PPT KATARAK

40
PRESENTASI KASUS KATARAK SENILIS MATUR MUARRIFA MUFLIHATI 20090310064 Dokter Pembimbing: dr. Nurfifi Arliani, Sp.M

description

Katarak

Transcript of PPT KATARAK

PowerPoint Presentation

PRESENTASI KASUSKATARAK SENILIS MATURMUARRIFA MUFLIHATI20090310064

Dokter Pembimbing:dr. Nurfifi Arliani, Sp.MIDENTITAS PASIENNama: Ny. GUsia: 68 tahunJenis Kelamin: PerempuanAgama: IslamAlamat: Bangunjiwo, Kasihan Bantul YogyakartaPekerjaan: Ibu Rumah TanggaTanggal Pemeriksaan: 28 Oktober 2014

ANAMNESISKeluhan Utama: Penglihatan mata kanan dan kiri kabur

RPSSeorang pasien perempuan berusia 68 tahun datang ke RS dengan keluhan penglihatan kabur pada mata kanan dan kirinya sejak kurang lebih 1 tahun. Penglihatan kabur tersebut dirasakan terjadi secara perlahan-lahan dan menjadi sangat kabur 2 bulan terakhir dan saat ini jika berjalan harus dituntun. Pasien mengatakan pandangan yang buram seperti berkabut. Pasien juga mengeluh silau jika terkena sinar matahari / cahaya lampu dan terasa pegal-pegal di atas mata kurang lebih 1 minggu. Rasa mengganjal (-), merah (-), nyeri (-), berair (-). Tidak ada factor yang memperburuk atau memperingan gejala tersebut dan selama ini tidak pernah memakai kacamata. Riwayat nyeri hebat pada mata yang disertai dengan mual, muntah, dan sakit kepala disangkal oleh pasien. Pasien menyangkal mempunyai riwayat pemakaian obat tetes mata atau konsumsi obat dalam jangka waktu lama.

Riwayat Penyakit Dahulu:Riwayat Hipertensi, penyakit jantung, DM, dan alergi disangkalRiwayat trauma pada mata disangkalKeluhan yang sama sebelumnya disangkalRiwayat Penyakit Keluarga:Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit serupa dengan pasien. Riwayat penyakit sistemik (DM, HT, jantung) disangkalRiwayat Personal Sosial:Merokok (-), pola makan baik

PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum: BaikKesadaran: Compos MentisTanda Vital: tidak dilakukan

Status Oftalmologi

Segmen AnteriorSiliaTrichiasis (-)Trichiasis (-)Palpebra SuperiorHiperemis (-), Edema (-)Hiperemis (-), Edema (-)Palpebra InferiorHiperemis (-), Edema (-)Hiperemis (-), Edema (-)KonjungtivaInjeksi (-)Injeksi (-)Siste LakrimalisPunctum lakrimalis terbukaPunctum lakrimalis terbukaSkleraWarna putih, ikterik (-)Warna putih, ikterik (-)KorneaJernih, permukaan licin, edema (-)Jernih, permukaan licin, edema (-)Camera Oculi AnteriorHifema (-), hipopion (-), dalamHifema (-), hipopion (-), dalamIrisWarna coklat, kripte jelas, sinekia (-)Warna coklat, kripte jelas, sinekia (-)Pupilbentuk bulat, ukuran 3 mm, Reflek cahaya langsung (+), tidak langsung (+)bentuk bulat, ukuran 3 mm, Reflek cahaya langsung (+), tidak langsung (+)LensaKeruh, letak menyeluruh, shadow test (-)Keruh, letak menyeluruh, shadow test (-)

DIAGNOSISDiagnosis Kerja : ODS Katarak Senilis MaturDiagnosis Banding: ODS Katarak Senilis ImaturODS Katarak Senilis Hipermatur

PENATALAKSANAANRencana Ekstraksi Ekstrakapsular (EKEK) OD + IOLC. LFX : 6 dd I ODC. Polidex : 6 dd 1 ODLevofloxacin 500 mg : 1 dd 1 tabMP 4 mg : 2 dd 1 tab

TINJAUAN PUSTAKAAnatomi Lensa mata

KATARAKKatarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat kedua-duanya (Ilyas, 2009).Klasifikasi KatarakBerdasar Morfologi

a. Katarak kapsularadalah katarak yang melibatkan kapsul lensa, dapat berupa katarak kapsular anterior dan katarak kapsular posterior

b. Katarak subkapsular adalah katarak yang melibatkan bagian superfisial korteks atau tepat di bawah kapsul lensa dapat berupa katarak subkapsular anterior dan katarak subkapsular posterior.c. Katarak kortikaladalah katarak yang melibatkan korteks lensa dan merupakan katarak yang paling sering terjadi.

d. Katarak nuclearadalah katarak yang melibatkan bagian nukleus lensa. Katarak nuklear disebabkan oleh faktor usia. Katarak nuklear merupakan sklerosis normal yang berlebihan atau pengerasan dan penguningan nukleus pada usia lanjut.

e. Katarak supranuklearadalah katarak yang melibatkan bagian korteks lensa yang paling dalam, tepat di atas nukleus lensa. f. Katarak polaradalah katarak yang melibatkan kapsul lensa dan superfisial korteks lensa hanya di regio polar, dapat berupa katarak polar anterior dan katarak polar posterior. Katarak polar biasanya terdapat pada katarak kongenital atau karena trauma sekunder.

g. Katarak campuranadalah keadaan di mana lebih dari satu tipe katarak muncul bersamaan. Pada awalnya katarak biasanya muncul sebagai satu tipe saja tetapi akan dapat menjadi katarak gabungan ketika bagian lensa yang lain juga mengalami degenerasi. berdasarkan permulaan terjadinya katarak a. Katarak kongenitaladalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari satu tahun.b. Katarak juveniladalah katarak yang mulai terbentuk pada usia kurang dari sembilan tahun dan lebih dari tiga bulan. c. Katarak seniladalah katarak semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun.

ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

1. Usia 2. Radikal bebas 3. Radiasi ultraviolet 4. Merokok 5. Defisiensi vitamin A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin dan beta karoten 6. Dehidrasi 7. Trauma 8. Infeksi 9. Obat-obatan seperti kortikosteroid 10. Penyakit sistemik seperti diabetes 11. Genetik 12. Myopia

PATOFISIOLOGIMekanisme kekeruhan lensaEpitel lensa berubah seiring bertambahnya usia, terutama dalam hal penurunan densitas (kepadatan) sel epitelial dan penyimpangan diferensiasi sel serat lensa akumulasi dari serpihan-serpihan kecil epitelial hilangnya kejernihan lensa

Dengan bertambahnya usia lensa perubahan serat lensa, sehingga terjadi:

a. Penumpukan protein di lensa mataKomposisi terbanyak pada lensa mata adalah air dan proteinPenumpukan protein pada lensa dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa dan mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke retinaProses penumpukan protein ini berlangsung bertahap. Tahap awal blm tjd gangguan penglihatan gang.penglihatan kebutaanb. Perubahan warna pada lensa mata yang terjadi perlahan-lahan seiring dengan pertambahan usia Perubahan warna menjadi kuning keruh / coklat keruh MANIFESTASI KLINIS Gejala dan tanda penyakit katarak adalah: 1. Penurunan tajam penglihatan dan penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.2. Peningkatan derajat myopia 3. Silau 4. Halo (melihat lingkaran disekitar lampu) 5. Diplopia monokuler (pada katarak nuklear) 6. Penurunan sensitivitas kontras 7. Titik hitam di depan mata8. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

STADIUM KATARAK SENIL

DIAGNOSISPemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa katarak adalah: 1. Pemeriksaan tajam penglihatan 2. Illuminasi oblik 3. Test bayangan iris 4. Pemeriksaan dengan menggunakan ophthalmoskop langsung 5. Pemeriksaan dengan menggunakan slit-lamp

PENATALAKSANAAN1. Intracapsular Cataract Extraction(ICCE) atau ekstraksi intrakapsular

Jenis pembedahan yang sudah jarang dilakukan ini adalah mengangkat lensa in toto, yakni mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsulnya, melalui insisi limbus superior 140 hingga 160 derajat. Pembedahan ini dapat dilakukan pada zonula Zinn yang telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah putus. Pada ekstraksi ini tidak akan terjadi katarak sekunder.

2. Extracapsular Cataract Extraction(ECCE) atau ekstraksi ekstrakapsular.

Ekstraksi ini adalah tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Jenis pembedahan ini sejak beberapa tahun silam telah menjadi operasi pembedahan katarak yang paling sering dilakukan karena apabila kapsul posterior utuh, maka lensa intraokuler dapat dimasukkan ke dalam kamera posterior. Insidensi komplikasi pasca-operatif lebih kecil terjadi jika kapsul posteriornya utuh.

3. Fakoemulsifikasi

Fakoemulsifikasi dengan irigasi atau aspirasi (atau keduanya) adalah teknik ekstrakapsular yang menggunakan getaran getaran ultrasonik untuk mengangkat nukleus dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (2-5 mm), sehingga mempermudah penyembuhan luka pasca operasi.

KOMPLIKASI PEMBEDAHAN KATARAK a. Hilangnya vitreous. b. Prolaps iris. c. Endoftalmitis. d. Astigmatisma pascaoperasi. e. Edema makular sistoid. f. Ablasio retina. g. Opasifikasi kapsul posterior.

PROGNOSIS

Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat sehingga tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat yang tepat maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik.

PENCEGAHAN

Katarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak senilis ialah oleh karena faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang memperberat seperti mengontrol penyakit metabolik, mencegah paparan langsung terhatap sinar ultraviolet dengan menggunakan kaca mata gelap dan sebagainya. Pemberian intake antioksidan (seperti asam vitamin A, C dan E) secara teori bermanfaat. PEMBAHASANBeberapa manifestasi klinis dari anamnesis yang mengarahkan pada diagnosis :

Keluhan utama pasien adalah penurunan fungsi penglihatan yang progresif, sejak 1 tahun yang lalu, perlahan-lahan mulai memburuk terutama 2 bulan terakhir. Penyakit ini masuk dalam kelopok penyakit visus turun perlahan tanpa mata merah. Dari kelompok ini kemungkinan penyakit lainnya adalah kelainan refraksi, katarak, glaucoma kronis serta kelainan macula dan retina.

Penglihatan buram pasien dideskripsikan seperti berkabut, pasien juga merasa cahaya / sinar menjadi lebih silau dari sebelumnya, ini merupakan gejala penurunan visus dan glare yang terdapat pada katarak.

Pasien ini berusia lanjut, sehingga klasifikasi katarak pada pasien ini adalah katarak senilis, yaitu semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun. Tipe utama pada katarak senilis berdasarkan klasifikasinya adalah katarak kortikal, katarak nuklear, dan katarak subkapsular posterior.

Sedangkan berdasarkan stadiumnya, pasien ini termasuk kedalam stadium katarak matur, dikarenakan pada katarak senilis stadium matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa seperti pada pasien ini. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Dari Pemeriksaan Status Oftalmologi

Dari pemeriksaan didapatkan adanya visus pada mata kanan dan kiri yang turun, hal ini berhubungan langsung dengan kekeruhan pada lensa sehingga cahaya yang masuk tidak bisa atau berkurang diteruskan sampai retina.

Dengan semakin keruhnya lensa, fundus okuli akan semakin sulit untuk dilihat, sampai akhirnya reflex fundus menjadi hilang sama sekali. Pada stadium ini, katarak biasanya telah matur dan pupil terlihat putih akibat kekeruhan lensa.

Didapatkan hasil shadow test / tes bayangan negative. Tujuan tes bayangan adalah untuk mengetahui derajat kekeruhan lensa. Dasar pemeriksaan adalah makin sedikit lensa keruh pada bagian posterior maka makin besar bayangan iris pada lensa yang keruh tersebut, sedang makin tebal kekeruhan lensa makinkecil bayangan iris pada lensaPenilaian Shadow Test

Bila bayangan iris pada lensa terlihat besar dan letaknya jauh terhadap pupil berarti lensabelumkeruhseluruhnya(belumsampaikedepan);initerjadipadakatarakimmatur, keadaan ini disebut shadow test (+).

Apabila bayangan iris pada lensa kecil dan dekat terdapat pupil berarti lensa sudahkeruhseluruhnya(sampaipadakapsulanterior)terdapatpadakatarakmatur, keadaan ini disebut shadow tes(-)

Bila katarak hipermatur, lensa sudah keruh seluruhnya, mengecil serta terletak jauhdi belakang pupil, sehingga bayangan iris pada lensa besar dan keadaan ini disebut pseudopositif

Penatalaksanaan dengan EKEK

Ekstraksi lensa diindikasikan apabila penurunan penglihatan mengganggu aktivitas normal penderita. Indikasi pembedahan pada katarak senilis:Bila katarak menimbulkan penyulit seperti uveitis atau glaucoma, meskipun visus masih baik untuk bekerja, dilakukan operasi juga setelah keadaan menjadi tenang.Bila sudah masuk dalam stadium matur karena dapat menimbulkan penyulitBila visus meskipun sudah dikoreksi, tidak cukup untuk melakukan ekerjaan sehari-hari atau visus < 6/12

Keuntungan dan Kerugian EKEKKeuntunganLuka insisi lebih keciln(8-12 mm) dibanding EKIKKarena kapsul posterior utuh maka:Mengurangi resiko hilangnya vitreus durante operasiPosisi anatomis yg lebih baik untuk pemasangan IOLMengurangi insidensi ablasio retina, edema kornea, perlengketan vitreus dengan iris dan kornea

KerugianDapat timbul katarak sekunder