Potensi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) Sebagai Obat Alter Nat If Antikanker Payudara
Transcript of Potensi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) Sebagai Obat Alter Nat If Antikanker Payudara
0
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
POTENSI EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) SEBAGAI
OBAT ALTERNATIF ANTIKANKER PAYUDARA
BIDANG KEGIATAN :
PKM - P
Diusulkan oleh:
Ketua : Filya Rizki Saputro 08/269403/KH/06037
Anggota :
Aris Munandar 08/269336/KH/06028
Faundra Faridz G 08/269200/KH/06007
Sigit Joko Prasetyo 08/268710/KH/05950
Tri Prasetyabudi 09/283578/KH/06227
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2010
1
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan :
Potensi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Obat Alternatif
Antikanker Payudara
2 Bidang Kegiatan : ( * ) PKM-P ( ) PKM-K
(Pilih salah satu) ( ) PKM-T ( ) PKM-M
3 Bidang Ilmu : ( * ) Kesehatan ( ) Pertanian
(Pilih salah satu) ( ) MIPA ( ) Teknologi dan
Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Filya Rizki Saputro
b. NIM : 08/269403/KH/06037
c. Jurusan : Kedokteran Hewan
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Gajah Mada
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Wuryantoro Lor Rt 2/3
Wuryantoro,Wonogiri
/085743754870
f. Alamat email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 5 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : drh.Antasiswa Windraningtyas
Rostyeadewi ,M.sc
b. NIP :19761122008012013
2
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :Jl.Melati Wetan V No.21 Timoho,
Yogyakarta/081393211211
7. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti : Rp 7.000.000,-
b. Sumber lain (sebutkan . . . ) : -
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Yogyakarta, 7 Oktober 2010
Menyetujui
Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan, Kerjasama dan Alumni
Fakultas Kedokteran Hewan UGM Ketua Pelaksana
( drh. Setyo Budi,M.P) ( Filya Rizki S )
NIP. 195708071986031001 NIM. 08/KH/269403/6037
Direktur Kemahasiswaan Dosen Pendamping
(Drs.Haryanto,M.si) (drh.Antasiswa,W.R, M.Sc)
NIP. 195805021987031002 NIP.19761122008012013
3
A. JUDUL: Potensi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Obat
Alternatif Antikanker Payudara
B. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara tropis yang dikenal kaya dengan
keanekaragaman hayatinya, antara lain berbagai jenis tumbuhan yang disebut
sebagai tanaman obat tradisional. Walaupun industri obat modern tumbuh dengan
pesat, namun konsumen obat tradisional tetap terus meningkat. Menanggapi
kecenderungan masyarakat tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang manfaat
dari setiap tanaman obat tradisional sehingga penggunaannya tetap dapat
dipertanggungjawabkan secara medik. Oleh karena itu sekarang ini penggunaan
obat tradisional telah menyita perhatian para pakar obat-obatan herbal dan
pemerintah untuk pengembangannya sehingga bahan-bahan yang terdapat di
alam dapat dimanfaatkan secara maksimal dan jelas kegunaannya (Husin, 1983).
Perubahan gaya hidup dan modernisasi, terutama di negara berkembang
mengakibatkan pola penyakit berubah. Konsumsi makanan berlemak, kurang
serat, maupun yang telah diproses (seperti diawetkan, diasinkan, dan diasap) dapat
menyebabkan frekuensi penyakit kanker terus meningkat dan mendekati pola
kejadian di negara maju.
Kanker merupakan suatu penyakit sel dengan ciri ada gangguan atau
kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis pada
organisme multiseluler. Sifat umum dari kanker, antara lain pertumbuhan
berlebihan berbentuk tumor, gangguan diferensiasi dari sel, bersifat invasif (
mampu tumbuh di jaringan dekatnya), bersifat metastasis (menyebar ke tempat
lain dan menyebabkan partumbuahan baru), dan memiliki hereditas bawaan
(Sulistia, 1987).
