Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
-
Upload
muhammad-syafrullah -
Category
Education
-
view
24.403 -
download
6
description
Transcript of Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA METODE
PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PEMBELAJARAN
DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 11
PALEMBANG.
1. Latar Belakang
Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) berkaitan erat dengan
pelaksanaan proses pendidikan, terutama melalui pendidikan formal di sekolah.
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang memiliki tanggung
jawab untuk mendidik perserta didik dan sebagai tempat di selenggarakannya
kegiatan belajar mengajar. untuk mencapai tujuan yang di inginkan, guru harus bisa
memilih metode yang tepat untuk mencapai pokok bahasan yang sedang dibahas
karena metode pembelajaran yang digunakan guru, lebih menekankan dimana guru
lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan siswa.
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik
supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan
dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat.
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta
didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan (Hamalik, 2012:3)
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang dapat membantu
siswa mencari tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam proses belajar
mengajar dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh dalam
proses tersebut saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Komponen-
1
komponen tersebut antara lain siswa, guru, kurikulum, metode, sarana dan prasarana
serta lingkungan kerja. Dari komponen-komponen tersebut yang paling berpengaruh
adalah guru. Karena gurulah yang dapat mengelolah komponen-komponen yang
lainnya. Peranan guru dalam proses belajar mengajar sangat menentukan
keberhasilan siswa, sebab gurulah yang langsung berinteraksi dengan siswa di
sekolah. Sehubungan dengan tugas guru sebagai pendidik, agar siswa benar-benar
mengerti dan memahami pelajaran yang diberikan, guru harus memikirkan dan
membuat strategi belajar mengajar yang baik. Maka dari itu sangat diperlukan
metode belajar yang sesuai, sehingga diperoleh hasil belajar yang diharapkan.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan, maka perlu penanganan
dan pemikiran yang serius, agar materi yang disampaikan diterima dan dipahami
dengan baik oleh peserta didik. Oleh karena itu setiap proses pembelajaran yang
dirancang dan diselenggarakan harus mempunyai sumbangan untuk pencapaian
tujuan yang diharapkan. Salah satu dari proses pembelajaran tersebut adalah
pembelajaran IPS Terpadu. Untuk itu, guru IPS Terpadu sebagai tenaga pendidik
sekaligus sebagai pembimbing harus berupaya memotivasi siswa agar terbiasa
berkerja mandiri dan kreatif serta inovatif dalam belajar.
Berdasarkan hasil observasi peneliti lakukan, rendahnya hasil belajar IPS
Terpadu siswa di karenakan guru yang menyampaikan materi dengan metode
konvensional, ceramah, dan pemberian tugas, hal ini menyebabkan siswa kurang
antusias dalam mengikuti pembelajaran, dan siswa kurang aktif dan bersikap acuh
tak acuh, ini semua tentunya akan berdampak pada nilai siswa dan akan
menyebabkan KKM yang telah di tetapkan SMP Negeri 11 Palembang tidak dicapai
siswa atau masih dibawah standar yaitu 75.
2
Metode adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. (Mulyatiningsih, 2012:233). Dalam sebuah strategi pembelajaran
dapat diterapkan lebih dari satu metode pembelajaran. Macam-macam metode
pembelajaran yaitu : 1) investigation adalah metode ini melibatkan peserta didik
dalam kegiatan penyelidikan/penelitian. 2) inquiry adalah metode yang melibatkan
peserta didik dalam proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis. 3) discovery
adalah strategi pemecahan masalah secara intensif dibawah pengawasan guru. 4)
problem solving adalah metode yang memberikan kasus atau masalah kepada
peserta didik untuk dipecahkan.
Maka dari beberapa metode pembelajaran tersebut peneliti tertarik untuk
menggunakan dua metode pembelajaran yaitu metode pembelajaran inquiry dan
metode pembelajaran discovery.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti terarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul : “Perbandingan hasil belajar siswa antara metode pembelajaran
Inquiry dengan metode pembelajaran Discovery pada mata pelajaran IPS
Terpadu di SMP Negeri 11 Palembang’’.
3
2. Masalah Penelitian
2.1. Pembatasan Lingkup Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan mempunyai
arah yang pasti dan tidak menyimpang dari sasaran maka peneliti membatasi
permasalahan dalam penelitian ini yaitu sabagai berikut:
1. Perbandingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbadingan
hasil belajar siswa setelah mendapat metode pembelajaran inquiry dan
metode pembelajaran discovery.
2. Siswa yang diteliti adalah kelas siswa VII di SMP Negeri 11 Palembang.
3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes
yang diperoleh siswa pada Standar kompetensi 4. Memahami usaha
manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya, Kompetensi
dasar 4.1 menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan
informasi keruangan, Indikator pencapian:
1. Membedakan peta, atlas dan globe
2. Mengidentifikasi jenis, bentuk dan pemanfaatan peta
3. Mengidentifikasi informasi geografis dari peta, atlas dan globe.
Dari ketiga indikator pencapaian di atas peneliti memilih indikator
pencapaian 2. Mengidentifikasi jenis, bentuk dan pemanfaatan peta. Materi
pembelajaran jenis peta, bentuk peta dan pemanfaatan peta di semester
genap tahun ajaran 2012/2013.
4
2.2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
perbandingan hasil belajar siswa antara metode pembelajaran inquiry dengan
metode pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP
Negeri 11 Palembang ?”.
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa antara metode pembelajaran
inquiry dengan metode pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu di
SMP Negeri 11 Palembang.
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, siswa, guru, sekolah
dan kalangan akademis:
a. Bagi penulis
diharapkan menambah wawasan dan pemahaman baru mengenai penerapan
metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery pada mata
pelajaran IPS Terpadu, sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang baik.
b. Bagi siswa
Bagi siswa dapat menambah ilmu pengetahuan dan memotivasi siswa untuk
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajran IPS Terpadu dengan
menggunakan metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajran discovery.
5
c. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru-guru khususnya guru mata pelajaran IPS
Terpadu dan sebagai pertimbangan untuk menerapkan Metode Pembelajaran
Inquiry dan metode pembelajaran discovery dalam pembelajaran IPS Terpadu.
d. Bagi sekolah
Agar dapat bermanfaat dalam mendapatkan masukan yang membangun untuk
kemajuan proses belajar mengajar guna memberikan pelayanan pendidikan
kepada anak didik untuk berpartisifasi secara optimal.
e. Kalangan akademis
Bagi kalangan akademis hasil penelitian ini sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.
5. Tinjauan Pustaka
5.1. Hasil Belajar
Menurut (Hamalik, 2012:159) hasil belajar adalah keseluruhan
kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan,
penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil
belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam
upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sedangkan
menurut (Sudjana, 2005:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar bukan hanya dalam bentuk nilai tertulis saja, akan tetapi lebih dari pada
itu bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang didapat oleh peserta
6
didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, baik dari segi pengetahuan,
perubahan sikap serta tingkah laku dalam interaksinya.
5.2. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah sebuah cara yang digunakan untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran. (Mulyatiningtias, 2012:233). Sedangkan
menurut (Wina sanjaya, 2008) metode pembelajaran adalah sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata atau praktis untuk mkencapai tujuan pembelajaran.
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
5.3. Metode Pembelajaran Inquiry
Inquiry merupakan pendekatan pembelajaran di mana siswa
menemukan, menggunakan variasi sumber informasi dan ide untuk lebih
memahami, suatu permasalahan, topik, atau isu. Hal ini tidak hanya sekedar
menjawab pertanyaan tetapi juga melalui investigasi, eksplorasi, mencari,
bertanya, meneliti, dan mempelajari. (Kuhlthau dalam Sumarmi, 2012:17).
Sedangkan menurut (Mulyatiningsih, 2012:235) Inquiry adalah
metode yang melibatakan peserta didik dalam proses pengumpulan data dan
pengujian hipotesis, guru membimbing peserta didik untuk menemukan
pengertian baru, mengamati perubahan pada praktik uji coba, dan memperoleh
pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar mereka sendiri.
7
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) dengan sistematis, kritis, logis dan
analistis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan rasa
percaya diri.
5.4. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Inquiry
1. Merumuskan masalah. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut yakni
kesadaran terhadap masalah, melihat pentingnya masalah, dan
merumuskan masalah.
2. Mengembangkan hipotesis. Dalam hal ini kemampuan yang dituntut
dalam mengembangkan hipotesis yakni menguji dan menggolongkan data
yang dapat diperoleh, melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara
logis, dan merumuskan hipotesis.
3. Menguji jawaban tentative. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut
antara lain (a) merakit peristiwa yang terdiri atas mengidentifikasi
peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, mengevaluasi data, dan
mengklasifikasi data; (b) analisis data yang terdiri atas melihat hubungan,
mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasi trend, sekuensi,
dan keteraturan.
