RENCANA AKSI KEGIATAN...dan menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi (KLB). Penyakit...
Transcript of RENCANA AKSI KEGIATAN...dan menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi (KLB). Penyakit...
1
RENCANA AKSI KEGIATAN
BALAI LITBANG KESEHATAN BANJARNEGARA
TAHUN 2015 - 2019
REVISI III – Th.2018
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
BALAI LITBANG KESEHATAN BANJARNEGARA JL.SELAMANIK NO 16 A BANJARNEGARA
Telp (0286) 594972, 5803088 Email : [email protected]
2
KATA PENGANTAR
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Balai Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Balai Litbangkes) Banjarnegara merupakan dokumen perencanaan
yang bersifat indikatif dan memuat berbagai program kegiatan yang akan
dilaksanakan langsung oleh Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara untuk kurun
waktu tahun 2015-2019, Rencana Aksi Kegiatan Balai Litbang Kesehatan
Banjarnegara mengacu kepada RPJMN 2015-2019, Rencana Strategis Kemenkes
2015-2019, Rencana Aksi program Badan Litbangkes, Rencana Aksi Kegiatan
Pusat Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan penekanan pada pencapaian sasaran
kinerja yang sudah tertuang dalam Penetapan Kinerja (PK).
Permasalahan penyakit yang bersumber binatang semakin bertambah berat
dan komplek, baik yang emerging maupun re emerging diseases. Oleh sebab itu
kegiatan yang ada di Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara dilaksanakan dengan
memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi
dan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan semangat
kemitraan, kerja sama lintas sektoral serta mendorong peran serta aktif masyarakat.
Dengan terbitnya Permenkes No.65 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Litbangkes, Balai Litbang P2B2
Banjarnegara berganti nomenklatur menjadi Balai Litbangkes Banjarnegara
sehingga perlu adanya revisi/penyesuaian pada RAK Balai Litbangkes
Banjarnegara. Semoga upaya kita mendapat rahmat, hidayah dan ridho-Nya.
Aamiin.
Banjarnegara, Desember 2018
Kepala Balai Litbangkes
Banjarnegara
Jastal, SKM, M. Si
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................... 4
B. MANFAAT RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI LITBANG KESEHATAN
BANJARNEGARA ...................................................................................................... 5
C. PENGERTIAN ............................................................................................................ 5
D. LANDASAN PENYUSUNAN ...................................................................................... 7
E. SISTEMATIKA PENULISAN....................................................................................... 8
BAB II ANALISIS SITUASI ................................................................................................ 9
BAB III TUGAS, FUNGSI, DAN NILAI BALAI LITBANGKES .......................................... 40
BAB IV RENCANA KEGIATAN 2015-2019 ..................................................................... 42
BAB V INDIKATOR KINERJA SASARAN DAN TARGET TAHUNAN .............................. 48
BAB VI PEMANTAUAN DAN PENILAIAN ....................................................................... 49
1. Pemantauan (Monitoring) ......................................................................................... 50
2. Evaluasi.................................................................................................................... 50
3. Organisasi Pelaksana............................................................................................... 50
4. Pembiayaan ............................................................................................................. 50
5. Jadwal Kegiatan ....................................................................................................... 50
BAB VI PENUTUP........................................................................................................... 51
4
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan di bidang teknologi dewasa ini disamping berdampak positif bagi
pembangunan, juga meninggalkan dampak negatif terhadap lingkungan fisik,
biologis dan sosial. Ledakan penduduk, pencemaran lingkungan dan
penebangan hutan menyebabkan vektor dan reservoir penyakit mendekati
manusia.
Menjelang abad 20 terjadi perubahan pola dan keganasan penyakit yang
bersumber binatang. Penularannya yang semakin meluas (dibantu oleh
kemudahan transportasi), vektor dan reservoir mudah menjangkau komunitas
dan menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi (KLB). Penyakit
endemik dengan prevalensi tinggi dan kecenderungan meningkat diantaranya
malaria, DBD, chikungunya, flu burung, filariasis dan leptospirosis. Sementara
penyakit yang terbatas penyebarannya dan ada kemungkinan muncul kembali
antara lain pes, rabies,antrak.
Salah satu agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
adalah peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang berkualitas,
yang di dalamnya termuat 12 program kegiatan termasuk program Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes). Pelaksanaan program mengacu
pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 65 Tahun 2017 tanggal 29
Desember 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Badan Litbangkes.
Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara mempunyai tugas melaksanakan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan mempunyai fungsi melakukan
penyusunan rencana dan program, dan anggaran kegiatan penelitian dan
pengembangan kesehatan, pelaksanaan penelitian dan kajian di bidang
kesehatan dan keunggulan tertentu, pelaksanaan pengembangan metoda,
model dan teknologi di bidang kesehatan dan keunggulan tertentu,
pelaksanaan penelitian dan pengembangan berbasis pelayanan, pengelolaan
sarana penelitian dan pengembangan kesehatan, pelaksanaan diseminasi,
publikasi dan advokasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan kesehatan,
pelaksanaan kerja sama dan jaringan informasi penelitian dan pengembangan
kesehatan, pelaksanaan bimbingan teknis penelitian dan pengembangan
5
kesehatan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, pelaksanaan ketatausahaan
Balai.
Besarnya tugas yang harus diemban oleh Balai Litbangkes Banjarnegara,
akan dapat tercapai dengan baik apabila didukung anggaran memadai, SDM
yang tangguh, cekatan dan mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap Litbang
serta sarana dan prasarana (laboratorium,ruang kerja, perpustakaan, peralatan,
kendaraan) dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, dengan demikian
diperlukan suatu pedoman dalam bentuk Rencana Aksi Kegiatan (RAK) untuk
menentukan arah pengembangan Balai di masa mendatang Melalui RAK
diharapkan dapat memberikan tambahan masukan bagi Balai Litbangkes
Banjarnegara dalam menentukan arah pengembangan institusi dan
pelaksanaan kegiatan penelitian yang mendukung kebijakan kesehatan
(evidence based policy) di tingkat provinsi maupun kabupaten.
B. MANFAAT RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI LITBANG KESEHATAN
BANJARNEGARA
Rencana Aksi kegiatan (RAK) merupakan turunan substansi litbangkes dari
RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis Kemenkes 2015-2019. RAK juga
merupakan upaya untuk mendukung RAP Badan Litbangkes sejak Proses
Restrukturisasi.
RAK memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun, berguna untuk memberikan
panduan dan acuan dalam manajemen Program Litbangkes, mulai dari
perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan pengendalian program dan kegiatan,
dan evaluasi pencapaian outcome program dan output kegiatan. Selain itu,
RAK dapat memberikan informasi mengenai kontribusi hasil penelitian dalam
menyusun kebiajakan pemerintah daerah dalam bidang kesehatan serta
menjawab permasalahan di setiap daerah selama 2015-2019. Selain itu,
menjadi dasar dalam penilaian akuntabilitas kinerja Program Litbangkes.
C. PENGERTIAN
Pengertian ini dimaksudkan untuk memberikan kesamaan pemahaman
dalam membaca dan mengimplementasikan RAK Balai Litbangkes
Banjarnegara 2015-2019. Beberapa pengertian dimaksud, menurut abjad, yaitu:
6
Aktivitas iptek: Semua kegiatan sistematis dari produksi, pemajuan,
diseminasi dan penerapan dari pengetahuan ilmiah dan teknis di semua bidang
iptek
Diklat iptek: semua kegiatan pendidikan dan pelatihan iptek (non pendidikan
tinggi/universitas) untuk pengembangan keilmuan dan kepakaran ilmuwan
Formula: susunan atau bentuk tetap atau rumus yang dihasilkan dari
litbangkes untuk pengembangan teknologi
Indikator kinerja: ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan
Input: segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan
program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya
sumberdaya manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya
Layanan iptek: Kegiatan yang terkait dengan penelitian dan pengembangan
dan berkontribusi terhadap produksi, diseminasi dan penerapan pengetahuan
ilmiah dan teknis
Kajian: hasil dari proses kaji/analisis terhadap area utama litbang dalam rangka
memberikan rekomendasi
Model intervensi: pola intervensi dari hasil litbangkes untuk pengembangan
kebijakan, program dan kegiatan
Output: segala sesuatu berupa barang/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai
hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan input
yang digunakan
Outcome: segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya luaran kegiatan
pada jangka menengah. Outcome merupakan ukuran seberapa jauh setiap
produk jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
Penelitian dan pengembangan kesehatan: pekerjaan kreatif yang dilakukan
dengan metode ilmiah dan etika dalam rangka meningkatkan stok
pengetahuan, termasuk pengetahuan manusia, dan budaya masyarakat, serta
penggunaan stok pengetahuan untuk merancang aplikasi baru dalam
pembangunan kesehatan
Prototipe: disain alat dari hasil litbangkes yang masih tahap ujicoba
Standar: ukuran jumlah atau mutu sebagai patokan dalam manajemen
litbangkes
7
D. LANDASAN PENYUSUNAN
Rencana Aksi Kegiatan Balai Litbangkes Banjarnegara direncanakan,
diorganisasikan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan landasan-landasan
sebagai berikut.
1. Landasan Ideal: Pancasila
Pancasila sebagai landasan ideal dari sistem masyarakat, menyebutkan
adanya keseimbangan dan keselarasan baik dalam hidup manusia sebagai
pribadi, interaksi dengan masyarakat, interaksi dengan alam, interaksi
dengan negara dan bangsa lain maupun interaksi dengan Tuhan. Dalam hal
ini, Program Litbangkes merupakan salah satu upaya pembangunan yang
ditujukan untuk mewujudkan kesehatan manusia dan kemuliaan bagi
TUHAN.
2. Landasan Konstitusional: UUD 1945
UUD 1945 menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan bernegara dan
berbangsa, termasuk implementasi hukum, peraturan, kebijakan dan nilai.
Dalam hal ini, Program Litbangkes ditujukan untuk mendukung pencapaian
derajat kesehatan masyarakat yang tertinggi
3. Landasan Operasional: segala peraturan mulai dari UU sampai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan dan Kebijakan Kepala Badan Litbangkes
mengenai manajemen litbang dan iptek, yaitu:
a. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
b. UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
c. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025
d. UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
e. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
f. UU No. 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian Dan
Pengembangan Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
g. UU No. 12 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
h. PP No. 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
i. PP No. 39 Tahun 1995 Tentang Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
8
j. Perpres No.4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat Peraturan
Presiden Nomor. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
k. Kepmenkes No. 374 Tahun 2009 Tentang Sistem Kesehatan Nasional
l. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 65 Tahun 2017 tanggal 29
Desember 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis di Lingkungan Badan Litbangkes
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Rencana Aksi Program Litbangkes ditulis dengan sistematika sebagai berikut:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. ANALISIS SITUASI
BAB III. TUGAS DAN FUNGSI BALAI LITBANGKES BANJARNEGARA
BAB IV. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA BALAI
LITBANGKES BANJARNEGARA
BAB V. INDIKATOR KINERJA SASARAN DAN TARGET TAHUNAN
BAB VI. PENUTUP
9
BAB II ANALISIS SITUASI
A. Sejarah Singkat
Berdirinya Balai Litbangkes Banjarnegara bermula dari adanya proyek
Intensification of Communicable Disease Control – Asian Development Bank
(ICDC-ADB) yang dimulai pada tahun 1998, yaitu suatu proyek Intensifikasi
Pemberantasan Penyakit Menular (IPPM) yang meliputi penyakit Malaria, ISPA,
TBC dan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Proyek
ICDC-ADB ini dilaksanakan di enam provinsi yaitu : Jawa Barat, Jawa Tengah,
Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara
Timur. Proyek ini terdistribusi pada 21 Kabupaten di enam provinsi tersebut.
Untuk menunjang upaya menurunkan kejadian malaria di daerah ICDC-
ADB maka dibangun institusi penunjang proyek bernama Stasiun Lapangan
Pemberantasan Vektor (SLPV) di enam Provinsi. Di Provinsi Jawa Tengah,
SLPV ini berkedudukan di Kabupaten Banjarnegara dengan Annual Parasite
Incidence tertinggi pada saat itu dibandingkan empat kabupaten pelaksana
proyek ICDC-ADB lainnya di Jawa Tengah yaitu : Banjarnegara, Jepara,
Kebumen, dan Pekalongan.
SLPV ini secara operasional bertanggungjawab kepada Kanwil
Departemen Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan secara teknis
bertanggungjawab kepada Kepala Direktur Pemberantasan Penyakit
Bersumber Binatang. SLPV Banjarnegara mulai beroperasi tanggal 15 Agustus
1999 yang menempati rumah kontrakan di Jalan Al Munawaroh No. 11
Banjarnegara sampai dengan bulan September 2000. Gedung baru kemudian
dibangun di atas tanah Pemda Banjarnegara dengan luas tanah 1360 m2.
Pembangunan gedung mulai tanggal 6 Januari 2000 dan selesai tanggal 3 Mei
2000. Kemudian baru ditempati sejak tanggal 14 September 2000.
Dengan diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, SLPV tidak diintegrasikan ke dalam Dinas Kesehatan Kabupaten
maupun Dinas Kesehatan Provinsi tetapi masih merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Pusat, dibawah Badan Litbangkes bernama UPF-PVRP. Hal ini
dimaksudkan agar SLPV dapat bermanfaat lebih luas bagi kabupaten/provinsi
lain di luar Jawa Tengah. Dengan berakhirnya Proyek ICDC-ADB aset UPF-
PVRP yang ada di Provinsi harus diberdayakan.
Untuk itu oleh Badan Litbangkes dan dibantu oleh Ditjen PPM-PL
diusulkanlah kelembagaan UPF-PVRP kepada Menpan. Dengan persetujuan
10
Menpan, Menteri Kesehatan dengan SK Nomor : 1406/MENKES/SK/IX/2003,
tanggal : 30 September 2003 menetapkan kelembagaan UPF-PVRP di enam
Provinsi menjadi Loka Litbang P2B2.
B. Kedudukan
Pada tanggal 29 Desember 2017 berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 65 Tahun 2017, status kelembagaan meningkat dari Balai
Litbang P2B2 Banjarnegara (Eselon IIIB) menjadi Balai Litbang Kesehatan
Banjarnegara (Eselon IIIA).
Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara (Balai Litbangkes Banjarnegara)
sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan
kesehatan dengan keunggulan Pengendalian Leptospirosis. Untuk
menyelenggarakan tugas tersebut, Balai Litbangkes Banjarnegara mempunyai
tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. Tugas
Melakukan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
2. Fungsi
a. Penyusunan rencana dan program, dan anggaran kegiatan penelitian dan
pengembangan kesehatan
b. Pelaksanaan penelitian dan kajian di bidang kesehatan dan keunggulan
tertentu
c. Pelaksanaan pengembangan metoda, model dan teknologi di bidang
kesehatan dan keunggulan tertentu
d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan berbasis pelayanan
e. Pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan kesehatan
f. Pelaksanaan diseminasi, publikasi dan advokasi hasil-hasil penelitian dan
pengembangan kesehatan
g. Pelaksanaan kerja sama dan jaringan informasi penelitian dan
pengembangan kesehatan
h. Pelaksanaan bimbingan teknis penelitian dan pengembangan kesehatan ;
i. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
j. Pelaksanaan ketatausahaan Balai.
Adapun struktur organisasi Balai Litbangkes Banjarnegara menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 65 Tahun 2017 terdiri dari:
11
1. Kepala Balai Litbangkes Banjarnegara
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan
keuangan kepegawaian dan umum.
3. Kepala Seksi Program dan Evaluasi
Seksi Program dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan rencana, program, anggaran, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan.
4. Kepala Seksi Kerja Sama dan Jaringan Informasi
Seksi Kerja Sama dan Jaringan Informasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan kerja sama dan kemitraan, diseminasi, publikasi, advokasi,
dan pengelolaan jaringan informasi ilmiah penelitian dan pengembangan
kesehatan serta perpustakaan.
5. Kepala Seksi Layanan dan Sarana Penelitian
Seksi Layanan dan Sarana Penelitian mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penelitian, kajian, pengembangan metoda, model,
teknologi, bimbingan teknis, dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan
berbasis pelayanan serta pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan
kesehatan.
6. Laboratorium / Instalasi
Laboratorium/Instalasi merupakan fasilitas penunjang penyelenggaraan
penelitian dan pengembangan pengendalian kesehatan yang dipimpin oleh
seorang Kepala dalam jabatan nonstruktural.
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
Terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok
jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. Tenaga fungsional
terdiri dari jabatan fungsional Peneliti dan Litkayasa.
Berikut ini adalah Struktur Organisasi Balai Litbangkes Banjarnegara
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 65 Tahun 2017.
12
Gambar Struktur Organisasi Balai Litbangkes Banjarnegara Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 65 Tahun 2017
KEPALA
SEKSI
KERJA SAMA DAN
JARINGAN
INFORMASI
SUBBAGIAN
TATA USAHA
SEKSI
PROGRAM
DAN
EVALUASI
SEKSI LAYANAN DAN
SARANA PENELITIAN
INSTALASI KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
13
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai Litbangkes Banjarnegara Nomor
KP.01.04/I/35/2018 tanggal 2 Januari 2018, tentang Penunjukan Penangungjawab
dan Penempatan Pegawai Balai Litbangkes Banjarnegara, terdapat penambahan
dan perubahan nomenklatur dalam struktur organisasi Balai Litbangkes
Banjarnegara.
Instalasi yang terdapat di Balai Litbangkes Banjarnegara, yaitu :
1. Instalasi Laboratorium Terpadu
1. Laboratorium Parasitologi
Mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan,
menyelenggarakan kegiatan teknis serta penyediaan fasilitas pelayanan
penelitian parasitologi
1) Laboratorium Helmintologi
2) Laboratorium Protozoologi
2. Laboratorium Entomologi
Mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan,
menyelenggarakan kegiatan teknis serta penyediaan fasilitas pelayanan
penelitian entomologi
1) Laboratorium Kevektoran
2) Laboratorium Pengujian Insektisida
3. Laboratorium Mikrobiologi, Biomolekuler dan Immunologi
Mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan,
menyelenggarakan kegiatan teknis serta penyediaan fasilitas pelayanan
penelitian mikrobiologi, biomolekuler dan immunologi
4. Laboratorium Rodentologi
Mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan,
menyelenggarakan kegiatan teknis serta penyediaan fasilitas pelayanan
penelitian rodentologi
2. Instalasi Sumber Daya Tumbuhan
Mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan,
menyelenggarakan kegiatan teknis serta penyediaan fasilitas pelayanan
penelitian sumber daya tumbuhan.
14
3. Instalasi Hewan Coba
Mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan,
menyelenggarakan kegiatan teknis serta penyediaan fasilitas pelayanan
penelitian hewan coba
4. Instalasi Epidemiologi dan Informasi Kesehatan
Mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan,
menyelenggarakan kegiatan teknis serta penyediaan fasilitas pelayanan
penelitian epidemiologi dan informasi kesehatan
15
C. Sumber Daya
1. Ketenagaan
Sampai dengan bulan Desember 2018, Balai Litbangkes Banjarnegara memiliki
pegawai sebanyak 67 orang yang terdiri dari 47 orang PNS dan 20 orang tenaga
kontrak.
Sumber : SIMKA Kementerian Kesehatan Tahun 2018
Gambar. Jumlah Pegawai Balai Litbangkes Banjarnegara Tahun 2007-2018
16
Tabel Jumlah Pegawai Negeri Sipil Balai Litbangkes Banjarnegara Menurut
Jabatan Tahun 2018
Sub Bagian/Seksi
Fungsional Struktural
(merangkap
fungsional)
Staf/JFU Jumlah Peneliti Litkayasa
Kepala Balai - - 1 (BS) - 1
Sub Bagian TU - - 1 9 10
Seksi PE 1 - 1 (BS) 2 4
Seksi Yanlit 10 8 1 (BS) 10 29
Seksi KJI 1 1 1 3
Jumlah 11 8 5 23 47
Sumber : SIMKA Kementerian Kesehatan Tahun 2018
Sumber daya manusia sebagai penentu keberhasilan kegiatan litbang perlu
diupayakan mencukupi, baik dari segi jumlah, jenis, maupun mutunya sesuai
dengan kebutuhan instistusi. Untuk itu diperlukan perencanaan kebutuhan dan
peningkatan kemampuan SDM. Peningkatan jumlah SDM dilakukan dengan
perencanaan rekruitmen CPNS baru sesuai kualifikasi yang dibutuhkan.
Sedangkan peningkatan mutu SDM dilakukan baik dengan melanjutkan
pendidikan maupun pelatihan.
2. Sarana Prasarana
a. Gedung Kantor
1) Gedung Kantor A (Gedung Baru)
Gedung kantor A seluas 3.290 m2 dibangun pada tahun 2010, terdiri
atas dua lantai. Lantai pertama terdiri dari ruang Kepala Balai, ruang
Kepala Sub Bagian Tata Usaha, ruang sekretaris pimpinan, dan ruang staf
administrasi. Sedangkan lantai dua terdiri dari ruang Kepala Seksi dan staf
program dan kerjasama, ruang Kepala Seksi dan staf pelayanan penelitian,
dan ruang staf administrasi keuangan.
2) Gedung Kantor B (Gedung Lama)
Gedung kantor B seluas 2.003 m2 terdiri dari ruang perpustakaan,
ruang kelas, ruang arsip, ruang pengadaan barang/jasa, rearing nyamuk,
dapur dan rumah dinas. Dalam rangka persiapan pembangunan gedung
laboratorium Balai Litbangkes Banjarnegara, mulai tahun 2017 dilakukan
17
penghapusan gedung kantor lama dengan cara pelelangan secara terbuka
di KPKNL Purwokerto.
