PERAN KELOMPOK SADAR WISATA DALAM ...repo.apmd.ac.id/754/1/KATARINA DEWI 17610017.pdfKelompok sadar...
Transcript of PERAN KELOMPOK SADAR WISATA DALAM ...repo.apmd.ac.id/754/1/KATARINA DEWI 17610017.pdfKelompok sadar...
i
PERAN KELOMPOK SADAR WISATA DALAM PENGELOLAAN
WISATA ALAM KEBUN TEH NGLINGGO
(Studi di Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan
Konsentrasi Kepemerintahan Desa
Disusun oleh :
KATARINA DEWI YUNI ASTUTI
17610017
PROGRAM MAGISTER
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”YOGYAKARTA
2019
iii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Katarina Dewi Yuni Astuti
NIM : 17610017
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul PERAN KELOMPOK
SADAR WISATA DALAM PENGELOLAAN WISATA ALAM KEBUN TEH
NGLINGGO. Penelitian di Desa Pagerharjo adalah betul-betul karya saya sendiri.Hal-hal
yang bukan karya saya dalam tesis tersebut telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis
tersebut.
Yogyakarta,18 Februari 2019
Yang membuat pernyataan
Katarina Dewi Yuni Astuti
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulis telah dapat menyusun tesis ini.
Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat
Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Konsentrasi Pemerintah Daerah di Sekolah
Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) “APMD” Yogyakarta.
Terselesaikannya penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah memberikan dukungan doa, bimbingan maupun saran-saran yang berguna dalam
penyusunan tesis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Dr. Supardal, M.Si selaku Direktur Program Magister Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) “AMPD” Yogyakarta.
2. Ibu Rr. Leslie Retno Angeningsih, Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sampai selesainya tesis
ini.
3. Ibu Dra. B. Hari Saptaning Tyas, M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga tesis ini dapat
terselelsaikan dengan baik.
4. Bapak Dr. E.W. Tri Nugroho, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga tesis ini dapat terselelsaikan dengan
baik
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Magister Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat
Desa (STPMD) “AMPD” Yogyakarta, yang telah membekali banyak ilmu
pengetahuan.
6. Kepala Desa Pagerharjo beserta jajarannya yang telah memberikan ijin bagi penulis
dalam mengumpulkan data dan informasi bagi penulisan tesis.
7. Ketua dan para anggota kelompok Sadar Wisata Padukuhan Nglinggo.
8. Saudara-saudari yang telah bersedia memberikan informasi dan menjadi motivator
untuk menyelesaikan tesis ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Program Magister Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat
Desa (STPMD) “AMPD” Yogyakarta.
v
Penulis menyadari bahwa dalam usaha penyusunan tesis ini tidak luput dari
kekurangan, kesulitan, hambatan maupun rintangan, sehingga tesis ini masih jauh dari kata
sempurna.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan dan melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya kepada Bapak dan Ibu Dosen dan semua pihak atas segala bantuan yang telah diberikan
kepada penulis.
Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak serta menambah wacana pemikiran bagi semua pihak yang berminat pada penelitian
dibidang ini.
Yogyakarta, 18 Februari 2019
Penulis
Katarina Dewi Yuni Astuti
vi
MOTTO
Jangan lagi kamu kuatir akan masa depanmu,
Selama kamu hidup dalam firman-Nya,
Percaya dan selalu mengandalkan-Nya
Apapun yang kamu kerjakan,akan dibuat-Nya berhasil ( Mazmur 27:14 ).
BERDOA seperti Nehemiah
TAAT seperti Daniel
MEMIMPIN seperti Musa
MELAYANI seperti Martha
PERCAYA seperti Maria
KUAT seperti Daud
MENDIDIK seperti Paulus
MEMBANGUN seperti Nuh
MENGASIHI seperti Yesus
vii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur dan sukacita tesis ini ku persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan nafas kehidupan hingga sampai detik ini.
2. Bapak dan Mamak tercinta
3. Mbak Rini dan keluarga
4. Mbak Nunik dan Keluarga
5. Mbak Ratri dan Keluarga
viii
DAFTAR ISI
halaman
JUDUL........................................................................................................…. i
PENGESAHAN..........................................................................................…. ii
PERNYATAAN ........................................................................................…. iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………….. .....…. iv
MOTTO ......................................................................................................…. vi
PERSEMBAHAN.......................................................................................…. vii
DAFTAR ISI...............................................................................................…. viii
DAFTAR TABEL.......................................................................................…. xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................… xiii
INTISARI ...................................................................................................… xiv
ABSTRACT..................................................................................................… xv
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................… 1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................… 1
B. Fokus Penelitian........................................................................… 8
C. Rumusan Masalah.....................................................................… 9
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian ...................................................................… 9
F. Kerangka Konseptual................................................................… 10
1. Peran Pokdarwis..................................................................… 10
2. Pengelolaan Pariwisata .......................................................… 11
3. Pokdarwis............................................................................… 18
G. Metode Penelitian .....................................................................… 26
1. Jenis Penelitian....................................................................… 26
ix
2. Lokasi Penelitian.................................................................… 27
3. Obyek Penelitian.................................................................… 27
4. Teknik Pemilihan Informan ................................................… 27
5. Teknik Pengumpulan Data..................................................… 30
6. Teknik Analisis Data............................................................... 31
BAB II DESKRIPSI DESA PAGERHARJO DAN WISATA
ALAM KEBUN TEH NGLINGGO……………………………... 34
A. Keadaan Umum desa Pagerharjo ...............................................… 32
1. Keadaan Fisik wilayah...........................................................… 32
2. Topografi………………………………………………………. 38
3. Keadaan Penduduk……………………………………………. 38
a. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Umur Produktif,
dan Kepala Keluarga………………………………………… 39
b. Menurut Pendidikan………………………………………… 39
c. Keadaan Penduduk Menurut Pekerjaan……………………... 41
4. Potensi Sarana dan Prasarana……………………………...…….. 42
a. Sarana dan Prasarana Transportasi…………………………… 42
b. Sarana Transportasi……………………………………………. 43
5. Potensi Lembaga Ekonomi dan Jasa.............................................. 44
6. Luas Wilayah Menurut Penggunaan……………………………. 45
7. Iklim…………………………………………………………….. 45
8. Visi dan Misi……………………………………………………. 47
9. Struktur Organisasi…………………………………………….. 48
10. Lembaga Pemerintahan, Kemasyarakatan Politik……………… 48
11. Lembaga Kemasyarakatan……………………………………… 48
x
12. Lembaga Ekonomi dan Jasa……………………………………. 48
B. Pedukuhan Nglinggo ..................................................................… 50
1. Keadaan Umum……………………………………………… 50
2. Wisata Alam Kebun Teh…………………………………….. 51
3. Visi dan Misi…………………………………………………. 54
4. Pengurus Wisata Nglinggo…………………………………… 55
5. Paket Wisata…………………………………………………. 57
6. Data Pengunjung Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo
Tahun 2015………………………………………………….. 59
7. Data Pengunjung Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo
Tahun 2016………………………………………………….. 60
8. Data Pengunjung Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo
Tahun 2017…………………………………………………... 61
BAB III ANALISIS PERAN KELOMPOK SADAR WISATA DALAM
PENGELOLAAN WISATA ALAM KEBUN TEH NGLINGGO
DI DESA PAGERHARJO………………………………………… 63
A. Peran Kelompok Sadar Wisata dalam Pengelolaan Wisata Alam
Kebun Teh Nglinggo……………………………………………. 63
1. Meningkatkan Pemahaman Kepariwisataan........................... 63
2. Meningkatkan Peran dan Partisipasi Masyarakat
dalam Pembangunan Kepariwisataan................................... 64
3. Meningkatkan Nilai Manfaat Kepariwisataan
bagi Masyarakat/anggota Pokdarwis.................................. 69
4. Mensukseskan Pembangunan Kepariwisataan..................... 70
xi
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pengelolaan
Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo……………………………. 78
1. Faktor Pendukung ………………………………… 78
2. Faktor Penghambat………………………………… 80
BAB IV PENUTUP ....................................................................................… 83
A. Kesimpulan ..............................................................................… 83
B. Saran.........................................................................................… 86
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..….. 88
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Informan Penelitian.................................................................. 29
Tabel II.2 Jumlah Penduduk Menurut Kepala Keluarga, Jenis Kelamin,
dan Umur Tahun 2017……………………………… 39
Tabel II.3 Pendidikan Desa Pagerharjo Tahun 2017…………………….. 40
Tabel II.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2017………. 41
Tabel II.5 Data Prasarana Transportasi…………………………………… 42
Tabel II.6 Data Sarana Transportasi di Desa Pagerharjo…………………. 43
Tabel II.7 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Tahun 2017…………….. 44
Tabel II.8 Data Lembaga Ekonomi dan Jasa di Desa Pagerharjo…………. 49
Tabel II.9 Data Pengunjung Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo
Tahun 2015…………………………………………………….. 59
Tabel II.10 Data Pengunjung Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo
Tahun 2016…………………………………………………….. 60
Tabel II.11 Data Pengunjung Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo
Tahun 2017……………………………………………………. 61
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Peta Administrasi Kecamatan Samigaluh………………………… 36
Gambar II.2 Peta Desa Pagerharjo……………………………………………... 37
Gambar II.3 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa
Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo
Daerah Istimewa Yogyakarta…………………………………… 47
Gambar II.4 Peta Wisata Alam Nglinggo…………………………………….. 53
Gambar II.5 Struktur Pengurus Wisata…………….…………........................ 55
xiv
INTISARI
Kelompok sadar wisata merupakan unsur penggerak atau salah satu komponen dalammasyarakat yang memiliki peran dan kontribusi penting dalam pengelolaan danpengembangan pariwisata yang ada di daerahnya. Sehingga kelompok sadar wisatamemiliki tugas untuk merangkul seluruh masyarakat agar bekerja bersama-samamembangun potensi alam yang dimiliki namun ketersediaan sumber daya alam menjadi sia-sia dan tidak berpengaruh terhadap kemajuan perekonomian bagi suatu daerah danmasyarakatnya apabila ketersediaan sumber daya alam tersebut tidak dikelola dengan baikoleh pemerintah, masyarakat, dan mengakibatkan kurangnya lapanganpekerjaan,partisipasi masyarakat, dan pemahaman pengelolaan wisata yang baik.
Penelitian berusaha mengetahui bagaimana peran kelompok sadar wisata dalampengelolaan wisata alam. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimanakelompok sadar wisata dalam pengelolaan wisata alam kebun teh Nglinggo. Lokasipenelitian di Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, DaerahIstimewa Yogyakarta dipilih sebagai lokasi penelitian karena kelompok sadar wisata memilikitugas untuk merangkul seluruh masyarakat agar bekerja bersama-sama membangunpotensi alam yang dimiliki. Namun ketersediaan Sumber Daya Alam menjadi sia-sia dantidak berpengaruh terhadap kemajuan perekonomian bagi suatu daerah dan masyarakatnyaapabila ketersediaan sumber daya alam tersebut tidak dikelola dengan baik oleh Pemerintahmaupun masyarakat.
Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Obyek penelitian yaitu kondisi faktualmengenai peran kelompok sadar wisata dalam pengelolaan wisata alam kebun teh Nglinggoserta faktor pendukung dan faktor penghambat yang berpengaruh terhadap partisipasimasyarakat dalam pengembangan wisata alam kebun teh. Teknik pemilihan informanmenggunakan teknik purposive dan teknik pengumpulan data melalui observasi,wawancaramendalam dan dokumentasi. Analisa dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang objekyang diteliti dan menarik kesimpulan. Adapun informan yang terlibat berjumlah 15 informanyang terdiri dari 5 pengelola kelompok sadar wisata, 5 orang perangkat Desa, 2 orangmasyarakat, dan 2 orang pengunjung.
