PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA MELALUI … · 2018. 4. 12. · peningkatan kedisiplinan...
Transcript of PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA MELALUI … · 2018. 4. 12. · peningkatan kedisiplinan...
PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENTPADA
SISWA KELAS VIII B DI SMP N 02 SURUH
TAHUN AJARAN 2016/2017
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Oleh :
Ngainun Nikmah
132013016
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENT PADA
SISWA KELAS VIIIB DI SMP NEGERI 02 SURUH
TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh :
Ngainun Nikmah
132013016
Mengesahkan bahwa tugas akhir ini telah diuji, dipertahankan dan disetujui dalam
Sidang Ujian Tugas Akhir pada tanggal 02 juni 2017
Disahkan oleh :
Dr. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd
Dekan FKIP
Setyorini, M.Pd
Kaprogdi
PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENTPADA
SISWA KELAS VIII B DI SMP N 02 SURUH
TAHUN AJARAN 2016/2017
Ngainun Nikmah
Drs. Tritjahjo Danny Soesilo, M.Si
Sapto Irawan, S. Pd, M. Pd.
Proram Studi S1 Bimbingan dan Konseling
FKIP-Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi peningkatan disiplin belajar
siswa melalui bimbingan kelompok teknik self management pada siswa kelas VIII
B di SMP N 02 Suruh. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan
menggunakan desain Pretest – postest Control Group Design. Subjek penelitian
ini adalah 12 siswa yang memiliki kategori disiplin belajar rendah dan sangat
rendah yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Angket dari aspek kedisiplinan belajar ini disusun berdasarkan
sub aspek dan indikator menurut Tu’u dalam Rina (2011) dengan jumlah 41 item
pernyataan. Dalam eksperimen ini kelompok eksperimen diberikan treatment
dengan layanan bimbingan kelompok teknik self management selama 8 kali
pertemuan Teknik analisis yang digunakan yaitu Mann Whitney dengan bantuan
program SPSS for Window Release 16.0. Dari hasil uji beda postest kelompok
eksperimen dan kontrol diperoleh koefisien Asymp. Sig. (2-tailed)0,016<0,05
dengan mean rank padapre-test 3,92 dan mean rank untuk post-test 9.08 sehingga
ada peningkatan mean rank kelompok eskperimen sebesar 5.16. Hasil
menunjukkan skor mean rank postest kelompok eksperimen sebesar 9 meningkat
5 point dari skor pretest 4. Hasil uji beda pretest kelompok eksperimen dan
postest kelompok eksperimen diperoleh nilai p = Asymp. Sig. (2-tailed) 0,
013<0,05. Artinya ada peningkatan yang signifikan kedisiplinan belajar siswa.
Dengan demikian, layanan bimbingan belajar teknik self management dapat
digunakan dalam meningkatkan disiplin belajar siswa pada siswa kelas VIII B di
SMP N 02 Suruh.
Kata Kunci: kedisiplinan belajar, bimbingan kelompok teknik self
management, siswa kelas VIII B SMP
4
Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan berhasil
tidaknya proses belajar mengajar
tergantung dari faktor-faktor dan kondisi
yang mempengaruhi proses belajar dan
mengajar. Faktor dan kondisi yang
mempengaruhi proses belajar
sesungguhnya banyak sekali macamnya,
baik dalam diri siswa sebagai pelajar, pada
guru sebagai pengajar, metode mengajar,
bahan materi pelajaran yang harus diterima
siswa, maupun sarana dan prasarana.
Disiplin belajar merupakan upaya
untuk membuat seseorang berada dalam
jalur sikap dan perilaku yang sudah
ditetapkan individu oleh orangtua.
Pendidikan disiplin merupakan suatu proses
bimbingan yang bertujuan untuk
menanamkan pola perilaku tertentu,
kebiasaan-kebiasaan tertentu, terutama
untuk meningkatkan kualitas mental dan
moral (Sukadji, 2002).
