Referat ASI_
-
Upload
william-sulistyono -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
description
Transcript of Referat ASI_
REFERAT
ILMU PENYAKIT ANAK
Oleh:
Findrilia Sanvira Santoso, S.Ked
2007.04.0.0014
Pembibing:
Dr. Aniek, Sp.A
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai dua tahun merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian ASI pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.
Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2009, pemenuhan kebutuhan gizi bayi 0-6 bulan mutlak diperoleh melalui ASI bagi bayi dengan ASI eksklusif. Berdasarkan hal ini maka upaya perbaikan gizi bayi 0-6 bulan dilakukan melalui perbaikan gizi ibu sebelum dan pada masa pemberian ASI eksklusif (WHO, 2009). Nilai nutrisi ASI lebih besar dibandingkan dengan susu formula, karena mengandung lemak, karbohidrat, protein, dan air dalam jumlah yang tepat untuk percernaan, perkembangan otak dan pertumbuhan bayi. Selain itu ASI memberikan proteksi terhadap berbagai penyakit infeksi dan berbagai penyakit kronis dikemudian hari. Dalam seri Lancet tahun 2003, dinyatakan bahwa 13% dari anga kematian balita dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan ditambah lagi dengan pengurangan 6% bila kita memberikan ASI dan makanan pendamping ASI yang tepat .
Angka cakupan ASI ekslusif 6 bulan di Indonesia hanya 32,3 % masih jauh dari rata-rata dunia, yaitu 38 %. Sementara itu saat ini jumlah bayi dibawah 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari16,7 % pada tahun 2002 menjadi 27,9 % pada tahun 2007.
Penyuluhan tentang penting ASI telah banyak dilakukan, akan tetapi kesadaran akan pentingnya pemberian ASI kepada anak masih sangat kurang. Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan ASI kepada anaknya.. Menurut data WHO tahun 2009 hanya 34,8% anak yang menerima ASI eksklusif. Hal ini terjadi akibat beberapa faktor, antara lain pekerjaan ibu, kesehatan ibu, pengetahuan maupun estetika dan lain sebagianya. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2004, ditemukan berbagai alasan ibu-ibu menghentikan pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya, diantaranya produksi ASI kurang (32%), ibu bekerja (16%), ingin dianggap modern (4%), masalah pada puting susu (28%), pengaruh iklan susu formula (16%) dan pengaruh orang lain terutama suami (4%)
Penelitian Mardeyanti (2007), bahwa 60% ibu yang bekerja tidak patuh memberikan ASI Eksklusif, Hasil analisis regresi logistik memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan ibu yang rendah meningkatkan risiko ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif dan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga akan meningkatkan risiko untuk tidak memberikan ASI eksklusif. Penelitian Hadinegoro, dkk (2007) di Jakarta, bahwa pemberian ASI Ekslusif dipengaruhi oleh dukungan suami, jam kerja, dan fasilitas ruangan menyusui ditempat kantor. Hasil penelitian menunjukkan, secara proporsi ibu yang memberi ASI Ekslusif, 44% mendapat dukungan dari suami, 17% pada ibu yang bekerja pada tempat kerja yang menyediakan ruangan khusus untuk menyusui, serta 11% bekerja >8 jam.
Dalam situasi apapun, hampir semua ibu dapat menyusui anaknya bila dibantu untuk memperoleh rasa percaya dirinya, rasa aman, rasa tenang serta diberi informasi mengenai teknik menyusui yang benar.. Oleh karena itu informasi tentang ASI penting adanya.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari ASI dan ASI eksklusif?
b. Bagaimanakah proses produksi ASI?
c. Bagaimanakah volume produksi ASI?
d. Bagaimanakah komposisi ASI?
e. Apakah fakor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI?
f. Apakah fakor-faktor yang mempengaruhi ibu untuk tiddak menyusui?
g. Apakah manfaat menyusui?
h. Bagaimanakah langkah-langkah menyusui yang benar?
i. Bagaimana langkah-langkah pijat payudara lancar ASI?
j. Bagaimana langkah-langkah pijat oksitosin
k. Apa saja obat-obat yang mempengaruhi kadar prolaktin?
l. Apa saja kontraindikasi pemberian ASI?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui definisi ASI dan ASI eksklusif
b. Mengentahuo proses produksi ASI
c. Mengetahui volume produksi ASI
d. Mengetahui komposisi ASI
e. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI
f. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI
g. Mengetahui manfaat dan keunggulan menyusui
h. Mengetahui langkah-langkah menyusui yang benar
1.4 Manfaat
a. Mengingatkan kembali pada ibu akan pentingya menyusi
b. Mensukseskan program ASI menyusui
c. Menambah pengetahuan tentang ASI
d. Menepis anggapan bahwa susu formula lebih baik dari ASI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ASI ( air susu ibu) merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai dua tahun merupakan hal penting yang sangat perlu diperhatikan oleh ibu. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2009, pemenuhan kebutuhan gizi bayi 0-6 bulan mutlak diperoleh melalui ASI bagi bayi dengan ASI eksklusif.
Angka cakupan ASI eksklusif 6 bulan di indonesia hanya 32,3% masih jauh dari rata-rata di dunia, yaitu 38%. Meskipun penyuluhan tentang pentingnya ASI telah banyak dilakukan, akan tetapi kesadaran akan pentingnya ASI kepada anak masih sangat kurang. Hal ini terjadi akibat beberapa faktor, antara lain pekerjaan ibu, kesehatan ibu, pengetahuan maupun estetika dan lain sebagainya.
2.1 Definisi ASI
Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu yang dianjurkan untuk semua neonatus, termasuk bayi kurang bulan dikarenakan memiliki manfaat nutrisi, immunologis, dan fisiologis dibandingkan dengan susu formula atau susu jenis lainnya.