4. Menarik kesimpulan. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut yakni (a)
mencari pola dan makna hubungan; sekaligus (b) merumuskan kesimpulan
8
5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi (Sumarmi, 2012:18)
Dari langkah-langkah metode pembelajaran inquiry diatas maka
peneliti menyimpulkan bahwa langkah-langkah metode pembelajaran inquiry
dalam penelitian ini dapat diterapkan dengan cara:
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran sub pokok bahsan mengidentifikasi
jenis-jenis peta dan bentuk peta.
2. Membentuk kelompok-kelompok menjadi 4 kelompok, setiap kelompok
diberi tugas untuk mengamati peta,atlas dan globe:
Kelompok I: Perbedaan peta, atlas dan globe
Kelompok II: Perbedaan unsur-unsur peta dan atlas
Kelompok III: Simbol-simbol pada peta dan contoh-contohnya
Kelompok IV: Jenis-jenis peta beserta contohnya
3. Menugaskan setiap kelompok untuk mengumpulkan data, mengevaluasi
data, menklasifikasi data, mencari persmaan dan perbedaan yang dibuat
dalam bentuk laporan hasil pengamatan.
4. Setiap kelompok mempresentasikan didepan kelas hasil pengamatannya
dan kelompok lain memberikan tanggapan.
5. Bersama-sama menarik kesimpulan dari setiap kelompok dan merumuskan
kesimpulan dari topic yang telah diteliti oleh masing-masing kelompok.
5.5. Kelebihan Metode Pembelajaran Inquiry
1. Mengembangkan keteramapilan sosial, bahasa, dan membaca.
2. Mengonstruksi pemahaman mereka.
3. Membuat siswa mandiri dalam riset dan pembelajaran.
9
4. Termotivasi untuk membentuk pengalaman tingkat tinggi.
5. Memiliki strategi belajar dan terampil mentransfer pada proyek inquiry
yang lain (Kuhlthau, 2007).
5.6. Kekurangan Metode Pembelajaran Inquiry
1. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima
informasi dari guru apa adanya, ke arah membiasakan belajar mandiri
dan berkelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri.
Mengubah kebiasaan bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi kebiasaan
yang telah bertahun-tahun dilakukan.
2. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai
pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa
dalam belajar. Inipun bukan pekerjaan yang mudah karena umumnya
guru merasa belum puas kalau tidak banyak menyajikan informasi
(ceramah).
3. Metode ini memberikan kebebasan pada siswa dalam belajar, tetapi tidak
berarti menjamin bahwa siswa belajar dengan tekun, penuh aktivitas, dan
terarah.
4. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang
lebih baik. Dalam kondisi siswa banyak (kelas besar) dan guru terbatas,
agaknya metode ini sulit terlaksana dengan baik.
10
5.7. Metode Pembelajaran Discovery
Menurut Sund dalam (Roestiyah, 2008:20) Discovery adalah proses
mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau
prinsip.
Discovery learning merupakan strategi yang digunakan untuk
memecahkan masalah secara intensif di bawah pengawasan guru
(Mulyatiningsih, 2012:235).
Sedangkan menurut Burner dalam (Mulyatiningsih, 2012:235)
Discovey learning merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut
guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik
belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru
memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang
secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.
5.8. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Discovery
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Membagi petunujuk praktikum/eksperimen.
3. Peserta didik melaksanakan eksperimen dibawah pengawasan guru.
4. Guru menunjukkan gejala yang diamati.
11
5. Peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen (Mulyatiningsih,
2012:236).
Dari langkah-langkah metode pembelajaran discovery diatas maka
peneliti menyimpulkan bahwa langkah-langkah metode pembelajaran
inquiry dalam penelitian ini dapat diterapkan dengan cara:
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran sub pokok bahsan mengidentifikasi
jenis-jenis peta, bentuk peta, dan pemanfaatan peta.
2. Membagi peserta didik kedalam 4 kelompok setiap kelompok diberi
tugas untuk mengamati peta,atlas dan globe:
Kelompok I: Perbedaan peta, atlas dan globe
Kelompok II: Perbedaan unsur-unsur peta dan atlas
Kelompok III: Simbol-simbol pada peta dan contoh-contohnya
Kelompok IV: Jenis-jenis peta beserta contohnya
3. Guru melakukan pangawasan terhadap penelitian yang dilakukan oleh
masing-masing kelompok.
4. Peserta didik mempresentasikan laporan penelitian kelompoknya
masing-masing dan kelompok lain memberikan tanggapan
5. Guru melakukan evaluasi pada setiap kelompok dengan berbagai cara
untuk menilai kemajuan kelompok dan hasil yang telah dicapai.
12
5.9. Kelebihan Metode Pembelajaran Discovery
1. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan;
memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses
kognitif/pengenalan siswa.
2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual
sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa.
4. Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki
motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.
6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada
diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
7. Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai
teman belajar saja: membantu bila diperlukan (Roestiyah, 2008:21).
5.10. Kelemahan Metode Pembelajaran Discovery
1. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara
belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui
sekitarnya dengan baik.
2. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.
13
3. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti
dengan teknik penemuan.
4. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu
mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa.
5. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara
kreatif. (Roestiyah, 2008:21)
5.11. Kurikulum IPS TERPADU
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
yang di berikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS
memuat materi Geografi, Sejarah, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran
IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia
yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
Tujuan Mata pelajaran IPS Terpadu:
Mata pelajaran IPS Terpadu bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
14
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai barikut.
1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3. Sistem Sosial dan Budaya
4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa IPS Terpadu
merupakan perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu
sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni
sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu
politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan
instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah
dipelajari. (KTSP, 2011)
15
a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas VII, Semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami lingkungan kehidupan manusia
1.1 Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi
1.2 Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-aksara di Indonesia
2. Memahami kehidupan sosial manusia
2.1 Mendeskripsikan interaksi sebagai proses sosial
2.2 Mendeskripsiskan sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian
2.3 Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial
2.4 Menguraikan proses interaksi sosial
3. Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan
3.1 Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan
3.2 Mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas VII, Semester II
Standar Kompetensi Kompetensi dasar
4. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkunganya
4.1 Menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapataan informasi keruangan
4.2 Membuat sketsa dan peta wilayah yang menggambarkan objek geografi
4.3 Mendeskripsikan kondisi geografis dan penduduk
4.4 Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadidi atmosfer dan hidrosfer, serta dampaknya terhadapkehidupan
5. Memahami perkembangan 5.1 Mendeskripsikan perkembangan
16
masyarakat sejak masa Hindu-budha sampai masa colonial Eropa
masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu-Budha, serta peninggalan-peninggalannya
5.2 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam di Indonesia, serta peninggalan-peninggalanya
5.3 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa colonial Eropa
6. Memahami kegiatan ekonomi masyarakat
6.1 mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permikaan bumi
6.2 Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa
6.3 Mendeskripsikan peran badan usaha, termasuk koperasi sebagai tempat berlangsungnya proses produksi dalam kaitannya dengan pelaku ekonomi
6.4 Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran IPS Terpadu di kelas VII semester I dan semester II kurikulum
tahun 2006 di atas, maka penelitian ini menggunakan Standar Kompetensi
4. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan
17
lingkungannya, Kompetensi dasar 4.1 Menggunakan peta atlas dan globe
untuk mendapatkan informasi keruangan.
5.12. Kajian Terdahulu Yang Relevan.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan tentang perbandingan
metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery
terhadap hasil belajar siswa diantaranya dilakukan oleh Novri Karlina
(2011), Linda Sartika (2011) dan Kansina (2011).
Penelitian Novri Karlina (2011) dengan judul pengaruh
pembelajaran inquiry berorientasi discovery terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 11 Palembang. Kesimpulan
yang diperoleh yaitu metode inquiry berorientasi discovery lebih baik dari
pada metode konvensional karna metode inquiry berorientasi discovery
adalah salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan para peserta
didik mendapat sendiri dan menemukan sendiri jawaban atas topik-topik
inquiry.
Penelitian Linda Sartika (2011) perbandingan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran geografi dengan menggunakan metode inkuiri dan
metode resitasi siswa kelas X SMA Sriguna Palembang tahun ajaran
2011/2012. Menyimpulkan bahwa respon siswa dalam penerapan metode
pembelajaran inkuiri mampu menggiring peserta didik untuk menyadari
apa yang telah didapatkan.
Penelitian Kansina (2011) dengan judul Perbedaan hasil belajar
siswa yang menggunakan metode pembelajaran discovery dan metode
18
ceramah pada mata pelajaran ekonomi di SMA Nurul Amal Palembang
Tahun Ajaran 2011/2012. hasil studynya menyimpulkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar dengan menggunakan metode discovery yang lebih
baik dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.
Dari ketiga penelitian yang dilakukan sebelumnya persamaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya oleh Novri Karlina, Linda
Sartika dan Kansina ialah sama-sama mengkaji metode pembelajaran
inquiry dan metode pembelajaran discovery selain itu juga sama-sama
meneliti hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaannya terdapat pada judul
penelitian yang membandingan metode pembelajaran Inquiry dan metode
pembelajaran Discovery, tujuan penelitian, pokok bahasan dan lokasi yang
digunakan dalam penelitian. Dari uraian diatas jelas bahwa penelitian ini
berbeda dengan penelitian terdahulu.
6. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus
di rumuskan secara jelas (Arikunto, 2006:68). Anggapan dasar dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses
pembelajaran
2. Hasil belajar IPS Terpadu yang dicapai siswa bervariasi
19
3. Metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery dapat
melatih siswa kreatif dan meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS
Terpadu.
4. Dalam memberikan pengajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 11 Palembang
berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
7. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalaui data terkumpul (Arikunto, 2010:110). Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, (Sugiyono, 2007:64).
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada perbedaan
belajar IPS Terpadu siswa yang mendapat metode pembelajaran inquiry dan yang
mendapat metode pembelajaran discovery di SMP Negeri 11 Palembang”.
8. Kriteria Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis diatas diperlukan Hipotesis Nol ( Ho ) dan
Hipotesis kerja ( Ha ).
Ho : µ1 = µ 2 : Tidak terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa antara
metode pembelajaran inquiry dengan metode pembelajaran
discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 11
Palembang.
20
Ha : µ1 ≠ µ 2 : Terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa antara metode
pembelajaran inquiry dengan metode pembelajaran discovery
pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 11 Palembang.
Dengan Kriteria pengujian hipotesis yaitu terima H0 jika – t1-1/2a < t < t1-1/2a
dimana t1-1/2a di dapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2). Untuk harga
lain H0 ditolak (Sudjana, 2005:239-240).
9. Prosedur Penelitian
9.1. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segalah seseuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di cari kesimpulan
(sugiyono, 2007:38). Sedangkan menurut (Mulyatiningsih, 2012:02). Variabel
adalah sebuah karakteristik yang terdapat pada individu atau benda yang
menunjukan adanya perbedaan (variasi) nilai atau kondisi yang dimiliki.
Sesuai dengan pengertian tersebut, maka yang menjadi perhatian dalam
penelitian ini adalah pengalaman siswa setelah diajarkan mengunakan metode
pembelajaran inquiry pada kelas eksperimen pertama dan metode pembelajaran
discovery pada kelas eksperimen kedua di SMP Negeri 11 Palembang.
Berdasarkan batasan variabel tersebut maka yang menjadi variabel
penelitian ini adalah:
Variabel bebas (X1) = Metode pembelajaran Inquiry
Variabel bebas (X2) = Metode pembelajaran Discovery.
21
Variabel terikat (Y) = Hasil belajar siswa.
9.2. Definisi operasional variabel
Definisi operasional variabel merupakan suatu pengertian atau definisi
dari variabel-variabel yang akan di teliti dalam suatu penelitian, agar penelitian
variabel dalam penelitian ini lebih jelas maka perlu didefenisikan sebagai
berikut:
1. Metode pembelajaran inquiry adalah merupakan metode pembelajaran yang
berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga
dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Dalam metode
pembelajaran ini terdapat tahap-tahap dalam penyelenggaraan. Tahap
pertama merumuskan pertanyaan atau permasalahan, merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan.
Metode pembelajaran ini akan di ajarakan di kelas VII.4.
2. Metode pembelajaran discovery adalah metode mengajar yang mengatur
pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang
belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, melainkan ditemukan
sendiri. Metode pembelajaran ini dilakukan dengan cara melibatkan siswa
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan guru, siswa mecari jawaban sendiri
dengan melakuakan pengamatan, sedangkan guru membimbing mereka
kearah yang tepat/benar. Metode ini akan di ajarkan di kelas VII.5
3. Hasil belajar yang dimaksud merupakan suatu nilai hasil tes yang diperoleh
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran inquiry
22
dan metode pembelajaran discovery pada Standar kompetensi 4. Memahami
usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya, kompetensi
dasar 4.1. menggunakan peta, atlas dan globe untuk mendapatkan informasi
keruangan, materi pembelajaran jenis peta, bentuk peta dan pemanfaatan
peta.
9.3. Populasi dan Sampel
9.3.1. Populasi
Menurut (Sugiyono, 2007). Populasi adalah wilayah generasi
yang terdiri atas: obyek-obyek yang mempunyai kualitas dan karakteritas
tertentu yang diciptakan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sedangkan menurut (Mulyatiningsih, 2012:9) Populasi
adalah sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau benda yang
mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti.
Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa populasi penelitian adalah keseluruhan subjek dalam suatu
penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VII SMP Negeri 11 Palembang yang berjumlah 360 siswa, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel. 1
Populasi Penelitian
23
No Kelas Jumlah Siswa
1 VII.1 40
2 VII.2 40
3 VII.3 40
4 VII.4 40
5 VII.5 40
6 VII.6 40
7 VII.7 40
8 VII.8 40
9 VII.9 40
Jumlah 360
Sumber : Dokumentasi data siswa dari staf Tata Usaha SMP Negeri 11 Palembang tahun Ajaran 2012 /2013.
9.3.2. Sampel
Sampel Penelitian adalah cuplikan atau bagian dari populasi
(Mulyatiningsih, 2012:10). Sedangkan menurut (Sugiyono, 2007:81)
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
Dalam pengambilan sampel penelitian manggunakan teknik
purposive sampling yaitu apabila sasaran sample yang diteliti telah
memiliki karakteristik tertentu sehingga tidak mungkin diambil sampel
lain yang tidak memenuhi karakteristik yang telah ditetapkan
(Mulyatiningsih, 2012: 11). Dalam penelitian ini kelas terpilih atau yang
menjadi sampel adalah kelas VII.4 yang berjumlah 40 siswa sebagai
kelas eksperimen I dan VII.5 yang berjumlah 40 siswa sebagai kelas
eksperimen II.
24
Adapun yang menjadi pertimbangan penelitian dalam menggunakan
sampel purposive sampling yaitu:
1. Untuk memudahkan menganalisis data, maka penelitian hanya
mengambil jumlah sampel yang sama dalam penelitian ini.
2. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya, maka dalam penelitian ini
hanya mengambil dua kelas untuk dijadikan sampel.
Tabel. 2
Sampel Penelitian
No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan
1 VII.4 17 23 40 Eksperimen I
2 VII.5 18 22 40 Eksperimen II
Jumlah 80
Sumber : Dokumentasi data siswa dari staf Tata Usaha SMP Negeri 11 Palembang
9.4. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:03).
Sedangkan Menurut (Mulyatiningsih, 2012:233) metode adalah sebuah cara
yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,
Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2010:107).
25
Dalam penelitian ini peneliti bereksperimen pada dua kelompok
eksperimen yaitu kelas VII.4 sebagai kelompok eksperimen pertama yang
diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry, dan kelas VII.5
sebagai kelompok eksperimen kedua yang diajarkan dengan menggunakan
metode pembelajaran discovery.
9.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1). Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Teknik
dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang
jumlah siswa dan data mengenai sekolah.
Sedangkan (Ridwan, 2010:17) Mengemukakan bahwa dokumentasi
adalah tujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi
buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, data
yang relevan dari peneliti. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh
berbagai data siswa serta data-data lainnya yang berguna dalam penelitian ini.
Jadi dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk mendapatkan
data berupa nama-nama siswa, jumlah siswa dan foto-foto dokumentasi
penelitian di kelas VII SMP Negeri 11 Palembang.
2). Tes
26
Tes adalah serentean pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto,
2010:193). Sedangkan menurut Ridwan (2010:76) tes adalah serangkaian
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan
pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau
kelompok.
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyerap
materi pelajaran setelah dilakukan eksperimen menggunakan metode
pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery.
Dalam penelitian ini diberikan tes, dimana tes yang digunakan
berbentuk pilihan ganda terdiri dari 20 soal yang digunakan untuk mengukur
keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan yang dimiliki individu
dalam menguasai materi pembelajaran.
9.6. Teknik Uji Coba instrumen
Sebelum instrument tes diberikan kepada siswa untuk pengumpulan data
terlebih dahulu instrumen tes tersebut diuji coba untuk mengetahui
kelayakanya. Adapun cara yang digunakan uji coba instrumen adalah dengan
uji validitas dan uji realibilita dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
9.6.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalitan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010:211).
27
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan. Pengukuran validitas menggunakan rumus korelasi
product moment dengan rumus sebagai berikut:
r xy=n(∑ XY )−(∑ X )(∑ Y )
√ [n(∑ X2 )−(∑ X )2|n (∑ Y 2 )−(∑Y )2] …. (Arikunto, 2010:72)
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi suatu butir/item
N = jumlah subyek
X = skor suatu butir/item
Y = skor total keseluruhan
Kemudian harag rxy dikonsultasikan dengan harga rxy product
moment. Jika rxy hitung ≥ rxy tabel (5%) maka butir soal tersebut valid.
9.6.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menujuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010:221).
Untuk menghitung reliabilitas atau tingkat konsisten informasi
penelitian ini, menggunakan rumus Product moment sebagai berikut.
rb=N ∑ XY −(∑ X ) (∑Y )
√{N ∑ X2−(∑ X2 ) }{N ∑Y 2−(∑Y 2 )}
Keterangan:
28
rb = validitas instrumen
∑ XY = jumlah perkalian X dengan Y
X2 = kuadrat X
Y2 = kuadrat Y
Untuk menghitung realibilitas dari tes dalam penelitian ini
menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:
r11=2 . rb
(1+ rb )
Dengan keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh intem
rb = Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-
akhir). (Ridwan, 2012:102)
Menurut Ridwan (2012:98) Jika instrumen itu valid dan
reliabilitas, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indek korelasinya
(r) sebagai berikut:
- Antara 0.800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi
- Antara 0.600 sampai dengan 0.799 : tinggi rendah
- Antara 0,400 sampai dengan 0.599 : cukup tinggi
- Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah
- Antara 0,00 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid/tidak
reliabilitas)
29
9.6.3 Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran atau kita singkat TK adalah proporsi peserta tes
menjawab benar butir soal tersebut Aprianto (2008). Dalam penelitian ini
menggunakan rumus indeks kesukaran (P) adalah:
P= BJS (Arikunto, 2010: 208)
Dimana:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Dengan Interprestasi tingkat kesukaran sebagaimana terdapat dalam Tabel
berikut:
Tabel 3
Interprestasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran (TK) Interprestasi atau Penafsiran TK
TK < 0,30 Sukar
0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang
TK > 0,70 Mudah
(Arikunto, 2012:225).
9.6.4 Daya beda soal
Menurut (Arikunto, 2010:211) daya pembeda soal adalah
kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
(berkemamapuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah).
30
Dalam penelitian ini menggunakan rumus untuk menentukan indeks
diskriminasi adalah:
DP=
B A
J A
−BB
J B
=P A−PB
Dimana:
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
PA=BA
J A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB=BB
J B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Klasifikasi Daya Beda Soal:
1. D = 0,00 Sampai dengan 0,20 = Jelek
2. D = 0,20 Sampai dengan 0,40 = Cukup
3. D = 0,40 Samapi dengan 0,70 = Baik
4. D = 0,70 Sampai dengan 1,00 = Baik sekali
5. Negatif, semuanya tidak baik jika semua soal mempunyai D negatif
sebaiknya dibuang (Arikunto, 2010:218).
9.7. Teknik Analis Data
31
Teknik analisa data adalah teknik yang digunakan untuk mengelolah data
yang dikumpulkan dan diklasifikasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang
sudah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan analisis uji-t. Namun
sebelum dilakukan pengujian ada langkah-langkah yang harus dipenuhi sebagai
berikut:
9.7.1 Uji Normalitas Data
Berfungsi untuk mengetahui normal tidaknya penyebaran data atau
sebagai bahan pertimbangan yang akan digunakan untuk menguji
kenormalitasan data. Uji normalitas perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
data yang dianalisis normal atau tidak, karena uji statistic parameter t atau uji-
t baru dapat digunakan jika data terdistribusi secara normal.
Untuk menguji data tersebut apakah berdistribusi normal, maka
digunakan uji kemiringan kurva dengan rumus koefisien person, yaitu:
km= ( x − moS )
....................................................(Sudjana, 2005: 109)
Keterangan:
Km : kemiringan kurva
x : rata-rata
Mo : modus
S : simpangan baku
32
9.7.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas perlu dilaksanakan untuk membuktikan kesamaan
varian kelompok yang dibentuk sampel tersebut yang sama. Pengujian
sampel dalam penelitian ini menggunakan tes bartlett dengan menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mencari varian gabungan dengan rumus:
....................................................(Sudjana, 2005 : 263)
2. Mencari harga satuan B dengan rumus:
...........................(Sudjana, 2005:263)
3. Uji Barlett menggunakan rumus Chi kuadrat dengan rumus:
........................... (Sudjana, 2005:263)
Dengan rumus In 10 = 2.3026 disebut logaritma asli dari bilangan 10.
Untuk menghitung S2, B, X2 dapat menggunakan tabel persiapan sebagai
berikut:
Tabel 4.
Tes Bartlett
Sampel Derajat 1/dk S12 Log (dk) log S1
2
33
Kebebasan (dk) S12
1. (n1-1) 1/(n1-1) S12
LogS12
(n1-1) log S12
2. (n2-2) 1/(n2-1) S22
LogS22
(n1-1) log S22
Jumlah (n1-1) 1/(n1-1)(n1-1) log S1
2
(sumber:Sudjana, 2005:262)
Dalam sampel penelitian ini digunakan taraf nyata (α) = 0,05 dan dk
= k-i dan peluang (1-α) kedua sampel dapat dikatakan berasal dan populasi
yang homogen apabila X2hitung <X2
tabel.
9.7.3 Uji Hipotesis
Setelah data diperoleh, untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dan untuk mendapatkan kesimpulan maka data hasil tes dianalisis dengan
menggunakan statistic uji t dengan rumus
t=x1−x2
s √ 1n1
+1n2
..............................(Sudjana, 2005:239)
Dengan:
S2=(n1−1)S1
2+(n2−1)S22
n1+ n2−2 ……................. (Sudjana, 2005:239)
keterangan:
t = Uji s- t
34
x1 = Nilai rata-rata kelas yang diajar dengan metode pembelajaran inquiry
x2 = Nilai rata-rata kelas yang diajar dengan metode pembelajaran discovery
n1= Jumlah siswa yang diajar dengan metode pembelajaran inquiry
n2
= Jumlah siswa yang diajar dengan metode pembelajaran discovery
S = Simpangan baku
S12 = Nilai standar deviasi siswa yang diajar dengan metode pembelajaran
inquiry
S22 = Nilai standar deviasi siswa yang diajar dengan metode pembelajaran
discovery
Dengan demikian, kriteria pengujian diterima HO jika thitung < ttabel (1-α)
dimana t(1-α) adalah t yang terdapat di dalam tabel distribusi t dengan dk =
n1+n2 -l d, dengan taraf signifikan α = 0.05
35
9.7 Langkah Kerja dan Jadwal Kerja Penelitian
9.7.1 Langkah kerja
Adapun langkah-langkah kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Tahap persiapan
Yaitu menyelesaikan administrasi, menentukan judul, mengadakan surveil
lapangan unutk merumuskan masalah-masalah yang ingin dipecahkan.
2) Tahap pelaksanaan
Yaitu mencari dan mengumpulkan data yang dilanjutkan dengan menganalisis
dan mengolah data, membuat proposal penelitian, seminar proposal, perbaikan
proposal, membuat skripsi Bab I pendahuluan, Bab II landasan teori, Bab III
prosedur penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan dan bab V
kesimpulan dan saran.
3) Tahap penyelesaian
Yaitu membuat kesimpulan dan menyusun laporan penelitian, ujian skripsi dan
melakukan perbaikan.
9.7.2 Jadwal kerja
KETERANGANDes Januari Februari Maret April Mei
Juni
4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Usul judul x X x
Proposal skripsi
x x x x x x x x x
Seminar
Bab I x x
Bab II x x
36
Bab III X x
Penelitian x x x x
Bab IV x x
Bab V x x
Ujian skripsi x
Perbaikan x
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.
Arikunto, Suharsimin. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidika. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: TARSITO.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarata: Bumi Aksara.
Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media
Publishing.
37
_______, 2011. Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanwiyah (MTS) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
CV. Az-Zahra.
Yusnita, Derli. 2011. “Perbandingan hasil belajar antara menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan tipe Jigsaw pada
mata pelajaran Geografi di kelas X SMA Azharyah Palembang Tahun Ajaran
2010/2011”. Proposal skripsi S 1. Palembang FKIP UNIVERSITAS PGRI
PALEMBANG.
Kurniaturohima, Dwi. 2010. “Penerapan metode inquiry dalam meningkatkan Keaktifan
dan prestasi belajar siswa pada Mata pelajaran ekonomi Di SMP Shalahuddin
Malang”. Skripsi S 1. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA
MALIK IBRAHIM MALANG.
38
39