Policy brief remaja dan kb di sumatera selatan edit n posting

4
Imron A. Hakim, “Policy Brief” Remaja dan KB di Sumatera Selatan 1 PROFIL REMAJA DAN KB DI SUMATERA SELATAN eluarga Berencana (KB) adalah salah satu program nasional yang termasuk dalam 11 prioritas pembangunann pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014. Sasaran utama program KB adalah pasangan usia subur yang umumnya sudah melewati masa remaja. Meski demikian, kelompok usia remaja tidak diabaikan dalam penyebarluasan dan penanaman norma KB. Dengan memberikan pemahaman yang benar tentang program KB kepada para remaja, diharapkan ketika mereka memiliki pasangan (menjadi pasangan usia subur), dapat menerapkan norma KB tersebut dalam kehidupan berkeluarga mereka kelak. Untuk itu diperlukan data dan informasi tentang KB dari para remaja melalui survey RPJM tahun 2012. Tentu, informasi dan data hasil survey ini sangat bermanfaat untuk menyusun strategi dan program yang berkaitan dengan KB khusus untuk penduduk usia remaja. 1. Karakteristik Remaja Sampel a. Jumlah dan Umur Remaja Survey RPJM 2012 membatasi umur remaja pada kelompok penduduk yang berumur 15-24 tahun. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 di Sumatera Selatan, jumlah remaja umur 15-24 tahun adalah 1.396.700 jiwa (709.926 laki-laki dan 686.774 perempuan) atau 18,7 persen dari total penduduk Sumatera Selatan (7.450.394 jiwa). Adapun jumlah remaja yang menjadi responden dalam survey RPJM 2012 di Sumatera Selatan adalah 612 orang, terdiri dari 324 (53%) laki-laki dan 288 (47%) perempuan, dengan komposisi umur 15-19 tahun 63,7 persen dan umur 20-24 sebanyak 36,3 persen. b. Tingkat Pendidikan Remaja Tingkat pendidikan responden remaja di Sumatera Selatan yang terbanyak adalah tamat SMP (39,4%), kemudian tamat SMA sekitar 30 persen, dan yang tamat SD sekitar 18 persen (Gambar 1). Data ini menggambarkan bahwa secara umum tingkat pendidikan remaja Sumatera Selatan masih rendah, bahkan hampir 20 persen belum menuntaskan wajib belajar 9 tahun. 2. Pengetahuan tentang Keluarga Berencana (KB) Usia remaja adalah masa dimana seseorang berada pada sebuah kondisi masa peralihan antara anak-anak dan dewasa. Perubahan yang terjadi pada usia remaja adalah perubahan secara fisik maupun perubahan non fisik. Perubahan (pertumbuhan dan perkembangan) tersebut membawa remaja memasuki usia dewasa dan siap bereproduksi. Sebelum memasuki fase berepoduksi, diharapkan para remaja telah memiliki pengetahuan tentang program Keluarga Berencana (KB). Survey RPJM berhasil memotretpengetahuan remaja Sumatera Selatan tentang KB sebagai berikut. 3,2 18,7 39,4 34,3 4,4 K P P o o l l i i c c y y B B r r i i e e f f Gambar 1. Tingkat Pendidikan Remaja

Transcript of Policy brief remaja dan kb di sumatera selatan edit n posting

Page 1: Policy brief remaja dan kb  di sumatera selatan edit n posting

Imron A. Hakim, “Policy Brief” Remaja dan KB di Sumatera Selatan

1

PROFIL REMAJA DAN KB DI SUMATERA SELATAN

eluarga Berencana (KB) adalah salah satu program nasional yang termasuk dalam 11 prioritas

pembangunann pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014.

Sasaran utama program KB adalah pasangan usia subur yang umumnya sudah melewati masa

remaja. Meski demikian, kelompok usia remaja tidak diabaikan dalam penyebarluasan dan penanaman

norma KB. Dengan memberikan pemahaman yang benar tentang program KB kepada para remaja,

diharapkan ketika mereka memiliki pasangan (menjadi pasangan usia subur), dapat menerapkan norma

KB tersebut dalam kehidupan berkeluarga mereka kelak. Untuk itu diperlukan data dan informasi tentang

KB dari para remaja melalui survey RPJM tahun 2012. Tentu, informasi dan data hasil survey ini sangat

bermanfaat untuk menyusun strategi dan program yang berkaitan dengan KB khusus untuk penduduk usia

remaja.

1. Karakteristik Remaja Sampel

a. Jumlah dan Umur Remaja

Survey RPJM 2012 membatasi umur remaja

pada kelompok penduduk yang berumur 15-24

tahun. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun

2010 di Sumatera Selatan, jumlah remaja umur

15-24 tahun adalah 1.396.700 jiwa (709.926

laki-laki dan 686.774 perempuan) atau 18,7

persen dari total penduduk Sumatera Selatan

(7.450.394 jiwa). Adapun jumlah remaja yang

menjadi responden dalam survey RPJM 2012 di

Sumatera Selatan adalah 612 orang, terdiri dari

324 (53%) laki-laki dan 288 (47%) perempuan,

dengan komposisi umur 15-19 tahun 63,7 persen

dan umur 20-24 sebanyak 36,3 persen.

b. Tingkat Pendidikan Remaja

Tingkat pendidikan responden remaja di

Sumatera Selatan yang terbanyak adalah tamat

SMP (39,4%), kemudian tamat SMA sekitar 30

persen, dan yang tamat SD sekitar 18 persen

(Gambar 1). Data ini menggambarkan bahwa

secara umum tingkat pendidikan remaja

Sumatera Selatan masih rendah, bahkan hampir

20 persen belum menuntaskan wajib belajar 9

tahun.

2. Pengetahuan tentang Keluarga Berencana (KB)

Usia remaja adalah masa dimana seseorang

berada pada sebuah kondisi masa peralihan

antara anak-anak dan dewasa. Perubahan yang

terjadi pada usia remaja adalah perubahan secara

fisik maupun perubahan non fisik. Perubahan

(pertumbuhan dan perkembangan) tersebut

membawa remaja memasuki usia dewasa dan

siap bereproduksi. Sebelum memasuki fase

berepoduksi, diharapkan para remaja telah

memiliki pengetahuan tentang program Keluarga

Berencana (KB). Survey RPJM berhasil

“memotret” pengetahuan remaja Sumatera

Selatan tentang KB sebagai berikut.

3,2

18,7

39,4 34,3

4,4

K

PPooll iiccyy BBrriieeff

Gambar 1. Tingkat Pendidikan Remaja

Page 2: Policy brief remaja dan kb  di sumatera selatan edit n posting

Imron A. Hakim, “Policy Brief” Remaja dan KB di Sumatera Selatan

2

a. Mendengar Salah Satu Cara/Alat KB Mendengar atau mendengarkan

merupakan salah satu cara untuk mendapatkan

informasi yang akan menjadi pengetahuan bagi

diri yang bersangkutan. Sebagaimana dimaklumi,

salah satu program KB adalah memperkenalkan

cara/alat KB. Hasil survey RPJM 2012

menunjukan sebagian besar (94,2%) remaja di

Sumatera Selatan pernah mendengar salah satu

cara/alat KB. Dengan demikian, relatif sedikit

(5,8%) remaja yang tidak pernah mendengar

salah satu cara/alat KB.

b. Pengetahuan Remaja tentang Jenis Alkon/Cara KB

Badan Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) memperkenalkan beragam jenis

alat/cara KB baik tradional maupun modern.

Hasil survey RPJM 2012 di Sumatera Selatan,

menunjukkan, secara umum remaja sudah

mendengar berbagai jenis alat kontrasepsi dan

cara KB (Gambar 1). Dari 7 jenis alat/cara KB

modern, nampaknya yang populer di kalangan

remaja adalah Pil (86,9%), Kondom (83,9%) dan

Suntikan (81,3%). Sebaliknya, sterilisasi

pria/vasektomi dan sterilisasi wanita (tubektomi)

merupakan cara KB yang kurang populer bagi

remaja, masing-masing hanya didengar oleh 24,3

persen dan 30,1 persen. Kemudian, cara-cara KB

tradisional cenderung hanya sedikit remaja yang

mengetahuinya. Cara KB dengan Pantang

Berkala hanya didengar oleh 13,2 persen,

Sanggama Terputus diketahui oleh 12,1 persen,

dan cara lainnya hanya 1 persen remaja. Cara KB

lainnya, seperti MAL (Metode amenorea laktasi

(MAL), yaitu kontrasepi yang mengandalkan

pemberian Air Susu Ibu (ASI), hanya diketahui

oleh 10,2 persen dan Kontrasepsi darurat hanya

didengar oleh 4,8 persen remaja.

c. Pengetahuan Remaja tentang Tempat mendapatkan alat/ layanan KB

Untuk mendapatkan alat/layanan KB

tersedia di tempat pelayanan milik pemerintah

dan milik swasta. Remaja di Sumatera Selatan

belum seluruhnya mengetahui tempat

mendapatkan alat/layanan KB yang

diselenggarakan oleh pemerintah. Hasil Survey

RPJM 2012 menunjukkan bahwa Rumah sakit

hanya diketahui oleh 49,6 persen dari 612

responden, Puskesmas/Puskesmas Pembantu

(Pustu) diketahui oleh 48,3 persen, dan pada

urutan ketiga adalah Klinik (10,3%). Tempat

layanan lain yang disediakan pemerintah adalah

PLKB (3,7%), Tim KB Keliling (0,8%), dan

Bakti Sosial (1,0%).

Tempat yang diselenggarakan swasta

untuk mendapatkan alat/layanan KB yang relatif

populer di kalangan remaja adalah Bidan (Bidan

Desa 32,6 persen dan Bidan Praktik 28,2 persen)

dan rumah sakit, 21,1 persen. Tempat layanan

lainnya adalah apotik dan klinik masing-masing

diketahui oleh 15,3 persen dan 10,9 persen

remaja. Data ini menggambarkan bahwa lebih

dari separuh remaja belum mengetahui tempat

mendapatkan alat dan pelayanan KB. Apabila

kondisi ini dibiarkan saja, tentu dapat

menyulitkan remaja ketika mereka sudah

menjadi pasangan usia subur (berkeluarga) untuk

mengikuti program KB.

d. Pelayanana KB bagi Remaja

Program pelayanan yang baik adalah

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Dalam konteks pelayanan KB bagi remaja yang

belum menikah sebaiknya disesuaikan dengan

kebutuhan mereka. Ada tiga macam program

layanan yang dapat diterima oleh remaja, yaitu

Penyuluhan KRR dan KB, dan Penyediaan,

pemasangan, pelayanan KB. Dari ketiga jenis

pelayanan tersebut, yang paling banyak diminati

dan diperlukan remaja adalah Penyuluhan KRR

dan KB (74,5%), kemudian Konseling KB

(44,8%) dan Penyediaan, pemasangan, pelayanan

KB (22,9%). Dengan demikian, berdasarkan data

ini, prioritas pelayanan KB untuk remaja adalah

penyelenggarakaan program penyuluhan KRR

dan KB.

e. Rencana Umur Menikah

Untuk memperoleh informasi kapan

menikah, maka survey RPJM 2013 menanyakan

pada umur berapa merencanakan menikah. Pada

Gambar 2 terdapat sekitar 50 persen remaja

Sterilisasi …

Sterilisasi pria/vasektomi

Pil

IUD/spiral

Suntikan

Susuk KB/Implan

Kondom

30,1

24,3

86,9

46,0

81,3

59,3

83,9

Gambar 1. Persentase Remaja menurut Jenis Alkon /cara KB Moden

Page 3: Policy brief remaja dan kb  di sumatera selatan edit n posting

Imron A. Hakim, “Policy Brief” Remaja dan KB di Sumatera Selatan

3

merencanakan menikah pada usia antara 23-25

tahun. Remaja wanita cenderung lebih banyak

(55,2%) dibandingkan pria (49,9%) yang

merencakan menikah pada rentang umur ini.

Pada rentang umur 20-22 tahun cenderung sama

dengan pada rentang umur 23-25 tahun yaitu

wanita lebih banyak daripada pria. Sebaliknya

pada umur 26-27 remaja pria lebih banyak

dibandingkan wanita. Data ini menggambarkan

bahwa terdapat sedikit perbedaan rencana usia

menikah antara remaja pria dan wanita. Remaja

wanita cenderung merencanakan menikah pada

umur lebih muda dibandingkan remaja pria.

Namun, dilihat dari anjuran progtam KB,

umumnya remaja sudah merencanakan menikah

pada batas umur minimal yang disarankan, yaitu

20 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria.

f. Jumlah Anak yang Diinginkan

Salah satu akibat pernikahan adalah

memiliki anak. Berapa jumlah anak yang

diinginkan oleh remaja kelak ketika sudah

menikah. Hasil survey RPJM 2012,

menunjukkan kecenderungan separuh remaja

pria (52,3%) dan wanita (54,5%) merencanakan

untuk memiliki dua orang anak. Remaja yang

menginginkan 3 anak sekitar 20 persen dan

masih dijumpai remaja yang menginginkan 4

anak, yaitu sebanyak 14,4 persen remaja pria dan

10,8 persen remaja wanita. Data atau informasi

ini mengisyaratkan juga, terdapat sekitar 40

persen remaja yang menginginan anak lebih dari

dua. Kondisi ini, tentu harus diantisipasi oleh

pihak terkait dengan meningkatkan promosi dua

anak cukup sehingga dapat diadopsi oleh seluruh

atau mayoritas remaja di masa datang.

g. Rencana Memakai dan Jenis Alat/Cara KB

Dalam survey RPJM 2012 responden

remaja ditanyakan rencana memakai alat/cara

KB di masa datang. Pada Gambar 4 nampak

terdapat perbedaan persentase remaja pria dan

wanita. Remaja wanita cenderung lebih banyak

(59,5%) mengatakan akan memakai alat/cara KB

di masa datang dibandingkan remaja pria

(44,2%).

Remaja yang secara tegas mengatakan

tidak akan memakai alat/cara KB di masa akan

datang, cenderung lebih banyak remaja pria

dibandingkan wanita. Di sisi lain, masih cukup

besar juga persentase remaja yang tidak tahu

apakah akan memakai alat/cara KB di masa

datang. Karena jumlahnya relatif banyak, kiranya

diperlukan upaya yang lebih intensif dalam

menanamkan nilai dan norma Keluarga

Berencana melalui berbagai forum dan media

yang dapat diakses dengan mudah oleh para

remaja.

0,3

8,3

49,0

17,913,8

0,0

10,6

1,1

19,9

55,2

8,7

1,8 0,0

13,4

Pria Wanita

Ya akan me-makai

Tidak akan me-makai

Tidak tahu

44,2

11,9

43,9

59,4

3,1

37,5

Pria Wanita

Gambar 2. Persentase Remaja menurut remcama umur menikah

Gambar 4. Persentasi Remaja menurut Rencana Memakai Kontrasepsi

Gambar 3 Persentase Remaja Menurut Jumlah Anak yang Diinginkan

Page 4: Policy brief remaja dan kb  di sumatera selatan edit n posting

Imron A. Hakim, “Policy Brief” Remaja dan KB di Sumatera Selatan

4

Jenis cara/alat KB yang akan dipilih di

masa depan oleh remaja yang akan memakainya

relatif bervariasi. Namun yang relatif populer

adalah cara Suntik (36,8%) dan Pil (33,2%). Data

ini cenderung sama dengan pengetahuan remaja

tentang cara/alat KB sebagaimana dijelaskan di

muka.

h. Pengetahuan tentang GenRe. Menyikapi persoalan kependudukan

seperti soal lapangan pekerjaan, kemungkinan

terjadi “baby boom” tahap kedua dan segala

aspek terkait dengan penduduk usia produktif,

BKKBN terus melakukan edukasi terhadap

pelajar dan remaja. Melalui berbagai kegiatan

remaja, sudah dilakukan edukasi sekaligus

sosialisasi soal pentingnya ber-KB dalam

membentuk keluarga. Misalnya, saja, BKKBN

di berbagai daerah telah menggelar lomba poster

untuk kalangan pelajar di tingkat SMP dan SMA.

Program lain yang sudah dilaksanakan

adalah seni tari, teater, musik, dan lomba poster.

Program ini kita namakan Program GenRe

(Generasi yang Punya Rencana). Melalui

kegiatan ini yang diselingi dengan informasi soal

KB, kalangan muda memiliki planning (rencana)

untuk bagaimana mempersiapkan keluarganya

dengan perencanaan yang matang, sehingga

terbentuk keluarga yang ideal yakni cukup

dengan dua anak.

Program GenRe relatif baru diperkenalkan

oleh BKKBN. Karena itu, melalui survey RPJM

ditanyakan kepada responden apakah mereka

mengetahui ataukah tidak, ternyata, dari 612

responden, sebagian besar (73,5%) belum

mengetahui tentang GenRe yang diperkenalkan

oleh BKKBN tersebut. Berdasarkan data ini,

maka program GenRe perlu terus dipopulerkan

di kalangan remaja melalui berbagai forum dan

media.

2. Rekomendasi

Berdasarkan data hasil survey RPJM

2012 di Sumatera Selatan yang telah

dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa

Remaja sudah mengenal Program KB.

Meskipun demikian, belum semua remaja

merencanakan akan memakai cara/alat KB,

dan mempunyai dua anak saja di masa

datang. Sehubungan dengan ini, BKKBN

bersama instansi terkait dapat:

a. Melakukan revitalisasi organisasi dan

kelompok pemudaan/remaja yang ada di

lingkungan RT/RW. Organanisasi/

kelompok remaja tersebut dapat

dijadikan sebagai media penyuluhan

/advokasi/edukasi tentang NKBBS

dengan dua anak cukup.

b. Meningkatkan dan mengoptimalkan

peran guru di sekolah dan dosen di

perguruan tinggi untuk memberikan

pemahaman Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Untuk

itu diperlukan pelatihan bagi guru dan

dosen sehingga mereka dapat

menyelipkan pesan-pesan KB kepada

para murid/mahasiswa ketika

menyampaikan materi pelajaran.

c. Membuat dan melaksanakan program-

program edukasi tentang NKKBS, perlu

terus dikembangkan melalui

pengembangan kreativitas remaja seperti

seni tari, teater, musik, lukisan, dan

kelompok belajar usaha serta kegiatan

lainnya sesuai dengan kondisi lokal.

Dengan demikian, sekurangnya ada dua

aspek yang akan dihasilkan, yaitu

dikenalnya program KB dengan segala

norma yang dipromosikannya, dan

peningkatan kreativitas remaja yang

kelak dapat berdampak pada

kesejahteraan mereka.

3. Rujukan Tabel Data Hasil Survey RPJM tahun

2012 untuk Sumatera Selatan, BKKBN Provinsi Sumatera Selatan

BKKBN, Kajian Profil Penduduk Remaja, Seri

I No.6/Pusdu-BKKBN/Desember 2011,

Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kependudukan

http://www.bkkbn.go.id

Policy Brief ini ditulis oleh Imron A. Hakim, Staf Peneliti Pusat Penelitin Sosial Budaya dan Kependudukan (PSBK), Lembaga Penelitian Unsri; Dosen FKIP, Universitas Sriwijaya, berdasarkan hasil Survey RPJM 2012 untuk Sumatera Selatan.