Asi eksklusif adalah pemberian ASI setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. Dimana tindakan ini akan merangsang produks ASI sehingga pengeluaran ASI dapat mencukupi kebutuhan bayi.
2.2 Produksi ASI
ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan hormon dan refleks. Ketika bayi mulai menghisap ASI, akan terjadi 2 refleks yang menyebabkan ASI keluar. Disebut reflex pembentukan Atau refleks prolaktin yang dirangsang oleh hormon prolaktin dan refleks pengeluaran ASI atau disebut juga "let down" refleks.
Refleks prolaktin berawal ketika hormon prolaktin yang dihasilkan kelenjar hipofise anterior di dasar otak. Saat bayi menghisap ASI maka ASI akan dikeluarkan dari tempatnya yaitu di sinus laktoferus. Proses penghisapan akan merangsang ujung saraf disekitar payudara untuk merangsang pembuatan ASI. Prolaktin banyak diproduksi pada malam hari.
Selain hormon prolaktin, hormon oksitosin juga mempengaruhi produksi ASI, hormon ini disekresi oleh kelenjar hipofisis posterior. Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf di sekitar payudara dirangsang oleh hisapan. Oksitosin akan dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli sinus laktoferus dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Oksitosin yang dibentuk lebih cepat dibandingkan prolaktin keadaan ini menyebabkan ASI di payudara akan mengalir untuk dihisap. Oksitosin suadh mulai bekerja saat. Ibu berkeinginan menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik maka bayi akan kesulitan untuk mendapatkan ASI sehingga tampak payudar seolah-olah telah berhenti memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar. Efek oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan sehingga dapatmembantu mengurangi perdarahan walaupun kadang mengakibatkan nyeri.
Berdasarkan waktu diproduksinya, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresikan oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari keempat yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-300 ml/ hari. Berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum dapat dikatakan seperti pencahar yang membersihkan usus bayi dari mekonium sehingga mukosa bayi yang baru lahir aegera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu pertama sering defekasi dan feses berwarna hitam. Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI mature, tetapi jika pada ASI mature protein yang terkandung adalah casein, protein utama pada kolostrum adalah globulin yang mana memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
ASI ini diproduksi pada hari keempat sampai hari kesepuluh. Komposisi protein semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan terhadap aktifitas bayi yang semakin aktif karena bayi sudah beradaptasi terhadap lingkungan.
3. Air Susu Matur
ASI yang disekresi pada hari kesepuluh sampai seterusnya, merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan karotin. Volumenya sekitar 300-850 ml/24 jam. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai umur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain selain ASI. Dimulai dengan makanan yang lunak, kemudian padat, dan makanan biasa sesuai makanan biasa. Komposisi antimikrobial yang terdapat pada ASI matur:
- Antibodi terhadap bakteri dan virus.
- Cell (phagocyle, granulocyle, macrophage, lymphocyte type T)
- Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
- Protein (lactoferin, B12 Ginding protein)
- Faktor resisten terhadap staphylococcus
- Complecement (C3 dan C4)
2.3 Volume produksi ASI
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100ml sehari dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada wkatu bayi mencapai usia minggu kedua. Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menyusui bayinya selama 6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan, volume pengeluarah ASI menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.
Konsumsi ASI selama satu kali menyusui atau jumlahnya selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara yang berukuran sangat kecil, terurama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300-500ml dalam tahun kedua kehidupan bayi. Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa peningkatan jumlah produksi pangan ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda.
2.4 Komposisi ASI
Komposisi ASI antara lain 88,1% mengandung air, 3.8% lemak, 0.9% protein, 7.0% laktosa, dan zat gizi lain 0.2%. Zat-zat yang dapat larut misalnya, sodium, potasium, nitrogen, dan klorida juga terdapat dalam ASI sebagai bahan-bahan larut. Kandungan Kolostrum sendiri berbeda dengan air susu yang matur.
Kolostrum lebih banyak mengandung IgA, laktoferin, dan sel-sel darah putih yang penting untuk pertahanan tubuh bayi, dan lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, serta mengandung v itamin dan mineral lebih banyak daripada ASI.
Berdasar Foof and Nutrition Boart, National Research Council Washington dilakukan penelitian untuk membandingkan dan memperkirakan komposisi ASI dan susu sapi.
Tabel 2.1 Perbandingan Kandungan pada Kolostrum, ASI matur, dan Susu Sapi
Komposisi
Kolostrum
ASI Matur
Susu Sapi
(1 - 5 hari)
(>30 hari)
Energi (kkal/dl)
58
70
65
Lemak (g/dl)
2.9
4.2
3.8
As.Lemak Tak jenuh rantai panjang
-
14
3
Protein (g/dl)
2.3
0.9
3.3
Casein (g/dl)
0.5
0.4
2.5
Lactalbumin (g/dl)
-
0.3
0.1
Latoferin (g/dl)
0.5
0.2
-
IgA (g/dL)
0.5
0.2
0.003
Lactose (g/dL)
5.3
7.3
4.7
Vitamin (mg)
Vit A
151
75
41
vit B1
1.9
14
43
Vit B2
30
40
1145
Vit B6
-
12
64
Asam Pantotenik
186
246
340
Biotin
0.06
0.6
2.8
Asam Folat
0.05
0.1
13
Vit B12
0.05
0.1
0.6
Vit C
5.9
5
1.1
Vit D
-
0.04
0.02
Vit Z
1.5
0.25
0.07
Vit K
-
1.5
6
Mineral (mg)
Kalsium
39
35
130
Klorin
85
40
108
Tembaga
40
40
14
Zat besi
70
100
70
Magnesium
4
4
12
Fosfor
14
15
1120
Potassium
74
57
145
Sodium
48
15
58
Sulfur
22
14
30
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan lemak susu sapi sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak (lipase). Laktosa merupakan satu-satunya karbohidrat yang teradapat dalam air susu murni. Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Di dalam usus asam laktat tersebut membantuh mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih mudah diserap, jumlah ini mencukupo kebutuhan untuk bahan-bahan pertama kehidupanya ASI juga mengandung lebih sedikit Natrium, Kalium, Fosfor, dan Chlor dibandingkan susu sapi., tetapi tetap dalam jumlah yang cukup untuk mencukupi kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, maka semua vitamin yang diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama kehidupan dapat diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada anak yang diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah ditemukan terdapat dalam susu, meskipun vitamin ini merupakan tambahan terhadap vitamin D yang larut lemak.
