Presentasi Kolesteatoma ppt
-
Upload
desy-chery-maurits -
Category
Documents
-
view
218 -
download
25
description
Transcript of Presentasi Kolesteatoma ppt
Presentasi KasusIDENTITAS PASIEN
Nama : An. AM
Umur : 10 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Jl. Ciampea , Bogor
ANAMNESIS
Diambil secara auto dan alloanamnesis (ibu pasien), tanggal 12 Agustus 2013, pukul 12.00 WIB.
Keluhan utama : Telinga kanan sakit sejak 2 hari yang lalu
Keluhan tambahan: Kurang mendengar, demam dan pilek
Riwayat penyakit sekarang
Pasien anak laki laki kelas 4 SD datang ke poli THT RSAU esnawan antariksa di antar ibunya dengan keluhan sakit telinga sebelah kanan seperti digigit serangga sejak 2 hari sebelum masuk RS. Sakit di rasakan oleh pasien sepanjang hari, Menurut pasien dan ibunya, telinga kanan menjadi kurang mendengar semenjak sakit. Ibu pasien juga mengeluh anaknya demam semenjak 2 hari yang lalu namun saat ini sudah mereda dan pada hidung keluar cairan encer dan berwarna jernih dari kedua lubang hidung.
Ibu pasien menyangkal bahwa pasien pernah pecah gendang telinga. Namun, ibu pasien mengaku sejak kelas 1 SD, telinga kanannya sering mengeluarkan cairan berwarna putih berjumlah sedikit dan dikeringkan dengan cutton bud. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya hobi berenang.
Pasien menyangkal adanya sakit dibelakang telinga. Tidak ada pusing dan tidak ada gangguan keseimbangan
Ibu pasien mengaku selama sakit belom pernah berobat ke dokter atau puskesmas. Ibu pasien menyangkal adanya riwayat operasi THT sebelumnya.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien dan ibunya menggatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
Ibu pasien mengatakan pasien sering mengeluarkan cairan berwarna putih dari telinga kanan sejak kelas 1 SD namun berjumlah sedikit dan dikeringkan dengan cutton bud
Pemeriksaan Telinga KANAN KIRI
Bentuk daun telinga Normotia
Deformitas (-)
Normotia
Deformitas (-)
Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
Radang, tumor Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan tragus Tidak ada Tidak ada
Penarikan daun telinga Tidak nyeri Tidak nyeri
Kelainan pre, infra aurikuler
Tidak ada Tidak ada
Regio mastoid Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Liang telinga serumen (+) Normal
Membran timpani Tidak tampak Intak, refleks cahaya jam 7 (+)
Kesan tes penala : telinga kanan diduga tuli konduktif.
Pemeriksaan Hidung Bentuk : deformitas dan deviasi septum (-)
Tanda peradangan : tampak tanda peradangan
Sinus maksillaris dan frontalis : nyeri tekan (-)
Vestibulum : hiperemis +/+, sekret +/+, benjolan -/-
Cavum nasi : lapang +/+, udem -/-, hiperemis -/-
Konka inferior kanan/kiri : eutrophy, hiperemis +/+
Konka medius kanan/kiri : eutrophy, hiperemis +/+
Meatus nasi medius kanan/kiri : sekret +/+
Septum nasi : deviasi (-). [erforasi (-)
Rhinoskopi posterior tidak dilakukan
Pemeriksaan TenggorokDinding pharynx : hiperemis (-), Granuler (-)
Arcus : normal , simetris
Tonsil : T2-T2, hiperemis -/-, detritus -/-
Uvula : bentuk normal, lurus di tengah, udem (-)
Gigi : karies (+), tambalan (-)
Pemeriksaan larynx tidak dilakukan
LEHER
KGB submandibula dan cervical : tidak teraba membesar
MAKSILOFASIAL
Deformitas : tidak ada
Parese N. Cranialis : tidak ada
ResumePasien An. AM datang dengan keluhan sakit telinga kanan 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Terasa kurang mendengar serta mengeluh demam dan pilek encer berwarna jernih. Sejak 3tahun lalu telinga kanan sering mengeluarkan cairan berwarna putih dalam jumlah sedikit
Terdapat serumen prop berwarna coklat kekuningan pada telinga kanan. Terdapat adanya hiperemis, dan sekret pada konka nasi inferior dan konka nasi media
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan.
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Otoskopsi Endoskop
Pemeriksaan kultur lab cairan telinga
Evaluasi audiometric
Radiologi : Proyeksi Schuller
PENATALAKSANAAN
Cuci telinga dengan Larutan H2O2 3% sebanyak 3 kali seminggu
Dekongestant: Pseudoephedrine 60mg/hari, sebanyak 2 kali/hari selama 5hari
Aclam forte syrup 60ml (Amoxicilin 250mg/5ml + asam clavulanat 62.5mg) , sebanyak 3x1sendok teh per hari selama 5 hari
EdukasiAnjuran / Edukasi
Irigasi telinga secara teratur
Telinga diusahakan tidak kemasukan air, (*jika mandi ditelinga ditutup kapas tebal terlebih dahulu) dan tidak berenang
Tidak mengorek telinga
Mempertimbangkan tindakan pembedahan untuk penyembuhan
Anatomi Telinga
Terdiri dari :
Auris eksterna
Auris media
Auris interna
Di dalam auris media :
Ossicula auditoris
M.stapedius dan m. Tensor tympani
Chorda tympani
Plexus tympanicus
Kavum Tympani
• atap : tegmen tympani
• dasar : vena jugularis (bulbus
jugularis)• lateral: membran
tympani• medial : kanalis
semisirkularis, kanalis fasialis, oval window,
round window, promontorium• anterior : tuba
eustachius• posterior : aditus ad
antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
Ossicula Auditoria
meningkatkan gaya getaran, tapi menurunkan amplitudo getaran yang disalurkan dari membran tympani
Dua otot penggerak : M. Stapedius berinsersi di
collum stapedis
M.tensor tympani berinsersi di manubrium mallei
KolesteatomaKista epitelial yang berisi deskuamasi epitel
Dinamakan pertama kali oleh Johannes Mueller (1838)Dipercaya sebagai suatu tumor dan salah satu
komponen utamanya adalah kolesterol
Nama yang lebih sesuai diajukan oleh para ahli yang lain adalah keratoma (Schucknecht)
PatofisiologiTerdiri dari :
Deskuamasi epitel skuamosa (keratin) Jaringan granulasi yang mensekresi enzim proteolitik
Dapat memperluas diri dengan mengorbankan struktur disekelilingnya
Erosi tulang terjadi oleh dua mekanisme utama :Efek tekanan remodelling tulangAktivitas enzim meningkatkan proses osteoklastik
pada tulang meningkatkan resorpsi tulang
PatofisiologiMerupakan media yang baik untuk pertumbuhan
kuman infeksi
Infeksi pelepasan sitokin yang menstimulasi sel-sel keratinosit matriks kolesteatoma menjadi hiperproliferatif, destruktif, dan mampu berangiogenesis
Desakan massa + reaksi asam oleh pembusukan bakteri nekrosis tulang komplikasi
EpidemiologiInsiden tidak diketahui
Indikasi yang relatif sering pada pembedahan otologi
Penyebab umum relatif tuli konduktif sedang pada anak dan dewasa
Klasifikasi Klasifikasi kolesteatoma
Kongenital Akuisital
Primer Sekunder
Patogenesis kolesteatom Banyak teori yang berusaha menjelaskan terbentuknya
kolesteatoma : Teori Invaginasi Teori Migrasi Teori Metaplasi Teori Implantasi
Kolesteatoma KongenitalDefinisi
Epitel skuamosa yang terperangkap di dalam tulang temporal selama embriogenesis
Mebrana tympani normal (intak)Tidak ada riwayat infeksi Tidak ada riwayat tindakan operatif otologiPaling sering ditemukan pada mesotimpanum
anterior, petrosus mastoid, dan cerebellopontin angle
Kolesteatoma Akuisital Primer
Terbentuk sebagai akibat dari retraksi membran tympani (teori Invaginasi)Berawal dari retraksi pras
flaksida membran tympani yang mencapai epitimpanum
Skutum terkikis defek pada dinding lateral epytimpanum yang perlahan meluas
Retraksi berlanjut melewati tulang-tulang pendengaran dan epitimpanum posterior membentuk retraction pocket
Kolesteatoma AkuisitalSekunder
Terbentuk setelah perforasi membrana tympaniTeori Migrasi
masuknya epitel dari kulit liang telinga atau dari pinggir perforasi ke telinga tengah
Teori Metaplasi
metaplasi mukosa kavum tympani karena iritasi yang lama
Teori Implantasi
epitel skuamosa terimplantasi di auris media pasca tindakan operatif
