Pertemuan I - Dasar-Dasar Investasi Pasar Modal
-
Upload
yunianti-santana -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
description
Transcript of Pertemuan I - Dasar-Dasar Investasi Pasar Modal
A. Pengertian Investasi
Investasi pada dasarnya merupakan penempatan sejumlah dana
saat ini pada suatu kegiatan bisnis tertentu dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Secara umum investasi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : investasi riil seperti pembelian
asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
perkebunan dan sebagainya. Sedangkan investasi pada aset-aset
keuangan (financial assets) yaitu investasi yang dilakukan di pasar
uang, misalnya berupa sertifikat deposito, surat-surat berharga pasar
uang (SBPU). Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya
berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lain sebagainya.
Untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan
pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk
menganalisis saham-saham mana yang akan dibeli, dan mana yang
akan dijual, serta mana yang tetap dipertahankan. Mereka yang ingin
berkecimpung dalam jual beli saham harus rasional serta mempunyai
intuisi yang tajam tentang masa depan perusahaan yang sahamnya
akan dibeli atau dijual.
Bagi investor yang tidak memiliki keterampilan untuk melakukan
hal di atas, mereka dapat menghubungi pedagang efek/saham
(dealer), perantara pedagang efek (broker) atau perusahaan efek
(securities company) untuk meminta nasihat atau pendapat atau
mempercayakan mereka untuk melakukan investasi pada reksa dana.
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
1
B. Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang
investor membuat keputusan investasi pada saham-saham (efek-efek)
yang dapat dipasarkan, dan kapan dilakukan. Untuk itu diperlukan
tahapan sebagai berikut :
1. Menentukan Tujuan Investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu : (a)
tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return),
(b) tingkat risiko (rate of risk), dan (c) ketersediaan jumlah dana
yang akan diinvestasikan. Apabila dana cukup tersedia, maka
investor menginginkan pengembalian yang maksimal dengan risiko
tertentu. Umumnya hubungan antara risiko (risk) dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) bersifat
positif linier, artinya semakin tinggi tingkat risiko, maka semakin
tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan.
2. Melakukan Analisis
Salah satu tujuan penilaian adalah untuk mengidentifikasi efek yang
salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Untuk itu ada dua pendekatan yang dapat digunakan,
yaitu :
a. Pendekatan Fundamental
Pendekatan ini didasarkan pada informasi-informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang menerbitkan saham (emiten)
maupun oleh administrator bursa saham. Karena kinerja emiten
dipengaruhi oleh kondisi sektor industri di mana perusahaan
tersebut berada dan perekonomian secara makro, maka untuk
memperkirakan prospek harga sahamnya di masa mendatang
harus dikaitkan dengan faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhinya. Jadi analisis ini dimulai dari siklus usaha
perusahaan secara umum, selanjutnya ke sektor industrinya,
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
2
akhirnya dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dan saham
yang diterbitkan.
b. Pendekatan Teknikal
Pendekatan ini didasarkan pada data perubahan harga saham di
masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di
masa mendatang, dengan cara memperkirakan pergeseran
penawaran (supply) dan permintaan (demand) dalam jangka
pendek, dan mengabaikan risiko serta pertumbuhan laba dalam
menentukan barometer dari permintaan dan penawaran atas
suatu saham. Analisis ini dapat diterapkan secara simultan
terhadap beberapa saham. Data financial histories yang
tergambar pada diagram dipelajari untuk mendapatkan suatu
pola yang berarti, dan pola tersebut digunakan untuk
memprediksi harga saham di masa mendatang, serta untuk
memperkirakan pergerakan individual saham maupun
pergerakan indeks pasar (market index).
C. Membentuk Portofolio
Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap saham-saham
mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan
diinvestasikan pada masing-masing saham tersebut.. Saham
yang dipilih dalam rangka pembentukan portofolio adalah
saham-saham yang mempunyai koefisien korelasi negatif
(mempunyai hubungan berlawanan). Hal ini dilakukan karena
dapat menurunkan risiko.
d. Mengevaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi kinerja portofolio yang telah
dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan
maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung. Sebagai tolok
ukur digunakan dua cara, yaitu : pertama, pengukuran
(measurement) adalah penilaian kinerja portofolio atas dasar
asset yang telah ditanamkan dalam portofolio tersebut, misalnya
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
3
dengan menggunakan tingkat pengembalian. Kedua,
perbandingan (comparison) yaitu penilaian berdasarkan pada
perbandingan dua set portofolio dengan tingkat risiko yang
sama.
e. Merevisi Kinerja Portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja
portofolio . Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi
terhadap saham-saham yang membentuk portofolio tersebut jika
dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak
sesuai dengan tujuan investasi, misalnya tingkat pengembalian-
nya lebih rendah dari yang disyaratkan. Revisi tersebut dapat
dilakukan secara total, yaitu dilakukan likuidasi atas portofolio
yang ada, kemudian dibentuk portofolio yang baru. Atau
dilakukan secara terbatas, yaitu dilakukan perubahan atas
proporsi /komposisi dana yang dialokasikan dalam masing-
masing saham yang membentuk portofolio tersebut.
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
4
C. Perdagangan (Trading)
Trading merupakan proses perdagangan saham, di mana saham
tersebut berpindah tangan dari penjual kepada pembeli di pasar
sekunder. Proses jual beli saham dapat dijelaskan pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1
Proses Jual Beli Saham di Bursa Efek Jakarta
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
5
PROSES PERDAGANGAN
BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)
PT. KPEI & PT. KSEI
PIALANG(WPPE)
PIALANG(WPPE)
SISTEM TAWAR-MENAWAR DAN
NEGOSIASI
INVESTORBELI
PIALANGBELI
PIALANGJUAL
INVESTORJUAL
SERTIFIKATSAHAM
RUPIAH
PENYELESAIANTRANSAKSI
INVESTORBELI
PIALANG BELI
PIALANG JUAL
INVESTORJUAL
BAE
PROSES PENYELESAIAN TRANSAKSI
1. Proses Perdagangan Saham
Proses pembelian saham secara singkat dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Investor/pembeli menghubungi perusahaan efek/pialang di mana
ia terdaftar sebagai nasabahnya.
b. Selanjutnya instruksi tersebut disampaikan ke trader perusahaan
efek di lantai bursa (trading floor). Selanjutnya trader
memasukkan instruksi tersebut ke dalam sistem komputer
perdagangan di BEJ (sekarang BEI) yang disebut Jakarta
Automated Trading System (JATS). Sistem tersebut secara
otomatis menggunakan mekanisme tawar-menawar secara terus
menerus (continuous auction) sehingga untuk pembelian akan
diperoleh harga pasar terendah, sebaliknya untuk penjualan
akan diperoleh harga pasar tertinggi. Suatu transaksi jual beli
dikatakan berhasil jika terjadi kecocokan antara penawaran jual
dan penawaran beli.
Proses penjualan saham prosedurnya relatif sama dengan
proses pembelian saham di atas. Namun untuk proses penjualan
saham , pialang akan memeriksa investor atas saham dimaksud
terlebih dahulu, sebelum perintah jual dilaksanakan.
Perdagangan saham di BEJ/BEI dapat dilakukan melalui
salah satu dari tiga pasar berikut :
a. Pasar Reguler
Yaitu pasar di mana perdagangan dilaksanakan melalui JATS
dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah
terjadinya Transaksi Bursa (T+3).
b. Pasar Reguler Tunai
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
6
Yaitu pasar di mana perdagangan dilaksanakan melalui JATS
dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama
dengan terjadinya Transaksi Bursa (T+0).
c. Pasar Negosiasi
Yaitu pasar di mana perdagangan dilaksanakan berdasarkan
tawar-menawar langsung secara individual dan tidak secara
lelang yang berkesinambungan (non-continuous auction market)
dan penyelesaiannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan
penjual dan pembeli. Selanutnya hasil kesepakatan tersebut
diproses melalui JATS.
Transaksi Bursa umumnya dilakukan di pasar regular, kecuali
penjual atau pembeli menginginkan transaksi dilakukan di pasar
tunai atau pasar negosiasi. Pasar regular merupakan segmen pasar
utama BEJ/BEI dan harga yang terbentuk di pasar inilah yang
diumumkan dan digunakan oleh BEJ/BEI untuk menghitung indeks
harga saham.
Dalam Transaksi Bursa di pasar regular dan pasar tunai,
jumlah yang diperjualbelikan dilakukan dalam satuan perdagangan
yang disebut dengan lot atau kelipatannya. Satu lot di BEJ/BEI
ditetapkan 500 lembar saham, yang merupakan batas minimum
jumlah perdagangan saham.
Di samping itu, harga penawaran jual beli saham mengikuti
aturan sebagai berikut :
Untuk saham dengan Harga Penutupan pada Hari Bursa
sebelumnya kurang dari Rp. 500,- (lima ratus rupiah) ditetapkan
fraksi sebesar Rp.5,- (lima rupiah) dan untuk setiap jenjang
perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp.
50,- (lima puluh rupiah).
Untuk saham dengan Harga Penutupan pada Hari Bursa
sebelumnya berada dalam rentang Rp. 500,- (lima ratus rupiah)
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
7
sampai dengan kurang dari Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah),
ditetapkan fraksi sebesar Rp. 10,- (sepuluh rupiah) dan untuk
setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan
adalah Rp. 100,- (seratus rupiah).
Untuk saham dengan Harga Penutupan pada Hari Bursa
sebelumnya berada dalam rentang Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah)
sampai dengan kurang dari Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah),
ditetapkan fraksi sebesar Rp. 25,- (dua puluh lima rupiah) dan
untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang
diperkenankan adalah Rp. 250,- (dua ratus lima puluh rupiah).
Untuk saham dengan Harga Penutupan pada Hari Bursa
sebelumnya Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) atau lebih, ditetapkan
fraksi sebesar Rp. 50,- (lima puluh rupiah) dan untuk setiap
jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan
adalah Rp. 500,- (lima ratus rupiah).
Untuk transaksi Bursa di Pasar Negosiasi tidak
menggunakan satuan perdagangan (lot) dan tidak terikat pada
aturan harga penawaran jual beli di atas. Komponen jual beli saham
terdiri atas :
Nilai beli saham + komisi pialang + PPN 10%
Nilai jual saham – komisi pialang – PPN 10% - PPh final 0,1%
Contoh 1.1 :
Seorang investor melakukan pembelian saham PT A sebanyak 10
(sepuluh) lotndengan harga Rp. 1.000,- per lembar. Total uang yang
dikeluarkan dihitung sebagai berikut :
Tabel 1.1 Penghitungan Pembelian Saham
Uraian Penghitungan Jumlah Uang
Transaksi beli 10 lot x 500 saham x Rp. 1.000,- Rp. 5.000.000,-
Komisi untuk pialang 0,3% x Rp. 5.000.000,- Rp. 15.000,-
PPN 10% x Rp. 15.000,- Rp. 1.500,-
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
8
Jumlah uang yang dikeluarkan investor Rp. 5.016.500,-
Contoh 1.2 :
Seorang investor melakukan penjuan saham PT B sebanyak 10
(sepuluh) lot dengan harga Rp. 1.500,- per lembar. Total uang yang
diterima dihitung sebagai berikut :
Tabel 1.2 Penghitungan Penjualan Saham
Uraian Penghitungan Jumlah Uang
Transaksi jual 10 lot x 500 saham x Rp. 1.500,- Rp. 7.500.000,-
Komisi untuk pialang 0,3% x Rp. 7.500.000,- (Rp. 22.500,-)
PPN 10% x Rp. 22.500,- (Rp. 2.250,-)
PPh atas transaksi
jual0,1% x rp. 7.500.000,- (Rp. 7.500,-)
Jumlah uang yang diterima investor Rp. 7.467.750,-
.
Bila transaksi jual beli tersebut dilakukan pada Hari Bursa, maka :
Tabel 1.3 Jam Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar
Negosiasi
Hari Sesi Perdagangan Waktu
Senin s/d kamisSesi I Jam 09.30 – 12.00 BBWI
Sesi II Jam 11.30 – 16.00 BBWI
JumatSesi I Jam 09.30 – 11.30 BBWI
Sesi II Jam 14.00 – 16.00 BBWI
Perdagangan di Pasar Tunai dilakukan hanya pada Sesi I Hari
Bursa.
Dalam transaksi jual beli saham kepada publik, telah tercipta dua
pasar, yaitu pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
9
(secondary market). Perbedaan kedua pasar tersebut disajikan
pada Tabel 1.4.
Tabel 1.4 Perbedaan Pasar Perdana dan Pasar Sekunder
Pasar Perdana Pasar Sekunder
1. Harga saham ditentukan oleh
emiten.
1. Harga saham berubah-ubah sesuai
kekuatan penwaran dan permintaan
2. Tidak dikenakan biaya komisi 2. Dibebankan biaya komisi
3. Hanya untuk pembelian 3. Berlaku untuk pembelian dan
penjualan saham
4. Pemesanan dilakukan melalui
agen penjual
4. Pemesanan dilakukan melalui
pialang bursa
5. Jangka waktu terbatas 5. Jangka waktu tidak terbatas
6. Transaksi pembelian saham
dilakukan sebelum saham
tersebut dicatatkan di bursa
6. Transaksi jual beli saham dilakukan
setelah saham tersebut dicatatkan di
bursa
2. Proses Penyelesaian Transaksi
Seluruh Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Reguler dan
Pasar Tunai dimuat di dalam Daftar Transaksi Bursa yang
disediakan oleh bursa untuk perusahaan efek dan PT Kliring
Penjamin Efek Indonesia (PT KPEI) pada setiap akhir sesi
perdagangan.
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar
Tunai dijamin oleh KPEI dan dilaksanakan melalui PT Kustodian
Sentral Efek Indonesia (PT KSEI) setelah melalui kliring secara
netting oleh KPEI.
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
10
Karena perdagangan saham di BEJ/BEI dilakukan tanpa
warkat (scriptless trading), maka tidak ada serah terima fisik saham.
Penyelesaian transaksi dilakukan melalui pemindahbukuan saham
dan atau dana ke rekening saham perusahaan efek yang berhak
yang berada pada KSEI.
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan
berdasarkan hasil per transaksi. Waktu penyelesaian Transaksi
Bursa ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penjual dan
pembeli. Dalam hal waktu penyelesaian tidak ditetapkan, maka
penyelesaian dilakukan selambat-lambatnya pada hari Bursa ke-3
setelah terjadinya transaksi (T+3). Penyelesaian Transaksi Bursa di
Pasar Negosiasi dilakukan dengan pemindahbukuan secara
langsung oleh perusahaan efek jual dan perusahaan efek beli dan
tidak dijamin oleh KPEI.
D. Pialang
Salah satu ciri yang membedakan perdagangan di pasar modal
dan pasar barang adalah penggunaan pialang (broker). Di pasar modal,
pialang mutlak diperlukan karena investor tidak bisa membeli atau
menjual sahamnya secara langsung ke bursa. Pialang ini bekerja pada
perusahaan efek , yaitu perusahaan yang aktivitas utamanya adalah
menjadi penjamin emisi, perantara penjualan atau pembelian efek, dan
pengelola investasi di pasar modal.
Dilingkungan pasar modal, perusahaan efeklah pelaku yang paling
erat hubungannya dengan investor. Hubungan tersebut meliputi :
1. Mewakili kepentingan investor. Sebab investor hanya bisa
melakukan transaksi jual beli efek di bursa melalui perusahaan
pialang.
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
11
2. Memberikan nasihat atau penjelasan kepada investor dalam
menentukan kebijakan berinvestasi, yaitu melakukan analisis risiko
yang mungkin terjadi serta segala evaluasi dan ekspektasi tingkat
pengembalian yang wajar. Dengan demikian, investor dapat
diselamatkan dari investasi yang tidak diinginkan dan pembelian
yang dipaksakan di luar kemampuan keuangan investor.
Karena transaksi di pasar modal tidak boleh dilakukan secara
langsung, maka investor harus memilih pialang yang baik. Variabel-
variabel berikut perlu dipertimbangkan oleh investor dalam memilih
pialang (Katoppo, 1997):
1. Melakukan tindakan yang jujur untuk kepentingan nasabah.
2. Memiliki standar professional yang tinggi.
3. Bebas dari pengaruh tertentu dalam melaksanakan pekerjaannya.
4. Mendahulukan kepentingan nasabah.
5. Mengutamakan kerahasiaan nasabah.
6. Berhati-hati atas kebenaran informasi yang diberikan.
7. Selalu taat pada hukum dan peraturan yang berlaku berkaitan
dengan usaha sekuritas.
8. Tidak akan mengambil kesempatan yang dapat merugikan
nasabah.
9. Tidak akan melakukan tindakan yang mengakibatkan nama buruk
bagi sesama anggota pialang.
10. Bekerja sama dengan sesama pialang demi kepentingan bersama.
E. Indeks Harga Saham
Indeks Harga Saham (HIS) merupakan ringkasan dari pengaruh
simultan dan kompleks dari berbagai macam variabel yang
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
12
berpengaruh, terutama tentang kejadian-kejadian ekonomi. Bahkan
saat ini HIS tidak saja menampung kejadian-kejadian ekonomi, tetapi
juga menampung kejadian-kejadian sosial, politik, dan keamanan.
Dengan demikian, IHS dapat dijadikan barometer kesehatan ekonomi
suatu negara dan sebagai dasar melakukan analisis statistik atas
kondisi pasar terakhir (current market).
Mengapa HIS sering dikatakan sebagai cermin dari fenomena
ekonomi, sosial, politik, dan keamanan suatu negara? Logika
berpikirnya sebagai berikut. Sebagaimana diketahui bahwa, saham
sebagai bukti kepemilikan perusahaan merupakan surat berharga atau
efek yang diterbitkan oleh perusahaan yang terdaftar di bursa (go
public). Fluktuasi harga saham ditentukan oleh kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba. Apabila laba yang diperoleh
perusahaan relatif tinggi, maka kemungkinan besar bahwa dividen yang
akan dibayarkan juga relatif tinggi. Dengan demikian hal ini akan
memberikan pengaruh positif terhadap harga saham perusahaan
tersebut di bursa, dan investor akan tertarik untuk membeli saham
tersebut. Akibatnya permintaan terhadap saham tersebut meningkat,
sehingga harganya juga akan meningkat. Peningkatan harga saham ini
akan menimbulkan capital gain bagi para pemegangnya. Sementara
itu, kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba tersebut tidak
saja ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam mengelola sumber
daya yang ada, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain di luar
perusahaan, seperti kondisi sosial masyarakat, politik, dan keamanan.
Semuanya itu akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba, yang pada gilirannya akan berpengaruh juga
terhadap fluktuasi harga saham. Di sinilah fenomena ekonomi, sosial,
politik, dan keamanan berperan dalam penentuan kesehatan ekonomi
suatu negara.
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
13
Agar dapat melakukan investasi di pasar modal dengan baik,
maka investor harus mengetahui HIS. Di BEJ/BEI terdapat 6 (enam)
jenis indeks, yaitu :
1. Indeks Harga Saham Individual (IHSI), menggunakan saham
masing-masing perusahaan, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
IHSI t = ………………………………………………………1.1
Keterangan :
IHSI t = Indeks Harga saham individual pada hari ke- t
NP t = Nilai pasar pada hari ke-t, diperoleh dari jumlah lembar
saham yang tercatat di bursa dikalikan dengan harga
pasar per lembar.
ND = Nilai dasar, BEJ memberi nilai dasar IHSI = 100 ketika
saham diluncurkan pada pasar perdana dan berubah
sesuai dengan perubahan pasar.
2. Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS), menggunakan saham
masing-masing sektor usaha. Di BEJ indeks sektoral dibagi menjadi
9 (sembilan) sektor usaha, yaitu :
a. Sektor usaha primer (ekstraktif) meliputi:
1) Pertanian
2) Pertambangan
b. Sektor usaha sekunder (manufaktur) meliputi:
1) Industri dasar dan kimia
2) Aneka industri
3) Industri barang konsumsi
c. Setor usaha tersier (jasa) meliputi:
1) Properti dan real estat
2) Infrastruktur, utilitas, dan transportasi
3) Keuangan
4) Perdagangan, jasa, dan investasi.
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
14
3. Indeks LQ 45 (ILQ 45), menggunakan saham yang terpilih
berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap
enam bulan sekali (setiap awal Februari dan Agustus). Dengan
demikian saham yang termasuk dalam indeks tersebut akan selalu
berubah.
4. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan seluruh
saham yang tercatat di bursa, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
IHSG t = ……………...……………………………………..1.2
Keterangan :
IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke- t
NP t = Nilai pasar pada hari ke-t, diperoleh dari jumlah lembar
saham yang tercatat di bursa dikalikan dengan harga
pasar per lembar.
ND = Nilai dasar, BEJ memberi nilai dasar IHSI = 100 pada
tanggal 10 Agustus 1982.
IHSG untuk tanggal 10 Agustus 1982 selalu disesuaikan dengan
kejadian-kejadian seperti : penawaran saham perdana (initial public
offering –IPO), right issues, company listing, delisting, dan konversi.
Rumus untuk mencari nilai dasar yang baru karena adanya
kejadian-kejadian tersebut adalah :
NDB =
…………………………………………….1.3
Keterangan :
NDB = Nilai dasar baru gabungan pada hari ke- t
NDL = Nilai dasar lama
NPL = Nilai pasar lama
NPT = Nilai pasar tambahan.
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
15
5. Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index (JII), menggunakan
saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat Islam.
Saham-saham yang masuk dalam JII adalah emiten yang kegiatan
usahanya tidak bertentangan dengan syariat Islam. Usaha-usaha
berikut dikeluarkan dari penghitungan JII, antara lain :
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi
b. Usaha lembaga keuangan yang konvensional (mengandung
unsur riba)
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan serta memper-
dagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan/atau menyedia-
kan barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat
mudarat.
6. Indeks Papan Utama atau main Board Index (MBI) dan Indeks
Papan Pengembangan atau Development Board Index (DBI). MBI
dibentuk dengan menggunakan saham-saham yang dipilih
berdasarkan kriteria berikut. Pertama, perusahaan telah melakukan
kegiatan operasional dalam usaha utama (core business) yang
sama sekurang-kurangnya selama 36 (tiga puluh enam) bulan
terakhir. Kedua, laporan Keuangan Auditan memperoleh pendapat
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama 2 (dua) tahun buku
terakhir. Ketiga, berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir,
perusahaan memiliki Aktiva Bersih Berwujud (net tangible assets)
sekurang-kurangnya Rp. 100 miliar, dan tidak mengalami kondisi
dan atau gugatan/perkara yang secara material diperkirakan dapat
mempengaruhi kelangsungan usaha. DBI dibentuk dengan
menggunakan saham perusahaan-perusahaan yang tidak
memenuhi seluruh kriteria di atas.
Contoh 1.3 :
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
16
Misalnya nilai pasar saham di BEJ/BEI suatu hari Rp. 250 miliar
sedangkan nilai dasarnya Rp. 50 miliar, maka IHSG dapat dihitung
sebagai berikut :
IHSG t = =
Apabila PT A melakukan IPO sebanyak 5 juta lembar seharga Rp.
500,- per lembar, maka IHSG yang baru dapat dihitung sebagai
berikut :
NDB =
= = Rp. 50,5
miliar
Sehingga IHSG yang baru adalah :
IHSG = = = 500
F. Istilah-istilah dalam Investasi saham di pasar Modal
1. Emiten (issuer) adalah perusahaan yang menerbitkan saham atau
pihak yang melakukan penawaran umum.
2. Perusahaan terbuka atau perusahaan publik adalah perseroan yang
sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus)
pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya
Rp. 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah).
3. Investor adalah individu atau lembaga yang melakukan pembelian
saham atau surat berharga di pasar modal.
4. Penjamin emisi (under writer) adalah pihak yang membuat kontrak
dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
17
kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli
sisa efek yang tidak terjual.
5. Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan
harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk
menerima dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan
transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya.
6. Prospektus merupakan informasi tertulis sehubungan dengan
penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.
7. Penawaran umum (public offering) adalah kegiatan penawaran efek
kepada masyarakat yang diatur dalam Undang-undang Pasar
Modal.
8. Harga nominal atau nilai pari (par value) adalah nilai yang ditetap-
kan oleh emiten, untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluar-
kannya. Besarnya harga nominal ini tergantung dari keinginan
emiten.
9. Harga perdana adalah harga sebelum saham tersebut dicatatkan di
bursa efek, atau merupakan harga jual dari penjamin emisi kepada
investor. Besarnya harga perdana ini tergantung pada kesepakatan
antara emiten dan penjamin emisi (under writer).
10. Agio saham adalah selisih antara harga nominal dengan harga
perdana.
11. Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan
investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut
dicatatkan di bursa.
12. Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual atau
pembeli pada saat jam bursa dibuka. Harga pebukaan mungkin
akan menjadi harga pasar.
13. Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau
pembeli pada saat akhir hari bursa. Harga penutupan mungkin akan
menjadi harga pasar.
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
18
14. Untung modal (capital gain) adalah keuntungan investor yang
diperoleh dari kelebihan harga jual di atas harga beli yang keduanya
terjadi di pasar sekunder.
15. Rugi modal (capital loss) adalah kerugian investor yang diderita
karena adanya kelebihan harga beli di atas harga jual yang
keduanya terjadi di pasar sekunder.
16. Dividen adalah bagian keuntungan yang diberikan emiten kepada
para pemegang sahamnya.
17. Imbal hasil (yield) adalah pendapatan atau aliran kas yang diterima
investor secara periodik, misalnya berupa dividen. Yield dinyatakan
dalam persentase dari modal yang ditanamkan.
18. Laba per saham-LPS (earning per share-EPS) adalah perbandingan
antara keuntungan bersih setelah pajak yang diperoleh emiten
dengan jumlah saham yang beredar.
19. Rasio harga terhadap laba (price earning ratio-PER) adalah
perbandingan antara harga pasar saham dengan EPS.
20. Indeks beta menunjukkan tingkat sensitivitas suatu saham terhadap
perubahan kondisi pasar secara umum.
21. Saham blue-chip adalah saham yang emitennya memiliki reputasi
baik, yaitu emiten yang mampu menghasilkan pendapatan tinggi
dan konsisten membayar dividen tunai. Untuk mencapai kondisi ini,
biasanya emiten saham blue-chip merupakan pemimpin dalam
industrinya.
22. Saham pendapatan (income stocks), saham yang mampu
membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan
tahun-tahun sebelumnya.
23. Saham pertumbuhan (growth stocks/well known stocks), saham
yang emitennya merupakan pemimpin dalam industrinya, dan
beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu mendapatkan hasil di
atas rata-rata. Saham ini biasanya memiliki PER yang tinggi dan
indeks beta 1,5.
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
19
24. saham spekulatif (speculative stocks), saham yang emitennya tidak
mampu secara konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ke
tahun, tetapi emiten ini mempunyai potensi untuk mendapatkan
penghasilan yang baik di masa-masa mendatang, meskipun
penghasilan itu belum tentu dapat direalisasi.
25. Saham situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum.
Selama ekonomi makro sedang mengalami ekspansi, emiten saham
ini akan mampu mendapatkan penghasilan yang tinggi, sehingga
memungkinkan untuk membayar dividen yang tinggi pula. Emiten
saham ini biasanya bergerak di bidang industri dasar, perumahan,
otomotif, baja, dan permesinan.
26. Saham defensif (defensive stocks) adalah saham yang tidak
terpengaruh oleh pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi
bisnis secara umum. Pada saat resesi, harga saham ini tetap tinggi,
sebab mampu memberikan dividen yang tinggi. Emiten saham ini
biasanya bergerak di bidang industri yang produknya benar-benar
dibutuhkan konsumen, seperti perusahaan industri makanan, dan
farmasi.
27. Perdagangan tanpa warkat (scripless trading) adalah tata cara
perdagangan efek tanpa warkat dan diiringi penyelesaian transaksi
dengan pemindahbukuan (book entry settlement), yaitu perpindahan
efek maupun dana hanya melalui mekanisme debit kredit atas suatu
rekening efek (scurities account).
28. Perdagangan jarak jauh (remote trading) merupakan sistem
perdagangan jarak jauh, di mana setiap order transaksi di kantor
pialang (perusahaan efek) langsung dikirim ke sistem perdagangan
bursa efek, tanpa perlu memasukkan order dari lantai bursa (trading
floor). Dengan demikian, order dapat dilakukan di kantor pialang
(perusahaan efek) di mana saja sepanjang terhubung dengan
sistem perdagangan bursa.
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
20
29. Perdagangan online (online trading) merupakan transaksi jula beli
saham, melalui internet. Investor hanya perlu memasukkan order
buy or sell melalui keyboard dengan eksekusi seketika (real time).
30. Fraksi harga adalah batasan nilai tawar menawar atas suatu saham
yang ditentukan oleh bursa efek. Sejak tanggal 3 januari 2005
BEJ/BEI memberlakukan sistem fraksi harga sebagai nberikut :
a. Untuk harga saham kurang dari Rp. 500,- ditetapkan fraksi
sebesar Rp. 5,- dengan setiap kali maksimum perubahan
sebesar Rp. 50,-
b. Untuk harga saham dengan rentang Rp. 500,- sampai dengan
kurang dari Rp. 2.000,- ditetapkan fraksi sebesar Rp. 10,-
dengan setiap kali maksimum perubahan sebesar Rp. 100,-
c. Untuk harga saham dengan rentang Rp. 2.000,- sampai dengan
kurang dari Rp. 5.000,- ditetapkan fraksi sebesar Rp. 25,-
dengan setiap kali maksimum perubahan sebesar Rp. 250,-
d. Untuk harga saham Rp. 5.000,- atau lebih, ditetapkan fraksi
sebesar Rp. 50,- dengan setiap kali maksimum perubahan
sebesar Rp. 500,-
31. Dilayar komputer yang memantau perdagangan saham tertera
istilah:
a. Harga sebelumnya (previous price) menunjukkan harga pada
penutupan hari sebelumnya.
b. Harga pembukaan (opening price) menunjukkan harga pertama
kali pada saat pembukaan Sesi I Perdagangan.
c. Harga tertinggi (highest price) menjukkan harga tertinggi atas
suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari
tersebut.
d. Harga terendah (lowest price) menjukkan harga terendah atas
suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari
tersebut.
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
21
e. Harga terakhir (last price) menjukkan harga terakhir yang terjadi
atas suatu saham.
f. Perubahan (change) menunjukkan selisih antara harga
pembukaan dengan harga terakhir yang terjadi.
g. Harga penutupan (closing price) menunjukkan harga penutupan
suatu saham, yang ditentukan pada akhir Sesi II, yaitu pada jam
16.00 BBWI.
32. Harga beli tertinggi (bid price) adalah harga tertinggi yang
ditawarkan pihak yang akan membeli suatu saham.
33. Harga jual terendah (offer price) adalah harga terendah yang
ditawarkan pihak yang akan menjual suatu saham.
34. Tender offer adalah penawaran melalui media massa untuk
memperoleh efek ekuitas melalui pembelian atau pertukaran
dengen efek lain.
35. Delisting adalah penghapusan efek dari daftar efek yang tercatat di
bursa. Penghapusan ini bisa terjadi karena :
a. Permohonan yang diajukan oleh perusahaan yang bersangkutan
atau delisting suka rela (voluntary delisting),
b. Dihapus pencatatannya oleh bursa berdasarkan peraturan
bursa.
Yusman, SE., MM. ANALISIS INVESTASI
22