Hasil penelitian ini, cek ricek trianggulasi menunjukkan bahwa pertama peran pokdarwisdalam pengelolaan wisata alam telah terlaksana dengan baik yaitu telah melakukanberbagai perubahan di area wisata seperti penataan kebun teh yang semakin rapi,pembuatan jalan untuk spot-spot berfoto, pembuatan papan tulisan yang digunakan untukberfoto,penyediaan tempat sampah,telah tersedia kendaraan bagi pengunjung, pembuatanloket karcis masuk serta warung-warung di sekitar area wisata. Kedua faktor pendukungsumber daya manusia yang terlibat sudah baik, sarana dan prasarana yang semakin baik.Adapun faktor penghambat masih kurangnya kesadaran petugas dalam menjalankan tugaspokok dan fungsinya,masih kurangnya penguasaan bahasa asing yang dimiliki oleh petugasserta lahan parkir yang disediakan masih berupa tanah atau belum di paving blok. Untuk itumaka pelatihan, kerjasama, dan partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalampengelolaan wisata alan Kebun Teh Nglinggo.
Kata kunci : Peran, pengelolaan dan wisata
xv
ABSTRACTThe consciously tourism group is an element and component in society, it has an importantrole and contribution in the management and development of tourism in the District. Then,the consciously tourism group have duty to embrace all communities to work together todevelop their natural potential, however existing natural resources are in vain and there is noinfluence on economic progress for the people living in the area if it is not managed properlyby the government and the community, which results in a lack of jobs, communityparticipation and knowledge about how to manage a tourism sites.
In this study, the writer want to find out the role of the consciously tourism group to managethe natural tourism. The aim of this study is to describe the role of the consciously tourismgroup in managing the natural tourism at KebunTehNglinggo. Location of this research inPagerharjo Village, Sub districtSamigaluh, KullonProgo Regency of Yogyakarta. Thislocation was chosen by the writer because the consciously tourism group had the duty toembrace the entire community to work togetherto develop their natural potential that theavailability of natural resources becomes useful in building the economy of the community inthe area.
This research used descriptive qualitative method. The object of this research is factualcondition regarding in the role of the consciously tourism group in managing the naturetourism at KebunTehNglinggo and supporting factors and inhibiting factors that influencecommunity participation in developing natural tourism of KebunTehNglinggo. The informantselection technique uses purposive techniques and data collection techniques throughobservation, in-depth interviews and documentation. From the results of the analysis can beobtained the real conditions about the object of the study and take a conclusions. There are15 informant, consist of 5 officer of the nature tourism, 5 village officials, 2 people atKebunTehNglinggo and 2 visitors.
The result of this research is the role of the consciously tourism group in the managing thenature tourism has been done with the right thing and has made changes in the tourist areasuch as the arrangement of increasingly tidy tea gardens, road construction for photo shootarea, making boards used for photos shoot, providing trash bins, vehicles for visitors, makingentry ticket counters and culinary around the tourist area. Then the supporting factors of thehuman resources involved are good, the facilities and infrastructure are getting better.However, there are still inhibiting factors, namely lack of awareness of officers in carrying outtheir main tasks, lack of mastery of foreign languages owned by officers and parking spacesprovided are still in the form of land or not in paving blocks. For this reason, training,cooperation and community participation are needed in the management of natural tourismKebunTehNglinggo.
Keywords: Role, Management and Tourism.
1
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pariwisata telah memainkan peranan penting dalam perekonomian negara
terutama negara yang memiliki sumber pariwisata potensial. Indonesia merupakan
negara berkembang, yang memiliki potensi yang cukup untuk menjadi daerah tujuan
wisata internasional, baik yang berupa keindahan alam dan keanekaragaman budaya
sehingga pemerintah Indonesia telah bertekad untuk menjadikan sektor pariwisata
sebagai sektor unggulan yang dapat memberikan masukan pendapatan finansial
nasional yang tinggi (https://media.neliti.com/media/publications/131668-ID-strategi-
pengembangan-pariwisata-lokal.pdf diunduh pada tanggal 12 Desember 2018).
Sektor pariwisata yang mengalami perkembangan di Indonesia adalah wisata
alam karena peran alam sebagai sumber daya alam dalam kepariwisataan sangat besar
dan penting yang bisa dilihat dari klasifikasi jenis obyek dan daya tarik wisata dan
termotivasi dari kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik atau
Nusantara (https://media.neliti.com/media/publications/131668-ID-strategi-
pengembangan-pariwisata-lokal.pdf diunduh pada tanggal 12 Desember 2018).
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009, pasal 1 ayat 1 yaitu bahwa
penyelenggaraan pembangunan kepariwisataan di Indonesia harus dilakukan,
berdasarkan pada asas : manfaat, kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan,
kemandirian, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan, demokratis, kesetaraan, dan
kesatuan. Pasal 1 ayat (1), wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Kemudian, dalam ayat (3) dinyatakan bahwa
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
2
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
pemerintah daerah (Suryadana, 2013: 47).
Indonesia memiliki pesona alam dan budaya yang melimpah, sehingga sektor
pariwisata di Indonesia memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan dalam
memperkenalkan dan mengembangkan potensi pariwisata Indonesia, Pemerintah
Indonesia memiliki selogan Wonderful Indonesia yang dijadikan branding pariwisata
Indonesia mulai tahun 2011 (https://tourisminframe.wordpress.com/2017/09/12/sejarah-
dan-perkembangan-tackline-pariwisata-indonesia-hingga-menjadi-wonderful-indonesia/
diunduh pada tanggal 10 Agustus 2018).
Dalam meningkatkan ketangguhan kepariwisataan nasional, dalam rangka
menghadapi era globalisasi, kebijakan yang ditempuh pemerintah adalah menyusun
perencanaan pengembangan pariwisata Nasional yang dijabarkan ke tingkat daerah,
dengan memperhatikan pola dasar pengembangan daerah, rencana tata ruang daerah
dan standarisasi mutu produk. Selanjutnya pemantapan dan peningkatan kawasan
pembangunan ekonomi terpadu, kawasan andalan prioritas, dan kawasan tertentu
lainnya guna mempercepat pemerataan pembangunan. Untuk meningkatkan produk
wisata yang berkualitas pengembangan dan pengusahaan objek dan daya tarik wisata
alam, budaya dan minat khusus. Sebagai contoh dilakukan pembinaan dan
pengembangan usaha pariwisata dan pengusahaan jasa pariwisata seperti Biro Jasa
Wisata (BPW), pramuwisata, dan usaha jasa lainnya serta sistem pendukungnya, usaha
dan penguatan sarana prasarana untuk memperluas aksestabilitas (akomodasi,
kawasan pariwisata, wisata tirta, restoran, angkutan wisata, serta sistem
pendukungnya).
Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai penyelenggara kegiatan
kepariwisataan (SDM), memerlukan peranan sangat penting. Sumber Daya Manusia
yang berkualitas tinggi, dapat menghasilkan pelayanan yang profesional.
3
Guna menghasilkan Sumber Daya Manusia yang profesional di bidang
kepariwisataan, perlu dikembangkan model pendidikan dan Pelatihan dengan
memberikan fasilitas fisik dan non-fisik yang memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) modern.
Keberhasilan pembangunan kepariwisataan Nasional juga dilakukan oleh
adanya kemitraan antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta Perusahan Swasta, juga
dukungan masyarakat dan media massa. Oleh karena itu, guna mencapai sasaran
pembangunan kepariwisataan nasional, perlu kebijakan dalam peningkatan pembinaan
terhadap organisasi-organisasi kemasyarakatan, penyertaan masyarakat dalam
kegiatan kemasyarakatan yang berhubungan dengan kepariwisataan, seperti upacara-
upacara adat setempat, pembinaan unit ekonomi lokal dan penyerataan lembaga-
lembaga ekonomi daerah, contohnya, koperasi unit usaha cindramata, dan unit usaha
lainnya, agar penyelenggaraan kewirausahaan ini mengikuti selera pasar
(Muljadi, 2012: 59). Jadi pembangunan pariwisata yang berhasil adalah pembangunan
pariwisata yang dilakukan secara bersama termasuk “membangun bersama
masyarakat” sehingga pembangunan pariwisata dapat memberikan keuntungan secara
ekonomi, sosial maupun budaya kepada masyarakat setempat atau bisa disebut
sebagai pariwisata berbasis masyarakat. Argyo Demartoto, (2009: 100) yang
menyatakan tujuan pembangunan pariwisata yang melibatkan masyarakat diantaranya
yaitu :
1. Memberdayakan masyarakat melalui pembanguan pariwisata. Meningkatkan peran
dan partisipasi masyarakat agar dapat memperoleh keuntungan ekonomi, sosial,
maupun budaya dari pembangunan pariwisata.
2. Memberikan kesempatan yang seimbang kepada semua anggota masyarakat, baik
laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, salah satu pendekatan yang didapat
digunakan untuk pengembangan pariwisata berbasis masyarakat adalah pendekatan
partisipasi.
4
Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi wisata alam
dan adat istiadatnya yang sangat menakjubkan. Wisata alam di Yogyakarta tidak
kalah dengan wisata alam di Bali karena menjadi destinasi wisata kedua setelah Bali,
bisa dikatakan demikian karena sebagai tujuan daerah wisata yang banyak dicari
oleh wisatawan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan
budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata. Yogyakarta juga
terkenal dengan berbagai jenis wisata yang menawarkan keindahan alam seperti
pantai, mangrove, Gunung Merapi, Cagar Budaya. Disamping itu berkembanganya
juga wisata alternatif, inovasi. Para wisatawan mulai melirik wisata alternatif yang
tidak hanya sekedar menyajikan keindahan alam tetapi lebih kepada interaksi
dengan masyarakat.
Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta menawarkan salah satu
jenis wisata alam alternatif yang masih asri yaitu wisata alam Kebun Teh dengan
udaranya yang sejuk karena berada di dataran tinggi. Wisata ini selain menawarkan
keindahan alam pengunjung juga bisa menikmati hidup berbaur dengan masyarakat
atau bisa dikatakan sebagai wisata edukasi.
Pengembangan pariwisata Kabupaten Kulon Progo sudah diatur dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPKD) Tahun 2015-2025. (RIPKD)
menjelaskan bahwa: pariwisata sebagai salah satu pilar pembangunan daerah
mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan berupa kontribusi yang
diberikan baik dalam penerimaan, pendapatan daerah, pengembangan wilayah,
maupun dalam penyerapan investasi dan tenaga kerja di Kabupaten Kulon Progo.
Dinamika dan tantangan dalam konteks regional dan global, telah menuntut suatu
perencanaan dan pengembangan sektor pariwisata yang memiliki jangkauan
strategis, sistematis, terpadu, sekaligus komprehensif mencakup keseluruhan
5
komponen pembangunan kepariwisataan yang terkait, baik dari aspek industri
pariwisata, destinasi pariwisataan, pemasaran, maupun kelembagaan.
Kabupaten Kulon Progo yang saat ini memiliki proyek besar terkait dengan
pengembangan wisata Bedah Menoreh yaitu membangun jalan sejauh 65 kilometer.
Terletak di perbukitan Menoreh, Kecamatan Samigaluh dan memiliki wisata andalan
salah satunya adalah wisata alam Kebun Teh Nglinggo terletak di perbukitan
Menoreh Desa Pagerharjo. Kebun Teh Nglinggo menawarkan pengalaman langsung
yang melibatkan wisatawan untuk berhubungan dengan budaya dan kearifan lokal
masyarakat.
Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo terbentuk dari keinginan bersama
masyarakat setempat sehingga masyarakat sering melakukan perkumpulan antar
warga, sehingga hasil perkumpulan tersebut warga sepakat untuk menjadikan
kawasan Perkebunan Teh sebagai potensi wisata . Kebun Teh Nglinggo perlu salah
satunya peran dari Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), Pokdarwis ini dibentuk
berfungsi untuk menjembatani masyarakat agar dapat memberdayakan potensi–
potensi yang dimiliki dalam upaya pengelolaan dan pengembangan Wisata Alam
Kebun Teh Nglinggo. Kelompok sadar Wisata (Pokdarwis) ini memiliki tugas untuk
merangkul seluruh masyarakat agar bekerja bersama-sama membangun potensi
alam yang dimiliki.
