Referat Condylar Neck Fraktur

28
REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012 BAB I PENDAHULUAN Pada umumnya setiap dokter perlu mengenal prinsip-prinsip dasar dalam perawatan pasien dengan cedera rahang wajah dengan semakin meningkatnya angka-angka kejadian kecelakaan dari kendaraan rekreasi, volume kecelakaan mobil, cedera konflik antar individu. Maka setiap dokter pada suatu waktu dapat dihadapkan dengan pasien yang memerlukan perawatan trauma kepala dan leher. Cedera wajah dan leher ini harus ditangani dengan tepat, baik pada stadium awal maupun lanjut karena cedera demikian dapat melibatkan bagian-bagian penting dari seluruh sistem tubuh termasuk juga bagian wajah dengan keterlibatan estetika. Setiap dokter harus dapat menilai secara cepat keparahan cedera rahang pada wajah dan leher dan harus segera merencanakan yang tepat penatalaksanaan pasien tersebut. 1 Pada referat ini akan memaparkan seluruh hal mengenai fraktur condilus leher dari anatomi-fisiologi, etiologi, mekanisme, diagnosis, penatalaksanaan dan komplikasi. Bagian anatomi dari kondilus ini terdapat rahang bawah pada mandibula yang paling sering terjadi fraktur. Namun sangat disayangkan kasus fraktur kondilus ini tidak ada garis pedoman yang jelas untuk perawatannya karena hanya beberapa penelitian yang mempunyai ketertarikan mengenai fraktur kondilus leher pada mandibula. Gejala yang terjadi akibat trauma dari fraktur kondilus ini asimetris pada rahang bawah, 1

Transcript of Referat Condylar Neck Fraktur

Page 1: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

BAB I

PENDAHULUAN

Pada umumnya setiap dokter perlu mengenal prinsip-prinsip dasar dalam perawatan

pasien dengan cedera rahang wajah dengan semakin meningkatnya angka-angka kejadian

kecelakaan dari kendaraan rekreasi, volume kecelakaan mobil, cedera konflik antar individu.

Maka setiap dokter pada suatu waktu dapat dihadapkan dengan pasien yang

memerlukan perawatan trauma kepala dan leher. Cedera wajah dan leher ini harus ditangani

dengan tepat, baik pada stadium awal maupun lanjut karena cedera demikian dapat

melibatkan bagian-bagian penting dari seluruh sistem tubuh termasuk juga bagian wajah

dengan keterlibatan estetika.

Setiap dokter harus dapat menilai secara cepat keparahan cedera rahang pada wajah

dan leher dan harus segera merencanakan yang tepat penatalaksanaan pasien tersebut.1 Pada

referat ini akan memaparkan seluruh hal mengenai fraktur condilus leher dari anatomi-

fisiologi, etiologi, mekanisme, diagnosis, penatalaksanaan dan komplikasi.

Bagian anatomi dari kondilus ini terdapat rahang bawah pada mandibula yang paling

sering terjadi fraktur. Namun sangat disayangkan kasus fraktur kondilus ini tidak ada garis

pedoman yang jelas untuk perawatannya karena hanya beberapa penelitian yang mempunyai

ketertarikan mengenai fraktur kondilus leher pada mandibula. Gejala yang terjadi akibat

trauma dari fraktur kondilus ini asimetris pada rahang bawah, terdengar bunyi klik dan terasa

lunak pada anak-anak jarang terjadi tetapi sebaliknya terjadi pada orang dewasa dan

klasifikasi dari fraktur – fraktur kondilus pada mandibula sehingga dapat secara tepat

melakukan penatalaksanaan.2

1

Page 2: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

BAB II

ANATOMI DAN FISIOLOGI

MANDIBULA

Secara anatomi tulang mandibula adalah tulang rahang bawah dan merupakan tulang

muka yang paling besar dan kuat. Mandibula merupakan satu – satunya tulang pada

tengkorak yang dapat bergerak. Mandibula dapat ditekan dan diangkat pada waktu membuka

dan menutup mulut. Dapat ditonjolkan, ditarik ke belakang dan sedikit digoyangkan dari kiri

ke kanan dan sebaliknya sebagaimana terjadi pada waktu mengunyah. Pada

perkembangannya tulang ini terdiri dari dua belahan tulang yang bersendi di sebelah anterior

pada simpisis mental, persatuan kedua belahan tulang ini terjadi pada umur dua tahun

membentuk sebuah korpus yang letaknya horisontal dan berbentuk seperti tapal kuda,

menjorok ke muka serta mempunyai dua buah cabang yang menjorok ke atas dari ujung

posterior korpus.3

Bagian – bagian mandibula, yaitu : 

A. Korpus 

Korpus juga mempunyai dua permukaan, yaitu :  1) Permukaan eksternus ;

Permukaan eksternus kasar dan cembung. Pada bagian ini terdapat suatu linea oblikum yang

meluas dari ujung bawah pinggir anterior ramus menuju ke bawah dan ke muka serta berakhir

pada tuberkumum mentale di dekat garis tengah. Dan terdapat juga foramen montale yang

terletak di atas linea oblikum dan simpisis menti yang merupakan rigi di garis tengah yang

tidak nyata di bagian atas pada tengah pada tempat persatuan dari kedua belahan foetalis dari

korpus mandibula. 2) Permukaan internus ; Permukaan internus agak cekung. Pada

permukaan ini terletak sebuah linea milohyodea, yang meluas oblik dari di bawah gigi molar

ke tiga menuju ke bawah dan ke muka mencapai garis tengah, linea milohyodea ini menjadi

origo dari muskulus milohyodeus. Linea milohyoidea membagi fossa sublingualis dari fossa

submandibularis. 

Korpus mempunyai dua buah pinggir, yaitu : 1) Pinggir atas (alveolaris) ; Merupakan

lekuk dari gigi geligi tetap. Terdapat delapan lekuk dari masing – masing belahan mandibula

( dua untuk gigi seri, satu untuk gigi taring, dua untuk gigi premolar dan tiga untuk gigi

molar). Pada orang tua setelah gigi – gigi tanggal lekuk – lekuk ini tidak tampak karena

atropi tulang yang mengakibatkan berkurangnya lebar corpus mandibula. 2) Pinggir bawah

(basis) ; Pinggir ini tebal dan melengkung yang melanjutkan diri ke posterior dengan pinggir

2

Page 3: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

bawah ramus. Sambungan kedua pinggir bawah ini terletak pada batas gigi molar ke tiga, di

tempat ini basis disilang oleh arteri fasialis. Fossa digastrika yang merupakan lekukan oval

terletak pada masing – masing sisi dari garis tengah. Merupakan origo dari venter anterior

muskulus digastrikus. Sepanjang seluruh basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan tepat di

atasnya (superfasialis) dilekatkan platisma. 

B. Ramus 

Ramus terdiri dari dua permukaan, yaitu :  1) Permukaan eksternus (lateralis) ;

Permukaan ini kasar dan datar. Bagian posterior atas licin yang berhubungan dengan glandula

parotis. Sisa dari permukaan merupakan insersio dari muskulus masseter.  2) Permukaan

internus (medialis) ; Pada permukaan ini terletak foramen mandibulare yang merupakan awal

dari kanalis mandibularis serta dilalui oleh nervus dentalis dan pembuluh – pembuluh

darahnya. 

Pinggir – pinggir pada ramus, yaitu : 

1. Pinggir superior, merupakan insisura – insisura tajam dan cekung mandibularis di

antara prosesus – prosesus koronoideus dan prosesus kondiloideus.

2. Pinggir anterior, melanjutkan diri ke bawah dengan garis oblik.

3. Pinggir posterior, tebal dan alur – alur merupakan permukaan medialis dari glandula

parotis.