EtiologiTekanan negatif di dalam atik, menyebabkan
invaginasi pars flasida dan pembentukan kista
Akibat infeksi, Sisa-sisa epidermis kongenital yang terdapat di daerah atik
Hiperkeratosis invasif dari kulit liang telinga bagian dalam
DiagnosisAnamnesis
Otorrhea tanpa nyeri yang berulang/terus menerusGangguan pendengaranObstruksi nasalTinnitus VertigoRiwayat otitis media kronikRiwayat pembedahan otologi
Presentasi KlinisPemeriksaan Otologi
Otorrhea dan jaringan granulasi yang tidak responsif terhadap antimikroba
Perforasi membran tympani (90%)CAE penuh berisi pus mukopurulen dan jaringan
granulasiRetraksi membran tympani pada pars flaksida
Audiometri tuli konduktif
Tes Penala dicocokkan dengan audiometri
Pemeriksaan Pencitraan Rontgen
CT scanDensitas kolesteatoma hampir sama dengan LCS
(-2 sampai +10 HU) efek dari massa itu sendiri yang lebih berperan dalam diagnosis
Defek yang dapat dideteksi :Erosi skutumFistula labirinErosi pada tegmen tympaniKeterlibatan tulang-tulang pendengaranAnomali atau invasi ke saluran tuba
Pemeriksaan PencitraanMRI
Digunakan apabila diperkirakan dapat melibatkan jaringan lunak sekitarnya
Dapat mendeteksi :Invasi duramaterAbses epidural atau subduralHerniasi otak ke rongga mastoidPeradangan pada labirin membran atau saraf fasialisTrombosis sinus sigmoid
Penatalaksanaan Terapi Medis
Pembersih telingaHidrogen peroksida 3%, asam asetat 1-2%,
povidon iodine 5%Antimikroba topikal
Golongan quinolon Antimikroba sistemik
Disesuaikan dengan kuman penyebab Pseudomonas : ampisilin-sulbaktam, kotrimoksazol,
ciprofloxacin Kuman anaerob : metronidazol, klindamisin,
kloramfenikol Sukar ditentukan : kotrimoksazol, amoksisilin-
klavulanat
PenatalaksanaanTerapi Pembedahan, indikasi :
Destruksi tulang meluas ke telinga tengahErosi tulang pendengaranKelumpuhan saraf fasialisFistel labirinOtore berkepanjangan
Timpanoplasti Dinding Runtuh
Merupakan modifikasi dari mastoidektomi radikal
Bedanya : mukosa kavum timpani dan sisa tulang-tulang pendengaran dipertahankan setelah proses patologis dibersihkan. Tuba eustachius tetap dipertahankan dan dibersihkan agar terbuka. Kemudian kavitas operasi ditutup dengan fasia m.temporalis baik berupa free fascia graft maupun berupa jabir fasia m.temporalis, dilakukan juga rekonstruksi tulang-tulang pendengaran.
Komplikasi Komplikasi segera
Parese nervus fasialis Kerusakan korda timpani Tuli saraf Gangguan keseimbangan Fistula labirin Infeksi pasca-operasi
Komplikasi lambat Kolesteatoma rekuren Reperforasi Stenosis liang telinga luar Displasia atau lepasnya
prostesis tulang pendengaran
PrognosisHampir selalu dapat dieliminasi
Timpanoplasti dinding runtuh menjanjikan tingkat rekurensi yang sangat rendah (5% kasus)
Merupakan penyebab umum relatif tuli konduktif permanen
Referensi Roland PS. Middle Ear, Cholesteatoma. Emedicine. June 29, 2009 (cited
August 25, 2009). Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/860080-overview.
Moore K, Agur AMR. Anatomi Klinis Dasar. Edisi Pertama. Jakarta : Penerbit Hipokrates; 2002
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2008
Waizel S. Temporal Bone, Aquired Cholesteatoma. Emedicine. May 1, 2007 (cited August 27, 2009). Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/384879-overview
Helmi. Otitis Media Supuratif Kronis. Edisi Pertama. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2005
Adams GL, Boies LR, Higler PA. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke-6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1997
Makishima T, Hauptman G. Cholesteatoma. University of Texas Medical Branch Department of Otolaryngology. January 25, 2006 (cited August 25, 2009). Diunduh dari www.utmb.edu/otoref/grnds/Cholest.../Cholest-slides-060125.pdf