Peran ibu dalam pembangunan

6
Bangunlah Ibu, Negeri Menantimu ……. Oleh : Agus Gunawan, S.Pd. Nalar Seorang Ibu Surga di bawah telapak kaki ibu, sebuah pepatah yang senantiasa menjadi simbolisasi tentang betapa mulianya seorang ibu. Betapa tidak, karena ibulah kita terlahir dan terukir sehingga mendapat kodrat sebagai manusia. Maka wajar kalau ibu oleh Rasulullah SAW begitu di kedepankan daripada bapak dari segi ketaatan. Ibu ditinjau dari segi lahiriahnya tercipta sebagai perempuan dan memiliki perbedaan dengan bapak yang merupakan laki-laki. Hal ini terlihat dari pola pikir keduanya. Ibu senantiasa berpikir dengan mengedepankan perasaan, hal ini dikarenakan perempuan memiliki bagian otak yang bernama corpus callosum yang lebih tebal, yang menurut Taufik Pasiak, penulis buku best seller mengenai otak, merupakan bagian otak yang memungkinkan transfer antara dua bagian otak. Karena tebalnya, informasi yang dipindahkan pun berlangsung cepat secara bolak- balik, hal ini mengakibatkan otak kanan yang merupakan otak intuitif mudah berkoordinasi dengan otak kiri yang merupakan otak rasionalitas. Saking mudahnya sehingga perempuan ataupun ibu, ketika memutuskan suatu masalah, agak kesulitan apakah itu keputusan rasional atau keputusan intuitif. Sehingga, dengan adanya perbedaan bagian otak tersebut, ibu pun dalam mengutarakan maksud dan tujuan melalui bahasa senantiasa didasari dengan emosi yang begitu kuat. Sehingga bahasa Ibu bisa menjadi penghangat dan pengingat setiap anak disaat mendapatkan masalah dalam kehidupannya. Peran Ibu Seharusnya Perlu kiranya dalam pembangunan di era modern sekarang ini, peran ibu yang samar- samar perlu dikembalikan. Ibu perlu merevitalisasi aspek diri dan luar dirinya, diantaranya anak- anak. Ibu mesti hidup di dalam hati anak-anaknya.

Transcript of Peran ibu dalam pembangunan

Page 1: Peran ibu dalam pembangunan

Bangunlah Ibu, Negeri Menantimu …….

Oleh : Agus Gunawan, S.Pd.

Nalar Seorang Ibu

Surga di bawah telapak kaki ibu, sebuah pepatah yang senantiasa menjadi simbolisasi

tentang betapa mulianya seorang ibu. Betapa tidak, karena ibulah kita terlahir dan terukir

sehingga mendapat kodrat sebagai manusia. Maka wajar kalau ibu oleh Rasulullah SAW begitu

di kedepankan daripada bapak dari segi ketaatan.

Ibu ditinjau dari segi lahiriahnya tercipta sebagai perempuan dan memiliki perbedaan

dengan bapak yang merupakan laki-laki. Hal ini terlihat dari pola pikir keduanya. Ibu senantiasa

berpikir dengan mengedepankan perasaan, hal ini dikarenakan perempuan memiliki bagian

otak yang bernama corpus callosum yang lebih tebal, yang menurut Taufik Pasiak, penulis buku

best seller mengenai otak, merupakan bagian otak yang memungkinkan transfer antara dua

bagian otak. Karena tebalnya, informasi yang dipindahkan pun berlangsung cepat secara bolak-

balik, hal ini mengakibatkan otak kanan yang merupakan otak intuitif mudah berkoordinasi

dengan otak kiri yang merupakan otak rasionalitas. Saking mudahnya sehingga perempuan

ataupun ibu, ketika memutuskan suatu masalah, agak kesulitan apakah itu keputusan rasional

atau keputusan intuitif.

Sehingga, dengan adanya perbedaan bagian otak tersebut, ibu pun dalam

mengutarakan maksud dan tujuan melalui bahasa senantiasa didasari dengan emosi yang

begitu kuat. Sehingga bahasa Ibu bisa menjadi penghangat dan pengingat setiap anak disaat

mendapatkan masalah dalam kehidupannya.

Peran Ibu Seharusnya

Perlu kiranya dalam pembangunan di era modern sekarang ini, peran ibu yang samar-

samar perlu dikembalikan. Ibu perlu merevitalisasi aspek diri dan luar dirinya, diantaranya anak-

anak. Ibu mesti hidup di dalam hati anak-anaknya.

Page 2: Peran ibu dalam pembangunan

Dengan fenomena kemajuan yang begitu cepat untuk saat sekarang, sudah waktunya

para ibu tidak berpangku tangan menunggu kebijakan maupun kebajikan dari semua pihak

dalam merubah perilaku yang semakin radikal dan anarkis. Sebaiknya distorsi ataupun

penyimpangan yang terjadi perlu pendekatan dari tangan halus seorang ibu.

Hendaknya ibu memiliki peran yang riil dalam artian mampu berada dalam arah

merubah karakteristik masyarakat komunalnya meskipun dalam lingkup kecil. Sebagai contoh

dalam cara berbahasa anak, ibu seharusnya mampu meraih dengan bahasa jiwanya untuk

berkomunikasi dengan mereka melalui bahasa santun, sehingga anak-anak mampu berbahasa

yang baik dan normatif. Karena saat sekarang ini, bahasa sarkasme telah menjadi refleksi

keseharian dan hal ini sudah tentu berdampak kepada akhlak mereka. Bukankah Allah SWT

berfirman : ”Falaa taqul lahumaa uffin” yang bermakna ”maka janganlah kalian mengatakan

kepada orangtuamu perkataan ‘ah.” Maksud dari firman Allah tersebut, bahwa ucapan

penolakan saja tidak boleh dilakukan oleh anak terhadap orang tua, terlebih lagi apabila

perlakuan kasar yang diberlakukan terhadap keduanya. Oleh karena itu, para ibu jangan

memulai mengajar anak dengan membiarkan mereka berkata dengan perkataan yang tidak

bermoral.

Selanjutnya, Ibu pun harus lebih memiliki orientasi arah kehidupan dan penghidupan

bagi keluarganya dengan menanamkan aspek spiritual yang kokoh. Mampu menjadi uswah

hasanah (contoh yang baik) sebagaimana Rasulullah SAW mampu menjadi panutan umat

hingga hari ini. Ritual ibadah mesti menjadi barometer kehidupan sehari-hari, merasa kurang

dalam hidup ini kalau tidak diisi dengan sholat lima waktu umpamanya. Jangan sampai ibu

meninggalkan anak-anaknya dalam keadaan lemah secara ritual maupun individual, hal ini telah

menjadi ultimatum dari Allah SWT. sebagaimana tercantum dalam Q.S. An-Nisa ayat 9 yang

bermakna : “Hendaklah takut kepada Allah SWT seandainya meninggalkan di belakang mereka

anak-anak yang lemah yang mereka khawatir atas kondisi mereka … “ Semakin banyak anak

yang dibiarkan ruhaniahnya kosong dari nilai agama, maka akan semakin banyak pula masalah-

masalah yang ditimbulkan oleh anak tersebut dalam kehidupan sehari-hari karena tidak

memiliki pegangan.

Page 3: Peran ibu dalam pembangunan

Ibu pun harus serius dalam peningkatan pendidikan anaknya. Karena tidak sedikit anak

yang masih ditelantarkan dalam pembelajaran disebabkan ibunya tidak memperhatikan

keberlangsungan pendidikan di sekolahnya. Anak bersekolah sekehendak hatinya, tanpa ada

tanggapan atau pun nasihat kepada anak-anaknya. Padahal pendidikan saat ini erat kaitannya

dengan masa depan. Oleh karena itu, untuk mencapai masa depan maka capailah pendidikan

setinggi-tingginya dengan bantuan dari orang tua bukan hanya dari segi dana semata tetapi

keberlangsungan pembelajaran diperhatikan semaksimal mungkin.

Pengubah Bangsa itu Bernama “Ibu”

Di balik keberhasilan seorang lelaki, terdapat campur tangan yang bernama perempuan.

Apabila perempuan dengan campur tangannya mampu membawa keberhasilan, berarti

segenap keterpurukan dimungkinkan karena tidak adanya perhatian perempuan terhadap

segala apa yang terjadi.

Indonesia telah merdeka selama 65 tahun lamanya. Akan tetapi, kemajuan demi

kemajuan yang menjadi impian segenap warga Indonesia, sepertinya harus dibarengi mimpi

buruk yang berkepanjangan, baik dari aspek politik, ekonomi, sosial, budaya dan yang lainnya.

Kondisi perpolitikan Indonesia telah berubah dari mulai orde lama ke orde baru hingga

sekarang era pasca reformasi. Akan tetapi, semangat demokrasi kian menunjukkan arah yang

tidak stabil. Dengan makin terkuaknya segala kasus yang ada.

Begitu pula dari aspek yang lainnya, Indonesia dengan inflasinya yang makin menanjak

telah menambah beban ekonomi setiap keluarga, pengangguran merajalela, persentase jumlah

masyarakat miskin semakin memuncak, serta permasalahan lainnya yang bertubi-tubi mendera

tubuh Negara Indonesia sehingga semakin merana.

Hal ini bisa jadi karena peran perempuan terutama ibu sudah dilupakan atau sengaja

melupakan diri dikarenakan segala kekusutan yang ada. Padahal berbagai fenomena yang anti

sosial dan segala bencana yang melanda, tak ubahnya merupakan akumulasi dari sistem asuh,

asih dan asah yang salah dari pihak ibu.

Page 4: Peran ibu dalam pembangunan

Tidak ada seorang ibu pun yang mau anaknya kalau besar menjadi korupsi, tetapi

kenapa mereka diajari dari sejak kecil untuk senantiasa hidup dalam hedonisme, agar menilai

segala sesuatu dari aspek materi, bukan esensi. Asal punya uang segala sesuatu bisa dibeli.

Para ibu menginginkan anaknya menjadi anak yang pintar, akan tetapi sedikit yang

berharap agar menjadi anak yang sholeh. Buktinya betapa mahalnya biaya pendidikan asalkan

kelak bisa mendapatkan pekerjaan yang baik pasti akan dibiayai, meskipun dalam

pendidikannya tak sedikit pun menyentuh nilai-nilai moral dan agama. Sehingga yang terbentuk

adalah anak-anak yang memiliki masa depan dunia yang cerah akan tetapi tidak memiliki masa

depan akhirat yang bermanfaat.

Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai amal yang terus mengalir meski

kita meninggal dunia, salah satu diantaranya adalah anak yang sholeh yang mampu mendoakan

orang tuanya. Lalu bagaimana pula dengan anak-anak yang hanya diisi dengan pendidikan

umum tanpa diimbangi pendidikan agama, apakah mereka akan mendoakan orang tuanya,

karena sehari-harinya saja jarang atau mungkin tidak pernah mereka berdo’a.

Saatnya ibu mau berperan untuk mengubah kondisi dan situasi saat ini, sebagaimana

metode Al-Qur’an yang dicontohkan oleh Luqman terhadap anaknya dalam mendidik, yaitu :

1. Ajarkanlah ketauhidan sejak dini, jangan dekatkan mereka kepada hal-hal yang

menyekutukan Allah SWT;

2. Bentuklah rasa sayang dan hormat kepada orang tua, pintar berterima kasih kepada orang

tua;

3. Ikut sertakan kepada lembaga atau majlis yang berorientasi kepada perwujudan nilai-nilai

Islami;

4. Menyelami hakikat hidup, bahwa setelah dunia ada akhirat dan setelah hidup ada kematian,

mampu bertanggung jawab terhadap amaliah mereka;

5. Laksanakanlah segala ritual ibadah maupun muamalah yang diajarkan oleh agama;

6. Jauhkan rasa tinggi diri dari setiap jiwa anak-anak yang mendorong mereka untuk tidak

mengindahkan kebaikan dan merendahkan manusia yang lain.

Page 5: Peran ibu dalam pembangunan

Ibu yang terbaik pasti akan mengubah arah pandang, mau mengubah pola pikir dan pola

tindak. Terlebih dalam membentuk kekuatan imannya dan iman keluarganya terutama anak-

anaknya. Mulailah dari diri ibu, mulailah detik ini, mulailah membangun bangsa dengan

kekuatan ibu, karena bangsa sedang menunggu bangunnya para Ibu dari tidurnya yang panjang.

Bangunlah Bu, Negeri menantimu …..

Page 6: Peran ibu dalam pembangunan

Identitas Pribadi

Nama : Agus Gunawan, S.Pd.

Alamat : Jl. Pagarsih Gg. Wd. Sastra Rt. 02/11

Kel. Jamika Kec. Bojongloa Kaler Bandung 40231

Pekerjaan : PNS

Instansi : Kanmenag Kota Cimahi

Jabatan : Guru MA As-Sa’adah

Alamat Sekolah : Jl. Sadarmanah No. 110 Leuwi Gajah – Cimahi

Hobi : Membaca