Pupuk Organik Dan Anorganik

29

Click here to load reader

Transcript of Pupuk Organik Dan Anorganik

Page 1: Pupuk Organik Dan Anorganik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pupuk buatan atau sebutan lainnya pupuk anorganik, adalah pupuk yang dibuat oleh

pabrik-pabrik pupuk, dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) dengan kadar hara

tinggi. Misalnya, pupuk Urea yang kadar hara nitrogen 45-46%. Artinya setiap 100 kg

Urea, di dalamnya terdapat 45-46 kg N (Nitrogen) (Lingga, 1989).

Zwavelzure amoniak (ZA) lebih dikenal dengan sebutan ZA. Pupuk ini dibuat dari gas

amoniak dan asam belerang. Persenyawaan kedua zat ini menghasilkan pupuk ZA yang

mengandung N 20,5-21%. Artinya tiap 100   ZA berisi 20 kg N. Bentuknya Kristal kecil-

kecil berwarna putih, abu-abu, biru keabu-abuan, dan kuning (Lingga, 1989).

Kalium klorida lebih dikenal dengan singkatan KCl. Sama halnya dengan pupuk ZK, KCl

ini juga ada dua macam, yaitu KCl 80 mengandung K (K2O) 52-53%; KCl 90

mengandung K (K2O) 53-58 %. KCl mengandung klorida yang busa berpengaruh

negative pada tanaman yang tidak membutuhkan atau peka terhadap klorida, seperti

tanaman kentang dan wortel (Lingga, 1989).

Pupuk majemuk NPK yang siap pakai harganya amat mahal ketimbang pupuk tunggal.

Supaya harga ini tidak terlalu mencekik, ada baiknya membuat sendiri dengan cara

mencampur pupuk tunggal. Untuk mendapatkan NPK yang dikehendak, tinggal

menjumlahkan masing-masing pupuk tunggal itu dan itu berarti kita memperoleh NPK

sebanyak yang diinginkan sesuai perbandingan (Lingga, 1989).

Dalm praktikun kali ini, membuat pupuk campur NPK dengan bahan dasar ZA (20% N),

SP20 (20% P2OS), dan KCl (50% K2O). Kadar NPK yang akan memiliki komposisi atau

perbandingan bahan dasar 7:3:9. Dalam hal ini dimisalkan, pupuk yang akan dibuat 100g,

maka kadar masin-masing pupuk tunggal yang dibutuhkan adalah 35g 2A, 15g SP20 dan

18g KCl. Total pupuk tunggal tersebut adalah 68g, sisanya 32g diganti dengan bahan

pengisi berupa abu dapur.

Perbandingan antara N, P, dan K untuk memperoleh pupuk campur dihitung dengan

rumus perhitungan nilai pembanding dibagi kadar unsur tunggal dan kemudian dikali

jumlah pupuk yang akan dibuat. Perbandingan menentukan tingkat kemampuan tanaman

dalam menyerap unsure yang diperlukan. Dalam pembuatan pupuk campur, hal-hal harus

Page 2: Pupuk Organik Dan Anorganik

diperhatikan ialah kadar unsure pupuk tunggal harus tepat. Setelah itu barulah ditentukan

jumlah masing-masing pupuk tunggal (Lingga, 2001).

Pemberian pupuk atau pembuatan pupuk campur harus sesuai dengan perbandingan,

karena pemberian pupuk harus diberikan dalam jumlah yang tepat. Apabila pemberian

pupuk berlebihan maka proses atau metabolism tanaman untuk tumbuh terganggu.

Perbandingan harus sesuai agar tingkat pemupukan seimbang dan dapat memenuhi semua

unsure yang dibutuhkan tanaman.

Penggunaan pupuk campur lebih menguntungkan bagi patani karena lebih menghemat

biaya. Selain itu, penggunaan pupuk campuran bias menambah kreatifitas patani dalam

pemupukan. Cara pembuatan pupuk campur mudah dan keuntungan yang diperoleh pun

besar tanpa mengurangi kualitas NPK buatan sendiri itu

Page 3: Pupuk Organik Dan Anorganik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 .      Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu

bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi.  Misalnya urea berkadar N 45-46%

(setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen) (Lingga dan Marsono, 2000).

Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk

majemuk.  Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara

misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya.  Pupuk majemuk adalah pupuk

yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K

dan sebagainya (Hardjowigeno, 2004).

Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu (1) Pemberiannya dapat terukur

dengan tepat, (2) Kebutuhan tanaman akan hara dpat dipenuhi dengan perbandingan yang

tepat, (3) Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup, dan (4) Pupuk anorganik mudah

diangkut karena jumlahnya relatif sedikit dibandingkan dengan pupuk organik.  Pupuk

anorganik mempunyai  kelemahan, yaitu selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk

anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung  unsur hara mikro (Lingga

dan Marsono, 2000).

2.      Nitrogen (N)

Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) di atmosfer, yang takarannya

mencapai 78% volume, dan sumber lainnya senyawa-senyawa yang tersimpan dalam

Page 4: Pupuk Organik Dan Anorganik

tubuh jasad.  Nitrogen sangat jarang ditemui karena sifatnya yang mudah larut dalam air

(Poerwowidodo, 1992).

Nitrogen diserap oleh tanaman sebagai NO3- dan NH4

+ kemudian dimasukkan ke dalam

semua gas amino dan Protein (Indrana, 1994).  Ada juga bentuk pokok nitrogen dalam

tanah mineral, yaitu nitrogen organik, bergabung dengan humus tanah ; nitrogen

amonium dapat diikat oleh mineral lempung tertentu, dan amonium anorganik dapat larut

dan senyawa nitrat (Buckman dan Brady, 1992).

Nitrogen yang tersedia tidak dapat langsung digunakan, tetapi harus mengalami berbagai

proses terlebih dahulu.  Pada tanah yang immobilitasnya rendah nitrogen yang

ditambahkan akan bereaksi dengan pH tanah yang mempengaruhi proses nitrogen. 

Begitu pula dengan proses denitrifikasi yang pada proses ini ketersediaan nitrogen

tergantung dari mikroba tanah yang pada umumnya lebih menyukai senyawa dalam

bentuk ion amonium daripada ion nitrat (Jumin, 1992).

Peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman jagung adalah merangsang pertumbuhan secara

keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun.  Selain itu, nitrogen pun berperan

penting dalam pembentukan zat hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis

(Lingga dan Marsono, 2000).

Kekahatan atau defisiensi nitrogen menyebabkan proses pembelahan sel terhambat dan

akibatnya menyusutkan pertumbuhan.  Selain itu, kekahatan senyawa protein

menyebabkan kenaikan nisbah C/N, dan kelebihan karbohidrat ini akan meningkatkan

kandungan selulosa dan lignin.  Ini menyebabkan tanaman jagung yang kahat akan

nitrogen tampak kecil, kering, tidak sekulen, dan sudut daun terhadap batang sangat

runcing (Poerwowidodo, 1992).

Salah satu bentuk pupuk N yang banyak digunakan adalah urea (CO(NH2)2).  Urea dibuat

dari gas amoniak dan gas asam arang.  Persenyawaan kedua zat ini malahirkan pupuk

urea dengan kandungan N sebanyak 46% (Lingga dan Marsono, 2002).

Urea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air).  Pada kelembaban 73%,

pupuk ini sudah mampu menarik uap air dan udara.  Oleh karena itu urea mudah larut dan

mudah diserap oleh tanaman (Lingga dan Marsono, 2002).

Urea dapat membuat tanaman hangus, terutama yang memiliki daun yang amat peka. 

Untuk itu, semprotkan urea dengan bentuk tetesan yang besar.  Berdasarkan bentuk

Page 5: Pupuk Organik Dan Anorganik

fisiknya maka urea dibagi menjadi dua jenis, yaitu urea prill dan urea non prill (Lingga

dan Marsono, 2002).

3.      Phosphor (P)

Paling sedikit ada empat sumber pokok fosfor untuk memenuhi kebutuhan akan unsur ini,

yaitu pupuk buatan, pupuk kandang, sisa-sisa tanaman termasuk pupuk hijau, dan

senyawa asli unsur ini yang organik dan anorganik, yang terdapat dalam tanah (Buckman

dan Brady, 1992).