Dapat disimpulkan bahwa
kedisiplinan sangat dibutuhkan dalam
usaha meningkatkan suatu kehidupan yang
teratur dan meningkatkan prestasi belajar
siswa karena sifatnya yang mengatur dan
mendidik siswa. Kebanyakan orang-orang
sukses rata-rata sangat mengutamakan
kedisiplinan, yang tertanam dalam setiap
kegiatan mereka yang membawa
kesuksesan.
Dari hasil observasi dan wawancara
dengan guru BK di SMP Negeri 02 Suruh
mayoritas siswa-siswinya memiliki
ketidakdisiplinan dalam hal belajar siswa
saat mengikuti pelajaran di kelas. Masih
banyak siswa yang tidak mendengarkan
guru saat pelajaran berlangsung, tidak
mengerjakan tugas tepat waktu, dan sering
sekali siswa keluar kelas pada saat jam
pelajaran berlangsung. Perilaku siswa yang
demikian disebabkan karena kurang
kesadaran siswa akan pentingnya belajar,
siswa kurang mengarahkan dan
mengendalikan perilaku yang menyimpang
dari kegiatan belajar siswa.
Untuk mengatasi masalah disiplin
belajar, maka perlu diberikan suatu teknik
untuk membimbing peserta didik dalam
upaya meningkatkan disiplin belajar dan
secara sadar berkeinginan untuk mengubah
perilakunya sendiri, khususnya disiplin
belajar yang rendah. Diharapkan dengan
teknik pengubahan perilaku dapat
mengganti perilaku peserta didik yang
benar guna meningkatkan disiplin belajar.
Teknik atau strategi yang berfungsi untuk
mengubah perilaku adalah dengan
pendekatan behavior. Salah satunya adalah
dengan self-management (pengelolaan diri).
Menurut Komalasari, dkk, (2011)
Strategi self-management dipilih karena
dalam strategi perubahan tingkah laku
dengan pengaturan dan pemantauan yang
dilakukan oleh peserta didik sendiri dalam
bentuk latihan pemantauan diri,
pengendalian rangsangan serta pemberian
penghargaan pada diri sendiri.
Hasil penelitian Humaniora (2015)
dengan judul Strategi Self Management
Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Belajar
di Sekolah Siswa Kelas VIII SMP Negeri
“X” Margoyoso Kabupaten Pati
menunjukkan bahwa teknik self
management efektif untuk meningkatkan
kedisiplinan belajar.
Berdasarkan latar belakang , maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
:Apakah kedisiplinan belajar siswa kelas
VIIIB SMP Negeri 02 Suruh dapat
meningkat secara signifikan melalui
Bimbingan Kelompok dengan Teknik Self
Management ?
Sesuai dengan latar belakang dan
rumusan masalah , maka tujuan penelitian
ini adalah untuk menguji signifikansi
peningkatan kedisiplinan melalui
bimbingan kelompok dengan teknikself
management pada siswa kelas VIIIB di
SMP Negeri 02 Suruh.
Kedisiplinan Belajar
Arti disiplin bila dilihat dari segi
bahasanya adalah latihan ingatan dan watak
untuk menciptakan pengawasan (kontrol
diri), atau kebiasaan mematuhi ketentuan
dan perintah. Jadi arti disiplin secara
lengkap adalah kesadaran untuk melakukan
sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur
sesuai dengan peraturan-peraturan yang
5
berlaku dengan penuh tanggung jawab
tanpa paksaan dari siapapun (Asy Mas’udi.
2000).
Tu’u(2004) merumuskan disiplin
sebagai sikap seseorang dalam mengikuti
dan menaati peraturan, nilai, dan hukum
yang berlaku. Pengikutan dan ketaatan
tersebut muncul karena adanya kesadaran
diri bahwa hal itu berguna untuk kebaikan
dan keberhasilan seseorang. Disiplin dapat
muncul karena adanya rasa takut, tertekan,
terpaksa dan adanya dorongan dari luar
dirinya. Kedisiplinan juga sebagai alat
pendidikan untuk mempengaruhi,
mengubah, membina dan membentuk
perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang
ditentukan atau diajarkan dalam rangka
mendidik, melatih, mengendalikan dan
memperbaiki tingkah laku.