Untuk mewujudkan wisata Kebun Teh Nglinggo dibentuk Pokdarwis pada
tahun 2014, Pokdarwis berfungsi untuk menjembatani masyarakat dengan
pemerintah dalam upaya pengelolaan dan pengembangan Kebun Teh Nglinggo.
Pokdarwis ini memiliki tugas untuk merangkul seluruh masyarakat agar bekerja
bersama-sama membangun potensi alam yang dimiliki, namun ketersediaan sumber
daya alam menjadi sia-sia dan tidak berpengaruh terhadap kemajuan perekonomian
bagi suatu daerah dan masyarakatnya apabila ketersediaan sumber daya alam
tersebut tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah dan masyarakatnya.
6
Kesempatan berpartisipasi dalam pengembangan Kebun Teh Nglinggo ini
dari masyarakat sekitar masih belum banyak yang terlibat berpartisipasi dalam
pengembangan wisata tersebut yaitu dari jumlah 602 jiwa yang berpartisipasi hanya
18 jiwa yang bergabung dalam kepengurusan Pokdarwis, 15 jiwa petugas loket dan
jaga parkir karena dari masyarakat setempat beranggapan sudah banyak yang
terlibat dalam pengelolaan tempat wisata tersebut. Kebun teh Nglinggo merupakan
salah satu modal atau asset dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, ternyata peran Pokdarwis dalam pengelolaan wisata alam belum
sepenuhnya dapat berjalan dengan baik, hal tersebut dapat dilihat ketika datang
berwisata ke Kebun Teh Nglinggo bahwa disana tempat parkir masih berupa tanah
yang pada saat musim hujan menjadi licin dan becek, tidak ada rambu-rambu
peringatan tentang rawan longsor dan juga masyarakat yang terlibat dalam
pengelolaan wisata ini belum begitu paham pengeloaan wisata yang baik karena ini
juga dipengaruhi oleh Sumber Daya Manusianya (SDM). Hal tersebut disebabkan
oleh lemahnya dari Pokdarwis dalam melakukan pengelolaan wisata alam.
Berdasarkan hasil penelaahan beberapa literatur oleh peneliti diperoleh suatu
kesimpulan bahwa pembahasan yang mengkaji tentang peran Pokdarwis dalam
pengelolaan wisata alam telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Ada beberapa
penelitian lain yang dianggap mirip dengan penelitian yang dilakukan antara lain:
1. Hasil riset yang ditulis oleh Theofilus Retmana Putra, dalam Peran Pokdarwis dalam
pengembangan atraksi wisata di Desa Wisata Tembi, Kecamatan Sewon Kabupaten
Bantul, dalam; Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, Volume 9 (3):225-235
September 2013, Biro Penerbit Planologi Undip, Semarang. Perkembangan industri
kreatif di Indonesia semakin maju karena berhasil diaplikasikan dalam berbagai
sektor, dan salah satunya di dalam sektor pariwisata. Desa Wisata Tembi
merupakan subyek pengembangan pariwisata melalui konsep industri kreatif.
Suguhan utama dari desa wisata ini adalah adanya perpaduan menarik dan kaya
7
makna tradisional yang disajikan dalam bentuk sinergitas antara nuansa pedesaan
yang tenang dengan budaya lokal masyarakatnya yang khas. Desa wisata ini
mengalami banyak kemajuan semenjak dibentuknya Pokdarwis pada tahun 2010,
dimana perkembangannya yang paling menonjol adalah dalam hal kualitas dan
kuantitas program atraksi wisata. Perkembangan atraksi wisata ini mampu menarik
lebih banyak wisatawan, terbukti jumlah wisatawan yang tiap bulannya terus
meningkat hingga mencapai angka 600 wisatawan, yang ditahun-tahun sebelumnya
hanya mencapai angka puluhan wisatawan tiap bulannya. Pokdarwis inilah yang
bertugas mengorganisasikan seluruh bentuk pengembangan atraksi wisata yang
dikelola oleh masyarakat setempat. Peran Pokdarwis yang nyata terlihat pada unsur
perancangan, implementasi rencana, dan pengelolaan atraksi wisata dengan
melibatkan pihak ketiga termasuk di dalamnya masyarakat setempat selaku aktor
yang berpengaruh. Kerja sama yang baik antara Pokdarwis dengan beberapa stake
holders inilah yang memperkuat eksistensi Desa Wisata Tembi dalam
mengembangkan kualitas dan kuantitas program atraksi wisata yang ada disana.
2. Hasil riset yang ditulis oleh Ahmad Nawawi dalam Partisipasi Masyarakat dalam
Pengelolaan Wisata Pantai Depok di Desa Kretek Parangtritis, Volume 5, Nomor 2,
Agustus (103 - 109) ISSN: 1411-9862). Alumni Magister Kajian Pariwisata Sekolah
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2013) Fokus utama dalam
penelitian ini adalah menilai tingkat partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam
pengelolaan pantai Depok di Desa Kretek Parangtritis, Kabupaten Bantul. Analisis
data dilakukan dengan memahami dan merangkai data-data yang telah dikumpulkan
secara sistematis. Tujuannya adalah untuk membuktikan respon masyarakat
terhadap pariwisata dan tingkat partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan
pantai Depok dengan melihat alasan-alasan yang sudah diberikan. Hasil analisa dan
interprestasi data menyebutkan bahwa pengelolaan wisata pantai Depok secara
administratif masih disatukan oleh Pemda Kabupaten Bantul dengan kawasan wisata
8
lain yang ada di desa Parangtritis. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata
Pantai Depok dibuktikan dengan mendirikan Koperasi Wisata Mina Bahari 45 Pantai
Depok. Rekomendasi penelitian adalah peningkatan partisipasi masyarakat melalui:
penataan dan pengaturan tempat berdagang, letak warung makan dan pengelola
atraksi wisata.
Dalam penulisan riset terdapat perbedaan, yaitu yang menjadi fokus utama
adalah peran pokdarwis dalam pengelolaan wisata alam kebun Teh Nglinggo, yang
mana secara tidak langsung memberikan peluang kerja serta partisipasi masyarakat
dalam pengembangan Kebun Teh Nglinggo. Dalam hal ini, baik dari segi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan diharapkan dapat melibatkan masyarakat
agar bersama-sama dalam mengelola dan mengembangkan wisata Kebun Teh
Nglinggo. Kerja sama antara Pokdarwis dan masyarakat menjadi hal utama dalam
menjaga dan mengembangkan kuantitas serta kualitas dari wisata alam Kebun Teh
Nglinggo.
B. FOKUS PENELITIAN
Kawasan wisata alam Kebun Teh Nglinggo memiliki potensi yang sangat
besar yaitu sumber daya alamnya yang masih alami dan Sumber Daya Manusia
(SDM) atau masyarakat lokalnya yang jika dikembangkan akan mampu membuat
wisata ini semakin maju.
Fokus penelitian lebih pada bagaimana peran Kelompok Sadar Wisata
(POKDARWIS) dalam pengelolaan dan pengembangan wisata alam kebun teh
Nglinggo :
9
a) Meningkatkan pemahaman kepariwisataan.
b) Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
kepariwisataan.
c) Meningkatkan nilai manfaat kepariwisataan bagi masyarakat atau anggota
pokdarwis.
d) Mensukseskan pembangunan kepariwisataan.
C. RUMUSAN MASALAH
Dengan melihat uraian di atas, sehingga dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana peran Kelompok Sadar Wisata dalam pengelolaan Wisata Alam
Kebun Teh Nglinggo di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten
Kulon Progo?
2. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan dan Wisata
Alam Kebun Teh Nglinggo ?
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana peran kelompok sadar wisata dalam
pengelolaan wisata alam kebun teh Nglinggo, Desa Pagerharjo, Kecamatan
Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan
Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo.
10
E. MANFAAT PENELITIAN
1) Bagi peneliti adalah untuk pengembangan keilmuwan di dalam bidang Ilmu
Pemerintah, dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan
studi bagi peneliti berikutnya terutama yang berkaitan dengan peran Kelompok
Sadar Wisata dalam pengelolaan wisata alam.
2) Bagi masyarakat dengan penelitian ini diharapkan dapat lebih memahami akan
pentingnya peran Kelompok Sadar Wisata dalam pengelolaan wisata Alam.
F. KERANGKA KONSEPTUAL
1. PERAN POKDARWIS
Menurut Soekanto (2009), peran adalah suatu pekerjaan yang dilakukan
dengan dinamis sesuai dengan status atau kedudukan yang disandang. Status
dan kedudukan ini sesuai dengan keteraturan sosial, bahkan dalam keteruran
tindakan semuanya disesuaikan dengan peran yang berbeda.
http://www.indonesiastudents.com/pengertian-peran-menurut-para-jahli-dan-
jenisnya, diunduh pada tanggal 25 Juli 2018.
Wolfman (1992) peran merupakan bagian yang pasti dilakukan oleh setiap
orang dalam keadaan, bertingkah laku untuk menyelaraskan dengan realita yang
ada. Tingkah laku manusia dan realitas kehidupan menjadi dasar penting
seseorang yang sedang melakukan suatu pekerjaan.
Pokdarwis merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang memiliki
peran dan kontribusi penting dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata
yang ada di daerahnya, peran Pokdarwis tidak hanya mendukung keberhasilan di
dalam internal lingkungan wisata yang dikelolanya saja, akan tetapi juga Pokdarwis
11
meningkatkan daya saing wisata tersebut agar dapat bertahan dalam persaingan
ketat di bidang pariwisata.
Keberadaan Pokdarwis dalam konteks pengelolaan dan pengembangan
wisata telah berperan sebagai salah satu “unsur penggerak” dalam turut
mendukung terciptanya lingkungan dan suasana yang kondusif di tingkat lokal di
daerahnya, yang secara kolektif akan berdampak positif bagi perkembangan
destinasi pariwisata dalam konteks wilayah yang luas (Firmansyah, 2012: 33).
2. PENGELOLAAN PARIWISATA
Menurut Oey Liang Lee dalam Hasibuan (2007: 3), manajemen adalah
seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan
pengawasan dari sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan menurut Shafritz dan Russel dalam Yeremias (2004: 92)
manajemen berkenaan dengan orang yang bertanggung jawab menjalankan
suatu organisasi, dan proses menjalankannya organisasi itu sendiri yaitu
pemanfaatan sumberdaya (seperti orang dan mesin) untuk mencapai tujuan
organisasi. Definisi ini tidak hanya menunjukan proses pencapaian tujuan tetapi
juga sekelompok orang yang bertanggungjawab menjalankan proses tersebut.
Dengan demikian, dimana dalam manajemen pariwisata adalah proses
pengelolaan yang dilakukan oleh sumber daya melalui tahap-tahap untuk
mencapai tujuan atau pengembangan organisasi. Manajemen pariwisata adalah
suatu tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang
telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya
lainnya dalam bidang pariwisata.
Menurut I Gde (2009: 81), pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada
prinsip-prinsip pengelolaan yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan
12
alam, komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati
kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal.
Menurut Cox (1985), dalam Dowling dan Fennel (2003: 2), pengelolaan
pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
1) Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada
kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan
peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.
2) Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi
basis pengembangan kawasan pariwisata.
3) Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah
budaya lokal.
4) Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan
lingkungan lokal.
5) Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan
pengembangan pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi
sebaliknya mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata
tersebut jika melampaui ambang batas (carrying capacity) lingkungan alam
atau akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Sedangkan Druc-ket (2014;178) dalam buku I Gde (2014:88)
mengartikan manajemen sebagai berikut :
“the specific tool, the specific function, the specific instrument, to makeinstitutions capable of producing results (T) he critical functions intourism management are planning, coordination and control”(Richardson dan Fluker, 2004: 178).
Follet (1960) dalam Leiper, (1990: 256) menekankan bahwa koordinasi
merupakan fungsi utama dan terpenting yang harus dipisahkan dan
memerlukan pembahasan tersendiri. Fungsi koordinasi merujuk kepada fungsi
13
seorang manajer untuk menerjemahkan sebuah informasi, seperti
perencanaan dan pengawasan, dan mengaplikasikan informasi tersebut secara
sistematis ke dalam semua fungsi manajerial yang diterjemahkan secara nyata
dalam kegiatan pengarahan (directing), perencanaan (planning), dan
pengawasan (controlling).
Manajemen yang baik dan efektif memerlukan penguasaan atas orang-
orang yang akan dikelola. Di tingkat individual, orang akan mudah mengatur
hidupnya begitu ia bisa mandiri. Di tingkat sosial, subyek manajemen adalah
organisasi dan kumpulan organisasi yang merupakan:
“Grouping of people working in a prescribed or structured fashionawards predetermined ends management involves the consciousintegration of organizational activity to achieve chosen ends”.Thompson, (1989) dalam Leiper,(1990:257).
George H.Terry dalam Yos Sumardi (2014:2), perencanaan adalah
tindakan pemilihan fakta dan usaha menghubungkannya,berdasarkan
asumsi-asumsi yang dibuat untuk masa yang akan datang,dalam hal ini
menggambarkan serta memformulasikan aktivitas-aktivitas yang akan
diusulkan,yang akann di anggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang
diinginkan.
W.H. Newman (dalam Yos Sumardi, 2014: 2), “Planning is deciding in
advance what to be done,that is plan, it is a course of action”. Artinya
perencanaan adalah keputusan apa yang akan dikerjakan untuk waktu yang
akan datang, yaitu suatu rencana yang diproyeksikan dalam suatu tindakan.
Diambil dari (Sumardi tentang perencanaan sebagai salah satu fungsi
manajemen) diambil dari web,
https://id.scribd.com/document/362586030/Perencanaan-Sebagai-Salah-
Satu-Fungsi-Manajemen diunduh pada tanggal 21 Mei 2018.
14
Menurut Luther M. Gulick pengertian organisasi adalah segala hal yang
berhubungan dengan perencanaan (Planning), mengorganisir (Organizing),
pelengkapan tenagakerja (Staffing), mengarahkan (Directing,menyelaraskan
/mengkoordinir (Coordinating), melaporkan (Reporting) dan menyusun
anggaran (Budgeting).
Tujuan utama manajemen organisasi dalam perusahaan adalah untuk
mencapai apa yang diiginkan oleh organisasi tersebut dengan cara seefisien
mungkin. Sehingga dalam jangka panjang dapat menjamin profitabilitas
perusahaan.
Manajemen organisasi bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan dalam
suatu bisnis atau perusahaan, terutama dalam bisnis yang sedang
berkembang. Tanpa adanya manajemen organisasi yang baik bisa menjadi
penyebab kemunduran profibilitas perusahaan hingga berujung pada
perpecahan secara internal.
Berikut ini adalah beberapa tujuan manajemen organisasi:
Membentuk koordinasi yang baik antar divisi maupun individu
Membentuk kinerja sumber daya yang lebih efektif melalui pemberian rasa
aman dan kesatuan diantara karyawan
Menciptakan suasana lingkungan kerja yang damai dan positif
Mendorong karyawan agar bekerja dengan rasa tanggung jawab
Mencapai tujuan utama perusahaan dengan cara-cara yang paling efisien
melalui pembentukan karakter sumber daya
Seperti yang sudah dijelaskan dalam pengertian manajamen organisasi
di atas, manajer akan berupaya untuk mengoptimalkan sumber daya yang
dimiliki dengan perencanaan dan pengendalian yang tepat di tempat kerja.
15
Dengan hal ini maka anggota dapat menyadari peran dan tanggung jawab
masing-masing terhadap perusahaan.
Fungsi Manajemen Organisasi antara lain sebagai berikut :
b. Fungsi Perencanaan (Planning)
Manajer akan bertindak untuk merencanakan dan mempersiapkan kegiatan
bisnis yang berkaitan dengan sumber daya. Ini akan menjadi langkah penting
untuk menentukan keputusan seperti apa yang akan diambil di masa depan
sehingga dapat menghindari kebingungan. Secara teknis perencanaan bisa
dilakukan melalui koordinasi dalam rapat yang membahas terkait rencana
kerja dan angarannya.
c. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Dalam fungsi ini, manajer diharuskan membuat kebijakan terbaik terkait
penggunaan sumber daya. Fungsinya adalah untuk mendapatkan kinerja
yang terbaik dari karyawan.
d. Fungsi Kepegawaian (Staffing)
Suatu organisasi harus mempunyai manajemen organisasi yang baik untuk
menciptakan suasana kerja yang sehat di dalam organisasi tersebut. Selain
itu, perekrutan anggota yang tepat juga akan memberikan sumbangsih yang
besar pada organisasi.
e. Fungsi Pengarahan (Lead)
Sudah bukan hal yang asing lagi bahwa seorang manajer berperan untuk
mengarahkan anggota tim sesuai target yang jelas. Fungsinya adalah supaya
sumber daya bekerja dengan arah yang benar sesuai dengan tujuan
perusahaan.
16
f. Fungsi Kontrol (Controling)
Selain itu manajer juga harus berperan sebagai pengendali terhadap setiap
kegiatan yang melibatkan sumber daya. Jika terjadi tindakan-tindakan yang
bisa merugikan perusahaan yang dilakukan oleh salah seorang maupun tim
perusahaan, maka manajer berhak untuk mengambil keputusan terkait hal
tersebut.
g. Fungsi Manajemen Waktu (Time Management)
Organisasi yang menerapkan fungsi manajemen waktu yang efektif dapat
berkembang dengan cepat dan sehat. Hal ini berkaitan dengan cara kerja
pegawai yang tepat waktu dan dengan cara kerja yang benar.
h. Fungsi Motivasi (Motivation)
Manajemen organisasi juga berperan penting dalam memberikan motivasi
kepada anggotanya. Dengan adanya motivasi tersebut maka para anggota
akan termotivasi untuk bekerja lebih baik.
https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-manajemen
organisasi.html, diunduh pada tanggal 12 Maret 2018.
Dalam pelaksanaan atau implementasi pengelolaan wisata tersebut
terdapat beberapa teori tentang implementasi :
Nurdin Usman (2002: 70), implementasi atau pelaksanaan adalah bermuara
pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu
sistem,implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.
(https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/487, 22 Juli 2018 ).
Monitoring dan evaluasi :
Monitoring merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah program
yang dibuat untuk mengetahui apakah program yang dibuat itu berjalan dengan
17
baik sebagaimana mestinya sesuai dengan yang direncakan, adakah hambatan
yang terjadi dan bagaimana para pelaksana program itu mengatasi hambatan
tersebut. Monitoring terhadap sebuah hasil perencanaan yang sedang
berlangsung menjadi alat pengendalian yang baik dalam seluruh proses
implementasi. Monitoring lebih menekankan pada pemantauan proses
pelaksanaan dan tujuan supervisi Asep Sunarya (2014: 2).
William N Dunn dalam Sunarya (2014: 3), mengatakan bahwa evaluasi
bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai sasaran yang
diharapkan atau tidak, evaluasi lebih menekankan pada aspek hasil yang dicapai
(Output). Evaluasi baru bisa dilakukan jika program itu telah berjalan dalam
suatu periode, sesuai dengan tahapan rancangan jenis program yang dibuat dan
dilaksanakan.(https://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR_ADMINISTRASI_PENDIDIK
AN. diunduh pada tanggal 22 Juli 2018).
Selanjutnya pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-
prinsip pengelolaan yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam,
komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan
wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal. Menurut Cox
(1985), dalam Dowling dan Fennel, (2003: 2), pengelolaan pariwisata harus
memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
a. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada
kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan
peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.
b. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi
basis pengembangan kawasan pariwisata.
c. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah
budaya lokal.
18
d. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan
lingkungan lokal.
e. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan
pengembangan pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi
sebaliknya mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata
tersebut jika melampui ambang batas (carrying capacity) lingkungan alam
atau akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Pengelolaan pariwisata dibutuhkannya adanya rencana dengan
kelembagaan masyarakat yang kuat sehingga dapat menciptakan inovasi-
inovasi dan fasilitas pendukung dalam pengembangan Wisata Alam Kebun
Teh Nglinggo.
2. POKDARWIS
Kelompok sadar Wisata (POKDARWIS) merupakan sebuah institusi
lokal yang dibentuk di tingkat pedesaan dengan beranggotakan masyarakat
yang memilki kepedulian terhadap pengelolaan dan pengembangan wisata
yang ada. Keberadaan POKDARWIS merupakan inisiatif warga masyarakat
yang memiliki keunikan tertentu tentang potensi pariwisata.
Firmansyah (2012: 16), Pokdarwis adalah kelembagaan di tingkat
masyarakat yang anggotanya terdiri dari para pelaku kepariwisataan yang
memiliki kepedulian dan tanggung jawab serta berperan sebagai penggerak
dalam mendukung terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh dan
berkembangannya kepariwisataan serta terwujudnya Sapta pesona dalam
meningkatkan pembangunan daerah melalui kepariwisataan dan
memanfaatkannya bagi kesejateraan masyarakat sekitar. Pokdarwis ini
19
merupakan kelompok swadaya swakarsa masyarakat dalam aktivitas
sosialnya berupaya untuk :
a) Meningkatkan pemahaman kepariwisataan.
b) Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
kepariwisataan.
c) Meningkatkan nilai manfaat kepariwisataan bagi masyarakat atau
anggota pokdarwis.
d) Mensukseskan pembangunan kepariwisataan.
Kegiatan pembangunan kepariwisataan, sebagaimana halnya
pembangunan di sektor lainnya, pada hakekatnya melibatkan peran dari
seluruh pemangku kepentingan yang ada dan terkait. Pemangku kepentingan
yang dimaksud ada tiga pihak, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat,
yaitu :
a. Pemerintah sesuai dengan tugas dan kewenangannya menjalankan
peran dan fungsinya sebagai fasilitator dan pembuat peraturan
(regulator) dalam kegiatan pembangunan kepariwisataan.
b. Kalangan swasta (pelaku usaha atau industri pariwisata) dengan sumber
daya, modal dan jejaring yang dimilikinya menjalankan peran dan
fungsinya sebagai pengembang dan atau pelaksanaan pembangunan
kegiatan kepariwisataan.
Masyarakat dengan sumber daya yang dimiliki, baik berupa
adat,tradisi dan budaya serta kapasitasnya berperan sebagai tuan rumah
(host), namun juga sekaligus memiliki kesempatan sebagai pelaku pengelola
dan pengembangan kepariwisataan sesuai kemampuan yang dimiliki.
Dasar hukum yang menjadi payung Pokdarwis ini juga sudah diatur
dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.04/UM.001/MKP/08 tentang Sadar Wisata dimana Pokdarwis, adalah
20
kelembagaan di tingkat masyarakat yang anggotanya terdiri dari para pelaku
kepariwisataan yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab serta berperan
sebagai penggerak dalam mendukung terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh
dan berkembangnya kepariwisataan serta terwujudnya Sapta Pesona dalam
meningkatkan pembangunan daerah melalui kepariwisataan dan
manfaatkannya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Termasuk dalam
kategori Pokdarwis diatas adalah organisasi masyarakat yang disebut
Kompepar (Kelompok Penggerak Pariwisata). Pokdarwis ini merupakan
kelompok swadaya dan swakarsa masyarakat yang dalam aktivitas sosialnya
berupaya untuk:
1. Meningkatkan pemahaman kepariwisataan.
2. Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
kepariwisataan.
3. Meningkatkan nilai manfaat kepariwisataan bagi masyarakat/anggota
Pokdarwis.