Unsur P diserap tanaman dalam bentuk ortofosfat primer, H2PO4. menyusul kemudian

dalam HPO42-. Species ion yang merajai tergantung dari PH sistem tanah-pupuk-tanaman,

yang mempunyai ketersediaan tinggi pada pH 5,5-7. kepekatan H2PO4 yang tinggi dalam

larutan tanah memungkinkan tanaman mengangkutnya dalam takaran besar karena

perakaran tanaman diperkirakan mempunyai 10 kali penyerapan tanaman untuk H2PO4

dibanding untuk HPO42- (Poerwowidodo, 1992).

Bentuk P yang lain yang dapat diserap tanaman adalah pirofosfat dan metafosfat. Kedua

bentuk ini misalnya terdapat dalam bentuk pupuk P dan K metafosfat. Tanaman juga

menyerap P dalam bentuk fosfat organik, yaitu asam nukleat dan phytin. Kedua bentuk

senyawa ini terbentuk melalui proses degradasi dan dekomposisi bahan organik yang

langsung dapat diserap oleh tanaman (Hakim, dkk.,1986).

Ketersediaan phospor di dalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling

penting adalah pH tanah. Pada tanah ber-pH rendah (masam), phospor akan bereaksi

dengan ion besi (Fe)  dan aluminium (Al). reaksi ini akan membentuk besi fosfat atau

aluminium fosfat yang sukar larut di dalam air sehingga tidak dapat digunakan oleh

tanaman. Pada tanah ber-pH  tinggi (basa), phospor akan bereaksi dengan ion kalsium.

Reaksi ini membentuk kalsium fosfat yang sifatnya sukar larut dan tidak dapat digunakan

oleh tanaman. Dengan demikian, tanpa memperhatikan  pH tanah, pemupukan phospor

tidak akan berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman (Novizan, 2002).

Menurut Buckman dan Brady (1992), bahwa fosfor dapat berpengaruh menguntungkan

pada pembelahan sel dan  pembentukan lemak serta albumin, pembungaan dan

pembuahan, termasuk proses pembentukan biji, perkembangan akar, khususnya akar

Page 6: Pupuk Organik Dan Anorganik

lateral dan akar halus berserabut, kekuatan batang, dan kekebalan tanaman terhadap

penyakit tertentu.

Gejala kekurangan P pada tanaman jagung dapat menjadikan pertumbuhan terhambat

(kerdil), daun-daun/malai menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun, dan juga pada

jagung akan menyebabkan tongkol jagung menjadi tidak sempurna dan kecil-kecil

(Hardjowigeno, 1993)

4.      Kalium (K)

Menurut Buckman dan Brady (1992), berbagai bentuk kalium dalam tanah digolongkan

atas dasar ketersediaannya menjadi 3 golongan besar yaitu bentuk relatif tidak tersedia,

mudah tersedia, dan lambat tersedia. Senyawa yang mengandung sebagian besar bentuk

kalium ini adalah feldspat dan mika, lebih lanjut dijelaskan oleh  Mulyani (1999), bahwa

sumber-sumber kalium adalah beberapa jenis mineral, sisa-sisa tanaman dan jasad  renik,

air irigasi serta larutan dalam tanah, dan pupuk buatan.

Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk ion K+ dan dapat dijumpai di dalam tanah dalam

jumlah yang bervariasi, namun jumlahnya dalam keadaan tersedia bagi tanaman biasanya

kecil. Kalium ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk garam-garam mudah larut

seperti KC1, K2SO4, KNO3, dan K-Mg-SO4. Mekanisme penyerapan K mencakup aliran

massa, konveksi, difusi, dan serapan langsung dari permukaan zarah tanah

(Poerwowidodo, 1992).

Di dalam tanah, ion K bersifat sangat dinamis dan juga mudah tercuci pada tanah berpasir

dan tanah dengan pH yang rendah. Sekitar 1-10% terjebak dalam koloid tanah karena

kaliumnya bermuatan positif. Bagi tanaman, ketersediaan kalium pada posisi ini agak

lambat. Kandungan kalium sangat tergantung dari jenis mineral pembentuk tanah dan

kondisi cuaca setempat. Persediaan kalium di dalam tanah dapat berkurang oleh tiga hal,

yaitu pengambilan kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air, dan erosi tanah

(Novizan, 2002).

Menurut Hakim, dkk (1986), bahwa peranan kalium secara fisiologis adalah metabolisme

karbohidrat, yakni pembentukan pemecahan, dan translokasi pati, metabolisme nitrogen

dan sintesis protein, mengawasi dan mengatur kegiatan berbagai unsur mineral,

netralisasi asam-asam organik penting secara fisiologis, mengaktifkan berbagai enzim,

Page 7: Pupuk Organik Dan Anorganik

mempercepat proses pertumbuhan jaringan meristematik, mengatur pergerakan stomata

dan hal-hal yang berhubungan dengan air.

Defisiensi kalium agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan

ketika tanaman masih muda (Mulyani, 1999). Pada tanaman jagung, gejalanya daun

terlihakaput lebih tua, muncul warna kuning pada pinggir dan di ujung daun yang

akhirnya mengering dan rontok. Daun mengerut  (Keriting) dimulai dari daun tua. Pada

buah, ukuran tongkol menjadi lebih kecil, warna buah tidak merata dan biji buah menjadi

kisut (Novizan, 2002)

Page 8: Pupuk Organik Dan Anorganik

BAB II

PEMBAHSAN

2.1. Pupuk organik

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti

pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat

atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk

organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan

organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami,

brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri

yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).

Sejarah

Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian.

Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal

bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari penggunaan

pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua manusia di

daerah aliran sungai-sungai Nil, Euphrat, Indus, Cina, dan Amerika Latin. Lahan-lahan

pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena

menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun. Di

Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah

mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah

revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis

menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganyapun relatif

murah, dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk

buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian.

Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan

sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari

pertanian konvensional ke pertanian organik.

Page 9: Pupuk Organik Dan Anorganik

Jenis

Pupuk kandang

Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya

sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh

masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam.[4]. Selain berbentuk padat,

pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan.[4]

Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro.[4] Pupuk kandang padat

(makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium.[4] Unsur hara mikro

yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang,

natrium, besi, tembaga, dan molibdenum.[4] Kandungan nitrogen dalam urine hewan

ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran

padat.[4] Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:[4]

1. Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan

secara perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas,

contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi.[4]

2. Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan

mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk

yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam.[4] Pupuk kandang bermanfaat

untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion

Page 10: Pupuk Organik Dan Anorganik

yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam

tanah, termasuk pupuk anorganik.[4] Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki

struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bia optomal.[4] Pupuk kandang

yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya tidak

tampak, dan baunya telah berkurang.[4] Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut,

pupuk kandang belum siap digunakan.[4] Penggunaan pupuk yang belum matang

akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman.[4]

Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga

penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam tanah dapat dikurangi.[4]

Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling bauk dilakukan setelah

tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair ini

akan cepat diserap oleh tanaman.[4]

Pupuk hijau

Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen.

Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah dikomposkan.

Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen) atau tanaman yang

ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau, seperti sisa–sisa tanaman, kacang-

kacangan, dan tanaman paku air (Azolla). Jenis tanaman yang dijadikan sumber pupuk

hijau diutamakan dari jenis legume, karena tanaman ini mengandung hara yang relatif

tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Tanaman legume

juga relatif mudah terdekomposisi sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat.

Pupuk hijau bermanfaat untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara di

dalam tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang

selanjutnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah

terhadap erosi.[4] Pupuk hijau digunakan dalam:

1. Penggunaan tanaman pagar, yaitu dengan mengembangkan sistem pertanaman

lorong, dimana tanaman pupuk hijau ditanam sebagai tanaman pagar berseling

dengan tanaman utama.[4]

Page 11: Pupuk Organik Dan Anorganik

2. Penggunaan tanaman penutup tanah, yaitu dengan mengembangkan tanaman yang

ditanam sendiri, pada saat tanah tidak ditanami tanaman utama atau tanaman yang

ditanam bersamaan dengan tanaman pokok bila tanaman pokok berupa tanaman

tahunan.[4]

Kompos

Kompos

Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah

organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang

sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma,

sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang

sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang

terbuang, dan cairan biogas.[5] Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di

antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan azola. Beberapa kegunaan

kompos adalah:

1. Memperbaiki struktur tanah.

2. Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir.

3. Meningkatkan daya tahan dan daya serap air.

4. Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah.

5. Menambah dan mengaktifkan unsur hara.

Page 12: Pupuk Organik Dan Anorganik

Kompos digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman. Kompos yang

layak digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya temperatur

kompos (di bawah 400 c).

Humus

Humus

Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-

daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang

akhirnya mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan

baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah

pertanian dan peternakan, industri makanan, agro industri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu

kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat

perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi

pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam

pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat

meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk

anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah, dan juga dapat

menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik.

Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari

kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan

kompos.

Page 13: Pupuk Organik Dan Anorganik

Pupuk organik buatan

Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang diproduksi di pabrik dengan

menggunakan peralatan yang modern. Beberapa manfaat pupuk organik buatan, yaitu:

1. Meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

2. Meningkatkan produktivitas tanaman.

3. Merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun.

4. Menggemburkan dan menyuburkan tanah.

Pada umumnya, pupuk organik buatan digunakan dengan cara menyebarkannya di

sekeliling tanaman, sehingga terjadi peningkatan kandungan unsur hara secara efektif dan

efisien bagi tanaman yang diberi pupuk organik tersebut.

Manfaat

Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif

menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan

sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah, yaitu 2%.Padahal untuk

memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5%. Pupuk

organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun

kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara

berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan

produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk

organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang

sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan

tanaman dapat bervariasi. Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat

fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam

tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk

menjadi humus. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan

mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam

penyediaan hara tanaman. Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara

bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba. Bahan dasar pupuk

Page 14: Pupuk Organik Dan Anorganik

organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan berbahaya. [8]

Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar

kompos berbahaya karena banyak mengandung logam berat dan asam-asam organik yang

dapat mencemari lingkungan. Selama proses pengomposan, beberapa bahan berbahaya

ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk. Untuk itu diperlukan seleksi bahan

dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3). Pupuk

organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah

dalam pembentukan pupuk. Keadaan ini memengaruhi penyimpanan, penyediaan air,

aerasi tanah, dan suhu tanah. Bahan organik dengan karbon dan nitrogen yang banyak,

seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah

dibanding dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos. Pupuk organik

memiliki fungsi kimia yang penting seperti:

1. Penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan

sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi,

meskipun jumlahnya relatif unsur hara makro dan mikro tersebut sangat

dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman,,apa lagi bagi pencinta tanaman

hias,,Banyak para hobiis dan pencinta tanaman hias, bertanya tentang komposisi

kandungan pupuk dan prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk

tanaman yang bibit, remaja atau dewasa/indukan.Berikut fungsi unsur-unsur hara

makro :

Nitrogen ( N ) -Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan -Merupakan

bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri -Berfungsi untuk sintesa asam amino dan

protein dalam tanaman -Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau daun, panjang

daun, lebar daun,) dan pertumbuhan vegetatif batang ( tinggi dan ukuran batang). -

Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau

kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.

Phospat ( P ) -Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman -

Merangsang pembungaan dan pembuahan -Merangsang pertumbuhan akar -Merangsang

pembentukan biji -Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel -

Page 15: Pupuk Organik Dan Anorganik

Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang,

kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )

Kalium ( K ) -Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim

dan mineral termasuk air. -Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap

penyakit -Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi

lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun

menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.

1. Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah.

2. Membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti

aluminium, besi, dan mangan.

Pupuk Organik Granul

Pupuk organik bisa dibuat dalam bermacam-macam bentuk. Bisa dibuat curah, table,

pelet, briket, atau granul. Pemilihan bentuk ini tergantung pada penggunaan, biaya, dan

aspek-aspek pemasaran lainnya. Salah satu bentuk yang banyak dipakai adalah granul.

Membuat pupuk granul sebenarnya tidak terlalu sulit. Secara garis besar pupuk granul

dapat dibuat dengan cara seperti di bawah ini.

Pupuk Organik Granul

Page 16: Pupuk Organik Dan Anorganik

Tahapan Pembuatan Pupuk Organik

Pengeringan Bahan

Bahan pupuk organik yang digunakan bisa dibuat dari pupuk kandang. Tapi perlu diingat

pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang sudah ‘matang’ bukan yang

baru keluar dari binatangnya. Bisa juga menggunakan kompos, baik kompos dari limbah

pertanian, kompos dari sampah organik, atau humus yang langsung diambil dari tanah.

Langkah pertama adalah pengeringan. Kompos ini harus dikeringkan terlebih dahulu.

Pengeringan dapat dilakukan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari atau dengan

menggunakan alat pengering (rotary dryer). Kadar air kompos kering kurang lebih <20%.

Lebih kering lebih bagus.

Penghalusan dan Pengayakan

Kompos yang sudah kering kemudian digiling dengan mesin giling. Atau ditumbuk saja

juga bisa. Tingkat kehalusan kompos yang diperlukan minimal 80 mesh. Biasanya aku

memilin 100 mesh. Kompos halus ini kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh atau 100

mesh. Sisa bahan yang tidak lolos ayakan dikembalikan ke alat penggiling.

Penambahan Bahan-bahan Lain

Apabila diperlukan dapat pula ditambahkan beberapa bahan lain. Beberapa bahan yang

sering ditambahkan adalah pupuk anorganik untuk meningkatkan kandungan hara N, P,

K, atau hara mikro lainnya. Dapat pula ditambahkan dengan asam humat atau asam fulvat

atau hormon perangsang pertumbuhan tanaman. Apabila memungkinkan dapat pula

ditambahkan dengan mikroba-mikroba. Cuma tidak semua mikroba bisa ditambahkan ke

dalam pupuk granul. Banyaknya bahan yang ditambahkan berbeda-beda untuk setiap

perusahaan. Jenis dan dosis ini merupakan ‘rahasia perusahaan’ masing-masing.

Ibaratnya masakan, jenis masakan bisa sama tetapi ‘ramuannya’ bisa berbeda-beda untuk

setiap koki.

Page 17: Pupuk Organik Dan Anorganik

Granulasi

Setelah semua bahan siap, langkah berikutnya adalah pembuatan granul. Granul dapat

dibuat dengan berbagai cara. Cara paling sederhana adalah dengan menggunakan nampan

biasa. Biasanya aku gunakan cara ini untuk membuat contoh granul skala kecil. Bahan

yang diperlukan sekitar 300 gr – 500 gr. Caranya, bahan dimasukkan ke dalam nampan,

tambahakan air + perekat (jika perlu). Kemudian nampan digoyang-goyang sampai

terbentuk granul. Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah penambahan

air/perekat. Jumlahnya harus pas, tidak boleh berlebih atau terlalu sedikit. Di sinilah seni-

nya membuat granul.

Alat lain yang juga dapat digunakan untuk membuat granul adalah moleh pengaduk

semen. Alat ini biasa digunakan oleh para tukang batu untuk membuat rumah dan dapat

diperoleh di toko-toko penjual alat bagunan. Prinsip kerjanya sama seperti cara di atas.

Pertama masukkan bahan ke dalam moleh. Hidupkan mesinnya. Sambil diputar-putar,

masukkan air sedikit demi sedikit ke dalam molen hingga terbentuk granul. Setelah

granul terbentuk, isi molen dapat dituang.

Alat lain yang khusus dibuat untuk granulasi adalah pan granulator. Alat ini berbentuk

piringan yang berputar. Prinsip kerjanya sih masih sama dengan cara nampan di atas.

Ukuran piringan bisa bermacam-macam. Kami memiliki pan granulator ukuran kecil

dengan diameter 1 m dan ada juga yang berukuran 2.5 m. Cara kerjanya sama seperti

yang telah disebutkan di atas.

Pengeringan dan Pengemasan

Langkah berikutnya adalah pengeringan dan pengemasan pupuk granul. Pengeringan bisa

dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari/dijemur atau menggunakan mesin

pengering.

Ukuran kemasan bisa bermacam-macam. Kemasan-kemasan kecil bisa berukurang 1 kg,

5 kg, atau 10 kg. Kemasan juga bisa menggunakan karung dengan ukuran 25 – 30 kg.

Page 18: Pupuk Organik Dan Anorganik

Kemasan biasanya terdiri dari dua bagian, bagian luar dan bagian dalam (inner).

Kemasan bagian luar diberi merek/nama/logo perusahaan.

Pelestarian lingkungan

Tanaman penutup tanah (cover crop) dapat digunakan sebagai pupuk organik.

Penggunaan pupuk organik saja, tidak dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan

ketahanan pangan. Oleh karena itu sistem pengelolaan hara terpadu yang memadukan

pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik perlu digalakkan. Sistem pertanian yang

disebut sebagai LEISA (Low External Input and Sustainable Agriculture) menggunakan

kombinasi pupuk organik dan anorganik yang berlandaskan konsep good agricultural

practices perlu dilakukan agar degredasi lahan dapat dikurangi dalam rangka memelihara

kelestarian lingkungan. Pemanfaatan pupuk organik dan pupuk anorganik untuk

meningkatkan produktivitas lahan dan produksi pertanian perlu dipromosikan dan

digalakkan. Program-program pengembangan pertanian yang mengintegrasikan ternak

dan tanaman (crop-livestock) serta penggunaan tanaman legum baik berupa tanaman

lorong (alley cropping) maupun tanaman penutup tanah (cover crop) sebagai pupuk hijau

maupun kompos perlu diintensifkan.

Page 19: Pupuk Organik Dan Anorganik

BAB III

KESIMPULAN

Ada beberapa jenis pupuk buatan yang lazim digunakan dalam pertanian. Jenis pupuk

tersebut antara lain :

PUPUK UREA adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.

Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2

CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah

menghisap air (higroskopis). Pupuk urea yang dijual di pasaran biasanya mengandung

unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg

Nitrogen.

PUPUK SP - 36 merupakan sumber hara fosfor bagi tanaman. Pupuk SP – 36

berbentuk butiran berwarna keabu – abuan. Unsur hara Fosfor yang terdapat dalam pupuk

SP-36 hampir seluruhnya larut dalam air. Pupuk ini tidak mudah menghisap air, sehingga

dapat disimpan cukup lama dalam kondisi penyimpanan yang baik. Sesuai dengan

namanya(SP-36) kandungan hara Fosfor dalam bentuk P2O5 pada pupuk ini yaitu

sebesar 36%.

PUPUK NPK merupakan jenis pupuk majemuk yang mengandung unsur hara makro

Nitrogen (N) , Phospor (P) dan Kalium (K). Pupuk ini berbentuk butiran (prill) dengan

bulatan besar berwarna merah bata. Pupuk ini termasuk pupuk yang tidak mudah

menyerap air, sehingga tahan disimpan lama di dalam gudang. Kandungan Nitrogen,

Phospor dan Kalium pada pupuk NPK yang dijual di pasaran ini bervariasi. Perbandingan

kandungan yang paling lazim dijual di pasaran yaitu :

Page 20: Pupuk Organik Dan Anorganik

DAFTAR PUSTAKA

1. http://luki2blog.wordpress.com/2008/05/10/apa-itu-pupuk-anorganik-apa-itu-pupuk-

organik-apa-itu-pupuk-berimbang/

2.      http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik

3.      http://z47d.wordpress.com/2010/09/01/pembuatan-pupuk-buatan/

4.      http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080927022146AA5HBd1

5.     http://openlibrary.org/books/OL4395728M/

Pupuk_buatan_dan_penggunaannja_disusun_oleh_M._Ali_Sastrohoetomo.