rencana kerja pemerintah daerah (rkpd) kabupaten cirebon tahun ...

943
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN CIREBON TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON 2015

Transcript of rencana kerja pemerintah daerah (rkpd) kabupaten cirebon tahun ...

  • RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

    (RKPD)

    KABUPATEN CIREBON

    TAHUN 2016

    PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON

    2015

  • DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN I 1 1.1 LatarBelakang I 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I 2 1.3 Hubungan Antar Dokumen I 4 1.4 Sistematika Dokumen RKPD I 5 1.5 Maksud dan Tujuan I - 6 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU II 1 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah II 1 2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun

    Berjalan dan Realisasi RPJMD II 25

    2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah II 32 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III 1 3.1 Arah Kebijakan Perekonomian Daerah III 1 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah III 4 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 IV- 1 4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan IV -1 4.2 Prioritas Pembangunan IV -3 BAB V RENCANA KERJA DAN PENDANAAN TAHUN 2016 V 1 BAB VI PENUTUP VI 1

    LAMPIRAN:

    1. DINAS PENDIDIKAN

    2. DINAS KESEHATAN

    3. RSUD WALED

    4. RSUD ARJAWINANGUN

    5. DINAS BINA MARGA

    6. DINAS PSDAP

    7. DINAS CKTR

    8. BAPPEDA

    9. DINAS PERHUBUNGAN

    10. BLHD

    11. DISDUKCAPIL

    12. BPPKB

    13. DINAS SOSIAL

    14. DISNAKERTRANS

    15. DINAS KUMKM

  • 16. BPPT

    17. DISBUDPARPORA

    18. KESBANGLINMAS

    19. SATPOL PP

    20. SEKRETARIAT DAERAH

    21. SEKRETARIAT DPRD

    22. INSPEKTORAT

    23. DISPENDA

    24. BKPPD

    25. KECAMATAN

    26. BKP5K

    27. BPMPD

    28. KANTOR ARSIP

    29. DINAS KOMINFO

    30. KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

    31. DISTANBUNAKHUT

    32. DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

    33. DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

  • [Type text]

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Merujuk pada amanat Undang-Undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem

    perencanaan pembangunan nasional bahwa setiap daerah diwajibkan menyusun

    dokumen perencanaan tahunan. Dokumen ini dituangkan dalam bentuk Rencana

    Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Berkenaan dengan amanat konstitusi tersebut,

    dokumen RKPD berperan strategis bagi penyelenggaraan pemerintahan dalam

    kurun satu tahun. Dokumen ini menjadi pedoman bagi penyusunan rencana kerja

    (Renja) SKPD, kebijakan umum APBD, dan rancangan APBD. Dengan demikian,

    penyusunan dokumen RKPD harus menjadi perhatian serius semua pihak agar

    dapat menampung aspirasi seluruh pemangku kepentingan berdasarkan prioritas

    kebutuhan dan kemampuan pendanaan pembangunan daerah.

    Berbekal kewenangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang nomor 23 tahun

    2014 tentang pemerintahan daerah, Pemerintah Kabupaten Cirebon berkewajiban

    mengelola sumber daya yang tersedia dengan berpegang pada prinsip-prinsip

    keadilan dan keberlanjutan dengan semangat untuk sebesar-besarnya dapat

    mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian, dengan kondisi berbagai

    keterbatasan sumber daya dan kompleksitas pembangunan seiring dinamika

    masyarakat maka Pemerintah Kabupten Cirebon dituntut untuk mampu melakukan

    sinergi dengan pemangku kepentingan lainnya dalam identifikasi, pemetaan, dan

    analisis sumber daya yang tersedia agar mampu mengurai kompleksitas

    permasalahan pembangunan dan mengalokasikan sumber daya secara efektif,

    efisien, dan bersasaran yang jelas sehingga dapat berdaya guna dan berhasil guna

    sebagaimana yang tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan. Dengan

    demikian, perencanaan pembangunan daerah harus menjadi bagian dari proses

    penentuan prioritas alokasi sumber daya yang tersedia untuk mewujudkan masa

    depan yang lebih baik.

    Dalam ranah sinergi dan sinkronisasi pembangunan, dokumen RKPD Kabupaten

    Cirebon tahun 2016 menjadi bagian dari proses perencanaan dan pengendalian

    pembangunan nasional dan Jawa Barat. Selain itu, dokumen ini merupakan

    penjabaran tahunan dari RPJMD Kabupaten Cirebon tahun 2014-2019. Sebagai

    dokumen penjabaran pembangunan tahunan, dokumen RKPD tahun 2016 memuat

    rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana

  • [Type text]

    kerja, dan pendanaan yang disesuaikan dengan kondisi yang ada dan target yang

    telah ditentukan. Dokumen ini menjadi rujukan semua pemangku kepentingan dalam

    penyusunan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Selain itu, dokumen

    perencanaan tahunan ini sebagai media informasi kepada seluruh pemangku

    kepentingan terhadap berbagai rencana program pembangunan yang akan

    dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Dalam dokumen perencanaan tahunan ini,

    pemerintah Kabupaten Cirebon menginformasikan kepada masyarakat berkenaan

    dengan rencana kerja pemerintah daerah tahun 2016.

    Dokumen RKPD tahun 2016 disusun melalui berbagai tahapan yang melibatkan

    berbagai komponen masyarakat dan instansi pemerintah, mulai dari tingkat desa

    hingga tingkat Kabupaten Cirebon. Oleh karena itu, dokumen RKPD tahun 2016

    menjadi rujukan bagi semua pemangku kepentingan terhadap arah pembangunan

    Kabupaten Cirebon tahun 2016.

    1.2. Pendekatan dan mekanisme penyusunan RKPD tahun 2016

    a. Pendekatan penyusunan RKPD tahun 2016

    1. Pendekatan politik, dilakukan sebagai bagian dari pola penjabaran agenda-

    agenda pembangunan berdasarkan kesepakatan kepala daerah, masyarakat

    dan DPRD

    2. Pendekatan teknokratik, dilakukan sebagai bagian dari pola penjabaran

    agenda pembangunan berdasarkan pertimbangan ilmiah dan teknis

    3. Pendekatan partisipatif, dilakukan sebagai bagian dari keikutsertaan semua

    pemangku kepentingan dalam pembangunan daerah

    4. Pendekatan top down, dilakukan sebagai bagian dari perumusan rencana

    pembangunan yang disusun oleh instansi terkait kepada lokasi sasaran

    5. Pendekatan bottom up, dilakukan sebagai bagian dari upaya mengakomodasi

    kebutuhan masyarakat terhadap pembangunan

    b. Mekanisme penyusunan RKPD tahun 2016

    1. Persiapan penyusunan RKPD, meliputi empat kegiatan, yaitu:

    a. Penyusunan rancangan keputusan kepala daerah tentang

    pembentukan penyusun RKPD;

    b. Orientasi mengenai RKPD;

    c. Penyusunan agenda kerja tim penyusun RKPD;

  • [Type text]

    d. Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.

    2. Penyusunan rancangan awal RKPD tahun 2016, meliputi kegiatan:

    a. Mereview dokumen RPJMD Kabupaten Cirebon tahun 2014-2019 dan

    RTRW Kabupaten Cirebon tahun 2011-2031 sebagai pedoman

    penyusunan RKPD;

    b. Mereview dokumen RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018

    sebagai acuan penyusunan RKPD;

    c. Mereview rancangan awal RKPD Provinsi Jawa Barat tahun 2016;

    d. Mereview dokumen RPJMN tahun 2015-2019 sebagai acuan dalam

    penyusunan RKPD;

    e. Mereview rancangan awal RKP tahun 2016.

    3. Perumusan rancangan awal RKPD, meliputi dua belas kegiatan:

    a. Pengolahan data dan informasi;

    b. Analisis gambaran umum kondisi daerah;

    c. Analisis ekonomi dan keuangan daerah;

    d. Evaluasi kinerja tahun lalu;

    e. Penelaahan terhadap kebijakan pemerintah pusat dan Provinsi Jawa

    Barat;

    f. Penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD Kabupaten Cirebon;

    g. Perumusan permasalahan pembangunan daerah;

    h. Perumusan rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan

    keuangan daerah;

    i. Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah beserta pagu

    indikatif;

    j. Perumusan program prioritas beserta pagu indikatif;

    k. Pelaksanaan forum konsultasi publik; dan

    l. Penyelarasan rencana program prioritas daerah beserta pagu indikatif.

    4. Penyusunan rancangan dokumen RKPD dengan sistematika:

    a. Pendahuluan;

    b. Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu;

    c. Rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan;

    d. Prioritas dan sasaran pembangunan; dan

    e. Rencana program dan kegiatan prioritas daerah.

    5. Pelaksanaan musrenbang RKPD:

  • [Type text]

    a. Musrenbang RKPD di desa dan kelurahan dilaksanakan untuk

    penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan mencakup:

    - Usulan rencana kegiatan pembangunan desa/kelurahan yang

    tertuang dalam berita acara musrenbang desa/kelurahan yang akan

    menjadi kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang

    bersangkutan;

    - Pengelompokan kegiatan prioritas pembangunan di desa dan

    kelurahan berdasarkan tugas dan fungsi SKPD;.

    - Kegiatan prioritas pembangunan daerah di desa dan kelurahan

    mengacu pada program dalam rancangan awal RKPD

    b. Musrenbang RKPD di kecamatan dilaksanakan untuk penajaman,

    penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan mencakup:

    - Usulan rencana kegiatan pembangunan desa/kelurahan yang

    tertuang dalam berita acara musrenbang desa/kelurahan yang akan

    menjadi kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang

    bersangkutan;

    - Kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang belum

    tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan desa;

    - Pengelompokan kegiatan prioritas pembangunan di wilayah

    kecamatan berdasarkan tugas dan fungsi SKPD;.

    - Kegiatan prioritas pembangunan daerah di wilayah kecamatan

    mengacu pada program dalam rancangan awal RKPD

    c. Forum SKPD

    Forum SKPD menjadi forum strategis untuk membahas dan

    mensinergikan berbagai rancangan program dan kegiatan yang disusun

    oleh SKPD dan hasil musrenbang tingkat kecamatan. Forum ini dihadiri

    oleh peserta yang menjadi mitra kerja dan lingkup kerja SKPD tersebut.

    d. Musrenbang RKPD Kabupaten Cirebon dilaksanakan untuk penajaman,

    penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan mencakup:

    - Prioritas dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Cirebon

    dengan arah kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan daerah

    provinsi;

  • [Type text]

    - Usulan program dan kegiatan yang telah disampaikan masyarakat

    kepada Pemerintah Kabupaten Cirebon pada musrenbang RKPD di

    kecamatan;

    - Indikator kinerja program dan kegiatan prioritas daerah;

    - Prioritas pembangunan daerah serta program dan kegiatan prioritas

    daerah;

    - Sinergi dengan RKP dan RKPD provinsi.

    6. Perumusan rancangan akhir RKPD:

    a. Berdasarkan berita acara kesepakatan hasil musrenbang RKPD tingkat

    Kabupaten Cirebon, musrenbang RKPD Provinsi Jawa Barat, dan

    musrenbangnas RKP;

    b. Penyelesaian rumusan rancangan akhir RKPD Kabupaten Cirebon paling

    lambat pada akhir bulan Mei.

