PERANAN PRODUK PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP …eprints.ums.ac.id/53830/11/NASKAH PUBLIKASI-83.pdf ·...
Transcript of PERANAN PRODUK PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP …eprints.ums.ac.id/53830/11/NASKAH PUBLIKASI-83.pdf ·...
PERANAN PRODUK PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP
PERKEMBANGAN USAHA DI BMT AMANAH UMMAH KARTASURA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Disusun Oleh:
Abdul Hanief
B100 122 012
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PERANAN PRODUK PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP
PERKEMBANGAN USAHA DI BMT AMANAH UMMAH KARTASURA
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
Abdul Hanief
B 100122012
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :
Dosen Pembimbing
Lukman Hakim, SE, M.Si
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PERANAN PRODUK PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP
PERKEMBANGAN USAHA DI BMT AMANAH UMMAH KARTASURA
Oleh:
Abdul Hanief
B100 122 012
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Senin, 30 Mei 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Drs. Wiyadi, MM., Ph.D ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Jati Waskito, SE., M.Si. ( )
(Sekretaris Dewan Penguji)
3. Lukman Hakim, SE., M. Si. ( )
(Anggota Dewan Penguji)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
(Dr. Triyono, S.E., M.Si)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang
telah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya
pertanggung jawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 30 Mei 2017
Penulis
Abdul Hanief
B100122012
1
PERANAN PRODUK PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP
PERKEMBANGAN USAHA DI BMT AMANAH UMMAH KARTASURA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran: (1) produk pembiayaan syariah
terhadap perkembangan usaha masyarakat,(2) kendala apa saja yang dihadapi serta
bagaimana upaya dalam mengatasinya pada BMT Amanah Ummah Kartasura. Penelitian ini
menggunakan model kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data kualitatif menggunakan
trianggulasi sumber, metode, waktu dan teori. Data yang didapat sebagian besar bersumber
dari wawancara dengan pihak BMT, anggota dan beberapa data dokumentasi BMT Amanah
Ummah. Hasil dari penelitian yaitu: 1) BMT berperan positif terhadap kesejahteraan
masyarakat di berbagai sektor: a) Sektor Perdagangan, pembiayaan digunakan untuk
tambahan modal usaha dan membeli kebutuhan dagang para anggota. b) Sektor Jasa,
digunakan untuk membeli peralatan perbengkelan pada jasa bengkel body motor dan mobil
pada Jasa Ekspedisi. c) Sektor Rumah Tangga, digunakan untuk merenovasi rumah, mebiayai
pendidikan, persalinan, pemeblian sepeda motor dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. 2)
Kendala yang dihadapi BMT Amanah Ummah yaitu: a) Kendala dalam bidang SDM,
sulitnya penambahan SDM dikarenakan sebagian calon karyawan tidak dapat memenuhi
kriteria yang dibutuhkan oleh pihak BMT. b) Kendala dalam bidang Pemasaran, adanya
persaingan yang kompetitif antar lembaga keuangan di suatu daerah tersebut. c) Kendala
dalam bidang Operasional, adanya pembiayaan yang tidak lancar yang dilakukan oleh
sebagian anggota BMT.
Kata Kunci: BMT, Pembiayaan, Kendala, Upaya Mengatasi Kendala.
ABSTRACT
This study aims to determine: (1) the role of sharia financing products to the business
development of society, (2) to find out the obstacles that is being faced and how to overcome
it on BMT Amanah Ummah Kartasura. This research uses a qualitative model with data
collection techniques, using interview method, observation and documentation. The analysis
technique of the qualitative data is by triangulation of source, method, time and theory. Data
mostly obtained from interviews with the BMT, members, and some documentation from
BMT Amanah Ummah. The results of the research are: 1) BMT positively contributes to the
welfare of the community in various sectors: a) Trade Sector, financing is used for additional
business capital and purchase members trade needs. b) Service Sector, used to buy workshop
equipment on motorcycle and car body workshop services on Expeditionary Services. c)
Household sector, used to renovate the house, finance education, childbirth, motorcycle bike
and meet daily needs. 2) Obstacles faced by BMT Amanah Ummah: a) Obstacles in the field
of human resources, the difficulty of adding human resources due to some prospective
employees couldn’t meet the criteria required by the BMT. b) Constraints in the field of
Marketing, the existence of competitive competition among financial institutions in an area.
c) Constraints in the field of Operations, the existence of non-current financing made by
some members of BMT.
Keywords: BMT, Financing, Constraints, Efforts to Overcome Constraints.
2
1. PENDAHULUAN
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting
di dalam perekonomian suatu negara sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Dilihat dari segi imbalan maupun jasa atas penggunaan dana, baik simpanan
maupun pinjaman, menurut peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 yang dikutip
(Totok Budisantoso dan Sigit Tirandaru, 2006) bank dibedakan manjadi dua yaitu : (1)
Bank konvensional yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana
maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan
berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam presentase tertentu dari dana untuk suatu
periode tertentu, (2) Bank syariah yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik
penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip Syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.
Menurut Muhammad (2005) hal mendasar yang membedakan antara Lembaga
Keuangan Konvensional dengan Lembaga Keuangan Syariah adalah terletak pada
pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga
keuangan dan/atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah. Pertumbuhan
dan perkembangan perbankan Syariah di Indonesia tumbuh semakin pesat secara
fantastis. Krisis keuangan global di satu sisi telah membawa hikmah bagi perkembangan
perbankan Syariah. Prospek perbankan Syariah di Indonesia diyakini akan terus tumbuh
dan berkembang. Perkembangan industri lembaga Syariah ini diharapkan mampu
memperkuat stabilitas sistem keuangan Nasional.
Selain bank syariah yang akhir – akhir ini banyak bermunculan di Indonesia,
banyak pula bermunculan lembaga keuangan swasta sejenis yang berprinsip syariah.
Diantaranya adalah Baitul Mal wat Tamwil (BMT). Keberadaan BMT ini merupakan
usaha untuk memenuhi keinginan khususnya sebagian umat islam yang menginginkan
jasa layanan bank syariah untuk mengelola perekonomiannya.
BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi
hasil (syariah), menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka
mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin
(Sholahuddin, 2014). Jadi keberadaannya setingkat dengan koperasi yang dalam
mengoperasikannya berprinsip syariah. Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi:
baitul tamwil (bait= ‘rumah’, at tamwil= ‘pengembangan harta’) melakukan kegiatan
3
pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas
ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung
dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.
Masalah pokok dan paling sering dihadapi oleh setiap perusahaan yang bergerak
dalam bidang usaha apa pun selalu tidak terlepas dari kebutuhan dana (modal) untuk
membiayai usahanhya. Kebutuhan akan dana ini diperlukan untuk modal investasi atau
modal kerja, sebab modal merupakan unsur yang sangat penting dalam mendukung
penginkatan produksi dan taraf hidup masyarakat itu sendiri. Hal ini tidak menutup
kemungkinan bahwa pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas
dari peran sektor perbankan.
Namun, pada umumnya, masalah yang dihadapi beberapa pelaku usaha yaitu
disebabkan oleh sulitnya mendapatkan modal yang dibutuhkan. Hal ini karena para
sebagian pengusaha tidak mampu menjangkau layanan yang diberikan oleh perbankan
dalam penyediaan modalnya, sehingga biasanya mereka mengambil jalan pragmatis
dengan mencari permodalan dari pihak ketiga atau lembaga keuangan informal atau
biasa disebut juga rentenir yang relatif bunganya lebih tinggi.
Dari 283 responden yang telah mengakses layanan BMT, terdapat 157 responden
yang menjadikan BMT sebagai satu-satunya sumber untuk mendapatkan pembiayaan.
Sedangkan sisanya, disamping BMT, juga telah memanfaatkan akses layanan perbankan
dan lembaga keuangan syariah lainnya. Ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh
responden betul-betul memiliki ketergatungan yang sangat tinggi terhadap BMT (Beik,
2013).
Oleh karena itu dalam rangka meberdayakan para pedagang kecil dan menengah
agar peranannya dalam segala kegiatan ekonomi dapat menginkat, dapat memperluas
pangsa pasar dalam kegiatan produksi dan distribusi nasional serta memperkuat daya
saingnya. Oleh karena itu BMT direncanakan sebagai gerakan nasional dalam rangka
memperdayakan masyarakat lapisan bawah. Antusias masyarakat akan bank syariah
sangat besar, terbukti hingga lebih dari 2000 BMT telah berdiri dan tersebar diseluruh
Indonesia. Yang semakin diminati masyarakat dan semakin banyaknya para pemikir
ekonomi syariah di Indonesia yang terus memperjuangkan kemajuan lembaga keuangan
berdasarkan syariah Islam.
4
Lembaga Keuangan Syariah dapat dipahami sebagai berikut yaitu menurut
Dewan Syariah Nasional (DSN) lembaga keuangan adalah lembaga yang
mengeluarkan produk keuangan syariah dan mendapat izin operasional sebagai
lembaga keuangan syariah (DSN-MUI, 2003). Sedangkan menurut Hakim (2012:
181) lembaga keuangan syariah merupakan bagian dari sistem keuangan Islam,
dimana tujuan dari sistem keuangan Islam adalah memberikan kontribusi secara
pantas kepada pencapaian-pencapaian tujuan sosio-ekonomi Islam yang utama.