4. Mensukseskan pembangunan kepariwisataan.
Pokdarwis dapat dibentuk melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu inisiatif dari
masyarakat lokal dan inisiasi dari instansi terkait di bidang kepariwisataan.
a. Pendekatan pertama, secara inisiatif masyarakat artinya Pokdarwis
terbentuk atas dasar kesadaran yang tumbuh masyarakat yang
bertempat tinggal di sekitar destinasi pariwisata untuk ikut serta berperan
aktif dalam pengembangan potensi pariwisata setempat.
b. Pendekatan kedua, secara inisiasi dari instansi terkait bidang
kepariwisataan di daerah (Dinas Pariwisata Provinsi/Dinas Pariwisata
Kab/ Kota) pada lokasi-lokasi potensial baik dari sisi kesiapan aspek
kepariwisataan maupun kesiapan masyarakatnya. Dengan pendekatan
21
pertama (inisiatif masyarakat), maka prosedur pembentukan Kelompok
Sadar Wisata (Pokdarwis) dapat digambarkan dalam, skema berikut:
1) Kepala Desa/Lurah menggalang inisiatif masyarakat untuk membentuk
Pokdarwis.
2) Kepala Desa/Lurah melaporkan hasil pembentukan Pokdarwis oleh
masyarakat kepada Dinas Kabupaten/Kota setempat yang
membidangi kepariwisataan selaku Pembina untuk mendapatkan
persetujuan/pengesahan.
3) Pengukuhan Pokdarwis dilakukan oleh Bupati atau Kepala Dinas
Kabupaten/Kota yang membidangi kepariwisataan.
4) Pencatatan dan pendaftaran Pokdarwis dilakukan oleh Dinas
Kabupaten/ Kota yang membidangi kepariwisataan untuk dilaporkan
ke Dinas Provinsi yang membidangi kepariwisataan dan Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Firmansyah, 2012: 30).
Peran Pokdarwis dalam perancangan, implementasi dalam
pengelolaan wisata dengan melibatkan masyarakat setempat, Pokdarwis
juga sebagai jembatan antara pengurus dengan stakeholders, sehingga ada
kerja sama antara Pokdarwis dengan masyarakat dan stakeholders terkait hal
ini dapat memperkuat eksistensi wisata kebun Teh Nglinggo dalam
mengembangkan kualitas dan kuantitas wisata yang ada dan juga
meningkatkan pemahaman tentang kepariwisataan.
Masyarakat yang sadar wisata akan dapat memahami dan
mengaktualisasikan nilai- nilai penting yang terkandung dalam Sapta Pesona.
Pokdarwis merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang memiliki
peran dan kontribusi penting dalam pengembangan kepariwisataan di
daerahnya.
22
Dalam pengembangan wisata alam kebun teh Pokdarwis tidak lepas
dari Sapta Pesona yangmana ini adalah jabaran konsep Sadar Wisata yang
terkait dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam
upaya untuk menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu
mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata, melalui
perwujudan unsur aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan unsur
kenangan, yaitu :
1. Aman
Suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata
yang memberikan rasa tenang, bebas dari rasa takut dan kecemasan bagi
wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan, antara lain:
a. Sikap tidak mengganggu kenyamanan wisatawan dalam kunjungannya.
b. Menolong dan melindungi wisatawan.
c. Menunjukkan rasa bersahabat terhadap wisatawan.
d. Memelihara keamanan lingkungan.
e. Membantu memberi informasi kepada wisatawan.
f. Menjaga lingkungan yang bebas dari bahaya penyakit menular.
g. Meminimalkan resiko kecelakaan dalam penggunaan fasilitas publik.
2. Tertib
Suatu kondisi lingkungan dan pelayanan di destinasi pariwisata atau
daerah tujuan wisata yang mencerminkan sikap disiplin yang tinggi serta
kualitas fisik dan layanan yang konsisten dan teratur serta efisien sehingga
memberikan rasa nyaman dan kepastian bagi wisatawan dalam melakukan
perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.
23
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan, antara lain:
a. Mewujudkan budaya antri.
b. Memelihara lingkungan dengan mentaati
peraturan yang berlaku.
c. Disiplin waktu/tepat waktu.
d. Serba teratur, rapi dan lancar.
3. Bersih
Suatu kondisi lingkungan serta kualitas produk dan pelayanan di destinasi
pariwisata atau daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan yang
sehat/ higienis sehingga memberikan rasa nyaman dan senang bagi
wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan, antara lain:
a. Tidak membuang sampah/limbah sembarangan.
b. Menjaga kebersihan lingkungan objek dan daya tarik wisata serta sarana
prasarana pendukungnya.
c. Menjaga lingkungan yang bebas dari polusi udara (akibat asap kendaraan,
rokok atau bau lainnya).
d. Menyiapkan sajian makanan dan minuman yang higienis.
e. Menyiapkan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih.
f. Pakaian dan penampilan petugas bersih dan rapi.
4. Sejuk
Suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata atau daerah tujuan
wisata yang mencerminkan keadaan yang sejuk dan teduh yang akan
memberikan perasaan nyaman dan “betah” bagi wisatawan dalam melakukan
perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan, antara lain:
24
a. Melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon.
b. Memelihara penghijauan di objek dan daya tarik wisata serta jalur wisata.
c. Menjaga kondisi sejuk dalam area publik/ fasilitas umum, hotel,
penginapan, restoran dan sarana prasarana dan komponen/fasilitas
kepariwisataan lainnya.
5. Indah
Suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata
yang mencerminkan keadaan yang indah dan menarik yang akan
memberikan rasa kagum dan kesan yang mendalam bagi wisatawan
dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut, sehingga
mewujudkan potensi kunjungan ulang serta mendorong promosi ke pasar
wisatawan yang lebih luas.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan, antara lain:
a. Menjaga objek dan daya tarik wisata dalam tatanan yang estetik, alami
dan harmoni.
b. Menjaga lingkungan dan tempat tinggal secara teratur dan serasi serta
menjaga karakterkelokalan.
c. Menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh sebagai elemen
estetika lingkungan yang bersifat alami.
6. Ramah
Suatu kondisi lingkungan yang bersumber dari sikap masyarakat di
destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata yang mencerminkan
suasana yang akrab, terbuka dan penerimaan yang tinggi yang akan
memberikan perasaan nyaman, perasaan diterima dan “betah” (seperti di
25
rumah sendiri) bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau
kunjungan ke daerah tersebut
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan, antara lain:
a. Bersikap sebagai tuan rumah yang baik dan rela serta selalu siap
membantu wisatawan.
b. Memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan.
c. Menunjukkan sikap menghargai dan toleransi terhadap wisatawan.
d. Menampilkan senyum yang tulus.
7. Kenangan
Suatu bentuk pengalaman yang berkesan di destinasi pariwisata atau
daerah tujuan wisata yang akan memberikan rasa senang dan kenangan
indah yang membekas bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau
kunjungan ke daerah tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan, antara lain:
a. Menggali dan mengangkat keunikan budaya lokal.
b. Menyajikan makanan dan minuman khas lokal yang bersih, sehat dan
menarik.
c. Menyediakan cinderamata yang menarik, unik/khas serta mudah
dibawa.
Dalam pengelolaan sebuah objek wisata dibutuhkan adanya fasilitas
yang berfungsi sebagai pelengkap dan untuk memenuhi berbagai kebutuhan
wisatawan yang bermacam-macam. Menurut Bukart dan Medlik (1974;133),
fasilitas bukanlah merupakan faktor utama yang dapat menstimulasi
kedatangan wisatawan dalam menikmati atraksi wisata. Pada intinya, fungsi
fasilitas haruslah bersifat melayani dan kegiatan atau aktivitas pengunjung atau
26
wisatawan yang dilakukan dalam rangka mendapat mendapat pengalaman
rekreasi.
Pengelolaan wisata tidak terlepas dari faktor pendukungnya, Namun hal
utama yg menjadi landasan ataupun dasar Pengembangan wisata yaitu harus
adanya daya tarik dari wisata tersebut. Apabila suatu obyek wisata memiliki
daya tarik maka secara tidak langsung akan menarik perhatian pengunjung
dan meningkatkan jumlah wisatawan yg ingin berkunjung ke wisata tersebut.
Selain itu ada pula beberapa faktor pendukung lainnya yang perlu diperhatikan
seperti pengembangan infrastruktur Berupa jalan juga transportasi, dimana
jalan merupakan hal yang sangat dibutuhkan sebagai akses agar wisatawan
dapat berkunjung ke wisata alam teh Nglinggo.
Selanjutnya faktor pendukung lainnya yang juga menjadi bagian dalam
pengelolaan wisata yaitu kelembagaan dimana harus adanya keterlibatan
masyarakat di dalam pengelolaan wisata teh Nglinggo. Keterlibatan masyarakat
dalam hal ini dapat melibatkan Pokdarwis. Dengan adanya keterlibatan
Pokdarwis, diharapkan wisatawan dapat memperoleh keamanan juga
kenyamanan selama berkunjung ke tempat wisata alam kebun teh Nglinggo.
Karena tidak dapat kita pungkiri, hal utama yg selalu di harapkan para
wisatawan di saat berkunjung ke destinasi wisata adalah keamanan juga
kenyamanan selama mereka berkunjung. Namun dengan keterlibatan
Pokdarwis dapat pula meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan
di sediakannya rumah makan di sekitar wisata.
27
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitattif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas
suatu fenomena sosial atau alam secara sistematis, faktual, dan akurat
(Wardiyanta, 2010: 5). Definisi penelitian kualitatif menurut Lexy J. Maleong
(2014: 6), adalah Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan sebagai motode alamiah.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pokdarwis Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo,
Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo Daerah
Istimewa Yogyakarta.
3. Obyek Penelitian
a. Obyek penelitian ini yaitu kondisi faktual mengenai peran Pokdarwis dalam
Pengelolaan Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo.
b. Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh terhadap
pertispasi masyarakat dalam Pengembangan Wisata Alam Kebun Teh
Nglinggo.
28
4. Teknik Pemilihan Informan
Subyek penelitian merupakan orang-orang yang menjadi sumber informasi
dan dapat memberikan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti (Tatang
Amirin, 1986 :135). Dengan demikian, subyek penelitian adalah sumber informasi
yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian.
Teknik pemilihan subyek penelitian yang digunakan peneliti yaitu teknik
purposive sampling (Sugiyono 2010: 217) adalah salah satu teknik sampling non
random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga
diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Subyek yang diteliti pada
penelitian ini adalah semua unsur yang terkait mengenai peran Pokdarwis dalam
Pengelolaan Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo, adapun informan keseluruhan
berjumlah 15 informan terdiri dari :
‘
29
Tabel II.1
Informan Penelitian
No Nama Usia(Tahun )
Pendidikan Pekerjaan JenisKelamin
Ket
1. TeguhKumoro
58 tahun SMA ketua Pokdarwis L Pengelola WisataAlam
2. Sutarno 60 SMA Bendahara L Pengelola WisataAlam
3. MelkyBinaru
37 tahun SMA Pengelola wisata off-roaddan homestay
L Pengelola WisataAlam
4. Widayat 42 tahun SMA Kepala Desa Pagerharjo L Kepala Desa
5. SetiyokoS.PD.
32 tahun S1 Sekretaris Desa Sekretaris Desa
6. WakidCahyonoS.PD.SD
41 tahun S1 Kepala Urusan Perencanaan
dan Keuangan
L Kepala SeksiPembangunandanpemberdayaan
7. KatriMaharsiwi,SE
34 tahun S1 Kepala Urusan Perencanaan
dan Keuangan
P Kepala UrusanPerencanaan
dan Keuangan
8. Kukuh 33 tahun SMA Koordinator Lapangan L Pengelola WisataAlam BagianInovasi
9. Tombro 29 tahun SMA Anggota Pokdarwis L Pengelola WisataAlam
10. Hendy 30 tahun SMA Kepala Dukuh Nglinggo L Perangkat Desa
11. Eko Wati 30 tahun SMA Masyarakat sekitar P Masyarakat
12. Kartini 51 tahun SMP Masyarakat sekitar P Masyarakat
13. Febri 21 tahun SMA Pengunjung wisata L PengunjungWisata
14. Ayu 25 tahun SMA Pengunjung wisata P PengunjungWisata
15. Rindang 23 tahun SMA Pengunjung wisata P PengunjungWisata
30
5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data dalam penelitian adalah kata-kata tindakan (aktivitas) yang bersumber
pada para informan sebagai data primer dan tulisan atau dokumen-dokumen
sebagai data sekunder yang bersumber dari kelompok sadar wisata alam kebun
teh Nglinggo. Hal ini sesuai dengan pendapat Lofland dalam (Moleong, 2007:112)
bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan. Adapun teknik–teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah :
a. Observasi
Proses pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut
mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi
(Nawawi, 2007: 110). Tujuan yang hendak dicapai dan teknik observasi
adalah untuk mendapatkan data yang tidak terungkapkan melalui wawancara
mendalam degan mengobservasi kelompok sadar wisata (Pokdarwis) .
b. Wawancara Mendalam (Indeks Interview)
Dalam wawancara yang dilakukan ada dua cara atau bentuk yaitu
wawancara terstruktur (dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah
disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti). Sedangkan
wawancara tak terstruktur (wawancara dilakukan apabila adanya jawaban
berkembang diluar pertanyaan-pertanyaan terstruktur namun tidak terlepas
dari permasalahan penelitian. Menurut (Sugiyono,2010: 69) dalam penelitian
ini wawancara dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan pihak-
pihak terkait atau subyek penelitian.
Hal ini merupakan cara yang lebih fleksibel karena penulis dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan narasumber. Penulis dapat mengajukan
31
pertanyaan untuk menyakinkan bahwa narasumber memahaminya atau
meneliti kembali jika narasumber tidak dapat memberikan jawaban yang baik
atau tepat.
c. Dokumentasi
Adalah pengambilan data melalui dokumen-dokumen atau catatan-
catatan yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti
(Wardiyanta,2010:33). Fakta yang berupa dokumen ini berhubungan dengan
partisipasi dalam pengembangan wisata alam kebun teh Ngllinggo, yang ada
kaitanya dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini dokumen diperoleh dari
buku-buku tentang peran dan pegelolaan wisata,profil desa ataupun buku-
buku lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti oleh peneliti.
6. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Terdapat 3
(tiga) aktivitas dalam analisis data, yaitu sebagai berikut :
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, sekian
lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks
dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
32
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu
dengan peralatan elektronik komputer mini, dengan memberikan kode pada
aspek-aspek tertentu.
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang
akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada
temuan.Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian,
menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum
memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam
melakukan reduksi data.
2. Data Diplay (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam
bentuk table, grafik, phi chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui
penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang
sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar
ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang
dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan Verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan maih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, di dukung oleh bukti-bukti yang valid dan
33
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau
gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan
kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2016 :249-253).
34
BAB II
DESKRIPSI DESA PAGERHARJO DAN WISATA ALAM KEBUN TEH NGLINGGO
A. Keadaan Umum Desa Pagerharjo
1. Keadaan Fisik Wilayah
Desa Pagerharjo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo terletak antara
07O40’18”LS dan 110 07’52” BT dengan luas wilayah 1.140,52 ha atau 16,46%
dari total luas\wilayah Kecamatan Samigaluh. Sebagian besar wilayah Desa
Pagerharjo merupakan zona pegunungan yaitu sekitar 1.037 Ha dan sisanya
merupakan zona datar. Sehingga, sebagian besar wilayah Desa Pagerharjo
merupakan daerah pegunungan karena berada pada ketinggian 600 - 700 m
diatas permukaan laut (Pemerintah Desa Pagerharjo. 2017).
Dari 1.140,52 ha luas keseluruhan, daerah Desa Pagerharjo dibagi
menjadi lima daerah, yaitu : tanah sawah (118,68 ha), tanah kering (550,74 ha),
bangunan (329,26 ha), hutan rakyat (101,85 ha), dan lainnya (33,99 ha) (Kantor
Desa Pagerharjo).
Menurut Pemerintah Desa Pagerharjo (2017), secara administratif Desa
Pagerharjo terdiri dari 20 pedukuhan yang terdiri dari rukun tetangga 87 dan rukun
warga 43, dengan batasan wilayah :
Secara geografis wilayah Desa Pagerharjo terletak paling ujung sebelah
utara Kabupaten Kulon Progo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten
Magelang dan Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. Adapun keterangan
lebih lengkap batas desa Pagerharjo sebagai berikut:
35
a. Sebelah Utara : Desa Paripurna, Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah dan Desa Sedayu,
Kecamatan
Loano, KabupatenPurworejo, Provinsi Jawa Tengah.
b. Sebelah Selatan : Desa Pucungroto, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten
Purworejo
c. Sebelah Barat : Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten
Purworejo
d. Sebelah Timur : Desa Ngargosari dan Desa Banjarsari, Kecamatan
Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
36
Gambar II.1Peta Administrasi Kecamatan Samigaluh
37
Gambar II.2Peta Desa Pagerharjo
38
2. Topografi
a. Luas kemiringan lahan di Desa Pagerharjo, yaitu:
1) Lahan datar : 32,085 ha
2) Lahan miring : 1.037,426 ha
b. Ketinggian di Atas Permukaan Laut : 600-700 m
1) Suhu : 18-30̊ C
2) Curah hujan : 2.500/3.000 mm/th
3. Keadaan Penduduk
a. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Umur Produktif, dan Kepala
Keluarga.
Berikut data kependudukan Desa Pagerharjo menurut jumlah Kepala Keluarga,
jenis kelamin, dan usia:
39
Tabel II.2Jumlah Penduduk menurut Kepala Keluarga, Jenis Kelamin, dan
Umur Tahun 2017
Uraian Jumlah (Jiwa) (%)
1. Jumlah Laki-lakia. 0 – 14 tahunb. 15 – 64 tahunc. Diatas 64 tahun
2. Jumlah Perempuana. 0 – 14 tahunb. 15 – 64 tahunc. Diatas 64 tahun
3. Jumlah Kepala Keluarga
2.570521
1.696353
2.458466
1.606386
1.661
38.42
36.75
24.83
Jumlah 6.689 100Sumber : Pemerintah Desa Pagerharjo Tahun 2017
Dari Tabel II.2. dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Pagerharjo
adalah 6.689 jiwa yang terdiri dari 1.661 kepala keluarga dengan presentase
(24,83%). Penduduk Desa Pagerharjo terbagi menjadi 2.570 jiwa laki-laki dengan
presentase (38.42%) perempuan 2.458 dengan persentase (36.75%). Jumlah
Penduduk 6.689 (100%).
b. PendidikanPenduduk Desa Pagerharjo memiliki tingkat pendidikan yang beragam ,
namun mayoritas penduduk Desa Pagerharjo adalah Tamat SD/sederajat Berikut
data jumlah penduduk yang terdaftar menurut Pendidikannya:
40
Tabel II.3
Pendidikan Desa Pagerharjo Tahun 2017
No Tingkat pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah (%)
1 Usia 3-6 th. yang belum masuk TK377 333 710 13,99
2 Usia 3-6 th. yang sedang TK/PAUD
3 Usia 7-18 th. Tidak pernah sekolah
179 168 347 6,844 Usia 7-18 th. Sedang sekolah
5 Usia 18-56 th. Tidak pernah sekolah
6 Usia 18-56 th. Tidak tamat SD
7 Usia tamat SD/SMP 186 191 377 7,43
8 Tamat SD/sederajat 697 796 1.493 29,42
9 Tamat SMP/sederajat 427 414 841 16,57
10 Tamat SMA/sederajat 597 537 1.134 22,35
11 Tamat D1/sederajat 7 13 20 0,39
12 Tamat D2/sederajat 14 29 43 0,85
13 Tamat D3/sederajat60 46 106 2,09
14 Tamat S1/sederajat
15 Tamat S2/sederajat 2 1 3 0,06
Jumlah 5.074 100
Sumber : Pemerintah Desa Pagerharjo Tahun 2017
Dengan melihat dari tabel II.3 diatas jumlah tertinggi untuk pendidikan adalah
tamatan SD/sederajat adalah berjumlah 697 (laki-laki) Jiwa dan 796 (perempuan)
Jiwaberjumlah sebanyak 1.134 Jiwa dengan persentase (29,42%). Sehingga dapat
dilihat jika tingkat pendidikan tamat SD/sederajat lebih banyak dari tingakatan
41
pendidikan lainnya, yang mana berdampak juga pada sektor pekerjaan. Tamatan
SD/sederajat pada umumnya bekerja sebagai buruh,petani dan peternak,dll.
c. Keadaan Penduduk Menurut Pekerjaan
Penduduk Desa Pagerharjo memiliki jenis pekerjaan yang beragam, namun
mayoritas penduduk Desa Pagerharjo bermatapencaharian di sektor pertanian.
Berikut data jumlah penduduk yang terdaftar menurut jenis pekerjaan :
Tabel II. 4Jumlah Penduduk menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2017
No Jenis Pekerjaan Jumlah(Jiwa)
Persentase(%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Belum/Tidak Bekerja
Mengurus Rumah Tangga
Pelajar atau Mahasiswa
Pensiunan
PNS
TNI
POLRI
Pejabat Negara
Buruh/Tukang Berkeahlian Khusus
SektorPertanian/Peternakan/Perikanan
Karyawan BUMN/BUMD
Karyawan Swasta
Wiraswasta
Tenaga Medis
Pekerjaan Lainnya
47
846
222
793
38
2
12
2
5
2.076
1
628
321
6
29
0,93
16,82
4,42
15,77
0,76
0,04
0,24
0,04
0,10
41,29
0,02
12,49
6,38
0,12
0,58
Total 5.028 100
Sumber : Pemerintah Desa Pagerharjo Tahun 2017
Berdasarkan Tabel II.3. dapat diketahui bahwa mayoritas Penduduk Desa
Pagerharjo bekerja di sektor pertanian/peternakan/perikanan yaitu sebanyak 2.076
42
jiwa dengan persentase (41,29%), mengurus rumah tangga 846 jiwa dengan
persentase (16,83%), dan pensiunan sebanyak 793 dengan persentase (15,77%).
4. Potensi sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana sangat penting untuk diketahui dan diperhatikan
kondisinya agar wisatawan yang berkunjung tidak ragu untuk melakukan
perjalanan wisata. Informasi kondisi sarana dan prasarana di Desa Pagerharjo
dapat diketahui seperti sebagai berikut
a. Sarana Dan Prasarana Transportasi
Tabel II. 5
Data Prasarana Transportasi
No Jenis Prasarana Jumlah (km/unit) Kondisi
1 Ruas Jalan Desa 25,5000 Baik
2 Ruas Jalan Kabupaten 26,2500 Baik
3 Ruas Jalan Propinsi 5,0000 Baik
4 Jembatan beton 25 Baik
5 Jembatan kayu 2 Baik
6 Pangkalan ojeg 1 Baik /siaga
Sumber : Data Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Tabel II.4 menunjukkan bahwa di Desa Pagerharjo telah terbangun prasarana
transportasi yang memadai untuk kelancaran aktivitas warga masyarakat. Ruas jalan
desa sampai ruas jalan propinsi di wilayah Desa Pagerharjo telah terbangun dengan
baik sehingga para wisatawan tidak akan kesulitan untuk menjangkau obyek wisata
yang ada, sekalipun ada beberapa ruas jalan yang harus ektra hati-hati. Mobilisasi
wisatawan dengan mobil satel/Jeep tidak mengalami kendala/kesulitan. Sepeda
43
ontel sebagai alat transportasi tidak ada terkaitdengan kondisi geografis yang tidak
memungkinkan.
b. Sarana Transportasi
Sarana transportasi merupakan faktor penting yang harus diusahakan oleh
masyarakat untuk memperlancar kerja serta mempercepat tercapainya sebuah
tujuan. Alat transportasi yang dapat diusahakan di Desa Pagerharjo adalah sarana
transportasi darat seperti dalam tabel berikut.
Tabel II. 6
Data Sarana Transportasi di Desa Pagerharjo
No Jenis Jumlah
1 Truk 10
2 Ojeg 20
3 Mobil roda 4 49
4 Sepeda motor 665
Sumber : Data Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Dari data tabel II.5 menunjukkan bahwa sarana transportasi di Desa Pagerharjo
adalah kendaraan Truk, mobil dan motor. Kendaraan tersebut dipergunakan
mengangkut hasil-hasil hutan/pertanian serta mobilisasi warga masyarakat, bahkan
wisatawan yang membutuhkan transportasi setiap saat tidak kesulitan karena
disediakan angkutan umum berupa mobil kapsul dan ojeg yang bisa membawa
wisatawan ke tempat wisata alam.
5. Potensi Lembaga Ekonomi dan Jasa
Lembaga ekonomi dan jasa, meliputi :
1. Bumdes : 1 unit
44
2. LKD : 1 unit
3. BMT : 1 unit
4. Credit Union : 1 unit
5. Pasar Desa : 1 unit
6. Jumlah usaha toko/kios : 46 unit
6. Luas wilayah menurut penggunaan
Desa Pagerharjo memiliki luas wilayah menurut penggunaannya, Berikut
data jumlah luas wilayah yang digunakan adalah :
Tabel II.7Luas wilayah menurut penggunaan Tahun 2017
No Lahan Jumlah (ha)
1 Pemukiman 351,2335
2 Persawahan 108,4500
3 Perkebunan 123,7200
4 Makam/kuburan 3,2060
5 Perkantoran 0,5000
6 Prasarana umum lainnya 482,0000
Total Luas 1,069,5115
Sumber : Pemerintah Desa Pagerharjo Tahun 2017
Berdasarkan Tabel II.6. dapat diketahui bahwa luas wilayah menurut
penggunaan pada tahun 2017 di Desa Pagerharjo, sebagai berikut, Pemukiman
351,2335 ha, Persawahan 108,4500 ha, Perkebunan 123,7200 ha, denga luas
perkebunan yang mencapai 123,7200 ha ini meliputi perkebun teh yang luas
daripada jumlah luas pemukiman yang hanya 351,2335ha, Makam/kuburan
3,2060 ha, Perkantoran 0,5000 ha dan Prasarana umum lainnya 482,0000 ha.
45
7. Iklim
Dengan letak wilayah yang berada 600-700 m diatas permukaan laut
menjadikan Desa Pagerharjo tergolong sebagai desa dataran tinggi. Pada tahun
2015, rata-rata curah hujan adalah 2.500-3.000 mm dengan bulan hujan selama
6 bulan. Adapun suhu ratarata harian berkisar antara 18 – 30ºC. Sehingga,Desa
Pagerharjo beriklim sejuk (Pemerintah Desa Pagerharjo. 2018), dengan iklim
yang cukup dingin dan sejuk di dataran tinggi wilayah Pagerharjo tidak heran jika
tempat ini bisa ditanami dengan pohon teh dan bisa menjadi daya tarik tersendiri
bagi para wsatawan yang berkunjung ke wisata alam Kebun Teh ini.
8. Misi dan Visi
1. Visi :
“Terwujudnya Masyarakat Desa Pagerharjo yang Beriman, Mandiri, Produktif,
Aman, Tertib, Sejahtera, Demokrasi dan Akuntabel”.
2. MISI:
1. Peningkatan sumber daya manusia yang bermutu dan berdaya saing.
2. Pengelolaan sumber daya alam secara rasional dan bijaksana yang
berwawasan lingkungan berbasis pada masyarakat dengan menghormati
hak individu dan masyarakat adat.
3. Mewujudkan demokrasi pada seluruh aspek kehidupan di masyarakat.
4. Meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat yang berbasis pada
norma dan nilai lokal.
5. Pemberdayaan ekonomi masyarakat desa melalui usaha kecil, menengah
dan koperasi sebagai pilar utama dan menjadi prioritas utama.
46
6. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hukum dan hak asasi
manusia.
7. Meningkatkan pemerintah yang bersih dan merakyat melalui penyiapan
aparatur desa yang profesional bertanggungjawab, beretos kerja dengan
memberi pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
8. Menciptakan suasana dan iklim yang mendukung berkembangnya budaya
kerja, budaya disiplin, budaya etis dan religius dikalangan masyarakat yang
sedang dihadapi dan melakukan perubahan kedepan.
47
9. Struktur OrganisasiGambar II.3
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA PAGERHARJO
KECAMATAN SAMIGALUH KAB. KULON PROGO DIY
WIDAYATKEPALA DESASETIYOKO,
S.PdSEKRETARISDESA
KATRI MAHARSINI, SE.URUSAN PERENCANAAN
DAN KEUANGAN
BAMBANG UNTORO, S.Si.SEKSI PEMERINTAHAN
WACHID CAHYONO, S.Pd.SEKSI PEMBANGUNANDAN PEMBERDAYAAN
SUPANTOSEKSIKEMASYARAKATAN
YEKTI ENDAH PAMBUDIDUKUH SEPARANG
CATUR YULIANTO, S.Pd.DUKUH SARIGONO
PAULUS PRIO SABTONODUKUH PLONO TIMUR
PURWANTODUKUH KEMESU
AGUS TOTO SUWARTODUKUH NGENTAK
TUKIJANDUKUHSINOGO
SLAMETDUKUHKALIREJO UTARA
WINARDIDUKUH KALIREJOSELATAN
PONIJODUKUHJETIS
ANDARKUSNANTODUKUH
KALINONGKO
Y.PRIYATADUKUH
BETENG
TOTOKWINARDIDUKUH
SUREN
HERI YULIATIURUSAN UMUMAPARATUR DESA DAN ASET
SIRANDUKUH MENDOLO
DUKUHSUKIRNODUKUH
NGEMPLAKY. SUYATI
DUKUH PLONO
SETYA BASUKIDUKUH GEGERBAJING
UTOMO DUKUHNGAGLIK
BAMBANG UNTORO,S.Si.PJ.DUKUHJOBOLAWANG
TEGUH KUMORODUKUH NGLINGGO BARAT
HENDI MENSALEHDUKUH NGLINGGO
48
10. Lembaga Pemerintahan, Kemasyarakatan,Politik
a. Pemerintahan Desa Pagerharjo :
Jumlah Aparat : 7 orang
Jumlah Perangkat Desa : 27 orang
Jumlah staf : 2 orang
Staf honorer : 2 orang
Jumlah Padukuhan : 20 Padukuhan
b. Badan Permusyawaratan Desa
Jumlah BPD : 11 orang
11. Lembaga Kemasyarakatan
Jumlah PKK : 1
Jumlah RT : 87
Jumlah RW : 43
Jumlah Karang Taruna : 1
GAPOKTAN : 1
FKAMP : 1
POKDARWIS : 1
KSB : 1
12. Lembaga Ekonomi Dan Jasa
Pemerintah Desa Pagerharjo dalam membangkitkan perekonomian
masyarakat harus mampu memotivasi kepada masyarakat serta menyiapkan
lembaga perekonomian desa maupun jasa, seperti tabel dibawah ini.
49
Tabel II. 8
Data Lembaga Ekonomi dan Jasa di Desa Pagerharjo
No Nama Lembaga/Jasa Jumlah (unit)
1 Bumdes 1
2 Lembaga Keuangan Desa (LKD) 1
3 Baitul Mal waTanwil (BMT) 1
4 Credit Union (CU) 1
5 Pasar Desa 1
6 Kios Desa 46
TOTAL 51
Sumber : Data Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Data tabel II.7 menunjukkan bahwa di Desa Pagerharjo banyak
terdapat lembaga ekonomi dan keuangan yang dapat dan siap mendukung
usaha ekonomi masyarakat, baik di sektor jasa maupun fasilitas yang lain
seperti pasar desa dan kios. Penyedia jasa keuangan memberikan kemudahan
dan pelayanan kepada para pelaku wisata untuk bisa mengembangkan
usahanya di bidang pariwisata di Pagerharjo. Pemerintah desa Pagerharjo
mengembangkan pasar desa, kios desa untuk memudahkan pendistribusian
dan pemasaran produk-produk dari masyarakat serta untuk menyuplai
kebutuhan wisata di Pagerharjo.
50
4. Pedukuhan Nglinggo
A. Keadaan Umum Pedukuhan Nglinggo
Kabupaten Kulon Progo memiliki banyak tujuan wisata yang tersebar di
seluruh wilayah Kabupaten Kulon Progo, baik wisata alam, wisata pendidikan,
maupun wisata religi. Salah satunya berada di Pegunungan Menoreh yang
terletak di Kecamatan Samigaluh, khusunya di wilayah Desa Pagerharjo. Di Desa
Pagerharjo terdapat wisata alam Kebun Teh Nglinggo, Curug Watu Jonggol, dan
Wisata Curug Cibiru. Sejak beberapa tahun terakhir ini, wisata alam di Desa
Pagerharjo menjadi destinasi favorit masyarakat untuk berwisata dan
melepaskan kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Khususnya Wisata Alam Kebun
Teh Nglinggo menjadi tujuan wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan
asing.
Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo terletak di Desa Pagerharjo, Kecamatan
Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo dibuka
dan diresmikan pada tahun 2004 . Akses Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo
dapat ditempuh dengan jarak ± 43 km dari Kota Yogyakarta dan ± 40 km dari
Wates, Ibu kota Kabupaten Kulon Progo. Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo saat
ini semakin ramai dikunjungi wisatawan khusunya pada hari libur nasional dan
hari sabtu, minggu. Selain menjadi destinasi favorit wisatawan karena keindahan
kebuh tehnya, disana juga terdapat potensi wisata budaya berupa Kesenian
lengger topeng, wisata edukasi pembuatan gula aren, pembuatan teh sangrai,
pembuatan kopi, dan pengolahan susu kambing etawa. Ditambah lagi Kedai Kopi
dan gardu pandang untuk menikmati kemegahan Candi Borobudur serta
keelokan alam disekitarnya. Daya tarik Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo
semakin lengkap dengan adanya Home Stay, Offroad, Camping Ground dan
Hutan pinus. Rata-rata kunjungan wisata setiap bulannya pada tahun 2015 -
51
2017 adalah ± 8.000 orang. Artinya, disamping memberikan/membuka lapangan
kerja bagi warga sekitar, juga membantu meningkatkan pendapatan
perekonomian masyarakat.
Berbekal panorama yang elok serta adat-istiadat dan budaya yang menarik
maka pada tahun 2004 desa ini ditetapkan sebagai Wisata Alam Nglinggo dan
pada ada tahun 2009 juga mendapat gelar sebagai desa wisata ter-unik.
B. Wisata Alam Kebun Teh
Kebun Teh Nglinggo adalah wisata populer yang berada di Dusun Nglinggo,
Desa Pagerharjo. Lokasi ini berada di ketinggian sekira 800 m diatas permukaan
laut dengan panorama alam pegunungan dan udara dingin. Ini merupakan satu-
satunya lokasi kebun teh yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengunjung
yang datang dapat melihat aktivitas warga memetik daun atau pucuk teh saat
musim panen bahkan bisa ikut memetik daun teh sambil menikmati keindahan
alam maupun berfoto.
Sejarah Wisata Alam Nglinggo tak bisa dipisahkan dari kisah
kepahlawanan Pangeran Diponegoro ketika perang melawan Belanda bersama
pasukannya di Perbukitan Menoreh. Menurut cerita turun temurun yang dipercaya
masyarakat setempat, dahulu ada tiga orang prajurit pengikut Pangeran
Diponegoro yang menyusun strategi tak jauh dari kawasan Desa Nglinggo. Tiga
prajurit tersebut adalah Ki Linggo Manik, Ki Dalem Tanu, dan Ki Gagak Roban.
Untuk mengenang para prajurit tersebut, akhirnya nama Ki Linggo Manik yang
dianggap sebagai pemimpin, diabadikan menjadi nama sebuah desa yang kini
telah menjelma menjadi kawasan wisata dengan pemandangan menawan. Salah
satu pemandangan itu bisa kita saksikan di kawasan kebun teh, di ujung barat
pedukuhan Nglinggo yang kemudian lebih populer disebut Kebun Teh Nglinggo.
Sebagai bukti sejarah, saat ini kita bisa menjumpai adanya 3 petilasan yang
banyak ditumbuhi pepohonan besar berumur ratusan tahun. Tempat ini sekarang
52
masih dijaga kelestariannya oleh masyarakat dan menjadi obyek wisata spiritual.
