Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

30
Kata Pengantar Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya Saya bisa menyelesaikan karya tulis yang berjudul Pentingnya Pengembangan Diri, Syarat untuk Sukses. Karya tulis ini diajukan guna memenuhi tugas UTS untuk mata kuliah Personality Development yang dibimbing oleh Bapak Drs. Romelan. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Karya tulis ini disusun berdasarkan rangkuman dari beberapa sumber-sumber informasi dan media elektronik yang berkaitan dengan masalah pengembangan diri, syarat untuk sukses. Begitu pula materi yang disampaikan pun sesuai dengan pengetahuan tersebut. Dengan bahasa dan uraian yang sederhana serta penjelasan yang sistematis, karya tulis ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembelajaran dan memenuhi target pencapaian sebagai tugas UTS dari mata kuliah Personality Development. Karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh karena itu Saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi penulis dan juga bagi semua pihak untuk pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan. 2

description

ini tugas buat personality development, coba dilihat dulu yah, dibaca, mungkin kekurangannya bisa kalian tambah sendiri :)

Transcript of Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

Page 1: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nya Saya bisa menyelesaikan karya tulis yang berjudul Pentingnya

Pengembangan Diri, Syarat untuk Sukses. Karya tulis ini diajukan guna

memenuhi tugas UTS untuk mata kuliah Personality Development yang

dibimbing oleh Bapak Drs. Romelan. Saya mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan

tepat pada waktunya.

Karya tulis ini disusun berdasarkan rangkuman dari beberapa sumber-

sumber informasi dan media elektronik yang berkaitan dengan masalah

pengembangan diri, syarat untuk sukses. Begitu pula materi yang disampaikan

pun sesuai dengan pengetahuan tersebut. Dengan bahasa dan uraian yang

sederhana serta penjelasan yang sistematis, karya tulis ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi dalam pembelajaran dan memenuhi target pencapaian

sebagai tugas UTS dari mata kuliah Personality Development.

Karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh karena itu Saya mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ini.

Semoga karya tulis ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi penulis dan

juga bagi semua pihak untuk pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan.

Malang, 15 Mei 2014

Penyusun

2

Page 2: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................. 1

Kata Pengantar............................................................................................. 2

Daftar Isi...................................................................................................... 3

BAB I Pendahuluan..................................................................................... 4

BAB II Isi..................................................................................................... 5

A. Pentingnya Pengembangan Diri, Syarat Sukses dan Analisa................. 5

1.      Pentingnya Pengembangan Diri......................................................... 5

2.      Syarat untuk Sukses........................................................................... 9

3. Analisa................................................................................................ 11

B. Personality Development....................................................................... 12

1. Lifespan perspectives......................................................................... 14

2. Factors influencing personality development..................................... 15

2.1. Genetic factors............................................................................. 15

2.2. Environmental factors.................................................................. 15

2.3. Gene-environment interactions.................................................... 16

3. Analisa................................................................................................ 17

BAB III Kesimpulan.................................................................................... 18

Daftar Pustaka.............................................................................................. 19

3

Page 3: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

BAB I

PENDAHULUAN

Dunia masa depan adalah dunia tanpa batas. Kemajuan teknologi dan

terbukanya dunia informasi membuat hubungan antara satu negara dengan negara

lain tidak lagi dibatasi oleh jarak. Begitu juga dengan negara Indonesia yang

merupakan bagian dari masyarakat dunia mau tidak mau pun merasakan dampak

baik secara positif maupun negatif, yang diakibatkan oleh adanya berbagai

perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat Indonesia baik

praktisi bisnis, eksekutif, pejabat pemerintahan, dan aktivis dari berbagai bidang

tidak hanya dituntut untuk memiliki visi, pengetahuan konseptual, kemampuan

manajerial, dan teknik-teknik jitu, melainkan juga harus memiliki kemantapan

kepribadian dan kemampuan membina hubungan interpersonal untuk

menghadirkan profesionalisme di dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari.

Dengan kata lain, kita dituntut untuk mampu melakukan pengembangan diri yang

akan menjadi salah satu satu syarat sukses kita dalam menghadapi globalisasi

dunia modern. Semua hal itu dibutuhkan dan perlu dikembangkan dalam rangka

mengoptimalkan upaya kita untuk mencapai sukses masa depan sekaligus dapat

meningkatkan citra organisasi tempat kita berada.