Hingga akhir Tahun 2018 gedung kantor B (gedung lama) sudah
dihapuskan, sehingga beberapa kegiatan yang menempati gedung kantor
B untuk sementara dipindahkan ke tempat lain. Diantaranya ruang
perpustakaan dipindahkan ke ruang diskusi, rearing (pengembangbiakan)
nyamuk, ruang arsip serta dapur dipindah ke salah satu dari 3 rumah
dinas. Dua rumah dinas yang lain ditempati oleh Kepala Balai Litbangkes
dan Kepala Seksi Program dan Evaluasi.
b. Gedung Laboratorium Terpadu
Gedung laboratorium terpadu seluas 564 m2 dibangun pada tahun 2010
terdiri atas dua lantai. Lantai pertama terdiri dari Laboratorium Rodentologi,
Parasitologi, Entomologi, Mikrobiologi, Biomolekuler dan Immunologi.
Sedangkan lantai dua terdiri dari ruang peneliti, teknisi, ruang diskusi dan
ruang kendali IT, serta instalasi Epidemiologi dan Infokes.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai Litbangkes Banjarnegara
Nomor KP.01.04/I/35/2018 tanggal 2 Januari 2018, tentang Penunjukan
Penangungjawab dan Penempatan Pegawai Balai Litbangkes Banjarnegara,
terdapat penambahan dan perubahan nomenklatur dalam struktur organisasi
Balai Litbangkes Banjarnegara, sehingga pada saat ini terdapat 4 instalasi,
yaitu :
1) Instalasi Laboratorium Terpadu
a) Laboratorium Parasitologi
Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan ukuran 35 m2, dengan
3 set meja kursi pegawai, 2 buah lemari penyimpanan dan 14 buah kursi
laboratorium. Sarana pendukung di instalasi parasitologi antara lain :
a) Mikroskop Compound Teaching (Nikon ECLIPSE 50i),1 buah
b) Mikroskop Compound dengan kamera (Nikon ECLIPSE 50i), 1 buah
c) Mikroskop Coumpond (Nikon ECLIPSE E 100), 3 buah
d) Mikroskop Disecting (Nikon SMZ745T), 1 buah
e) 1 unit PC beserta perangkatnya
b) Laboratorium Entomologi
Ruang praktikum entomologi
18
Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan ukuran 35 m2, 2 set
meja kursi pegawai, 2 filling cabinet dan 3 lemari penyimpanan dari
kayu. Sarana pendukung di instalasi entomologi antara lain :
a) Mikroskop dissecting (SMZ 745T, SMZ 1000)
b) Mikroskop compound (E100)
c) Mikroskop Stemi DV 4
d) Alat dan bahan survey nyamuk
e) Succeptibility test kit
f) Alat pendukung rearing nyamuk
g) Replika nyamuk Anopheles dan Aedes
h) Spray can 2 buah
i) Swing fog 1 unit
j) Mist blower 1 unit
k) Alat dan bahan pembuatan awetan nyamuk
c) Laboratorium Rodentologi
Ruang praktikum Rodentologi
Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan luas 35 m2, dengan
2 set meja kursi pegawai, 4 rak laci kabinet, 1 buah PC, 2 buah lemari
kayu, 1 buah lemari besi dan 16 buah kursi laboratorium. Sarana yang
dimiliki instalasi rodentologi diantaranya adalah alat-alat survei tikus,
alat-alat survei lingkungan dan spesimen tikus (kering dan basah) dari
beberapa daerah di Pulau Jawa.
d) Laboratorium Mikrobiologi, Biomolekuler dan Immunologi
Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan ukuran 35 m2 ,
dengan 4 meja, 2 kursi pegawai, lemari penyimpanan dari kayu 2
buah. Sarana pendukung di instalasi bakteriologi antara lain:
a) Thermal cycler (1 buah)
b) Microcentrifuge (1 buah)
c) Refrigerated centrifuge (1 buah)
d) Water Bath (1 buah)
e) Vortex (2 buah)
f) Horizonthal electrophoresis (1 buah)
g) Vertical electrophoresis (1 buah)
h) Analityc balance (2 buah)
i) Gel documentation (1 buah)
19
j) Bio Safety Cabinet (1 buah)
k) Incubator (1 buah)
l) CO2 incubator (1 buah)
m) Mikroskop lapang gelap (1 buah) ELISA Washer (1 buah)
n) ELISA Reader (1 buah)
o) Shaker (1 buah)
p) Sonicator (1 buah)
q) Spektrofotometer (1 buah)
r) Autoclave (1 buah)
s) Mikroskop fase kontras (1 buah)
t) Mikroskop inverted (1 buah)
u) Hot plate styrer (1 buah)
v) Deep freezer (1 buah)
w) 1 unit komputer dan 2 unit laptop
x) Software (Total lab dan UV-Visible and Fluorescence)
2) Instalasi Hewan Coba
Ruang Rearing Nyamuk
Ruang rearing merupakan bagian dari instalasi entomologi, sementara
menempati rumah dinas Balai Litbangkes Banjarnegara. Ruang ini
digunakan untuk mengembangbiakkan koloni nyamuk Aedes aegypti.
Ruang rearing diatur agar memiliki suhu 23-320C dan kelembaban antara
60-85%. Selain itu juga terdapat rak untuk penetasan telur, serta
pemeliharaan jentik dan nyamuk. Ruang rearing terhubung dengan
kandang hewan yang didalamnya digunakan untuk memelihara marmut
yang digunakan untuk pakan nyamuk.
Ruang Rearing Mencit
Ruang rearing mencit merupakan bagian dari instalasi rodentologi.
Menempati ruang berukuran 50 m2, terdapat 1 unit Mice cage and racks
dan box kandang. Ruang ini digunakan untuk mengembangbiakkan mencit
(Mus musculus albino) galur swiss dan balb-c serta tikus putih (Rattus
norvegicus albino) yang digunakan untuk penelitian, baik oleh peneliti Balai
Litbang P2B2 Banjarnegara maupun dari instansi lain.
3) Instalasi Sumber Daya Tumbuhan
Instalasi Sumber Daya Tumbuhan dibangun selain untuk penghijauan
di lingkungan kantor juga ditujukan untuk koleksi dan memelihara berbagai
20
tanaman pengusir nyamuk, tanaman obat dan tanaman pemandul tikus.
Tujuan pemeliharaan tanaman tersebut untuk pembelajaran. Beberapa
jenis tanaman pengusir nyamuk koleksi Balai Litbangkes Banjarnegara
diantaranya diantaranya geranium, zodia, selasih, lavender, rosemary,
basil, dan kemangi, tanaman obat : sirih, sirih merah, wijaya kusuma, jeruk,
aloevera, tanaman pemandul tikus : mindi dan mimba.
4) Instalasi Epidemiologi dan Infokes
Ruangan instalasi dengan fasilitas AC dengan ukuran 35 m2, 5 set
meja kursi dan 3 buah lemari penyimpanan. Sarana pendukung di instalasi
antara lain:
a) GPS Garmin dengan tipe Oregon 550 (1 buah), E trex (1 buah), 12XL
(2 buah), 76CSX (2 buah)
b) 2 unit PC, printer A3 serta alat-alat pendukung analisis data secara
epidemiologi dan statistik
c) Software (Arc View 3.3, SPSS 17, Corel X3, rekso translator)
c. Studio Multimedia
Berupa bangunan seluas 203,5 m2, dengan 2 set meja tamu, 6 unit AC,
80 kursi, LCD viewer, layar ukuran 6 x 4 m, perangkat audio / sound system,
DVD Player. Memiliki koleksi film antara lain film tentang kehidupan tikus, film
Awas Leptospirosis”, film tentang filariasis, film tentang demam berdarah
dengue “Awas Nyamuk Jahat”, film malaria dan film kunjungan PAUD/TK.
d. Kendaraan Dinas
1) Kendaraan roda empat : tiga unit mobil (1 unit Toyota Avanza, 1 unit Ford
Ranger dan 1 unit Toyota Sienta).
2) Kendaraan roda dua : dua unit sepeda motor (2 unit sepeda motor Honda
Supra X 125)
e. Sarana Penunjang
1) Sarana Teknologi informasi : LAN, Internet (Modem ADSL, Wifi), telepon
dan fax, CCTV, PABX, peralatan komunikasi, HT,
2) Peralatan ATK : mesin ketik, mesin hitung elektronik, paper cutter,
scanner.
3) Sarana presentasi (Camera DSLR, LCD viewer, Banner, Sound System,
Voice Recorder , DVD Player, Rak Display Portable, LED TV 42”)
4) Genset 500VA
5) Pemotong rumput
21
6) Mushola Balai Litbangkes Banjarnegara dibangun tahun 2013 dengan
dana pembangunan diperoleh dari kontribusi pegawai dan donatur.
3. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan
Sesuai tugas pokok dan fungsi Balai Litbangkes Banjarnegara melaksanakan
kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan dengan memfokuskan
penelitian dan pengembangan di bidang pengendalian leptospirosis.
Pada periode ini, penelitian kesehatan belum mampu secara penuh
memberikan asupan data dan informasi kesehatan terkait biomolekuler, klinis,
kesehatan masyarakat, dan iptek terkait kesehatan, karena lebih dominan
menyediakan data dan informasi terkait kesehatan masyarakat. Bila dikaitkan
dengan teori HL Blum, ada 4 (empat) determinan kesehatan yang perlu
diperhatikan, yaitu:
Lingkungan (biologi, fisik, kimia dan sosial)
Genetika/keturunan
Perilaku
Pelayanan kesehatan.
Artinya pada periode sebelum desentralisasi, Program Litbangkes belum
memberikan output, outcome, yang diharapkan dalam mendukung penyusunan
kebijakan masalah kesehatan di daerah.
4. Diseminasi Hasil Penelitian
Tiga pendekatan yang dapat membantu dalam diseminasi teknologi, yaitu:
faktor budaya, sosial, dan agen pembawa. Artinya, dalam diseminasi dan utilisasi
iptekkes, pertama kali perlu dilihat siapa sasaran dan apa metode pendekatan
yang digunakan. Tentunya ini sudah mengakomodasi pendekatan multisiplin yang
sudah dijelaskan pada bab terdahulu.
Ada 3 sasaran dari diseminasi dan utilisasi, yaitu akademik/academics,
pebisnis/business, dan pemerintah/government (ABG). Keserasian ABG dalam
menghasilkan inovasi produk atau proses akan berdampak positif terhadap
komunitas/community (C) baik pada upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, juga
pada misi penciptaan lapangan kerja baru dan tidak kalah pentingnya adalah
penggapaian cita-cita pengentasan komunitas dari kubangan kemiskinan.