2.5 Faktor yang mempengaruhi produksi ASI
Memberikan ASI eksklusif terkadang tidak selamanya berjalan dengan lancar. Hal umum yang sering dikhawatirkan para ibu dan sering membuat kepanikan adalah berkurangnya pasokan ASI.Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi ASI,antara lain:
1. Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butih telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tambahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.
Bahan makanan yang dibatasi untuk ibu menyusui :
a. Yang merangsang, seperti: cabe, merica, jahe, kopi, alkohol.
b. Yang membuat kembung, seperti : ubi, singkong, kol, sawi dan daun bawang.
c. Bahan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak.
2. Emosi dan Keadaan Psikis
Emosi dan keadaan psikis ibu sangat mempengaruhi refleks pengaliran susu. Karena refleks ini mengontrol perintah yang dikirim oleh hipotalamus pada kelenjar bawah otak. Bila dipengaruhi ketegangan, cemas, takut dan kebingungan, air susu pun tidak akan turun dari alveoli menuju puting. Hal ini sering terjadi pada hari-hari pertama menyusui, saat refleks pengaliran susu belum sepenuhnya berfungsi. Refleks pengaliran susu dapat berfungsi baik hanya jika ibu merasa rileks dan tenang, tidak tegang ataupun cemas. Suasana ini bisa dicapai bila ibu punya kepercayaan diri dan istirahat cukup, serta tidak kelelahan. Mendengar suara tangis bayi atau bahkan memikirkan bayi bisa menyebabkan refleks pengaliran susu bekerja, sehingga susu pun bisa memancar.
3. Penggunaan Alat Kontrasepsi
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon esterogen, karena hal ini dapat mngurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim yaitu IUD atau spiral.
4. Perawatan Payudara
Perawatan payudara berpengaruh terhadap produksi ASI ibu. Perawatan payudara dimulai sejak ibu mengandung. Perawatan payudara ini lebih dikenal dengan manajemen laktasi.
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
Adapun upaya upaya yang dilakukan sebagai berikut :
a. Pada masa kehamilan ( antanatal )
Memberikan penyegaran dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.
Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/ keadaan puting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Di samping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.
Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
Memperhatikan gizi makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil.
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut deharapkan apabila terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar.
Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya
b. Pada masa segera setelah persalinan ( prenatal )
Ibu dibantu menyusui selama 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukan cara menyusui yang baik dan benar, yakni tentang posisi dan cara melekatkan bayi pada payudara ibu.
Membantu terjadinya kontak langsung antar ibu-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal
Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi ( 200.000S ) dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan
c. Pada masa menyusui selanjutnya ( post-natal )
Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan / minuman lainnya.
Perhatikan gizi/ makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
Ibu menyusui harus cukup banyak istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat
Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui
Rujuk ke posyandu atau puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menyusui seperti payudara banyak disertai demam.
Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu yang lain yang suskses menyusui bagi mereka
Memperhatikan gizi/ makanan anak, terutama mulai bayi 6 bulan berikan MP ASDI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
5. Faktor Isapan bayi
Bila ibu jarang menyusui anak dan berlangsung sebentar maka hisapan anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI berkurang. Karena bila mulut bayi menyentuh puting ibu, refleks mengisapnya segera bekerja. Semakin ibu sering menyusui bayinya, maka produksi ASI juga semakin banyak.
2.6 Faktor yang mempengaruhi ibu untuk tidak menyusui
1. Mitos bahwa menyusui mengubah bentuk payudara wanita
2. Menyusui menyebabkan kesukaran dalam menurunkan berat badan
3. ASI belum keluar pada hari-hari pertama sehingga perlu ditambah susu formula
4. Ibu bekerja tidak dapat memberikan ASI eksklusif 4-6 bulan
5. Faktor Anatomis:
a. Payudara yang kecil tidak dapat menyusui
b. Puting susu pendek atau terbenam
c. Payudara bengkak
d. Puting susu nyeri atau lecet
6. Ibu menganggap susu formula sudah sama baiknya dengan ASI
2.7 Manfaat Menyusui
Penelitian yang dilakukan Cattlheen dan Gloria tahun 2006 menunjukan banyak manfaat yang bisa didapat dari menyusui:
1. Keuntungan Fisiologi pada Infant
Efek utama jangka pendek pemberian ASI pada bayi adalah efek fisiologinya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Chen dkk, melakukan perbandingan pada bayi dengan perlakuan bottle-feeding dan directly breastfeed menunjukan bahwa dengan menghisap langsung pada puting ibu saturasi oksigen pada bayi tersebut lebih tinggi yang mana bisa dikarenakan koordinasi lebih dari menghisap, menelan dan bernafas pada saat menyusu langsung.
Dan ditemukan pula suhu tubuh yang lebih tinggi pada pemberian ASI secara langsung daripada bayi yang diberi dengan botol dalam inkubasi. Hal ini dikarenakan posisi bayi saat menyusu dimana terjadi kontak skin to skin dengan ibu dan juga pengaruh dari temperatur ASI.
