PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN … fileii halaman pengesahan perbedaan pengetahuan...

12
PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN ANGKA KESAKITAN ANTARA SISWI ANEMIA DAN NON ANEMIA DI SMK PENERBANGAN BINA DHIRGANTARA KARANGANYAR PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: SANTI HARYANTI J 310 090 028 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Transcript of PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN … fileii halaman pengesahan perbedaan pengetahuan...

Page 1: PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN … fileii halaman pengesahan perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia dan angka kesakitan antara siswi anemia dan non anemia di smk

PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA

DAN ANGKA KESAKITAN ANTARA SISWI ANEMIA DAN

NON ANEMIA DI SMK PENERBANGAN BINA

DHIRGANTARA KARANGANYAR

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Ilmu

Gizi

Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

SANTI HARYANTI

J 310 090 028

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN … fileii halaman pengesahan perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia dan angka kesakitan antara siswi anemia dan non anemia di smk

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA

DAN ANGKA KESAKITAN ANTARA SISWI ANEMIA DAN

NON ANEMIA DI SMK PENERBANGAN BINA

DHIRGANTARA KARANGANYAR

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

SANTI HARYANTI

J 310 090 028

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dwi Sarbini, SST, M.Kes

NIK/NIDN. 747/06-1406-7204

Page 3: PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN … fileii halaman pengesahan perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia dan angka kesakitan antara siswi anemia dan non anemia di smk

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA

DAN ANGKA KESAKITAN ANTARA SISWI ANEMIA DAN

NON ANEMIA DI SMK PENERBANGAN BINA

DHIRGANTARA KARANGANYAR

OLEH

SANTI HARYANTI

J 310 010 028

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Selasa, 2 Februari 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dwi Sarbini, SST, M.Kes (……..……..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Siti Zulaekah A, M.Si (……………)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Luluk Ria Rakhma S.Gz, M.Gizi (…………….)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Suwaji, M.Kes

NIP. 195311231983031002

Page 4: PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN … fileii halaman pengesahan perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia dan angka kesakitan antara siswi anemia dan non anemia di smk

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, Februari 2016

Penulis

SANTI HARYANTI

J 310 090 028

Page 5: PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN … fileii halaman pengesahan perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia dan angka kesakitan antara siswi anemia dan non anemia di smk

1

PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN ANGKA

KESAKITAN ANTARA SISWI ANEMIA DAN NON ANEMIA DI SMK

PENERBANGAN BINA DHIRGANTARA KARANGANYAR

Abstrak

Prevalensi anemia di SMK Penerbangan Bina Dhirgantara

Karanganyar cukup tinggi yaitu 56,8%. Anemia merupakan keadaan

dimana kadar hemoglobin kurang dari nilai normal. Salah satu

penyebab anemia adalah kurangnya pengetahuan pada masyarakat

tentang anemia. Anemia yang sering terjadi di masyarakat adalah

anemia gizi besi, dimana kecukupan besi sangat mempengaruhi respon

imun untuk mengatasi infeksi. Hasil uji statistik diperoleh ada

perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia antara siswi anemia dan

non anemia dan ada perbedaan angka kesakitan antara siswi anemia

dan non anemia. Ada perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia dan

angka kesakitan antara siswi anemia dan non anemia di SMK

Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar.

Kata Kunci: anemia dan non anemia, angka kesakitan, pengetahuan

gizi tentang anemia

Abstract

The prevalence of anemia at SMK Penerbangan Bina Dhirgantara

Karanganyar is high, it is 56.8%. Anemia is a condition in which the

hemoglobin level is less than the normal value. One cause of anemia is

the lack of knowledge in the community about anemia. Anemia which

is often the case in the community is iron deficiency anemia, which the

iron sufficiency greatly affect the immune response to fight infection.

Statistical test results that there are differences in nutritional knowledge

about anemia between anemia and non anemia students, and there is no

difference in morbidity between anemia and non anemia students.

There are differences in nutritional knowledge about anemia and

morbidity between anemia and non anemia for students at SMK

Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar.

