PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai...
Transcript of PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai...
PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI
KLEDOKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
BENIDECTUS DHIMAS KAWISWARA
NIM: 121134163
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberkatiku
Bapak dan Ibu tercinta sebagai rasa Hormat dan Baktiku
Adikku Nimas dan Wuri yang memberi dukungan dan motivasiku
Novia yang selalu mendukung dan memberi semangat untukku Sahabat-sahabatku yang menjadi tempat curhat dalam menghadapi berbagai persoalan
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut manusia
ialah menundukkan diri sendiri (Ibu Kartini)
“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar pada
pengertianmu sendiri. Aklah DIA dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan
uijalanmu”(Amsal 3 : 5-6)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya
atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,
sebagaiamana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Oktober 2018
Peneliti
Benidectus Dhimas Kawiswara
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini,saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Benidectus Dhimas Kawiswara
Nomor Mahasiswa : 121134163
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Peningkatan Kedisiplinan Dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada
Mata Pelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas V SDN Kledokan”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 18 Oktober 2018
Yang menyatakan
Benidectus Dhimas Kawiswara
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar
Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Mata Pelajaran Matematika
Untuk Siswa Kelas V SDN Kledokan.
Benidectus Dhimas Kawiswara
Universitas Sanata Dharma
2018
Kedisiplinan siswa Kelas V SD N Kledokan yang rendah. Penelitian ini bertujuan
untuk (1) Mengetahui langkah-langkah pendekatan kontekstual dalam upaya meningkatkan
kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dalam materi pokok bangun datar pada siswa kelas V
SDN Kledokan. (2) Meningkatkan dan mengetahui peningkatan kedisiplinan siswa melalui
penggunaan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran Matematika dalam materi pokok
bangun datar pada siswa kelas V SDN Kledokan. (3) Meningkatan dan mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa melalui penggunaan pendekatan kontekstual dalam materi
pokok bangun datar pada siswa kelas V SDN Kledokan.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2
siklus. Siklus pertama terdiri dari 2 pertemuan dan siklus ke 2 terdiri dari 1 pertemuan.
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SD N Kledokan Tahun Ajaran 2017/2018.
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yaitu pendekatan kontekstual. Objek
penelitian ini adalah kedisiplinan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Data kedisiplinan diperoleh dari lembar Observasi yang di isi oleh observer pada setiap
pertemuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa meningkat dengan
menggunakan pendekatan kontekstual. Peningkatan nilai dan persentase kedisiplinan siswa
dari kondisi awal sampai capaian siklus II. Siklus 1 kondisi awal 40 dan 35% dengan target
capaian 70 dan 70% hasil capaian siklus I 87,14 dan 96,66% capaian siklus II meningkat
menjadi 95,79 dan 100%. Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada
kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga dapat
disimpulkan peningkatan dari siklus I ke siklus II mencapai 18%.
Kata Kunci : kedisiplinan, prestasi belajar, pendekatan kontekstual.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The Increasing of Self-Discipline and Learning
Achievement using Contextual Approach in Mathematics
for 5th
Grade Students of Kledokan State Elementary School.
Benidectus Dhimas Kawiswara
Sanata Dharma University
2018
The self-discipline of 5
th Grade
Students of Kledokan State Elementary School was
lack. The aims of this study were (1) to know the steps of contextual approach in order to
increase self-discipline and students learning achievement in plane figure material, (2) to
increase and know the increasing of self-discipline through the use of contextual approach in
Mathematics subject especially in plane figure material, (3) to increase and know the
increasing of students learning achievement through the use of contextual approach in
Mathematics subject especially in plane figure material in 5th
Grade Students of Kledokan
State Elementary School.
This study was Classroom Action Research that conducted in two cycles. The first
cycle consisted of two meetings and second cycle consisted of one meeting. The subject of
this study were 5th
Grade Students of Kledokan State Elementary School academic year
2017/2018. The contextual approach was used in this study. The objects of this study were
self-discipline and students learning achievement in Mathematics subject. The self-discipline
data was obtained from observation sheet filled by the observers in every meetings.
The result of this study showed that self-discipline was increasing by contextual
approach. The increasing of value and self-discipline percentage from the first condition until
the achievement of second cycle. The first condition of first cycle were 40 and 35% with the
target achievement were 70 and 70%. The result of the achievement first cycle were 87,14
and 96,66%. The achievement of second cycle increased into 95,79 and 100%. The
increasing of students learning achievement that reached the KKM in the first condition was
25% in the first cycle was 66% and in the second cycle was 86%. The conclusion was the
increasing of the first cycle into second cycle reached 18%.
Keywords: self-discipline, learning achievement, contextual approach.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karuniaNya,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Kedisiplinan Dan
Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Mata Pelajaran Matematika
Untuk Siswa Kelas V SDN Kledokan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Peneliti menyadari
dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain, maka pada kesempatan
ini peneliti ingin penyampaian terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo S.Pd.,M.Si. Selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Kintan Limiansih, S.Pd.,M.Pd. Selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sana Dharma.
4. Ibu Andri Anugrahana, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan dukungan, semangat, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd.,M.Pd selaku dosen pembimbing II sekaligus selaku
dosen pembimbing akademik yang juga dengan sabar dan tulus telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Segenap dosen-dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah mendidik serta membagi ilmu pengetahuan dan
pengalaman yang sangat bermanfaat bagi peneliti.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Rahmat Pandoyo Susanto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kledokan yang
telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan memberikan banyak bantuan
bagi penulis.
8. Ibu Esti Sulaimah, S. Pd. selaku guru wali kelas V SD Negeri Kledokan yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian di kelas V.
9. Siswa siswi kelas V SDN Kledokan tahun ajaran 2017/2018.
10. Orang tua yang tercinta, Antonius Waris Haryana dan Anastasia Budiarti yang selalu
memberikan doa, semangat, perhatian dan segala kebutuhan yang saya butuhkan
selama merantau menempuh pendidikan.
11. Yustina Hersa Bertha Novia yang selalu memberikan doa, semangat dan selalu
menemani, serta teman cerita keluh dan kesah.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
dengan senang hati dan terbuka penulis menerima segala kritik dan saran agar tulisan ini
menjadi lebih baik. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi seluruh pembaca.
Yogyakarta, 18 Oktober 2018
Penulis
Benidectus Dhimas Kawiswara
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...... vii
ABSTRAK ............................................................................................................. viii
ABSTRACT .............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah............................................................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
1.6 Definisi Operasional....................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 7
2.1 Kajian Pustaka................................................................................................ 7
2.1.1 Kedisiplinan ....................................................................................... 7
2.1.2 Prestasi Belajar ................................................................................... 9
2.1.3 Pendekatan Kontekstual ................................................................... 12
2.1.4 Pengertian Matematika..................................................................... 15
2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................................... 18
2.3 Kerangka berpikir......................................................................................... 19
2.4 Hipotesis Tindakan....................................................................................... 21
BAB III Metode Penelitian .................................................................................... 22
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 22
3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 25
3.3 Desain Penelitian.......................................................................................... 25
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 32
3.5 Instrumen Penelitian..................................................................................... 35
3.6 Teknik Pengujian Instrumen ........................................................................ 40
3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................... 60
3.8 Jadwal Penelitian.......................................................................................... 64
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan .......................................................... 65
4.1 Deskripsi Penelitian ..................................................................................... 65
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................................ 76
4.2.1 Kedisiplinan Siklus I dan siklus II ................................................... 78
4.2.2 Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II .............................................. 87
4.3 Pembahasan .................................................................................................. 90
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.3.1 Kedisiplinan ..................................................................................... 93
4.3.2 Prestasi Belajar ................................................................................. 93
4.3.3 Penerapan Pendekatan Kontekstual ................................................. 95
BAB V.................................................................................................................... 119
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 119
5.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 120
5.3 Saran........................................................................................................... 120
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 121
BIODATA PENELITI ......................................................................................... 206
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Kedisiplinan PAP tipe II............................................................. 34
Tabel 3.2 Kisi kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi................................... 35
Tabel 3.3 Kisi kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Validasi ................................... 36
Tabel 3.4 Kisi kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi ................................. 37
Tabel 3.5 Kisi kisi Soal Evaluasi Siklus II Sesudah Validasi .................................. 37
Tabel 3.6 Kisi kisi pedoman wawancara.................................................................. 38
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kedisiplinan Siswa .................................................................... 39
Tabel 3.8 Hasil validitas silabus .............................................................................. 43
Tabel 3.9 Hasil validitas RPP .................................................................................. 45
Tabel 3.10 Hasil validitas bahan ajar ....................................................................... 46
Tabel 3.11 Hasil validitas LKS ................................................................................ 48
Tabel 3.12 Hasil validitas evaluasi .......................................................................... 49
Tabel 3.13 Hasil Validitas lembar observasi kedisiplinan ....................................... 51
Tabel 3.14 Hasil validasi soal siklus I...................................................................... 53
Tabel 3.15 Hasil validasi soal siklus 2 ..................................................................... 54
Tabel 3.16 Klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas ............................................... 55
Tabel 3.17 Hasil reliabilitas siklus I......................................................................... 56
Tabel 3.18 Hasil reliabilitas siklus II ....................................................................... 57
Tabel 3.19 Klasifikasi indeks kesukaran.................................................................. 58
Tabel 3.20 Indeks kesukaran siklus I ....................................................................... 58
Tabel 3.21 Indeks kesukaran siklus II ...................................................................... 59
Tabel 3.22 Jadwal Penelitian.................................................................................... 64
Tabel 4.1 Hasil observasi kedisiplinan siklus I pertemuan 1 .................................. 77
Tabel 4.2 Hasil observasi kedisiplinan siklus I pertemuan 2 ................................... 78
Tabel 4.3 Hasil Observasi Siklus 1 .......................................................................... 79
Tabel 4.4 Hasil observasi kedisiplinan siklus II pertemuan 1.................................. 82
Tabel 4.5 Hasil observasi kedisiplinan siklus II pertemuan 2.................................. 83
Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus 2 .......................................................................... 84
Tabel 4.7 Hasil Tes UTS 2017-2018........................................................................ 87
Tabel 4.8 Hasil Skor Tes Trestasi Belajar Siklus I .................................................. 88
Tabel 4.9 Hasil Skor Tes Trestasi Belajar Siklus II ................................................. 89
Tabel 4.10 Hasil Capaian Kedisiplinan Siklus I dan II ............................................ 91
Tabel 4.11Peningkatan Rata-rata Prestasi Belajar Siswa......................................... 93
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Trapesium sama kaki............................................................................ 17
Gambar 2.2 Rumus luas trapesium .......................................................................... 17
Gambar 2.3 Gambar layang-layang ......................................................................... 17
Gambar 2.4 Rumus luas layang-layang ................................................................... 17
Gambar 2.5 Literature Map ..................................................................................... 19
Gambae 3.1 Skema pelaksanaan tindakan PTK
menurut Kemmis dan Mc. Taggart .......................................................................... 23
Gambar 3.2 Rumus Korelasi Product Moment ........................................................ 52
Gambar 3.3 Rumus Cronbach’s Alpha .................................................................... 56
Gambar 3.4 Rumus Indeks Kesukaran Soal............................................................. 57
Gambar 4.1 Grafik Nilai Hasil Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus I...................... 81
Gambar 4.2 Grafik Persentase Hasil Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus I............. 81
Gambar 4.3 Grafik Nilai Hasil Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus II .................... 86
Gambar 4.4 Grafik Persentase Hasil Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus II .......... 86
Gambar 4.5 Grafik Persentase Hasil Capaian Prestasi Belajar Siklus I................... 89
Gambar 4.6 Grafik Persentase Hasil Capaian Prestasi Belajar Siklus II ................. 90
Gambar 4.7 Grafik Hasil Nilai Kedisiplinan............................................................ 92
Gambar 4.8 Grafik Persentase Peningkatan Kedisiplinan ....................................... 93
Gambar 4.9 Grafik Peningkatan Siswa yang Lulus KKM ...................................... 94
Gambar 4.10 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab Lagu ....................................... 96
Gambar 4.11 Siswa Bertanya ................................................................................... 96
Gambar 4.12 Siswa Menemukan Pengetahuan ........................................................ 97
Gambar 4.13 Siswa Belajar dalam Kelompok ......................................................... 98
Gambar 4.14 Pemodelan .......................................................................................... 99
Gambar 4.15 Siswa Berefleksi ............................................................................... 100
Gambar 4.16 Penilaian Sebernarnya ...................................................................... 101
Gambar 4.17 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab ............................................. 102
Gambar 4.18 Siswa Bertanya ................................................................................. 102
Gambar 4.19 Siswa Menemukan Pengetahuan ...................................................... 103
Gambar 4.20 Siswa Belajar dalam Kelompok ....................................................... 104
Gambar 4.21 Pemodelan ........................................................................................ 105
Gambar 4.22 Siswa Berefleksi ............................................................................... 106
Gambar 4.23 Penilaian Sebernarnya ...................................................................... 107
Gambar 4.24 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab .............................................. 108
Gambar 4.25 Siswa Bertanya ................................................................................. 109
Gambar 4.26 Siswa Menemukan Pengetahuan ...................................................... 109
Gambar 4.27 Siswa Belajar dalam Kelompok ....................................................... 110
Gambar 4.28 Pemodelan ........................................................................................ 111
Gambar 4.29 Siswa Berefleksi ............................................................................... 112
Gambar 4.30 Penilaian Sebernarnya ...................................................................... 113
Gambar 4.31 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab .............................................. 114
Gambar 4.32 Siswa Bertanya ................................................................................. 114
Gambar 4.33 Siswa Menemukan Pengetahuan ...................................................... 115
Gambar 4.34 Siswa Belajar dalam Kelompok ....................................................... 116
Gambar 4.35 Pemodelan ........................................................................................ 116
Gambar 4.36 Siswa Berefleksi ............................................................................... 117
Gambar 4.37 Penilaian Sebernarnya ...................................................................... 118
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 124
Lampiran 3 Silabus Pembelajarn ......................................................................... 125
Lampiran 4 RPP Siklus 1 pertemuan 1 ................................................................ 127
Lampiran 5 RPP Siklus 1 pertemuan 2 ................................................................ 131
Lampiran 6 RPP Siklus 2 pertemuan 1 ................................................................ 136
Lampiran 7 RPP Siklus 2 pertemuan 2 ................................................................ 140
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I........................................ 149
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II ...................................... 151
Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I ...................................... 153
Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan II ..................................... 154
Lampiran 12 Kondisi awal Nilai UTS Tahun 2017-2018 .................................... 156
Lampiran 13 Soal Latihan Siklus I Pertemuan I .................................................... 157
Lampiran 14 Soal Latihan Siklus I Pertemuan II................................................... 161
Lampiran 15 Soal Latihan Siklus II Pertemuan I................................................... 165
Lampiran 16 Soal Latihan Siklus II Pertemuan II ................................................. 168
Lampiran 17 Intrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ..................................... 170
Lampiran 18 Lembar Observasi Kedisiplinan Siklus I Pertemuan I...................... 187
Lampiran 19 Lembar Observasi Kedisiplinan Siklus I Pertemuan II .................... 189
Lampiran 20 Lembar Observasi Kedisiplinan Siklus II Pertemuan I .................... 191
Lampiran 21 Lembar Observasi Kedisiplinan Siklus II Pertemuan II ................... 193
Lampiran 22 Validasi Insttumen Kedisiplinan ...................................................... 198
Lampiran 23 Hasil validasi soal pilihan ganda siklus I.......................................... 204
Lampiran 24 Hasil validasi soal pilihan ganda siklus II ........................................ 205
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab I ini peneliti membahas latar belakang, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan pengertian.
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang fundamental untuk suatu negara. Manusia
dapat berubah menjadi pribadi yang bermutu dan berkualitas melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana seseorang untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa dapat dengan aktif
mengembangkan potensi diri, sehingga siswa mempunyai kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan
keterampilan yang diperlukan dirinya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa,
bernegara (Permendikbud No 65 Tahun 2013).
Pendidikan sendiri tidak bisa terlepas dari proses pembelajaran. Proses
pembelajaran merupakan pengembangan kemampuan intelektual yang
berlangsung secara sosial dan budaya sehingga mendorong siswa untuk
membangun pemahaman dan pengetahuannya sendiri (Aunurrahman 2012: 2).
Pembelajaran dapat dilakukan secara formal dan informal. Pembelajaran formal
merupakan pembelajaran di kelas dengan pemberian materi-materi pelajaran.
Materi pembelajaran di Sekolah Dasar diantaranya adalah IPA, IPS, Matematika,
PKn, Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Prakarya, Penjaskes, Pendidikan Agama
dan Muatan Lokal.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mengajarkan mata pelajaran Matematika di Kelas V Sekolah Dasar bukanlah
hal yang mudah. Banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran Matematika
sangat menjenuhkan dan membosankan. Hal ini diketahui dari wawancara yang
dilakukan peneliti pada beberapa siswa. Kebanyakan pengajar hanya
menggunakan metode ceramah dalam mengajarkan Matematika.
Metode ceramah saja akan membuat siswa bosan, kurang terlibat secara aktif
dalam proses belajar mengajar dan kurang mampu dalam mengolah pembelajaran
yang dapat membangkitkan kedisiplinan belajar siswa. Sehingga mengakibatkan
kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kurang optimal. Kedisiplinan dalam proses
kegiatan belajar mengajar ini sangat diperlukan untuk menjaga suasana belajar
mengajar agar berjalan dengan lancar. Akibatnya, banyak siswa yang masih
mengalami kesulitan dalam mata pelajaran Matematika. Sebaiknya siswa
didekatkan dengan dunia nyata sehingga siswa akan mudah memahami peranan
pengetahuan yang diperolehnya itu.
Pengajar hanya menggunakan metode ceramah dengan hanya berpedoman
kepada buku LKS dalam mengajarkan Matematika. Penggunaan metode ceramah
ini diketahui dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 2 Oktober
2017 pada guru di sekolah. Metode ceramah saja akan membuat siswa bosan,
kurang terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar dan kurang mampu
dalam mengolah pembelajaran yang dapat membangkitkan kedisiplinan belajar
siswa. Akibatnya kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kurang optimal.
Kedisiplinan dalam proses kegiatan belajar mengajar ini sangat diperlukan karena
bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan dirinya, mengatasi, dan
mencegah timbulnya permasalahan, serta berusaha menciptakan situasi yang
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyenangkan dalam pembelajaran sehingga dapat mengapai hasil belajar yang
optimal (Mulyasa, 2008: 192). Hasil analisis data lembar observasi sebagai
kondisi awal terdapat 40 % dari 30 siswa yang dinyatakan disiplin. Akibatnya,
siswa masih mengalami kesulitan dalam mata pelajaran Matematika. Sebaiknya
siswa didekatkan dengan dunia nyata sehingga siswa akan mudah memahami
peranan pengetahuan yang diperolehnya itu.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V SDN Kledokan
diperoleh informasi bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal
evaluasi pada mata pelajaran Matematika. Hal ini diperkuat dengan data nilai
siswa SDN Kledokan dua tahun yang lalu. Hasil rata-rata nilai siswa sebagai
kondisi awal yaitu 69. Peneliti mendapatkan data bahwa hanya 23% dari 30 siswa
mencapai KKM, sedangkan nilai KKM pada mata pelajaran Matematika telah
ditentukan yaitu 75. Peneliti menyimpulkan bahwa terjadi masalah prestasi belajar
dalam pembelajaran Matematika. Masalah dalam pembelajaran Matematika juga
disebabkan kurangnya kedisiplinan siswa saat belajar di kelas. Pernyataan ini
didukung dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti untuk melihat
kedisiplinan siswa. Dari analisis data sebagai kondisi awal hanya terdapat 40 %
siswa yang dinyatakan minimal cukup disiplin.
Berdasarkan masalah yang ditemukan, peneliti mencari solusi untuk
pembelajaran Matematika di kelas V dengan menggunakan pendekatan
kontekstual dimana siswa belajar dari benda-benda dan keadaan yang nyata
sehingga memudahkan siswa untuk menerima materi pelajaran. Siswa diharapkan
dapat menerapkan tentang konsep yang diajarkan. Pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual memberikan masalah-masalah yang kontekstual dalam
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi
yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia
nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan
penerapannya dalam kehidupan mereka (Trianto, 2011: 104). Dengan
menggunakan pendekatan kontekstual peneliti ingin meningkatkan kedisiplinan
dan prestasi belajar siswa dalam materi bangun datar di SD N Kledokan.
1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini difokuskan pada penggunaan
pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar
dalam mata pelajaran Matematika. Dalam penelitian ini dibatasi pada upaya
meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika
siswa kelas V SD N Kledokan. Pada materi geomteri Kompetensi Dasar: “3.1
menghitung luas trapesium dan 3.2 menghitung luas layang-layang dengan
menggunakan pendekatan kontekstual”.
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Bagaimana penggunaan pendekatan kontekstual dalam upaya
meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran
Matematika pada siswa kelas V SD N Kledokan?
1.3.2 Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
kedisiplinan siswa dalam materi Matematika pada siswa kelas V SD N
Kledokan?
1.3.3 Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam materi Matematika pada siswa kelas V SD N
Kledokan tahun ajaran?
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Mengetahui penggunaan pendekatan kontekstual dalam upaya
meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dalam materi
Matematika pada siswa kelas V SD N Kledokan tahun ajaran?
1.4.2 Mengetahui apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan kedisiplinan siswa dalam materi Matematika pada siswa
kelas V SD N Kledokan tahun ajaran?
1.4.3 Mengetahui apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi Matematika pada siswa
kelas V SD N Kledokan tahun ajaran?
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Siswa
Siswa dapat memperoleh pengalaman dalam mempelajari kompetensi
dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas trapesium dan
layang-layang dengan suasana yang menyenangkan.
1.5.2 Bagi Guru
Dapat memperoleh inspirasi melakukan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan pendekatan kontekstual.
1.5.3 Bagi Peneliti
Peneliti bisa mendapatkan pengalaman dalam melakukan PTK dalam
kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas
trapesium dan layang-layang menggunakan pendekatan kontekstual.
1.5.4 Bagi Sekolah
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menambah bahan bacaan terkait dengan penelitian tindakan kelas
menggunakan pendekatan kontekstual.
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada peraturan.
1.6.2 Prestasi Belajar adalah hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar
yang dilakukan dan berujud dari skor yang diperoleh siswa.
