proposal
-
Upload
rachael-lynch -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
description
Transcript of proposal
![Page 1: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/1.jpg)
10
2. Diagnosa
No. Diagnosa Keperawatan Hasil yang diharapkan Intervensi Rasionalisasi
1 Risiko cedera
(hemoragi) yang
berhubungan dengan
penyakit.
Perdarahan pada anak
berhenti yang ditandai
dengan tidak terlihat
perdarahan, lingkar area
perdarahan tidak bertambah,
rasa nyeri tidak meningkat,
tanda-tanda vital sesuai usia,
kadar faktor VII, IX, XI, XII
meningkat, dan penurunan
waktu tromboplastin parsial.
1. Beri tekanan langsung pada
tempat perdarahan (mis.
abrasi atau laserasi sekurang-
kurangnya 15 menit.
2. Pertahankan agar area
terjadinya perdarahan tidak
bergerak (imobilisasi).
3. Tingikan area perdarahan
diatas tinggi jantung, selama
12-24 jam.
4. Kompres area yang terkena
dengan es.
5. Beri kriopresipitat atau
konsentrat faktor VIII, IX,
XI, XII sesuai yang
diprogramkan. Izinkan orang
tua atau anak memberi obat
tersebut jika mereka
menginginkannya, dan juga
1.Tekanan langsung pada tempat
perdarahan dapat meningkatkan
pembentukan bekuan.
2.Imobilisasi mengurangi aliran
darah ke area perdarahan dan
mencegah bekuan keluar.
3.Meninggikan area perdarahan
mengurangi aliran darah ke
tempat perdarahan dan
meningkatkan pembentukan
bekuan.
4.Es mempercepat vasokontrisi.
5.Pemberian kriopresipitat atau
konsentrat faktor VII, IX, XI, XII
melengkapi pembentukan
bekuan. Meminta orang tua atau
anak memberi obat tersebut,
memungkinkan mereka
10
![Page 2: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/2.jpg)
11
mengetahui cara
pemberiannya. Apabila
mereka membutuhkan
pendidikan, ajarkan mereka
cara menginsersi selang
intravena, persiapkan lokasi
kulit, juga cara memfiksasi
perangkat intravena,
mempersiapkan campuran
laarutan, dan mulai pasang
infus.
6. Pantau tanda vital anak,
perhatikan setiap tanda
bradikardi, takikardi,
penurunan tekanan darah,
peningkatan suhu. Laporkan
setiap tanda ini dengan segera
ke dokter.
7. Ukur lingkar area perdarahan,
beri tanda pada kulit untuk
mempraktikkan tehnik tersebut
untuk penggunaan di rumah.
6. Tanda ini mengindikasikan
komplikasi yang potensial,
termasuk hipovolemia sekunder
akibat perdarahan dan beban
sirkulasi yang berlebihan, atau
reaksi transfuse akibat pemberian
kriopresipitat atau konsentrat
faktor VIII, IX, XI, XII.
7.Setiap penambahan panjang
keliling
lingkaranmengindikasikan
perdarahan berlanjut sehingga
tempat perdarahan harus
11
![Page 3: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/3.jpg)
12
memastikan pengukuran yang
konsisten. Ukur kembali area
tersebut setiap 8 jam,
menggunakan alat ukur yang
sama.
8. Pantau faktor VII, IX, XI, XII
anak dan kadar PTT
sekurang-kurangnya satu kali
sehari. Laporkan setiap
kelainan pada dokter.
9. Beri asam aminokaproat
sesuai program jika anak
direncanakan untuk
pembedahan.
10. Ikuti pedoman The Centers
for Disease Control and
Prevention untuk menangani
darah atau cairan tubuh.
11. Beri obat lain, misalnya,
diimmobilisasi dan kompres es
perlu dilakukan. Menandai kulit
dan alat pengukur yang sama
setiap kali pengukuran
memastikan konsistensi.