    7. Penetapan RKPD:

    a. RKPD ditetapkan dengan Peraturan Bupati Cirebon setelah RKPD

    Provinsi Jawa Barat ditetapkan;

    b. RKPD sebagai landasan penyusunan KUA dan PPAS dalam rangka

    penyusunan RAPBD tahun 2016;

    c. RKPD yang telah ditetapkan dijadikan pedoman penyempurnaan

    rancangan Renja SKPD.

    Gambar 1.1. Mekanisme Penyusunan Perencanaan Pembangunan Tahunan

  • [Type text]

    Gambar 1.2. Mekanisme Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah

    1.3. Visi dan misi Kabupaten Cirebon

    Penyusunan dokumen RKPD tahun 2016 berpedoman pada dokumen RPJMD

    Kabupaten Cirebon tahun 2014-2019. Pemerintah Kabupaten Cirebon telah

    menetapkan visi dan misi pembangunan selama kurun 2014-2019, yaitu:

    mewujudkan Masyarakat Kabupaten Cirebon yang agamis, maju, adil, sinergi,

    dan sejahtera. Adapun penjabaran operasional dari visi di atas adalah:

    Agamis adalah suatu kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

    bernegara yang berlandaskan pada pengamalan nilai-nilai agama menuju

    tatanan masyarakat dan aparatur pemerintah yang beriman, bertakwa, dan

    berakhlak mulia.

    Maju adalah suatu kondisi masyarakat dan pemerintah yang dinamis, produktif,

    kreatif, inovatif, dan berdaya saing nasional dan global berdasarkan kemampuan,

    keterampilan, keunggulan, dan ketangguhan yang didukung oleh potensi dan

    ketersediaan sumber daya yang berorientasi pada pencapaian hasil kinerja yang

    lebih baik, berprestasi, dan berdaya guna.

    Adil adalah suatu kondisi masyarakat yang memiliki kesempatan yang sama

    untuk berpartisipasi dan menikmati hasil-hasil pembangunan sesuai dengan

    peran dan fungsinya.

  • [Type text]

    Sinergi adalah suatu kondisi pembangunan daerah yang menjadi bagian dari

    satu kesatuan pembangunan Jawa Barat dan Nasional

    Sejahtera adalah suatu kondisi masyarakat yang terpenuhi kebutuhan

    pokok/dasarnya secara lahir dan bathin dalam berbagai aspek dan memiliki rasa

    aman, damai, dan tenteram.

    Sementara, untuk mencapai visi tersebut, misi yang sudah dicanangkan adalah:

    Misi pertama, Meningkatkan sumber daya manusia yang berakhlak mulia yang

    berlandaskan pada pelaksanaan pendidikan agama yang baik

    Misi Kedua, Meningkatkan pembangunan sumber daya manusia yang sehat,

    berbudaya, berilmu, dan berketerampilan melalui pembangunan

    pendidikan, kesehatan, dan kewirausahaan

    Misi Ketiga, Mendorong pemerataan pembangunan tematik/sektoral dan

    kewilayahan berdasarkan potensi yang tersedia

    Misi Keempat, Menciptakan sinergi pembangunan secara menyeluruh antar

    berbagai pemangku kepentingan (pemerintah, dunia usaha,

    akademik, dan komuniti)

    Misi Kelima, Mewujudkan standar hidup layak masyarakat melalui pemenuhan

    hak-hak dasar terutama kebutuhan pokok masyarakat dan

    penciptaan rasa aman, damai, dan tenteram

    Misi Keenam, Mewujudkan tatanan masyarakat dan reformasi sistem birokrasi

    menuju sistem berbangsa dan bernegara yang bersih dan bebas

    Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)

    1.4. Landasan Hukum

    Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan penyusunan dokumen

    RKPD tahun 2016 adalah:

    1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kabupaten di

    Provinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli 1950, Lembaran Negara

    Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010);

  • [Type text]

    2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

    Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar Negara Tahun

    1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

    3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

    Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

    4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

    (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor

    4355);

    5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

    Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan

    Lembaran Negara Nomor 4389);

    6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

    Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66,

    Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

    7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

    Lembaran Negara Nomor 4421);

    8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

    Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004

    Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

    9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33,

    Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

    10. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

    (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor

    4723);

    11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

    Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

    12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

    Negara Nomor 4578);

  • [Type text]

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

    dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Tahun 2005

    Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4585);

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

    Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

    Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

    Negara/ Daerah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan

    Lembaran Negara Nomor 4609);

    17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

    Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 25,

    Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);

    18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian

    dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Tahun

    2007 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4663);

    19. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

    Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 97,

    Tambahan Lembaran Negara Nomor 4664);

    20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

    Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah

    Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

    Lembaran Negara Nomor 4737);

    21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

    Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran

    Negara Nomor 4741);

    22. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

    Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor

    19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815);

    23. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

    Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran

    Negara Nomor 4816);

    24. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

    Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

  • [Type text]

    Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran

    Negara Nomor 4817);

    25. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

    26. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor .... Tahun 2015 Tentang

    .............. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor ......);

    27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59

    Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

    Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan,

    Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah.

    29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025

    (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Serie E);

    30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Ssitem

    Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah

    Tahun 2009 Nomor 6 Serie E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

    31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah PRovinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018

    (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2013 Nomor 10 Serie E);

    32. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor ........Tahun ......... tentang

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 (Lembaran

    Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2015 Nomor..... Serie ........);

    33. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 1 Tahun 2000 tentang Tata Cara

    Pembentukan dan Teknik Penyusunan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah

    Kabupaten Cirebon Tahun 2000 Nomor 2 Seri D);

    34. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 14 tahun 2009 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2005-2025

    (Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2009 Nomor 14 Seri E.8).

  • [Type text]

    35. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon nomor 9 tahun 2012 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cirebon (Lembaran Daerah

    Kabupaten Cirebon nomor ... tahun 2012 seri E....)

    36. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon nomor 4 tahun 2015 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah Kabupaten Cirebon tahun

    2014-2019 (Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon nomor 4 tahun 2015 seri E.3)

    1.5. Hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya

    Dokumen RKPD tahun 2016 merupakan penjabaran tahunan dari dokumen RPJMD

    Kabupaten Cirebon tahun 2014-2019. Selain itu, untuk mewujudkan sinergi dan

    sinkronisasi pembangunan dengan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa

    Barat, penyusunan dokumen RKPD 2016 memperhatikan dokumen RKP tahun 2016

    dan RKPD Provinsi Jawa Barat tahun 2016. Selanjutnya, dokumen RKPD 2016 yang

    telah ditetapkan menjadi acuan penyusunan dokumen rencana kerja (renja) SKPD.

    Sinergitas antara perencanaan pembangunan dengan penganggaran

    nasional;

    Sinergitas antara perencanaan pembangunan dengan penganggaran daerah;

    Sinergitas antara perencanaan pembangunan nasional dengan perencanaan

    pembangunan daerah.

    Gambar 1.3. Hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya

  • [Type text]

    1.6. Sistematika dokumen RKPD

    RKPD Kabupaten Cirebon tahun 2016 disusun dengan sistematika sebagai

    berikut.

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang latar belakang, pendekatan penyusunan

    RKPD, landasan hukum, hubungan RKPD dengan dokumen

    perencanaan lainnya, sistematika dokumen RKPD, maksud dan

    tujuan.

    BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014

    Bab ini berisi tentang gambaran umum kondisi daerah, isu

    strategis, dan masalah mendesak, Evaluasi Pelaksanaan

    Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan

    Realisasi RPJMD, dan Permasalahan Pembangunan

    BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA

    KERANGKA PENDANAAN

    Bab ini berisi tentang kondisi ekonomi daerah tahun 2014 dan

    perkiraan tahun 2015, tantangan dan prospek perekonomian

    daerah tahun 2016, arah kebijakan ekonomi daerah, dan arah

    kebijakan keuangan daerah.

    BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

    TAHUN 2016

    Bab ini berisi tentang tujuan dan sasaran pembangunan, dan

    prioritas pembangunan daerah tahun 2016, ..

    BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

    TAHUN 2016

    Bab ini berisi tentang rencana program dan kegiatan proritas

    daerah tahun 2016.

    BAB VI PENUTUP

    Bab ini berisi tentang kondisi dokumen RPKD tahun 2016 dan

    harapan agar dokumen RKPD tahun 2016 dapat digunakan

    sebagai pedoman oleh seluruh pemangku kepentingan dalam

    pelaksanaan pembangunan Kabupaten Cirebon tahun 2016.

  • [Type text]

    1.7. Maksud dan Tujuan

    a. Maksud

    Penyusunan RKPD tahun 2016 dimaksudkan untuk :

    1. Menyajikan dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang

    menjamin adanya sinergi antara permasalahan yang ada,

    perencanaan, arah kebijakan, dan perumusan strategi sesuai dengan

    kebutuhan daerah

    2. Menjadi pedoman perencanaan pembangunan daerah bagi

    penyelenggara pemerintahan di Kabupaten Cirebon dan seluruh

    pemangku kepentingan

    b. Tujuan

    Penyusunan dokumen RKPD tahun 2016 bertujuan untuk :

    1. Mengevaluasi capaian kinerja pembangunan daerah tahun 2014

    2. Menjelaskan rencana kinerja pemerintah daerah tahun 2016 yang

    dituangkan dalam prioritas sasaran dan program pembangunan daerah

    3. Mewujudkan sinergi program dan kegiatan SKPD dalam penyusunan

    perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian seluruh sektor

    pembangunan

  • [Type text]

    BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD 2014 DAN

    CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

    2.1. Gambaran Umum

    2.1.1. Aspek Geografis dan Demografis

    2.1.1.1. Kondisi Geografis Daerah

    A. Lokasi dan Batas Wilayah

    Kabupaten Cirebon memiliki letak geostrategis di jalur Pantai Utara Jawa Barat,

    menjadi pintu gerbang Jawa Barat di bagian Timur. Berada diposisi 10801930-

    10805003 Bujur Timur (BT) dan 603058- 700024 Lintang Selatan (LS) dan

    dengan potensi panjang garis pantai 54 kilometer (km), daerah ini menjadi

    bagian dari jalur nadi perekonomian nasional. Secara administratif, Kabupaten

    Cirebon memiliki wilayah seluas 990,36 km2. Jarak terjauh dari wilayah di bagian

    Utara ke Selatan sepanjang 39 km dan jarak terjauh dari wilayah di bagian Barat

    ke Timur sepanjang 54 km. Bentangan wilayah seluas ini dibagi menjadi 40

    kecamatan, 412 desa, 12 kelurahan, 2.700 Rukun Warga (RW), dan 9.377 Rukun

    Tetangga (RT). Adapun batas-batas administratif Kabupaten Cirebon sebagai

    berikut:

    a. Sebelah Utara : Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Laut Jawa

    b. Sebelah Selatan : Kabupaten Kuningan

    c. Sebelah Barat Laut : Kabupaten Majalengka

    d. Sebelah Timur : Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah

  • [Type text]

    Sumber : RTRW Kabupaten Cirebon, 2011

    Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Cirebon

    Tabel 2.1

    Luas Wilayah Kabupaten Cirebon dirinci Menurut Kecamatan

    No Kecamatan Luas Wilayah

    Km %

    1 Waled 28.46 2.91

    2 Pasaleman 32.11 3.29

    3 Ciledug 13.25 1.36

    4 Pabuaran 8.95 0.92

    5 Losari 39.07 4.00

    6 Pabedilan 24.08 2.47

    7 Babakan 21.93 2.25

    8 Gebang 31.68 3.24

    9 Karangsembung 15.14 1.55

    10 Karangwareng 23.12 2.37

    11 Lemahabang 21.49 2.20

    12 Susukan Lebak 18.74 1.92

    13 Sedong 31.02 3.18

    14 Astanajapura 25.47 2.61

    15 Pangenan 30.54 3.13

    16 Mundu 25.58 2.62

  • [Type text]

    No Kecamatan Luas Wilayah

    Km %

    17 Beber 23.25 2.38

    18 Greged 29.92 3.06

    19 Talun 21.21 2.17

    20 Sumber 25.65 2.63

    21 Dukupuntang 36.40 3.73

    22 Palimanan 17.18 1.76

    23 Plumbon 18.19 1.86

    24 Depok 15.55 1.59

    25 Weru 9.19 0.94

    26 Plered 11.34 1.16

    27 Tengah Tani 8.97 0.92

    28 Kedawung 9.58 0.98

    29 Gunungjati 20.55 2.10

    30 Kapetakan 60.20 6.17

    31 Suranenggala 22.98 2.32

    32 Klangenan 20.57 2.11

    33 Jamblang 17.76 1.82

    34 Arjawinangun 24.11 2.47

    35 Panguragan 20.31 2.08

    36 Ciwaringin 17.79 1.82

    37 Gempol 30.73 3.15

    38 Susukan 50.1 5.13

    39 Gegesik 60.38 6.18

    40 Kaliwedi 27.82 2.85

    Kabupaten Cirebon 990.36 100.00

    Sumber: Kabupaten Cirebon Dalam Angka Tahun 2014

    Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Cirebon memiliki posisi strategis

    (geo-strategic) dengan mencermati hal-hal sebagai berikut:

    a) Kabupaten Cirebon telah ditetapkan menjadi pendukung Pusat Kegiatan

    Nasional (PKN) dan Metropolitan Cirebon Raya (MCR)

    b) Kabupaten Cirebon berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah

    sehingga menjadi pintu gerbang masuk ke Provinsi Jawa Barat. Hal ini

    berpotensi terjadi interaksi sumber daya dari dua provinsi dan berpeluang

    untuk pengembangan Kabupaten Cirebon.

  • [Type text]

    c) Kabupaten Cirebon berada di pantai Utara Jawa yang membentang jalan

    arteri primer dan jalan kolektor primer sebagai penghubung antara Jakarta

    dengan kota-kota besar di wilayah Jawa dan kota-kota di sekitar Cirebon. Hal

    ini ditunjukkan dengan adanya ruas jalan bebas hambatan (jalan tol)

    Cikampek-Palimanan (Cikapa), Palimanan-Kanci (Palikanci), dan Kanci-

    Pejagan.

    d) Kabupaten Cirebon berada di jalur utama lintasan kereta api yakni jalur

    kereta api Cirebon-Jakarta, jalur kereta api Cirebon-Bandung, jalur kereta api

    lintas Utara Jawa (Cirebon-Semarang-Surabaya), dan jalur kereta api lintas

    Selatan Jawa (Cirebon-Yogyakarta-Surabaya).

    e) Kabupaten Cirebon menjadi lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

    yang merupakan salah satu pemasok listrik jalur transmisi Sumatera-Jawa-

    Bali.

    B. Ketinggian (Topografis)

    Wilayah Kabupaten Cirebon memiliki ketinggian bervariasi. Secara umum, daerah

    Pantura ini didominasi oleh dataran rendah. Berdasarkan ketinggian, wilayah

    pesisir di Jawa Barat ini dikelompokkan sebagai berikut:

    1) Wilayah berketinggian 0-25 m dpl, tersebar dengan luas 64.636 Ha atau

    65,31% dari luas Kabupaten Cirebon.

    2) Wilayah berketinggian 25-50 m dpl, tersebar dengan luas 1.525,20 Ha atau

    10,65% dari luas Kabupaten Cirebon.

    3) Wilayah berketinggian 50-100 m dpl, tersebar dengan luas 10.196,40 Ha

    atau 10,30% dari luas Kabupaten Cirebon.

    4) Wilayah berketinggian 100-200 m dpl, tersebar dengan luas 61.150 Ha

    atau 6,21% dari luas Kabupaten Cirebon.

    5) Wilayah berketinggian 200-300 m dpl, tersebar dengan luas 4.275,55 Ha

    atau 4,32% dari luas Kabupaten Cirebon.

    6) Wilayah ketinggian diatas 300 m dpl, tersebar dengan luas 2.180,20 Ha

    atau 2,20% dari luas Kabupaten Cirebon.

  • [Type text]

    Sementara, berdasarkan tingkat kemiringan wilayah Kabupaten Cirebon memiliki

    ketinggian beranekaragam. Secara umum, wilayah Kabupaten Cirebon didominasi

    oleh permukaan dataran dengan kemiringan 0-25% dengan lahan seluas

    95,826.24 ha. Selebihnya merupakan wilayah dengan kemiringan lereng diatas

    25%.

    Tabel 2.2. Kemiringan Lereng di Kabupaten Cirebon

    No Kemiringan Lereng Luas (Ha) Persentase (%)

    1 0 8 % 88.075, 71 88,93

    2 >8 15 % 2.598, 48 2,62

    3 >15 25 % 5.152, 05 5,2

    4 >25 40 % 1.853, 52 1,87

    5 >40 % 1356, 24 1,37

    Jumlah 99.036 100 Sumber: RTRW Kabupaten Cirebon, 2011

    Sumber : RTRW Kabupaten Cirebon, 2011

    Gambar 2.2. Peta kemiringan lahan

  • [Type text]

    C. Struktur dan Jenis Tanah (Geologis).

    Kabupaten Cirebon memiliki struktur dan jenis tanah beraneka ragam.

    Berdasarkan hasil identifikasi, struktur geologis tanah di Kabupaten Cirebon

    adalah hasil gunung api muda yang tak terurai (Qyu) seluas 33.740 Ha (34,10%),

    breksi kompleks Kromong (Qvk) seluas 1.110 Ha (1,12 %), batu gamping

    kompleks Kromong (MI) seluas 202,60 Ha, formasi Kaliwungu (Pk) seluas

    8.964,20 Ha (9,06%), formasi Cijulang (Tpel) seluas 825 Ha (0,83%), formasi

    Kalibiuk (Tpb) seluas 1.345 Ha (1,36%), dan hasil gunung api tua yang tak

    terurai (Qvu) seluas 560 Ha (0,63%). Pembentukan struktur geologis tersebut

    dipengaruhi oleh keberadaan Gunung Ciremai.

    Sementara, jika ditinjau dari kondisi jenis tanah, Kabupaten Cirebon 8 jenis tanah.

    Jenis tanah yang mendominasi adalah jenis tanah aluvial (aluvial/Qa) seluas

    52.224 ha (52,76%), baik aluvial kelabu, aluvial kelabu tua, maupun asosiasi

    aluvial kelabu tua dan asosiasi regosol kelabu, regosol coklat keterabuan. Jenis

    tanah lainnya adalah litosol, grumosol, mediteran, latasol, podsolik, regosol, dan

    gleihumus. Secara umum, jenis-jenis tanah tersebut sesuai untuk kegiatan

    pertanian dan perikanan semusim terutama padi, palawija, dan perikanan.

    Sumber : RTRW Kabupaten Cirebon, 2011

  • [Type text]

    Gambar 2.3. Peta Jenis tanah di Kabupaten Cirebon

    D. Sumber Daya Air (Hidrologis)

    Tinjauan kondisi hidrologis di Kabupaten Cirebon meliputi air permukaan dan air

    tanah. Air permukaan meliputi sungai, situ, dan mata air. Jumlah air permukaan

    sebanyak 1.418,83 juta meter kubik (m3). Sementara, berdasarkan jenis air tanah

    dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam.

    Berdasarkan pemanfaatannya, sumber daya air dimanfaatkan untuk memenuhi

    kebutuhan domestik dan non domestik. Pemanfaatan sumber daya air untuk

    kebutuhan domestik sebanyak 6,5 juta m3. Sementara, pemanfaatan untuk

    kebutuhan non domestik meliputi industri sebanyak 5,184 juta m3, irigasi

    sebanyak 1.046 juta m3, dan budi daya perikanan sebanyak 81,3 juta m3 .

    Adapun jenis air permukaan yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon diuraikan

    sebagai berikut.

    1. Air Permukaan

    a. Sungai

    Wilayah Kabupaten Cirebon menjadi bagian dari wilayah sungai Cimanuk-

    Cisangguarung. Wilayah sungai ini memiliki 15 (lima belas) Daerah Aliran Sungai

    (DAS) meliputi DAS Cisanggarung, DAS Ciberes, DAS Bangkaderes, DAS

    Situnggak, DAS Kanci, DAS Kedungpane, DAS Cipager/Pekik, DAS

    Jamblang/Bondet, DAS Winong, DAS Ciwaringin, DAS Kumpulkwista, DAS

    Pamengkang, DAS Kalijaga, DAS Suba, dan DAS Cimanis. Kabupaten Cirebon

    juga terdapat 14 (empat belas) Daerah Pengaliran Sungai (DPS) seluas 1.312

    Km dengan cadangan air sebanyak 1.400 juta m3

    .

    Pembagian pengelolaan kewenangan Daerah Irigasi (DI) sesuai dengan

    keputusan menteri pekerjaan umum nomor 293/KPTS/M/2014 tentang Penetapan

    Status Daerah Irigasi. Sejak tahun 2014, status DI di wilayah Kabupaten Cirebon

    terbagi menjadi 3 (tiga) kewenangan pengelolaan sebagai berikut:

    a. Daerah Irigasi kewenangan pemerintah pusat seluas 32.422 Ha, meliputi:

    1. DI Rentang seluas 20.571 Ha;

  • [Type text]

    2. DI Ciwaringan seluas 1.092 Ha;

    3. DI Seuseupan seluas 3.860 Ha dan

    4. DI Cikeusik seluas 6.899 Ha.

    b. Daerah Irigasi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat seluas 8.719

    Ha, meliputi:

    1. DI Walahar seluas 1.286 Ha;

    2. DI Jamblang seluas 2.159 Ha;

    3. DI Cipager seluas 855 Ha;

    4. DI Setupatok seluas 1.365 Ha;

    5. DI Paniis Lebak seluas 318 Ha;

    6. DI Cibacang seluas 259 Ha;

    7. DI Cipurut seluas 134 Ha;

    8. DI Jawa seluas 111 Ha;

    9. DI Mungkal Gajah seluas 27 Ha;

    10. DI Katiga seluas 662 Ha; dan

    11. DI Ambit seluas 1.543 Ha.

    12. DI Cirongkob seluas 64 Ha.

    c. Daerah Irigasi kewenangan Pemerintah Kabupaten Cirebon seluas 5.860

    Ha, meliputi:

    1. DI Jatisawit seluas 687 Ha;

    2. DI Soka seluas 258 Ha;

    3. DI Rajadana seluas 135 Ha;

    4. DI Ciparigi seluas 438 Ha;

    5. DI Keputon seluas 399 Ha;

    6. DI W. Sedong seluas 168 Ha;

    7. DI Ciwado seluas 829 Ha;

    8. DI Agung seluas 711 Ha;

    9. DI Kecepet seluas 477 Ha;

    10. DI Panongan seluas 952 Ha;

    11. DI Cangkuang seluas 806 Ha;

    12. DI Telaga Remis seluas 90 Ha;

    13. DI Tonjong seluas 90 Ha;

  • [Type text]

    14. DI Sigong seluas 99 Ha;

    15. DI Soka Udik seluas 152 Ha;

    16. DI Situan I seluas 150 Ha;

    17. DI Situan II seluas 158 Ha;

    18. DI Ciliwotan seluas 64 Ha;

    19. DI Ciwedus seluas 159 Ha;

    20. DI Cibuluh seluas 248 Ha;

    21. DI Cirengas seluas 237 Ha;

    22. DI Ciawi seluas 378 Ha;

    23. DI Plester seluas 72 Ha;

    24. DI Sigebang seluas 167 Ha;

    25. DI Cigobang seluas 173 Ha;

    26. DI Suba seluas 218 Ha;

    27. DI Cimanis seluas 261 Ha;

    28. DI Ketos seluas 363 Ha;

    29. DI Dalem seluas 96 Ha;

    30. DI Loakudang seluas 113 Ha;

    31. DI Cibinuang seluas 23 Ha;

    32. DI Sawah Banjar seluas 6 Ha;

    33. DI Pilang seluas 15 Ha;

    34. DI Kleret seluas 12 Ha;

    35. DI Suminta seluas 19 Ha;

    36. DI Gunungbreg seluas 8 Ha;

    37. DI Dukusuwung seluas 50 Ha;

    38. DI Cisamaya seluas 63 Ha;

    39. DI Kenanga seluas 51 Ha;

    40. DI Gedongan seluas 15 Ha;

    41. DI Cigolempang seluas 40 Ha;

    42. DI Citelang I seluas 9 Ha;

    43. DI Sendi seluas 23 Ha;

    44. DI Cigembor seluas 16 Ha;

    45. DI Loa seluas 24 Ha;

  • [Type text]

    46. DI Tegal seluas 64 Ha;

    47. DI Harikukun seluas 23 Ha;

    48. DI Jengkol seluas 27 Ha;

    49. DI Mandalangit seluas 46 Ha;

    50. DI Tegal Pucuk seluas 36 Ha;

    51. DI Balong seluas 76 Ha;

    52. DI Rancatunggal seluas 10 Ha;

    53. DI Gronggong seluas 42 Ha;

    54. DI Karoya seluas 7 Ha;

    55. DI Umbar seluas 6 Ha;

    56. DI Cidahu seluas 5 Ha;

    57. DI Patapan seluas 41 Ha;

    b. Danau/Situ

    Kabupaten Cirebon terdapat dua situ yaitu Setu Patok di Desa Penpen

    Kecamatan Mundu, seluas 175 Ha dengan kapasitas tampung sebanyak

    13.790.000 m3, dan Setu Sedong di Desa Karangwuni Kecamatan Sedong,

    seluas 19,67 Ha dengan kapasitas tampung sebanyak 1.850.000 m. Selain

    situ, Kabupaten Cirebon terdapat 7 (tujuh) embung dengan kapasitas air

    sebanyak 0,6 juta m3 yang terdiri dari Embung Geyongan, Embung Rajadana,

    Embung Danamulya, Embung Sarwadadi, Embung Kalideres, Embung

    Wanakaya, dan Embung Slendra.

    c. Mata Air

    Jumlah mata air di Kabupaten Cirebon sebanyak 196 (seratus sembilan puluh

    enam) titik yang tersebar di dua belas kecamatan, sebagaimana dapat dilihat pada

    tabel 2.3.

    Tabel 2.3. Sebaran Mata Air dan Kapasitas Debit di Kabupaten Cirebon

    No. Kecamatan/Desa Nama Mata Air Debit (lt/dtk)

    I SUMBER

  • [Type text]

    No. Kecamatan/Desa Nama Mata Air Debit (lt/dtk)

    1. Sindangwangi Sumur Urug 0,309

    2. Sindangwangi Ciawewena 0,332

    3. Sindangwangi Cilalakina 0,332

    4. Matangaji Cijambu 0,147

    5. Matangaji Simpur 0,141

    6. Matangaji Curug 0,179

    7. Matangaji Cigabug 0,015

    8. Matangaji Citelang 0,380

    9. Matangaji Blok Buah 0,011

    10. Sumber Tuk Potag tt

    11. Sumber Situs Balong Sumber tt

    12. Sumber Tuk Gumer tt

    II DUKUPUNTANG

    13. Cangkoak Buyut, Gunung Lingga 0,340

    14. Balad Blok Pete tt

    15. Balad Bluk Bak 0,315

    16. Cikalahang Telaga Nilem 182,397

    17. Bobos Cikadu I 0,176

    18. Bobos Cikadu II 0,040

    19. Bobos Cikadu III 7,972

    20. Bobos Cibalong 1,117

    21. Mandala Cibolerang tt

    22. Mandala Racak 1,643

    23. Mandala Cicurug 11,146

    24. Mandala Cihaneut 49,219

    25. Kedondong Kulon Gunung Kecapi 67,293

    26. Kedondong Kulon Curug Batu Nangkob 0,135

    27. Kedondong Kidul Sibalak Gempol 11,484

    28. Kedondong Kidul Kawah SImeut 0,091

    29. Kedondong Kidul Cipeleben 0,131

    30. Cisaat Ciparigi 45,433

  • [Type text]

    No. Kecamatan/Desa Nama Mata Air Debit (lt/dtk)

    31. Cisaat Sumur pasantren 43,963

    32. Cisaat Sumur pa katuk 2,044

    33. Cisaat Sumur pa sakri 3,339

    34. Cisaat Sumur bp sari 1,553

    35. Cisaat Jamsa 0,127

    36. Cisaat Cikiong 0,646

    37. Cipanas Lampegan tt

    38. Cipanas Lapmpegan tt

    39. Cipanas Cinangsi 0,189

    40. Cipanas Cipanas 0,404

    41. Cipanas Seuseupan 4,660

    42. Cipanas Cileles 0,101

    43. Cipanas Cidahu 0,101

    44. Cipanas Cidahu 0,420

    45. Girinata Legok Sengon tt

    46. Girinata Gunung Leneng 0,091

    47. Girinata Gunung Hayam 0,055

    III GEMPOL

    48. Cikeusal Cikadoya I 0,171

    49. Cikeusal Cikadoya II 1,157

    50. Cikeusal Cihaneut 2,761

    51. Cikeusal Pesantren (sungai Cikeusal) 18,846

    52. Cikeusal Cariu 14,952

    53. Walahar Gondang plangi 0,007

    54. Walahar Tuk Mursi 7,898

    55. Walahar Kibuyut Krasak tt

    56. Cupang Situs Sunan Bonang 0,629

    57. Cupang Ciruti 2,538

    58. Cupang Cigeureum 0,020

    59. Cupang Cikananga 1,985

  • [Type text]

    No. Kecamatan/Desa Nama Mata Air Debit (lt/dtk)

    60. Cupang Panyeuseupan 0,585

    IV PALIMANAN

    61. Cilukrak Belik Karang Munjul tt

    62. Cilukrak Buyut Sere 0,207

    63. Cilukrak Blok Taman tt

    64. Cilukrak Citaman tt

    65. Cilukrak Taman Utara tt

    66. Pegagan Kaliwadas tt

    67. Pegagan Tirta 0,559

    68. Balerante Pancuran Daris 1,442

    69. Cangkuang Gambiran tt

    70. Cangkuang Welut Puti tt

    71. Cangkuang Ki Kepuh tt

    72. Palimanan Timur Jago tt

    73. Palimanan Timur Petapean tt

    74. Tegal Karang Karang Tengah tt

    75. Semplo Cibuntu tt

    76. Semplo Cibuntu tt

    77. Kepuh Balong 0,055

    78. Kepuh Cirawat 0,034

    79. Kepuh Batu Lawang 0,046

    V. TALUN

    80. Kubang Cikubang tt

    81. Wanasaba Kidul Tuk Jasi 0,383

    82. Wanasaba Kidul Belik tt

    83. Wanasaba Kidul Kali Bunut/Elang Agung tt

    84. Wanasaba Kidul Blendung tt

    85. Wanasaba Kidul Balong Bunut tt

    86. Wanasaba Lor Sumur Pelas tt

    87. Wanasaba Lor Belik tt

    88. Wanasaba Lor Sumur Dalem tt

  • [Type text]

    No. Kecamatan/Desa Nama Mata Air Debit (lt/dtk)

    89. Krandon Balong Biru tt

    90. Krandon Balong Kemulyan tt

    91. Krandon Sumur Lanang 0,02

    92. Kubang Sumur Kejayan tt

    93. Krandon Jaka Tawa 0,022

    94. Krandon Cimandung / Pancuran Mas 0,022

    VI. BEBER

    95. Cimasuk Cikancas tt

    96. Cihanyir Cikancas tt

    97. Cilombang Cipinang 0,067

    98. Racak Cipinang 3,65

    99. Balong Gede Cipinang 0,169

    100. Cisereh Beber 0,288

    101. Ciwaru Beber 0,174

    102. Mareme Halimpu 0,446

    103. Ciwasiat Sindang Kasih 0,328

    104. Sumur Emas Sindang Hayu 0,164

    105. Kiara Sindang Hayu 0,108

    106. Hulu Cai Wanayasa 0,126

    107. Sendang Kondang Sari 0,111

    VII. GREGED

    108. Cidahu Nanggela 0,068

    109. Citeuruep Nanggela 0,041

    110. Cibalai Nanggela 0,173

    111. Cijaha Nanggela 0,251

    112. Citayam Nanggela 0,047

    113. Cikaroya Nanggela 0,160

    114. Citelang Nanggela 0,387

    115. Pagadungan Lebak Mekar 0,311

    116. Sidugung Lebak Mekar 0,363

    117. Pasarean Gumulung Lebak 0,080

  • [Type text]

    No. Kecamatan/Desa Nama Mata Air Debit (lt/dtk)

    118. Cilandeuh Gumulung Lebak 0,273

    119. Cimara Gumulung Lebak 0,110

    120. Ciherang Gumulung Lebak tt

    121. Awi Luar Sidukuh Singang Kempeng 0,124

    122. Dayeuh Singang Kempeng 0,202

    123. Kadu Bera Singang Kempeng tt

    124. Ciomas Singang Kempeng 0,093

    125. Cidukuh Greged tt

    126. Cikukul Greged tt

    127. Pangasinan Greged 0,036

    128. Racak Greged 0,185

    129. Cikulon Greged tt

    130. Batu Ragung Greged tt

    131. Cigalonggong Gumulung Tonggoh 0,223

    132. Cinunuk Gumulung Tonggoh tt

    133. Cibalong Gumulung Tonggoh tt

    134. Cikadu Gumulung Tonggoh 0,144

    135. Cicariang Gumulung Tonggoh 0,027

    136. Cilanduh Gumulung Tonggoh 0,054

    137. Cilanggoko Gumulung Tonggoh 0,029

    138. Pancuran Jangkung Gumulung Tonggoh 0,171

    139. Cijulang Gumulung Tonggoh 0,044

    140. Citelang Gumulung Tonggoh 0,160

    141. Ciganda Sari Lebak Mekar tt

    142. Cisereh Kamarang tt

    143. Cisalak Kamarang tt

    144. Cilopang Kamarang Lebak tt

    145. Cikadu Kamarang Lebak tt

    146. Cibiluk Jati Pancur tt

    147. Cikamurang Jati Pancur tt

    148. Cijirek Kamarang Lebak 0,104

  • [Type text]

    No. Kecamatan/Desa Nama Mata Air Debit (lt/dtk)

    149. Cipicung Kamarang Lebak 0,130

    150. Cibadak Kamarang Lebak tt

    151. Cikadoya/ Cikasemek/ Huludayeuh

    Kamarang Lebak 0,414

    152. Cipeundeuy Durajaya tt

    153. Cinyelod Durajaya 0,143

    154. Cilumpur Durajaya 0,570

    155. Ciilut Durajaya 0,291

    156. Cipulus Durajaya 0,338

    VIII. SEDONG

    157. Liangputri Kertawangun tt

    158. Cikondang Kertawangun Tt

    159. Ciantap Panambangan 0,039

    160. Ciwasiat Panambangan tt

    161. Cikihiang Panambangan tt

    162. Sumur Dowor Panambangan tt

    163. Cikondang Panambangan tt

    164. Cigaluga Panambangan tt

    165. Sumurjarak Panambangan tt

    166. Cibadak Panambangan tt

    167. Cimacan Panambangan 0,98

    168. Pejaten Panambangan 0,007

    169. Ciputat Putat 0,241

    170. Ciroyom Winduhaji tt

    171. Cihirup Karangwuni tt

    172. Cilampeni Karangwuni tt

    173. Cikadu Karangwuni tt

    IX ASTANAJAPURA

    174. Cikaler Munjul tt

    175. Sumurbual Munjul tt

  • [Type text]

    No. Kecamatan/Desa Nama Mata Air Debit (lt/dtk)

    176. Pesantren Munjul tt

    177. Balongsawah Munjul tt

    X. PASALEMAN

    178. Cigobang Induk Jambe Racak 0,386

    179. Pasaleman Parigi 0,021

    XI WALED

    180. Waled Kota Cikamalayan 0,500

    181. Waled Asem Gunung Tukung tt

    182. Waled Asem Cadas Gantung tt

    183. Cikulak Kidul Sumur Sela tt

    XII CILEDUG

    184. Jatiseeng Kidul Tuk Pasajun tt

    XIII KARANG SEMBUNG

    185. Karang Suwung Belik tt

    186. Karang Suwung Sumur Astana Palahiangan tt

    XIV KARANGWARENG

    187. Sumur Kondang Sumur Kondang tt

    XV SUSUKAN LEBAK

    188. Curug Anggrong Jaya tt

    189. Curug Balong Santri tt

    190. Kaligawe Sumur Pandan tt

    191. Susukan Lebak Moncongos 0,071

    192. Karang Mangu Lamping 0,069

    193. Ciawi Japura Cika Dumas 1 0,225

    194. Ciawi Japura Cika Dumas 2 0,530

    195. Ciawi Asih Cidayeuh 0,148

    196. Ciawi Asih Ciloa 0,228

    Sumber: BLHD Kabupaten Cirebon, 2014

  • [Type text]

    Sumber : RTRW Kabupaten Cirebon, 2011

    Gambar 2.4. Peta Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Cirebon

    E. Iklim (Klimatologis)

    Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, keadaan iklim di Kabupaten

    Cirebon termasuk tipe C dan D. Daerah ini berkarakter iklim tropis, dengan suhu

    minimum 240c dan suhu rata-rata 280c. Kabupaten Cirebon memiliki jumlah curah

    hujan antara 0-3.317 mm dengan rata-rata jumlah curah hujan sebanyak 1.265,15

    mm. Curah hujan tertinggi terdapat di Kecamatan Dukupuntang (3.317 mm),

    sedangkan curah hujan terendah terdapat di Kecamatan Suranenggala (136 mm).

    2.1.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

    Kabupaten Cirebon memiliki potensi pengembangan wilayah cukup prospektif

    seiring dengan dinamika sosial ekonomi pada skala regional dan nasional. Potensi

    pengembangan wilayah ini dituangkan dalam kebijakan penataan ruang wilayah

  • [Type text]

    Kabupaten Cirebon yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten

    Cirebon Nomor 17 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

    Kabupaten Cirebon Tahun 2011-2031. Secara umum, arah pengembangan

    wilayah Kabupaten Cirebon meliputi aspek sosial-budaya, ekonomi, dan

    lingkungan dengan penjelasan sebagai berikut:

    a. Pengembangan kawasan agropolitan dan minapolitan terpadu;

    b. Pengembangan kawasan industri, agroindustri, industri kecil dan mikro sesuai

    dengan potensi alam dan sumber daya manusia;

    c. Pengembangan wisata agro dan wisata religi dengan memanfaatkan potensi

    alam dan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan budaya;

    d. Pengembangan pusat pelayanan bersinergis didukung prasarana wilayah dan

    kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan;

    e. Pengembangan dan pelestarian kawasan berfungsi lindung sesuai dengan

    fungsi dan potensi sumberdaya alam;

    f. Pendistribusian penduduk sesuai dengan pengembangan sistem perkotaan;

    g. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

    Selanjutnya, pengembangan wilayah disusun berdasarkan rencana struktur ruang

    wilayah yaitu rencana sistem pusat kegiatan dan rencana sistem jaringan

    prasarana wilayah. Rencana pusat kegiatan terdiri dari sistem perkotaan dan

    sistem perdesaan. Berdasarkan kajian potensi dan kondisi dinamika yang terjadi,

    struktur ruang wilayah Kabupaten Cirebon ditetapkan lima kecamatan yang

    berperan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Kecamatan yang berstatus sebagai

    PKL merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan

    skala kabupaten atau beberapa kecamatan. Sementara, untuk mendukung PKL,

    Pemerintah Kabupaten Cirebon menetapkan lima kecamatan yang berperan

    sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), yaitu kecamatan yang berperan

    sebagai pusat pelayanan kawasan yang akan dipromosikan menjadi PKL.

  • [Type text]

    Adapun fungsi masing-masing PKL dan PKLp diuraikan sebagai berikut.

    a. PKL Ciledug dan PKLp Losari

    Fungsi utama sebagai kawasan pertanian. Fungsi penunjang sebagai

    kawasan perikanan laut, perdagangan hasil pertanian, industri, pergudangan,

    pelabuhan, pelayanan sosial ekonomi, perumahan, pendidikan tinggi,

    perdagangan hasil pertambangan dan fungsi penunjang PKN;

    b. PKL Lemahabang dan PKLp Astanajapura

    Fungsi utama sebagai industri manufaktur. Fungsi penunjang sebagai

    kawasan industri, pertanian, perikanan laut, perumahan, pelayanan sosial,

    pariwisata, pertambangan, perdagangan hasil pertambangan, pendidikan

    kejuruan, industri hasil hutan dan fungsi penunjang PKN;

    c. PKL Sumber dan PKLp Weru

    Fungsi utama sebagai pusat pemerintahan Kabupaten, perdagangan dan

    jasa. Fungsi penunjang sebagai kawasan perumahan, fungsi penunjang PKN,

    pendidikan tinggi, pertanian, pariwisata, industri, perikanan budidaya,

    pertambangan, dan pelayanan sosial ekonomi;

    d. PKL Palimanan dan PKLp Plumbon

    Fungsi utama sebagai sentra industry. Fungsi penunjang sebagai kawasan

    perumahan, pariwisata sejarah, agro wisata, industri batu alam,

    pertambangan, perdagangan hasil pertambangan, pertanian, perikanan

    budidaya, pelayanan sosial, pendidikan kejuruan, dan fungsi penunjang PKN;

    dan

    e. PKL Arjawinangun dan PKLp Kapetakan

    Fungsi utama sebagai kawasan pertanian tanaman pangan. Fungsi penunjang

    adalah perikanan tangkap dan budidaya, perumahan, agro wisata, industri,

    pendidikan tinggi, pelayanan sosial, dan fungsi penunjang PKN.

    Pembagian lingkup layanan lima PKL tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

    a. Peranan PKL Ciledug melayani tujuh kecamatan, meliputi:

    1. Kecamatan Losari (PKLp);

    2. Kecamatan Pabedilan;

    3. Kecamatan Pabuaran;

  • [Type text]

    4. Kecamatan Waled;

    5. Kecamatan Babakan;

    6. Kecamatan Gebang; dan

    7. Kecamatan Pasaleman.

    b. Peranan PKL Lemahabang melayani tujuh kecamatan, meliputi:

    1. Kecamatan Astanajapura (PKLp);

    2. Kecamatan Mundu;

    3. Kecamatan Pangenan;

    4. Kecamatan Sedong;

    5. Kecamatan Susukanlebak;

    6. Kecamatan Karangsembung; dan

    7. Kecamatan Karangwareng.

    c. Peranan PKL Sumber melayani delapan kecamatan, meliputi:

    1. Kecamatan Weru (PKLp);

    2. Kecamatan Beber;

    3. Kecamatan Greged;

    4. Kecamatan Plered;

    5. Kecamatan Tengahtani;

    6. Kecamatan Talun;

    7. Kecamatan Kedawung; dan

    8. Kecamatan Gunungjati.

    d. Peranan PKL Palimanan melayani enam kecamatan, meliputi:

    1. Kecamatan Plumbon (PKLp);

    2. Kecamatan Klangenan;

    3. Kecamatan Jamblang;

    4. Kecamatan Depok;

    5. Kecamatan Dukupuntang; dan

    6. Kecamatan Gempol.

    e. Peranan PKL Arjawinangun melayani tujuh kecamatan, meliputi:

    1. Kecamatan Kapetakan (PKLp);

    2. Kecamatan Susukan;

    3. Kecamatan Kaliwedi;

  • [Type text]

    4. Kecamatan Gegesik;

    5. Kecamatan Panguragan;

    6. Kecamatan Suranenggala; dan

    7. Kecamatan Ciwaringin.

    Sumber : RTRW Kabupaten Cirebon, 2011

    Gambar 2.5. Struktur Ruang Kabupaten Cirebon

    2.1.1.3. Wilayah Rawan Bencana

    Kabupaten Cirebon memiliki wilayah berpotensi rawan bencana alam tanah

    longsor, gelombang pasang, banjir, dan angin ribut. Berdasarkan hasil pemetaan

    potensi rawan bencana diuraikan sebagai berikut.

    (1) Wilayah rawan tanah longsor berada di delapan desa pada 4 kecamatan,

    seluas 4.635 Ha meliputi :

    a. Desa Cisaat Kecamatan Dukupuntang;

  • [Type text]

    b. Desa Cipanas Kecamatan Dukupuntang;

    c. Desa Girinata Kecamatan Dukupuntang;

    d. Desa Bobos Kecamatan Dukupuntang;

    e. Desa Kedongdong Kidul Kecamatan Dukupuntang;

    f. Desa Sidawangi Kecamatan Sumber;

    g. Desa Cupang Kecamatan Gempol; dan

    h. Desa Karangwuni Kecamatan Sedong.

    (2) Wilayah rawan gelombang pasang di 8 kecamatan pesisir, seluas 24.209 Ha

    meliputi:

    a. Kecamatan Kapetakan;

    b. Kecamatan Suranenggala;

    c. Kecamatan Gunungjati;

    d. Kecamatan Mundu;

    e. Kecamatan Astanajapura;

    f. Kecamatan Pangenan;

    g. Kecamatan Gebang; dan

    h. Kecamatan Losari.

    (3) Wilayah rawan banjir berada di 21 desa pada 9 kecamatan, seluas 4.412 Ha

    meliputi :

    a. Desa Karangkendal Kecamatan Kapetakan;

    b. Desa Grogol Kecamatan Kapetakan;

    c. Desa Wanakaya Kecamatan Gunungjati;

    d. Desa Mertasinga Kecamatan Gunungjati;

    e. Desa Tawangsari Kecamatan Losari;

    f. Desa Ambulu Kecamatan Losari;

    g. Desa Jagapura Kulon Kecamatan Gegesik;

    h. Desa Jagapura Kidul Kecamatan Gegesik;

    i. Desa Bayalangu Kidul Kecamatan Gegesik;

    j. Desa Bayalangu Lor Kecamatan Gegesik;

    k. Desa Cangkuang Kecamatan Babakan;

    l. Desa Babakan Kecamatan Pabedilan;

    m. Desa Losari Lor Kecamatan Pabedilan;

  • [Type text]

    n. Desa Ciuyah Kecamatan Waled;

    o. Desa Ambit Kecamatan Waled;

    p. Desa Gunungsari Kecamatan Waled;

    q. Desa Mekarsari Kecamatan Waled;

    r. Desa Mundu Mesigit Kecamatan Mundu;

    s. Desa Girinata Kecamatan Dukupuntang;

    t. Desa Kedongdong Kecamatan Dukupuntang; dan

    u. Desa Cipanas Kecamatan Dukupuntang.

    (4) Wilayah rawan angin ribut berada di 4 desa pada 3 kecamatan, seluas 2.001

    Ha meliputi :

    a. Desa Panggangsari Kecamatan Losari;

    b. Desa Melakasari Kecamatan Gebang;

    c. Desa Jatianom Kecamatan Susukan; dan

    d. Desa Luwung Kencana Kecamatan Susukan.

    2.1.2. Kondisi Kependudukan (Demografis)

    Berdasarkan data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

    (BPPKB) Kabupaten Cirebon (2013), jumlah penduduk Kabupaten Cirebon

    sebanyak 2.293.397 jiwa. Dilihat dari jenis kelamin, penduduk Kabupaten Cirebon

    terdiri dari 1.139.263 jiwa perempuan (49,68%) dan 1.154.134 jiwa laki-laki

    (50,32%). Angka sex rasio sebesar 101%. Ini berarti bahwa setiap 100 penduduk

    perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki. Angka ini menunjukkan bahwa

    penduduk laki-laki berjumlah lebih besar dibandingkan dengan penduduk

    perempuan. Secara distribusi, penduduk Kabupaten Cirebon relatif merata.

    Kecamatan berpenduduk terbanyak adalah Kecamatan Sumber sebanyak 86.313

    jiwa dan kecamatan yang berpenduduk paling sedikit adalah Kecamatan

    Pasaleman sebanyak 28.217 jiwa.

  • [Type text]

    Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Kabupaten Cirebon

    Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2013

    No Kecamatan Jumlah (Jiwa)

    Laki-Laki % Perempuan % Jumlah

    1 Waled 29.388 50,53 28.770 49,47 58.158

    2 Ciledug 23.054 50,58 22.523 49,42 45.577

    3 Losari 31.704 50,11 31.562 49,89 63.266

    4 Pabedilan 31.203 50,39 30.723 49,61 61.926

    5 Babakan 37.631 49,06 39.068 50,94 76.699

    6 Karangsembung 19.122 50,61 18.664 49,39 37.786

    7 Lemahabang 27.989 50,91 26.990 49,09 54.979

    8 Susukanlebak 20.488 50,21 20.316 49,79 40.804

    9 Sedong 22.459 51,32 21.301 48,68 43.760

    10 Astanajapura 40.218 50,61 39.250 49,39 79.468

    11 Pangenan 22.574 50,28 22.323 49,72 44.897

    12 Mundu 37.943 51,62 35.556 48,38 73.499

    13 Beber 21.411 51,60 20.087 48,40 41.498

    14 Talun 34.361 51,36 32.539 48,64 66.900

    15 Sumber 43.421 50,31 42.892 49,69 86.313

    16 Dukupuntang 31.740 50,64 30.943 49,36 62.683

    17 Palimanan 31.559 50,19 31.314 49,81 62.873

    18 Plumbon 39.124 49,96 39.179 50,04 78.303

    19 Weru 35.071 52,02 32.342 47,98 67.413

    20 Kedawung 33.171 49,57 33.745 50,43 66.916

    21 Gunungjati 42.846 50,28 42.364 49,72 85.210

    22 Kapetakan 29.783 50,17 29.579 49,83 59.362

  • [Type text]

    No Kecamatan Jumlah (Jiwa)

    Laki-Laki % Perempuan % Jumlah

    23 Klangenan 25.875 49,46 26.444 50,54 52.319

    24 Arjawinangun 34.434 49,07 35.736 50,93 70.170

    25 Panguragan 25.686 50,02 25.670 49,98 51.356

    26 Ciwaringin 19.886 48,85 20.825 51,15 40.711

    27 Susukan 37.924 50,14 37.716 49,86 75.640

    28 Gegesik 40.515 49,82 40.813 50,18 81.328

    29 Kaliwedi 21.828 50,07 21.763 49,93 43.591

    30 Gebang 32.036 49,78 32.321 50,22 64.357

    31 Depok 33.358 50,90 32.175 49,10 65.533

    32 Pasaleman 14.137 50,10 14.080 49,90 28.217

    33 Pabuaran 18.906 50,71 18.374 49,29 37.280

    34 Karangwareng 15.670 50,48 15.374 49,52 31.044

    35 Tengahtani 22.131 51,50 20.838 48,50 42.969

    36 Plered 27.956 49,75 28.240 50,25 56.196

    37 Gempol 23.697 49,68 24.007 50,32 47.704

    38 Greged 29.517 51,02 28.342 48,98 57.859

    39 Suranenggala 23.343 49,46 23.854 50,54 47.197

    40 Jamblang 20.975 50,38 20.661 49,62 41.636

    JUMLAH 1.154.134 50,32 1.139.263 49,68 2.293.397

    Sumber: BPPKB Kabupaten Cirebon, 2013

    Dinamika pertambahan penduduk di Kabupaten Cirebon cenderung semakin

    meningkat seiring dengan kemajuan peradaban. Pada tahun 2009, Laju

    Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Cirebon sebesar 0,85% dan pada

    tahun 2013, LPP menjadi 1,29%.

  • [Type text]

    Tabel 2.5. Perkembangan Penduduk Kab CirebonTahun 2009-2013

    Komponen 2009 2010 2011 2012 2013

    Penduduk (jiwa)

    2.201.000 2.232.892 2.251.460 2.263.978 2.293.397

    LPP (%) 0,85 1,44 0,83 0,55 1,29 Sumber : BPPKB Kab Cirebon

    2.1.2. Aspek kesejahteraan masyarakat

    2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

    2.1.2.2. Kondisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran kemampuan

    suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam (SDA) dan sumber daya

    manusia (SDM) yang dapat menghasilkan nilai tambah ekonomi dan sosial.

    Kemampuan daerah ini menciptakan nilai tambah untuk sembilan aktivitas

    ekonomi. Ada dua jenis capaian PDRB yaitu atas dasar harga berlaku (adhb) dan

    atas dasar harga konstan (adhk).

    Secara umum, sembilan aktivitas ekonomi dalam PDRB dikelompokkan dalam

    tiga sektor yaitu sektor primer, sekunder, dan tersier. Sektor primer

    mengindikasikan bahwa aktivitas ekonomi berbasis pada lingkup kegiatan

    pengelolaan sumber daya alam (pertanian dan pertambangan). Sektor sekunder

    menggambarkan bahwa aktivitas ekonomi berbasis pada sektor industri. Dan,

    sektor tersier menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi berbasis pada sektor jasa.

    Berdasarkan data BPS Kabupaten Cirebon menunjukkan bahwa pada kurun

    2009-2013, kontribusi sektor primer cenderung mengalami penurunan. Pada

    tahun 2009, nilainya sebesar 31,51% dan tahun 2013 nilainya menjadi 28,61%.

    Kontribusi sektor sekunder mengalami peningkatan. Pada tahun 2009, nilainya

    sebesar 22,61% dan tahun 2013 nilainya menjadi 22,97%. Dan, sektor tersier

    berkontribusi semakin meningkat. Pada tahun 2009, nilainya sebesar 45,87% dan

    tahun 2013 nilainya sebesar 48,41%. Dengan demikian, kondisi perekonomian

    makro Kabupaten Cirebon didominasi oleh dukungan dari sektor tersier.

  • [Type text]

    Sumber : BPS Kab Cirebon

    Gambar 2.6. Grafik Kontribusi Sektor pada Pembentukan PDRB

    Kabupaten Cirebon

    Tabel 2.5. PDRB Kabupaten Cirebon Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2013

    No Lapangan

    Usaha 2009 2010 2011 2012 2013

    1 Pertanian

    5,330,752,000,000

    5,977,338,000,000

    6,307,381,130,000

    6,549,665,620,000

    7,226,836,250,000

    A

    Tanaman Bahan Makanan/pang

    an

    3,311,956,000,000

    3,791,818,000,000

    3,950,554,730,000

    4,033,190,030,000

    4,424,501,880,000

    B Tanaman Perkebunan

    267,666,000,000

    269,628,000,000

    293,683,420,000

    316,314,940,000

    335,973,880,000

    C Peternakan dan hasil-hasilnya

    921,356,000,000

    1,001,018,000,000

    1,068,887,390,000

    1,138,640,120,000

    1,231,814,810,000

    D Kehutanan

    25,533,000,000

    26,203,000,000

    27,571,720,000

    30,035,970,000

    30,532,990,000

    E Perikanan

    804,241,000,000

    888,671,000,000

    966,683,870,000

    1,031,484,560,000

    1,204,012,690,000

    2 Pertambangan dan Penggalian

    32,403,000,000

    68,874,000,000

    74,632,030,000

    81,022,110,000

    88,228,650,000

    A Minyak dan gas bumi (migas)

    -

    -

    -

    -

    -

    B Pertambangan non migas

    -

    -

    -

    -

    -

    C Penggalian

    32,403,000,000

    68,874,000,000

    74,632,030,000

    81,022,110,000

    88,228,650,000

    3 Industri Pengolahan

    2,409,511,000,000

    2,555,302,000,000

    2,829,318,420,000

    3,129,826,960,000

    3,537,901,470,000

    4 Listrik, gas dan air bersih

    375,640,000,000

    415,398,000,000

    454,648,740,000

    501,391,550,000

    584,501,320,000

    2009 2010 2011 2012 2013

    Primer 31,51 31,54 30,42 29,07 28,61

    Sekunder 22,61 21,94 22,38 22,7 22,97

    Tersier 45,87 46,52 47,21 48,22 48,41

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    Kontribusi Sektor PDRB Tahun 2009-2013 (%)

  • [Type text]

    No Lapangan

    Usaha 2009 2010 2011 2012 2013

    A lListrik

    357,905,000,000

    396,066,000,000

    434,087,190,000

    478,505,940,000

    559,282,410,000

    B Gas kota

    -

    -

    -

    -

    -

    C Air bersih

    17,735,000,000

    19,332,000,000

    20,561,550,000

    22,885,610,000

    25,218,910,000

    5 Bangunan/Konnstruksi

    1,086,993,000,000

    1,235,019,000,000

    1,410,972,190,000

    1,545,947,350,000

    1,751,034,450,000

    6 Perdagangan, hotel dan restoran

    3,559,237,000,000

    3,975,084,000,000

    4,385,110,480,000

    4,832,056,040,000

    5,504,011,500,000

    a Perdagangan besar dan eceran

    2,786,808,000,000

    3,117,694,000,000

    3,439,571,940,000

    3,811,296,130,000

    4,360,792,630,000

    b Hotel

    10,581,000,000

    11,401,000,000

    12,307,620,000

    13,286,740,000

    14,703,720,000

    c Restoran/rumah makan

    761,848,000,000

    845,989,000,000

    933,230,920,000

    1,007,473,170,000

    1,128,515,150,000

    7 Pengangkutan dan komunikasi

    1,200,022,000,000

    1,318,198,000,000

    1,457,149,190,000

    1,595,622,050,000

    1,828,528,710,000

    a Pengangkutan

    1,121,243,000,000

    1,225,484,000,000

    1,355,590,680,000

    1,484,923,280,000

    1,707,974,580,000

    1 Angkutan rel

    3,298,000,000

    3,336,000,000

    3,488,340,000

    3,716,970,000

    4,198,970,000

    2 Angkutan jalan raya

    1,035,981,000,000

    1,122,989,000,000

    1,242,874,050,000

    1,363,128,830,000

    1,574,811,330,000

    3 Angkutan laut

    -

    -

    -

    -

    -

    4

    Angkutan

    sungai dan penyeberangan

    -

    -

    -

    -

    -

    5 Angkutan Udara

    -

    -

    -

    -

    -

    6 Jasa penunjang angkutan

    81,964,000,000

    99,158,000,000

    109,228,290,000

    118,077,480,000

    128,964,280,000

    b Komunikasi

    78,779,000,000

    92,714,000,000

    101,558,510,000

    110,698,770,000

    120,554,130,000

    1 Pos dan telekomunikasi

    -

    101,558,510,000

    110,698,770,000

    120,554,130,000

    2 Jasa penunjang komunikasi

    -

    -

    -

    -

    8

    Keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan

    693,315,000,000

    767,254,000,000

    856,520,010,000

    950,484,000,000

    1,079,603,170,000

    a Bank

    28,251,000,000

    31,993,000,000

    36,091,960,000

    41,076,650,000

    47,990,920,000

    b Lembaga keuangan selain bank

    120,930,000,000

    132,643,000,000

    145,304,510,000

    161,221,910,000

    181,094,630,000

    c Jasa penunjang keuangan

    -

    -

    -

    -

    -

    d Sewa bangunan

    428,021,000,000

    471,991,000,000

    526,005,610,000

    580,941,630,000

    656,315,570,000

    E Jasa perusahaan

    116,113,000,000

    130,627,000,000

    149,117,930,000

    167,243,810,000

    194,202,050,000

    9 Jasa-Jasa

    2,400,419,000,000

    2,857,840,000,000

    3,206,944,590,000

    3,619,999,080,000

    3,963,970,970,000

    a Pemerintahan Umum

    1,765,591,000,000

    2,112,891,000,000

    2,365,116,680,000

    2,706,219,500,000

    2,972,232,790,000

    1 Administrasi pemerintahan dan pertahanan

    1,094,666,000,000

    1,309,992,000,000

    1,466,372,340,000

    1,677,856,090,000

    1,842,784,330,000

    2 Jasa pemerintahan lainnya

    670,925,000,000

    802,899,000,000

    898,744,340,000

    1,028,363,410,000

    1,129,448,460,000

    b Swasta

    634,828,000,000

    744,949,000,000

    841,827,910,000

    913,779,580,000

    991,738,180,000

    1 Jasa sosial kemasyarakatan

    115,489,000,000

    128,805,000,000

    144,461,890,000

    159,132,580,000

    173,625,730,000

  • [Type text]

    No Lapangan

    Usaha 2009 2010 2011 2012 2013

    2 Jasa hiburan dan rekreasi

    14,592,000,000

    16,637,000,000

    18,991,890,000

    21,110,510,000

    22,935,240,000

    3

    Jasa perseorangan dan rumah tangga

    504,747,000,000

    599,507,000,000

    678,374,130,000

    733,536,490,000

    795,177,210,000

    Total

    17,088,292,000,000

    19,170,307,000,000 20,982,676,780,000 22,806,014,760,000 25,564,616,490,000

    Sumber : BPS Kab Cirebon

    Secara sektoral, distribusi sektoral pada perekonomian makro Kabupaten Cirebon

    pada kurun 2009-2013 masih didominasi oleh sektor pertanian. Meski sektor

    pertanian cenderung mengalami penurunan. Namun, sektor agraris ini masih

    berkontribusi terbesar dalam perekonomian daerah. Pada tahun 2009, sektor

    pertanian berkontribusi sebesar 31,14% dan tahun 2013 nilainya menjadi 28,27%.

    Nilai rata-ratanya sebesar 29,87%. Kondisi ini bisa mengindikasikan bahwa ada

    pengalihan aktivitas ekonomi masyarakat dari sektor pertanian ke sektor lainnya.

    Secara empiris menunjukkan bahwa minat masyarakat terutama generasi muda

    cenderung berkurang, alih fungsi lahan pertanian ke aktivitas ekonomi non

    pertanian terus berlangsung sehingga mengurangi luasan hamparan lahan

    pertanian. Resikonya adalah terjadi alih profesi dari pelaku pertanian ke aktivitas

    ekonomi lainnya yang dipandang lebih prospektif. Pada sektor perdagangan, hotel

    dan restoran cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2009, nilainya

    sebesar 20,79% dan tahun 2013 nilainya sebesar 21,53%. Nilai rata-ratanya

    sebesar 21,03%. Hal ini terjadi karena adanya permintaan pasar (demands) yang

    menuntut adanya diversifikasi produk seiring dengan perbaikan tingkat

    kesejahteraan masyarakat. Selain itu, perbaikan fasilitas dan koneksitas

    infrastruktur ekonomi turut menunjang kelancaran distribusi barang dan mobilisasi

    orang. Sementara, sektor jasa cenderung meningkat. Pada tahun 2009, nilainya

    sebesar 14,02% dan tahun 2013 nilainya sebesar 15,51%. Nilai rata-ratanya

    sebesar 15.12%. Hal ini disebabkan oleh adanya tuntutan pasar terhadap

    penyediaan berbagai macam jasa yang dapat memberikan kemudahan dan

    kenyamanan. Adanya peningkatan kesejahteraan, pendidikan, keterampilan (skill)

    masyarakat membuka peluang aktivitas ekonomi untuk penyediaan berbagai

    macam jasa layanan.

    Tabel 2.6. Distribusi Prosentase PDRB Berdasarkan Harga Berlaku

  • [Type text]

    Kabupaten Cirebon Tahun 2009-2013

    No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-Rata

    1 Pertanian 31.14 31.18 30.06 28.72 28.27 29.87

    a Tanaman Bahan Makanan/pangan

    19.35 19.78 18.83 17.68 17.31 18.59

    b Tanaman Perkebunan 1.56 1.41 1.4 1.39 1.31 1.41

    c Peternakan dan hasil-hasilnya 5.38 5.22 5.09 4.99 4.82 5.10

    d Kehutanan 0.15 0.14 0.13 0.13 0.12 0.13

    e Perikanan 4.7 4.64 4.61 4.52 4.71 4.64

    2 Pertambangan dan Penggalian

    0.37 0.36 0.36 0.36 0.35 0.36

    a Minyak dan gas bumi (migas) 0 0 0 0 0 0.00

    b Pertambangan non migas 0 0 0 0 0 0.00

    c Penggalian 0.19 0.36 0.36 0.36 0.35 0.32

    3 Industri Pengolahan 14.07 13.33 13.48 13.72 13.84 13.69

    4 Listrik, gas dan air bersih 2.19 2.17 2.17 2.2 2.29 2.20

    a lListrik 2.09 2.07 2.07 2.1 2.19 2.10

    b Gas kota 0 0 0 0 0 0.00

    c Air bersih 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.10

    5 Bangunan/Konnstruksi 6.35 6.44 6.72 6.78 6.35 6.53

    6 Perdagangan, hotel dan restoran

    20.79 20.74 20.9 21.19 21.53 21.03

    a Perdagangan besar dan eceran 16.28 16.26 16.39 16.71 17.06 16.54

    b Hotel 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06

    c Restoran/rumah makan 4.45 4.41 4.45 4.42 4.41 4.43

    7 Pengangkutan dan komunikasi

    7.01 6.88 6.94 7 7.15 7.00

    a Pengangkutan 6.55 6.39 6.46 6.51 6.68 6.52

    1 Angkutan rel 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

    2 Angkutan jalan raya 6.05 5.86 5.92 5.98 6.16 5.99

    3 Angkutan laut 0 0 0 0 0 0.00

    4 Angkutan sungai dan penyeberangan

    0 0 0 0 0 0.00

    5 Angkutan Udara 0 0 0 0 0 0.00

    6 Jasa penunjang angkutan 0.48 0.52 0.52 0.52 0.5 0.51

    b Komunikasi 0.46 0.48 0.48 0.49 0.47 0.48

    1 Pos dan telekomunikasi 0 0 0 0.49 0.47 0.19

    2 Jasa penunjang komunikasi 0 0 0 0 0 0.00

    8 Keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan

    4.05 4 4.08 4.17 4.22 4.10

    a Bank 0.17 0.17 0.17 0.18 0.19 0.18

    b Lembaga keuangan selain bank 0.71 0.69 0.69 0.71 0.71 0.70

  • [Type text]

    No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-Rata

    c Jasa penunjang keuangan 0 0 0 0 0 0.00

    d Sewa bangunan 2.5 2.46 2.51 2.55 2.57 2.52

    E Jasa perusahaan 0.68 0.68 0.71 0.73 0.76 0.71

    9 Jasa-Jasa 14.02 14.91 15.28 15.87 15.51 15.12

    a Pemerintahan Umum 10.31 11.02 11.27 11.87 11.63 11.22

    1 Administrasi pemerintahan dan pertahanan

    0 0 0 7.36 7.21 2.91

    2 Jasa pemerintahan lainnya 0 0 0 4.51 4.42 1.79

    b Swasta 3.71 3.89 4.01 4.01 3.88 3.90

    1 Jasa sosial kemasyarakatan 0.67 0.67 0.69 0.7 0.68 0.68

    2 Jasa hiburan dan rekreasi 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09

    3 Jasa perseorangan dan rumah tangga

    2.95 3.13 3.23 3.22 3.11 3.13

    Sumber: BPS Kabupaten Cirebon

    2.1.2.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

    Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) menjadi indikator makro untuk mengukur

    kinerja pembangunan perekonomian daerah. Kondisi ini ditunjukkan oleh interaksi

    tingkat produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas social

    ekonomi di daerah tersebut. Dinamika ketercapaian LPE pada kurun tahun 2009

    sampai dengan 2013 mengalami fluktuasi seiring dengan kondisi regional dan

    nasional.

    Pada tahun 2009, capaian LPE Kabupaten Cirebon sebesar 5,08% dengan nilai

    sebesar Rp 8,130,307,000,000. Pada tahun 2009, sektor yang memberikan

    kontribusi paling besar bagi laju pertumbuhan ekonomi daerah adalah sektor

    pertanian sebesar 6,65% dengan nilai produksi sebesar Rp 2,442,052,000,000.

    Pencapaian sektor agraris ini didukung oleh potensi sumber daya pertanian

    tanaman pangan, peternakan, dan perikanan. Dengan hamparan lahan pertanian

    seluas 53.000 hektar, sektor ini menjadi andalan perekonomian daerah. Pada sub

    sektor peternakan, Kabupaten Cirebon tidak memiliki sumber daya peternakan

    yang cukup untuk memenuhi kebutuhan daging, telur, dan susu. Daerah ini hanya

    mampu memenuhi sekira10% dari total kebutuhan masyarakat terutama

    kebutuhan daging. Dengan demikian, daerah ini menjadi pasar yang cukup

  • [Type text]

    prospektif bagi pemasaran produk daging, telur dan susu seiring dengan

    perbaikan tingkat pendidikan, pendapatan, dan gaya hidup masyarakat. Pada sub

    sektor perikanan menunjukkan bahwa Kabupaten Cirebon memiliki potensi

    sumber daya perikanan yang cukup banyak. Bentangan wilayah pesisir sepanjang

    54 kilometer menyimpan potensi perikanan laut. Dan, wilayah Gebang menjadi

    sentra perikanan tangkap. Sementara, untuk aktivitas perikanan darat disokong

    oleh unit-unit pengolahan perikanan rakyat (UPR) yang tersebar di 40 kecamatan.

    Sedangkan, sektor yang berkontribusi paling kecil pada perekonomian daerah

    adalah sektor industri pengolahan. Capaiannya sebesar -0.72% dengan nilai

    sebesar Rp 1,097,542,000,000. Berkenaan dengan sektor industri, Kabupaten

    Cirebon mempunyai beraneka ragam industri unggulan terutama industri

    pengolahan rotan. Adanya pembukaan pintu ekspor bahan baku rotan secara

    bebas oleh pemerintah pusat telah berdampak serius bagi keberlangsungan

    aktivitas industri pengolahan rotan. Akibatnya, banyak industri yang beralih usaha,

    tutup sementara, dan bahkan mengalami kebangkrutan.

    Namun, pada tahun 2013, LPE daerah ini mengalami perlambatan pertumbuhan

    ekonomi menjadi sebesar 4,83% dengan nilai sebesar Rp 9,382,180,330,000.

    Dinamika pertumbuhan ekonomi masyarakat mengalami pergeseran. Sektor

    pertanian hanya mampu tumbuh 3,02% dengan nilai sebesar Rp

    2,521,786,980,000. Sektor ini memberikan kontribusi terkecil bagi perekonomian

    daerah. Hal ini terjadi akibat adanya peningkatan biaya produksi pada sektor

    agraris telah mendorong pelaku pertanian dan peternakan beralih pasar yang

    beralih pada sektor lain. Sementara, kontribusi paling besar adalah sektor listrik,

    gas dan air bersih sebesar 8,13% dengan nilai sebesar Rp 198,951,270,000. Hal

    ini terjadi karena adanya pembangunan pembangkit listrik tenaga uap sebagai

    bagian dari kebijakan pengembangan penyediaan sumber daya energy listrik.

    Dan, sektor yang relatif cukup besar kontribusinya adalah sektor

    bangunan/konstruksi sebesar 7,54% dengan nilai Rp 686,552,830,000. Hal ini

    dipicu oleh adanya peningkatan permintaan hunian seiring dengan pertumbuhan

    penduduk dan daya tarik Kabupaten Cirebon sebagai tempat tinggal telah

    meningkatkan penyediaan properti. Untuk lebih rinci capaian kinerja pertumbuhan

  • [Type text]

    sektoral dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini.

    Tabel 2.7. Capaian PDRB Berdasarkan Harga Konstan Kabupaten Cirebon Tahun 2009-2013

    No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013

    PRIMER

    1 Pertanian

    2,442,052,000,000

    2,496,124,310,000 2,521,786,980,000

    2,597,903,850,000

    A Tanaman Bahan Makanan/pangan

    1,409,079,000,000

    1,421,701,820,000

    1,413,460,180,000

    1,443,294,700,000

    B Tanaman Perkebunan

    154,059,000,000

    164,193,730,000

    172,749,070,000

    175,560,070,000

    C Peternakan dan hasil-hasilnya

    474,468,000,000

    491,074,090,000

    506,899,480,000

    510,119,970,000

    D Kehutanan

    13,935,000,000

    14,292,910,000 15,233,690,000

    15,108,060,000

    E Perikanan

    390,511,000,000

    404,861,760,000 413,444,560,000

    453,821,050,000

    2 Pertambangan dan Penggalian

    32,019,000,000

    33,655,920,000

    35,089,660,000

    36,917,840,000

    A Minyak dan gas bumi (migas)

    -

    - - -

    B Pertambangan non migas

    -

    - - -

    C Penggalian

    32,019,000,000

    33,655,920,000 35,089,660,000

    36,917,840,000

    SEKUNDER

    3 Industri Pengolahan

    1,097,542,000,000

    1,170,698,910,000

    1,248,901,600,000

    1,315,068,380,000

    4 Listrik, gas dan air bersih

    175,847,000,000

    188,039,330,000

    198,951,270,000

    215,124,130,000

    A lListrik

    162,357,000,000

    174,269,680,000 184,129,860,000

    199,336,980,000

    B Gas kota -

    - - -

    C Air bersih

    13,490,000,000

    13,769,650,000 14,821,410,000

    15,787,150,000

    5 Bangunan/Konnstruksi

    605,022,000,000

    605,022,000,000

    686,552,830,000

    738,339,510,000

    TERSIER

    6 Perdagangan, hotel dan restoran

    1,873,435,000,000

    1,973,428,280,000

    2,090,345,590,000

    2,218,416,380,000

    A Perdagangan besar dan eceran

    1,417,165,000,000

    1,489,898,760,000

    1,586,894,760,000

    1,688,335,220,000

    B Hotel

    6,641,000,000

    6,950,350,000 7,205,150,000

    7,708,790,000

    C Restoran/rumah makan

    449,629,000,000

    476,579,170,000

    496,245,680,000

    522,372,370,000

    7 Pengangkutan dan komunikasi

    482,728,000,000

    515,862,550,000

    547,761,980,000

    579,095,760,000

    A Pengangkutan

    425,226,000,000

    453,381,210,000 482,704,530,000

    507,562,360,000

    1 Angkutan rel

    1,161,000,000

    1,145,250,000 1,202,360,000

    1,243,030,000

    2 Angkutan jalan raya

    380,425,000,000

    406,118,770,000

    433,228,820,000

    455,366,810,000

    3 Angkutan laut -

    - - -

    4 Angkutan sungai dan penyeberangan

    -

    - - -

  • [Type text]

    No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013

    5 Angkutan Udara -

    - - -

    6 Jasa penunjang angkutan

    43,640,000,000

    46,117,190,000

    48,273,350,000

    50,952,520,000

    B Komunikasi

    57,502,000,000

    62,481,340,000 65,057,450,000

    71,533,400,000

    1 Pos dan telekomunikasi

    57,502,000,000

    62,481,340,000

    65,057,450,000

    71,533,400,000

    2 Jasa penunjang komunikasi

    -

    - - -

    8 Keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan

    356,978,000,000

    383,341,130,000

    407,538,041,000

    425,374,410,000

    A Bank

    15,234,000,000

    16,792,230,000 18,307,400,000

    19,770,160,000

    B Lembaga keuangan selain bank

    51,132,000,000

    54,620,450,000

    59,439,620,000

    62,815,790,000

    C Jasa penunjang keuangan

    -

    - - -

    D Sewa bangunan

    227,546,000,000

    242,388,380,000 255,584,651,000

    262,959,040,000

    E Jasa perusahaan

    63,066,000,000

    69,540,070,000 74,206,370,000

    79,829,420,000

    9 Jasa-Jasa

    1,064,684,000,000

    1,125,006,310,000 1,212,739,350,000

    1,255,940,070,000

    A Pemerintahan Umum

    738,663,000,000

    771,020,190,000

    833,324,860,000

    852,795,060,000

    1 Administrasi pemerintahan dan pertahanan

    457,971,000,000

    478,032,520,000

    516,661,410,000

    528,732,940,000

    2 Jasa pemerintahan lainnya

    280,692,000,000

    292,987,670,000

    316,663,450,000

    324,062,120,000

    B Swasta

    326,021,000,000

    353,986,120,000 379,414,490,000

    403,145,010,000

    1 Jasa sosial kemasyarakatan

    59,542,000,000

    63,847,030,000

    69,740,110,000

    74,308,090,000

    2 Jasa hiburan dan rekreasi

    9,123,000,000

    9,903,460,000

    10,750,110,000

    11,274,720,000

    3 Jasa perseorangan dan rumah tangga

    257,356,000,000

    280,235,630,000

    298,924,270,000

    317,562,200,000

    PDRB

    8,130,307,000,000

    8,491,178,740,000

    8,949,667,301,000

    9,382,180,330,000

    Sumber : BPS Kab Cirebon

  • [Type text]

    Sumber : BPS Kab Cirebon

    Gambar 2.7. Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Cirebon

    Tahun 2009 - 2013

    Sumber : BPS Kab Cirebon

    Gambar 2.8. Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor

    (adhk) Tahun 2009-2013

    2009 2010 2011 2012 2013

    Laju PertumbuhanEkonomi

    5,08 4,96 5,03 4,81 4,83

    4,65

    4,7

    4,75

    4,8

    4,85

    4,9

    4,95

    5

    5,05

    5,1

    5,15

    Pe

    rse

    nta

    se

    (%

    )

    2009 2010 2011 2012 2013 Rata-Rata

    Pertanian 6,65 3,12 2,21 1,03 3,02 3,21

    Pertambangan dan Penggalian 3,9 6,13 5,11 4,26 5,21 4,92

    Industri Pengolahan -0,72 0,04 6,67 6,68 5,3 3,59

    Listrik, gas dan air bersih 6,36 5,69 6,93 5,8 8,13 6,58

    Bangunan/Konnstruksi 5,71 7,65 0 13,48 7,54 6,88

    Perdagangan, hotel dan restoran 6,39 4,96 5,34 5,92 6,13 5,75

    Pengangkutan dan komunikasi 4,33 7,56 6,86 6,18 5,72 6,13

    Keuangan, sewa bangunan dan jasaperusahaan

    4,73 7 7,39 6,31 4,38 5,96

    Jasa-Jasa 5,85 11,47 5,67 7,8 3,56 6,87

    -2

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    Capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor Tahun 2009-2013

  • [Type text]

    Salah satu indikator kesejahteraan penduduk dapat dilihat dari tingkat pendapatan

    per kapita. Se