1.6.3 Pendekatan Kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan
menolong siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka
pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan
konteks dalam kehidupan sehari-hari mereka.
1.6.1 Matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang memerlukan cara benalar
untuk meningkatkan berpikir dan penglaman belajar peserta didik.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Kedisiplinan
2.1.1.1Pergertian Kedisiplinan
Disiplin adalah suatu keadaan tertib, ketika orang-orang yang bergabung dalam suatu
sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati (Mulyasa, 2008: 191).
Menurut Dictionary of Education (dalam Mulyasa, 2008: 191) menyebutkan bahwa definisi
disiplin sekolah adalah keadaan tertib, ketika guru, kepala sekolah dan staf, serta peserta
didik yang tergabung dalam sekolah tunduk pada peraturan yang telah ditetapkan dengan
senang hati. Mustari, (2014: 35) berpendapat bahwa disiplin adalah tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Menurut Fathurrohman, dkk (2013 : 125) “Disiplin merupakan tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada ketentuan dan peraturan”. Dari ketiga pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu bentuk kepatuhan seseorang dalam
mengikuti peraturan karena didorong oleh kesadaran yang ada dalam diri dengan perasaan
senang hati.
2.1.1.2 Cara-Cara Menanamkan Kedisiplinan
Kesadaran ini diperoleh melalui latihan-latihan. Hurlock (1989: 93) mengemukakan
bahwa terdapat beberapa cara menanamkan disiplin kepada anak : (1) Cara mendisiplin yang
otoriter yaitu peraturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang diinginkan. Tekniknya
mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan. (2) Cara mendisiplin yang permisif
yaitu biasanya disiplin yang permisif ini tidak membimbing anak untuk berperilaku yang
disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman. (3) Cara disiplin yang demokratis
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yaitu dalam metode demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran sehingga
dapat membantu anak dalam memahami alasan-alasan perilaku tersebut.
Diharapkan sikap disiplin ini akan tumbuh melalui pembinaan, latihan, pendidikan
dalam keteladanan-keteladanan tertentu yang harus dimulai sejak ada di dalam lingkungan
keluarga, masa kanak-kanak dan terus berkembang menjadi disiplin yang semakin kuat.
Menurut Schaefer (1990: 4) cara yang efektif untuk mendisiplinkan anak dengan penggunaan
pendekatan yang positif, dengan contoh teladan, persuasi, dorongan, pujian, dan hadiah. Agar
efektif, pendisiplinan itu haruslah memenuhi tiga syarat yaitu (1) menghasilkan suatu
keinginan perorangan atau pertumbuhan pada diri anak; (2) tetap terpelihara harga diri anak;
(3) selalu ada hubungan yang dekat antara orang tua dengan anak.
Cara meningkatkan kedisiplinan menurut Mustari, (2014: 41) adalah (1) Melihat setiap
kesempatan baru sebagai pengalaman hidup baru yang menyenakan; (2) mengerjakan ,
lebih cepat lebih baik, sehingga tidak menganggu pikiran teru menerus; (3) membiasakan diri
membereskan apa yang sudah dimulai; (4) menghindari mengulur-ulur waktu; (5) Berusaha
untuk menyempurnakan tugas; (6) menghindari kecemasan; (7) menyiapkan diri akan tugas
yang akan datang; (8) meninta tolong pada ahlinya apabila tidak bisa dan sudah berusaha; (9)
mengambil risiko yang terukur dalam rangka kemajuan; (10) sering-sering bertaya jika
kurang jelas; (11) merencanakan yang akan datang dengan tetap menhadapi masa sekarang.
Dengan demikian menurut Mulyasa, (2008: 192) disiplin sekolah bertujuan untuk
membantu peserta didik menemukan dirinya, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-
problem disiplin, serta berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan dalam
pembelajaran sehingga dapat mengapai hasil belajar yang optimal.Dalam rangka
menyukseskan pendidikan karakter, guru haru mampu menumbuhkan disiplin peserta didik,
terutama disiplin diri (Mulyasa, 2014: 26).
8
tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.3 Aspek-Aspek Kedisiplinan
Aspek-aspek kedisiplinan menurut Sobur (1985: 64) kedisiplinan mengandung aspek
kontrol diri yaitu menguasi tingkah laku diri sendiri, dengan berpedoman pada norma-norma
yang jelas serta aturan-aturan yang sudah menjadi miliknya tanpa pengaruh atau
pengendalian dari luar. Sedangkan menurut Abu (1989: 37) disiplin memiliki aspek
ketertiban terhadap peraturan. Ketertiban pada peraturan dapat berupa peraturan tertulis
maupun peraturan tidak tertulis.
Dari pendapat para ahli, maka peneliti menyimpulkan indikator kedisiplinan menjadi 3
yaitu (1) Melaksanakantatatertib yang berlaku di sekolah denganbaik; (2) Taat terhadap
kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku; (3) Menguasai diri dan instrospeksi. 2.1.2 Prestasi Belajar
2.1.2.1 Pengertian Prestasi
Menurut Sulastri (2009:51) prestasi adalah suatu hasil dari hal-hal yang telah
diusahakan dengan menggunakan daya atau kekuatan. restasi sangat penting bagi
siswa karena dapat membuat bangga, mengharumkan nama baiksekolah dan keluarga,
dan membuat lebih percaya diri serta bersemangat. Salahsatu contoh prestasi seorang
siswa adalah memperoleh nilai yang memuaskan. Prestasi diperoleh berkat ketekunan
dalam belajar. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,
2000:859) mengartikan prestasi sebagai hasil yang telah dicapai dari hal-hal yang
dilakukan atau dikerjakan. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran. Menurut KBBI (2005: 895)
prestasi didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.2.2 Pengertian Belajar
Menurut Gagne dalam (Susanto, 2013: 1) belajar didefinisikan sebagai suatu proses di
mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Sedangkan menurut
Travers dalam (Sudjana, 2005: 98) belajar adalah suatu proses yang menghasilkan
penyesuaian tingkah laku. Menurut Abdilah dalam (Aunurahman, 2012: 35) belajar adalah
suatu usaha sadar yang dilakukan individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan
pengalaman yang menyangkut aspek aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk
memeproleh tujuan tertentu. Suyono (2011: 9) menyatakan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian. Sukmadinata dalam (Suyono,
2011: 13) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative menetap
sebagai hasil dari pengalaman. Peneliti menyimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan
perilaku atau pribadi atau perubahan struktur kognitif seseorang berdasarkan praktik atau
penglaman tertentu, hasil interaksi dengan lingkungan atau sumber sumber pembelajaran
yang ada disekitarnya.
Djamarah (1994: 21) mengutarakan bahwa prestasi belajar merupakan apa yang telah
dapat diciptakan, hasil kerja, hasil yang menyenangkan hati dan diperoleh dangan jalan
keletan kerja. Dilihat dari sisi guru, proses pembelajaran diakhiri dengan kegiatan evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, prestasi belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak dari
proses belajar. Bagi siswa, prestasi belajar merupakan kemampuan yang dimiliki setelah
siswa menerima pengalaman belajarnya yang berbentukpengetahuan sikap dan keterampilan
yang dapat diukur.
2.1.2.3 Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Mulyasa (2006: 190) Prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai
faktor, seperti bahan atau materi yang dipelajari, lingkungan, faktor instrumental, kondisi
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peserta didik. Pendapat tersebut kemudain di perkuat oleh Bloom (dalam Reni, 2006: 68)
prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa dan menghasilkan perubahan dalam
bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis dan evaluasi.
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti menyimpulkan prestasi belajar merupakan
bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang berupa penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan selama kehidupannya manusia (pengalaman langsung)
menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
2.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Ahmadi (1991:130-139), menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah prestasi yang
dicapai seorang individu merupakan hasil interkasi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya baik dari dalam (faktor internal) maupun faktor luar (faktor eksternal)
individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting
sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-
baiknya. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,
diantaranya :
1. Faktor Internal
Contoh dari faktor internal adalah faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan
maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran dan
struktur tubuh. Ke dua adalah faktor psikologis seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,
motivasi, emosi, penyesuaian diri.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial dan faktor non-sosial. Faktor sosial meliputi
hubungan manusia dengan berbagai situasi sosial. Contoh, Sekolah, masyarakat, teman,
lingkungan keluarga, dan lain-lain. Faktor non-sosial bukan menyangkut seperti keadaan fisik
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau lingkungan alam, melainkan lebih ke keadaan rumah, fasilitas belajar, ruang belajar, dan
lain-lain.
2.1.3 Pendekatan Kontekstual
2.1.3.1 Pengertian Pendekatan Kontekstual
Contextual Teaching and Learning merupakan suatu strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi
yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006: 253)
Pendekatan kontekstual sebagai pendekatan yang mengaitkan antara materi yang
dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari dengan tujuan untuk menemukan makna
materi tersebut bagi kehidupannya (Komalasari, 2010: 7).
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan
konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan
antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka (Trianto, 2011: 104).
Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa
melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan
subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan
kontesks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka (Johnson, 2006: 67).
Nurhadi (2002: 4) mengemukakan pentingnya lingkungan belajar dalam pembelajaran
kontekstual sebagai berikut.
a. Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari
“guru acting di depan kelas, siswa menonton” ke “siswa aktif bekerja dan berkarya,
guru mengarahkan”.
b. Pembelajaran harus berpusat pada „bagaimana cara‟ siswa menggunakan pengetahuan
baru mereka. Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya.
c. Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian (assessment)
yang benar.
d. Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bern dan Erickson (2001 : 5-11)mengemukakan lima strategi dalam
mengimplementasikan pembelajaran kontekstual, yaitu:
a. Pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), pendekatan yang
melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai
konsep dan ketrampilan dari berbagai disiplin ilmu. Pendekatan ini meliputi
mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan mempresentasikan penemuan.
b. Cooperative learning (pembelajaran kooperatif), pendekatan yang mengorganisasikan
pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja
bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c. Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pendekatan yang memusat
pada perinsip dan konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa dalam memecahkan
masalah dan tugas penuh makna lainnya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri
membangun pembelajaran, dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata.
d. Pembelajaran pelayanan (service learning), pendekatan yang menyediakan suatu
aplikasi praktis suatu pengembangan pengetahuan dan ketrampilan baru untuk
kebutuhan di masyarakat melalui proyek dan aktivitas.
e. Pembelajaran berbasis kerja (work-based learning), pendekatan dimana tempat kerja,
atau seperti tempat kerja, kegiatan terintegrasi dengan materi di kelas untuk
kepentingan para siswa dan bisnis.
2.1.3.2 Komponen Kontekstual
Menurut Sanjaya (2006: 262) CTL memiliki tujuh asas atau yang sering disebut juga
komponen-komponen CTL. Komponen-komonen tersebut antara lain:
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam
struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengetahuan ini
memang berasal dari luar, akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.
Pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan
dan kemampuan subjek untuk menginterpretasi objek tersebut.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui
keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa memahami sendiri pengetahuannya
dengan cara menghubungkan pengalaman yang telah diperoleh siswa sebelumnya.
2. Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan proses belajar yang didasarkan pada pencarian dan penemuan
melalui proses berpikir secara sistematis. Dalam inkuiri pengetahuan merupakan hasil dari
proses penemuan sendiri. Guru bertugas mempersiapkan rancangan pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Proses
inkuiri dapat dilakukan untuk berbagai topik dalam dalam setiap mata pelajaran.
3. Bertanya (Questioning)
Bertanya dan menjawab pertanyaan pada dasarnya merupakan hakikat dalam
belajar.Bertanya adalah refleksi dari keingintahuan setiap siswa.Sedangkan menjawab
pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Dalam proses
pembelajaran guru tidak hanya menyampaikan informasi saja, tetapi memancing agar siswa
dapat menemukan sendiri.
4. Masyarakat belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh
melalui kerjasama dengan orang lain. Hasil pembelajaran dapat diperoleh dari hasil sharing
dengan orang lain, atar teman, antar kelompok. Hakikat dari masyarakat belajar adalah
masyarakat yang saling membagi.Contoh kegiatan pembelajaran di dalam kelas yaitu siswa
dibagi kedalam kelompok diskusi.Pembagian dilakukan secara heterogen. Jadi siswa satu
dengan yang lain dapat saling bertukar pikiran.
5. Pemodelan (Modelling)
Asas modelling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai
contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Proses pemodelan tidak terbatas dari guru saja,
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan tetapi guru juga dapat memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan.
Pemodelan yang paling terlihat dapat diwujudkan dalam bermain peran.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan
dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah
dilaluinya. Dalam proses CTL setiap akhir proses pembelajaran guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
7. Penilaian Otentik (Authentic Assesment)
Penilaian otentik adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi
tentang perkembangan belajar yang dialami siswa. Penilaian ini dilakukan secara terus
menerus selama kegiatan berlangsung. Oleh karena itu, tekanannya diarahkan kepada proses
belajar bukan kepada hasil belajar.
Dalam penelitian ini saya menggunakan langkah-langkah CTL berupa 7 aspek yaitu
konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar (Learning Community),
pemodelan, refleksi, penilaian otentik.
2.1.4 Pengertian Matematika
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP, 2007:143) “Matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempumyai
peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia”. Menurut
untaian tersebut dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah ilmu pasti yang harus dikuasai
atau dipelajari oleh setiap orang yang berkaitan dengan penalaran (logika) yang mendasari
perkembangan teknologi modern dan berperan penting memajukan daya pikir manusia.
Menurut Hudojo (2001:45) menyatakan bahwa matematika adalah sebuah ilmu yang
memerlukan cara bernalar secara deduktif, formal, dan abstrak. (Susanto, 2013:185)
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menambahkan bahwa matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir dan beragumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian
masalah.
Pengukuran adalah suatu proses memberikan bilangan kepada kualitas fisik panjang,
kapasitas volunje, luas, sudut, berat massa) dan suhu. Pengukuran merupakan kegiatan
membandingkan suatu besaran yang di ukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan
(Kennedi dan Tipps, 1994). Pembelajaran matematika juga sangat berpengaruh dengan
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika dapat mengembangkan pola pikir yang
rasional dan logis. Dapat membatu memecahkan masalah yang berkaitan dengan panjang,
luas, berat.
Menurut beberapa pendapat ahli yang ada di atas maka peneliti menyimpulkan
pembelajaran matematika adalah sebuah ilmu tentang logika yang memerlukan cara benalar
untuk meningkatkan berpikir dan penglaman belajar peserta didik. Peneliti dalam penelitian
ini memilih KD 3.1 Menghitung luas trapezium dan layang-layang untuk dijadikan materi ke
dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
2.1.4 Bangun datar
2.1.4.1 Pengertian bangun datar
Menurut Astuti dan Sunardi (2009: 129), bangun datar adalah bangun geometri yang
mana seluruh bagiannya terletak pada satu bidang. Bangun datar juga bisa disebut bangun
dua dimensi karena bangun datar memiliki dua ukuran yakni panjang dan lebar (Wiratno,
Vijaya, Subijanto, dan Nasir,2011 : 50). Bangun yang termasuk dalam bangun datar itu
sendiri yaitu bangun persegi empat, trapesium, belah ketupat, jajar genjang, lingkaran,
segitiga, segi enam.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bangun datar adalah bangun
dua dimensi yang mempunyai panjang dan lebar.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4.2 Luas Trapesium
Menurut Utomo, Dwi (2009) trapesium merupakan bangun datar yang
mempunyai dua garis sejajar yang berbeda ukurannya atau segiempat yang sepasang
sisi yang berhadapan sejajar.
D C
A B
Gambar 2.1 Trapesium sama kaki
Luas trapesium = Jumlah sisi sejajar x tinggi
2
Gambar 2.2 Rumus Luas trapesium
2.1.4.3 Luas layang layang
Menurut Saepudin, Aep., Babudin, Dedi, Adang (2009: 95) layang-layang
merupakan sebuah bangun yang mempunyai dua buah diagonal. Pada gambar laying-
layang ABCD di samping diagonalnya adalah garis AB dan garis CD.
Gambar 2.3 Gambar layang-layang
Luas Layang-layang = 1 (d1 x d2)
2
Gambar 2.4 Rumus luas Layang layang
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2 Penelitian yang relevan
Suprianto (2013) melakukan penelitian berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Kedisiplinan dan Hasil
Belajar Siswa SMAN Plus Sukowono Jember”. Penelitian tindakan kelas ini menunjukkan
peningkatan kedisiplinan dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMAN Plus Sukowono Jember
pada pelajaran ekonomi menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Persentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa dari pra-siklus (56,3%) meningkat
setelah siklus 1 (62,5%) dan siklus 2 (87,5%).
Yulius Adi Baskoro dengan judul”Peningkatan minat dan presentasi belajar
matematika tentang penjumlahan pecahan dengan pendekatan PMRI siswa kelas V SDN
Glagahombo 1” hasil penelitian menunjukkan bahwa: penggunaan pendekatan PMRI dapat
meningkatkan minat dan kemampuan siswa di kelas VA SDN Glagahombo 1 kabupaten
Sleman tahun ajaran 2011/2012 pada materi Matematika tentang penjumlahan pecahan. Hal
ini ditunjukkan pada hasil evaluasi siklus 1 45% dari 20 dan meningkatkan pada siklus ii
yaitu 85% dari 20 siswa sudah menguasai materi penjumlahan pecahan.
Elisabeth E Sinaga (2011) mengemukakan penelitian yang berjudul Meningkatkan
keterlibatan dan prestasi belajar IPS melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas
IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan
pendekatan kontekstual mampu meningkatkan keterlibatan siswa. Hal ini terbukti dari
kondisi awal nilai ulangan rata-rata materi kenampakan alam sebesar 28 % yang lolos
KKM, Indikator keterlibatan bertanya berupa aktif bertanya, menjawab,kerjasama dalam
kelompok, dan partisipasi. Dari hasil penelitian pretes dengan indikator tersebut
disebutkan bahwa masing-masing 36 %, 28 %, 52 %, dan 48 %. Setelah dilakukan siklus
I Peningkatan masing-masing indikator sebesar 40 % untuk indikator aktif bertanya,
52 % aktif menjawab pertanyaan, 36 % untuk indikator kerjasama, dan 36 % untuk
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
indikator partisipasi. Hasil penelitian prestasi belajar siswa dari siklus I meningkat
menjadi 44 %, dan siklus II sebesar 80 %.
Penelitian-penelitian tentang kedisiplinan, prestasi belajar dan pendekatan kontekstual
yang telah diungkapkan di atas menunjukan bahwa pendekatan kontekstual dapat membantu
siswa dalam menunjukkan perannya dalam pembelajaran, meningkatkan kedisiplinan siswa
serta mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
menggunakan pendekatan kontekstual terhadap peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar
siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika di SDN Kledokan.
Suprianto (2013) Penerapan
Metode Pembelajaran
Student Teams Achievement
Division (STAD) untuk
Meningkatkan Kedisiplinan
dan Hasil Belajar Siswa
SMAN Plus Sukowono
Jember
Yang diteliti :
Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Kontekstual
Pada Mata Pelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas V SDN Kledokan.
Gambar 2.5 Literature Map
2.3 Kerangka Berpikir
Mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa pada pendidikan formal atau di sekolah tidak
hanya satu. Salah satu mata pelajaran itu adalah pelajaran Matematika. Pelajaran matematika
adalah ilmu tentang logika yang memerlukan penalaran serta pengalaman belajar peserta
didik. Matematika juga memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran
Matematika tidak terlepas dari permasalahan yang ada. Nilai mata pelajaran Matematika juga
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
19
Elisabeth E Sinaga (2011)
Meningkatkan
keterlibatan dan prestasi
belajar IPS melalui
pendekatan kontekstual
pada siswa kelas IV
SD Kanisius Sengkan
Yogyakarta.
Yulius Adi Baskoro
(2013) Peningkatan minat
dan prestasi belajar
matematika tentang
penjumlahan pecahan
dengan pendekatan PMRI
siswa kelas V SDN
Glagahombo 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembelajaran matematika di sekolah dasar sering mengalami kendala terutama pada
Kelas V mengenai materi menghitung luas trapesium dan layang-layang. Menurut wawancara
yang sudah dilakukan oleh peneliti penyebabnya adalah kurangnya keikutsertaan siswa dalam
pembelajaran karena kurang terkait dengan keseharian siswa. Salah satu cara untuk
meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar diperlukan pendekatan pembelajaran yang
dapat mendekatkan dengan kehidupan keseharian siswa.
Siswa SD dengan rentang usia 6-12 tahun berada pada tahap operasional konkret. Siswa
belum mampu mempelajarai matematika secara abstrak. Siswa membutuhkan pendekatan
belajar yang dapat membantu dalam memahami permasalahan pada matematika. Pendekatan
tersebut baiknya dapat menyajikan berbagai permasalahan nyata yang dialami oleh siswa
dalam kehidupan sehari hari, sehingga siswa dapat membayangkannya.
Pendekatan yang dirasa cocok diterapkan dalam pembelajaran tersebut adalah
kontekstual. Pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan yang memberikan
kebermaknaan belajar bagi siswa yang mengaitkan pembelajaran dengan konteks dunia
nyata. Pendekatan kontekstual membuat siswa untuk lebih banyak berperan aktif dalam
pembelajaran. Siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, dan siswa mencari sendiri
jawaban dari suatu masalah. Pendekatan kontekstual menggunakan menggunakan langkah-
langkah yaitu (1) konstruktivisme (contruktivisme), (2) bertanya (questioning), (3)
menemukan (inkuiri), (4) masyarakat belajar (learning community), (5) pemodelan
(modeling), (6) refleksi (reflection), dan (7) penilaian sebenarnya (authentic assessment).
Berdasarkan manfaat yang dimiliki pendekatan kontekstual, guru dapat menggunakan
pendekatan kontekstual untuk meningkatan kemampuan kedisiplinan dan prestasi belajar
Matematika siswa kelas V SDN Kledokan.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.4 Hipotesis Tindakan
2.4.1 Penggunaan pendekatan kontekstual dalam upaya meningkatkan kedisiplinan dan
prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika dalam materi bangun datar trapesium
dan layang-layang untuk siswa kelas V SDN Kledokan menggunakan langkah-langkah
yaitu (1) konstruktivisme (contruktivisme), (2) bertanya (questioning), (3) menemukan
(inkuiri), (4) masyarakat belajar (learning community), (5) pemodelan (modeling), (6)
refleksi (reflection), dan (7) penilaian sebenarnya (authentic assessment).