Aspek kedisiplinan menurut
Soegeng Prijodarminto (dalam Tu’u 2004),
meliputi 3 aspek yakni: 1) aspek sikap
mental (mental attitude) yang merupakan
sikap taat dan tertib sebagai pengembangan
latihan, pengendalian pikiran dan
pengendalian watak 2) aspek pemahaman
mengenai aturan perilaku dan norma,
sehingga menumbuhkan pengertian dan
kesadaran bahwa ketaatan akan aturan dan
norma tersebut merupakan syarat mutlak
untuk mencapai keberhasilan 3) aspek
sikap dan kelakuan secara wajar yang
menunjukkan kesungguhan hati untuk
menaati segala hal dengan cermat dan
tertib. Sedangkan indikator kedisiplinan
belajar yang menunjukkan
pergeseran/perubahan hasil belajar siswa
sebagai kontribusi mengikuti dan menaati
peraturan sekolah yang meliputi: a) dapat
mengatur waktu belajar di rumah b) rajin
dan teratur belajar c) perhatian yang baik
saat belajar di kelas d) ketertiban diri saat
belajar di kelas.
Tu’u(2004) mengemukakan aspek
kedisiplinan terdiri dari 3 sub aspek dengan
indikator disiplin belajar meliputi: 1)
Kepatuhan mengikuti proses belajar
mengajar dengan indikator, a)
mendengarkan guru saat pelajaran sedang
berlangsung dan disiplin menggunakan
waktu dengan baik saat guru menjelaskan
pelajaran b) tidak meninggalkan kelas saat
pelajaran berlangsung, sampai pelajaran
berakhir c) mengerjakan tugas dengan baik
penuh kedisiplinan dan tanggung jawab
dalam mengerjakannya. 2) kepatuhan pada
tata tertib sekolah dengan indikator, a)
datang ke sekolah tepat waktu sesuai waktu
yang ditentukan b) menaati peraturan dan
tata tertib yang telah dibuat oleh pihak
sekolah c) bersikap hormat dan santun pada
semua warga sekolah. 3) Ketaatan pada jam
belajar dengan indikator meliputi a)
membuat jadwal pelajaran secara rutin
untuk dapat disiplin dalam belajar sesuai
jadwal yang dibuat b) menggunakan waktu
belajar dengan semaksimal mungkin dan c)
tidak menunda-nunda dalam mengerjakan
pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
Bimbingan Kelompok Teknik Self
Management
Menurut Romlah (2001), bimbingan
kelompok adalah proses pemberian bantuan
yang diberikan pada individu dalam situasi
kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan
untuk mencegah timbulnya masalah pada
siswa dan mengembangkan potensi siswa.
Indeks, 2011 (Sukadji, 1983)
Pengelolaan diri (Self Management) adalah
prosedur dimana individu mengatur
perilakunya sendiri. Pada teknik ini
individu terlibat pada beberapa atau
komponen dasar yaitu: menentukan
perilaku sasaran, memonitor perilaku
tersebut, memilih prosedur yang akan
diterapkan, melaksanakan prosedur, dan
mengevaluasi efektivitas prosedur tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan self
management adalah salah satu metode
bimbingan kelompok yang bertujuan untuk
mengendalikan diri terhadap pikiran,
ucapan, dan perbuatan yang dilakukan,
sehingga mendorong pada penghindaran
diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan
peningkatan perbuatan yang baik dan
benar.
Tahap-tahap teknik self
managementMenurut (Sukadji dalam
Gantina, 2011) :
1. Tahap monitor diri atau observasi diri.
6
2. Tahap evaluasi diri.
3. Tahap pemberian penguatan,
penghapusan atau hukuman diri.
Hubungan layanan bimbingan
kelompok dengan self management dalam
meningkatkan kedisiplinan belajar :
Prayitno (2004) mengemukakan bahwa
pembahasan topik-topik dalam bimbingan
kelompok mendorong pengembangan
perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan
sikap yang menunjang diwujudkannya
tingkah laku yang efektif. Tingkah laku
yang efektif yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah self management
dalam belajar siswa.
Berdasarkan penjabaran tersebut,
maka layanan bimbingan kelompok self
management dapat digunakan untuk
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa
dalam belajar.
Hasil penelitian David Ari
Setyawan(2016) dengan Judul Efektivitas
Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Self
Management Untuk Meningkatkan Disiplin
Belajar Siswa di SMPKota Semarang,
menemukan bahwa layanan bimbingan
kelompok self management efektif untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa di
sekolah.
Hasil penelitian dari Nurdjana
Alamri(2016) dengan judul Layanan
Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Self
Management Untuk Mengurangi Perilaku
Terlambat Sekolah Pada Siswa Kelas X di
SMA 1 Gebog Tahun 2014/2015,
menemukan bahwa bahwa layanan
bimbingan kelompok self management
efektif untuk meningkatkan kedisiplinan
siswa di sekolah.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu, karena bukan merupakan
eksperimen murni tapi seolah-olah murni.
Menurut Danim (2004), Penelitian
eksperimen yang digunakan adalah desain
Pretest-Postest Control Group Desain.
Dalam desain ini terdapat 2 kelompok yang
dipilih secara random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal
adalah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
kelompok eksperimen adalah kelompok
yang akan diberi perlakuan (bimbingan
kelompok teknik self management)
sedangkan kelompok kontrol adalah
kelompok yang tidak diberi perlakuan sama
sekali. Hasil pretest yang baik bila nilai
kelompok eksperimen tidak berbeda secara
signifikan (Sugiyono, 2011).
Dalam penelitian ini penulis memilih
subjek berdasarkan skala Kedisiplinan
(pretest). Kelompok anak yang mempunyai
kedisiplinan belajar yang rendah secara
acak dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini
adalah kelas VIIIB SMP N 02 Suruh
yangmempunyai kedisiplinan belajar yang
rendah.
Hasil Penelitian
Pretest di laksanakan pada tanggal
12 April 2017 dengan menyebar angket
skala kedisiplinan belajar yang terdiri dari
41 item pernyataan. Skala ini di bagikan
kepada 26 anak di SMP N 02 Suruh kelas
VIII B. Setelah diolah ada beberapa anak
yang kedisiplinan belajar yang berkategori
rendah dan sangat rendah. Selanjutnya
dibagi 2 kelompok yaitu kelompok
eksperimen 6 anak dan kelompok kontrol 6
anak pembagian antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
berdasarkan skor dan rata-rata. Kelompok
eksperimen akan di beri layanan bimbingan
kelompok teknik self management.
Tabel 4.2 data skor pretest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
Tabel 4.2Mean Rank Pre Test Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
dengan Mann Whitney
Ranks
Kelompok N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
skor Eksperimen 6 6.08 36.50
Kontrol 6 6.92 41.50
Total 12
7
Tabel diatas dapat dilihat jumlah subjek
untuk kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol masing-masing sebanyak 6 siswa.
Skor mean rankpada kelompok eksperimen
berjumlah 6,08 dan mean rank untuk
kontrol berjumlah 6,92. Kemudian sum of
rankspada kelompok eksperimen 36,50 dan
sum of ranks pada kelompok kontrol 41,50.
Tabel 4.3 Hasil Uji mann Whitney U
Pretest Kedisiplinan Belajar pada
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
Test Statisticsb
Skor
Mann-Whitney U 15.500
Wilcoxon W 36.500
Z -.401
Asymp. Sig. (2-tailed) .688
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .699a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Berdasarkan hasil uji homogenitas bahwa
dari kelompok eksperimen dan kontrol
yaitu Asymp. Sig (2-tailed) 0.688 > 0.05
sedangkan mean rank untuk kelompok
ekperimen adalah 6.08 dan meanrank
untuk kelompok kontrol adalah 6.92. dari
hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan atau
homogen antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Pemberian treatment yang diberikan
adalah berupa bimbingan kelompok self
management, layanan ini diberikan untuk
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa.
Perlakuan atau treatment berupa bimbingan
kelompok akan dilaksanakan selama
delapan kali pertemuan dan masing-masing
pertemuan berlangsung kurang lebih 40
menit. Setiap pertemuan bimbingan
kelompok dilaksanakan empat tahap yaitu
tahap pembentukan, peralihan, tahap
kegiatan, dan tahap pengakhiran. Penulis
melakukan eksperimen sesuai kesepakatan
dengan 6 siswa yang masuk dalam
kelompok eksperimen. Eksperimen dengan
bimbingan kelompok self management
dilaksanakan secara berkelanjutan pada hari
yang telah disepakati dengan 6 anak
kelompok eksperimen yaitu setiap hari
Rabu jam terakhir dan kamis saat pulang
sekolah.
Tabel 4.4 Skor PerbandinganPre-Test
Dan Post-Test Kedisiplinan Belajar
Kelompok Eksperimen
No. Nama Pre-Test Post-Test
1. AR 92 129
2. DJP 100 121
3. AI 105 126
4. DM 110 112
5. MM 115 120
6. AHI 120 126
Jumlah 642 734
Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat
bahwa antara skor pre-test dan skor post-
test kelompok eksperimen mengalami
peningkatan, yang semula (pre-test)
diperoleh hasil sebanyak 642 skor
meningkat menjadi 734 setelah diberikan
treatment dan post-test.
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil post-test
Skala Kedisiplinan Belajar Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Eksperimen Kontrol
AR 129 AS 108
DJP 121 BWT 105
AI 126 ASN 113
DM 112 NRD 111
MM 120 MAS 113
AHI 126 PC 117
Jumlah 734 Jumlah 667
Berdasarkan tabel 4.7 dapat
disimpulkan bahwa antara skor postest
eksperimendan skor postest kelompok
kontrol terdapat perbedaan, kelompok yang
diberikan treatment mengalami
peningkatan sedangkan pada kelompok
kontrol yang tidak diberi treatment tidak
mengalami peningkatan atau penurunan.
8
Tabel 4.9 Uji Mann Whitney Post-Test
Kedisiplinan Belajar Kelompok
Eksperimen Dan Kelompok Kontrol
Test Statisticsb
SKOR
Mann-Whitney U 3.000
Wilcoxon W 24.000
Z -2.410
Asymp. Sig. (2-tailed) .016
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .015a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: KELOMPOK
Dari hasil tabel 4.9 menunjukkan
bahwa perbandingan postest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
menggunakan Mann Whitney U=3 dan
koefisien Asymp. Sig (2-tailed) 0,016<0,05.
Berdasarkan hasil analisis diatas, diketahui
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil postest skala kedisiplinan
belajar kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Pembahasan
Dari hasil uji hipotesis dapat
disimpulkan bahwa bimbingan kelompok
teknik self management dapat
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di
SMP N 02 Suruh. Secara signifikan
ditunjukkan dengan Asymp. Sign. 2-tailed
sebesar 0,016<0,050 yang artinya ada
perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Ditunjukkan pula dengan mean rankpretest
kelompok eksperimen sebesar 6.08 dan
kelompok kontrol sebesar 6.92, sedangkan
mean rank postestkelompok eksperimen
sebesar 9 dan kelompok kontrol sebesar 4
sehingga mean rank kelompok eksperimen
meningkat, sehingga dapat dikatakan ada
peningkatan kedisiplinan belajar siswa.
Menurut Tu’u (2004) mengatakan
ada beberapa faktor yang mempengaruhi
dan membentuk kedisiplinan yaitu
kesadaran diri, pengikutan dan ketaatan,
alat pendidikan, hukuman, teladan,
lingkungan dan latihan berdisiplin.
Menurut Sukadji (1983)
Pengelolaan diri (Self Management) adalah
prosedur dimana individu mengatur
perilakunya sendiri. Pada teknik ini
individu terlibat pada beberapa atau
komponen dasar yaitu: menentukan
perilaku sasaran, memonitor perilaku
tersebut, memilih prosedur yang akan
diterapkan, melaksanakan prosedur, dan
mengevaluasi efektivitas prosedur tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
diri menjadi motif sangat kuat bagi
terwujudnya kedisiplinan. Disiplin
terbentuk atas pengelolaan diri, artinya
individu dapat mengelola pikiran, perasaan
dan perbuatan mereka sehingga dapat
menghindari diri dari hal-hal yang tidak
baik dan peningkatan hal-hal yang baik dan
benar.
Penelitian ini sejalan dengan dengan
penelitian David Ari Setyawan(2016)
dengan Judul Efektivitas Bimbingan
Kelompok Dengan Teknik Self
Management Untuk Meningkatkan Disiplin
Belajar Siswa di SMP Kota Semarang,
yang pada akhirnya penelitian ini
menyimpulkan bahwa layanan bimbingan
kelompok teknik self management dapat
digunakan untuk meningkatkan
kedisiplinan belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang
penulis lakukan kepada kelompok
eksperimen selama proses layanan
bimbingan kelompok teknik self
management bahwa kelompok eksperimen
bisa menerima dan mampu melaksanankan
layanan yang diberikan oleh penulis dengan
baik, penuh antusias, perhatian, mau
merespon dengan baik, mau berpartisipasi
dalam kegiatan bimbingan kelompok, dan
mereka mampu mengontrol diri sendiri
sehingga berjalan dengan lancar.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data di
atas penelitian dapat disimpulkan bahwa
bimbingan kelompok teknik self
management dapat secara signifikan
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa
kelas VIII B SMP N 02 Suruh tahun ajaran
2016/2017 yang terbukti dengan
perbandingan postest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol menggunakan Mann
9
Whitney U=3 dan koefisien Asymp. Sig (2-
tailed) 0,016<0,05 dengan mean rank pada
pretest 3,92 dan mean rank untuk post-test
9.08 sehingga ada peningkatan mean rank
kelompok eskperimen sebesar 5.16.
Dari hasil penelitian yang sudah
penulis lakukan pada siswa kelas VIII B
SMP N 02 Suruh dapat disimpulkan bahwa
layanan bimbingan kelompok teknik self
management dapat digunakan untuk
meningkatkan kedisiplinan belajar. Hal ini
dikarenakan pada saat penelitian penulis
hanya membuat satu tema pada aspek
kedisiplinan belajar, bagi peneliti
selanjutnya dapat melanjutkan penelitian
yang serupa pada populasi yang berbeda,
dengan topik yang lebih menarik sesuai
kebutuhan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Alamri, Nurdjana (2016) Layanan
Bimbingan Kelompok Dengan Teknik
Self
Asy Mas’udi. 2000. Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
PT. Tiga Serangkai
Danim, Sudarwan. 2004. Metode Penulisan
Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta:
Bumi Aksara
Gie. 1996. Strategi Hidup
Sukses. Yogyakarta: Liberty
Humaniora. 2015. Strategi Self
Management Untuk Meningkatkan
Kedisiplinan Belajar di Sekolah
Siswa Kelas VIII SMP Negeri “X”
Margoyoso Kabupaten Pati. Tersedia
pada (http://portalgaruda.org/) di
unduh pada 22 Mei 2017 pukul 23 ;
34 WIB
Komalasari, Gantina. dan Eka Wahyuni.
2011. Teori Dan Teknik Konseling.
Jakarta: Indeks.Management Untuk
Mengurangi Perilaku Terlambat
Sekolah Pada Siswa Kelas X di SMA
1 Gebog Tahun 2014/2015
Prayitno, 2004. Layanan Bimbingan
Kelompok . Universitas Negeri
Padang.
Prijodarminto Soegeng. 2004. Disiplin Kiat
Menuju Sukses. Jakarta: Pradnya
Paramita
Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktek
Bimbingan Kelompok. Surabaya :
Penerbit Universitas Negeri Malang.
Setiawan, David Ari. 2016. Efektivitas
Bimbingan Kelompok Dengan
TeknikSelfManagementUntuk
Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa
Smp Kota Semarang
(http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/e
fektor/article/view/418) di unduh
pada 13 Mei 2017 17;02 WIB
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Afabeta
Sukadji, 2002. Keefektifan Belajar Siswa.
Bandung: Remaja Rosydakarya
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada
Perilaku dan Prestasi Belajar.
Jakarta: Grasindo