Keywords: anemia and non anemia, morbidity, nutrition knowledge of

anemia

1. PENDAHULUAN

Remaja putri merupakan kelompok usia yang menunjukkan pertumbuhan yang

sangat cepat, mulai dari perkembangan seks, perubahan sikap mental dan

emosional. Kebutuhan energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi penting lainnya

harus cukup untuk menunjang pertumbuhan masa remaja. Remaja putri sering

Page 6: PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN … fileii halaman pengesahan perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia dan angka kesakitan antara siswi anemia dan non anemia di smk

2

mengurangi konsumsi makan, bahkan sampai mengabaikan makan karena ingin

mempunyai bentuk tubuh yang bagus. Pembatasan makan yang ketat ini sering

berbahaya dan dapat menyebabkan malnutrisi, salah satunya adalah anemia

(Almatsier, dkk, 2011).

Salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya masalah anemia adalah

masyarakat kurang memiliki pengetahuan dan adanya kebiasaan yang salah

terhadap konsumsi makanan (Wirakusumah, 1999). Tingkat pendidikan dan

pengetahuan gizi sangat berpengaruh pada zat-zat gizi yang dikonsumsi. Kesalahan

pemilihan bahan makanan dan pola makan yang salah akan menyebabkan

terjadinya anemia (Budiman, 1999).

Anemia merupakan masalah gizi paling utama yang disebabkan karena

kekurangan zat besi. Anemia yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia

adalah anemia gizi besi (Wirakusumah, 1999). Kekurangan kadar hemoglobin

dalam darah atau anemia akan menimbulkan pusing, lemah, letih, lelah, dan lesu

sehingga akan mempengaruhi daya tahan tubuh yang mengakibatkan mudah

terkena penyakit infeksi (Moehji, 2003). Subowo (1999) menyatakan bahwa besi

dibutuhkan tubuh untuk respon imun yang efektif. Seseorang yang menderita

defisiensi besi lebih mudah terserang penyakit infeksi, karena kekurangan besi

berhubungan erat dengan kerusakan kemampuan fungsional dari mekanisme

kekebalan tubuh yang sangat penting untuk mencegah masuknya kuman penyakit

atau infeksi. Hal ini akan mempengaruhi tingkat angka kesakitan seseorang (Ray,

1997).

Setiap tahun, 36% remaja di negara berkembang mengalami anemia dan

sebagian besar remaja mengalami anemia pada saat menstruasi. Anemia sering

terjadi pada remaja antara umur 15-19 tahun (Martadisoebrata, dkk, 2005).

Laporan hasil Riset Dasar Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi

anemia pada remaja usia 15-24 tahun di Indonesia adalah sebesar 18,4%

sedangkan prevalensi anemia pada perempuan sebesar 23,9%.

Berdasarkan hasil penelitian Yana (2014) pada 44 siswi bulan Oktober

2014 di SMK Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar, sebanyak 56,8%

menderita anemia. Data presensi kehadiran siswi selama semester gasal tahun 2014

Page 7: PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN … fileii halaman pengesahan perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia dan angka kesakitan antara siswi anemia dan non anemia di smk

3

menunjukkan bahwa 31,11% siswi tidak masuk sekolah karena sakit. Hasil survey

pendahuluan pengetahuan gizi tentang anemia pada 30 siswi didapatkan hasil

43,3% memiliki pengetahuan gizi tentang anemia yang buruk. Berdasarkan latar

belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMK

Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar.

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional dengan

pendekatan crossectional yaitu peneliti melakukan pengukuran terhadap kelompok

penelitian yang dibagi dua yaitu anemia dan non anemia. Lokasi penelitian

dilakukan di SMK Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar. Waktu penelitian

dilakukan pada bulan Februari – Maret 2015. Sampel dalam penelitian ini adalah

siswi SMK Penerbangan Bina Dhirgantara Karanganyar yaitu 43 siswi.

Data yang diambil meliputi gambaran umum sekolah dan jumlah siswi

yang diperolah dengan wawancara langsung kepada pihak sekolah. Data identitas

siswi diperoleh dengan wawancara langsung dengan siswi, data kadar Hb diukur

dengan cara pemeriksaan Hb metode cyanmethemoglobin, pengujian kadar Hb

oleh petugas laboratorium kimia Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Data pengetahuan gizi tentang anemia diperoleh

dengan mengisi kuesioner pengetahuan gizi tentang anemia. Pengukuran angka

kesakitan diperoleh dengan cara pengisian kuesioner oleh responden. Jenis

penyakit yang diteliti adalah batuk, pilek, dan diare.

Analisis data menggunakan program SPSS 17.0. Analisis data meliputi

analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat diperoleh dengan

menggunakan distribusi frekuensi dari setiap variabel penelitian, variabel-variabel

yang diteliti yaitu pengetahuan gizi tentang anemia, status anemia dan angka

kesakitan. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji perbedaan pengetahuan gizi

tentang anemia dan angka kesakitan antara siswi anemia dan non anemia. Jika data

normal dilakukan uji Independent t-test yaitu pada pengetahuan gizi tentang

anemia pada siswi anemia dan non anemia, sedangkan data tidak normal pada

Page 8: PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN … fileii halaman pengesahan perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia dan angka kesakitan antara siswi anemia dan non anemia di smk

4

angka kesakitan pada siswi anemia dan non anemia menggunakan uji Mann

Whitney.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Subjek

Subjek penelitian ini adalah siswi kelas XI dan XII di SMK Penerbangan Bina

Dhirgantara Karanganyar. Usia subjek pada penelitian ini adalah usia 16-18 tahun.

Berdasarkan distribusi usia subjek sebagian besar berusia ≥17 tahun.

3.2 Gambaran Umum Subjek

3.2.1 Gambaran status anemia

3.2.2

Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa siswi yang anemia sebanyak 53,5%. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar siswi di SMK Penerbangan Bina Dhirgantara

Karanganyar mengalami anemia. Remaja putri memiliki resiko terkena anemia

lebih tinggi daripada remaja putra. Sebagian besar remaja putri pada umumnya

lebih sering melakukan diet pengurangan makan dengan menu makan yang kurang

seimbang, sehingga asupan zat-zat gizi penting seperti zat besi kurang. Dampak

dari anemia pada remaja putri antara lain dapat menurunkan daya tahan tubuh

sehingga menyebabkan seseorang mudah terkena penyakit, menurunkan

konsentrasi yang mengakibatkan turunnya produktivitas kerja atau prestasi belajar,

dan mengganggu pertumbuhan remaja (Tarwoto, 2010).

3.2.2 Pengetahuan gizi tentang anemia

Tabel 1. Distribusi Status Anemia Responden

Status Anemia Jumlah (n) Prosentase (%)

Anemia 23 53,5

Non anemia 20 46,5

Total 43 100

Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Gizi Tentang Anemia Antara Siswi Anemia

dan Non Anemia

Pengetahuan Gizi Status Anemia Total

Anemia Non anemia

n % n % n %

Baik 2 33,3 4 66,7 6 100

Cukup 6 35,3 10 62,5 16 100

Buruk 15 75,0 5 25,0 20 100

Page 9: PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN … fileii halaman pengesahan perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia dan angka kesakitan antara siswi anemia dan non anemia di smk

5

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa siswi dengan pengetahuan gizi yang baik

sebesar 71,4% tidak mengalami anemia, sebaliknya siswi dengan pengetahuan gizi

yang buruk 3 kali lebih beresiko terkena anemia. Hal ini menunjukkan bahwa

pengetahuan gizi tentang anemia dapat mempengaruhi status anemia seseorang.

Kurangnya informasi yang diperoleh remaja menyebabkan kurangnya pengetahuan

akan pentingnya pemilihan bahan makanan secara tepat. Pengetahuan gizi yang

kurang akan berpengaruh pada pemilihan bahan makanan dengan kandungan

sumber zat besi yang tinggi. Pemilihan bahan makanan ini akan menjadi

penghambat atau pemacu penyerapan zat besi dalam tubuh (Majid, 2008).

3.2.3 Angka kesakitan

Tabel 3 menunjukkan bahwa ada kecenderungan siswi yang sering sakit

mengalami anemia yaitu sebesar 66,7%, sedangkan siswi tidak pernah sakit dan

tidak mengalami anemia sebesar 87,5%. Hal ini disebabkan karena besi diperlukan

oleh tubuh pada sistem imun untuk mengatasi infeksi. seseorang yang mengalami

defisiensi besi maka sistem imunitasnya akan menurun sehingga penyakit akan

mudah masuk ke dalam tubuh.

3.2.4 Perbedaan nilai pengetahuan gizi tentang anemia berdasarkan status

anemia

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa rata-rata nilai pengetahuan gizi tentang

anemia pada siswi yang anemia adalah sebesar 58,37 sedangkan rata-rata nilai

Tabel 3. Distribusi Angka Kesakitan Antara Siswi Anemia dan Non Anemia

Angka Kesakitan Status Anemia Total

Anemia Non anemia

n % n % n %

Tidak pernah 1 12,5 7 87,5 8 100

Jarang 10 58,8 7 41,2 17 100

Sering 12 66,7 6 33,3 18 100

Tabel 4. Perbedaan Nilai Pengetahuan Gizi Tentang Anemia Berdasarkan Status

Anemia

Pengetahuan gizi Status anemia p*

Anemia Non anemia

Minimum 40,62 40,62

Maximun 84,37 81,25

Mean 58,37 66,06 0,048

Median 56,25 68,75

Standar deviasi 12,23 12,42

*Uji Independent T-Test

Page 10: PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN … fileii halaman pengesahan perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia dan angka kesakitan antara siswi anemia dan non anemia di smk

6

pengetahuan gizi tentang anemia pada siswi yang tidak anemia lebih tinggi yaitu

sebesar 66,06. Nilai p=0,048 (p<0,05), yang artinya ada perbedaan yang signifikan

pada pengetahuan gizi tentang anemia antara siswi yang anemia dan non anemia.

Hal ini dikarenakan pengetahuan gizi yang baik akan mempengaruhi perilaku

sehingga dapat memilih bahan makanan yang bergizi dan menyusun menu

seimbang sesuai kebutuhan serta dapat mengetahui akibat dari adanya keadaan

kurang gizi (Depkes, 2003).

Rata-rata pengetahuan gizi tentang anemia pada siswi anemia lebih rendah

dibandingkan dengan siswi yang tidak anemia. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Handayani (2007) yang menyatakan bahwa ada hubungan secara

signifikan antara pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada remaja

putri yang ditunjukkan dengan prevalensi lebih dari setengah siswi yang anemia

memiliki pengetahuan gizi yang kurang. Selain itu, penelitian Purbadewi dan Ulvie

(2013) menyatakan bahwa 27 responden yang mengalami anemia 70,4%

diantaranya memiliki pengetahuan gizi yang kurang sehingga ada hubungan antara

tingkat pengetahuan gizi tentang anemia dengan kejadian anemia.

Penelitian ini sesuai dengan pendapat Suhardjo (2003) yang menyatakan

bahwa gangguan gizi merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan gizi atau

kemampuan untuk menerapkan informasi pangan di kehidupan sehari-hari.

Khomsan (2003) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan gizi

yang rendah akan memilih makanan yang menarik panca indra dan tidak memilih

berdasarkan nilai gizi makanan tersebut. Sebaliknya, pengetahuan gizi yang tinggi

akan lebih banyak menggunakan pertimbangan rasional pengetahuan tentang nilai

gizi makanan tersebut.

3.2.5 Perbedaan angka kesakitan berdasarkan status anemia

Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa rata-rata angka kesakitan pada siswi yang

anemia lebih tinggi dari siswi yang tidak anemia yaitu 4,39. Hasil nilai p=0,022

(p<0,05) yang berarti ada perbedaan yang signifikan pada angka kesakitan antara

siswi yang anemia dan non anemia. Adanya perbedaan ini dapat disebabkan arena

defisiensi besi yang terjadi pada siswi yang anemia akan mengakibatkan

Tabel 4. Perbedaan Angka Kesakitan Berdasarkan Status Anemia

Angka kesakitan Status anemia p*

Anemia Non anemia

Minimum 0 0

Maximun 7,00 7,00

Mean 4,39 2,70 0,022

Median 5,00 3,00

Standar deviasi 1,90 2,47 *Uji Mann Whitney

Page 11: PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN … fileii halaman pengesahan perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia dan angka kesakitan antara siswi anemia dan non anemia di smk

7

peningkatan resiko tubuh terkena infeksi (Subowo, 1999). Hemoglobin dalam

darah berfungsi sebagai pembawa oksigen yang dibutuhkan dalam metabolisme

energi. Apabila ketersediaan oksigen dalam darah berkurang maka pembentukan

sel-sel dalam tubuh termasuk sel-sel yang berada dalam sistem kekebalan tubuh

akan terganggu. Tubuh dengan sistem kekebalan yang menurun akan mudah

terserang penyakit infeksi seperti diare dan flu (Guyton, 2008).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Farida (2007) yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara kejadian infeksi dengan kejadian anemia.

Selain itu, Permaesih dan Herman (2005) menyatakan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara status kesehatan dengan kejadian anemia.

4. PENUTUP

Siswi dengan pengetahuan gizi tentang anemia yang buruk 3 kali lebih berisiko

mengalami anemia dan siswi yang sering sakit 2 kali lebih berisiko mengalami

anemia. Ada perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia dan angka kesakitan

antara siswi anemia dan non anemia di SMK Penerbangan Bina Dhirgantara

Karanganyar.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., Soetardjo, S., dan Soekarti, M. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur

Kehidupan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Budiman. 1999. Hubungan Pengetahuan dengan Status Anemia pada Remaja Putri

Murid SMU dan MAN di 6 Daerah Tingkat II di Jawa Barat Tahun 1997.

Program Studi Kesehatan Masyarakat. Tesis. UI. Jakarta.

Depkes RI. 2003. Program Penanggulangan Anemia Gizi pada Wanita Usia

Subur (WUS). Depkes RI. Jakarta.

Farida, I. 2007. Determinan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di Kecamatan

Gebog Kabupaten Kudus Tahun 2006. Tesis. Program Pascasarjana

Universitas Diponegoro. Semarang.

Guyton. 2008. Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.

Handayani, L, Yuliasih, R, Jamil, M. D. 2007. Hubungan Pengetahuan Tentang

Anemia, Lama Menstruasi, Konsumsi Zat Besi, dan Anemia pada Remaja

Putri SMK Negeri 1 Metro Lampung. Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.

Moehji, S. 2009. Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk. Bharata Niaga Media.

Jakarta.

Permaesih, D., Herman, S. 2005. Faktor yang Mempengaruhi Anemia Pada

Remaja. Buletin of Health Research. 33(04): 162-171.

Page 12: PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI TENTANG ANEMIA DAN … fileii halaman pengesahan perbedaan pengetahuan gizi tentang anemia dan angka kesakitan antara siswi anemia dan non anemia di smk

8

Purbadewi, L., Ulvie, Y.N.S. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang

Anemia dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi Universitas

Muhammadiyah Semarang. 2(1): 31-39.

Ray, NK. 1997. Iron Deficiency in Indonesia. HKI. Jakarta.

Riskesdas. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Jakarta.

Subowo. 1999. Imunologi Klinik. Angkasa. Bandung.

Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta.

Tarwoto, N. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Salemba Medika.

Jakarta.

Wirakusumah, E. S. 1999. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Trubus

Agriwijaya. Jakarta.

Yana, D. 2014. Pengaruh Jangka Panjang Status Anemia Terhadap Aktivitas Fisik

dan Kesegaran Jasmani Pada Siswi SMK Penerbangan Bina Dhirgantara

Karanganyar. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Surakarta.