PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS PENYEMBUH LUKA INSISI...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS PENYEMBUH LUKA INSISI...
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS PENYEMBUH LUKA INSISI
SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.)
DENGAN GELLING AGENT KARBOPOL 940
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Nama : Rio Irawan
NIM : 118114099
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYKARATA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS PENYEMBUH LUKA INSISI
SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.)
DENGAN GELLING AGENT KARBOPOL 940
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Nama : Rio Irawan
NIM : 118114099
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Manusia dilihat bukan dari keluarga mana dia dilahirkan, tetapi akan jadi apa
setelah dia dilahirkan”
- Hermione Granger (Emma Watson) -
Kupersembahkan karya kecil ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat karunia serta penyertaan-Nya dalam hidupku
Papa dan Mama tersayang atas kerja keras, bimbingan, dan cinta kasih yang mendalam
Adikku Lena tersayang
Bapak/Ibu dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Sahabat-sahabatku terkasih yang selalu setia suka duka
Almamaterku Tercinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Penyayang atas semua berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Formulasi dan Uji Aktivitas Penyembuh
Luka Insisi Sediaan Gel Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) dengan
Gelling Agent Karbopol 940” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S. Farm.) di Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari dalam penyusunan naskah ini, penulis telah
mendapatkan bantuan doa, bimbingan dan arahan, serta kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis hendak
menyampaikan ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Aris Widyawati, M. Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. T. N. Saifullah S., M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang
selalu memberikan bimbingan dan arahan, masukan dan saran, semangat
serta motivasi semenjak pembuatan proposal hingga selesainya penelitian
skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. dosen penguji skripsi yang telah
memberikan waktu, saran dan masukkan yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
4. Ibu Beti Pudyastuti, M. Sc., Apt. dosen penguji skripsi yang telah
memberikan waktu, saran dan masukkan yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Bapak Ipang Djunarko M. Sc., Apt., selaku dosen pembimbing akademik
atas pendampingannya selama perkuliahan
6. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas FarmasiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang telah memberikan ijin dalam penggunaan fasilitas laborataorium
untuk kepentingan penelitian ini.
7. Semua dosen-dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, yang telah sabar dalam mendidik dan memberikan ilmu
kepada penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
8. Bapak Musrifin, Bapak Heru, Bapak Wagiran, Bapak Parjiman, Bapak
Bibit, dan segenap laboran dan staff karyawan, yang telah membantu
selama penelitian berlangsung.
9. Teman skripsi senasib seperjuangan Giacinta Puspananda Christara yang
dapat bekerja sama dengan baik selama penelitian berlangsung.
10. Sahabat-sahabatku Levina Apriyani, Betzylia Wahyuningsih, Yohana
Mutiara Sakti, Ludwinia Cesa Varian, Fransisca Setyaningsih, Gabriella
Septiana Suryadi, Vania Stefi Yuliani, Mery Tri Utami, Vina Alvionita
Soesilo, Vincentius Henry, Yolanda Agnes, Gita Mentari, Didit Hernoko,
Federico Junior, dan Alfonsus Reinhardyang selalu memberikan
dukungan, semangat, motivasi, dan persahabatan yang paling berkesan
sampai selamanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
11. Grup dance NCBoys selalu memberikan dukungan dan semangat kepada
penulis.
12. Teman-teman angkatan 2011 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
yang juga memberikan warna selama masa perkuliahan penulis.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan doa, bantuan, dan dukungan selama penelitian skripsi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan serta pengalaman yang dimiliki.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan oleh penulis
untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 02 Desember 2015
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................... vi
PRAKATA ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
INTISARI ...................................................................................................... xvii
ABSTRACT .................................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Keaslian Penelitian ............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
1. Manfaat teoritis ............................................................................ 4
2. Manfaat praktis ............................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
1. Tujuan umum .............................................................................. 5
2. Tujuan khusus ............................................................................. 5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................... 6
A. Kulit ................................................................................................... 6
B. Luka ................................................................................................... 8
C. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) ..................................................... 11
D. Ekstraksi ............................................................................................. 16
E. Gel ...................................................................................................... 17
F. Monografi Bahan ............................................................................... 19
G. Uji Sifat Fisik ..................................................................................... 23
H. Stabilitas ............................................................................................. 26
I. Landasan Teori ................................................................................... 28
J. Hipotesis ............................................................................................ 30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 31
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 31
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................... 31
C. Bahan Penelitian ................................................................................ 33
D. Alat Penelitian .................................................................................... 34
E. Tata Cara Penelitian ........................................................................... 34
1. Pembuatan ekstrak kental daun mengkudu (Morinda citrifolia
L.) ................................................................................................
34
2. Uji aktivitas penyembuh lukaekstrak daun mengkudu................ 35
3. Formula gel ................................................................................. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
4. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel ............................................ 37
5. Uji iritasi gel ekstrak daun mengkudu......................................... 38
6. Uji aktivitas penyembuh luka gel ekstrak daun mengkudu ........ 39
F. Analisis Data ...................................................................................... 40
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 41
A. Hasil Determinasi Tanaman ............................................................... 41
B. Hasil Standarisasi dan Uji Kuantitatif Ekstrak .................................. 41
C. Hasil Uji Aktivitas Penyembuh Luka Insisi Ekstrak Daun
Mengkudu ..........................................................................................
43
D. Pengujian Sifat Fisik Gel Ekstrak Daun Mengkudu .......................... 44
E. Pengujian Stabilitas Gel Ekstrak Daun Mengkudu Selama 28 Hari .. 47
F. Uji Iritasi Sediaan Gel Ekstrak Daun Mengkudu .............................. 50
G. Hasil Pengujian Aktivitas Penyembuh Luka Insisi Ekstrak Daun
Mengkudu ..........................................................................................
52
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 55
A. Kesimpulan ........................................................................................ 55
B. Saran .................................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 56
LAMPIRAN ................................................................................................... 60
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................... 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Formula polyherbal gel forwound healing (100 g) ................. 36
Tabel II. Formula gel ekstrak daun mengkudu (100 g) ......................... 36
Tabel III. Hasil uji standarisasi ekstrak daun mengkudu ........................ 41
Tabel IV. Hasil pengurangan panjang luka ekstrak daun mengkudu
selama 7 hari ...........................................................................
43
Tabel V. Hasil pengamatan organoleptis dan pengujian pH gel ekstrak
daun mengkudu .......................................................................
44
Tabel VI. Hasil uji viskositas dan daya sebar gel ekstrak
daun mengkudu dengan peningkatan konsentrasi karbopol
940 ...........................................................................................
45
Tabel VII. Hasil uji iritasi gel ekstrak daun mengkudu pada kulit tikus
galur wistar ..............................................................................
51
Tabel VIII. Hasil uji penyembuh luka insisi kontrol positif, kontrol
negatif, dan gel ekstrak daun mengkudu..................................
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur anatomi kulit ........................................................... 6
Gambar 2. Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) ........................ 12
Gambar 3. Struktur karbopol .................................................................. 19
Gambar 4. Struktur propilen glikol ........................................................ 21
Gambar 5. Struktur trietanolamin (TEA) ............................................... 22
Gambar 6. Struktur metil paraben .......................................................... 22
Gambar 7. Grafik stabilitas viskositas ekstrak daun mengkudu selama
penyimpanan 28 hari ............................................................
48
Gambar 8. Grafik stabilitas daya sebar ekstrak daun mengkudu selama
penyimpanan 28 hari ............................................................
49
Gambar 9a. Hasil uji iritasi pada ekstrak daun mengkudu ....................... 51
Gambar 9b Hasil uji iritasi pada perlakuan gel ekstrak daun
Mengkudu .............................................................................
51
Gambar 9c. Hasil uji iritasi pada kontrol negatif (basis gel) .................... 51
Gambar 10. Grafik pengurangan panjang luka selama 7 hari................... 52
Gambar 11a. Hasil uji aktivitas penyembuh luka insisi pada kontrol
negartif (basis gel) hari pertama ...........................................
54
Gambar 11b. Hasil uji aktivitas penyembuh luka insisi pada kontrol
negartif (basis gel) hari ketujuh ............................................
54
Gambar 12a. Hasil uji aktivitas penyembuh luka insisi pada kontrol
positif perlakuan gel (Betadine®) hari pertama ...................
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Gambar 12b. Hasil uji aktivitas penyembuh luka insisi pada kontrol
positif perlakuan gel (Betadine®) hari ketujuh ....................
54
Gambar 13a. Hasil uji aktivitas penyembuh luka insisi pada perlakuan
gel ekstrak daun mengkudu hari pertama .............................
54
Gambar 13b. Hasil uji aktivitas penyembuh luka insisi pada perlakuan
gel ekstrak daun mengkudu hari ketujuh ..............................
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Deteminasi tanaman mengkudu ....................................... 61
Lampiran 2. Standarisasi ekstrak daun mengkudu ............................... 62
Lampiran 3. Analisis kualitatif dan kuantitatif ekstrak daun
mengkudu .........................................................................
63
Lampiran 4. Surat Ethical Clearance ................................................... 64
Lampiran 5. Surat keterangan hewan uji .............................................. 65
Lampiran 6. Sifat fisik dan stabilitas gel .............................................. 66
Lampiran 7. Pengaruh konsentrasi karbopol 940 terhadap viskositas
gel ekstrak daun mengkudu .............................................
70
Lampiran 8. Pengaruh konsentrasi karbopol 940 terhadap daya sebar
gel ekstrak daun mengkudu .............................................
73
Lampiran 9. Pengaruh konsentrasi karbopol 940 terhadap pergeseran
viskositas gel ekstrak daun mengkudu .............................
76
Lampiran 10. Pengaruh konsentrasi karbopol 940 terhadap pergeseran
daya sebar gel ekstrak daun mengkudu ...........................
89
Lampiran 11. Data pengujian aktivitas penyembuh luka ekstrak daun
mengkudu .........................................................................
101
Lampiran 12. Data pengujian aktivitas penyembuh luka gel ekstrak
daun mengkudu ................................................................
104
Lampiran 13. Dokumentasi .................................................................... 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
INTISARI
Senyawa flavonoid dalam ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia L.)
diketahui dapat membantu dalam proses penyembuhan luka. Proses penyembuhan
luka akan lebih efektif jika langsung diaplikasikan pada luka tersebut, sehingga
ekstrak daun mengkudu diformulasikan menjadi sediaan gel. Sifat fisik dan
stabilitas gel dipengaruhi oleh jumlah gelling agent. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh jumlah penambahan karbopol 940 terhadap sifat fisik,
stabilitas, dan kemampuan penyembuhan luka dari gel ekstrak daun mengkudu.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni. Karbopol 940
digunakan sebagai faktor dengan konsentrasi 0,5-2,0%. Sifat dan stabilitas fisik
gel ekstrak daun mengkudu di uji dengan melihat organoleptis, pH, viskositas, dan
daya sebar selama penyimpanan 1 bulan. Data viskositas dengan rentang 27-320
dPa.s dan daya sebar dengan rentang 3,3-6,9 cm dianalisis secara statistik
menggunakan software R 3.1.2 dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah karbopol 940 dalam gel
memberikan pengaruh signifikan terhadap viskositas dan daya sebar. Gel ekstrak
daun mengkudu stabil secara organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar dalam
penyimpanan 1 bulan. Gel memiliki aktivitas penyembuhan luka insisi dan tidak
mengiritasi.
Kata kunci: daun mengkudu, flavonoid, penyembuh luka, gel, karbopol 940
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
Flavonoid compounds from noni leaf extract (Morinda citrifolia L.) are
known can help in the process of wound healing. The wound healing process
would be more effective if applied directly on the wound, therefore noni leaf
extract is formulated into a gel. The physical properties and stability of gel
affected by the amount of gelling agent. The aims of the experimental were to
determine the effect of the amount of carbopol 940 to the physical properties,
stability, and wound healing activities of noni leaf extract gel.
This study is a purely experimental. Carbopol 940 is used as a factor in
the concentration of 0.5 to 2.0%. The physical properties and stability of noni leaf
extract gel tested by organoleptic, pH, viscosity, and the dispersibility for 1
month of storage. Viscosity data with a range of 27-320 dPa.s and dispersibility
with a range from 3.3 to 6.9 cm were statistically analyzed using software R 3.1.2
with confidence level 95%.
The results showed that the concentration of carbopol 940 had a
significant effect on the viscosity and dispersibility. Noni leaf extract gel were
stable in organoleptic, pH, viscosity, and dispersibility within 1 month of storage.
Gel had incision wound healing activity and no irritate.
Keywords: noni leaf, flavonoids, wound healing, gels, carbopol 940
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wound healing merupakan suatu proses biologi yang melibatkan
perbaikan serta regenerasi dari jaringan yang terbuka (Esimone, Ibezim, and
Chah, 2005). Berdasarkan data yang di keluarkan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia tentang Riset Kesehatan Dasarpada tahun 2007 menunjukkan
bahwa penduduk Indonesia memiliki angka kejadian terkait luka lecet sebanyak
67,7% dan luka terbuka sebanyak 37,9% (Depkes RI,2009). Pada umumnya luka
yang tidak ditangani akan menimbulkan beberapa permasalahan yang lebih serius,
diantaranya, kehilangan sebagian atau semua fungsi organ, respon stres simpatis,
hemoragi dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri, dan kematian sel.
Penyembuhan luka merupakan cara yang diambil untuk mengurangi beberapa
faktor risiko yang dapat memperparah kondisi dari luka tersebut. Pada dasarnya
tubuh dapat secara alami melakukan regenerasi jaringan yang terbuka, akan tetapi
dibutuhkan waktu yang cukup lama, dapat mencapai 8 hari atau bahkan 1 tahun
hingga membentuk jaringan baru (Broughton, Janis, and Attiger, 2006).
Secara tradisional, tanaman sering digunakan sebagai pengobatan dalam
penyembuh luka, akan tetapi perlu adanya proses penelitian, pengujian, dan
pengembangan dari tanaman tersebut. Hal ini berkaitan dengan ketepatan dosis
dan mutu bahan, yang nantinya berhubungan dengan penerimaan pada pasien.
Mengkudu merupakan tanaman tropikal yang telah banyak dilakukan penelitian
terkait manfaatnya yang banyak bagi kesehatan (Pal, Upadhyay, and Girhepunje,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2012). Menurut Rasal, Sinnathambi, Ashok, and Yeshmaina (2008), ekstrak daun
mengkudu dapat memperkuat jaringan penyembuhan luka, meningkatkan kolagen
dan hidroksiprolin, mempercepat epitelisasi, dan menurunkan level
malondialdehyde (MDA). Selain itu, dilaporkan juga peningkatan secara
signifikan terkait neovaskularisasi, fibroblas dan epitelisasi, di mana tanaman
mengkudu memiliki beberapa senyawa yang berpengaruh dalam mekanisme
penyembuhan luka adalan tannins, flavonoids, saponins, sterol, polyphenols, serta
triterpenoid (Soni and Singhai, 2012).