2.4.2 Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kedisiplinan pada mata pelajaran
Matematika dalam materi bangun datar trapesium dan layang-layang pada siswa kelas
V SDN Kledokan.
2.4.2 Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika dalam materi bangun datar trapesium dan layang-layang pada siswa kelas
V SDN Kledokan.
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III berisikan tentang jenis penelitian, setting penelitian, desain tindakan,
teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan
teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Istilah dalam bahasa Inggris disebut dengan Classroom Action Research (CAR).
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya
sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah & Dwitagama, 2010: 9).
Aqib (2011: 3) mengungkapkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas bermanfaat bagi
guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Kunandar
(2008: 45) juga menambahkan bahwa PTK memiliki tujuan utama yaitu untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan
nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya. Jadi, penelitian ini dilakukan
secara nyata oleh guru sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan pembelajaran di
kelas.
Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini untuk
memecahkan atau memperbaiki permasalahan yang peneliti temukan di kelas.
Peneliti melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
muncul, selanjutnya peneliti merencanakan suatu pembelajaran untuk memecahkan
permasalahan yang ditemukan oleh peneliti.
Peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart dalam penelitian ini.
Model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang pernah dikemukakan
oleh Lewin. Skema penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan
Mc. Taggart (Aqib, 2011: 16) dapat dilihat pada gambar 3.1.
Pelaksanaan
SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS II
Refleksi
Sumber: Aqib (2011: 16)
Gambar 3.1 Siklus PTK menurut model Kemmis dan Mc. Taggart
Gambar 3.1 menunjukkan bahwa ada empat tahap dalam setiap siklus yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penjelasan empat tahap
penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
23
Observasi
Observasi
Perencanaan
Perencanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.1.1 Perencanaan
Perencanaan merupakan sarana untuk mengembangkan rencana tindakan yang
secara kritis meningkatkan pembelajaran di kelas. Tahapan ini disusun berdasarkan
hasil pengamatan awal mengenai situasi kelas selama proses pembelajaran
berlangsung.
3.1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat. Guru
melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti. Hal-hal
yang perlu diperhatikan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu
kesesuaian pembelajaran dengan perencanaan, kelancaran proses pembelajaran atau
tindakan, ketepatan dalam penanaman konsep pada siswa, dan ketercapaian tujuan
pembelajaran dalam suasana belajar yang membuat siswa semangat.
3.1.3 Observasi
Peneliti melakukan pengamatan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan
permasalahan yang terdapat di kelas. Peneliti mengamati proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas serta kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Pengamatan
yang peneliti lakukan juga digunakan untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa
ketika proses pembelajaran berlangsung.
3.1.4 Refleksi
Peneliti bersama guru melakukan refleksi untuk mengingat dan melihat kembali
tindakan atau treatment yang telah dilakukan serta pencapaian indikator yang
direncanakan. Refleksi juga berguna untuk menentukan perlu tidaknya penelitian
dilanjutkan ke siklus berikutnya.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kledokan yang
beralamatkan di Jln. Garumi III, Kledokan , Caturtunggal, Depok, Sleman,
Yogyakarta. Bangunan sekolah tersebut terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang guru,
ruang kelas satu sampai enam, ruang BK, ruang UKS, perpustakaan, kantin sekolah,
ruang komputer, lapangan olah raga, taman bermain, serta toilet guru dan siswa.
3.2.2 Subjek Penelitian
SDN Kledokan memiliki jumlah keseluruhan siswa sebanyak 169 siswa dengan
jumlah 19 siswa kelas I , 29 siswa kelas II, 32 siswa kelas III, 29 siswa kelas IV, 30
siswa kelas V, dan 30 siswa kelas VI. Penelitian ini mengambil siswa kelas V di
sekolah tersebut dengan jumlah 30 siswa laki-laki 10 dan 20 siswa perempuan.
3.2.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kedisiplinan dan prestasi belajar siswa
menggunakan pendekatan kontekstual di SDN Kledokan pada mata pelajaran
Matematika Kompetensi Dasar menghitung luas trapesium dan layang-layang.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 minggu pada semester gasal tahun ajaran
2017/2018 di SDN Kledokan, yaitu minggu pertama bulan agustus sampai minggu
keempat bulan september.
3.3 Desain Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas mengacu pada permasalahan yang ada dalam kelas.
Masalah yang peneliti temukan adalah rendahnya kedisiplinan dan prestasi belajar
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa dalam pelajaran Matematika khususnya materi menghitung luas trapesium dan
layang-layang. Peneliti melakukan beberapa langkah yaitu persiapan, rencana
tindakan setiap siklus, pengamatan, dan refleksi.
3.3.1 Persiapan
Pada tahap persiapan ini peneliti melakukan beberapa hal yang berkaitan
dengan penelitian, yaitu: 1) Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SDN Kledokan
untuk melakukan penelitian di SD tersebut, 2)Melakukan observasi pada siswa kelas
V untuk mengetahui karakteristik siswa serta kedisiplinan dan prestasi belajar
Matematika, 3) Melakukan wawancara kepada guru kelas V dan beberapa siswa
untuk mengetahui kondisi awal siswa dan permasalahan yang dialami ketika di kelas,
4) Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas yaitu tentang kurangnya kedisiplinan
dan prestasi belajar siswa yang berkaitan dengan materi pemeliharaan lingkungan, 5)
Merumuskan masalah, 6) Mengkaji materi sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasarnya, 7) Menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen
penilaian, 8) Pembuatan instrumen penelitian.
3.3.2 Rencana Setiap Siklus
Penelitian ini menggunakan siklus PTK model Kemmis dan Mc. Taggart yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Model Kemmis dan Mc. Taggart mempunyai empat
tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, refleksi.
3.3.2.1 Siklus I
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan kepada
siswa meliputi : (a) mempersiapkan rancangan perangkat pembelajaran yang meliputi
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembuatan silabus dan RPP tentang menghitung luas trapesium , (b) pembuatan
media pembelajaran, (c) menyusun lembar kerja siswa (LKS), (d) menyusun lembar
observasi, (e) menyusun lembar penilaian prestasi siswa. Pada siklus pertama,
kegiatan pembelajaran akan difokuskan pada menghitung luas trapesium.
2. Pelaksanaan
Siklus I terdiri dari dua kali pertemuan untuk pembelajran dan satu kali
evaluasi. Pada siklus I menggunakan materi tentang menyebutkan jenis-jenis
trapesium. Media yang digunakan karton trapesium.
Pertemuan pertama diawali dengan berdoa bersama, memberikan kontrak
belajar, dan tanya jawab tentang bangun sederhana trapesium dengan menggunakan
media yang sudah dibawa. Setelah itu Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok
dengan anggota setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 anak. Guru memberikan sebuah
media trapesium disetiap kelompoknya. Selanjutnya siswa secara berkelompok
mendiskusikan sifat dan bagian-bagian dalam bangun datar trapesium dengan media
terebut. Kemudian secara bergantian setiap kelompok maju mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas. Konstruktivisme terlihat ketika siswa menggali informasi dari
media yang guru bawa, sedangkan inkuiri terlihat pada kegiatan siswa ketika mengisi
lembar tugas kelompok. Penilaian yang dilakukan guru yaitu penilaian LKS dan soal
evaluasi akhir pertemuan. Akhir kegiatan pada pertemuan pertama mengadakan
refleksi.
Pertemuan kedua juga dilaksanakan sesuai RPP yang telat dibuat. Media yang
digunakan gambar trapesium, dan benda-benda berbentuk trapesium. Setelah itu
siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok dengan anggota setiap kelompoknya
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terdiri dari 4-5 anak. Siswa secara berkelompok membuat dan memotong bangun-
bangun trapesium yang kongruen, kemudian membentuknya menjadi bangun
jajargenjang dan menemukan luasnya. Selanjutnya siswa secara berkelompok
bekerjasama memotong sebuah trapesium menjadi bangun yang berbentuk segitiga
dan segi empat kemudian menyusunnya kembali sehingga membentuk bangun segi
empat atau persegi panjang kemudian dihitung luasnya. Kemudian secara bergantian
setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Konstruktivisme terlihat ketika siswa menggali informasi dari media bangun datar
yang dibawa guru, sedangkan inkuiri terlihat pada kegiatan siswa ketika mengisi
lembar tugas kelompok. Penilaian yang dilakukan guru yaitu penilaian LKS dan soal
evaluasi akhir pertemuan. Akhir kegiatan pada pertemuan yang kedua juga
mengadakan refleksi.
Pertemuan ketiga digunakan untuk evaluasi akhir siklus I. Siswa mengerjakan
soal yang telah dipersiapkan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah
dilaksanakan dalam siklus I. soal yang dikerjakan oleh siswa adalah soal pilihan
ganda berjumlah 15 soal.
3. Observasi Siklus I
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu teman sejawat untuk
memperoleh gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang
berlangsung. Hal-hal yang menjadi fokus pengamatan peneliti adalah peran serta
siswa dalam pembelajaran terutama dalam hal kedisiplinan siswa mengikuti
pembelajaran. Dari sinilah peneliti mampu mengamati secara langsung
perkembangan siswa dalam pembelajaran.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Refleksi Siklus I
Peneliti bersama dengan guru merefleksikan hasil pemberian tindakan pada
siklus yang pertama. Analisis yang dilakukan yaitu dengan membandingkan antara
kondisi awal, KKM, kondisi akhir mengenai ada tidaknya kemajuan yang timbul.
Selain itu, hasil yang diperoleh direfleksikan kembali apakah ada kendala-kendala
yang terjadi pada siklus pertama. Hasil tersebut juga digunakan sebagai acuan atau
keputusan apakah penelitian akan dilanjutkan ke siklus yang kedua atau
diberhentikan berdasarkan indikator keberhasilan.
3.3.2.2 Siklus II
1. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I yaitu
mempersiapkan perangkat pembelajaran dari RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS),
mempersiapkan materi dalam bentuk media pembelajaran, menyiapkan lembar
observasi, dan menyusun lembar penilaian prestasi siswa. Pada siklus II ini fokus
membahas materi tentang menghitung luas layang-layang.
2. Pelaksanaan
Siklus II terdiri dari dua kali pertemuan untuk pembelajran dan satu kali
evaluasi. Pada siklus II menggunakan materi menghitung luas layang-layang. Media
yang digunakan adalah layang-layang.
Pertemuan pertama diawali dengan memberikan kontrak belajar, dan tanya
jawab tentang bangun sederhana layang-layang dengan menggunakan media yang
sudah dibawa. Setelah itu Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok dengan anggota
setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 anak. Guru memberikan media layang-layang di
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
setiap kelompok. Selanjutnya siswa secara berkelompok mendiskusikan sifat dan
bagian-bagian dalam bangun datar layang-layang. Kemudian secara bergantian setiap
kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Konstruktivisme
terlihat dari media bangun datar layang-layang yang dibawa guru, sedangkan inkuiri
terlihat pada kegiatan siswa ketika mengisi lembar tugas kelompok. Penilaian yang
dilakukan guru yaitu penilaian LKS dan soal evaluasi akhir pertemuan. Akhir
kegiatan pada pertemuan pertama mengadakan refleksi.
Pertemuan kedua juga dilaksanakan sesuai RPP yang telat dibuat. Media yang
digunakan adalah gambar layang-layang. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
pada pertemuan kedua serupa dengan pertemuan pertama yaitu Guru bertanya jawab
dengan siswa mengenai bangun datar layang-layang. Setelah itu Siswa dibagi ke
dalam kelompok-kelompok dengan anggota setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 anak.
Selanjutnya siswa secara berkelompok mendiskusikan bangun disekitar kelas yang
berbentuk layang-layang, dan memotong .bangun datar layang-layang yang
disediakan menjadi bangun yang berbentuk segitiga dan segiempat kemudian
menyusunnya kembali sehingga membentuk bangun segi empat dan menghitung
luasnya. Kemudian secara bergantian setiap kelompok maju mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas. Konstruktivisme terlihat ketika siswa menggali informasi
bangun di sekitar kelas yang berbentuk layang-layang, sedangkan inkuiri terlihat pada
kegiatan siswa ketika mengisi lembar tugas kelompok. Penilaian yang dilakukan guru
yaitu penilaian LKS dan soal evaluasi akhir pertemuan. Akhir kegiatan pada
pertemuan yang kedua juga mengadakan refleksi.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertemuan ketiga digunakan untuk evaluasi akhir siklus II. siswa mengerjakan
soal yang telah dipersiapkan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah
dilaksanakan dalam siklus II. soal yang dikerjakan oleh siswa adalah soal pilihan
ganda berjumlah 15 soal.
3. Observasi Siklus II
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu teman sejawat untuk
memperoleh gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang
berlangsung. Hal-hal yang menjadi fokus pengamatan peneliti adalah peran serta
siswa dalam pembelajaran terutama dalam hal kedisiplinan siswa mengikuti
pembelajaran. Dari sinilah peneliti mampu mengamati secara langsung
perkembangan siswa dalam pembelajaran.
4. Refleksi Siklus II
Peneliti menganalisa hasil tindakan pada siklus yang kedua berdasarkan
pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hal-hal yang direfleksikan meliputi hambatan-
hambatan dan kesulitan yang dialami pada saat melaksanakan pembelajaran,
melakukan perbandingan skor antara kondisi awal dan kondisi akhir, membandingkan
hasil yang telah dicapai pada siklus II dengan indikator keberhasilan. Menilai apakah
pada siklus II kedisiplinan dan prestasi belajar siswa sudah mencapai indikator
keberhasilan atau belum. Jika sudah mencapai target sesuai indikator pembelajaran
dan terjadi peningkatan dari siklus I maka pembelajaran di siklus II dihentikan dan
kemudian diambil kesimpulan tentang peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar
Matematika siswa menggunakan pendekatan kontekstual. Meskipun demikian, bila
belum mencapai target sesuai indikator pembelajaran, maka penelitian dapat
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilanjutkan dalam siklus berikutnya. Apabila dalam hasil penelitian ini masih dirasa
perlu perbaikan, bisa menjadi masukan bagi penelitian yang selanjutnya.
3.3.3 Observasi
Observasi dilakukan pada saat tindakan berlangsung. Observasi dibantu oleh
teman sejawat dengan cara memberi nilai sesuai rubrik pada lembar observasi yang
sudah disiapkan oleh peneliti. Observer juga membantu mendokumentasikan proses
pembelajaran dengan menggunakan kamera handphone. Guru kelas di sini bertugas
sebagai pengamat dalam proses pembelajaran.
3.3.4 Refleksi
Peneliti melakukan refleksi setiap siklusnya dengan guru kelas. Hal-hal yang
direfleksikan meliputi hambatan-hambatan dan kesulitan yang dialami pada saat
melaksanakan pembelajaran, memberi nilai atas pekerjaan siswa, dan melakukan
perbandingan skor antara kondisi awal dan kondisi akhir untuk mengetahui
peningkatan yang terjadi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu kedisiplinan dan prestasi belajar
siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ditempuh dengan dua cara,
yaitu dengan teknik nontes dan tes.
3.4.1 Tes
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Taniredja & Mustafidah, 2011: 50). Tes
diberikan kepada siswa untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Matematika
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi bangun datar pada siklus 1 dan 2. Pemberian tes yang berupa butir soal
sejumlah 15 butir dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh
dengan teknik ini adalah data kuantitatif karena berupa nilai angka. Peneliti
melakukan tes soal evaluasi di SDN Kledokan.
3.4.2 Non Tes
Teknik pengumpulan data non tes dalam penelitian ini meliputi observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
3.4.2.1 Observasi
Hadi mengungkapkan bahwa observasi adalah suatu proses yang kompleks,
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis (Sugiyono, 2014 : 203).
Sedangkan Observasi/pengamatan menurut Kusumah & Dwitagama (2010 : 66) yaitu
proses pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti atau pengamat untuk melihat
situasi penelitian. Gulo (2002: 116) juga mengungkapkan bahwa
observasi/pengamatan adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat
informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Peneliti melakukan
observasi langsung untuk mengetahui kedisiplinan siswa di dalam proses
pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai guru ketika tindakan berlangsung. Observasi
juga dibantu oleh satu teman dilakukan ketika peneliti berada di dalam kelas untuk
memberi tindakan. Observer memberikan nilai (1-3) pada butir-butir pernyataan yang
sesuai dengan apa yang terjadi di dalam kelas berkaitan dengan kedisiplinan belajar
siswa. Peneliti yang dibantu observer melakukan observasi di SDN Kledokan. Setelah
peneliti mendapatkan data kedisiplinan belajar siswa di dalam kelas, kemudian data
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kedisiplinan akan ditentukan pada minimal kriteria cukup disiplin dengan
menggunakan kriteria PAP tipe I.
Tabel 3.1 Kriteria Kedisiplinan PAP tipe I
Rentang Skor
No. Persentase Keterangan Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Keseluruhan
1. 90% - 100% 16,2 – 18 10,8 – 12 10,8 – 12 37,8 – 42 Sangat Disiplin
2. 80% - 89% 14,4 – 16,1 9,6 – 10,7 9,6 – 10,7 33,6 - 37,7 Disiplin
3. 65% - 79% 11,7 – 14,3 7,8 – 9,5 7,8 – 9,5 27,3 - 33,5 Cukup Disiplin
4. 55% - 64% 9,9 – 11,6 6,6 – 7,7 6,6 – 7,7 23,1 – 27,2 Kurang Disiplin
5. Di bawah 55% < 9,8 <6,5 <6,5 Dibawah 23 Sangat Kurang Disiplin
3.4.2.2 Wawancara
Kusumah dan Dwitagama (2010 : 77) mengungkapkan tentang arti wawancara
yaitu metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada
subjek yang diteliti. Gulo (2005 : 119) mengatakan bahwa wawancara adalah bentuk
komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Sugiyono (2014 : 194)
mengungkapkan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti.
Peneliti melakukan wawancara dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan
yang berkaitan dengan proses pembelajaran matematika pada materi menghitung luas
trapesium dan layang-layang kelas V di SDN Kledokan. Jenis wawancara yang
digunakan adalah terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara yang sudah
ditentukan.
3.4.2.3 Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan peneliti berupa catatan dalam proses mengajar
yaitu data tentang kedisiplinan dan prestasi belajar serta foto-foto kegiatan pada saat
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian. Data kedisiplinan siswa diperoleh dari lembar kedisiplinan yang diperoleh
melalui lembar kedisiplinan. Data tentang prestasi belajar siswa diperoleh dari
penilaian kognitif. Penilaian tersebut meliputi Lembar Kerja Kelompok, Lembar
Kerja Siswa, hasil evaluasi akhir setiap pertemuan, dan hasil evaluasi yang diberikan
di akhir siklus. Peneliti melakukan dokumentasi di SDN Kledokan.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa non tes
untuk mengukur kedisiplinan belajar siswa dan tes yang digunakan untuk melihat
prestasi belajar siswa. Instrumen non tes digunakan dalam bentuk pedoman
wawancara dan lembar observasi, sedangkan instrumen tes adalah soal evaluasi.
3.5.1 Tes
Instrumen penelitian tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, digunakan soal evaluasi dari setiap siklus.
3.5.1.1 Soal Evaluasi
Jenis tes yang digunakan oleh peneliti adalah tes pilihan ganda. Tes ini
digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dalam setiap akhir siklus. Kisi-
kisi soal evaluasi dalam siklus I yang belum divalidasi dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi
Satuan Pendidikan : SD N Kledokan
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : I (satu)
Standar Kompetensi : 3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 3.1. Menghitung luas trapesium.
No. Komponen Indikator Bobot %
1. Menyebutkan jenis-jenis
20 trapesium.
Jumlah Soal
6
Soal Nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6,
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Menyebutkan bagian-bagian
20 6 7, 8, 9, 10, 11, 12, trapesium.
3. Menyebutkan sifat-sifat 13, 14, 15, 16, 17, 20 6
trapesium. 18
4. Menemukan rumus luas 19, 20, 21, 22, 23, 20 6
trapesium. 24
5 Menghitung luas trapesium. 25, 26, 27, 28, 29, 20 6
30
Jumlah 100 30
Tabel 3.2 menunjukkan mengenai indikator dan jumlah soal yang digunakan
pada evaluasi pada siklus I. Sehingga peneliti memilih 15 soal yang mewakili dari
setiap indikator yang sudah ada. Soal-soal yang valid kemudian dikelompokkan dan
dibuat kisi-kisi. Kisi-kisi soal evaluasi dalam siklus I yang sudah divalidasi dapat
dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Yang Sudah Divalidasi
Satuan Pendidikan : SD N Kledokan Mata Pelajaran : Matematika
Semester : I (satu)
Standar Kompetensi : 3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas trapesium.
Komponen Indikator
Menyebutkan jenis-jenis
trapesium.
Menyebutkan bagian-bagian trapesium.
Menyebutkan sifat-sifat trapesium.
20 3 7, 8, 9
Menemukan rumus luas trapesium.
20 3 10, 11, 12
Menghitung luas trapesium.
20 3 13, 14, 15
Jumlah 100 15
36
Jumlah
Soal
3
3
No.
1.
2.
3.
4
5
Soal Nomor
1, 2, 3,
4, 5, 6
Bobot %
20
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa terdapat 15 soal pilihan ganda yang valid dan
digunakan oleh peneliti untuk penelitian. Kisi-kisi soal evaluasi siklus II sebelum
validasi yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi
Satuan Pendidikan : SD N Kledokan Mata Pelajaran : Matematika
Semester : I (satu)
Standar Kompetensi : 3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 3.2 Menghitung luas layang-layang
No. Komponen Indikator
1. Menjelaskan pengertian
laying-layang.
2. Menyebutkan bagian layang-
layang.
3. Menyebutkan sifat layang-
layang.
4. Menemukan rumus luas layan- layang.
5. Menghitung luas layang-
layang.
Jumlah
Tabel 3.4 menunjukkan mengenai indikator dan jumlah soal yang digunakan
pada evaluasi pada siklus II. Sehingga peneliti memilih 15 soal yang mewakili dari
setiap indikator yang sudah ada. Soal-soal yang valid kemudian dikelompokkan dan
dibuat kisi-kisi. Kisi-kisi soal evaluasi dalam siklus II yang sudah divalidasi dapat
dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Yang Sudah Divalidasi
Satuan Pendidikan : SD N Kledokan
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : I (satu) Standar Kompetensi : 3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 3.2 Menghitung luas layang-layang
No. Komponen Indikator
1 Menjelaskan pengertian
laying-layang.
Jumlah
Soal
6
6
6
6
6
30
Bobot %
20
20
20
20
20
100
Soal Nomer
1, 2, 3, 4, 5, 6
7, 8, 9, 10, 11, 12
13, 14, 15, 16, 17, 18
19, 20, 21, 22, 23, 24
25, 26, 27, 28, 29, 30
Jumlah
Soal
3
Soal Nomer
1, 2, 3
37
Bobot %
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Menyebutkan bagian layang-
layang.
3 Menyebutkan sifat layang- layang.
4 Menemukan rumus luas layan-
layang.
5 Menghitung luas layang- layang.
Jumlah
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa terdapat 15 soal pilihan ganda yang valid dan
digunakan oleh peneliti untuk penelitian.
3.5.2 Non Tes
Instrumen penelitian non tes digunakan untuk mengukur kedisiplinan belajar
siswa. Untuk mengetahui kedisiplinan belajar siswa, digunakan lembar observasi
dari peneliti, wawancara pada guru kelas.
3.5.2.1 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini peneliti gunakan untuk melakukan wawancara dengan
guru kelas. Pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
No. Garis Besar Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana kedisiplinan siswa ketika guru sedang menjelaskan selama
proses pembelajaran matematika di kelas V?
2. Apa metode mengajar utama yang selama ini digunakan dalam proses
pembelajaran?
3. Apakah selama pembelajaran menggunakan media yang mendukung?
4. Apakah siswa bekerjasama dalam kelompok ketika proses pembelajaran
berlangsung?
5. Apakah siswa selalu mengerjakan tugas tepat waktu selama proses
pembelajaran?
6. Apakah siswa berani maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya?
38
20 3 4, 5, 6
20 3 7, 8, 9
20 3 10, 11,12
20 3 13, 14, 15
100 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.6 menunjukkan tentang pedoman wawancara yang digunakan peneliti
untuk mengetahui permasalahan yang ada di kelas V.
3.5.2.2 Lembar Observasi
Bentuk pedoman observasi dalam penelitian ini adalah pedoman yang
berstruktur atau memakai kemungkinan jawaban dan telah ditetapkan indikator-
indikator dari setiap jawaban sebagai pegangan pengamat waktu melakukan
observasi. Lembar observasi diisi oleh observer ketika mengamati siswa saat
melakukan proses pembelajaran di kelas. Skor 1 jika siswa tidak nampak melakukan
aktivitas yang dinilai, skor 2 jika siswa cukup nampak melakukan aktivitas ,
sedangkan skor 3 jika siswa nampak melakukan aktivitas yang dinilai. Rubrik
penentuan skor sudah disiapkan oleh peneliti. Kisi-kisi kedisiplinan siswa dapat
dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kedisiplinan Siswa
Indikator Deskriptor
Siswa Siswa sudah
melaksanakan berada di kelas
tata tertib yang ketika guru
berlaku di masuk kelas.
sekolah dengan
baik.
Siswa
berseragam rapi
di kelas.
Siswa
melaksanakan
piket di kelas
sesuai dengan
jadwal.
Taat terhadap Siswa
Skor
2
Siswa berada di
dalam kelas
setelah guru
masuk namun
pelajaran belum
berlangsung.
Apabila 1 atau 2
sikap tercapai.
Siswa
melaksanakan
piket di kelas
sesuai dengan
jadwal namun
tidak sungguh-
sungguh.
Siswa terlambat
3
Siswa berada di
kelas setelah
pelajaran
berlangsung.
Siswa berseragam
rapi, baju
dimasukkan,
memakai ikat
pinggang.
Siswa
melaksanakan
piket sesuai
jadwal,
bersungguh-
sungguh.
Siswa tidak
1
Siswa berada di
dalam kelas
sebelum guru
masuk.
Tidak ada sikap
yang tercapai.
Siswa tidak
melaksanakan
piket.
Siswa
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kebijakan dan mengumpulkan mengumpulkan
kebijaksanaan tugas tepat tugas
yang berlaku. waktu.
Siswa tidak Siswa berbicara
berbicara sendiri sendiri ketika
ketika guru guru menjelaskan
menjelaskan. dan tidak dapat
ditegur.
Menguasai diri Tidak
dan instrospeksi menganggu Siswa
saat teman saat mengganggu
pembelajaran pembelajaran temannya saat
berlangsung. berlangsung. belajar dan tidak
dapat ditegur.
Siswa menegur Siswa tidak
teman yang menegur
ramai di kelas. temannya yang
ramai, tetapi juga
ikut ramai.
Tabel 3.7 menunjukkan tentang kedisiplinan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Skor yang diberikan 1-3. Skor diberikan sesuai rubrik penilaian pada
tabel 3.8.
3.6 Teknik Pengujian Instrumen
Peneliti membahas tiga hal pada teknik pengujian instrumen yaitu: uji validitas
pada instrumen penelitian dan pembelajaran; uji reliabilitas pada soal evaluasi; dan
indeks kesukaran pada soal evaluasi.
3.6.1 Uji Validitas
Salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh tes hasil belajar baik yang
baku maupun yang dibuat sendiri oleh guru adalah validitas, yaitu sejauh mana tes
benar-benar mengukur pengetahuan atau sifat yang tepat seperti yang dimaksud oleh
tujuan tes itu (Friedenberg, dalam Supratiknya, 2012: 29). Sedangkan Sugiyono
(2014 : 363) mengemukakan bahwa validitas merupakan derajad ketepatan antara
40
mengumpulkan
tugas dari waktu
yang telah
ditentukan
Siswa berbicara
sendiri, namun
saat ditegur dapat
diam.
Siswa
mengganggu
temannya namun
saat ditegur, dia
tidak mengganggu
temannya lagi.
Siswa diam dan
tidak menegur
teman yang ramai
di kelas
mengumpulkan
tugas tepat
waktu yang telah
ditentukan.
Siswa diam dan
memperhatikan
penjelasan guru.
Siswa tidak
mengganggu
(mengajak
bicara, mengajak
bermain)
temannya yang
sedang belajar
Siswa menegur
teman yang
ramai di kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
peneliti.
Masidjo (1995: 243-244) menjelaskan bahwa macam-macam validitas adalah
sebagai berikut: 1) Validitas isi adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai di
mana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau
diteskan. 2) Validitas konstruk menjelaskan bahwa validitas adalah suatu validitas
yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan
suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes alat pengukur tersebut atau kontruksi
teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukur tersebut.
Siregar (2013: 46) juga berpendapat mengenai jenis-jenis validitas yang
digunakan dalam penelitian yaitu yaitu validitas rupa (face validity), isi, kriteria, dan
konstruk. Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan
validasi konstruk.
3.6.1.1 Validitas isi
Azwar (2011: 45) mengungkapkan bahwa “Validitas isi merupakan validitas
yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat
profesional judgment”. Pertanyaan yang dicari dalam validasi ini adalah sejauhmana
aitem-aitem soal mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur.
Validitas isi pada penelitian ini digunakan untuk perangkat penelitian dan
perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, bahan ajar,
Lembar Kerja, dan soal evaluasi, sedangkan perangkat penelitian berupa lembar
observasi kedisiplinan. Uji validitas isi ini dilakukan dengan meminta pertimbangan
para ahli melalui expert judgment. Validator I yaitu salah satu dosen Universitas
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala
Sekolah SD N Kledokan, dan validator III yaitu guru kelas V SD N Kledokan,
validator IV yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam
bidang psikologi.
Dalam melakukan validasi menggunakan skala penilaian (Rating Scale) yaitu
pemberian nilai pilihan lebih dari 2. Penilaian dilakukan lebih dari satu orang agar
lebih akurat (Suwandi, 2010 : 74). Rentang skor validasi adalah 1 – 5 dengan kriteria
1 = kurang sekali, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik dan 5 = baik sekali. Sesuai
kesepakatan kelompok studi rata-rata hasil validasi yang kurang dari skor 3
memperlihatkan bahwa komponen tersebut perlu direvisi, sedangkan komponen yang
memiliki rata-rata skor lebih dari 3 tidak direvisi. Jika validator memberikan
komentar secara positif pada komponen yang memiliki skor kurang dari 3, maka
komponen tersebut tetap direvisi. Jika komponen memiliki skor yang lebih dari 3
namun mendapatkan komentar yang negatif, maka komponen tersebut tetap direvisi
juga.
Hasil validitas isi pada instrumen pembelajaran dan penelitian akan diuraikan
oleh peneliti, sedangkan bukti penilaian yang diberikan oleh validator dapat dilihat
pada lampiran . Instrumen pembelajaran yang divalidasi oleh validator yaitu validitas
Silabus, validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, validitas Bahan Ajar, validitas
Lembar Kerja Siswa, validitas Soal Evaluasi, dan validasi Lembar Observasi
Kedisiplinan. Peneliti menguraikan masing-masing validitas sebagai berikut.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.1.1.1 Validitas Silabus
Validasi yang pertama yaitu silabus. Komponen penilaian silabus meliputi: 1)
Kelengkapan komponen silabus, 2) Kesesuaian SK, KD, dan Indikator, 3) Kesesuaian
pemilihan metode pembelajaran, 4) Penggunaan bahasa dan tata tulis baku, 5)
Kesesuaian antara penilaian dengan indikator yang dirumuskan. Hasil validasi silabus
yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma
sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SD N
Kledokan, dan validator III yaitu guru kelas V SD N Kledokan. Output validator
dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Hasil Validasi Silabus
Validator
Validator I Validator II Validator III
4 5 5
4 4 4
2 4 2
2 4 4
4 2 4
3.2 3.8 3.8
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh
dalam validasi silabus adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi silabus
adalah 2. Data di atas menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator I yaitu
3,2, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 3,8, rata-rata skor yang
diperoleh dari validator III yaitu 3,8. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator
diperoleh skor 3,5. Peneliti menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang
diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-
rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Hasil yang
43
Rata-rata
4.6
4
2.6
3.3
3.3
3.5
Komponen
Penilaian
1
2
3
4
5
Rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah
ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi.
Validator III mengemukakan komentar pada komponen penilaian. Komponen
penilaian yang dikomentari nomor 1 dan 4. Komentar nomor 1 yaitu diharap SK tidak
perlu dicatumkan 2 kali. Komentar nomor 4 yaitu diharap menggunakan tanda baca
dan huruf kapital yang baik. Berdasarkan kriteria penilaian yang mendapat komentar
negatif direvisi maka peneliti merevisi silabus berdasarkan ada komentar dari
validator III.
3.6.1.1.2 Validitas RPP
Validasi kedua yaitu RPP. Komponen penialaian RPP meliputi: 1) Kejelasan
rumusan, 2) Kelengkapan cakupan rumusan indikator, 3) Kesesuaian dengan
kompetensi dasar, 4) Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai, 5)
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik, 6) Keruntutan dan sistematika materi,
7) Kesesuian materi dengan alokasi waktu, 8) Kesesuaian sumber belajar/metode
pembelajaran dengan standar kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai, 9) Kesesuaian
sumber belajar/metode pembelajaran dengan materi pembelajaran, 10) Kesesuaian
sumber belajar/metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik, 11)
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran, 12) Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi
pembelajaran, 13) Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik
peserta didik, 14) Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai,
15) Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses akhir, tindak lanjut), 16) Kelengkapan
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
instrumen (soal, rubrik, kunci jawaban), 17) Ketepatan ejaan, 18) Ketepatan pilihan
kata, 19) Kebakuan struktur kalimat, 20) Bentuk huruf dan angka baku. Hasil validasi
RPP yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata
Dharma sebagai ahli dalam bidang matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SD
N Kledokan, dan validator III yaitu guru kelas V SD N Kledokan. Output validator
dapat dilihat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Hasil Validasi RPP
Validator
Validator I Validator II Validator III
1 4 5 4 4.3
2 4 4 4 4.0
3 4 2 5 3.6
4 4 4 2 3.3
5 4 4 4 4.0
6 2 2 2 2.0
7 4 2 4 3.3
8 4 4 5 4.3
9 2 4 4 3.3
10 4 4 4 4.0
11 4 5 4 4.3
12 2 4 5 3.6
13 4 4 4 4.0
14 4 5 4 4.3
15 4 2 4 3.3
16 4 2 5 3.6
17 2 4 5 3.6
18 4 5 5 4.6
19 2 5 4 3.6
20 4 5 4 4.3
Rata-rata 3.3 3.7 4.1 3.7
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh
dalam validasi RPP adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi silabus
adalah 2. Data di atas menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator I yaitu
3,3, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 3,7, rata-rata skor yang
diperoleh dari validator III yaitu 4,1. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator
diperoleh skor 3,7. Peneliti menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang
diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-
45
Komponen Penilaian Rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Di lihat dari hasil
yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah
ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi.
Validator yang memberikan komentar yaitu validator III. Komponen penilaian
yang dikomentari oleh validator III nomor 6. Komentar nomor 6 yaitu materi lembar
2 dan 3 perlu judul atau keterangan yang dibahas.
3.6.1.1.3 Validitas Bahan Ajar
Validasi ketiga yaitu bahan ajar. Komponen penilaian bahan ajar meliputi: 1)
Materi ajar dengan kompetensi yang akan dicapai, 2) Kesesuaian materi ajar dengan
karakteristik peserta didik, 3) Materi ajar cakupannya luas dan memadai, 4)
Pengorganisasian materi ajar runtut dan sistematik, 5) Kesesuaian alokasi waktu
dengan kesesuaian materi ajar, 6) Penggunaan bahasa dan tata tulis baku. Hasil
validasi Bahan Ajar yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen
Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu
Kepala Sekolah SD N Kledokan, dan validator III yaitu guru kelas II SD N Kledokan.
Output validator dapat dilihat pada tabel 3.10.
Tabel 3.10 Hasil Validasi Bahan Ajar
Validator
Validator I Validator II Validator III
4 5 4
2 4 4
4 2 4
4 2 2
2 4 4
5 5 5
3.5 3.6 3.8
Komponen Penilaian
1
2
3
4
5
6
Rata-rata
Rata-rata
4.3
3.3
3.3
2.6
3.3
5.0
3.6
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh
dalam validasi Bahan Ajar adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi
silabus adalah 2. Data di atas menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator
I yaitu 3,5, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 3,6, rata-rata skor yang
diperoleh dari validator III yaitu 3,8. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator
diperoleh skor 3,6. Peneliti menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang
diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-
rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Di lihat dari hasil
yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah
ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi.
Validator yang memberikan komentar yaitu validator III. Komponen penilaian
yang dikomentari oleh validator III. Komponen penilaian yang dikomentari oleh
validator III nomor 4. Komentar nomor 4 yaitu di urutkan cara mencari luas dan
rumus luas di setiap bangun datar. Berdasarkan kriteria penilaian yang mendapat
komentar negatif direvisi maka peneliti merevisi bahan ajar berdasarkan ada
komentar dari validator III.
3.6.1.1.4 Validitas LKS
Validasi keempat yaitu LKS. Komponen penilaian LKS meliputi: 1)
Kelengkapan unsur LKS, 2) Kesesuaian indikator/tujuan pembelajaran dengan LKS,
3) Rumusan petunjuk pengerjaan LKS sederhana dan mudah dipahami siswa, 4) LKS
membantu siswa dalam memahami materi ajar, 5) LKS menunjukkan keruntutan
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kegiatan belajar, 6) Tampilan LKS menarik dan indah, 7) Penggunaan bahasa dan tata
tulis baku. Hasil validasi LKS yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen
Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang matematika, validator II yaitu
Kepala Sekolah SD N Kledokan, dan validator III yaitu guru kelas V SD N Kledokan.
Output validator dapat dilihat pada tabel 3.11.
Tabel 3.11 Hasil Validasi LKS
Rata-rata Validator III
2 3.3
4 4.3
2 3.7
4 4.3
4 4
4 4
5 4.7
3.6 4
Tabel 3.11 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh
dalam validasi LKS adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi silabus
adalah 2. Data di atas menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator I yaitu
4,6, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 4, rata-rata skor yang
diperoleh dari validator III yaitu 3,6. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator
diperoleh skor 4. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil
rata-rata yang diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun
jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Di
lihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi
target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi.
48
Komponen Penilaian
1
2
3
4
5
6
7
Rata-rata
Validator
Validator
II
4
4
4
4
4
4
4
4
Validator I
4
5
5
5
4
4
5
4.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validator yang memberikan komentar yaitu validator I dan validator III.
Komponen penilaian yang dikomentari oleh validator I nomor 1dan 5. Komentar
nomor 1 yaitu harap dilengkapi. Komentar nomor 5 yaitu mohon diberi petunjuk
yang runtut. Komponen penilaian yang dikomentari oleh validator III nomor 1.
Komentar nomor 1 yaitu tidak dilengkapi indikator/tujuan pembelajaraan.
Berdasarkan kriteria penilaian yang mendapat komentar negatife direvisi maka
peneliti merevisi LKS berdasarkan ada komentar dari validator I dan validator III.
3.6.1.1.5 Validitas Soal Evaluasi
Validasi kelima yaitu soal evaluasi. Komponen penilaian soal evaluasi meliputi:
1) Kesesuaian indikator dengan butir soal, 2) Kalimat yang digunakan sederhana dan
tidak berlebihan, 3) Bahasa jelas, baku, dan sederhana, 4) Keluasan cakupan soal, 5)
Pilihan jawaban tidak mengandung ambiguitas, 6) Urutan alternatif jawaban logis, 7)
Soal tidak berisi jebakan yang tidak ada jawabannya, 8) Pertanyaan tidak
mengandung kunci jawaban. Hasil validasi Soal Evaluasi yang divalidasi oleh
Validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam
bidang matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SD N Kledokan, dan validator
III yaitu guru kelas V SD N Kledokan. Output validator dapat dilihat pada tabel 3.12.
Tabel 3.12 Hasil Validasi Soal Evaluasi
Validator
Validator Validator I II
4 4
5 4
5 4
5 4
5 4
Komponen
Penilaian
1
2
3
4
5
Rata-rata Validator III
4 4
2 3.7
2 3.7
5 4.7
4 4.3
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 4 5 4 4.3
7 5 4 4 4.3
8 5 4 2 3.7
Rata-rata 4.8 4.1 3.4 4.1
Tabel 3.12 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh
dalam validasi LKS adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi silabus
adalah 2. Data di atas menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator I yaitu
4,8, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 4,1, rata-rata skor yang
diperoleh dari validator III yaitu 3,4. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator
diperoleh skor 4,1. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil
rata-rata yang diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun
jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Di
lihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi
target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi.
Validator yang memberikan komentar yaitu validator I dan validator III.
Komponen penilaian yang dikomentari oleh validator I nomor 1. Komentar nomor 1
yaitu harap ditambah aspek afektif. Komponen penilaian yang dikomentari oleh
validator III nomor 2 dan 8. Komentar nomor 2 yaitu beberapa soal perlu diperbaiki
agara lebih mudah dipahami siswa (nomor 11&16). Komentar nomor 8 yaitu soal
nomor 18 &19 jawaban belum ada dan soal nomor 22&27 jawaban kurang sesuai.
Berdasarkan kriteria penilaian yang mendapat komentar negatife direvisi maka
peneliti merevisi soal evaluasi berdasarkan ada komentar dari validator I dan
validator III.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.1.1.6 Validasi Lembar Observasi Kedisiplinan
Validasi keenam yaitu lembar observasi kedisiplinan. Komponen penilaian
lembar observasi kedisiplinan meliputi: 1) Kelengkapan lembar observasi, 2)
Kesesuaian antara indikator dengan deskripsi, 3) Kalimat tidak bermakna ganda, 4)
Kualitas perilaku yang dituntut dalam indicator mencerminkan keutuhan
perkembangan kedisiplinan, 5) Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku.
Hasil validasi lembar observasi kedisiplinan yang divalidasi oleh Validator yaitu
salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Psikologi.
Output validator dapat dilihat pada tabel 3.13.
Tabel 3.13 Hasil Validasi Lembar Observasi Kedisiplinan
Validator Rata-rata
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
Tabel 3.13 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh
dalam validasi lembar observasi kedisiplinan adalah 5. Data di atas menjelaskan rata-
rata skor yang diperoleh dari validator yaitu 5. Validator tidak memberikan komentar
pada lembar observasi kedisiplinan maka lembar observasi dapat digunakan dalam
penelitian. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata
yang diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil
rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Di lihat dari
51
Komponen
Penilaian
1
2
3
4
5
Rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang
sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi.
3.6.1.2 Validitas Konstruk
Menurut Alen & Yen (Azwar (2011: 45) Validasi konstruk adalah tipe
validitas yang menunjukkan sejauhmana tes mengungkapkan suatu trait atau konstrak
teoretik yang hendak diukurnya. Validasi konstruk dipakai untuk mengukur prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran PKn pada materi pemeliharan lingkungan alam.
Peneliti melakukan uji validitas soal evaluasi di kelas III yang berjumlah 30
siswa pada salah satu SD Negeri di Yogyakarta. Menurut Sugiyono (2014: 255)
menuliskan bahwa rumus korelasi product moment sebagai berikut :
Gambar 3.2 Rumus Korelasi Product Moment
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi
Σx = Jumlah skor dalam sebaran x (skor item per butir)
Σy = Jumlah skor dalam sebaran y (skor item per total)
Σx2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x
Σy2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y
N = Jumlah responden
Jumlah responden ada 30 siswa maka r tabel yang digunakan adalah r tabel
dengan n = 30, pada taraf signifikasi 5%. Jadi untuk r tabel pada penelitian ini yaitu
52
( )
( ) +*
( )
( ) + √*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
0,361. Hasil penghitungan menggunakan SPPS 19 dapat dilihat pada tabel 3.14
berikut.