Kanker payudara merupakan jenis kanker kedua terbanyak pada wanita di
seluruh dunia, dan di Indonesia kanker payudara paling sering ditemukan setelah
kanker mulut rahim. Penelitian di Jakarta Breast Center pada bulan April 2001
sampai dengan 2003 menunjukkan bahwa dari 2834 orang yang memeriksakan
benjolan di payudaranya 364 orang (13%) terdiagnosa kanker payudara. Penyebab
langsung terjadinya kanker payudara belum dapat dibuktikan. Pengobatan kanker
4
seperti pemberian obat antikanker dan operasi sangat mahal. Selain itu tidak
jarang pasien tidak berhasil lepas dari cengkeraman kanker meskipun sudah
melakukan berbagai usaha pengobatan medis. Biasanya ditengah keputusasaan
muncul secercah harapan baru, yakni beralih ke pengobatan tradisional (Anonim
1, 2006) .
Salah satu tanaman obat tradisional yang masih sering digunakan adalah
sirih merah ( Piper crocatum). Terdapat beberapa senyawa yang terkandung
didalam sirih merah yaitu alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid. Secara empiris
sirih merah dapat menyembuhkan berbagi jenis penyakit seperti diabetes melitus,
hepatitis, batu ginjal, stroke, menurunkan kholesterol, anti radang, antikanker dan
hipertensi. Dalam penggunaanya sirih merah dapat digunakan dalam bentuk
kapsul, simplisia, dan ekstrak (Anonim 3, 2009).
Meskipun bukti ilmiah khasiat dari daun sirih merah sudah cukup banyak
dilaporkan, tetapi penelitian terhadap tanaman sirih merah sampai saat ini masih
sangat kurang terutama dalam pengembangan sebagai bahan baku untuk
biofarmaka. Selama ini pemanfaatan sirih merah di masyarakat hanya berdasarkan
pengalaman yang dilakukan secara turun temurun dari orang tua kepada anak atau
saudara terdekat secara lisan. Karena itu penelitian ini dikerjakan untuk
mengetahui manfaat dan efek langsung dari kandungan daun sirih merah itu
sendiri.
C. RUMUSAN MASALAH
Sampai saat ini kemampuan sirih merah sebagai obat tradisional telah
dikenal luas, namun kemampuan dari tanaman obat tersebut sebagai obat
antikanker belum diteliti lebih jauh. Untuk itu perlu dibuktikan tentang
kemampuan sirih merah sebagai obat antikanker payudara.
D. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi daun sirih merah sebagai
obat antikanker payudara.
5
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Ditemukannya terobosan baru dibidang pengobatan antikanker payudara
berupa ekstrak daun sirih merah sebagai obat herbal dan pembuatan artikel
ilmiah tentang khasiat sirih merah sebagai obat antikanker payudara.
F. MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini ditemukannya ekstrak daun sirih merah
sebagai alternatif obat herbal antikanker payudara bagi masyarakat.
G. TINJAUAN PUSTAKA
Kanker
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan
mekanisme pengaturan multipikasi dan fungsi homeostasis pada organism
multiseluler (Sulistia, 1987). Selanjutnya, sel kanker akan menyusup (invasif)
ke jaringan sekitarnya, lalu membuat anak sebar (metastatis) ke tempat yang
lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Awal
timbulnya kanker pada suatu jaringan tubuh disebut kanker primer. Adapun
kanker yang timbul ditempat lain karena penyebaran kanker primer disebut
kanker sekunder. Kanker dapat tumbuh di semua sel atau jaringan tubuh,
seperti kulit, sel darah, sel otak, sel paru, sel hati, jaringan ikat, dan
sebagainya ( Dalimartha, 2004).
Terminologi kanker menurut jaringan asalnya :
a. Karsinoma (kanker sel epitel), seperti kanker payudara, kanker kulit,
dan kanker kolon.
b. Sarcoma (kanker dari jaringan mesodermal), seperti fibrosarkoma
(kanker jaringan ikat), limfosarkoma (kanker sistem limfatik), dan
osteosarkoma (kanker tulang).
c. Leukemia disebut kanker sel darah putih ( Dalimartha, 2004).
Kanker Payudara
Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana sel-sel ganas
terbentuk pada jaringan payudara. Jenis-jenis Kanker Payudara :
6
a) Duktal Karsinoma in situ (DCIS): ini adalah tipe kanker payudara non-
invasif paling umum. DCIS berarti sel-sel kanker berada di dalam duktus
dan belum menyebar keluar dinding duktus ke jaringan payudara
disekitarnya.
b) Lobular karsinoma in situ (LCIS): kanker payudara non-invasif. Bermula
dari kelenjar yang memproduksi air susu, tetapi tidak berkembang
melewati dinding lobulus.
c) Kanker Payudara Terinflamasi (IBC): Jenis kanker payudara invasif
yang jarang terjadi ini, statistiknya adalah sekitar 1-3% dari semua kasus
kanker payudara. Biasanya tidak terjadi benjolan tunggal atau tumor.
Penyebab dan Faktor Resiko
Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Meskipun demikian, riset
mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada
individu tertentu, yang meliputi:
a) Keluarga yang memiliki riwayat penyakit serupa
b) Usia yang makin bertambah
c) Tidak memiliki anak
d) Kehamilan pertama pada usia di atas 30 tahun
e) Periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal atau
menopause lebih lambat)
f) Faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen)
Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi factor
terpenting (Dalimartha, 2004)
Morfologi sirih merah (Priper crocatum)
Tanaman sirih merah (Piper crocatum) termasuk dalam famili
Piperaceae, tumbuh merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan
bertangkai, yang tumbuh berselang-seling dari batangnya serta penampakan
daun yang berwarna merah keperakan dan mengkilap.
7
Klasifikasi
Regnum : Plantarum (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Sub Divisio : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Classis : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Classis : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus : Piper
Spesies : Piper crocatum
Penggunaan sirih merah dapat digunakan dalam bentuk segar, simplisia
maupun ekstrak kapsul. Secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan
berbagai jenis penyakit seperti diabetes militus, hepatitis, batu ginjal,
mencegah stroke, asam urat, hipertensi, radang liver, radang prostat, radang
mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri sendi dan memperhalus kulit (
Anonim 3, 2009).
Kandungan di dalam sirih merah
Tanaman memproduksi berbagai macam bahan kimia untuk tujuan
tertentu, yang disebut dengan metabolit sekunder. Metabolit sekunder yang
diproduksi tanaman bermacam-macam seperti alkaloid, terpenoid,
isoprenoid, flavonoid, cyanogenic, glucoside, glucosinolate dan non protein
amino acid. Dalam daun sirih merah terkandung senyawa fitokimia yakni
alkoloid, saponin, tanin dan flavonoid (Sugiyanto et al., 2003). Senyawa
alkokoloid dan flavonoid memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun
kadar glukosa darah (Anonim 2, 2008). Flavonoid merupakan senyawa
fenolik alam (seringkali dalam formasi polifenol) yang memiliki sifat
antioksidan (Zai et al., 1998) dan berpotensi sebagai penghambat
pertumbuhan sel kanker (Rana et al., 2005). Beberapa jenis flavonoid,
misalnya genistein dan quersetin, mampu menghambat aktivitas protein
8
kinase (Murkies et al., 1998) dengan menduduki ATP binding site protein
kinase sehingga menurunkan aktivitas kinasenya.
Banyak jenis protein kinase berperan penting dalam signal
pertumbuhan yang memacu cell cycle progression pada sel-sel kanker
(Hanahan and Weinberg, 2000), termasuk pada karsinogenesis tahap
promosi dan progesi (Nooble et all, 2004).
Alkaloid biasanya tanpa warna, seringkali bersifat optic aktif,
kebanyakan berbentuk Kristal tetapi sedikit yang berupa cairan (misalnya
nikotina) pada suhu kamar (Harborne, 1996).
Beberapa zat aktif yang terkandung dalam sirih merah adalah:
arecoline diseluruh tanaman untuk memiliki potensi merangsang syaraf
pusat, merangsang daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik,
merangsang kejang, meredakan sifat mendengkur; tannin didaun; astringent
yang dapat mengurangi sekresi pada liang vagina, penekan kekabalan tubuh,
pelindung hepar, anti diare, anti mutagenik (Anonim 3, 2009).
Kelenjar Payudara
Kelenjar payudara merupakan derivatif sel epitel. Struktur anatomi
payudara secara garis besar tersusun dari jaringan lemak, lobus dan
lobulus (setiap kelenjar terdiri dari 15-25 lobus) yang memproduksi cairan
susu, serta ductus lactiferous yang berhubungan dengan glandula lobus
dan lobulus yang berfungsi mengalirkan cairan susu, di samping itu juga
terdapat jaringan penghubung (konektif), pembuluh darah dan nodus
limfatikus. Lobulus dan duktus payudara sangat responsif terhadap
estrogen karena sel epitel lobulus dan duktus mengekspresikan reseptor
estrogen (ER) yang menstimulasi pertumbuhan, diferensiasi,
perkembangan kelenjar payudara, dan mammogenesis. Kerentanan
kelenjar payudara terhadap tumorigenesis dipengaruhi oleh perkembangan
normal dari kelenjar itu sendiri yang dikarakterisasi dengan berbagai
perubahan dalam proliferasi dan diferensiasi sel payudara (Guyton, 1996).
9
H. METODE PENELITIAN
a. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 5 bulan di laboratorium.
Tempat percobaan adalah di laboratorium patologi dan laboratorium
farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan UGM serta laboratorium di
Fakultas Farmasi UGM.
b. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian hewan tikus putih betina.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian adalah tikus yang berjumlah 15 ekor berumur
dua bulan dengan berat antara 150 - 200 gam.
c. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu:
1. Variabel Bebas: Perlakuan dengan ekstrak daun sirih merah 10%, 15%,
20%.
2. Variabel Tergantung:Analisa histopatologi mengenai perubahan
patologi dari jaringan mammae.
3. Variabel Terkendali: Jenis tikus, jenis kelamin, umur, makanan,
minuman dan berat tikus.
d. Alat dan Bahan
1. Alat-alat penelitian: kandang, timbangan, gelas obyek,deck glass, siring,
dan kanul.
2. Bahan-bahan penelitian: aquadest, formalin, ekstrak daun sirih merah,
alkohol 70%, tikus betina kanker , pakan dan minum tikus,dan
khloform.
e. Prosedur Penelitian
1. Persiapan penelitian
Menyiapkan semua alat dan bahan untuk penelitian yang meliputi :
a. Menyiapkan hewan uji tikus putih betina berjumlah 15 ekor umur
dua bulan dan berat badan 150-200 gram.
10
b. Menyiapkan kandang tikus lengkap dengan tempat pakan dan
minum.
c. Menyiapkan ekstrak daun sirih merah untuk perlakuan hewan uji
secara peroral.
Prosedur pembuatan ekstrak daun sirih merah sebagai berikut:
Membersihkan daun sirih merah yang masih segar dengan air
sampai bersih.
Daun sirih merah diblender dengan pelarut alkohol 70% sampai
lembut.
Semua daun sirih merah yang telah diblender dituang ke dalam
toples dan di tutup rapat, kemudian dimaserasi selama satu hari
atau 24 jam sehingga senyawa kimia yang terkandung dalam daun
sirih merah larut dalam alkohol 70%.
Ekstrak diperas sampai kering menggunakan kain bersih hingga
diperoleh cairan kental.
Cairan hasil perasan dituang ke wadah yang lebar untuk
menguapkan alkohol, dilakukan selama dua hari.
Cairan di ambil dan di tuang ke cawan petri, kemudian dioven
selama tiga hari pada suhu 500C sampai kering.