Desa wisata idenya dimulai sejak akhir tahun 2004. Ide ini awalannya dimulai dari
kunjungan beberapa tamu desa, yang menyatakan menikmati “tontonan” dari
kegiatan desa, yang menurut warga desa adalah kegiatan sehari-hari mereka.
Kegiatan seperti memetik teh, pengolahan teh, pengolahan biji kopi, pengolahan
gula dari nira kelapa, dan lain sebagainya. Sesuatu yang awalnya merupakan
kegiatan sehari-hari warga desa ternyata menarik bagi pengunjung dari kota dan
daerah lainnya.
Diawali oleh Masyarakat Pedukuhan Nglinggo Barat dan Pedukuhan Nglinggo
Timur sejak tahun 2004 Ada potensi perkebunan teh dan kebudayaan lokal yang
menarik Kesadaran peduli lingkungan dan pola kehidupan masyarakat yang
sederhana dan unik dan diprakarsai oleh bapak Teguh Kumoro sebagai upaya
untuk meningkatkan perekonomian warga desa, desa mulai menarik biaya untuk
“tontonan” tersebut. Kegiatan yang awal mulanya ditolak warga desa, yang
menyatakan keengganan dan kurangnya kepercayaan dirian mereka, mulai
berubah dengan meningkatnya jumlah kedatangan wisatawan dari tahun ke
tahun. Kesadaran akan adanya “pasar wisata” desa, mendorong warga desa
mendukung kegiatan wisata desa, mengikuti tren pasar dan kebutuhan
wisatawan.
Pada tahun 2013, kegiatan wisata lebih digalakkan dengan adanya tahun
sadar wisata dari Kulon Progo, dengan slogannya “the Jewel Of Java”. Kegiatan
yang tadinya bermula dari wisata edukasi (pengolahan gula kelapa,teh, kopi,
batik) dan wisata alam (udara sejuk, air terjun, kebun teh, hutan pinus) bertambah
dan bergeser hingga kebutuhan wisata lain (wisata selfie, oleh-oleh dan lainnya).
Ini dilakukan dari dan oleh warga sepenuhnya.
53
Gambar II.4Peta Wisata Alam Nglinggo
Sumber : Data Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
54
C. Visi dan Misi
a. Visi
Menciptakan sebuah wujud Wisata Nglinggo yang bersih, aman,nyaman,
tentram, dinamis serta seni dan berbudaya yang berkualitas untuk menjadikan
Wisata Edukasi masyarakat tradisional.
b. Misi
1. Meningkatkan Kesejateraan masyarakat dengan motivasi dan komitmen
bersama.
2. Membangun pola pikir yang rasional.
3. Melestarikan dan mengembangkan Seni dan budaya tradisi Masyarakat
tradisonal.
4. Meningkatkan Sumber daya manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA)
yang berkualitas dan berkembang.
5. Mengutamakan kualitas wisata dibandingkan kwantitas.
6. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membangun wisata yang bersih,
aman dan nyaman.
55
D. Pengurus Wisata Nglinggo
Gambar II.5
Struktur Pengurus Kelompok Sadar Wisata Nglinggo
Sumber: Profil Pokdarwis Tahun 2017
56
Tugas Pokok Fungsi Pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) :
1. Pembina
Unsur Pembina, dapat dibagi dalam 2 (dua) tingka yaitu Pembina Langsung dan
Pembina tak langsung.
a. Unsur Pembina Langsung Pokdarwis adalah Pembinaan di tingkat lokal/
daerah yaitu: Pemerintah Daerah cq. Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi
kepariwisataan.
b. Unsur Pembina Tak Langsung adalah Pembiaan di tingkat Pusat (yaitu
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif cq. Direktorat Jenderal
Pengembangan Destinasi Pariwisata, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat)
dan/atau Provinsi (Dinas di tingkat Provinsi yang membidangi kepariwisataan).
2. Penasehat
Penasehat dapat dipilih dan ditunjuk dari tokoh masyarakat setempat yang
dipandang mampu dan dapat menjadi teladan.
3. Ketua Pokdarwis
Ketua Pokdarwis adalah Ketua dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang
mengelola wisata. Saat ini dijabat oleh Bapak Teguh Kumoro.
4. Sekretaris Pokdarwis
Merupakan perangkat dusun yang bertugas membantu ketua pokdarwis untuk
mempersiapkan dan melaksanakan pengelolaan desa wisata Nglinggo Barat.
Tugasnya :
a) Menyelenggarakan kegiatan administrasi dan mempersiapkan bahan untuk
kelancaran tugas ketua.
b) Mempersiapkan bahan untuk laporan memberikan laporan kepada PEMDA
dan Dinas pariwisata.
c) Melakukan koordinasi untuk penyelenggaraan rapat rutin.
57
5. Bendahara
Merupakan perangkat dusun yang bertugas membantu dikegiatan keuangan desa
yang berkaitan dengan wisata, dan memberikan laporan kepada PEMDA dan
Dinas pariwisata.
6. Pelaksana Teknis Wisata:
a) Kepala Urusan Penginapan
Tugas Kepala Urusan Penginapan adalah membantu sekretaris dalam
melaksanakan pengelolaan penginapan bagi wisatawan. Kegiatan Homestay ini,
dilaksanakan bersama dengan seluruh warga desa, dengan setiap warga desa
menyediakan satu atau dua kamar dalam rumah masing-masing untuk
menampung wisatawan yang ingin menginap di wisata Nglinggo. Pengelolaan
pembagian wisatawan ini dilaksanakan oleh KU. Penginapan.
b) Kepala Urusan Wisata Budaya
Tugas Kepala Urusan Budaya adalah membantu ketua melaksanakan
pengelolaan wisata budaya seperti pelaksanaan tarian lengger, wisata kuliner,
atau wisata edukasi (pengolahan gula dari nira kelapa, pengolahan teh, dan
lainnya)
c) Kepala Urusan Wisata Alam
Tugas Kepala Urusan Alam adalah membantu ketua melaksanakan
pengelolaan wisata Alam, bertanggung jawab atas wisata alam seperti wisata
off-road, wisata perkemahan (camping), dan lainnya.
E. Paket Wisata
Adapun penawaran wisata yang ditawarkan adalah :
1) Kesenian Tradional
a. Lengger Tapeng
b. Lengger Anak
c. Jathilan
58
2) Wisata Kuliner
a. Geblek
b. Nasi Rempah
c. Kripik Singkong
d. Tawonan
e. Gula Aren
f. Kopi Hitam
g. Teh Sangit
3) Paket Wisata Edukasi
a. Jelajah Desa Wisata
b. Wisata Alam Perkebunan Teh
c. Melihat dan belajar tentang Pembuatan Gula Aren
d. Melihat dan belajar tentang Pembuatan Kopi Hitam
e. Melihat dan belajar tentang Pembuatan Teh Sangit
f. Melihat dan belajar tentang Pembuatan Batik Tradisional
g. Melihat dan belajar tentang Pembuatan Topeng
h. Belajar Tari Lengger Topeng.
4) Penginapan (Home stay)
Tersedia Inap Wisata (Home stay) sebanyak 23 (Dua Puluh Tiga) buah
rumah penduduk, dengan kapasitas rata-rata 4 orang per rumah, dan 2
homestay dengan kapasitas 12 kamar untuk tamu 3 hingga 8 orang
perkamar.
5) Fasilitas Lokasi Wisata :
a. Tempat Pertemuan, untuk 100 orang.
b. Kantor Pusat Informasi.
59
c. Pusat jajanan, jenis makanan yang dijual: teh daun, keripik
singkong,geblek, nasi rempah, kripik singkong, tawonan, gula aren, kopi
hitam, teh sangit, aneka makanan dan minuman ringan.
d. Tempat Parkir luas.
e. Melayani perjalanan antar - jemput menuju lokasi
F. Data Pengunjung Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo Tahun 2015
Tabel II.9
Data Pengunjung Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo Tahun 2015
No Bulan Wisatawan Domestik Total Persen(%)
1 Januari 5.316 5.316
100%
2 Februari 13.756 13.756
3 Maret 12.058 12.058
4 April 8.900 8.900
5 Mei 13.096 13.096
6 Juni 9.022 9.022
7 Juli 16.746 16.746
8 Agustus 10.770 10.770
9 September 11.726 11.726
10 Oktober 8.448 8.448
11 November 7.314 7.314
12 Desember 10.808 10.808
TOTAL 127.960 127.960
Sumber : Data Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Jika dilihat pada data pengunjung tahun 2015 tidak ada pengunjung untuk
Wisatawan Asing, pada tahun ini 1 tahun pertama pembukaan Wisata Alam Kebun Teh ini
sehingga diawal tahun pertama masih banyak Wisatawan Domestik yang mengunjungi
60
Wisata Alam Kebun Teh ini dan pengunjung paling banyak pada bulan Juli sejumlah 16.746
pengunjung, karena pada bulan Juli ini adalah masa liburan anak sekolah.
G. Data Pengunjung Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo Tahun 2016
Tabel II.10
Data Pengunjung Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo Tahun 2016
No Bulan
Wisatawan
Total %WisatawanDomestik
%
Wisatawan
Asing%
1 Januari 13.754
99,75
54
0.25
13.808
100 %
2 Februari 2.598 0 2.598
3 Maret 4.756 12 4.768
4 April 5.571 22 5.593
5 Mei 7.536 30 7.566
6 Juni 3.896 7 3.903
7 Juli 12.070 50 12.120
8 Agustus 5.979 5 5.984
9 September 4.837 2 4.839
10 Oktober 6.254 0 6.254
11 November 4.509 4 4.513
12 Desember 10.872 21 10.893
TOTAL 82.632 207 82.839Sumber: : Profil Pokdarwis Tahun 2017
61
Jika dilihat pada data pengunjung tahun 2016 pada tahun ini pengunjung mengalami
penurunan walaupun sudah terlihat pada sudah ada Wisatawan Asing datang berkunjung ke
Wisata Alam Kebun Teh tersebut, jika dilihat Wisatawan Domestik pengunjung paling
banyak pada bulan Januari yaitu 13.754 dan dan Wisatawan Asing dan 54 pengunjung ini
dikarenakan pada saat masa liburan tahun baru sehingga pengunjung banyak yang datang
ke Wisata Alam Kebun Teh tersebut.
H. Data Pengunjung Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo Tahun 2017
Tabel II.11
Data Pengunjung Wisata Alam Kebun Teh Nglinggo Tahun 2017
No Bulan WisatawanTotalWisatawan
Domestik% Wisatawan
Asing %%
1 Januari 9.204
99,81
11
0.19
9.215
100%
2 Februari 5.042 0 5.042
3 Maret 4.833 0 4.833
4 April 5.408 0 5.048
5 Mei 5.058 3 5.061
6 Juni 6.004 10 6.014
7 Juli 6.721 30 6.751
8 Agustus 3.461 0 3.461
9 September 3.693 0 3.693
10 Oktober 3.469 2 3.471
11 November 2.170 31 2.201
12 Desember 6.328 27 6.355
TOTAL 61.391 114 61.505
Sumber: Profil Pokdarwis Tahun 2017
Jika dilihat pada data pengunjung tahun 2017 pada tahun ini pengunjung
mengalami penurunan dari tahun ke tahun ini disebabkan pada tahun 2017 ini jalan
62
yang sulit untuk dilalui karena longsor sehingga sedikit sekali pengunjung datang ke
Wisata Alam Kebun Teh. Dan juga bisa kita lihat pada bulan januari pengunjung
Wisatawan Domestik paling bayak dengan jumlah 9.204 pengunjung, karena bulan
januari ini ada event pada malam tahun baru sehingga banyak pengunjung yang
datang pada bulan tersebut dan untuk Wisatawan Asing paling banyak pada bulan
November sejumlah 31 pengunjung, karena ada rombongan datang berkunjung ke
Wisata Alam Kebun Teh pada bulan tersebut sehingga paling banyak pada bulan
November.