4. Pinggir inferior, melanjutkan diri dengan pinggir inferior korpus dan bersama – sama

membentuk basis mandibula.

3

Page 5: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

Peranan fisiologi dari tulang mandibula adalah ikut membantu seluruh rahang bawah

dan daerah wajah untuk bergerak.4

Tulang mandibula mempunyai 2 prosesus yaitu 1) prosesus alveolar yang

mengelilingi akar-akar gigi geligi bawah dan menyangga gigi. 2) prosesus koronoid yang

adalah prosesus yang tajam seperti gunting di anterior prosesus kondilaris, yang terjadi

tarikan daerah insersio m.temporal, perluasan ligamen superior tepi anterior ramus. Ramus

mandibula inilah yang naik vertikal pada kedua sisi dari aspek posterior kondilus

mandibula.3,4

Perubahan dalam keseimbangan otot yang mengikuti fraktur condilus.

Gambar tarikan otot pada tulang mandibula

5

Page 6: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

Perubahan dalam keseimbangan otot yang mengikuti fraktur condilus dari gambar

tarikan otot pada tulang kondilus diatas. Deviasi dari garis tengah mandibula dalam posisi

tertutup yang mengikuti fraktur kondilus tidak dapat dijelaskan dengan ligamen dari tindakan

tanpa perlawanan otot pterigoid eksternal di sisi fraktur. Jelas bahwa efek menarik apapun

dari otot pterigoid eksternal di sisi tidak patah akan menyebabkan kondilus bergerak ke depan

ke eminensia ligamen.

Setiap gerakan kondilus di sisi saja pada dasarnya terdiri dari rotasi sumbu vertikal.

Pada otot pterigoid eksternal tidak memiliki fungsi dalam menggerakan rahang atas,

sedangkan pada otot pterigoid internal dan otot maseter bergabung untuk mengerakan rahang

bawah ligamen vertikal. Ketika terjadi fraktur di kondilus maka yang terjadi adalah otot-otot

yang melapisinya akan kaku. Pada sisi yang terjadi fraktur maka sumbu vertikal tersebut

akan berlawanan arah pada garis tengah mandibula. Kompensasi pada otot maseter dan otot

pterigoid internal yang dalam melawan ketegangan ini terlihat jelas ketika membuka mulut

terjadi penyimpangan atau wajah terlihat tidak simetris yang mana rahang bawah tersebut

tertarik ke sisi fraktur.

6

Page 7: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

ETIOLOGI

Menurut survey di district of Columbia hospital dari 540 kasus fraktur condilus

mandibula yaitu 1) 69 % kasus terjadi akibat kekerasan fisik (perkelahian), 2) 27 % akibat

kecelakaan lalu lintas, 3) 12 % akibat kecelakaan kerja, 4) 2% akibat kecelakaan saat

olahraga.6

7

Page 8: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

PATOFISOLOGI

Kelainan patofisiologi berupa dislokasi, Internal derangement dan closedlock ;  1)Dislokasi

seringkali timbul dan disebabkan oleh hipermobilitas dari kondilus mandibula. Subluksasi ( dislokasi parsial

dari sendi) menyebabkan pemindahan dari kondilus, biasanya tidak membutuhkan pengelolaan medis.

Kondisi yang lebih serius timbul ketika kondilus mandibula bertranslasi ke anterior di depan artikular

eminence dan terkunci pada posisi itu. Dislokasi dapat terjadi secara unilateral atau bilateral dan dapat

timbul secara spontan ketika mulut membuka secara lebar, seperti pada saat menguap, makan, atau

pada saat prosedur  perawatan gigi. Dislokasi dari kondilus mandibula yang bertahan lebihdari

beberapa detik biasanya akan menyebabkan sakit dan biasanya juga menibulkan kekakuan otot parah. 

Dislokasi dapat diatasi sesegera mungkin. Pengurangannya dilakukan dengan membuat tekanan ke

bawah pada gigi posterior dantekanan ke atas pada dagu, disertai dengan displacement ( pemindahan ) pada

posterior mandibula. Pengurangan ini biasanya juga tidak sulit. Bagaimanapun, kaku otot dapat

menghambat pengurangan tersebut, terutama sekali ketika dislokasi tidak dapat dikurangi sesegara mungkin.

2) internal derangement ; merupakan salah satu kelainan intraartikular sendi temporo mandibular,

dimana terdapat hubungan yang tidak harmonis antara diskus artikularis dengan kondilus. Baik itu bersifat

unilateral ataupun bilateral. Jika perlekatan meniskus pada kutub processus kondilaris lateral mengendur atau

terputus, atau jika mengalami kerusakan atau degenerasi akibat trauma atau penyakit sendi ( terutama stratum

superior, yaitu serabut elastik), atau keduanya, maka stabilitas sendi akan terganggu. Akibatnya akan

terjadi pergeseran diskus ke arah antero medial akibat tidak adanya penahan terhadap musculus

pterigoideus lateralis superior. Berkurangnya pergeseran ke arah lateral anterior yang spontan dari

diskus akan menimbulkan ³clicking´ yang khas, yang akan terjadi bila jarak antar insisal meningkat.

Sumber ³clicking´ sendi ini berhubungan dengan pergeseran processus kondilaris melewati

pita posterior meniskus yang tebal. Dengan memendeknya pergeseran anterior dari meniskus,

terjadi ³clicking´ berikutnya. Pada tahap inilah diskus akan bersifat fibro kartilagenus, yang mendorong

terbentuknya konfigurasi cembung-cembung. Terdapat 2 klasifikasi dalam internal derangement: 1.dengan

reduksi ; cliking opening dan closing ( reciprocalcliking ),  pembukaan mulut normal, rasa sakit deviasi

mandibula. 2. tanpa reduksi ; tidak adanya cliking, keterbatasan membuka mulut, nyeri, mandibula

defleksi.

3 ) closed lock  ; Merupakan akibat dari pergeseran diskus ke anterior yang terus bertahan. Bila pita

posterior dari diskus yang mengalami deformasi tertahan di anterior processus condylaris, akan

terbentuk  barier mekanis untuk pergeseran processus condylaris yang normal. Jarak antar insisal

jarang melebihi 25mm, tidak terjadi translasi, dan fenomena ³clicking´ hilang. Closed lock dapat terjadi

sebentar-sebentar dengan disela oleh ³clicking´ dan ³locking ,́ atau bias juga bersifat permanen. Pada

8

Page 9: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

kondisi persisten, jarak antarainsisal secara bertahap akan meningkat akibat peregangan dari perlekatan

posterior discus yang disertai dengan osteoarthritis pada processus condylaris dan eminentia

articularis.Terdapat juga keadaan dimana closed lock bersifat akut yang mana keadaan closed lock yang

akut biasanya diakibatkan oleh trauma yang menyebabkan processus condilaris terdorong ke posterior

dengan akibat terjadi cedera pada perlekatan posterior. Rasa sakit atau tidak enak yang

ditimbulkannya dapat sangat parah, dan keadaan ini kadang disebut sebagai discitis. Discitis ini lebih

menggambarkan peradangan pada perlekatan discus dari pada keadaan diskus yang avascular/aneural.

Gambar mekanisme arah trauma

Gambar ilustrasi arah trauma

Mekanisme fraktur kondilus ; 1) Arah trauma dari luar (Kinetic Emergency Imparted to the

Individual) berupa pukulan atau serangan dari orang lain. 2) Arah trauma dari pasien sendiri

(Kinetic Emergency Derived from the Individual) berupa benturan suatu suatu benda. 3)

Kombinasi 1 dan 2. 6 (gambar arah trauma)

9

Page 10: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

DIAGNOSA

Diagnosis fraktur dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dari riwayat kejadian, pemeriksaan

klinis, dan pemeriksaan penunjang.

Anamnesis

Pada anamnesis keluhan subyektif berkaitan dengan fraktur dicurigai dari adanya 1) nyeri ; Rasa nyeri

yang hebat dapat dirasakan saaat pasien mencoba menggerakkan rahang untuk berbicara, mengunyah atau

menelan. ,2) pembengkakan oklusi abnormal, 3) mati rasa pada distribusi saraf mental, 4) pembengkakan, 5)

memar, 6) ketidakmampuan mengunyah. 7) trismus ; Ketidakmampuan membuka mulut lebih dari 35 mm,

batas terendah nilai normal adalah 40 mm. 8) Krepitasi tulang tulang adalah bunyi berciut yang terdengar jika

tepian-tepian fraktur bergesakan saat berlangsungnya gerakan mengunyah, bicara, atau menelan.

Selain itu keluhan biasanya disertai riwayat trauma seperti 1. Kecelakaan lalu lintas, 2. Kekerasan, 3.

Terjatuh, 4.Kecelakaan olah raga.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik ; fraktur  1. Pemeriksaan klinis ekstraoral tampak diatas tempat terjadinya fraktur

biasanya terjadi ekimosis dan pembengkakan. Sering terjadi laserasi jaringan lunak dan terlihat jelas

deformasi. Jika terjadi perpindahan tempat dari fragmen-fragmen itu pasien tidak menutup mulut

menggantung kendur dan terbuka. Pasien sering kelihatan menyangga rahang bawah dengan tangan. Dapat

pula air ludah bercampur darah menetes dari sudut mulut pasien.Palpasi lembut dengan ujung-ujung jari

dilakukan terhadap daerah kondilus kedua sisi, kemudian diteruskan kesepanjang perbatasan bawah

mandibula. Bagian-bagian melunak harus ditemukan pada daerah-daerah fraktur, demikian pula terjadinya

perubahan kontur dan krepitasi tulang. Jika fraktur mengenai saraf maka bibir bawah akan mengalami mati

rasa. 2. Pemeriksaan klinis intraoral ; Setiap serpihan gigi yang patah harus dikeluarkan. Dari dalam mulut.

Sulkus bukal diperiksa adanya ekimosis dan kemudian sulkus lingual. Hematoma di dalam sulkus lingual

akibat trauma rahang bawah selalu patognomonik fraktur mandibula.Dengan hati-hati dilakukan palpasi pada

daerah dicurigai farktur ibu jari serta telunjuk ditempatkan di kedua sisi dan ditekan untuk menunjukkan

mobilitas yang tidak wajar pada daerah fraktur.6

10

Page 11: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Gambar foto lateral kepala dan leher

Pada gambar foto lateral kepala dan leher terlihat dislokasi mandibula. Kedua kondilus mandibular

(berlabel M) dislokasi anterior untuk masing-masing fossa mandibular (panah merah dan hitam) di temporal

tulang. Panah biru menunjuk ke eminensia ligament yang mencegah kondilus (hitam M) dari relokasi di

fossa mandibular (panah hitam).

11

Page 12: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

PENATALAKSANAAN

Perawatan pada penderita fraktur kondilus mandibula dapat menggunakan beberapa cara : 1)

pemberian obat – obatan ; obat-obatan yang diberikan berupa obat yang melenturkan otot, untuk

meredakankan rasa nyeri misalnya anti peradangan non steroid. 2) fisioterapi ; dapat berupa pengurangan

otot-otot yang kaku. 7 Perawatan fraktur dislokasi ; 1).Reposisi Manual. 2). Bila gagal serclation (IV

Diazepam) atau muscle relaxan immobilsasi 10-14 hari. Perawatan Indirect reduction ; Dengan cara traksi

melalui Angulus Mandibula. Perawatan Direct reduction ; condylectomi ; tidak menjadi suatu indikasi

primer dalam menangani fraktur condilus. Sangat jarang dilakukan ini dikarenakan produksi osteofit pada

permukaan ligament ikut terganggu.

Penatalaksanaan disesuaikan dengan klasifikasi sederhana sesuai dengan golongan anak-anak dan

dewasa pada fraktur –fraktur kondilus mandibula sebagai berikut:

Anak ;

1. Fraktur-fraktur intrakapsular yang menyangkut langsung pada persendiaan. Sebagian anak yang

mengalami fraktur kondilus kartilago serta permukaan artikular timbul terjadi gangguan pertumbuhan. Pada

kelompok ini harus dirawat dengan cara gerakan-gerakan aktif yang harus dimulai dari awal agar supaya

dapat menekan sekecil mungkin risiko terjadinya ankilosis. Jika terjadi maloklusi sebagai akibat terjadinya

injuri kondilar, maka itu dapat di abaikan karena akan terjadi perbaikan yang spontan bila gigi-gigi

berkembang.

2. Fraktur-fraktur ekstrakapsular ; Fraktur ekstrakapsular ini di rawat secara konservatif meskipun

mempunyai resiko terjadinya ankilosis. Pada umumnya gerakan permulaan harus dicoba tetapi jika terasa

nyeri maka diperbolehkan memakai cara imobilisasi singkat kurang lebih selama 7 hari. Lebih lanjut untuk

semua fraktur kondilus yang parah terjadi pada anak disarankan agar melakukan tindakan lanjut

pemeriksaan sampai proses pertumbuhan berhenti.

Dewasa ;

1. Fraktur intrakapsular unilateral; Oklusi biasanya terganggu dan fraktur sebaiknya dirawat secara

konservatif tanpa melakukan imobilisasi pada mandibula. Kadang-kadang terjadi sedikit maloklusi, terutama

bila bersamaan terjadinya pengeluaran cairan ke dalam sendi itu, dapat dipakai fiksasi intrakapsular yang

sederhana dengan memakai kawat “eyelet”. Hal ini sebaiknya tidak dipertahankan lebih dari 2 minggu untuk

mencegah resiko kecil pada ankilosis.

2. Fraktur ekstrakapsular unilateral ; pada fraktur yang oklusi nya tidak manggangu tidak perlu

perawatan aktif. Pada kasus dislokasi fraktur yang maloklusi sehubungan terjadinya pemendekan tinggi ramus

12

Page 13: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

da kontak prematur gigi-gigi molar perlu menggunakan fiksasi intermaksilarr yang dipertahankan selama 3

sampai 4 minggu untuk penyatuan stabilitas fraktur.

3. Fraktur intrakapsular bilateral ; pada fraktur intrakapsular bilateral ini biasanya akan kaku atau sendi-

sendi temporomandibular akan ankilosis jika imobilisasi diperpanjang lebih dari 2 atau 3 minggu bilamana

oklusi tidak terganggu sesudah periode tersebut. Walaupun pada kenyataaannya akan terganggu secara

menetap kecuali kalau fiksasi intermaksilar itu btetap dipertahankan untuk periode yang lebih lama. Ini akan

sangat baik dipasang splin pada bagian atas dan bawah serta lengkungan dengan gantungan-gantungan agar

elastic intermaksilar yang berselang-berseling dapat dipasang. Mandibula di mobilisasi secara sempurna

selama 2 minggu dan pasien diharuskan memakai fiksasi yang elastic antara splin atas dan bawah setiap

malam. Selama siang elastic tersebut dikendurkan atau di buka sepenuhnya dan dicoba untuk melakukan

gerakan aktif. Metode ini dipertahankan selama 6 minggu pada waktu mana oklusi yang stabil sehingga

hasilnya memuaskan sehingga berfungsinya kembali dengan baik.2

diagram yang menunjukan suatu cara pemasangan splin pada bagian atas dan bawah atau lengkungan dengan

gantungan dengan memakai fiksasi elastic.

4. Fraktur ekstrakapsular bilateral ; Ini dilakukan saat kedua kondilus terkena farktur di bawah kapsul,

biasanya terjadi dislokasi pada satu atau lainnya yang paling umum terjadilah secara anteromedial. Oklusi

13

Page 14: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

sering mengganjal pada gigi-gigi posterior. Imobilasi pada mandibula dipertahankan selama 4 sampai 6

minggu untuk penyatuan fraktur yang stabil. Meskipun imobilisasi diperpanjang tetapi fraktur kondilus tidak

mengalami remodeling secara cukup karena tinggi vertical ramus yang harus diperbaiki saat di fiksasi

dibuang. Suatu gigitan terbuka akan terus tumbuh bilamana gerakan diperbolehkan, meskipun ankilosis pada

sendi temporomandibular itu sendiri tidak terjadi dengan fraktur ekstrakapsular, yang akan terjadi adalah

pembentukan kalus yang menyebabkan perpindahan sendi. Dengan alasan inilah banyak ahli bedah yang

berupaya untuk dapat mereduksi fraktur pada salah satu ada kedua sisi dengan cara distraksi atau eksplorasi

terbuka. Distraksi pada tempat fraktur dapat dilakukan dengan memakai intermaksilar dengan bekas luka itu

dibuka ke arah posterior pada lapisan oklusal atau memakai splin yang dipertebal secara lokal ini adalah suatu

operasi yang sulit .

Gambar ini menunjukan suatu cara memfiksasi langsung fraktur pada kondilus yang berubah tempat

dengan memakai kawat kirschner.2

14

Page 15: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

KOMPLIKASI

Komplikasi Fraktur Kondiler Mandibula mempunyai efek : 1. Kerusakan fungsi oklusi,. 2.Kerusakan

sendi 3.Ankilosis sendi sehingga ada gangguan rahang. 4. Kerusakan pertumbuhan rahang bawah.

15

Page 16: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

BAB III

RESUME

Fraktur kondilus cenderung terjadi karena posisinya yang menonjol. Kondilus

mandibula merupakan sasaran pukulan dan benturan yang mana banyak ditemukan pada

anak-anak dan dewasa muda. Fraktur kondilus mempunyai gambaran yang khas pada wajah

penderita yang sukar menutup kedua rahangnya, dan anamnesis mempunyai riwayat trauma

serta pemeriksaan fisik yang sudah di uraiakan kemudian dengan pemeriksaan penunjang

semakin memperkuat diagnosis kerja kita. Kemudian dilakukan penatalaksanaan yang sesuai

berdasarkan kelompok usia anak atau remaja dan jaringan fraktur nya yang terklasifikasi.

Tatalaksana yang dilakukan umumnya dengan memfiksasi tulang yang patah dengan

memakai kawat kirschner. Jika tidak segera ditatalaksanakan akan terjadi komplikasi.

16

Page 17: Referat Condylar Neck Fraktur

REFERAT Periode 16 april s/d 12 mei 2012

DAFTAR PUSTAKA

1. Adams, George L, et all. 1997. Boeis : Buku Ajar Penyakit THT, Cetakan III. EGC.

Jakarta

2. Suryo, sutatmi. 1992. Peter banks : Buku Fraktur Pada Mandibula Menurut Killey.

Cetakan I. GAJAH MADA UNIVERSITY. Yogyakarta.

3. Basmajian, John V. 2005. Grant Anatomi Klinik. BINARUPA AKSARA. Tangerang.

4. Liebgott, Bernard. 1994. Dasar-dasar Anatomi Kedokteran Gigi. EGC. Jakarta.

5. Nanci, Antonio.2003. Oral Histology. MOSBY. Canada.

6. Rowe, L., et all. 1995. Fractures of the Facial Skeleton. LIVINGSTONE. London.

7. Robert, et all. 1995. Fractures of the Jaws. Edisi III. LEA AND FEBIGER.

Philadelphia.

8. Pedersen, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. EGC. Jakarta.

17