Setelah kering ekstrak dikerik dengan pisau, bila semua ekstrak
kering telah terkumpul kemudian ditimbang lalu dilarutkan
dengan menggunakan aquadest sesuai dosis masing-masing untuk
perlakuan terhadap daun sirih merah.
2. Pelaksanaan penelitian
a. Membagi secara acak 15 ekor tikus menjadi 5 kelompok, masing-
masing
11
terdiri dari 3 ekor.
b. Mengadaptasikan tikus, selama adaptasi tikus diberi makan dan
minum.
c. Kelompok-kelompok tersebut nantinya akan diberi perlakuan
sebagai berikut:
1) Kelompok perlakuan I : kelompok tikus tidak terinduksi kanker
tanpa perlakuan (hewan kontrol negatif).
2) Kelompok perlakuan II: kelompok tikus kanker diberi Nacl
Fisiologis (kontrol positif).
3) Kelompok perlakuan III: kelompok tikus kanker diberi ekstrak
sirih merah 10% selama 12 minggu.
4) Kelompok perlakuan IV : kelompok tikus kanker diberi ekstrak
sirih merah 15% selama 12 minggu.
5) Kelompok perlakuan V : kelompok tikus kanker diberi ekstrak
sirih merah 20% selama 12 minggu.
d. Eutanasia dengan menggunakan kloroform dengan dislokasi
occipital.
e. Pembuatan preparat histopatologi.
1. Fiksasi
Larutan fiksasi yang umumnya digunakan untuk histopatologi
adalah larutan formalin 10% berpenyangga fosfat (pH 7,0).
2. Pemotongan organ dan refiksasi
Setelah difiksasi 1-2 hari, setiap organ dipisahkan dan dipotong
secukupnya dengan pisau. Organ ini diletakkan dalam kotak
sampel atau kaset jaringan dan fiksasi dalam larutan formalin 10%
berpenyangga fosfat (pH 7,0) selama 1 hari.
3. Dekalsifikasi
Organ tersebut direndam dalam larutan EDTA-2Na selama
beberapa hari setelah fiksasi. Larutan EDTA-2Na harus diganti
dengan yang baru selama 1-24 jam.
4. Dehidrasi dan pengisian parafin
12
Setelah refiksasi atau dekalsifikasi, dilakukan dehidrasi dan
pengisian parafin.
5. Pembuatan blok parafin
Letakkan tempat jaringan (cetakan untuk blok parafin) pada “hot
plate” suhu 65oC dan isi dengan parafin yang telah dilelehkan.
Setelah itu letakkan kaset jaringan tersebut di atas cetakan.
Tambahkan parafin pada cetakan secukupnya.
6. Pembuatan preparat sediaan.
Blok parafin dipotong menggunakan mikrotom dengan ketebalan 5
µm. Setelah itu, pindahkan ke atas kaca preparat dan letakkan
dalam air hangat pada water bath (celupan air) suhu 50oC selama 5
detik guna mengembangkan parafin.
7. Pewarnaan
Proses pewarnaan termasuk deparafinisasi (penarikan parafin dari
jaringan), pewarnaan, dehidrasi, penetrasi dan penutupan jaringan
(penyimpanan). Pewarnaan pada histopatologi di antaranya H&E
(hematoksilin dan eosin).
f. Pembacaan hasil histopatologi
3. Analisa data
Dilakukan analisa secara deskriptif terhadap hasil histopatologi jaringan
kelenjar mammae.
13
Kelompok I
Tikus tidak kanker
(kontrol negatif)
Tikus tidak kanker
Kelompok II
Tikus Kanker Diberi Nacl fisiologis (kontrol positif)
Kelompok III
Tikus Kanker Pemberian
ekstrak sirih merah
konsentrasi 10 %
Pemeriksaan histopatologis
Eutanasia kloroform dan dislokasi occipital
Tikus kanker
Adaptasi tikus putih (Ratus norvegicus)
Kelompok IV
Tikus Kanker
Pemberian ekstrak sirih
merah konsentrasi
15 %
Kelompok V
Tikus Kanker Pemberian
ekstrak sirih merah
konsentrasi 20 %
Analisa data
14
Diagram Alir Tahapan Penelitian
I. JADWAL KEGIATAN
Agenda Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Persiapan
lokasi, alat
dan bahan
Pembuatan
ekstrak sirih
merah
Uji Perlakuan
pada hewan
coba (tikus)
Pemeriksaan
Histopatologi
Analisa data
Penyusunan
Laporan
15
J. RANCANGAN BIAYA
No Bahan Harga satuan jumlah Biaya
1 Sirih Merah Rp. 1.000 / helai 200 Rp. 200.000,-
2 Aquadest Rp. 5.000 / liter 5 Rp. 25.000,-
3 Alkohol 70% Rp. 30.000 / botol 1 Rp. 30.000,-
4. Formalin Rp. 40.000 / liter 1 Rp. 40.000,-
4 Tikus Kontrol Rp. 25.000/ ekor 3 Rp. 75.000,-
5 Tikus Kanker Rp. 350.000/ekor 12 Rp. 4.200.000,-
6 Pakan Rp.25.000 /kg 3 Rp. 75.000,-
7. Kloroform Rp. 40.000/liter 1 Rp. 40.000,-
Alat
1. Kandang Besar Rp. 50.000 / set 5 Rp. 250.000,-
2. Gloves Rp. 40.000 / set 1 Rp 40.000,-
3. Siring Rp. 40.000 / pack 1 Rp 40.0000,-
4. Kanul Rp. 25.000 / buah 5 Rp. 125.000,-
5. Kontainer organ Rp. 3.000 / buah 15 Rp. 45.000,-
6. Masker Rp. 40.000/ pak 1 Rp. 40.000,-
Biaya
Laboratorium
1. Pembuatan
Ekstrak sirih
merah di Fakultas
Farmasi UGM
Rp. 200.000,-
2. Sewa alat di lab.
Farmakologi
Rp. 150.000,-
3. Pembuatan
Preparat
Histopatologi di
Rp. 90.000,- 10 Rp. 900.000,-
16
lab. Patologi
Umum FKH UGM
4. Foto mikroskopis Rp. 10.000,- 10 Rp. 100.000,-
Biaya Lain-lain
1. Dokumentasi Rp. 100.000,-
2. Pembuatan laporan Rp. 150.000,-
3. Transportasi Rp. 100.000,-
4 Administrasi dan
surat menyurat
Rp. 75.000,-
TOTAL Rp. 7.000.000,-
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1.2006.Uji Aktivitas Ekstrak Etanol. http://www.litbang.depkes.go.id/risbinkes/Buku%20laporan%20penelitian%201997-2006/28-uji_aktivitas_ekstrak_etanol_50.htm.Diakses tanggal 20 september 2010 Anonim 2. 2008. Tanaman Sirih. http://balittro.litbang. deptan.go.id. Diakses tanggal 20 September 2010. Anonim 3. 2009. Tanaman Obat Sirih. http://www.tanaman-obat.com/gallery-tanaman-obat/207-tanaman-obat-sirih. Diakses tanggal 20 september 2010 Dalimartha,S. 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker.Jakarta. Penebar Swadaya. Guyton, A.C. 1996. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Jakarta. Penerbit Buku EGC. Hanahan, D.and Weinberg, R.A. 2000. The Hallmarks of Cancer, Cell 100, 57-70. Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia. Bandung. ITB Bandung. Husin, M. 1983. Peranan Farmakologi dalam Pengembangan Obat Tradisional. Yogyakarta. Fakultas Farmasi UGM. Murkies, A. L., Wilcox, G., and Davis, S. R.. 1998. Phytoestrogens, J Clin Endocrinol Metab 83, 297 - 303. Nooble M.E.M., Endicott, J.A., and Johnson, L.N. 2004. Protein Kinase Inhibitors: Insights into Drug Design from Structure (Rev.), Science 303, 1800 – 1805. Rana P.Singh, Puja Agrawal, Dongsool Yim, Chapla Agarwal and Rajesh Agarwal, 2005. Acacetin inhibits cell growth and cell cycle progression, and induces apoptosis in human prostate cancer cells: structure-activity relationship with linarin and linarin acetate, Carcinogenesis , 26, 845 - 85. Sodikin, M. 2002. Biokimia Enzim. Jakarta. Widya Medika. Sugiyanto, Sudarto, B., Meiyanto, E., Nugroho, A. E., and Jenie U. A. 2003.Aktivitas Antikarsinogenik Senyawa Yang Berasal Dari Tumbuhan, Majalah Farmasi Indonesia, 14, 132 – 141. Sulistia Gan. 1987. Farmalogi dan Terapi Edisi ke-3. Jakarta. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI.
18
Zhai. S., Dai, R., Friedman. F. and Vestal, R. 1998. Comparative Inhibition Of Human cytochromes P450 1A1 and 1A2 Flavonoids, Drug Metabolism and Disposition 26, 989 – 992.
K. BIODATA KETUA serta ANGGOTA KELOMPOK
. a. Biodata Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Filya Rizki Saputro
b. NIM : 08/269403/KH/06037
c. Fakultas / Program Studi :Fakultas Kedokteran Hewan
d. Universitas :Universitas Gadjah Mada
e. Waktu Kegiatan : 18 jam / minggu
f. Email : [email protected]
g. No. Telp / HP : 085743754870
b. Biodata Anggota Pelaksana Kegiatan
2.1 a. Nama Lengkap : Aris Munandar
b. NIM : 08/269336/KH/06028
c. Fakultas / Program Studi :Fakultas Kedokteran Hewan
d. Universitas :Universitas Gadjah Mada
e. Waktu Kegiatan : 18 jam / minggu
f. Email : [email protected]
g. No. Telp / HP : 085641016259
2.2 a. Nama Lengkap : Faundra Faridz Ghozali
b. NIM : 08/269200/KH/06007
c. Fakultas / Program Studi :Fakultas Kedokteran Hewan
d. Universitas :Universitas Gadjah Mada
e. Waktu Kegiatan : 18 jam / minggu
f. Email : [email protected]
g. No. Telp / HP : 085647522161
2.3 a. Nama Lengkap : Sigit Joko Prasetyo
b. NIM : 08/268710/KH/05950
c. Fakultas / Program Studi :Fakultas kedokteran Hewan
d. Universitas :Universitas Gadjah Mada
19
e. Waktu Kegiatan : 18 jam / minggu
f. Email : [email protected]
g. No. Telp / HP : 085747141330
2.4 a. Nama Lengkap : Tri Prasetyabudi
b. NIM : 09/283578/KH/06227
c. Fakultas / Program Studi :Fakultas Kedokteran Hewan
d. Universitas :Universitas Gadjah Mada
e. Waktu Kegiatan : 18 jam / minggu
L. BIODATA DOSEN PENDAMPING
a. Nama Lengkap dan Gelar : drh. Antasiswa Windraningtyas, M.
Sc
b. Golongan Pangkat dan NIP : IIIb / 197611122008012013
c. Jabatan Fungsional : Tenaga Pengajar
d. Jabatan Struktural :-
e. Fakultas/Program Studi :Fakultas Kedokteran Hewan
f. Pergurunan Tinggi : Universitas Gadjah Mada
g. Bidang Keahlian : Farmakologi
h. Waktu untuk Kegiatan : 12 jam / minggu
i. E-mail : [email protected]
j. Handphone : 081393211211
20
No Nama Jabatan Tanda Tangan
1 drh. Antasiswa
Wendraningtyas R, M. Sc. Dosen Pembimbing
2 Filya Rizki Saputro Ketua Pelaksana
3 Aris Munandar Anggota
4 Faundra Faridz Ghozali Anggota
5 Sigit Joko Prasetyo Anggota
6. Tri Prasetyabudi Anggota