruhi berbagai bagian telinga. Para agen penyebab trauma telinga termasuk

faktor mekanik dan termal, cedera kimia, dan perubahan tekanan (Soepardi, 2000).

Salah satu contoh trauma aurikula adalah hematoma aurikuler. Hematoma

aurikuler adalah hematoma daun telinga akibat suatu rudapaksa yang menyebabkan

tertimbunnya darah dalam ruang antara perikhondrium dan kartilago. Perdarahan

daun telinga yang diikuti oleh pembengkakan dan orang yang beresiko 40% pada

atlet (Soepardi, 2000).

Page 3: reprat tehate

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Trauma aurikula pada sistem pendengaran adalah trauma pada daun

telinga yang dapat terjadi pada waktu bertinju atau akibat kecelakaan.(Harold,

1992). Trauma aurikula dapat berupa hematoma, atau akumulasi darah antara

perikondrium dan kartilago, serta dapat menyertai trauma pada pinna. Selain itu,

dapat pula terjadi sengatan dingin aurikula (Benheman, 2000).

B. Etiologi

Beberapa penyebab terjadinya trauma aurikula meliputi :

1. Kecelakaan lalu lintas

2. Perkelahian

3. Kecelakaan dalam bidang olahraga

4. Luka tembak (Soepardi, 2000)

C. Epidemiologi

Penderita trauma aurikula di RSU Ulin Banjaramasin berasarkan usia

sekitar 22 laki-laki diantaranya anak 1 orang dan dewasa 20 orang sedang

penderita diatas 50 tahun 1 orang (Sosialisman, dkk. 2007).

Trauma aurikula berdasarkan lokasi anatomis 12 orang murni pada daerah

konka. Sedang Priyono dkk (1983) mendapatkan 5 orang pada konka. menderita

perluasan dan daerah konka kearah bagian superior aurikula, dan terdapat 2 orang

yang terjadi perluasan kearah lateral (Sosialisman, dkk. 2007).

Page 4: reprat tehate

D. Patogenesis dan Patofisiologi

Patogenesis

Bagan 2.1 Patogenesis Trauma Aurikular (Sharma, 2006)

Trauma aurikula tanpa

kehilangan jaringan

Gambaran

telinga seperti

bunga kol

Hematom

Ruptur pembuluh darah

kapiler telinga

Trauma tumpul seperti

pada petunju atau pegulat

Ruptur pembuluh darah perifer

dan luka terbuka

Darah tertimbun dalam

ruangan antara perikondrium

dan kondrium

Trauma aurikula dengan

kehilangan jaringan

Trauma

Ruptur membrane tympani

Fraktur os. Petrosus temporal

Trauma benda tajam

Page 5: reprat tehate

Patofisiologi

Secara normal cedera jaringan atau adanya bahan asing mnejadi

pemicukejadian yang mengikut sertakan enzim, mediator, cairan ekstravasasi,

migrasi sel,kerusakan jaringan dan mekanisme penyembuhan. Hal tersebut

menimbulkan tandainflamasi berupa kemerahan, pembengkakan, panas, nyeri dan

hilangnya fungsi(Buckingham R.A, 2004).

Terjadi 3 proses utama selama reaksi inflamasi ini yaitu, aliran darah

kedaerahitu meningkat, permeabilitas kapiler meningkat, leukosit mula-mula

neutrophil danmakrofag, lalu limfosit keluar dari kapiler menuju ke jaringan.

Selanjutnya bergerak ketempat cedera dibawah pengaruh stimulus – stimulus

kemotaktik. Bila ada antigentersebut, mulu-mula respon imun non spesifik

bekerja untuk mengeliminasi antigentersebut.Bila ini berhasil, inflamasi akut

berhenti.Apabila respon imun non spsifik tidak berhasil, maka respon imun

spesifik diaktivasi untuk menangkis antigentersebut.Inflamasi berhenti apabila

usaha ini berhasil. Bila tidak maka inflamasi inimenjadi kronik dan sering kali

menyebabkan destruksi yang irreversible pada jaringan (Buckingham R.A, 2004).

E. Penegakan Diagnosis

Anamnesis :

1. Pernah mengalami riwayat trauma pada aurikula

2. Pernah tergigit hewan

3. Terkena luka bakar

4. Terkena luka senjata tajam ataupun senjata api

5. Rasa yang nyeri pada aurikula

6. Penurunan pendengaran (Sharma, 2006).

Pemeriksaan fisik :

1. Nyeri tekan tragus dan anti tragus

2. Adanya hematoma pada pinna aurikula

3. Laserasi yang diikuti avulsi parsial

4. Pecahnya membrane tympani

Page 6: reprat tehate

5. Kadang terdapat fraktur os temporal pars petrosa

6. Diskontinuitas jaringan aurikula akibat trauma (Sharma, 2006).

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan dengan Garpu Tala

Pada tes dengan garpu tala menunjukkan adanya tuli sensorineural.

Tes Batas Atas & Batas Bawah : Hasilnya menunjukan batas atas

menurun. Tes Rinne: Menunjukkan hasil positif. Tes Weber: Lateralisasi

ke arah telinga dengan pendengaran lebib baik. Tes Schwabach : Hasil

menuajukkan schwabach memendek (Sosialisman, dkk. 2007).

2. Pemeriksaan Audiometri

Pada pemeriksaan audiometri nada murni terdapat audiogram hantaran

udara dan hantaran tulang. Kegunaan audiogram hantaran udara adalah

untuk mengukur kepekaan seluruh mekanisme pendengaran, telinga luar

dan tengah serta mekanisme sensorineural koklea dan nervus auditori.

Audiogram hantaran udara diperoleh dengan memperdengarkan pulsa

nada murni melalui earphone ke telinga. Kegunaan audiometri hantaran

tulang adalah untuk mengukur kepekaan mekanisme sensorineural saja.

Audiogram hantaran tulang diperoleh dengan memberikan bunyi penguji

langsung ke tengkorak pasien menggunakan vibrator hantaran tulang.

Dua pemeriksaan ini penting untuk membedakan antara tuli

sensorineural atau tuli konduktif (Sosialisman, dkk. 2007).

F. Differensial Diagnosis

Diagnosis banding dari trauma aurikular adalah:

1. Perikondritis

Radang pada tulang rawan yang menjadi kerangka daun telinga.

Biasnya terjadi karena trauma akibat kecelakaan, operasi daun telinga yang

terinfeksi (Timothy, 2002).

Page 7: reprat tehate

2. Pseudokista

Terdapat benjolan didaun telinga yang disebabkan oleh adanya

kumpulan cairan kekuningan diantara lapisan perikondrium dan tulang rawan

telinga (Timothy, 2002).

G. Penatalaksanaan

1. Untuk kasus trauma telinga dengan hematoma, dilakukan insisi dsn drainase

kumpulan darah dalam kondisi steril, diikuti dengan pemasangan balut tekan

khususnya pada konka. Tekanan akan lebih baik bila membuat jahitan

menembus (Boies, 2012).

Gambar 2.1 Penatalaksanaan Othematoma (Boies, 2012)

2. Trauma aurikula dengan laserasi hebat maka harus dieksplorasi untuk

mengetahui adanya kerusakan tulang rawan. Tulang rawan dilakukan sebelum

dilakukan reparasi plastik (reconstruction) kulit. Rekonstruksi pada trauma

Page 8: reprat tehate

dengan kehilangan jaringan merupakan terapi inisial untuk mencegah

kehilangan jaringan secara berlebih akibat trauma (Boies, 2012).

Gambar 2.2 Trauma dengan Laserasi (Boies, 2012)

Terapi Medikamentosa

Pengobatan yang dapat diberikan dapat berupa antibiotic profilaksis bila

ada kontaminasi nyata pada luka atau bila tulang rawan terpapar

Bila pasien merasa nyeri akibat luka dapat diberikan analgesic (Boies,

2012)

Terapi non medikamentosa

1. Untuk kasus trauma aurikula hematoma dapat dilakukan edukasi untuk

mereka yang berprofesi menjadi petinju atau pegulat untuk emnggunakan

pelindung kepala, juga pada saat berlatih.

2. Hindari perilaku-perilaku yang dapat mencederai telinga seperti

mengorek-ngorek telinga dengan jari atau suatu alat seperti jepit rambut

atau klip kertas (Boies, 2012).

Page 9: reprat tehate

Contoh penulisan resep

dr. Vici Muhammad Akbar

SIP. G1A010091

Alamat: Jalan Martadireja No. 1 Purwokerto

Telp. 0809899999

Purwokerto, 5 Desember 2013

R/ Amoxcicillin tab mg 500 No. XXI

S. 3 dd tab 1 a.c

R/ Asam mefenamat tab mg 500 No. XXI

S. prn 3 dd tab 1 p.c

Pro : Bpk. Oto

Umur : 45 tahun

BB : 60 kg

Alamat: Kalijaga no. 20 Purwokerto

Page 10: reprat tehate

SURAT RUJUKAN

Yth. Dokter : dr. Supriyono, Sp. THT

Di Rumah Sakit : Margono Soekarjo

Mohon pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut terhadap penderita,

Nama Pasien : Bpk. Oto

Jenis Kelamin            : Laki-laki

Umur       : 45 tahun

No. Telpon      : 08142398766          

Alamat Rumah            : Jalan Kalijaga no 20 Purwokerto

Anamnesis : nyeri pada telinga

Pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak sakit

Pemeriksaan lab : -

Diagnosa sementara : trauma aurikula

Terapi/Obat yang telah diberikan : antibiotik amoxcicillin 500 mg per oral dan asam

mefenamat per oral

Demikian surat rujukan ini kami kirim, kami mohon balasan atas surat

rujukan ini. Atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.  

Hormat Kami

(dr. Vici Muhammad Akbar)

No. SIP:G1A0100000000

Lembar 1 : Untuk Dokter Spesialis yang dituju

Lembar 2 : Arsip Pengirim

Page 11: reprat tehate

III. KESIMPULAN

1. Trauma aurikula pada sistem pendengaran adalah trauma pada daun telinga yang

dapat terjadi pada waktu bertinju atau akibat kecelakaan.

2. Penegakan diagnosis trauma aurikula dilakukan melalui proses anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan garpu tala dan

pemeriksaan audiometri.

3. Penatalaksanaan trauma aurikula dapat berupa pemberian antibiotik untuk

mencegah infeksi dan pemberian pereda nyeri. Dapat juga dilakukan tindakan

bedah untuk mengeluarkan hematom atau menjahit laserasi. 

 

Page 12: reprat tehate

DAFTAR PUSTAKA

Boies, Adams, Higler. 2012. Buku Ajar Penyakit THT edisi 6. Jakarta: EGC

Buckingham R.A. 2004. Hematoma Of Auricular in Ear, Nose and Throat Disease APocket Reference, Ed 2nd. New York:, P:76

Kliegma, Benheman A. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. EGC: Jakarta

T.K Timothy Jinn Hoon, 2002. Disease of The auricular externa. Ballenger’s Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery, London.P: 230-235

Sharma, K. Goswami, S C. Bauah, D K. 2007. Auricular Trauma and Its Management. Indian Journal of Otolaryngology and Head and Neck Surgery vol 58 no 3. diakses pada 18 desember 2013.

Soepardi, Arsyad, Efiaty dr,dkk. 2000. Penatalaksanaan penyakit dan kelainan telinga-hidung-tenggorok. Jakarta : Gaya Baru

Sosialisman. Helmi, Soepardi. 2007. Kelainan Telinga luar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok Kepala Leher, Ed 5, FKUI. hal : 9-11,45