Lembaga keuangan Islam dalam operasinya menghapus sistem riba, dan sebagai
gantinya adalah sistem bagi hasil (profit and loss sharing). Adapun intermediator-
intermediator lainnya seperti institusi kredit khusus, koperasi asuransi deposito
tujuannya melengkapi bank atau lembaga keuangan dalam menggalang dana melalui
partisipasi ekuitas (modal), simpanan bagi hasil untuk tujuan investasi.
Baitul Maal Wa Tamwil atau sering disebut dengan BMT. Secara harfiah baitul
maal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha. Baitul yang artinya
rumah dan tamwil adalah pengembangan harta kekayaan yang asal katanya maal atau
harta. Maka tamwil merupakan tempat untuk mengembangkan usaha dan tempat
untuk mengembangkan usaha dari tempat untuk harta kekayaan (Ridwan, 2005: 126).
Baitul maal lebih memiliki kesamaan fungsi dan peran dengan Lembaga Amil Zakat
(LAZ), fungsi tersebut meliputi upaya pengumpulan dana zakat, infaq, sedekah,
wakaf, dan sumber dana-dana sosial lain, serta upaya pensyarufan zakat kepada
berhak. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana
komersial profit untuk menciptakan nilai tambah baru dan mendorong pertumbuhan
ekonomi.
Menurut Djazuli dan Yadi Janwari (2002: 183), Baitul Maal Wa Tamwil adalah
balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al tamwil dengan
kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil dan bawah dengan mendorong kegiatan
menabung serta menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu juga bisa
menerima titipan zakat, infaq, dan sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan
peraturan dan amanahnya.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Menurut Kirk dan Miiller (1986: 9) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi
5
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-
orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Penelitian ini menggunakan
BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) Amanah Ummah di kecamatan Kartasuro, Sukoharjo
sebagai subjek dalam penelitian. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data wawancara,
observasi dan dokumentasi. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu (Lexy, 1991: 135). Observasi merupakan salah satu teknik operasional
pengumpulan data melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap obyek
yang diamati secara langsung (Teguh, 1999: 134). Sedangkan, dokumentasi adalah
metode pengumpulan data dengan cara melihat, mempelajari, serta mencatat arsip-arsip
yang ada. Dokumen bisa berupa tulisan, gambar dan karya-karya monumental dari
seseorang (Sarwono, 2006).
Dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai penelitian dilapangan, lalu data tersebut
diperiksa kembali dengan cara trianggulasi sumber, metode, waktu dan teori. Dalam
penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Menurut Patton dalam Lexy (2006),
triangulasi sumber adalah mengecek balik derajat kepercayaan yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda. Demikian juga triangulasi teori, metode dan teknik,
dilakukan dengan memanfaatkan bagian teori, metode dan teknik, untuk menganalisis
masalah yang sama. Dasar pertimbangannya adalah data tidak mungkin dipahami hanya
melalui satu teori, metode dan teknik (Kutha, 2010: 242). Adapun tahapan-tahapan
analisis menurut Marshall dan Rossman dalam Lexy (1991) sebagai berikut:
a. Mengorganisasikan data
b. Pengelompokan berdasarkan Kategori, tema dan pola jawaban
c. Menguji asumsi atau permasalahan yang ada dengan data
d. Mencari alternatif penjelasan bagi data
e. Menulis hasil penelitian
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
BMT Amanah Ummah merupakan lembaga otonom yang mengatur rumah
tangganya sendiri dan berbadan hukum koperasi serta menjadi laboraturium lembaga
keuangan syariah terutama bagi Fakultas Agama Islam. Keterikatan yang sangat erat
6
BMT Amanah Ummah dengan UMS menyebabkan BMT Amanah Ummah lebih dikenal
sebagai BMT UMS.
Kegitatan Usaha Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah adalah
menghimpun dana dan menyalurkannya melalui Jasa Keuangan Syariah dari dan untuk
anggota koperasi, calon anggota koperasi, koperasi dan atau anggotanya. Penghimpunan
dana melalui produk-produk simpanan dan penyalurannya melalui pembiayaan dan
piutang sesuai dengan ketentuan syariah. Adapun produk-produk simpanan yaitu: 1)
Simpanan Mudharabah: a) Investasi Mudharabah, b) Investasi Mudharabah Berjangka.