8.Pemantauan nilai-nilai
laboratorium ini, membantu
menentukan status pembekuan
anak dan kebutuhan intervensi
lebih lanjut.
9. Obat ini (tidak digunakan
secara rutin) menghambat
destruksi bekuan.
10. Penderita hemofilia beresiko
tinggi mengalami sindrom
imunodefisiensi didapat akibat
penggunaan obat intravena dan
produk darah.
11. Kortikosteroid mengurangi
peradangan; asetat desmopresin
menstimulasi aktivitas faktor
VIII pada kasus hemofilia A
12
![Page 4: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/4.jpg)
13
kortikosteroid dan asetat
desmopresin (DDAVP),
sesuai program.
ringan.
2 Nyeri yang berhubungan
dengan perdarahan dan
pembengkakan.
Anak tidak menunjukkan
tanda-tanda nyeri yang
ditandai oleh ekspresi wajah
relaks, ekspresi rasa
nyaman, mampu tertidur,
dan tidak ada kebutuhan
obat anlgesik.
1. Kaji tingkat nyeri anak
dengan menggunakan alat
pengkajian nyeri.
2. Beri obat analgesik (bukan
salisilat atau produk
mengandung aspirin), sesuai
program.
1. Pengkajian ini memberi
data yang sangat penting
bertujuan untuk
menentukan keefektifan
intervensi untuk
mengendalikan rasa nyeri,
dan untuk memantau
status perdarahan anak
karena nyeri yang
konsisten atau meningkat,
dapat mengindikasikan
perdarahan berlanjut.
2. Obat analgesik dapat
meredakan rasa nyeri
(mode kerja obat
bergantung pada obat
spesifik yang di
gunakam). Obat aspirin
13
![Page 5: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/5.jpg)
14
dan salisilat lain dapat
memperpanjang waktu
protombin dan
menghambat agregasi
trombosit.
3 Hambatan mobilitas
fisik yang berhubungan
dengan penurunan ROM
akibat perdarahan dan
pembengkakan.
Anak mampu mencapai
ROM maksimum pada sendi
yang terkena ditandai oleh
kemampuan melakukan
latihan yang diprogramkan.
1. Anjurkan anak untuk
melakukan latihan isometrik,
sesuai program.
2. Konsultasi dengan ahli terapi
fisik tentang kebutuhan alat-
alat pendukung, misalnya alat
penopang dan tentang upaya
mengembangkan program
latihan ROM aktif dan pasif.
3. Kaji kebutuhan anak untuk
pengobatan nyeri, sebelum
memulai setiap sesi latihan.
4. Latihan isometrik dapat
mempertahankan kekuatan
otot dengan cara
menegangkan otot-otot tanpa
menggerakkan sendi.
14
![Page 6: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/6.jpg)
15
5. Alat-alat penopang
membantu mempertahankan
posisi fungsional dari otot
dan sendi, serta mencegah
atau mengurangi tingkat
deformitas fisik. Latihan
ROM pasif dan aktif
meningkatkan tonus dan
kekuatan otot sekitar sendi,
serta membantu mencegah
atrofi dan ketidakmampuan
otot.
6. memberi obat analgesik
sebelum latihan, dapat
meningkatkan rasa nyaman
dan kerja sama.
4 Risiko cedera yang
berhubungan dengan
rawat inap atau prosedur
di rumah sakit (atau
keduanya).
Anak tidak menderita cedera
akibat rawat inap atau
prosedur yang diterapkan di
rumah sakti yang ditandai
oleh tidak hematoma,
memar, dan hemoragi, serta
1. Beri bantalan pada sisi
pengaman tempat tidur jika
dibutuhkan.
2. Pastikan anak menggunakan
setiap peralatan protektif
(misalnya, pelindung kepala
15
![Page 7: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/7.jpg)
16
kemampuan
mempertahankan ROM
total.
yang terbuat dari plastic
(helmet), dan bantalan siku
serta lutut) yang dibawa dari
rumah. Juga pastikan ia
menggunakan sikat gigi
berbulu lunak untuk
membersihkan giginya.