Diseminasi iptek hasil Program Litbangkes, meliputi publikasi, sosialisasi,
seminar, advokasi dan mobilisasi. Diseminasi yang telah dilaksanakan di Balai
Litbangkes Banjarnergara sebagai berikut:
22
a. Melibatkan akademisi di dalam publikasi ilmiah, pertemuan ilmiah berkala,
workshop/Balaikarya, seminar hasil.
b. Melibatkan pemerintah di dalam sosialisasi, advokasi, dan pemberian opsi
untuk kebijakan dan teknis program/kegiatan.
c. Penyebarluasan hasil kegiatan dan penelitian melalui media internet yang dapat
diakses oleh akademik/Academics, pebisnis/Business, pemerintah/Government
dan komunitas/Community (ABGC).
d. Pembuatan Jurnal Balaba yang terbit dua kali setahun sejak tahun 2005.
e. Membuat media informasi baik berupa leaflet, buku saku maupun film/video
pembelajaran.
Melihat karakteristik Program Litbangkes dengan iptek yang dihasilkan, tentu
tidak serta merta langsung bermanfaat untuk masyarakat. Perlu proses lebih lanjut
dalam tataran pemerintah/kebijakan sebelum diluncurkan menjadi program dan
kegiatan untuk masyarakat. Namun, dalam hal diseminasi dan utilisasi, perlu
ditingkatkan dan digiatkan aktivitas berupa pemberian informasi publik melalui
media massa, elektronik, internet. Karena bagaimanapun, seorang ilmuwan
memiliki tanggung jawab moral dan etika dalam menyampaikan kebenaran untuk
kesejahteraan manusia.
5. Masalah dan Isu Stratejik
Berdasarkan hal-hal di atas, maka dapat dikemukakan beberapa masalah
yang dihadapi sebagai berikut :
a. Pesatnya perkembangan kasus penyakit bersumber binatang secara global
menuntut dukungan penelitian dan pengembangan yang bermutu sebagai
sumber Informasi IPTEK yang handal agar pemanfaatnnya benar-benar
berdaya guna dan berhasil guna untuk kesehatan masyarakat.
b. Meningkatnya kerja sama lintas sektor yang lebih luas, baik dengan Perguruan
Tinggi, Dinas terkait dan swasta dalam hal penelitian dan pengembangan
penyakit bersumber binatang, sehingga membawa konsekuensi peningkatan
sumber daya dan sumber dana.
c. Adanya kesenjangan jabatan struktural antara Balai Litbangkes dengan Dinas
lain di daerah sehingga menghambat koordinasi kegiatan lintas instansi di
daerah.
d. Hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit
bersumber binatang sampai saat ini mengalami banyak kendala untuk dapat
dimanfaatkan oleh pelaksana program. Hal tersebut disebabkan kurang
23
fokusnya kegiatan litbang yang dilaksanakan dari hulu ke hilir, karena banyak
institusi litbang penyakit bersumber binatang melakukan penelitian secara
parsial sehingga sulit untuk dikembangkan menjadi satu hasil komprehensif
yang dapat dimanfaatkan.
Adapun permasalahan yang dihadapi sampai dengan Tahun 2018:
a. Belum terpetakannya vektor dan reservoir yang berpotensi menyebarkan
penyakit bersumber rodensia
b. Penyakit tular rodensia yang ada di Indonesia belum merupakan penyakit
prioritas baik di daerah maupun nasional.
c. Belum diketahui cara pengendalian rodensia dan vektor secara efektif dan
efisien guna penanggulangan zoonosis.
d. Belum teridentifikasinya faktor risiko penyakit tular rodensia
e. Belum optimalnya dukungan penelitian dan pengembangan yang bermutu
sebagai sumber Informasi IPTEK yang handal guna pengambilan kebijakan
dalam bidang kesehatan.
f. Hasil penelitian Balai Litbangkes Banjarnegara belum mampu berkontribusi
signifikan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah. Hal ini
disebabkan karena:
1) Belum optimal dalam mengelola input dan proses litbangkes
2) Belum banyak menghasilkan rekomendasi yang berkontribusi langsung
pada kebijakan, program dan kegiatan
1. Belum banyak menghasilkan jumlah iptek yang berkontribusi pada
pembangunan kesehatan dan pengembangan iptek
2. Belum optimal mengelola modal sosial internal dan eksternal, agar kinerja
diakui, diapresiasi dan bermanfaat untuk kesejahteraan manusia
3. Belum optimal dalam mengidentifikasi kebijakan-kebijakan publik terkait
litbang dan iptek yang perlu dibarui dan diperbaiki
g. Diseminasi dan utilisasi produk Balai Litbangkes Banjarnegara belum dikelola
dengan maksimal. Hal ini disebabkan karena:
1. Belum optimal dalam mengidentifikasi kelompok sasaran yang relevan
agar informasi tepat sasaran dan tepat tindak lanjut
2. Masih rendahnya komitmen dalam mengembangkan jejaring iptekkes
agar seluruh potensi dan produk iptekkes dapat dikelola dan akhirnya
bermanfaat bagi masyarakat
24
h. Budaya organisasi Balai Litbangkes Banjarnegara belum dapat membangun
perilaku sebagai institusi Kemenkes dan iptekkes yang profesional. Hal ini
disebabkan karena:
1. Belum mampu menginternalisasikan visi, misi dan nilai Badan Litbangkes
serta tugas dan fungsi Balai Litbangkes Banjarnegara
2. Belum optimal mengidentifikasi dan mendayagunakan seluruh potensi
dan aset yang dimiliki sesuai kebutuhan kinerja
3. Belum maksimal membangun rasa memiliki dari seluruh pegawai.
D. RENCANA PENGEMBANGAN SDM, SARANA PRASARANA TAHUN 2015-2019
1. Rekuitmen Pegawai (CPNS)
Pendidikan 2015 2016 2017 2018 2019 JUMLAH Strata 1 Biologi 1 1 2 Manajemen 1 2 Sosiologi 1 1 Analisis Program dan Anggaran
1 1
Analis Data dan Informasi 1 1
Diploma III
Administrasi Perkantoran 1 1 Perpustakaan 1 1 Kesehatan Lingkungan 1 1 Elektromedik 1 1 Analisis Kesehatan 2 2 Jumlah 5 2 1 2 2 12
2. Pelatihan
Nama Pelatihan Rencana Pengembangan
2015 2016 2017 2018 2019 I. Pelatihan Dasar A. Metodologi Penelitian Dasar + + + + + B. Metodologi Penelitian Lanjutan + + + + + 1. Analisis Statistik Lanjutan + + + + + 2. Meta Analisis + + + + + 3. Disain Penelitian Lanjutan + + + + + 4. Riset Operasional + + + + + II. Pelatihan Teknis A. Dasar-dasar Entomologi dan
Parasitologi + + + + +
B. Manajemen Program Pemerantasan Penyakit
+ + + + +
C. Bionomik Vektor dan Dinamika Penularan
+ + + + +
III. Teknisi Fungsional Litkayasa 1. Elisa Test + + + + + 2. Pemeriksaan Sampel + + + + +
25
Nama Pelatihan Rencana Pengembangan
2015 2016 2017 2018 2019 3. Pengelolaan Laboratorium + + + + + 4.Aplikasi SIG dalam Penelitian Vektor
+ + + + +
IV. Pelatihan Penunjang A. Diklat Kepemimpinan
1. Diklat Kepimpinan III 2. Diklat Kepimpinan IV
B. Diklat Manajemen 1. Arsiparis + + + + + 2. Pengelola Barang + + + + + 3. Kepegawaian + + + + + 4. Perpustakaan + + + + + 5. Manajeman Informasi + + + + +
C. Diklat Keuangan + + + + +
3. Pendidikan
Nama Pendidikan Lanjutan Rencana Pengembangan
2015 2016 2017 2018 2019 Pendidikan Lanjutan S3 Entomologi 1 Kesehatan Lingkungan 1 GIS 1 Biomokuler 1 Epidemiologi Lapangan, Saint Veteriner, Promosi Kesehatan, Sistem Informasi Kesehatan, Kesehatan lingkungan, Entomologi, Ilmu Kedokteran Tropis, Biologi, Geografi, Keselamatan Kesehatan Kerja
3 2 3 2 3
Pendidikan Lanjutan S2 Administrasi Negara 1 Akuntansi, Manajemen 1 1 Ilmu Komunikasi 1 Pendidikan Lanjutan S1 Statistik, Kesehatan Lingkungan, Analis Kesehatan, Kesehatan Masyarakat
2 2 2 2 2
Kesekretariatan 1 Kesehatan Masyarakat 1 Pendidikan Lanjutan DIII Teknik Informatika 2
26
3. Pengembangan Sarana dan Prasarana
A. Sarana dan Prasarana Perkantoran
NO NAMA SARPRAS KANTOR*)
EXSISTING DATA SIMAK BMN
HASIL INVETARISASI FISIK BMN
KEBUTUHAN
KET JUMLAH
JUMLAH KONDISI
JUMLAH KONDISI
2015 2016 2017 2018 2019 B RR RB B RR RB
1 Meubelair dan lainnya
1 Gerobak Dorong 1 1 1 1 1
2 Rak-Rak Penyimpan 7 7 7 7 2 2
3 Lemari Penyimpan 8 8 8 8 6 3
4 Mesin Ketik Listrik 1 1 1 1 1
5 Mesin Penghitung Uang 1 1 1 1 1
6 Lemari Besi/Metal 22 22 22 22 5 4 2 3
7 Lemari Kayu 26 20 6 26 20 6 1
8 Rak Besi 2 2 2 2 2 4
9 Rak Kayu 1 1 1 1 1
10 Filing Cabinet Besi 10 10 10 10 3 2 3
11 Alat Penghancur Kertas 2 2 2 2 2 1 1
12 Meja Kerja Kayu 83 83 83 83 3 5 4
13 Kursi Besi/Metal 324 324 324 324 8 5
14 Kursi Kayu / meubelair 20 20 20 20 1
15 Meja Rapat 2 2 2 2 1 30 1
16 Meja Komputer 13 13 13 13 5 2 2
17 Tempat Tidur Kayu 6 6 6 6 2
18 Meja Resepsionis 2 2 2 2 2
19 Jam Elektronik 3 3 3 3 1
20 Lemari Es 7 7 7 7 2
21 Exhause Fan 2 2 2 2 2
22 Mimbar/Podium 1 1 1 1 1
23 Meja Struktural 1 1 1 1 1
27