2) Simpanan Mudharabah Al Mutlaqoh: a) Simpanan As-Syamil, b) Simpanan Haji
Mabrur. Adapun produk-produk pembiayaan yaitu: 1) Pembiayaan Murabahah: a)
Pembiayaan Kepemilikan Tanah, b) Pembiayaan Pembangunan Rumah, c) Pembiayaan
Renovasi Rumah, d) Pembiayaan Sepeda Motor, e) Pembiayaan Pendidikan.
Peran pembiayaan BMT Amanah Ummah telah dirasakan oleh beberapa anggota
baik digunakan untuk kebutuhan konsumtif maupun produktif. Pembiaayan telah
dilakukan di berbagai sektor antara lain; 1) Sektor Perdagangan, 2) Sektor Jasa dan 3)
Sektor Rumah Tangga. Peningkatan kesejahteraan yang dirasakan para anggota BMT
Amanah Ummah dari berbagai sektor perekonomian didasarkan pada peningkatan dan
pengembangan dalam menjalankan usahanya.
Faktor pendukung yang dimiliki oleh BMT Amanah Ummah antara lain: 1)
Berbasis Ekonomi Syariah, 2) Prosedur pinjaman mudah dan 3) Bergabung di
perhimpunan BMT Skala Nasional. Sedangkan, beberapa faktor kendala yang dihadapi
yaitu: 1) Kendala dalam bidang SDM, 2) Kendala dalam bidang Pemasaran dan Kendala
dalam bidang Operasional.
Tabel 1. Peranan BMT Amanah Ummah
No
(1) Pembiayaan
(2)
Keterangan
(3)
1. Sektor Perdagangan
a. Usaha Kuliner &
Katering Makanan
b. Toko Kelontong
c. Pedagang Pakaian
Membeli Bahan
Membeli Alat Masak
Peralatan Masak
Membeli Mobil
Membeli rumah toko
Membeli Mobil
7
2. Sektor Jasa
a. Ekspedisi
b. Bengkel
Membeli Mobil
Membeli Operasional
Membeli alat-alat bengkel
Sewa tempat bengkel
3. Sektor Rumah Tangga Renovasi rumah
Pendidikan
Persalinan
Pembiayaan Sepeda Motor
Konsumsi sehari hari
4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulannya sebagai
berikut:
a. Peran BMT Amanah Ummah telah dirasakan oleh perkembangan usaha
masyarakat di berbagai sektor dengan beberapa produk-produk pembiayaan yang
dihasilkan oleh BMT Amanah Ummah seperti sektor perdagangan, sektor jasa
dan sektor rumah tangga. Namun peranan tersebut belum bisa dikatakan optimal
karena masih ada dari beberapa masyarakat yang melakukan pembiayaan di
lembaga keuangan lainnya seperti koperasi konvensional dan badan-badan kredit
lainnya di Sukoharjo.
b. Faktor Pendukung yang dimiliki oleh BMT Amanah Ummah yaitu berbasis
ekonomi syariah, prosedur pinjaman yang mudah dan bergabung dalam
perhimpunan BMT Skala Nasional.
c. Faktor Kendala yang dimiliki oleh BMT Amanah Ummah yaitu kendala dalam
bidang SDM, kendala dalam bidang pemasaran dan kendala dalam bidang
operasional.
d. Upaya yang dilakukan BMT Amanah Ummah untuk mengatasi kendala tersebut:
a) Kendala dalam bidang SDM, yaitu dengan bekerja sama antar dengan
institusi pendidikan melalui program magang, memberikan beasiswa, dan
memperluas penerimaan dengan mengikuti Job Fair di beberapa institusi
pendidikan tinggi.
b) Kendala dalam bidang pemasaran, untuk menghadapi persaingan BMT
Amanah Ummah menggunakan sistem yang di miliki oleh BMT Amanah
Ummah yaitu sitem syariah. Dimana lembaga keuangan lain atau lembaga
8
perbankan konvensional menggunakan sistem bunga sedangkan BMT
Amanah Ummah tidak menggunakan sistem bunga melainkan sistem bagi
hasil.
c) Kendala dalam bidang Operasional, yaitu dengan melakukan pendekatan
personal kepada anggota yang mengalami angsuran tidak lancar agar anggota
dapat mengembalikan pembiayaan ke BMT Amanah Ummah.
4.2 . Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan
saran kepada BMT Amanah Ummah sebagai berikut:
a. BMT Amanah Ummah haus terus berusaha dalam mengembangkan produk yang
dimiliki dan memperluas wilayah jangkauan pelayanan sampai ke daerah-daerah
terpencil, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengusaha kecil
menengah melalui pemberian pinjaman modal usaha.
b. BMT Amanah Ummah telah berperan dalam mewujudkan kesejahteraan
masyarakat melalui berbagai sektor perekonomian. Oleh karena itu pengurus dan
pengelola BMT Amanah Ummah baik pusat maupun cabang di dapat lebih
meningkatkan mutu pelayanan, yaitu dengan menambah fasilitas ATM (Anjungan
Tunai Mandiri) yang bisa bekerja sama dengan Bank Jateng Syariah maupun
ATM Bersama, sehingga bisa lebih efisien dan memudahkan nasabah dalam
melakukan transaksi penarikan tunai maupun transaksi non tunai.
c. Dalam permodalan, di harapkan BMT Amanah Ummah lebih memperkuat
permodalan yang dimiliki BMT Amanah Ummah, agar modal yang dimiliki oleh
BMT bertambah sehingga bisa membantu nasabah secara penuh dalam penyaluran
pinjamannya, dan manfaatnya bisa lebih dirasakan oleh anggota maupun
masyarakat yang memiliki usaha kecil di Sukoharjo.
d. Sebaiknya pihak penglola BMT Amanah Ummah lebih berinovasi dalam
menghadapi anggota yang mengalami kredit macet. Yaitu dengan memberikan
sanksi kepada nasabah yang mengalami keterlambatan dalam mengembalikan
pinjamannya, sehingga nasabah akan mematuhi aturan dan prosedur yang ada di
BMT Amanah Ummah.
9
DAFTAR PUSTAKA
Adimarwan, A. Karim. 2011. Bank Islam “Analisa Fiqih dan Keuangan”. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada
Adiwarman, A. Karim. 2013. Bank Islam: Fiqih dan Keuangan. Edisi 5. Cetakan ke 9.
Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada
Ahmad Sumiyanto. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Yogyakarta: PT ISES Consulting
Indonesia
Al Jazairi, Abu Bakar Jabir. 2014. Mihanjul Muslim. Surakarta: Pustaka Arafah
Amir Machmud dan Rukmana. 2010. Bank Syariah, Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di
Indonesia. Jakarta: Erlangga
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. “Bank Syariah: dari Teori ke Praktik”. Jakarta: Gema
Insani
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2011. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema
Insani Press bekerjasama dengan Yayasan Tazkia Cendekia
Ardista, Nisro’ah Roseliani. 2012. “Peran Produk Pembiayaan terhadap kesejahteraan
masyarakat pada BMT Nurul Barokah Sambi, Boyolali”. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Arifianto, Himawan. 2015. “Peran koperasi simpan pinjam dan efektivitas kredit dalam
meningkatkan kesejahteraan anggota”. Jurnal Ilmiah. Malang: Universitas Brawijaya.
Arumastuti, Agnetia. 2016. “Peran Produk Pembiayaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
pada BMT “AKBAR” Polokarto, Sukoharjo”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ascarya. 2008. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. RajaGrafindo Perkasa
Ascarya. 2011. Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Beik, Irfan Syauqi. 2013. “BMT dan Sumber Alternatif Pembiayaan Syariah Bagi UMKM”.
REPUBLIKA, hal. 23
Djazuli, A dan Yadi Janwari. 2002. Lembaga-lembaga perekonomian umat. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Djazuli, Budisantoso Totok dan Triandaru Sigit. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta: Salemba Empat
Hakim, Lukman. 2007. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Syariah. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
10
Khaerul Umam. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: CV Pustaka Setia
Meleong, Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Meleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Meleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Grha
Ilmu
Ridwan, Muhammad. 2005. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII
Press
Rivai, Veithzal dkk. 2012. Islamic Banking and Finance Dari Teori ke Praktik Bank dan
Keuangan Syariah sebagai Solusi dan Bukan Alternatif. Yogyakarta: BPFE
Sholahuddin, Muhammad. 2014. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Syariah. Surakarta:
Muhammadiyah University Press
Teguh, Muhammad. 1999. Metedologi penelitian ekonomi teori dan aplikasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Usmani, M. Taqi. 1999. An Introduction to Islamic Finance. Idafatul Ma’arif. Karaochi
Yuliadi, Imamudin. 2001. Ekonomi Islam. Yogyakarta: LPPI
Yunitasari, Vera Dwi. 2010. “Peran Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Surya terhadap
pemberdayaan sektor perekonomian masyarakat di Klaten”. Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Zahara. 2008. “Peranan bank syariah dalam memperkokoh perekonomian sektor riil di
Indonesia”. Jurnal Ekonomi Oktober 2008. Volume 3. Nomor 2. Halaman 154-163.
(Online), (http://www.repo.polinpdg.ac.id/254/1/299-285-1-PB.pdf, diakses pada
tanggal 25 Oktober 2016.