3. Ketika mengumpulkan
specimen darah, lakukan
pengambilan darah di jari
daripada melalui pungsi vena
jika memungkinkan. Ketika
memberikan injeksi, gunakan
rute subkutan (SC), jika
memungkinkan. Setelah itu,
beri tekanan pada area
tersebut selama sekurang-
kurangnya 5 menit.
4. Setelah setiap episode
perdarahan, imobilisasi area
perdarahan; kemudian
tinggikan area tersebut diatas
16
![Page 8: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/8.jpg)
17
tingkat jantung, selama 12-24
jam dan kompres area
tersebut dengan es.
5. Inspeksi mainan anak untuk
melihat bila ada tepi yang
tajam.
1. Memberi pengaman
tempat tidur
mengurangi risiko
cedera, misalnya
memar yang mungkin
terjadi akibat terantuk
tanpa sengaja.
2. Menggunakan
peralatan protektif
membantu
mengurangi risiko
cedera akibat jatuh
yang di sebabkan oleh
kecelakaan atau
permainan yang rutin
di lakukan. Sikat gigi
17
![Page 9: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/9.jpg)
18
yang berbulu lunak
memiliki
kemungkinan lebih
kecil mencederai pada
gusi.
3. Mengambil darah
dengan cara menusuk
jari, bukan melalui
pungsi vena,
mengurangi risiko
kehilangan darah yang
berlebihan, karena
diameter kapiler lebih
kecil daripada vena
dan berisi lebih sedikit
darah. Rute subkutan
membutuhkan ukuran
jarum yang lebih kecil
sehingga mengurangi
risiko pengeluaran
darah dari tempat
pungsi yang lebih
18
![Page 10: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/10.jpg)
19
besar. Juga, jaringan
subkutan mengandung
lebih sedikit
pembuluh darah
daripada otot.
4. Tindakan
immobilisasi dan
meninggikan area
perdarahan sampai
diatas tinggi jantung,
dapat mengurangi
aliran darah kearea
perdarahan, dan
mencegah keluarnya
bekuan darah. Es
mempercepat
vasokontriksi dan
mengurangi rasa
nyeri.
5. Mainan bertepi tajam
dapat melaserasi atau
menusuk kulit anak.
19
![Page 11: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/11.jpg)
20
5 Gangguan harga diri
yang berhubungan
dengan penyakit kronis
dan rawat inap di rumah
sakit.
Anak dapat
mempertahankan citra tubuh
positif yang ditandai oleh
anak dapat mengekspresikan
kemampuan juga
keterbatasannya,
berpartisipasi dalam
perawatan diri, dan mau
melanjutkan keterlibatannya
dalam aktivitas sesuai usia
(misalnya, bermain, tugas
dari sekolah, dan
berkomunikasi dengan
teman-teman sebaya).
1. Anjurkan anak untuk
berpartisipasi dalam
perawatannya, sesuai
kebutuhan. Izinkan ia
melakukan aktivitas sehari-
hari, faktor pembekuan darah,
dan berpartisipasi dalam
keputusan yang
mempengaruhi perawatannya,
jika memungkinkan.
2. Anjurkan anak untuk
mengekspresikan
perasaannya tentang rawat
inap di rumah sakit dan
penyakitnya.
3. Beri anak aktivitas permainan
yang sesuai usianya untuk
digunakan di dalam ruang
bermain, atau ketika anak
1. Meningkatkan
kemandirian dan
mengembangkan
kemampuan control
dirinya terhadap situasi.
2. Anjuran yang demikian
memungkinkan anak
mengungkapkan
perasaan, seperti frustasi
dan kecemasan yang
dapat mengganggu harga
diri yang positif.
3. Sebagai bagian penting
dari pertumbuhan dan
perkembangan yang
normal, permainan dapat
membantu mengalihkan
20
![Page 12: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/12.jpg)
21
harus terbatasi gerakannya di
tempat tidur.
4. Anjurkan orang tua untuk
membawa tugas sekolah, dan
jika memungkinkan untuk
mengatur kunjungan teman
sebaya serta saudara kandung
anak.
5. Beri informasi tentang
kelompok pendukung dan
pusat-pusat hemofilia
regional. Rujuk sesuai
kebutuhan.
perhatian anak dari
kondisinya sehingga
membantu meningkatkan
harga dirinya.
4. Komunikasi dengan orang
lain dapat meningkatkan
interaksi yang normal
dan mengurangi perasaan
isolasi sehingga
meningkatkan harga diri
anak.
5. Kelompok pendukung
dan pusat hemofilia dapat
membantu anak
menempuh hidup dengan
menyandang penyakit
kronis sehingga
meningkatkan harga
dirinya.
6 Ketidakefektifan koping
keluarga: gangguan
Orang tua dan anggota
keluarga yang lain dapat
1. Gali perasaan orang tua dan
anggota keluarga tentang kondisi
21
![Page 13: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/13.jpg)
22
yang berhubungan
dengan rawat inap
berulang di rumah sakit
serta penyakit kronis
anak.
mendemonstrasikan
keterampilan koping efektif
yang ditandai oleh
kemampuan berinteraksi
dengan anak serta staf
pekerja yang lain serta
terlibat dalam beberapa
perawatan rutin anak.
kronis dan dampaknya
padagayahidup mereka.
2. Rujuk keluarga ke pekerja sosial
dan kelompok pendukung yang
tepat (bila ada) sesuai
kebutuhan.
3. Diskusi yang demikian
memungkinkan Anda mengkaji
kebutuhan anggota keluarga dan
metode koping yang biasa
mereka gunakan.
4. Keluarga dari anak berpenyakit
kronis seringkali membutuhkan
dukungan financial serta
emosional yang memadai.
Apabila masih dalam usia
pertumbuhan, orang tua juga
memerlukan konseling genetik,
untuk membantu mereka
memahami aspek herediter dari
penyakit.
7 Defisit pengetahuan Orang tua, jika 1. Jelaskan kepada orang tua
22
![Page 14: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/14.jpg)
23
yang berhubungan
dengan perawatan
dirumah.
memungkinkan, anak
mengekspresikan
pemahaman tentang
instruksi perawatan di
rumah dan
mendemonstrasikan setiap
prosedur perawatan di
rumah.
pentingnya menyiapkan
lingkungan rumah yang aman
untuk anak. Anjurkan tindakan
kewaspadaan pengamanan
berikut ini:
Beri bantalan pada sisi
pengaman tempat tidur dan
sudut-sudut tajam pada
perabot.
Inspeksi semua mainan untuk
melihat adanya pinggiran
yang tajam.
Bantu anak mengenakan
pelindung kepala berbahan
plastik serta sejenis bantalan
pada siku dan lutut selama
bermain
Lapisi lantai dengan karpet.
2. Ajarkan orang tua menerapkan
tindakan kewaspadaan berikut:
Minta anak mengenakan
2. Keluarga harus mengikuti
kewaspadaan tertentu
untuk mencegah episode
perdarahan.
Mengenakan gelang atau
kalung medis yang
23
![Page 15: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/15.jpg)
24
gelang atau kalung pengenal
siaga medis atau yang
berfungsi sebagai
pengidentifikasi bahwa anak
adalah penderita hemofilia.
Pastikan bahwa anak
menjalani pemeriksaan gigi
rutin.
Konsultasi dengan ahli diet
tentang kebutuhan zat besi
anak.
Larang penggunaan obat
menerangkan tentang
identifikasi anak sebagai
penderita hemofilia dan
dapat mengingatkan
penolong secara langsung
tentang kebutuhan
perawatan kegawat
daruratan.
Pemeriksaan dan
perawatan gigi rutin dapat
mencegah penyakit gigi
dan gusi yang dapat
mengakibatkan
perdarahan.