Juga didapati bahwa dengan directly breastfeed lebih sedikit variasi pada detak jantung bayi, respiratory rate, saturasi oksigen, lebih sedikit kejadian apnea dan bradikardi yang dikarenakan karena kemampuan bayi untuk bernafas lebih mudah ketika sucking burst dan mengatur pola nafasnya saat sucking pause.
2. Efek Psikologik
Menyusui dengan adanya sentuhan langsung antar kulit ibu dan bayi dan pengaruh emosi dari ibu akan merangsang hormon oksitosin lebih lagi dan akhirnya meningkatkan produksi ASI. Selain itu saat menyusui bayi merasa aman dan puas karena merasakan kehangatan ibu dan mendengar denyut jantung ibunya yang sudah dikenal sejak bayi dalam kandungan. Interaksi antara ibu dan bayi yang terjadi juga berkontribusi untuk perkembangan psikologik bayi,
3. Nutrisi
Kolostrum
Merupakan cairan yang pertama kali disekresikan oleh kelendar payudara dari hari pertama sampai hari keempat. Mengandung terutama IgA untuk memberi antibodi pada bayi dengan jumlah yang cukup. Selain itu juga mengandung protein, vitamin A dan membantu mengeluarkan mekonium pada bayi.
ASI
Komponen ASI dapat dengan mudah dicerna oleh bayi daripada susu sapi dikarenakan ASI mengandung enzim yang mendukung proses pencernaanya. ASI membentuk dadih yang lebih lunak pada pencernaan bayi dibandingkan susu sapi (yang menjadi dasar dari semua formula) sehingga lebih mudah diasimilasi ke dalam sistem tubuh. Meskipun ASI memiliki protein yang lebih sedikit dari susu sapi, tetapi kenyataannya semua protein yang dibutuhkan untuk bayi ada pada ASI. Separuh dari susu sapi yang masuk dalam tubuh bayi dikeluarakan untuk menjadi produk buangan. Dan besi serta zinc lebih diserap baik pada bayi dengan pemberian ASI.
Asi mengandung Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan retina mata.
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) juga terdapat pada ASI yang adalah asam lebak tak jenuh rantai panjang yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dlaam tubuh dapat dibentuk / disintesa dari substansi pembentukan (prekursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
4. Immunologis
Asi mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi. Immunoglobulin A (IgA) terdapat dalam kolostrum dan ASI, sekretori IgA ini tidak diserap lagi tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E.Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri e.coli dan salmonella terdapat pada ASI 300 kali lebih banyak daribada susu sapi.
Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu Bronchus-Associated Lymphocyte Tissue (BALT), Gut Associated Lymphocyte Tissue(GALT), dan Mammary Associated Lymphocyte Tissue (MALT).
Faktor Bifidus , sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus yang menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
ASI mengandung Laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu formula. Didalam usus, laktosa akan difermentasikan menjadi asam laktat, yang bermanfaat untuk :
a. Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen
b. Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.
c. Memudahkan terjadinya pengendapat calsium-cassienat.
d. Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium,
Asi juga mengandung sistem complemen C3 dan C4 dan tidak mengandung beta-lactiglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
5. Efek perkembangan oral pada infant
Selain mendapatkan keuntungan dibidang fisiologis, nutrisi, imunologi, bayi dengan pemberian ASI eksklusif lebih sedikit mendapatkan masalah dengan gigi ketika dia bertumbuh. Berdasarkan Palmer, menyusui secara langsung pada payudara ibu memiliki efek positif pada perkembangan oral cavity bayi termasuk perkembangan mandibula secara optimal, memperkuat otot rahang, peningkatan ruang di nasal cavity. Selama menyusu, lidah bayi, bibir bagian bawah, dan mandibula akan bergerat sinergis untuk membawa ASI ke dalam mulut melalui gerakan menghisap yang akan dengan perlahan membentuk palatum durum dari bayi. Proses ini meningkatkan formasi dari palatum durum dalam membentuk susunan gigi sehingga menurunkan kejadian maloklusi.
Sedangkan bentuk dari puting susu secara geometri sesuai dengan mulut bayi, puting dari botol susu menghalangi pembentukan dari otot rahang. Palmer juga menambahkan, peningkatan rongga nasal juga memberikan keuntungan secara signifikan pada effisiensi bernafas dari bayi, dan nanti ketika dewasa akan mengurangi masalah seperti mendengkur dan obstructive sleep apnea.
6. Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sustem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Penelitian menunjukan bahwa IQ bayi yang diberi ASI memiliki IG lebih tinggi 4.3 point pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun dibandingkan dengan bayi tanpa pemberian ASI. (RSU.Haji, 2013)
Penelitian UNICEF menyatakan bahwa dengan adanya gen spesifi pada anak, FADS2 menyebabkan ASI dapat meningkatkan IQ dengan nilai rata-rata 7 point. FADS2 sangat terlibat dalam tubuh memproses asam lemak dalam diet dan memiliki genotype C dan G. Sekitar 90% orang memiliki gene C, yang mana ditemukan oleh peneliti berhubungan dengan IQ yang lebih baik pada anak yang diberi ASI eksklusif. (Caspi & William, 2007)
7. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah secara umum dikenal sebagi Metode Amenorea Laktasi (MAL) . selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
a. Dengan menyusui rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil.
b. Mempercepat berhentinya perdarahan postpartum.
c. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa akan darang
d. Lebih cepat mengembalikan bentuk tubuh seperti sebelum kehamilan.
2.8 Posisi dan langkah-langkah menyusui yang benar
Dapatkan posisi yang membuat anda dan bayi anda merasa nyaman. Tubuh bayi haruslah rapat dengan anda dan muka bayi bertemu dengan payudara anda. Mulutnya harus berhampiran dengan puting dan kepala, leher dan belakangnya sepatutnya dalam keadaan lurus. Belakang badan anda juga perlu tegak, jangan membungkuk. Gunakan bantal untuk bersandar, jika perlu. Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
Gambar 2.1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar
Gambar 2.2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar
Gambar 2.3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.
Gambar 2.4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal dan posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan
Gambar 2.5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah, posisi menyusui bayi bila ASI penuh
Gambar 2.6. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan
2.8.1 Langkah-langkah menyusui yang benar
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting dan disekitar kalang payudara, duduk dan berbaring dengan santai.
Gambar 2.7. Cara meletakan bayi dan cara memegang payudara
Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu. Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu bleh menengadah, dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan). Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satunya di depan. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
Gambar 2.8 cara merangsang mulut bayi
Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu,mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar. Setelah menyusui pada payudara sampai terasa kosong, seabiknya diganti denga payudara yang satunya, cara melepas isapan bayi yaitu dengan jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan di sekitar kalang payudara, biarkan kering dengan sendirinya. Selain itu bayi disendawakan untuk mengeluarkan udara dari lambung, hal ini berguna untuk mencegah bayi muntah setelah menyusui. Caranya bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggunya ditepuk perlahan-lahan.
Adapun tanda-tanda menyusui berjalan baik dan tanda kesulitan seperti yang tercamtum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.2 Tanda-tanda menyusui berjalan dengan baik dan kemungkinan kesulitan
Tanda menyusui berjalan baik
Tanda mungkin ditemukan kesulitan
Umum ibu
Ibu tampak sehat
Ibu tampak sakit atau depresi
Ibu tampak rileks dan nyaman
Ibu tampak tegang dan tidak nyaman
Terlihat tanda bonding ibu-bayi
Tidak ada kontak mata ibu-bayi
Umum bayi
Bayi tampak sehat
Bayi tampak mengantuk atau sakit
bayi tampak tenang dan rileks
Bayi tampak gelisah atau menangis
Bayi mencari payudara (rooting) bila lapar
Bayi tidak mencari payudara (rooting)
Payudara
Payudara tampak sehat
Payudara tampak merah dan bengkak
Putting keluar dan lentur
Putting datar terbenam
Terasa nyaman, tak nyeri
Payudara atau putting nyeri
Payudara ditobang dengan baik oleh jari-jari yang jauh dari putting
Payudara ditopang oleh jari-jari di aerola
Posisi bayi
Kepala dan badan bayi dalam garis lurus
Leher dan kepala bayi berputar
Bayi dipeluk dekat badan ibu
Bayi tdak dipeluk dekat badan ibu
Seluruh badan bayi ditopang
Hanya leher dan kepala bayi yang ditopang
Bayi mendekat ke payudara hidung berhadapan dengan putting
Bayi mendekat ke payudara, bibir bawah/ dagu berhadapan dengan putting
Perlekatan bayi
Tampak lebih banyak aerola di atas bibir
Lebih banyak aerola dibawah bibir
Mulut bayi terbuka lebar
Mulut bayi tak terbuka lebar
Bibir bawah terputar keluar
Bibir bawah terputar ke dalam
dagu bayi menempel pada payudara
dagu bayi tidak menempel pada payudara
Menghisap
Hisapan lambat, dalam dengan istirahat
Hisapan dangkal dan cepat
Pipi membulat waktu menghisap
Pipi tertarik ke dalam waktu menghisap
Bayi melepaskan payudara waktu selesai
Ibu melepaskan bayi dari payudara
Ibu merakan tnada-tanda reflek oksitosin
Tidak tampak tanda oksitosin yang jelas
Gambar 2.9. Perlekatan benar (A) Gambar 2.10. Perlekatan salah (B)
2.8.2 Pengeluaran ASI
Apabila ASI berlebihan, sampai keluar memancar,maka sebelum menyusui sebaiknya ASI dikeluarkan lebih dahulu untuk menghindari bayi tersedak atau enggan menyusu.Pengeluaran ASI juga berguna bagi ibu yang bekerja bisa meninggalkan ASI untuk bayinya.
Pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan dua cara :
Pengeluaran dengan tangan : tangan ibu dicuci dengan bersih,menyiapkan cangkir/gelas tertutup yang telah dicuci dengan air mendidih.ibu melakukan pemijatan payudara dengan kedua telapak tangan dari pangkal ke arah aerola dilakukan pemijatan secara merata mengelilingi payudara.
Pengeluaran dengan pompa
Bila payudara bengkak/ terbendung dan puting susu terasa nyeri,maka akan lebih baik bila ASI dikeluarkan dengan pompa payudara.Pompa baik digunakan bila ASI benar-benar penuh,tetapi pada payudara yang lunak akan lebih sukar.Ada dua macam pompa,pompa tangan dan pompa listrik,yang biasa digunakan adalah pompa Payudara tangan
2.8.3 Penyimpanan ASI
Walaupun ASI lebih baik diberikan dalam kondisi segar dan langsung dari tubuh ibu, terkadang dalam kondisi tertentu ASI terpaksa harus disimpan, misalnya untuk ibu yang bekerja di kantor. Contoh lainnya adalah ibu yang terpaksa harus menjalani operasi sehingga tidak dapat menyusui bayinya dalam waktu beberapa hari. Maka dari itu perlu dikertahui cara menyimpan ASI dengan baik aga ASI tidak rusak
dan aman untuk dikonsumsi oleh bayi, yaitu:
Segera dinginkan ASI dalam waktu kurang dari 1 jam setelah dipompa dari payudara.
Pilihlah tempat ASI yang aman, seperti botol kaca, botol plastik yang berlabel BPA free, atau kantong plastik khusus.
Berilah label tanggal dan jam penyimpanan supaya mudah diingat.
Cara menyimpan ASI yang baik adalah dengan membaginya dalam jumlah sedikit-sedikit, karena susu yang tidak habis akan dibuang karena tidak baik bila disimpan kembali.
Jangan mencampur ASI yang baru dengan ASI yang sudah didinginkan sebelumnya.
Berikan kode tanggal dan jam pemerahan sebelum disimpan dalam freezer atau lemari pendingin. Jangan menggunakan ASI jika sudah melebihi tanggal kadaluarsa
Jika ASI dibekukan, tinggalkan sedikit ruang dalam wadah untuk pemuaian ASI.
Simpan ASI dalam jumlah yang tidak terlalu banyak di setiap botolnya agar dapat habis dalam sekali minum.
ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat. Ada perbedaan lamanya disimpan dikaitkan dengan tempat penyimpanan:
Suhu penyimpanan
Waktu Penyimpanan
Kolostrum (suhu kamar)
12 jam
Suhu ruangan 16 C
24 jam
Suhu ruangan 19-22 C
10 jam
Suhu ruangan 26 C
4-6 jam
Suhu ruangan 30-38 C
4 jam
Lemari es (4 C)
5 hari
Freezer di lemari es satu pintu
2 minggu
Freezer di lemari es dua pintu -18 sampai -20 C
Deep Freezer
3-6 bulan
12 bulan
Untuk mencairkan ASI yang didinginkan atau dibekukan tidak boleh direbus bila akan dipakai,karena kualitasnya akan menurun,yaitu unsur kekebalannya. Untuk mencairkan ASI beku maka dipindahkan terlebih dahulu dari freezer ke lemari es selama satu malam kemudian ASI tersebut cukup didiamkan beberapa saat didalam suhu kamar,agar tidak terlalu dingin,atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah terisi air panas sambil diputar-putar. Proses pencairan harus benar-benar keseluruhan karena lemak akan terpisah saat proses pembekuan. Dan dilarang menggunakan microwave untuk mencairkan atau menghangatkan ASI. ASI harus digunakan dalam waktu 24 jam.
Untuk ibu yang bekerja di kantor, dianjurkan untuk mulai menabung ASI perah sebelum masuk bekerja. Semakin banyak tabungan ASI perah semakon besar peluang menyelesaikan program ASI eksklusif. ASI dapat dipompa minumun 2 kali ketika ibu berada dalam kantor kemudian disimpan di dalam kulkas kantor atau cooling box yang biasanya bisa bertahan sekitar 12 jam hingga pulang ke rumah. Gunakan termometer kulkas untuk selalu memantau suhu kulkas atau frezzer selama menyimpan ASI. Jangan gunakan ASI perah ketika ibu berada di rumah atau libur.
2.8.4 Pemberian ASI peras
Perlu diperhatikan,jangan diberikan dengan botol/dot,karena hal ini akan menyebabkan bayi bingung puting.Berikan pada bayi dengan cangkir atau sendok,sehingga saat ibu menyusui langsung,bayi tidak menolak menyusu.
Cara pemberian dengan menggunakan cangkir :
Ibu atau yang memberi minum bayi,duduk dengan memangku bayi.
Punggung bayi dipegang dengan lengan.
Cangkir diletakkan pada bibi bawah bayi.
Lidah bayi berada diatas pinggir cangkir dan biarkan bayi mengisap ASI dari dalam cangkir(saat cangkir dimiringkan).
Beri sedikit waktu istirahat saat bayi menelan.
2.9 Pijat Pelancar ASI
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperlancar ASI misalnya asupan gizi ibu yang cukup, kondisi emosional tidak boleh lelah ataupun stress, obat-obatan yang merangsang pengeluaran ASI, dan pijat yang sekarang banyak dilakukan selain tidak invasive, tidak memberikan efek samping berbahaya baik bagi ibu dan bayi malahan memberi keuntungan dalam memperlancar ASI
2.9.1 Pijat Payudara Pelancar ASI
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memperlancar pemberian ASI adalah melakukan pemijatan pada payudara.Pemijatan pada payudara bisa membantu melancarkan saluran susu sehingga ASI yang mengalir lebih bebas dan membantu mengosongkanpayudara. Kondisi ini akan memicu produksi ASI yang lebih banyak lagi.
Pijat ini juga penting dalam menjagakesehatanpayudara, karena jika payudara tidak dipijat atau tidak mendapatkan stimulasi maka memicu terjadinya penumpukan cairan yang nantinya menyebabkan masalah pada payudara sepertipayudaranyeri, dan bengkak. Terapi pemijatanpayudaraini sebaiknya menggunakan minyak alami yang aman untukkesehatan. Untuk itu cek terlebih dahulu kandungan dalam minyak tersebut apakah aman untuk bayi atau tidak terutama jika tertelan. Karenanya dianjurkan menggunakan minyak alami yang khusus diperuntukkan bagi ibu menyusui.
Pemijatan yang dilakukan setiap hari juga berfungsi meningkatkan kadar hormon oksitosin yang bisa membantu menenangkan dan membuat ibu rileks, sehingga secara otomatis ASI pun akan keluar, berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Menggunakan kedua telapak tangan dan payudara dengan minyak khusus untuk memijat. Dapat menggunakan evening primrose oil, jojoba oil, olive oil, atau minyak lain yang tidak membahakan bayi.
2. Angkat dan topang payudara kanan dengan menggunakan tangan kanan, lalu pijat menggunakan dua atau tiga jari tangan kiri dengan gerakan memutar seperti spiral, mulai dari pangkal payudara menuju puting susu.
3. Letakan kelima jari tangan kiri yang sedikit diregangkan di pangkan payudara kanan, lalu pijat dengan gerakan memutar sambil menekan payudara mulai pangkal payudara ke daerah puting payudara. Kemudian dilanjutkan gerakan ini mulai dari arah samping dada ke puting payudara. Gerakan ini akan membantu relaksasi dan membantu refleks pengeluaran ASI. Langkah ke 3 dan ke 4 dilakukan pada kedua payudara.
4. Pijat payudara dengan gerakan seperti mengerucut dengan meletakkan kedua telapak tangan di dada diantara kedua payudara, lalu lakukan gerakan mengurut mulai dari bagian tengah payudara mengarah ke atas, sambil kedua payudara diangkat dan dilepaskan bersamaan secara perlahan-lahan dan lakukan sebanyak 30 kali.
5. Dengan menggunakan kedua tangan pada satu payudara seperti memerah, lalu letakan ibu jari tangan kanan dan kiri pada areola di atas puting susu payudara kanan dan letakan jari yang lain pada areola di bawah puting susu. Tekan secara bersamaan ke arah dada, kemudian gerakan ibu hari dan jari tersebut di areola dengan gerakan memutar. Dilakukan dengan lembut dan perlahan sebanyak 30 kali. Gerakan ini akan mengosongkan cadangan ASI di payudara tanpa merusak jaringan payudara yang sangat sensitif. Gerakan ini dilakukan pada kedua payudara.
6. Payudara ditopang dengan tangan kiri, lakukan pemijatan dengan menggunakan tangan kanan dan kelima jarinya dengan gerakan mengurut secara menyebar ke semua bagian payudara. Mulai dari puting susu ke arah pangkal payudara sebanyak 30 kali. Diulangi pada sisi lain payudara.
7. Langkah terakhir, dilakukan pemijatan menyeluruh pada masing-masing payudara. Telapak tangan kanan diletakan di atas payudara kanan, diatas puting susu dan telapak tangan kiri, dibawah puting susu. Keempat jari kanan dan kiri bertemu di bagian bawah payudara, lalu dilakukan gerakan mendorong kedua telapak tangan secara bersamaan ke arah bawah dengan gerakan memutar tangan. Lakukan pemijatan dengan cara dan gerakan yang sama pada payudara kiri.
2.9.2 Pijat Laktasi (Pijat Oksitosin)
Untuk memperlancar produksi ASI dapat dilakukan dengan teknik pemijatan utamanya adalah untuk merangsang pengeluaran hormon endorphin serta menstimulasi refleks oksitosin. Teknik pemijatan pada titik tertentu dapat menghilangkan sumbatan dalam darah sehingga aliran darah dan energy dalam tubuh kembali lancar. (Jaya, 2011)Pijat oksitosin ini adalah pemijatan di daerah tulang belakang leher, punggung, atau sepanjang tulang belakang (daerah os spinosum) dari Vertebrae C7- Th 5-6. Penelitian oleh Mulyati 2009 massage merupakan salah satu terapi pendukung efektif untuk memberikan efek relaks dan membantu proses kelancaran produksi ASI.
Berikut langkah-langkah pijat laktasi atau pijat oksitosin:
Sebelum mulai dipijat ibu sebaiknya dalam keadaan telanjang dada dan menyiapkan cangkir yang diletakkan di depan payudara untuk menampung ASI yang mungkin menetes keluar saat pemijatan dilakukan.
Ibu juga bisa melakukan kompres hangat dan pijat payudara terlebih dahulu
Proses pemijatan dibantu oleh orang lain, lebih baik dibantu oleh suami
Ada 2 posisi yang bisa ibu coba. Yang pertama ibu bisa telungkup di kasur atau posisi ibu telungkup pada sandaran kursi.
Kemudian carilah tulang yang paling menonjol pada tengkuk atau leher bahian belakang atau disebut Cervical Vertebrae 7.
Dari titik tonjolan tulang tadi turun ke bawah kurang lebih 2 cm dan ke kiri kanan kurang lebih 2 cm. Disitulah posisi jari diletakkan untuk memijat.
Pemijatan dapat dilakukan menggunakan jempol tangan kiri dan kanan atau punggung telunjuk kiri dan kanan. Untuk ibu yang gemuk bisa dengan cara posisi tangan dikepal lalu gunakan tulang-tulang disekitar punggung tangan.
Mulailah pemijatan dengan gerakan memutar perlahan lurus kebawah sampai batas garis bra. Dapat juga diteruskan sampai ke pinggang. (RSK, 2013)
Pijat oksitosin ini bisa dilakukan kapanpun ibu mau dengan durasi 3-5 menit. Lebih disarankan dilakukan sebelum menyusui atau memompa ASI.
2.10 Obat-obat yang Meningkatkan Kadar Prolaktin
Hiperprolaktinemia atau keadaan meningkatnya hormon prolaktin bisa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya penggunaan obat-obatan seperti prokinetik, opiat, estrogen, anti androgen, anti hipertensi, H2 reseptor antagonis, anti konvulsan, dan cholinomimetik.
Kontrol fisiologis utama dari sekresi prolaktin adalah melalui hambatan aksi dopamin dengan cara berikatan dengan reseptor D2 pada membran lactotrph dan terlibat dalam sistem transduksi sinyal yang mengakibatkan hambatan dari transkripsi gen prolaktin, penurunan sintesis, dan pelepasan prolaktin.
Tabel 2.3 Major Physiologic dan Pathologic Causes of Hyperprolactinemia
Physiology
Pathologic
Pituitary disorder
CNS disorder
Systemic Disease
Pregnancy
Prolactinomas
Tumor
Severe hypothyroidism
Breast Feeding
Mixed Pituitary
Granulomatous
Epathic cirrosis
Breast Stimulation
Adenomas
Diseases
Chronic renal
Sleep
Cushing disease
Vascular disease
failure
Biasanya hiperprolactinemia didefinisikan kadar prolactin setidaknya 2 jam setelah bangun tidur diatas 20 ng/ml pada laki dan diatas 25 ng/ml pada wanita. kebanyakan tanda dari hyperprolactinemia melibatkan sistem reproduktif dan dikarenakan aksi dari prolactin pada target jaringan dan efek tidak langsung dari penurunan sekresi gonadotropin yang pulsatile yang menyebabkan disfungsi.
Tabel 2.4 Drugs inducing sustained hyperprolactinemia
Pada analisis pharmacoepidemiological yang dilakukan oleh French Pharmacovigilance Database menunjukan terjadi peningkatan 31% pada golongan neuroleptic, 28% pada neuroleptic-like drugs, 26% pada antidepresant, 5% dengan H2 antagonist , dan 10% dengan obat lain. (Manag, 2007).
2.10.1 Domperidone
Adalah peripheral dopamine receptor antagonist yang digunakan untuk dyspepsia, reflux esophagitis, dan nausea serta vomitting. Salah satu efek sampingnya adalah peningkatan level prolactin, efek lainnya yang juga lebih rendah dibandingkan prokinetik lainnya.
Domperidon telah di akui oleh American Academy of Pediatrics sebagai galactogogue dalam penggunaannya untuk ibu menyusui. Dalam penelitian ditemukan peningkatan volume ASI setelah 48 jam setelah treatment diawali dan dilakukan selama 7 hari. Peningkatan serum prolactin dari 12.9 u/L sampai ke 119,3u/L dan dilakukan pada hari ke 5. Dan serum prolactin kembali ke baselinnya 3 hari setelah treatment dihentikan.
Dosis yang digunakan adalah 10-20 mg, secara oral, 3-4 kali sehari. Resep dituliskan untuk 2 minggu dan dapat diulang jika dibutuhkan. Waktu untuk medikasi dapat berlangsung sampai 8 hari tapi penggunaan jangka panjang domperidon dalam kasus ini belum dilakukan.
Ada hal- hal penting yang harus diperhatikan dalam penggunakan domperidon sebagai agen untuk menginduksi laktasi :
1. Dosis harus dikurangi jika ibu dalam keadaan gangguan hepar atau ginjal.
2. Pengobatan yang menghanbat enzym cytochrome P450 dapat meningkatkan efek domperidone
3. Domperidon dapat tidak berefek pada beberapa kasus. Dan hanya boleh diberikan pada ibu yang telah menunjukan hasil setidaknya 6 kali selama 24 jam untuk waktu 3 hari.
4. Jika ibu masih dalam keadaan obstretic atau medical care maka penggunaan domperidon masih harus dipertimbangkan. (Thomas & Kuschel, 2002)
2.10.2 Ranitidine
Adalah histamin H-2 receptor competitive yang digunakan pada kasus gastric ulcer, ulcer prophylaxis, reflux esophagus, yang memiliki efek hiperprolactinemia pada dosis yang tinggi melalui mekanisme tidak langsung terhadap hambatan dompamin.
Dosis yang diberikan adalah 2 kali dosis untuk pengobatan tukak lambung pada orang dewasa yaitu 300 mg diberikan 2 kali selama hari. tapi perlu diwaspadai efek samping dari ranitidine ini pada beberapa orang adalah yang paling sering adalah gatal-gatal pada ibu yang mendapat treatment ini. Selain itu bisa terjadi pusing, sakit kepala, vertigo, reaksi anafilaksis, reaksi hipersensitivitas.
2.11 Kontraindikasi Pemberian ASI
Ada beberapa kontraindikasi pemberian ASI yaitu :
1. Bayi yang menderita galaktosemia
Dalam hal ini bayi tidak mempunyai enzim galaktase, sehingga glukosa tidak dapat dipecah. Bayi demikian juga tidak boleh minum susu formula.
2. Ibu dangan HIV/AIDS yang dapat memberikan susu formula yang memenuhi syarat AFASS (A= acceptable, F= feasible, A = affortdable, S = sustainable, S= safe).
3. Ibu dengan penyakit jantung yang apabila menyusui dapat terjadi gagal jantung
4. Ibu yang memerlukan terapi obat-obat tertenti seperti kemoterapi.
Ibu yang memerlukan pemeriksaan dengan obat-obat radioaktif perlu menghentikan pemberian ASI kepada bayinya 5x waktu paruh obat, setelah itu bayi boleh menetek lagi. Sementara itu ASI tetap diperah dan dibuang agar tidak mengurangi produksi.
Daftar Pustaka
Anonymous, 2012. Ayah Bunda. [Online] Available at: http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/asi.lancar.berkat.pijat.payudara/001/001/1792/3/4[Diakses 6 january 2014].
Ashkenazi, S. & G.Cleary, T., 2007. Nelson Textbook of Pediatrics. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Buckley, K. M. & Charles, G. E., 2006. Benefits and challenges of transitioning preterm infants to at-breast feedings. Internasional Breastfeeding Journal, Issue 1, pp. 1-13.
Caspi, A. & William, B., 2007. Moderation of breastfeeding effects on the IQ by genetic variation in fatty acid metabolism. New Evidence Confirms Breastfeeding Link to Higher IQ, 26 december, pp. 50-2.
Danuatmaja, B., 2004. 40 Hari Masa Persalinan Masalah dan Solusinya. 1st penyunt. Jakarta: Puspa Swara.
Jaya, M. A. H., 2011. Efektifitas Massage Rolling Punggung Terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Operasi Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang, Palembang: s.n.
Manag, T. C. R., 2007. Pharmacological Causes of Hyperprlactinemia. THerapeutics and Clinical Risk Management, III(5), pp. 929-951.
RSK, 2013. Pijat Oksitosin. [Online] Available at: http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/45723/pijat-oksitosin.html[Diakses 6 January 2014].
RSU.Haji, 2013. Buku Ajar Kepanitraan Klinik SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Haji Surabaya. Surabaya: s.n.
Thomas, C. & Kuschel, C., 2002. Domperidone as a Galactogogue, French: s.n.
Unknown, 2013. Pondok Ibu. [Online] Available at: http://pondokibu.com/faktor-yang-mempengaruhi-produksi-asi.html[Diakses 1 1 2014].
B
A
1