Pengembangan diri melalui peningkatan kinerja dan profesionalisme

berkaitan erat dengan pengembangan berbagai elemen sumber daya manusia ke

arah yang lebih berkualitas. Langkah awal yang perlu ditempuh adalah

pengembangan potensi yang dimiliki setiap individu melalui peningkatan vision-

passion-belief. Selain itu, penampilan elegan yang selaras dengan citra eksekutif,

pemahaman etiket yang berlaku secara internasional, pemanfaatan bahasa tubuh

secara tepat, dan kemampuan berkomunikasi secara andal merupakan faktor-

faktor yang mutlak dimiliki seorang individu untuk dapat tampil dan hadir secara

profesional.

4

Page 4: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

BAB II

ISI

A. PENTINGNYA PENGEMBANGAN DIRI, SYARAT SUKSES DAN

ANALISA

1.      Pentingnya Pengembangan Diri

Dalam dunia bisnis, yang sering dibahas adalah masalah modal, marketing,

keuangan, promosi, dan hal-hal teknis lainnya yang langsung kelihatan. Padahal

di sisi lain yang sangat penting dan sangat berperan dalam menentukan

kesuksesan seorang pebisnis yaitu masalah karakter dan kepribadian. Inilah yang

banyak menyebabkan jatuhnya seorang pengusaha. Kalau karakter seseorang

bermasalah, maka sebagus apapun faktor lain (marketing, keuangan, promosi)

jadi tidak akan bermakna. Untuk itu kita harus memperkokoh pondasi kita

sebagai seorang pebisnis dengan memperkuat karakter dan kepribadian kita yaitu

dengan pengembangan diri sehingga bisa meningkatkan profesionalisme kerja.

Pengembangan diri dapat membuat seseorang memiliki pribadi yang dewasa dan

mandiri. Pribadi dewasa yang dimaksud mencakup kedewasaan jasmani, rohani,

emosional, intelektual juga sosial. Sedangkan pribadi mandiri adalah seseorang

yang tahu apa yang dilakukannya dan sadar benar tentang tujuan hidupnya.

Pengembangan diri perlu diawali dengan mengetahui latar belakang apa

yang kita miliki. Secara umum pribadi memiliki dua kutub eksistensi diri.

Pertama, eksistensi individual yang meliputi rasa berhak untuk mengemukakan

diri, ingin dihargai dan diakui. Kedua, adalah eksistensi sosial yaitu kita dituntut

mampu menyesuaikan diri pada norma-norma yang berlaku dalam lingkungan.

Apabila kedua kutub ini tidak seimbang, terjadilah kondisi mental yang tidak

sehat. Sebaliknya jika dua kutub tersebut seimbang, maka kondisi mental yang

sehat akan dimiliki oleh orang yang bersangkutan. Kondisi ini memungkinkan ia

melakukan perjuangan dan menerima tantangan hidup dan ia akan mampu

mencapainya.

Pengembangan diri yang baik mampu meningkatkan profesionalisme kerja

seseorang. Profesionalisme berkaitan erat sekali dengan masalah kinerja.

Dengan profesionalisme seseorang pasti mampu memperlihatkan kinerja yang

5

Page 5: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

berkualitas. Oleh karena itu, kinerja merupakan tolik ukur kadar

profesionalisme. Dengan demikian untuk dapat hadir secara profesioanl, anda

harus menunjukkan kualitas kinerja yang baik.dalam artian kita harus mampu

melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.

Untuk bisa mencapai hal itu maka pertama-tama yang harus kita lakukan

adalah mengenal diri sendiri. Upaya ini perlu kita lakukan untuk mengetahui

seberapa besar kekuatan pribadi yang sebenarnya kita miliki. Kekuatan itu dapat

berbentuk pengetahuan, keterampilan, kemampuan bergerak, dan sebagainya.

Kekuatan pribadi yang kita perlihatkan akan menentukan citra diri kita yang

sebenarnya. Langkah selanjutnya yang dibutuhkan untuk membentuk

profesionalisme adalah pengevaluasian dan pengembangan potensi kekuatan

yang dimiliki.

Pada proses pengenalan diri, terdapat empat kriteria dalam diri kita yang

secara berurutan terbentuk menjadi satu roda, dengan masing-masing unsur

bersifat saling melengkapi. Jika kita menelusuri kriteria itu satu demi satu

sembari berputar mengikuti putaran roda maka niscaya kesuksesan terbentang

mantap di depan mata kita.

Keempat kriteria tersebut adalah:

a.  Penampilan fisik

Penampilan fisik dapat dilihat dari dua kelompok, yang pertama bersifat

statis artinya susah untuk diubah, kalaupun harus diubah membutuhkan upaya

yang tidak ringan. Yang kedua bersifat dinamis artinya dapat diubah dan diatur

sedemikian rupa agar selalu selaras dengan kehendak kita. Apabila kita ingin

memperbaiki dan mengubah penampilan fisik secara keseluruhan, bukan hanya

wajah, tubuh, dan sejenisnya saja yang mendapat perhatian, melainkan ekspresi

wajah, suara, dan sejenisnya pun harus diperhatikan secara seksama.

b. Sifat

Sifat sangat dekat hubungannya dengan penampilan fisik, di antara

keduanya terdapat hubungan saling mempengaruhi dan saling mengisi. Dari

penampilan fisik keseluruhan, kita dapat memperkirakan sifat seseorang, atau

sifat seseorang tercermin melalui penampilan fisiknya.

6

Page 6: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

c.  Pekerjaan

Kita harus menggunakan pola pikir yang berbeda, yaitu bahwa “pekerjaan”

bukan hanya ditentukan oleh pengetahuan dan ketrampilan saja, melainkan

faktor fisik dan sifat juga berpengaruh besar terhadap kesesuaian pekerjaan.

d.  Status Sosial

Status sosial tidak ditentukan hanya melalui sudut pandang orang lain,

melainkan ditentukan oleh diri sendiri. Diri kita yang berhak menentukan status

sosial yang layak kita sandang, karena kitalah yang paling tahu tentang diri kita

sendiri. Status sosial positif hanya dapat terwujud bila kita mampu

menggabungkan sudut pandang pribadi menyangkut proyeksi citra diri kita

sendiri dengan sudut pandang dari keluarga, teman, dan masyarakat di sekitar

kita supaya terdapat kesesuaian antara keinginan kita dengan apa yang mereka

tuntut dari diri kita.

Setelah kita mampu mengenali diri kita sendiri, langkah yang selanjutnya

adalah membangkitkan kekuatan diri sendiri. Kunci pertama yang harus kita

miliki dalam rangka membangkitkan kekuatan untuk dipergunakan menapaki

perjalanan mencapai kesuksesan adalah:

a. Ketrampilan teknis

Merupakan perangkat teoritis yang harus dimiliki seseorang agar mampu

melaksanakan pekerjaan pada bidang-bidang tertentu. Ketrampilan ini

diperoleh melalui proses belajar pada bidang-bidang tertentu yang

diminati.

b. Keterampilan manajerial.

Merupakan ketrampilan konseptual dan aplikatif untuk mengelola dan

memanfaatkan berbagai macam sarana dan fasilitas yang menjadi

pendukung bidang pekerjaan kita.

c. Ketrampilan interpersonal

Merupakan ketrampilan untuk berhubungan dengan orang banyak secara

harmonis dan asertif. Ketrampilan ini dapat diperlihatkan secara nyata

dalam mengadakan kerja sama, negosiasi, membangun jaringan kerja,

dan sebagainya.

7

Page 7: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

Apabila kita sudah mampu membangkitkan kekuatan yang kita miliki,

sekarang saatnya bagi kita untuk menerapkan kekuatan pribadi agar selalu

tampil menarik. Ada sebuah rahasia yang membuat orang dapat menjadi magnet

bagi kalangan tertentu yaitu “VPB Continuum” yaitu vission (visi), passion

(semangat), dan belief (keyakinan). Visi disini adalah visi dalam pengertian

manajemen action yang artinya bukan hanya apa yang dilihat tetapi sebetulnya

juga apa yang diimpikan. Visi sebaiknya ditunjang dengan eksistensi semangat

(passion) yang bagus, yang tentunya membuat pribadi kita semakin mempesona.

Dorongan kuat untuk meningkatkan daya tarik dapat dibentuk lebih lanjut

apabila kita melengkapi diri dengan keyakinan (belief) terhadap kemampuan

sendiri. Dengan kata lain selalu tampil penuh percaya diri.

Untuk menunjang agar VPN Continuum dapat diwujudkan secara nyata

maka kita harus mengetahui kelemahan dan kekuatan diri sendiri, sehingga

dengan demikian kita mampu untuk senantiasa mengembangkan diri, dan dapat

mendayagunakan segenap kekuatan yang ada secara positif sekaligus

mengurangi kelemahan yang kita miliki. Hal lain yang dibutuhkan dalam upaya

menjadikan diri kita selalu menarik adalah kita harus memiliki sesuatu yang

dianggap istimewa oleh orang lain (keahlian).

Berbekal visi, misi, dan peran itulah kita mengembangkan diri. Bidang

yang kita kembangkan antara lain:

a.       Integritas Diri

Merupakan sikap yang melekat pada diri kita yang membuat kita mampu tampil

dan bekerja secara utuh, tak terpecah antara lahir dan batin, antara kata dan

perbuatan, antara prinsip dan tindakan, antara cita-cita dan kenyataan.

b.      Kedisiplinan

Merupakan sikap menundukkan diri pada prinsip-prinsip hidup yang diyakini

dan dipegang. Jika kita berpegang pada prinsip, kita mendapat patokan dan

tuntunan hidup untuk mewujudkan visi, mewujudkan misi, dan melaksanakan

peran kita.

8

Page 8: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

c.       Kegigihan dan Kebijaksanaan

Dengan sikap gigih, pribadi kita ditempa, tekad kita diperkuat, dan motivasi kita

diperkokoh. Sedangkan dengan kebijaksanaan kita akan mampu mengambil

resiko, tetapi sudah mempertimbangkan masak-masak segala konsekuensi

negatif dan positifnya.

d.      Etika Kerja

Merupakan pemikiran yang mendalam mulai dari sebab sampai alasan yang

terakhir mengenai lingkup, seluk beluk, makna, tujuan, manfaat, cara

melaksanakan, dan dampak kerja bagi pribadi manusia, masyarakat, dan dunia.

2.      Syarat untuk Sukses

Sukses adalah cita-cita atau harapan yang senantiasa diimpi-impikan oleh

segenap orang dalam setiap lini kehidupan mereka. Harapannya tentu agar

kebahagiaan senantiasa menaungi mereka. Karenanya tidak sedikit orang yang

mati-matian mengerahkan seluruh potensi diri, waktu, tenaga, bahkan nyawa

sekalipun demi meraih kesuksesan tersebut.

Sukses sangat kompleks dan beragam tergantung pola pikir yang

melandasinya. Bagi kaum materialisme misalnya yang menjadi materi sebagai

standar kesuksesan akan berpendapat bahwa orang sukses adalah mereka yang

memiliki harta melimpah, jabatan yang tinggi, dan lain sebagainya. Intinya

kesuksesan diimbangi dengan sedikit banyaknya materi yang dimiliki oleh

seseorang.

Selain dilihat dari segi materi, ada berbagai macam jenis kesuksesan lain

yang bisa dicapai oleh seseorang. Menurut A.B. Susanto dapat berbicara di

depan forum dengan baik merupakan salah satu bentuk kesuksesan. Karena

banyak orang yang pandai namun tidak memiliki kemampuan untuk tampil

sebagai pembicara publik, bahkan dalam forum kecil yang dihadiri oleh rekan-

rekan kerja sendiri.

Menyatakan sesuatu dengan baik, bukan merupakan pekerjaan yang

mudah. Namun, bukan berarti sulit untuk dicapai. Cara yang dapat ditempuh

sederhana saja, pertama-tama kita harus menghentakkan diri kita sendiri dengan

suatu prinsip bahwa mulut kita harus dipergunakan untuk berbicara. Kedua

9

Page 9: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

adalah kesadaran bahwa setiap manusia harus berbicara. Oleh karena itu

janganlah ragu untuk mengungkapkan isi kepala kita kepada khalayak luas.

Salah satu metode istimewa yang bisa kita gunakan yaitu metode

“SPEAK”, yang merupakan kunci yang memungkinkan seseorang dapat tampil

secara cemerlang sebagai pembicara di depan audiens. SPEAK yaitu Sincerity,

Practice, Enthusiasm, Ability, dan Knowledge. Berbicara berdasarkan

kandungan pengetahuan sendiri merupakan cara terbaik untuk tampil sukses

sebagai pembicara publik dan apa yang dibicarakan benar-benar muncul dari

dasar hati yang terdalam.

Bukan rahasia lagi banyak orang menolak untuk berbicara di depan forum

bukan karena mereka tidak mau tampil, melainkan karena mereka takut untuk

tampil. Untuk menghindari hal tersebut, kita harus melakukan persiapan matang

dan memiliki perencanaan yang baik tentang apa yang harus kita lakukan di atas

podium. Jangan pula memperlihatkan sikap yang kurang menyenangkan akibat

kegugupan kita di atas podium, karena sikap tersebut akan mempengaruhi citra

diri kita secara keseluruhan. Cara terbaik mengendalikan kegugupan adalah

mengatur pernapasan yang membuat anda tenang kembali.

Pembicara yang baik adalah pembicara yang mampu berbicara dengan

spontanitas tinggi. Suara kita menunjukkan ekspresi diri kita, dengan suara yang

berkualitas dan powerfull kita dapat mengekspresikan diri secara maksimal.

Uraian di atas menjelaskan tentang kesuksesan dalam berbicara di depan

forum, untuk yang selanjutnya adalah kesuksesan dalam pekerjaan. Berikut akan

dijelaskan 4 syarat untuk bisa mencapai kesuksesan tersebut:

a.       Profesionalism (profesionalisme)

Yakni tepat waktu, melakukan persiapan yang baik, dan tidak menunda segala

sesuatu yang bisa kita kerjakan sekarang.

b.      Passion (semangat)

Kecintaan kita pada pekerjaan, kalau kita mempunyai passion, maka pekerjaan

kita akan jauh terasa lebih ringan dan menyenangkan dan kita lebih menikmati

waktu mempersiapkan dan melakukannya, bukan lagi sebagai beban.

10

Page 10: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

c.       Personality (kepribadian)

Kita harus cocok dengan pekerjaan kita, meski begitu kita harus berbeda dengan

orang lain. Kita harus punya otentik sendiri yang berbeda dengan orang lain.

d.      Purpose (tujuan)

Kita harus mempunyai tujuan yang jelas dalam melakukan segala sesuatu, agar

bisa mengambil langkah dengan tepat.

3. Analisa

Menurut penjelasan yang ada diatas, dapat diketahui bahwasannya

pengembangan kepribadian diri merupakan suatu tindakan yang sangat memiliki

pengaruh terhadap kehidupan mendatang kita. Dengan dikembangkannya pribadi,

maka secara tidak langsung kegiatan dan prilaku akan lebih condong pada

kepositifan, karena pengembangan diri sedikit banyak lebih mencakup pada

pengembangan yang bertujuan di bagian visi misi yang kita lakukan. Benar

bukan?.

Dengan kita melakukan pengembangan kepribadian ini pula, kita akan

belajar dalam hal profesionalisme diri, sebab kita adalah makhluk sosial yang

tidak hanya akan mementingkan visi misi kita, dan ini kembali pada

pengembangan kepribadian diri yang menuntun kita pada integritas diri,

kedisiplinan, etika bekerja, dan yang lainnya yang banyak mengandung unsur

bersosial. Disini kita dituntut untuk merancang kehidupan yang akan kita lakukan

selanjutnya, dan menyesuaikannya. Secara alami pun, kepribadian dari diri kita

akan melakukan perbaikan yang tanpa sadar.

Seperti saat kita berbicara didepan umum yang membuat kita sulit berbicara,

namun itu semua akan menjadi lebih baik setelah kita melakukannya beberapa

kali, disini dapat diketahui bahwasannnya, visi misi kita untuk dapat berbicara

didepan umumlah yang mendorong kita untuk dapat merubah itu semua dengan

jalan selalu mencoba lebih baik dari sebelumnya, coba saja bila memang kita tidak

memiliki niat untuk dapat berbica lues didepan umum, dan menjadi lebih baik,

maka perilaku yang selalu mencoba itu pasti terabaikan begitu saja.

Jadi, bisa dikatakan bahwa sukses seseorang ditentukan :

20 % oleh ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis;

11

Page 11: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

80 % oleh hal-hal lain ( termasuk kecerdasan emosional ).

Bahwa kasus-kasus yang terjadi dalam pekerjaan disebabkan :

15 % oleh kesalahan dan kurang terampil ( tidak bisa bekerja );

80 % oleh factor rasa suka atau tidak suka.

Bahwa pondasi utama untuk sukses :

1. jujur pada orang lain dan diri sendiri;

2. disiplin;

3. bergaul baik dengan semua orang;

4. dukungan orang tua / keluarga ( termasuk pasangan hidup );

5. ulet dan bekerja keras.

B. PERSONALITY DEVELOPMENT

Terminology configurationaling to constitute translation and English

Language “ personality ”. personality's terminology etymological ala originates

and Latin language “ persona ” (mask) and “ personare ” (through). “Personal ”

usually been used by performers on ancient time for memerankan one behavioral

form and person character, Meanwhile intended one with “ personare ” is that that

performer with pass through its mask tries through issue to express one given

human picture form. E.g.: a namby-pamby, stolid, merrymaker, backslapper,

bullying, etcetera. So that persona is not personal that player is alone, but person

picture and given man type with pass through mask that be used. Severally pro

also defines about personality base paradigm that they believes and analisis's

focus of theory that they develops. Therefore of that, will there are many we meet

definition about that personality. Between configurational definition group that

dikemukan by pro, for example:

a. Gordon W. Allport

On Allport's beginning define personality as “ What a. man really

is.”But that definition by Allport is seen not is equal to then she revises that

definition (Soemadi Suryabrata, 2005: 240) Definition is next to be

12

Page 12: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

formulated by Allport is: “Personality is the dynamic organization within

the individual of those psychophysical systems that determine his unique

adjustments to his environment ” (Singgih dirgagunarso, 1998: 11).

Allport's opinion upon if deciphered as: Personality is organisational

dynamic deep individual as psikofisis's system prescriptive its typical deep

trick conforms to environmentally.

b. Krech and Crutchfield

David Krech and Richard S. Crutchfield (1969) in its book that gets

Elements Of Psychology's title formulate personality definition as follows:

“Personality is the integration of all of an individual ’ s characteristics into

a. unique organization that determines, and is modified by his attemps at

adaption to his continually changing environment.” (Personality is

integration of all individual characteristic into an unique unity prescriptive,

and one modified by its effort in conform to environmentally which changed

perpetual). Personality can also diartikan as “ individuals behavioural

quality which adjusted tajamrnelakukan her to environmentally unique ala ”.

That adjusted uniqueness really gets bearing with that configurational

aspects alone, which is cover following things:

a. Character, which is behaviour delineation with self-assertive appreciative

(really incorrect, well bad) well explicit ala and also implisit.

b. Temperament, which is someones reactive disposition, or quick / its slowing

reacts to excitement that come from environment.

c. Attitude to object (person, object, scene, norm etcetera) one that gets positive

character, negative or ambivalent (hum and haw).

d. Emotion stability, which is stability rate reacts emotional to excitement and

environmentally. As: edge out don't it be pertained beside oneself, downcast or

hopeless at something.

e. Responsibilitas (accountability), kesiapan to accept risk and action or conduct

that is done. As: receptive risk to the manner born, wash puts hand out, or escapes

faced risk.

13

Page 13: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

f. Sosiabilitas, which is person disposition that gets bearing with subjective

interpersonal. This disposition as observable as deep enclosed personal character

or exposed; and ability gets communication with other people.

Personality traits are defined as the relatively enduring patterns of thoughts,

feelings, and behaviors that distinguish individuals from one another. [1] The

dominant view in the field of personality psychology today holds that personality

emerges early and continues to change in meaningful ways throughout the

lifespan.[2] Evidence from large-scale, long-term studies has supported this

perspective.

Adult personality traits are believed to have a basis in infant temperament,

meaning that individual differences in disposition and behavior appear early in

life, possibly even before language or conscious self-representation develop.[3]

The Five Factor Model of personality has been found to map onto dimensions of

childhood temperament,[4] suggesting that individual differences in levels of the

“big five” personality traits (neuroticism, extraversion, openness to experience,

agreeableness, and conscientiousness) are present from young ages.[5]

1. Lifespan perspectives

Classic theories of personality, such as Freud’s tripartite theory, and post-

Freudian theories, including developmental stage theories and type theories, have

often held the perspective that most personality development occurs in childhood,

and that personality is stable by the end of adolescence. As recently as the 1990s,

modern personality theorists concurred with William James’ 1890 assertion that,

by age 30, personality is “set like plaster”.[6] Currently, lifespan perspectives that

integrate theory and empirical findings dominate the research literature. The

lifespan perspective of personality is based on the plasticity principle, that

personality traits are open systems that can be influenced by the environment at

any age.[7] This interactional model of development emphasizes the relationships

between an individual and her environment, and suggests that there is a dialectic

between continuity and change throughout the lifespan.[8][9] Large-scale

longitudinal studies have demonstrated that the most active period of personality

development appears to be between the ages of 20-40.[10] Personality grows

14

Page 14: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

increasingly consistent with age and plateaus sometime around age 50, but never

reaches a period of total stability.[11] Although change is less likely later in life,

individuals retain the potential for change from infancy to old age.[12]

2. Factors influencing personality development

Personality traits demonstrate moderate levels of continuity, smaller but still

significant normative or mean-level changes, and individual differences in change,

often late into the life course.[13] This pattern is influenced by genetic,

environmental, transactional, and stochastic factors.[14]

2.1. Genetic factors

Twin and adoption studies have demonstrated that the heritability of

personality traits ranges from .3-.6, with a mean of .5.[15] Heritability of .5 means

that 50% of variation in observable personality traits is attributable to genetic

influences. But a given genotype will lead to a certain phenotype only under the

right environmental circumstances.[16] In other words, the heritability of a trait

may change depending on an individual’s environment and/or life events. An

example of the way environment can moderate the expression of a gene is the

finding by Heath, Eaves, and Martin (1998)[17] that marriage was a protective

factor against depression in genetically identical twins, such that the heritability of

depression was as low as 29% in a married twin and as high as 51% in an

unmarried twin. Ultimately, emerging evidence suggests that genetic and

environmental influences on personality differ depending on other circumstances

in a person’s life.[18]

2.2. Environmental factors

With the effects of genetic similarity are removed, children from the same

family often appear no more alike than randomly selected strangers;[19] yet

identical twins raised apart are nearly as similar in personality as identical twins

raised together.[20] What these findings suggest is that shared family environment

has virtually no effect on personality development, and that similarity between

15

Page 15: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

relatives is almost entirely due to shared genetics. Although the shared

environment (including features like the personality, parenting styles, and beliefs

of parents; socioeconomic status; neighborhood; nutrition; schools attended;

number of books in the home; etc.) may have a lasting impact at the extremes of

parenting practice, such as outright abuse, most personality researchers have

concluded that the majority of “average expectable environments”[21] do not have

an effect on personality development.

The weakness of shared environmental effects in shaping personality came

as a surprise to many psychologists, and spurred research into nonshared

environment, or the environmental influences that make siblings different from

one another instead of similar.[22] Nonshared environmental effects encompass the

variability in behavioral outcomes that is not explained by genetic and family

environmental influences. The nonshared environment may include differential

treatment by parents, individually distinct reactions to the shared family

environment, peer influences, and experiences that occur outside the family. [23] In

adults, nonshared environment also encompasses the unique roles and

environments experienced after leaving the family of origin. Further effects of

environment in adulthood are demonstrated by findings that different work,

marital, and family experiences are associated with personality change.[24]

2.3. Gene-environment interactions

Van Gestel and Van Broeckhoven (2003) write, “Almost by definition,

complex traits originate from interplay between (multiple) genetic factors and

environment.”[25] Interactions between genetic predisposition and the environment

are a major factor in personality development. The corresponsive principle of

personality development states that “life experiences may accentuate and reinforce

the personality characteristics that were partially responsible for the particular

environmental elicitations in the first place”.[26] This principle is summarizes how

gene-environment interactions (also called person-situation transactions) maintain

and reinforce the continuity of personality throughout the lifespan. Three main

types of gene-environment interactions are active (the process by which

16

Page 16: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

individuals with certain genotypes select and create environments that facilitate

the expression of those genotypes), passive (the process by which genetic parents

provide both the genes and the early environmental influences that contribute to

the development of a characteristic in their children), and reactive (the process by

which non-family individuals respond to the behavior produced by a genotype in

characteristic ways).[27]

3. Analisa

Sehingga persona itu bukan pribadi pemain atas diri sendiri, tetapi

gambaran pribadi dan tipe manusia tertentu dengan melalui kedok yang

dipakainya. Beberapa ahli juga mendefinisikan tentang kepribadian berdasarkan

paradigma yang mereka yakini dan fokus analisis dari teori yang mereka

kembangkan. Maka dari itu, akan banyak kita jumpai definisi tentang kepribadian

tersebut.

Pada mulanya kepribadian didefinisikan sebagai “What a man really

is.”Tetapi definisi tersebut dipandang tidak memadai yang kemudian direvisi

definisi tersebut (Soemadi Suryabrata, 2005: 240)menjadi “Personality is the

dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that

determine his unique adjustments to his environment” yang memiliki arti

Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis

yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap

lingkungan. Sehinggga Kepribadian dapat juga diartikan sebagai “kualitas

perilaku individu yang tajam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan

secara unik”. Keunikan penyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek

kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal berikut :

a. Karakter

b. Temperamen.

c. Sikap terhadap objek

d. Stabilitas emosi

e. Responsibilitas

f. Sosiabilitas

17

Page 17: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

BAB III

KESIMPULAN

Sikap pengembangan diri perlu dibangun karena menentukan keberhasilan

kita dalam dunia kerja maupun kehidupan sosial. Sikap hidup menentukan

tindakan, pola hubungan dengan orang lain, perlakuan yang kita terima dari

orang lain, keberhasilan dan kegagalan, menentukan hasil akhir, cara pandang

yang positif dan optimis. Sikap kita saat ini merupakan hasil dari sikap-sikap

kita selama ini. Segala aktivitas ditentukan oleh niat dan seseorang akan menuai

hasil aktivitasnya sesuai dengan niatnya.

Kesuksesan kita peroleh tidak lepas dari awal proses pengembangan diri

kita sendiri. Jika kita mampu mengembangkan diri dengan baik, maka kita akan

mampu mendorong diri kita untuk menuju sukses. Empat syarat mencapai

kesuksesan : Profesionalism (profesionalisme), Passion (semangat), Personality

(kepribadian) dan Purpose (tujuan).

Kegagalan kita dalam melakukan pengembangan diri pada akhirnya akan

berpengaruh terhadap kinerja kita dan membawa dampak buruk pada diri kita.

Dalam lingkungan kerja jika kita tidak dapat bersikap baik dan bahkan semau

kita sendiri, atasan akan memberikan kita teguran bahkan akan memutuskan

hubungan kerja (PHK). Untuk menghindari hal tersebut harusnya kita dapat

menjadi pribadi yang baik dengan diiringi pengembangan diri yang maksimal.

Menjadi pribadi yang disiplin adalah salah satunya.

18

Page 18: Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development

DAFTAR PUSTAKA

Susanto, A.B., 1997, Professional Image, PT Gramedia Widiasarana Indonesia,

Jakarta

http://beenetdelanggu.blogspot.com/2012/05/pentingnya-pengembangan-diri-

untuk.html

Caspi, A. & Roberts, B. W. (2001). Personality development across the life

course: The argument for change and continuity. Psychological Inquiry 12(2): 49-

66.

Roberts, B. W., Wood, D., & Caspi, A. (2010). The development of personality

traits in adulthood. In O. P. John, R. W. Robins, & L. A. Pervi (Eds.), Handbook

of personality: Theory and research (3rd ed., pp. 375-398). New York, NY:

Guilford Press.

Rothbart, M. K., Ahadi, S. A., & Evans, D. E. (2000). Temperament and

personality: Origins and outcomes. Journal of Personality and Social Psychology

78: 122-135.

Putnam, S. P., Ellis, L. K., & Rothbart, M. K. (2001). The structure of

temperament from infancy through adolescence. In A. Eliasz & A. Angleitner

(Eds.), Advances in research on temperament (pp. 165-182). Germany: Pabst

Science.

Deal, J. E., Halverson, C. F., Havill, V., & Martin, R. (2005). Temperament

factors as longitudinal predictors of young adult personality. Merrill-Palmer

Quarterly 51(3): 315-334.

Costa, P. T. Jr. & McCrae, R. R. (1994). Set like plaster? Evidence for the

stability of adult personality. In T. F. Heatherton & J. L. Weinberger (Eds.), Can

personality change? (pp. 21-40). Washington, DC: American Psychological

Association.

19