Perencanaan Keperawatan

download Perencanaan Keperawatan

of 6

description

.

Transcript of Perencanaan Keperawatan

Perencanaan Keperawatan Potter dan Perry (1997)Perencanaan adalah kegiatan dalam keperawatan yang meliputi: meletakkan pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai, dan memilih intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan.

Carpenito dan Moyet (2007)Perencanaan keperawatan adalah metode pemberian perawatan langsung pada klien. Pada pelayanan kesehatan, perencanaan dapat ditulis menggunakan komputer atau dengan formulir khusus. Perawat yang sudah berpengalaman tidak perlu membuat atau membaca lembaran perencanaan. Mereka hanya perlu membaca perencanaan keperawatan langsung yang tidak rutin untuk prosedur diagnosis medis atau pembedahan. Jika perencanaan keperawatan diubah atau direvisi, maka perawat harus membaca ulang perencanaan tersebut.

PerencanaanPerencanaan proses keperawatan terdiri atas tiga fase, yaitu: menentukan prioritas, merumuskan tujuan, dan membuat intervensi keperawatan.

Menentukan PrioritasBerdasarkan prioritasnya, masalah ditentukan dalam tiga kategori yaitu:1. Masalah urgent: Masalah yang tidak dapat ditunda. Masalah ini memerlukan tindakan secara cepat dan tepat. Jika tidak, maka kondisi klien akan memburuk bahkan bisa menyebabkan kematian atau kecacatan. Contoh: Klien yang tidak sadar dan jalan napasnya terhalang oleh sekret. Maka intervensi keperawatan harus dilakukan dengan segera, jika dalam lima menit tidak tertangani akan menyebabkan kematian klien karena jalan napasnya terhambat.

2. Masalah yang harus dibuat perencanaan keperawatannya (care plan): Masalah aktual/risiko harus dibuat perencanaan keperawatannya sesuai dengan kondisi klien. Contoh: Klien dengan immobilisasi, maka harus direncanakan untuk miring kiri/kanan untuk mencegah luka tekan.3. Masalah penting dengan penanganan yang dapat ditunda tanpa memerhatikan kondisi kesehatan klien (rujuk). Contoh: Wanita gemuk dalam fase pemulihan dari operasi. Hal ini tidak perlu perhatian selama klien berada di rumah sakit. Tetapi setelah klien pulang, maka perawat dapat menganjurkan klien konsultasi dengan pelayanan kesehatan lain.

Merumuskan TujuanTujuan adalah pernyataan yang luas tentang maksud atau apa yang harus dicapai klien untuk menunjukkan telah teratasinya masalah kesehatan, sedangkan objektif adalah kriteria hasil spesifik dan dapat diukur (Rubenfeld dan Scheffer 1999). Ada dua jenis tujuan yaitu:1. Tujuan asuhan keperawatan klien (tujuan klien) atau kriteria hasil.2. Tujuan Keperawatan

Tujuan berfungsi untuk mengukur/mengevaluasi proses peningkatan status kesehatan atau pencegahan penyakit dan pengaturan klien.

1. Tujuan asuhan keperawatan klienTujuan ini mengukur perubahan perilaku klien, keluarga klien, dan kelompok yang berkaitan dalam mencapai status kesehatan yang diinginkan atau mempertahankan status kesehatan. Tujuan klien atau outcom digunakan untuk:a. Intervensi langsung.b. Mengevaluasi efektivitas intervensi.2. Tujuan keperawatanTujuan keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan tindakan yang berkaitan dengan tanggung jawab perawat terhadap masalah kolaboratif. Tanggung jawab pada masalah kolaboratif adalah kerja sama perawat dengan dokter.Masalah kolaboratif mempunyai tujuan keperawatan yang merupakan hal-hal yang menjadi tanggung jawab perawat seperti:a. Memonitor instabilitas fisiologib. Melakukan perencanaan bersama dengan tim medis.c. Memberikan intervensi tambahan.d. Melakukan tindakan spesifik untuk mengasuh dan mengurangi kegawatan.e. Mengevaluasi respons klien.

Tujuan Diagnosis KeperawatanDi atas sudah disampaikan bahwa diagnosis keperawatan mempunyai tujuan dan outcome yang merupakan fokus dari perilaku klien. Berikut ini adalah karakteristik-karakteristik penting dari tujuan diagnosis keperawatan.1. Perilaku dapat diukur (measurable)Tujuan harus berisikan verbal yang dapat dilihat/didengar atau memiliki indikator yang dapat dilihat/didengar. Contoh: Klien akan mengatakan nafsu makannya berkurang.2. Spesifik pada isi dan waktu (specific in content and time)Tujuan harus mengindikasikan apa yang klien perlu lakukan, katakan, atau ajarkan. Selain itu harus mencakup indikasi bagaimana, di mana, apa, atau berapa banyak. Contoh yang tidak tepat: Klien akan banyak minum. Kata banyak tidak jelas maknanya, apakah satu, dua, atau enam gelas? Jadi yang tepat: Klien akan minum 1500ml dalam 24 jam.Tujuan juga harus mempunyai waktu pencapaian seperti:a. Setelah pulang: Klien akan dapat melakukan injeksi sendiri setelah pulang.b. Terus-menerus: Kulit klien akan terus-menerus mencapai kondisi utuhc. Dengan waktu: Klien akan dapat berjalan secara mandiri pada hari Sabtu.

3. Dapat dilakukan selama periode keperawatan (attainable during the care time period)Tujuan harus realistis dan dapat dilakukan dengan mencakup:a. Apakah cukup waktu?b. Apakah klien setuju dengan tujuan yang dibuat?c. Apakah klien mampu mencapai tujuan yang dibuat?

Hasil yang DiharapkanHasil yang diharapkan merupakan sasaran spesifik, langkah demi langkah mengarah pada pencapaian tujuan dan penghilangan etiologi untuk diagnosis keperawatan. Hasil adalah respons yang diinginkan dari kondisi klien dalam dimensi fisiologis, sosial, emosional, perkembangan, atau spiritual. Perubahan didokumentasikan melalui respons klien yang dapat diukur atau diamati.Pedoman untuk menulis tujuan dan hasil yang diharapkan (Potter dan Perry 1997):1. Faktor yang berpusat pada klien, yaitu pernyataan tujuan mencerminkan perilaku dan respons klien yang diperkirakan sebagai hasil intervensi.2. Faktor tunggal, yaitu setiap pernyataan tujuan dan hasil yang diperkirakan harus menunjukkan hanya satu respons perilaku.3. Faktor yang diperiksa dan hasil yang diharapkan harus terlihat sehingga dapat diamati segala perubahan seperti perilaku, perubahan fisiologis, dan tingkat pengetahuan.4. Faktor serta hasil yang ditulis merupakan respons klien harus dapat diukur sehingga dapat dibandingkan dengan standar.5. Faktor batasan waktu, batasan waktu membantu perawat dan klien dalam menentukan kemajuan dari suatu intervensi yang telah dibuat. Selain itu, batasan waktu akan memudahkan penentuan kapan respons yang diharapkan harus dicapai dan terjadi.6. Faktor realistis, tujuan, dan hasil yang diharapkan dibuat dengan melihat sumber-sumber yang ada, baik pada klien maupun pada fasilitas pelayanan. Mengabaikan hal tersebut akan menimbulkan frustasi dalam mencapai tujuan yang tidak realistis.7. Faktor mutual, penetapan tujuan harus ditentukan bersama-sama antara perawat dan klien. Jadi keduanya memiliki tanggung jawab dan motivasi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.Membuat Intervensi Keperawatan (Rencana Tindakan)Tidak semua rencana tindakan terdapat pada diagnosis keperawatan dan masalah kolaboratif yang ditentukan. Oleh karena itu, perlu dibuat rencana baru. Dengan membuat intervensi, perawat akan membantu klien untuk mencapai kriteria hasil, mencapai tujuan, dan menyelesaikan masalah (Rubenfeld dan Scheffer 1999).Menurut Carpenito dan Moyet (2007), ada dua tipe intervensi keperawatan:1. Intervensi perawat: Intervensi yang dibuat oleh perawat dan akan dilaksanakan oleh tim perawat lain.2. Intervensi medis atau intervensi delegasi: Intervensi yang dibuat oleh medis/perawat senior dan akan dilaksanakan oleh tim perawat lain. Instruksi dokter bukan merupakan instruksi untuk perawat, melainkan untuk klien yang akan dibantu oleh perawat jika ada indikasi.Kedua intervensi tersebut merupakan pengambilan keputusan independen perawat secara legal menurut Potter dan Perry (1997) ada tiga tipe intervensi keperawatan:1. Intervensi perawat adalah Respon perawat terhadap kebutuhan klien terhadap perawatan kesehatan dan diagnosis keperawatan.2. Intervensi dokter adalah Respon dokter terhadap diagnosis medis dan perawat menyelesaikan instruksi tertulis dokter.3. Intervensi kolaboratif adalah Terapi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian dari berbagai profesi perawatan kesehatan.

Fokus Intervensi KeperawatanDiagnosis keperawatan aktual:1. Mengurangi/menghilangkan faktor-faktor penyebab atau yang berhubungan dengan masalah.2. Meningkatkan kesejahteraan agar lebih baik.3. Memonitor status.Diagnosis keperawatan risiko:1. Mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor resiko.2. Mencegah timbulnya masalah.3. Memonitor kejadian.Diagnosis keperawatan kemungkinan (possible):Mengumpulkan data tambahan untuk memastikan diagnosis.Masalah kolaboratif:1. Memonitor perubahan status.2. Mengelola perubahan status dengan pemberian intervensi keperawatan dan medis.3. Mengevaluasi respons.a. Diagnosis keperawatan dapat diatasi/dicegah dengan intervensi keperawatan primer.b. Masalah kolaboratif diatasi dengan intervensi keperawatan dan medis.