NO NAMA SARPRAS KANTOR*)
EXSISTING DATA SIMAK BMN
HASIL INVETARISASI FISIK BMN
KEBUTUHAN
KET JUMLAH
JUMLAH KONDISI
JUMLAH KONDISI
2015 2016 2017 2018 2019 B RR RB B RR RB
24 Kursi Struktural 1 1 1 1 1
25 Mesin Pemotong Rumput 1 1 1 1 1
26 Drying Box 1 1
27 Loker 3 3
28 Rak Sepatu/Sandal 3 3
29
Meja Lab Semi Permanen dg Wastafel
1 1
30 Kursi Komputer 1 1
31 Kursi Laboratorium 1 1
32 Meja Demontranstrasi Lab 1 1
33 Meja Kerja Lab 1 1
34 Pembersih lantai (Scrubber dan
Polisher) 1 1
35 Tempat sampah roda (dust ben) 1 1
36 Mesin Fax 1 1
37 Mesin Bor Listrik 1 1
38 Mesin Grenda 1 1
39 Meubelair (1 set meubel) 1 1
40 Tangga panjang 7 M 1 1
41 Runing Text (2 unit) 1 1
42 Kitchen Set 1 1
2 Alat Pengolah Data:
1 P.C Unit 29 29 29 29 7 5 10 4 4
2 Lap Top 12 12 12 12 2 3 2 3
3 Printer (Peralatan Personal Komputer) 12 12 12 12 3 3 5 4 4
4
Scanner (Peralatan Personal Komputer)
5 5 5 5 1 2 4 1 2
28
NO NAMA SARPRAS KANTOR*)
EXSISTING DATA SIMAK BMN
HASIL INVETARISASI FISIK BMN
KEBUTUHAN
KET JUMLAH
JUMLAH KONDISI
JUMLAH KONDISI
2015 2016 2017 2018 2019 B RR RB B RR RB
5 External Hardisk 3 3 3 3 2 1 1 1
6 Server 2 2 2 2 1
7 Handy Cam 1 1 1 1 1
8 Uninterruptible Power Supply (UPS) 3 3 3 3 2 5 10 5 2
9 Voice Recorder 3 3 3 3 2
10 Tripod Camera 1 1 1 1 1
11 LCD Monitor 3 3 3 3 2
12 Barcode Scanner 1
13 Tangga panjang 7 M 1
14
Pembersih lantai (Scrubber dan Polisher)
1
15 Tempat sampah roda (dust ben) 1
16 Mesin Bor Listrik 1
17 Mesin Grenda 1
3 Alat Komunikasi:
1 White Board 4 4 4 4 2
2 Copy Board/Elektric White Board 1 1 1 1 1
3 Mesin Absensi 1 1 1 1 1 1
4 LCD Projector/Infocus 5 5 5 5 3 1
5 Alat Komunikasi Telephone Lainnya 2 2 2 2 2
6 Kamera DLSR 1 1 1 1 1
7 Lensa Kamera 1 1 1 1 1
8 Sound System Portable 1 1 1 1 1
9 Network CONTROL System 1 1 1 1 1
10 Speaker Portable (TOA) 1
11 Sepeda Motor 1 1 1 1 1
12 Tas Kamera 1
29
NO NAMA SARPRAS KANTOR*)
EXSISTING DATA SIMAK BMN
HASIL INVETARISASI FISIK BMN
KEBUTUHAN
KET JUMLAH
JUMLAH KONDISI
JUMLAH KONDISI
2015 2016 2017 2018 2019 B RR RB B RR RB
13 Alat Telekonference 1
4 Alat Laboratorium
1 PH Meter (Alat Ukur Universal) 5 5 5 5 2
2
Thermohygrometer (Alat Ukur Universal)
4 4 4 4 4
3
Thermostat ( Penguji Pemeriksaan Termometer )
1 1 1 1 1
4 Timbangan Pegas Capasitas 10 Kg 8 8 8 8 8
5 Psychometer Sling/Wherling 3 3 3 3 3
6 Bacterial Colony Counter 1 1 1 1 1
7 Centrifuge (Alat Laboratorium Umum) 1 1 1 1 1
8 Sentrifuge Untuk Microplate 1 1 1 1 1
9 Micro Pippettes 5 5 5 5 2
10 Lemari Asam 1 1 1 1 1
11 Cooler (Alat Laboratorium Makanan) 3 3 3 3 1
12 Stereo Microskop 3 3 3 3 1 1
13 Laboratory Incubator 1 1 1 1 1
14 Vacum Destilator 1 1 1 1 1
15 Pipetter Epperdort 9 9 9 9 2
16 Filter Funnel 1 1 1 1 2
17 GPS 2 2 2 2 4
18
Incinerator (Heat Generating Equipment)
1 1 1 1 1
19 LTBS Trap 1 1 1 1 1
20 Instalasi Hidroponik NFT 1 1 1 1 1
21 Instalasi Hidroponik Tower 1 1 1 1 1
22 Biosafety Cabinet (BSC) 1 1 1 1 1
30
NO NAMA SARPRAS KANTOR*)
EXSISTING DATA SIMAK BMN
HASIL INVETARISASI FISIK BMN
KEBUTUHAN
KET JUMLAH
JUMLAH KONDISI
JUMLAH KONDISI
2015 2016 2017 2018 2019 B RR RB B RR RB
A Laboratorium Parasitologi
1 Vacuum filtration system lengkap 1 1
2 Vortex mixer 1 1
3 Egg Counting Chamber 1 1
4 Deep Freezer 1 1
5 Haemocytometer 2 2
6 Standing mikropipet 2 2
7 Tabung Nitrogen vol 10-20 dg sprayer 1 1
8 Autoclave 1 1
9 waterbath 1 1
10 Standing mikropipet 2 2
11
Tabung nitrogen vol. 10 - 20 kg lengkap dg sprayer 1
1
12 Shaker 1 1
13 Haemocytometer 3 3
14 Timbangan analititk 1 1
B Laboratorium Entomologi
1
Motorized Research Stereo Microscope, Episcopic & Diascopic OCC Illumination
1
1
2
Sofwere NIS Element Advance Research
1
1
3
Photomicrography Camera System, Full Frame & 45 FPS
1 1
4
Advanced Research Software (diperlukan bila menggunakan motorized microscope)
1 1
5 Meja Laboratorium= Island Bench, 1 1
31
NO NAMA SARPRAS KANTOR*)
EXSISTING DATA SIMAK BMN
HASIL INVETARISASI FISIK BMN
KEBUTUHAN
KET JUMLAH
JUMLAH KONDISI
JUMLAH KONDISI
2015 2016 2017 2018 2019 B RR RB B RR RB
ISB-4PR16 (meja laboratorium tanpa rak dan kran)
6
Lemari Penyimpanan Stainless Steel 304 Berblower + Pintu Kaca - LSSK No. 32
3 3
7
Kursi Laboratorium AH-Sandaran No. 70
5 5
C Instalasi Hewan Coba
1
Bioquip Larval Tray 34.3x25.4cm + Cover
20 20
2 Larval Tray 45.7 x 31.8 cm 20 20
3 Tray funnel cover 5 5
4 6 well Sorting Tray 3 3
5 Oven Listrik 1 1
6 Hair Clipper 1 1
7 Vacuum cleaner kecil 1 1
8 Penghancur jarum 1 1
9
Laboratory temperature and humidity datalogger
3 3
D
Laboratorium Mikrobiologi, Biomolekuler dan Immunologi
1 Rak glasware 2 2
2 mikropipet 0,5 - 10 2 2
3 mikropipet 2 - 20 2 2
4 mikropipet 20 - 200 2 2
5 Mikropipet 100-1000 1 1
6 microcentrifuge 1 1
7 incubator 1 1
32
NO NAMA SARPRAS KANTOR*)
EXSISTING DATA SIMAK BMN
HASIL INVETARISASI FISIK BMN
KEBUTUHAN
KET JUMLAH
JUMLAH KONDISI
JUMLAH KONDISI
2015 2016 2017 2018 2019 B RR RB B RR RB
8 vortex 1 1
9 hot plate 1 1
10 Termometer freezer 4 4
11 Mikropipet multichanel 10-100 1 1
12 Oven 1 1
13 spiner 1 1
14 PCR Cabinet 1 1
15 Exhauser 1 1
16 Freezer - 80 1 1
17 waterbath 1 1
18 neraca analitik 1 1
19 autoclave 1 1
20 pH meter laboratorium 1 1
21 nano drop 1 1
22 electroblotter 1 1
23 mikropipet 0,5 - 10 1 1
24 mikropipet 2 - 20 1 1
25 mikropipet 20 - 200 1 1
26 Mikropipet 100-1000 1 1
27 BSC Class II 1 1
28 horizontal electrophoresis 1 1
E Laboratorium Rodentologi
1 Timbangan Pesola 100 gr 2 2
2 Timbangan Pesola 500 gr 2 2
3 Timbangan Pesola 1000 gr 2 2
4 Composing 1 2
5 Thermo Higro Meter Digitl 2 2
33
NO NAMA SARPRAS KANTOR*)
EXSISTING DATA SIMAK BMN
HASIL INVETARISASI FISIK BMN
KEBUTUHAN
KET JUMLAH
JUMLAH KONDISI
JUMLAH KONDISI
2015 2016 2017 2018 2019 B RR RB B RR RB
6
Drone (Dgn Kamera + Remote Control) ==> Dji Phantom
1
1
7 Meja Lab lapangan 2 2
8 Spesimen Cabinet 6 6 F Instalasi Sumber Daya Tumbuhan
1 Alat EktraksI 1
2 Alat Pengukur Kelembaban Udara 1
3 Total Disolved Solid (TDS) Meter 1
4 Digital Soil Tester 1
5 Digital Soil PH 4 IN 1 1
6 Petridish 1
7 Spatula 1
8 Timbangan 0.01-100gr 1
9 Gelas Ukur 1
10 Pembakar Bunsen (Bunsen Burner) 1
11 Plastik Warp 1
12 Autoclave Electric 1
13 Hot Plate & Magnetic Stirer 1
14 Water Timer / Manuall Timer 1
5 Pendingin udara:
1 Kipas Angin 5 5 5 5 2
6 Peralatan mesin:
1 Genset 1 1 1 1 1
7 Perpustakaan
1 Buku Perpustakaan 492 492 492 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt 1 pkt
34
B. RENCANA KEBUTUHAN BMN - GEDUNG, BANGUNAN DAN RUMAH DINAS
No Kode Barang
EXSISTING DATA SIMAK BMN HASIL INVENTARISASI
FISIK BMN KEBUTUHAN
Ket JUMLAH
Nama Bangunan/Gedung Jumlah lantai
Luas (m2)
KONDISI Luas (m2)
KONDISI 2016 2017 2018 2019
B RR RB B RR RB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 Banjarnegara 1 Pembangunan Rumah Dinas √ 2 Pembangunan Dorlop √
3 Pembangunan Gedung Lap Biologi Lingkungan
√
4 Aspal Jalan Kantor √ 5 Perluasan Gedung Kantor √
C. RENCANA KEBUTUHAN BMN - ALAT ANGKUT DAN ALAT BESAR (MESIN)
No Kode Barang Nama Kend
DATA SIMAK BMN HASIL INVENTARISASI FISIK
BMN KEBUTUHAN
Ket
JUMLAH
JUMLAH KONDISI
JUMLAH KONDISI
2015 2016 2017 2018 2019 B RR RB B RR RB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16
1 Kend roda 4
1
2 Kend roda 2
1
Total 3 3 0 0 3 3 0 0
35
4. Pengembangan Program Dan Kerjasama
JENIS PENGEMBANGAN RENCANA PENGEMBANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
Informasi Publikasi Dokumentasi Desiminasi Informasi Seminar/Pertemuan Ilmiah + + + + + Pameran + + + + Akreditasi Jurnal Balaba + + + Perpustakaan + + + Jaringan/LAN + + + + + Diseminasi hasil-hasil penelitian + + Advokasi aplikasi kebijakan daerah + + + + + Kerjasama Jaringan Penelitian Daerah + + + + + Pengembangan Percepatan Visi Daerah + + + + + Rujukan spesimen + + + + + PKL dan Magang Mahasiswa + + + + +
5. Agenda Riset Balai Litbangkes Banjarnegara Tahun 2015-2019
Tujuan:
a. Umum
Panduan bagi peneliti di Balai Litbangkes Banjarnegara dalam merencanakan dan
melaksanakan penelitian kesehatan tahun 2015-2019
b. Khusus
1) Agar kegiatan litbang bidang kesehatan lebih berfokus dan saling mendukung satu
sama lain
2) Meningkatkan sumberdaya Iptek Kesehatan, baik SDM, sarana dan prasarana
termasuk laboratorium
3) Meningkatkan jejaring iptek bidang kesehatan
4) Menjadikan hasil penelitian kesehatan sebagai produk untuk mendukung
kemandirian dan daya saing industri kesehatan
36
MATRIKS RENCANA PENELITIAN TAHUN 2015-2019 A. MALARIA No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
1 Pengembangan kultur Plasmodium dari daerah endemis di laboratorium secara in vitro Area: teknologi
√
2 Kajian/Riset Vektoria pada daerah endemis di Prov. Jawa Tengah Tujuan: Mengetahui vektoria penular penyakit potensial di Jawa Tengah Area : Perilaku Vektor dan Manusia
√
3 Evaluasi Dan Intervensi Pengendalian Malaria Di Daerah Endemis Tujuan : mengevaluasi upaya pengendalian malaria dg menghitung parameter entomologi, sekaligus intervensi yang dapat mengembangkan/memperbaiki upaya pengendalian sebelumnya
√
4 Peran Lintas Program, Lintas Sektor dan Masyarakat dalam upaya Eliminasi Malaria di Kabupaten Banjarnegara
√
5
Implementasi Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) melalui pendekatan keluarga dalam pengendalian penyakit tular nyamuk (DBD dan Malaria) di Provinsi Jawa Tengah
√
B. DBD NO URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019
1 Studi Resistensi Larva Aedes aegypti dan Aedes albopictusTerhadap Larvasida Temephos di Indonesia (Lanjutan penelitian) Area:Uji Insektisida
√
2 SkriningVirus Dengue pada Kasus Tersangka dan Vektor Tersangka DBD Berdasarkan Geografi di Jawa Trengah Area: Epidemiologi penyakit &reservoir
√
3 Model Intervensi dalam merubah Persepsi Masyarakat tentang Fogging Area : Perilaku Vektor dan manusia
√
4 Karakteristik bionomik dan habitat Aedes aegepty pada daerah endemis dan non endemis DBD di Provinsi Jateng Area : Perilaku vektor dan manusia
√
5 Patogenitas transovarial DBD Area:perilaku vektor &manusia √
6 Studi Epidemiologi spasial DBD dan Surveilans Vektor DBD di Provinsi Jawa Tengah Area :Epidemiologi penyakit&reservoir
√
7 Pendekatan Ecohealth Untuk Pengendalian DBD Di Daerah Endemis √
8 Pengaruh daun X sediaan obat nyamuk bakar & spray terhadap angka fekunditas dan fertilitas Aedes aegypti di lab.
√
9 Evaluasi Daerah Potensial DBD Dengan Menilai Maya Index √
10 Implementasi Gerakan Masyarakat Sehat Dalam PSN DBD Melalui Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik
√
11 Implementasi Juru Pembasmi Jentik (Jubastik) Dalam Penanggulangan DBD di Kabupaten Banjarnegara dan Kota Tegal Jawa Tengah
√
37
C.LEPTOSPIROSIS NO URAIAN/TOPIK 2015 2016 2017 2018 2019
1
Propagasi, Karakterisasi dan Pemanfaatan Ab monoklonal Spesifik Leptospira untuk Deteksi Penyakit Leptospirosis dengan Teknik ELISA Area : Teknologi (diagnosis & pengendalian)
A. Hibridisasi Limfositdan Myeloma √ B. Seleksi Hibridoma Producer √ C. Karakterisasi Antibodimonoklonal √ D. Propagasi In Vitro Sel Hibridoma Dan Purifikasi √ E. Pembuatan kit FELISA dan uji diagnostik √
2 Model deteksi dini/Algoritme diagnosa dini Leptospirosis di daerah endemis dan non endemis Area : Teknologi (diagnosis & pengendalian)
√
3 Uji coba model untuk penanganan leptospirosis pada suatu wilayah Area : pemberdayaanmasyarakat √
4 Pengembangan model untuk penanganan leptospirosis pada suatu wilayah Area : Teknologi (diagnosis & pengendalian)
√
5 Pengembangan kombinasi kit diagnosis cepat leptospirosis dan Demam Berdarah Dengue menggunakan protein rekombinan LIPL41 bakteri Leptospira dan NS-1 virus Dengue
√
6 Pengembangangan Model Surveilans Leptospirosis di Indonesia Tahun 2019 √
D. FILARIASIS
NO URAIAN/TOPIK 2015 2016 2017 2018 2019 1 Pemanfaatan Radiasi dalamPengendalian vektor Filariasis (NyamukCulex quiquifasciatus) di Kota
Pekalongan.
A. Pembiakan lab dan uji dosis pemandulan nyamuk Culex quiquifasciatus √ B. Uji daya saing kawin dosis mandul Culex quiquifasciatus √ C. Uji aplikasi TSM semi lapang pada nyamuk Culex quiquifasciatus √ D. Uji aplikasi TSM pada Culex quiquifasciatus pada skala lapangterbatas √ E. Uji aplikasi TSM pada Culex quiquifasciatus skala standard Kemenkes. √ 2 Multicenter Filariasis √
E. PES NO URAIAN/TOPIK 2015 2016 2017 2018 2019 1 Rekonfirmasi pes pada daerah fokus dan bekas fokus pes Area : epidemiologi dan surveilans √ 2 Uji coba model untuk penanganan pes pada suatu wilayah Area: Teknologi pengendalian √ 3 Kajian Pes dalam rangka perubahan status daerah Fokus pes DIY Area : epidemiologi √ 4 Kajian Etnomedicine Kayu Pakis Haji Sebagai Pengusir Tikus di Kabupaten Kudus Jawa Tengah √
38
F. MURINE TYPHUS NO URAIAN/TOPIK 2015 2016 2017 2018 2019
1 Pendataan/screeningmurine typhus dan scrub typhus pada Rumah Sakit di Jateng,Jatim, DIY Area : Epidemiologi dan surveilans
√ √
2 Identifikasi faktor risiko murine typhus dan scrub typhus termasuk seroprevalens pada rodent Area : Epidemiologi dan surveilans
√
G. PENYAKIT LAINNYA NO URAIAN/TOPIK 2015 2016 2017 2018 2019 1 Deteksi Dini Dan Pemetaan Faktor Risiko Japanese Encephalitis Di Berbagai Daerah Potensial Di
Jawa Area : Epidemiologi √ √
2 Studi Toxoplasmosis pada tikus domestik di lab Area : Diagnosis dan identifikasi √ 3 Studi Toxoplasmosis pada WUS di masyarakat wilayah Provinsi Jawa Tengah Area : Epidemiologi √ 4 Perbandingan uji elisa, felisa danCITT (Card Immunoblotting Toxoplasma Test) untuk mendeteksi
toksoplasmosis pada ibu melahirkan dan atau keguguran di Kabupaten Banyumas. √
5 Perbandingan Uji Elisa, Felisa dan ToMAT untuk Mendeteksi Toksoplasmosis pada Ibu hamil, melahirkan dana tau keguguran di Kab.Banyumas
√
39
Matrik Rencana Usulan Kegiatan Tahun 2015 – 2019 Balai Litbangkes Banjarnegara
Indikator Kinerja Kegiatan/Output Sub Output/Komponen/ Kegiatan Target Anggaran (juta)
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 052 Jumlah publikasi karya tulis
ilmiah di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional
2 5 5 6 6 61.390.000 97.925 110.715 110.715 260.720
052 Penerbitan Jurnal 61.390.000 80.525 84.190 82.695 95.000 053 Pelaksanaan Workshop Penulisan 17.400 22.220 054 Pelaksanaan Registrasi Naskah
Publikasi 5.000 5.000 6.000
056 Pelaksanaan Workshop Penulisan Jurnal Online
21.525 23.020 27.500
058 Diseminasi Hasil Penelitian 110.000 053 Jumlah hasil penelitian dan
pengembangan di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
2 7 1 1 3 1.109.965 1.240.311 800.000 979.960 2.880.820
052 Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1.109.965 1.240.311 800.000 979.960 2.880.820
951 Layanan Internal (overhead) 8 9 5 1 5 1.774.904 3.159.086 1.651.673 1.241.519 8.970.220 006 Tanah 007 Peralatan dan Mesin 1.374.095 583.964 680.500 304.584 1.332.515
008 Gedung dan Bangunan 1.911.090 6.500.000 051 Pelaksanaan Layanan
perencanaan, penganggaran, monitoring dan evaluasi, data dan informasi
192.330 227.957 348.700 443.708 443.800
052 Pelaksanaan Layanan Umum, Dokumentasi dan Jejaring
50.089 162.545 157.900 105.869 106.000
053 Pelaksanaan Layanan Hukum, Organisasi, dan Kepegawaian
107.865 132.207 157.000 235.849 235.900
054 Pelaksanaan Layanan Keuangan dan BMN
50.525 105.743 171.000 151.509 152.000
Rupiah Murni 41.080 91.501 151.700 127.504 PNBP 9.445 14.242 19.300 24.005 055 Pelaksanaan manajemen
Laboratorium 35.940 136.500 200.005
994 Layanan Perkantoran 12 12 12 1 1 3.560.235 4.040.929 4.328.028 4.455.177 4.886.624 001 Gaji dan Tunjangan 2.219.959 2.637.464 2.923.000 2.936.027 3.088.810 002 Operasional dan Pemeliharaan 1.340.276 1.403.465 1.405.100 1.519.150 1.797.814
Jumlah 6.506.494 8.538.251 6.890.416 6.789.046 16.998.384
40
BAB III VISI, MISI, TUGAS, FUNGSI, DAN NILAI BALAI LITBANGKES
1. Visi dan Misi
Visi dan Misi Balai Litbangkes Banjarnegara merujuk dari Visi Misi Kementerian
Kesehatan yang juga mengacu pada Visi Misi Presiden yaitu: Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong –
royong.
Misi Presiden :
a. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah.
Menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai Negara kepulauan.
b. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berdasarkan
Negara hukum.
c. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
Negara maritim.
d. Mewujudkan Kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional
g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Agenda prioritas (NAWA CITA):
a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga Negara.
b. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
d. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
f. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
h. Melakukan revolusi karakter bangsa.
i. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi
41
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Visi dan Misi : Sebagai Lokomotif Penelitian dan legitimator program pembangunan
kesehatan berbasis bukti
2. Tugas
Melakukan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
3. Fungsi
a. Penyusunan rencana dan program, dan anggaran kegiatan penelitian dan
pengembangan kesehatan
b. Pelaksanaan penelitian dan kajian di bidang kesehatan dan keunggulan tertentu
c. Pelaksanaan pengembangan metoda, model dan teknologi di bidang kesehatan
dan keunggulan tertentu
d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan berbasis pelayanan
e. Pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan kesehatan
f. Pelaksanaan diseminasi, publikasi dan advokasi hasil-hasil penelitian dan
pengembangan kesehatan
g. Pelaksanaan kerja sama dan jaringan informasi penelitian dan pengembangan
kesehatan
h. Pelaksanaan bimbingan teknis penelitian dan pengembangan kesehatan ;
i. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
j. Pelaksanaan ketatausahaan Balai.
4. Nilai
Dalam menjalankan visi dan misi melalui implementasi tugas dan fungsi, Badan
Litbangkes memiliki nilai-nilai yang diacu berupa:
a. Nilai-nilai Kemenkes, yaitu Pro rakyat, Inklusif, Responsif, Efektif efesien, dan
Clean (PIREC)
b. LITBANG : Loyal, Integritas, Tanggungjawab, Berbagi, Amanah,Niatkan Ibadah,
Goal Oriented
c. Boleh salah tidak boleh bohong
d. Tertib dalam kebebasan
e. Menjunjung tinggi moral ilmiah dan moral etik.
42
BAB IV RENCANA KEGIATAN 2015-2019
A. TUJUAN
Kementerian Kesehatan mempunyai tujuan terselenggaranya pembangunan
kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu meningkatnya status kesehatan masyarakat
dan meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat
terhadap risiko sosial dan finansial bidang kesehatan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) sebagai salah satu unit eselon di
bawah Kementerian Kesehatan yang melaksanakan kegiatan penelitian dan
pengembangan kesehatan.
Tujuan indikator Balai Litbangkes Banjarnegara Tahun 2015-2019 adalah
meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang upaya kesehatan masyarakat.
Indikator yang akan dicapai adalah:
1. Publikasi karya tulis ilmiah di bidang upaya kesehatan masyarakat yang dimuat
dimedia cetak dan atau elektronik nasional dan internasional adalah sebanyak 24
jumlah publikasi.
2. Menghasilkan penelitian dan pengembangan kesehatan yang berkualitas sesuai
kebutuhan stakeholder serta mendukung program pembangunan kesehatan
adalah sebanyak 14 hasil penelitian
B. SASARAN
Sasaran kinerja utama Badan Litbangkes adalah Meningkatnya kualitas
penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan dengan
indikator kinerja utama berupa Jumlah Penelitian yang diproses dalam HAKI yang
targetnya adalah 2 output setiap tahunnya. Dalam mendukung sasaran kinerja utama
Badan Litbangkes tersebut, khususnya Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat,
Balai Litbangkes Banjarnegara memiliki kegiatan utama yaitu penelitian dan
pengembangan penyakit bersumber binatang, publikasi hasil penelitian dan Dukungan
Manajemen Lainnya Pada Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Sasaran yang akan dihasilkan dari kegiatan utama ini yaitu:
1. Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang upaya kesehatan
masyarakat.
2. Meningkatnya jumlah publikasi ilmiah di bidang upaya kesehatan masyarakat.
3. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas generik dan tugas
teknis Lainnya pada program penelitian dan pengembangan kesehatan.
43
Dari tujuan tersebut dijabarkan melalui penetapan sasaran yang ingin dicapai
yaitu;
1. Tercapainya kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan di Balai
Litbangkes Banjarnegara yang mempunyai implikasi terhadap kebijakan maupun
program kesehatan, bersifat inovatif dan mengarah standarisasi.
2. Tersedianya tenaga Balai Litbangkes Banjarnegara yang profesional menurut
jumlah, kepakaran, jenjang fungsional, serta jenjang pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan.
3. Tersedianya fasilitas instalasi /laboratorium, perpustakaan dan perangkat jejaring
informasi Balai Litbangkes Banjarnegara serta sarana dan prasarana pendukung
yang sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah maupun mutu.
4. Terlaksananya pengembangan jaringan informasi melalui peningkatan
aksesibilitas, pemanfaatan website dan perpustakaan Balai Litbangkes
Banjarnegara.
5. Terlaksananya pemanfaatan hasil Balai Litbangkes Banjarnegara dikalangan
pelaksana program/pengambilan keputusan, kalangan ilmiah dan masyarakat.
6. Terwujudnya jejaring kemitraan Balai Litbangkes Banjarnegara dengan sektor
terkait serta bekerja sama dalam penelitian dan pengembangan kesehatan.
Rencana Aksi Kegiatan diarahkan untuk memberikan:
1. Bukti prasyarat untuk merancang dan menetapkan kinerja Balai Litbangkes
Banjarnegara.
2. Bukti penilai untuk memberikan rekomendasi terhadap permasalahan
pengendalian penyakit bersumber rodensia bagi stakeholder (Dinas Kesehatan)
pada lokasi penelitian di wilayah kerja Balai Litbangkes Banjarnegara.
3. Kebaruan dan perbaikan bagi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
C. INDIKATOR KINERJA
Dalam dokumen Renstra Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015 – 2019,
sasaran outcome hasil program dan kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan adalah meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan
pemanfaatan di bidang kesehatan. Balai Litbangkes Banjarnegara termasuk dalam
satuan kerja ampuan Pusat Penelitian Upaya Kesehatan Masyarakat (Ukesmas).
Untuk sasaran Pusat Penelitian Ukesmas adalah meningkatnya penelitian dan
pengembangan di bidang upaya kesehatan masyarakat, sehingga capaian output
Balai Litbangkes Banjarnegara mendukung sasaran output Puslitbang Ukesmas.
Sasaran output Balai Litbangkes Banjarnegara tertuang dalam Rencana Aksi Kegiatan
44
Balai Litbangkes Banjarnegara 2015-2019 adalah meningkatnya penelitian dan
pengembangan di bidang upaya kesehatan masyarakat, dengan indikator kinerja
utamanya yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel Indikator Kinerja Balai Litbangkes Banjarnegara Tahun 2015-2019
Sasaran Strategis Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang upaya kesehatan masyarakat
Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang upaya kesehatan masyarakat yang dimuat dimedia cetak dan atau elektronik nasional dan internasional
2 5 5 6 6
Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
2 7 1 1 3
D. KEGIATAN
Kegiatan dalam pengelolaan Program Litbangkes adalah sebagai berikut:
1. Diutamakan memberikan kontribusi signifikan pada salah satu fokus Kementerian
Kesehatan, yaitu Pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular, dan
penyehatan lingkungan
2. Pengelolaan sumberdaya Balai Litbangkes Banjarnegara bersifat proaktif, yaitu
tidak mengandalkan sepenuhnya pada fasilitas negara, namun memberikan ruang
untuk kreativitas dan inovasi sumberdaya sesuai aturan hukum
3. Pengelolaan pendidikan, pelatihan, dan forum peneliti, litkayasa dan administrasi
dilakukan dengan menumbuhkembangkan iklim ilmiah yang sehat.
4. Produk penelitian dan pengembangan kesehatan dengan unggulan pengendalian
Leptospirosis adalah publikasi ilmiah, model intervensi, dan opsi rekomendasi.
E. STRATEGI
Strategi Rencana Aksi Kegiatan lima tahunan Balai Litbangkes Banjarnegara
dalam hal ini adalah pendekatan secara keseluruhan terkait dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Keseluruhan
rangkaian kegiatan tersebut hendaknya mengikuti falsafah: policy follow research,
penelitian harus bersifat antisipatif sebagai bukti prasyarat kegiatan (evidence based
program) bukan sebaliknya. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja,
45
memiliki tema, identifikasi faktor pendukung yang rasional, efisien, dan memiliki taktik
untuk mencapai tujuan secara efektif.
Dalam pengelolaan program dan kegiatan, Balai Litbangkes Banjarnegara
memiliki komponen strategi yang mengawal hal tersebut, yaitu:
1. Peningkatan mutu litbangkes, dengan strategi:
a. Pengembangan aset manusia litbang dan ilmu pengetahuan teknologi
kesehatan (Iptekkes) melalui pendidikan, pelatihan, dan pengembangan
kompetensi.
b. Peningkatan sarana dan prasarana litbangkes melalui pengadaan dan
pemeliharaan bahan, alat, gedung, dan teknologi, termasuk metodologi.
c. Efisiensi dan efektivitas anggaran litbangkes melalui perencanaan dan
pelaksanaan berbasis kinerja.
2. Pengembangan hasil litbangkes, dengan strategi:
a. Meningkatkan koordinasi dan kemitraan untuk pengembangan hasil litbangkes
dengan pendekatan multi disiplin dan multi institusi
b. Mengikuti pembinaan litbangkes dari Badan Litbangkes secara kontinyu mulai
dari identifikasi orientasi produk sampai diseminasi hasil.
3. Diseminasi hasil litbangkes dengan strategi:
a. Pemuatan hasil litbangkes dalam jurnal nasional yang terakreditasi
b. Pemuatan hasil litbangkes dalam jurnal internasional
c. Mengadakan diseminasi hasil Litbangkes dalam berbagai format
4. Pemanfaatan hasil litbangkes, dengan strategi:
a. Menyediakan data, informasi, HKI, rekomendasi yang berorientasi pada
kebutuhan akademisi, bisnis, dan pemerintah (program).
b. Pemanduan dan pendampingan dalam utilisasi hasil litbangkes.
c. Penyelenggaraan forum penyampaian hasil olahan penelitian dengan Unit
Perencanaan dan pelaksana program secara tematik dan berkala
d. Pemanfaatan hasil hasil litbangkes termasuk di dalamnya berbagai hasil
penelitian secara nasional
Hambatan dalam Pelaksanaan Strategi
Selama pelaksanaan kegiatan dan program sampai dengan Tahun 2018 Balai
Litbangkes Banjarnegara menemui hambatan dalam mencapai tujuan dan sasaran,
antara lain:
1. Hambatan terkait peningkatan mutu litbangkes :
a. Masih kurangnya kapasitas SDM khususnya peneliti dan calon peneliti
dengan masih adanya rangkap jabatan dari peneliti dan calon peneliti
46
b. Adanya keterbatasan anggaran untuk kegiatan litbangkes, sehingga masih
terdapat area roadmap penelitian yang belum terlaksana
2. Hambatan terkait pengembangan hasil litbang
Masih kurangnya orientasi peneliti dalam menghasilkan litbang yang berpotensi
mengarah ke Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
3. Hambatan terkait diseminasi hasil
Tidak terdapat hambatan yang signifikan dalam kegiatan diseminasi hasil litbang
4. Hambatan terkait pemanfaatan hasil ltbangkes
Masih kurangnya kemampuan peneliti dalam mengemas hasil penelitian ke dalam
bahasa kebijakan sehingga masih kurang dirasakan manfaatnya secara langsung
bagi program
Terobosan yang Dilakukan
Berkaitan dengan hambatan-hambatan yang dihadapi, telah dilakukan berbagai
upaya sebagai tindak lanjut mengatasi permasalahan yang ada dengan cara:
1. Terobosan terkait peningkatan mutu litbangkes
a. Peningkatan mutu SDM peneliti dan calon peneliti melalui upaya tugas belajar
sesuai dengan kebutuhan institusi, peningkatan kapasitas pegawai melalui
kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat), selain itu juga dilaksanakan pertemuan
ilmiah berkala dengan mengundang narasumber untuk topik tertentu yang sesuai
kebutuhan intitusi
b. Seiring adanya Reformasi Birokrasi, telah dilakukan penempatan pegawai sesuai
tugas pokok dan fungsinya menurut peta jabatan termasuk di dalamnya peneliti
dan calon peneliti, meskipun masih terdapat pegawai dengan tugas tambahan,
selanjutnya akan dilakukan upaya penataan melalui rotasi dan rekrutmen pegawai
secara bertahap sehingga pada akhirnya akan lebih optimal
c. Melakukan kerjasama dengan Balitbangda, Perguruan Tinggi dan instansi lainnya
dalam upaya meningkatkan alokasi anggaran kegiatan litbang, disamping itu juga
memanfaatkan peluang penelitian kompetitif dengan anggaran dari luar DIPA
satker.
d. Dalam rangka meningkatkan dukungan kegiatan penelitian yang semakin
kompleks dan dinamis, Balai Litbangkes Banjarnegara telah mengupayakan
terlaksananya akreditasi Laboratorium Mikrobiologi, Biomolekuler dan Immunologi
dengan melakukan pendampingan sejak tahun 2016
e. Penguatan riset berbasis pelayanan melalui penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) pada semua bagian yang ada di laboratorium, sehingga
memudahkan dalam pengelolaan, analisis dan pemanfaatannya.
47
f. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kepada stake holder maka pada
bulan November 2017 Balai Litbangkes Banjarnegara mengembangkan sebuah
sistem pelayanan berbasis aplikasi yang diberi nama Sistem Informasi Layanan
Ilmiah atau disingkat menjadi “SI-YANI”
2. Terobosan terkait pengembangan hasil litbangkes
Koordinasi dan konsultasi dengan tim sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Badan
Litbang Kesehatan untuk mereview hasil-hasil penelitian satker yang berpotensi
menghasilkan HKI. Selain itu juga mengirimkan SDM untuk mengikuti pelatihan
drafting paten di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
3. Terobosan terkait diseminasi hasil litbangkes
Pada tahun 2015 jurnal ilmiah satker BALABA telah terkareditasi oleh LIPI. Saat ini
terus diupayakan peningkatan kualitas jurnal agar status akreditasi bisa
dipertahankan.
4. Terobosan terkait pemanfaatan hasil litbangkes
Dilakukan upaya komunikasi dengan pemegang program untuk menginventarisasi
hasil-hasil penelitian yang bisa dijadikan masukan untuk program sehingga bisa lebih
dirasakan manfaatnya.
48
BAB V INDIKATOR KINERJA SASARAN DAN TARGET TAHUNAN
Balai Litbangkes Banjarnegara merupakan unit pelaksana teknis Badan Litbangkes
yang dalam ini di bawah bimbingan teknis dari Pusat Upaya Kesehatan Masyarakat.
Program Litbangkes memiliki outcome meningkatnya penelitian dan pengembangan di
Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat dengan meningkatkan kualitas litbang dan
pemanfaatan di bidang kesehatan melalui penapisan, pengaturan, pemanfaatan dan
pengawasan terhadap penggunaan teknologi dan produk kesehatan.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran kinerja sejak tahun 2011 dibuatlah indikator
kinerja sasaran yang mendukung indikator kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat. Adapun
indikator tersebut meliputi :
a. Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan di bidang Upaya Kesehatan
Masyarakat
b. Tersedianya publikasi karya tulis ilmiah di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat yang
dimuat di media cetak dan atau elektronik nasonal dan internasional
Tabel. Penetapan Indikator Kinerja Sasaran Balai Litbangkes Banjarnegara Tahun 2015 – 2019
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019 Target Target Target Target Target
Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang upaya kesehatan masyarakat
Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasonal dan internasional
2 5 5 6 6
Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
2 7 1 1 3
49
BAB VI PEMANTAUAN DAN PENILAIAN
Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan perlu dikelola dengan
pendekatan muldisiplin dan multiinstitusi, yang juga harus mengembangkan seluruh
komponen-komponen mulai dari input, proses, output, dan outcome, agar berkontribusi
signifikan untuk pembangunan kesehatan dan pengembangan iptek kesehatan.
Mekanisme ini ternyata mengalami berbagai hambatan dan belum dapat dilaksanakan
secara optimal meskipun sampai sekarang telah banyak peraturan perundangan yang
diterbitkan dalam rangka litbang/ iptek secara umum dan litbang/iptekkes secara khusus.
Balai Litbangkes Banjarnegara sebagai UPT Badan Litbangkes, belum dapat
berfungsi secara efektif dan efisien, karena belum optimalnya kontribusi pihak-pihak
terkait dalam mekanisme kemitraan akibat sistem dan pedoman kerja belum tersusun
sebagaimana yang harus dicapai bersama. yang dilibatkan dan mekanisme kemitraan.
Untuk itu dengan adanya rencana aksi ini mekanisme kerja dapat lebih terarah namun
tetap harus dilakukan pemantauan dan penilaian.
Kualitas atau mutu penelitian dapat dikendalikan antara lain dengan melakukan
monitoring dan evaluasi. Melalui monitoring dapat diketahui keefektifan proses
pelaksanaan penelitian dan melalui evaluasi akan diketahui mutu hasil atau baik tidaknya
suatu hasil penelitian. Monitoring dan evaluasi atau sering disingkat Monev dapat
merupakan kunci dalam penjaminan mutu suatu program, termasuk dalam program
penelitian. Pelaksanaan monev dalam manjemen penelitian, dilakukan sepanjang proses
penelitian berjalan. Kegiatan monev ini dapat dilakukan pada bagian pertengahan atau
pada bagian akhir proses penelitian. Mengingat pentingnya penelitian yang dilakukan oleh
Balai Litbangkes Banjarnegara, khususnya dalam rangka pemberian data dasar untuk
penentuan kebijakan, maka penelitian harus dapat dikendalikan dan diarahkan agar
proses dan hasilnya bukan hanya sesuai dengan rencana, melainkan juga sesuai dengan
standar mutu yang telah ditetapkan. Dengan demikian, kegiatan monitoring dan evaluasi
harus dilakukan dan agar kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut berlangsung secara
terarah dan mencapai hasil sebagaimana di harapkan, maka perlu disusun Panduan
Monitoring dan Evaluasi Penelitian di Lingkungan Balai Litbangkes Banjarnegara.
Penyusunan panduan monitoring dan evaluasi ini dimaksudkan agar kegiatan monitoring
dan evaluasi penelitian yang dilakukan di Balai Litbangkes Banjarnegara berlangsung
efektif. Dengan kata lain, panduan ini dimaksudkan sebagai rujukan bagi peneliti dan tim
pemantau atau petugas monev dalam menjalankan tugas monitoring dan evaluasi
penelitian di Balai Litbangkes Banjarnegara. Dalam hal ditemui hambatan atau kendala
yang tidak dapat dihindari, harus dicari solusi agar penyimpangan tidak terlalu jauh dari
rencana yang sudah ditetapkan.
50
1. PEMANTAUAN (MONITORING)
Monitoring adalah kegiatan pemantauan atau pengamatan yang berlangsung
selama kegiatan berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian
pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Monitoring
penelitian adalah kegiatan pemantuan terhadap program penelitian agar
pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Monitoring dapat
dilakukan baik terhadap kualitas penelitian maupun pemanfaatan dana yang tersedia
atau dianggarkan. Untuk mempermudah pelaksanaan monitoring sebaiknya tiap
penelitian atau penanggungjawab kegiatan diharuskan mengisi form monev (progress
report) setiap bulan. Tiap penelitian hendaknya membuat log book sebagai salah satu
alat kendali pelaksanaan .penelitian sekaligus sebagai pedoman atau kompas untuk
peneliti. Pelaksanaan monitoring harus mengacu pada protokol yang sudah disusun
peneliti sebelum penelitian dimulai. Monitoring dapat mengendalikan proses
penelitian agar berlangsung secara efektif dan mencapai hasil sesuai yang
direncanakan.
2. EVALUASI
Evaluasi adalah upaya menilai kualitas program dan hasil-hasilnya secara
berkala dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Evaluasi penelitian berarti
upaya menggali informasi terhadap proses dan hasil penelitian untuk menilai
kualitasnya dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Dengan kata lain evaluasi
menggali informasi yang berkait dengan pelaksanaan penelitian dan hasilnya sebagai
bahan untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengambilan kebijakan penelitian
lebih lanjut.
3. ORGANISASI PELAKSANA
Kegiatan monitoring dan evaluasi berada di bawah tanggung jawab Kepala
Balai Litbangkes Banjarnegara yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Seksi
Program dan Evaluasi.
4. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penelitian yang dilakukan
dibebankan pada Anggaran Seksi Program dan Evaluasi Balai Litbangkes
Banjarnegara.
5. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi kegiatan dilakukan setiap bulan berdasarkan
rencana kegiatan oleh masing-masing penanggungjawab, kemudian dilakukan
rekapitulasi oleh petugas monev di seksi program dan kerjasama setiap bulannya
untuk dilakukan evaluasi.
51
BAB VI PENUTUP
Program Litbangkes memerlukan proses dan waktu tidak singkat, sumber daya yang
memadai serta partisipasi seluruh komponen pengelola litbangkes dan iptekkes. Karena
itu, pelaksanaan semua rencana tindak dalam Rencana Aksi Kegiatan ini, evaluasi dan
penilaian perlu melibatkan semua pihak, termasuk pihak Kemenkes, instansi
pengawasan/pemeriksaan pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi dan lembaga
litbang dan iptek terkait.
Balai Litbangkes Banjarnegara menyambut baik kerjasama nasional dan
internasional, termasuk kerjasama regulasi dan bantuan teknis, dalam memperkuat
kemampuan litbangkes sebagai data pendukung pemerintah daerah dalam mengatasi
masalah kesehatan, dan menjadikan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan
sebagai evidence based dalam membantu menyelesaikan permasalahan kesehatan
khususnya dalam pengendalian Leptospirosis.