Anak memerlukan diet
tinggi zat besi karena
hemofilia menyebabkan
defisiensi zat besi.
Produk salisilat yang
mengandung aspirin dapat
meningkatkan waktu
perdarahan dan
24
![Page 16: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/16.jpg)
25
salisilat dan senyawa yang
mengandung aspirin.
Rundingkan bersama guru,
perawat sekolah, dan pelatih
anak tentang kondisi anak,
dan kebutuhan restriksi
tertentu.
Seiring anak bertumbuh
dewasa, anjurkan ia untuk
menghindari perilakuk
beresiko tinggi, seperti
mengendarai sepeda motor,
bermain sepak bola,
skateboarding, dan
menghambat agregasi
trombosit.
Guru, perawat sekolah,
dan pelatih anak perlu
memahami keseriusan
kondisi anak sehingga
mereka dapat menerapkan
tindakan kewaspadaan
kesehatan dan keamanan
serta tetap membantu
anak mencapai
kemampuan potensi yang
tinggi.
Seiring anak beranjak
remaja, ia mungkin
tergoda terlibat dalam
perilaku yanberesiko
tinggi. Memotivasi anak
untuk menghindari
perilaku tersebut, serta
menjelaskan bahayanya
dapat mengurangi risiko
25
![Page 17: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/17.jpg)
26
rollerblading, serta jelaskan
mengapa ia harus
menghindari perilaku
demikian.
Tingkatkan partisipasi anak
dalam kegiatan fisik yang
lebih sesuai, misalnya
berenang daripada bermain
sepakbola.
3. Ajarkan orang tua bagaimana
cara mengendalikan
perdarahan anak:
Beri tekanan langsung pada
area perdarahan sedikitnya
selama 15 menit.
cedera.
Memotivasi anak untuk
berpartisipasi dalam
olahraga serta aktivitas
yang tidak terlalu
berbahaya memastikan
pertumbuhan dan
perkembangannya
sekaligus melindunginya
dari cedera.
3.Mengendalikan perdarahan
dapat mencegah hemoragi yang
mengancam hidup.
Teakanan langsung dapat
menghentikan aliran
darah ke sisi perdarahan
dan memungkinkan
pembentukan bekuan.
Mengimobilisasi tempat
dan meninggikan area
perdarahan sampai
setinggi diatas jantung
26
![Page 18: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/18.jpg)
27
Imobilisasi area perdarahan
dan tinggikan area tersebut
sampai di atas letak jantung.
Lakukan kompres es pada
area perdarahan.
Beri konsentrat faktor VII,
IX, XI, XII.
4. Ajarkan orang tua tujuan dan
penggunaan konsentrat faktor
VII, IX, XI, XII: termasuk
penjelasan tentang cara
pemberian, dosis, dan reaksi
efek samping yang potensial.
Juga jelaskan tehnik
dapat mengurangi aliran
darah ke sisi perdarahan
dan mencegah
pengeluaran bekuan.
Melakukan kompres es
pada area perdarahan
dapat meningkatkan
vasokontriksi.
Pemberian konsentrat
memastikan
penyempurnaan proses
pembekuan.
4. Mengetahui informasi
semacam ini dapat memastikan
penggunaan serta pemberian obat
yang benar untuk perawatan
darurat di rumah.
27
![Page 19: proposal](https://reader036.fdocument.pub/reader036/viewer/2022072003/563db9e3550346aa9aa0d9a9/html5/thumbnails/19.jpg)
28
menyimpan dan mencampur
obat, memasang slang intra
vena, melakukan pungsi vena,
menyesuaikan kecepatan
infuse, dan
mendokumentasikan setiap
reaksi transfuse.
5. Apabila memungkinkan,
ajarkan anak cara mengatasi
penyakitnya.
5. Manajemen diri memberi
kemampuan kendali diri
pada anak terhadap
intervensi serta
meningkatkan
kemandirian.
( Kathleen Morgan Speer, 2007)
28