Gel ekstrak daun mengkudu merupakan sediaan farmasetis yang
berdasarkan pemanfaatan dari bahan alam. Pertimbangan utama dalam pemilihan
bentuk sediaan gel adalah dapat memberikan sensasi dingin pada kulit saat
digunakan, terkait gel yang akan dibuat merupakan hidrogel, sediaan gel juga
jernih, memiliki pelepasan obat yang baik dan kemampuan penyebarannya pada
kulit yang baik, hal ini terkait dengan akseptabilitas pasien. Gelling agent
memiliki peranan yang penting dalam pembentukan sifat fisik dari suatu sediaan
gel. Karbopol merupakan suatu senyawa yang tidak toksik, tidak iritan, serta tidak
menimbulkan hipersensitivitas pada penggunaan topikal (Allen and Luner, 2009).
Pemilihan karbopol 940 sebagai gelling agent karena karbopol mudah terdispersi
dalam air, termasuk golongan karbomer hidrofilik, hanya dengan konsentrasi kecil
dapat dijadikan basis gel dengan konsistensi yang cukup, memiliki penampilan
yang baik dalam formula sediaan, serta mudah dicuci dengan air. Karbopol dapat
digunakan sebagai gelling agent dengan konsentrasi 0,5-2,0% (Allen and Luner,
2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pada penelitian ini, akan dibuat sediaan gel ekstrak daun mengkudu
dengan karbopol 940 sebagai gelling agent. Karbopol digunakan dengan
konsentrasi yang bervariasi, sehingga dapat dianalisis terkait pengaruh
peningkatan konsentrasi karbopol dengan sifat fisik dan stabilitas fisik gel. Pada
penelitian ini juga dilakukan pengujian terkait aktivitas penyembuh luka dari gel
ekstrak daun mengkudu pada kulit tikus galur Wistar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh peningkatan konsentrasi gelling agent karbopol 940
terhadap sifat fisik sediaan gel ekstrak daun mengkudu?
2. Bagaimana pengaruh peningkatan konsentrasi gelling agent karbopol 940
terhadap stabilitas fisik sediaan gel ekstrak daun mengkudu?
3. Apakah sediaan gel ekstrak daun mengkudu memiliki aktivitas penyembuh
luka insisi ditinjau dari pengurangan panjang luka?
C. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, penelitian
tentang formulasi dan uji aktivitas sediaan gel penyembuh luka insisi dari ekstrak
daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) dengan menggunakan karbopol 940 belum
pernah dilakukan. Adapun penelitian yang terkait adalah penelitian yang
dilakukan oleh Indah Puti Rahmayani (2013) : “Peran Ekstrak Etanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Topikal Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) pada Penyembuh Luka
Ditinjau dari Imunoekspresi CD34 dan Kolagen pada Tikus Galur Wistar”.
Dalam penelitian tersebut, diketahui efek penggunaan ekstrak etanol daun
mengkudu terhadap penyembuhan luka pada pemberian topikal, dengan melihat
gambaran histopatologis yang terdiri atas sel fibroblas, infiltrasi sel inflamasi,
imunoekspresi cluster of differentiation 34 (CD34), dan deposisi kolagen.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi dan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang kefarmasian mengenai pengembangan
sediaan obat menggunakan bahan alam dalam formulasi sediaan gel
penyembuh luka insisi.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan sediaan gel
penyembuh luka dengan ekstrak daun mengkudu dan gelling agent karbopol
940 yang dapat memiliki sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik, serta
memiliki efektivitas dan efisiensi yang baik dalam menyembuhkan luka
insisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sediaan gel penyembuh
luka dengan bahan aktif ekstrak daun mengkudu yang memenuhi parameter
sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi gelling agent karbopol
940 terhadap sifat fisik sediaan gel ekstrak daun mengkudu.
b. Mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi gelling agent karbopol
940 terhadap stabilitas fisik sediaan gel ekstrak daun mengkudu.
c. Mengetahui apakah sediaan gel ekstrak daun mengkudu memiliki
aktivitas penyembuh luka insisi ditinjau dari pengurangan panjang luka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Kulit
Secara mikroskopis struktur kulit manusia terdiri dari: epidermis, dermis,
dan subkutis (Baumannand Saghari, 2009). Dua struktur yaitu epidermis dan
dermis saling berhubungan dibatasi dermal epidermal junction. Struktur anatomi
kulit dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Struktur anatomi kulit (Nagori and Solanki, 2011)
1. Lapisan epidermis
Lapisan epidermis merupakan lapisan kulit terluar, memiliki variasi
ketebalan antara 0,04 mm (kulit kelopak mata) hingga 1,5 mm (kulit telapak
tangan) (Jain, 2012). Keratinosit atau dikenal juga dengan sebutan korneosit,
adalah sel utama pada lapisan epidermis. Keratin filamen merupakan
komponen utama dari keratinosit, dan berfungsi sebagai jaringan pendukung.
Keratinosit diproduksi oleh oleh stem cell, dan ketika stem cell membelah,
menghasilkan sel serupa, dengan lambat berpindah ke lapisan atas epidermis.
Proses ini disebut keratinisasi (Baumann and Saghari, 2009). Lapisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
epidermis dibagi menjadi empat lapisan berdasarkan ciri-ciri bentuk sel dan
protein intraseluler dari luar ke dalam yaitu stratum korneum, stratum
granulosum, stratum spinosum, dan stratum basal (germinativum).
a. Stratum korneum, merupakan lapisan teratas dari epidermis, dimana
keratinosit menetap pada lapisan ini, menjadi matang, dan terjadi proses
keratinisasi yang sempurna. Keratinosit tidak mengandung organel dan
tersusun menyerupai dinding batu bata. Stratum ini memiliki fungsi
untuk melindungi kulit secara mekanik dan terkait dengan kehilangan
cairan (Baumann and Saghari, 2009).
b. Stratum granulosum, merupakan lapisan tipis, terdiri dari 1-3 lapisan,
merupakan lapisan sel fusiform, datar dan mengandung granuler
keratohialin (Baumann and Saghari, 2009).
c. Stratum spinosum, merupakan stratum yang terdiri dari 5-12 lapisan
dengan bentuk sel polihedral, inti sel bulat dan spiny. Lapisan ini
mengandung sel keratinosit dan sel Langerhans. Sel-sel mengandung
granula lamelar yang membawa lipid intraseluler, mengandung
glikoprotein dan prekursor lipid, serta terlibat dalam pembentukan
lapisan barier kutaneus (Jain, 2012).
d. Stratum basal, merupakan lapisan terdalam kulit, terletak di atas
membran dasar, mengandung sel keratinosit, melanosit, sel merkel, dan
sel Langerhans (utamanya terletak di stratum spinosum), di mana 10%
dari sel basal merupakan stem cell, 50% amplifying cell, dan 40%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
postmitotic cell, di mana di tempat ini terjadi proses proliferasi (Baumann
and Saghari, 2009).
2. Lapisan dermis
Lapisan yang memiliki ketebalan 15-40x dari tebal epidermis,
mengandung komponen mesoderm, dibagi menjadi lapisan superfisial yaitu
papila dermis dan lapisan dalam yaitu retikular dermis.
B. Luka
Berdasarkan Wound Healing Society, luka adalah kerusakan fisik sebagai
akibat dari terbukanya atau hancurnya kulit yang menyebabkan
ketidakseimbangan fungsi dan anatomi kulit normal (Nagori and Solanki, 2011).
Luka juga didefinisikan sebagai gangguan dari seluler, anatomi, dan fungsi yang
berkelanjutan dari jaringan hidup yang disebabkan oleh trauma fisik, kimia, suhu,
mikroba, atau imunologi yang mengenai jaringan (Thakur, Jain, Pathak, and
Sandhu, 2011). Luka adalah kerusakan dari integritas epitel kulit diikuti dengan
terganggunya struktur dan fungsi dari jaringan normal sebagai akibat dari luka
memar, luka lebam, luka robek, luka koyak atau luka lecet (Soni and Singhai,
2012).
Menurut Nagori and Solanki (2011), luka dibedakan berdasarkan
penyebab dasar dari luka yaitu luka terbuka dan luka tertutup, serta berdasarkan
fisiologis dari penyembuhan luka yaitu luka akut dan luka kronis, meliputi:
1. Luka terbuka merupakan luka yang terjadi perdarahan yang terlihat secara
kasat mata di mana darah keluar dari tubuh. Luka terbuka meliputi luka insisi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
luka laserasi, abrasi atau luka dangkal, luka tusukan kecil, luka penetrasi, dan
luka tembak.
2. Luka tertutup adalah jenis luka, di mana darah keluar dari sistem sirkulasi
darah tetapi tersisa di dalam tubuh. Terlihat dalam bentuk luka memar. Luka
tertutup sedikit penggolongannya tetapi jenis luka ini lebih berbahaya dari
luka terbuka. Luka tertutup meliputi benturan atau luka memar, hematoma
atau tumor darah, dan cedera yang keras.
3. Luka akut merupakan cedera pada jaringan yang normalnya dilanjutkan
dengan proses perbaikan yang tersusun rapi dan tepat waktu, mengakibatkan
pemulihan integritas jaringan secara anatomi dan fungsi dapat dipertahankan.
Biasanya disebabkan oleh luka terpotong atau luka insisi bedah dan proses
penyembuhan luka yang lengkap dapat dalam kerangka waktu yang
diharapkan.
4. Luka kronis merupakan jenis luka yang terjadi karena kegagalan
penyembuhan luka dalam tahap yang normal dan kemudian masuk ke dalam
tahap inflamasi yang patologi. Luka kronis membutuhkan periode waktu
penyembuhan yang lama, tidak sembuh, atau sering terjadi kekambuhan.
Infeksi lokal, hipoksia, trauma, benda asing, dan problem sistemik seperti
diabetes mellitus, malnutrisi, defisiensi fungsi imun atau obat-obatan
seringkali menyebabkan luka kronis.
Luka yang terjadi dapat menyebabkan ketidakmampuan seseorang secara
fisik. Proses penyembuhan luka adalah serangkaian tahapan yang silang berkaitan,
dimana pada setiap tahapan-tahapan tersebut komponen-komponen seluler dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
matriks akan bekerja untuk memulihkan integritas dari jaringan-jaringan yang
telah rusak dan terjadi pergantian jaringan-jaringan yang hilang (Boateng,
Mathews, Stevens, and Eccleston, 2008). Penyembuhan luka juga didefinisikan
sebagai reaksi kompleks yang saling mempengaruhi kegiatan seluler dan
biokimia, yang mengatur pemulihan integritas struktural dan fungsional jaringan
luka (Thakur et al., 2011).
Kondisi yang diperlukan untuk penyembuhan luka antara lain:
1. Faktor sistemik
Faktor ini meliputi status nutrisi dan kesehatan umum yang baik.
Infeksi, gangguan imunitas, misalnya diabetes mellitus dan kanker dapat
mengurangi kecepatan penyembuhan luka.
2. Faktor lokal
Faktor lokal yang membantu penyembuhan luka meliputi suplai
darah yang baik untuk memberikan oksigen dan nutrien serta mengeluarkan
produk sisa bebas dari kontaminasi, misal benda asing atau zat kimia toksik
(Boateng et al., 2008).
Menurut Boateng et al. (2008), tahapan-tahapan dalam proses
penyembuhan luka dapat diklasifikasikan ke dalam lima tahapan, yaitu:
1. Hemostatis, di mana respon pertama ketika terjadi luka adalah pendarahan.
Pendarahan merupakan cara efektif untuk membersihkan bakteri yang berada
di permukaan kulit. Kemudian pendarahan akan mengaktivasi tahapan
hemostatis yang diinisiasi oleh faktor-faktor pembekuan darah, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
terbentuk permukaan yang keras disekitar luka yang melindungi jaringan-
jaringan dibawahnya.
2. Inflamasi, di mana pada tahapan ini dimulai hampir sama dengan hemostatis.
Inflamasi terjadi antara beberapa menit hingga 24 menit setelah terjadinya
luka. Pada tahapan ini, histamin dan serotonin dilepaskan ke area luka dan
mengaktifkan fagosit untuk memasuki area luka dan menelan sel-sel yang
mati.
3. Migrasi, di mana pada tahapan ini tejadi pemulihan luka dimulai. Sel-sel
epitel dan fibroblas bergerak menuju area luka dan tumbuh dengan cepat
dibawah lapisan yang keras untuk menggantikan jaringan yang telah rusak.
4. Proliferasi, tahapan ini terdapat tiga karakteristik. Pertama, jaringan granulasi
terbentuk karena pertumbuhan pembuluh kapiler. Kedua, pembuluh limfa
memasuki luka, dan yang terakhir, sintesis kolagen mulai terjadi dan
memperkuat jaringan yang terluka.
5. Maturasi, tahapan ini pembentukan lapisan akhir ditentukan oleh
pembentukan jaringan penghubung seluler dan penguatan epitelium yang
baru.
C. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Mengkudu memiliki nama lokal pace, kemudu, dan kudu (Jawa);
cengkudu (Sunda); kodhuk (Madura); wengkudu (Bali). Mengkudu (Morinda
citrifoliaL.) termasuk jenis kopi-kopian. Tanaman mengkudu (gambar 2) dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian tanah 1.500 meter datas
permukaan laut. Tanaman mengkudu dapat tumbuh didaerah tropis.
Gambar 2. Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) (Redriguez,2008)
Klasifikasi tanaman mengkudu ini adalah :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Anak kelas : Sympetalae
Bangsa : Rubiales
Suku : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia
(Sitepu, 2012).
Tanaman mengkudu berupa perdu atau berbentuk pohon kecil dengan
tinggi 3 m sampai 8 m, memiliki banyak cabangyang kaku kasar dan kulit batang
berwarna coklat. Daunnya bertangkai,berbentuk tunggal, dan berwarna hijau tua
yang terletak bersilang berhadapan, bentuknya bulat telur lebar sampai berbentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
elips panjangnya 10 cm sampai 40 cm dan lebarnya 5 cm sampai 17 cm. Helaian
daun tebal, mengkilap, tepi daunnya rata, dan ujungnya meruncing dengan
pangkalan daun menyempit serta tulang daunnya menyirip (Dalimartha, 2006).
Hampir semua bagian dari tanaman mengkudu seperti daun, akar, batang,
dan buah mengkudu mengandung berbagai macam senyawa metabolit sekunder
yang memiliki manfaat bagi kesehatan manusia. Pada awalnya ilmuan menduga
hanya buah mengkudu yang memiliki efek yang baik, tetapi setelah ditelusuri
ternyata bukan hanya buah tetapi bagian lain seperti daun, bunga, batang, dan akar
mengandung senyawa metabolit sekunder yang berkasiat sebagai obat (Kandi,
2006). Bagian dari tanaman mengkudu yang sering digunakan adalah bagian daun
dan buah, dikarenakan banyaknya kandungan senyawa dalam bagian tersebut
(Nayak, Sandiford, and Maxwell, 2009).
Beberapa kandungan fitokimia yang telah diidentifikasi dari tumbuhan
mengkudu adalah kandungan fenol, asam organik, β-sitosterol, caroten, flavon
glikosid, rutin, terpenoid, dan alkaloid (Pal et al., 2012). Kandungan zat penting
dari mengkudu adalah anthraquinones, flavonol glycosides, idridoid glycosides,
lipid glycosides, dan triterpenoids (Su, Pawlus, Jung, Keller, McLaughlin, and
Kinghorn., 2005). Selain metabolit sekunder, mengkudu juga mengandung
beberapa nutrien seperti protein, lipid, glukosa, fruktosa, potasium, sodium,
magnesium, kalsium, dan vitamin C. Selain itu, mengandung besi, zinc, selenium
(Suwardi, 2011), beta karoten, niasin, riboflavin, tiamin, beta sitosterol, dan asam
ursolat (Waha, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Kandungan fitokimia yang terdapat pada daun mengkudu antara lain
anthraquinones, carotenoids, Chlorophyll derivatives, flavonoids, iridoids,
triterpenoids, sterols, alkaloids, dan miscellaneous compounds (Singh, 2012).
Mengkudu memiliki beberapa aktivitas biologi antara lain antibakterial,
antifungal, antiviral, antihelmintic activity, antioxidant activity, antiobesity and
hypoglycemic effect, analgesik, hepatoprotektif, anti-inflamasi, cardiovascular
activity, anxiolytic activity, hypotensive activity, wound healing activity, anti-
cancer activity, estrogenic activity, dan aktivitas imunologi (Singh, 2012).
Akhir-akhir ini telah dilaporkan bahwa mengkudu secara signifikan dapat
meningkatkan kecepatan kontraksi luka, meningkatkan kelenturan kulit sebagai
akibat dari meningkatnya kolagen. Peningkatan berat kering granuloma dan
kekuatan granuloma sebagai indikasi pematangan yang baik dari kolagen karena
meningkatnya cross-linking. Scar yang terjadi juga lebih dangkal. Semua ini
didukung secara histopatologi. Bukti tersebut memperkuat bahwa mengkudu
mempercepat penyembuhan luka pada berbagai fase proses penyembuhan luka
(Pal et al., 2012). Menurut Nayak et al. (2009), ekstrak etanol dari daun Morinda
citrifolia secara signifikan meningkatkan kontraksi luka, kecepatan epitelisasi dan
berat jaringan granulasi, sehingga dengan pemberian ekstrak mengkudu dapat
meningkatkan pembentukan kolagen dalam fase proliferasi penyembuhan luka.
Kandungan kimia dari daun mengkudu seperti triterpenoid dan flavonoid
diketahui memegang peranan yang penting dalam penyembuhan luka,
dikarenakan kedua zat tersebut diketahui memiliki efek astringen, antimikroba,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan antioksidan yang kuat sehingga diduga kuat bertanggungjawab dalam
kontraksi luka dan peningkatan kecepatan dari epitelisasi (Nayak et al., 2009).
Mekanisme senyawa metabolit sekunder yang dapat menyembuhkan luka
antara lain:
1. Tannin dan triterpenoids, memiliki mekanisme penyembuhan luka dengan
cara membasmi radikal bebas, serta memiliki efek astringen dan antimikroba
(Soni and Singhai, 2002).
2. Flavonoids, merupakan antioksidan kuat dan efek pembasmi radikal bebas,
memperbesar level enzim antioksidan pada jaringan glukoma (Soni and
Singhai, 2002). Senyawa flavonoid memiliki mekanisme spesifik pada proses
penyembuhan luka yang berkaitan erat dengan fibroblas. Fibroblas
merupakan salah satu komponen utama yang dapat membentuk jaringan baru,
di mana fibroblas membantu dalah pembentukan serabut kolagen hingga
terbentuk jaringan baru yang kuat. Mekanisme kerja senyawa lain antara lain:
a. Menghambat ekspresi dari TNF-α (Tumor Necrosis Factor-α), di mana
peran dari TNF-α adalah memediasi terjadinya apoptosis dari sel
fibroblas. Pengambatan TNF-α dapat meningkatkan jumlah fibroblas.
b. Meningkatkan ekspresi dari reseptor IGF-1 (Insulin Growth Factor-1), di
mana peran dari IGF-1 sebagai mediator proliferasi fibroblas dan sintesis
kolagen.
c. Menghambat pengeluaran enzim degradatif dari sel neutrofil sehingga
tidak terjadi kerusakan sel fibroblas yang banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Mekanisme penyembuhan luka dari senyawa flavonoid memiliki efek yang
saling bersinergi dengan aktivitas antibakteri, di mana aktivitas antibakteri
dapat mengurangi terjadinya perpanjangan proses proinflamasi, sehingga
dapat mempercepat proses penyembuhan luka (Rahmayani, 2013).
3. Saponins, memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba, berpengaruh pada
kontraksi luka dan meningkatkan kecepatan epitelisasi (Soni and Singhai,
2002).
D. Ekstraksi
Salah satu cara untuk mendapatkan senyawa dari suatu bahan alam dapat
digunakan cara ekstraksi yang dilakukan dengan proses perendaman serbuk
simplisia ke dalam cairan penyari yang sesuai. Zat aktif dari bahan alam tersebut
akan terlarut dalam pelarut yang sesuai dikarenakan ada gradien konsentrasi di
dalam dan di luar sel. Salah satu proses ekstraksi dapat dilakukan dengan maserasi
(Depkes RI, 1986).
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana, dimana dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari dengan bantuan
penggojogan. Maserasi digunakan untuk senyawa yang mudah larut dalam
penyari, biasanya penyari yang digunakan adalah air, etanol, dan campuran air-
etanol. Zat aktif akan terlarut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
zat aktif dalam sel dengan yang di luar sel. Penyari tersebut dapat menembus
membran dan melarutkan zat aktif yang diinginkan. Peristiwa tersebut dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
berulang hingga terjadi kesetimbangan konsentrasi antara konsentrasi di luar sel
dan di dalam sel (Depkes RI, 1986).
Keuntungan dari proses ekstrasi dengan cara maserasi adalah proses
pengerjaannya sederhana dan peralatan yang dibutuhkan juga sederhana.
Sedangkan kerugiannya adalah proses yang dilakukan cukup lama dan proses
penyarian kurang sempurna (Depkes RI, 1986).
E. Gel
Gel merupakan suatu sistem suspensi semisolid yang terdiri dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar dan tersuspensi pada suatu
cairan. Gel dapat didefinisikan sediaan semisolid yang berbentuk transparan atau
keruh dengan perbandingan pelarut yang lebih tinggi dari gelling agent. Gel tidak
memberikan sensasi berminyak dan pada umumnya digunakan pada area tubuh.
Gelling agent membentuk matriks struktur koloid tiga dimensional saat
didispersikan dalam pelarut yang sesuai, di mana matriks ini membatasi aliran
cairan dengan cara menjebak dan menghambat pergerakan molekul solven.
Struktur matriks ini menjaga konsistensi kestabilan gel terhadap deformasi dan
mempengaruhi sifat viskoelastisitasnya (Osborne, 1990).
Sediaan gel diklasifikasikan menjadi hidrogel dan organogel. Hidrogel
meliputi komponen koloid yang larut dalam air dan juga organik hidrogel seperti
gum alam dan sintetis, serta hidrogel anorganik, sedangkan organogel merupakan
gel dengan menggunakan pelarut buakan air atau pelarut organik, salah satu
contohnya adalah plastibase yang merupakan polietilen dengan BM rendah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
terlarut dalam minyak mineral (Allen, 2002). Hidrogel merupakan gel yang
memiliki sifat hidrofil dengan kandungan utama air (85-95%) dan gelling agent.
Pada umumnya menggunakan komponen polimer organik seperti golongan asam
poliakrilat (karbopol), natrium metilselulosa, atau selulosa organik lainnya. Sifat
hidrogel dapat memberikan sensasi dingin saat pemakaian topikal. Sediaan
hidrogel dapat ditambahkan pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri
(Barel and Paye, 2001).
Terdapat beberapa kriteria suatu sediaan hidrogel yang digunakan
sebagai sediaan penyembuh luka yaitu :
1. Sediaan hidrogel harus membantu rehidrasi jaringan yang mati.
2. Tidak bersifat iritan
3. Tidak lengket dan memberikan rasa nyaman saat pemakaian.
4. Menyediakan lingkungan yang lembab untuk penyembuhan luka
5. Memiliki sifat dapat mendinginkan permukaan luka
(Fonder, Lazarus, Cowan, Aronson-Cook, Kohli, and Mamelak., 2008).
Bahan-bahan dalam sediaan gel terdiri atas:
1. Gelling agent adalah basis dari suatu sediaan gel. Gelling agent yang
digunakan harus memiliki sifat antara lain bersifat inert, aman, dan tidak
reaktif terhadap komponen lain (baik eksipien ataupun zat aktif) dalam suatu
formulasi gel. Peningkatan jumlah gelling agent dapat memperkuat struktur
gel (matriks gel) sehingga viskositas gel meningkat (Zatz and Kushla, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Humektan merupakan suatu bahan higroskopis yang memiliki sifat yang
mengikat air dari udara yang lembab serta mempertahankan air yang ada di
dalam sediaan (Soeratri and Purwanti, 2004).
3. Pengawet merupakan bahan yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan
mikroorganisme pada sediaan gel.
F. Monografi Bahan
1. Karbopol 940
Karbopol (gambar 3) merupakan suatu jenis gelling agent golongan
karbomer yang telah ternetralisasi yang juga dapat berfungsi sebagai basis
untuk melumaskan atau sering disebut lubrikan. Karbopol sering digunakan
dalam sediaan dermal (Aulton, 1990).
Gambar 3. Struktur karbopol (Allen and Luner, 2009)
Karbopol dapat digunakan sebagai gelling agent dengan konsentrasi
0,5-2,0%. Berat molekul secara teoritis suatu karbopol 7x105 hingga 4x109.
Karbomer merupakan serbuk putih, yang bersifat asam, higroskopis sehingga
perlu disimpan dalam wadah yang tertutup baik, yang memiliki sedikit bau
khas (Allen and Luner, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Karbomer dapat mengembang dalam air dan gliserin, dan setelah
netralisasi di etanol 95%, akan membentuk struktur mikrogel tiga
dimensional. Golongan karbomer merupakan jenis material yang stabil dan
dimungkinkan untuk dipanaskan dengan suhu lebih dari 104oC selama lebih
dari dua jam tanpa mempengaruhi kekentalannya. Karbomer memiliki sifat
inkompatibilitas dengan polimer kationik, asam kuat, dan elektrolit level
tinggi. Pada umumnya, karbomer digunakan untuk sediaan nonparenteral.
Karbomer dianggap sebagai komponen yang esensial nontoksik dan tidak
menyebabkan iritasi, dan tidak ditemui bukti reaksi hipersensitivitas pada
manusia untuk penggunaan secara topikal (Allen and Luner, 2009).
Mekanisme pengentalan yang terjadi pada karbopol yang merupakan
suatu golongan karbomer adalah reaksi netralisasi pada bagian asam
karboksilat menjadi bentuk garamnya sehingga menghasilkan bentuk gel
yang jernih dengan viskositas yang optimum pada pH 7 (Pena, 1990).
Karbopol yang didispersi dengan air membentuk larutan asam yang
keruh kemudian dinetralkan dengan basa kuat seperti sodium hidroksida,
trietanolamin, atau dengan basa inorganik lemah (contoh: ammonium
hidroksida), sehingga akan meningkatkan konsistensi dan mengurangi
kekeruhan (Allen and Luner, 2009).
2. Propilen glikol
Propilen glikol (gambar 4) atau 1,2-dihidroksipropana, 2-
hidroksipropanol, metil glikol, dan propan-1,2-diol memiliki rumus molekul
C3H8O2. Propilen glikol merupakan larutan jernih atau sedikit berwarna,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kental, dengan rasa agak manis. Propilen glikol memiliki berat molekul
sebesar 76,09, propilen glikol larut dalam kloroform, etanol, gliserin, dan air.
Penyimpanan propilen glikol dalam wadah tertutup baik (Allen and Luner,
2009).
Gambar 4. Struktur propilen glikol (Allen and Luner, 2009).
Propilen glikol memiliki fungsi sebagai pengawet, antibakteri,
desinfektan, humektan, plasticizer, pelarut, stabilizer untuk vitamin dan
water-miscible cosolvent. Propilen glikol stabil secara kimia bila
dikombinasikan dengan etanol, gliserin, dan air, serta inkompatibilitas dengan
bahan yang mengoksidasi, seperti kalium permanganat. Propilen glikol brsifat
higroskopis, stabil pada suhu dingin dan teertutup rapat. Propilen glikol dapat
menahan lembab, dan dapat meningkatkan kelembutan dan daya sebar dari
sediaan, serta dapat melindungi sediaan gel dari kemungkinan pengeringan.
Pada suhu tinggi dan di tempat terbuka cenderung mengoksidasi,
menimbulkan produk seperti propionaldehida, asam laktat, asam piruvat, dan
asam asetat (Allen and Luner, 2009).
3. Trietanolamin
Trietanolamin (gambar 5) atau sering disebut TEA memiliki rumus
molekul C6H15NO3, memiliki berat molekul sebesar 149,19. Trietanolamin
berupa cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, dengan bau mirip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
amoniak. Trietanolamin larut dalam air, etanol, dan kloroform (Allen and
Luner, 2009).
Gambar 5. Struktur trietanolamin (TEA) (Allen and Luner, 2009)
Trietanolamin digunakan secara luas pada formulasi sediaan topikal.
Trietanolamin akan bereaksi dengan asam mineral menjadi bentuk garam
kristal dan ester dengan adanya asam lemak tinggi. Trietanolamin dapat
berubah menjadi warna coklat dengan paparan udara dan cahaya.
Kegunaannya adalah sebagai penstabil karbopol (Allen and Luner, 2009).
4. Metil paraben
Metil paraben (gambar 6) sering disebut dengan metil ester asam 4-
hidroksibenzoat, metil p-hidroksibenzoat, dan Nipagin M, memiliki rumus
molekul C8H8O3 dengan berat molekul sebesar 152,15. Metil paraben berupa
serbuk yang tidak berwarna, atau kristal putih, tidak berbau atau berbau khas
lemah yang mudah larut dalam etanol atau eter, praktis tidak larut dalam
minyak, dan larut dalam 400 bagian air (Allen and Luner, 2009).
Gambar 6. Struktur metil paraben (Allen and Luner, 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Metil paraben digunakan secara luas sebagai bahan pengawet,
antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan sediaan farmasi.
Golongan paraben efektif pada rentang pH yang luas dan mempunyai
aktivitas antimikroba pada spektrum yang luas, meskipun paraben paling
efektif melawan kapang dan jamur. Pada sediaan topikal metil paraben
digunakan dengan konsentrasi antara 0,02-0,3% (Allen and Luner, 2009).
5. Akuades
Akuades atau dikenal dengan istilah resmi purified water (air murni)
memiliki rumus molekul H2O dengan berat molekul 18,02. Akuades berupa
cairan jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau. Penyimpanan akuades pada
wadah yang tertutup rapat (Depkes RI, 1995).
Akuades memiliki fungsi sebagai pelarut. Air murni adalah air
yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi, perlakuan menggunakan
penukar ion, osmotik balik, atau proses lain yang sesuai. Air murni tidak
mengandung zat tambahan lain (Depkes RI, 1995).
G. Uji Sifat Fisik
Uji sifat fisik dari sediaan gel meliputi :
1. Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis biasanya dilakukan secara makroskopis
denganmendeskripsikan warna, kejernihan, transparansi, kekeruhan, dan
bentuk sediaan (Paye, Andre, and Howard, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. pH
Sediaan topikal diharapkan memiliki pH yang sama atau sedekat
mungkin dengan pH kulit normal agar terhindar dari resiko iritasi kulit. Kulit
normal relatif memiliki pH yang berkisar antara 4-6,5 (Baranoski and Ayello,
2008).
3. Homogenitas
Pemeriksaan homogenitas dapat dilakukan secara visual (Paye et al.,
2001). Homogenitas gel diamati pada object glass di bawah cahaya, diamati
apakah terdapat bagian-bagian yang tidak tercampurkan dengan baik. Gel
yang stabil harus menunjukkan susunan yang homogen.
4. Viskositas
Viskositas adalah suatu tahanan bagi cairan untuk mengalir, di mana
semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanannya (Martin,
Swarbrick, and Cammarata, 1993). Uji viskositas suatu sediaan perlu
dilakukan untuk mengetahui lama tinggal sediaan di kulit, sehingga obat
dapat terpenetrasi dengan baik. Pengujian viskositas dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis viskometer berdasarkan kebutuhan formulator
(Garg and Singla, 2002). Semakin tinggi nilai viskositas, maka semakin besar
tahanan dengan kata lain semakin kental cairan, maka semakin besar gaya
yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu (Voigt,
1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
5. Daya sebar
Daya sebar merupakan kemampuan sediaan yang diaplikasikan pada
area tertentu untuk menyebar di tempat aplikasi. Faktor yang mempengaruhi
adalah rigiditas sediaan, lama tekanan, dan temperatur (suhu) tempat aksi
(Garg and Singla, 2002). Daya sebar merupakan salah satu karakteristik
penting yang bertanggung jawab dalam keefektifan atau proses transfer dosis
yang tepat ke tempat target, kemudahan dalam pengaplikasian, dan
penerimaan konsumen dalam menggunakan sediaan semisolid.
Metode yang paling sering digunakan dalam pengukuran daya sebar
adalah metode parallel-plate. Kelebihan dari metode ini yaitu sederhana,
mudah dalam pengerjaannya, dan tidak memerlukan biaya yang banyak,
tetapi metode ini memiliki beberapa kekurangan yaitu kurang tepat dan
kurang sensitif karena data yang dikumpulkan harus dihitung kembali secara
manual (Garg and Singla, 2002).
6. Daya lekat
Daya lekat berkaitan dengan kemampuan sediaan untuk menempel
pada lapisan epidermis. Semakin besar daya lekat gel, maka semakin baik
penghantaran obatnya. Tidak ada persyaratan khusus mengenai daya lekat
sediaan semipadat. Daya lekat dari sediaan semipadat sebaiknya lebih dari 1
detik (Zats and Kushla, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
H. Stabilitas
Faktor yang mempengaruhi stabilitas dari suatu sediaan adalah :
1. Faktor eksternal
a. Waktu penyimpanan
Semakin mendekati waktu kadaluarsa dan semakin lama
penyimpanan, maka sediaan akan mengalami perubahan organoleptis,
fisika-kimia, mikrobiologi, dan toksisitas.
b. Suhu
Suhu yang tinggi dapat mempercepat reaksi fisika dan kimia
sehingga menghasilkan suatu perubahan pada aktivitas komponen,
viskositas, dan organoleptis. Suhu yang rendah dapat mempercepat reaksi
fisika seperti kekeruhan, presipitasi, dan kristalisasi. Suhu perlu
diperhatikan mulai dari proses produksi hingga penyimpanan sediaan.
c. Cahaya dan oksigen
Sinar UV yang berinteraksi dengan oksigen akan membentuk
radikal bebas dan menimbulkan suatu reaksi oksidasi-reduksi. Sediaan
yang sensitif dan tidak stabil terhadap cahaya sebaiknya dihindarkan dari
paparan cahaya dilakukan dengan pemilihan wadah yang sesuai.
d. Bahan pengemas produk
Pengemas bertujuan untuk melindungi suatu sediaan dari
pengaruh yang tidak menguntungkan dari lingkungan selama proses
penyimpanan. Pengemas yang baik adalah pengemas yang menjaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kestabilan dari sediaan dan tidak mempengaruhi dan bereaksi dengan
sediaan.
e. Kelembaban
Lembab dapat mempengaruhi sedian yang dapat mengakibatkan
perubahan fisik produk dari lunak menjadi lengket, perubahan berat dan
volume, dan kontaminasi mikroba.
f. Mikroorganisme
Produk yang mengandung air misalnya gel, lebih mudah
terkontaminasi dengan adanya mikroorganisme.
2. Faktor internal
a. Inkompatibilitas secara fisik
Perubahan yang terjadi dan dapat dilihat pada sediaan yaitu
presipitasi, kristalisasi, dan lain sebagainya.
b. Inkompatibilitas secara kimia
Nilai pH dapat mempengaruhi stabilitas produk tersebut sehingga
diperlukan pengaturan pH yang optimal. Selain itu terdapat reaksi yang
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan aktivitas zat aktif, organoleptis
dan penampilan produk, misalnya reaksi oksidasi-reduksi dan reaksi
hidrolisis (kemunginan jika sediaan memiliki kandungan air yang banyak)
(National Health Survellance, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
I. Landasan Teori
Luka adalah proses hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh karena
benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, ledakan, zat kimia, sengatan listrik,
atau gigitan hewan (Syamsuhidayat and Wim de Joong, 2004). Luka terbuka
merupakan luka yang terjadi perdarahan yang terlihat secara kasat mata di mana
darah keluar dari tubuh. Luka terbuka meliputi luka insisi, luka laserasi, abrasi
atau luka dangkal, luka tusukan kecil, luka penetrasi, dan luka tembak, di mana
luka insisi merupakan luka yang disebabkan oleh instrumen yang tajam (Nagori
and Solanki, 2011).
Daun mengkudu memiliki beberapa efek farmakologi yang
menguntungkan diantaranya dapat digunakan sebagai penyembuh luka (Singh,
2012). Daun mengkudu diketahui mengandung senyawa flavonoid yang berperan
penting dalam proses penyembuhan luka (Nayak et al., 2009), di mana senyawa
flavonoid dapat menghibisi pertumbuhan fibroblas sehingga memberikan
keuntungan pada perawatan luka (Khan, 2012).
Daun mengkudu telah banyak digunakan untuk pengobatan tradisional.
Akan tetapi pengobatan dengan cara tradisional memiliki beberapa kekurangan
seperti tahapan yang dilakukan tidak steril dan dosis yang digunakan tidak tepat.
Hal tersebut dapat memungkinkan luka tidak sembuh atau bertambah parah. Oleh
karena itu zat aktif pada daun mengkudu perlu dilakukan formulasikan agar lebih
efektif, aman dan nyaman dalam penggunaan. Sediaan gel ekstrak dapat
membantu mempercepat proses penyembuhan luka dengan menciptakan
lingkungan yang lembab yang akan mengurangi jaringan nekrosis melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pembentukan sel apoptosis (Okan, Woo, Ayello, and Sibbald, 2007). Selain itu,
sediaan gel juga memiliki beberapa kelebihan diantaranya dapat memberikan
sensasi dingin pada kulit saat digunakan, jernih, memiliki pelepasan obat yang
baik dan kemampuan penyebarannya pada kulit yang baik. Penelitian Haneefa
and Nayar (2012), menunjukkan sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel
dipengaruhi oleh gelling agent yang digunakan, yaitu karbopol 940. Jumlah
karbopol 940 dapat berpengaruh signifikan terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik,
dilihat dari parameter viskositas dan daya sebar. Menurut Zatz and Kushla (1996),
peningkatan jumlah gelling agent dapat memperkuat struktur gel (matriks gel)
sehingga viskositas dari gel tersebut meningkat.
Karbopol sering digunakan dalam sediaan semipadat seperti gel, krim,
dan salep. Karbopol digunakan karena tidak menimbulkan reaksi hipersensitivitas,
bersifat stabil, dan higroskopis. Proses pengembangan karbopol biasanya
menggunakan air, di mana keberadaan air yang cukup akan menyebabkan
terjadinya reaksi hidrolisis. Reaksi hidrolisis ini dapat terjadi pada semua kondisi
pH baik kondisi asam, basa, dan netral. Karbopol yang telah didispersi dalam air
akan cenderung memiliki pH yang asam, dengan kondisi tersebut membuat reaksi
hidrolisis lebih cepat dibandingkan dengan pH netral (Meyvis, De Smedt,
Demeester, and Hennink, 2000). Hidrolisis karbopol akan mempengaruhi
stabilitas gel, di mana semakin banyak jumlah air dan semakin asam pH sediaan
gel maka stabilitasnya semakin menurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
J. Hipotesis
1. Peningkatan konsentrasi karbopol 940 memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap sifat fisik gel ekstrak daun mengkudu meliputi viskositas dan daya
sebar.
2. Peningkatan konsentrasi karbopol 940 memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap stabilitas fisik gel ekstrak daun mengkudu.
3. Sediaan gel ekstrak daun mengkudu memiliki aktivitas penyembuh luka insisi
yang ditinjau dari pengurangan panjang luka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental murni yang bersifat
eksperimen sederhana dengan pola satu arah.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi gelling
agent yang digunakan yaitu karbopol 940.
b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah karakteristik fisik dan
stabilitas fisik dari sediaan gel penyembuh luka meliputi organoleptis, pH,
viskositas, dan daya sebar, serta pengurangan panjang luka hewan uji.
c. Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah lama penyimpanan, sifat
dari wadah penyimpanan, dan intensitas cahaya.
d. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu
penyimpanan, kelembaban ruangan, sistem imunitas tikus, dan pola
aktivitas tikus.
2. Definisi operasional
a. Gel ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan sediaan
semisolid (setengah padat) berbentuk gel yang mengandung ekstrak dari
daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) dengan menggunakan karbopol
940 sebagai gelling agent, yang ditujukan sebagai penyembuh luka insisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Ekstrak kental daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan ekstrak
kental yang peroleh dengan cara maserasi daun mengkudu (Morinda
citrifolia L.) selama 3 hari, remaserasi selama 3 hari, pengentalan selama
1,5 jam dengan menggunakan rotary evaporator, serta penguapan selama
7 jam di waterbath.
c. Optimasi merupakan serangkaian proses yang digunakan untuk
memperoleh formula yang optimum, sehingga dapat menghasilkan bentuk
sediaan gel dengan stabilitas fisik yang baik. Dalam penelitian ini optimasi
dilakukan pada konsentrasi gelling agent.
d. Gelling agent merupakan bahan pembawa gel di mana merupakan faktor
yang akan dilakukan optimasi dalam penelitian ini dan sangat berpengaruh
terhadap bentuk sediaan gel, dalam penelitian ini gelling agent yang
digunakan adalah karbopol 940.
e. Sifat fisik gel merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui
kualitas dari sediaan gel. Dalam penelitian ini sifat fisik gel dilihat dari
organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar.
f. Stabilitas fisik gel merupakan parameter yang digunakan untuk
mengetahui kestabilan gel selama waktu penyimpanan. Penyimpanan
dilakukan selama 28 hari dalam suhu ruangan. Stabilitas fisik gel dilihat
dari organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar.
g. Viskositas merupakan salah satu bentuk sifat fisik gel di mana suatu
bentuk sediaan gel dapat dengan mudah untuk diisi dan dikeluarkan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
wadah, serta mudah diaplikasikan pada luka terbuka insisi. Viskositas gel
yang diinginkan yaitu 150-200 d.Pa.s.
h. Daya sebar merupakan merupakan salah satu bentuk sifat fisik gel di mana
gel tersebut dapat mudah diaplikasikan atau dioleskan pada kulit, di mana
1 gram gel ditimpa kaca bundar dan dibebani dengan berat 125 gram dan
didiamkan 1 menit. Daya sebar gel yang diinginkan yaitu 4-6 cm
i. Luka insisi pada hewan uji merupakan luka yang dibuat dengan
menggunakan silet sekali pakai secara horisontal, yang sebelumnya hewan
uji dianestesi dengan menggunakan ketamin hidroklorida 10%.
j. Perubahan panjang luka insisi merupakan nilai yang didapatkan dari
selisih panjang luka pada hari ke-0 hingga ke-7, di mana panjang yang
didapatkan diharapkan semakin kecil.
C. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun mengkudu
(Laboratorium Kultur Jaringan dan Mikrobiologi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta), etanol 70% (pharmaceutical grade), propilen glikol
(pharmaceutical grade), karbopol 940 (pharmaceutical grade), kloroform
(pharmaceutical grade), trietanolamin (pharmaceutical grade), metil paraben
(pharmaceutical grade), dan akuades. Semua bahan diperoleh dari Laboratorium
Formulasi Teknologi Sediaan Padat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta. Ketamin hidroklorida 10% (Bravo Pet Shop), salep betadine®, 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
ekor tikus jantan galur wistar dengan berat 150-200 gram (UD. Tiput Abadi Jaya
Peternakan Hewan Uji) .
D. Alat Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah glasswares (Pyrex-
Germany), timbangan analitik (merk Mettler Toledo), orbital shaker (Optima),
rotary evaporator (Buchi Labortechnik AG CH-9230), mixer (Philips), viscotester
seri VT04 (RION-Japan), Laminar Air Flow (LAF), pH universal indikator (merk
Macherey-Nagel), batang pengaduk, sendok, penangas air (waterbath)
(Memmert), jarum suntik, serta silet.
E. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia L.)
a. Pembuatan ekstrak kental daun mengkudu. Serbuk yang telah
didapatkan, ditimbang sebanyak 180 gram dan dilarutkan dengan 540 ml
etanol 70%. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi.
Campuran yang telah disiapkan, kemudian dimaserasi dalam suhu ruang
selama 3 hari. Selanjutnya campuran disaring dengan menggunakan
kertas saring (Nayak et al., 2007). Lalu dilakukan remaserasi
menggunaan 540 ml etanol 70% selama 3 hari, dan dilakukan
penyaringan kembali. Filtrat pertama dan kedua digabungkan, kemudian
dilakukan pengentalan dengan menggunakan rotary evaporator selama
1,5 jam dengan suhu 55oC. Ekstrak hasil pengentalan diletakkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
cawan porselen dan diuapkan di atas waterbath selama 7 jam, hingga
mendapatkan ekstrak kental.
b. Standarisasi dan uji kuantitatif ekstrak daun mengkudu. Ekstrak daun
mengkudu yang telah diperoleh, selanjutnya dilakukan standarisasi
ekstrak dan uji kuantitatif senyawa flavonoid di Laboratorium Penelitian
dan Pengembangan Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
2. Uji aktivitas penyembuh luka ekstrak mengkudu
Enam ekor tikus wistar dengan berat 150-200 gram dibius dengan
menggunakan ketamin hidroklorida 10% secara intravena (120 mg/BB).
Keenam hewan uji tersebut diberi label dengan membaginya ke dalam 2
kelompok yaitu 3 ekor hewan uji untuk kontrol negatif dan 3 ekor hewan
uji untuk perlakuan dengan menggunakan ekstrak daun mengkudu.
Selanjutnya bulu pada bagian dorsal hewan uji dicukur hingga bersih
dengan menggunakan silet sekali pakai. Setelah itu, dilakukan
pembentukan area luka yang sebelumnya ditandai dengan membentuk
garis menggunakan spidol marker.
Luka dibuat secara insisi dengan panjang luka 5 cm dan
kedalaman 2 mm. Selanjutnya, dilakukan proses pembentukan luka
dengan menggunakan silet steril. Setelah dilakukan pembuatan luka, untuk
kelompok I (kontrol negatif) tidak diberikan perlakukan pada luka hewan
uji, sedangkan untuk kelompok II (kelompok perlakuan) diberikan
perlakuan pada luka hewan uji dengan memberikan ekstrak daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
mengkudu. Setiap hari panjang luka diukur dan diberi ekstrak daun
mengkudu yang dilakukan setiap hari hingga luka menutup sempurna.
Pengukuran luka dilakukan selama 7 hari.
3. Formula gel
a. Formula. Formula yang digunakan dalam percobaan ini mengacu pada
formula polyherbal gel for wound healing (Patel, Patel, and Patel, 2011).
Tabel I. Formula polyherbal gel for wound healing(100 g)
Komposisi Jumlah (g)
Ekstrak C. asiatica
Ekstrak C. longa
Ekstrak T. arjuna
Karbopol 934
Propilen glikol
Etanol
Trietanolamin
Akuades ad
2
2
2
2
2
5
Secukupnya hingga basis gel netral
100
Pada percobaan ini, dilakukan modifikasi dan optimasi terhadap formula
gel di atas sehingga didapatkan formula baru sebagai berikut:
Tabel II. Formula gel ekstrak daun mengkudu (100 g)
Komposisi A (g) B (g) C (g) D (g)
Ekstrak Morinda citrifolia L.
Karbopol 940
Propilen glikol
Metil paraben
Trietanolamin
Akuades
5,0
0,5
2,0
0,1
1,5
90,9
5,0
1,0
2,0
0,1
1,5
90,4
5,0
1,5
2,0
0,1
1,5
89,9
5,0
2,0
2,0
0,1
1,5
89,4
Keterangan:
A : formula dengan karbopol 940 0,5%
B : formula dengan karbopol 940 1,0%
C : formula dengan karbopol 940 1,5%
D : formula dengan karbopol 940 2,0%
b. Pembuatan gel. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan gel
ditimbang sesuai dengan formula. Karbopol 940 dikembangkan dalam 50
mL akuades selama 24 jam. Pada beaker glass lain, metil paraben
dilarutkan dalam propilen glikol, hingga terlarut sempurna. Campuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
propilen glikol dan metil paraben ditambahkan kedalam karbopol 940
yang telah dikembangkan, lalu diaduk dengan mixer hingga homogen.
Ekstrak daun mengkudu ditambahkan dalam campuran karbopol 940,
kemudian diaduk kembali. Sisa akuades ditambahkan sedikit demi sedikit
dan dilakukan pengadukan hingga homogen. Trietanolamin (TEA)
ditambahkan sedikit demi sedikit, kemudian diaduk. Sesekali di lakukan
pengecekan pH, hingga didapatkan pH sekitar 6, sesuai dengan pH kulit.
Sediaan dimasukkan dalam wadah yang sesuai.
4. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel
a. Uji organoleptis dan homogenitas
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, bau, dan
warna gel 48 jam setelah pembuatan dan selama waktu penyimpanan 28
hari. Pengujian ini dapat diamati dengan menggunakan teknik observasi
visual.
b. pH
Pengukuran pH gel ekstrak daun mengkudu dilakukan dengan
menggunakan pH indikator, yaitu dengan memasukkan pH universal yang
berbentuk strip ke dalam gel, kemudian ditentukan pH-nya dengan
membandingkan warnanya dengan standar warna yang ada. Pengukuran
pH dilakukan 48 jam setelah pembuatan 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28
hari penyimpanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
c. Uji viskositas
Uji viskositas dilakukan setelah 48 jam pembuatan gel dan selama
penyimpanan 28 hari tiap minggu. Masing-masing formula gel ditentukan
viskositasnya dengan menggunakan alat Viscotester Rion seri VT04
dengan menggunakan kecepatan 100 rpm dan menggunakan ukuran rotor
skala 2. Nilai viskositas diperoleh dengan mengamati gerakan jarum
penunjuk pada viscotester setelah jarum stabil. Replikasi dilakukan 3 kali.
d. Uji daya sebar
Pengukuran daya sebar dilakukan dengan cara gel ditimbang
sebanyak 1 gram dan diletakkan pada horisontal plate (lempeng kaca
bulat berskala bagian tengah). Gel tersebut ditutup dengan menggunakan
lempeng kaca bulat lain dan diberi pemberat, sehingga berat kaca bulat
dan pemberat 125 gram. Lalu didiamkan selama 1 menit dan dicatat
diameter sebarnya. Replikasi dilakukan 3 kali. Pengukuran daya sebar gel
dilakukan setelah 48 jam pembuatan dan selama penyimpanan 28 hari tiap
minggu. Uji daya sebar sediaan gel dilihat dari luas area penyebaran
dengan rumus π.r2.
5. Uji iritasi gel ekstrak daun mengkudu
Uji iritasi dilakukan dengan menggunakan tikus Wistar dengan
bobot 150-200 gram. Bulu tikus dicukur sebelum dilakukan percobaan.
Pengujian iritasi ini terdapat 3 kelompok tikus yang masing-masing
berjumlah 3 yaitu kelompok perlakuan I kulit hewan uji diolesi dengan
menggunakan ekstrak daun mengkudu, kelompok perlakuan II yang kulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
hewan uji diolesi dengan menggunakan gel dengan ekstrak daun
mengkudu formula B, dan kelompok perlakuan III (kontrol negatif) kulit
hewan uji diolesi dengan basis gel,. Hewan uji diamati selama 7 hari yang
diamati secara visual keberadaan eritema dan edema.
6. Uji aktivitas penyembuh luka gel ekstrak daun mengkudu
Sembilan ekor tikus wistar dengan berat 150-200 gram dibius
dengan menggunakan ketamin hidroklorida 10% secara intravena (120
mg/BB). Sembilan hewan uji tersebut diberi label dengan membaginya ke
dalam 3 kelompok yaitu 3 ekor hewan uji untuk kontrol negatif, 3 ekor hewan
uji untuk perlakuan dengan menggunakan gel ekstrak daun mengkudu, dan 3
ekor hewan uji untuk kontrol positif dengan salep betadine®. Selanjutnya
bulu pada bagian dorsal hewan uji dicukur hingga bersih dengan
menggunakan silet sekali pakai. Setelah itu, dilakukan pembentukan area luka
yang sebelumnya ditandai dengan membentuk garis menggunakan spidol
marker. Luka dibuat secara insisi dengan panjang luka 5 cm dan kedalaman 2
mm. Selanjutnya, dilakukan proses pembentukan luka dengan menggunakan
silet steril. Setelah dilakukan pembuatan luka, untuk kelompok I (kontrol
negatif) diberikan perlakuan pada luka hewan uji dengan memberikan basis
gel, untuk kelompok II (kelompok perlakuan) diberikan perlakuan pada luka
hewan uji dengan memberikan gel ekstrak daun mengkudu formula B, dan
kelompok III (kontrol positif) diberikan perlakuan pada luka hewan uji
dengan memberikan salep betadine®. Setiap hari panjang luka diukur dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
diberi gel pada masing-masing luka setiap hari hingga luka menutup
sempurna. Pengukuran luka dilakukan selama 7 hari.
F. Analisis Data
Hasil yang didapatkan dari data sifat fisik dan stabilitas fisik selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan analisis statistik. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak R versi 3.1.2. untuk melihat signifikansi perbedaan
dari data yang diperoleh.
Uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk normality test, di mana
suatu data dikatakan terdistribusi normal apabila memiliki nilai probabilitas (p-
value) > 0,05. Data yang terdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji Levene’s
Test dan Variances Test. Hal ini untuk mengetahui homogenitas dan variansi data.
Uji ANOVA satu arah digunakan untuk melihat pengaruh peningkatan
konsentrasi karbopol 940 terhadap sifat fisik sediaan, dengan taraf kepercayaan
95% dan dilanjutkan dengan uji post hoc menggunakan TukeyHSD untuk
mengetahui signifikansi perbedaan sifat fisik dari masing-masing formula gel
ekstrak mengkudu. Dari hasil ANOVA, apabila nilai p-value < 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kelompok data,
sedangkan hasil uji post hoc menggunakan TukeyHSD, bila nilai p.adj < 0,05
maka dapat dikatakan bahwa data dua kelompok tersebut berbeda signifikan.
Hasil yang diperoleh dari pengurangan panjang luka pada uji aktivitas,
dapat dianalisis dengan T-test independent. Jika nilai p-value < 0,05, maka data
dua kelompok yang dibandingkan berbeda signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Determinasi Tanaman
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun tanaman
mengkudu yang diperoleh dari Kabupaten Klaten, pada bulan September 2014.
Determinasi tanaman dilakukan oleh Unit IV Bagian Biologi Farmasi, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan oleh
peneliti benar-benar daun mengkudu dengan nama ilmiah Morinda citrifolia L.
dari familia Rubiaceae. Hasil yang didapatkan bahwa tanaman yang digunakan
benar adanya yaitu daun mengkudu (Morinda citrifolia L.), seperti yang tersaji
dalam lampiran 1.
B. Hasil Standarisasi dan Uji Kuantitatif Ekstrak
Proses standarisasi ekstrak pada penelitian ini dilakukan oleh
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta. Standarisasi ekstrak yang dilakukan meliputi penetapan kadar
air, kadar abu total, dan kadar sari larut etanol yang terkandung dalam ekstrak
etanol daun mengkudu. Hasil uji standarisasi dan kuantitatif senyawa flavonoid
tersaji pada tabel III.
Tabel III . Hasil uji standarisasi ekstrak daun mengkudu
Parameter Hasil (% b/b) Persyaratan
Kadar air
Kadar abu
Kadar sari larut etanol
10,84
8,39
81,43
Ekstrak Kental 5-30% (FHI, 2009)
< 8,6% (MMI, 1995)
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Besarnya kandungan air dalam ekstrak dapat mempengaruhi kualitas
ekstrak, yaitu mempermudah pertumbuhan mikroba jamur yang dapat
menurunkan aktivitas ekstrak. Tabel III menunjukkan bahwa kadar air ekstrak
daun mengkudu memenuhi kriteria persyaratan kadar air dalam ekstrak kental.
Penetapan kadar abu total bertujuan memberikan gambaran kandungan
mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya
ekstrak. Berdasarkan tabel III, kadar abu ekstrak daun mengkudu memenuhi
kriteria persyaratan yang ditetapkan yaitu di bawah 8,6%.
Parameter kadar sari larut etanol bertujuan untuk memberikan gambaran
awal jumlah kandungan senyawa yang dapat diekstraksi. Berdasarkan tabel III,
pelarut etanol yang digunakan memiliki kemampuan yang baik dalam menyari
senyawa organik pada daun mengkudu. Hal ini diperkuat dengan penelitian Elyza
(2013), di mana etanol 70% digunakan sebagai penyari daun mengkudu (Morinda
citrifolia L.).
Uji kuantitatif bertujuan untuk mengetahui kadar senyawa yang
diinginkan. Senyawa yang berperan dalam membantu proses penyembuhan luka
adalah senyawa flavonoid. Hasi penelitian Nayak et al. (2009), flavonoid
merupakan kandungan kimia dari daun mengkudu yang diketahui memegang
peranan yang penting dalam penyembuhan luka.
Hasil pengujian yang didapatkan adalah 0,57% b/b senyawa flavonoid
dalam ekstrak daun mengkudu, hasil tersebut memenuhi jumlah senyawa yang
terdapat dalam daun mengkudu yaitu 0,21-0,75% b/b (Rohman, Riyanto, and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Hidayati, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa pelarut etanol merupakan pelarut
yang sesuai untuk menyari senyawa flavonoid pada ekstrak daun mengkudu.
C. Hasil Uji Aktivitas Penyembuh Luka Insisi Ekstrak Daun Mengkudu
Uji aktivitas penyembuh luka ekstrak daun mengkudu bertujuan untuk
mengetahui efektivitas dan efisinsi dari ekstrak daun mengkudu dalam membantu
proses penyembuhan luka. Uji ini merupakan langkah awal yang digunakan untuk
mengetahui potensi penyembuhan luka pada kulit hewan uji. Konsentrasi ekstrak
yang digunakan adalah 5%. Menurut penelitian Ambiyani (2013), konsentrasi 5%
ekstrak daun mengkudu sudah dapat meningkatkan proses regenerasi jaringan
pada luka tikus putih galur wistar. Hasil pengukuran pengurangan panjang luka
disajikan pada tabel IV.
Tabel IV. Hasil pengurangan panjang luka ekstrak daun mengkudu selama 7 hari
Hewan uji Pengurangan panjang luka
Kontrol negatif
(cm)
Ekstrak daun mengkudu
(cm)
Tikus I
Tikus II
Tikus III
1,20
1,50
0,70
2,50
2,70
2,60
Rata-rata 1,13 ± 0,40 2,60 ± 0,10
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa terdapat perbedaan
signifikan antara kontrol perlakuan dengan kontrol negatif (nilai p-value < 0,05).
Hal ini menunjukkan ekstrak daun mengkudu dapat membantu proses
penyembuhan luka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
D. Pengujian Sifat Fisik Gel Ekstrak Daun Mengkudu
Penelitian ini memformulasikan ekstrak daun mengkudu menjadi sediaan
gel dengan variasi peningkatan konsentrasi karbopol 940. Hal ini bertujuan untuk
melihat pengaruh konsentrasi karbopol 940 terhadap sifat fisik gel ekstrak daun
mengkudu. Sifat fisik yang dievaluasi adalah organoleptis, pH, viskositas, dan
daya sebar.
Tabel V. Hasil pengamatan organoleptis dan pengujian pH gel ekstrak daun mengkudu
Formula Hasil pengamatan organoleptis pH sediaan
A
B
C
D
Berbentuk semi-padat, berwarna coklat jernih, bau
khas daun mengkudu
Berbentuk semi-padat, berwarna coklat jernih, bau
khas daun mengkudu
Berbentuk semi-padat, berwarna coklat jernih, bau
khas daun mengkudu
Berbentuk semi-padat, berwarna coklat jernih, bau
khas daun mengkudu
6
6
6
6
1. Pengujian organoleptis dan pH
Gel ekstrak daun mengkudu perlu dilakukan pengujian secara
organoleptis karena berpengaruh pada akseptablitas konsumen dan
penampilan gel dapat menunjukkan secara langsung ketidakstabilan gel.
Berdasarkan tabel V, dapat disimpulkan bahwa gel ekstrak daun
mengkudu berbentuk semi-padat, berwarna coklat jernih, dan berbau khas
daun mengkudu. Warna coklat didapatkan dari warna ekstrak daun mengkudu
yang berwarna hijau kecoklatan.
Sediaan topikal memiliki kriteria pH antara 4,5 sampai 6,5,
menyesuaikan dengan keadaan fisiologis kulit (Baranoski et al., 2008).
Apabila pH dalam sediaan terlalu basa akan membuat kulit menjadi kering,
sedangkan pH sediaan yang terlalu asam akan menyebabkan kulit teriritasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan hasil pengukuran pH pada tabel V, menunjukkan
sediaan gel ekstrak daun mengkudu memiliki pH 6. pH sediaan tersebut
sesuai dengan keadaan fisiologis kulit.
Tabel VI. Hasil uji viskositas dan daya sebar gel ekstrak daun mengkudu dengan
peningkatan konsentrasi karbopol 940
Formula Viskositas (d.Pa.s) Daya sebar (cm2)
A
B
C
D
28,67 ± 1,53
150,00 ± 10,00
250,00 ± 10,00
303,33 ± 15, 28
38,51 ± 1,29
16,09 ± 0,18
10,57 ± 0,21
8,92 ± 0,51
2. Pengujian viskositas
Pengujian viskositas 48 jam sediaan gel ekstrak daun mengkudu
bertujuan untuk melihat pengaruh dari peningkatan konsentrasi karbopol 940.
Semakin banyak penambahan karbopol 940 akan meningkatkan nilai
viskositas. Perbedaan viskositas terjadi disebabkan oleh jumlah gelling agent
yang ditambahkan pada masing-masing formula, semakin banyak gelling
agent yang ditambahkan maka viskositas gel akan semakin tinggi. Formula A
memiliki gelling agent paling sedikit sehingga memiliki viskositas paling
rendah, sedangkan formula D memiliki gelling agent paling banyak sehingga
memiliki viskositas paling tinggi. Nilai viskositas yang diinginkan pada
penelitian ini adalah 150-200 d.Pa.s., hal ini dikarenakan gel yang beredar di
pasaran (salonpast gel) yang telah diuji berada dalam range viskositas
tersebut. Dari nilai viskositas keempat formula, formula B dengan konsentrasi
karbopol 940 1,0% adalah formula yang dipilih. Hal tersebut dikarenakan
formula B memiliki nilai viskositas yang sesuai dengan rentang viskositas
yang diinginkan (150-200 d.Pa.s).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Dari tabel VI, diketahui setiap formula gel ekstrak daun mengkudu
memiliki viskositas yang berbeda bermakna (p-value < 0,05).Peningkatan
viskositas dikarenakan terdapat gaya intermolekuler yang akan mengikat
molekul solven pada matriks polimer sehingga mobilitas solven berkurang
yang menghasilkan sistem tertentu dengan peningkatan viskositas.
3. Pengujian daya sebar
Pengujian daya sebar sediaan gel ekstrak daun mengkudu bertujuan
untuk melihat pengaruh dari peningkatan konsentrasi karbopol 940. Semakin
banyak penambahan karbopol 940 akan menurunkan nilai daya sebar.
Perbedaan nilai daya sebar dipengaruhi oleh viskositas. Menurut Garg and
Singla (2002), nilai daya sebar akan berbanding terbalik dengan nilai
viskositas. Sediaan gel yang memiliki nilai viskositas yang semakin kecil
maka sediaan tersebut memiliki daya sebar semakin besar, dan sebaliknya.
Tabel VI menunjukkan formula A memiliki nilai daya sebar yang
paling tinggi, sedangkan formula D memiliki nilai daya sebar yang paling
rendah. Hal ini berbanding terbalik dengan nilai viskositas, formula A
memiliki nilai viskositas yang paling rendah, sedangkaan formula D memiliki
nilai viskositas yang paling tinggi. Nilai daya sebar yang diinginkan pada
penelitian ini adalah 4-6 cm, hal ini dikarenakan gel yang beredar di pasaran
(salonpast gel) yang telah diuji berada dalam range daya sebar tersebut. Dari
nilai daya sebar keempat formula, formula B dengan konsentrasi karbopol
940 1,0% adalah formula yang dipilih. Hal tersebut dikarenakan formula B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
memiliki nilai daya sebar yang sesuai dengan rentang daya sebar yang
diinginkan (4-6 cm).
Dari tabel VI, diketahui bahwa nilai daya sebar antar formula
berbeda bermakna (p-value < 0,05). Tahanan gel ekstrak daun mengkudu
untuk mengalir semakin besar sehingga kemampuan gel ekstrak daun
mengkudu untuk menyebar semakin kecil, hal tersebut berkaitan dengan nilai
daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas.
E. Pengujian Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Daun Mengkudu
Pengujian stabilitas fisik bertujuan untuk mengetahui kestabilan gel
ekstrak daun mengkudu selama 28 hari penyimpanan. Kestabilan sediaan gel
ekstrak daun mengkudu ini berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan sediaan
saat digunakan. Stabilitas gel ekstrak daun mengkudu dilihat berdasarkan
organoleptis, nilai pH, pergeseran viskositas dan daya sebar selama waktu
penyimpanan. Waktu penyimpanan yang dimaksud adalah 28 hari.
1. Stabilitas organoleptis dan pH
Gel ekstrak daun mengkudu tidak menunjukkan perubahan dari segi
bau, warna, dan bentuk selama penyimpanan. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan karbopol 940 sudah mampu menghasilkan sediaan gel yang
stabil secara organoleptis. Penggunaan metil paraben dapat mengendalikan
pertumbuhan mikroba pada sediaan gel. Selain itu, ekstrak daun mengkudu
memiliki aktivitas antimikroba (Singh, 2012), sehingga kemungkinan kecil
gel rusak akibat mikroba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tujuan dilakukan uji stabilitas pH adalah untuk mengetahui
perubahan pH selama waktu penyimpanan 28 hari. Perubahan nilai pH
berkaitan dengan sifat iritan sediaan. Sediaan dapat mengiritasi kulit jika
memiliki nilai pH yang tidak sesuai dengan kondisi fisiologis kulit. Sediaan
gel ekstrak daun mengkudu tidak mengalami perubahan pH selama
penyimpanan (pH masing-masing formula selama 28 hari penyimpanan
adalah 6), hal ini menunjukkan gel dengan variasi jumlah karbopol 940 stabil.
2. Viskositas
Pergeseran viskositas dievaluasi selama 28 hari masa penyimpanan.
Hasil pengukuran viskositas selama penyimpanan terkaji dalam gambar 7.
Gambar 7. Grafik stabilitas viskositas ekstrak daun mengkudu selama penyimpanan
28 hari
Hasil pengukuran pada gambar 7 menunjukkan perubahan viskositas
sediaan gel ekstrak daun mengkudu selama waktu penyimpanan. Masing-
masing formula mengalami penurunan viskositas yang berbeda tidak
bermakna (p-value > 0,05).
0
50
100
150
200
250
300
350
2 7 14 21 28
Vis
ko
sita
s (d
Pa
.s)
Formula A
Formula B
Formula C
Formula D
Waktu Pengukuran (Hari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Hal ini dikarenakan karbopol 940 merupakan viscosity enhancer,
sehingga dengan penambahan karbopol 940 akan menjaga viskositas sediaan
gel ekstrak daun mengkudu tetap stabil, dengan demikian peningkatan jumlah
karbopol 940 akan meningkatkan stabilitas sediaan gel ekstrak daun
mengkudu. Berdasarkan hasil pengujian viskositas, penggunaan karbopol 940
sudah mampu menghasilkan gel ekstrak daun mengkudu yang stabil dilihat
dari segi viskositas.
3. Daya sebar
Pergeseran daya sebar dilakukan selama waktu penyimpanan 28 hari.
Pengukuran daya sebar ini berhubungan erat dengan kemudahan saat
pengaplikasian gel pada kulit dan jumlah zat aktif di dalamnya. Hasil
pengukuran daya sebar selama 28 hari tersaji dalam gambar 8.
Gambar 8. Grafik stabilitas daya sebar ekstrak daun mengkudu selama penyimpanan
28 hari
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2 7 14 21 28
Da
ya
Seb
ar
(cm
2)
Formula A
Formula B
Formula C
Formula D
Waktu Pengukuran (Hari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berdasarkan gambar 8, terdapat peningkatan daya sebar dari masing-
masing formula gel ekstrak daun mengkudu. Pergeseran daya sebar masing-
masing menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p-value > 0,05). Nilai
daya sebar berhubungan erat dengan nilai viskositas sediaan. Hasil viskositas
gel menunjukkan bahwa mengalami perubahan yang tidak bermakna,
sehingga perubahan nilai daya sebar tidak bermakna. Berdasarkan hasil
pengujian ini, penggunaan karbopol 940 mampu menghasilkan gel ekstrak
daun mengkudu yang stabil dilihat dari segi daya sebar.
Penambahan karbopol 940 dalam sediaan gel menghasilkan
perubahan nilai viskositas yang berbeda tidak bermakna mempengaruhi nilai
daya sebar sehingga perubahan nilai daya sebar berbeda tidak bermakna pula.
Hal ini dikarenakan tahanan gel untuk mengalir berbeda tidak bermakna
sehingga perubahan kemampuan gel untuk menyebar juga berbeda tidak
bermakna.
F. Uji Iritasi Sediaan Gel Ekstrak Daun Mengkudu
Tujuan dilakukan uji iritasi sediaan gel ekstrak daun mengkudu adalah
untuk mengetahui terkait potensi sediaan untuk menimbulkan infamasi yang
merupakan manifestasi dari respon imunitas, hal ini terkait pengaplikasian gel
pada luka yang terbuka. Pengujian iritasi sediaan gel ekstrak daun mengkudu ini
menggunakan gel dengan formula B, di mana gel tersebut sesuai dengan
viskositas (150-200 d.Pas) dan daya sebar (4-6 cm) yang diinginkan. Pengujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dengan menggunakan hewan uji tikus galur Wistar, yang diteliti proses eritema
dan edema pada kulit hewan uji. Hasil uji iritasi disajikan pada tabel VII.
Tabel VII. Hasil uji iritasi gel ekstrak daun mengkudu pada kulit tikus galur Wistar
Tikus Ekstrak daun
mengkudu
Gel ekstrak daun
mengkudu
Basis gel
(kontrol negatif)
Eritema Edema Eritema Edema Eritema Edema
1
2
3
4
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan :
(-) tidak terjadi iritasi, (+) terjadi iritasi
Dari tabel VII, diketahui bahwa basis gel dan ekstrak daun mengkudu
tidak mengiritasi kulit hewan uji yang digunakan, dilihat dari tidak terjadinya
proses eritema dan edema pada kulit hewan uji. Hal ini menunjukkan bahwa
bahan yang digunakan baik eksipien maupun ekstrak daun mengkudu tidak
memiliki potensi mengiritasi kulit. Menurut Allen and Luner (2009), penambahan
jumlah karbopol 940, propilen glikol, dan metil paraben yang sesuai dapat
mengurangi terjadinya inkompatibilitas.
Bahan aktif yang ditambahkan dengan eksipien saling kompatibel, dan
sediaan gel memiliki nilai pH yang sesuai dengan keadaan fisiologis kulit yaitu
antara 4,5 sampai 6,5.
(a) (b) (c)
Gambar 9. Hasil uji iritasi pada (a) ekstak daun mengkudu, (b) perlakuan gel ekstrak daun
mengkudu, dan (c) kontrol negatif (basis gel)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
G. Hasil Pengujian Aktivitas Penyembuh Luka Insisi Ekstrak Daun
Mengkudu
Tujuan dilakukan uji aktivitas penyembuh luka gel ekstrak daun
mengkudu adalah untuk mengetahui kemampuan dari gel ekstrak daun mengkudu
dalam membantu proses penyembuhan luka insisi. Kontrol negatif yang
digunakan adalah basis gel dan kontrol positif yang digunakan adalah salep
betadine®. Sediaan gel ekstrak daun mengkudu yang digunakan dalam pengujian
aktivitas adalah gel formula B, di mana gel tersebut sesuai dengan viskositas
(150-200 d.Pas) dan daya sebar (4-6 cm) yang diinginkan. Dari hasil pengukuran
panjang luka pada ketiga perlakuan. Hasil disajikan dalam tabel VIII.
Tabel VIII. Hasil uji penyembuh luka insisi kontrol positif, kontrol negatif, dan gel ekstrak
daun mengkudu
Hewan uji Pengurangan panjang luka
Kontrol negatif
(cm)
Kontrol positif
(cm)
Gel ekstrak daun mengkudu
(cm)
Tikus I
Tikus II
Tikus III
1,50
1,30
1,10
1,70
2,10
1,80
3,80
3,70
3,50
Rata-rata 1,30 ± 0,20 1,87 ± 0,21 3,67 ± 0,15
Gambar 10. Grafik pengurangan panjang luka selama 7 hari
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7
Pa
nja
ng
Lu
ka
(cm
)
kontrol negatif
kontrol positif
perlakuan gel
Waktu (hari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Dari tabel VIII, diketahui bahwa ketiga kelompok hewan uji mengalami
pengurangan panjang luka. Perlakuan menggunakan basis gel mengalami
pengurangan panjang luka, hal ini dikarenakan secara normal tubuh akan
merespon proses regenerasi dari kulit. Perlakuan dengan menggunakan kontrol
positif (betadine®) juga mengalami pengurangan panjang luka. Hal ini
dikarenakan betadine® mengandung povidone-iodine 10%, di mana bahan
tersebut membantu dalam proses penyembuhan luka dan memiliki aktivitas
antibakteri. Perlakuan gel ekstrak daun mengkudu dapat membantu dalam proses
penyembuhan luka yang ditinjau dari pengurangan panjang luka. Hal ini dapat
dikarenakan bahan aktif ekstrak daun mengkudu mengandung senyawa flavonoid
yang mampu membantu dalam proses penyembuhan luka (Nayak et al., 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa terdapat perbedaan
signifikan antara panjang luka pada kontrol negatif (basis gel) dengan perlakuan
gel ekstrak daun mengkudu (nilai p-value < 0,05). Hal ini dapat di katakan bahwa
gel ekstrak daun mengkudu mempu membantu proses penyembuhan luka insisi.
Dari hasil pengamatan juga didapat bahwa terdapat perbedaan signifikan antara
panjang luka pada kontrol positif dengan perlakuan gel ekstrak daun mengkudu
(nilai p-value < 0,05). Gel ekstrak daun mengkudu memiliki aktivitas penyembuh
luka insisi yang lebih bagus dibandingkan kontrol positif. Hal ini dapat
dikarenakan sediaan gel ekstrak daun mengkudu mengandung senyawa flavonoid
dan senyawa lain yang masih terdapat di dalamnya, di mana senyawa-senyawa
tersebut memberikan efek yang sinergi dalam proses penyembuhan luka insisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(a) (b)
Gambar 11. Hasil uji aktivitas penyembuh luka insisi pada kontrol negatif (basis gel)
(a) hari pertama dan (b) hari ketujuh setelah pemberian basis gel
(a) (b)
Gambar 12. Hasil uji aktivitas penyembuh luka insisi pada kontrol positif perlakuan gel
(betadine®) (a) hari pertama dan (b) hari ketujuh setelah pemberian kontrol positif
(a) (b)
Gambar 13. Hasil uji aktivitas penyembuh luka insisi pada perlakuan gel ekstrak daun
mengkudu (a) hari pertama dan (b) hari ketujuh setelah pemberian gel ekstrak daun
mengkudu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Peningkatan konsentrasi karbopol 940 sebagai gelling agent pada formulasi
gel ekstrak daun mengkudu dapat meningkatkan viskositas dan menurunkan
daya sebar.
2. Peningkatan konsentrasi karbopol 940 dapat meningkatkan stabilitas fisik
sediaan gel ekstrak daun mengkudu.
3. Sediaan gel ekstrak daun mengkudu memiliki aktivitas sebagai penyembuh
luka insisi, terdapat perbedaan yang signifikan pengurangan panjang luka jika
dibandingkan dengan kontrol negatif (basis gel) dan kontrol positif
(betadine® salep).
B. Saran
1. Pengujian histopatologi terkait proses penyembuhan luka pada gel ekstrak
daun mengkudu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V., 2002 The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical
Compounding, 2nd Ed,. United State of America: American
Pharmaceutical Association, pp. 13-16, 34, 35.
Allen L. V., and Luner, P. E., 2009, Handbook of Pharmaceutical Exipients,
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., and Owen, S. C. Editor, 6th Ed., Royal
Pharmaceutical Society, United Stated of America, pp. 110-114, 779-
780.
Ambiyani, W., 2013, Pemberian Salep Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda
citrifolia L.) Meningkatkan Proses Regenerasi Jaringan Luka Pada Tikus
Putih Galur Wistar (Rattus norvegicus) Jantan, Tesis, 121, Universitas
Udayana, Denpasar.
Aulton, M., 1990, Pharmaceutical Practice, ELBS, Singapore, pp. 5, 127.
Barel, A. O., and Paye, M., 2001, Handbook of Cosmetic and Technology,
Marcell Dekker Inc., New York, pp. 155, 166.
Baranoski, S., and Ayello, E.A., 2008, Wound Care Essentials: Practice
Principles, 2nd Edition, Lippincot Williams and Wilkins, Philadelphia,
pp. 51.
Barry, B.W., 1983, Dermatological Formulation, Mercel Dekker inc., New York,
pp. 300-304
Baumann, L., and Saghari, S., 2009. Basic Science of the Epidermis. In:
Baumann, L., Saghari, S., Weisberg, E., editors. Cosmetic Dermatology
Principles And Practice, Second Edition, USA: The McGraw-Hill
Companies, pp. 3-7.
Boateng, J. S., Mathews, K. H., Stevens, H. H. E., and Eccleston, G. M., 2008,
Wound Healing Dressings and Drug Delivery System : A Review
Journal of Pharmaceutical Sciences 97, 2892-2923.
Broughton II, G., Janis, J.E., and Attiger, C.E., 2006. Wound healing : an
overview. Plastic Reconstruction Surgery 117 (supplement) : 1eS-32eS.
Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 4, Puspa Swara,
Jakarta, pp. 56-58.
Depkes RI, 1986, Sediaan Galenik, Direktorat Jendral Pengawas Obat dan
Makanan, Jakarta, p. 10.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, pp. 112-113, 589-590.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Depkes RI, 1995, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, pp. 257, 262.
Depkes RI, 2009, Farmakope Herbal Indonesia, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, p. 241.
Depkes RI, 2009, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, Badan penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Jakarta, p. 142.
Elyza, K., 2013, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Mengkudu
(Morinda citrifolia L.) Terhadap Bakteri Klebsiella Pneumonia Secara
Dilusi, Skripsi, 31, Universitas Setia Budi, Surakarta.
Esimone, C. O., Ibezim, E. C., and Chah, K. F., 2005, Journal of Pharmaceutical
Applied Science, 3 (1), 294-299.
Fonder, M. A., Lazarus, G. S., Cowan D. A., Aronson-Cook, B., Kohli, A. R., and
Mamelak, A. J., 2008, Treating The Chronic Wound : A Practical
Approach to The Care of Nonhealing Wounds and Wound Care
Dressings, Journal of The American Academy of Dermatology, 58, 185-
206.
Garg, S., and Singla, A. K., 2002, Spreading of Semisolid Formulation; An
Update, pharmaceutical, Technology, www.pharmatech.com, diakses
tanggal 28 April 2014.
Haneefa, M., and Nayar, C., 2012, Formulation and Evaluation of Herbal Gel of
Basella alba for wound healing Activity, J. Pharm. Sci.& Res., 1642-
1648
Jain, S., 2012, Dermatology, Journal of Ilustrated Study Guide and
Comprehensive Board Review, USA: Springer Science, Bussiness Media,
ILC, pp. 2-10.
Kandi, 2006. Mengkudu yang Multiguna, C.V. Jasa Grafika Indonesia, Jakarta.
Khan, S.A., 2012, Wound Healing Potential of Leathery Murdah, Terminalia
coriacea (Roxb.) Wight and Arn, Phytopharmacology-Inforesights
Publishing,3(1), 158-168.
Martin, A., Swarbrick, J., and Cammarata, A., 1983, Physical Pharmacy, 3rd
ed.,
Lea & Febriger, Philadelphia, pp. 522-523.
Meyvis, T.K.L., De Smedt, S.C., Demeester, J., and Hennink, W.E., 2000,
Influence of the Degradation Mechanism of Hydrogels on Their Elastic
and SwellingProperties during Degradation, Macromolecules, 33, 4717-
4725.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Nagori, B.D. and Solanki, R., 2011. Role of Medicinal Plants in Wound Healing,
Research Journal of Medicinal Plant 5 (4), 392-405.
National Health Surveillance, 2005, Cosmetic Product Stability Guide, National
Health Surveillance Agency Press, Brasilia, pp. 13-16, 34-35.
Nayak, B. S., Sandiford, S., and Maxwell, A., 2007, Evaluation of The Wound
Healing of Ethanolic Extract of Morinda citrifolia L. Leaf, eCAM, 351-
356.
Okan, D., Woo, K., Ayello, E.A., andSibbald, R.G., 2007, The Role of Moisture
Balance in Wound Healing, Advanced in Skin and Wound Care, 20 (1),
39-53.
Osborne, D. W., 1990, Topical Drug Delivery Formulation, Marcell Dekker Inc.,
New York, 13-16.
Pal, R., Upadhyay, A., and Girhepunje, K., 2012. Study on Medicinal Values of
Morinda Citrifolia, Asian Journal of Pharmaceutical Education and
Research., 23-31.
Patel, N. A., Patel, M., and Patel, P. R., 2011, Formulation and Evaluation of
Polyherbal Gel for Wound Healing, International Research Journal of
pharmaceuticals, 1(1), 15-20.
Paye, M., Andre O.B., and Howard, I.M., 2001, Handbook of Cosmetic
Scienceand Technology, Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 221-225,
Pena, L. E., 1990, Gel Dosage Forms: Theory, Formulation, and Processing. In
Osborne, D.W., and Amann, A. H., Topical Drug Delivery Formulations,
Marcel Dekker Inc., New York, pp. 381-387.
Rahmayani, S., 2013, Peran Ekstrak Etanol Topikal Daun Mengkudu (Morinda
citrifolia L.) pada penyembuhan Luka Ditinjau dari Imunoekspresi CD34
dan Kolagen pada Tikus Galur Wistar, MKB; 45(4): 226-233.
Rasal, V.P., Sinnathambi, A., Ashok, P., and Yeshmaina, S., 2008. Wound
Healing and Antioxidant Activities of Morinda citrifolia Leaf Extract in
Rats, Iranian Journal of Pharmacology & Therapeutics, 49-52.
Redriguez, W. 2008. Noni Fruit (Morinda ctrifolia), http://www.wikipedia.com,
diakses tanggal 02 Januari 2015.
Rohman, A., Riyanto, S., and Hidayati, N. K., 2007, Aktivitas Antioksidan,
Kandungan Fenolik Total, dan Flavonoid Total Daun Mengkudu
(Morinda citrifolia L.), Agritech, 147-151.
Singh, D. R., 2012, Morinda citrifolia L. (Noni): A review of the Scientific
Validation for Its Nutritional and Therapeutic Properties, Journal of
Diabetes and Endocrinology, (6), 77-91.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Sitepu, J., 2012, Perbandingan Efektifitas Daya Hambat Terhadap
Staphylococcus Aureus dari Berbagai Jenis Ekstrak Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia Linn) (In Vitro), skripsi, 7, UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
Soni, H. and Singhai, A.K., 2012. A Recent Update of Botanicals for Wound
Healing Activity, International Research Journal of Pharmacy, 3, 1-6.
Su, B.N., Pawlus, A.D., Jung, H.A., Keller, W.J., McLaughlin, J.L., and
Kinghorn, A.D., 2005. Chemical Constituent of the Fruit of Morinda
citrifolia (Noni) and Their Antioxidant Activity, Journal of Natural
Product., 592 – 595.
Soeratri, W., and Purwanti T., 2004, Pengaruh Penambahan Asam Gikolat
Terhadap Efektivitas Sediaan Tabir Surya Kombinasi Anti UV-A dan
Anti UV-B Dalam Basis Gel, Majalah Farmasi Airlangga, 4(3), 73-75.
Suwardi, 2011. The Miracle of Noni: Keajaiban Mengkudu dalam Mencegah dan
Menyembuhkan Kanker, PT. Ufuk Publishing House, Jakarta, pp. 104,
128-135.
Syamsuhidayat, R., and Wim de Joong, 2004, Buku-Ajar Ilmu Bedah, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, p. 67.
Thakur, R., Jain, N., Pathak, R., and Sandhu, S.S., 2011, Practices in Wound
Healing Studies of Plants, Review Article Evidence-Based
Complementary and Alternative Medicine, 1-15.
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, p. 335
Waha, M. G., 2001. Sehat Dengan Mengkudu, Edisi II, PT.Mitra Sitta Falah (MSF
Group), Jakarta, pp. 3-31.
Zatz, J. L., and Kushla, G. P., 1996, Gels, in Lieberman, H. A. Lachman, L., and
Schwatz, J. B., Pharmaceutical Dosage Form : Disperse System, Marcell
Dekker, Inc., New York, 399-417.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 1. Deteminasi Tanaman Mengkudu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 2. Standarisasi Ekstrak Daun Mengkudu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 3. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Ekstrak Daun Mengkudu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 4. SuratEthical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 5. Surat keterangan Hewan Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 6. Sifat Fisik dan Stabilitas Gel
1. Organoleptis
Formula
(Konsentrasi karbopol)
Hasil pengamatan organoleptis
A (0,5%) Berbentuk semisolid, berwarna coklat,
berbau khas daun mengkudu
B (1,0%) Berbentuk semisolid, berwarna coklat,
berbau khas daun mengkudu
C (1,5%) Berbentuk semisolid, berwarna coklat,
berbau khas daun mengkudu
D (2,0%) Berbentuk semisolid, berwarna coklat,
berbau khas daun mengkudu
2. pH
a. formula A
Replikasi 48 jam 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari
1 6 6 6 6 6
2 6 6 6 6 6
3 6 6 6 6 6
Rata-rata 6 6 6 6 6
SD 0 0 0 0 0
b. formula B
Replikasi 48 jam 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari
1 6 6 6 6 6
2 6 6 6 6 6
3 6 6 6 6 6
Rata-rata 6 6 6 6 6
SD 0 0 0 0 0
c. formula C
Replikasi 48 jam 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari
1 6 6 6 6 6
2 6 6 6 6 6
3 6 6 6 6 6
Rata-rata 6 6 6 6 6
SD 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
d. formula D
Replikasi 48 jam 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari
1 6 6 6 6 6
2 6 6 6 6 6
3 6 6 6 6 6
Rata-rata 6 6 6 6 6
SD 0 0 0 0 0
3. Viskositas
a. Formula A
Waktu
pengujian
Viskositas (dPa.s) Rata-rata SD
Replikasi
1
Replikasi
2
Replikasi
3
2 hari 27 29 30 28,67 1,53
1 minggu 27 28 30 28,33 1,53
2 minggu 26 28 30 28,00 2,00
3 minggu 25 28 29 27,33 2,08
4 minggu 25 28 27 26,67 1,53
b. Formula B
Waktu
pengujian
Viskositas (dPa.s) Rata-rata SD
Replikasi
1
Replikasi
2
Replikasi
3
2 hari 150 160 140 150,00 10,00
1 minggu 150 160 130 146,67 15.28
2 minggu 140 160 120 140,00 20,00
3 minggu 140 130 120 130,00 10,00
4 minggu 140 120 110 123,33 15,28
c. Formula C
Waktu
pengujian
Viskositas (dPa.s) Rata-rata SD
Replikasi
1
Replikasi
2
Replikasi
3
2 hari 260 250 240 250,00 10,00
1 minggu 260 250 230 246,67 15,28
2 minggu 260 240 230 243,33 15,28
3 minggu 240 220 230 230,00 10,00
4 minggu 240 210 220 223,33 15,28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
d. Formula D
Waktu
pengujian
Viskositas (dPa.s) Rata-rata SD
Replikasi
1
Replikasi
2
Replikasi
3
2 hari 320 300 290 303,33 15,28
1 minggu 320 300 280 300,00 20,00
2 minggu 310 300 270 293,33 20,82
3 minggu 290 300 270 286,67 15,28
4 minggu 280 290 270 280.00 10.00
4. Daya sebar
a. Formula A
Waktu
pengujian
Diameter sebar (cm) Rata-rata SD
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Diameter
(cm)
Luas
(cm2)
Diameter
(cm)
Luas
(cm2)
Diameter
(cm)
Luas
(cm2)
2 hari 7,13 39,91 6,90 37,37 6,98 38,25 38,51 1,29
1 minggu 7,13 39,91 6,90 37,37 7,00 38,47 38,58 1,27
2 minggu 7,15 40,13 6,90 37,37 7,00 38,47 38,66 1,39
3 minggu 7,16 40,24 6,90 37,37 7,00 38,47 38,69 1,45
4 minggu 7,16 40,24 6,91 37,48 7,00 38,47 38,73 1,40
b. Formula B
Waktu
pengujian
Diameter sebar (cm) Rata-rata SD
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Diameter
(cm)
Luas
(cm2)
Diameter
(cm)
Luas
(cm2)
Diameter
(cm)
Luas
(cm2)
2 hari 4,50 15,90 4,53 16,11 4,55 16,25 16,09 0,18
1 minggu 4,50 15,90 4,54 16,18 4,55 16,25 16,11 0,19
2 minggu 4,51 15,97 4,54 16,18 4,55 16,25 16,13 0,15
3 minggu 4,51 15,97 4,54 16,18 4,57 16,40 16,18 0,22
4 minggu 4,51 15,97 4,55 16,25 4,58 16,47 16,23 0,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
c. Formula C
Waktu
pengujian
Diameter sebar (cm) Rata-rata SD
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Diameter
(cm)
Luas
(cm2)
Diameter
(cm)
Luas
(cm2)
Diameter
(cm)
Luas
(cm2)
2 hari 3,68 10,63 3,70 10,75 3,63 10,34 10,57 0,21
1 minggu 3,68 10,63 3,70 10,75 3,64 10,40 10,59 0,18
2 minggu 3,69 10,69 3,70 10,75 3,64 10,40 10,61 0,19
3 minggu 3,69 10,69 3,70 10,75 3,65 10,45 10,63 0,16
4 minggu 3,69 10,69 3,71 10,80 3,66 10,51 10,67 0,15
d. Formula D
Waktu
pengujian
Diameter sebar (cm) Rata-rata SD
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Diameter
(cm)
Luas
(cm2)
Diameter
(cm)
Luas
(cm2)
Diameter
(cm)
Luas
(cm2)
2 hari 3,48 9,51 3,30 8,55 3,33 8,71 8,80 0,30
1 minggu 3,48 9,51 3,31 8,60 3,33 8,71 8,94 0,50
2 minggu 3,49 9,56 3,31 8,60 3,33 8,71 8,97 0,51
3 minggu 3,50 9,61 3,31 8,60 3,34 8,76 8,99 0,54
4 minggu 3,51 9,67 3,33 8,65 3,34 8,76 9,03 0,56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 7. Pengaruh Konsentrasi Karbopol Terhadap Viskositas Gel
Ekstrak Daun Mengkudu
Viskositas 48 jam
Formula Repliasi I Repliaksi II Replikasi III Rata-rata SD
1 27 29 30 28,67 1,53
2 150 160 140 150,00 10,00
3 260 250 240 250,00 10,00
4 320 300 290 303,33 15,28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Analisis post hoc menggunakan uji TukeyHSD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Signifikasi perbedaan formula berdasarkan nilai p-value
p-value Formula A Formula B Formula C Formula D
Formula I
Formula II 0,0000028*
Formula III 0,0000000* 0,0000119*
Formula IV 0,0000000* 0,0000004* 0.0010992*
*keterangan: p-value < 0,05, menunjukkan bahwa data berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 8. Pengaruh konsntrasi karbopol 940 terhadap daya sebar gel
ekstrak daun mengkudu
Daya sebar setelah 48 jam
Replikasi Formula A Formula B Formula C Formula D
diameter
(cm)
Luas
(cm2)
diameter
(cm)
Luas
(cm2)
diameter
(cm)
Luas
(cm2)
diameter
(cm)
Luas
(cm2)
1 7,13 39,91 4,50 15,90 3,68 10,63 3,48 9,51
2 6,90 37,37 4,53 16,11 3,70 10,75 3,30 8,55
3 6,98 38,25 4,55 16,25 3,63 10,34 3,33 8,71
Rata-rata 7,00 38,51 4,53 16,09 3,67 10,57 3,37 8,92
SD 0,12 1,29 0,03 0,18 0,04 0,21 0,10 0,51
˜
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Analisis post hoc menggunakan uji TukeyHSD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Signifikasi perbedaan formula berdasarkan nilai p-value
p-value Formula A Formula B Formula C Formula D
Formula I
Formula II 0,0000000*
Formula III 0,0000000* 0,0000046*
Formula IV 0,0000000* 0,0000004* 0.0070506*
*keterangan: p-value < 0,05, menunjukkan bahwa data berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 9. Pengaruh konsentrasi karbopol 940 terhadap pergeseran
viskositas gel ekstrak daun mengkudu
a. Formula A (karbopol 940 0,5%)
1. Uji normalitas data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Uji T-berpasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Signifikasi perbedaan formula berdasarkan nilai p-value pada gel formula I
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,4226
Hari ke-14 0,1835 0,4226
Hari ke-21 0,0572 0,2254 0,1835
Hari ke-28 0,0742 0,1994 0,2697 0,4226
*keterangan: p-value < 0,05, menunjukkan bahwa data berbeda signifikan
b. Formula B (karbopol 940 1,0 %)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Signifikasi perbedaan formula berdasarkan nilai p-value pada gel formula II
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,4226
Hari ke-14 0,2254 0,1835
Hari ke-21 0,07418 0,1296 0,4226
Hari ke-28 0,09418 0,1181 0,2999 0,1835
*keterangan: p-value < 0,05, menunjukkan bahwa data berbeda signifikan
c. Formula C (karbopol 940 1,5%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Signifikasi perbedaan formula berdasarkan nilai p-value pada gel formula III
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,4226
Hari ke-14 0,1835 0,4226
Hari ke-21 0,07418 0,1994 0,1835
Hari ke-28 0,05719 0,1181 0,07418 0,1835
*keterangan: p-value < 0,05, menunjukkan bahwa data berbeda signifikan
d. Formula D (karbopol 940 2,0 %)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Signifikasi perbedaan formula berdasarkan nilai p-value pada gel formula IV
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,4226
Hari ke-14 0,2254 0,1835
Hari ke-21 0,1994 0,2697 0,4226
Hari ke-28 0,1181 0,1835 0,2697 0,1835
*keterangan: p-value < 0,05, menunjukkan bahwa data berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 10. Pengaruh konsentrasi karbopol 940 terhadap pergeseran daya
sebar gel ekstrak daun mengkudu
a. Formula A (karbopol 940 0,5%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Signifikasi berdasarkan nilai p-value pada daya sebar gel formula I
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,4355
Hari ke-14 0,1835 0,4226
Hari ke-21 0,1994 0,4226 0,4226
Hari ke-28 0,07418 0,4165 0,1835 0,4226
*keterangan: p-value < 0,05, menunjukkan bahwa data berbeda signifikan
b. Formula B (karbopol 940 1,0 %)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Signifikasi berdasarkan nilai p-value pada daya sebar gel formula II
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,4226
Hari ke-14 0,1835 0,4226
Hari ke-21 0,06839 0,2327 0,4226
Hari ke-28 0,08052 0,1385 0,2748 0,1835
*keterangan: p-value < 0,05, menunjukkan bahwa data berbeda signifikan
c. Formula C (karbopol 940 1,5%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Signifikasi berdasarkan nilai p-valuepada daya sebar gel formula III
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,4226
Hari ke-14 0,1835 0,4226
Hari ke-21 0,2167 0,1869 0,4226
Hari ke-28 0,1359 0,05849 0,2355 0,1869
*keterangan: p-value < 0,05, menunjukkan bahwa data berbeda signifikan
d. Formula D (karbopol 940 2,0 %)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Signifikasi berdasarkan nilai p-valuepada daya sebar gel formula IV
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,4226
Hari ke-14 0,1835 0,4226
Hari ke-21 0,05719 0,2254 0,1835
Hari ke-28 0,08306 0,1419 0,07283 0,1869
*keterangan: p-value < 0,05, menunjukkan bahwa data berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 11. Data pengujian aktivitas penyembuh luka ekstrak daun
mengkudu
Hari Panjang luka kontrol negatif
ekstak daun mengkudu (cm)
Rata-rata SD
Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3
1 5,00 5,00 5,00 5,00 0,00
2 4,90 4,80 5,00 4,90 0,10
3 4,70 4,80 5,00 4,83 0,15
4 4,50 4,50 4,70 4,57 0,12
5 4,50 4,00 4,5 4,33 0,29
6 4,00 4,00 4,30 4,10 0,17
7 3,80 3,50 4,00 3,77 0,25
Hari Panjang luka perlakuan ekstak daun mengkudu
(cm)
Rata-rata SD
Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3
1 5,00 5.00 5.00 5,00 0,00
2 4,50 4,60 4,50 4,73 0,23
3 4,00 4,00 4,50 4,17 0,29
4 3,50 3,80 4,30 3,87 0,40
5 3,50 3,50 3,50 3,50 0,00
6 3,00 2,80 2,70 2,83 0,15
7 2,50 2,30 2,40 2,40 0,10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Data data kontrol negatif dibandingkan perlakuan ekstrak daun mengkudu
Hari ke - Perlakuan
Kontrol negatif Perlakuan mengkudu
Tikus I 1 5,00 cm 5,00 cm
7 3,80 cm 2,50 cm
Perubahan
panjang
luka (cm)
1,20 cm 2,50 cm
Tikus II 1 5,00 cm 5,00 cm
7 3,50 cm 2,30 cm
Perubahan
panjang
luka (cm)
1,50 cm 2,70 cm
Tikus
III
1 5,00 cm 5,00 cm
7 4,30 cm 2,40 cm
Perubahan
panjang
luka (cm)
0,70 cm 2,60 cm
1. Uji Normalitas Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
2. Uji homogenitas varian data
3. Uji T-test tidak berpasangan (independent)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 12. Data pengujian aktivitas penyembuh luka gel ekstrak daun
mengkudu
Data pengurangan panjang luka pada basis gel (kontrol negatif)
Hari Panjang luka kontrol negatif
(basis gel) (cm)
Rata-
rata
SD
Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3
1 5,00 5,00 5,00 5,00 0,00
2 5,00 4,70 5,00 4,90 0,17
3 4,70 4,50 4,90 4,70 0,20
4 4,30 4,30 4,70 4,43 0,23
5 4,20 4,00 4,50 4,23 0,25
6 3,80 3,90 4,30 4,00 0,27
7 3,50 3,70 3,90 3,70 0,20
Data pengurangan panjang luka pada betadine® salep (kontrol positif)
Hari Panjang luka kontrol positif
Betadine® salep (cm)
Rata-rata SD
Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3
1 5,00 5,00 5,00 5,00 0,00
2 4,90 4,80 4.80 4,83 0,06
3 4,40 4,40 4,50 4,43 0,06
4 4,00 3,80 4,10 3,97 0,15
5 3,70 3,40 3,90 3,67 0,25
6 3,50 3,00 3,60 3,37 0,32
7 3,20 2,90 3,30 3,13 0,21
Data pengurangan panjang luka pada gel ekstrak mengkudu (perlakuan)
Hari Panjang luka perlakuan
gel ekstak daun mengkudu (cm)
Rata-rata SD
Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3
1 5,00 5,00 5,00 5,00 0,00
2 4,80 4,70 4,80 4,77 0,06
3 4,20 4,10 4,10 4,13 0,06
4 3,50 3,40 3,60 3,50 0,10
5 2,90 3,10 2.90 2,97 0,12
6 2,10 2,20 2.00 2,10 0,10
7 1,20 1,50 1,30 1,33 0,15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Data pengurangan luka hari pertama perlukaan hingga hari ke-7 perlakuan
Hari ke- Perlakuan
Kontrol
negatif
Kontrol positif Formula 1
Tikus I 0 5,00 cm 5,00 cm 5,00 cm
7 3,50 cm 3,30 cm 1,20 cm
Perubahan
panjang luka
(cm)
1,50 cm 1,70 cm 3,80 cm
Tikus II 0 5,00 cm 5,00 cm 5,00 cm
7 3,70 cm 2,90 cm 1,30 cm
Perubahan
panjang luka
(cm)
1,30 cm 2,1 cm 3,70 cm
Tikus III 0 5,00 cm 5,00 cm 5,00 cm
7 3,90 cm 3,20 cm 1,50 cm
Perubahan
panjang luka
(cm)
1,10 cm 1,80 cm 3,50 cm
1. Uji normalitas data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
2. Uji homogenitas data
3. Uji ANOVA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
4. Uji variansi data
5. Uji T-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 13. Dokumentasi
1. Daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan ekstrak kental daun mengkudu
2. Sediaan gel dengan konsentrasi karbopol 0,5% ( 48 jam dan 28 hari)
3. Sediaan gel dengan konsentrasi karbopol 1,0% ( 48 jam dan 28 hari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4. Sediaan gel dengan konsentrasi karbopol 1,5% ( 48 jam dan 28 hari)
5. Sediaan gel dengan konsentrasi karbopol 2,0% ( 48 jam dan 28 hari)
6. Gel pembanding (salonpast gel)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7. Uji viskositas dan daya sebar
8. Basis gel (kontrol negatif) pada uji aktivitas luka
9. Pembuatan luka insisi pada hewan uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
10. Hasil uji aktivitas penyembuh luka insisi pada ekstrak daun mengkudu (a) hari
ketujuh kontrol negatif dan (b) hari ketujuh perlakuan ekstrak daun mengkudu
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
BIOGRAFI PENULIS
Rio Irawan lahir di Yogyakarta pada tanggal 29 Oktober
1993, merupakan anak pertama dari dua bersaudara lahir
dari pasangan Haryanto dan Ang Ngo Ing. Penulis
Skripsi dengan judul “Formulasi dan Uji Aktivitas
Penyembuh Luka Insisi Sediaan Gel Ekstrak Daun
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) dengan Gelling Agent
Karbopol 940” memulai pendidikan di TK Pangudi Luhur I Yogyakarta pada
tahun 1997 hingga tahun 1999, SD Pangudi Luhur I Yogyakarta pada tahun 1999
hingga tahun 2005, SMP Stella Duce I Yogyakarta pada tahun 2005 hingga tahun
2008, dan SMA Negeri 10 Yogyakarta pada tahun 2008 hingga tahun 2011.
Penulis melanjutkan studi di Program Studi S1 Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2011 hingga tahun 2015. Selama
perkuliahan penulis pernah menjadi asisten praktikum Botani Farmasi (2012), dan
aktif dalam kegiatan kemahasiswaan kampus antara lain Titrasi 2012 dan 2013,
Pharmacy Days 2012, dan Pelepasan Wisuda Fakultas Farmasi 2012. Penulis
pernah menjadi Putra Persahabatan Bantul 2013 dan Mr. Overdosis Teen
Ambassador 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI