Perencanaan Program Kesehatan

download Perencanaan Program Kesehatan

of 12

description

promkes

Transcript of Perencanaan Program Kesehatan

Perencanaan Program Kesehatan

2.2.1 Definisi

Merumuskan dan melaksanakan kegiatan masa mendatang dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentuka kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Perencanaan adalah fungsi dari seorang manager yang meliputi pemilihan berbagai alternatif tujuan-tujuan , kebijaksanaan, prosedur, dan program.

Rumusan perencanaan oleh Bintaro Tjokrosmidjojo:

Perencanaan dalam arti luas adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber yang ada supaya efisien dan efektif.

Perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan bilaman, bagaimana dan oleh siapa.

Albert Waterston

Perencanaan adalah melihat kedepan dengan mangambil pilihan berbagai alternatif dari kegiatan untuk mencapai tujuan masa depan tersebut dengan terus mengikuti agar pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan.

Perencanaan pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan sumber sumber pembangunan yang terbatas adanya untuk mencapai tujuan keadaan sosial ekonomi yang lebih baiksecara lebih efisien dan efektif.2.2.2 Tujuan

Mendefinisikan target sasaran yang perlu dicapai dalam lingkup misi untuk merealisasi visi. Tujuan hendaknya memenuhi kriteria SMART (spesicif, measurable, attainable, realitic, time bound) dan konsisten dengan prioritas organisasi.

SMART meliputi

Spesific : Hasil yang ingin dicapai memang relevan dengan permasalahan yang ada

Measurable : Indikator dari input-proses-output dan outcome bisa diukur

Attainable : Hasil bisa dicapai dengan kemampuan sumberdaya yang ada/dimiliki saat ini

Time bound : Ada batas waktu yang jelas untuk bisa dicapai2.2.3 Ciri Perencanaan1. Mempunyai tujuan yang jelas, yaitu tujan umum dan tujuan khusus.

2. Uraian kegiatan lengkap, meliputi kegiatan pokok dan kegiatan tambahan.

3. Ditetapkan jangka waktu pelaksanaannya

4. Dijelaskan macam organisasi yang akan melaksanakan rencana tersebut, siapa saja yang akan melaksanankan, dan wewenang yang jelas, juga mengenai hak dan kewajibannya

5. Perkiraan faktor-faktor apa saja dan pendekatan apa saja yang dapat menunjang atau menghambat pelaksanaan.

6. Sebuah rencana hendaknya tidak terlepas dari system yang ada dan diketahui kaitannya dengan elemen-elemen system lainnya.

7. Sebuah rencana harus mencantumkan standard yang dipakai untuk mengukur keberhasilannya dan menjelaskan mekanisme control yang dipakai.

8. Rencana seharusnya flexible dapat disesuaikan situasi dan kondisi.

2.2.3 Unsur Perencanaan

Waktu

Suatu rencana yg baik harus mencantumkan uraian tentang jangka waktu pelaksanaan rencana. Faktor-faktor yang mempengarui penetapan jangka waktu banyak macamnya:

a) Kemampuan organisasi dalam mencapai target

b) Strategi pendekatan yang akan diterapkan

Organisasi dan tenaga pelaksana

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang organisasi serta susunan tenaga pelaksana yang akan menyelenggarakan rencana.

Biaya

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan uraian tentang biaya yang diperlukan dalam melaksanakan rencana. Besarnya biaya sangat bervariasi sekali. Karena semua sangat tergantung dari jenis serta jumlah kegiatan yang akan dilakukan.

Metode penilaian dan criteria keberhasilan

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan metode penilaian dan criteria keberhasilan yang akan diperguankan. Kriteria keberhasilan yang dapat dipergunakan banyak macamnya.a) Kriteria keberhasilan unsur masukan

b) Kriteria keberhasilan unsur proses

c) Kriteria keberhasilan unsur keluaran Rumusan kegiatan

Kegiatan yang dimaksudkan disini adalah di satu pihak, dapat mengatasi masalah yang dihadapi, dan dapat mencapai tujuan (target) yang telah ditetapkan. Berbagai kegiatan tersebut, jika ditinjau dari peranannya dalam mengatasi masalah serta mencapai tujuan, dapat dibedakan atas dua macam:

Kegiatan pokok

Disebut sebagai kegiatan pokok (molar activities) apabila kegiatan tersebut bersifat mutlak dan merupakan kunci bagi keberhasilan rencana.

Kegiatan tambahan

Disebut sebagai kegiatan tambahan (molecular activities) apabila kegiatan tersebut bersifat fakultatif. Artinya apabila kegiatan tersebut tidak dilaksanakan, tidak akan menentukan keberhasilan suatu rencana.

Strategi pendekatan

Strategi pendekatan yang dapat dipergunakan banyak macamnya. Secara umum strategi tersebut berkisar antara dua kutub utama sebagai berikut:

a) Pendekatan institusi

Kutub utama pertama dari strategi pendekatan adalah pendekatan institusi . Pada strategi ini, pendekatan yang dilakukan sangat memerlukan dukungan legalitas, dank arena itu lazimnya sering menerapkan prinsip-prinsip kekuasaan dan kewenangan. Keuntungan dari penerapan strategi ini adalah dapat mempercepat pelaksanaan program. Tetapi kekurangannya hasil yang dicapai tidak langgeng, karena seolah-olah ada pemaksaan.b) Pendekatan komunitas

Kutub utama kedua dari strategi pendekatan adalah pendekatan komunitas (community approach). Pada strategi ini pendekatan yang dilakukan bertujuan untuk menimbulkan kesadaran dalam diri masyarakat sendiri. Untuk ini dilaksanakan berbagai program komunikasi, informasi dan edukasi yang maksudnya agar masyarakat dengan kesadaran sendiri mau melaksanakan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara mandiri. Keuntungan dari penerapan strategi ini ialah perubahan yang dicapai akan bertahan lama, karena memang bertolak dari adanya kesadaran. Kerugiannya, pelaksanaan program akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Kelompok sasaran

Kelompok sasaran tersebut banyak macamnya. Jika disederhanakan dapat dibedakan atas dua macam:a) Kelompok sasaran langsung

Yang dimaksud dengan kelompok sasaran langsung (direct target group) adalah anggota masyarakat yang memanfaatkan langsung program kesehatan. Contoh kelompok sasaran langsung adalah bayi-bayi untuk program imunisasi dasar, dan atau ibu-ibu hamil untuk program antenatal.

b) Kelompok sasaran tidak langsung

Yang dimaksud kelompok sasaran tidak langsung (indirect target group) adalah kelompok sasaran antara. Contonya adalah ibu-ibu untuk program imunisasi dasar bayi. Pada contoh ini, program imunisasi dasar tidak akan berhasil jika ibu-ibu tidak diikutsertakan. 2.2.4 Macam Perencanaan

Pembagiannya berdasarkan corak dan isi perencanaan,maka dibagi menjadi 3 macam perencanaan :

1. Perencanaan Ditinjau dari Segi Jangka Waktu

Perencanaan Jangka Pendek (Kurang 1 tahun)

Perencanaan disini melihat pada sasaran yang lebih mudah diwujudkan, dan faktor ketidak pastian ditekan serendah mungkin. Perencanaan ini sering disebut perencanaan kegiatan kegiatan operasional, karena rencana ini dapat langsung dilaksanakan. Perencanaa jangka pendek juga disebut strategi Cash Flow dimana keuntungan jangka pendek dapat dicapai.

Perencanaan Jangka Menengah (2-5 tahun)

Perencanaan jangka menengah diperuntukkan untuk perencanaan program, bukan obyek.

Perencanaan Jangka Panjang (Lebih dari 5 tahun)

Merupakan perencanaan strategi organisasi, yang akan menjadi acuan dan pedoman perencanaan jangka menengah dan pendek. Hasil perencanaan jangka panjang disebut rencana strategi /renstra.

2. Perencanaan Ditinjau dari Lingkup Kajian Masalah

Perencanaan StrategiStrategi adalah tindakan penyesuaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi lingkungan tertentu (baru & khas) yg dianggap penting. Strategi erat kaitannya dengan perencanaan (POA : 5W + 1H). Strategi bertujuan untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, maka kebijakan melenyapkan faktor-faktor yang mengganggu kesehatan.

Perencanaan Program

Terbagi menjadi perencanaan program sekali pakai (single use)dan program berkesinambungan (standing use). Dalam penyusunan standing use harus disusun dengan sungguh-sungguh dan melibatkan banyak aspek, sehingga nanti bisa dipergunakan sebagai acuan / panduan standar program-program tahun berikutnya.

3.Perencanaan Ditinjau dari Evolusi PerkembanganPada tahun 1970-an : Perencanaan harus mempertimbangkan anggaran yang ada dan program apa yg bisa dikerjakan dengan anggaran tersebut. Perencanaan tersebut dikenal dengan Budget Based Program .Pada abad 1990-an ada pemahaman bahwa perencanaan juga harus memperhatikan perubahan lingkungan,dan pada abad inilah muncul konsep perencanaan strategi.Pada akhir tahun 2000 dan abad ke-21 fungsi perencanaan sebagai integral dan amanjemn. Fungsi manajemen sudah harus ada pada dokumen perencanaan, indicator dan standar pelaksanaan, dab fungsi pengendalian juga sudah harus diatasi saat membuat perencanaan.1. Ditinjau dari jangka waktu berlakunya rencana

a. Rencana jangka panjang = 12-20 tahun

b. Rencana jangka menengah = 5-7 tahun

c. Rencana jangka pendek = hanya untuk 1 tahun

2. Ditinjau dari frekuensi penggunaan

a. Digunakan satu kali (single use planning)

b. Digunakan berulang kali (repeat use planning)

Disebut juga perencanaan standard

3. Ditinjau dari tingkatan rencana/level

a. Induk (master planning)

Mengandung tujuan dan kebijaksanaan yang bersifat luas yang digunakan sebagai pedoman untuk menyusun rencana lain yang lebih detail

b. Operasional

Lebih mengutamakan pedoman atau tata kerja

c. Harian (day to day planning)

Dari hari ke hari untuk melaksanakan program yang sifatnya rutin

4. Ditinjau dari filosofi perencanaan

a. Perencanaan memuaskan (satisfying planning)

Apabila filosofi yang dianut pada waktu melakukan perencanaan tidak terlalu mementingkan keuntungan golongan, melainkan kepuasan semua pihak yang terlibat

b. Perencaan optimal (optimizing planning)

Apabila filosofi yang dianut sangat mementingkan pencapaian tujuan. Pada perencanaan ini ukuran-ukuran kuantitas menjadi penting, dank arena itu perhatian lebih diutamakan pada bagian-bagian yang produktif

c. Perencanaan adaptasi (adaptivizer planning)

Apabila filosofi yang dianut cenderung berupaya untuk selalu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yyang dihadapi

5. Ditinjau dari orientasi waktu

a. Perencanaan berorientasi masa lalu-kini (past-present planning)

Apabila rencana yang dihasilkan semata-mata bertitik tolak dari pengalaman yang pernah diperoleh pada masa lalu saja. Biasanya dilakukan apabila menghadapi keadaan darurat serta waktu yang dimiliki sangat singkat

b. Perencanaan berorientasi masa depan (future oriented planning)

Apabila rencana yang dihasilkan memperhitungkan perkiraan-perkiraan yang akan terjadi pada masa akan datang. Dibedakan atas 3 macam :

i. Perencanaan redistributive

Sekalipun orientasinya adalah masa depan, tetapi rencana yang disusun tidak atas kajian masa depan yang terlalu mendalam. Dilakukan karena kebutuhan yang mendesak saja. Pada umumnya merupakan kelanjutan dari past-present planning

ii. Perencanaan spekulatif

Kajian masa depan, sekalipun mungkin dilakukan dengan mempergunakan data, tapi terlalu berani

iii. Perencanaan kebijakan

Perencanaan yang sangat berorientasi pada masa depan, serta disusun atas kajian yang seksama dan mendalam terhadap berbagai data yang tersedia

6. Ditinjau dari ruang lingkup

a. Strategik (strategic planning)

Dipakai sebagai pedoman pokok, berisikan tujuan utama yang ingin dicapai, dan berlaku untuk jangka panjang. Mengutamakan hasil dan cara pencapaian, sukar diubah/disesuaikan

b. Taktis (tactical planning)

Lebih singkat masa berlakunya, mudah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi, asal tujuan dapat tercapai. Lebih mengutamakan cara pencapaian hasil

c. Menyeluruh (comprehensive planning)

Bersifat menyeluruh, amat lengkap dan terperinci dengan memasukkan berbagai faktor yang berhubungan dengan rencana

d. Terpadu

Selain menyeluruh, juga saling berkaitan dengan faktor yang bertujuan sama membentuk satu kesatuan

2.2.5 Langkah-langkah Perencanaan

1. Analisis situasi

Merupakan langkah pertama proses penyusunan perencanaan. Langkah ini dilakukan dengan analisis data laporan yang dimiliki oleh organisasi (data primer) atau mengkaji laporan lembaga lain (data sekunder) yang datanya dibutuhkan, observasi, dan wawancara. Data yang diperlukan untuk menyusun perencanaan kesehatan terdiri dari:

Data tentang penyakit dan kejadian sakit

Data kependudukan

Data postensi organisasi kesehatan

Keadaan lingkungan dan geografi

Data sarana dan prasarana

2. Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya

Kriteria penetapan prioritas masalah kesehatan, dapat diketahui dengan mengajukan beberapa pertanyaan kritis sebagai berikut:

Apakah masalah tersebut menimpa sebagian besar penduduk?

Apakah masalah tersebut potensial sebagai penyebab tingginya kematian bayi?

Apakah masalah tersebut memengaruhi kesehatan dan kematian anak balita?

Apakah masalah tersebut mengganggu kesehatan dan mengakibatkan kematian ibu hamil?

Apakah masalah kesehatan tersebut bersifat kronis (endemic di suatu wilayah tertentu) dan dapat mengganggu produktivitas kerja kelompok masyarakat tertentu di suatu wilayah?

Apakah masalah tersebut menyebabkan kepanikan msyarakat secara luas?

Jika jawabannya iya, skor keenam butir pertanyaan tersebut tinggi.

3. Menentukan tujuan program

Beberapa penjelasan berikut ini perlu diperhatikan untuk menyusun tujuan program:

Tujuan program adalah hasil akhir sebuah kegiatan. Oleh karena itu, tujuan program dipakai untuk mengukur keberhasilan kegiatan program

Tujuan harus sesuai dengan masalah, target ditetapkan sesuai dengan kemampuan organisasi dan dapat diukur

Tujuan penting untuk menyusun perencanaan dan evaluasi hasil akhir

Target operasional biasanya ditetapkan dengan waktu (batas pencapaiannya) dan hasil akhir yang ingin dicapai pada akhir kegiatan program (deadline).

Berbagai macam kegiatan alternative dipilih untuk mencapai tujuan program

Masalah dan factor-faktor penyebab masalah serta dampak masalah yang telah dan mungkin terjadi di masa depan sebaiknya dikaji lebih dahulu sebelum tujuan dan target operasionalnya ditetapkan.

4. Mengkaji hambatan dan kelemahan program

Jenis hambatan atau kelemahan program dapat dikategorikan ke dalam:

Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi: misalnya motivasi kerja staf rendah, pengetahuan dan ketrampilan mereka kurang, staf belum mampu mengembangkan partisipasi masyarakat setempat.

Hambatan yang terjadi pada lingkungan: misalnya hambatan geografis, iklim atau musim hujan, masalah tingkat pendidikan masyarakat, dll.

5. Menyusun rencana kerja operasional (RKO)

Format RKO yang lengkap adalah:

Latar belakang penyusunan RKO

Tujuan yang ingin dicapai

Progam atau kegiatan apa yang akan dilaksanakan

Siapa pelaksana dan sasarannya

Sumber daya pendukung yang tersedia

Di mana kegiatan akan dilaksanakan (tempat)

Kapan kegiatan akan dilaksanakan (waktu)

2.2.6 Kegunaan dan Kelemahan Perencanaan

Kegunaan:

Tujuan menjadi jelas, obyektif, dan rasional dan dapat menjadi acuan bagi fungsi manajemen lainnya. Dapat menggambarkan hal-hal/kemungkinan yang diperkirakan akan terjadi yang akan dating. Dapat meggambarkan kegiatan program secara keseluruhan. Kegiatan menjadi teratur, dan berdaya guna dan berhasil. Kegiatan lebih terarah. Memberikan dasar untuk pengawasan dan pengendalian. Merangsang prestasi kerja. Dapat memperkecil resiko, mengurangi ketidakpastian dan meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak diperlukan. Memberikan gambaran seluruh pekerjaan dengan jelas. Memberikan petunjuk untuk menggerakkab dan melaksanakan upaya yang efektif dan efisien. Memudahkan pengawasan, pengendalian dan penilaian. Dapat mendorong peningkatan upaya penelitian dan pengembangan. Memastikan maksud dan tujuan organisasi. Menjelaskan rencana program secara sistematis.Kelemahan/Kerugian Perencanaan

Perencanaan yang terbatas karena kurang lengkapnya data dan informasi yang diperlukan dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan.

Perencanaan memerlukan biaya besar

Perencanaan mempunyai hambatan penghalang psikologis, karena orang lebih memperhatikan masa sekarang dari pada masa yang akan dating.

Perencanaan menyebabkan terlambatnya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan

Perencanaan kadang-kadang diperlakukan secara berlebihan

Perencanaan memiliki nilai praktis yang terbatas

Perencanaan dapat membatasi tindakan.

Rencana yang dibuat tidak tepat meramalkan suatu hasil yang diharapkan, karena keterbatasan informasi