RENCANA STRATEGIS BISNIS Tahun 2020-2024 · MERS CoV terkonfirmasi laboratorium dengan 806 kematian...
Transcript of RENCANA STRATEGIS BISNIS Tahun 2020-2024 · MERS CoV terkonfirmasi laboratorium dengan 806 kematian...
i
RENCANA STRATEGIS BISNIS Tahun 2020-2024
RS PENYAKIT INFEKSI PROF.DR SULIANTI
SAROSO
2020-2024
II
DAFTAR ISI
Sampul Depan ................................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ...................................................................................... iii
Daftar Isi ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Tujuan RSB ...................................................................................... 5
1.3. Dasar Hukum .................................................................................... 5
1.4. Sistematika Penyusunan RSB .......................................................... 8
BAB II KONDISI SATKER .............................................................................. 9
2.1. Profil Satker ....................................................................................... 9
2.2. Gambaran Kinerja ............................................................................. 14
a. Kinerja Aspek Pelayanan ............................................................. 14
b. Kinerja Aspek Keuangan .............................................................. 53
c. Kinerja Aspek SDM ...................................................................... 60
d. Kinerja Aspek Sarana dan Prasarana .......................................... 60
2.3. Tantangan Strategis .......................................................................... 63
2.4. Benchmarking ................................................................................... 64
2.5. Analisa SWOT ................................................................................... 65
2.6. Diagram Kartesius dan Prioritas Strategis ........................................ 67
2.7. Analisa TOWS ................................................................................... 69
2.8. Analiasa dan Mitigasi Risiko ............................................................. 73
a. Identifikasi Risiko .......................................................................... 73
b. Penilaian Tingkat Risiko ............................................................... 74
c. Rencana Mitigasi Risiko ............................................................... 77
BAB III ARAH DAN PROGRAM STRATEGIS ................................................ 81
3.1. Rumusan Pernyataan Visi, Misi dan Tata Nilai ................................. 81
3.2. Arah dan Kebijakan Stakeholders Inti ............................................... 81
3.3. Rancanagan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC) .................... 88
3.4. Indikator Kinerja Utama ..................................................................... 89
a. Matriks IKU ................................................................................... 89
III
b. Kamus IKU ................................................................................... 94
3.5. Roadmap 5 Tahun Kedepan ............................................................. 107
3.6. Program Kerja Strategis .................................................................... 115
BAB IV PROYEKSI KEUANGAN ................................................................... 124
4.1. Estimasi Pendapatan ........................................................................ 124
4.2. Rencana Kebutuhan Anggaran ......................................................... 124
a. Anggaran kelangsungan Operasional .......................................... 124
b. Anggran Pengembangan ............................................................. 128
4.3. Rencana Pendanaan ........................................................................ 131
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 132
1
BAB l
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sebagai rumah sakit khusus vertikal, Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI)
Prof Dr Sulianti Saroso memiliki tugas melakukan kajian penyakit infeksi, menjadi
rujukan nasional kasus penyakit infeksi dan penyakit menular serta
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi. Penyakit infeksi dan
menular hingga saat ini tetap menjadi ancaman di Indonesia bahkan di dunia.
Penyakit baru (emerging disease) seperti Ebola, Mers CoV, H5N1 maupun penyakit
lama yang muncul kembali (re-emerging disease) seperti difteri, campak, rabies dan
anthrax menuntut kewaspadaan tersendiri.
Menurut WHO, wabah Ebola dapat mencapai Case Fatality Rate hingga 66%.
Sejak tahun 2014 sampai dengan 31 Desember tahun 2018 terdapat 15.990 kasus
Ebola (probable, confirmed dan suspected) dan 11.775 kematian yang dilaporkan.
Sejak tahun 2012 sampai dengan 31 Desember tahun 2018 terdapat 2.279 kasus
MERS CoV terkonfirmasi laboratorium dengan 806 kematian di dunia. Sedangkan
Kasus H5N1 Sejak tahun 2014 sampai dengan 31 Desember tahun 2018 terdapat
860 kasus dengan 454 kematian.
Begitu juga penyakit jarang dan langka yang masih ada di Indonesia
(neglected disease) seperti kusta, frambusia, schistosomiasis, filariasis, pes tetap
menjadi perhatian pemerintah, sementara penyakit endemis seperti Malaria, Demam
Berdarah Dengue (DBD), HIV, Diare dan Tetanus masih memerlukan pengendalian
dengan sumber daya yang besar. Menurut Riskesdas 2018, Malaria di Indonesia
memiliki kecenderungan insiden menurun pada tahun 2018 (0,4%) dibandingkan
tahun 2013 (1,4%) , kecenderungan prevalensi Tuberkulosis Paru (TB Paru) yang
diobati oleh tenaga kesehatan pada tahun 2013 dan 2018 adalah tetap yaitu 0,4% ,
sedangkan angka insidens diare untuk semua kelompok umur tahun 2013 adalah
4,5%, sedangkan pada tahun 2018 adalah 6,8%.
Dalam keadaan terjadinya kedaruratan kesehatan masyarakat atau disebut
Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), maka kuman-kuman
penyakit infeksi menjadi sangat penting untuk dikelola secara profesional untuk dikaji
jenis kumannya sehingga dapat diketahui jenis obat untuk tatalaksana
2
pengobatannya atau bahkan direkayasa menjadi seed vaksin sebagai bahan
pembuatan vaksin untuk pengendaliannya. Kuman ini akan menjadi aset nasional
dan dijaga dalam Bank Bahan Biologik Tersimpan (BBT) agar tidak disalahgunakan
untuk bioterorism sehingga berguna bagi pertahanan keamanan bidang kesehatan.
Ini berarti, RSPI Prof Dr Sulianti Saroso harus melakukan fungsi pelayanan rujukan
penyakit infeksi yang baik yang diikuti dengan pelaksanaan riset yang terarah serta
didukung dengan pendidikan dan pelatihan yang memadai bagi petugas dari dalam
maupun dari luar RSPI Prof Dr Sulianti Saroso.
Beranjak dari kedudukan dan tugas khusus tersebut maka sepatutnya RSPI
Prof Dr Sulianti Saroso lebih berorientasi kepada keunggulan komparatif dari pada
keunggulan kompetitif. Penguatan RSPI Prof Dr Sulianti Saroso harus dilakukan
melalui rencana strategi bisnis (RSB) yang spesifik pada periode tahun 2020-2024.
Dalam menyusun RSB ini, kebijakan RSPI Prof Dr Sulianti Saroso sejalan
dengan arah kebijakan pembangunan kesehatan Bangsa Indonesia yang dijabarkan
oleh Kementerian Kesehatan RI dan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan yang
tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Bisnis (RSB) tahun 2020-2024.
Dalam proses penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) RSPI Prof Dr
Sulianti Saroso Tahun 2020-2024 berpedoman pada prinsip- prinsip dasar
penyusunan dokumen perencanaan strategis yaitu sebagai berikut :
1. Pro Aktif bukan reaktif, di mana dimaksudkan adanya perubahan dalam
Epidemiologi Penyakit dan Lingkungan yang semakin kompleks, maka perlu
melakukan perencanaan atas perubahan tersebut secara pro aktif dan bukan
reaktif.
2. Berorientasi Output bukan Input, di mana dimaksudkan untuk mencapai
keberhasilan dalam pengelolaan, maka perencanaan strategis diperlukan agar
dapat menuntun serta mendiagnosa organisasi rumah sakit kepada pencapaian
hasil yang diinginkan secara obyektif.
3. Visioner, di mana dimaksudkan perencanaan strategis yang dibuat harus
berorientasi pada masa depan, sehingga memungkinkan institusi rumah sakit
untuk memberikan komitmen yang tinggi pada aktivitas dan kegiatan di masa
mendatang.
4. Adaptif dan Akomodatif, di mana dimaksudkan perencanaan strategis yang
dibuat harus mampu melakukan penyesuaian terhadap berbagai perkembangan
yang muncul, sehingga dapat memanfaatkan setiap peluang yang ada.
3
Rencana Strategis Bisnis ini akan berfungsi sebagai bahan acuan serta
pedoman kerja seluruh Direktorat yang ada di RSPI Prof Dr Sulianti Saroso dalam
kurun waktu lima tahun, yang selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana Kerja
Kementerian Lembaga (RKA-KL) yang disusun tiap tahun guna menjadi landasan
pokok penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) termasuk di
dalamnya Belanja untuk Modal maupun Belanja Barang Operasional serta
rancangan pembiayaan bersumberkan dari hasil pendapatan operasional rumah
sakit yang nantinya akan disusun dalam bentuk dokumen tersendiri dalam Rencana
Bisnis dan Anggaran (RBA) yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan
dari Rencana Strategis Bisnis Rumah RSPI Prof Dr Sulianti Saroso.
Sejalan dengan perkembangan dalam era globalisasi lingkungan strategis
yang sangat dinamis, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap munculnya
perubahan-perubahan dengan cepat dan sering tidak terduga maka konsep dan
arah pengembangan RSPI Prof Dr Sulianti Saroso perlu ditinjau dan dievaluasi
kembali. Hal ini diperlukan untuk mempertahankan dan atau meningkatkan kinerja
organisasi rumah sakit dalam menghadapi tantangan dan masalah yang semakin
kompleks serta memanfaatkan semua peluang yang ada. Sehubungan dengan itu,
perlu dikembangkan model perencanaan strategis yang intinya mengacu pada visi,
misi dan berbasis pada analisis lingkungan strategis.
Rencana Strategis Bisnis RSPI Prof Dr Sulianti Saroso ini diharapkan dapat
memfasilitasi komunikasi dan partisipasi dalam arti sekaligus dapat mengakomodasi
berbagai kepentingan yang berbeda sekaligus dapat membantu pembuatan
kebijakan untuk membuat keputusan secara tertib dan atau sebagai indikator
keberhasilan terhadap implementasi kegiatan. Rencana Strategis juga dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan tindakan sekaligus sebagai bahan
evaluasi atas kinerja yang dapat dicapai. Hal ini sejalan dengan perubahan
paradigma kepemerintahan yang menekankan antara lain pada unsur - unsur
akuntabilitas, maka segala tindakan yang dilakukan selayaknya dapat
dipertanggungjawabkan, yang menekankan adanya pertanggungjawaban publik atas
kegiatan-kegiatan strategis yang dilaksanakan. Sehubungan dengan hal ini maka
penyusunan Rencana Strategis ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam
melaksanakan program dan kegiatan sekaligus sebagai bahan pertanggungjawaban
atas kinerja yang telah dicapai.
4
Mengelola organisasi rumah sakit sangatlah multi kompleks dengan ragam
masalah, ilmu pengetahuan dan tehnologi, sumber daya manusia maupun sumber
pembiayaan. Fungsi rumah sakit pada umumnya adalah mengemban fungsi utama
penyembuhan dan pemulihan, namun RSPI Prof Dr Sulianti Saroso yang merupakan
rumah sakit unggulan penyakit infeksi memiliki beban tugas pokok dan fungsi ganda
yang mencakup fungsi rujukan pelayanan, pengkajian, penelitian dan pendidikan
penyakit infeksi.
Sebagai Rumah Sakit khusus milik pemerintah, tentunya tugas pokok dan
fungsi ini sangatlah berat, di samping melakukan peran tugas ganda dan tidak ada
kategori rumah sakit yang sama di Indonesia, sehingga dalam mengembangkannya
perlu benchmarking dan merumuskan sendiri standar kebutuhan sumber daya yang
diperlukan. Bila pengelolaan sebuah rumah sakit umum saja membutuhkan dana
yang cukup besar, maka pembebanan tugas melakukan pengkajian dan penelitian
penyakit infeksi akan memerlukan dana yang lebih besar lagi.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU), ditindak lanjuti dengan
PMK No. 07/PMK/02/2006, tertanggal 16 Februari 2006 tentang persyaratan
administratif dalam rangka pengusulan dan penetapan satuan kerja Instansi
Pemerintah untuk menerapkan PPK-BLU, maka RSPI Prof Dr Sulianti Saroso
termasuk salah satu Instansi Pemerintah yang ditetapkaan yang harus tunduk pada
peraturan tersebut. Dengan hal tersebut, diharapkan rumah sakit akan lebih mampu
bersaing berinovasi serta lebih leluasa dalam menerapkan prinsip-prinsip
manajemen bisnis, guna memenuhi tuntutan pelayanan yang bermutu dari
masyarakat.
Dengan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka peran dan fungsi
RSPI Prof Dr Sulianti Saroso utamanya sebagai Rumah Sakit Unggulan Penyakit
Infeksi perlu lebih dimaksimalkan. Untuk mencapai maksud tersebut, maka perlu
dilakukan sebuah analisis tentang berbagai aspek yang ada di lingkungan eksternal
dan internal, yang tersusun dalam bentuk penyusunan Rencana Strategis Bisnis
(RSB) RSPI Prof Dr Sulianti Saroso tahun 2020-2024.
Dalam RSB ini akan dikupas jenis-jenis sasaran strategis terpilih yang secara
langsung berhubungan dengan program-program yang terarah melalui penetapan
Key Performance Indicator (KPI) masing- masing sehingga memberikan output yang
bermakna bagi kinerja RSPI Prof Dr Sulianti Saroso. Sebagai sebuah rumah sakit,
5
RSPI Prof Dr Sulianti Saroso harus mengikuti sistem manajemen rumah sakit sesuai
UU No 44 tahun 2009, sesuai Permenkes No. 34 tahun 2017 tentang Akreditasi
Rumah Sakit yang mengatur Standar Akreditasi Nasional dan Internasional. Sistem
manajemen rumah sakit yang bermutu ini akan mempengaruhi strategi lainnya yaitu
meningkatkan layanan rujukan penyakit infeksi, pengelolaan Bahan Biologik
Tersimpan (BBT) untuk kebutuhan riset dan pelayanan serta penyelenggaraan
pendidikan yang profesional berdasarkan Academic Health System dan pelatihan
yang sesuai standar nasional dan internasional. Dengan strategi ini maka RSPI Prof
Dr Sulianti Saroso sekaligus dapat berperan sebagai RS Rujukan Penyakit Infeksi;
Rumah Sakit Penelitian Penyakit Infeksi; dan RS Pendidikan Penyakit Infeksi paling
lambat pada tahun 2024.
1.2. TUJUAN RSB
Rencana Strategis Bisnis ini disusun untuk mendapatkan:
1. Panduan dalam menentukan arah strategis dan proses tindakan RSPI Prof. Dr.
Sulianti Saroso selama periode tahun 2020 – 2024.
2. Pedoman strategis dalam pola penguatan dan pemenuhan visi misi RSPI Prof.
Dr. Sulianti Saroso.
3. Dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan visi dan misi RSPI Prof.
Dr. Sulianti Saroso
4. Membangun arah jalinan kerjasama dengan para pemangku kebijakan internal
maupun eksternal.
1.3. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 25/2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang.
3. Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
7. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
6
8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan
Keuangan BLU.
9. Peraturan Pemerintah RI Nomor 74/2012 tentang Pengelolaan Keuangan BLU
10. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi
Kementerian Negara
11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 109/PMK.05/2007
tanggal 06 September 2007 tentang Dewan Pengawas BLU.
12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 76/PMK.05/2008
tanggal 23 Mei 2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan
BLU.
13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 44/PMK.02/2009
tanggal 05 Maret 2009 tentang Rencana Bisnis Dan Anggaran Serta
Pelaksanaan Anggaran BLU.
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2014 tentang Rencana Bisnis
dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum.
15. Peraturan Menteri Kesehatan No.340/Menkes/PER/III/2010 tentang Klarifikasi
Rumah Sakit Khusus yang menguatkan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso sebagai Rumah sakit Khusus Infeksi.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1144/MENKES/PER/
VIII/2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah
dengan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741)
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2019 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. dr. Sulianti Saroso
18. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 270/KMK.05/2007 tentang Penetapan
RSPI Prof. dr. Sulianti Saroso pada Departemen Kesehatan sebagai Instansi
Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum ( BLU );
19. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1138/MENKES/SKXI/2009 tentang
Penetapan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso sebagai
Pusat Kajian dan Rujukan Nasional Penyakit Infeksi;
7
20. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/I/2808/2017
tentang Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. dr. Sulianti Saroso sebagai Rumah
Sakit Pendidikan Afiliasi Untuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia .
21. Keputusan Badan Koordinasi Penanamn Modal Nomor 7/1/10/KES/PMDN/2017
tentang Izin Operasional Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. dr. Sulianti Saroso
sebagai Rumah Sakit Khusus Kelas A.
22. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-54/PB/2013 tentang
Penilaian Kinerja Satuan Kerja Badan Layanan Umum Bidang Layanan
Kesehatan.
23. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.04/I/568/
2012 tentang Kontrak Kerja
24. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.03.03/I/1032/
2014 tentang Rencana Strategis Bisnis UPT Vertikal Direktorat Jenderal Upaya
Kesehatan.
1.4. SISTEMATIKA PENYUSUNAN RSB
Sistematika Penyusunan RSB RSPI Prof Sulianti Saroso periode tahun 2020
– 2024 ini sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan RSB
1.3. Dasar Hukum
1.4. Sistematika Penyusunan RSB
BAB II KONDISI SATKER
2.1. Profil Satker
2.2. Gambaran Kinerja
A. Kinerja Aspek Pelayanan
B. Kinerja Aspek Keuangan
C. Kinerja Aspek SDM
D. Kinerja Aspek Sarana dan Prasarana
2.3. Tantangan Strategis
2.4. Bencharking
2.5. Analisa SWOT
2.6. Analisa TOWS
8
2.7. Analisa dan Mitigasi Risiko
A. Identifikasi Risiko
B. Penilaian Tingkat Risiko
C. Rencana Mitigasi Risiko
BAB III ARAH DAN PROGRAM STRATEGIS
3.1. Rumusan Pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai
3.2. Arah dan Kebijakan Stakeholders Inti
3.3. Rancangan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC)
3.4. Indikator Kinerja Utama
A. Matriks IKU
B. Kamus IKU
3.5. Roadmap 5 tahun kedepan
3.6. Program Kerja Strategis
BAB IV PROYEKSI KEUANGAN
4.1. Estimasi Pendapatan
4.2. Rencanan Kebutuhan Anggaran
4.3. Rencana Pendanaan
BAB V PENUTUP
9
BAB II
KONDISI RSPI PROF SULIANTI SAROSO
2.1. Profil RS
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso (RSPI Sulianti Saroso)
merupakan RS Vertikal milik Kementerian Kesehatan sejak tahun 1994 yang terletak
di Jalan Sunter Permai Raya, Jakarta utara memiliki luas tanah 4 ha dan luas
bangunan sebesar 16.487,95 M2.
TAHUN 1905
Sejarah rumah sakit ini dimulai dengan keberadaan Station Karantina di Pulau
Onrust Kuiper, Kepulauan Seribu. Nama 'Onrust' sendiri diambil dari bahasa
Belanda yang berarti 'Tidak Pernah Beristirahat' atau dalam bahasa Inggrisnya
adalah Unrest. Pulau Onrust merupakan pelabuhan VOC sebelum pindah ke
pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara. Pulau Onrust ini juga merupakan markas
tentara penjajah Belanda sebelum masuk Jakarta dan mendudukinya. Di pulau inilah
tentara Belanda melakukan aktivitas bongkar muat logistik perang. Tahun 1930-an,
Pulau Onrust juga menjadi asrama haji sebelum diberangkatkan ke Arab Saudi. Para
calon haji di Pulau Onrust diadaptasikan dengan udara laut karena zaman dahulu
mereka naik kapal laut sebelum menuju ke Arab Saudi. Pulau - pulau lain di
sekitarnya seperti Pulau Bidadari (dahulu bernama Pulau Sakit), Pulau Cipir (Pulau
Kahyangan) dan Pulau Kelor dibangun untuk menjadi pendukung pulau ini.
TAHUN 1958
Stasiun Karantina dipindahkan dari Pulau Onrust ke daerah pelabuhan di
Tanjung Priok Jakarta Utara. Fungsinya adalah untuk menampung penderita
karantina dari kapal tahun 1964 Stasiun karantina juga difungsikan sebagai tempat
untuk menampung penderita penyakit cacar dari Jakarta dan sekitarnya, dimana di
10
antara tahun 1964 sampai tahun 1970 merawat penderita cacar sekitar 2.358 orang.
Sejak Indonesia dinyatakan bebas cacar pada tahun 1972, kegiatan pun berkurang.
Foto: RS Karantina, Pelabuhan Tanjung Priok
TAHUN 1994
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 55/MENKES/SK/I/1994
tanggal 20 Januari 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso, rumah sakit ini adalah unit organik Departemen Kesehatan RI yang
bertanggung jawab langsung kepada DitJen PPM dan PLP.
Foto : Monumen kerjasama indonesia – Jepang
TAHUN 2011
Kedudukan RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso sebagai UPT Ditjen PP & PL
kemudian beralih menjadi UPT Ditjen Bina Upaya Kesehatan melalui perubahan
PerMenKes RI nomor 247/MenKes/PER/III/2008 tertanggal 11 Maret 2008 menjadi
PerMenKes RI nomor 2073/MENKES/PERX/2011 tertanggal 07 Oktober 2011,
dengan tidak ada perubahan dalam tugas pokok dan fungsi.
11
Foto : RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso
TAHUN 2017
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso telah melaksanakan survey akreditasi rumah
sakit versi 2012 pada tahun 2017 dan sudah dinyatakan LULUS PARIPURNA
berdasarkan Sertifikasi KARS-SERT/667/III/2017 tanggal 31 Maret 2017. Pada
tanggal 9 Juni 2017 RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso berdasarkan Keputusan Kepala
Badan Koordinasi penanaman modal No. 7/1/10/KES/PMDN/2017 tentang izin
operasional RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso menjadi rumah sakit khusus kelas
Foto: RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso terus melakukan pengembangan sarana
prasarana sebagai RS unggulan penyakit infeksi.
12
Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51
Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.
Dr. Sulianti Saroso, struktur organisasinya sebagai berikut:
1. Direktur Utama.
2. Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang
3. Direktorat Perencanaan, Keuangan dan Barang Milik Negara
4. Direktorat Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Umum
5. Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan
6. Bidang Pelayanan Penunjang
7. Bagian Perencanaan dan Evaluasi
8. Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara
9. Bagian Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Penelitian
10. Bagian Organisasi dan Umum
11. Komite Medik.
12. Komite Keperawatan
13. Komite Tenaga Kesehatan Lain
14. Komite Etik Penelitian Kesehatan
15. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
16. Komite Farmasi dan Terapi
17. Komite Program Pengendalian Resistensi Anti Mikroba
18. Komite Etik dan Hukum
19. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
20. Satuan Pemeriksa Intern.
21. Instalasi-instalasi dan Kelompok Jabatan Fungsional.
13
STRUKTUR ORGANISASI
14
2.2. Gambaran Kinerja Kegiatan Pelayanan Pada Tahun 2015 S.D Semester 1 2019 Dapat Diukur Dengan Pencapaian Target
Kinerja Yang Berdasarkan Indikator Kinerja BLU
a. Kinerja Aspek Pelayanan
N
O
Sub Aspek / Kelompok Indikator/
Indikator/ Sub Indikator
Realisasi
2015
Nilai
Riil
Realisa
si 2016
Nilai
Riil
Realisasi
2017
Nilai
Riil
Realisasi
2018
Nilai
Riil
Semester I
Tahun
2019
Nilai
Riil
1 Layanan 27,25 27,2
5 18 20,5
29,7
5
a. Pertumbuhan Produktivitas
1) Rata-rata Kunjungan Rawat
Jalan / Hari 1.05 1,5 0,98 1,25 1,02 1,5 0,84 0 1,17 2
2) Rata-rata Kunjungan Rawat
Darurat / Hari 0.98 1,25 0,98 1,25 0,98 1,25 0,76 0 1,29 2
3) Pertumbuhan Hari Perawatan
Rawat Inap (HP) 1.16 2 0,96 1,25 0,83 0 0,87 0,5 1,17 2
4) Pemeriksaan Radiologi / Hari 1.07 1,5 1 1,5 0,81 0 0,75 0 0,96 1,25
5) Pemeriksaan Laboratorium / Hari 1.09 1,5 1,11 2 0,77 0 0,84 0,5 1,19 2
6) Rata-rata Operasi / Hari 1.09 1,5 0,79 0 0,84 0 0,71 0 1,21 2
7) Rata-rata Rehab Medik / Hari 2.29 2 1,14 2 0,95 1,25 0,71 0 1,03 1,5
8) Pertumbuhan Peserta Didik
Pendidikan Kedokteran 0,92 1 1,32 2 0,76 0 1,3 2 0,25 0
15
9) Jumlah Penelitian yang
Dipublikasikan 0.63 0 2,4 2 0,5 0 12 2 3 2
b. Efektivitas Pelayanan
1) Kelengkapan Rekam Medik 24
jam selesai pelayanan 81,80% 2 84,65% 2 84,08% 2 88% 2 93,46% 2
2) Pengembalian Rekam Medik 83,92% 2 77,92% 1,5 76,93% 1,5 88% 2 93,46% 2
3) Angka Pembatalan Operasi 0% 2 0% 2 0% 2 0% 2 0% 2
4) Angka Kegagalan Hasil
Radiologi 0,84% 2 1,60% 1,5 1,09% 1,5 1% 2 1,5% 1,5
5) Persentase Penulisan Resep
sesuai Formularium 81,41% 1,5 88,12% 1,5 83,99% 1,5 99% 2 90,18% 2
6) Angka Pengulangan
Pemeriksaan Laboratorium 0,78% 2 0,40% 2 0,29% 2 1% 2 0,69% 2
7) BOR 41,39% 0,5 39,63% 0,5 32,99% 0,5 29% 0,5 33,53% 0,5
c. Pertumbuhan Pembelajaran
1) Rata-rata Jam Pelatihan/
Karyawan 1,79 1 1,17 1 0,91 1 1,92 1 1,52 1
2) Persentase Dokdiknis yang
Mendapat TOT 78,57% 1 100% 1 100% 1 100% 1 100% 1
16
3) Program Reward dan
Punishment
Ada
program
dilaksanak
an
sepenuhn
ya
1
Ada
program
dilaksan
akan
sepenu
hnya
1
Ada
program
dilaksana
kan
sepenuh
nya
1
ada
program
dilaksanaka
n
sepenuhny
a
1
Ada
program
dilaksanaka
n
1
2 Mutu dan Manfaat kepada
Masyarakat 31,3 31,8 31,4 32 32,5
a. Mutu Pelayanan
1) Emergency Response Time 14 Menit 1,5 5 Menit 2 5 Menit 2 2 Menit 36
detik 2
4 menit 38
detik 2
2) Waktu Tunggu Rawat Jalan 75 Menit 1 75 Menit 1 61 Menit 1 45 Menit 1,5 56 menit 1,5
3) LOS (Length of Stay) 6 Hari 2 6 Hari 2 6 Hari 2 6 Hari 2 6 hari 2
4) Kecepatan Pelayanan Resep Obat
Jadi 50 Menit 0,5 54 Menit 0,5 55 Menit 0,5 50 Menit 0,5 61 menit 0,5
5) Waktu Tunggu Sebelum Operasi 1 Hari 2 1 Hari 2 1 Hari 2 88 Menit 2 36 jam 35
menit 2
6) Waktu Tunggu Hasil Laboratorium 2 Jam 20
Menit 2
1 Jam 41
Menit 2
1 Jam 56
Menit 2
1 Jam 45
Menit 2 51 menit 2
17
7) Waktu Tunggu Hasil Radiologi 2 Jam 56
Menit 2
2 Jam 42
Menit 2
2 Jam 47
Menit 2
2 Jam 28
Menit 2
2 jam 30
menit 2
b. Mutu Klinik
1) Angka Kematian di Gawat Darurat 0.85% 2 0,48% 2 0,23% 2 0,46% 2 0,32% 2
2) Angka Kematian/Kebutaan ≥ 48
jam 3.98% 2 3,90% 2 3,04% 2 4% 1,5 3,18% 2
3) Post Operative Death Rate 0% 2 0% 2 0% 2 0% 2 0% 2
4) Angka Infeksi Nosokomial Dekubitus :
0,11%
4
Dekubitus :
0,04%
4
Dekubitus :
0,04%
4
Dekubitus :
0,08% 1
Dekubitus :
0% 4
Phlebitis :
1,2%
Plebitis :
0,54%
Plebitis :
0,24%
Plebitis :
0,05 % 1
Phlebitis :
0,05%
ISK : 0% ISK : 0,19% ISK : 0% ISK : 0 % 1 ISK : 0,05%
ILO : 0% ILO : 0% ILO : 0% ILO : 0,03% 1 ILO : 0,05%
5) Jumlah Kematian Ibu di Rumah
Sakit 0% 2 0% 2 0% 2 0,1% 2 0% 2
c. Kepedulian Kepada Masyarakat
1) Pembinaan kepada Puskesmas
dan Sarana Kesehatan Lain
Ada program
dilaksanakan
sepenuhnya
1
Ada program
dilaksanakan
sepenuhnya
1
Ada program
dilaksanakan
sepenuhnya
1 ada program
dilaksanakan 1
Ada program
dilaksanakan 1
2) Penyuluhan Kesehatan
Ada program
dilaksanakan
sepenuhnya
1
Ada program
dilaksanakan
sepenuhnya
1
Ada program
dilaksanakan
sepenuhnya
1 ada program
dilaksanakan 1
Ada program
dilaksanakan 1
18
3) Rasio Tempat Tidur Kelas III 43.11% 2 44,90% 2 33,36% 1,5 25% 1,5 34,17% 2
d. Kepuasan Pelanggan
1) Penanganan Pengaduan /
Persentase Pengaduan 100% 1 100% 1 100% 1 100% 1 100% 1
2) Kepuasan Pelanggan 77.75% 0,7 0,74 0,7 0,8 0,8 1,0 1 0,9 0,9
e. Kepedulian Terhadap
Lingkungan
1) Kebersihan Lingkungan (Hasil
Penilaian Rumah Sakit Berseri) 8.450 2 8.080 2 8.705 2 8.445 2 8.445 2
2) Proper Lingkungan (KLH)
Biru semua,
pengukuran
dilaksanakan
namun hasil
pengukuran
ada yg
melebihi
ambang
batas
0,6
Biru semua,
pengukuran
dilaksanakan
namun hasil
pengukuran
ada yg
melebihi
ambang
batas
0,6
Biru semua,
pengukuran
dilaksanakan
namun hasil
pengukuran
ada yg
melebihi
ambang
batas
0,6 ada program
dilaksanakan 1
Biru semua,
pengukuran
dilaksanakan
namun hasil
pengukuran
ada yg
melebihi
ambang
batas
0,6
TOTAL 58,55 59,05 49,4 52,5 62,25
19
BOR di rawat inap juga mengalami penurunan sehingga masih jauh dari
angka ideal, yaitu 70% - 85%. Rendahnya capaian BOR dibandingkan angka ideal
disebabkan bahwa RSPI Prof. dr. Sulianti Saroso merupakan rumah sakit rujukan
tersier. Selain itu, RSPI-SS mempunyai “ruang isolasi ketat” yang hanya digunakan
untuk kasus-kasus PIE, sehingga BOR ruang isolasi ketat sangat rendah dan angka
tersebut mempengaruhi BOR secara keseluruhan.
Kelengkapan rekam medik 24 jam selesai pelayanan RSPI Prof.Dr.Sulianti
Saroso mengalami peningkatan hal ini dikarenakan dokumen rekam medik pasien
rawat inap dapat terisi lengkap dan dikembalikan ke pengelola rekam medik dalam
waktu ≤ 24 jam setelah pasien pulang dan dibentuknya Tim resume medis rumah
sakit.
AvLOS (Average Length of Stay) secara umum sebesar 5 hari dan hampir
mencapai angka ideal, yaitu antara 6-9 hari. dikarenakan sebagian besar pasien
yang dirawat adalah kasus HIV / AIDS yang membutuhkan
Jika melihat trend Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yaitu jumlah
pasien rawat jalan, Gawat darurat dan hari perawatan di rawat inap cendrung
mengalami penurunan hal ini disebabkan terjadi perubahan tipe kelas A rumah sakit
rujukan tersier.
Jumlah peserta didik pendidik kedokteran jika melihat trend dari tahun 2015-
semester 1 tahun 2019 mengalami peningkatan hal ini disebabkan RSPI Prof.Dr.
Sulianti Saroso merupakan RS. afiliasi pendidikan.
Data Base Mahasiswa/I Kedokteran 2016
No Program Studi PSPD Periode Jumlah
1 FKUI STASE ILMU KESEHATAN
ANAK
Maret – April 2016 25
Mei – Juni 2016 80
Agustus – September 2016 25
Oktober – November 2016 36
2 FKUI STASE PULMONOLOGI April 2016 24
20
Mei 2016 26
3 FK UNTAR ILMU KESEHATAN
ANAK
14 Des ’15 – 19 Feb ‘16 8
18 Januari – 26 Maret 2016 5
22 Februari – 30 April 2016 6
28 Maret – 4 Juni 2016 8
2 Mei – 16 Juli 2016 7
6 Juni – 20 Agustus 2016 8
18 Juli – 24 September 2016 5
22 Agustus – 29 Oktober 2016 8
26 September – 3 Desember 2016 5
4 FK UNTAR ILMU PENYAKIT
DALAM
14 Des ’15 – 20 Feb ‘16 8
28 Maret – 4 Juni 2016 8
5 FK UNTAR ILMU PENYAKIT
SARAF
22 Feb – 26 Maret 2016 6
28 Maret – 30 April 2016 6
2 Mei – 4 Juni 2016 6
6 Juni – 16 Juli 2016 6
18 Juli – 20 Agustus 2016 6
22 Agustus – 24 September 2016 6
26 September – 29 Oktober 2016 4
31 Oktober – 3 Desember 2016 5
Jumlah 337
21
DATA BASE MAHASISWA KEDOKTERAN 2016
Program Studi PPDS Pulmonologi
No Nama Periode Jumlah
1 dr. Hasneta Ismail 8 – 31 Januari 2016 1
2 dr. YettyFariaty 1 – 29 Februari 2016 1
3 dr. Ginanjar Arum Desianti 1 – 31 Maret 2016 1
4 dr. Dini RizkiWijayanti 1 – 30 April 2016 1
5 dr.Rezadi Satya Wardhana 2 – 31 Mei 2016 1
6 dr. Diana Septiyanti 12 – 31 Juli 2016 1
7 dr.ErvanRivana 1 – 31 Agustus 2016 1
8 dr.NofiarniYusril 1 – 30 September 2016 1
9 dr.NurKeseny T 1 – 30 November 2016 1
Jumlah 9
Program Studi PPDS PenyakitDalam
No Nama Periode Jumlah
1 dr. M Yugo Hario Sakti 11 s/d 18 Januari 2016 1
2 dr. Jerry Eddya putra Boer 19 s/d 25 Januari 2016 1
3 dr. Ario Perbowo Putra 26 Januari s/d 2 Februari 2016 1
4 dr. Fragma Ady Sukma 3 s/d 11 Februari 2016 1
5 dr. Sharon Sandra 12 s/d 19 Februari 2016 1
6 dr. Luh Putu Listya 22 s/d 26 Februari 2016 1
7 dr. Hadyanto Caputra 29 Februari s/d 4 Maret 2016 1
22
8 dr. Reza Nugraha Yulisar 7 - 15 Maret 2016 1
9 dr. Winda P. Bastian 16 - 23 Maret 2016 1
10 dr. Reinaldo Alexander 24 Maret s/d 1 April 2016 1
11 dr. Subhan Rumoning 4 - 11 April 2016 1
12 dr. Nia Novianti 12 - 20 April 2016 1
13 dr. Stephanie Chandra 21 - 29 April 2016 1
14 dr. Melisa Diah Puspitasari 2 - 11 Mei 2016 1
15 dr. Artari Murwaningrum 12 - 19 Mei 2016 1
16 dr. Jeremia immanuel Siregar 20 - 27 Mei 2016 1
17 dr. Borries Foresto 30 Mei s/d 6 Juni 2016 1
18 dr. Anastasia Asylia D 7 - 15 Juni 2016 1
19 dr. Rizka Amalia Ambarwati 16 - 24 Juni 2016 1
Jumlah 19
Data Base Mahasiswa Kedokteran 2017
No Program Studi PSPD Periode Jumlah
1 FKUI STASE ILMU KESEHATAN
ANAK
Februari – April 2017 46
Mei - Juni 2017 28
Agustus 2017 18
2 FKUI STASE PULMONOLOGI Januari 2017 12
Januari – Februari 2017 13
Februari – Maret 2017 22
Maret – April 2017 25
April – Mei 2017 22
Mei 2017 14
Juni – Juli 2017 22
23
3 FK UNTAR ILMU PENYAKIT
SARAF
9 Jan – 11 Feb 2017 6
13 Feb – 18 Mar 2017 6
20 Mar – 27 April 2017 5
24 April – 27 Mei 2017 5
5 Juni – 15 Juli 2017 5
17 Juli – 19 Ags 2017 4
21 Ags – 23 Sept 2017 5
4 FK UNTAR ILMU KESEHATAN
ANAK
31 Okt 16 – 7 Jan 17 6
31 Okt 17 – 7 Jan 18 8
Jumlah 267
Program Studi PPDS Pulmonologi 2017
No Nama Periode Jumlah
1 dr. AnggarJito 6 – 31 Januari 2017 1
Jumlah 1
Data Base Mahasiswa Kedokteran 2018
No Program Studi PSPD Periode Jumlah
1 FKUI STASE PULMONOLOGI 1 – 12 Januari 2018 15
22 Jan – 9 Feb 2018 23
19 Feb – 9 Mar 2018 21
19 Mar – 6 Apr 2018 24
16 Apr – 4 Mei 2018 23
14 – 30 Mei 2018 23
27 Juni – 12 Juli 2018 23
30 Juli – 15 Ags 2018 24
24 – 28 September 2018 9
17 Des 2018 - 4 Jan 2019 24
24
2 FKUI STASE ILMU KESEHATAN
ANAK
5 Feb – 9 Maret 2018 30
9 April – 18 Mei 2018 39
13 Ags – 22 Sept 2018 31
15 Okt – 23 Nov 2018 34
3 FK UNTAR STASE ILMU
KESEHATAN ANAK
30 Okt ’17 – 6 Jan 2018 8
19 Mar – 26 Mei 2018 9
28 Mei – 12 Ags 2018 8
22 Okt – 30 Des 2018 8
4 FK UNTAR STASE ILMU
PENYAKIT SARAF
9 Jan – 10 Feb 2018 5
12 Feb – 17 Mar 2018 5
19 Mar – 21 Apr 2018 5
28 Mei – 1 Juli 2018 4
13 Ags – 16 Sept 2018 5
17 Sept – 21 Okt 2018 5
Jumlah 405
Program Studi PPDS Pulmonologi 2018
No Nama Periode Jumlah
1 dr. HapsariRetnoDewanti 9 – 31 Juli 2018 1
Jumlah 1
Data Base Mahasiswa Kedokteran 2019
No Program Studi PSPD Periode Jumlah
1 FKUI STASE PULMONOLOGI 31 Des 18 – 4 Jan 2019 8
14 – 31 Januari 2019 25
12 – 28 Februari 2019 23
11 – 28 Maret 2019 23
8 – 25 April 2019 28
6 – 23 Mei 2019 27
24 Jun – 12 Jul 2019 27
25
1 – 15 Agustus 2019 28
28 Okt – 15 Nov 2019 28
25 Nov – 13 Des 2019 28
23 Des 19 – 10 Jan 20 26
2 FKUI STASE ILMU
KESEHATAN ANAK
4 Feb – 11 Mar 2019 37
12 April – 17 Mei 2019 32
18 Juni–26 Juli 2019 34
19 Ags – 27 Sept 2019 34
Jumlah 408
Data Base Mahasiswa/i PKL
Keperawatan dan Non Medis 2016
NO PROGRAM STUDI PERIODE JUMLAH
1 Fakultas Kesehatan Universitas
MH Thamrin
11 Januari 2016 – 17 Maret 2016 6
2 D III Keperawatan Akademi
Keperawatan Antariksa Jakarta
01 – 26 Maret 2016 21
3 D III Keperawatan Akademi
Keperawatan Harum Jakarta
KMB 18 Januari 2016 – 12 Februari
2016
26
Keperawatan Anak 1 – 26 Agustus 2016
Januari 2016 – 12 Februari 2016
18
4 D III Keperawatan Akademi
Keperawatan Hang Tuah Jakarta
Periode PKL 9 Mei 2016 – 18 Juni 2016 50
19 September 2016 – 26 November
2016
50
9 Mei 2016 – 18 Juni 2016 50
5 STIKes Binawan 9 Februari 2016 – 9 Maret 2016 2
6 Universitas Islam As – Syafi’iyah 08 Februari 2016 – 26 Maret 2016 27
10 Maret 2016 – 19 Maret 2016 43
7 Poltekkes Jakarta III PKL Analis Kesehatan 6
PKL Keperawatan Periode PKL 9 Mei
2016 – 4 Juni 2016
19
26
8 Akademi Keperawatan Bina Insan Instalasi Laboratorium
28 Maret 2016 – 16 Mei 2016
43
9 STIKes KESOSI Manajemen Inovasi ( 29 Februari – 11
Maret 2016
Manajemen Keperawatan ( 14 Maret
2016 – 08 April 2016)
6
D III Analis Kesehatan. Instalasi
Laboratorium
Periode PKL 4 April 2016 – 4 Juli 2016
6
Program Profesi Ners Keperawatan
Respirasi Periode PKL 12 September
2016 – 23 September 2016
6
10 Akademi Kebidanan Sismadi
Jakarta
Manajemen Keperawatan ( 14 Maret
2016 – 08 April 2016)
16
11 STIKes Sismadi 27 Januari – 12 Februari 2016 6
29 Agustus – 16 September 2016 9
12 STIKes Istara Nusantara Jakarta Program Profesi Ners Keperawatan
Medikal Bedah
18 Januari – 27 Februari 2016
4
Program Profesi Ners
Keperawatan Gawat Darurat
26 September 2016 – 21 Oktober 2016
3
13 Magister Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta (KMB)
PKL Keperawatan Medikal Bedah 18
April – 4 Juni 2016
7
PKL 17 Oktober 2016 – 23 Desember
2016
31
PKL 24 Oktober 2016 – 17 Desember
2016
10
PKL 17 Oktober 2016 – 23 Desember
2016
2
14 Universitas Tujuh Belas Agustus
Jakarta
S2 Magister Keperawatan 3
Periode PKL 18 April – 4 Juni 2016
Instalasi Farmasi, Rawat Inap, Rawat
jalan (Poli Konseling, Poli Dots)
S1 Fakultas Farmasi UTA’45 3
01 Mei 2016 – 30 Juni 2016
27
Instalasi Farmasi, Rawat Inap, Rawat
jalan (Poli Konseling, Poli Dots)
S1 Fakultas Farmasi UTA’45
Periode PKL 11 Juli 2016 – 31 Agustus
2016
3
Instalasi Farmasi, Rawat Inap, Rawat
jalan (Poli Konseling, Poli Dots)
S1 Fakultas Farmasi UTA’45
Periode PKL 21 Nov–30 Des 2016
2
Instalasi Farmasi, Rawat Inap, Rawat
jalan (Poli Konseling, Poli Dots)
15 URINDO Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) S1
Kesehatan Masyarakat.
Di Instalasi Gizi Maret 2016 – 08 April
2016
1
16 AKKES (Akademi Kesehatan)
SAPTA BAKTI BENGKULU
Keperawatan Gawat Darurat
17 Oktober 2016 – 5 November 2016
26
17 FAKULTAS FARMASI ISTN
(Institut Sains dan Teknologi
Nasional
PKPA (Praktek Klinik Profesi Apoteker)
1 November 2016 – 30 November 2016
4
18 STIKes PHI DIII Keperawatan. PKL Keperawatan
Dasar 14 Nov – 16 Desember 2016
13
TOTAL 531
Data Base Mahasiswa/i PKL
Keperawatan dan Non Medis 2017
NO PROGRAM STUDI PERIODE JUMLAH
1 D III Analis Kesehatan
Universitas MH Thamrin
9 Januari 2017 – 15 Maret 2017 10
2 D III Keperawatan Akademi
Keperawatan Antariksa Jakarta
D III Keperawatan Akademi
Keperawatan Harum Jakarta
16 Januari 2017 – 25 Februari 2017 20
3 D III Keperawatan Akademi
Keperawatan Harum Jakarta
30 Januari – 17 Februari 2017
(Keperawatan Medikal Bedah)
30
28
8 Mei – 19 Mei 2017 (Keperawatan
Anak)
14
PKL 22 Mei – 02 Juni 2017
(Keperawatan Gawat Darurat)
6
4 PKPA Fakultas Farmasi ISTN
10 April – 31 Mei 2017 4
1 Agustus – 31 September 2017 4
5 PKPA Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
9 Januari 2017 – 11 Februari 2017 2
6 Maret – 28 April 2017 2
02 Mei – 30 Juni 2017 2
04 September – 31 Oktober 2017 2
01 November – 29 Desember 2017 2
6 D III Keperawatan Akademi
Keperawatan Hang Tuah Jakarta
10 April – 15 April 2017 Keperawatan
Anak
28
10 April -26 Mei 2017Medikal Bedah 28
18 September – 25 November 2017 49
13 – 17 Maret 2017 11
7 S1 Gizi STIKes Binawan 6 Februari – 12 Mei 2017 10
8 Universitas Islam As – Syafi’iyah 13 – 17 Februari & 20 – 25 Februari
2017
37
6-8 Maret 2017 & 9 – 11 Maret 2017
(Karyawan)
25
9 D III Akademi Keperawatan.
Poltekkes Jakarta III
3 April – 31 Mei 2017 20
10 Akademi Keperawatan Bina
Insan
14 Maret – 22 April 2017 50
11 Akademi Keperawatan Andalusia
Jakarta
17 April – 28 April 2017 7
18 Oktober – 10 Novemberl 2017 7
12 D III Analis Kesehatan STIKes
KESOSI
1 April – 30 Juni 2017 10
13 Akademi Kebidanan Sismadi
Jakarta
6 Februari – 3 Maret 2017
12
14 DIII Farmasi Poltekkes Jakarta II 1 - 28 Februari 2017 1
15 Poltekkes Jakarta III (DIII Analis 20 Februari – 18 April 2017 5
29
Kesehatan)
16 Universitas Muhammadiyah Prof.
DR. Hamka S1 Gizi
17 April – 14 Juni 2017 7
17 STIKes Istara Nusantara Jakarta
Program Profesi Ners
17 April – 26 Mei 2017 4
30 Oktober – 17 November
2017(Manajemen Keperawatan)
3
18 Stikes PHI (Persada Husada
Indonesia) Program Studi DIII
Keperawatan
29 Mei – 16 Juni 2017 16
19 Fakultas Farmasi Institut Sains
dan Teknologi Nasional (ISTN)
18 Oktober – 10 Novemberl 2017 6
18 Oktober – 10 Novemberl 2017 2
20 Magister Keperawatan
Universitas Muhammadiyah
Jakarta (KMB)
Periode 9 Oktober – 5 Januari 2017
17
TOTAL 453
Data Base Mahasiswa/i PKL
Keperawatan dan Non Medis 2018
NO PROGRAM STUDI PERIODE JUMLAH
1 D III Analis Kesehatan
Universitas MH Thamrin
15 Januari – 22 Maret 2018 5
2 D III Keperawatan Akademi
Keperawatan Harum Jakarta
29 Januari – 16 Februari 2018 40
9 Juli – 3 Agustus 2018 18
6 Agustus – 17 Agustus 2018 23
3 PKPA Fakultas Farmasi ISTN
5 Februari – 28 Februari 2018 4
5 Maret – 29 Maret 2018 4
2 April – 30 April 2018 4
4 PKPA Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
5 Maret – 30 April 2018 4
1 Agustus – 30 September 2018 4
1 Oktober – 30 November 2018 4
5 S1 Gizi Fakultas Ilmu – Ilmu
Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Prof
19 Maret – 11 Mei 2018 5
30
Dr. Hamka (UHAMKA)
6 D III Keperawatan Akademi
Keperawatan Hang Tuah Jakarta
12 Maret – 17 Maret 2018 9
9 April – 26 Mei 2018 57
17 September – 24 November
2018
57
7 S1 Gizi STIKes Binawan 5 Maret – 23 Maret 2018 7
2 April – 11 Mei 2018 5
8 S1 Keperawatan Universitas
Islam As – Syafi’iyah
29 Januari – 16 Februari 2018 51
9 April – 14 April 2018 26
9 D III Akademi Keperawatan.
Poltekkes Jakarta III
19 Maret – 27 April 2018 24
10 Akademi Keperawatan Bina
Insan
27Maret – 5 Mei 2018 62
11 D III Analis Kesehatan STIKes
KESOSI
19 Maret – 27 April 2018 8
12 Magister Keperawatan Fakultas
Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah
Jakarta
15 Oktober – 21 Desember 2018
25
13 D III Keperawatan STIKes Dr.
Sismadi
17 – 28 Desember 2018 12
14 S1 Keperawatan STIKes Dr.
Sismadi
17 – 28 Desember 2018 6
15 Akademi Kebidanan Sismadi
Jakarta
12 Februari – 9 Maret 2018 10
TOTAL 474
31
Data Base Mahasiswa/i PKL
Keperawatan dan Non Medis 2019
NO PROGRAM STUDI PERIODE JUMLAH
1 D III Analis Kesehatan
Universitas MH Thamrin
7 Januari – 11 Maret 2019 6
9 Desember 2019 – 15 Februari 2020 6
2 D III Keperawatan Akademi
Keperawatan Harum Jakarta
28 Januari – 15 Februari 2019 34
24 Juni – 5 Juli 2019 16
22 Juli 2019 – 3 Agustus 2019 (KGD) 16
3 PKPA Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
1 Februari 2019 – 31 Maret 2019 4
1 Agustus 2019 –30 September 2019 4
4 PKPA Fakultas Farmasi
Universitas 17 Agustus 1945
Jakarta
4 Februari 2019 – 31 Maret 2019 4
1 April 2019 – 31 Mei 2019 4
5 Agustus – 27 September 2019 3
7 Oktober – 29 November 2019 5
5 S1 Gizi Fakultas Ilmu – Ilmu
Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Prof
Dr. Hamka (UHAMKA)
4 Maret – 27 April 2019 5
6 D III Keperawatan Akademi
Keperawatan RS Sumber Waras
25 Februari – 12 April 2019 51
2 Desember 2019 – 20 Desember
2019
39
7 D IV Analis Kesehatan Fakultas
Farmasi dan Sains Universitas
Muhammadiyah Prof Dr. Hamka
(UHAMKA)
18 Februari – 30 Maret 2019 4
5 Agustus – 5 Oktober 2019 7
8 D III Keperawatan Akademi
Keperawatan Bina Insan Jakarta
12 Maret – 20 April 2019
58
9 Profesi Ners Keperawatan
STIKIM
25 Maret – 19 April 2019 33
22 April – 31 Mei 2019 33
8 Juli – 2 Agustus 2019 31
5 – 9 Agustus 2019 31
2 – 27 September 2019 31
Periode PKL Manajemen Keperawatan 31
32
2019
10 S1 Gizi Universitas Binawan 1 April – 10 Mei 2019 6
11 D III Analis Kesehatan STIKes
KESOSI
8 April –15 Juni 2019 6
12 Akademi Keperawatan Hang
Tuah Jakarta
KMB, 8 April - 25 Mei 2019 52
Anak, 8 April - 25 Mei 2019 28
16 September – 23 November 2019 52
13 PKPA Fakultas Farmasi dan
Sains Universitas Prof DR Hamka
(UHAMKA)
1 Juli – 23 Agustus 2019 5
1 September – 31 Oktober 2019 5
2 Desember 2019 – 31 Januari 2020 5
14 S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu
Kesehatan UPN “Veteran”
Jakarta
18 November 2019 – 10 Januari 2020
8
15 S1 Keperawatan STIKes Dr
Sismadi
18 November 2019 – 10 Januari 2020
8
16 S2 Magister Keperawatan UMJ Imunologi = 22 Oktober 2019 – 26
November 2019
Peminatan = 3 Desember 2019 – 27
Desember 2019
36
17 S2 Spesialis (Endokrin) KMB
UMJ
14 Oktober 2019 – 3 Januari 2020 4
TOTAL 671
Jumlah penelitian Eksternal Pendidikan RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso terlihat
trend mengalami peningkatan dan sesuai dengan target penetapan kinerja.
Data Penelitian Eksternal Pendidikan Tahun 2016
NO JUDUL PENELITI KUALIFI
KASI INSTITUSI PROGRESS
1 Hubungan Antara Karakteristik
Responden, Pengetahuan,
Sikap Dan Perilaku Gizi
Seimbang Terhadap Kejadian
Status Gizi Lebih Pada Pegawai
Farida
Agustin
S1 S1 Ilmu Gizi
STIKes
Binawan
Laporan sudah
dikumpulkan
33
Rumah Sakit Penyakit Infeksi
Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun
2016
2 Tingkat Keberhasilan dan
Kegagalan Pengobatan TB Paru
Dengan Strategi DOTS Di
Rumah Sakit Penyakit Infeksi
Prof. Dr. Sulianti Saroso
Periode Januari-Desember
2015
Jessica
Elizabeth
S1 FK UNTAR Laporan sudah
dikumpulkan
2
3
Pengaruh Waktu Pengobatan
Antiretroviral Teraoi (ART) Yang
Tidak Sesuai Rekomendasi
WHO Terhadap Kegagalan
Imunologis Pasien Ko-Infeksi
TB-HIV Di Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Januari 2011-
Mei 2015
Musa
Rapang,
SKM
S2 S2-FKM UI Laporan sudah
dikumpulkan
4
4
Analisis Ketahanan Hidup 10
Tahun Pasien HIV/AIDS Di
RSPI Prof Dr Sulianti Saroso
Jakarta dari tahun 2005-2006
Andika,SKM S2 S2-FKM UI Laporan sudah
dikumpulkan
5 Pengaruh Efek Samping Obat
Antiretroviral Lini Pertama
Terhadap Kepatuhan
Pengobatan Pasien HIV/AIDS di
RSPI Prof Dr Sulianti Saroso
Nurvika W,
S.Si,Apt
S2 S2-FKM UI Laporan sudah
dikumpulkan
6
6
Pengaruh Waktu Pengobatan
Antiretroviral Teraoi (ART) Yang
Tidak Sesuai Rekomendasi
WHO Terhadap Kegagalan
Imunologis Pasien Ko-Infeksi
TB-HIV Di Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Januari 2011-
Mei 2015
Musdalifah S2 S2-FKM UI Laporan sudah
dikumpulkan
34
7
7
Profil Peresepan Pada Pasien
HIV-AIDS Yang Aktif
Menggunakan ARV di RSPI
Prof Dr Sulianti Saroso Dalam
bulan Juni 2015
Putri Anggun D3 D3 Poltekes Laporan sudah
dikumpulkan
8
Pengaruh Konseling Terhadap
Kepatuhan Pengobatan OAT Di
Poli Paru Rumah Sakit Penyakit
Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso
Jakarta Utara
Dian Novita S S2 S2-FIK
UMJ Jur
KMB
Laporan sudah
dikumpulkan
9
9
Gambaran Pola Mikroorganisme
Pada Penggunaan Seragam
Perawat Di Dahlia 2 Rumah
Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Jakarta
Hotmarida
Silalhi
S2 magister
keperawata
n UNPAD
Laporan sudah
dikumpulkan
1
10
Hubungan Riwayat Merokok
Dengan Penyakit Tuberkulosis
Paru Pada Laki-Laki Usia
Produktif
saphira Evani S1 S1
Kedokteran
UNTAR
Laporan sudah
dikumpulkan
1
11
Evaluasi Kelengkapan Resep
Pada Pasien Dewasa Rawat
Jalan Di Rumah Sakit Penyakit
Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso
Berdasarkan KEPMENKES
No.58 Tahun 2014 Periode
Maret-Juni 2016
supiadui
poernama
S1 fakultas
farmasi
UTA'45
Laporan sudah
dikumpulkan
1
12
Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Perilaku
Perawat dalam Pemilahan
Sampah Medis Di Ruang ICU
dan IGD Rumah Sakit Penyakit
Infeksi Prof.dr. Sulianti Saroso
Jakarta Tahun 2016
nurlela D4 D4 Keshling
URINDO
Laporan sudah
dikumpulkan
35
Data Penelitian Eksternal Pendidikan Tahun 2017
1
1
Pengaruh Persepsi Remunerasi
Terhadap Turnover Intention
dengan Continuance
Commitment sebagai Variabel
Mediasi di Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso
Singgih
pamungkas
S2 Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis
Universitas
Gadjah Mada
Laporan sudah
dikumpulkan
1
2
Profil Peresepan pada Pasien
HIV-AIDS di RSPI Prof Dr
Sulianti Saroso Periode Juni
2016
Fitrah Arliana D3 Poltekes
Kemenkes II
Jakarta
Laporan sudah
dikumpulkan
1
3
Hubungan Jumlah CD+ dengan
Terapi cART pada Pasien
dengan HIV
Andrew
Soerijadi
S1 Fakultas
Kedokteran
Universitas
Tarumanegara
Laporan sudah
dikumpulkan
1
4
Pengaruh Kepemimpinan dan
Manajerial Kepala Ruangan
Terhadap Kepuasan dan Kinerja
Perawat Pelaksana di RSPI Prof
Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Utara Tahun 2017
Tri Diani
Agustin
S2 Magister
Keperawatan
FIK
Universitas
Muhammadiya
h Jakarta
Laporan sudah
dikumpulkan
1
5
Analisis beban kerja terhadap
penurunan stressor perawat di
RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso
Jakarta Utara Tahun 2017
Aditya
Puspanegara
S2 Magister
Keperawatan
FIK
Universitas
Muhammadiya
h Jakarta
Laporan sudah
dikumpulkan
1
6
Prevalensi dan Determinan
Infeksi Tuberkulosis Aktif pada
Pasien HIV/AIDS di Rumah
Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Periode Tahun
2011-2016
Intan S2 Magister
Kesehatan
Masyarakat
Laporan sudah
dikumpulkan
1
7
Evaluasi Karakteristik,
Sosiodemografi, Klinis, dan Pola
Terapi Antiretroviral Pasien
Niken Diaz
Tantri
S1 Fakultas
Farmasi
UNTAG
Laporan sudah
dikumpulkan
36
HIV/AIDS di RSPI Prof Dr
Sulianti Saroso Periode Juli-
Desember 2015
2
8
Hubungan Varian Genotip Alel
G Titik Promoter-336 Gen
CD209 terhadap Kejadian
Infeksi Oportunistik Tuberkulosa
Paru Pada Penderita HIV lanjut
(AIDS) di Unit Pelaynan
Terpadu HIV AIDS
Rizki
Perdana
S3 Program
Doktoral
Kesehatan
Masyarakat UI
Laporan sudah
dikumpulkan
2
9
Evaluasi Efek Samping Obat
HIV/AIDS dengan Terapi
Antiretroviral (ARV) pada
Pasien Rawat Jalan di RSPI
Prof Dr Sulianti Saroso Periode
Januari- Juni 2016
Sri Dwi
Wulandari
S1 Fakultas
Farmasi
UNTAG
Laporan sudah
dikumpulkan
2
10
Studi Fenomenologi :
Pengalaman Serodiskordan
dalam memepertahankan status
HIV negatif di RS. Penyakit
Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso
Widia AW S2 Magister
Keperawatan
FIK
Universitas
Muhammadiya
h Jakarta
Laporan sudah
dikumpulkan
11
Efektifitas Pengobatan
Antiretroviral terhadap CD4
pada Orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) di Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti
Saroso Periode Januari 2014 –
Maret 2017
Sri Rahayuni S2 Magister
Kesehatan
Masyarakat
URINDO
Laporan sudah
dikumpulkan
2
12
Analisis Respon Imun Seluler
pada Penderita HIV dengan TB
Aktif dan TB Laten terhadap
Antigen ESAT-6/ CFP-10 dan
RpfD
dr. Ervan
Budiman
S2 Magister
Biomedik UI
Laporan sudah
dikumpulkan
2
13
Analisis Peran Sel T Regulator
Pada Pasien dengan Koinfeksi
HIV-TB Aktif dan HIV-TB Laten
dr. RM.
Agung
Pranata
S2 Magister
Biomedik UI
Laporan sudah
dikumpulkan
37
2
14
Hubungan Antara Transmisi
Vertikal Dengan Cara
Persalinan Dan Penggunaan
ARV Pada Kehamilan Dengan
HIV (+) di RSPI prof. Dr. Sulianti
Saroso Tahun 2012-2016
dr. Agustina
N. Tobing
Spesiali
s
Program
Pendidikan
Dokter
Spesialis I
Bagian / SMF
Obstetri
Ginekologi FK
Universitas
Sam Ratulangi
Laporan sudah
dikumpulkan
2
15
Study Inventory TB Dr. Feri
Akhmad
MPH
Non
Pendidik
an
LITBANGKES Laporan sudah
dikumpulkan
16 Study Resitensi Antibiotik :
Prevalensi Multi Drug Resitant
Organisme, Efektifitas
Pembiayaan dan Rasionalitas
Penggunaan Antibiotika Pada
Kasus HAIs di Beberapa Rumah
Sakit di Indonesia Tahun 2017
Indri
Rooslamiati,
MSc, Apt
Non
Pendidik
an
LITBANGKES Laporan sudah
dikumpulkan
2
17
Survey RISNAKES Dr. Nana
Mulyana
Non
Pendidik
an
Kemenkes Laporan sudah
dikumpulkan
3
18
Studi Virologi dari Bahan Biologi
Tersimpan Suspek MERS-CoV
di RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso
Tahun 2015-2015
Dodi Safari
PhD & Tri
Yuli S , M.
Biomed
Non
Pendidik
an
Lembaga
Eijkman &
RSPI-SS
Laporan sudah
dikumpulkan
3
19
Kajian Farmakoekonomi dan
Farmakoepidemiologi Pengguna
Antibiotik serta Antiiflamasi
dalam Penanganan Pasien
Sepsis
dr. Abdul
Khairul Rizki
Purba , M.
Sc. Sp. FK
Non
Pendidik
an
Departemen
Farmakologi
dan Terapi
UNAIR
Laporan sudah
dikumpulkan
38
Data Penelitian Eksternal Pendidikan Tahun 2018
3
1
Kualitas hidup pada pasien
pengobatan ARV dengan
kuesioner SF-36 di RSPI Prof
Dr. Sulianti Saroso
Achmad
Ridho
S1 Farmasi UTA
'45 Jakarta
Laporan sudah
dikumpulkan
3
2
Profil Peresepan ARV pada
pasien HIV di RSPI Prof Dr.
Sulianti Saroso
Nuraini D3 Poltekes
Kemenkes II
Jakarta
Laporan sudah
dikumpulkan
3
3
Profil Peresepan OAT pada
Pasien TB-HIV di RSPI Prof. Dr.
Sulianti Saroso
Nafisah D3 Poltekes
Kemenkes II
Jakarta
Laporan sudah
dikumpulkan
4
Gambaran Penggunaan Obat
Kandidiasis Pada Pasien
HIV/AIDS di RSPI Prof Dr.
Sulianti Saroso Periode 2016-
2017
Nadhifah D3 Poltekes
Kemenkes II
Jakarta
Laporan sudah
dikumpulkan
5
Evaluasi Kualitatif Penggunaan
Antibiotik Pada Pasien
Pneumonia di Instalasi Rawat
Inap RSPI-SS Tahun 2016
Indah
Berliana
Anggraini
S1 ISTN Laporan sudah
dikumpulkan
3
6
Analisis selisih penggantian tarif
pelayanan kesehatan oleh
BPJS Kesehatan dengan tarif
Rumah Sakit (Studi Kasus RSPI
Prof. Dr. Sulianti Saroso)
Agung
Firdaus
Salam
S1 BINUS Laporan sudah
dikumpulkan
7
Evaluasi Kuantitatif
Penggunaan Antibiotik dengan
metode ATC/DDD dan DU 90%
pada pasien rawat inap di ruang
ICU RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso
Irma Juliany S1 ISTN Laporan sudah
dikumpulkan
8
Analisis Biaya Pengobatan
Pada Pasien Difteri di Instalasi
Rawat Inap RSPI Prof Dr.
Sulianti Saroso
Della Nur
Anggraini
S1 ISTN Laporan sudah
dikumpulkan
9
Tingkat Kepuasan Pasien
Terhadap Pelayanan
Diana Karina S1 ISTN Laporan sudah
dikumpulkan
39
Kefarmasian Instalasi Farmasi
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
10
Faktor Prediktor Kematian
Infeksi Difteria Anak
DR. Eggy Sub
Spesiali
s
UI Laporan sudah
dikumpulkan
11
Sikap dan Perilaku Seksual
Perempuaan Menikah Dengan
Status ODHA
Nur
wakhodatura
hmah
S1 UI Laporan sudah
dikumpulkan
1
12
Pengaruh pemberian Anti Difteri
Serum (ADS) Penurunan
Derajat Keparahan Difteri di
RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso
Tahun 2014-2017
Anita P S2 URINDO Laporan sudah
dikumpulkan
13
Pengembangan Uji Multipleks
Real Time PCR untuk
Menunjang Diagnosis Dini
Infeksi Difteri yang Disebabkan
oleh Corynebacterium sp.
Penghasil Toksin
Dr.dr. Yeva
Rosana, Ms,
SpMK (K)
S2 PPDS Mikro
UI
Laporan sudah
dikumpulkan
14
Pengaruh Pengobatan ARV
terhadap Ketahanan Hidup
pada Orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) di Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Periode Agustus
2014 – Agustus 2016
Qurotul ‘Aini S2 URINDO Laporan sudah
dikumpulkan
15
Monitoring Pemanfaatan
GeneXpert untuk Pemeriksaan
Tuberkulosis di Laboratorium
Pemeriksa TB di DKI Jakarta
Tahun 2017
Ita Rosita S1 UI Laporan sudah
dikumpulkan
17
Analisis Faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya
tuberkulosis paru relaps di
RSPI-SS 1 Januari 2012-31
Desember 2017
Diliana PPDS FK-UI Laporan sudah
dikumpulkan
Pengaruh Kepatuhan Berobat Dra. Non Poltekes Laporan sudah
40
18 Antituberkulosis terhadap
Keberhasilan Pengobatan pada
Pasien Pasien TB-HIV di RSPI
Sulianti Saroso Tahun 2015-
2017
Yusmaniar,
M.Biomed,
Apt dan Adin
S.Si. Apt, M.
Pendidik
an
kemenkes
Jakarta II
dikumpulkan
19
HIV Proaktif Study dr.
Desrinawati,
M. A, Sp.A
Non
Pendidik
an
LITBANGKE
S-INA
RESPOND
Laporan sudah
dikumpulkan
Data Penelitian Eksternal Pendidikan Tahun 2019
NO JUDUL PENELITI KUALI
FIKASI INSTITUSI PROGRESS
1 Evaluasi Efektifitas Sebelum
dan Sesudah Penggunaan
Obat Antiretroviral (ARV)
Menggunakan Indikator CD4
Pada Pasien HIV/AIDS di
Rumah Sakit Penyakit Infeksi
Prof. Dr. Sulianti Saroso
Dina Mungki S1 Farmasi
UTA '45
Jakarta
Laporan sudah
dikumpulkan
2 Gambaran Kejadian dan
Proses Pengobatan
Tuberkulosis Ekstra Paru di
Rumah Sakit Penyakit Infeksi
Prof. Dr. Sulianti Saroso
Rahman
Sianu
S1 Farmasi
UTA '45
Jakarta
Laporan sudah
dikumpulkan
3 Analisis Sistem Pengawasan
dan Proteksi Helathcare
Associated Infections (HAIs)
terhadap Pengelolaan
Limbah Medis Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Jakarta
Andika S1 FKM UNDIP Penyusunan
Laporan
4 Profil Peresepan pasien HIV-
AIDS yang aktif
Lathifah
Sabrina
D3 Poltekes
Kemenkes
Laporan sudah
dikumpulkan
41
menggunakan ARV di RSPI-
SS Tahun 2017
Wajihah II Jakarta
5 Profil Peresepan pasien HIV-
AIDS yang aktif
menggunakan ARV di RSPI-
SS Tahun 2016
M. Afnan
Syahdila
Disaka
D3 Poltekes
Kemenkes
II Jakarta
Laporan sudah
dikumpulkan
6 Faktor-Faktor yang
berhubungan dengan
kejadian Difteri pada pasien
RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso
yang berdomisili di DKI
Jakarta Tahun 2018
Mutiara
Ramadhani
S1 FIIK
UHAMKA
Laporan sudah
dikumpulkan
7 Gambaran Bakteri Penyebab
Infeksi Nososkomial dan
Sensitifitas Antibiotik Paa
Pasien Pengguna Kateter di
Ruang Rawat Intensif RSPI
Prof Dr Sulianti Saroso
Irawati D4 Program D-
IV Analis
Kesehatan
Universitas
Muhammadi
yah Prof.
Dr. Hamka
Penyusunan
Laporan
8 Kajian Evaluasi Penerapan
Standar Pelayanan Minimal
(SPM) di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Penyakit Infeksi
Prof Dr. Sulianti Saroso
Tahun 2019
Ika Susanti S2 Pasca
Sarjana
UHAMKA
Penyusunan
laporan
9 Hubungan Angka CD4+
Pada Penderita HIV/AIDS
dengan Kejadian Kriptokokus
di RSPI Prof Dr Sulianti
Saroso
Tazkiyh
Shofana
D4 Prodi D4
Teknologi
Lab Medik
Poltekes
Kemenkes
Jakarta III
Laporan sudah
dikumpulkan
10 Perbandingan Kompres
Hangat dan Kompres Dingin
Farnsiska S1 STIKIM Pengajuan etik
42
untuk menurunkan Tingkat
Nyeri pada Penyuntikan
Kanamicyn pada pasien
TBRO di RSPI-SS
1
11
Efektifitas Mobilisasi Mika
Miki dalam Pencegahan
Presure Injury pada pasien
Sepsis di Instalasi Pelayanan
Intensif (IPI)
Tiurmauli
RS
S1 STIKIM Pengajuan etik
12 Faktor yang mempengaruhi
Kualitas Hidup Orang degan
HIV/AIDS (ODHA) di
RSPISS
Nimas Syu
LH
S2 FKM UI Laporan sudah
dikumpulkan
13 Pengujian Aplikasi
Electronic-Pressure Injury
Alarm (e-PIA) dalam
Manajemen Pencegahan
Cedera Tekan di RSPI Prof
Dr Sulianti Saroso
Agus S S2 FIK UI Laporan sudah
dikumpulkan
14 Hubungan Ketidakpatuhan
Pengobatan Antiretroviral
(ARV) Lini Pertama terhadap
Kegagalan Imunologis
Pasien HIV/AIDS di RSPI
Prof Dr. Sulianti Saroso
Tahun 2014-2018
Nur Aini
Hidayah
S2 FKM UI Laporan sudah
dikumpulkan
15 Analisis Efektifitas Kombinasi
Antiretroviral Pada Pasien
HIV/AIDS di RSPI Prof Dr
Sulianti Saroso
Debora S1 Farmasi Penyusunan
Laporan
16 Gambaran Karakteristik Anak
yang Mengalami HIV yang
Menjalani Terapi ARV di
Nuraidah S2 FIK-UI Penyusunan
Laporan
43
RSPI Prof Dr Sulianti Saroso
17 Profil Anak dengan TB Paru
di RSPI Prof Dr Sulianti
Saroso
Agatha
Nagrintya
Gintings
S1 Fakultas
Kedokteran
Universitas
Kristen
Indonesia
Penyusunan
Laporan
18 Karakteristik Klinis Pasien
Infeksi Saluran Kemih di
RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso
M. Fahmi S1 Fakultas
Kedokteran
UMJ
Pengumpulan
data
19 Karakteristik Pasien
Pneumonia Balita di Instalasi
Rawat Inap RSPI Prof Dr.
Sulianti Saroso
Yusmiati
Tomalima
S1 Fakultas
Kedokteran
UMJ
Pengumpulan
data
20 Analisis Hubungan Status
Gizi dengan Derajad
Keparahan Pneumonia Pada
Balita di Instalasi Rawat Inap
RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso
Januari – Desember 2018
Balqis Al
Sakina Z
S1 Fakultas
Kedokteran
UMJ
Pengumpulan
data
21 Karakteristik Klinis Pasien
Penderita Osteomielitis di
RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso
Tahun 2018
M. Rifaldi
Nabiu
S1 Fakultas
Kedokteran
UMJ
Pengumpulan
data
22 Karakteristik Klinis Pasien
Demam Berdarah Dengue di
RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso
Tahun 2018
Ghina
Rasyidah
S1 Fakultas
Kedokteran
UMJ
Pengumpulan
data
23 Evaluasi Kualitatif
Penggunaan Antibiotik
Profilaksis Pada Pasien
Bedah Orthopedi dengan
Metode Gyssens di RSPI
Prof Dr. Sulianti Saroso
Epi
Wulandari
S1 Farmasi
UTA’45
Proses etik
44
Jakarta Periode Juli-
Desember 2018
24 Evaluasi Kuantitatif
Penggunaan Antibiotik di
Bangsal Dewasa di RSPI
Prof Dr. Sulianti Saroso
Jakarta Periode Juli-
Desember 2018
Indriyanti S1 Farmasi
UTA’45
Proses etik
25 Evaluasi Kualitatif
Penggunaan Antibiotik di
Perawatan Intensive Care
Unit (ICU) RSPI Prof Dr.
Sulianti Saroso Jakarta
Yulianti
Aritonang
S1 Farmasi
UTA’45
Proses etik
Grafik 1. Jumlah Penelitian Pendidikan Berdsarkan Jenjang Pendidikan
Tahun 2016 - 2019
45
Data Penelitian Eksternal Non Pendidikan Tahun 2019
No Institusi Peneliti Utama Judul Progres
1 Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia (FKUI)
bekerjasama
dengan Eijkman-
Oxford Clinical
Research Unit
(EOCRU)
dr. Erni Juwita
Nelwan, PhD,
Sp.PD-KPTI
Exploration of
Antimicrobial
Consumption to
Indentify Targets for
Quality
Improvement in
Indonesian Hospital
: A Mixed Method
study (EXPLAIN
Study)
Pengumpulan
data
Pengumpulan
data
PKS sedang
diproses bidang
klinik
2 Departemen
Parasitologi
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia (FKUI)
Prof. Dr. Retno
Wahyuningsih, MS
Development of
Serology Diagnosis
of Chronic
Aspergillosis and
Histoplasmosis in
Indonesia
PKS dan SK tim
Internal sedang
diproses bidang
klinik
Ijin sudah keluarr
3 Depertemen
Pulmonologi FK
UI-RSUP
Persahabatan
Dr.dr . Agus Dwi
Susanto Sp.P(K).
Shadow Under The
Lamp (SHUL) :
Kebiasaan merokok
tenaga kesehatan
di Negara-Negara
Asia Pasifik dan
Timur Tengah
PKS sedang
diproses bidang
Imunologi
Ijin sudah Keluar
Penelitian untuk
data internasional
sudah terkumpul,
kelanjutan di RSPI
untuk data
Indonesia
4 Departemen
Parasitologi
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Dr. dr. Anna
Rozaliyani, M.
Biomed Sp.P
Point of Care Test
for The Diagnosis of
Chronic And
Allergic Aspergillos
PKS dan SK tim
Internal sedang
diproses bidang
klinik
46
Indonesia (FKUI)
5 Fakultas Ilmu
Keperawatan
Universitas
Indonesia
(Penelitian
Dosen)
Hening Pujasari
PhD
Dr. Ernie
Novieastari, S.Kp
Studi Fenomelogi
Keyakinan Ibu
dengan HIV
Terhadap Transmisi
Penyakit dari Ibu ke
Anak
PKS sedang
diproses bidang
Imunologi
Ijin sudah keluar
Pengumpulan
Data
6 ITB-RSPI-SS Dr. Ernawati Arifin
Giri Rachman
Pengujian Kit
HBsAg Berbasis
ELISA ITB-RSPISS
PKS dan SK Tim
sudah
Ijin Sudah
Pengumpulan
Data
7 klaster Infectious
Disease and
Imunology
Research Center
(IDIRC) IMERI
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Infonesia
Dr. dr. Erlina
Burhan Sp.P, M. Sc
(K)
Pengembangan Uji
Urin Pada Pasien
Terduga Infeksi
Tuberculosis
dengan Kelangkaan
Sputum
Presentasi
proposal
8 klaster Infectious
Disease and
Imunology
Research Center
(IDIRC) IMERI
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Infonesia
- Pengembangan uji
diagnostik
leptospira dengan
PCR dan Uji
diagnostik cepat
sebagai pendukung
diagnosis
microscopic
Agglutinin Test
(MAT)
Surat pegajuan
(proposal belum
ada)
47
53
No. Indikator Realisasi
2015
Nilai
Riil Realisasi
2016
Nilai
Riil Realisasi
2017
Nilai
Riil Realisasi
2018
Nilai
Riil
Realisasi
Semester I
Tahun 2019
Nilai
Riil
1 Rasio Keuangan 9,25 10,7 12,05 13,5 11,3
a. Rasio Kas (Cash Ratio) 984 0,25 1.756 0,25 910 0,25
341 1,5 2.897 % 0,25
b. Rasio Lancar (Current Ratio) 2.217 2,5 3.577 2,5 1.850 2,5
1.652 2,5 4631,16 % 2,5
c. Periode Penagihan Piutang
(Collection Period) 83,33 0,25 67,85 0,5 48 1 92 0,25 53,1 hari 1
d. Perputaran Aset Tetap
(Fixed Asset Turnover) 36,9 2 35,25 2 21 2
34 2 83,78 % 2
e. Imbalan atas Aset Tetap
(Return on Fixed Asset) (26.26) 0 2,20 0,8 8 2
7 2 6 % 1,7
f. Imbalan Ekuitas (Return on
Equity) (0.32) 0 0,05 0,4 2 0,8
12 2 1,04 % 0,6
g. Perputaran Persediaan
(Inventory Turnover) 57,08 2 75,28 2 71 2
38 2 56,67 hari 2
h. Rasio Pendapatan PNBP
terhadap Biaya Operasional
(Cost Recovery)
45,90 1,75 44,72 1,75 36 1,5
28 1,25 30,66 % 1,25
b. Kinerja Aspek Keuangan
54
i. Rasio Subsidi Biaya Pasien 1,99 0,5 1,26 0,5 0 0 - 0 0 % 0
No. Indikator Realisasi
2015
Nilai
Riil Realisasi
2016
Nilai
Riil Realisasi
2017
Nilai
Riil Realisasi
2018
Nilai
Riil Realisasi
Semester I
Tahun 2019
Nilai
Riil
2 Kepatuhan Pengelolaan
Keuangan BLU 10,7 11 11 11 9,8
a. Rencana Bisnis dan
Anggaran (RBA) Definitif 2
a.1. Jangka waktu RBA
definitif ditandatangani
Menteri/Pimpinan Lembaga
Sampai
dengan 31
Des tahun
sebelumnya
0,4
Sampai
dengan 31
Des tahun
sebelumny
a
0,4
Sampai
dengan 31
Des tahun
sebelumnya
0,4
Sampai
dengan 31
Des tahun
sebelumnya
0,4
Sampai dgn
31 Desember
tahun
sebelumnya
0,4
a.2. Ditandatangani oleh
pemimpin Satker BLU Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4
a.3. Diketahui
Dewas/Pejabat yang ditunjuk
Menteri
Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4
a.4. Disetujui dan
ditandatangani oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga
Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4
55
a.5. Kesesuaian format
dengan PMK no.
92/PMK.05/2011
Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4
b. Laporan Keuangan
Berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan
2
b.1. Laporan Keuangan
Triwulan I
Disampaika
n s.d
tanggal 15
0,2
Disampaik
an s.d
tanggal 15
0,2
Disampaika
n s.d
tanggal 15
0,2
Disampaika
n s.d
tanggal 15
0,2 Disampaikan
s.d tanggal 15 0,2
b.2. Laporan Keuangan
Semester I
Disampaika
n s.d
tanggal 10
0,2
Disampaik
an s.d
tanggal 10
0,2
Disampaika
n s.d
tanggal 10
0,2
Disampaika
n s.d
tanggal 10
0,2 Disampaikan
s.d tanggal 10 0,2
b.3. Laporan Keuangan
Triwulan III
Disampaika
n s.d
tanggal 15
0,2
Disampaik
an s.d
tanggal 15
0,2
Disampaika
n s.d
tanggal 15
0,2
Disampaika
n s.d
tanggal 15
0,2 Disampaikan
s.d tanggal 15 0,2
b.4. Laporan Keuangan
Tahunan
Disampaika
n s.d
tanggal 20
0,2
Disampaik
an s.d
tanggal 20
0,2
Disampaika
n s.d
tanggal 20
0,2
Disampaika
n s.d
tanggal 20
0,2 Disampaikan
s.d tanggal 20 0,2
56
b.5. Audit Laporan
Keuangan Tahunan
Diaudit oleh
auditor
Eksternal s
d 31 Mei TA
berikutnya
0,2
Diaudit
oleh
auditor
eksternal s
d 31 Mei
TA
berikutnya
0,2
Diaudit oleh
auditor
eksternal s
d 31 Mei TA
berikutnya
0,2
Diaudit oleh
auditor
eksternal s
d 31 Mei TA
berikutnya
0,2
Diaudit oleh
auditor
eksternal
setelah 31
Mei TA
berikutnya
0,2
b.6. Hasil Audit Laporan
Keuangan
Wajar
Tanpa
Pengecualia
n
1
Wajar
Tanpa
Pengecual
ian
1
Wajar
Tanpa
Pengecualia
n
1
Wajar
Tanpa
Pengecualia
n
1 Wajar Tanpa
Pengecualian 1
c. Surat Perintah Pengesahan
Pendapatan dan Belanja BLU 0,8
c.1. SP3B BLU Triwulan I
Disampaika
n sampai
dengan
akhir TW I &
saldo kas
sesuai
0,4
Disampaik
an sampai
dengan
akhir TW I
& saldo
kas sesuai
0,4
Disampaika
n sampai
dengan
akhir TW I &
saldo kas
sesuai
0,4
Disampaika
n sampai
dengan
akhir TW I &
saldo kas
sesuai
0,4
Disampaikan
sampai
dengan akhir
TW I & saldo
kas sesuai
0,4
57
c.2. SP3B BLU Triwulan II
Disampaika
n sampai
dengan
akhir TW III
& saldo kas
sesuai
0,4
Disampaik
an sampai
dengan
akhir TW
III & saldo
kas sesuai
0,4
Disampaika
n sampai
dengan
akhir TW III
& saldo kas
sesuai
0,4
Disampaika
n sampai
dengan
akhir TW III
& saldo kas
sesuai
0,4
Disampaikan
sampai
dengan akhir
TW II & saldo
kas sesuai
0,4
c.3. SP3B BLU Triwulan III
Disampaika
n sampai
dengan
akhir TW III
& saldo kas
sesuai
0,4
Disampaik
an sampai
dengan
akhir TW
III & saldo
kas sesuai
0,4
Disampaika
n sampai
dengan
akhir TW III
& saldo kas
sesuai
0,4
Disampaika
n sampai
dengan
akhir TW III
& saldo kas
sesuai
0,4
Disampaikan
sampai
dengan akhir
TW III & saldo
kas sesuai
c.4. SP3B BLU Triwulan IV
Disampaika
n sesuai
langkah-
langkah
akhir tahun
& saldo kas
sesuai
0,8
Disampaik
an sesuai
langkah2
akhir
tahun &
saldo kas
sesuai
0,8
Disampaika
n sesuai
langkah2
akhir tahun
& saldo kas
sesuai
0,8
Disampaika
n sesuai
langkah2
akhir tahun
& saldo kas
sesuai
0,8
Disampaikan
sesuai
langkah2
akhir tahun
anggaran &
saldo kas
telah sesuai
58
d. Tarif Layanan
Telah
ditetapkan
oleh
Kementeria
n Keuangan
1
Telah
ditetapkan
oleh
Kementeri
an
Keuangan
1
Telah
ditetapkan
oleh
Kementeria
n Keuangan
1
Telah
ditetapkan
oleh
Kementeria
n Keuangan
1
Telah
ditetapkan
oleh
Kementerian
Keuangan
1
e. Sistem Akuntansi 1
e.1. Sistem Akuntansi
Keuangan Ya 0,6 Ya 0,6 Ya 0,6 Ya 0,6
Ya 0,6
e.2. Sistem Akuntansi Biaya Tidak 0 Ya 0,2 Ya 0,2 Ya 0,2 Ya 0,2
e.3. Sistem Akuntansi Aset
Tetap Ya 0,2 Ya 0,2 Ya 0,2 Ya 0,2
Ya 0,2
f. Persetujuan Rekening 0,5
f.1. Rekening Pengelolaan
Kas Ya 0,1 Ya 0,1 Ya 0,1 Ya 0,1
Ya 0,1
f.2. Rekening Operasional Ya 0,3 Ya 0,3 Ya 0,3 Ya 0,3 Ya 0,3
f.3. Rekening Dana Kelolaan Tidak 0 Ya 0,1 Ya 0,1 Ya 0,1 Ya 0,1
g. SOP Pengelolaan Kas Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5
h. SOP Pengelolaan Piutang Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5
i. SOP Pengelolaan Utang Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5
59
j. SOP Pengelolaan Barang
dan Jasa Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5
Ya 0,5
k. SOP Pengelolaan Barang
Inventaris Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5
Ya 0,5
JUMLAH SKOR INDIKATOR
KEUANGAN 19,95 21,7 23,05
24,5 21,1
60
Dengan hasil penilaian capaian kinerja layanan dan keuangan tersebut diatas maka
capaian kinerja Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof dr.Sulianti Saroso dari tahun 2015 s.d
semester 1 tahun 2019 termasuk pada kriteria AA (BAIK).
c. Kinerja Aspek SDM .
Gambaran SDM TAHUN 2019
NO JENIS TENAGA KETERANGAN TAHUN 2019
PNS NON PNS JUMLAH
1
MEDIS
DOKTER UMUM 24 0 24
DOKTER GIGI 2 0 2
DOKTER SPESIALIS 42 1 43
2
PERAWAT DAN
BIDAN
PERAWAT 208 5 213
BIDAN 13 0 13
3 PENUNJANG
MEDIS
86 13 99
4 NON MEDIS 128 108 236
JUMLAH 503 127 630
d. Kinerja Aspek Sarana & Prasarana
Pengelolaan Sarana dan Prasarana dapat dilaporan dalam bentuk intrakomtabel,
ekstrakomtabel, gabungan intrakomtabel dan ekstrakomtabel, aset tak terwujud. Adapun
laporan perkembangan masing-masing Barang Milik Negara Semester I tahun 2019, dapat
dilaporkan sebagai berikut (Laporan BMN 30 Juni 2019):
Barang Milik Negara
No Uraian
BMN
Intra komptabel
(Rp)
Ekstra
komptabel
(Rp)
Gabungan
(Rp)
1 Jumlah Aset s.d 1
Januari 2019 444,578,991,410 323,235,210 444,902,226,620
2 Penambahan 3,254,747,100 309,049 3,255,056,149
61
Aset Tetap
3 Penyusutan 185,113,882,153
4 Penghentian
pengunaan (14,450,000,000) (14,450,000,000)
Total Aset s.d 30 Juni
2019 433,383,738,510 323,544,259 433,707,282,769
Sedangkan total keseluruhan BMN keadaaan tanggal 30 Juni 2019 bernilai
sebesar Rp. 433.707.282.769,-sedangkan Sarana Prasarana atau Barang Milik Negara
berupa fisik gedung dan barang inventaris pada posisi semester I tahun 2019 akan
dijelaskan di bawah ini :
Daftar Gedung, Halaman, dan Jalan
NO NAMA GEDUNG PERUBAHAN
PERUNTUKAN LUAS (M2) KETERANGAN
1 Laboratorium Sama 852,20 4 Lantai
Laboratorium Sama 500,00 2 Lantai
2 Pos Satpam Sama 29,25 1 Lantai
3 Ruang Isolasi Sama 1.630,20 3 Lantai
4 Garasi Ambulance Ruang Sanitasi 48,75 1 Lantai
5 Bangunan Induk Bagian A
Depan 4.527,00 2 Lantai
6 Bangunan Induk Bagian B
Jalan Selasar 732,00 3 Lantai
7 Bangunan Induk Bagian C
Belakang 3.672,00 5 Lantai
8 Bangunan Induk Bagian D
Ruang Rawat Inap 1.596,00 3 Lantai
9 Bangunan induk Bagian E
Bangunan Penunjang 1 Gudang 224,00 1 Lantai
10 Bangunan Induk Bagian F
Bangunan Penunjang 2 216,00 2 Lantai
62
11 Bangunan Induk Bagian G
Selasar Depan 237,00 1 Lantai
12 Bangunan Induk Bagian H
Selasar Dalam 189,00 1 Lantai
13 Bangunan Induk Bagian I
Musholah Sama 144,00 1 Lantai
14 Bangunan Induk Bagian J
Rumah Gardu Sama 78,75 1 Lantai
15 Bangunan Induk Bagian K
Rumah Trafo Sama 25,00 1 Lantai
16 Bangunan Induk Bagian L
Laboratorium Existing 1.526,00 3 Lantai
17 Bangunan Induk Bagian M
Saluran Air Kotor Sama 55,00 1 Lantai
18 Bangunan Induk Poli Dott
12,00 1 Lantai
19 Bangunan Induk Bagian I
Gedung Asrama Sama 267,00 2 Lantai
20
Bangunan Gedung
Administrasi Perkantoran
Askes Center
Sama 79,00 1 Lantai
21
Poli MDR menyatu
dengan bangunan induk
rawat inap
sama 106,81 1 lantai
22 Bangunan genset baru sama 67,9 1 Lantai
23 Bangunan Gardu Baru Sama 22,68 2 Lantai
24 Tambahan bangunan
IPSR Lt 2 72 2 Lantai
25 Tambahan ruang cou nter
admin Logistik 24,02 1 Lantai
TOTAL 16.640,15
63
Alat Transportasi
Tabel sarana dan prasarana ini menggambarkan perkembangan fasilitas fisik yang
dimiliki oleh RSPI SS (penambahan/ pengurangan) terdiri dari luas tanah, gedung,
komposisi tempat tidur, peralatan medik, peralatan kantor, meubelair, kendaraan dinas
dan sarana prasarana penunjang lainnya.
2.3. Tantangan Strategis
Berdasarkan hasil dari proses Brainstorming, Focus Group Discussion, dan diskusi
terpimpin baik dengan pihak internal maupun eksternal maka dapat disimpulkan bahwa
Tantangan Strategis yang dihadapi kedepan oleh RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso adalah
1. Memiliki kasus-kasus spesifik penyakit infeksi
2. Tata kelola penelitian
3. Sumber pendanaan untuk penelitian
4. Membangun jejaring kerjasama pelayanan, pendidikan dan pengkajian/ penelitian dalam
dan luar negeri
5. Melaksanakan sistem kewaspadaan dini dan respon penyakit potensial wabah
6. Meningkatkan kualitas pelayanan infeksi berbasis good clinical governance
7. Menyelenggarakan pengkajian dan penelitian di bidang penyakit infeksi yang dapat
ditranslasikan ke dalam pelayanan
8. Menyelenggarakan pendidikan di bidang infeksi yang terintegrasi berbasis Academic
Health System
9. Visi dan Misi sebagai RS Unggulan Penyakit Infeksi perlu diresapi oleh seluruh jajaran staf
No Nama Alat
Kondisi
Jumlah
Baik Rusak Sedang Rusak Berat
1 Ambulance 3 6 9
2 Mobil Jenazah 1
1
3 Micro Bus
1 1
4 Mobil dinas (Mini bus) 5 3 8
5 Jeep
1 1
6 Sepeda Motor 5 8 13
64
10. Keragaman pemangku kebijakan
11. Kesenjangan antara harapan/standar dan kenyataan
12. Tata kelola SDM
13. Menciptakan iklim kerja yang kondusif, budaya koorporat, sarana dan prasarana sesuai
dengan best practice
14. Mewujudkan sistem manajemen RS yang akuntabel
2.4. Benchmarking
Benchmarking dilakukan di tingkat asia pasifik ke National Center Global Medicine
(NCGM), Japan dan RS Royal Melbourne, Victoria, Australia dan Westmead Institute untuk
dijadikan acuan dalam meningkatkan pelayanan. Kondisi rumah sakit yang dijadikan acuan
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso untuk mencapai visi misi dalam rentang 5 (lima) tahun ke
depan diantaranya pelayanan unggulan untuk kasus penyakit infeksi contohnya pelayanan
HIV/AIDS dan integrasi pelayanan, pendidikan dan penelitian.
Tabel 1. Bencmarking RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
No National Center For
Global Health and
Medicine (NCGM),
Japan
Rumah sakit Royal
Melbourne, Australia
Westmead
Institute, Australia
Bum rasnaradura
Infectious Disease
Institute (BIDI),
Thailand
1 Merupakan Rumah
Sakit pemerintah
sebagai pusat rujukan
nasional Penyakit
infeksi di Jepang
Merupakan Rumah Sakit
pemerintah sebagai pusat
rujukan nasional penyakit
infeksi di Australia
Merupakan Pusat
Penelitian Penyakit
Infeksi Emerging
dan reemerging &
Mikrobiologi
Merupakan Rumah
Sakit pemerintah
sebagai pusat
rujukan nasional
penyakit infeksi di
Thailand
2 Merupakan pusat
rujukan penyakit infeksi
untuk kasus HIV/AIDS.
Total pasien baru
HIV/AIDS di rawat jalan
tahun 2011 hingga
2014 sejumlah 819
pasien. Selain itu juga
sebagai pusat penyakit
Memiliki Victorian
Infectious Diseases
Services (VIDS) yaitu
pelayanan rawat inap dan
rawat jalan penyakit
infeksi yang komprehensif
dengan fokus utama yaitu
penyakit tropis, travel
medicine, HIV/AIDS,
Pusat Penelitian
Fokus pada tema
diagnostic, terapi,
resistensi terkait
new dan reemerging
disease dengan
tujuan untuk
pencegahan, control
dan terapi
Memiliki pelayanan
Travel Medicine
Clinic dengan
layanan diagnostic
test untuk malaria
65
tropis dan travel
medicine
hepatitis, tuberculosis dan
HAI’s lainnya.
3 Memiliki ruang rawat
inap bertekanan negatif
sesuai standar WHO
Memiliki ruang rawat inap
bertekanan negatif sesuai
standar WHO
Memiliki ruang rawat
inap bertekanan
negatif sesuai
standar WHO
4 Integrasi pelayanan,
pendidikan dan
penelitian
Integrasi pelayanan,
pendidikan dan penelitian
2.5. Analisa SWOT
a. Kekuatan
1. Merupakan Rumah Sakit Rujukan Nasional dan Pusat Kajian Penyakit Infeksi
(terdapat Direktorat Pengkajian PI & PM tahun 2015-2019 ) serta RS Pendidikan
afiliasi UI
2. Memiliki sarana prasarana yaitu fasilitas layanan khusus/unggulan, terkait kasus
PPRA, TBRO, TB HIV, dan INFEM serta memiliki 16 (10%) ruang isolasi yang sesuai
standar WHO, termasuk memiliki laboratorium dengan fasilitas biorepositori bahan
biologik tersimpan (BBT), banyak bahan untuk penelitian
3. Dokter, perawat, tenaga kesehatan lain berpengalaman dalam penanganan penyakit
infeksi baik khususnya INFEM
4. Mempunyai MOU dengan institusi pelayanan, pendidikan dan penelitian dalam dan
luar negeri antara lain NCGM Jepang
5. Mempunyai kewenangan mengeluarkan sertifikasi vaksinasi internasional (travel klinik)
6. Memiliki data surveilans penyakit potensial KLB sebagai sumber data penelitian lebih
lanjut
b. Kelemahan
1. Sistem Informasi danTeknologi belum optimal
2. Promosi RSPI SS belum optimal
3. Implementasi budaya corporate belum optimal
4. Tenaga ahli (sub spesialis) bidang penyakit infeksi masih kurang dan SDM dengan
pengalaman yang cukup namun belum diakui secara nasional serta belum optimal
nyatata kelola sebagai peneliti
5. Sarana prasarana dan biosafety biosecurity laboratorium belum optimal
66
6. Anggaran RS dari APBN terbatas
7. Sistem remunerasi belum baik
c. Peluang
1. Mendapatkan jumlah dan jenis penyakit INFEM karena epidemiologi yang
berkembang/meningkat serta meningaktkan jumlah pasien karena adanya penyakit
berpotensi KLB tinggi di Indonesia
2. Memperluas dan memperkua tjejaring kerjasama pelayanan dan penelitian karena ada
komitmen global untuk penanganan infeksi dan RSPI ditunjuk sebagai RS Pendidikan
afiliasi UI
3. Meningkatkan kompetensi sebagai pendidik klinis karena menjadi rumah sakit
pendidikan dan AHS UI
4. Pengembangan penelitian tetang tatalaksana kesehatan berbasis bukti dan penelitian
translasional karena praktek EBM telah diterima secara luas dalam masyarakat
kesehatan
5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan PPI dan INFEM serta Tropical Disease
skala naional dan regional karena pedoman PPI Nasional mengacu kepada Pedoman
RSPI-SS yang terakreditasi nasional dan internasional
6. Rumah sakit yang secara khusus menangani kasus INFEM se asia pasifik masih
terbatas
d. Ancaman
1. Perijinan pengembangan fisik RS bisa sulit karena lahan milik Pemprov DKI Jakarta
2. Pertumbuhan RS yang berdekatan meningkat dan RS seasia Pasifik yang sesuai
IPTEK terbaru
3. Menurunnya jumlah kasus/ jenis pasien dengan penyakit infeksi (selain PINERE)
karena RS lain mampu memberikan tatalaksana infeksi
4. Menurunnya jumlah pasien karena masyarakat cenderung memilih RS yang mudah
aksesnya dan adanya rujukan berjenjang
5. Terhambat pelayanan tertentu karena regulasi/birokrasiserta cash flow rumah sakit
terganggu karena proses pembayaran klaim BPJS
67
2.6. DIAGRAM Kartesius & PRIORITAS STRATEGIS
a. Diagram Kartesius
Pemilihan prioritas strategi dilakukan dengan terlebih dahulu memberi nilai dari masing-
masing SWOT yang telah teridentifikasi. Penilaian dilakukan oleh Tim Penyusun Renstra
dengan bantuan kuesioner elektronik. Hasil penilaian didapat nilai rata-rata bagi setiap SWOT
sebagai berikut:
Kekuatan Nilai
1. Merupakan rumah sakit rujukan nasional dan pusat kajian penyakit infeksi
(terdapat Direktorat Pengkajian PI & PM tahun 2015-2019 ) serta RS
Pendidikan afiliasi UI
3.8
2. Memiliki sarana prasarana yaitu fasilitas layanan khusus/unggulan, terkait
kasus PPRA, TBRO, TB HIV, dan INFEM serta memiliki 16 (10%) ruang isolasi
yang sesuai standar WHO, termasuk memiliki laboratorium dengan fasilitas
biorepositori bahan biologik tersimpan (BBT), banyak bahan untuk penelitian
3.7
3. Dokter, perawat, tenaga kesehatan lain berpengalaman dalam penanganan
penyakit infeksi baik khususnya INFEM
3.4
4. Mempunyai MOU dengan institusi pelayanan, pendidikan dan penelitian dalam
dan luar negeri antara lain NCGM Jepang
3.6
5. Mempunyai kewenangan mengeluarkan sertifikasi vaksinasi internasional
(travel klinik)
3.6
6. Memiliki data surveilans penyakit potensial KLB sebagai sumber data penelitian
lebih lanjut
3.5
Kelemahan
1. Sistem Informasi danTeknologi belum optimal 3.7
2. Promosi RSPI SS belum optimal 3.8
3. Implementasi budaya corporate belum optimal 3.5
4. Tenaga ahli (sub spesialis) bidang penyakit infeksi masih kurang dan SDM
dengan pengalaman yang cukup namun belum diakui secara nasional serta
belum optimal nyatata kelola sebagai peneliti
3.6
5. Sarana prasarana dan biosafety biosecurity laboratorium belum optimal 3.5
6. Anggaran RS dari APBN terbatas 3.6
7. Sistem remunerasi belum baik
3.5
68
Peluang
1. Mendapatkan jumlah dan jenis penyakit INFEM karena epidemiologi yang
berkembang/meningkat serta meningaktkan jumlah pasien karena adanya
penyakit berpotensi KLB tinggi di Indonesia
3.5
2. Memperluas dan memperkuat jejaring kerjasama pelayanan dan penelitian
karena ada komitmen global untuk penanganan infeksi dan RSPI ditunjuk
sebagai RS Pendidikan afiliasi UI
3.7
3. Meningkatkan kompetensi sebagai pendidik klinis karena menjadi rumah sakit
pendidikan dan AHS UI
3.5
4. Pengembangan penelitian tetang tatalaksana kesehatan berbasis bukti dan
penelitian translasional karena praktek EBM telah diterima secara luas dalam
masyarakat kesehatan
3.5
5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan PPI dan INFEM serta Tropical
Disease skalanaional dan regional karena pedoman PPI Nasional mengacu
kepada Pedoman RSPI-SS yang terakreditasi nasional dan internasional
3.6
6. Rumah sakit yang secara khusus menangani kasus INFEM se asia pasifik
masih terbatas
3.4
Ancaman
1. Perijinan pengembangan fisik RS bisa sulit karena lahan milik Pemprov DKI
Jakarta
3.3
2. Pertumbuhan RS yang berdekatan meningkat dan RS seasia Pasifik yang
sesuai IPTEK terbaru
2.8
3. Menurunnya jumlah kasus/jenis pasien dengan penyakit infeksi (selain
PINERE) karena RS lain mampu memberikan tatalaksana infeksi
3.3
4. Menurunnya jumlah pasien karena masyarakat cenderung memilih RS yang
mudah aksesnya dan adanya rujukan berjenjang
3.3
5. Terhambat pelayanan tertentu karena regulasi/birokrasiserta cash flow rumah
sakit terganggu karena proses pembayaran klaim BPJS
3.5
Dari hasil tersebut diperoleh: Rata-rata nilai kekuaatan 3.6dan rata-rata nilai kelemahan
3.6. Maka diperoleh aksis x sebesar0.0. Rata-rata nilai peluang 3.5, sedangkan rata-rata nilai
ancaman 3.2, sehingga diperoleh axis y sebesar +0,3. Berdasarkan rata-rata nilai SWOT
tersebut, maka dapat digambarkan Grafik Kartesius sebagai berikut:
69
b. Prioritas Strategis
Grafik tersebut menunjukan bahwa RSPI Prof Sulitanti Saroso masu kkekuadran kiri
atas dan cocok untuk mengambil strategi dengan pendekatan Pembenahan, yaitu
memanfatkan semua seluruh kekuatan dan peluang yang tersedia untuk membenahi
kelemahan-kelemahan yang ada
2.7. Analisa TOWS
Analisa TOWS dilakukan untuk mengidentifikasi sasaran strategis yang akan dilakukan
oleh rspi sulianti saroso dalam periode rsb 2020-2024. Analisa dilakukan melalui diskusi pada
masing-masing direktorat, menghasilkan berbagai usulan sasaran strategis yaitu:
72
1 Merupakan rumah sakit rujukan nasional dan pusat kajian penyakit infeksi (
terdapat Direktorat Pengkajian PI & PM tahun 2015-2019 ) serta RS Pendidikan
afiliasi UI
1
Sistem Informasi dan Teknologi belum optimal
2 Memiliki sarana prasarana yaitu fasilitas layanan khusus/unggulan, terkait kasus
PPRA, TBRO, TB HIV, dan INFEM serta memiliki 16 (10%) ruang isolasi yang
sesuai standar WHO, termasuk memiliki laboratorium dengan fasilitas
biorepositori bahan biologik tersimpan (BBT), banyak bahan untuk penelitian
2
Promosi RSPI SS belum optimal
3 Dokter, perawat, tenaga kesehatan lain berpengalaman dalam penanganan
penyakit infeksi baik khususnya INFEM
3Implementasi budaya corporate belum optimal
4
Mempunyai MOU dengan institusi pelayanan, pendidikan dan penelitian dalam
dan luar negeri antara lain NCGM Jepang
4 Tenaga ahli (sub spesialis) bidang penyakit
infeksi masih kurang dan SDM dengan
pengalaman yang cukup namun belum diakui
secara nasional serta belum optimalnya
tatakelola sebagai peneliti
5 Mempunyai kewenangan mengeluarkan sertifikasi vaksinasi internasional (travel
klinik)
5 Sarana prasarana dan biosafety biosecurity
laboratorium belum optimal
6 Memiliki data surveilans penyakit potensial KLB sebagai sumber data penelitian
lebih lanjut
6Anggaran RS dari APBN terbatas
7 Sistem remunerasi belum baik
STRATEGI SO
1 Mendapatkan jumlah dan jenis penyakit INFEM karena
epidemiologi yang berkembang/meningkat serta
meningaktkan jumlah pasien karena adanya penyakit
berpotensi KLB tinggi di Indonesia
1
Membangun kemitraan dengan RS baik RS pemerintah maupun swasta dalam
lingkup nasional
1Meningkatkan promosi (sosialiasi & advokasi)
RS secara periodik dan rutin dalam lingkup
nasional
2 Memperluas dan memperkuat jejaring kerjasama
pelayanan dan penelitian karena ada komitmen global
untuk penanganan infeksi dan RSPI ditunjuk sebagai RS
Pendidikan afiliasi UI
2
Membuka layanan penyakit non infeksi yang berpotensi infeksi
2
Meningkatkan fungsi PKRS
3Meningkatkan kompetensi sebagai pendidik klinis karena
menjadi rumah sakit pendidikan dan AHS UI
3Memperkuat dan menambah jumlah penelitian yang menggunakan data dan atau
BBT
3 Mengupdate unit cost, meningkatkan BOR,
memperkuat koordinasi antar unit untuk
mengurangi LOS
4 Pengembangan penelitian tetang tatalaksana kesehatan
berbasis bukti dan penelitian translasional karena praktek
EBM telah diterima secara luas dalam masyarakat
kesehatan
4
Melaksanakan publikasi nasional dan internasional
4Membuat jejaring promosi kesehatan secara
nasional dengan mengoptimalisasikan instalasi
PKRS
5 Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan PPI dan
INFEM serta Tropical Disease skala naional dan regional
karena pedoman PPI Nasional mengacu kepada
Pedoman RSPI-SS yang terakreditasi nasional dan
internasional
5
Menjadi WHO CC untuk penyakit INFEM
5
Meningkatkan kompetensi SDM dalam bidang
sub spesialis infeksi
6 Rumah sakit yang secara khusus menangani kasus
INFEM se asia pasifik masih terbatas
6Mengembangkan surveilens epidemiologis penyakit INFEM dan tropis
6 Mengembangkan jejaring penelitian lingkup
nasional dan internasional
7 Menyelenggaraan pelatihan dan pendidikan
mandiri dalam skala nasional
8Mengembangkan system teknologi yang
lengkap dan terintegrasi internal dan eksternal
9 Meningkatkan promosi tentang pelayanan,
diklat, dan penelitian RS yang up to date di
masyarakat, mitra jejaring, pemerintah dan
swasta
10 Mengembangkan jejaring pendidikan dan
pelatihan dalam bidang infeksi
11 Meningkatkan mutu pendidikan bebrasis AHS
UI
12 Meningkatkan mutu kinerja, kapasitas SDM di
pelayanan dan penelitian dengan pendidikan
pelatihan
13 Melakukan pemetaan SDM sesuai ABK
14 Promosi kesehatan di komunitas tentang
stigma negatif infeksi menjadi positif
15 Membuat SIM terpadi 1 pintu
16 Membuat tim reformasi birokrasi internal
17 Mengembangkan sistem remunerasi kepada
seluruh staf agar lebih transparan
1 Perijinan pengembangan fisik RS bisa sulit karena lahan
milik Pemprov DKI Jakarta 1
Membangun kepercayaan stakeholder eksternal untuk meningkatkan jumlah
kunjungan pasien ke RSPI
1 Mengajukan regulasi khusus terkait rujukan
penyakit inkesi agar dapat langusng ke RSPI
2 Pertumbuhan RS yang berdekatan meningkat dan RS
seasia Pasifik yang sesuai IPTEK terbaru 2 Meningkatkan kepuasan stakeholder2 Mengusulkan regulasi dan alur tata kelola
penyakit infeksi berpotensi KLB
3 Menurunnya jumlah kasus/jenis pasien dengan penyakit
infeksi (selain PINERE) karena RS lain mampu
memberikan tatalaksana infeksi 3 Melobby pemprov DKI agar dapat menghibahkan lahan ke kemenkes
3Mengajukan regulasi terkait pembayaran BPJS
pada kasus-kasus berpotensi KLB
4 Menurunnya jumlah pasien kerena masyarakat cenderung
memilih RS yang mudah aksesnya dan adanya rujukan
berjenjang
5 Terhambat pelayanan tertentu karena regulasi/birokrasi
serta cash flow rumah sakit terganggu karena proses
pembayaran klaim BPJS
STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
OPPORTUNITY (O) STRATEGI WO
THREAT (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
73
2.8. ANALISA dan MITIGASI RISIKO
a. Identifikasi Risiko
Sasaran Strategis Risiko
Perspektif Pembelajaran
1. Meningkatkan Kompetensi Tenaga
Kesehatan
SDM yang berkompeten pindah ke instansi lain
Direkrut oleh instansi lain
2. Terwujudnya Sarana Prasarana
sesuai dengan Best Practice
Anggaran meningkat untuk pemeliharaan dan
perizinan
Belum tersedianya SDM yang kompeten
3. Terwujudnya Sistem IT yang lengkap
terintegrasi internal dan eksternal
Kurang tersedianya SDM yang kompeten
Memerlukan anggaran yang besar
Perspektif Proses Bisnis
4. Menyelenggarakan Penelitian dan
Diklat INFEM (Infeksi Emerging)
Terakreditasi
Kurikulum dan modul belum terakreditasi
Fasilitator TOT dan MOT kurang
5. Memperkuat Jejaring Penelitian dan
Diklat Nasional/Internasional
Ketidaksiapan SDM, sarpras, anggaran, dalam
penelitian dan diklat
6. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan
Melalui Kemitraan dengan Berbagai
Pihak
Ketidaksiapan SDM, sarpras, anggaran, dalam
pelayanan
Perspektif Stakeholders
7. Terwujudnya Kepuasan Stakholders
Internal dan Eksternal
Menurunnya kualitas pelayanan (sarpras dan
SDM)
Perspektif Keuangan
8. Terwujudnya Tata Kelola Keuangan
RS
Ketidakpuasan SDM dalam pembagian
Remunerasi
Penyalahgunaan kewenangan, jabatan
Tidak semua kebutuhan terpenuhi
74
b. Penilaian Tingkat Risiko
Table Matrik Risiko untuk menentukan tingkat risiko UPT vertikal
Probabilitas Dampak
1 2 3 4 5
5
4
3
2
1
Arti: Merah: Ekstrim; Kuning: Tinggi; Hijau: Moderat; Biru: Rendah
Table penentuan tingkat risiko
Sasaran
Strategis Risiko
Kemungkinan
terjadi
Dampak
Risiko
Tingkat
Risiko Warna
Perspektif Pembelajaran
1. Meningkatkan
Kompetensi
Tenaga
Kesehatan
SDM yang berkompeten
pindah ke instansi lain Kecil Mayor Tinggi
Direkrut oleh instansi lain Sangat Kecil Mayor Tinggi
2. Terwujudnya
Sarana
Prasarana
sesuai
dengan Best
Practice
Anggaran meningkat
untuk pemeliharaan dan
perizinan
Besar Malapetaka
Ekstrim
Belum tersedianya SDM
yang kompeten Kecil Mayor Tinggi
3. Terwujudnya
Sistem IT
yang
lengkap
terintegrasi
internal dan
eksternal
Kurang tersedianya
SDM yang kompeten Besar Mayor Ekstrim
Memerlukan anggaran
yang besar Besar Mayor Ekstrim
75
Sasaran Strategis Risiko Kemungkinan
terjadi
Dampak
Risiko
Tingkat
Risiko Warna
Perspektif Proses Bisnis
4. Menyelenggarakan
Penelitian dan Diklat
INFEM (Infeksi
Emerging)
Terakreditasi
Kurikulum dan modul
belum terakreditasi Besar Medium Tinggi
Fasilitator TOT dan
MOT kurang Besar Medium Tinggi
5. Memperkuat Jejaring
Penelitian dan Diklat
Nasional/
Internasional
Ketidaksiapan SDM,
sarpras, anggaran,
dalam penelitian dan
diklat
Sedang Medium Tinggi
6. Meningkatkan
Pelayanan
Kesehatan Melalui
Kemitraan dengan
Berbagai Pihak
Ketidaksiapan SDM,
sarpras, anggaran,
dalam pelayanan
Sedang Medium Tinggi
Perspektif Stakeholders
7. Terwujudnya
Kepuasan
Stakholders Internal
dan Eksternal
Menurunnya kualitas
pelayanan (sarpras
dan SDM)
Sedang Medium Tinggi
Perspektif Keuangan
8. Terwujudnya Tata
Kelola Keuangan
RS
Ketidakpuasan SDM
dalam pembagian
Remunerasi
Besar Mayor Ekstrim
Penyalahgunaan
kewenangan,
jabatan
Sedang Malapet
aka Ekstrim
Tidak semua
kebutuhan terpenuhi Sedang
Malapet
aka Ekstrim
76
Tabel Posisi berbagai risiko dalam matrik risiko
Probabilitas Dampak
1 2 3 4 5
5
4
3
2
1
77
Tabel Penentuan rencana mitigasi risiko
Sasaran
Strategis Risiko
Kemungkinan
terjadi
Dampak
Risiko
Tingkat
Risiko Warna
Rencana Mitigasi
Risiko
Penanggung
Jawab
Perspektif Pembelajaran
1. Meningkatkan
Kompetensi
Tenaga
Kesehatan
SDM yang berkompeten
pindah ke instansi lain
Kecil Mayor Tinggi
Memperkuat regulasi
terkait masa
pengabdian setelah
selesai tugas
pendidikan dan
masa bertugas Dir. M & K
Direkrut oleh instansi lain Sangat Kecil Mayor Tinggi
Membuat kerjasama
dengan Instansi
terkait perekrutan
SDM
2. Terwujudnya
Sarana
Prasarana
sesuai
dengan Best
Practice
Anggaran meningkat untuk
pemeliharaan dan
perizinan
Besar Malapetaka Ekstrim
Membuat
perencanaan
anggaran sebaik
mungkin sesuai
dengan prioritas Dir. KAU
Belum tersedianya SDM
yang kompeten
Kecil Mayor Tinggi
Merekrut SDM yang
kompeten
Meningkatkan
kompetensi SDM
baik formal dan non
formal secara
berkesinambungan
78
Sasaran Strategis Risiko Kemungkinan
terjadi
Dampak
Risiko
Tingkat
Risiko Warna
Rencana Mitigasi
Risiko
Penanggung
Jawab
3. Terwujudnya
Sistem IT yang
lengkap
terintegrasi internal
dan eksternal
Kurang tersedianya
SDM yang kompeten Besar Mayor
Ekstrim
Merekrut SDM yang
kompeten Dir. KAU
Meningkatkan
kompetensi SDM
baik formal dan non
formal secara
berkesinambungan
Memerlukan anggaran
yang besar
Besar Mayor Ekstrim
Membuat
perencanaan
anggaran sebaik
mungkin sesuai
dengan prioritas
Perspektif Proses Bisnis
4. Menyelenggarakan
Penelitian dan
Diklat INFEM
(Infeksi Emerging)
Terakreditasi
Kurikulum dan modul
belum terakreditasi
Besar Medium Tinggi
Menyiapkan
kelengkapan diklat
pengampu, baik
PPSDM maupun
diklat rumah sakit
yang sudah
terakreditasi
Dir PPI & PM
79
Sasaran Strategis Risiko Kemungkinan
terjadi
Dampak
Risiko
Tingkat
Risiko Warna
Rencana Mitigasi
Risiko
Penanggung
Jawab
Menyusun tim
dokumen mutu diklat
terakreditasi
Mengikutsertakan
SDM untuk pelatihan
dokumen mutu diklat
terakreditasi
Menyusun kurikulum
dan modul
terakreditasi
Mengusulkan
sebagai badan diklat
terakreditasi
Fasilitator TOT dan MOT
kurang Besar Medium Tinggi
Meningkatkan
jumlah SDM untuk
mengikuti pelatihan
TOT dan MOT baik
nasional maupun
internasional
Dir PPI & PM
80
Sasaran Strategis Risiko Kemungkinan
terjadi
Dampak
Risiko
Tingkat
Risiko Warna
Rencana Mitigasi
Risiko
Penanggung
Jawab
Melengkapi sarpras
secara
berkesinambungan
Membuat
perencanaan
anggaran sebaik
mungkin
5. Meningkatkan
Pelayanan
Kesehatan
Melalui
Kemitraan
dengan
Berbagai Pihak
Ketidaksiapan
SDM, sarpras,
anggaran, dalam
pelayanan
Sedang Medium Tinggi
Meningkatkan
kompetensi SDM
baik formal dan non
formal secara
berkesinambungan
Dir PPI & PM
& Dir. M & K
Melengkapi sarpras
secara
berkesinambungan
Membuat
perencanaan
anggaran sebaik
mungkin
81
Sasaran Strategis Risiko Kemungkinan
terjadi
Dampak
Risiko
Tingkat
Risiko Warna
Rencana Mitigasi
Risiko
Penanggung
Jawab
Perspektif Stakeholders
6. Terwujudnya
Kepuasan
Stakholders
Internal dan
Eksternal
Menurunnya kualitas
pelayanan (sarpras
dan SDM)
Sedang Medium Tinggi
Meningkatkan
kualitas pelayanan
(sarpras dan SDM)
Dir KAU
Meningkatkan
jejaring dengan
kemitraan
7. Terwujudnya
Tata Kelola
Keuangan RS
Ketidakpuasan SDM
dalam pembagian
Remunerasi
Besar Mayor Ekstrim
Mengefektifkan
sistem pembagian
remunerasi
Dir. KAU
Penyalahgunaan
kewenangan,
jabatan
Sedang Malapetaka Ekstrim
Merespon komplain
karyawan terkait
pembagian
remunerasi
Monitoring dan
evaluasi terhadap
sisem pembagian
remunerasi
82
Sasaran Strategis Risiko Kemungkinan
terjadi
Dampak
Risiko
Tingkat
Risiko Warna
Rencana Mitigasi
Risiko
Penanggung
Jawab
Memperkuat regulasi
mengenai aturan tata
kelola organisasi dan
keuangan
Meningkatkan
pengawasan dan audit
tata kelola organisasi
dan keuangan
Mengoptimalkan peran
dan fungsi SPI
Mengimplementasikan
nilai WBK dan WBBM
Melakukan fit and
proper test sebelum
memangku jabatan
Tidak semua
kebutuhan terpenuhi Sedang Malapetaka Ekstrim
Monitoring evaluasi
semua kebutuhan unit
secara
berkesinambungan
81
BAB Ill
ARAH DAN PROGRAM STRATEGIS
3.1 Rumusan Pernyataan Visi, Misi, Dan Tata Nilai
a. Visi:
Menjadi Rumah Sakit Unggulan Penyakit Infeksi yang Terdepan Setingkat Asia Pasifik
b. Misi:
1. Mengelola penyakit infeksi secara profesional dan paripurna
2. Terselenggaranya pengkajian dan penelitian dalam bidang penyakit infeksi emerging,
reemerging dan tropical medicine
3. Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi emerging, reemerging
dan tropical medicine
4. Memperluas jejaring pelayanan pendidikan dan penelitian di bidang penyakit infeksi
melalui publikasi secara nasional dan internasional
5. Membangun budaya corporate untuk meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan
c. Tata Nilai: RSPI-SS
1. Responsive
2. Satisfaction
3. Professionalism
4. Integrity
5. Safety
6. Success
3.2 Arah Dan Kebijakan Stakeholders Inti
Berbagai arah dan kebijakan dari para stakholder didapat dari diskusi tatap muka yang
diselenggarakan untuk menyusun RSB ini, dengan arahan dan kebijakan yang diharapkan
dapat diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan peran RSPISS terhadap pelayanan dan riset/diklat PTM yang terkait
infeksi.
b. Pengembangan kriteria karantina kesehatan : sarpras/pelayanan/riset/diklat
82
c. Pengembangan aplikasi untuk pemetaan risiko potensi penyakit menular dampak
bencana.
d. Penyusunan modul dan panduan respon cepat terhadap potensi penyakit menular
dampak bencana
e. Kerjasama dalam dan luar negeri di lingkup pelayanan, pengembangan SDM (program
doctoral), clinical research dan clinical trial (program pengembangan vaksin, HTA, dan
pengembangan antibiotika natural).
f. Mengembangkan revenue centre dari penelitian dan kajian termasuk HTA, rumah duka,
pemanfaatan lahan untuk area bisnis.
g. Pengembangan sumber daya untuk mendukung RSPISS sebagai CoE penyakit infeksi
h. Pengembangan Healing Garden sebagai bagian dari terapi bagi pasien sekaligus untuk
mensupport Green Hospital
i. Pengembangan surveilans dan riset translasional nasional
j. Sistem rekrutmen yang baik dan terarah, terutama rekrutmen klinisi untuk riset →
kepastian dengan Biro Hukum dan Menpan RB (catatan terkait hal ini belum ada, perlu
diusulkan)
k. Pengembangan laboratorium dan biorepository rujukan penyakit infeksi nasional dan
internasional (Patologi klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik dan laboratorium
biomolekuler –kerjasama dengan litbangkes, LIPI, NGO)
l. Pengembangan PPI (hand hygiene, air, sanitasi lingkungan, dll) → penyusunan pedoman
nasional.
m. RSPISS harus berperan aktif dalam media komunikasi SISRUTE, Sehat Pedia → dll
pengembangan di RSPISS (website, e-SURETRIPS, e-SIRATERAPISS, e-SIMKIN, e-
SIMPANGAN)
n. Perlu mengembangkan CoE Pusat Informasi Nasional Penyakit Infeksi → media website,
leaflet, digital dan cetak.
Masukan point a-n kedalam tabel berikut ini (Sesuai notulen rapat dengan stakeholders):
Stakeholders Harapan Kekuatiran
Sekretaris Jenderal 1. RSPI memiliki Tools respon
cepat untuk penanganan
kasus2 penyakit menular
2. sdh dapat memetakan kasus2
penangan penyakit menular
Kurang dana, sarana dan
prasarana
83
3. Misi 2015 – 2019 , harus
menjadi pusat infeksi tdk
hanya nasional tetapi
internasinal.
4. RSPI harus lebih
komprehensip dan strategis
lagi dalam menjalankan fungsi
RS menjadi clinical researt
5. sebagai clinical researt .
Kedepannya RSPI bisa
kerjasama dengan Universitas
internasional
Ditjen Pelayanan
Kesehatan
1. RSPI karena BLU harus
melakukan ke BLU annya,
2. RSPI harus dicarikan bentuk
lain dari RS2 lain ( unggulan
yang bisa menjadi cirri khas
RSPI dan hanya ada I RSPI )
3. Researc di RSPI harus
menjadi REvenew center
4. Para Dewas harus
mengevaluasi 10 penyakit
terbesar di RSPI apakah
memang harus RS infeksi
1. Bagaimana keseriusan
RSPI dalam melakukan
research karena data di
Yankes sedikit sekali
kontribusi RSPI
membuat tulisan tentang
infeksi.
2. Di yankes tidak ada
tupoksi sebagai pusat
kajian tetapi adanya di
Litbang
3. Lebih baik melakukan
hal yang realistis tetapi
tercapai daripada hal
yang kurang realistis
tetapi tidak tercapai
4. Laporan SITT SIM RS
untuk kasus infeksi
sangan rendah
Direktur Rumah Sakit
Rujukan
1. Pengkajian dan pelayanan di RS
sebaiknya 1 owner dengan
universitas atau dengan
pengkajian.
2. RSPI harus membangun atau
memperkuat risert nya.
84
3. RSPI renstranya harus tertata
dan preventable, dan
kedepannya harus melakukan
risert dan sdh aware terhadap
penyakit infeksi.
4. Dengan adanya metode
preventif nilai ekonomi lebih
tinggi.
5. Visi harus dibicarakan dengan
Dewas, Direksi dan SMF karena
SMF menjadi role terdepan.
6. Prioritas Nasional yang harus
dikerjakan terlebih dahulu oleh
RSPI . ex TB
7. Melakukan Teamwork yang
bagus sehingga Visi Misi mudah
di capai.
8. Finansial harus dibantu oleh
Kemenkes, tetapi harus di buat
perencanaan yang baik. Ex :
harus dibuat atau disediakan
ruangan yang memadai.
9. RSPI membutuhkan burgening
atau bergabung dengan unit
terkait.
10.Membuat indicator yang bisa
mendongkrak RSPI
11.RSB RSPI harus kea rah
adanya research, dimana
pendukung utama laboratorium
dan harusdi buat bagus.
12.Hasil Research RSPI harus bisa
di pakai oleh RS2 lain dan
ditonjolkan .
13. PPI di RSPI harus dibesarkan
dan dikembangkan , Sanitasi.
Pedoman hasil dari RSPI bisa
85
dinasionalkan.
14.Disusun dulu dan harus ada alur
yang jelas.
Direktorat Pelayanan
Kesehatan Tradisional
1. Jika RSPI punya pelayanan
umum bisa membuka
Akupunktur dan bisa kerjasama
dengan KesTrad
2. Yankes banyak antibiotic
natural, disisi penelitian bisa
kerjasama
LITBANGKES
1. RSB RSPI kedepan bisa inline
dengan pengambangan vaksin
di TB dan lebih focus ke clinical
tryel dengan Litbang.
2. Dipilih cilinical T untuk menjadi
revenew center
Narasumber Ahli 1. Secara nasional RSPI menjadi
rujukan penyakit infeksi sesuai
dengan Peraturan struktur
organisasi.
2. Untuk menyusun RSB kedepan
hrs tetap dengan kekhususan
penyakit infeksinya (idealism
pengkajian )
3. RSPI harus siap menjadi
sumber informasi terkait semua
penyakit infeksi
4. RSPI khusus unggulan penyakit
infeksi, harus punya peran di
nasional.
5. Terkait Undang Undang wabah
RSPI harus mengcover
6. RSPI mempunyai cita 2 menjadi
RS PI dan Insititut Penyakit
Infeksi
7. Harus ada program atau
unggulan yang bisa dimasukkan
1. Tetapi setelah menjadi
BLU mulai bergeser,
bergeser dari cita2 para
pendiri RSPI.
Seandainya menjadi
RSU pun tdk akan msk
hitungan. Tetapi klo tetap
menjadi pusat
pengkajian dng
mempunyai ciri khusus
akan lebih eksis.
2. RSPI kurang focus
menangani penyakit2
infeksi kecuali untuk HIV
dan flu bu rung.
3. Karena adanya JKN
maka RSPI kurang
beruntung
86
ke JKN
Tokoh Masyarakat 8. RSPISS akan menjadi RS
terdepan saat stadion BMW
sudah beroperasi.
1. Hanya saja penampakan
depan masih terlihat UKM
berantakan.
2. Sistem koordinasi
ambulance agak susah.
LSM 1. Peningkatan Edukasi untuk
menilai kegawatdaruratan pasien
2. Membuat MoU dengan rumah
singgah PETA yang dekat RSPI
SS untuk mengontrol pasien TB
RO yang membutuhkan
penanganan cepat.
3. diberikan akses pengobatan ARV
3 bulan sekali? Seperti waktu
2008-2012 bisa mengakses obat
3 bulan sekali.
4. RSPI SS membuat MOU
pendampingan ODHA dari angsa
merah
5. RSPISS menjadi bagian dari
program hepatitis C
6. Pasien baru meminta agar selalu
disemangati dalam pengobatan.
7. Pasien yang didampingi LSM
mohon untuk diinformasikan
kepada KOTEX. Agar kotex
dilibatkan dari awal karena sudah
ada MOU dengan RSPISS dan
untuk mempermudah
pendampingan
8. Alur & SOP pasien HIV yang
didampingi LSM diperbaiki, Pada
kondisi urgent di luar jam kerja.
9. Minta kerjasama terkait dokter
spesialisasi untuk pasien HIV
dengan infeksi sekunder.
87
Mitra Kerja 1. Ada beberapa ruangan yang
belum ada ruang diskusi
mahasiswa yang terintegrasi
dengan bangsal.
2. Di luar perlu ditambah kursi
tunggu untuk pasien menunggu
kendaraan yang menjemput.
3. Diharapkan bisa bekerjasama
dengan RSPISS terkait
pelayanan laboratorium selama
ini dengan swasta. Untuk
kegiatan screening pasien yang
rawan HIV/AIDS.
4. Untuk kasus emergency
inginnya dirujuk ke RSPISS,
permasalahannya susah.
Seminggu lalu sudah MOU
dengan RSPISS. Apabila untuk
kasus Infeksi tidak ada
masalah. Namun, apakah bisa
untuk kasus umum seperti
bedah, jantung. Apakah
RSPISS bisa melayani kasus
umum? Karena Koja sepertinya
sudah terlalu antri (overload).
Akan lebih mudah bila
berkembang ke umum.
5. Agar dapat mengembangkan
pelayanan selain infeksi
6. Mengharapkan adanya sistem
perseptor mentor, diharapkan
ada CI (kualifikasi ners/S2)
untuk memantau mahasiswa
yang praktek.
7. Minta tambahan materi untuk
mahasiswa tentang ilmu
farmasi klinis dan visit
1. Dari segi rujukan cukup
jauh jalurnya bila ingin
merujuk karena tipe A.
88
lapangan ke pasien/ poli/ cssd/
amdal/ manajerial obat. Ingin
mahasiswa diberi
pendampingan langsung dan
orientasi lapangan ditambah.
3.3 RANCANGAN PETA STRATEGI BALANCED SCORECARD (BSC)
7. Terwujudnya kepuasan
Stakholders Internal dan
Eksternal
8. Terwujudnya n tata
kelola keuangan RS
4. menyelenggrakan
Penelitian dan Diklat
INFEM Terakreditasi
5. Memperkuat Jejaring
Penelitian dan Diklat
Nasional / Internasional
6. Meningkatkan
Pelayanan Kesehatan
Melalui Kemitraan dengan
Berbagai Pihak
1. Meningkatkan
Kompetensi Tenaga
Kesehatan
2. Mewujudkan
Sarpras Sesuai dengan
Best Practice
3. Terwujudnya Sistem
IT yang lengkap dan
terintegrasi internal
dan eksternal IT
Terintegrasi
91
3.4 INDIKATOR KINERJA UTAMA
a. Matriks IKU
PERSPEKTIF SASARAN
STRATEGIS KPI BOBOT PIC
Target
2020 2021 2022 2023 2024
LEARNING &
GROWTH
Meningkatkan
Kompetensi
Tenaga Kesehatan
1. Peningkatan
Jumlah SDM
dengan
kompetensi
subspesialisa
si infeksi dan
Pendukung
infeksi
8% Dir M & K 2 4 6 8 10
Terwujudnya
Sarpras Sesuai
dengan Best
Practice
2. % Tingkat
Kehandalan
fungsi
Sarpras
6% Dir KAU 60% 60% 70% 75% 80%
Terwujudnya
sistem IT yang
lengkap dan
terintegrasi internal
dan eksternal
3. Level IT
Terintegrasi
6% Dir KAU Integrated
Enterprise
Integrated
Enterprise
Integrated
Enterprise
Advanced Advanced
92
INTERNAL
BUSSINES
PROCES
Menyelenggarakan
Penelitian & Diklat
INFEM ( Infeksi
Emerging)
Terakreditasi
4. Terwujudnya
kajian/peneliti
an penyakit
infeksi,
termasuk
penyakit
infeksi
potensi
wabah yang
menggunaka
n data dan
atau BBT
(Bahan
Biologik
Tersimpan)
6% Dir PPI &
PM
12 18 20 24 30
5. Terwujudnya
kurikulum
pelatihan
terakreditasi
terkait
penyakit
infeksi,
termasuk
penyakit
infeksi
potensi
wabah
6% Dir PPI &
PM
2 3 4 5 6
93
PERSPEKTIF SASARAN
STRATEGIS KPI BOBOT PIC
Target
2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL
BUSSINES
PROCES
Memperkuat Jejaring
Penelitian dan Diklat
Nasional/Internasional
6. Terwujudnya MOU
Penelitian klinis/
penelitian yang
menggunakan data
dan atau BBT
terkait penyakit
infeksi, termasuk
penyakit infeksi
potensi wabah
dengan institusi
nasional/
internasional
6% Dir PPI &
PM
2 4 6 8 10
7. Publikasi hasil
penelitian / kajian
secara nasional
dan internasional
6% Dir PPI &
PM
20 20 20 24 24
94
8. Terwujudnya
institusi nasional/
internasional yang
mengikuti
pendidikan dan
pelatihan penyakit
penyakit infeksi,
termasuk penyakit
infeksi potensi
wabah
6% Dir PPI &
PM
5 8 11 14 17
Meningkatkan
Pelayanan Kesehatan
Melalui Kemitraan
dengan Berbagai
pihak
9. Terwujudnya
Layanan Unggulan
Baru Penyakit
Infeksi
8% Dir M & K 2 3 4 5 6
10. Memiliki jejaring
kemitraan
pelayanan INFEM
(RS Pemerintah
maupun swasta )
6% Dir M & K 1 2 3 4 5
11. Penggunaan Modul
tambahan penyakit
infeksi, termasuk
penyakit infeksi
potensi wabah
6% Dir PPI &
PM
80% 85% 90% 95% 100%
95
terintegrasi
pelayanan,
pendidikan dan
penelitian
PERSPEKTIF SASARAN
STRATEGIS KPI BOBOT PIC
Target
2020 2021 2022 2023 2024
STAKEHOLDER Terwujudnya
Kepuasan
Stakeholder
Internal dan
Eksternal
12. Tingkat
Kepuasan
Pelanggan
6% Dir KAU 75% 80 85 90 95
13. Tingkat
Kepuasan Staf
6% Dir KAU 80% 82% 84% 86% 88%
FINANCIAL Terwujudnya
Tata kelola
keuangan RS
14. Peningkatan
Pendapatan
Rumah Sakit
6% Dir KAU 10% 10% 10% 10% 10%
15. POBO 6% Dir KAU 45% 45% 45% 45% 45%
16. WTP 6% Dir KAU WTP WTP WTP WTP WTP
94
b. Kamus IKU
IKU -1 Peningkatan Jumlah SDM dengan kompetensi subspesialisasi infeksi dan
Pendukung infeksi
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Meningkatkan Kompetensi Tenaga Kesehatan
IKU Peningkatan Jumlah SDM dengan kompetensi
subspesialisasi infeksi dan pendukung infeksi
Definisi SDM adalah Tenaga Kesehatan yang aktif bekerja di RSPI
Prof. Dr. Sulianti Saroso dan telah terdaftar dalam rencana
strategi diklat. Program pendidikan Sub Spesialis infeksi
atau S3 dan Spesialisasi Perawat adalah sesuai dengan
rencana Pengembangan layanan subspesialis dari masing
masing Kelompok Staf Medik (KSM) dan Bidang
Keperawatan
Formula Jumlah SDM yang selesai menjalani pendidikan Sub
Spesialis infeksi, S3 atau Spesialisasi Perawat sesuai
rencana strategi diklat SDM yang sudah ditetapkan per
tahun, akumulasi sejak tahun pertama pelaksanaan RSB
Bobot IKU 8%
PIC Direktur Medik & Keperawatan
Sumber data Catatan data Diklat
Periode pelaporan Tahunan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
2 4 6 8 10
IKU-2 % Tingkat Kehandalan Fungsi Sarana Prasarana
Perspektif Learning and Growth
Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen Fasilitas dan Keselamatan serta SarFas
sesuai dengan best practice
IKU Persentase Tingkat Kehandalan Fungsi Sarana Prasarana
95
Definisi Operasional Tingkat kehandalan sarana dan fasilitas diukur dari 3 aspek yaitu :
Ketersediaan, kinerja, dan berkualitas.
Ketersediaan (Availability) : Ke, adalah perbandingan jumlah hari alat
beroperasi dibagi jumlah hari alat tsb direncanakan beroperasi.
Kinerja (performance) : Ki, adalah kemampuan alat yang ada dibagi
kemampuan ideal alat.
Kualitas (quality) : ku, adalah keluaran yang baik yang dihasilkan oleh
suatu alat dibagi dengan total keluaran dari alat tersebut.
Peralatan yang dilakukan penilaian yaitu : Power Supply, Air, Gas Medis,
Lift, Laundry
Formula OEE (Overal Equipment Effectiviness) = Ka x Ki x Ku
Bobot IKU 6 %
Sumber Data Laporan Pengujian Hasil Pemeliharaan, Catatan Data
Periode Pelaporan Bulanan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
60% 60% 70% 75% 80%
IKU -3 Terwujudnya sistem manajemen IT sesuai best practice
Persfektif Learning and growth
Sasaran Strategis Terwujudnya sistem manajemen IT sesuai best practice
IKU Level IT terintegrasi
Definisi operasional Level IT yang terintegrasi adalah penerapan IT di RS sesuai
tingkatan atau klasifikasi kemapanan sistem informasi terintegrasi
yang dijelaskan sebagai berikut :
Standard/Integrated Enterprises
Infrastruktur dan platform lebih mendukung operasional rumah
sakit missal asset/BMN, e-clinical HR, e-Planning, e-
Procurement.
Advanced/Extended Enterprises
Infrastruktur dan platform mengacu pada kemampuan
otomatisasi manajemen, peningkatan keamanan dan kebijakan
yang memungkinkan self provisioning sebagai suatu system
dashboard
Bobot KPI 6%
PIC Direktur Keuangan & Administrasi Umum
Sumber Data Laporan Progress Pengembangan SIMRS
96
Target
2020 2021 2022 2023 2024
Integrated
Enterprise
Integrated
Enterprise
Integrated
Enterprise
Advanced Advanced
IKU – 4 Terwujudnya Kajian/Penelitian Penyakit Infeksi Termasuk Penyakit Infeksi Potensi
Wabah yang menggunakan data dan atau BBT (Bahan Biologik Tersimpan)
Perspektif Internal Business Process
Sasaran Strategis Menyelenggarakan penelitian dan Diklat terakreditasi
penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi wabah
Judul KPI Terwujudnya kajian/penelitian penyakit infeksi, termasuk
penyakit infeksi potensi wabah yang menggunakan data
dan atau BBT (Bahan Biologik Tersimpan)
Dimensi Mutu Hasil kajian/ penelitian dapat diaplikasikan dalam bentuk
basic research atau translational research
Tujuan Mendapatkan hasil kajian/ penelitian dalam bentuk basic
research dan translational research
Definisi operasional Jumlah kajian/ penelitian yang menggunakan data dan
atau BBT yang diambil dari pasien klinis dan atau subjek
penelitian yang diperlakukan sebagai BBT dan atau data
kajian terkait kesehatan, dan ditujukan untuk mendapatkan
hasil kajian/ penelitian dalam bentuk basic research &
translational reseach
Frekuensi Pengumpulan Data Sesuai dengan kajian/ penelitian yang dilaksanakan
Periode Analisa Sesuai dengan kajian/penelitian yang dilaksanakan
Numerator Jumlah kajian/ penelitian yang memanfaatkan data dan
atau BBT
Denominator 1 tahun
Formula Jumlah kajian/ penelitian yang memanfaatkan data dan
atau BBT dalam 1 tahun
Bobot KPI 6 %
Sumber Data Laporan hasil kajian/ penelitian
Standar / Target 2020 2021 2022 2023 2024
12 18 20 24 30
PIC Dir. PPI&PM
97
IKU-5 Terwujudnya Kurikulum pelatihan terakreditasi terkait penyakit infeksi, termasuk
penyakit infeksi potensi wabah
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Menyelenggarakan penelitian dan Diklat terakreditasi
penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi
wabah
Judul KPI Terwujudnya kurikulum pelatihan terakreditasi terkait
penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi
wabah
Dimensi Mutu Keamanan dan Keselamatan Pasien
Tujuan Tersedianya kurikulum Pelatihan terakreditasi terkait
khusus penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi
potensi wabah
Definisi operasional a. Kurikulum pelatihan adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai bahan dan isi
pembelajaran serta metode yang digunakan
sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar
b. Akreditasi pelatihan adalah suatu pengakuan
yang diberikan oleh pemerintah atau badan
akreditasi yang berwenang kepada suatu
pelatihan yang telah memenuhi standar yang
ditetapkan sehingga diberikan ijin untuk
penyelenggaraannya
c. Kurikulum pelatihan dibidang Penyakit Infeksi
Termasuk Penyakit Infeksi Potensi Wabah atau
bidang lainnya, yang dapat diimplementasikan
dalam pemberian pelayanan
Frekuensi Pengumpulan Data
Periode Analisa
Tahunan
Numerator Jumlah kurikulum pelatihan yang terakreditasi di
bidang penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi
potensi wabah
Denominator 1 Tahun
Formula Jumlah kurikulum pelatihan yang terakreditasi di
bidang penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi
potensi wabah atau bidang lainya dalam 1 tahun
Bobot KPI 6 %
Sumber Data Instalasi Diklat, adiminstrasi dan pelayanan
Standar / Target
2020 2021 2022 2023 2024
2
3 4 5 6
PIC
Dir PPI&PM
98
IKU – 6 Terwujudnya MOU Penelitian klinis/ penelitian yang menggunakan data dan atau
BBT terkait penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi wabah dengan institusi
nasional/ internasional
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Memperkuat jejaring penelitian dan Diklat (Nasional/
Internasional)
Judul KPI Terwujudnya MOU Penelitian klinis/ penelitian yang
menggunakan data dan atau BBT terkait penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah dengan institusi
nasional/ internasional
Dimensi Mutu Akses, kesinambungan, dan jejaring penelitian klinis/
penelitian yang menggunakan data dan atau BBT terkait
penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi wabah
Tujuan Tersedianya MOU penelitian klinis/ penelitian yang
menggunakan data dan atau BBT terkait penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah dengan Institusi
nasional/ internasional
Definisi operasional MOU penelitian klinis/ penelitian yang menggunakan data
dan atau BBT terkait penyakit infeksi, termasuk penyakit
infeksi potensi wabah merupakan dokumen legal yang
memuat perjanjian pendahuluan antara kedua belah pihak
baik institusi nasional maupun internasional dan merupakan
dasar dalam menyusun kontrak di masa datang dibidang
penelitian klinis/ penelitian yang menggunakan data dan
atau BBT terkait penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi
potensi wabah serta masih berlaku pada tahun berjalan
Frekuensi Pengumpulan
Data Periode Analisa
Tahunan
Numerator Jumlah MOU penelitian klinis/ penelitian yang
menggunakan data dan atau BBT terkait penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah dengan Institusi
nasional/ internasional yang masih berlaku pada tahun
berjalan
Denominator 1 Tahun
Formula Jumlah MOU penelitian klinis/ penelitian yang
menggunakan data dan atau BBT terkait penyakit infeksi,
99
termasuk penyakit infeksi potensi wabah dengan Institusi
nasional/ internasional yang masih berlaku pada tahun
berjalan dalam 1 tahun
Bobot KPI 6 %
Sumber Data Seluruh unit pelayanan, administrasi dan manajemen
Standar / Target
2020 2021 2022 2023 2024
2
4 6 8 10
PIC Direktorat Pengkajian PI&PM, Subbag Hukum & Kemitraan
IKU – 7 Publikasi hasil penelitian / kajian secara nasional dan internasional
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Memperkuat jejaring penelitian dan Diklat (Nasional/
Internasional)
Judul KPI Publikasi hasil kajian/penelitian (nasional/
internasional)
Dimensi Mutu Penguatan RS untuk kajian dan uji klinik
Tujuan Penelitian yang dipublikasikan nasional dan
internasional
Definisi operasional Jumlah hasil karya ilmiah berupa artikel ilmiah,
presentasi oral dan poster yang dipublikasikan
nasional dan atau internasional (status accepted atau
diterima)
Frekuensi Pengumpulan Data Tahunan
Periode Analisa 6 bulanan
Numerator Jumlah hasil karya ilmiah yang dipublikasikan baik
nasional dan internasional
Denominator 1 tahun
Formula Jumlah hasil karya ilmiah yang dipublikasikan nasional
dalam 1 tahun ditambah jumlah hasil karya ilmiah yang
dipublikasikan internasional dalam 1 tahun
Bobot KPI 6 %
Sumber Data Direktorat PPIPM
Target
2020 2021 2022 2023 2024
20 20 20 24 24
PIC Dir. PPI&PM
100
IKU – 8 Terwujudnya Institusi nasional/ internasional yang mengikuti pendidikan dan
pelatihan penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi wabah
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Memperkuat jejaring penelitian dan Diklat (Nasional/
Internasional)
Judul KPI Terwujudnya institusi nasional/ internasional yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah
Dimensi Mutu Keamanan dan Keselamatan Pasien
Tujuan Terwujudnya kerjasama institusi nasional/
internasional yang mengikuti pendidikan dan
pelatihan penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi
potensi wabah
Definisi operasional Tercapainya kerjasama dengan institusi nasional/
internasional yang mengikuti pendidikan dan
pelatihan penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi
potensi wabah
Frekuensi Pengumpulan Data
Periode Analisa
Tahunan
Numerator Jumlah institusi nasional/ internasional yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah
Denominator 1 Tahun
Formula Jumlah institusi nasional/ internasional yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah dalam 1
tahun
Bobot KPI 6 %
Sumber Data Instalasi Diklat, Tim Kordik, Tim KLN, Administrasi
dan Pelayanan
Standar / Target
2020 2021 2022 2023 2024
5 8 11 14 17
PIC Instalasi Diklat, Tim KLN dan Tim Kordik
101
IKU -9 Terwujudnya Layanan Unggulan Baru Penyakit Infeksi
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Meningkatkan Pelayanan kesehatan Melalui Kemitraan
dengan Berbagai Pihak
IKU Terwujudnya Layanan Unggulan Baru Penyakit Infeksi
Definisi Layanan Unggulan Baru Penyakit Infeksi adalah suatu
kegiatan pemberian pelayanan penyakit infeksi yang
sesuai dengan standar pelayanan terkini
Yang menjadi unggulan baru penyakit Infeksi antara lain
tapi tidak terbatas pada:
1. Pelayanan INFEM
2. Pelayanan Infeksi pada geriatri
3. Pelayanan Kesehatan Perjalanan (Travel Health)
Formula Jumlah Realisasi pelayanan unggulan baru penyakit
infeksi, akumulasi sejak tahun pertama pelaksanaan
RSB
Bobot IKU 8%
PIC Direktur Medik & Keperawatan
Sumber data SMF
Periode pelaporan 1 Tahun
Target 2020 2021 2022 2023 2024
2 3 4 5 6
IKU – 10 Memiliki Jejaring Kemitraan Pelayanan INFEM (RS Pemerintah maupun swasta)
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Meningkatkan Pelayanan kesehatan Melalui
Kemitraan dengan Berbagai Pihak
IKU Memiliki jejaring kemitraan pelayanan INFEM (RS
Pemerintah maupun Swasta)
102
Definisi Memiliki jejaring kemitraan dalam rangka
pelayanan Infeksi Emerging (INFEM) di RSPI
Prof. Dr. Sulianti Saroso dengan RS Pemerintah
maupun RS Swasta. RSPI memberikan
pembinaan kepada rumah sakit Pemerintah
maupun RS Swasta dalam hal: promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif khususnya mengenai
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) serta
penanganan pasien isolasi INFEM
Formula Jumlah RS Pemerintah maupun Swasta yang
menjadi jejaring kemitraan Pelayanan Infeksi
Emerging (INFEM), akumulasi sejak tahun
pertama pelaksanaan RSB
Bobot IKU 6%
PIC Direktur Medik & Keperawatan
Sumber data Dinkes DKI Jakarta
Periode pelaporan 1 tahun
Target 2020 2021 2022 2023 2024
1 2 3 4 5
IKU – 11 Penggunaan Modul tambahan penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi
wabah terintegrasi pelayanan, pendidikan dan penelitian
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui kemitraan dengan
berbagai pihak
Judul KPI Penggunaan Modul tambahan penyakit infeksi, termasuk penyakit
infeksi potensi wabah terintegrasi pelayanan, pendidikan dan
penelitian
Dimensi Mutu Keamanan dan Keselamatan Pasien
Tujuan Tercapainya penggunaan modul tambahan penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah sesuai dengan indikator
mutu RS yang terintegrasi pelayanan, pendidikan dan penelitian
103
Perspektif Stakeholder
Definisi operasional a. Modul yaitu suatu paket belajar yang berisi satu unit materi
belajar, yang dapat dibaca atau dipelajari seseorang secara
mandiri.
b. Modul tambahan penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi
potensi wabah disusun berdasarkan indikator mutu RS yang
terintegrasi dengan pelayanan, pendidikan dan penelitian
c. Penerapan dari penggunaan modul tambahan penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah dalam bentuk metode
pembelajaran seperti bedsite teaching, video, dan lainnya pada
peserta didik
d. Tercapainya penggunaan modul tambahan penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah dengan kelulusan
peserta didik dalam menangani kasus Penyakit Infeksi
Termasuk Penyakit Infeksi Potensi Wabah dengan hasil baik
Frekuensi Pengumpulan
Data Periode Analisa
Tahunan
Numerator Jumlah peserta didik yang lulus hasil baik dalam menangani
kasus penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi wabah
sesuai penggunaan modul tambahan Penyakit Infeksi Termasuk
Penyakit Infeksi Potensi Wabah terintegrasi dengan pelayanan,
pendidikan dan penelitian
Denominator Jumlah semua peserta didik yang ikut dalam kegiatan belajar
dengan penggunaan modul tambahan penyakit infeksi, termasuk
penyakit infeksi potensi wabah terintegrasi dengan pelayanan,
pendidikan dan penelitian
Formula (Jumlah peserta didik yang lulus hasil baik dalam menangani
kasus penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi wabah
dibagi dengan jumlah semua peserta didik yang ikut dalam proses
pembelajaran) X 100%
Bobot KPI 6 %
Sumber Data Tim Kordik, instalasi Penelitian dan KSM (Kelompok Staf Medis)
Standar / Target
2020 2021 2022 2023 2024
80% 85% 90% 95% 100%
PIC Dit PPI &PM
104
IKU – 12 Tingkat Kepuasan Pelanggan
IKU – 13 Tingkat Kepuasan Staf
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya Kepuasan Stakeholder Internal dan Eksternal
IKU Tingkat Kepuasan Staff
Definisi operasional Kepuasan staf adalah pernyataan tentang persepsi staff terhadap
jasa pelayanan yang diberikan oleh unit kerja lain. Kepuasan staff
dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau
melampaui harapan staff. Hal ini dapat diketahui dengan
melakukan survey kepuasan staff.
Formula Jumlah kumulatif penilaian kepuasan staff yang
disurvey X 100
Jumlah seluruh staff
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
IKU Tingkat Kepuasan Pelanggan
Definisi operasional Kepuasan Stakeholder adalah pernyataan tentang persepsi
stakeholder terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh RS. Kepuasan stakeholder dapat dicapai apabila pelayanan
yang diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini
dapat diketahui dengan melakukan survey kepuasan stakeholder
untuk mengetahui tingkat kepuasan stakeholder berdasarkan
penilaian SERVQUAL yang meliputi Realibility,
Assurance,Tangible, Emphaty, Responsiveness (RATER).
Stakeholder yang dimaksud adalah pasien. Survey dilakukan 1
tahun sekali.
Formula Jumlah kumulatif penilaian kepuasan pelanggan yang disurvey x 100%
Jumlah seluruh pasien yang di survey
Bobot IKU 6 %
PIC Direktur Utama
Sumber Data Hasil survey kepuasan pelanggan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
65% 70% 75% 80% 85%
105
Bobot IKU 6%
PIC Direktur Keuangan & Admiinistrasi Umum
Sumber Data Hasil survey kepuasan staff
Periode Pelaporan Tahunan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
65 % 70% 75% 80% 85%
IKU-14 Peningkatan Pendapatan Rumah Sakit
Perspektif Finansial
Sasaran Strategis Terwujudnya peningkatan pendapatan
IKU Tingkat Peningkatan Pendapatan
Definisi operasional Tingkat peningkatan pendapatan adalah selisih antara pendapatan RS
periode berjalan dikurangi pendapatan RS periode sebelumnya dibagi
pendapatan RS periode sebelumnya sebagai periode dasar
Formula Pendapatn periode berjalan – pendapatan periode sebelumnya
Pendapatan periode sebelumnya
Bobot IKU 6 %
PIC Direktur Keuangan & Admiinistrasi Umum
Sumber Data Laporan Operasional
Periode Pelaporan Bulanan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
10% 10% 10% 10% 10%
IKU – 15 POBO
Perspektif Financial
Sasaran Strategis Terwujudnya Tata Kelola Keuangan RS
IKU POBO
Definisi
operasional
Pendapatan PNBP merupakan seluruh pendapatan yang diperoleh
sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada
masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil
kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan
lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung
dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal dari
APBN ( rupiah Murni)
X 100%
106
Biaya Operasional meruakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, berupa Beban Umum
dan Administrasi, dan Beban Layanan, dan sumber dananya berasal
dari penerimaan anggarn APBN dan Pendapatan PNBP Satker BLU.
Tidak termasuk biaya penyusutan dan amortisasi.
Formula Pendapatan PNBP/Biaya Operasional x 100%
Bobot KPI 6%
PIC Direktur Keuangan
Sumber Data Laporan Keuangan Akrual BLU setelah diverifikasi oleh SPI dan
disahkan Pemimpin BLU
Periode Pelaporan Bulanan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
45 % 45 % 45% 45% 45%
IKU – 16 WTP
Perspektif Learning and Growth
Sasaran Strategis Terwujudnya Tata Kelola Keuangan RS
IKU WTP
Definisi Operasional Opini audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan
dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji
material
Formula Hasil Laporan Audited dari Kantor Akuntan Publik (KAP)
Bobot IKU 6 %
Sumber Data Hasil KAP
Periode Pelaporan Tahunan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
60% 60% 70% 75% 80%
0
3.5 Roadmap 5 Tahun Kedepan
Nama Satker : RSPI Prof dr Sulianti Saroso
Visi : Menjadi Rumah Sakit Unggulan Penyakit Infeksi yang Terdepan Setingkat Asia Pasifik
Misi : 1. Mengelola penyakit infeksi secara profesional dan paripurna
2. Terselenggaranya pengkajian dan penelitian dalam bidang penyakit infeksi emerging, reemerging
dan tropical medicine
3. Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi emerging, reemerging dan tropical
medicine
4. Memperluas jejaring pelayanan pendidikan dan penelitian di bidang penyakit infeksi melalui
publikasi secara nasional dan internasional
5. Membangun budaya corporate untuk meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan
Layanan Unggulan : 1. Terwujudnya Kajian/Penelitian (Kaji-Lit) Penyakit Infeksi Termasuk Penyakit Infeksi Potensi Wabah
yang menggunakan data dan atau BBT (Bahan Biologik Tersimpan)
2. Terwujudnya Pengembangan Laboratorium Penelitian dan Bank BBT (Bio-repository)
3. Terwujudnya Peningkatan Kapasitas SDM Kaji-Lit sesuai standar ilmiah dan etika penelitian
kesehatan
4. Terwujudnya Jejaring Penelitian Klinis (network) baik dengan institusi riset Dalam Negeri maupun
institusi riset Luar Negeri
1
NO URAIAN ROADMAP
2020 2021 2022 2023 2024
1 Prioritas layanan yang akan
ditingkatkan/ dikembangkan
Program 1 :
a. Pelaksanaan Kaji-Lit
berupa basic research dan
atau operasional riset
untuk perbaikan mutu
pelayanan di RSPI SS
(translational research).
b. Pelaksanaan Kaji-Lit untuk
rekomendasi NSPK
Nasional dalam Tata
Laksana Penyakit Infeksi.
Luaran Prioritas :
1. PINERE: Difteri,TB-RO,
Mers Co-V
2. KLB: GHPR, Dengue
3. TB-HIV
4. Rehab Medis Infeksi
OPERASIONAL RISET
1. Tata Laksana : Difteri pada Pasien Dewasa; Psikoterapi
pada Pasien TB-RO; Pasien under investigated Mers Co-
V.
2. Tata Laksana: GHPR di IGD; Kasus Dengue dengan
Penyulit.
3. Deteksi Cepat TB pada ODHA; Pelayanan HIV
Terintegrasi pada Ibu Hamil.
DATA DASAR & PRE-UJI KLINIS
Tata Laksana Klinis dan Rehab Medis pada Kasus
Osteomyelitis
MULTICENTER
Rekomendasi Nasional
NSPK
OPERASIONAL
RISET
2
5. Orthopedi Infeksi
Program 2 :
a. Pengendalian mutu
laboratorium sesuai
perkembangan iptek dan
prinsip biosafety -
biosecurity lab.
b. Penguatan sumber daya
Bank BBT
Luaran Prioritas :
1. Akreditasi ISO
2. Sertifikasi SDM Lab.
3. Penguatan kapasitas
sarana prasarana Bank
BBT
AKREDITASI ISO / SERTIFIKASI WHO
1. Pemeriksaan Viral Load;
2. Pemeriksaan molekular HIV/TB;
3. Panel WHO untuk pemeriksaan Difteri dan kasus
potensi wabah.
BIOREPOSITORY
Software LIMS terintegrasi layanan
RE-AKREDITASI / RE-
SERTIFIKASI
IMPLEMENTASI 100%
Program 3 :
1. Pengendalian mutu
pelaksanaan kaji-lit
meliputi riset dasar / uji
klinis / HTA sesuai
standar ilmiah dan etik
penelitian kesehatan.
2. Penguatan sumber daya
SERTIFIKASI
NASIONAL / INTERNASIONAL
1. 100 % Tim KEPK
2. 100% Staf Fungsional Medis
3. 100% Staf Tenaga Kesehatan Lainnya
RE-AKREDITASI /
RE-SERTIFIKASI
3
penunjang pelaksanaan
kaji-lit sesuai
perkembangan iptek.
Luaran Prioritas :
1. Sertifikasi Penyusunan
Protokol Ilmiah;
2. Sertifikasi Metode Ilmiah
dan Analisis Data;
3. Sertifikasi Penulisan Artikel
Ilmiah;
4. Sertifikasi CUKB / GCP
ICH-E5 / -E6/ -E17;
5. Penguatan aplikasi
elektronik e-
SIRATERAPISS & e-
SURETRIPSS.
IT PENUNJANG
1. 100% e-SIRATERAPISS internal terintegrasi SIM RS.
2. 50% pengembangan e-SIRATERAPIS eksternal
3. 80% e-SURETRIPSS terintegrasi SIM RS
IMPLEMENTASI 100%
Program 4 :
1. Pengembangan jejaring
kerja sama penelitian klinis
Penyakit Infeksi , termasuk
Penyakit Infeksi Potensi
Wabah dengan Institusi
nasional/ internasional
DALAM NEGERI
1. RIK dalam AHS – UI
2. RS Vertikal pada Ina Respond
3. Institusi Riset K/L : BPPT / LIPI / BATAN
4. Industri: PT. Biofarma
5. Swasta
UJI KLINIS / CLINICAL TRIAL /
PUBLIKASI
4
sesuai ketentuan UU.
2. Diseminasi hasil Kaji-Lit
berupa artikel ilmiah dalam
jurnal Nasional /
Internasional.
Luaran Prioritas :
1. MoU / PKS dalam jejaring
AHS – UI; Ina Respond;
dan Institusi riset / farmasi
DN.
2. MoU / IA dengan NCGM
Jepang; institusi riset
jejaring Kemenkes (a.l.
RIVM / Erasmus Belanda).
LUAR NEGERI
1. DIT / Hospital – NCGM
2. Dept. of Tropical Infect. – RIVM
3. Dept. of Infectious – Erasmus Huis
CLINICAL RESEARCH / MULTI
REG CLIN. TRIAL /
PUBLICATION OJS
Program 1 :
a. Persiapan penyusunan
kurikulum pelatihan yang
sesuai standar akreditasi
pelatihan nasional
b. Pengusulan kurikulum
pelatihan terakreditasi Ke
BPSDM Kemenkes
2 Pelatihan 3 Pelatihan 4 Pelatihan 5 Pelatihan 6 Pelatihan
5
Luaran Prioritas :
1. Tersusunnya kurikulum
pelatihan sesuai standar
akreditasi, bekerja sama
dengan tim pelatih
2. Tersertifikasi kurikulum
pelatihan secara Nasional
oleh BPSDM
Program 2 :
a. Persiapan penyusunan
kurikulum pelatihan yang
sesuai standar akreditasi
pelatihan internasional
b. Pengusulan kurikulum
pelatihan terakreditasi
Internasional Ke WHO asia
tenggara
Luaran Prioritas :
1. Tersusunnya kurikulum
pelatihan sesuai standar
akreditasi internasional
2. Tersertifikasi kurikulum
pelatihan secara
AKREDITASI /
SERTIFIKASI
WHO
1. Berkoordinasi
dengan TIM
KLN;
2. Berkoordinasi
dengan
Kemenkes
subdit KLN
3. Melakukan
kerjasama
dengan WHO
indonesia;
Pengusulan
pelatihan ke
WHO
Implementasi
100%
6
Internasional oleh WHO
Bank BBT
Program 3 :
1. Penguatan SDM staf diklat
dan tim pelatihan yang
kompeten dan terlatih
sesuai TUPOKSI dan
perkembangan IPTEK
2. Penguatan SDM pelatih
yang terlatih dan
berkompeten sesuai
standar akreditasi
Luaran Prioritas :
1. Sertifikasi SDM Staf diklat
dan tim pelatihan dengan
pelatihan kediklatan dan IT
2. Sertifiikasi SDM pelatih
oleh BPSDM dan atau
WHO dengan pelatihan
TOT
SERTIFIKASI
NASIONAL /
INTERNASIONAL
1. 100 % Tim
diklat
2. 100% SDM
pelatih
3. 100% Staf
Tenaga
Kesehatan
Lainnya
RE-SERTIFIKASI RE-SERTIFIKASI
Program 4 :
a. Pengendalian mutu
pelatihan sesuai standar
OPERASIONAL
1. 100%
RE-AKREDITASI
/ RE-
SERTIFIKASI
7
pelatihan
b. Penguatan sumber daya
sarana prasarana pelatihan
Luaran Prioritas :
1. Terlaksananya ujicoba
kurikulum pelatihan yang
terakreditasi
2. Terlaksananya audit
pelatihan secara berkala
3. Terlaksananya evaluasi
paska pelatihan
4. Penguatan SDM sarpras
diklat sesuai standar
penyelenggara pelatihan
Terlaksananya
ujicoba
kurikulum
pelatihan yang
terakreditasi
2. 100%
Terlaksananya
audit pelatihan
secara berkala
3. 100%
Terlaksananya
evaluasi paska
pelatihan
4. 100%
tersedianya
sarpras diklat
sesuai standar
penyelenggara
pelatihan
Pelatihan
terakreditasi
pertahun
IMPLEMENTASI
100%
2 Pendukung tercapainya
prioritas layanan 2020 2021 2022 2023 2024
A. Sarana a. Ruang
pertemuan
untuk kajian
a. Melengkapi
ruang
pertemuan
a. Monitoring dan
evaluasi
a. Melengkapi
kekurangan
Monitoring dan
evaluasi
8
sesuai
standar
b. Penambahan
Ruang kelas
pelatihan dan
ruang skill lab
yang sesuai
standar
b. Penambahan
Ruang kelas
pelatihan dan
ruang skill lab
yang sesuai
standar
b. Penambahan
Ruang kelas
pelatihan dan
ruang skill lab
yang sesuai
standar
b. Penambahan
Ruang kelas
pelatihan dan
ruang skill lab
yang sesuai
standar
b. Penambahan
Ruang kelas
pelatihan
(gedung
instalasi diklat
dengan
fasilitas
lengkap spt
kamar inap
peserta
pelatihan dll)
c. Renovasi IPJ
dan MCU,
c.
Rumah Pompa
Hydrant
pompa hydrant
c. Pindahan ruang
ICU di IGD lt.3 & 4
B. Prasarana (Tersedianya
IT)
1. pengadaan
travo,
2. Pengadaan AC
& Tata Udara
Ruang ICU
3. Pengadaan
1. Panel alarm
dan jaringan
detector
2. Anjungan
Pendaftaran
pasien mandiri
1. Pengadaan AC
Split
2. Renovasi IPAL
3. Pengadaan
mesin
Incenerator
1. Pengadaan
AC Split
2. Pengadaan
server
storage
1. Pengadaan
AC Split
9
3. Pengadaan
server storage
4. DRC
C. Alat Kesehatan a. Tersedianya
alat untuk uji
klinik
b. Tersedianya
alat-alat untuk
menunjang
pelatihan dan
lab skill
c. Tersedianya
sound system
yang lengkap
dan peredam
suara dikelas
d. Tersedianya
layar dan
braket LCD
e. Tersedianya
alat-alat untuk
menunjang
pelatihan dan
lab skill
a. Terlengkapi
nya peralatan
laboratorium
khusus yang
menunjang
penelitian
yang berbasis
laboratorium
Tersediannya alat
kesehatan sesuai
standar penelitian
Monitoring dan
evaluasi
Melengkapi
kekurangan
prasarana
10
D. Sumber Daya Manusia
(SDM)
a. Tersedianya
jabfung peneliti
dan
peningkatan
kompetensi
terkait
penelitian
b. Terselenggaran
ya proses
pembelajaran
yang continue
terkait
penelitian
(workshop/
simposium/
pertemuan
ilmiah
internasional)
c. Tersedianya
analis
laboratorium
khusus
d. Tersedianya
seluruh staf
a. Analis
laboratorium
khusus dan
perawat
penelitian
yang
bersertifikasi
(GCP)
a. Tersedianya
Perawat
Riset
b. Tersedianya
riset asisten
(RA) (dokter
umum)
b.
Monitoring dan
evaluasi
Melengkapi
kekurangan
prasarana
Monitoring dan
evaluasi
11
yang
bersertifikasi
GCP
e. Tersedianya
SDM staf diklat
dan
peningkatan
kompetensi
terkait
pelatihan
f. Tersedianya
SDM pelatih
yang
tersertifikasi
dan
berkompeten.
g. Terselenggaran
ya proses
pembelajaran
yang continue
terkait
pelatihan yang
terstandarisasi
(workshop/
12
simposium/
pertemuan
ilmiah nasional
dan
internasional)
3 Kebutuhan anggaran Dana APBN Dana APBN Dana APBN Dana APBN Dana APBN
0
3.6 PROGRAM KERJA STRATEGI
SASARAN
STRATEGIS KPI
PROGRAM
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatkan
Kompetensi
Tenaga
Kesehatan
1. Peningkatan
Jumlah
SDM
dengan
kompetensi
subspesialis
asi infeksi
dan
Pendukung
infeksi
Peningkatan
Kompetensi SDM
dalam bidang
Subspesialistik
Infeksi dan
pendukung
Infeksi, minimal 2
(dua) orang per
tahun hingga
mencapai target
minimal 10
(sepuluh) tenaga
dokter
subspesialis dan
perawat spesialis
pada tahun 2024
Peningkatan
Kompetensi SDM
dalam bidang
Subspesialistik
Infeksi dan
pendukung
Infeksi, minimal 2
(dua) orang per
tahun hingga
mencapai target
minimal 10
(sepuluh) tenaga
dokter
subspesialis dan
perawat spesialis
pada tahun 2024
Peningkatan Kompetensi
SDM dalam bidang
Subspesialistik Infeksi
dan pendukung Infeksi,
minimal 2 (dua) orang
per tahun hingga
mencapai target minimal
10 (sepuluh) tenaga
dokter subspesialis dan
perawat spesialis pada
tahun 2024
Peningkatan
Kompetensi SDM
dalam bidang
Subspesialistik Infeksi
dan pendukung Infeksi,
minimal 2 (dua) orang
per tahun hingga
mencapai target
minimal 10 (sepuluh)
tenaga dokter
subspesialis dan
perawat spesialis pada
tahun 2024
Peningkatan
Kompetensi SDM dalam
bidang Subspesialistik
Infeksi dan pendukung
Infeksi, minimal 2 (dua)
orang per tahun hingga
mencapai target
minimal 10 (sepuluh)
tenaga dokter
subspesialis dan
perawat spesialis pada
tahun 2024
Terwujudnya
Sarpras Sesuai
dengan Best
Practice
2. % Tingkat
Kehandalan
fungsi
Sarpras
Penyelenggaraan
pemeliharaan
sarana dan
prasarana yang
efektif dan efisien
Penyelenggaraan
pemeliharaan
sarana dan
prasarana yang
efektif dan efisien
Penyelenggaraan
pemeliharaan sarana
dan prasarana yang
efektif dan efisien
Penyelenggaraan
pemeliharaan sarana
dan prasarana yang
efektif dan efisien
Penyelenggaraan
pemeliharaan sarana
dan prasarana yang
efektif dan efisien
1
SASARAN
STRATEGIS KPI
PROGRAM
2020 2021 2020 2023 2024
Terwujudnyan
Sistem IT yang
lengkap dan
terintegrasi
internal dan
eksternal
3. Level IT
Terintegrasi
1. Mengembangkan
system aplikasi
yang lengkap
dan terintegrasi
baik internal dan
eksternal baik
untuk pelayanan,
pendidikan,
penelitian dan
keuangan
1. Mengembangkan
system aplikasi
yang lengkap dan
terintegrasi baik
internal dan
eksternal baik
untuk pelayanan,
pendidikan,
penelitian dan
keuangan
1. Mengembangkan
system aplikasi yang
lengkap dan
terintegrasi baik
internal dan eksternal
baik untuk pelayanan,
pendidikan, penelitian
dan keuangan
1. Mengembangkan
system aplikasi yang
lengkap dan
terintegrasi baik
internal dan eksternal
baik untuk pelayanan,
pendidikan, penelitian
dan keuangan
1. Mengembangk
an system
aplikasi yang
lengkap dan
terintegrasi
baik internal
dan eksternal
baik untuk
pelayanan,
pendidikan,
penelitian dan
keuangan
2. Membuat SIMRS
terpadu 1 pintu
2. Membuat
SIMRS terpadu
1 pintu
2. Membuat SIMRS
terpadu 1 pintu
2. Membuat SIMRS
terpadu 1 pintu
2. Membuat
SIMRS
terpadu 1 pintu
Menyelenggaraka
n Penelitian &
Diklat INFEM (
Infeksi Emerging)
Terakreditasi
3. Terwujudnya
kajian/penelit
ian penyakit
infeksi,
termasuk
penyakit
infeksi
potensi
wabah yang
menggunaka
n data dan
Meningkatkan
kualitas dan kuantitas
kajian/penelitian yang
menggunakan data
dan atau BBT
Meningkatkan
kualitas dan
kuantitas
kajian/penelitian
yang menggunakan
data dan atau BBT
Meningkatkan kualitas
dan kuantitas
kajian/penelitian yang
menggunakan data dan
atau BBT
Meningkatkan kualitas
dan kuantitas
kajian/penelitian yang
menggunakan data dan
atau BBT
Meningkatkan
kualitas dan
kuantitas
kajian/penelitian
yang menggunakan
data dan atau BBT
2
atau BBT
(Bahan
Biologik
Tersimpan)
4. Terwujudnya
kurikulum
pelatihan
terakreditasi
terkait
penyakit
infeksi,
termasuk
penyakit
infeksi
potensi
wabah
Meningkatkan mutu
pelatihan terakreditasi
terkait penyakit
infeksi, termasuk
penyakit infeksi
potensi wabah
Meningkatkan mutu
pelatihan
terakreditasi terkait
penyakit infeksi,
termasuk penyakit
infeksi potensi
wabah
Meningkatkan mutu
pelatihan terakreditasi
terkait penyakit infeksi,
termasuk penyakit
infeksi potensi wabah
Meningkatkan mutu
pelatihan terakreditasi
terkait penyakit infeksi,
termasuk penyakit
infeksi potensi wabah
Meningkatkan mutu
pelatihan
terakreditasi terkait
penyakit infeksi,
termasuk penyakit
infeksi potensi
wabah
3
SASARAN
STRATEGIS KPI
PROGRAM
2020 2021 2020 2023 2024
Memperkuat
Jejaring
Penelitian dan
Diklat
Nasional/Intern
asional
5. Terwujudnya
MOU
Penelitian
klinis/
penelitian
yang
menggunak
an data dan
atau BBT
terkait
penyakit
infeksi,
termasuk
penyakit
infeksi
potensi
wabah
dengan
institusi
nasional/
internasional
Mengemban
gkan jejaring
penelitian
lingkup
Nasional dan
Internasional
Mengembangk
an Jejaring
penelitian
lingkup
Nasional dan
Internasional
Mengembangkan
Jejaring penelitian
lingkup Nasional
dan Internasional
Mengembangkan
Jejaring penelitian
lingkup Nasional
dan Internasional
Mengembangkan
Jejaring penelitian
lingkup Nasional
dan Internasional
4
6. Publikasi
hasil
penelitian /
kajian secara
nasional dan
internasional
Menyelengga
rakan
publikasi
nasional dan
internasional
Menyelenggara
kan publikasi
nasional dan
internasional
Menyelenggaraka
n publikasi
nasional dan
internasional
Menyelenggaraka
n publikasi
nasional dan
internasional
Menyelenggaraka
n publikasi
nasional dan
internasional
7. Terwujudnya
institusi
nasional/
internasional
yang
mengikuti
pendidikan
dan
pelatihan
penyakit
penyakit
infeksi,
termasuk
penyakit
infeksi
potensi
wabah
Menyelengga
rakan
pelatihan dan
pendidikan
penyakit
infeksi,
termasuk
penyakit
infeksi
potensi
wabah untuk
institusi
nasional/
internasional
Menyelenggara
kan pelatihan
dan pendidikan
penyakit
infeksi,
termasuk
penyakit infeksi
potensi wabah
untuk institusi
nasional/
internasional
Menyelenggaraka
n pelatihan dan
pendidikan
penyakit infeksi,
termasuk penyakit
infeksi potensi
wabah untuk
institusi nasional/
internasional
Menyelenggaraka
n pelatihan dan
pendidikan
penyakit infeksi,
termasuk penyakit
infeksi potensi
wabah untuk
institusi nasional/
internasional
Menyelenggaraka
n pelatihan dan
pendidikan
penyakit infeksi,
termasuk penyakit
infeksi potensi
wabah untuk
institusi nasional/
internasional
5
SASARAN
STRATEGIS KPI
PROGRAM
2020 2021 2020 2023 2024
Meningkatka
n Pelayanan
Kesehatan
Melalui
Kemitraan
dengan
Berbagai
pihak
8. Terwujudnya
Layanan
Unggulan Baru
Penyakit Infeksi
Pembangunan
Layanan
Unggulan baru
penyakit Infeksi
secara bertahap
setiap tahun
sesuai
perkembangan
penyakit infeksi
di Indonesia
hingga mencapai
target 6 (enam)
layanan
unggulan baru
penyakit infeksi
pada tahun 2024
Pembanguna
n Layanan
Unggulan
baru penyakit
Infeksi secara
bertahap
setiap tahun
sesuai
perkembanga
n penyakit
infeksi di
Indonesia
hingga
mencapai
target 6
(enam)
layanan
unggulan
baru penyakit
infeksi pada
tahun 2024
Pembanguna
n Layanan
Unggulan
baru penyakit
Infeksi secara
bertahap
setiap tahun
sesuai
perkembanga
n penyakit
infeksi di
Indonesia
hingga
mencapai
target 6
(enam)
layanan
unggulan
baru penyakit
infeksi pada
tahun 2024
Pembangunan
Layanan
Unggulan baru
penyakit Infeksi
secara bertahap
setiap tahun
sesuai
perkembangan
penyakit infeksi
di Indonesia
hingga mencapai
target 6 (enam)
layanan
unggulan baru
penyakit infeksi
pada tahun 2024
Pembangunan Layanan
Unggulan baru penyakit
Infeksi secara bertahap
setiap tahun sesuai
perkembangan penyakit
infeksi di Indonesia
hingga mencapai target
6 (enam) layanan
unggulan baru penyakit
infeksi pada tahun 2024
6
9. Memiliki
jejaring
kemitraan
pelayanan
INFEM (RS
Pemerintah
maupun swasta
)
Pembentukan
Jejaring
Kemitraan
dengan RS
Pemerintah
maupun Swasta
secara bertahap
minimal dengan
1 (satu) rumah
sakit pemerintah
atau swasta,
hingga mencapai
target minimal 5
(lima) rumah
sakit pemerintah
atau swasta pada
thun 2024
Pembentukan
Jejaring
Kemitraan
dengan RS
Pemerintah
maupun
Swasta
secara
bertahap
minimal
dengan 1
(satu) rumah
sakit
pemerintah
atau swasta,
hingga
mencapai
target
minimal 5
(lima) rumah
sakit
pemerintah
atau swasta
pada thun
2024
Pembentukan
Jejaring
Kemitraan
dengan RS
Pemerintah
maupun
Swasta
secara
bertahap
minimal
dengan 1
(satu) rumah
sakit
pemerintah
atau swasta,
hingga
mencapai
target
minimal 5
(lima) rumah
sakit
pemerintah
atau swasta
pada thun
2024
Pembentukan
Jejaring
Kemitraan
dengan RS
Pemerintah
maupun Swasta
secara bertahap
minimal dengan
1 (satu) rumah
sakit pemerintah
atau swasta,
hingga mencapai
target minimal 5
(lima) rumah
sakit pemerintah
atau swasta pada
thun 2024
Pembentukan Jejaring
Kemitraan dengan RS
Pemerintah maupun
Swasta secara bertahap
minimal dengan 1 (satu)
rumah sakit pemerintah
atau swasta, hingga
mencapai target minimal
5 (lima) rumah sakit
pemerintah atau swasta
pada thun 2024
7
SASARAN
STRATEGI
S
KPI
PROGRAM
2020 2021 2020 2023 202
4
10. Penggunaa
n Modul
tambahan
penyakit
infeksi,
termasuk
penyakit
infeksi
potensi
wabah
terintegrasi
pelayanan,
pendidikan
dan
penelitian
Meningkatkan
mutu pendidikan
berbasis AHS
UI
Meningkatka
n mutu
pendidikan
berbasis AHS
UI
Meningkatka
n mutu
pendidikan
berbasis AHS
UI
Meningkatkan mutu
pendidikan berbasis
AHS UI
Meningkatkan mutu
pendidikan berbasis AHS
UI
Terwujudny
a Kepuasan
Stakeholder
11. Tingkat
Kepuasan
Pelanggan
Peningkatan
kualitas
kepuasan
Peningkatan
kualitas
kepuasan
Peningkatan
kualitas
kepuasan
Peningkatan kualitas
kepuasan
Pelanggan
Peningkatan kualitas
kepuasan Pelanggan
8
Internal dan
Eksternal
Pelanggan Pelanggan Pelanggan
12. Tingkat
Kepuasan Staf
Peningkatan
kualitas
kepuasan Staf
Peningkatan
kualitas
kepuasan
Staf
Peningkatan
kualitas
kepuasan
Staf
Peningkatan kualitas
kepuasan Staf
Peningkatan kualitas
kepuasan Staf
Terwujudny
a Tata
kelola
keuangan
RS
13. Peningkata
n
Pendapatan
Rumah Sakit
Meningkatkan
Pendapatan RS
Meningkatka
n
Pendapatan
RS
Meningkatka
n
Pendapatan
RS
Meningkatkan
Pendapatan RS
Meningkatkan
Pendapatan RS
14. POBO Peningkatan
Rasio PNBP
terhadap Biaya
Operasional
(PB)
Peningkatan
Rasio PNBP
terhadap
Biaya
Operasional
(PB)
Peningkatan
Rasio PNBP
terhadap
Biaya
Operasional
(PB)
Peningkatan Rasio
PNBP terhadap
Biaya Operasional
(PB)
Peningkatan Rasio PNBP
terhadap Biaya
Operasional (PB)
15. WTP Laporan
Keuangan
Audited
Laporan
Keuangan
Audited
Laporan
Keuangan
Audited
Laporan Keuangan
Audited
Laporan Keuangan
Audited
9
BAB IV
PROYEKSI KEUANGAN
4.1 ESTIMASI PENDAPATAN
Tabel Estimasi pendapatan selama lima tahun periode RSB
Baseline
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Dana Pemerintah
a. Rupiah Murni 86.892.148.000Rp 72.304.127.000Rp 81.396.440.000Rp 90.001.037.000Rp 94.552.222.800Rp 104.222.947.000Rp
46.000.000.000Rp 47.480.000.000Rp 55.660.000.000Rp 61.226.000.000Rp 67.348.600.000Rp 74.083.460.000Rp
TOTAL 132.892.148.000Rp 119.784.127.000Rp 137.056.440.000Rp 151.227.037.000Rp 161.900.822.800Rp 178.306.407.000Rp
b. PNBP
NO Sumber PendapatanEstimasi Pendapatan (Rp)
1
Estimasi Pendapatan tahun 2020 s.d 2024 direncanakan berasal dari rupiah murni dan pendapatan Negara bukan Pajak
(PNBP) dimana PNBP Tahun 2020 s.d Tahun 2024 telah dilaporkan melalui target Rencana Pendapatan Negara bukan Pajak
(TRPNBP) ke Kementerian Kesehatan dan PK BLU Kementerian Keuangan sedangkan tahun 2023 dan 2024 didasarkan pada
kenaikan hasil realisasi pendapatan selama tahun 2014 s.d tahun 2018 dan Rupiah murni didasarkan pada usulan anggaran dari
masing-masing program selama tahun 2020 s.d 2024.
4.2 RENCANA KEBUTUHAN ANGGARAN
a. Anggaran Kelangsungan Operasional
Tabel Estimasi anggaran operasional selama 5 (lima) tahun periode RSB
10
Baseline Total
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020-2024Operasional dan Pemeliharaan Kantor
Gaji dan Tunjangan 29.984.330.000Rp 34.029.436.000Rp 37.432.380.000Rp 41.175.618.000Rp 45.293.179.000Rp 49.822.497.000Rp 237.737.440.000Rp
Kebutuhan Obat-Obatan
dan Bahan Medis Habis
Pakai 10.422.214.000Rp 10.681.146.000Rp 11.322.015.000Rp 12.001.335.000Rp 12.721.416.000Rp 13.484.700.000Rp 70.632.826.000Rp
Langganan Daya dan Jasa 3.277.908.000Rp 3.462.944.000Rp 3.670.720.000Rp 3.890.964.000Rp 4.124.422.000Rp 4.371.887.000Rp 22.798.845.000Rp
Pemeliharaan Gedung dan
Bangunan 6.911.298.000Rp 5.460.571.000Rp 5.788.205.000Rp 6.135.498.000Rp 6.503.627.000Rp 6.893.845.000Rp 37.693.044.000Rp
Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana RS 3.038.135.000Rp 1.829.967.000Rp 1.939.765.000Rp 2.056.150.000Rp 2.179.520.000Rp 2.310.291.000Rp 13.353.828.000Rp
Pemeliharaan dan Suku
Cadang RS 720.000.000Rp 421.200.000Rp 446.472.000Rp 473.260.000Rp 501.656.000Rp 531.755.000Rp 3.094.343.000Rp
Pemeliharaan Kendaraan
RS dan Sewa Kendaraan
Pejabat Eselon II 734.895.000Rp 755.700.000Rp 801.042.000Rp 849.104.000Rp 900.051.000Rp 954.054.000Rp 4.994.846.000Rp
Keperluan Perkantoran dan
Pelayanan RS 2.219.316.000Rp 1.143.920.000Rp 1.212.555.000Rp 1.285.309.000Rp 1.362.427.000Rp 1.444.173.000Rp 8.667.700.000Rp
Pengadaan Baju Dinas
Pegawai 182.700.000Rp -Rp 200.000.000Rp 200.000.000Rp 200.000.000Rp 200.000.000Rp 982.700.000Rp
Honorarium Penanggung
jawab Pengelola 635.431.000Rp 619.430.000Rp 681.373.000Rp 749.510.000Rp 824.461.000Rp 906.907.000Rp 4.417.112.000Rp
Rapat-Rapat Koordinasi 708.768.000Rp 493.488.000Rp 500.000.000Rp 500.000.000Rp 500.000.000Rp 500.000.000Rp 3.202.256.000Rp
Pemeriksaan Kesehatan,
Vaksinasi dan Poli
Karyawan 357.474.000Rp 407.814.000Rp 432.282.000Rp 458.220.000Rp 485.713.000Rp 514.856.000Rp 2.656.359.000Rp
Kegiatan Akreditasi RS 778.580.000Rp 317.678.000Rp 400.000.000Rp 900.000.000Rp 400.000.000Rp 400.000.000Rp 3.196.258.000Rp
Kegiatan Pemeliharaan
Kesehatan Lingkungan RS 911.879.000Rp 904.684.000Rp 958.965.000Rp 1.016.503.000Rp 1.077.493.000Rp 1.142.143.000Rp 6.011.667.000Rp
Peningkatan Daya Tahan
Tubuh Petugas/Pegawai 2.996.810.000Rp 1.315.058.000Rp 1.393.961.000Rp 1.477.600.000Rp 1.566.255.000Rp 1.660.230.000Rp 10.409.914.000Rp
Outsourcing Pegawai
Satpam 2.433.210.000Rp 2.476.199.000Rp 2.624.771.000Rp 2.782.257.000Rp 2.949.193.000Rp 3.126.144.000Rp 16.391.774.000Rp
66.312.948.000Rp 64.319.235.000Rp 69.804.506.000Rp 75.951.328.000Rp 81.589.413.000Rp 88.263.482.000Rp 446.240.912.000Rp
Jenis KegiatanEstimasi Kebutuhan Anggaran (Rp)
TOTAL RM
11
Baseline Total
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020-2024BLU
Operasional dan Pemeliharaan RS
Remunerasi Pegawai 23.920.000.000Rp 24.689.600.000Rp 28.943.200.000Rp 31.837.520.000Rp 35.021.272.000Rp 38.523.399.000Rp 182.934.991.000Rp
Belanja Gaji dan Tunjangan
Pegawai RS 10.166.787.000Rp 10.996.465.000Rp 12.645.935.000Rp 14.542.825.000Rp 16.724.249.000Rp 19.232.886.000Rp 84.309.147.000Rp
Pengadaan Barang
Operasional dan Jasa RS 11.846.916.000Rp 7.000.001.000Rp 7.420.001.000Rp 7.865.201.000Rp 8.337.113.000Rp 8.837.340.000Rp 51.306.572.000Rp
Laporan Keuangan Audited 70.000.000Rp 70.000.000Rp 80.000.000Rp 80.000.000Rp 80.000.000Rp 90.000.000Rp 470.000.000Rp
Kegiatan Bagian Keuangan -Rp -Rp 200.000.000Rp 200.000.000Rp 200.000.000Rp 200.000.000Rp 800.000.000Rp
Biaya Umum 142.411.000Rp 750.000.000Rp 750.000.000Rp 750.000.000Rp 750.000.000Rp 750.000.000Rp 3.892.411.000Rp
Kesiapsediaan Alat
Pemadam Api Ringan
(APAR) 25.990.000Rp -Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 145.990.000Rp
Honor Tim Pendukung PPK 5.588.000Rp -Rp -Rp -Rp -Rp -Rp 5.588.000Rp
Operasional Instalasi
Promosi Kesehatan RS 47.023.000Rp -Rp 49.844.000Rp 52.835.000Rp 56.005.000Rp 59.365.000Rp 265.072.000Rp
Kegiatan Bidang Medik 51.325.000Rp 107.250.000Rp 113.685.000Rp 120.506.000Rp 127.736.000Rp 135.401.000Rp 655.903.000Rp
Kegiatan Bidang
Keperawatan -Rp 121.328.000Rp 128.608.000Rp 136.324.000Rp 144.504.000Rp 153.174.000Rp 683.938.000Rp
Pembuatan Vidio
Pelayanan Unggulan RS 148.458.000Rp -Rp 148.458.000Rp
Operasional Inst. Diklat 150.000.000Rp -Rp 159.000.000Rp 168.540.000Rp 178.652.000Rp 189.372.000Rp 845.564.000Rp
Kegiatan Bidang Pengkajian
Imunologi dan Faktor
Resiko 103.000.000Rp 208.100.000Rp 220.586.000Rp 233.821.000Rp 247.850.000Rp 262.721.000Rp 1.276.078.000Rp
Kegiatan Bidang Pengkajian
Epidemiologi 51.655.000Rp 151.960.000Rp 161.078.000Rp 170.742.000Rp 180.987.000Rp 191.846.000Rp 908.268.000Rp
Kegiatan Bidang Pengkajian
Klinik 68.300.000Rp 129.072.000Rp 136.816.000Rp 145.025.000Rp 153.727.000Rp 162.950.000Rp 795.890.000Rp
Jenis KegiatanEstimasi Kebutuhan Anggaran (Rp)
12
Baseline Total
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020-2024Kegiatan Instalasi
Penelitian 169.885.000Rp 78.300.000Rp 82.998.000Rp 87.978.000Rp 93.257.000Rp 98.852.000Rp 611.270.000Rp
Kegiatan Rencana Strategi
Bisnis 164.270.000Rp -Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp 300.000.000Rp 764.270.000Rp
Kegiatan Pra Raker dan
Raker RS 341.020.000Rp -Rp 352.000.000Rp 373.120.000Rp 395.508.000Rp 419.238.000Rp 1.880.886.000Rp
Kegiatan Sub Informasi dan
Pemasaran 240.640.000Rp -Rp 255.079.000Rp 270.383.000Rp 286.606.000Rp 303.802.000Rp 1.356.510.000Rp
Kegiatan Sub Bag Hukum
dan Kemitraan 50.675.000Rp -Rp 53.716.000Rp 56.938.000Rp 60.355.000Rp 63.976.000Rp 285.660.000Rp
Kegiatan Inst. SIM RS 418.664.000Rp -Rp 443.784.000Rp 470.411.000Rp 498.636.000Rp 528.554.000Rp 2.360.049.000Rp
Kegiatan Konsultan
Pendampingan Awal 100.000.000Rp 200.000.000Rp 200.000.000Rp 200.000.000Rp 200.000.000Rp 200.000.000Rp 1.100.000.000Rp
Kegiatan Komite RS 67.717.000Rp -Rp 71.780.000Rp 76.087.000Rp 80.652.000Rp 85.491.000Rp 381.727.000Rp
Pakaian Dinas 299.250.000Rp -Rp 317.205.000Rp 336.237.000Rp 356.412.000Rp 377.796.000Rp 1.686.900.000Rp
Peningkatan Kapasitas SDM 243.980.000Rp -Rp 258.619.000Rp 274.136.000Rp 290.584.000Rp 308.019.000Rp 1.375.338.000Rp
In House Training dan Workshop 300.000.000Rp -Rp 318.000.000Rp 337.080.000Rp 357.304.800Rp 378.743.000Rp 1.691.127.800Rp
49.193.556.019Rp 44.502.078.020Rp 53.491.936.021Rp 58.915.711.022Rp 64.951.411.823Rp 71.882.927.024Rp 342.937.619.929Rp
115.506.504.019Rp 108.821.313.020Rp 123.296.442.021Rp 134.867.039.022Rp 146.540.824.823Rp 160.146.409.024Rp 789.178.531.929Rp
Jenis KegiatanEstimasi Kebutuhan Anggaran (Rp)
TOTAL BLU
TOTAL RM+BLU
Total anggaran operasional selama periode tahun 2020 s.d tahun 2024 adalah Rp. 789.178.519.800,-
13
b. Anggaran Pengembangan
Tabel Estimasi Anggaran Program Pengembangan selama 5 (lima) tahun periodeRSB
2020 2021 2022 2023 2024
A. Pencapaian IKU 13.821.200.000Rp 4.560.600.000Rp 6.850.000.000Rp 8.850.000.000Rp 6.850.000.000Rp 8.850.000.000Rp 49.781.800.000Rp 1. Mengajukan regulasi khusus terkait
kredibilitas RSPI sebagai pusat rujukan
penyakit infeksi dan berpotensi KLB agar dapat
langsung ke RSPI
23.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp
2. Mengajukan regulasi terkait pembayaran
BPJS pada kasus kasus berpotensi KLB 20.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp
3. Melobby Pemprov DKI agar dapat
menghibahkan lahan ke Kemenkes-Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp
4. Membuat tim reformasi birokrasi internal 20.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 5. Membangun transparansi sistem
remunerasi kepada seluruh staf RS20.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp
6. Meningkatkan kompetensi SDM dalam
bidang subspesialisasi infeksi20.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp
7. Meningkatkan kompetensi SDM bidang
spesialis dan subspesialis non-infeksi20.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp
8. Meningkatkan mutu kinerja, kapasitas SDM
pelayanan dan penelitian dengan pendidikan
pelatihan
20.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp
9. Melakukan pemetaan SDM sesuai ABK -Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp
10. Mengembangkan Unit Pelayanan Khusus 4.000.000.000Rp 500.000.000Rp 1.500.000.000Rp 2.500.000.000Rp 1.500.000.000Rp 2.500.000.000Rp 11. Meningkatkan fasil itas pelayanan
kesehatan yang mendukung layanan infeksi6.000.000.000Rp 500.000.000Rp 1.000.000.000Rp 2.000.000.000Rp 1.000.000.000Rp 2.000.000.000Rp
12. Mengembangkan system teknologi yang
lengkap dan terintegrasi internal dan eksternal300.000.000Rp 200.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp
13. Membuat SIM terpadu 1 pintu 514.600.000Rp 500.000.000Rp 500.000.000Rp 500.000.000Rp 500.000.000Rp 14. Meningkatkan mutu pendidikan berbasis
AHS UI50.000.000Rp 50.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp
15. Mengembangkan jejaring pendidikan
pelatihan dan penelitian dalam bidang infeksi30.000.000Rp 30.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp
16. Menyelenggarakan pelatihan dan
pendidikan mandiri dalam skala nasional250.000.000Rp 250.000.000Rp 300.000.000Rp 300.000.000Rp 300.000.000Rp 300.000.000Rp
Estimasi Kebutuhan Anggaran TotalNO Nama Program Strategis Baseline Tahun 2019
14
2020 2021 2022 2023 2024
17. Menjadi WHO CC untuk penyakit INFEM 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 18. Mengembangkan jejaring penelitian
lingkup nasional & internasional 571.950.000Rp 546.000.000Rp 500.000.000Rp 500.000.000Rp 500.000.000Rp 500.000.000Rp
19. Memperkuat dan menambah jumlah
penelitian yang menggunakan data dan atau
BBT
20.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp
20. Melaksanakan publikasi nasional dan
internasional20.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp
21. Mengembangkan surveilens epidemiologis
penyakit INFEM dan tropis20.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp 30.000.000Rp
22. Mengembangkan layanan unggulan
penyakit infeksi1.000.000.000Rp 500.000.000Rp 1.000.000.000Rp 1.000.000.000Rp 1.000.000.000Rp 1.000.000.000Rp
23. Mengembangkan layanan unggulan
penyakit non-infeksi1.186.250.000Rp 500.000.000Rp 1.000.000.000Rp 1.000.000.000Rp 1.000.000.000Rp 1.000.000.000Rp
24. Membangun kemitraan dengan RS baik RS
pemerintah maupun swasta dalam lingkup
nasional
20.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp
25. Membuat jejaring promosi kesehatan
secara nasional dengan mengoptimalkan
instalasi PKRS
20.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp
26. Membuat jejaring promosi kesehatan
secara nasional dengan mengoptimalkan
instalasi PKRS
20.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp
27. Meningkatkan promosi tentang pelayanan,
diklat dan penelitian RS yang up to date di
masyarakat, mitra jejaring, pemerintah dan
Swasta
20.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp
28. Membangun citra baru RS 20.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 29. Meningkatkan promosi (sosialisasi &
advokasi) RS secara periodik & rutin dalam
lingkup nasional
20.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp
30. Meningkatkan fungsi Pemasaran rumah
sakit20.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp
31. Membangun kepercayaan stakeholder
eksternal20.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp
32. Membangun kepercayaan stakeholder
eksternal20.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp 40.000.000Rp
33. Mengupdate unit cost, menigkatkan BOR,
memperkuat kordinasi antar unit untuk
mengurangi LOS
20.000.000Rp 150.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp
NO Nama Program Strategis Baseline Tahun 2019Estimasi Kebutuhan Anggaran
Total
15
2020 2021 2022 2023 2024
B Mitigasi Risiko 3.564.446.000Rp 6.402.216.000Rp 6.910.000.000Rp 7.510.000.000Rp 8.510.000.000Rp 9.310.000.000Rp
1Memperkuat Regulasi Eksternal untuk
Pelayanan, Penelitian dan Pendidikan20.000.000Rp 100.000.000Rp 20.000.000Rp 20.000.000Rp 20.000.000Rp 20.000.000Rp
2Menguatkan Tatakelola Organisasi dan
Keuangan20.000.000Rp 100.000.000Rp 20.000.000Rp 20.000.000Rp 20.000.000Rp 20.000.000Rp
3 Meningkatkan Kompetensi Tenaga Kesehatan 20.000.000Rp 100.000.000Rp 20.000.000Rp 20.000.000Rp 20.000.000Rp 20.000.000Rp
4Mewujudkan Sarana Prasarana sesuai dengan
Best Practice 3.304.446.000Rp 4.452.000.000Rp 5.000.000.000Rp 6.000.000.000Rp 7.000.000.000Rp 8.000.000.000Rp
5 Mewujudkan IT Terintegrasi -Rp 1.000.000.000Rp 1.000.000.000Rp 600.000.000Rp 600.000.000Rp 400.000.000Rp
6Menyelenggarakan TOT untuk Diklat INFEM
Terakreditasi Nasional/Internasional50.000.000Rp 100.000.000Rp 200.000.000Rp 200.000.000Rp 200.000.000Rp 200.000.000Rp
7Memperkuat Jejaring Penelitian Diklat
Nasional/Internasional30.000.000Rp 200.216.000Rp 300.000.000Rp 300.000.000Rp 300.000.000Rp 300.000.000Rp
8Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Melalui
Kemitraan dengan Berbagai Pihak30.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp
9 Terwujudnya Kepuasan Stakholders 30.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp
10 Terwujudnya Peningkatan Pendapatan 30.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp 100.000.000Rp
11 Terwujudnya Kendali Biaya 30.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp 50.000.000Rp
TOTAL (A+B) 17.385.646.000Rp 10.962.818.020Rp 13.760.002.021Rp 16.360.002.022Rp 15.360.002.023Rp 18.160.002.024Rp 91.988.472.110Rp
42.206.662.000Rp
NO Nama Program Strategis Baseline Tahun 2019Estimasi Kebutuhan Anggaran
Total anggaran pengembangan selama periode tahun 2020 s.d tahun 2024 adalah Rp. 91.988.462.000
16
4.3 RENCANA PENDANAAN
Perbandingan Target Pendapatan BLU dengan Rencana Anggaran Belanja Tahun 2020 s.d 2024.
Uraian 2020 2021 2022 2023 2024
Target Pendapatan BLU 47.480.000.000Rp 55.660.000.000Rp 61.226.000.000Rp 67.348.600.000Rp 74.083.460.000Rp
Rencana Anggaran Belanja 119.784.127.000Rp 137.056.440.000Rp 151.227.037.000Rp 161.900.822.800Rp 178.306.407.000Rp
% Target Pendapatan/ Rencana Anggaran BLU 40% 41% 40% 42% 42%
Rata-rata % Target Pendapatan/Rencana Anggaran BLU 41%
Dilihat dari tabel diatas, kemampuan pendapatan yang dihasilkan dari usaha layanan rumah sakit masih belum dapat
memenuhi seluruh belanja yang diusulkan atau selama rencana anggaran tahun 2020-2024 target penapatan yang dihasilkan rata-
rata hanya dapat menutupi 41 % dari seluruh anggaran belanja. Sekitar 83% anggaran belanja harus dicarikan sumber pendanaan
baik dari Rupiah Murni, Hibah atau sumber pendanaan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
0
BAB V
PENUTUP
Rencana Strategis Bisnis (RSB) Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso
Tahun 2020-2024 ini disusun dengan pendekatan kombinasi “top down” dan ”bottom up” yang
melibatkan seluruh komponen yang ada di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. Direktur Utama,
Jajaran Direksi, unit- unit kerja serta membentuk sebuah Tim khusus. RSB ini disusun lengkap
dengan analisis dari berbagai sudut pandang dan tingkat dokumen ini adalah tingkat korporat.
Harapannya antara lain adalah RSB ini relevan dengan isu-isu strategis yang ada di tingkat
lapangan / teknis sampai dengan tingkat koorporat. Selain itu RSB ini merupakan hasil pemikiran
dan komitmen dari seluruh level dan jajaran Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti
Saroso serta pendapat para stakeholders sehingga diharapkan dapat diimplementasikan dengan
baik.
RSB ini seyogyanya dijadikan pedoman bagi semua pihak dari semua level yang ada di
lingkungan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dalam menjalankan dan
mengembangkan program dan kegiatan serta dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan. Selain itu, RSB juga akan berfungsi sebagai jembatan bagi Rumah Sakit Penyakit
Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso untuk berkomunikasi serta bekerjasama dengan para
stakeholders terkait.
Agar RSB ini selalu relevan dengan perkembangan kondisi lingkungan bisnis dan internal
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, implementasi RSB selayaknya diikuti
pengendalian strategis. Pengendalian ini bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi asumsi
dan hasil analisis SWOT dan TOWS yang menjadi dasar penetapan sasaran dan strategi. Jika
terjadi perubahan-perubahan di luar perkiraan awal / semula, tidak tertutup kemungkinan
dilakukan evaluasi terhadap tantangan strategis, sasaran strategis, target kinerja, KPI/ IKU dan
program bahkan sampai kegiatan. Dalam kaitan ini, Sistem Manajemen Kinerja (SMK)
direkomendasikan untuk diterapkan dalam memantau dan mengendalikan pelaksanaan RSB di
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. SMK merupakan mekanisme yang
memampukan berbagai tingkatan organisasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti
Saroso merencanakan, memantau, dan mengendalikan pencapaian aktual kinerja berbagai unit
kerjanya, sehingga Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso bergerak searah
menuju target-target kinerja yang ditetapkan dalam RSB. Dengan demikian, manajemen puncak
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dapat memutuskan dan bertindak dalam
konteks dan ukuran yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisinya.
1
Kemauan melakukan perubahan, komitmen, konsistensi, dan dukungan sumberdaya
organisasi dalam menjalankan RSB merupakan kata-kata kunci agar RSB ini dapat memberikan
manfaat sebesar- besarnya bagi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso beserta
unit-unit kerjanya. Semoga upaya Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dalam
mencapai Visi sampai dengan tahun 2024 dapat lebih terarah dan terukur. Dalam kaitannya
dengan pengukuran kinerja dan sebagai masukan bagi perencanaan selanjutnya, RSB Rumah
Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso 2020-2024 ini akan dievaluasi secara rutin dan
transparan sesuai ketentuan yang berlaku.
Jakarta, ……2019
Direktur Utama
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso
Dr. Rita Rogayah, sp.P (K), MARS
NIP. 196107151989102001
0