Tabel 3.14 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus I
No r hitung r tabel Keterangan Tindak Lanjut
1 1 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
2 0,802** 0,361 Valid Dipakai (soal no.1)
3 1,000** 0,361 Valid Dipakai (soal no.2)
4 0,267 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
5 0,239 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
6 0,802** 0,361 Valid Dipakai (soal no.3)
7 0,535** 0,361 Valid Dipakai (soal no.4)
8 0,117 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
9 0,464** 0,361 Valid Dipakai (soal no.5)
10 0,802** 0,361 Valid Dipakai (soal no.6)
11 0,802** 0,361 Valid Dipakai(soal no.7)
12 0,356 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
13 200 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
14 0,356 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
15 0,484** 0,361 Valid Dipakai (soal no.8)
16 0,802** 0,361 Valid Dipakai (soal no.9)
17 0,443* 0,361 Valid Dipakai (soal no.10)
18 0,089 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
19 0,200 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
20 0,356 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
21 0,695** 0,361 Valid Dipakai (soal no.11)
22 0,074 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
23 0,464* 0,361 Valid Dipakai (soal no.12)
24 0,598** 0,361 Valid Dipakai (soal no.13)
25 0,161 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
26 0,356 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
27 0,105 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
28 0,203 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
29 1.000** 0,361 Valid Dipakai (soal no.14)
30 0,535** 0,361 Valid Dipakai (soal no.15)
Tabel 3.14 menunjukkan bahwa terdapat 30 soal pilihan ganda yang diujikan
oleh peneliti. Soal yang valid dan digunakan oleh peneliti berjumlah 15. Pada
program SPSS 19 terdapat tanda yang menandakan soal tersebut valid atau tidak
valid, tanda tersebut dinamankan simbol asterik (**). Dengan simbol asterik satu (*)
menandakan bahwa soal tersebut valid dilihat pada taraf signifikansi 0,05. Sedangan
jika simbol asterik (**) soal tersebut juga valid namun jika dilihat dengan taraf
signifikansi 0,01. Tabel 3.15 menunjukkan bahwa terdapat 15 soal pilihan ganda yang
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
valid dan digunakan oleh peneliti untuk penelitian. Hasil validasi soal evaluasi pada
siklus II dapat dilihat pada tabel 3.15.
Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus II
No r hitung r tabel Keterangan Tindak Lanjut
1 1 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
2 0,681** 0,361 Valid Dipakai (soal no.1)
3 1.000** 0,361 Valid Dipakai (soal no.2)
4 0,120 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
5 0,695** 0,361 Valid Dipakai (soal no.3)
6 1,000** 0,361 Valid Dipakai (soal no.4)
7 0,695** 0,361 Valid Dipakai (soal no.5)
8 0,071 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
9 0,071 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
10 0,134 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
11 0,288 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
12 0,681** 0,361 Valid Dipakai (soal no.6)
13 1,000** 0,361 Valid Dipakai (soal no.7)
14 0,105 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
15 0,120 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
16 0,071 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
17 1,000** 0,361 Valid Dipakai (soal no.8)
18 0,484** 0,361 Valid Dipakai (soal no.9)
19 0,695** 0,361 Valid Dipakai (soal no.10)
20 0,239 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
21 0,484** 0,361 Valid Dipakai (soal no.11)
22 0,695** 0,361 Valid Dipakai (soal no.12)
23 0,134 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
24 0,071 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
25 0,484** 0,361 Valid Dipakai (soal no.13)
26 0,695** 0,361 Valid Dipakai (soal no.14)
27 1,000** 0,361 Valid Tidak Dipakai
28 0,695** 0,361 Valid Dipakai (soal no.15)
29 0,288 0,361 TidakValid Tidak Dipakai
30 0,089 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai
Tabel 3.15 menunjukkan bahwa terdapat 30 soal pilihan ganda yang diujikan
oleh peneliti. Soal yang valid dan digunakan oleh peneliti berjumlah 15. Pada
program SPSS 20 terdapat tanda yang menandakan soal tersebut valid atau tidak
valid, tanda tersebut dinamankan simbol asterik (**). Dengan simbol asterik satu (*)
menandakan bahwa soal tersebut valid dilihat pada taraf signifikansi 0,05. Sedangan
jika simbol asterik (**) soal tersebut juga valid namun jika dilihat dengan taraf
signifikansi 0,01.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang
harus dinilainya (Sudjana, 2014 : 16). Jadi, instrumen tersebut reliabel jika instrumen
menghasilkan data yang sama dalam beberapa kali pengukuran. Reliabilitas suatu tes
adalah taraf suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang
diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995: 209).
Menurut pengujian validitas, suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan
ketelitian hasil dalam suatu pengukuran. Sehingga kapan pun, dimanapun alat
tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama item yang tidak valid
pasti juga tidak reliabel. Item-item yang valid bisa jadi reliabel atau tidak reliabel.
Oleh karena itu, taraf reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien reliabilitas.
Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara 0,00 sampai
dengan 1,00, untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas yang diperoleh besar
koefisien korelasi dalam tabel statistik atas dasar taraf signifikansi 1% dan 5 %.
Kualifikasi reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.16 sebagai berikut:
Tabel 3.16 Kualifikasi Reliabilitas
No Koefiesien Korelasi Kualifikasi
1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
2 0,71 – 0,90 Tinggi
3 0,41 – 0,70 Cukup
4 0,21 – 0,40 Rendah
5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Teknik statistic yang digunakan untuk pengukuran yaitu product moment dari
person. Peneliti menghitung taraf reliabilitas suatu tes menggunakan rumus
Croanbach’s Alpha (koefisien alpha) sebagai berikut:
rtt =
Gambar 3.3 Rumus Croanbach’s Alpha
Keterangan :
rtt = koefisien reliabilitas
n = jumlah item
ΣSi2 = jumlah kuadrat S dari masing-masing item
Si2
= kuadrat S dari masing-masing item
Peneliti menggunakan program komputer SPSS 19 untuk membantu
penghitungan reliabilitas. Penghitungan menggunakan SPSS 19 dapat melalui
beberapa langkah, yaitu: 1) buka spss 20, 2) copy data tabulasi dari excell (yang
gugur dan jumlah total tidak dimasukkan), 3) paste pada spss, seperti langkah pada
uji validitas, 4) Scale > reliabilitas analisis. Hasil pengolahan data menggunakan
SPSS 19 dapat dilihat pada tabel 3.17 sebagai berikut:
Tabel 3.17 Hasil pengolahan data Menggunakan SPSS 19 Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based
on Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,727 ,896 31
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.17 menunjukkan bahwa hasil reliabilitas pada siklus I dengan jumlah
30 soal yaitu 0,894, termasuk dalam kriteria reliabilitas tinggi. Tabel hasil pengolahan
data menggunakan SPSS 19 siklus II dapat dilihat pada tabel 3.18.
Tabel 3.18 Hasil pengolahan data Menggunakan SPSS 19 Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized Alpha Items N of Items
,741 ,929 31
Tabel 3.18 menunjukkan bahwa hasil reliabilitas pada siklus I dengan jumlah
30 soal yaitu 0,714, termasuk dalam kriteria reliabilitas tinggi. Tabel 3.18 dan 3.19
menunjukkan hasil reliabilitas soal evaluasi pada siklus I dan siklus II reliable dan
layak digunakan untuk penelitian.
3.6.3 Indeks Kesukaran Soal
Supaya memperoleh kualitas soal yang baik selain validitas dan reliabilits
juga perlu adanya keseimbangan kesukaran soal yaitu antara soal yang mudah,
sedang, dan sukar proporsinya seimbang (Sudjana, 2014: 135). Tingkat kesukaran
soal dilihat dari kesanggupan atau kemampuan dalam menjawabnya bukan dilihatb
dari sudut guru dalam membuat soal. Rumus yang digunakan untuk menghitung
kesukaran soal menurut Sudjana (2014: 137).
I = 𝑁
Gambar 3.4 Rumus Indeks Kesukaran Soal
57
𝐵
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan :
I = Indeks kesukaran untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksudkan.
Semakin kecil hasil indeks yang diperoleh maka soal tersebut dikategorikan
semakin sulit, sedangkan semakin besar indeksnya maka soal tersebut dapat
dikategorikan semakin mudah. Kriteria indeks kesukaran menurut Sudjana (2014,
137) sebagai berikut :
Tabel 3.19 Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Kategori
0 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Berdasarkan tabel tersebut kriteria indeks kesukaran ada tiga. Ketiga kriteria
tersebut adalah sukar, sedang dan mudah. Peneliti mengujikan soal berjumlah 30 pada
salah satu SD Negeri di Yogyakarta. Berdasarkan klarifikasi di atas penghitungan
indeks kesukaran soal pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3.20.
Tabel 3.20 Hasil Indeks Kesukaran Soal Siklus I
No B N I Keterangan
1 28 30 0.93 Mudah
2 27 30 0.90 Mudah
3 28 30 0.93 Mudah
4 15 30 0.50 Sedang
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 25 30 0.83 Mudah
6 27 30 0.80 Mudah
7 24 30 0.80 Mudah
8 21 30 0.70 Sedang
9 28 30 0.93 Mudah
10 27 30 1.00 Mudah
11 27 30 1.00 Mudah
12 27 30 0.90 Mudah
13 24 30 0.80 Mudah
14 27 30 0.90 Mudah
15 23 30 0.77 Mudah
16 27 30 0.90 Mudah
17 8 30 0.27 Sukar
18 27 30 0.90 Mudah
19 24 30 0.80 Mudah
20 27 30 0.90 Mudah
21 29 30 0.97 Mudah
22 19 30 0.63 Sedang
23 28 30 0.93 Mudah
24 25 30 0.83 Mudah
25 22 30 0.73 Mudah
26 27 30 0.90 Mudah
27 26 30 0.87 Mudah
28 19 30 0.63 Sedang
29 28 30 0.93 Mudah
30 24 30 0.80 Mudah
Tabel 3.20 menunjukkan bahwa penghitungan indeks kesukaran soal
pada siklus I memperoleh data bahwa soal yang mudah ada 25 butir, sedang ada 4
butir, dan sukar ada 1 butir. Penghitungan indeks kesukaran soal pada siklus II dapat
dilihat pada tabel 3.21.
Tabel 3.21 Hasil Indeks Kesukaran Soal Siklus II
Keterangan
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
59
B
28
26
28
25
29
I
0.93
0.87
0.93
0.83
0.97
N
30
30
30
30
30
No
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Tabel 3.21 menunjukkan bahwa penghitungan indeks kesukaran soal pada
siklus II memperoleh data bahwa soal yang mudah ada 30 butir.
3.7 Teknik Analisis Data
Data pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif berupa kata-kata atau kalimat, sehingga mampu
memberikan suatu gambaran pada keadaan seperti hasil wawancara dengan guru
kelas serta komentar siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dan soal-
soal evaluasi yang diujikan. Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis statistik
deskriptif agar dapat memberikan suatu gambaran terhadap keberhasilan tindakan.
60
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
28
29
28
28
24
26
26
28
26
25
28
28
23
29
25
23
29
24
28
23
29
28
29
26
27
0.93
0.90
0.93
0.93
0.80
0.87
0.87
0.93
0.87
0.83
0.93
0.93
0.80
0.97
0.83
0.77
0.97
0.80
0.93
0.77
0.97
0.93
0.97
0.87
0.90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Teknik statistik deskriptif pada penelitian ini adalah mencari rata-rata tingkat
kedisiplinan setiap indikator, rata-rata keseluruhan skor kedisiplinan, rata-rata nilai
evaluasi, dan persentase jumlah siswa yang telah mencapai KKM.
3.7.1 Analisis Kedisiplinan
Data kedisiplinan siswa peneliti peroleh berdasarkan hasil observasi
menggunakan lembar observasi. Observasi yang dilakukan sebelum tindakan
digunakan untuk menentukan kondisi awal kedisiplinan yang dimiliki oleh siswa.
Peneliti juga melakukan observasi terhadap kedisiplinan siswa ketika berlangsungnya
tindakan untuk menentukan data kedisiplinan. Data kedisiplinan sebelum dan ketika
tindakan dibandingkan untuk melihat adanya peningkatan kedisiplinan yang dimiliki
oleh siswa. Langkah-langkah menghitung kedisiplinan siswa adalah sebagai berikut.
3.7.1.1 Memberikan skor pada siswa setiap pertemuan. Skor yang diberikan pada
siswa 1 – 3. Skor 1 jika siswa tidak nampak melakukan aktivitas yang dinilai,
skor 2 jika siswa cukup nampak melakukan aktivitas , sedangkan skor 3 jika
siswa nampak melakukan aktivitas yang dinilai.
3.7.1.2 Menghitung jumlah skor berdasarkan lembar observasi anak memperoleh skor
berapa.
3.7.1.3 Menghitung jumlah skor kedisiplinan siswa dari setiap item.
3.7.1.4 Menghitung rata-rata skor kedisiplinan siswa dalam kelas.
Jumlah rata-rata skor dalam kelas
Jumlah siswa
3.7.1.5 Menghitung nilai kedisiplinan siswa.
Skor diperoleh x 100
Skor maksimal 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.7.1.6 Menetapkan kriteria tingkat kedisiplinan menggunakan kriteria PAP tipe I
Rentang Skor
No. Persentase Keterangan Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Keseluruhan
1. 90% - 100% 16,2 – 18 10,8 – 12 10,8 – 12 37,8 – 42 Sangat Disiplin
2. 80% - 89% 14,4 – 16,1 9,6 – 10,7 9,6 – 10,7 33,6 - 37,7 Disiplin
3. 65% - 79% 11,7 – 14,3 7,8 – 9,5 7,8 – 9,5 27,3 - 33,5 Cukup Disiplin
4. 55% - 64% 9,9 – 11,6 6,6 – 7,7 6,6 – 7,7 23,1 – 27,2 Kurang Disiplin
5. Di bawah 55% < 9,8 <6,5 <6,5 Dibawah 23 Sangat Kurang Disiplin
3.7.1.7 Menghitung jumlah siswa disiplin.
3.7.1.8 Menghitung persentase siswa yang berada dalam kriteria minimal cukup
disiplin.
3.7.1.9 Membandingkan tingkat kedisiplinan siswa berdasarkan data awal dengan
data siklus I dan II.
3.7.2 Analisis Prestasi Belajar
Data awal mengenai prestasi belajar siswa diperoleh berdasarkan hasil
pengamatan dokumen yang dilakukan oleh peneliti, sedangkan data akhir diperoleh
berdasarkan hasil evaluasi setelah tindakan pada siklus I dan II. Langkah-langkah
untuk pengolahan data prestasi belajar siswa pada aspek kogntif diuraikan oleh
peneliti dsebagai berikut.
3.7.2.1 Penilaian akhir siklus
Penilaian evaluasi akhir siklus peneliti melakukan penyekoran pada soal pilihan
ganda dengan rincian bahwa jawaban benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0.
Rumus yang digunakan peneliti pada soal pilihan ganda yaitu rumus pensekoran
pilihan ganda dengan rumus :
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jumlah item yang benar/Jumlah soal x 100
3.7.2.2 Peneliti menghitung nilai rata-rata kelas dan presentase jumlah siswa yang
mencapai KKM dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Menghitung jumlah skor rata-rata kelas dengan menggunakan rumus =
Jumlah nilai seluruh siswa
Jumlah siswa
3.7.2.3 Menghitung persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dengan
menggunakan rumus =
Jumlah siswa yang mencapai KKM / Jumlah seluruh siswa x 100
3.7.2.4 Membandingkan tingkat prestasi belajar siswa untuk mengetahui penerapan
pendekatan kontekstual dalam upaya meningkatakan prestasi belajar siswa.
Perbandingan dilakukan dengan membandingkan antara kondisi awal prestasi
belajar siswa yang diperoleh berdasarkan kondisi prestasi belajar siswa akhir
siklus yang diperoleh berdasarkan hasil evaluasi setiap akhir siklus.
3.8 Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
Berikut ini jadwal penelitian yang dilaksanakan.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.22 Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Tahun 2017/2018
Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb
1. Penyusunan proposal skripsi
2. Pengajuan proposal skripsi
3. Pengajuan rancangan
penelitian
4. Pelaksanaan penelitian
5. Penyusunan laporan hasil
penelitian
6. Ujian skripsi
7. Revisi
8. Pengesahan dokumen
skripsi oleh
dosen pembimbing
dan dekan dan penggandaan.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian
meliputi deskripsi penelitian, proses penelitian, dan hasil observasi kedisiplinan dan
prestasi belajar siswa.
4.1 Deskripsi Penelitian
Penelitian ini mengacu pada siklus yang dilakukan oleh Kemmis dan
Taggart yang terdiri dari 2 siklus yaitu penelitian siklus I dan penelitian siklus II. Satu
siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, dengan alokasi waktu 2 JP (2 x 35 menit) dalam
setiap pertemuan. Tahap-tahap dalam setiap siklus dalam PTK meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Peneliti dalam melakukan penelitian ini
bekerjasama dengan guru kelas untuk membantu mengkondisikan siswa supaya
proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana. Peneliti juga bekerjasama
dengan teman sejawat untuk membantu mendokumentasikan dan mengobservasi
kedisiplinan siswa selama proses pembelajaran berlangsung khususnya dalam
mata pelajaran matematika. Peneliti menggunakan perangkat pembelajaran yang
dibuat setelah divalidasi oleh dosen Matematika, dosen Psikologi, kepala sekolah,
guru, dan juga uji soal evaluasi pada siswa.
Peneliti dalam penelitian bertindak sebagai pelaksana penelitian. Hal ini
berdasarkan kesepakatan dari guru kelas. Guru kelas berpendapat bahwa peneliti
lebih paham dan mengerti tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan untuk mengajar. Guru kelas bertindak sebagai pengamat selama
pembelajaran berlangsung.
4.1.1 Siklus I
Penelitian siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
4.1.1.1 Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti setelah melakukan observasi
dan menemukan permasalahan dalam proses pembelajaran yaitu mengenai rendahnya
kedisiplinan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Matematika maka
peneliti merencanakan untuk menciptakan proses pembelajaran yang dapat
membuat siswa disiplin sehingga prestasi belajar dapat tercapai sesuai dengan
harapan. Peneliti dalam tahap perencanaan pembelajaran menggunakan
pendekatan kontekstual. Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran dan
instrumen penelitian. Peneliti sebelum melakukan penelitian, meminta surat ijin
uji validitas soal dan surat ijin penelitian. Perangkat pembelajaran yang
dipersiapkan yaitu silabus, RPP pertemuan 1 dan 2, bahan ajar pertemuan 1 dan 2,
lembar kerja kelompok, lembar kerja siswa pertemuan 1 dan 2 beserta kunci
jawaban, rubrik penilaian soal evaluasi pertemuan 1 dan 2 beserta kunci jawaban,
dan soal evaluasi siklus I beserta kunci jawaban. Peneliti juga menyiapkan
perangkat penelitian berupa lembar observasi kedisiplinan siswa selama proses
berlangsung.
4.1.1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam 2 kali pertemuan yaitu pertemuan 1
dan pertemuan 2.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.1.2.1 Pertemuan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 25 September 2017
dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) pada pukul 09.10-10.10
dengan bahan ajar yaitu mengenal bangun datar trapesium. Peneliti awalnya memberi
salam kepada siswa dan siswa menjawab salam “selamat pagi”. Peneliti membuka
pembelajaran dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa. Peneliti
melakukan presensi kehadiran siswa dengan menanyakan “siapa yang tidak masuk
hari ini”. Siswa menjawab “masuk semua”. Peneliti kemudian menyampaikan
pembelajaran yang akan dipelajari hari ini yaitu bangun datar trapesium.
Peneliti melakukan kegiatan ini dengan materi ajar bangun datar trapesium.
Peneliti membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri 4-5 siswa. Peneliti
memberikan media trapesium pada setiap kelompoknya untuk mendiskusikan sifat
dan bagian-bagian bangun datar yang berbentuk trapesium.
Setelah selesai mengerjakan tugas dalam kelompok, peneliti meminta
perwakilan kelompok mepresentasikan hasil pekerjaan kelompok di depan kelas.
Peneliti memberikan semangat pada siswa dengan memberikan senyum, berkata
pintar, bagus, dan memberi tepuk tangan. Setelah semua kelompok
mempresentasikan hasilnya, peneliti membahas dan memberi pembenaran atas
jawaban siswa. Peneliti kemudian menyimpulkan pembelajaran yang sudah
berlangsung. Peneliti membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara
mandiri. Peneliti berpesan untuk tidak bertanya kepada teman dan membuka catatan.
Setelah selesai mengerjakan, tugas dikumpulkan, kemudian dilanjutkan dengan
berbagai pertanyaan refleksi. Peneliti bertanya “bagaimana perasaanmu setelah
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengikuti pelajaran hari ini?”. Siswa menjawab “ senang”. Peneliti bertanya kembali
”apakah kamu terlibat dalam diskusi kelompok dan menggunakan waktu secara
disiplin?”. Siswa menjawab “iya”. Peneliti bertanya kembali “apakah kamu sudah
memahami bangun datar trapesium?”. Siswa menjawab “sudah”. Peneliti
memberikan apresiasi dengan mengatakan “bagus”. Peneliti bertanya lagi mengenai
manfaat dari pembelajaran hari ini. Semua siswa diam. Peneliti memberi contoh
bentuk kongkret bangun datar trapesium, yaitu salah satu sisi atap rumah joglo.
Peneliti mengakhiri pertemuan dengan memberi tugas pada siswa untuk
dikerjakan di rumah. Siswa diminta untuk mempelajari materi bangun datar
trapesium. Kemudian pembelajaran ditutup doa bersama, mengucapkan selamat siang
dan terima kasih.
4.1.1.2.2 Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 27 September 2017 dengan
alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) pada pukul 09.10-10.10 dengan bahan
ajar yaitu menghitung luas trapesium. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti yaitu
memberi salam kepada siswa dan disambut dengan meriah pleh siswa dengan
menjawab salam “selamat pagi”. Peneliti membuka pembelajaran dengan berdoa
bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa. Peneliti melakukan presensi kehadiran
siswa dengan menanyakan “siapa yang tidak masuk hari ini”. Siswa menjawab
“masuk semua”. Sebelum masuk ke materi yang akan diajarkan peneliti bertanya
kepada siswa mengenai materi yang sudah dipelajari satu minggu hari yang lalu.
Salah satu siswa menjawab “kemarin belajar tentang bangun datar trapesium”.
Peneliti menanggapi “pintar sekali ternyata masih ingat. Peneliti kemudian
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini yaitu menghitung luas
trapesiun. Peneliti bertanya pada siswa “Sudah siap belajar hari ini”. Siswa menjawab
dengan semangat “siap”.
Peneliti melakukan kegiatan ini dengan materi ajar menghitung luas trapesium.
Peneliti membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri 4-5 siswa. Peneliti
membagikan lembar kerja kelompok pada masing-masing kelompok. Siswa
mengerjakan tugas kelompok sesuai kelompok masing-masing. Siswa dalam
kelompok memotong bangun-bangun trapesium kemudian membentuknya menjadi
bangun datar trapesium dan menghitung luasnya.
Setelah selesai mengerjakan tugas dalam kelompok, peneliti meminta
perwakilan kelompok mepresentasikan hasil pekerjaan kelompok di depan kelas.
Peneliti memberikan semangat pada siswa dengan memberikan senyum, berkata
pintar, bagus, dan memberi tepuk tangan. Setelah semua kelompok
mempresentasikan hasilnya, peneliti membahas dan memberi pembenaran atas
jawaban siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan mengerjakan LKS yang dilakukan
secara mandiri untuk mengetahui kemampuan siswa. Setelah semua selesai
perwakilan setiap kelompok mengumpulkan LKS. Peneliti kemudian menyimpulkan
pembelajaran yang sudah berlangsung. Peneliti membagikan soal evaluasi untuk
dikerjakan siswa secara mandiri. Peneliti berpesan untuk tidak bertanya kepada teman
dan membuka catatan. Setelah selesai mengerjakan, tugas dikumpulkan, kemudian
dilanjutkan dengan berbagai pertanyaan refleksi. Peneliti bertanya “bagaimana
perasaanmu setelah mengikuti pelajaran hari ini?”. Siswa menjawab “ senang”.
Peneliti bertanya kembali ”apakah kamu terlibat dalam diskusi kelompok dan
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan waktu secara disiplin?”. Siswa menjawab “iya”. Peneliti bertanya
kembali “apakah kamu sudah bisa menghitung luas trapesium?”. Siswa menjawab
“sudah”. Peneliti memberikan apresiasi dengan mengatakan “bagus”. Peneliti
bertanya lagi mengenai manfaat dari pembelajaran hari ini.
Peneliti mengakhiri pertemuan dengan memberi tugas pada siswa untuk
dikerjakan di rumah. Siswa diminta untuk mempelajari materi menghitung luas
trapesium. Kemudian pembelajaran ditutup doa bersama, mengucapkan selamat siang
dan terima kasih.
4.1.1.3 Observasi
Kegiatan observasi ini, peneliti dibantu oleh seorang observer untuk
mengamati kedisiplinan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan guru
kelas sebagai pengamat. Observasi juga dilakukan oleh peneliti untuk mengamati
siswa dalam mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK), LKS, soal evaluasi
akhir pertemuan, dan soal evaluasi akhir siklus. Peneliti melakukan observasi
juga bertujuan untuk mengenal karakter dari siswa.
4.1.1.4 Refleksi
Peneliti melakukan refleksi untuk melihat kembali proses pembelajaran yang
sudah berlangsung yaitu berkaitan dengan pelaksanaan dengan perencanaan
pembelajaran. Peneliti meninjau tentang kedisiplinan siswa selama proses
pembelajaran berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Peneliti meninjau
jawaban lembar kerja kelompok, lembar kerja siswa, evaluasi akhir pertemuan,
dan evaluasi akhir siklus untuk melihat ketercapaian indikator khususnya mengenai
prestasi belajar.
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertemuan pertama dilakukan hari Senin tanggal 25 September 2017 pada
pukul 09.10-10.10. Peneliti telah melakukan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
RPP yang telah dibuat. Peneliti dalam melakukan pembelajaran menggunakan
pendekatan kontesktual dengan media pembelajaran sesuai dengan yang telah
direncanakannya yaitu menggunakan media bangun datar menggunakan kertas
karton.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 September 2017
pukul 09.10-10.10. Pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan yang telah
direncanakannya. Media yang digunakan yaitu gunting, kertas asturo, kertas karton,
lem.
4.1.2 Siklus II
Penelitian siklus II meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
4.1.2.1 Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti setelah melakukan siklus I
masih terdapat permasalahan dalam pembelajaran yaitu mengenai rendahnya
kedisiplinan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Matematika.
Peneliti merencanakan untuk melanjutkan proses pembelajaran yaitu melakukan
siklus II yang bertujuan untuk dapat mendisiplinkan siswa agar prestasi belajar
dapat tercapai sesuai dengan rencana. Peneliti dalam tahap perencanaan
pembelajaran sama dengan siklus I yaitu menggunakan pembelajaran kontekstual.
Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang
dipersiapkan yaitu silabus, RPP pertemuan 1 dan 2, bahan ajar pertemuan 1 dan
2, lembar kerja kelompok pertemuan 1 dan 2 beserta rubrik penilaian, lembar kerja
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa pertemuan 1 dan 2 beserta kunci jawaban, rubrik penilaian soal evaluasi
pertemuan 1 dan 2 beserta kunci jawaban, dan soal evaluasi siklus I beserta kunci
jawaban. Peneliti juga menyiapkan perangkat penelitian berupa lembar observasi
kedisiplinan siswa selama proses berlangsung.
4.1.2.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II dilakukan 2 kali pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2.
4.1.2.2.1 Pertemuan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 2 Oktober 2017 dengan
alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) pada pukul 09.10-10.10 dengan bahan
ajar yaitu mengenal bangun datar layang-layang. Peneliti awalnya memberi salam
kepada siswa dan siswa menjawab salam “selamat pagi”. Peneliti membuka
pembelajaran dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa. Peneliti
melakukan presensi kehadiran siswa dengan menanyakan “siapa yang tidak masuk
hari ini”. Siswa menjawab “masuk semua”. Peneliti kemudian menyampaikan
pembelajaran yang akan dipelajari hari ini yaitu mengenal bangun datar layang-
layang..
Peneliti melakukan kegiatan ini dengan materi ajar mengenal bangun datar
sederhana layang-layang. Media yang digunakan adalah layang-layang yang terbuat
dari bambu yang sudah dipersiapkan peneliti dari rumah. Peneliti membagi siswa ke
dalam kelompok yang terdiri 4-5 siswa. Peneliti membagikan lembar kerja kelompok
pada masing-masing kelompok. Siswa mengerjakan tugas kelompok sesuai kelompok
masing-masing. Siswa dalam mengajukan pertanyaan lebih banyak pada saat kerja
kelompok.
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah selesai mengerjakan tugas dalam kelompok, peneliti meminta
perwakilan kelompok mepresentasikan hasil pekerjaan kelompok di depan kelas.
Peneliti memberikan semangat pada siswa dengan memberikan senyum, berkata
pintar, bagus, dan memberi tepuk tangan. Setelah semua kelompok
mempresentasikan hasilnya, peneliti membahas dan memberi pembenaran atas
jawaban siswa. Peneliti kemudian menyimpulkan pembelajaran yang sudah
berlangsung. Peneliti membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara
mandiri. Peneliti berpesan untuk tidak bertanya kepada teman dan membuka catatan.
Setelah selesai mengerjakan, tugas dikumpulkan, kemudian dilanjutkan dengan
berbagai pertanyaan refleksi. Peneliti bertanya “bagaimana perasaanmu setelah
mengikuti pelajaran hari ini?”. Siswa menjawab “senang”. Peneliti bertanya kembali
”apakah kamu terlibat dalam diskusi kelompok dan menggunakan waktu secara
disiplin?”. Siswa menjawab “iya”. Peneliti bertanya kembali “apakah kamu sudah
memahami bangun datar sederhana layang-layang?”. Siswa menjawab “sudah”.
Peneliti memberikan apresiasi dengan mengatakan “bagus”. Peneliti bertanya lagi
mengenai manfaat dari pembelajaran hari ini. Salah satu siswa menjawab
“mengetahui bangun datar sederhana layang-layang”. Peneliti menanggapi dengan
memberi tepuk tangan dan memberi pembenaran. Peneliti mengakhiri pertemuan
dengan memberi tugas pada siswa untuk dikerjakan di rumah. Siswa diminta untuk
mempelajari mengenal bangun datar sederhana layang-layang. Kemudian
pembelajaran ditutup doa bersama, mengucapkan selamat siang dan terima kasih.
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.2.2.2 Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Oktober 2017 dengan
alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) pada pukul 09.10-10.10 dengan bahan
ajar yaitu menghitung luas layang-layang. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti
yaitu memberi salam kepada siswa dan disambut dengan meriah oleh siswa dengan
menjawab salam “selamat pagi”. Peneliti membuka pembelajaran dengan berdoa
bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa. Peneliti melakukan presensi kehadiran
siswa dengan menanyakan “siapa yang tidak masuk hari ini”. Siswa menjawab
“masuk semua”. Sebelum masuk ke materi yang akan diajarkan peneliti bertanya
kepada siswa mengenai materi yang sudah dipelajari satu minggu yang lalu. Salah
satu siswa menjawab “kemarin belajar tentang mengenal bangun datar sederhana
layang-layang”. Peneliti menanggapi “pintar sekali ternyata masih ingat. Peneliti
kemudian menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini yaitu cara
menghitung luas layang-layang. Peneliti bertanya pada siswa “Sudah siap belajar hari
ini”. Siswa menjawab dengan semangat “siap”.
Peneliti melakukan kegiatan ini dengan materi ajar cara menghitung luas
layang-layang dengan menggunakan model berbagai ukuran. Peneliti membagi siswa
ke dalam kelompok yang terdiri 4-5 siswa. Peneliti membagikan lembar kerja
kelompok pada masing-masing kelompok. Siswa mengerjakan tugas kelompok sesuai
kelompok masing-masing. Siswa dalam mengajukan pertanyaan lebih banyak pada
saat kerja kelompok.
Setelah selesai mengerjakan tugas dalam kelompok, peneliti meminta
perwakilan kelompok mepresentasikan hasil pekerjaan kelompok di depan kelas.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti memberikan semangat pada siswa dengan memberikan senyum, berkata
pintar, bagus, dan memberi tepuk tangan. Setelah semua kelompok
mempresentasikan hasilnya, peneliti membahas dan memberi pembenaran atas
jawaban siswa. Peneliti kemudian menyimpulkan pembelajaran yang sudah
berlangsung. Peneliti membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara
mandiri. Peneliti berpesan untuk tidak bertanya kepada teman dan membuka catatan.
Kemudian dilanjutkan dengan berbagai pertanyaan refleksi. Peneliti bertanya
“bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pelajaran hari ini?”. Siswa menjawab “
senang”. Peneliti bertanya kembali ”apakah kamu terlibat dalam diskusi kelompok
dan menggunakan waktu secara disiplin?”. Siswa menjawab “iya”. Peneliti bertanya
kembali “apakah kamu sudah memahami cara menghitung luas layang-layang?”.
Siswa menjawab “sudah”. Peneliti memberikan apresiasi dengan mengatakan
“bagus”. Peneliti bertanya lagi mengenai manfaat dari pembelajaran hari ini. Salah
satu siswa manfaatnya supaya bisa menghitung luas layang-layang. Peneliti
menanggapinya “ bagus pintar sekali”.
Peneliti mengakhiri pertemuan dengan memberi tugas pada siswa untuk
dikerjakan di rumah. Siswa diminta untuk mempelajari materi menghitung luas
layang-layang. Kemudian pembelajaran ditutup doa bersama, mengucapkan selamat
siang dan terima kasih.
4.1.2.3 Observasi
Observasi yang dilakukan pada siklus II ini yaitu kedisiplinan dan prestasi
belajar siswa. Kedisiplinan siswa berdasarkan indikator diamati oleh observer
dengan menggunakan lembar kedisiplinan. Prestasi yang diamati peneliti
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan hasil pekerjaan siswa yaitu LKK, soal evaluasi akhir pertemuan, dan
soal evaluasi akhir siklus.
4.1.2.4 Refleksi
Peneliti mengevaluasi hasil pembelajaran pada siklus II bahwa pembelajaran
dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pada pertemuan 1 alokasi waktu yang
digunakan 2 jam pelajaran. RPP juga dapat dijalankan dengan lancar dan berurutan.
Media yang digunakan juga sesuai yaitu steroform layang-layang kertas manila. Pada
siklus II ini peneliti mengubah anggota kelompok tidak seperti pada siklus II karena
ada satu kelompok yang ramai.
Pertemuan yang 2, alokasi waktu yang digunakan 2 jam pelajaran. RPP juga
dapat dijalankan dengan lancar dan berurutan. Media yang digunakan juga sesuai
yaitu gambar layang-layang, benda yang berbentuk layang-layang yaitu layang-
layang yg sudah dibuat oleh peneliti. Peneliti menemukan juga kelompok yang
merasa asyik dengan kelompok barunya saat mengerjakan lembar kerja kelompok.
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dibahas di sini ada dua hal yaitu kualitas proses selama
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang berupa kedisiplinan
siswa dan kualitas hasil pembelajaran yang berupa prestasi belajar siswa.
4.2.1 Kualitas proses selama pembelajaran
Peneliti mengamati kualitas proses selama pembelajaran berlangsung tentang
kedisiplinan siswa meliputi tiga indikator. Tiga indikator tersebut yaitu 1) siswa
melaksanakan tata tertib yang berlaku di sekolah dengan baik, 2) taat terhadap
kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku, 3) menguasai diri dan instrospeksi saat
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaraan berlangsung. Hasil kualitas proses yang diamati oleh peneliti pada
setiap siklus sebagai berikut.
4.2.1.1 Siklus I
Kualitas proses pembelajaran Matematika pada materi bangun datar sederhana
dapat dilihat dari tiga indikator pada kedisiplinan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Indikator kedisiplinan tersebut yaitu (1) Melaksanakan tata tertib yang
berlaku di sekolah dengan baik; (2) Taat terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang
berlaku; (3) Menguasai diri dan instrospeksi. Peneliti memberikan skor 1-3 pada
siswa. Skor 1 jika siswa tidak nampak melakukan aktivitas yang dinilai, skor 2 jika
siswa cukup nampak melakukan aktivitas , sedangkan skor 3 jika siswa nampak
melakukan aktivitas yang dinilai. Peneliti menentukan siswa yang tergolong minimal
cukup disiplin pada tabel 3.1 kriteria kedisiplinan. Hasil observasi tentang
kedisiplinan siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kedisiplinan Siklus 1 Pertemuan 1
No. Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
1. A 7 5 4
2. B 9 4 5
3. C 9 5 5
4. D 8 4 5
5. E 9 5 5
6. F 9 4 5
7. G 9 3 5
8. H 9 3 5
9. I 9 2 2
10. J 9 2 3
11. K 5 2 4
12. L 9 3 5
13. M 9 6 4
14. N 9 5 4
15. O 9 6 6
16. P 9 6 5
17. Q 9 6 6
18. R 9 5 3
19. S 9 4 5
20. T 9 4 4
21. U 9 4 4
22. V 9 4 6
23. W 9 4 4
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24. X 9 3 5
25. Y 9 4 3
26. Z 8 5 4
27. AA 9 4 5
28. BB 9 4 3
29. CC 9 5 4
30. DD 9 4 5
Pertemuan 1 dalam lembar observasi kedisiplinan yang telah diubah dengan
menggunakan format angka bukan menggunakan cheklist. Pada data terlihat bahwa
siswa melakukan aktivitas sesuai dengan indikator-indikator yang sudah ada. Namun
pada dasarnya setiap siswa berbeda-beda dalam kedisiplinan di dalam kelas. Pada
tabel diatas bahwa kedisiplinan yang didapat siswa akan dijumlah dan hasilnya pada
kolom jumlah tersebut.
Selanjutnya tabel 4.2 akan membahas hasil observasi kedisiplinan siklus 1
pertemuan 2. Berikut adalah hasil observasi kedisiplinan tersebut.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kedisiplinan Siklus 1 Pertemuan 2
No. Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
1. A 7 6 6
2. B 9 6 6
3. C 9 6 6
4. D 9 4 6
5. E 9 6 6
6. F 7 6 6
7. G 9 6 5
8. H 9 6 5
9. I 9 5 4
10. J 9 5 4
11. K 9 4 4
12. L 9 6 4
13. M 9 6 6
14. N 9 5 6
15. O 9 5 6
16. P 9 6 6
17. Q 9 6 6
18. R 8 5 5
19. S 9 5 6
20. T 9 6 6
21. U 9 6 6
22. V 9 6 6
23. W 9 5 6
24. X 9 6 6
25. Y 8 5 6
26. Z 9 6 6
27. AA 9 6 6
28. BB 8 6 6
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29. CC 9 6 6
30. DD 9 6 6
Pertemuan 2 yang telah dirubah dengan menggunakan format angka bukan
menggunakan cheklist. Pada data terlihat bahwa siswa melakukan aktivitas sesuai
dengan indikator-indikator yang sudah ada. Namun pada dasarnya setiap siswa
berbeda-beda dalam kedisiplinannya. Pada tabel di atas bahwa kedisiplinan yang
didapat siswa akan dijumlah dan hasilnya pada kolom jumlah tersebut.
Hasil observasi yang didapat pada siklus 1 pertemuan 1 dan pertemuan 2 yang
telah diolah sehingga peneliti menghitungnya menjadi satu. Peneliti lalu
menggunakan data yang sudah dirangkum tersebut sebagai hasil kedisiplinan belajar
siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V SDN Kledokan seperti pada tabel
berikut :
Tabel 4.3 Hasil Observasi Siklus 1
Siklus 1
Keterangan
Cukup
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Cukup Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Keterangan
Kurang
Disiplin
Cukup Disiplin
Cukup
Disiplin
Disiplin
Sangat
Disiplin
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Disiplin
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
79
Keseluruhan
Skor
27
32
32
35
40
36
41
41
42
36
35
38
38
40
No Nama
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F
7. G
8. H
9. I
10. J
11. K
12. L
13. M
14. N
Indikator
3
6
7
8
9
10
10
12
11
12
8
11
10
10
12
Indikator
2
7
7
6
9
12
10
11
12
12
10
9
10
10
10
Indikator
1
14
18
18
17
18
16
18
18
18
18
14
18
18
18
Keterangan
Kurang
Disiplin
Kurang Disiplin
Sangat
Disiplin
Cukup
Disiplin
Sangat
Disiplin
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Disiplin
Cukup Disiplin
Disiplin
Disiplin
Disiplin
Keterangan
Sangat
Kurang
Disiplin
Kurang Disiplin
Cukup
Disiplin
Cukup
Disiplin
Disiplin
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
cukup Disiplin
Sangat Disiplin
Disiplin
Disiplin
Sangat
Disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siklus 1
No Nama
15. O
16. P
17. Q
18. R
19. S
20. T
21. U
22. V
23. W
24. X
25. Y
26. Z
27. AA
28. BB
29. CC
30. DD
Jumlah skor
Rata rata skor
Nilai
kedisiplinan
Jumlah
Siswa yang
minimal cukup
disiplin
Rata rata
siswa minimal
cukup
disiplin
Persentase
siswa
minimal cukup
disiplin
Tabel 4.3 menunjukkan tentang kedisiplinan siswa siklus I yaitu pertemuan 1
dan 2. Data yang diperoleh peneliti mengenai nilai dan persentase kedisiplinan siswa
80
Keseluruhan
Skor
37
38
36
38
39
37
39
39
35
41
30
31
32
35
40
38
1098
36,6
87,14
29
96,66%
Indikator
3
10
11
9
10
11
9
10
11
9
12
6
7
8
9
10
10
288
9,6
80
Keterangan
Disiplin
Sangat Disiplin
Cukup
Disiplin
Disiplin
Sangat Disiplin
Cukup
Disiplin
Disiplin
Sangat
Disiplin
Cukup Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Kurang Disiplin
Kurang
Disiplin
Cukup
Disiplin
Cukup Disiplin
Disiplin
Disiplin
26
Keterangan
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
30
Keterangan
Disiplin
Sangat
Disiplin
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Disiplin
Sangat
Disiplin
Cukup
Disiplin
Cukup
Disiplin
Cukup
Disiplin
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Indikator
2
9
9
9
11
10
10
11
10
8
11
7
7
6
9
12
10
284
9,4
78,88
Indikator
1
18
18
18
17
18
18
18
18
18
18
17
17
18
17
18
18
525
17,5
97,22
Keterangan
Cukup
Disiplin
Cukup Disiplin
Cukup
Disiplin
Sangat
Disiplin
Disiplin
Disiplin
Sangat Disiplin
Disiplin
Cukup Disiplin
Sangat
Disiplin
Kurang
Disiplin
Kurang
Disiplin
Sangat
Kurang Disiplin
Cukup Disiplin
Sangat
Disiplin
Disiplin
25
27
100% 83,33% 86,66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada indikator 1, 2, dan 3 pada siklus 1 yaitu 100, 83,33, 86,66 dengan persentase
100%, 83,33%, 86,66% sedangkan pada kondisi awal nilai dan persentase secara
berturut-turut yang dikatakan cukup disiplin pada indikator 1 ada 40 dan 35%, pada
indikator 2 ada 40 dan 35%, dan pada indikator 3 ada 40 dan 35%. Data hasil capaian
siklus I dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2.
120
97
70 70
40 40
Indikator 1 Indikator 2
Kondisi Awal Target Capaian
Gambar 4.1 Grafik Hasil Nilai Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus I
Gambar 4.1 menunjukkan ada hasil nilai capaian siklus I tercapai dengan 97,
78, 80. Berdasarkan hasil kondisi awal dengan hasil nilai akhir siklus I yaitu 40.
86.66%
70%
35% 35%
Indikator 2 Indikator 3
Target capaian Capaian siklus I
Gambar 4.2 Grafik Persentase Hasil Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus I
81
78 100
80
60
40
20
0
80 70
40
Indikator 3
Capaian Siklus I
83.33% 70%
100%
70%
35%
Indikator 1
Kondisi Awal
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.2 menunjukkan ada presentase capaian siklus I tercapai dengan
100%, 83,33%, 86,66% Berdasarkan hasil kondisi awal dengan hasil nilai akhir siklus
I yaitu 35%.
4.2.1.2 Siklus II
Kualitas proses selama pembelajaran Matematika siklus II dengan materi ajar
yaitu menghitung luas trapesium dan layang-layang dapat dilihat dari tiga indikator
pada kedisiplinan siswa. Indikator kedisiplinan tersebut yaitu (1) Melaksanakan tata
tertib yang berlaku di sekolah dengan baik; (2) Taat terhadap kebijakan dan
kebijaksanaan yang berlaku; (3) Menguasai diri dan instrospeksi. Peneliti
memberikan skor pada siswa 1-3. Skor 1 jika siswa tidak nampak melakukan
aktivitas yang dinilai, skor 2 jika siswa cukup nampak melakukan aktivitas ,
sedangkan skor 3 jika siswa nampak melakukan aktivitas yang dinilai. Hasil
observasi tentang kedisiplinan siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Kedisiplinan Siklus 2 Pertemuan 1
No. Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
1. A 8 5 6
2. B 9 6 6
3. C 9 6 6
4. D 9 6 6
5. E 9 6 6
6. F 9 6 6
7. G 9 5 6
8. H 9 6 6
9. I 9 6 5
10. J 9 5 4
11. K 7 4 6
12. L 9 6 5
13. M 9 6 6
14. N 9 6 6
15. O 9 5 6
16. P 9 5 6
17. Q 9 5 6
18. R 9 6 6
19. S 9 5 6
20. T 9 6 6
21. U 9 6 6
22. V 9 5 6
23. W 9 6 6
24. X 9 3 6
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25. Y 9 5 6
26. Z 8 5 6
27. AA 9 5 6
28. BB 9 5 6
29. CC 9 5 6
30. DD 9 6 6
Pertemuan 1 dalam lembar observasi kedisiplinan yang telah diubah dengan
menggunakan format angka bukan menggunakan cheklist. Pada data terlihat bahwa
siswa melakukan aktivitas sesuai dengan indikator-indikator yang sudah ada. Namun
pada dasarnya setiap siswa berbeda-beda dalam kedisiplinan di dalam kelas. Pada
tabel diatas bahwa kedisiplinan yang didapat siswa akan dijumlah dan hasilnya pada
kolom jumlah tersebut.
Selanjutnya tabel 4.5 akan membahas hasil observasi kedisiplinan siklus 2
pertemuan 2. Berikut adalah hasil observasi kedisiplinan tersebut.
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kedisiplinan Siklus 2 Pertemuan 2
No. Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
1. A 8 5 6
2. B 9 5 6
3. C 9 6 6
4. D 9 5 6
5. E 9 6 6
6. F 9 5 6
7. G 9 6 5
8. H 9 6 5
9. I 9 5 5
10. J 9 6 5
11. K 8 6 5
12. L 8 6 5
13. M 9 5 6
14. N 9 5 6
15. O 9 6 6
16. P 9 6 6
17. Q 9 5 6
18. R 8 5 6
19. S 9 5 6
20. T 9 5 6
21. U 9 5 6
22. V 9 5 6
23. W 9 5 6
24. X 9 6 6
25. Y 9 6 6
26. Z 8 5 6
27. AA 9 6 6
28. BB 9 6 6
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29. CC 9 6 6
30. DD 9 5 6
Pertemuan 2 yang telah dirubah dengan menggunakan format angka bukan
menggunakan cheklist. Pada data terlihat bahwa siswa melakukan aktivitas sesuai
dengan indikator-indikator yang sudah ada. Namun pada dasarnya setiap siswa
berbeda-beda dalam kedisiplinannya. Pada tabel di atas bahwa kedisiplinan yang
didapat siswa akan dijumlah dan hasilnya pada kolom jumlah tersebut.
Hasil observasi yang didapat pada siklus 2 pertemuan 1 dan pertemuan 2 yang
telah diolah sehingga peneliti merangkumnya menjadi satu. Peneliti lalu
menggunakan data yang sudah dirangkum tersebut sebagai hasil kedisiplinan belajar
siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V SDN Kledokan seperti pada tabel
berikut :
Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus 2
Siklus 2
Keterangan
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
84
Keseluruhan
Skor
38
41
42
41
42
41
40
41
39
38
36
39
41
41
Indikator
1
16
18
18
18
18
18
18
18
18
18
15
17
18
18
Keterangan
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Disiplin
Cukup Disiplin
Sangat Disiplin
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Keterangan
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
No Nama
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F
7. G
8. H
9. I
10. J
11. K
12. L
13. M
14. N
Keterangan
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Indikator
3
12
12
12
12
12
12
11
11
10
9
11
10
12
12
Indikator
2
10
11
12
11
12
11
11
12
11
11
10
12
11
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siklus 2
No Nama
15. O
16. P
17. Q
18. R
19. S
20. T
21. U
22. V
23. W
24. X
25. Y
26. Z
27. AA
28. BB
29. CC
30. DD
Jumlah skor
Rata rata skor
Nilai
kedisiplinan
Jumlah
Siswa yang minimal
cukup disiplin
Rata rata
siswa
minimal
cukup
disiplin
Persentase
siswa
minimal
cukup
disiplin
Tabel 4.6 menunjukkan tentang kedisiplinan siswa siklus II yaitu pertemuan 1
dan 2. Data yang diperoleh peneliti mengenai nilai dan persentase kedisiplinan siswa
85
Keseluruhan
Skor
41
41
40
40
40
41
41
40
41
39
41
38
41
41
41
41
1207
40,23
95,79
30
100%
Keterangan
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Keterangan
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
30
Indikator
1
18
18
18
17
18
18
18
18
18
18
18
16
18
18
18
18
531
17,7
98.33
Indikator
3
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
350
11,66
97,22
Indikator
2
11
11
10
11
10
11
11
10
11
9
11
10
11
11
11
11
326
10,86
90,55
Keterangan
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
30
Keterangan
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Disiplin
Sangat
Disiplin
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat Disiplin
Disiplin
Sangat Disiplin
Cukup
Disiplin
Sangat
Disiplin
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
Sangat
Disiplin
30
30
100% 100% 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada indikator 1, 2, dan 3 pada siklus II yaitu 98,33, 90,55, 97,22 dengan persentase
100%, 100%, 100% sedangkan pada capaian siklus I nilai dan persentase cukup
disiplin yaitu 100, 83,33, 86,66 dengan persentase 100%, 83,33%, 86,66% Data hasil
capaian siklus I dapat dilihat pada gambar 4.3 dan 4.4.
120
100
80
60
40
20
0
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
Capaian Siklus I Target Capaian Capaian Siklus I2
Gambar 4.3 Grafik Hasil Nilai Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus II
Gambar 4.3 menunjukkan ada hasil nilai capaian siklus II tercapai dengan
98,33, 90,55, 97,22. Berdasarkan hasil kondisi awal dengan hasil nilai akhir siklus II
yaitu 90.
100%
83.33% 90%
Indikator 2
Target capaian
Gambar 4.4 Grafik Persentase Hasil Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus II
86
98.33
83.33 86.66 90.55 90 97.22 100
90 90
90%
80%
60%
40%
20%
0%
Indikator 1
Kondisi Awal
100% 120%
100% 100% 100%
Indikator 3
Capaian siklus I
86.66% 90%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.4 menunjukkan ada presentase capaian siklus II tercapai dengan
100%, 100%, 100%. Berdasarkan hasil kondisi awal dengan presentase akhir siklus II
yaitu 90%.
4.2.2 Kualitas Hasil Pembelajaran
Prestasi belajar siswa berdasarkan hasil penelitian dilihat dari tiga hal. Tiga hal
yang diamati yaitu kondisi awal prestasi belajar siswa yang diperoleh dari nilai uas
dua tahun yang lalu dan tes prestasi belajar siswa yang dilaksanakan setiap akhir
siklus I dan akhir siklus II.
Tabel 4.7 Hasil Tes UTS 2017-2018
No. KKM Kondisi Awal Keterangan
1. 75 65 Tidak Mencapai KKM
2. 75 67 Tidak Mencapai KKM
3. 75 66 Tidak Mencapai KKM
4. 75 65 Tidak Mencapai KKM
5. 75 69 Tidak Mencapai KKM
6 75 50 Tidak Mencapai KKM
7 75 79 Mencapai KKM
8 75 60 Tidak Mencapai KKM
9 75 76 Mencapai KKM
10 75 63 Tidak Mencapai KKM
11 75 90 Mencapai KKM
12 75 65 Tidak Mencapai KKM
13 75 68 Tidak Mencapai KKM
14 75 65 Tidak Mencapai KKM
15 75 70 Tidak Mencapai KKM
16 75 65 Tidak Mencapai KKM
17 75 71 Tidak Mencapai KKM
18 75 63 Tidak Mencapai KKM
19 75 80 Mencapai KKM
20 75 70 Tidak Mencapai KKM
21 75 60 Tidak Mencapai KKM
22 75 67 Tidak Mencapai KKM
23 75 80 Mencapai KKM
24 75 81 Mencapai KKM
25 75 62 Tidak Mencapai KKM
26 75 74 Tidak Mencapai KKM
27 75 68 Tidak Mencapai KKM
28 75 68 Tidak Mencapai KKM
29 75 65 Tidak Mencapai KKM
30 75 81 Mencapai KKM
Skor Total 2073
Rata-rata Nilai 69
Jumlah Siswa yang Mencapai KKM 7
Persentase Siswa yang Mencapai KKM 23%
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui kondisi awal ada 7 anak yang mencapai
KKM dengan persentase 23%. Data prestasi belajar setiap siklus I dapat dilihat pada
tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Skor Tes Prestasi Belajar Siklus I
No. KKM Capaian Siklus I Keterangan
1. 75 33 Tidak Mencapai KKM
2. 75 46 Tidak Mencapai KKM
3. 75 86 Mencapai KKM
4. 75 66 Tidak Mencapai KKM
5. 75 86 Mencapai KKM
6 75 80 Mencapai KKM
7 75 80 Mencapai KKM
8 75 93 Mencapai KKM
9 75 73 Tidak Mencapai KKM
10 75 100 Mencapai KKM
11 75 93 Mencapai KKM
12 75 60 Tidak Mencapai KKM
13 75 73 Tidak Mencapai KKM
14 75 80 Mencapai KKM
15 75 86 Mencapai KKM
16 75 80 Mencapai KKM
17 75 93 Mencapai KKM
18 75 100 Mencapai KKM
19 75 80 Mencapai KKM
20 75 86 Mencapai KKM
21 75 73 Tidak Mencapai KKM
22 75 93 Mencapai KKM
23 75 60 Tidak Mencapai KKM
24 75 80 Mencapai KKM
25 75 100 Mencapai KKM
26 75 86 Mencapai KKM
27 75 86 Mencapai KKM
28 75 86 Mencapai KKM
29 75 46 Tidak Mencapai KKM
30 75 93 Mencapai KKM
Skor Total 2377
Rata-rata Nilai 79
Jumlah Siswa yang Mencapai KKM 21
Persentase Siswa yang Mencapai KKM 70%
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui hasil tes akhir siklus I ada 21 siswa yang
mencapai KKM sehingga persentasenya ada 70% dari 30 siswa. Hal tersebut berarti
siswa yang nilainya telah mencapai nilai KKM atau lebih dinyatakan lulus. Data hasil
capaian siklus I dapat dilihat pada gambar 4.5.
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70% Kondisi Awal
Target Capaian
Capaian Siklus I
Siswa yang Mencapai KKM
Gambar 4.5 Grafik Persentase Hasil Capaian Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Gambar 4.5 menunjukkan ada target capaian siklus I tercapai dengan
persentase 66%. Berdasarkan hasil kondisi awal dengan hasil akhir siklus I ada
peningkatan rata-rata nilai dan persentase siswa yaitu 41%. Data prestasi belajar
siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 hasil Skor Tes Prestasi Belajar Siklus II
No. KKM Capaian Siklus II Keterangan
1. 75 100 Mencapai KKM
2. 75 53 Tidak Mencapai KKM
3. 75 86 Mencapai KKM
4. 75 46 Tidak Mencapai KKM
5. 75 86 Mencapai KKM
6 75 93 Mencapai KKM
7 75 100 Mencapai KKM
8 75 100 Mencapai KKM
9 75 100 Mencapai KKM
10 75 93 Mencapai KKM
11 75 93 Mencapai KKM
12 75 33 Tidak Mencapai KKM
13 75 100 Mencapai KKM
14 75 80 Mencapai KKM
15 75 100 Mencapai KKM
16 75 93 Mencapai KKM
17 75 93 Mencapai KKM
18 75 93 Mencapai KKM
19 75 86 Mencapai KKM
20 75 86 Mencapai KKM
21 75 100 Mencapai KKM
22 75 100 Mencapai KKM
23 75 100 Mencapai KKM
24 75 93 Mencapai KKM
25 75 100 Mencapai KKM
26 75 100 Mencapai KKM
27 75 93 Mencapai KKM
28 75 100 Mencapai KKM
29 75 73 Tidak Mencapai KKM
30 75 93 Mencapai KKM
Skor Total 2666
Rata-rata Nilai 88
Jumlah Siswa yang Mencapai KKM 26
Persentase Siswa yang mencapai KKM 86%
89
60%
23%
100%
50%
0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui hasil tes akhir siklus II ada 27 siswa yang
mencapai KKM sehingga persentanya ada 86% dari 30 siswa. Hal tersebut berarti
siswa yang nilainya telah mencapai nilai KKM atau lebih dinyatakan lulus. Data hasil
capaian siklus II dapat dilihat pada gambar 4.6.
86%
70%
Capaian Siklus I
Target Capaian Siklus II
Capaian Siklus II
0%
Siswa yang Mencapai KKM
Gambar 4.6 Grafik Persentase Hasil Capaian Prestasi Belajar Siswa Siklus II
Gambar 4.6 menunjukkan ada target capaian siklus I tercapai dengan
persentase 84%. Dari hasil akhir siklus I dan hasil akhir siklus II, hasil prestasi belajar
siswa meningkat dengan persentase 18%.
4.3 Pembahasan
Pelaksanaan penelitian siklus I dan II telah berjalan sesuai dengan instrumen
penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kelas V SD N Kledokan. Peneliti
melaksanakan penelitian pada mata pelajaran Matematika dengan materi menghitung
luas trapesium dan layang-layang. Standar Kompetensi yang digunakan yaitu 3.
Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakan dalam pemecahan
masalah. Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu 3.1 Menghitung luas trapesium.
90
80% 100%
80%
60%
40%
20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2 Menghitung luas layang-layang. Pemilihan KD berdasarkan atas kesepakatan
guru kelas karena merasa bahwa kedisiplinan dan prestasi belajar siswa masih rendah.
Untuk itu peneliti memilih pembelajaran pendekatan kontekstual. Materi ajar yang
digunakan manfaat lingkungan alam dan pemeliharaan lingkungan alam.
4.3.1 Peningkatan kedisiplinan belajar siswa
Peneliti dalam penelitian kedisiplinan menggunakan lembar observasi yang
meliputi 3 indikator. Peneliti merumuskan 3 Indikator-indikator kedisiplinan adalah
(1) Melaksanakan tata tertib di sekolah dengan baik; (2) Taat terhadap kebijakan dan
kebijaksanaan yang berlaku; (3) Menguasai diri dan instrospeksi. Peneliti dalam
melakukan penelitian bertindak sebagai guru maka observasi dibantu 1 teman sejawat
dalam siklus 1 dan di siklus II dibantu oleh 1 teman sejawat. Pengamatan yang
dilakukan observer dengan mengisis lembar kedisiplinan yang sudah disiapkan
peneliti. Guru kelas juga bertindak sebagai pengamat.
Peneliti mendapatkan data kedisiplinan siswa berdasarkan lembar observasi
yang dilakukan oleh observer pada siklus I dan II yang masing-masing siklus terdiri
dari 2 pertemuan. Hasil capaian kedisiplinan siklus I dan II yang diperoleh observer
dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Hasil Capaian Kedisiplinan Siklus I dan II
Siklus I Siklus II
Target Capaian Keterangan Target Capaian Keterangan
Nilai
40 70 87,14 Tercapai 90 95,79 Tercapai Kedisiplinan
Persentase
jumlah siswa 35% 70% 96,66% Tercapai 90% 100% Tercapai
yang
mencapai
91
Kondisi Indikator
Awal
Kedisiplinan
Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minimal
cukup disiplin
Tabel 4.10 menunjukkan peningkatan nilai dan persentase kedisiplinan siswa
dari kondisi awal sampai capaian siklus II. Siklus 1 kondisi awal 40 dan 35% dengan
target capaian 70 dan 70% hasil capaian siklus I 87,14 dan 96,66% capaian siklus II
meningkat menjadi 95,79 dan 100%. Berdasarkan tabel di atas maka dapat dikatakan
bahwa kedisiplinan terus meningkat karena menggunakan pendekatan kontekstual
secara pada pemodelan yang digunakan. Pemodelan ini menyebabkan siswa
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hasil peningkatan kedisiplinan dapat
dilihat pada gambar 4.6 dan 4.7 berikut.
150
100
40
Nilai Kedisiplinan
Kondisi Awal Capaian Siklus I
Gambar 4.6. Grafik Hasil Nilai Kedisiplinan Siswa
150%
100%
35%
Kondisi Awal Capaian Siklus I Capaian Siklus II
92
87.14 96.66
Capaian Siklus II
50
0
100%
50%
0%
97%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.7 Grafik Persentase Peningkatan Kedisiplinan
Gambar 4.6 dan 4.7 menunjukkan bahwa rata-rata kondisi awal 40 dan 35%
meningkat pada capaian siklus I menjadi 87,14 dan 96,66%. Berdasarkan data pada
siklus I maka peningkatan kedisiplinan setelah menggunakan pendekatan kontekstual
pada siklus I yaitu 48,54 dan 65%. Data perolehan dari capaian siklus I 87,14 dan
100% meningkat lagi di siklus II menjadi 95,79 dan 100%.
4.3.2 Peningkatan Prestasi belajar siswa
Prestasi belajar siswa kelas V SDN Kledokan tahun ajaran 2017/2018
mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II. Peneliti memperoleh data prestasi
belajar siswa yang terdiri dari siklus I dan siklus II yang masing-masing siklus ada 2
pertemuan. Data peningkatan rata-rata prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel
4.11 berikut.
Tabel 4.11 Peningkatan Rata-rata Prestasi Belajar Siswa
Siklus I Siklus II
Target Capaian Keterangan Target Capaian Keterangan
75 79 Tercapai 80 86 Tercapai
60% 66% Tercapai 80% 84% Tercapai
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa kondisi awal rata-rata prestasi belajar 69,
dengan target 75, dan memperoleh capaian 79. Rata-rata prestasi belajar pada siklus I
tercapai. Rata-rata prestasi belajar capaian siklus I 79, target capaian siklus II 80,
Rata-rata prestasi belajar capaian siklus II 86, maka rata-rata prestasi siklus II
93
Kondisi Variabel
Awal
Rata-rata
69 Prestasi Belajar
Lulus KKM 25%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tercapai. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa rata-rata prestasi
belajar meningkat karena menggunakan pendekatan kontekstual yang memiliki 7
komponen.
Tabel 4.11 juga menunjukkan siswa yang lulus KKM dengan menggunakan
pendekatan kontekstual. Siswa yang lulus KKM siklus I pada kondisi awal ada 25%,
target 60%, dan capaian 66%. Siswa yang lulus KKM pada siklus II, dari capaian
siklus I 66%, target 80%, dan memperoleh capaian 84%. Data peningkatan siswa
yang lulus KKM dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut.
84% 66%
25%
Peningkatan Siswa yang Lulus KKM Kondisi Awal Capaian Siklus I Capaian Siklus II
Gambar 4.8 Grafik Peningkatan Siswa yang Lulus KKM
Gambar 4.8 menunjukkan bahwa data siklus I siswa yang lulus KKM pada
kondisi awal ada 25% mencapai 66%. Peningkatan siswa yang lulus KKM setelah
menggunakan pendekatan kontekstual pada siklus I yaitu 41%. Data siklus II siswa
yang lulus KKM setelah menggunakan pendekatan kontekstual mencapai 84% maka
peningkatan siswa yang lulus KKM setelah menggunakan pendekatan kontekstual
pada siklus II ada 18%.
4.3.3 Penerapan Pendekatan Kontektual
Penelitian tentang penggunaan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran
Matematika dengan materi tentang menghitung luas trapesium dan layang-layang
94
100%
50%
0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
telah dilaksanakan di kelas V SD N Kledokan tahun ajaran 2017/2018. Pendekatan
kontekstual Menurut Sanjaya (2006: 262) memiliki 7 komponen utama dalam
pembelajaran yaitu (1) konstruktivisme (contruktivisme), (2) bertanya (questioning),
(3) menemukan (inkuiri), (4) masyarakat belajar (learning community), (5)
pemodelan (modeling), (6) refleksi (reflection), dan (7) penilaian sebenarnya
(authentic assessment).
4.3.3.1 Pelaksanaan Siklus 1
Pertemuan pertama materi mengenal bangun datar sederhana trapesium dengan
menggunakan pendekatan kontekstual yang meliputi 7 langkah sebagai berikut.
1. Konstruktivisme (Contruktivisme)
Peneliti menerapkan konstruktivisme dalam pelaksanaan penelitian yaitu guru
bertanya jawab tentang bangun datar sederhana yang ada disekitar kita. Misalnya
Guru menanyakan media berbentuk apakah yang saya bawa ?. Siswa menjawab
trapesium. Guru bertanya kembali di sekitar kalian benda apa yang berbentuk
trapesium?. Siswa menjawab secara bergantian. Penggunaan media ini bertujuan
meningkatan semangat siswa dan membangun pengetahuan baru siswa. Gambar
siswa yang sedang melakukan kontruktivisme dapat dilihat pada gambar 4.9.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.9 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab
Gambar 4.9 menunjukkan siswa yang sedang melakukan kontruktivisme
dengan media berbentuk trapesium. Kontruktivisme yang dilakukan oleh
siswa dengan mencoba mencari tau tentang bangun apa yang guru bawa .
2. Bertanya (Questioning)
Pada komponen bertanya ini peneliti memberi kesempatan bertanya setelah
menunjukkan media yang dibawa oleh guru. Gambar siswa yang bertanya dan
peneliti menerangkan dapat dilihat pada gambar 4.10.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.10 Siswa Bertanya
Gambar 4.10. menunjukkan siswa yang bertanya dalam kelompok setelah
melihat media bangun datar berbentuk trapesium
3. Menemukan (Inkuiri)
Pada komponen “menemukan” siswa secara berkelompok mendiskusikan sifat
dan bagian-bagian dalam bangun datar trapesium dengan media yang sudah
diberikan. Gambar siswa yang melakukan kegiatan menemukan dalam
kelompok dapat dilihat pada gambar 4.11.
Gambar 4.11 Siswa Menemukan Pengetahuan
Gambar 4.11 menunjukkan siswa yang menemukan pengetahuan baru tentang
sifat-sifat bangun datar sederhana trapesium.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Pada tahap masyarakat belajar siswa dibagi dalam kelompok. Kelas ini terdiri
dari 30 siswa terdiri dari 20 perempuan dan 10 laki-laki. Siswa dibagi menjadi
6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Gambar kelompok
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa yang melakukan kegiatan di dalam kelompok dapat dilihat pada
gambar 4.12.
Gambar 4.12 Siswa Belajar dalam Kelompok
Gambar 4.12 menunjukan siswa yang sedang berdiskusi dalam kelompok.
Siswa melakukan kerjasama dalam belajar untuk mengerjakan tugas
kelompok.
5. Pemodelan (Modeling)
Pada tahap pemodelan ini peneliti dalam pembelajaran Matematika,
pemodelan dilakukan oleh siswa yang manju ke depan kelas untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Gambar pemodelan dapat
dilihat pada gambar 4.13.
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.13 Pemodelan
Gambar 4.13 menunjukkan salah satu pemeodelan yang dilakukan oleh siswa
dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan siswa setelah pembelajaran selesai. Refleksi yang
diberikan peneliti kepada siswa yaitu berupa pertanyaan. Pertanyaan yang
diberikan berupa kegiatan apa saja yang sudah kita lakukan. Siswa mengingat
kembali dan menjawab secara urut kegiatan dari awal sampai akhir
pembelajaran. Siswa dalam mengikuti pembelajaran merasa senang. Gambar
siswa saat menjawab pertanyaan refleksi dapat dilihat pada gambar 4.14.
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.14 Siswa Berefleksi
Gambar 4.14 menunjukkan siswa yang sedang menjawab refleksi. Pertanyaan
refleksi diajukan oleh peneliti kepada siswa dan siswa menjawab secara
bergantian.
7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Peneliti melakukan penilaian secara nyata atau sebenarnya berupa tes tertulis.
Penilaian yang dilakukan peneliti dalam perencanaannya ada 2 yaitu aspek
afektif, aspek kognitif. Aspek afektif yang diteliti peneliti yaitu nilai
kedisiplinan siswa dari siklus I dan II yang masing-masing siklus terdiri dari 2
pertemuan. Aspek kognitif yang diteliti peneliti yaitu LKK, LKS, evaluasi
akhir pertemuan, dan akhir siklus. Gambar penilaian sebenarnya dapat dilihat
pada gambar 4.15.
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.15 Penilaian Sebernarnya
Gambar 4.15 menunjukkan siswa yang sedang mengerjakan soal evaluasi
pada pertemuan pertama.
Pertemuan kedua materi menghitung luas trapesium dengan menggunakan
pendekatan kontekstual yang meliputi 7 langkah sebagai berikut.
1. Konstruktivisme (Contruktivisme)
Peneliti menerapkan konstruktivisme dalam pelaksanaan penelitian yaitu siswa
mengidentifikasi benda-benda di lingkungan sekitar yang berbentuk trapesium.
Pengamatan ini bertujuan meningkatan semangat siswa dan membangun pengetahuan
baru siswa. Gambar siswa yang sedang melakukan kontruktivisme dapat dilihat pada
gambar 4.16.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.16 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab
Gambar 4.16 menunjukkan siswa yang sedang melakukan kontruktivisme
dengan mengidentifikasi benda disekitar kelas yang berbentuk trapesium.
2. Bertanya (Questioning)
Pada komponen bertanya ini peneliti memberi kesempatan bertanya setelah
selesai melakukan pengamatan benda-benda di sekitar kelas yang berbentuk
trapesium. Gambar siswa yang bertanya dan peneliti menerangkan dapat
dilihat pada gambar 4.17.
Gambar 4.17 Siswa Bertanya
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.17 menunjukkan siswa yang bertanya dari perwakilan kelompok
setelah melakukan pengamatan dengan benda sekitar kelas yang berbentuk
trapesium.
3. Menemukan (Inkuiri)
Pada komponen “menemukan” siswa membuat dan memotong bangun-
bangun trapesium yang kongruen dengan teliti. Gambar siswa yang
melakukan kegiatan menemukan dalam kelompok dapat dilihat pada gambar
4.18.
Gambar 4.18 Siswa Menemukan Pengetahuan
Gambar 4.18 menunjukkan siswa sedang memotong kertas dan membentuk
bangun datar sederhana trapesium
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Pada tahap masyarakat belajar siswa dibagi dalam kelompok. Kelas ini terdiri
dari 30 siswa terdiri dari 20 perempuan dan 10 laki-laki. Siswa dibagi menjadi
6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Gambar kelompok
siswa yang melakukan kegiatan di dalam kelompok dapat dilihat pada gambar
4.19.
Gambar 4.19 Siswa Belajar dalam Kelompok
Gambar 4.19 menunjukan siswa yang sedang berdiskusi dalam kelompok.
Siswa melakukan kerjasama dalam belajar untuk mengerjakan tugas
kelompok.
5. Pemodelan (Modeling)
Pada tahap pemodelan ini siswa sebagai model yang manju ke depan kelas
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Gambar pemodelan
dapat dilihat pada gambar 4.20.
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.20 Pemodelan
Gambar 4.20 menunjukkan salah satu pemodelan yang dilakukan oleh siswa
dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan siswa setelah pembelajaran selesai. Refleksi yang
diberikan peneliti kepada siswa yaitu berupa pertanyaan. Pertanyaan yang
diberikan berupa kegiatan apa saja yang sudah kita lakukan. Siswa mengingat
kembali dan menjawab secara urut kegiatan dari awal sampai akhir
pembelajaran. Siswa dalam mengikuti pembelajaran merasa senang. Gambar
siswa saat menjawab pertanyaan refleksi dapat dilihat pada gambar 4.21.
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.21 Siswa Berefleksi
Gambar 4.21 menunjukkan siswa yang sedang menjawab refleksi. Pertanyaan
refleksi diajukan oleh peneliti kepada siswa dan siswa menjawab secara
bergantian.
7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Peneliti melakukan penilaian secara nyata atau sebenarnya berupa tes tertulis.
Penilaian yang dilakukan peneliti dalam perencanaannya ada 2 yaitu aspek
afektif, aspek kognitif. Aspek afektif yang diteliti peneliti yaitu nilai
kedisiplinan siswa dari siklus I dan II yang masing-masing siklus terdiri dari 2
pertemuan. Aspek kognitif yang diteliti peneliti yaitu LKK, LKS, evaluasi
akhir pertemuan, dan akhir siklus. Gambar penilaian sebenarnya dapat dilihat
pada gambar 4.22.
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.22 Penilaian Sebernarnya
Gambar 4.22 menunjukkan siswa yang sedang mengerjakan soal evaluasi pada
pertemuan kedua.
4.3.3.2 Pelaksanaan Siklus 2
Pertemuan pertama materi mengenal bangun sederhana layang-layang dengan
menggunakan pendekatan kontekstual yang meliputi 7 langkah sebagai berikut.
1. Konstruktivisme (Contruktivisme)
Peneliti menerapkan konstruktivisme dalam pelaksanaan penelitian yaitu
bertanya jawab tentang media yang dibawa. Misalnya Guru menanyakan benda
apakah yang saya gambar dipapan tulis dan yang saya bawa?. Siswa menjawab
layang-layang. Penggunaan media ini bertujuan meningkatan semangat siswa dan
membangun pengetahuan baru siswa. Gambar siswa yang sedang melakukan
kontruktivisme dapat dilihat pada gambar 4.23.
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.23 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab
Gambar 4.23 menunjukkan siswa yang sedang melakukan kontruktivisme
dengan gambar dipapan tulis. Kontruktivisme yang dilakukan oleh siswa
dengan mencoba mencari tau tentang gambar apa yang ada dipapan tulis.
2. Bertanya (Questioning)
Pada komponen bertanya ini peneliti memberi kesempatan bertanya setelah
melihat gambar layang-layang dan media layang-layang. Gambar siswa yang
bertanya dan peneliti menerangkan dapat dilihat pada gambar 4.24.
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.24 Siswa Bertanya
Gambar 4.24 menunjukkan siswa yang bertanya dalam kelompok setelah
melihat gambar layang-layang.
3. Menemukan (Inkuiri)
Pada komponen “menemukan” siswa mengisi lembar kerja kelompok setelah
melihat gambar. Gambar siswa yang melakukan kegiatan menemukan dalam
kelompok dapat dilihat pada gambar 4.25.
Gambar 4.25 Siswa Menemukan Pengetahuan
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.25 menunjukkan siswa yang menemukan pengetahuan baru
mengenai sifat dan bagian-bagian dalam bangun datar layang-layang.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Pada tahap masyarakat belajar siswa dibagi dalam kelompok. Kelas ini terdiri
dari 30 siswa terdiri dari 20 perempuan dan 10 laki-laki. Siswa dibagi menjadi
6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Gambar kelompok
siswa yang melakukan kegiatan di dalam kelompok dapat dilihat pada gambar
4.26.
Gambar 4.26 Siswa Belajar dalam Kelompok
Gambar 4.26 menunjukan siswa yang sedang berdiskusi dalam kelompok.
Siswa melakukan kerjasama dalam belajar untuk mengerjakan tugas
kelompok.
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Pemodelan (Modeling)
Pada tahap pemodelan dalam pembelajaran Matematika, pemodelan dilakukan
oleh siswa yang maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya. Gambar pemodelan dapat dilihat pada gambar 4.27.
Gambar 4.27 Pemodelan
Gambar 4.27 menunjukkan salah satu pemodelan yang dilakukan oleh siswa
dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan siswa setelah pembelajaran selesai. Refleksi yang
diberikan peneliti kepada siswa yaitu berupa pertanyaan. Pertanyaan yang
diberikan berupa kegiatan apa saja yang sudah kita lakukan. Siswa mengingat
kembali dan menjawab secara urut kegiatan dari awal sampai akhir
pembelajaran. Siswa dalam mengikuti pembelajaran merasa senang. Gambar
siswa saat menjawab pertanyaan refleksi dapat dilihat pada gambar 4.28.
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.28 Siswa Berefleksi
Gambar 4.28 menunjukkan siswa yang sedang menjawab refleksi. Pertanyaan
refleksi diajukan oleh peneliti kepada siswa dan siswa menjawab secara
bergantian.
7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Peneliti melakukan penilaian secara nyata atau sebenarnya berupa tes tertulis.
Penilaian yang dilakukan peneliti dalam perencanaannya ada 2 yaitu aspek
afektif, aspek kognitif. Aspek afektif yang diteliti peneliti yaitu nilai
kedisiplinan siswa dari siklus I dan II yang masing-masing siklus terdiri dari 2
pertemuan. Aspek kognitif yang diteliti peneliti yaitu LKK, LKS, evaluasi
akhir pertemuan, dan akhir siklus. Gambar penilaian sebenarnya dapat dilihat
pada gambar 4.29.
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.29 Penilaian Sebernarnya
Gambar 4.29 menunjukkan siswa yang sedang mengerjakan soal evaluasi
pada pertemuan pertama siklus kedua.
Pertemuan kedua materi menghitung luas layang-layang dengan menggunakan
pendekatan kontekstual yang meliputi 7 langkah sebagai berikut.
1. Konstruktivisme (Contruktivisme)
Peneliti menerapkan konstruktivisme dalam pelaksanaan penelitian yaitu
dengan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai luas layang-layang. Misalnya
Guru menanyakan apakah sudah ada yang mengetahui rumus mencari luas layang-
layang?. Salah satu siswa menjawab sudah. Gambar siswa yang sedang melakukan
kontruktivisme dapat dilihat pada gambar 4.30.
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.30 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab
Gambar 4.30 menunjukkan guru yang memberitahu rumus mencari luas
layang-layang.
2. Bertanya (Questioning)
Pada komponen bertanya ini peneliti memberi kesempatan bertanya setelah
selesai dibagikan media berbentuk layang-layang. Gambar siswa yang
bertanya dan peneliti menerangkan dapat dilihat pada gambar 4.31.
Gambar 4.31 Siswa Bertanya
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.31 menunjukkan siswa yang bertanya dalam kelompok setelah
melihat media yang terlah dibagikan.
3. Menemukan (Inkuiri)
Pada komponen “menemukan” siswa secara berkelompok merancang layang-
layang. Gambar siswa yang melakukan kegiatan menemukan dalam kelompok
dapat dilihat pada gambar 4.32.
Gambar 4.32 Siswa Menemukan Pengetahuan
Gambar 4.32 menunjukkan siswa yang menemukan pengetahuan baru
mengenai media yang berbentuk layang-layang.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Pada tahap masyarakat belajar siswa dibagi dalam kelompok. Kelas ini terdiri
dari 30 siswa terdiri dari 20 perempuan dan 10 laki-laki. Siswa dibagi menjadi
6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Gambar kelompok
siswa yang melakukan kegiatan di dalam kelompok dapat dilihat pada gambar
4.33.
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.33 Siswa Belajar dalam Kelompok
Gambar 4.33 menunjukan siswa yang sedang berdiskusi dalam kelompok.
Siswa melakukan kerjasama dalam belajar untuk mengerjakan tugas
kelompok.
5. Pemodelan (Modeling)
Pada tahap pemodelan ini peneliti dalam pembelajaran Matematika,
pemodelan dilakukan oleh siswa yang maju ke depan kelas untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Gambar pemodelan dapat
dilihat pada gambar 4.34.
Gambar 4.34 Pemodelan
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.34 menunjukkan salah satu pemodelan yang dilakukan oleh siswa
dalam kelompok ungu untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi dilakukan siswa setelah pembelajaran selesai. Refleksi yang
diberikan peneliti kepada siswa yaitu berupa pertanyaan. Pertanyaan yang
diberikan berupa kegiatan apa saja yang sudah kita lakukan. Siswa mengingat
kembali dan menjawab secara urut kegiatan dari awal sampai akhir
pembelajaran.Siswa dalam mengikuti pembelajaran merasa senang. Gambar
siswa saat menjawab pertanyaan refleksi dapat dilihat pada gambar 4.35.
Gambar 4.35 Siswa Berefleksi
Gambar 4.35 menunjukkan siswa yang sedang menjawab refleksi. Pertanyaan
refleksi diajukan oleh peneliti kepada siswa dan siswa menjawab secara
bergantian.
7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Peneliti melakukan penilaian secara nyata atau sebenarnya berupa tes tertulis.
Penilaian yang dilakukan peneliti dalam perencanaannya ada 2 yaitu aspek
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
afektif, aspek kognitif. Gambar penilaian sebenarnya dapat dilihat pada
gambar 4.36.
Gambar 4.36 Penilaian Sebenarnya
Gambar 4.36 menunjukkan bahwa siswa yang sedang mengerjakan soal
evaluasi pada pertemuan kedua siklus kedua.
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Dalam bab V ini peneliti membahas tentang kesimpulan, keterbatasan
penelitian, dan saran dalam penelitian.
5.1 Kesimpulan
Peneliti melalui penelitian dengan judul: “Peningkatan Kedisiplinan dan
Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Mata Pelajaran
Matematika Untuk Siswa Kelas V SDN Kledokan” dapat disimpulkan sebagai
berikut:
5.1.1 Upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa menggunakan
pendekatan kontekstual. Pendekatan ini dilakukan melalui 7 komponen utama
dalam pembelajaran yaitu (1) konstruktivisme (contruktivisme), (2) bertanya
(questioning), (3) menemukan (inkuiri), (4) masyarakat belajar (learning
community), (5) pemodelan (modeling), (6) refleksi (reflection), dan (7)
penilaian sebenarnya (authentic assessment).
5.1.2 Peningkatan kedisiplinan menggunakan 3 indikator yaitu (1) Siswa
melaksanakan tata tertib yang berlaku di sekolah dengan baik, (2) Taat
terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku, (3) Menguasai diri dan
instrospeksi saat pembelajaran berlangsung. Peningkatan nilai dan persentase
kedisiplinan siswa dari kondisi awal sampai capaian siklus II. Siklus 1 kondisi
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
awal 40 dan 35% dengan target capaian 70 dan 70% hasil capaian siklus I
87,14 dan 96,66% capaian siklus II meningkat menjadi 95,79 dan 100%.
5.1.3 Peningkatan prestasi belajar siswa dengan pendekatan kontekstual di SDN
Kledokan ini selama 4 minggu penilaian diperoleh dari evaluasi akhir siklus.
Hal ini terlihat pada kondisi awal memperoleh rata-rata 69 dengan ketuntasan
KKM 25%. Data prestasi siklus I mencapai rata-rata 79 dengan ketuntasan
KKM mencapai 66%. Peningkatan pada siklus I yaitu 41%. Data siklus II
mencapai rata-rata 86 dengan ketuntasan KKM 84%. Dari data tersebut maka
terjadi peningkatan 18%.
5.2 Keterbatasan penelitian
5.2.1 Peneliti dalam penelitian hanya dibantu oleh satu observer.
5.2.2 Penilaian sebenarnya menggunakan 3 aspek yaitu afektif, kognitif, dan
psikomotorik. Peneliti membatasi penelitian ini hanya pada aspek afektif dan
kognitif sesuai judul penelitian. Aspek afektif berkaitan dengan kedisiplinan
siswa dan aspek kognitif berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Aspek
psikomotorik tidak dibahas karena peneliti tidak meneliti aspek ini.
5.3 Saran
5.3.1 Peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya jika menggunakan
mata pelajaran Matematika harus dengan menggunakan metode yang menarik
dan materi dapat diperluas lagi.
5.3.2 Penilaian sebernarnya yang menggunakan 3 aspek yaitu afektif, kognitif, dan
psikomotorik digunakan seluruhnya sehingga penilaian dapat mencapai
maksimal.
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Abu, R. (1989). Disiplin Murid SMTA di Lingkungan Pendidikan Formal pada
Beberapa Propinsi di Indonesia. Jakarta: Departemen Permendikbud
Ahmadi, A dan Widodo. (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Renika Cipta.
Aqib, Z. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Darmadi, H. (2010). Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.
Elisabeth, E . (2011). Meningkatkan keterlibatan dan prestasi belajar IPS melalui
pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan
Yogyakarta. Skripsi. Universistas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Fathurrohman, P.,dkk. (2013). Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung:
Refika Aditama.
Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Hurlock, B. E. (1989). Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Johnson, E. B. (2006). Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC.
_. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:
Refika Aditama.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Kusumah, W & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT. INDEKS.
Masidjo, I. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Mulyasa. (2008). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian
Guru Dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa. (2014). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mustari, M. (2014). Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Pers.
Mulyati, S. A., & Sunardi. (2013). Pengaruh penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan tipe JIGSAW terhadap prestasi belajar ilmu
pengetahuan social ditinjau dari motivasi siswa. Jurnal teknologi pendidikan
dan pembelajaran, 1, 336-346.
Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Schaefer, C. (1990). Cara Efektif Mendidik Dan Mendisiplinkan Anak. Jakarta: Mitra
Utama.
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group
Sugiyono. ( 2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung
Alfabeta.
Slameto. (2010). Belajar&Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Lipta.
Sobur, A. (1985). Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga. Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia
Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Supraktinya, A. (2012). Penelitian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Supriyanto, D. (2013). Penerapan metode pembelajaran student teams achievement
division (STAD) untuk meningkatkan kedisipslinan dan hasil belajar siswa
SMAN plus sukowono jember. (Skripsi yang tidak dipublikasikan): Universitas
Jember, Jember.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sutedjo, dkk. (2009). Terampil dan Cerdas Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.
Suwandi, S. (2010). Model Assesmen Dalam Pembelajaran.Surakarta: Yuma
Pustaka.
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Taniredja & Mustafidah. (2011). Penelitian kuantitatif sebuah pengantar. Bandung:
Alfabeta.
Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Utami, D. T. (2010). Praktik Pakem Pkn SD Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisis Butir Soal siklus 1
Skor Item Soal Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 27
1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 19
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 24
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 24
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 28
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 24
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 25
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 28
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 26
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 27
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 25
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 23
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 25
1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 21
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 20
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 27
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 24
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 17
0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 11
0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 13
199
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
AA
BB
CC
DD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisis Butir Soal Siklus II
Item Soal
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 29
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 25
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 27
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 23
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 24
1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 11
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 26
0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
200
Skor Total Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B 1 1 1 0 1 1 1 0 0
C 1 1 1 1 1 1 1 1 1
D 1 0 1 1 1 1 1 1 1
E 1 1 1 1 1 1 1 1 1
F 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G 1 1 1 1 1 1 1 1 1
H 1 1 1 1 1 1 1 1 1
I 1 1 1 0 1 1 1 1 1
J 1 1 1 1 1 1 1 1 1
K 1 0 1 1 1 1 1 1 1
L 1 1 1 0 1 1 1 1 1
M 1 1 1 1 1 1 1 1 1
N 1 1 1 1 1 1 1 1 1
O 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Q 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1
T 1 1 1 1 1 1 1 1 1
U 1 1 1 0 1 1 1 1 1
V 0 0 0 1 0 0 0 1 1
W 1 1 1 1 1 1 1 1 1
X 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Y 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Z 1 1 1 0 1 1 1 0 0
AA 1 1 1 1 1 1 1 1 1
BB 1 1 1 1 1 1 1 1 1
CC 0 0 0 1 1 0 1 1 1
DD 1 1 1 1 1 1 1 1 1
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CURRICULUM VITAE
Benidectus Dhimas kawiswara merupakan anak
pertama dari pasangan Antonius Waris Haryana dan
Anastasia Budiarti. Lahir di Sleman pada tanggal 27 April
1994. Pendidikan awal dimulai di Sekolah Dasar Kanisius
Klepu, tahun 2000-2006. Kemudian penulis melanjutkan ke
SMP Pangudi Luhur Moyudan pada tahun 2006-2009.
Setelah menyelesaikan pendidikan SMP penulis melanjutkan ke SMA N 1
Godean pada tahun 2009-2012.
Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Sanata
Dharma. Selama mengikuti perkuliah di Universitas Sanata Dharma penulis
mengikuti berbagai kegiatan kampus, seminar, dan kepanitiaan. Penulis mengikuti
seminar Kursus Mahir Dasar Mengajar Pramuka (KMD) sesuai dengan jurusan.
Seminar yang diikuti penulis diantaranya seminar Diseminasi Hasil Magang
Dosen : Pendidikan Luar Biasa, Curriculum Cambridge. Kuliah umum
Implementasi Kurikulum 2013.
Penulis juga berperan aktif dalam kepanitian dalam acara yang
diselenggarakan kampus maupun diluar kampus. Kegiatan kepanitian yang diikuti
penulis dalam acara yang diselenggaran kampus diantaranya menjadi Sie.
Dekorasi pada kegiatan parade gamelan anak 2012 DIY-JATENG, kemudian
penulis mengikuti kegiatan kepanitiaan diluar kampus seperti menjadi ketua
karang taruna periode 2014-2015 dan acara-acara lain yang diadakan
dilingkungan rumah seperti menjadi ketua panitia 17 Agustus tahun 2014.
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI