Rangkaian ELEKTRIK MODEL PIRANTI - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/pertemuan_8.pdfarah...

13
RANGKAIAN ELEKTRIK MODEL PIRANTI Prodi Elektro Fakultas Teknik UDINUS 2017

Transcript of Rangkaian ELEKTRIK MODEL PIRANTI - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/pertemuan_8.pdfarah...

RANGKAIAN ELEKTRIKMODEL PIRANTI

Prodi Elektro

Fakultas TeknikUDINUS

2017

SUMBER AC (ALTERNATING CURRENT SOURCE)

Gambar 1. Sumber tegangan AC

RLC Circuit

LOAD

BEBAN RESISTIVE

Gambar 2. Rangkaian catu daya dengan resistor

Berdasarkan hokum kirchoff maka,

dimana

๐‘‰๐‘…(๐‘ก) Adalah tegangan yang melewati resistor

Maka arus didefinisikan sebagi berikut :

Gambar 3. Grafik hubungan waktu tegangan

dan arus yang melalui resistor

FASOR DIAGRAM

Perilaku terhadap arus dan tegangan dapatdirepresentasikan dengan diagram fasor. Seubah fasoradalah vektor yang berputar dengan properti sepertiberikut ini:

a) Panjang anak panah : bekorelasi dengan amplitudo

b) kecepaan sudut : vektor yang berputar berlawaan denganarah jarum jam. Direpresentasikan oleh ๐œ”.

c) Proyeksi : proyeksi vektor sepanjang sumbu vertikalberkorelasi terhadap nilai kuantitas terhadap waktu.

Gambar 2. Diagram fasor

Tegangan efektif

Arus efektif

Daya yang hilang (daya disipasi) pada resistor adalah

BEBAN INDUKTIF

Dimana ๐‘‰๐ฟ0 = ๐‘‰0 . Dengan mengintegrasikan persamaan diatas maka

Karena arus yang melalui inductor adalah

Dimana adalah reaktansi induktif

BEBAN KAPASITIF

Dimana ๐‘‰๐‘0 = ๐‘‰0

Sehingga arus didefisnikan dengan :

Hubungan arus dengan reaktansi

Dimana ๐‘‹๐‘ adalah reaktansi kapasitif

IMPEDANSI

Telah diketahui bahwa :

Reaktansi indukstif :

Reaktansi kapasitif :

Pada contoh rangkaian seri RLC, resistansi efektif disebut impedansi

Hubungan antara ๐‘…, ๐‘‹๐ฟ dan ๐‘‹๐‘ direpresentasikan seperti pada diagram

berikut ini:

Satuan impedansi adalah ohm

Sehingga hubungan arus, tegangan dan impedansi adalah

RESONANSI

Berdasarkan persamaan berikut ini:

Nilai amplitudo arus ๐ผ0 =๐‘‰0

๐‘0akan mencapai nilai maksimum ketika nilai ๐‘ berada pada posisi minimum.

Hal tersebut terjadi ketika ๐‘‹๐ฟ = ๐‘‹๐ถ atau ๐œ”๐ฟ =1

๐œ”๐ถsehingga :

2๐œ‹ ๐‘“๐ฟ =1

2๐œ‹๐‘“๐ถ

2๐œ‹๐‘“๐ฟ 2๐œ‹๐‘“๐ถ = 1

4๐œ‹2๐‘“2๐ฟ๐ถ = 1

Karena ๐‘“ = ๐‘“๐‘Ÿ (frekuensi resonansi) maka๐‘“2 =

1

4๐œ‹2๐ฟ๐ถ

๐‘“๐‘Ÿ =1

4๐œ‹2๐ฟ๐ถ

๐‘“๐‘Ÿ =1

2๐œ‹ ๐ฟ๐ถ

Fenomena dimana nilai ๐ผ(arus) mencapai nilai maksimum disebut

resonansi. pada fenomena resonansi nilai ๐‘ = ๐‘… dan

DAYA PADA SUMBER DAYA AC

dimana

Untuk menghitung daya rata-rata adalah :

TRANSFORMATOR

Transformator adalah alat yang digunakan untuk menaikan dan menurunkan tegangan AC.

Trafo yang diguankan untuk menaika tegangan disebut trafo step up.

Trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan disebut trafo step down.

Trafo terdiri dari dua gulungan koil (kawat tembaga) yang disebut gulungan

promer dan gulungan sekunder

Koil primer ๐‘1 terhubung pada sumber daya AC. Sedangkan koil

sekunder ๐‘2 terhubung pada beban

TRANSFORMATOR

Pada gulungan primer dan sekuender berlaku hukum faraday yaitu :

dan

Hukum joule menyatakan bahwa ๐‘ƒ๐‘–๐‘›๐‘๐‘ข๐‘ก = ๐‘ƒ๐‘œ๐‘ข๐‘ก๐‘๐‘ข๐‘ก sehingga :

Diasumsikan tidak terdapat flux magnet yang keluar dari inti besi maka :

๐‘‰1 = tegangan primer

๐‘‰2 = tegangan sekunder

๐‘1 = gulungan primer

๐‘2= gulungan sekunder

CONTOH

Kasus 1 Kasus 2

APLIKASI |DC TO AC CONVERTER

Rangkaian DC to AC Converter berbasis IC NE 555

Output

๐‘“๐‘œ๐‘ข๐‘ก โ‰ˆ1.44

๐‘…1 + 2๐‘…2 ๐ถ2

Diketahui trafo step up dengan perbandingkan

lilitan primer (๐‘1) dan sekunder(๐‘2) adalah 100.

Jika rangkaian tersebut menghasilkan output sebesar

12 volt dengan arus 10A dengan frekuensi 60 Hz.

Berapa arus dan tegangan yang dihasilkan!

(diasumsikan trafo adalah trafo ideal dan frekeuensi

output ideal untuk proses pembangkitan )

Sekunder Primer

๐‘1๐‘2

=๐‘‰๐‘๐‘‰๐‘ 

๐‘‰๐‘ =100 . 12

1= 1200 ๐‘ฃ๐‘œ๐‘™๐‘ก

๐‘‰๐‘๐ผ๐‘ = ๐‘‰๐‘ ๐ผ๐‘ 

1200 ๐‘‰ ๐ผ๐‘  = 12 ๐‘‰ . 10 ๐ด๐ผ๐‘  = 0.1 ๐ด